MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KOPERASI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL STAD DI KELAS IV SDN 3 BULANGO TIMUR KAPUBATEN BONE BOLANGO Oleh : Silvana Duhengo 1. Pembimbing I Drs. H. Haris Mahmud S.Pd, M.si 2. Pembimbing II Dra. Hj. Hakop Walangadi M.si Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
ABSTRAK The problem in this study is whether the STAD Learning Model can improve student learning outcomes in the material cooperative at SDN 3 Bulango Timur, Kabupaten Bone Bolango.This research is a classroom action research was conducted in two cycles with the aim of improving student learning outcomes of cooperative material in social studies. Method of data collection carried out during the learning has been completed by checking the students' learning outcomes.The results showed that the Learning Model STAD can improve student learning outcomes in this cooperative. This is evident of the cycle with the details of the initial observation 35% (7 people), in cycle 1 to 55% (11 people), and the second cycle 90% (18 people) of 20 students.Based on these data we can be concluded that by using STAD Learning Model can improve learning outcomes fourth grade students at SDN 3 Bulango Timur, Kabupaten Bone Bolango.
Keywords: Learning Outcomes, Model STAD
1
BAB I PENDAHULUAN
Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan salah satu mata pelajaran yang mempunyai fungsi dan peranan yang sangat strategis dalam usaha pembentukan warga negara yang handal sesuai dengan tujuan pembangunan nasional.Selain itu juga Ilmu Pengetahuan Sosial menjadi salah satu mata pelajaran yang sangat membantu peserta didik dalam menumbuhkan pengetahuan dan pemahaman untuk melihat kenyataan sosial yang dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-hari. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik dapat mengenal tatanan sosial yang ada didalam masyarakat sehingga mampu menempatkan diri sebagai warga masyarakat yang baik, mandiri dan bertanggung jawab. Hasil belajar siswa dalam Ilmu Pengetahuan Sosial disinyalir merupakan akibat kurang bervariasinya model pembelajaran, sehingga siswa kurang termotivasi dalam pembelajaran IPS. Hal ini juga diakibatkan oleh guru yang terlalu aktif dalam proses belajar mengajar. Artinya seorang guru yang profesional dituntut untuk dapat menampilkan keahliannya sebagai guru di depan kelas. Komponen yang harus dikuasai adalah menggunakan bermacam – macam model pembelajaran yang bervariasi yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan pengamatan awal yang saya lakukan, pembelajaran IPS di SDN 3 Bulango Timur Kabupaten Bone Bolango khususnya kelas IV belum menggunakan model pembelajaran yang dapat mempermudah pemahaman hasil belajar siswa terhadap materi pembelajaran yang akan diajarkan oleh guru. Model pembelajaran yang masih dominan digunakan selama ini masih monoton dan tidak menarik, sehingga kurang menarik minat siswa dan mengakibatkan siswa kurang aktif saat proses pembelajaran berlangsung. Ditambah kurangnya perhatian guru dalam meningkatkan kerjasama antar siswa dalam proses belajar mengajar. Nilai ketuntasan minimal siswa yang ditetapkan oleh sekolah sebagai acuan dan tolak ukur keberhasilan siswa dalam kegiatan belajar mengajar secara kognitif pada mata pelajaran IPS adalah 75. Dari siswa Kelas IV SDN 3 Bulango Timur
2
Kabupaten Bone Bolango berjumlah 20 siswa, menunjukkan sebanyak 13 siswa diantaranya belum mencapai nilai ketuntasan minimal atau sekitar 65 %, dan 7 siswa lainnya mencapai nilai ketuntasan minimal atau sekitar 35 %. Memperhatikan permasalahan di atas, saya selaku penulis memandang bahwa perlu untuk menyususun dan melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dengan judul “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Koperasi dengan Menggunakan Model STAD di Kelas IV SDN 3 Bulango Timur Kapubaten Bone Bolango”.
BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Belajar Menurut Morgan (dalam Muhummad Thobroni dkk,2011:20) belajar adalah setiap perubahan yang relativ menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Pendapat lain dikemukakan oleh Cronbach (dalam Muhummad Thobroni dkk ,2011:20) yang berpendapat bahwa“ Learing is shown by a change in behavior a result of experience ” ( Belajar adalah perubahan tingkah laku perilaku seseorang sebagai hasil dari pengalaman). Sedangkan Menurut Gagne (dalam Muhummad Thobroni dkk,2011:20) Belajar terjadi apabila suatu stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sehingga perbuatanya berubah dari waktu ke waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi. Berpijak dari beberapa pengertian belajar di atas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu aktifitas yang dilakukan oleh seseorang yang dilakukan secra berulang-ulang dan menyebabkan adanya perubahan tingkah laku yang disadari dan cenderung bersifat tetap. B. Pengertian Hasil Belajar Menurut
Suprijono
perbuatan,nilai-nilai,
(2009:5-6)
hasil
pengertian-pengertian,
belajar
sikap-siap,
adalah
pola-pola
apresiasi,
dan
keterampilan. Selain itu menurut Lindgren (Suprijono,2009:7) hasil pembelajaran
3
meliputi kecakapan, informasi, pengertian dan sikap. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. C. Prinsip-prinsip belajar Menurut Suprijono (2009: 4-5), prinsip-prinsip belajar terdiri dari tiga hal. Pertama, prinsip belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil belajar, yang ke dua belajar meruapakan proses dan yang ketiga belajar merupakan bentuk pengalaman. Pengalaman pada dasarnya adalah hal interaksi antara peserta didik dan lingkunganya. Willian button mengemukakan “A good learning situation consist of a rich and varied series of learning experiences unified around a vigorous purpose and carried on in interaction wirh a rich varied propocative environtment,” (Suprijono,2009:5) (Situasi belajar yang baik terdiri dari serangkaian kaya dan beragam pengalaman belajar bersatu di sekitar tujuan kuat dan dijalankan dalam interaksi wirh Environtment propocative kaya beragam). D. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Menurut Purwanto (dalam Muhummad Thobroni dkk,2011:31), berhasil atau tidaknya perubahan tersebut dipengaruhi oleh berbagai macam faktor yang dibedakan menjadi dua golongan sebagai berikut : -
Faktor-faktor yang ada dalam diri organisme tersebut yang disebut faktor individual.
-
Faktor-faktor yang ada di luar individu yang disebut faktor social. Termaksud ke dalam faktor di luar individual atau faktor social.
E. Tujuan Pembelajaran Menurut
Kemp
Sudrajat.wordpress.com)
dan
David
menyebutkan
E.
bahwa
Kapel tujuan
(dalam pembelajaran
Ahmad suatu
pernyataan yang spesifik yang dinyatakan dalam perilaku atau penampilan yang diwujudkan dalam bentuk tulisan untuk menggambarkan hasil belajar yang diharapkan. Henry Ellington (dalam Ahmad Sudrajat.wordpress.com) bahwa tujuan pembelajaran adalah pernyataan yang diharapkan dapat dicapai sebagai hasil belajar. Selain itu menurut Suprijono (2009:5), tujuan belajar yang eksplisit
4
di usahakan untuk dicapai dengan tindakan instruktsional yang dinamakan instructional effects, yang biasana berebebtuk pengetahuan dan keterampilan. sedangkan, tujuan belajar sebagai hasil yang menyertai tujuan belajar intruksional disebut nurturannt effects. Meskipun para ahli memberikan rumusan tujuan pembelajaran yang berbeda-beda, akan tetapi semuanya menunjuk pada esensi yang sama, bahwa : - tujuan pembelajaran adalah tercapainya perubahan perilaku atau kompetensi pada siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. - tujuan dirumuskan dalam bentuk pernyataan atau deskripsi yang spesifik. F. Hakekat Pembelajaran IPS a. Pengertian IPS Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan sebuah program pendidikan dan bukan sub-disiplin ilmu tersendiri, sehingga tidak akan ditemukan baik dalam nomenklatur filsafat ilmu, disiplin ilmu-ilmu sosial (social sciences), maupun ilmu pendidikan (Somantri, 2001: 89). Social Science Education Council (SSEC) dan National Council for Social Studies (NCSS) menyebut IPS sebagai "Social Science Education" dan "Social Studies". Dengan kata lain Pengertian IPS adalah suatu kajian yang terpadu yang merupakan penyederhanaan , adaptasi , seleksi dan modifikasi yang diorganisasikan dari konsep-konsep keterampilan sejarah , geografi ekonomi , politik , sosiologi , antropologi dan psikologi . Untuk memperoleh gambaran yang lebih luas tentang pengertian IPS, maka penting untuk dikemukakan beberapa pengertian social studies dan IPS menurut para ahli. -
