1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SUMBER DAYA ALAM MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DI KELAS IV SDN 3 TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO
FEBRIANTI I PALALU (Mahasiswa Jurusan S1 PGSD FIP UNG) Pembimbing Prof. Dr. H. Abdul Haris PanaI, S.Pd, M.Pd Meylan Saleh, S.Pd, M.Pd ABSTRAK Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah hasil belajar siswa pada materi sumber daya alam di kelas IV SDN 3 Tapa Kabupaten Bone Bolango dapat ditingkatkan melalui pendekatan kontekstual. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sumber daya alam melalui pendekatan kontekstual di kelas IV SDN 3 Tapa Kabupaten Bone Bolango.Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK).Hipotesis dalam penelitian ini adalah jika guru menggunakan pendekatan kontekstual pada materi sumber daya alam di kelas IV SDN 3 Tapa maka hasil belajar siswa meningkat. Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian dimana pada siklus 1 hasil belajar siswa yang tuntas (50%) sedangkan pada siklus 2 mengalami peningkatan hasil belajar siswa yang tuntas sebesar (90%).Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa tentang materi sumber daya alam sesuai indikator kinerja yang telah ditetapkan.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa berdasarkan hasil penelitian terbukti bahwa penggunaan pendekatan kontekstual ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas IV SDN 3 Tapa Kabupaten Bone Bolango. Kata Kunci : Hasil Belajar Siswa, Sumber Daya Alam, Pendekatan Kontekstual BAB I PENDAHULUAN IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Powler (dalam Samatowa, 2010 : 03) bahwa IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala alam dan kebendaan yang sistematis yang tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari hasil observasi dan eksperimen/sistematis (teratur) artinya pengetahuan itu tersususn dalam suatu sistem, tidak berdiri sendiri, satu dengan lainnya saling berkaitan, saling menjelaskan sehinnga seluruhnya merupakan satu kesatuan yang utuh, sedangkan berlaku umum artinya pengetahuan itu tidak hanya berlaku atau oleh seseorang atau beberapa orang dengan cara eksperimentasi yang sama akan memperoleh hasil yang sama atau konsisten. Menurut Killer (dalam Mulyono, 2003:39) hasil belajar dapat timbul dari berbagai jenis perbuatan atau pembentukan tingkah laku peserta didik. Jenis tingkah laku itu berupa kebiasaan, keterampilan, pemahaman dan konsep, sikap, nilai, moral dan agama. Untuk itu pendekatan belajar mengajar yang cocok dan yang efektif untuk membelajarkan IPA pada siswa SD adalah pendekatan yang mencangkup kesesuaian model belajar yang cocok untuk
2 anak adalah belajar melalui pengalaman langsung. Model belajar ini memperkuat daya ingat anak dan biasanya sangat mudah sebab menggunakan alat-alat yang terdapat di alam atau lingkungan. Kenyataan di lapangan menunjukan bahwa, di kelas IV SDN 3 Tapa Kab Bone Bolango, dalam pembelajaran IPA khususnya pada materi sumber daya alam hasil belajar siswa masih rendah.Siswa belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditentukan sebesar 75. Pada saat mengikuti pelajaran, siswa kurang aktif dalam bertanya, mengemukakan pendapat, memperagakan suatu hal, dan menggunakan alat bantu untuk memperjelas materi yang disajikan bahkan guru mengalami kesulitan dalam menyajikan materi pelajaran IPA yang dapat menumbuhkan motivasi yang tinggi dalam pembelajaran IPA. Berdasarkan data tahun 2012, dari 20 siswa, 7 orang siswa atau 35% yang mencapai KKM yang ditentukan sebesar 75. Hal tersebut berarti sebanyak 65% atau 13 orang siswa belum mencapai ketuntasan belajar pada materi sumber daya alam. Bertolak dari uraian tersebut, maka diperlukan adanya upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa yang masih rendah. Salah satu upaya yang digunakan yaitu adalah menerapkan pendekatan kontekstual dalam proses belajar mengajar mata pelajaran IPA. Dengan pendekatan kontekstual siswa dilibatkan secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka. BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Hakikat Hasil Belajar Pada Materi Sumber Daya Alam 2.1.1Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar akannampak pada perubahan perilaku indivudu yang belajar. Seseorang yang belajar akan mengalami perubahan perilaku sebagai akibat kegiatan belajarnya.Menurut Bloom (dalam Mulyono, 2003:38) ada tiga ranah (domain) hasil belajar, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Menurut Romiszowski (dalam Mulyono, 2008: 38) hasil belajar merupakan keluaran (outputs) dari suatu sistem pemrosesan masukan (inputs). Masukan dari sistem tersebut berupa bermacam-macam informasi sedangkan keluarannya adalah perbuatan atau kinerja (performance). Seperti halnya Romiszowski, Jhon M. Killer (Mulyono, 2003:38) memandang hasil belajar sebagai keluaran dari suatu sistem pemrosesan berbagai masukan yang berupa informasi.Berbagai masukan tersebut menurut Keller dapat dikelompokan menjadi dua macam, yaitu kelompok masukan pribadi (personal inputs) dan kelompok masukan yang berasal dari lingkungan (environmentalinputs).
