UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS IV DI SDN NEGLASARI 02
SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh: SUMIARSIH NIM. 1810011000006
PROGRAM PENINGKATAN KUALIFIKASI AKADEMIK JENJANG S1 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa melalui Pendekatan Kontekstual pada Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas IV Di SDN Neglasari 02” disusun oleh Sumiarsih, NIM. 1810011000006, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Fakultas.
Jakarta, September 2014
Yang Mengesahkan,
Dosen Pembimbing
ii
ABSTRAK SUMIARSIH (1810011000006). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa melalui Pendekatan Kontekstual pada Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas IV Di SDN Neglasari 02. Skripsi. Jurusan Program Peningkatan Kualifikasi Akademik Jenjang S1 Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini dilaksanakan dengan dilatarbelakangi oleh adanya upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui pendekatan kontekstual pada siswa kelas IV di SDN Neglasari 02 Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor, yang masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 70 (tujuh puluh). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dengan melalui pendekatan kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian ini menggunakan metode tindakan kelas (Classroom Action Research) sebanyak 2 siklus, dengan responden siswa kelas IV (empat) SDN Neglasari 02 Kecamatan Dramaga Kabupeten Bogor yang berjumlah 37 orang siswa. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan Juni 2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui pendekatan kontekstual pada materi mempelajari Perilaku terpuji Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail AS, berhasil meningkatkan hasil belajar siswa. Dapat dikatakan bahwa dengan menggunakan pendekatan kontekstual pada pelajaran Pendidikan Agama Islam, dengan baik dan benar, mampu meningkatkan keaktifan, semangat dan keinginan siswa untuk lebih menyukai pelajaran Pendidikan Agama Islam. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis ketercapaian hasil belajar pada kemampuan awal sebelum diadakan tindakan sebesar 64,3 kemudian setelah dilakukan tindakan dalam dua siklus, terdapat peningkatan di siklus I sebesar 69,9 dan pada siklus II pencapaian ratarata penilaian sebesar 78,0 dengan prosentase ketuntasan 94,6% . Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa dengan pendekatan kontekstual pada pokok bahasan perilaku akhlak terpuji dapat meningkatkan meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu siswa mampu memperbaiki akhlak dan budi pekerti dalam kehidupan sehari,-hari, mampu mencari sumber referensi ilmu pengetahuan di sekitarnya, menjadi lebih mandiri dan aktif dalam belajar dan bekerja sama dengan temannya. Saran yang dapat diajukan bahwa untuk meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam siswa, salah satu upayanya adalah guru dapat menggunakan pendekatan kontekstual.
iv
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan hadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi yang berjudul: Upaya Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa
melalui Pendekatan Kontekstual pada Pelajaran
Pendidikan Agama Islam
Kelas IV Di SDN Neglasari 02, dapat penulis
selesaikan dengan baik. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang turut serta berpartisipasi dalam penulisan ini, kepada: 1.
Ibu Dra. Nurlena, MA., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Jakarta Syarif Hidayatullah, Jakarta.
2.
Dr. H. Abdul Majid Khon, M. Ag, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Jakarta Syarif Hidayatullah, Jakarta.
3.
Ibu Dr. Sururin, M.Ag, selaku Dosen Pembimbing yang memberikan arahan, doroangan, dan bantuan dalam penyusunan skripsi ini.
4.
Ibu Ida Sugiarti, S.Pd.SD, selaku Kepala Sekolah SDN Neglasari 02, yang telah memberikan izin, bahan, data dan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan tindakan penelitian.
5.
Seluruh dewan guru SDN Neglasari 02, yang telah membantu dalam perizinan dan pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini
6.
Suami tercinta, Babay Supriyatna, S.Pd., MBA., dan dan
anak-anakku
tersayang: Rubi Ginanjar, M.Km., Andika Sundawijaya, M.Kom., Shinta Sundari Pramitasari, Amd. Keb., dan Asep Maulana Yusup., yang selalu memberikan dukungan baik moril maupun materil, dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini. 7.
Orang tua tercinta Ayahanda H.M. Arief dan Ibunda Hj. Siti Aminah, yang selalu memberikan doa tulus ikhlas tiada henti kepada anaknya, semoga Allah selalu memberikan rahmatNya kepada kalian.
8.
Kepada semua pihak yang telah banyak memberikan masukan dan arahan yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu demi terselesaikannya skripsi ini.
v
Semoga Allah SWT membalas segala jasa dan amal baik kepada semua pihak yang telah membantu peneliti dengan balasan yang berlipat ganda. Disadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, karena itu sangat diharapkan saran dan kritik dari pembaca yang dapat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
Jakarta, September 2014
Sumiarsih
vi
DAFTAR ISI halaman LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................
i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ...................................................
ii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI.................................................
iii
ABSTRAK .......................................................................................................
iv
KATA PENGANTAR .....................................................................................
v
DAFTAR ISI ....................................................................................................
vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................
x
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................
xi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................
1
B. Identifikasi Masalah .............................................................................
6
C. Pembatasan Masalah ............................................................................
7
D. Perumusan Masalah .............................................................................
7
E. Tujuan Penelitian .................................................................................
7
F. Kegunaan Penelitian.............................................................................
7
BAB II KAJIAN TEORETIK, PENGAJUAN KONSEPTUAL, INTERVENSI TINDAKAN ...........................................................................
9
A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti ..........................................
9
1. Hakikat Hasil Belajar Siswa ............................................................
9
a. Pengertian Belajar .................................................................
9
b. Pengertian Hasil Belajar ........................................................
11
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar .................
15
2. Hakikat Pendekatan Kontekstual .....................................................
22
a. Pengertian Pembelajaran Kontekstual...................................
22
b. Tujuan dan manfaat Metode Demonstrasi ............................
24
c. Tahapan Pembelajaran Pendekatan Kontekstual ..................
26
d. Karakteristik Pembelajaran Kontekstual ...............................
28
e. Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Kontekstual ...........
29
3. Hakikat Bidang Studi Pendidikan Agama Islam ..............................
30
vii
a. Pengertian Bidang Studi Pendidikan Agama Islam ................
30
b. Tujuan Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar ...............
31
c. Ruang Lingkup PAI di Sekolah Dasar ...................................
33
B. Hasil Penelitian yang Relevan ..........................................................
34
C. Hipotesis Tindakan............................................................................
35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.........................................................
36
A. Tempat dan Waktu Penelitian .........................................................
36
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian ......................
36
C. Subjek/Partisipan Penelitian ............................................................
38
D. Peran dan Posisi Peneliti .................................................................
39
E. Tahapan Intervensi Tindakan ..........................................................
39
F. Hasil Intervensi Tindakan Yang Diharapkan ..................................
44
G. Data dan Sumber Data .....................................................................
45
H. Instrumen Pengumpul Data .............................................................
45
I.
Teknik Pengumpul Data ..................................................................
47
J.
Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan ..............................................
48
K. Analisis Data dan Interpretasi Data .................................................
49
L. Tindak Lanjut Pengembangan Tindakan .........................................
50
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN.................
52
A.
Deskripsi Data ................................................................................
52
1. Deskripsi Umum ......................................................................
52
2. Deskripsi Partisipan dan Subjek Penelitian .............................
57
3. Deskripsi Alat Pengumpulan Data ...........................................
57
Analisis Data ..................................................................................
58
1. Deskripsi Hasil Praintervensi ...................................................
58
2. Deskripsi Hasil Intervensi Siklus I...........................................
61
3. Deskripsi Hasil Intervensi Siklus II .........................................
69
Pembahasan ....................................................................................
76
BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN .....................................
83
A. Kesimpulan .........................................................................................
83
B. Implikasi .............................................................................................
84
B.
C.
viii
C. Saran ...................................................................................................
85
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................
86
LAMPIRAN .............................................................................................
89
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
ix
DAFTAR TABEL 1. Tabel III.1 Aktivitas Kegiatan Belajar Siklus I ..................................
41
2. Tabel III.2 Aktivitas Kegiatan Belajar Siklus II .................................
42
3. Tabel IV.1 Data Keadaan Guru di SDN Neglasari 02 ........................
55
4. Tabel IV.2 Data jumlah siswa di SDN Neglasari 02 ..........................
56
5. Tabel IV.3 Data Sarana dan Prasarana di SDN Neglasari 02 .............
56
6. Tabel IV.4 Data Hasil Belajar Siswa Kelas IV Praintervensi ............
59
7. Tabel IV.5 Data Skor dan Prosentase Hasil Belajar Siklus I .............
64
8. Tabel IV.6 Data Skor dan Prosentase Hasil Belajar Siklus II ............
74
x
DAFTAR GAMBAR 1. Gambar III.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas ....................................
37
2. Gambar IV.1 Struktur Organisasi SDN Neglasari 02 Tangerang.......
54
xi
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan. Sementara itu, kualitas pendidikan sangat ditentukan oleh sejumlah faktor, antara lain: guru, siswa, fasilitas, kurikulum, pemerintah, industri, dunia usaha, dan masyarakat setempat. Diantara semua faktor itu, faktor guru sangat dominan dan memegang peranan utama. Guru merupakan faktor penentu bagi keberhasilan pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan, sebab guru berhadapan langsung dengan siswa di sekolah. Oleh karena itu, peran guru sangat berpengaruh strategis dalam meningkatkan pembelajaran di kelas. Dalam konteks ini, guru perlu mengikuti perubahan-perubahan paradigma yang sedang terjadi. Sebagai contoh pada saat pembelajaran Pendidikan Agama Islam di dalam kelas tampak monoton, siswa kurang diberi ruang dan waktu yang memadai untuk mempraktikkan dan menggunakan pelajaran Pendidikan Agama Islam yang mereka pelajari dalam berwacana, mereka pada umumnya hanya menjawab dan mengerjakan tugas-tugas secara sepotong-sepotong, sangat jarang siswa dilatih untuk mengutarakan pikiran dan penalaran mereka, baik individu maupun kelompok sebagai praktek wacana dalam tindakan sosial, pengelolaan pembelajaranpun tampak statis. Akibatnya, banyak peserta didik yang menggagap enteng pelajaran Pendidikan Agama Islam, mereka kurang serius mengikuti pelajaran. Bahkan, sering dijumpai pembelajar yang bersifat antipati.1 Dari pendapat di atas bahwa proses pembelajaran di kelas dari guru kepada siswa dibutuhkan perangsang agar siswa mampu bereaksi secara positif.
Kurangnya
modifikasi
guru
dalam
menyampaikan
materi
pembelajaran kepada siswa menjadi salah satu penyebab siswa kurang bersemangat dalam belajar.
1
Purwo S., Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru, 2008), hlm.19
1
2
Menurut M. Alisuf Sabri Ada siswa yang memulai belajar dengan diberikan perintah dahulu dari orang lain, banyak siswa yang cenderung cepat-cepat mengambil keputusan tanpa memikirkan terlebih dahulu, serta kurang tepatnya cara guru dalam menyampaikan pembelajaran sehingga dalam memecahkan masalah siswa melakukannya hanya dengan mengikuti perasaan atau intuisinya saja, tanpa melihat struktur masalah yang dihadapinya ketika proses belajar mengajar berlangsung.2 Kurangnya informasi yang diketahui siswa dalam memecahkan suatu permasalahan akan berakibat salah/kelirunya jawaban yang diharapkan. Dalam hal ini siswa hanya berpusat kepada guru sebagai pusat informasi. Dengan kata lain dari penjelasan di atas bahwa proses pembelajaran di sekolah hanya terjadi satu arah. Keadaan kelas kurang kondusif, dimana siswa hanya menunggu jawaban, sehingga mengakibatkan siswa menjadi kurang aktif dalam belajar. Dalam hal mencari tahu atau menemukan informasi yang dibutuhkannya hanya berpedoman dari guru semata. Sedangkan pendidikan tujuannya adalah menjadikan manusia seutuhnya. Pendidikan yang hakiki bukan hanya berasal dari satu arah, melainkan berkebutuhan dan melengkapi satu dengan yang lainnya. Pendidikan yang aktif mengajarkan siswa untuk mencari dan menemukembangkan apa yang menjadi permasalahan dan bagaimana solusinya, dan guru bertugas sebagai fasilitator serta pembimbing. Membuat siswa aktif mencari informasi yang dibutuhkannya, menjadikan pembelajaran lebih hidup dan mudah dipahami dan diingat oleh siswa itu sendiri. Islam menganjurkan umatnya untuk belajar dan mencari tahu tentang ilmu pengetahuan. sebagaimana firman Allah, dalam surat Al- Alaq ayat 3-5:
“Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kolam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”. (Q.S. Al-’Alaq/96: 3-5)3
2
M.Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1996), hlm.103 Depag RI, AI-Qur.an dan Terjemahnya, (Jakarta: CV Penerbit J-Art, 2005) hlm. 598
3
3
M. Arifin menjelaskan dalam bukunya bahwa ayat tersebut juga menunjukkan jika manusia tanpa melalui belajar, niscaya tidak akan dapat mengetahui segala sesuatu yang ia butuhkan bagi kelangsungan hidupnya di dunia dan akhirat. Pengetahuan manusia akan berkembang jika diperoleh melalui proses belajar mengajar yang diawali dengan kemampuan menulis dengan pena dan membaca dalam arti luas, yaitu tidak hanya dengan membaca tulisan melainkan juga membaca segala yang tersirat di dalam ciptaan Allah.4 Dengan demikian pendidikan sangat penting bagi kelangsungan hidup di dunia dan di akhirat. Pendidikan jugalah yang akan membuat pengetahuan manusia berkembang. Sedangkan pendidikan agama diartikan sebagai suatu kegiatan yang bertujuan untuk membentuk manusia agamis dengan menanamkan aqidah keimanan, amaliah dan budi pekerti atau akhlak yang terpuji untuk menjadi manusia yang taqwa kepada Allah SWT.5 Sasaran pendidikan agama tertuju pada pembentukan sikap akhlak atau mental anak didik dalam hubungan dengan Tuhan, masyarakat dan alam atau sesama makhluk. Pendidikan agama pada dasarnya merupakan pelajaran yang menjadi dasar pembekalan akhlak siswa untuk masa depannya. Kegiatan belajar mengajar yang aktif dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam menjadikan siswa menjadi lebih baik dalam berperilaku baik pribadi maupun bermasyarakat. Pemberian materi pelajaran yang menarik menjadikan siswa akan lebih menyukai pelajaran Pendidikan Agama Islam, yang secara tidak langsung akan meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil pengamatan dan pengalaman selama ini, siswa kurang aktif dalam kegiatan belajar-mengajar, anak cenderung tidak begitu tertarik dengan pelajaran Pendidikan Agama Islam, karena selama ini pelajaran Pendidikan Agama Islam dianggap sebagai pelajaran yang hanya mementingkan hafalan semata, kurang menekankan aspek penalaran sehingga
4
M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), hlm. 92 M. Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hlm. 4 5
4
menyebabkan rendahnya hasil belajar Pendidikan Agama Islam siswa di sekolah. Banyak faktor yang menyebabkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam siswa rendah, yaitu faktor internal dan eksternal siswa. Faktor internal antara lain: motivasi belajar, intelegensi, kebiasaan dan rasa percaya diri. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang terdapat di luar siswa, seperti guru sebagai pembina kegiatan belajar, strategi pembelajaran, sarana dan prasarana, kurikulum dan lingkungan. Dari masalah-masalah yang dikemukakan di atas, perlu dicari strategi baru dalam pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif. Pembelajaran yang mengutamakan penguasaan kompetensi harus berpusat pada siswa (focus on learners), memberikan pembelajaran dan pengalaman belajar yang relevan dan kontekstual dalam kehidupan nyata (provide relevant and contextualized subject matter) dan mengembangkan mental yang kaya dan kuat pada siswa. Disinilah guru dituntut untuk merancang kegiatan pembelajaran yang mampu mengembangkan kompetensi, baik dalam ranah kognitif, ranah afektif maupun psikomotorik siswa. Strategi pembelajaran yang berpusat pada siswa dan penciptaan suasana yang menyenangkan sangat diperlukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Dalam hal ini memilih model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) sebagai salah satu metode pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan peserta didik dalam memecahkan suatu materi dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Pembelajaran berbasis masalah adalah suatu proses belajar mengajar di dalam kelas dimana siswa terlebih dahulu diminta mengobservasi suatu fenomena,
kemudian
siswa
diminta
untuk
mencatat
permasalahan-
permasalahan yang muncul, setelah itu tugas guru adalah merangsang untuk berfikir kritis dalam memecahkan masalah yang ada. Tugas guru mengarahkan siswa untuk bertanya, membuktikan asumsi, dan mendengarkan perspektif yang berbeda di antara mereka.
5
Menurut Masitoh, pembelajaran aktif menekankan kepada aktivitas siswa secara optimal untuk memperoleh hasil belajar perpaduan antara aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik secara seimbang.6 Pembelajaran harus dibuat dalam suatu kondisi yang menyenangkan sehingga siswa akan terus termotivasi dari awal sampai akhir kegiatan belajar mengajar. Dalam hal ini pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning) merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan guru di sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Proses pembelajaran seperti inilah yang disebut pengajaran dan pembelajaran kontekstual, istilah yang populer di Indonesia saat ini disebut pendekatan kontekstual. Sementara itu, belajar pada dasarnya merupakan proses menyadari sesuatu, memahami permasalahan, proses adaptasi dan organisasi, proses asimilasi dan merefleksikan serta proses membuat komposisi dan membuka ulang secara terbuka dan dinamis. Itulah sebabnya landasan CTL adalah konsep konstruktivisme. Pendekatan kontekstual mengandung tujuh pilar utama sebagai prinsip-prinsip dasarnya, yaitu: konstruktivisme, inquiri, bertanya, masyarakat belajar, permodelan, refleksi, dan penilaian autentik. Model pembelajaran ini koheren dengan teori belajar bahasa kedua yang dicanangkan oleh Bialystock yang melihat pentingnya masukan padanan bahasa dalam tiga dimensi pengetahuan (pengetahuan lain, pengetahuan eksplisit kebahasaan, dan pengetahuan implisit kebahasaan) yang mempermudah terjadinya kesuksesan pembelajaran.7 Pembelajaran secara kontekstual berhubungan dengan (1) fenomena kehidupan sosial masyarakat, bahasa, lingkungan hidup, harapan dan cita yang tumbuh, (2) fenomena dunia pengalaman dan pengetahuan murid, dan (3) kelas sebagai fenomena sosial. Kontekstual merupakan fenomena yang
6
Masitoh dan Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Dirjen Depag RI, 2009)
hal.173 7
Ellen Bialystok, “A Theoretical Model of Second Language Learning” dalam Kenneth Croft (ed). Reading on English as a Second Language. (Cambridge: Winthrop Publishers Inc, 1980), hal.56
6
bersifat alamiah, tumbuh dan terus berkembang, serta beragam karena keterkaitan dengan fenomena kehidupan sosial masyarakat, dalam kaitannya dengan ini, maka pembelajaran pada dasarnya merupakan aktivitas mengaktifkan,
menyentuhkan,
mempertautkan,
menumbuhkan,
mengembangkan, dan membentuk pemahaman, malalui penciptaan kegiatan, pembangkitan
penghayatan,
internalisasi,
proses
penemuan
jawaban
pertanyaan, dan rekonstruksi pemahaman melalui refleksi yang berlangsung secara dinamis.8 Bahan-bahan dan variasi tehnik belajar/mengajar tersebut seharusnya bermanfaat bagi siswa dan bermakna dalam arti dapat menambah pengetahuan baru berdasarkan pengetahuan awal siswa (prior knowledge) melalui pengalaman-pengalaman belajar mereka (constructivism). Hal yang perlu diperhatikan adalah guru dapat membawa siswa ke dalam situasi belajar yang dapat menghubungkan apa saja yang diperoleh di sekolah atau kelas dengan apa yang ada dikehidupan nyata mereka, dengan demikian siswa akan merasakan dan menyadari manfaat belajar dengan pergi ke sekolah sebab mereka dapat membuktikan sendiri dan menemukan jawaban dalam menghadapi kehidupan di luar kelas yang penuh dengan permasalahan, mereka dapat saling membantu dan berbagi pengalaman dalam kelompok masyarakat belajar (learning community), sehingga timbul keinginan (inquiry) dengan tidak melupakan untuk melakukan refleksi diri. Dari uraian yang telah disampaikan di atas, maka penulis tertarik untuk mencoba melakukan penelitian dalam upaya meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam siswa kelas IV melalui pendekatan kontekstual di SDN Neglasari 02.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan di atas, maka dapat di identifikasikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 8
Depdiknas, Kurikulum dan Pembelajaran: Pembelajaran Kontekstual, (Jakarta: Direktorat Pendidikan, 2008), hal.14
7
1. Rendahnya hasil belajar Pendidikan Agama Islam siswa. 2. Kurangnya kemampuan guru penggunaan metode belajar. 3. Acuhnya sikap peserta didik terhadap proses pembelajaran di kelas. 4. Kurangnya upaya guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa. 5. Kurangnya penggunaan pendekatan kontekstual dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
C. Pembatasan Masalah Untuk mempermudah mendapatkan hasil kajian masalah yang diteliti maka penulis membatasi penelitian hanya pada: upaya dalam meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam siswa kelas IV melalui pendekatan kontekstual di SDN Neglasari 02 Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah, maka masalah yang dapat dipertanyakan dalam perumusan masalah ini adalah sebagai berikut: “Apakah pendekatan kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam siswa kelas IV di SDN Neglasari 02 Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor?”
E. Tujuan Penelitian Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana efektivitas penggunaan pendekatan kontekstual dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas IV di SDN Neglasari 02 Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor.
F. Kegunaan Penelitian Penelitian yang dilakukan oleh penulis diharapkan dapat berguna bagi banyak pihak antara lain: Secara teoretis:
8
1. Untuk menambah perbendaharaan penelitian dalam dunia pendidikan, khususnya dalam Karya tulis ilmiah dalam rangka mengembangkan khasanah ilmiah 2. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai pedoman dalam mengadakan penelitian selanjutnya yang lebih mendalam. 3. Sebagai pengembang disiplin ilmu kearah berbagai spesifikasi Secara Praktis: 1. Bagi Peneliti, hasil Penelitian ini diharapkan berguna bagi peneliti dalam meningkatkan wawasan berpikir dan pengalaman tentang aplikasi ilmu yang peneliti dapatkan selama kuliah. 2. Bagi Guru, sebagai masukan untuk dapat meningkatkan metode dan sistem pembelajaran
di
kelas
agar
menciptakan
suasana
belajar
yang
menyenangkan dan tercapainya hasil yang diharapkan pada siswa di SDN Neglasari 02. 3. Sekolah, sebagai bahan kajian dan evaluasi mengenai hasil belajar peserta didik dalam menentukan metode yang tepat demi tercapainya tujuan pembelajaran. 4. Bagi Pembaca, dapat dijadikan sebagai masukan dan untuk menambah wawasan pengetahuan tentang metode-metode pembelajaran dalam dunia pendidikan.
9
BAB II KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN
A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti 1. Hakikat Hasil Belajar Siswa a. Pengertian Belajar Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik psikis maupun fisik seperti perubahan dalam pengertian, pemecahan masalah, keterampilan, kecakapan, kebiasaan ataupun sikap. Dalam pengertian yang berkaitan dengan istilah belajar, ada beberapa para ahli yang mendefinisikan kata belajar, salah satunya adalah Slameto. Trondike, salah seorang pendiri aliran teori belajar tingkah laku, yang dikutip oleh Hamzah, mengemukakan teorinya bahwa: “Belajar adalah proses interaksi antara stimulus (yang mungkin berupa pikiran, perasaan, atau gerakan) dan respons (yang juga bisa berupa pikiran, perasaan atau gerakan)”.1 Jelasnya, menurut Trondike perubahan tingkah laku dapat berwujud sesuatu yang konkret (dapat diamati), atau yang non konkret (tidak bisa diamati). Menurut Slameto belajar adalah: “Suatu proses usaha
yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”2.
1
Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis diBidang Pendidikan, (Jakarta: Bumi Akasara, 2007), h. 11 2 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), Cet ke-4, h. 2.
9
10
Dengan arti lain, bila terjadi proses belajar, maka terjadi proses antara pengajar dengan yang belajar dalam hal ini peserta didik atau siswa. Dari proses belajar-mengajar akan diperoleh hasil yang pada umumnya disebut dengan istilah hasil belajar. Hasil belajar merupakan nilai pencapaian yang direalisasikan dengan angka, huruf, kata atau symbol dengan pencapaian optimal dan terorganisasi dengan baik. Menurut Gagne, dalam bukunya The Conditiions of Learning, yang dikutip oleh Purwanto, berhubungan dengan belajar menyatakan bahwa: Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya (performance-nya) berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situsi tadi.3 Dari pendapat di atas dapat dikatakan, bahwa belajar merupakan suatu proses kegiatan yang mengakibatkan perubahan tingkah laku, yang bersifat menetap sebagai hasil dari pengalaman individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya seperti dari tidak tahu menjadi tahu dan sebagainya, namun demikian tidak semua perubahan merupakan hasil dari proses belajar. Menurut
Wittig
seperti
dikutip
oleh
Muhibin
Syah
mengemukakan bahwa: “Belajar merupakan perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam atau keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai pengalaman”.4 Perubahan
yang
menyangkut
seluruh
aspek
psikofisik
organisme yang didasarkan pada kepercayaan bahwa tingkah laku lahiriyah organisme itu sendiri bukan indikator adanya peristiwa belajar, karena proses belajar itu tidak dapat diobservasi langsung.