John Jarolimek (dalam Hidayanti dkk 2008: 2) mengemukakan bahwa The social studies as a part of elementary school curriculum draw subjectmatter content from the social science, history, sociology, political science, social psychology, philosophy, antropology, and economic. The social studies have been defined as “ those portion of the social science... selected for instructional purposes”
-
Edgar B Wesley (dalam Hidayanti dkk 2008: 2) menyatakan bahwa social studies are the social sciences simplified for paedagogieal purposes in
5
school. The social studies consist of geografy history, economic, sociology, civics and various combination of these subjects. Dan dapat disimpulkan bahwa IPS merupakan suatu mata pelajaran sosial yang di dalamnya terdapat beberapa mata pelajaran yang meliputi mata pelajaran sejarah, ekonomi, sosiologi, antropolgi, geogarafi, dan psikologi sosial b. Tujuan Pembelajaran IPS Pada dasarnya tujuan dari pendidikan IPS adalah untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar pada kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan lingkunganya serta berbagai bekal siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. G. Pembelajaran Cooperative a. Pengertian Pembelajaran Cooperative Pembelajaran Koopeartif (Cooperative Learning) merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok- kelompok kecil secara koloboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam kelompok yang bersifat heterogen. b. Model-model Pembelajaran Cooperative Learning Model pembelajaran kooperatif terdiri dari STAD, JIGSAW, Investigasi Kelompok (Teams Games Tournament atau TGT) dan pendekatan struktural yang meliputi Think Pair Share (TPS) dan Number Head Together (NHT). c. Model Pembelajaran STAD Pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran yang kooperatif dengan meggunakan kelompok-kelopmok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen. d. Langkah-Langkah Model Pembelajaran kooperatif Tipe STAD Dalam pelaksanaanya model pembelajaran tipe STAD ini mempunyai langka-langka pembelajaran.
Berikut
ini
pembelajaran kooperatif tipe STAD a.
Penyampaian Tujuan dan Motivasi
b.
Pembagian Kelompok
c.
Presentase dari Guru
6
adalah langkah-langkah
dalam
d.
Kerja Tim ( Kerja Kelompok)
e.
Presentase Kelompok
f.
Penghargaan Tim Penelitian Tindakan Kelas Ini dilaksanakan di SDN 3 Bulango Timur,
Letak SDN 3 Bulango Timur berasa di Jln Leideng Padengo, Desa Toluwaya, Kecamatan Bulango Timur, Kabupaten Bone Bolango, dengan jumlah siswa 150 orang pada tahun ajaran 2012/2013 adalah dengan laki-laki sebanyak 76 orang
yang tersebar di 6 (enam) kelas
dan perempuan sebanyak 74 Penelitian
tindakan kelas ini dilaksanakan Pada Bulan April -Mei 2013. Variable yang digunakan adalah variabel input (masukan), proses dan output (hasil). Dengan Tahap
Perencanaan, dan tahap pelaksanan dengan
catatatan Jika pada siklus I hasil belajar siswa belum tercapai seperti apa yang diharapkan, maka penelitian akan dilanjutkan pada pelaksanaan siklus selanjutnya. Untuk mengetahui bagaimana hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran, maka peneliti bersama guru mitra sebagai partisipan melakukan pemantauan. Pemantauan akan dilakukan menggunakan instrumen berupa lembar observasi dan tes. Lembar observasi berupa lembar pengamatan untuk menilai kegiatan guru dan kegiatan siswa. Pada tahap evaluasi dilakukan melalui evaluasi proses dan evaluasi hasil. Evaluasi proses dilaksanakan sementara proses pembelajaran berlangsung dan yaitu dengan rubrik penilaian , evaluasi akhir dilakukan dalam bentuk tes tertulis berupa tes essay. Sebelum melakukan analisis data, baik data hasil pengamatan dan data hasil tes terlebih dahulu perlu mengetahui data yang diperoleh dalam pelaksanaan tindakan. Adapun data tersebut adalah sebagai berikut : a. Data aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran b. Data hasil belajar siswa c. Data hasil belajar kelompok Tahap analisis data dilakukan secara kualitatif berdasarkan hasil-hasil pengukuran secara kuantitatif. Selanjutnya hasil analisis menjadi dasar untuk mengadakan refleksi terhadap kegiatan yang dilaksanakan. Hasil dari refleksi