3 Hasil belajar siswa dapat di sebabkan oleh berbagai faktor diantaranya penguasaan kemampuan dasar siswa pada mata pelajaran IPA materi Sumber Daya Alam dan rendahnya kualitas pelaksanaan proses pembelajaran di kelas, yang disebabkan oleh kurangnya wawasan guru dalam menentukan model, strategi atau pendekatan pembelajaran yang relevan dengan materi ajar. Dengan demikian penjelasan di atas maka penulis menyimpulkan bahwa hasil belajar adalah proses perubahan tingkah laku secara keseluruhan terhadap proses belajar siswa, dengan perubahan tingkah laku tersebut guru bisa melakukan penilaian dan memantau proses, kemajuan, perkembangan hasil belajar siswakhususnya dipelajaran IPA pada materi sumber daya alam. 2.1.2
Materi Sumber Daya Alam Di Kelas IV SD
a. Pengertian Sumber Daya Alam Sumber daya alam adalah segala sesuatu yang berasal dari alam. Sumber daya alam digunakan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kesejahteraannya. Sumber daya alam dapat berupa kumpulan beraneka ragam makhluk hidup maupun bendabenda tak hidup yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan hidup manusia. b. Jenis Sumber Daya Alam Berdasarkan manfaatnya sumber daya alam terbagi menjadi: 1) Sumber daya alam penghasil energi seperti matahari, gelombang laut, gas bumi, dan angin. 2) Sumber daya alam penghasil bahan baku seperti hutan, laut, dan tanah 3) Sumber daya alam untuk kenyamanan seperti udara bersih dan pemandangan alam. 2.2 Hakikat Pendekatan Kontekstual Pada Materi Sumber Daya Alam 2.2.1 Pengertian Pembelajaran Kontekstual Menurut Sanjaya (dalam Sa’ud, 2010: 17), Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka. Ada 7 komponen pembelajaran kontekstual yaitu konstruktivisme, inkuiri, bertanya (questioning), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modeling), refleksi, dan penilaian autentik (Sanjaya, 2005: 40). 1. Konstruktivisme Konstruktivisme adalah proses membangun atau menyusun penetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman, Piaget dalam Sanjaya, 2005: 40) menganggap bahwa pengetahuan itu terbentuk bukan hanya dari objek semata, akan tetapi juga dari kemampuan inividu sebagai subjek yang menangkap setiap objek yang diamatinya. Kontruktivisme memandang bahwa pengetahuan itu berasal luar akan tetapi dikontruksi dari dalam diri seseorang.