3
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1990), Cet ke-5, h. 84. 4 Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT.Remaja Rosda Karya, 2006), h. 90
11
Dari beberapa definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulangulang dalam suatu situasi, dimana perubahan tingkah laku tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan, respon pembawaan, kematangan atau keadaan-keadaan sesaat seseorang. Yang mencakup perubahan tingkah laku, sikap kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan dan lain sebagainya. b. Pengertian Hasil Belajar Berkaitan dengan hasil belajar, Arikunto mengartikan hasil belajar sebagai: “Indikasi yang menunjukkan upaya penguasaan pengetahuan (kognitif) siswa terhadap materi pelajaran yang diberikan guru melalui kegiatan pekerjaan rumah dan tes ulangan”5 Hasil belajar dapat diwujudkan dengan beberapa aspek yang pada dasarnya diterapkan bagi siswa atau peserta didik secara sistematis dan terpadu yang menghasilkan suatu perubahan yang khas. Menurut A. Tabrani Rusyan dalam bukunya pendekatan dalam proses belajar mengajar berpendapat: "Hasil belajar merupakan hasil yang dicapai oleh seorang siswa setelah ia melakukan kegiatan belajar mengajar tertentu atau setelah ia menerima pengajaran dari seorang guru pada suatu saat." 6 Artinya hasil belajar merupakan sebagai suatu hasil yang diharapkan dari pembelajaran yang telah ditetapkan dalam rumusan perilaku tertentu sebagai akibat dari proses belajarnya. Hasil belajar didapat akibat dari suatu proses belajar. Menurut aliran psikologi kognitif memandang hasil belajar adalah:
5
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), Ed. Rev. Cet-2, h. 117. 6 Tabrani Rusyan, Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT.Remaja Rosda Karya, 2000), h. 65.
12
Mengembangkan berbagai strategi untuk mencatat dan memperoleh informasi, siswa harus aktif menemukan informasi-informasi tersebut dan guru menjadi partner siswa dalam proses penemuan berbagai informasi dan makna-makna dari informasi yang diperolehnya dalam pelajaran yang dibahas dan dikaji bersama.7 Pendapat lain dikemukakan oleh Woodwort dan Marquis dalam Suryabrata bahwa hasil belajar adalah “kemampuan sesungguhanya yang dapat diukur langsung dengan alat atau tes tertentu”. 8 Teori ini menekankan hasil belajar pada kemampuan yang sungguh-sungguh dan dapat diukur langsung. Keberhasilan dalam menunaikan pencapaian hasil belajar merupakan rangkaian konsisten dan teratur untuk mencapai hasil yang memuaskan. Hasil yang dicapai tercantum dalam bentuk nilai, angka atau symbol lainnya sesudah adanya pemberian penilaian baik mengenai kecakapan atau keterampilan belajar siswa. Hal tersebut di kemukakan oleh Djamara. Menurut Djamara mengenai hasil belajar “suatu penilaian pendidikan tentang kemajuan siswa dalam segala hal yang dipelajari di sekolah yang menyangkut pengetahuan atau kecakapan/keterampilan yang dinyatakan sesudah penilaian”9 Adanya perubahan-perubahan dalam bidang pengetahuan dan pemahaman dalam bidang nilai dan sikap yang dialami siswa yang telah berhasil dalam belajar merupakan bentuk-bentuk perubahan seorang siswa yang mengalami kemajuan dalam hasil belajarnya. Pencapain penilaian tentang hasil belajar bahwa seseorang dapat dinyatakan berhasil atau tidak, dapat dilihat dari hasil pengukuran berdasarkan tes hasil belajarnya.
7
Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokrasi, (Jakarta: Prenada Media, 2004), h.
92. 8
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Grafindo Persada, 1995), h.169. Syaiful Bakri Djamara, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, (Surabaya: Usaha Nasional, 2001), h. 19-24 9
13
Dari pengertian hasil belajar yang telah dikemukakan oleh para ahli maka intinya adalah "perubahan". Oleh karena itu seseorang yang melakukan aktivitas belajar dan memperoleh perubahan dalam dirinya dengan memperoleh pengalaman baru, maka individu itu dikatakan telah belajar. Perubahan-perubahan tingkah laku yang terjadi dalam hasil belajar memiliki ciri-ciri: 1) 2) 3) 4) 5) 6)
Perubahan terjadi secara sadar Perubahan dalam belajar bersifat fungsional Perubahan bersifat positif dan aktif Perubahan bukan bersifat sementara Perubahan bertujuan dan terarah Mencakup seluruh aspek tingkah laku.10
Hasil belajar menempatkan seseorang dari tingkat abilitas yang satu ke tingkat abilitas yang lain. Mengenai perubahan tingkat abilitas menurut Bloom meliputi tiga ranah, yaitu: 1) Kognitif: Knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas), analysis (menguraikan, menentukan
hubungan),
synthesis
(mengorganisasikan,
merencanakan, membentuk bangunan baru), evaluation (menilai), application (menerapkan) 2) Affective: receiving (sikap menerima), responding (memberi respon),
valuing
(menilai),
organization
(organisasi),
characterization (karakterisasi). 3) Psychomotor: initiatory level, pre-routine level, routinized level.11 Dari pendapat di atas dapat dilihat bahwa hasil belajar merupakan realisasi pemekaran dari kecakapan atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan hasil belajar dari seseorang dapat
10
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2003), h. 3-4. 11 Sardiman A.N., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2004), h. 23-24.
14
dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir, maupun keterampilan motorik. Sejalan dengan pendapat di atas, W.S Winkel mengemukakan ada beberapa kategori yang menunjukkan kepada hasil belajar, antara lain yaitu: 1) Keterampilan motorik Disebut
“motorik”
karena
kejasmanian
(otot
dan
urat)
diikutsertakan. Bagian-bagian badan yang bergerak diurutkan pola tertentu. Ciri khas dari keterampilan motorik ialah adanya “otomatisme”, yaitu urutan-urutan gerak-gerik yang teratur dan berjalan dengan lancer tanpa disertai pikiran tentang apa yang harus dilakukan dan mengapa hal itu dilakukan. 2) Sikap Kecenderungan menerima atau menolak sesuatu atau seseorang berdasarkan penilaian, yaitu misal seseorang menilai “baik atau tidak untuk saya”, berdasarkan penilaian itu subjek bersikap (+) atau (-) terhadap sesuatu hal. 3) Kemahiran Intelektual Kemampuan bergaul dengan lingkungan di sekitarnya dan dengan dirinya sendiri secara simbolis, termasuk di dalamnya: a)
persepsi, yaitu hasil pengamatan dengan memperhatikan ciri-ciri yang khas (warna, bentuk, dan lain-lain)
b) konsep, yaitu satuan yang abstrak (mewakili sejumlah hal yang mempunyai cirri yang sama). Sejumlah objek yang ternyata mempunyai sejumlah ciri yang sama dikelompokkan dalam golongan tertentu. konsep (lambang mental) dituangkan dalam suatu kata (lambang bahasa). c) kaidah, yaitu pengungkapan dari hubungan yang terdapat antar beberapa konsep, ungkapan biasanya ditungkan dalam bentuk Abahasa (suatu kalimat) Contoh: “Udara yang lembab mengakibatkan besi berkarat”.
15
d) Informasi verbal, yaitu pengetahuan yang dinilai dengan menggunakan bahasa verbal. Bahasa verbal sangat penting bagi kehidupan manusia karena dengan menggunakan informasi verbal berarti seseorang dapat berkomunikasi dengan orang lain.12 Dari katergori di atas yang berkaitan dengan hasil belajar maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan suatu proses di mana seseorang mengalami perubahan perilaku karena adanya pengalaman dan proses belajar telah terjadi jika di dalam diri anak telah terjadi perubahan, perubahan tersebut mencakup peningkatan keterampilan motorik, sikap, dan kemampuan intelektual, perubahan tersebut diperoleh dari pengalaman sebagai
interaksi dengan
lingkungan. Hasil belajar akan menumbuhkan pengetahuan dan pengertian dalam diri seseorang sehingga ia dapat mempunyai kemampuan berupa keterampilan dalam bentuk kebiasaan, sikap dan cita-cita hidupnya. Orang yang telah berhasil dalam belajar akan menjadi orang yang mandiri dan dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya, serta dapat menentukan arah hidupnya.13 Dari beberapa pengertian mengenai hasil belajar di atas, penulis dapat menyimpulkan tentang hasil belajar adalah suatu penilaian pada diri siswa tentang sikap yang dimilikinya setelah mereka mempelajari suatu pelajaran yang ditujukan dengan suatu penilaian angka atau simbol sebagai hasil dari pencapaiannya c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Belajar merupakan suatu proses yang tidak dapat dilihat dengan nyata, proses itu terjadi di dalam diri seseorang yang sedang mengalami proses belajar.
12
WS. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta: Grasindo, 2005), h. 27 Wayan Koster, Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Hasil Belajar Siswa SLTPN di Jakarta, (Mimbar Pendidikan, No.2/XIX, 2000), h. 26. 13
16
Slameto menyatakan bahwa setiap proses belajar banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar tersebut, diantaranya faktor internal dan faktor eksternal. 1) Faktor internal tersebut dibagi menjadi tiga faktor sebagai berikut: a) Faktor jasmani, yang meliputi kesehatan dan cacat tubuh b) Faktor psikologi, yang meliputi intelegensi, minat, bakat, motivasi dan kesiapan. c) Faktor kelelahan, yang meliputi jasmani dan kelelahan rohani. 2) Faktor eksternal dibagi menjadi tiga faktor sebagai berikut: a) Faktor keluarga, yang meliputi tingkat pendidikan orang tua, keadaaan ekonomi, dan lain-lain. b) Faktor sekolah, yang meliputi keadaan guru, sarana dan prasarana, dan lain-lain. c) Faktor masyarakat, yang meliputi teman gaul, media massa, bentuk kehidupan masyarakat (keadaan tempat tinggal), dan kegiatan siswa dalam masyarakat14. Hal senada juga dikemukakan oleh Purwanto, mengenai faktorfaktor belajar, antara lain: 1) Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang disebut dengan faktor individual diantaranya pertumbuhan, kecerdasan, dan motivasi. 2) Faktor yang ada di luar individu yang disebut dengan faktor social. Diantaranya adalah faktor keluarga, guru mengajar, alat-alat yang digunakan dalam mengajar, dan motivasi sosial.15 Selain dari dua pendapat di atas, ada kesamaan juga yang dikemukakan oleh Syah mengenai faktor-faktor belajar yang dipengaruhi oleh: (1) Faktor internal siswa yang meliputi aspek fisiologis dan aspek psikologis (intelegensi, sikap siswa, minat siswa, dan motivasi siswa). (2) Faktor eksternal siswa yang meliputi 14 15
Slameto, Op.cit, h. 54. Ngalim Purwanto, Op.Cit, h. 102.
17
lingkungan sosial dan lingkungan non sosial. (3) Faktor pendekatan belajar.Yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi stategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajran materi-materi pelajaran. 16 Hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar dengan alat ukur berupa alat evaluasi yang dinyatakan dalam bentuk angka huruf, kata atau simbol terte ntu. Sedangkan menurut Dollar dan Miller dalam Syamsuddin mengatakan bahwa hasil belajar dapat dipengaruhi oleh empat hal: 1) Adanya motivasi, siswa harus menghendaki sesuatu. 2) Adanya perhatian dan mengetahui sasaran, siswa harus memperhatikan sesuatu. 3) Adanya usaha, siswa harus melakukan sesuatu. 4) Adanya evaluasi dan pemantapan hasil, siswa harus memperoleh sesuatu.17 Secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa dibagi menjadi dua faktor yaitu internal dan eksternal siswa. Faktor internal siswa meliputi psikologis dan psikis siswa itu sendiri, dan faktor eksternal siswa meliputi lingkungan di luar diri siswa. Kehadiran
faktor-faktor
psikologis
dalam
belajar
akan
memberikan andil yang cukup penting. Faktor-faktor psikologis akan senantiasa memberikan landasan dan kemudahan dalam upaya mencapai tujuan belajar secara optimal. Sebaliknya tanpa kehadiran faktor-faktor psikologis, bisa jadi memperlambat proses belajar, bahkan dapat pula menambah kesulitan dalam belajar. Tomas F.S. dalam Sardiman, menguraikan enam macam faktor psikologis, yaitu:18
16
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Rosda Karya, 2002), h.145. 17 Abin Syamsuddin Makmun, Psikologi Kependidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003), Cet.6, h. 164. 18 Sadirman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004)h. 39.
18
1) Motivasi Motivasi disebut juga keinginan atau dorongan untuk belajar. Seseorang akan berhasil belajar kalau pada dirinya sendiri ada keinginan untuk belajar. Inilah prinsip dan hukum pertama dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran. 2) Konsentrasi Konsentrasi dimaksudkan memusatkan segenap kekuatan perhatian pada situasi belajar. Unsur motivasi dalam hal ini sangat membantu tumbuhnya proses pemusatan perhatian. 3) Reaksi Dalam kegiatan belajar diperlukan keterlibatan unsur fisik maupun mental sebagai suatu wujud reaksi. Pikiran dan ototototnya harus dapat bekerja secara harmonis, sehingga subjek belajar itu bertindak atau melakukannya. 4) Organisasi Belajar
dapat
juga
dikatakan
sebagai
kegiatan
mengorganisasikan, merata atau menempatkan bagian-bagaian bahan pelajaran ke dalam suatu kesatuan pengertian. 5) Pemahaman Pemahaman atau comprehension dapat diartikan menguasai sesuatu dengan pikiran. Karena itu belajar juga harus mengerti secara mental makna dan filosofisnya, maksud dan implikasi serta aplikasi-aplikasinya. 6) Ulangan Lupa merupakan sesuatu yang tercela dalam belajar, tetapi lupa adalah sifat umum manusia. Untuk mengatasi kelupaan diperlukan kegiatan ulangan. Mengulang-ulang suatu pekerjaan atau fakta yang sudah dipelajari membuat kemampuan para siswa untuk mengingatnya akan semakin bertambah.
19
Prinsip-prinsip belajar hanya memberikan petunjuk umum tentang belajar. Tetapi prinsip-prinsip itu tidak dapat dijadikan hukum belajar yang bersifat mutlak, kalau tujuan belajar berbeda maka dengan sendirinya secara belajar juga harus berbeda. Karena itu, belajar yang efektif sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor kondisional yang ada. Menurut Oemar Hamalik, Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar adalah sebagai berikut:19 1) Faktor kegiatan, Penggunaan dan ulangan. Siswa yang belajar melakukan banyak kegiatan baik kegiatan neural system, seperti melihat, mendengar, merasakan, berfikir, kegiatan motoris, dan sebagainya maupun kegiatan-kegiatan lain yang diperlukan untuk memperoleh pengetahuan, sikap, kebiasaan, dan minat. 2) Belajar
memerlukan
latihan,
dengan
jalan:
relearning,
recalling¸dan reviewing agar pelajaran yang terlupakan dapat dikuasai kembali dan pelajaran yang belum dikuasai akan dapat lebih mudah dipahami. 3) Belajar hendaknya dilakukan dalam suasana yang menyenangkan. 4) Siswa yang belajar perlu mengetahui apakah ia berhasil atau gagal dalam belajarnya. 5) Faktor asosiasi besar manfaatnya dalam belajar, karena semua pengalaman belajar antara yang lama dengan yang baru secara berurutan
diasosiasikan,
sehingga
menjadi
satu
kesatuan
pengalaman. 6) Pengalaman masa lampau (bahan apresiasi) dan pengartian pengertian yang dimiliki oleh siswa. 7) Faktor kesiapan dalam belajar. 8) Faktor minat dan usaha. Belajar dengan minat akan mendorong siswa lebih baik dari pada belajar tanpa minat. 9) Faktor-faktor fisiologis. Kondisi badan siswa sangat berpengaruh dalam proses belajar. 19
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), h.32.
20
10) Faktor intelegensi. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli mengenai faktorfaktor yang mempengaruhi hasil belajar dapar diambil kesimpulan bahwa faktor yang mempengaruhi belajar siswa secara garis besar dapat dibagi dalam dua faktor utama: pertama faktor intern, yaitu faktor yang datang dari dalam siswa seperti kondisi fisiologis dan koondisi psikologis. Kedua faktor ekstern, faktor ini berasal dari luar diri siswa, yaitu lingkungan belajar, seperti lingkungan alam, lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat. Selain itu lingkungan sekolah juga sangat mempengaruhi yaitu mutu pengajaran di sekolah. Dan hal ini tentu saja tidak terlepas dari pendekatan pembelajaran yang digunakan guru. Dalam proses belajar mengajar guru memiliki peranan tugas untuk mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk melihat segala sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk membantu proses perkembangan siswa. Penyampaian materi pelajaran hanyalah merupakan salah satu dari berbagai kegiatan dalam belajar sebagai suatu proses yang dinamis dalam segala fase dan proses perkembangan siswa. Dalam pencapaian hasil belajar siswa yang optimal, peranan guru memiliki arti penting dalam memberikan konsep dan materi mengajar yang efektif. Menurut Slameto faktor-faktor mengajar efektif bagi guru antara lain:20 1) Pengusasaan bahan pelajaran. Guru harus menguasai bahan pelajaran sebaik mungkin sehingga dapat membuat perencanaan pelajaran
dengan
baik,
memikirkan
variasi
metode
cara
memecahkan persoalan dan membatasi bahan, membimbing siswa ke arah tujuan yang diharapkan, tanpa kehilangan kepercayaan terhadap dirinya.
20
Slameto, Op.Cit.,h,95.
21
2) Cinta kepada yang diajarkan. Guru yang mencintai pelajaran yang diberikan, akan berusaha mengajar dengan efektif, agar pelajaran itu dapat menjadi milik siswa sehingga berguna bagi hidupnya kelak. 3) Pengalaman pribadi dan pengetahuan yang telah dimiliki siswa. 4) Variasi metode. 5) Guru harus menambah ilmunya, berdiskusi, dan meningkatkan kemampuan mengajar. 6) Memberikan pengetahuan yang aktual. 7) Guru harus berani memberikan pujian. 8) Seorang guru harus mampu menimbulkan semangat belajar secara individual. Mengajar bukan tugas yang ringan bagi seorang guru. Dalam mengajar guru berhadapan dengan sekelompok siswa, mereka adalah makhluk hidup yang memerlukan bimbingan, dan pembinaan untuk menuju kedewasaan. Siswa setelah mengalami proses pendidikan dan pengajaran diharapkan telah menjadi
manusia dewasa yang sadar
tanggung jawab terhadap diri sendiri. Adanya prinsip-prinsip mengajar guru untuk menunjang kerberhasilan siswa dalam pencapaian hasil belajar, antara lain: 1. Perhatian 2. Aktivitas 3. Appersepsi 4. Peragaan 5. Repetisi 6. Korelasi 7. Konsentrasi 8. Sosialisasi 9. Individualisasi 10. Evaluasi21 Dari uraian di atas, jelas bahwa peranan guru telah meningkat dari sebagai pengajar menjadi sebagai direktur pengarah belajar.
21
Ibid, h.35.
22
Sebagai direktur belajar, tugas dan tanggung jawab turut menjadi lebih meningkat yang ke dalamnya termasuk fungsi-fungsi guru sebagai perencana pengajaran, pengelola pengajaran, sebagai motivator, sebagai pembimbing, dan sebagai penilai hasil belajar siswa.
2. Hakikat Pendekatan Kontekstual a. Pengertian Pembelajaran Kontekstual Ada kecenderungan sekarang ini untuk kembali pada pemikiran bahwa anak akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan secara alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya bukan mengetahuinya. Pembelajaran secara kontekstual diharapkan
dapat
meningkatkan
apa
yang
menjadi
tujuan
pembelajaran. Kontekstual jika diambil dari asalnya dalam bahasa Inggris yaitu con’textual yang berarti termasuk, tergantung, sedangkan dari bahasa asalnya yaitu bahasa latin con = with + textum = woven) yang berarti bermaksud mengikuti konteks atau dalam konteks.22 Secara umum, kontekstual memiliki pengertian : 1) Yang berkenaan, relevan, ada hubungan atau kaitan langsung, mengikuti konteks. 2) Yang membawa maksud, makna dan kepentingan (meaningful)23 Oleh karena itu, kaedah kontekstual yaitu kaedah yang dibentuk berasaskan maksud kontekstual itu sendiri, seharusnya mampu membawa pelajar ketingkat pembelajaran isi dan konsep yang berkenaan atau releven bagi mereka dan juga memberi makna dalam kehidupan keseharian mereka. Pendekatan kontekstual “Merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa 22
S. Wojowasito, dan Tito Wasito, Kamus Lengkap Inggeris-Indonesia, IndonesiaInggeris, (Bandung : Hasta, 1997) h. 31 23 Depdiknas, Kurikulum dan Pembelajaran: Pembelajaran Kontekstual, (Jakarta: Direktorat Pendidikan, 2008). h.1
23
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.24 Dengan kata lain bahwa pendekatan kontekstual merupakan suatu proses pendidikan yang holistic dan bertujuan memotivasi siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut, dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial, dan cultural) sehingga siswa memiliki pengetahuan atau keterampilan yang secara fleksibel dapat diterapkan
(ditransfer)
dari
satu
permasalahan/
konteks
ke
permasalahan / konteks lainnya. Menurut teori pembelajaran kontekstual yang dikemukakan oleh Kasihati dikemukakan bahwa: Pembelajaran hanya berlaku apabila pelajar memperoses pengetahuan atau ilmu pengetahuan baru dengan cara tertentu sehingga ia membawa maksud atau makna kepada mereka dalam kerangka rujukan mereka sendiri (dunia dalam memori, pengalaman dan tindak balas mereka sendiri)25. Pendekatan
pembelajaran
dan
pengajaran
seperi
ini
mengandaikan minat akan mencari maksud dalam konteks dengan cara semula, yaitu yang berkaitan dengan seseorang dalam masa belajarnya. Ini berlaku dengan cara pencarian hubungan yang diterima akal sehat dan kelihatan bermakna. Terbentuk dari pada pemahaman ini, teori pembelajaran kontekstual tertumpu pada aspek serta berbagai cara-cara dalam pembelajaran, selama ada dalam sekolah, kursus, tempat atau lokasi kerja, atau di ladang tanaman. Ia menggalakkan pendidik memilih dan/atau membina suasana pembelajaran
24
yang
menggabungkan
seberapa
banyak
bentuk
Depdiknas, Ibid. http://www.tutor.com.my/lada/tourism/edu-kontekstual.htm, Portal Pendidikan Utusan, diakses pada: 20 April 2011 25
24
pengalaman yang boleh termasuk aspek sosial, phisikal, psikologikal, kearah mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Dengan demikian, pelajar menemui perhubungan yang bermakna antara ide abstrak dan aplikasi praktikal dalam konteks alam yang nyata. Konsep dihayati melalui proses penemuan, pengukuhan dan menghubungkan. Pengajaran dan Pembelajaran kontekstual merupakan satu konsepsi pengajaran dan pembelajaran yang membantu guru mengaitkan bahan subjek yang dipelajari dengan situasi dunia yang sebenarnya dan memotivasi pelajar untuk membuat hubungan yang berkaitan antara pengetahuan dengan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari mereka sebagai bagian dari keluarga, warga masyarakat dan pekerja. Dari penjabaran di atas salah satu upaya dalam meningkatkan hasil belajar siswa yaitu melalui suatu metode pendekatan kontekstual yang diharapkan dapat merubah cara belajar siswa agar termotivasi dalam mengikuti pembelajaran yang dilangsungkan dengan suasana belajar yang tidak membosankan. Dari beberapa pengertian tentang pendekatan kontekstual di atas maka penulis membuat sintesa mengenai pendekatan kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif, yakni: konstruktivisme,
bertanya,
menemukan,
masyarakat
belajar,
pemodelan, dan penilaian sebenarnya. b. Tujuan dan Manfaat Pendekatan Kontekstual Dalam sebuah pendekatan pembelajaran pastinya memiliki tujuan kenapa diterapkannya suatu model pendekatan pembelajaran tersebut, dalam hal ini tujuan pendekatan kontekstual antara lain:
25
1) Model pembelajaran kontekstual ini bertujuan untuk memotivasi siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari sehingga siswa memiliki pengetahuan atu ketrampilan yang secara refleksi dapat diterapkan dari permasalahan kepermasalahan lainya. 2) Model pembelajaran ini bertujuan agar dalam belajar itu tidak hanya sekedar menghafal tetapi perlu dengan adanya pemahaman 3) Model pembelajaran ini menekankan pada pengembangan minat pengalaman siswa. 4) Model pembelajaran kontekstual ini bertujuan untuk melatih siswa agar dapat berfikir kritis dan terampil dalam memproses pengetahuan agar dapat menemukan dan menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya sendiri dan orang lain 5) Model pembelajaran kontekstual ini bertujun agar pembelajaran lebih produktif dan bermakna 6) Model pembelajaran model kontekstual ini bertujuan untuk mengajak anak pada suatu aktivitas yang mengkaitkan materi akademik dengan konteks jehidupan sehari-hari 7) Tujuan pembelajaran model kontekstual ini bertujuan agar siswa secara indinidu dapat menemukan dan mentrasfer informasi-informasi komplek dan siswa dapat menjadikan informasi itu miliknya sendiri.26 Dari beberapa tujuan pembelajaran pendekatan kontekstual di atas dapat dikatakan bahwa siswa belajar dan mengalami sendiri bukan dari pemberian orang lain, keterampilan dan pengetahuan diperluas dari konteks yang terbatas sedikit demi sedikit, dengan demikian pentingnya siswa tahu untuk apa dia belajar dan bagaimana ia menggunakan pengetahuan dan keterampilan tersebut. Dengan konsep tersebut, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Biasanya dalam metode pembelajaran melalui pendekatan kontekstual proses pembelajaran berlangsung secara alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa. Atau dengan kata lain strategi pembelajaran lebih dipentingkan dari pada hasil.