7
tersebut sangat diperlukan untuk mengambil keputusan apakah perlu tidaknya dilakukan siklus berikutnya dalam penelitian ini.dalam penelitian ini tekhnik pengumpulan data dilaksanakan melalui Observasi ,Wawancara,Dokumentasi, Test. Pada pelaksanaan siklus I dari 20 orang siswa kelas IV yang dikenai tindakan dengan menggunakan model pembelajaran STAD dalam membelajarkan materi Koperasi terdapat 11 orang siswa (55%) yang telah mencapai kriteria ketuntasan belajar sesuai patokan yang ditetapkan sekolah dan 9 siswa (45%) belum mencapai kriteria ketuntasan. Berdasarkan temuan di atas, peneliti bersama guru pratisipan melakukan refleksi singkat untuk mencari solusi dari tidak tercapainya target yang ditetapkan dalam penelitian ini pada siklus I. Hasil diskusi tersebut menganjurkan peneliti untuk melanjutkan kegiatan pembelajaran yang berorientasi pada penggunaan model pembelajaran STAD pada materi Koperasi menekankan pada aspek–aspek yang belum tercapai. Pada pelaksanaan siklus II kegiatan pembelajaran semakin baik, ditinjau dari segi guru dan siswa. Hal ini sesuai dengan hasil pengamatan terhadap kegiatan siswa dalam pembelajaran menunjukkan bahwa sebagian besar siswa sudah tergolong siswa yang aktif dalam proses pembelajaran berlangsung. Pada siklus II ini dari 20 orang siswa yang dikenai tindakan mengalami peningkatan dimana 18 orang siswa (90%) telah mencapai criteria ketuntasan yang telah ditetapkan oleh sekolah, dan 2 orang siswa (10%) belum mencapai criteria ketuntasan belajar. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah “Jika dalam pembelajaran IPS tentang materi Koperasi di kelas 4 SDN 3 Bulango Timur Kabupaten Bone Bolango, guru menggunakan model pembelajaran STAD, maka hasil belajar siswa akan meningkat. Berikut ini dijelaskan lebi jelas tabel perbandingan hasil belajar siswa dari obeservasi awal, siklus I dan siklus I pada saat menggunakan model pembelajaran STAD
8
Tebel Perbandingan Hasil Belajar Siswa 20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0
Obervasi Awal ( 7 orang siswa ) Siklus I ( 11 Orang siswa ) Siklus II ( 18 Orang siswa )
Siklus
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan pada bab IV maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi koperasi, dapat di lihat dari hasil belajar siswa yang diperoleh pada siklus I yang tuntas 11 orang siswa (55%), dan diperoleh pada siklus II meningkat menjadi 18 siswa (90%). Dengan demikian, maka model pembelajaran STAD sangat tepat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa di kelas IV SDN 3 Bulango Timur Kabupaten Bone Bolanggo. B. Saran Sehubungan dengan hasil penelitian ini, peneliti mengemukakan beberapa saran sebagai berikut : -
Dalam memilih pendekatan dalam pembelajaran harus disesuaikan dengan materi yang akan dijelaskan, serta karakteristik siswa.
9
-
Hendaknya menghindari model, metode pembelajaran yang berpusat pada guru. Guru harus membiasakan siswa terlibat langsung dalam proses pembelajaran
DAFTAR PUSTAKA Ambrajaya, Benni. 2012. Psikologi Pendidikan dan Pengajaran. Bandung : PT Buku Seru. Hidayanti, Mujinem, dan Anwar. 2008. Pengembangan Pendidikan IPS SD. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Rusman. 2012. Model - model Pembelajaran Mengembangka Profesionalisme guru. Jakarta: Raja Grasindo Solihatin, Etin & Raharjo.2005. Cooperative Learning : Analisis Pembelajaran IPS. Jakarta : PT Bumi Aksara. Suprijono, Agus. 2009. Cooperative learning : Teori dan Aplikasi Paikem. Jogjakarta : Pustaka Pelajar. Thobroni, Muhammad & Arif Mustofa.2011. Belajar & Pembelajaran : Pengembangan
Wacana
dengan
Praktik
Pembelajaran
dalam
Pembagungan Nasional. Jogjakarta : Ar-Ruzz Media. Trianto.2007. Model-Model Pembelajaran
Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.
Jakarta : Prestasi Pustaka. Trianto.2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta : Kencana Prenada Media Grup.
10
11