4 2. Inkuiri Asas inkuiri merupakan proses pembelajaran berdasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berpikir secara sistematis, pengetahuan bukanlah sejumlah fakta hasil dari mengingat, akan tetapi hasil dari proses menemukan sendiri. Tindakan guru bukanlah bukanlah mempersiapkan anak untuk menghafalkan sejumlah materi akan tetapi merancang pembelajaran yang memungkinkan siswa menemukan sendiri materi yang harus dipahaminya. 3. Bertanya (Questioning) Belajar pada hakikatnya adalah bertanya dan menjawab pertanyaan.Bertanya dapat dipandang sebagai refleksi dari keingintahuan setiap individu, sedangkan menjawab pertanyaan mencerminkan kemampuan seseorang dalam berpikir. 4. Masyarakat Belajar (Learning Community) Konsep masyarakat belajar dalam pembelajaran kontekstual menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh melalui kerja sama dengan orang lain (team work). 5. Pemodelan (modeling) Asas modeling adalah proses pembelajaran dengan memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap siswa. Guru biologi memberikan contoh bagaimana cara mengoprasikan termometer, begitupun guru olahraga memberikan model bagaimana cara bermain sepak bola, bagaimana guru kesenian memainkan ala musik. 6. Refleksi (reflection) Refleksi adalah proses pengedapan pengalaman yang telah dipelajari yang telah dilakukan dengan cara mengurutkan kembali kejadian atau peristiwa pembelajaran yang telah dilaluinya. 7. Penilaian Nyata (Authentik assessment) Penilaian nyata adalah proses yang dilakukan guru untuk mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan siswa. Penilaian ini diperlukan untuk mengetahui apakah siswa belajar atau tidak, apakah pengalaman belajar siswa memiliki pengaruh yang positif terhadap perkembangan baik intelektual maupun mental siswa. 2.2.2 Keunggulan dan Kelemahan Pendekatan Kontekstual Menurut Sutardi dan Sudirjo (2007:96) menyatakan bahwa: a. Keunggulan pendekatan contexstual teaching and learning (CTL) adalah sebagai berikut: 1) Belajar dunia nyata (real word learning) di mana materi pembelajaran dikaitkan kehidupan dunia nyata. 2) Mengutamakan pengalaman nyata, di mana pembelajaran yang terjadi dalam hubungannya erat dengan pengalaman sesungguhnya. 3) Berfikir tingkat tinggi sebagai sebuah proses dari discovery problem solving serta inquiri. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa bukan hasil mengingat sejumlah fakta melainkan hasil dari menemukan sendiri.
5 4) Berpusat pada siswa adalah hakikat dari kontekstual yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa. b. Kelemahan pendekatan contextual teaching and learning (CTL) adalah sebagai berikut: 1) Bagi siswa diperlukan inisiatif kreativitas dalam belajar serta memiliki wawasan pengetahuan yang memadai dari setiap mata pelajaran dan tuntutan perubahan sikap dalam menghadapi persoalan, siswa harus memiliki tanggung jawab pribadi yang tin ggi dalam menyelesaikan setiap tugasnya. (Sutardi dan Sudirjo, 2007:99-100). 2) Bagi guru kelas harus memiliki kemampuan memahami secara mendalam dan komprehensif tentang konsep kontekstual dalam pembelajaran itu sendiri, potensi perbedaan individual siswa, dan sarana, media, alat bantu, dan kelengkapan pembelajaran sebagai pendukung. 2.3 Penerapan Pendekatan Kontekstual Pada Materi Sumber Daya Alam Pendekatan kontekstual (contextual Teaching and Learning/CTL) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses ketelibatan siswa secara penuh untuk dapat meemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka. (sanjaya 2011:108) dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa. Strategi pembelajaran lebih dipentingkan dari pada hasil. BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 3.1 Deskripsi Hasil Penelitian Secara ringkas pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas IV SDN
3 Tapa
Kabupaten Bone
Bolango pada
semester
genap
tahun pelajaran