26
Zahorik, Proses Pembelajaran melalui Pendekatan Kontekstual, Jakarta: Bandung: Remaja Rosda Karya, 2005. h-14
26
c. Tahapan Pembelajaran Pendekatan Kontekstual Kebanyakan pelajar di sekolah tidak mampu membuat kaitan antara apa yang mereka pelajari dengan bagaimana pengetahuan itu dapat dimanfaatkan. Menurut Depdiknas ada tujuh tahapan dalam pembelajaran kontekstual, antara lain: 1) Konstruktivisme Membangun pemahaman mereka sendiri dari pengalaman baru berdasar pada pengetahuan awal. Pembelajaran harus dikemas menjadi proses “mengkonstruksi” bukan menerima pengetahuan. 2) Pemahaman (Inqury) Proses perpindahan dari pengamatan menjadi pemahaman. Siswa belajar menggunakan keterampilan berpikir kritis. 3) Bertanya (Questioning) Kegiatan guru untuk mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berpikir siswa. Bagi siswa yang merupakan bagian penting dalam pembelajaran yang berbasis inqury. 4) Masyarakat belajar (Learning Community) Sekolompok
orang
yang
terikat
dalam
kegiatan
belajar.
Bekerjasama dengan orang lain lebih baik dari pada belajar sendiri. Menukar pengalaman dan berbagi ide. 5) Pemodelan (Modeling) Proses penampilan suatu contoh agar orang lain berpikir, bekerja dan belajar. Mengerjakan apa yang guru inginkan agar siswa mengerjakannya. 6) Refleksi (Reflection) Cara berpikir tentang apa yang telah kita pelajari. Mencatat apa yang telah dipelajari. Membuat jurnalm karya senim diskusi kelompok. 7) Penilaian yang sebenarnya (Authentic Assessment)
27
Mengukur pengetahuan dan keterampilan siswa. Penilaian produk (kinerja), tugas-tugas yang relevandan kontekstual.27 Tugas sorang guru dalam konsep kontekstual yakni membantu siswa mencapai tujuannya, tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi siswa. Menurut Zahorik, ada lima elemen yang harus diperhatikan dalam praktek pembelajaran kontekstual, yaitu: 1) Pengaktifan pengetahuan yang sudah ada (activating knowledge) 2) Pemerolehan pengetahuan baru (acquiring knowledge) dengan cara mempelajari secara keseluruhan dulu kemudian memperhatikan detilnya. 3) Pemahaman pengetahuan (understanding knowledge), yaitu dengan cara menyusun (a) konsep sementara (hipotesis), (b) melakukan sharing kepada orang lain agar mendapat tanggapan (validasi) dan atas dasar tanggapan itu (c) konsep tersebut direvisi dan dikembangkan 4) Mempraktekkan pengetahuan dan pengalaman tersebut (applying knowledge) 5) Melakukan refleksi (ferlecting knowledge) terhadap strategi pengembangan pengetahuan tersebut.28 Secara lazimnya, pelajar dijangkakan mampu membuat kaitan ini dengan sendiri apabila berada di luar sekolah. Pendekatan kontekstual menyadari hakikat bahwa pembelajran ialah satu proses berbagai bentuk yang kompleks yang menjangkau semua kaedahkaedah jenis pelatihan dan rangsangan dan tindak balas. Pendekaan kontekstual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
27 28
Depdiknas, Op.Cit., h.4 Zahorik, Loc.Cit. h-14
28
d. Karakteristik Pembelajaran Kontekstual Dalam pendektan kontekstual yang diterapkan guru, proses adalah peran utama untuk mendapatkan hasil pembelajaran, pengajaran berpusat pada “bagaimana cara” siswa menggunakan pengetahuan baru, siswa dituntut untuk berperan aktif, bekerja sama dengan teman menemukan pengetahuan dan memecahkannya dari berbagai sumber tidak hanya berpusat dari guru, dengan kata lain siswa bekerja dan berkarya sedangkan guru mengarahkannya. Hal di atas di sebutkan dalam karakteristik pembelajaran kontekstual, meliputi: 1) Kerjasama 2) Saling menunjang 3) menyenangkan, tidak membosankan 4) Belajar dengan penuh gairah 5) Pembelajaran terintegrasi 6) Menggunakan berbagai sumber 7) Siswa aktif 8) Sharing dengan teman 9) Siswa kritis guru kreatif. 10) Dinding dan lorong-lorong penuh dengan hasil kerja siswa, peta-peta gambar, artikel, humor dan lain-lain. 11) Laporan kepada orang tua bukan hanya rapor tetapi hasil karya siswa, laporan hasil pratikum, karangan siswa dan lain-lain.29 Ini berlaku oleh sebab cara mereka memproses pengetahuan dan perasaan motivasi untuk pelajar tidak tersentuh melalui kaedah pengajaran yang lazim digunakan (yaitu kaedah pendidikan yang abstrak), namun mereka amat perlu memahami konsep itu untuk memudahkan mereka mengatikannya dengan suasana dan juga dalam menempuh kehidupan masyarakat dimana tempat mereka menjalani kehidupan dan bekerja.
29
Depdiknas, Op.Cit., h.5
29
e. Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Kontekstual Setiap metode pembelajaran memiliki karakteristik tersendiri, hal tersebut menjadikan suatu metode pembelajaran memiliki kelebihan-kelebihan maupun kekurangan-kekurangannya. Berikut adalah kelebihan dari pendekatan metode kontekstual, antara lain yaitu30: 1) Memberikan kesempatan pada sisiwa untuk dapat maju terus sesuai dengan potensi yang dimiliki sisiwa sehingga siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. 2) Siswa dapat berfikir kritis dan kreatif dalam mengumpulkan data, memahami suatu isu dan memecahkan masalah dan guru dapat lebih kreatif 3) Menyadarkan siswa tentang apa yang mereka pelajari. 4) Pemilihan informasi berdasarkan kebutuhan siswa tidak ditentukan oleh guru. 5) Pembelajaran lebih menyenangkan dan tidak membosankan. 6) Membantu siwa bekerja dengan efektif dalam kelompok. 7) Terbentuk sikap kerja sama yang baik antar individu maupun kelompok. Kemudian
kelemahan
atau
kekurangan
dari
model
pembelajaran kontekstual31: 1) Guru lebih intensif dalam membimbing. Karena dalam metode kontekstual. Guru tidak lagi berperan sebagai pusat informasi. Tugas guru adalah mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan pengetahuan dan ketrampilan yang baru bagi siswa. Siswa dipandang sebagai individu yang sedang
berkembang.
Kemampuan
belajar
seseorang
akan
dipengaruhi oleh tingkat perkembangan dan keluasan pengalaman 30
Supinah, Pembelajaran Matematika SD dengan Pendekatan Kontekstual dalam Melaksanakan KTSP, (Yogyakarta: P4TK, 2008), h.28 31 Nadhirin, Model Pembelajaran Contextual Teaching, (Internet: diakses pada Maret 2010) nadhirin.blogspot.com/2010/03/model-pembelajaran-contextual-teaching.html
30
yang dimilikinya. Dengan demikian, peran guru bukanlah sebagai instruktur atau ” penguasa ” yang memaksa kehendak melainkan guru adalah pembimbing siswa agar mereka dapat belajar sesuai dengan tahap perkembangannya. 2) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan sendiri ide–ide dan mengajak siswa agar dengan menyadari dan dengan sadar menggunakan strategi–strategi mereka sendiri untuk belajar. Namun dalam konteks ini tentunya guru memerlukan perhatian dan bimbingan yang ekstra terhadap siswa agar tujuan pembelajaran sesuai dengan apa yang diterapkan semula.
3. Hakikat Bidang Studi Pendidikan Agama Islam a) Pengertian Bidang Studi Pendidikan Agama Islam Penertian istilah Pendidikan Agama seperti yang dijelaskan pada undang-undang Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003 pasal 30 BAB IV menjelaskan bahwa pendidikan keagamaan; “pendidikan keagamaan berfungsi mempersiapkan peserta didik menajdi anggota masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya dan menjadi ahli ilmu agama”.32 Sedangkan menurut Zakiyah Darajat dan kawan-kawan menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan Pendidikan Agama Islam adalah: Suatu usaha bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan dapat memahami apa yang terkandung di dalam Islam secara keseluruhan, menghayati makna dan maksud serta tujuannya dan pada akhirnya dapat mengamalkannya serta menjadikan ajaran-ajaran agama Islam yang telah dianutnya
32
Undang-undang Sitem Pendidikan Nasional pasal 30 BAB IV (Nomor 2 tahun 2003), (Jakarta: CV. Tamita Utama, 2004)
31
itu sebagai pandangan hidupnya sehingga dapat mendatangkan keselamatan dunia dan akhirat kelak.33 Kemudian dalam edaran Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama RI, sebagaimana dikutip oleh Drs. H. M. Alisuf Sabri mengartikan bahwa: Pendidikan Agama Islam adalah bimbingan yang diberikan oleh seseorang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam. Bila disingkat, pendidikan Islam ialah bimbingan terhadap seseorang agar menjadi muslim semaksimal mungkin.34 Dari berbagai definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah usaha bimbingan yang dilakukan secara sadar untuk mengarahkan anak didik mencapai kedewasaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan ajaran agama Islam dan pada akhirnya dapat menjadikan ajaran agama Islam sebagai pandangan hidupnya sehingga dapat mendatangkan keselamatan. b) Tujuan Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar Tujuan yaitu "sasaran yang akan dicapai seseorang atau sekelompok orang yang melakukan kegiatan”.35 Bila pendidikan kita dipandang sebagai suatu proses, maka proses tersebut akan berakhir pada tercapainya tujuan akhir pendidikan. Dalam proses pendidikan, tujuan akhir merupakan tujuan tertinggi yang hendak dicapai. Suatu tujuan yang hendak dicapai oleh pendidikan pada hakekatnya adalah suatu perwujudan dari nilai-nilai ideal yang terbentuk dalam pribadi manusia yang diinginkan. Untuk lebih jelasnya tentang tujuan pendidikan agama Islam, maka peneliti akan mengutip beberapa pendapat ahli 33
Zakiyah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta :Bumi Aksara, 2000), Cet. Ke- 4, h.
38 34
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Persfektif Islam, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2010), Cet. Ke-9, h. 32 35 Hj. Nur Ubiyati, llmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Pustaka Setia, 1998), Cet. Ke- 2, h. 29
32
pendidikan sebagai berikut: Menurut Mahmud Yunus, tujuan pendidikan agama Islam adalah “menyiapkan anak supaya diwaktu dewasa kelak mereka cakap melakukan pekerjaan dunia dan amalan akhirat, sehingga tercapai kebahagiaan bersama dunia dan akhirat”.36 M. Arifin mengemukakan bahwa tujuan pendidikan agama Islam adalah “terciptanya manusia yang berilmu pengetahuan tinggi, dimana iman dan takwanya menjadi pengendali dalam penerapan atau pengaruhnya dalam masyarakat”.37 Sedangkan secara garis besarnya tujuan pendidikan agama Islam menurut Zakiyah Darajat ialah "untuk membina manusia menjadi hamba Allah yang shaleh dengan seluruh aspek kehidupannya, perbuatan, pikiran dan perasaan".38 Pada dasarnya tujuan
yang hendak dicapai dalam
pendidikan Islam tak terlepas dari eksistensi manusia hidup di dunia ini, yaitu dalam rangka beribadah kepada Allah selaku khalik sekalian makhluknya. Dalam Surat Adz-Dzariyat ayat 56 Allah berfirman:
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku (QS. Adz-Dzariyat : 56) Sedangkan tujuan Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar yaitu: 1. Menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemukukan dan pengembagan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang agama
36
Mahmud Yunus, Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : PT. Hidayah Agung, 2003), h. 6 37 M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 2006), h. 15 38 Zakiyah Darajat, Pendidikan Islam Dalam Keluarga dan Sekolah, (Jakarta : CV. Ruhama, 2005), Cet. Ke-2, h. 35
33
Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT. 2. Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia, yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi (tasamuh), menjaga keharmonisan secara personal dan sosial, serta mengembangkan budaya agama dalam komunitas sekolah. 39 Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan agama Islam adalah merealisasikan manusia muslim yang beriman dan bertaqwa serta berilmu pengetahuan yang mampu mengabadikan diri kepada Allah dan selalu mengerjakan perintah Nya dan menjauhi larangan Nya.
c) Ruang Lingkup Bidang Studi Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar Ruang lingkup pendidikan agama Islam memiliki cakupan sangat luas, karena ajaran Islam memuat ajaran tentang tata hidup yang meliputi seluruh aspek kehidupan manusia, maka pendidikan agama Islam merupakan pengajaran tata hidup yang berisi pedoman pokok yang digunakan oleh manusia dalam menjalani kehidupannya di dunia ini dan untuk menyiapkan kehidupannya yang sejahtera di akhirat nanti. Dalam bukunya, "Ilmu Pendidikan Islam", M. Arifin Ilham mengatakan bahwa ruang lingkup pendidikan agama Islam mencakup segala bidang kehidupan manusia di dunia dimana manusia mampu memanfaatkannya sebagai tempat menanam benih amaliah yang buahnya akan dipetik di akhirat nanti, maka pembentukan nilai dan sikap amaliyah islamiyah dalam pribadi 39
2002, h. 2
Depag RI, Petunjuk Pelaksanaan Kurikulum Pedidikan Agama Islam Untuk SD/MI,
34
manusia baru akan tercapai dengan efektif bilamana dilakukan melalui proses kependidikan yang berjalan di atas kaidah-kaidah ilmu pengetahuan kependidikan.40 Dalam buku "Petunjuk Pelaksanaan Kurikulum Pendidikan Agama Islam SD/MI", disebutkan mengenai ruang lingkup pendidikan agama Islam meliputi : a. Alqur’an dan Hadist b. Aqidah c. Akhlak d. Fiqih e. Tarikh dan Kebudayaan Islam41 Sedangkan luas dalamnya pembahasan tergantung pada lembaga pendidikan yang bersangkutan, tingkat kelas, tujuan dan tingkat kemampuan
anak
didiknya.
Untuk
sekolah-sekolah
agama,
pembahasannya lebih luas dan mendalam dari pada sekolah-sekolah umum.
B. Hasil Penelitian yang Relevan Dalam meneliti dan menelaah penelitian yang berkaitan dengan peningkatan minat belajar siswa melalui pendekatan kontekstual, ada beberapa hasil penelitian sebelumnya yang relevan sebagai acuan teori dan bahasan serta yang ingin dicapai dalam penelitian ini, bahasan hasil penelitian yang relevan tersebut antara lain: “Upaya peningkatan kreativitas siswa dalam pembelajaran matematika dengan pendekatan kontekstual”. 42 Dalam penelitian tersebut di atas yang telah dilakukan oleh Riri Puspitasari, membahas tentang bagaimana upaya dalam meningkatkan kreativitas siswa dalam pembelajaran matematika dengan pendekatan kontekstual. Penelitian teresebut membahas bagaimana kreativitas siswa dapat ditingkatkan dari sebelumnya, siswa menjadi lebih kreatif, baik cara 40
M. Arifin, Op. Cit., h. 13 Depag RI, Op.Cit, 2002, h. 3 42 K. Suyanto, Pembelajaran berbasis Kontekstual (Contextual Teaching and Learning). Makalah disajikan dalam kegiatan sosialisasi Kontekstual bagi dosen UM 15 Februari 2002. 41
35
pemikirannya maupun dalam hal perkembangan motoriknya. Pendekatan penelitian yang dilakukannya melalui Penelitian Tindakan Kelas (pretest dan dua siklus tindakan). Melalui pendekatan kontekstual yang dikembangkan oleh guru matematika, hasil dari kretativitas siswa menjadi lebih berkembang dari sebelumnya. Guru memberikan penjelasan dan kebebasan kreativitas siswa dalam menyelesaikan permasalahan pelajaran yang diberikan guru, dalam hal ini guru sebagai fasilitator dan siswa mengembangkan penyelesaian, sebagai solusi penyelesaian permasalahan tersebut melalui kretivitas siswa yang telah diberi arahan oleh guru sebelumnya. Dari bahasan hasil penelitian yang relevan di atas dapat menjadi acuan peneliti untuk mengembangkan teori dan mengkaitkannya dengan hasil penelitian yang ingin dicapai.
C. Hipotesis Tindakan Berdasarkan acuan teori dan fokus penelitian di atas, maka penulis mengajukan hipotesis bahwa: terdapat peningkatan hasil belajar pada mata pelajaran Pendidikan Pendidikan Agama Islam siswa yang baik apabila guru melakukan upaya pendekatan kontekstual dengan siswa dalam proses belajar secara tepat.
36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Sesuai dengan masalah yang diteliti yakni tentang upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui pendekatan kontekstual, maka peneliti memilih lokasi di Sekolah Dasar Negeri Neglasari 02 Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor. Sedangkan mengenai waktu penelitian ini dilaksanakan selama kurang lebih empat bulan yaitu pada bulan Januari 2014 sampai dengan bulan April 2014.
B. Metode dan Desain Intervensi Tindakan 1. Metode Intervensi Tindakan Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) model spiral/siklus dari Stephen Kemmis dan Mc. Taggart. Menurut Jhon Elliot yang dikutip oleh Basuki Wibawa, penelitian tindakan kelas adalah kajian tentang situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan di dalamnya1. Dengan menggunakan model ini jika pada awal pelaksanaan tindakan perbaikan masih dapat dilanjutkan pada siklus berikutnya sampai tujuan dapat tercapai. Penelitian ini terdiri dari dua siklus dan melalui beberapa tahapan yaitu (1) Perencanaan, tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi, kemudian dilanjutkan dengan siklus selanjutnya dengan melalui tahapan yang sama. 2. Desain Intervensi Tindakan Desain intervensi tindakan dalam penelitian ini, terdiri dari dua siklus. Tiap-tiap siklus dilaksanakan sesuai perubahan yang ingin dicapai. Adapun alur penelitian tindakan kelas dapat digambarkan sebagai berikut: 1
Basuki Wibawa, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Depdiknas Ditjendasmen, 2004),
h.5
36
37
Gambar III.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas 1. Perencanaan Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan antara lain: 1) Membuat rencana pembelajaran dengan pembelajaran pendekatan kontekstual dengan pemilihan tema yang sudah ditentukan. 2) Membuat alat evaluasi untuk dikerjakan di kelas. 3) Membuat lembar observasi ada dua yaitu kegiatan guru dan kegiatan siswa untuk melihat kondisi belajar mengajar di kelas pada waktu pembelajaran dengan pendekatan kontekstual. 2. Pelaksanaan tindakan Pada tahap pelaksanaan tindakan kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan skenario desain pembelajaran yang telah direncanakan, yang bertindak sebagai guru dalam penelitian ini adalah peneliti sedangkan yang bertindak sebagai kolaborasi adalah teman
38
sejawat yang bersangkutan. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam dua siklus dan pada akhir pertemuan pada masingmasing siklus diberikan tes hasil belajar. Waktu pertemuan selama 3 jam pelajaran atau 70 menit dengan asumsi 1 jam pelajaran sama dengan 35 menit. 3. Observasi Pada tahap observasi, peneliti mengajar dengan pendekatan kontekstual, mengobservasi tindakan yang sedang dilakukan oleh guru dan aktivitas siswa di dalam kelas dengan menggunakan lembar observasi. Sedangkan untuk mengobservasi hasil belajar siswa dengan menggunakan lembar observasi berdasarkan indikator hasil belajar siswa di kelas. 4. Refleksi Pada
tahap
refleksi,
peneliti
bersama
kolaborator
mendiskusikan kembali segala sesuatu yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran dan hasil-hasilnya, dengan melihat data hasil observasi setiap siklus apabila terdapat kekurangan maka akan diperbaiki pada siklus berikutnya. Selain itu apakah melalui pendekatan kontesktual akan meningkatkan hasil belajar siswa.
C. Subjek/Partisipan Penelitian Subjek yang terlibat dalam penelitian ini yaitu siswa-siswi Kelas IV (empat) Sekolah Dasar Negeri Neglasari 02 Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor sebanyak 37 orang, terdiri dari 22 orang siswa perempuan, dan 15 orang siswa laki-laki Sedangkan partisipan yang teribat dalam penelitian ini penulis menggunakan teman sejawat/rekan guru yaitu guru kelas IV (empat) dan Kepala Sekolah Sekolah Dasar Kepala Neglasari 02 Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor.
39
D. Peran dan Posisi Peneliti Dalam penelitian ini peran peneliti adalah sebagai perencana, pelaksana tindakan dan pembuat laporan. Posisi peneliti sebagai pelaksana utama artinya tingkat keikutsertaan peneliti dikategorikan pada peran aktif peneliti sebagai pelaksana tunggal proses pembelajaran/tindakan. Peneliti langsung melakukan kegiatan pembelajaran dan berusaha mengumpulkan data sesuai dengan fokus penelitian Sedangkan peneliti dalam penelitian ini adalah guru yang mengajarkan kepada siswa kelas IV Sekolah Dasar yang mengajarkan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam melalui penggunaan metode pendekatan kontekstual untuk mengetahui perubahan peningkatan hasil belajar siswa.
E. Tahapan Intervensi Tindakan Pada tahap-tahap penelitian ini, penulis menyusun tahapan intervensi tindakan yang akan dilakukan melalui beberapa tindakan (siklus) dalam proses penelitian sebagai berikut : 1. Kegiatan Praintervensi Sebelum melakukan tindakan pada siklus pertama peneliti melakukan persiapan-persiapan diantaranya adalah: a. Meminta izin kepada Kepala Sekolah. b. Membuat lembar observasi perilaku siswa. c. Mengumpulkan data kondisi perkembangan hasil belajar siswa yang akan diteliti. Peneliti melakukan kegiatan yang mengukur pencapain hasil belajar siswa guna diketahuinya kondisi siswa sebelum tindakan, data tersebut diperoleh dari lembar uji pretest berupa butir soal berbentuk pilihan ganda sebanyak 15 butir soal yang mengarah pada materi “Perilaku terpuji Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail AS” pada pelajaran Pendidikan Agama Islam. d. Mendesain penilaian awal dan akhir yang dilakukan dengan teknik praktek langsung untuk melihat pencapaian hasil belajar siswa.
40
e. Menentukan waktu penelitian yaitu dimulai dari bulan April sampai dengan Mei 2014 dengan waktu pelaksanaannya selama empat minggu yang terdiri dari dua siklus. Tiap pertemuan dilakukan selama 3 x 35 menit atau 3 jam mata pelajaran, dan dilakukan saat pembelajaran berlangsung. 2. Kegiatan Intervensi Siklus I a. Rencana Mengadakan rencana pembelajaran melalui pendekatan kontekstual dengan strategi mengajar dengan metode ceramah bervariasi, penggunaan alat peraga, berupa artikel. b. Tindakan Penjelasan model pembelajaran kontekstual yang akan dilaksanakan, memberitahukan kepada siswa untuk mencari sumber informasi lain. Membentuk kelompok belajar, mengadakan tanya jawab, ditutup dengan tes dan tugas. c. Observasi Mencatatat hasil pengamatan berdasarkan hasil observasi di kelas setelah pelaksanaan tindakan II, mencatat perubahan-perubahan yang terjadi, keaktifan siswa dalam mencari sumber informasi dan pengetahuan siswa. d. Refleksi Mencatat perubahan-perubahan yang terjadi setelah dilakukan tindakan pada siklus II. Menganilisis dan membuat perbaikan-perbaikan yang kurang pada siklus sebelumnya untuk rencana dan tindakan pada siklus selanjutnya. 3. Kegiatan Intervensi Siklus II a. Rencana Mengadakan rencana pembelajaran melalui pendekatan kontekstual dengan strategi mengajar dengan metode ceramah bervariasi, penggunaan alat peraga, permodelan portofolio secara berkelompok.
41
b. Tindakan Penjelasan model pembelajaran kontekstual yang akan dilaksanakan, memberitahukan kepada siswa untuk mencari sumber informasi lain. Membentuk kelompok belajar, dan membuat portofolio, mengadakan tanya jawab, ditutup dengan tes dan tugas. c. Observasi Mencatatat hasil pengamatan berdasarkan hasil observasi di kelas setelah pelaksanaan tindakan II, mencatat perubahan-perubahan yang terjadi, keaktifan siswa dalam mencari sumber informasi dan pengetahuan siswa. d. Refleksi Mencatat perubahan-perubahan yang terjadi setelah dilakukan tindakan pada siklus II. Menganilisis dan membuat perbaikan-perbaikan yang kurang pada siklus sebelumnya untuk rencana dan tindakan pada siklus selanjutnya (jika diperlukan). Berikut adalah tabel aktivitas kegiatan belajar Siklus I dan II dalam upaya meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam siswa melalui pendetakan kontekstual siswa kelas IV (empat) di Sekolah Dasar Negeri Neglasari 02. Tabel III.1 Aktivitas Kegiatan Belajar Siklus I Penggunaan Pendekatan Kontekstual pada Pelajaran PAI KelasIV Hari/
Perte
tanggal
muan I
Aktivitas -
-
Pembukaan: berdoa,
Waktu 07.00 –
apersepsi memberikan
08.10
pertanyaan awal tentang
WIB
Alat bantu -
Buku PAI kelas IV
-
Teks Kisah
prilaku terpuji
Nabi Ibrahim
Inti: membagi kelompok
dan Ismail AS
untuk mendiskusikan materi kemudian mempresentasikan
-
Juz Amma Kertas
42
Hari/
Perte
tanggal
muan
Aktivitas
-
-
Waktu
hasil diskusi.
Koran/media
Menjelaskan dan memberkan
cetak lainnya
penguatan kepada
berisi sejumlah
siswa,meminta siswa untuk
informasi
menyalin rangkuman kisah
tentang
Nabi Ibrahim dan Ismail AS.
Perilaku terpuji
Membimbing siswa dalam
di lingkungan
menentukan hasil kesimpulan
sekitar. -
diskusi. -
Alat bantu
Instrumen
Penutup: menyimpulkan
Lembar tes/
diskusi, menyampaikan
lembar kerja
materi pada pertemuan
siswa.
selanjutnya. Salam.
Tabel III.2 Aktivitas Kegiatan Belajar Siklus II Penggunaan Pendekatan Kontekstual pada Pelajaran PAI KelasIV
Hari/
Perte
tanggal
muan II
Aktivitas -
Pembukaan: berdoa,
Waktu 07.00 –
Alat bantu -
Artikel berupa
apersepsi, memberikan
08.10
Kertas
pertanyaan awal tentang
WIB
Koran/media
perilakku terpuji,
cetak
menjelaskan materi
berisi sejumlah
pembelajaran melalui pendekatan kontekstual.
lainnya
43
Hari/
Perte
tanggal
muan
Aktivitas -
Waktu
Alat bantu
Inti: menjelaskan sifat terpuji Nabi Ibrahim dan Ismail AS. Memfasilitasi siswa dengan alat peraga membuat kelompok,dan berdiskusi
-
Memperlihatkan sejumlah gambar/foto tentang sifat terpuji Nabi Ismail AS atau perilaku terpuji dan siswa memberikan tanggapan terhadap gambar tersebut, dengan bimbingan guru.
-
Membagi siswa dalam beberapa kelompok belajar.
-
Menyimpulkan diskusi kelompok melalui mading dengan bimbingan guru.
-
Penutup: menyimpulkan diskusi, guru memberikan lembar kerja siswa untuk mengukur hasil belajar siswa. Memberikan penghargaan kepada siswa yang dinilai baik. mengucapkan salam.
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan Berdasarkan tindakan-tindakan dalam bentuk siklus yang telah dilakukan dalam penelitian ini untuk mengetahui upaya meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam siswa kelas IV melalui pendekatan
44
kontekstual, kemudian dilakukan evaluasi tindakan. Evaluasi dilakukan dengan cara diskusi bersama kolaborator, kepala sekolah serta pembimbing penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas ini berhasil apabila 80% siswa mencapai pemenuhan kriteria skor nilai minimal 70 (tujuh puluh) dari standar kritetia ketuntasan minimal (KKM) pelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas IV (empat) Sekolah Dasar Negeri Neglasari 02. Di dalam penelitian ini juga diharapkan adanya perubahan hasil belajar siswa dari yang belum menyukai, malas, acuh tak acuh dalam mengikuti mata pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Neglasari 02, menjadi lebih baik dan kreatif dalam mencari sumber informasi pengetahuan yang bukan berasal dari guru semata, tetapi dari luar, pengaplikasian ilmu pengetahuan yang diterapkan dalam pemecahan masalah atau persoalan dapat diselesaikan dengan baik. Siswa jauh lebih aktif dan terampil serta lebih berpartisipasi dalam proses pembelajaran, kelas lebih kondusif, dan semangat belajar siswa jauh lebih tinggi, hal tersebut dengan dicapainya hasil belajar Pendidikan Agama Islam siswa yang lebih baik lagi dari sebelumnya. G. Data dan Sumber Data 1. Data Jenis data yang lazimnya dikumpulkan di dalam penelitian tindakan ini adalah data tentang proses pembelajaran, dalam penelitian ini yaitu proses pembelajaran melalui pendekatan kontekstual, hal tersebut termasuk didalamnya interaksi guru-siswa dan siswa-siswa. Data diperoleh juga berasal dari sebelum dan sesudah dilakukan tindakan mengenai hasil belajar Pendidikan Agama Islam siswa kelas IV. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif adalah peningkatan hasil yang dapat dilihat dari hasil lembar kerja siswa dalam mengerjakan butir soal yang berkaitan dengan pencapaian hasil belajar Pendidikan Agama Islam sesuai dengan indikator dari Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar materi Perilaku terpuji Nabi Ibarahim dan Nabi Ismail AS.
45
Sedangkan data kualitatif berupa catatan lapangan peneliti dan kolaborator yang diambil selama proses penelitian. 2. Sumber Data Sedangkan sumber data dalam penelitian ini terdiri dari partisipan yaitu guru/teman sejawat sebagai kolaborator yang diperoleh dari dokumentasi, catatan lapangan, lembar obesevasi, dan wawancara langsung. Dan subjek penelitian, yaitu siswa kelas IV (empat) Sekolah Dasar Negeri Neglasari 02 sebanyak 37 orang, terdiri dari 22 orang siswa perempuan, dan 15 orang siswa laki-laki, yang diperoleh dari pencapaian hasil belajar Pendidikan Agama Islam.
H. Instrumen Pengumpul Data Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitan ini adalah soal tes. Tes yang digunakan pada penelitian ini adalah tes formatif. Tes formatif adalah tes yang dilaksanakan pada setiap akhir siklus yang bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis kemampuan pemahaman siswa dalam menerima materi. 1. Instrumen Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam a. Definisi Konseptual Hasil belajar Pendidikan Agama Islam adalah kemampuan yang diperoleh siswa dari proses atau kegiatan belajar Pendidikan Agama Islam berupa pengetahuan, sikap, keterampilan maupun kreativitas, yang dilambangkan dengan angka atau simbol lainnya. Kemudian untuk data variabel pendekatan kontekstual data instrument penelitiannya adalah sebagai berikut: metode pendekatan kontekstual adalah suatu pendekatan pembelajaran yang dimulai dengan
mengambil,
mensimulasikan,
menceritakan,
berdialog,
bertanya jawab atau berdiskusi pada kejadian dunia nyata kehidupan sehari-hari yang dialami siswa, kemudian diangkat kedalam konsep yang akan dipelajari dan dibahas.
46
b. Definisi Operasional Untuk definisi operasional hasil belajar siswa yaitu diukur dengan nilai akhir pada pertemuan setiap siklus mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Hasil belajar siswa dalam penelitian ini adalah nilai yang dicapai siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk angka yang diperoleh dalam test yang ditempuh atas materi pelajaran Pendidikan Agama Islam. Pada penggunaan pendekatan kontekstual diperoleh melalui skor berupa tanda check list (√) yang dilakukan yang diperoleh setelah mengisi lembar pengamatan atau observasi dengan indikator-indikator: konstruktivisme, inquiri, bertanya, masyarakat belajar, permodelan, refleksi, dan penilaian. Untuk mengumpulkan data tentang pendekatan kontekstual peneliti menggunakan sebuah instrument yang berbentuk skala bertingkat (rating), dengan kategori: “tidak mampu”, “cukup mampu”, dan “mampu”. Skor 1 untuk kategori “tidak mampu” apabila siswa tidak mau/tidak bisa melakukan kegiatan yang diperintah guru, skor 2 untuk kategori “cukup mampu” apabila siswa masih diberi bimbingan dalam melakukan kegiatan yang diperintahkan guru, skor 3 untuk kategori “mampu” apabila anak dapat melakukan kegiatan yang diperintahkan guru dengan baik. insturmen yang digunakan sebagai pengumpul dat adalah lembar pengamatan dan catatan lapangan untuk data kualitatif. c. Kalibrasi Instrumen Instrumen dikembangkan oleh peneliti bersama mitra guru dengan menjaga validitas isi. Berdasarkan cara pelaksaan dan tujuan, penelitian ini menggunakan pedoman observasi. Kemudian metode tes digunakan sebagai instrumen penelitian dalam pengumpulan data tentang tindak kemampuan hasil belajar siswa. Untuk menjamin pemantapan dan kebenaran data yang dikumpulkan dan dicatat dalam penelitian maka dipilih dan ditemukan
47
cara–cara yang tepat untuk mengembangkan validitas data yang diperolehnya. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang akan digunakan adalah teknik Tringulasi. Tringulasi adalah “teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk keperluan pengecekkan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut”.2 Penelitian ini menggunakan tringulasi penyelidikan dengan jalan memanfaatkan peneliti atau penguatan untuk keperluan pengecekan kembali.
I. Teknik Pengumpul Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini antara lain melalui: 1. Observasi. Menurut Margono observasi diartikan “sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada obyek penelitian”.3 Pengumpulan data melalui observasi dilakukan oleh peneliti dibantu oleh seorang guru pada kelas yang dipakai untuk penelitian agar diperoleh seorang guru pada kelas yang dipakai untuk penelitian agar diperoleh gambaran secara langsung proses pembelajaran di kelas. 2. Catatan lapangan, kolaborasi menggunakan kelebihannya pelaksanaan pembelajaran baik guru, siswa, media dan metode. 3. Dokumentasi. Bukti dokumen penelitian ini yaitu berupa foto kegiatan siswa dan guru dalam pelaksanaan pembelajaran yang berkaitan dengan proses belajar yang di lakukan oleh siswa dan guru selama proses tindakan berlangsung. 4. Wawancara. Wawancara terhadap observasi yang dilakukan guru kelas IV (empat) dimaksudkan untuk mengungkapkan tanggapan guru kelas IV secara tertulis mengenai inisiatif dan reaksi siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam setelah penelitian selesai dilakukan.
2 3
Moleong, Metodologi Penelitian, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999), h.178 Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), h.158
48
5. Tes. Menurut Suharsimi Arikunto, tes adalah “serentetan pertanyan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”.4 Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis bentuk pilihan ganda, yaitu tes yang berbentuk pertanyaan tulisan yang jawabannya merupakan pilihan alternative yang telah disediakan. Tes ini digunakan untuk memperoleh data mengenai hasil
belajar dalam
Pendidikan Agama Islam dengan pendekatan kontekstual.
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Pada penelitian tindakan kelas ini analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif. Analisis kualitatif dilakukan dengan metode alur yaitu data dianalisis sejak tindakan pembelajaran dilaksanakan, dikembangkan selama proses pembelajaran. Menurut Miles dan Hubberman dalam Sutama, alur yang dilalui meliputi reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi5. Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Kegiatan ini mulai dilakukan dalam setiap tindakan terhadap sekumpulan informasi yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan. Sedangkan penarikan kesimpulan dilakukan secara bertahap untuk memperoleh derajat kepercayaan yang tinggi, dalam penelitian ini penarikan kesimpulan dilakukan sampai 80% siswa mampu memperoleh nilai minimal 70. Dengan demikian langkah analisis data kualitatif dalam tindakan ini dilakukan semenjak tindakan-tindakan dilaksanakan.
4
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekaran Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), h.127 5 Sutama, Peningkatan Efektivitas Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Melalui Pembenahan Gaya Belajar Guru di SLTP Negeri 18 Surakarta. (Yogyakarta: Tesis Magister PPS. UNY tidak diterbitkan, 2000), h. 104.
49
K. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis Analisis data merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian tindakan kelas berarti mengidentifikasi dan menyetujui kriteria yang digunakan, untuk menjelaskan apa yang telah terjadi dalam proses kegiatan belajar mengajar, dapat pula di gunakan untuk menunjukan kegiatan perbaikan yang telah dilakukan selama kegiatan belajar mengajar. Analisis data dalam penelitian tindakan kelas dilakukan pada setiap kegiatan refleksi. Penelitian melakukan analisis terhadap data sehingga dapat dijadikan sebagai pemantau yang diharapkan dapat memberikan gambar yang sesuai antara tindakan yang di berikan dengan rencana yang telah disusun dan ketercapaian tindakan yang telah ditentukan. Dalam penelitian ini, peneliti akan menganalisis data dan penafsiran data, melalui tahap-tahap sebagai berikut: 1. Display Data Yaitu peneliti menuliskan tanggal dan hari apa peneliti ke lapangan untuk wawancara sehingga informasi yang didapat di lapangan tidak bertumpuk dan dapat dianalisis 2. Reduksi Data Dalam analisis ini dilakukan dengan tujuan agar data yang diperoleh adalah data yang benar-benar diperlukan untuk dapat menjawab permasalahan penelitian dengan merangkum dan memilih hal-hal pokok dan penting yang ada kaitannya dengan yang akan diteliti. 3. Membuat Kesimpulan. setelah semua data terkumpul dan telah tersusun secara sistematis lalu data tersebut diolah dan disimpulkan. Kesimpulan itu mula-mula masih sangat tentative, kabur, dan diragukan. Akan tetapi dengan bertambahnya data maka kesimpulan itu lebih grounded. Jadi dalam hal ini kesimpulan senantiasa harus diverifikasi selama penelitian berlangsung.
50
L. Tindak Lanjut Pengembangan Tindakan Menindaklanjuti pengembangan tindakan yang telah dilakukan, peneliti membuat kesimpulan dan menterjemahkan untuk dapat ditransfer dan diperlihatkan berupa hasil laporan penelitian dan tindakan yang tepat untuk meningk atkan hasil belajar siswa. Membuat dan memproyeksi metode pembelajaran melalui pendekatan kontekstual yang tepat dan efektif dalam proses belajar mengajar di kelas. Mengevaluasi dari setiap tindakan pembelajaran kontekstual sehingga dapat dipergunakan bukan hanya pada mata pelajaran yang peneliti lakukan, namun pada mata pelajaran lainnya, sehingga siswa lebih berhasil dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar catatan observasi penilaian, berupa pedoman yang mencakup indikator-indikator variabel penelitian (media gambar dan pendekatan kontekstual), berupa pemberian tanda check list (apakah berhasil atau tidak berdasarkan indikator dalam variabel yang diteliiti) dan memberikan penilaian oleh kolabolator atau partisipan dalam bentuk tabel observasi. Serta adanya catatan lapangan, yang merupakan suatu laporan yang berbentuk hasil di lapangan ketika tindakan dilaksanakan, yang mencatat semua kejadian-kejadian yang terjadi pada saat tindakan penelitian berlangsung. Untuk mendapatkan keabsahan data maka kegiatan yang dilakukan adalah dengan menggunakan rumus trianggulasi, yaitu kegiatan melakukan kroscek kebenaran jawaban informan kepada key informan, antara lain dengan cara : 1. Memelihara catatan lapangan Dalam memelihara catatan lapangan dilakukan melalui display data yaitu peneliti menuliskan tanggal dan hari apa peneliti ke lapangan yang diurutkan pelaksanaannya sehingga informasi yang didapat dari lapangan tidak bertumpuk dan dapat dianalisis.
51
2. Melakukan diskusi dengan subjek penelitian (siswa) dan partisipan, yang dimaksud dalam penelitian ini adalah teman sejawat (guru kelas empat), dan siswa kelas IV (empat). 3. Kegiatan trianggulasi Trianggulasi
yang
dimaksud
dalam
penelitian
ini
adalah
membandingkan data dari hasil pengamatan peneliti dengan data yang diucapkan oleh informan dari hasil wawancara. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi, artinya peneliti mengobservasi informan dan mewawancarainya.
52
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data 1. Deskripsi Umum a. Sejarah Berdiri SDN Neglasari 02 SDN Neglasari 02, yang ada di wilayah Desa Neglasari ini dibangun disebabkan faktor tuntutan kemajuan baik itu dalam segi pertambahan penduduk yang terus meningkat setiap tahunnya. Letak pemukiman penduduk yang sangat jauh dengan sekolah uang ada pada waktu itu jaraknya mencapai 2km sehingga susah dijangkau untuk sekolah yang sudah ada, daya tampung siswa yang sedikit sehingga banyak anak-anak yang tidak tertampung di sekolah yang ada pada waktu itu. Maka dari hasil usulan masyarakat pada tahun 1971 oleh pemerintah
daerah
didirikan
SDN
Neglasari
02
ini
untuk
meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Adapun kepala sekolah yang pertama adalah Bapak Subandi kemudian terjadi mutasi digantikan oleh Bapak H. Radjan Rachmat, setelah itu digantikan oleh Bapak Sainan Ihwan Wiratma, lalu digantikan lagi oleh Bapak H. Syarif Hidayat, kemudian digantikan oleh Ibu Hj. Mami Suhermi dan beliau mengalami masa pension dini yang kemudian pada akhir tahun pelalajaran 2008/2009 digantikan oleh Ibu Ida Sugiarti, S.Pd.SD dan sampai sekarang masih tetap eksis dalam mengayomi para peserta didik. Akhirnya setelah perpindahan atau terjadi mutasi antar kepala sekolah dan guru-guru, SDN Neglasari 02 bertekad untuk meneruskan perkembangan pendidikan sesuai dengan tuntutan pemerintah dengan menerapkan profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan. Secara geografis SDN Neglasari 02 Kecamatan Dramaga terletak di wilayah sebelah barat Kabupaten Bogor. Sebelah utara berbatasan dengan makam umum, sebelah barat berbatasan dengan
52
53
jalan desa, sebelah timur berbatasan dengan lahan kosong atau kebun warga yang sekarang dimiliki oleh Pak Ujang dan sebelah selatan berbatasan dengan jalan desa. b. Visi, Misi, Tujuan dan Strategi 1) Visi Meningkatkan sekolah yang berkualitas di dalam mutu pendidikan terhadap pelayanan masyarakat dilandasi iman dan taqwa. 2) Misi a) Menumbuhkan pembelajaran dan bimbingan yang efketif b) Mendorong dan membantu siswa untuk mengembangkan bakatnya. c) Menerapkan manajemen yang demokratis secara konsisten. d) Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama, norma dan budaya masyarakat. 3) Tujuan a) Terdepan, terbaik, dan terpercaya dalam hal ketaqwaan terhadap TuhanYang Maha Esa. b) Terdepan dalam pengembangan potensi, kecerdasan, dan minat. c) Terbaik dalam perolehan nilai UAN d) Terbaik dan terpercaya dalam persaingan masuk jenjang SMP e) Terbaik, dan terpercaya dalam berbagai kompetisi akademik dan non akademik. f) terdepan, terbaik, dan terpercaya dalam persaingan secara global. g) Terdepan, terbaik dan terpercaya dalam pelayanan. h) Secara berkelanjutan, tujuan sekolah tersebut akan dimonitor, dievaluasi, dan dikendalikan dalam kurun waktu tertentu untuk mencapai hasil yang optimal. 4) Strategi a) Menerapkan profesionalisme guru dalam proses KBM
54
b) Menerapkan profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah. c) Menerapkan pengembangan bakat dan minat siswa. d) Menerapkan sistem manajemen berbasis sekolah (MBS)
c. Struktur Organisasi SDN Neglasari 02 Setiap suatu instansi baik pemerintah maupun swasta, memiliki bagan struktur organisasi, yang menjadi gambaran arah koordinasi, garis komando/perintah, dan koordinasi dengan pihak-pihak lain yang terkait, agar dalam pelaksanaannya menjadi acuan dan tidak berbenturan dan memiliki tanggung jawab yang jelas. Berikut adalah struktur organisasi SDN Neglasari 02
Gambar IV.1 Struktur Organisasi SDN Neglasari 02
55
d. Keadaan Guru dan Siswa di SDN Neglasari 02 Berikut kami sajikan data tentang keadaan guru dan siswa di SDN Neglasasri 02 Kabupaten Bogor.
Tabel IV.1 Data Keadaan Guru di SDN Neglasari 02
Tempat Lahir Garut
Tanggal Lahir 07-11-1958
Pangkat/Gol.
Lulusan
Jurusan
Pembina IVA
S1
PGSD
Banten
18-06-1959
Pembina IVA
D2
Bogor
22-07-1962
Pembina IVA
D2
Bogor
03-03-1957
Pembina IVA
PGAN
Sugandi
Bogor
10-10-1964
Pembina IVA
D2
6
Titin Rustini
Bogor
23-05-1961
Pembina IVA
D2
7
Hartati
Bogor
14-09-1968
8
Saepudin
Bogor
06-04-1964
9
Siti Chotimah
Bogor
11-08-1981
-
D2
10
Deden Supriatna
Bogor
08-06-1981
-
S1
11
Ela Nurlaela
Bogor
07-12-1979
-
D2
Bogor
29-11-1988
-
SMK
Wonogiri
25-04-1082
-
SMA
No.
Nama
1
4
Ida Sugiarti Dedi Supriadi Dedeh Kurniasih Suardi M.
5
2 3
12 13
Dewi Sepriyanti Neko Kusumo
Penata Muda IIB Penata Muda II B
D2 Paket B
Jabatan
Kepsek Guru PGSD Kelas III Guru PGSD Kelas IVA Agama Guru PAI Guru PGSD Kelasa VI Guru PGSD Kelas VA Guru PGSD Kelas II Sie. Kelestarian Guru Kelas IB/ PGSD Bhs. Inggris Guru Biologi Kelas IVB Guru PGSD Kelas VB Guru Sekretaris Kelas IA Guru IPA PJOK
Kemudian data tentang keadaan atau kondisi siswa di SDN Neglasari 02, dapat di lihat pada tabel berikut ini.
56
Tabel IV.2 Data jumlah siswa di SDN Neglasari 02 Tahun 2009/2010
Tahun 2010/2011
Tahun 2011/2012
Kelas
Jumlah Siswa
Jumlah Rombel
Kelas
Jumlah Siswa
Jumlah Rombel
Kelas
Jumlah Siswa
Jumlah Rombel
1 2 3 4 5 6 Total
75 60 55 51 50 59 350
2 2 2 1 1 2 10
1 2 3 4 5 6 Total
57 70 53 54 50 47 331
2 2 2 2 1 1 10
1 2 3 4 5 6 Total
63 50 71 51 55 49 339
2 2 2 2 2 1 11
Tahun 2012/2013
Tahun 2013/2014
Kelas
Jumlah Siswa
Jumlah Rombel
Kelas
Jumlah Siswa
Jumlah Rombel
1 2 3 4 5 6 Total
61 58 52 60 48 55 334
2 2 2 2 1 2 11
1 2 3 4 5 6 Total
80 57 52 55 58 43 345
2 2 2 2 2 2 12
e. Keadaan Sarana dan Prasarana Untuk keadaan sarana dan prasana di SDN Neglasari 02 dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel IV.3 Data Sarana dan Prasarana di SDN Neglasari 02 No. Nama Jumlah Keterangan 1. Ruang Kelas 5 Baik 3, Rusak Berat 2 2. Ruang Laboratorium Belum ada 3. Ruang Perpustakaan Belum ada 4. Sarana kesenian Belum ada 5. Praktek Ibadah Belum ada 8. Kamar Mandi/WC 2 unit Rusak ringan 9. Ruang Guru 1 Rusak Berat 10. Ruang KepSek Digabung ruang guru
57
f. Pelaksanaan Pengajaran Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN Neglasari 02 Dalam
pelaksanaannya
pembelajaran
mata
pelajaran
Pendidikan Agama Islam (PAI) di SDN Neglasari 02 sudah terbilang cukup baik. Hal ini di terlihat dari ketersediaan guru agama Islam, baik dari guru PNS maupun disediakan pula guru pembantu (honorer) untuk mengajar kelas rendah, dalam hal ini kelas satu. Peranan guru PAI dalam mengembangkan dan menerapkan ilmu agama, bukan hanya berpedoman pada penyampaian materi semata, melainkan juga dengan pemberian contoh, atau teladan kepada para siswa dengan mengajak shalat berjamaah, dan memberikan tausiah/bimbingan kepada siswa mengenai akhlaqul karimah dalam kehidupan sehari-hari. Waktu pelaksanaan pembelajaran adalah tiga jam setiap minggunya, dengan durasi waktu selama 35 menit untuk satu jam. Sarana
dan
prasana
pendukung
pembelajaran
PAI
memang
dikategorikan masih banyak kekurangan, seperti kitab-kitab fiqih, Al Qur’an, alat peraga, poster, dan sebagainya, namun dengan kemandirian dan kreativitas guru, mampu menyediakan alat bantu yang dibawa atau dibuat sendiri guna menunjang kelancaran proses belajar mengajar di kelas. 2. Deskripsi Partisipan dan Subjek Penelitian Keadaan murid dalam penelitian ini yaitu kelas IV (empat) SDN Neglasari 02 Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor sebanyak 37 orang, terdiri dari 22 orang siswa perempuan, dan 15 orang siswa laki-laki. Sedangkan Partisipan dalam penelitian ini adalah guru/wali kelas IV (empat) SDN Neglasari 02, serta Kepala sekolah yaitu Ibu Ida Sugiarti, S.Pd, selaku pimpinan SDN Neglasari 02. 3. Deskripsi Alat Pengumpulan Data Dalam
penelitian
ini
untuk
mengumpulkan
data
penulis
menggunakan tiga alat pengumpulan data, yaitu wawancara, observasi dan tes perbuatan (praktik langsung) yang digunakan selama penelitian
58
masalah dalam skripsi ini dan mendiagnosa serta mengevaluasi dari model yang digunakan. Wawancara dilakukan terhadap subjek (siswa) maupun partisipan (guru/teman sejawat) dalam hal berkaitan tentang penggunaan pendekatan pembelajaran kontekstual. Wawancara digunakan untuk mendapat informasi yang berkenaan dengan pendapat, aspirasi, apersepsi, dan keyakinan dari individu atau responden. Wawancara ini dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab secara langsung dengan sumber data. Sedangkan observasi merupakan salah satu teknik evaluasi non tes yang biasa dilakukan kapan saja. Obsevasi adalah teknik atau cara untuk mengamati suatu keadaan atau suatu kagiatan (tingkah laku). Penulis menggunakan teknik observasi ini untuk mengamati keadaan siswa dalam pembelajaran pendidikan agama Islam dalam meningkatkan hasil belajar Agama
Islam
melalui
pendekatan
kontekstual,
yang
dilakukan
menggunakan lembar observasi/pengamatan berdasarkan aspek yang diamati dan gejala yang muncul pada saat observasi. Sementara tes perbuatan (performance) dimaksudkan untuk mengukur keterampilan dalam melakukan sesuatu. Alat pengukurannya menggunakan pedoman penilaian atau format observasi. Tes perbuatan ini digunakan untuk mengetahui sejauhmana siswa dapat meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam melalui pendekatan kontekstual yang dikembangkan oleh guru. . B. Analisis Data 1. Deskripsi Hasil Praintervensi Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan tes asesmen kepada anak-anak kelas IV SDN Neglasari 02 untuk mengetahui sejauhmana
pencapaian
hasil
belajar
mereka
terhadap
pelajaran
Pendidikan Agama Islam melalui pendekatan kontekstual. Tes assessment berupa soal pilihan ganda sebanyak 20 butir soal, dengan materi “Perilaku Terpuji Nabi dan Nabi Ismail AS”. Dalam mengerjakan soal tes tersebut
59
para siswa bersemangat dalam mengerjakan tes tersebut, namun ada beberapa siswa terkesan gugup atau tidak siap dalam mengerjakan tes, dikarenakan yang mengadakan tes adalah peneliti. Berikut adalah hasil evaluasi praintervensi penelitian hasil belajar siswa kelas IV pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel IV.4 Data Hasil Belajar Siswa Kelas IV Praintervensi
No
Nama Siswa
Daftar Nilai PAI Kelas IV Praintervensi Skor
%
Ket.