2012/2013.Penelitian ini berlangsung selama 3 bulan sejak bulan April s/d Juni dengan alokasi waktu 2 × 35 menit. Siswa yang menjadi subjek penelitian tindakan ini berjumlah 20 orang, yang terdiri dari 15 orang laki-laki dan 5 orang perempuan dengan taraf kemampuan dalam pelajaran IPA khususnya pada materi sumber daya alam sangat bervariasi, bahkan sebagian besar siswa mengalami masalah. 3.1.1 Kegiatan Observasi Awal Berdasarkan hasil observasi awal yang dilaksanakan oleh peneliti, bahwa hasil belajar siswa di kelas IV SDN 3 Tapa Kabupaten Bone Bolango masih rendah, dengan rendahnya hasil belajar siswa tersebut akan dipecahkan melalui sebuah metode pembelajaran yang digunakan yaitu pendekatan kontekstual. Adapun hasil belajar siswa yang diperoleh pada observasi awalmenunjukan bahwa dari jumlah siswa kelas IV yang berjumlah 20 siswa yang memiliki proses belajar mengajar masih ada hasil belajarnya rendah. Maka dengan rendahnya hasil belajar siswa tersebut perlu dilakukan tindakan penelitian, dengan
6 pelaksanaanya dalam bentuk siklus. Pada observasi awal ini secara kseluruhan dapat dilihat ada 13 siswa yang tidak tuntas atau 65%, sedangkan yang tuntas 7 siswa atau mencapai 35%. Untuk itu perlu dilakukan tindakan penelitian untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada kelas IV. 3.1.2 Hasil Pengamatan Proses Pembelajaran Kegiatan Guru Data hasil pengamatan proses belajar mengajar pada siklus 1 dapat dilihat pada tabel 4.1 sebagai berikut: Tabel 4.1:Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Dalam Proses Belajar Mengajar Siklus 1 Jumlah aspek No
3.1.3
Rentang nilai
Kualifikasi
1. 2. 3. 4.
90-100 75-89 60-74 40-59
5.
0-39
Jumlah
Presentase (%)
Sangat baik Baik Cukup Kurang
9 10 3
40,91 % 45,45 % 13,64 %
Kurang sekali
-
-
22
100
Jumlah Hasil pengamatan kegiatan siswa
Pengamatan ini dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung yang dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan lebar observasi yang mencakup 15 aspek pembelajaran siswa. Aspek yang memperoleh kriteria sangat baik tidak ada, kriteria baik mencapai 4 aspek (26,67%), kriteria cukup mencapai 8 aspek (53,33%) dan kriteria kurang mencapi 3 aspek (20%) dengan lembar observasi tersebut peneliti akan mudah menilai siswa-siswanyya dalam melakukan diskusi. Hasil pengamatan kegiatan siswa dapat dilihat pada tabel 4.2 sebagai berikut: Tabel 4.2: Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa Dalam Proses Belajar Siklus 1 Jumlah aspek No
Rentang nilai
Kualifikasi
Jumlah
Presentase (%)
1.
90-100
Sangat Baik
-
-
2.
75-89
Baik
4
26,67 %
3.
60-74
Cukup
8
53,33 %
4.
40-59
Kurang
3
20 %
5.
0-39
Kurang sekali
-
-
Jumlah
15
100
3.1.4 Hasil belajar siswa Siklus I Setelah melakukan observasi awal mengenai hasil belajar siswa pada kelas IV masih ada 13 orang atau 65% siswa yang tidak tuntas dalam pelajaran ini dan perlu diberikan tindakan oleh peneliti.Hasil belajar siswa pada siklus 1 yang dilaksanakan pada siswa kelas IV SDN 3 Tapa, dilakukan dengan tes tertulis yang berjumlah 5 nomor soal essay pada materi sumber daya alam dan dikerjakan oleh 20 siswa yang dikenai tindakan, 10 orang siswa belum mencapai ketuntasan belajar (50%), dan 10 orang telah memenuhi standar
7 ketuntasan (50%). Dengan demikian ketuntasan belajar siswa belum memenuhi standar pembelajaran dan masih perlu dilakukan tindakan berikutnya yaitu siklus II. 3.1.4
Hasil pengamatan kegiatan guru siklus 2 Pada siklus II ini sama dengan siklus pertama yang dinilai dalam proses
pembelajaran berlangsung yang terdiri dari 22 aspek, yang memperoleh kriteria sangat baik mencapai 8 aspek (36,37%), selanjutnya hasil observasi perolehan nilai baik mencapai 13 aspek (59,09%) dan kriteria cukup mencapai 1 aspek (4,54%) dan kriteria kurang tidak ada. Data hasil pengamatan proses belajar mengajar guru pada siklus II dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 4.3: Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Dalam Proses Belajar Mengajar Siklus II No
Jumlah Aspek
Rentang Nilai
Kualifikasi
1.