1
Abriyani Rahma Wati
9
60.0
Belum Tercapai
2
Annisa Putri
9
60.0
Belum Tercapai
3
Aldrean Juliansyah
8
53.3
Belum Tercapai
4
Adam Zaid Zidan
10
66.7
Belum Tercapai
5
Azam Hairullah
11
73.3
Tercapai
6
Aryo Bagas
10
66.7
Belum Tercapai
7
Afriya Dewi Hasanah
9
60.0
Belum Tercapai
8
Alfita Rahayu
9
60.0
Belum Tercapai
9
Ayu Anggraeni
11
73.3
Tercapai
10
Bobby Saputra
10
66.7
Belum Tercapai
11
Brigita Fatma
10
66.7
Belum Tercapai
12
Dewi Afriani
9
60.0
Belum Tercapai
13
Elsa Maysaroh
11
73.3
Tercapai
14
Febry Hendra
8
53.3
Belum Tercapai
15
Ferdiansyah
8
53.3
Belum Tercapai
16
Indri Maryani
9
60.0
Belum Tercapai
60
No
Nama Siswa
Daftar Nilai PAI Kelas IV Praintervensi Skor
%
Ket.
17
Intan Nur
10
66.7
Belum Tercapai
18
Imam Darmawan
10
66.7
Belum Tercapai
19
Qolbi Matinnur
9
60.0
Belum Tercapai
20
Kamaludin Zaki
10
66.7
Belum Tercapai
21
Laura Cantika
12
80.0
Tercapai
22
Liana Nurmalasari
10
66.7
Belum Tercapai
23
Lukman Hakim
10
66.7
Belum Tercapai
24
Malik Nur Rahman
11
73.3
Tercapai
25
Makki Zulkarnain
10
66.7
Belum Tercapai
26
Melda Karena Putri
9
60.0
Belum Tercapai
27
Muhammad Isa
9
60.0
Belum Tercapai
28
Nurul Syifa
8
53.3
Belum Tercapai
29
Rendy
9
60.0
Belum Tercapai
30
Rizky Dwi
10
66.7
Belum Tercapai
31
Shinta Nuriyah
10
66.7
Belum Tercapai
32
Siti Nurjanah
11
73.3
Tercapai
33
Slamet Fatur Rohman
10
66.7
Belum Tercapai
34
Siti Apsari
10
66.7
Belum Tercapai
35
Shalsa Nabila
9
60.0
Belum Tercapai
36
Khoerunnisa
10
66.7
Belum Tercapai
37
Tri Meilani
9
60.0
Belum Tercapai
Jumlah Skor Total
357
64.3
Belum Tercapai
61
Dari hasil data praintervensi di atas dapat dideskripsikan bahwa data pretest atau data praintervensi sebagaimana terlihat pada tabel di atas, menunjukkan bahwa dari 37 siswa hanya ada 6 siswa yang telah mencapai nilai KKM yaitu 70 (tujuh puluh) pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Bila diprosentasekan sebesar 16,22% yang dikategorikan mampu mencapai indikator KKM Pendidikan Agama Islam. Artinya bahwa pencapaian hasil belajar Pendidikan Agama Islam siswa kelas IV (empat) masih sangat rendah, ini terlihat dari banyaknya anak yang belum mampu menguasai aspek pembelajaran pada materi yang diajarkan dengan jumlah skor atau prosentase rata-rata yang diperoleh yaitu 64,3%
2. Deskripsi Hasil Intervensi Siklus I Setelah diadakan pra intervensi, maka langkah selanjutnya yang peneliti lakukan adalah melakukan tindakan yang telah disiapkan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pembelajaran. a. Perencanaan Penelitian mengadakan penelitian dengan perencanaan sebagai berikut: 1) Mengadakan pengumpulan data mengenai siswa kelas IV (empat) SDN Neglasari 02 yang akan dijadikan sampel. Pengumpulan data diperoleh melalui observasi langsung dan hasil belajar siswa awal yang dilihat dari hasil tes formatif dan dari hasil pengamatan dengan indikator menggunakan pendekatan kontekstual dengan dibantu oleh kolaborator. 2) Mempersiapkan rencana tindakan berupa penggunaan pendekatan kontekstual 3) Mempersiapkan instrumen tes hasil belajar siswa berupa lembar kerja siswa yang telah didiskusikan oleh dosen pembimbing yang disesuaikan dengan materi yang diajarkan. Lembar kerja siswa awal dan setelah tindakan guna mengetahui ada atau tidaknya
62
peningkatan pencapaian hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas IV (empat) SDN Neglasari 02. b. Tindakan (Siklus I) Siklus I dilakukan pada hari Selasa tanggal 6 Mei 2014. Sebelum pelajaran dimulai, guru berdoa, mengabsensi siswa, menanyakan kabar siswa. Kemudian peneliti menjelaskan tentang materi yang akan diajarkan dengan penggunaan pendekatan kontekstual. Sebelum melakukan tindakan, guru memberi tindakan dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui pendekatan kontekstual. Guru memberikan motivasi siswa dengan metode tanya jawab kepada siswa dengan metode ceramah bervariasi dengan gaya yang luwes. Membangkitkan ingatan dan gairah siswa dalam belajar dengan cara memberikan informasi yang dimiliki guru kepada siswa. Mengajak dan merangsang siswa untuk menemukan informasi yang dimilikinya dari berbagai macam sumber informasi, sehingga nantinya dapat menemukan informasi dan sumber pengetahuan lainnya yang berkaitan dengan materi di luar sekolah atau di luar dari pengetahuan yang berasal dari guru. Kemudian guru membagi siswa dalam beberapa kelompok belajar, setiap kelompok terdiri dari 6-7 siswa. Setelah dibentuk kelompok belajar maka tindakan selanjutnya adalah memberikan contoh sumber artikel/bacaan atau wacana yang sudah disiapkan oleh guru kepada masing-masing kelompok. Siswa diberikan bimbingan dan arahan untuk menemukan informasi dari artikel tersebut, kemudian guru memberikan soal permasalahan yang berkaitan dengan materi pelajaran dan keterkaitan jawaban dengan sumber artikel tersebut. Setelah itu, siswa bersama teman anggota kelompok belajarnya menyelesaikan tugas kelompok belajar sesuai dengan format dan keinginan guru.
63
Setelah waktu yang diberikan dalam menyelesaikan tugas kelompok berdasarkan sumber informasi yang diperoleh siswa, kemudian siswa menyimpulkan atas diskusi yang telah dilakukan dengan
teman
kelompoknya.
Kemudian
setiap
kelompok
membacakan kesimpulan dari hasil diskusinya tersebut, sedangkan kelompok lain menanggapinya. Guru membantu dengan cara membimbing siswa dalam berdiskusi dan memberikan tanggapan terhadap kelompok lain. Setelah selesai, guru bersama siswa membuat kesimpulan dari diskusi kelompok berdasarkan jawaban para siswa. Kemudian siswa dipersilahkan kembali ketempat duduk seperti semula. Setelah diskusi selesai tindakan selanjutnya adalah guru mengadakan tes untuk mengetahui sejauhmana hasil belajar siswa setelah melakukan tindakan siklus I. Tes formatif selesai kemudian guru memberitahu kepada siswa tentang materi pada pertemuan yang akan datang. Sebelum berpisah guru menugaskan siswa untuk mencari dan membawa artikel yang berasal dari media cetak ataupun media internet yang berkaitan dengan materi yang telah disampaikan. Kemudian guru menutup dengan salam. c. Pengamatan Pengataman
selama
tindakan
berlangsung
dilakukan
melalui observasi langsung oleh peneliti dan kolaborator. Untuk menambah
data
diambil
pula
beberapa
gambar
kegiatan
(dokumentasi) selama pembelajaran penggunaan pendekatan kontekstual berlangsung. Observasi ini merupakan semua kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui dan mendokumentasikan setiap proses penelitian. Selama pengamatan di siklus I berlangsung, ada beberapa yang menjadi catatan diantaranya adalah masih banyak siswa yang telihat bingung dan kurang mengerti akan maksud atau tujuan dari pendekatan kontekstual. Hal tersebut dikarenakan siswa terbiasa menerima informasi langsung hanya dari guru.
64
Siswa masih banyak yang bingung dalam mengemukakan pendapat baik pertanyaan maupun jawaban, siswa terlihat masih kurang percaya diri dalam menyimpulkan diskusi, banyak siswa yang
masih
mengandalkan
teman
sekelompoknya
dalam
mengemukakan pendapat. Kurang tertibnya siswa dalam berdiskusi dan mengerjakan tugas kelompok. Hal tersebut dapat dilihat ada beberapa siswa yang bercanda, atau hanya mengandalkan teman sedangkan yang lain mengobrol atau bermain-main saja, sehingga guru harus memberikan bimbingan yang ekstra dalam mengkondisikan keadaan tersebut. Dari hasil pengamatan dan penilaian penggunaan pendekatan kontekstual pada siklus I, guru mendapatkan data tentang pencapaian hasil belajar pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, ternyata masih kurang dari harapan. Walaupun telah ada peningkatan dari skor praintervensi, namun masih banyak siswa yang belum tercapai skor nilai KKM Pendidikan Agama Islam. Berikut adalah hasil pencapaian indikator observasi pada siklus I.
Tabel IV.5 Data Skor dan Prosentase Hasil Belajar Siklus I Skor No
Nama Siswa
Praintervensi
Skor Siklus I
Skor
%
Skor
%
Ket
1
Abriyani Rahma Wati
9
60.0
10
66.7
meningkat
2
Annisa Putri
9
60.0
10
66.7
Meningkat
3
Aldrean Juliansyah
8
53.3
9
60
Meningkat
4
Adam Zaid Zidan
10
66.7
11
73.3
Meningkat
5
Azam Hairullah
11
73.3
12
80
Meningkat
65
Skor No
Nama Siswa
Praintervensi
Skor Siklus I
Skor
%
Skor
%
Ket
6
Aryo Bagas
10
66.7
11
73.3
Meningkat
7
Afriya Dewi Hasanah
9
60.0
10
66.7
Meningkat
8
Alfita Rahayu
9
60.0
10
66.7
Meningkat
9
Ayu Anggraeni
11
73.3
11
73.3
Tetap
10
Bobby Saputra
10
66.7
11
73.3
Meningkat
11
Brigita Fatma
10
66.7
10
66.7
Tetap
12
Dewi Afriani
9
60.0
10
66.7
Meningkat
13
Elsa Maysaroh
11
73.3
12
80
Meningkat
14
Febry Hendra
8
53.3
10
66.7
Meningkat
15
Ferdiansyah
8
53.3
11
73.3
Meningkat
16
Indri Maryani
9
60.0
10
66.7
Meningkat
17
Intan Nur
10
66.7
10
66.7
Tetap
18
Imam Darmawan
10
66.7
10
66.7
Tetap
19
Qolbi Matinnur
9
60.0
10
66.7
Meningkat
20
Kamaludin Zaki
10
66.7
11
73.3
Meningkat
21
Laura Cantika
12
80.0
12
80
Tetap
22
Liana Nurmalasari
10
66.7
10
66.7
Tetap
23
Lukman Hakim
10
66.7
11
73.3
Meningkat
24
Malik Nur Rahman
11
73.3
12
80
Meningkat
25
Makki Zulkarnain
10
66.7
11
73.3
Meningkat
26
Melda Karena Putri
9
60.0
10
66.7
Meningkat
66
Skor No
Praintervensi
Nama Siswa
Skor Siklus I
Skor
%
Skor
%
Ket
27
Muhammad Isa
9
60.0
11
73.3
Meningkat
28
Nurul Syifa
8
53.3
9
60
Meningkat
29
Rendy
9
60.0
10
66.7
Meningkat
30
Rizky Dwi
10
66.7
10
66.7
Tetap
31
Shinta Nuriyah
10
66.7
10
60
Tetap
32
Siti Nurjanah
11
73.3
11
73.3
Tetap
33
Slamet Fatur Rohman
10
66.7
11
73.3
Meningkat
34
Siti Apsari
10
66.7
11
73.3
Meningkat
35
Shalsa Nabila
9
60.0
10
66.7
Meningkat
36
Khoerunnisa
10
66.7
11
73.3
Meningkat
37
Tri Meilani
9
60.0
10
66.7
Meningkat Belum
Jumlah Skor Total
357
64.3
389
69.9
mencapai target 80%
Dari hasil belajar Pendidikan Agama Islam Kelas IV di SDN Neglasari 02 dengan penggunaan metode pendekatan kontekstual
di
atas
dapat
disimpulkan
bahwa
terjadinya
peningkatan taraf pencapain kriteria minimal siswa, hal tersebut dapat dilihat dari peningkatan dari 6 orang siswa yang telah mencapai KKM menjadi 17 siswa, artinya telah terjadi peningkatan 5,6% dari pencapaian prosentase rata-rata praintervensi 64,3% meningkat pada siklus I dengan skor rata-rata menjadi 69,9%. Namun dikarenakan dalam skor perolehan rata-rata kelas siswa masih belum mencapai KKM, maka peneliti merasa hasil tersebut
67
masih belum puas, hal tersebut dikarenakan masih banyak siswa yang di bawah KKM pada pelajaran Pendidikan Agama Islam. Untuk itu peneliti akan mengupayakan perbaikan nilai tersebut pada siklus selanjutnya. d. Refleksi Dari
pelaksanaan
tindakan
pada
siklus
I,
dengan
menggunakan metode pembelajaran kontekstual dimana dalam hal ini metode pembelajaran kontekstual adalah sebuah proses pendidikan yang bertujuan untuk menolong para siswa melihat makna di dalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subyek-subyek akademik dengan konteks dalam kehidupan keseharian mereka. Untuk itu ada beberapa langkah dasar yang menjadi acuan dalam pembelajaran kontekstual antara lain: 1) Mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri ,dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan ketrampilan barunya. 2) Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiri untuk semua topik. 3) Mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya 4) Menciptakan masyarakat belajar 5) Menghadirkan model sebagai contoh belajar 6) Melakukan refleksi diakhir pertemuan. 7) Melakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara. Kemudian setelah diketahui langkah-langkah yang terdapat pada pembelajaran kontekstual, maka langkah selanjutnya adalah melakukan
tindakan
dari
langkah-langkah
tersebut,
yang
diaplikasikan pada tindakan siklus pertama tadi, antara lain: 1) Guru memberikan pertanyaan atau umpan balik yang akan direspon oleh siswa. Pertanyaan tersebut berkaitan dengan materi pelajaran yang akan disampaikan untuk melihat dan
68
mengukur sejauh mana pengetahuan siswa dalam mempelajari materi tersebut. Pengetahuan yang dimaksud disini adalah informasi yang diperoleh siswa dari luar, baik melalui media maupun lingkungan siswa. 2) Pada proses inquiri, siswa dihadapkan pada bagaimana siswa memperoleh informasi atau sumber pengetahuan tersebut. 3) Kemudian siswa dengan aktif akan bertanya seputar materi yang disampaikan guru, kekurangan pengetahuan siswa dan keinginan pengetahuan siswa dari berbagai sumber. 4) Selanjutnya bagaimana siswa berkomunikasi dan berinteraksi di dalam kelas, baik dengan guru maupun dengan temannya, sehubungan dengan mencari sumber informasi tersebut. 5) Guru memberikan atau memperlihatkan sebuah artikel sebagai sumber belajar sebagai sumber informasi selain dari penjelasan guru melalui metode ceramah bervariasi. 6) Kemudian guru merefleksi, merangkum dan membuat laporan berupa penilaian atas tugas maupun kerja siswa. 7) Selanjutnya guru memberikan nilai yang tepat setelah adanya pemberian tugas kepada para siswa dengan obyektif. Dalam kegiatan refleksi ini, peneliti dan kolaborator melakukan diskusi dengan tujuan untuk melakukan perbaikan pada proses tindakan berikutnya dan membahas kembali tentang proses tindakan yang telah berlangsung. Proses refleksi juga merupakan verifikasi data hasil pengamatan antara peneliti dan kolaborator, sehingga data-data yang diperoleh sama dan tepat. Setelah dilakukan observasi pada siklus I, ternyata terdapat peningkatan sebesar 5,6% dari data praintervensi dengan skor rata-rata pada siklus I adalah 69,69%, namun siswa belum mengalami peningkatan mencapai 80% pada skor KKM 70 dimana telah terdapat 17 siswa yang hasil belajarnya mencapai kriteria KKM Pendidikan Agama Islam, namun masih terdapat 20 orang siswa
69
lagi yang masih memiliki hasil belajar yang rendah. Maka akan dilaksanakan kembali tindakan pada siklus II dengan harapan siswa dapat mengalami peningkatan sesuai target yang diharapkan. 2. Deskripsi Hasil Intervensi SIklus II a. Perencanaan Berdasarkan hasil refleksi dari siklus I dan permasalahan yang ditemukan yaitu masih terdapat 20 siswa yang belum mengalami peningkatan mencapai indikator KKM 70, dengan demikian dapat dikatakan bahwa hasil belajar siswa kelas IV (empat) pada siklus I terdapat 17 siswa atau sebesar 45,94% yang telah mencapai target KKM, sehingga tindakan penelitian belum mencapai target yang diharapkan
yaitu 80% siswa mencapai KKM, maka perlu
direncanakan tindakan selanjutnya yang disusun dalam perencanaan tindakan pada putaran kedua. Berdasarkan
hasil
pengamatan
pada
siklus
I,
maka
perencanaan tindakan yang dilakukan pada siklus II ini merupakan hasil perbaikan dari siklus I. Perencanaan Siklus II dilaksanakan pada tanggal 13 Mei 2014, yang dilaksanakan berdasarkan perencanaan yang sudah dibuat oleh peneliti yang meliputi: (1) rencana pembelajaran berdasarkan Kurikulum 2013, (2) alat/media berupa artikel dan gambar/foto, dan lain sebagainya yang mendukung pembelajaran, (3) soal formatif berupa pilihan ganda sebanyak 15 butir soal, (4) kunci jawaban, (5) lembar pengamatan. b. Tindakan Tindakan pada siklus II dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 24 Mei 2011, dimana Guru memulai pelajaran dengan berdoa, absensi siswa yang tidak hadir dan menanyakan ketidakhadirannya dengan temannya, mengkondisikan kelas dan apersepsi dengan memberikan beberapa pertanyaan tentang materi yang lalu, untuk menyegarkan ingatan kembali.
70
Setelah melakukan beberapa tindakan awal seperti di atas, kemudian guru memulai proses belajar mengajar dan menyampaikan meteri pelajaran lanjutan. Guru lebih menekankan konsep pelajaran yang baru yang belum diketahui atau kurang diketahui oleh siswa dengan menerapkan apa yang telah dimiliki oleh siswa dan bagaimana menerapkan pengetahuan atau materi tersebut dalam kehidupan sehari-hari dan lingkungan sekitar siswa. Memberikan umpan balik yang melibatkan siswa untuk bertanya dan menjawab pertanyaan baik dari guru maupun dari siswa lainnya. Kemudian guru memperlihatkan sejumlah gambar/foto dari karton “berupa gambar mengenai gambar-gambar anak yang tengah membantu orang tua, menolong orang di jalan, dan lain sebagainya.”. Dengan adanya alat peraga tersebut siswa lebih terfokus dan lebih menarik
keinginan
siswa
dalam
mengikuti
pelajaran.
Guru
memberikan pertanyaan terhadap gambar tersebut, kemudian siswa menanggapi dengan pengetahuan yang dimilikinya, guru memberikan arahan dan bimbingan mengenai permasalahan tersebut dalam penerapannya di dalam diri pribadi siswa. Selanjutnya siswa dengan bimbingan guru membentuk kelompok diskusi belajar. Setelah terbentuk kelompok belajar, siswa diberikan permasalahan dengan format pengisian yang telah disajikan guru untuk mencari jawaban dari sumber informasi dari luar yang telah disiapkan siswa baik berupa buku cetak/pelajaran, atau lembar artikel baik koran/majalah yang telah dibawa dari rumah. Tidak berapa lama semua siswa telah berkonsentrasi membahas permasalahan dengan sumber informasi atau pengetahuan yang dimilikinya baik dari artikel maupun melihat televisi. Perdebatan dan pertukaran informasi dalam menyelesaikan masalah antar kelompok belajar sudah mulai terlihat. Siswa sudah mulai mengetahui sumber informasi dan bagaimana pengetahuan tersebut digunakan atau diterapkan. Tanya jawab, pemberian masukan dan
71
tukar pengetahuan terlihat pada masing-masing kelompok belajar. Namun ada juga siswa yang membawa artikel tetapi masih belum mengerti maksud dari artikel tersebut, kemudian guru dengan cekatan memberikan arahan dan penjelasan dari maksud artikel tersebut. Setelah waktu yang telah ditetapkan untuk menyelesaikan tugas kelompok tersebut selesai, kemudian masing-masing kelompok menampilkan wakilnya dalam show case. Dalam kegiatan ini ternyata para siswa sudah banyak mengerti tentang permasalahan dan bagaimana mengatasi permasalahan tersebut. Tanggapan dan sanggahan bila terdapat kekeliruan dari kelompok lain sudah mulai terjadi. Siswa lebih aktif dan berpartisipatif dalam kegiatan permodelan yang diterapkan oleh guru. Setelah semua kelompok selesai menyajikan jawaban permasalah tersebut, siswa bersama guru menyimpulkannya.
Kemudian
siswa
dipersilahkan
duduk
dibangkunya seperti semula, guru memberikan lembar test untuk mengetahui pemahaman serta hasil belajar Pendidikan Agama Islam siswa mengenai materi yang telah disajikan. Langkah selanjutnya guru memberikan soal berupa tugas di rumah untuk mencari sumber infomasi yang digunakan dalam pertemuan selanjutnya. Kemudian guru menutup pelajaran dengan salam. c. Pengamatan Pengamatan atau observasi dilakukan secara langsung selama proses tindakan. Pada siklus II ini, hal-hal yang diamati masih mengacu pada apa yang diamati dalam pelaksanaan siklus I yaitu lembar observasi pencapaian hasil belajar siswa melalui pendekatan kontekstual. Ada beberapa kejadian yang menjadi catatan peneliti diantaranya adalah siswa sudah mulai mengerti akan pendekatan kontekstual, hal tersebut ditandai dengan sudah banyaknya siswa mengemukakan pendapat dan memberikan jawaban secara baik, walaupun masih terlihat kurang tepat dalam menyusun kalimat
72
jawaban. Siswa sudah dapat memperoleh informasi yang tepat dan sesuai dengan keinginan guru, baik berupa yang berasal dari media cetak, media elektronik seperti menonton televisi, atau mungkin bertanya dengan orang tua atau orang yang dianggap lebih tahu dari mereka. Ketika berdiskusi siswa sudah lebih banyak memberikan masukan antara teman yang satu dengan yang lain, walaupun masih terlihat ada beberapa kelompok yang hanya mengandalkan temannya yang pintar saja, atau hanya diam dan berbicara sendiri, sehingga mengganggu temannya yang lain. Dalam show case, siswa sudah terlihat lebih percaya diri dalam membuat kesimpulan dan tampil di depan umum, ada sebagian siswa yang masih malu-malu dan harus dipaksa dulu dalam memberikan argumen atau pendapatnya. Begitu juga dalam menjawab soal formatif, mereka sudah tampak siap dalam mengerjakan soal tersebut, walaupun masih ada beberapa siswa yang masih terihat bingung dalam menjawab soal. Namun secara keseluruhan kegiatan pembelajaran sudah lebih baik dari siklus sebelumnya. d. Refleksi Langkah
guru
dalam
proses
pembelajaran
pendekatan
kontekstual pada siklus II, tidak jauh berbeda dengan siklus I, yaitu: 1) Mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri ,dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan ketrampilan barunya. 2) Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiri untuk semua topik. 3) Mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya. 4) Menciptakan masyarakat belajar. 5) Menghadirkan model sebagai contoh belajar. 6) Melakukan refleksi diakhir pertemuan. 7) Melakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.
73
Kemudian tindakan yang dilakukan guru dalam pengaplikasian metode pembelajaran kontekstual dalam kegiatan di kelas antara lain: 1) Memberikan tugas kepada siswa untuk mencari sumber informasi di lingkungan mereka dari berbagai sumber, baik media cetak maupun elektronik. 2) Mencari,
merumuskan,
mengumpulkan
dan
merangkum/
melaporkan sumber informasi yang mereka peroleh. 3) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan menjawab seputar informasi yang mereka peroleh kepada guru dan teman-temannya. 4) Membuat kelompok belajar yang mengkaitkan interkasi dengan temannya di kelas untuk bertukar pikiran dan pengetahuan. 5) Membawa sumber informasi dari luar, baik berupa artikel koran/ majalah maupun hasil pengamatan mereka dari media elektronik (televisi) atau sumber pengetahuan lainnya yang berkaitan dengan materi pelajaran. 6) Mengevalusi kembali kejadian atau peristiwa pembelajaran telah dilaluinya untuk mendapatkan pemahaman yang dicapai baik yang bersifat positif maupun bernilai negatif (dari diskusi kelompok). 7) Mengadakan tanya jawab show case dengan kelompok lain, mengemukakan pendapat, kemudian menyimpulkannya, serta memberikan nilai atas tugas mereka. Berdasarkan hasil lembar observasi siswa pada siklus II, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa sudah lebih baik dari pada siklus I, dari verifikasi data hasil pengamatan terebut ternyata terjadi peningkatan yang cukup baik dilihat dari penguasaan anak dalam item instrumen pembelajaran pendekatan kontekstual yang bertambah baik dalam hal pengetahuan mereka dan konsep belajar melalui pendekatan kontekstual maupun dengan berdasarkan hasil tes formatif mereka. Hasil yang diperoleh pada siklus II ini dapat dilihat pada tabel berikut:
74
Tabel IV.6 Data Skor dan Prosentase Hasil Belajar Siklus II Skor Siklus I
Skor Siklus II
Skor
%
Skor
%
Abriyani Rahma Wati
10
66.7
12
80
Tercapai
2
Annisa Putri
10
66.7
11
73
Tercapai
3
Aldrean Juliansyah
9
60
12
80
Tercapai
4
Adam Zaid Zidan
11
73.3
11
73
Tercapai
5
Azam Hairullah
12
80
14
93
Tercapai
6
Aryo Bagas
11
73.3
12
80
Tercapai
7
Afriya Dewi Hasanah
10
66.7
11
73
Tercapai
8
Alfita Rahayu
10
66.7
12
80
Tercapai
9
Ayu Anggraeni
11
73.3
11
73
Tercapai
10
Bobby Saputra
11
73.3
13
87
Tercapai
11
Brigita Fatma
10
66.7
11
73
Tercapai
12
Dewi Afriani
10
66.7
11
73
Tercapai
13
Elsa Maysaroh
12
80
12
80
Tercapai
14
Febry Hendra
10
66.7
11
73
Tercapai
15
Ferdiansyah
11
73.3
11
73
Tercapai
16
Indri Maryani
10
66.7
12
80
Tercapai
17
Intan Nur
10
66.7
11
73
Tercapai
18
Imam Darmawan
10
66.7
12
80
Tercapai
19
Qolbi Matinnur
10
66.7
12
80
Tercapai
No
Nama Siswa
1
Ket
75
Skor Siklus I
Skor Siklus II
Skor
%
Skor
%
Kamaludin Zaki
11
73.3
11
73
Tercapai
21
Laura Cantika
12
80
14
93
Tercapai
22
Liana Nurmalasari
10
66.7
11
73
Tercapai
23
Lukman Hakim
11
73.3
11
73
Tercapai
24
Malik Nur Rahman
12
80
14
93
Tercapai
25
Makki Zulkarnain
11
73.3
11
73
Tercapai
26
Melda Karena Putri
10
66.7
12
80
Tercapai
27
Muhammad Isa
11
73.3
13
87
Tercapai
28
Nurul Syifa
9
60
10
67
Belum Tercapai
29
Rendy
10
66.7
11
73
Tercapai
30
Rizky Dwi
10
66.7
11
73
Tercapai
31
Shinta Nuriyah
10
60
10
67
Belum Tercapai
32
Siti Nurjanah
11
73.3
12
80
Tercapai
33
Slamet Fatur Rohman
11
73.3
13
87
Tercapai
34
Siti Apsari
11
73.3
12
80
Tercapai
35
Shalsa Nabila
10
66.7
12
80
Tercapai
36
Khoerunnisa
11
73.3
11
73
Tercapai
37
Tri Meilani
10
66.7
12
80
Tercapai
No
Nama Siswa
20
Jumlah Skor Total
389
69.9
433
78.0
Ket
Tercapai
Dari tabel di atas dapat dilihat hasil belajar siswa yang diperoleh dari 37 siswa kelas IV (empat) pada siklus II. anak yang mengalami peningkatan nilai pencapaian KKM berjumlah 18 orang
76
siswa berarti pada siklus II sebanyak 35 siswa telah mencapai kriteria KKM (70) pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam atau sebesar 94,6% (telah melebihi kriteria kelulusan minimal 80%). Artinya terjadi peningkatan sebesar 8,1% pada siklus sebelumnya (siklus I). kemudian dari 35 siswa tersebut mencapai nilai angka rata-rata sebesar 78,0 Peneliti menyimpulkan bahwa tindakan kegiatan sudah lebih baik dan hasilnya juga sudah sesuai target keinginan peneliti yaitu 80% siswa telah mencapai KKM Pendidikan Agama Islam yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah. Dengan demikian maka penelitian memutuskan untuk tidak melanjutkan pada siklus selanjutnya, karena dianggap telah berhasil dengan tujuan penelitian.
C. Pembahasan Berdasarkan pengamatan atau observasi pada pelaksanaan tindakan pertama terlihat bahwa hasil belajar Pendidikan Agama Islam siswa masih rendah. Dari data pencapaian hasil belajar siswa semester II kelas IV (empat) Sekolah Dasar Negeri Neglasari 02 Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor terdapat 31 orang siswa yang memiliki nilai atau hasil yang kurang memuaskan, dengan kata lain di bawah kriteria minumum nilai standar KKM kelas yaitu 70 (tujuh puluh). Kemudian diadakan ulangan harian setelah melakukan metode pembelajaran melalui pendekatan kontekstual (dengan strategi pengajaran menggunakan metode ceramah bervariasi dan penggunaan metode kelompok belajar) didapat hasil ulangan formatif terdapat 20 orang siswa memiliki angka di bawah standar rata-rata kelayakan lulus dalam materi pembelajaran bidang studi Pendidikan Agama Islam. Siswa masih ada yang kurang memperhatikan guru pada saat menjelaskan materi, siswa hanya mengandalkan pengetahuan yang dimilikinya berasal dari guru, kurang berhasil dalam mengikuti pelajaran, dimana hal tersebut dapat menghambat pencapaian tujuan pembelajaran. Guru dinilai masih kurang
77
mengupayakan dalam meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam siswa melalui pendekatan yang lebih kontekstual selain dengan pendekatan berupa metode ceramah bervariasi dan pemberian tugas kelompok di kelas dalam mengatasi hasil belajar siswa yang rendah. Upaya guru yang dilakukan pada siklus ke-dua adalah guru memvariasikan teknik atau metode mengajarnya, membimbing dan mengarahkan siswa untuk lebih mencari informasi dari luar yang berkaitan dengan materi yang diajarkan dari lingkungan sekitar siswa, dan media yang dipergunakan yang tidak terdapat di sekolah, membentuk kelompok belajar untuk berdiskusi dengan teman-temannya. Dari metode kontesktual yang diterapkan guru membuat peningkatan terhadap hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Hal tersebut dapat dilihat dari berkurangnya jumlah siswa yang bermasalah dalam pencapaian nilai kriteria minimal di Kelas IV yang awalnya berjumlah 20 siswa kini telah berkurang menjadi 2 orang siswa saja, dalam penelitian ini pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam secara umum sudah berada di atas nilai standar kelas. Upaya guru dalam membantu meningkatkan hasil belajar siswa yang bermasalah, salah satu langkahnya dengan menggunakan pendekatan personal kepada siswa, melalui komunikasi yang transparan dan terbuka. Di samping itu guru sebagai peran utama dalam proses pembelajaran, membekali dirinya dengan menggunakan gaya mengajar yang hangat, luwes, ramah dan bijaksana dalam setiap pembahasan permasalahan di dalam kelas, mampu memotivasi anak untuk lebih aktif dan berkonsetrasi dalam belajar, dengan pendekatan personal yang baik dan akrab antara guru dengan siswa. Penggunaan belajar yang tepat membantu siswa untuk jauh lebih ingin mengetahui dan mengenal akan materi yang diajarkan guru yang secara tidak disadari telah membangkitkan rasa keberanian siswa untuk bertanya dan menjawab pertanyaan guru. Kerja sama dengan orangtua siswa, membicarakan, menemukan dan memecahkan masalah hasil belajar putra-putrinya, mampu mendorong
78
siswa untuk lebih proaktif dalam belajar dari sebelumnya, membuat siswa lebih aktif dan mampu mengerjakan setiap persoalaan yang dihadapinya secara bersama-sama, membantu siswa lain atau temannya yang belum mampu menyerap materi untuk dapat berpikir lebih kritis dalam belajar, sehingga hasil belajar yang diinginkan dapat tercapai. Sebagai gambaran kemungkinan yang dapat menjadi faktor-faktor penyebab pada siswa yang memiliki hasil belajar rendah ini adalah: 1. Kemampuan intelektual yang rendah. 2. Keinginan belajar siswa masih kurang. 3. Fasilitas belajar di kelas kurang memenuhi syarat. 4. Kurang disiplin terhadap peraturan sekolah. 5. Kurang inisiatif untuk bertanya jika belum jelas. 6. Siswa sering terlambat ke sekolah. 7. Latar belakang pendidikan orangtua. 8. Lingkungan tempat tinggal. 9. Sarana/fasilitas pendukung belajar siswa. Setelah proses pembelajaran dengan adanya guru sebagai pembimbing berjalan (kurang lebih sekitar tiga bulan), diadakan evaluasi, baik harian ataupun bulanan, dapat dilihat bahwa rata-rata nilai yang diperoleh kelas ini menunjukkan adanya kemajuan. Upaya guru di sekolah sebagai guru pembimbing adalah seorang yang terlibat dalam keberadaan anak-anak yang memiliki masalah dalam hasil belajarnya. Guru memberikan bimbingan dengan mendampingi siswa yang bermasalah tersebut, guna membantu meningkatkan hasil belajar siswa yang berhasil rendah. Analisis data yang digunakan adalah analisis trianggulasi. Sumber data yang digunakan dianalisis membandingkan hasil observasi pada siklus I, siklus II dan siklus III. Untuk membantu meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas IV melalui pendekatan kontekstual, maka penulis merencanakan tindakan sebagai berikut:
79
1. Mengidentifikasikan masalah dengan mendata siswa yang memiliki pencapaian hasil belajar rendah. 2. Menetapkan alternatif dengan menyusun lembar kerja siswa berbentuk format ulangan harian dan mengadakan pemecahan masalah. 3. Mendata ulang dan mengevaluasi hasil dan perubahan. 4. Melakukan perubahan dan perkembangan strategi mengajar melalui pendekatan kontekstual. 5. Rencana penelitian tindakan menggunakan desain penelitian tindakan dan melakukan evaluasi terhadap tindakan. Keberhasilan belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor-faktor seperti
lingkungan
keluarga,
metode
belajar,
ekonomi
keluarga,
lingkungan sekolah maupun faktor dari siswa itu sendiri. Dari berbagai faktor yang telah diuraikan terlebih dahulu, yang menjadi penghambat adalah hasil belajar siswa. Hasil adalah tenaga pendorong dalam proses belajar, karena tanpa hasil belajar, konsentrasi sulit dipertahankan apalagi dikembangkan. Walaupun berbagai upaya sudah dilakukan oleh guru sebagai pembimbing tetapi tak kurang perlunya bantuan dari pihak keluarga dalam hal ini orangtua siswa. Untuk meningkatkan hasil belajar tersebut, pendekatan secara psikologis maupun pendekatan secara agama sudah dilakukan. Guru pembimbing sebagai personil sekolah yang bertanggung jawab dalam pelayanan pembimbingan dan konseling di sekolah, mempunyai peran yang cukup besar untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan memberikan layanan bimbingan belajar. Hal tersebut dikemukakan oleh yang mengemukakan: Guru sebagai pembimbing di sekolah memberikan layanan konseling individual yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien) mendapatkan layanan langsung tatap muka (secara perorangan) dengan guru pembimbing dalam rangka pembahasan dan pengentasan permasalahan pribadi yang dideritanya.1 1
Ahmad Mulyana, Bimbingan dan Konseling, Jakarta : www. Archive Blog, Lets talk About Education, April 2008.
80
Pentingnya hubungan interpersonal yang dilakukan guru sebagai pembimbing di sekolah terhadap siswa baik yang bermasalah maupun yang tidak,
memberikan
kontribusi
terhadap
perkembangan
dan
pemantauan siswa dalam menghadapi permasalahan yang dihadapinya. Berdasarkan teori konstekstual, yang memberikan penjelasan mengenai hubungan interpersonal antara guru dengan siswa melalui komunikasi. Interpersonal communication, yaitu komunikasi antar perorangan dan bersifat pribadi baik yang terjadi secara langsung (non-media) atau tidak langsung (media). Fokus teori ini adalah pada bentukbentuk dan sifat hubungan, percakapan, interaksi dan karakteristik komunikator.2 Peran serta guru dalam mengupayakan siswa menjadi aktif dalam belajar, sehingga menciptakan suasana belajar yang kondusif dan menambah keinginan siswa untuk belajar dengan mengadakan pendekatan personal disertai dengan menggunakan pendekatan metode belajar yang hangat, luwes dan akrab dengan siswa. Hal tersebut didasari dari teori belajar discovery learning. Teori belajar discovery learning Teori ini dikemukakan oleh Jerome Bruner (1993) yang ditulisnya dalam sebuah buku yang berjudul “Process of Education”. Teori ini mempunyai dasar ide bahwa anak harus berperan secara aktif dalam belajar di kelas, dimana anak atau murid harus mampu mengorganisir bahan yang dipelajari dengan suatu bentuk akhir. Prosedur ini berbeda dengan “reception learning” atau “expository teaching”, dimana guru menerangkan semua bahan atau informasi itu, sehingga memacu murid lebih berhasil dalam belajar.3 Untuk menumbuhkan hasil
2
S. Juarsa Sasa, Kuliah Omith, Teori Komunikasi, Jakarta: www. Archive Blog, LTAE, Universitas Terbuka, 2003. 3 www. Bowothea.Blog Spot, Perbedaan Teori Belajar Behavioristik dengan Teori Belajar Kognitif, Desember 2008.
81
belajar siswa khususnya siswa berhasil rendah di SDN Neglasari 02 diupayakan hal-hal sebagai berikut: 1) Membangkitkan kebutuhan hasil siswa, yaitu dengan cara menjelaskan fungsi dan faedah seseorang berhasil dalam belajar. 2) Mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang teratur yaitu dengan menjelaskan mengatur waktu belajar dan menjelaskan cara membiasakan mematuhi jadwal belajar yang sudah disusun. 3) Meyakinkan kepada siswa bahwa ilmu dan keterampilan yang diperoleh dari sekolah itu berguna bagi dirinya di masa yang akan datang. Di sini siswa diberikan contoh cerita kehidupan tentang orang yang berilmu dan menugaskan siswa untuk mencari otobiografi tokoh ilmuan yang menjadi idolanya. 4) Membangkitkan disiplin belajar dan banyak berlatih baik secara mandiri maupun berkelompok, mengadakan diskusi kelompok yang dipimpin oleh guru pembimbing. Tujuannya untuk melatih keberanian siswa. 5) Memberikan pujian kepada siswa yang belajar dengan baik, maksudnya untuk membangkitkan motivasi serta hasil belajar. 6) Menjelaskan cara mengatasi rintangan dalam belajar. 7) Menanamkan pada siswa pentingnya mematihi peraturan sekolah. 8) Menjelaskan pentingnya mengikuti ekstra kulikuler sesuai dengan hasil, menjelaskan manfaat mengulang pelajaran di sekolah. 9) Menanamkan keberaninan untuk bertanya bila pelajaran belum jelas. 10) Mengadakan pertemuan dengan orangtua siswa, membicarakan keberadaan siswa dan menyarankan untuk mengikuti jam tambahan. 11) Menjelaskan perlunya ke perpustakaan sekolah. 12) Bekerjasama
dengan
guru-guru
untuk
menganalisa
kemajuan-
kemajuan yang telah dicapai. Dengan berbagai upaya yang telah dilaksanakan oleh guru dalam membantu meningkatkan hasil belajar siswa yang berhasil rendah, maka diharapkan siswa tersebut mampu meningkatkan hasil belajarnya sehingga
82
memperoleh hasil yang diinginkan. Selain itu diharapkan juga siswa mampu mentaati peraturan sekolah sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai. Dalam penelitian ini peneliti mengakui masih banyak memiliki kelemahan, diantaranya, peneliti menyadari bahwa penelitian ini tidak sepenuhnya sampai pada tingkat kebenaran mutlak karena keterbatasan variabel penelitian, dalam penelitian ini hanya meneliti dua variabel saja, yaitu hasil belajar siswa dengan pendekatan metode kontekstual. Pendekatan metode kontekstual bukan satu-satunya variabel yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Banyak hal lain yang meningkatkan hasil belajar siswa yang belum diteliti oleh peneliti, sehingga seandainya ada variabel lain yang justru mempengaruhi hasil belajar siswa merupakan sesuatu yang mungkin terjadi. Keterbatasan sampel, karena dalam penelitian ini sampel yang diambil hanya sebagian kecil siswa sebagai responden yang terdapat di SDN Neglasari 02 Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor , sehingga hasil penelitian ini hanya berlaku bagi daerah populasi. Dan hasil ini penelitian juga tidak dapat digeneralisasikan.
83
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pelaksanaan pembelajaran dalam upaya peningkatan hasil belajar pada mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam melalui pendekatan kontekstual pada siswa kelas IV di SDN Neglasari 02 Kecamatn Dramaga Kabupaten Bogor, sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun dan dibuat, dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 2. Penggunaan kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV di SDN Neglasari 02 Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor yang dibuktikan penelitian hasil praintervensi memiliki nilai rata-rata hasil belajar sebesar 64,4. Mengalami peningkatan pada siklus I menjadi 69,9 dan meningkat lagi pada penelitian tindakan siklus II meningkat sebesar 78,0 dengan jumlah siswa yang mencapai KKM sebanyak 35 siswa atau sebesar 94,6% dari 37, sehingga dapat mencapai nilai diatas criteria minimum 80% siswa mampu melampaui KKM. 3. Peningkatan hasil belajar Pendidikan Agama Islam melalui pendekatan kontekstual siswa kelas IV di SDN Neglasari 02 Bogor, pada semester II tahun pelajaran 2013/2014 dilakukan dengan beberapa proses yang disusun dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam pendekatan kontekstual guru memiliki pedoman langkah-langkah dengan mengacu kepada tujuh komponen utama pembelajaran efektif, yakni: konstruktivisme, bertanya, menemukan, masyarakat belajar, pemodelan, dan penilaian sebenarnya. Guru sebagai pembimbing ikut bertanggung jawab dalam membantu meningkatkan hasil belajar siswa. Faktor internal dan eksternal banyak mempengaruhi keberhasilan siswa, intelegensi, bakat dan keinginan belajar, saling mempengaruhi dalam belajar, sehingga perlu ditumbuhkan dalam diri siswa. Proses peningkatan hasil belajar bagi siswa memerlukan bimbingan.
83
84
B. Implikasi Pencapaian hasil belajar siswa merupakan suatu pedoman khusus dalam pengukuran sejauh mana mata pelajaran tersebut dikuasai oleh siswa. Guru berperan sangat penting dalam proses pencapaian hasil belajar tersebut. Dalam kenyataanya proses pembelajaran yang diterapkan guru masih menggunakan metode kuno atau sebagian besar hanya menggunakan metode ceramah saja, tanpa memperlihatkan kondisi siswa, baik secara intelektual, psikologis maupun psikis. Penggunaan metode mengajar yang bervariasi menjadikan proses pembelajaran menjadi menyenangkan, tidak membuat siswa jenuh atau bosan. Guru seharusnya memiliki banyak strategi mengajar dan penggunaan metode yang tidak hanya satu macam metode saja, melainkan dengan berbagai metode yang melibatkan siswa untuk ikut berperan aktif, siswa tidak hanya mengandalkan
sumber
informasi
pengetahuan
dari
guru,
melainkan
menemukan sendiri apa dan bagaimana sumber informasi itu ditemukan dan cara menerapkannya. Pendekatan kontekstual melibatkan siswa bukan menghafal, tetapi mengalami sendiri bagaimana ilmu pengetahuan tersebut diperoleh, sehingga hasil yang didapat siswa jauh lebih bermakna. Pendekatan kontektual (Contextual Teaching and Learning /CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat
hubungan
antara
pengetahuan
yang
dimilikinya
dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa. Strategi pembelajaran lebih dipentingkan daripada hasil Dalam kelas kontekstual, tugas guru adalah membantu siswa mencapai tujuannya. Maksudnya, guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada memberi informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang
85
bekerja bersama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas (siswa). Sesuatu yang baru datang dari menemukan sendiri bukan dari apa kata guru. Begitulah peran guru di kelas yang dikelola dengan pendekatan kontekstual Dengan demikian siswa menjadi memiliki nilai lebih dalam memperoleh dan mempergunakan pengetahuan yang dimilikinya, lebih melekat dalam ingatan siswa, sehingga dalam pencapaian hasil belajar siswa dapat lebih optimal.
C. Saran Dari kesimpulan dan implikasi di atas, maka penulis mengemukakan saran yang berkenaan dengan upaya meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) siswa melalui pendekatan kontekstual, diantaranya: 1. Siswa hendaknya lebih aktif dalam proses kegiatan belajar mengajar, berani bertanya bila merasa kurang jelas atau belum paham dalam materi yang disampaikan oleh gurunya. Berperan aktif dan mau mencari sumber informasi yang bukan berasal dari guru saja. 2. Guru hendaknya meningkatkan kreativitas dan variasi dalam metode pembelajaran, sehingga siswa tidak merasa jenuh atau bosan. Penggunaan metode
belajar
yang
variasi
membuat
proses
belajar
menjadi
menyenangkan dan membuat hasil belajr siswa menjadi semakin baik. 3. Untuk sekolah, diharapkan adanya upaya pengawasan terhadap kinerja guru, dan memberikan arahan yang bijak dalam menyelesaikan permasalahan seputar belajar siswa. Menyediakan fasilitas atau alat peraga yang dibutuhkan dalam proses belajar mengajar, agar kegiatan belajar menjadi lebih kondusif.
86
DAFTAR PUSTAKA A.M, Sadirman. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004. Arifin, M. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : Bumi Aksara, 2006 Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. (Jakarta: Bumi Aksara, 2001). Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta, 2002. Bialystok, Ellen. “A Theoretical Model of Second Language Learning” dalam Kenneth Croft (ed). Reading on English as a Second Language. Cambridge: Winthrop Publishers Inc, 1980. Darajat, Zakiyah. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta :Bumi Aksara, 2000. -------------------. Pendidikan Islam Dalam Keluarga dan Sekolah. Jakarta : CV. Ruhama, 2005. Depag RI. AI-Qur.an dan Terjemahnya. Jakarta: CV Penerbit J-Art, 2005. -------------------.. Petunjuk Pelaksanaan Kurikulum Pedidikan Agama Islam Untuk SD/MI. Jakarta: 2002. Depdiknas. Kurikulum dan Pembelajaran: Pembelajaran Kontekstual. Jakarta: Direktorat Pendidikan, 2008. Djamara, Syaiful Bakri. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional, 2001. Freire. Psikologi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional, 2002. Hamalik, Oemar. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara, 2003. Hartono, Sudibyo. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: Pandu Karya, 2005. Koster, Wayan. Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Hasil Belajar Siswa SLTPN di Jakarta. Mimbar Pendidikan. No.2/XIX, 2000. Makmun, Abin Syamsuddin. Psikologi Kependidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003.
86
87
Margono. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2004. Moleong. Metodologi Penelitian. Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999. Mulyana, E. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya, 2002. Purwanto, Ngalim. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1990. Rosyada, Dede. Paradigma Pendidikan Demokrasi. Jakarta: Prenada Media, 2004. Rusyan, Tabrani. Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.Remaja Rosda Karya, 2000. S. Purwo. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru, 2008. Sabri, Alisuf. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1999. Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2003. Supinah. Pembelajaran Matematika SD dengan Pendekatan Kontekstual dalam Melaksanakan KTSP. Yogyakarta: P4TK, 2008. Suryabrata, Sumadi. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Grafindo Persada, 1995. Sutama. Peningkatan Efektivitas Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Melalui Pembenahan Gaya Belajar Guru di SLTP Negeri 18 Surakarta. Yogyakarta: Tesis Magister PPS. UNY tidak diterbitkan, 2000. Suyanto. K. Pembelajaran berbasis Kontekstual (Contextual Teaching and Learning). Makalah disajikan dalam kegiatan sosialisasi Kontekstual bagi dosen UM 15 Februari 2002. Syah, Muhibin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT.Remaja Rosda Karya, 2006. Ubiyati, Nur. llmu Pendidikan Islam. Jakarta: Pustaka Setia, 1998. Undang-undang Sitem Pendidikan Nasional pasal 30 BAB IV (Nomor 2 tahun 2003). Jakarta: CV. Tamita Utama, 2004. Uno, Hamzah B. Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis Dibidang Pendidikan, (Jakarta: Bumi Akasara, 2007.