90-100
Sangat baik
8
2.
75-89
Baik
13
59,09%
3.
60-74
Cukup
1
4,54%
4.
40-59
Kurang
-
-
5.
0-39
Kurang Sekali
-
-
22
100
Jumlah 3.1.5
Jumlah
Presentase (%) 36,37%
Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa
Hasil pengamatan selengkapnya dapat dilihat sebgai berikut: Tabel 4.4: Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa Dalam Proses Belajar Mengajar Siklus II No
Kualifikasi
1.
90-100
Sangat baik
2.
75-89
Baik
9
60%
3.
60-74
Cukup
2
13,33%
4.
40-59
Kurang
-
-
5.
0-39
Kurang Sekali
-
-
15
100
Jumlah 3.1.6
Jumlah Aspek Jumlah Presentase (%) 26,67% 4
Rentang Nilai
Hasil Belajar Siswa Siklus II Setelah melakukan penelitian tindakan siklus I dapat dilihat bahwa penelitian ini
belum mencapai sesuai indikator yang hendak dicapai oleh peneliti. Pada siklus I masih ada 10 orang atau 50% yang belum tuntas hasil belajarnya dan masih perlu dikenai tindakan selanjutnya, dan ada 10 orang atau 50% yang sudah tuntas hasil belajarnya.Hasil evaluasi pada siklus kedua yang dilakukan sama dengan siklus I yaitu menggunakan tes tertulis dengan jumlah soal esay 5 nomor. Dari hasil evaluasi yang diberikan siklus II dengan jumlah siswa 20 orang siswa yang dikenai tindakan. Siklus II yang memperoleh nilai 75 keatas
8 berjumlah 18 siswa (90%) dan memperoleh nilai kurang dari 75 berjumlah 2 orang siswa (10%) sedangkan daya serap 40%. Dari hasil belajar siswa pada siklus II diatas, pada mata pelajaran IPA dengan materi sumber daya alam sudah maksimal sesuai dengan yang diiginkan. Hasil tersebut dapat dilihat pada lampiran 14 halaman 105 3.2 Pembahasan Berdasarkan temuan-temuan pada siklus I, maka dilakukan upaya-upaya perbaikan antara lain: (1) pemberian apersepsi diawali pembelajaran leebih dimaksimalkan dengaan mengupayakan hubungan materi yang akan diajarkan dengan knsep-konsep yang sudah diketahui siswa, (2) prosedur penggunaan metode pendekatan kontekstuaal perlu mendaapat perhatian khususnya langkah-langkah yang harus dilakukan oleh siswa, (3) intervensi guru hendaaknya lebih merata terhadap kelompok dan lebih memprioritaskan kelompok yang mengalami masalah, (4) membuat suasana belajar yang lebih interaktif baik antara guru dengan siswa maupun antar siswa dengan siswa, (5) tekhnik bertanya guru khususnya cara mengungkapkan pertanyaan kepada siswa lebih dipersingkat dan diperjelas, (6) pengamatan guru terhadap aktivitas kegiatan siswa yang kurang aktif dalam kelompoknya lebih dioptimalkan, (7) penggunaan waktu dalam proses belajar mengajar perlu diatur berdasarkan alokasi waktu yang telah ditetapkan pada perangkat pembelajaran, (8) perlu memberikan dorongan bagi siswa untuk mengajukan hal-hal yang kurang diipahami, (9) guru lebih memusatkan perhatian kepada siswa yang belum memahami materi sekaligus siswa yang kurang peerhatiannya pada materi yang diajarkan. Selanjutnya setelah dilakukan upaya-upaya perbaikan, maka dilaksanakan kegiatan siklus II dimana hasil belajar siswa meningkat. Dari 20 orang siswa, 18 orang yang tuntas atau 90% dan 2 orang yang tidak tuntas atau 10%. Untuk lebih jelasnya dapat dilahat pada tabel dibawah ini: Tabel 4.5: Hasil Belajar Siswa Observasi Awal, Siklus I, dan Siklus II Penilaian (%) No
1
Presentasi Hasil Belajar Siswa Observasi Awal
Tuntas
Tidak tuntas
7(35%)
13 (65%)
2
Hasil Belajar Siswa siklus I
10(50%)
10(50%)
3
Hasil Belajar Siswa Siklus II
18(90%)
2(10%)
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan dimana hipotesis yang telah dirumuskan pada bab sebelumnya yaitu “jika guru menggunakan pendekatan kontekstual, maka hasil belajar siswa pada materi sumber daya alam di kelas IV SDN 3 Tapa Kabupaten Bone Bolango meningkat” hipotesisnya diterima, sehingga penelitian tindakan kelas dikatakan diterima dengan demikian maka penelitian dapat dikatakan berhasil.