88
Usman, M. Basyiruddin. Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Jakarta: Ciputat Pers, 2002. Wibawa, Basuki. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Depdiknas Ditjendasmen, 2004. Winkel, WS. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grasindo, 2005. Yunus, Mahmud. Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam. Jakarta : PT. Hidayah Agung, 2003. Zahorik. Proses Pembelajaran melalaui Pendekatan Kontekstual. Jakarta: Bandung: Remaja Rosda Karya, 2005.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
I
SIKLUS Nama Sekolah
SDNNeglasaiAZ
Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam
Kelas
I.
I
M2
Semester
Sandar Kompetensi
8. Menceritakan Kisah Nabi
Alokasi lVaktu
3
X
35 menit
( I X pertemuan )
Kompetensi Dasar
8.1 Menceritakan kimh nabi Ibrahim As
IL
kdikator
Pencapaian
Kompetensi Pembelajaran
:
8.1.1 Itdenjelaskan kisah Nabi Ibrahim As 8.1.2 Menyebutkan kisah Nabi Ibrahim dengan Raja Namrud 8.1.3 Mencontoh perilaku sabar dan keteguhan Nabi Ibrahim As
III.
Tujrnn Pembelajaran
l.
Siswa dapat menceritakan kembali kisah Nabi Ibrahim As dengan oftmg tuanya
Z. Siswa dapat menyebutkan kisah nabi Ibratrim As dengan Raja Namrud 3. Siswa dapat mencontoh perilaku sabar dan keteguhan hati nabi Ibrahim As IV. Materi Pembelajaran
A. Materi Pokok B. Sub Materi Pokok C. Deskripsi Sub Materi Pokok
: Kisatr Nabi
: Kisah nabi Ibrahim As : Terlampir
V. M*odepembelajaran
o
Diskusi, Tanyajawab, Ceramah
YI. Langkah- langkah pembelajaran
A-
Pe*rdahuluan
Kegiatan Cunr
1. Mengkondisikan siswa
Kegiatan Siswa Membacadan &danrs
NilaiKrakter Religius
juz'Amma 2. Mengabsen siswa
Memperhatikan siapa
Peduli
saja dari teman
Disiplin
merekayang tidak hadir
3. Apersepsi melakukan tanya jawab.
Meqiawab pertanyaan
Jujur
guru
Tekun
Memotivasi memasang alat peraga dan media
Memperhatikan alat op€mga yang dipasang oleh guru
4. Menginformasikan materi yang akan dibahas
Mempersiapkan alat
Tanggung Jawab
peraga
B. Kegiahn Inti B.l. Eksplorasi Kegiatan Guru
MembentukKelompok
Meqielaskan Kisah Nabi
ibrahim As
Kegiatan Siswa
Nilai Kara}cer
Membentuk
Kebersamaan
kelompok kecil
Patuh
Memperrhatikan
Hormat dan Perhatian
8.2. Elaborasi Kegiatan Guru
-
Kegiatan Siswa
o
Meqielaskan Alat peraga (
Adedi4
-
-
Memperhatikan penjelasatr gunr
o
Mengintruksikan kepada
KetuaKelompok
setiapkelompok untuk
membacakan kisah
maju ke depan
nabi ibrahim
o
Siswa diminta untuk
menilai hasilmasing-
Nilai Karakter nasa ingin tahu I I
| I
,****
Jawab
Berani Tekun
Menilai hasil kelompok lain
Jujur
masingkelompok
8.3. Konfirmasi Kegiatan Guru
-
Kegiatan Siswa
Menjelaskan dan
Memperhatikan
memberikan penguatan
penjelasan guru
Nilai Karakrer Hormat
kepada siswa
-
Merninta siswa untuk
Menyalin kedalam
menyalin rangkuman
buku catatan siswa
TanggungJawab
kisah nabi Ibrahim As
C.
Penutup Kegiatan Guru
-
Megajak siswa untuk
Kegiatan Siswa
.
Menyimpulkan
menyimpulkan materi
Nilai Karakter Berani TanggungJawab
pelajaran
-
Menginformasikan materi yang akan datarg
r
Mempersiapkan
Hormat Tanggung Jawab
}J
VII. Alat / Sumber
1. Tekskisah Nabi Ibrahim
As
2.
Buku Pendidikan Agarna Islam
3.
Juz Amma
4.
Pengalaman guru
VIII. Penilaian Indikator pencapaian
Tehnik
Benfuk Instnrmen
lnstrumen / Soal
Penilaian
t.
Tes Tulis
Menjelaskan kisah
Jawaban singkat
1. Siapakahayah
Nabi Ibrahim As
Nabi Ibrahim
dengan omnmg tuanya
As? Tes Tulis
2. Menyebutkan kisah
Jawaban singkat
Nabi Ibrahim As
2
. Sebutkan sifat
RajaNamrud!
dengan rajanamrud
TesTulis
3. Meneladanipedtaku
Jawaban singkat
3
. Sebutkan
sabar dan keteguhan
keteladanNabi
Nabi lbrahim As
Ibrahim As ! Format Kriteria Penilaian
l.
Produk ( Hasil Diskusi
No
Aspek
I
Konsep
) Kriteria
-
Semuabenar
-
Sebagianbesarbenar
-
Sebagiankecilbenar
-
Sernua salah
Skor
2. No
l.
Performansi
Aspek Kerjasama
Kriteria
Skor
-
Bekerjasama
4
-
ffudang- kadang
2
kerjasama
2.
Tidak Bekerjasana
Partisipasi
Aktif berpartisipasi
Ikdang- lodangaktif
Tidak aktif
6ffi*
Gunr PAI
4,,t
9u
w
Sumirsft
r 1071978032001
NrP. l 96201 0l I 983082002
Lembar Kerja Siswa Jawablalrpertenyaaan dibowah ini
fuigan singkat !
l.
Siapakah ayahNabi Ibrahim As ?
2.
Apakah pekerjaan ayah nabi Ibratrim As?
3.
Siapslrah Rqia yang be*uasa pada zaman Nabi Ibrahim As ?
4. Sebutkan 5.
sifd terpuji nabi ltrahim As
?
Siapakah yang mcnghancurkan beilrah atau
Kuncijawaban
l.
Azar
2.
Pembuat pstung
3.
R4ia nanrnrd
4.
Sabar, taat
5.
Nabi Ibrahim As
ptrmg?
}}
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) SIKLUS
L
I
Nama Sekolah
SDNNeglasari 02
Mata Pel4iaran
Pendidikan Agama Islam
Kelas / Semester
I\{t
Standar Kompetensi
8. Menceritakan Kisah Nabi
Alokasi Waktu
3
2
X 35 menit ( I Xpertemuan)
Kompetensi Dasar
8.2 Menceritakan kisah nabi Ismail As
lI.
.lndikator Pencapaian Kompetensi Pembelqiaran
:
8.2.1 Meqielaskan kisatrNabi Ismail As 8.2.2 Menyebutkan kisatr Nabi Ismail As membangun kabah beserta ayahnya
III.
Tujuan Pembelajaran
1.
Siswa dapat menceritakan kernbali kisah Nabi Ismail As
2. Siswa dapat menyebutkan kisah nabi Ismail As membangun kabah beserta ayalnya
IV. Md€ri Pembelajaran : KisahNabi A. Materi Pokok : Kisah nabi Ismail As B. Sub Materi Pokok C. Deskripsi Sub Materi Pokok : Terlampir
\q*.
.}:3
V. Metode pembelajaran
o
Diskusi, Tanyajawab, Cerarnah
VI. langkah- langkah pembelajaran
A.
Pendahuluan
o
Salarn pembuka ( nilai karakter: peduli dan empati
o
Berdoa ( nilai karakter : tahra )
o
Mengecek kehadiran siswa ( nilai karakler : disiplin )
)
Apersepsi
Memberikan pertanyaanawal tentang kisah nabi
Motivasi : mengulas materi sebelumnya dan mengkorelasikan dengan materi yang akan diaja*an.
B. Kegiatan Inti Eksplomsi
o o
Guru menyiapkan alatperaga ( media) Menjelaskan kisah nabi Ismail As ( Nilai karakter : hornnay, perhatian )
o
Guru melibatkan para siswa untuk aktif dalam memahami kisatr
Nabi Ismail As ( Nilai karakter : tekun ) Elaborasi
o
Memfasilitasi para siswa dengan alatpraga/ media ( nilai karakter : peduli
o
)
Memfasilitasi para siswa dalam pembelajaran kooperatif ( nilai
karakEr; kerjasama )
o
Menceritakan kembali kisah Nabi Ismail As membangun kabah bersama ayahnya ( nilai karakter : Berani )
Konfirmasi
o
Gunr bertanya tentang kesulitan dalam materi sudah dipelajari
o
C.
Guru bersama siswameluruskan kesalahan
Penutup
o
Melaktrkan penilaian terhadap kegiatan yang sudah dilaksana}an konsisten dan terprogram
o .
Memberikan umpan balik terhadap pnoses dan hasil Mengadakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedial.
VII. Alat / Sumber
pembelajaran
l.
Teks kisah Nabi Ismail As
2.
Buku Pendidikan Agama Islam
3.
Juz Amma
4.
Pengalaman guru
VIII. Penilaian lndikator pencapaian
1. Menjelaskan kisatt
Tehnik
Bentuk
Penilaian
lnstrumen
Tes Tulis
Jawaban singkat
1. Siapakahayatt
Nabi Ismail As?
Nabi Ismail As
2. Menjelaskan kisah
Instrumen / Soal
Tes Tulis
Jawaban singkat
2 . Sebutkan
apa
Nabi Ismail As
yang dibangun oleh
membangun kabah
nabi IsmailAs dan
bersama ayatrnya
ayahnya?
q'}
Format Kriteria Penilaian
l. No I
2. No
l.
Produk ( Hasil Diskusi
) Kriteria
Aspek Konsep
-
Semuabenar
-
Sehgian besar benar
-
Sobagiankecilbenar
-
Semua salatr
Skor
Performansi
Kriteria
Aspek Kerjasama
Skor
-
Bekerjasama
4
-
Ikdang- kadane
2
kerjamma
-
TidakBekerjasama 1
2.
Partisipasi
-
Aktif bcrpartisipasi
-
Kadang-kadangaktif
-
Tidak aktif
13
3.
Lembarpenilaian Perfomance
Jumlah Produk
No Nama siswa Kerjamma
partisipasi
Skor
1
2 3
4
) 6
Mengetahui Guru PAI
ffi ?r
-14,{, sumlarslh
07197803200l
NrP. 19620101 1983082002
Nilai
LmbarKerja Siswa Jawablsh perta;nfan dibawah ini dmgan sir4kat !
l.
Siapakah ayah Nabi Ismail As ?
2.
Apakah yang dibangun oleh nabi Ismail As bersura ayatrnya ?
3. Ap gunanya
kabah
unfik umat islam?
4. Siapakatr lbuNabi Ibrahim As? 5.
Dorgan perantara siapa nabi Ismail ketika kelrausan mendapatkan air zamz,am?
Kunci jarraban
l.
Nabi lb'rahim As
2.
kabatt
3.
Untuk Kiblat
4. Siti hajar 5.
MalaikatJibril
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) SIKLUS N
I.
Nama Sekolah
SDNNeglasan02
Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam
Kelas/ Semester
I\II
Standar Kompetensi
9. Membiasakan perilaku terpuji
Alokasi lVak0r
3
2
X 35 menit( I X pertemuan )
Kompetensi Dasar
9.1 Meneladani perilaku Nabi Ibratrim As
II.
Indikator Pencapaian Kompetensi Pembelajaran : 9.1.1. Menyebutkan ketaatan Nabi Ibrahim As terhadap orang tua dan
Allah SWT
III.
Tujuan Pembelajaran I
1.
l
Siswa dapatmenyebutkan ketsatan nabi Ibrahim As terhadap orangtuanya
I
l
danAllah SWT
I I
IV. Materi Pembelajaran
A. Materi Pokok B. Sub Materi Pokok
I
: Perilaku terpuji Nabi Ibrahim As : Ketaatan Nabi Ibrahim As kepada
Allah SWT
C. Deskripsi Sub Materi pokok V. Metodepembelajaran
r
Diskusi, Tanyajawab, Ceramah
: Terlampir
I
VI. Langkah
- langkatr pembelajaran
A.
Pendatruluan
o
Salam pembuka ( nilai karakter : peduli dan empati )
.
Berdoa(nilai karakter: takwa)
o
Mengecek kehadiran siswa ( nilai karakter : disiplin ) Apersepsi
r
Memberikan pertanyaan awal tentang krperilaku terpuji
o
Motivasi : memberikan pengantar tentang bahan ajar yang akan disampaikan.
B.
Kegiafan Inti Eksplorasi
o
Guru mer$elaskan sifat tterpuji Nabi Ibrahim As ( nilai karakter
:
hormat dan perhatian )
o
Guru melibatkan Eara sisnra unhrk aktif dalam memahami sifat
terpuji Nabi Ibratrim As ( Nilai karakter : tekun, tanggung jawab ) Elabonasi
o
Memfasilitasi para siswa dengan alatpenga/ media ( nilai karakter : peduli
o o
)
Memberikan kesempatan simulasi ( Nilai karakter : Demokrasi )
Memfasilitasi para siswa berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar ( nilai karakter: tanggung jawab ,
jujur ) Konfirmasi
r
Guru bertanya tentang kesulitan dalam materi sudah dipelajari, tentang kesulitan dalam meneladani perilaku terpuji
o
Guru bersama siswa meluruskan kesalahan dalam memberikan contoh --contoh perilaku terpuji
:J'
C.
Penutup
r
Melakukan penilaian terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan konsisten dan terprogram
o o
Mernberikan umpan balik terhadap pros€s dan hasil pembelajaran Memberikan tugas kelompok sesuai hasil belajar siswa.
VII. Alat / Sumber
pembelajaran
1. Teks kisah Nabi Ibrahim As
2.
Buku Pendidikan Agama Islam
3.
JuzAmma
4.
Pengalaman guru
VItr. Penilaian Indikator pencapaian
l.
Meneladani ketaatan
Tehnik
Bentuk
Penilaian
Instnrrren
Tes Tulis
Jawaban singkat
Instrumen / Soal
l.
Sebutkan
nabi lbrahim As
keteladanan Nabi
terhadap orang tua dan
Ibrahim As!
Allah SWT
Format Kriteria Penilaian
l. No 1
Produk ( Hasil Diskusi )
Kriteria
Aspek Konsep
Skor
-
Semuabenar
4
-
Sebagianbesarbenar
3
*"1
2. No
l.
-
Sebagian kecil benar
2
-
Semua salalr
T
Performansi
Kriteria
Aspek Keqasama
Skor
-
Beke$amma
-
Ikdang- kadang kerjasarna
2.
TidakBekerjasana
Partisipasi
Aktif berpartislpasi
3.
-
Kadang-kadangaktif
-
fidak aktif
Lembar penilaian Perfomance Kerjasama
I 2 J
4
JumIa&
Produk
No Nama siswa
prtisipasi
Skor
Nilai
fffi,
Guru PAI
-&rl, Sumiarsih
1107197803200r
NrP. r 96201 0r I 983082002
Isilah titik-titik dibawah ini dengan jawaban yang benar!
L
Nabi Ibrahim a.s. memiliki sifat pemberani, hal ini dibuktikan sewaktu berdakwah kepada raja
2.
Meskipun ayahnya seorang pembuat patung berhala tetapi Nabi Ibrahim a.s. tetap menyembah
3.
Orang islam wajib melaksanakan salat 5 waktu, hal tersebut membuktikan ketaatan kita kepada
4. .
Nabi Ibrahim a.s. membela kebenaran walaupun harus
di
.
.... oleh Raja Namrud
Menghormati guru termasuk perbuatan
5.
Meskipun ayahnyabelum beriman kepada Allah tetapi Nabi Ibrahim a.s tetap
'
7.
Tugas Nabi Ibrahim a.s. adalah mengajak umat manusia agar menyembah
,"
8.
Menghormati orang tua hukumnya ....
10. Dalam menghadapi umatnya yang menentangnya, Nabi Ibrahim a.s. tetap memiliki sifat
KunciJawaban
. _ .. "
l. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Namrud Allah SWT Allah SWT Bakar Terpuji Menghormati Allah SWT Wajib Bersyukur
,0.
Sabar
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) SIKLUS II
I.
Nama Sekolah
SDNNeglasari 02
Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam
Kelas/ Seme$er
IYI2
Standar Kompetensi
9. I\dembiasalran perilaku terpuji
Alokasi Wal$r
3
X
35
menit( I Xpe*emuan )
Kompetensi Dasar
9.2 Mweladani perilaku Nabi Ismail As
II.
Indilcator Pencapaian Kompetensi Pembelqiaran
:
9.2.1. Menyebutkan ketaatan Nabi Ismail As terlmdap orang tua dan
Allah SWT
III.
Tujuan Pembelajaran
l.
Siswa dapat menyebutlcan ketaatan nabi Ismail As terhadap orsngtuanya
danAllatr SWT
IV. Materi Pembelajaran
A. Materi Pokok B. Sub Ivlat€ri Pokok
: Perilaku terpuji Nabi Isrnail As : KetaatanNabi Ismail As kepada
Allatr SWT
C. Deskripsi Sub Materi
Pokok
: Terlampir
:11
V. Metode pembelqiaran
o
Diskusi,Tanyajawab, Ceramah
VI. Langkah- langkah pembelajaran
A.
Pendahuluan
o
Salam pembuka ( nilai karakter : peduli dan empati
o
Berdoa ( nilai karakter : takwa )
o
Mengecek kehadiran siswa ( nilai karakter : disiplin
)
)
Apersepsi
r
Memberikan pertanyaan awal tentang berperilaku terpuji
o
Motivasi : memberikan pengantar tentrng batran ajar yang akan disampailan.
B.
Kegiatan
lnti
Eksplorasi
o o
Menyiapkan alat peraga ( media) Guru menjelaskan ketaatan Nabi Ismail As ( nilai karakter
:
homrat dan perhatian )
o
Guru melibatkan para siswa untuk aktif dalam mernahami sifat
terpuji Nabi Ismaial As ( Nilai karakter : tekun, tanggung jawab ) Elaborasi
o
Memfasilihsi para siswa dengan alatpenga/ media ( nilai karakter : peduli
r .
)
Memberikan kesempatan simulasi ( Nilai karakter : Demokrasi )
Mernfasiliasi para siswa berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar ( nilai karakter : tanggung jawab ,
jujur ) Konfirmasi
o
Guru bertanya tentang kesulitan dalam materi sudah dipelajari, tentang kesulitan dalam meneladani perilaku terpuji Nabi Ismail As
o
Guru bersama siswa meluruskan kesalahan dalam memberikan contoh -contoh perilaku terpuji nabi Ismail As
C.
Penutup
o
Melakukan penilaian terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan konsisten dan brprogram
o o
Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasit pembelajaran Melaksanakan kegiatan tindak laqiut dalam bentuk remedial
VU. Alat / Sumberpernbelajaran
l.
Teks kisahNabi Ismail As
2.
Buku Pendidikan Agama Islam
3.
JuzAmma
4.
Pengalaman guru
VIII- Penilaian Indikator pencapaian
I. Meneladaniketaaran
Tehnik
Bentuk
Penilaian
Instrumen
Tes Tulis
Jawaban singkat
Instnrmen / Soal
l. Sebutkan
nabi Ismail As
keteladananNabi
terhadap orailg tua dan
Ismail As
Allah SWT
terhadap ayahnya dan Allah SWT
ketika diperintah untuk disembelih kepalanya!
Format Kriteda Penilaian
1. hduk No I
2. No
l.
( Hasil Diskusi
) Kriteria
Aspek Konsep
-
Semuabenar
-
Sebagian besar benar
-
Sebagiailkscilbenar
-
Semua salalr
Performansi
Kriteria
Aspek Kerjamma
-
Bekerjasama
-
Kadang-kadang kerjasama
2.
Skor
-
TidakBekerjasama
-
Aktifberpartisipasi
-
Ikdang-kadangaktif
-
Tidak aktif
Patisipasi
Skor
q,
3.
Lembarpeoilaian Perfomance
No
Jumlah
Nama siswa
Proaluk
Kerjasama
partisipasi
Skor
I 2 3
4
Magctahui Guru PAI
r_+ -eF * lsr
A,^IL
a\
Sumiarsih
1071978032N1"
NrP. l 96201 01 I 983082002
Nilai
Soal Latihan A. Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang benar! 1. Nabi Ibrahim memiliki putra bernama…. a. Yusuf b. Ismail c. Ismet d. Ilyas 2. Nabi Ismail adalah anak yang…. a. Taat dan takwa kepada Allah SWT b. Durhaka c. Sombong d. Berani melawan orang tua 3. Nabi Ibrahim memperoleh perintah dari Allah untuk menyembelih Ismal melalui…. a. Kata-kata b. Doa c. Bisikan d. Mimpi 4. Nabi Ismail menaati perintah Allah dengan a. Apa adanya b. Terpaksa c. Ikhlas d. Berat hati 5. Melawan dan menghina orang tua termasuk perbuatan yang…. a. Berpahala b. Berdosa c. Mulia d. Wajar 6. Barang siapa sabar dalam menerima ujian hidup, maka…. a. Mendapat siksa di neraka b. Mendapat dosa c. Mendapat celaka d. Mendapat tempat terhormat di sisi Allah 7. Salah satu upaya iblis terhadap manusia adalah…. a. Mengajak ibadah b. Membimbing pada kebaikan c. Menyesatkan manusia d. Mendorong untuk belajar 8. Menyembah berhala adalah salah satu bentuk…. a. Kesalehan b. Kekuasaan c. Kemusyrikan d. Ketauhidan
9. Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS adalah dua orang yang memiliki…. a. Harta berlimpah b. Kekuasaan c. Ketampanan d. Kesabaran yang tinggi 10. Beristighfar adalah salah satu cara untuk…. a. Bertobat b. Bergurau c. Beristirahat d. Bermain B. Isilah titik-titik di bawah ini denngan jawaban yang benar! 1. Nabi Ibrahim hidup pada zaman Raja…. 2. Berbakti kepada orang tua harus dilakukan dengan…. 3. Musyrik berarti…. 4. Ibu Nabi Ismail bernama…. 5. Salah satu contoh perbuatan durhaka kepada orang tua adalah….
Kunci Jawaban: A. Pilihan Ganda 1. B 2. A 3. D 4. C 5. B 6. D 7. C 8. C 9. D 10. A B. Isian Singkat 1. Namrud 2. Ikhlas 3. Menduakan Allah SWT 4. Siti Hajar 5. Melawan kepada kedua orang tua
PEDOMAN WAWANCARA
Pedoman wawancara untuk Partisipan Dengan guru Kelas IV: Ibu Dewi Sepriyanti 1) Bagaimana keadaaan kelas sebelum melaksanakan pembelajaran melalui pendekatan kontekstual? 2) Dari mana siswa ibu mendapatkan sumber data? 3) Bagaimana usaha ibu untuk membanngkitkan suasana kelas menjadi aktif? 4) Apakah ada kesulitan siswa dalam mencari sumber data? 5) Dengan cara bagaimana ibu membantu siswa dalam mencari sumber data? 6) Bagaimana kesiapan siswa dalam menghadapi pelajaran melalui pendekatan kontekstual? 7) Bagaimana keaktifan siswa setelah melaksanakan pembelajaran melalui pendekatan kontekstual? 8) Bagaimana
keberhasilan
siswa
dalam
pencapaian
nilai
pelaksanaan model pembelajaran melalui pendekatan kontekstual?
sesudah
HASIL WAWANCARA
Hasil wawancara dengan Partisipan Ibu Dewi Sepriyanti Tanggal/Waktu Wawancara : 6 Juni 2014 Sambil tersenyum dan memegang pundak peneliti Ibu Iin Wagini menjawab keadaan kelas sebelum melaksanakan model pembelajaran melalui pendekatan kontekstual siswa kelas IV SDN Neglasari 02 Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor, kurang aktif karena hanya mengandalkan informasi dari guru, dari pada putusan diri sendiri -
Sumber data dapat diperoleh dari menonton televisi, membaca buku atau koran, mendengarkan radio, serta dari teman-teman.
-
Ibu Dewi Sepriyanti membangkitkan siswa-siswi kelas IV dengan ceramah bervariasi, serta memberi contoh gambar yang terdapat buku panduan, serta memberi penghargaan kepada siswa.
-
Tentang kesulitan belajar dalam mencari sumber data, saya membantu siswa termotivasi sehingga kesulitan dapat diatasi.
-
Dalam pembelajaran melalaui pendekatan kontekstual siswa kelas IV sangat antusias sekali, karena siswa merasa dilibatkan dalam pembelajaran dan siswa lebih semangat.
-
Aktif untuk mengerjakan tugas-tugas secara berkelompok bahkan mereka tidak merasa bosan dan jenuh, malah ada yang tidak mau pulang karena merasa senang meskipun waktunya sudah habis.
-
Tentang keberhasilan siswa dalam mendapatkan nilai prestasi, lebih baik bila dibandingkan dengan sebelum diadakan model pembelajaran melalui pendekatan kontekstual, karena siswa lebih mengingat bila dibandingkan dengan hanya diterangkan oleh guru.