9 BAB IV PENUTUP 4.1
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa penggunaan
pendekatan kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sumber daya alam pada siswa kelas IV SDN 3 Tapa Kabupaten Bone Bolango, ditandai dengan penigkatan rata-rata hasil belajar siswa dari 10 orang siswa yang tuntas pada siklus I menjadi 18 orang siswa yang tuntas pada siklus II dan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus yaitu siklus I (50%) dan siklus II (90%). 4.2
Saran Berdasarkan simpulan maka dapat dikemukakan saran sebagai berikut:
1.
Penggunaan pendekatan kontekstual hendaknya dapat dijadikan sebagai salah satu metode untuk membangkitkan semangat belajar serta membantu dalam memotivasi murid untuk belajar.
2.
Hasil penelitian ini hendaknya dapat dijadikan acuan bagi guru mata pelajaran IPA secara khusus dalam kerangka peningkatan hasil belajar siswa secara maksimal.
3.
Perlunya pendidikan dan pelatihan bagi guru tentang prosedur dan mekanisme yang dapat dilakukan dalam menggunakan pendekatan kontekstual sebagai metode belajar.
DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineke Cipta. Anita Sri, dkk. 2007. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Devi K Poppy dan Anggraini Sri. 2008. Buku IPA Untuk Kelas IV SD. Surabaya: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Hanafiah Nanang dan Suhana Cucu. 2012. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Refika Aditama. Malanua Mirjan. 2012. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sumber Daya Alam Melalui Penerapan Kontekstual Di Kelas IV SDN II Molopatodu. Gorontalo: Universitas Negeri Gorontalo. Samatowa Usman. 2010. Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar. Jakarta: Indeks Sanjaya Wina. 2008. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Prenata Media Sanjaya Wina. 2011. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompotensi. Jakarta: PT Fajar Interpratama. Sa’ud Syafudin Udin. 2010. Inovasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta Sulistyanto Heri dan Wiyono Edi. 2008. Buku IPA Untuk Kelas IV SD. Surabaya: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Suprijono Agus. 2010.Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Suryawan Idho. 2012. Penerapan Model Contextual Teaching and Learning (CTL) Meningkatkan Hasil elajar Siswa dalam Pembelajaran IPS Tentang Sumber Daya Alam di SD Negeri Mekarlaksana Kecamatan Cilaku Kabupaten Ciaju (online) http://repository.upi.edu/operator/upload/s_PGSD_1008247_chapter 2.pdf ( diakses 10 april 2013)
10
Pidarta Made. 2007. Landasan Kependidikan. Jakarta : Rineke Cipta Pomalingo Nelson. 2009. Buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Gorontalo: Universitas Negeri Gorontalo. Umar Yowan. 2008. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sumber Daya Alam Melalaui Pendekatan Kontekstual. Gorontalo: Universitas Negeri Gorontalo.