PEDOMAN WAWANCARA
Pedoman wawancara untuk Partisipan Dengan Kepala Sekolah: Ibu Ida Sugiarti, S.Pd 1. Bagaimana menurut Ibu saat mengamati siswa dalam melaksanakan pelajaran Pendidikan Agama Islam sebelum melaksanakan pendekatan kontekstual? 2. Bagaimana menurut Ibu saat mengamati siswa dalam mengikuti pelajaran Pendidikan Agama Islam sesudah melaksanakan pendekatan kontekstual? 3. Bagaimana menurut Ibu saat mengamati siswa dalam mencari informasi dari buku panduan sebelum pelaksanaan metode pembelajaran pendekatan kontekstual? 4. Bagaimana menurut Ibu saat mengamati minat siswa untuk dalam mencari dan informasi sesudah pelaksanaan metode pembelajaran pendekatan kontekstual? 5. Bagaimana menurut Ibu saat mengamati keaktifan siswa dalam menjawab dan mengerjakan lembar kerja sebelum pelaksanaan metode pembelajaran pendekatan kontekstual? 6. Bagaimana menurut ibu saat mengamati keaktifan siswa dalam mengerjakan lembar kerja sesudah pelaksanaan metode pembelajaran pendekatan kontekstual? 7. Bagaimana menurut Ibu saat mengamati siswa dalam ketelibatan dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar sebelum pelaksanaan metode pembelajaran pendekatan kontekstual? 8. Bagaimana menurut ibu saat mengamati siswa dalam keterlibatan dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesudah pelaksanaan metode pembelajaran pendekatan kontekstual? 9. Bagaimana pendapat Ibu keberhasilan siswa dalam pencapaian nilai sebelum
pelaksanaan
kontekstual?
metode
pembelajaran
melalui
pendekatan
10. Bagaimana pendapat Ibu keberhasilan siswa dalam pencapaian nilai sesudah
pelaksanaan
metode
pembelajaran
melalui
pendekatan
kontekstual?
HASIL WAWANCARA Hasil wawancara dengan Partisipan Ibu Ida Sugiarti, S.Pd Tanggal/Waktu Wawancara : 6 Juni 2014 -
Siswa pasif, karena hanya mendengarkan ketika guru menerangkan
-
Siswa aktif dalam mengikuti pelajaran Pendidikan Agama Islam sesudah menggunakan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual
-
Siswa kurang aktif dalam mencari informasi dari bukupanduan sebelum pelaksanaan metode pembelajaran melalui pendekatan kontekstual
-
Siswa aktif dan terkait dalam mencari sumber informasi dan buku panduan setelah metode pembelajaran melalui pendekatan kontekstual
-
Siswa kurang aktif dalam menjawab dan mengerjakan lembar kerja sebelum
pelaksanaan
metode
pembelajaran
melalaui
pendekatan
kontekstual -
Siswa sangat aktif dalam mengerjakan lembar kerja sesudah pelaksanaan metode pembelajaran melalui pendekatan kontekstual
-
Siswa kurang tertib dalam melaksanakan kegiatan belajar sebelum pelaksanaan metode pembelajaran melalui pendekatan kontekstual
-
Siswa cukup tertib dalam melaksanakan kegiatan belajar sesudah pelaksanaan metode pembelajaran melalui pendekatan kontekstual
-
Siswa berhasil dengan nilai cukup sebelum melaksanakan metode pembelajaran melalui pendekatan kontekstual
-
Siswa
berhasil
dengan
nilai
baik
sesudah
pembelajaran melalui pendekatan kontekstual
pelaksanaan
metode
PEDOMAN OBSERVASI
NO.
INDIKATOR Ketertarikan siswa dalam
1.
bertanya dan mengemukakan pendapat Motivasi dan kegairahan dalam mengikuti
2.
pembelajaran (menyelesaikan tugas mandiri dan aktif mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru) Interaksi dan kerjasama siswa
3.
dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
4.
5.
Hubungan siswa dengan guru selama pembelajaran Kemampuan menemukan informasi di luar Kemampuan bagaimana
6.
pengetahuan tersebut digunakan
7.
8.
Kemampuan pembuatan permodelan pembelajaran Kreatifitas dan partisipasi siswa dalam pembelajaran
Siklus I Ya
Tidak
Siklus II Ya
Tidak
HASIL OBSERVASI I Tanggal/Waktu observasi: 13Mei 2014 Tempat observasi: Kelas IV SDN Neglasari 02 Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor. 1. Ketertarikan siswa dalam bertanya dan mengemukakan pendapat dinilai cukup baik, siswa sudah mulai tertarik dengan apa yang disampaikan guru melalui penggunaan metode pengajaran secara kontekstual 2. Motivasi dan kegairahan dalam mengikuti pembelajaran (menyelesaikan tugas mandiri dan aktif mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru) mulai lebih baik, siswa terlihat memiliki kegairahan dan antusias untuk mengikuti pelajaran. 3. Interaksi dan kerjasama siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran pada siklus I sudah ada siswa yang bekerjasama dengan baik, sudah mulai saling mengenal karakter dan tanggung jawabnya. 4. Hubungan siswa dengan guru selama pembelajaran masih cukup erat, namun peran guru hanya sebagai pembimbing bukan pemberi sumber informasi utama 5. Kemampuan menemukan informasi di luar sudah cukup baik, siswa sudah memiliki kemampuan seperti ini, menemukan informasi dari berbagai sumber. 6. Kemampuan bagaimana pengetahuan tersebut digunakan cukup baik, siswa sudah tidak terlihat terlalu bingung tentang ilmu pengetahuan yang dimilikinya, siswa sudah mulai mengetahui bagaimana pengetahuan yang dimilikinya digunakan. 7. Kemampuan pembuatan permodelan pembelajaran belum terlihat 8. Kreatifitas dan partisipasi siswa dalam pembelajaran masih rendah
HASIL OBSERVASI II Tanggal/Waktu Observasi: 20 Mei 2014 Tempat observasi: Kelas IV SDN Neglasari 02 Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor. 1. Ketertarikan siswa dalam bertanya dan mengemukakan pendapat dinilai sudah sangat baik, siswa sangat tertarik dengan apa yang disampaikan guru melalui penggunaan metode pengajaran secara kontekstual 2. Motivasi dan kegairahan dalam mengikuti pembelajaran (menyelesaikan tugas mandiri dan aktif mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru) mulai jauh lebih baik, siswa sangat kegairahan dan antusias untuk mengikuti pelajaran. 3. Interaksi dan kerjasama siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran pada siklus III sudah siswa yang bekerjasama dengan baik lagi, sudah lebih saling mengenal karakter dan tanggung jawabnya. 4. Hubungan siswa dengan guru selama pembelajaran masih cukup erat, namun peran guru hanya sebagai pembimbing bukan pemberi sumber informasi utama 5. Kemampuan menemukan informasi di luar sudah jauh lebih baik, siswa sudah memiliki kemampuan seperti ini, menemukan informasi dari berbagai sumber. 6. Kemampuan bagaimana pengetahuan tersebut digunakan sangat baik, siswa sudah tidak terlihat bingung tentang ilmu pengetahuan yang dimilikinya, siswa sudah mengetahui bagaimana pengetahuan yang dimilikinya digunakan. 7. Kemampuan pembuatan permodelan pembelajaran masih sudah terlihat dengan baik, siswa mampu mengaplikasikan dan membuat permodelan pembelajaran 8. Kreatifitas dan partisipasi siswa dalam pembelajaran jauh lebih baik terlihat dengan aktifnya siswa dalam menyelesaikan permodelan pembuatan majalah dinding
HASIL WAWANCARA
Dengan Informan siswa kelas IV: Kamaludin Zaki Tanggal/waktu wawancara: 20 Mei 2014 1) Guru biasanya mengajar dengan cara menggunakan ceramah 2) Kurang senang dengan cara guru mengajar 3) Kadang-kadang saya bertanya jika kurang paham, saya masih takut ditertawakan teman jika bertanya. 4) Kadang-kadang saya bertanya pada orang tua mengenai PR, tetapi kadangkadang juga orangtua tidak tahu jawaban soal itu. 5) Jarang membaca buku, saya lebih senang melihat berita di televisi bersama keluarga 6) Dari kakak, atau dari teman yang lebih tahu 7) Senang 8) Ya sering 9) Ya saya punya kelompok belajar di rumah, itu juga teman-teman sekelas saya 10) Biasanya bertanya pada orang tua, kakak, atau teman.
PEDOMAN WAWANCARA
Pedoman wawancara untuk informan Dengan siswa kelas IV: Kamaludin Zaki 1) Menurut kamu bagaimana biasanya cara mengajar guru di kelas? 2) Apakah kamu senang dengan cara mengajar guru? 3) Apakah kamu sering bertanya bila kurang paham atau kurang mengerti? 4) Apakah kamu bertanya dengan orang tua di rumah bila ada PR? 5) Apakah kamu sering membaca buku, mendengar berita di radio, atau melihat berita televisi mengenai ilmu pengetahuan? 6) Dari mana kamu mendapatkan informasi pengetahuan selain guru kamu? 7) Apakah kamu senang dengan cara mengajar guru melalui pendekatan kontekstual yang diterapkan di kelas? 8) Apakah kamu sering bertanya dengan teman kamu mengenai tugas rumah? 9) Apakah kamu memiliki kelompok belajar? 10) Bagaimana cara kamu mengatasi kesulitan belajar?
CATATAN LAPANGAN
1. 7 Februari 2014 Menuju tempat lokasi penelitian untuk meminta izin dalam mengadakan penelitian tindakan kelas. Bertemu dengan Kepala Sekolah SDN Neglasari 02, dan memperkenalkan dengan partisipan. Peneliti menjelaskan bahwa penelitian berlangsung selama kurang lebih 3 bulan dari bulan Februari sampai dengan bulan Mei 2014. kemudian membuat janji akan bertemu lagi minggu depan. 2. 17 & 26 Februari 2014 Obeservasi Ke tempat lokasi, meminta data-data: antara lain tentang profil sekolah, keadaan siswa, jumlah siswa, daftar nilai siswa terkait mata pelajaran dalam penelitian, wawancara singkat dengan guru kelas 3. 27 Februari – 16 Maret 2014 Membuat dan menyusun RPP yang terkait dengan materi yang akan diajarkan pada proses tindakan kelas. 4. 9 Maret 2014 Melakukan observasi lanjutan untuk memastikan tindakan penelitian yang akan dilakukan peneliti di sekolah SDN Neglasari 02. 5. 21 Maret – 23 April 2014 Mencari, membuat dan menyusun media pembelajaran dalam hal ini adalah dengan metode pembelajaran kontekstual pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk kelas IV. 6. 14, 21 dan 28 Mei 2014 Memulai melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (Siklus I, II & III) melalui penggunaan metode pembelajaran kontekstual. 7. 6 Juni 2014, melakukan wawancara dengan Kepala Sekolah, guru kelas IV (sebagai partisipan) dan siswa kelas IV terkait penggunaan metode kontekstual yang telah diterapkan oleh guru di kelas terhadap peningkatan minat belajar siswa.
8. 13 Juni 2014 Menganalisis data dengan mengidentifikasi data dari lapangan. Dari data yang diperolah, penulis membuat tabel-tabel sesuai dengan keadaan. 9. 27 Juni 2014 Penyusunan laporan setelah diperoleh data yang dibutuhkan selama penelitian tindakan kelas dilakukan, menyimpulkan dan menyajikannya.
Hasil Show Case Upaya Meningkatan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas IV Melalui Pendekatan Kontekstual Di SDN Neglasari 02 Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor
berupa gambar mengenai gambar-gambar anak yang tengah membantu orang tua, menolong orang di jalan, dan lain sebagainya Show case pada siklus II dan III 1. Jika pada gambar (orang tua/ibu sedang menyapu halaman rumah) Apa yang akan kamu lakukan jika terjadi hal tersebut pada diri kamu? Jawaban kelompok: sebagai anak kita sudah seharusnya membantu dan menolong orang tua, bukan hanya membantu menyapu, mengepel lantai dan sebagainya. Tetapi pada perintah-perintah yang lain selama tidak bertentangan dengan perintah Allah SWT. 2. Apa kaitannya dengan risalah Nabi Ibrahim dan Ismail AS? Jawaban kelompok: Nabi Ismail AS merupakan tauladan untuk anak yang berbakti dan menuruti segala perintah orang tua, sampai berani mengorbankan nyaawanya atas petunjuk perintah Allah SWT. 3. Apa yang kamu lakukan jika melihat gambar (orang tua yang akan menyebrang jalan) tersebut? Jawaban kelompok: Dengan segera menolong orang tua tersebut untuk menyebrangi jalan dengan penuh hati-hati. 4. Gambar (melihat sampah ada di halaman kelas), apa yang akan kamu lakukan jika melihat gambar tersebut? Jawaban kelompok: Jangan bersikap masa bodoh dengan adanya sampah di kelas, kita dengan penuh kesadaran harus mengambil dan membuang sampah tersebut ke tempat sampah yang telah disediakan di sekolah, walaupun bukan kita yang membuang sampah tersebut.
5. (gambar orang pencopet/pencuri tertangkap tengah dipukuli masyarakat),apa yang seharusnya kamu lakukan jika terjadi hal yang demikian? Jawaban kelompok: Sebisa
mungkin
kita
hendaknya
jangan
ikut-ikutan
memukuli
pencuri/pencopet tersebut, laporkan kepada pihak yang berwajib (polisi). Atau bila tidak mampu kita cari atau laporkan kepada orang tua. 6. (gambar pengemis kurus yang belum makan),apa yang seharusnya kamu lakukan jika terjadi hal yang demikian? Jawaban kelompok: Memberikan sedikit rejeki kepada orang tersebut, baik berupa uang maupun makanan, jika tidak punya doakan agar orang tersebut mendapatkan rejeki dari yang lain. 7. Apa yang diajarkan Nabi Ibrahim AS kepada anaknya (Nabi Ismail AS) ? Jawaban kelompok: Nabi Ibrahim AS mengajarkan kepada anaknya agar mengikuti perintah Allah SWT dan berbakti kepada kedua orang tuanya. 8. Apa yang dicontohkan Nabi Ismail AS semasa hidupnya? Jawaban kelompok: Nabi Ismail AS mencontohkan kepada kita sebagai anak agar patuh dan taat terhadap perintah orang tua tanpa pamrih, dan membahagiakan orang tua sebaik mungkin.
LEMBAR UJT REFERENSI
Nama
Sumiarsih
NS,{
isli)011000006
Jurusan
Pendidikan Agama tslamistrata
Judul Skripsi
UWya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
I
(OneMode)
Melalui Pendekatan tr(ontel$tual pada Felajaran Pendidikan Agama Islasr Kelas
No.
Buku Referensi
A.lvl
1.
Sadirman. Interaksi
t{engajar- Jakarta:
m
a@
IV
Ket
ParafDosen
Bab
Pembimbing
U
R4ia Grafindo persada
2004.
Arifin, M. IImr Pendidtkan
2.
tM
I
Aksara,2006
Arikunto, Suhanimi. Dasar-hsar
3.
4. 5.
6.
t-.'
7.
tr
8-
9.
t0.
frratttasi P3ldi4ikdn. (Jakarta: Bumi Aksara 20Ot\ Arikunto, Sdmrsimi. Prowdtr pewlitian Sarrttt Pendekatan Prakek Jalcrta: Rineka Cipta" 2002. Bialystolq Ellen. "A TTE;re@ Ianguage Leortrirry" dalam Kermeth Croft (ed). Reading on English as a Second langaage. Cambridge: Winthrop hrblishers tnc, 1980. Da.ajaq Zakiyah. Ilmu Pendidikan istam lakarta qpumi Aksarq 2000. Darajaq Zakiy.atr. Pendidikan Islam Dalai Kekargq dan Sektloh. Jalsra: CV. Ruham42O}S. Depag R[ AI-Qar-an dan Terjemahnya- r.akar*-* CV Pelglbju:4n 2qqs. Depag RI. Pen4juk Pelaksanaan iurikuluPedidikan Agame Islam Uwuk SD/MI. Jakarta: 2002.
Depdiknas. Kurikulum
dan V"*b;lrtar"",
Pembelajaran Kontekstual. Jakarta: Direktorat
ll
n U
I
&
-Y
I
I
II
J
II I
il II
Pendidikan, 2008.
Djamar4 Syaifirl Bakri. Prestasi B;lqiar d"" II Kompelengi Guru- Surabaya: Usaha Nasional, 2001.
L
_)
4 I
+ )
12-
M.
fsi*ologffi
Sabri, Alisuf, CV. Pedoman Ilmu Java 19!)6.
I
t3.
(9) 15.
;
I
Bumi Aksara 2003. Wojorasito, s-drre
u
lnwefs-hrhrcsia Bandong: I{asta" 200j. Koster, lilayan. Fahor-fuo, yolg-@ It Terhdop Hasil Belajo Sinya SLWN ai n*on
NojDff( 2000. Malcmun, Abin Syanrsu&in---psitolo,g, IApdidi*an Bandung: pT. Renraja Rosdakarya, Mimbar Ptndidilor
16.
I
)
2003.
t7. 18. 19.
20.
2t-
[dargono. ltet Jalcarta: Rin*a Cipta 2fi)a. lrohary. Mea&logi rerctit@
Itr
II
Rsdakarya, 1999. Itlasibh dm Laksmi tlEwi. StdqiV@ Jakrta: Diricn DepS RI, 2009. Rrnemto, Ngolim. Psibologt 'PT. Remaja Rosdakaoa 1990.
23. 24.
25.
feffiid@ Rosyada, &dc. Pardtgrra PM.
n
26.
aAq@
_Me
Falaor-ftthor yog
ngnqhiayaJalcarta:PT-Rineka CiDta.ZN3: Supinah. Pembelqiaro Moumaika
Pen&katm Kontebtul
qSP. Yograkarta: P4TK
del
SD-@
(.I
I
\
J
il
F
I
t
I
)
n
Melatsophnt
2003.
Suryabratq Sumadi. Psi*ologi Pendidikan Grafindo Persada, 1995.
28.
Sutama. Peningkotan Efebivitas fembelajar*t u Pendidikan Agona Isl@, Melalui pemberulun Gaya Belajor Guru di SLTP Negeri lB Samkona Yoryakana: Tesis fr{agister pps. UNy tidak ditcrbi*an, 2000. Suyanto. IC Pembelajarmt berbasis k;nt"ktttnt I (Contexnal Teaching and Learning). Makalah disajik& dalam kegiatan sosiatisasi Kontekstwl bagi dosen UM 15 Februari 2W2-' Syah, Muhibin. Psikologi pinaiA*an dengan il
30.
)
TI
27.
29.
#
II
RuEraq Tebmni. pet*kaa @ MerrFqar. Bandung: PT.Rernaja Rosda Kava 2000. S. Pnnro. fuss-M@ froses Sinar Bang 2fi)t. -Eandumgi 'IhBir, Abmad. hm Petdtdi*n fulam Persfek{ pandung: PT. Remaja Ros&trarva 2010. b@
!!mcto. tuhio tu
,l
T
Jakarta: Prcn4a lv{dia, 2004.
22.
I
Jal(rte T
t
i
I I
I t
L
Pendekatan Baru. Bandung: pl.Rema.ia Rosda Karya,2006.
*
31.
Ubiyati, Nur. llmu Pendiditan Pustaka letia, 1998.
El6n{-1ffi.
u
32.
Undang-undang Sitern Pendidikan Nasional pasai 30 BAB IV (Nomor 2 rahun 2003). Jakarta: CV. Tamita
il
33.
34. 35.
Utama,2004. Uno, Hamzah B. Teori Motivasi dan fengutatr@rrrya Analisis Dibidang Pendidikan, (Jakarta: Bumi Akasara,2007. Usman" M. Basyiruaain. Agama Islam. lakar:t?: Ciputat Pers, 2002.
ue@
+l )
+
II I
I
Wibawa, Basuki. Penelitian Tindakdn K"tas. m
l-
Jakarta: Depdiknas DitjendasmerL 2004.
36.
wint(el, WS. Psikologi Pengqiamn
lakarta:
Grasindq 2005.
37. 38.
Yunus, Mahmud. Metodik
M
Agama Islam- laka*a : PT. Hidayatr Agune, 2003. , Zahorik. Proses Pembelaiar@ Kontekstual. Jakarta: Bandung: Remaja Rosda Karya.20d.5-
II
t-
II
II
Jakarta, Oktober 2014
Dosen Pembimbing
NrP.l97l02l
I0r8
KEIT,IENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA
FITK Jl. lr. H.
Jua,*
tlo *5 Cipttut 15/.12 lt
&t
No.
FORM (FR)
Tgl. No.
Dokumen
Hal
^da
:
Terbit : Revisi: :
FITIGFR-AKD-066
1 Maret 2010 01
1t1
SURAT PERMOHONAN IZIN OBSERVASI Nomor : Un.0 1/FI./I(M.ALy ......../2014 Lamp. :......
HaI
Jakafia, 23 Desember 2A13
: Observasi
KepadaYth.
Kepala SDN Neglasari A2 Kec. Dramaga Bogor Di Tempat
Ass alama' alaiku
m Wn
Wb.
Dengan homrat kami sampaikan bahwa: Nama
Sumiarsih
NIM
181001 1000006
Jurusan /Prodi
Pendidikan Agama Islam
Semester
X (Sepuluh)
adalah benar mahasiswa pada Fakultas
Iknu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Mahasiswa tersebut memerlukan observasi untuk penelitian skripsi. Oleh karena itu, kami mohon kesediaan Saudra untuk menerima mahasiswa tersebut dan mennberikan bantuannya.
Demikianlall
atas perhatian dan bantuan Saudara kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu' alaihu m Wn Wb.
Agamalslam
re9803 I 002
Tembusan: Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA
FORM (FR)
FITK Jl, lr. H. Juanda No
% Clpubt 1i412
h&r6'ia
SURAT PERMOHONAN
EM
Nomor : Un.0 l/F. 1lKM.0 1.3/ ........ 12014
lakaria, 23 Desember 20 I 3
Lamp. : OutlinelProposal Hal : Permohonan Izin penelitian Kepada Yth.
Kepala SDN Neglasari 02 Kec. Dramaga Bogor di Tempat As s alamu' alaikam Wn Wb.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa,
Nama NIM Jurusan
: Pendidikan Agama
Semester
: X (Sepuluh)
:Sumiarsih :1810011000006 Islam
Judul Skripsi : "Upaya Meningtratkan Hasil Betajar Siswa Metalui pendekatan Kontekshral Pada Pelajaran pendidikan Agama Islam Kelas \II Di SDN Neglasari 02 Kec. Dramaga Bogor" adalah benar mahasiswa/i Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang gedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian di instansilsekolalr/madrasah yang Saudara pimpin.
d;i
Untuk
itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan
melaksanakan penelitian dimaksud.
mahasiswa tersebut
Atas perhatian dan kerja sama saudara, kami ucapkan terima kasih. Was s alama' alai kum Wn Wb.
Agama Islam
irU M.Ae
Tembusan:
l.
DekanFITK
2. Pembantu Dekan Bidang Akademik 3. Mahasiswa yang bersangkutan
l
002
KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA FITK
FoRM
Tgl. Terbit (FR) iN;E#:
:
1 Maret 2010
Jl. lr. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 lnbnesia
SURAT PERMOHONAN IZIN OBSERVASI Nomor : Un.0 llFt.A(M .0I.3 1........12013 Lamp. :......
Hal
Jakarta, 23 Desember 2013
: Observasi
Kepada Yth.
Kepala Sekolah SDN NEGLASARI 02
KEC. DRAMAGA BOGOR
Di Tempat
As s alamu' alailatm wr.wb.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa:
Nama
SUMIARSIII
NIM
r8100r 1000006
Jurusan/Prodi
Pendidikan Agama Islam (PAI)
Semester
X (Sepuluh)
Adalah benar mahasiswa pada Fakultas Ilmu Tarbiyah an Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan sehubungan dengan penyelesaian tugas Skripsi, Mahasiswa tersebut memerlukan observasi dengan Pihak Terkait. Oleh karena itu, Kami mohon kesediaan saudara untuk menerima mahasiswa tersebut dan memberikan bantuannya.
Demikianlah, atas perhatian dan bantuan Saudara kami ucapkan terima kasih. Was s al amu' alaikurn
wnw b.
a.n. Dekan
Kaj',u Pendidikan Agama Islam
m, M.Ag. 307 1998031002
Tembusan:
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
PEKIERINTAH KABUPATEN BOGOR DIhIAS PENDIDIKAI{
PELAKSANA TEKNIS XXX KECAMATAN DRAMAGA
SEKOLAI{ T}ASAR NEGERI NEGLASART
O2
KECAMATAN DRAMAGA Alamat : JL KH. Tuhagus Asik Des{ Ncgts*ri I}rzm*ga
I
- BogorTelp t025f)
862:*958
IIPSN : 2O2005031NS$. 101020230020
SURAT KETERANGAN Nomor :
421.2 ISW
Yang bertandatangan dibawah ini
: : : : : :
Nama NIP Pangkat / Golongan Jabatan
Unit Kerja Iastansi
010-Sl}l){l20l 4
:
IDA SIIGIART'I, S.Pd.SI, 195811071978A32A01 Pernbina I IV.a
Kepala Sekolah
SINNEGLASARI02 UPT. Perdidikan )Oil( Kecamatan Dranraga Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor
Menerangkanbahwa Nama
NIM Program Pendidikan Fakultas
:
: :
SUh{IARSIH
:
Ilmu Taftiyah Dan Kegruan ( FTIKi
1810011000006
:S1
Dengan ini menerangkan balrwa yang bersangkutan benar-benar telah mengadakan penelitian skripsi sebagai tugas akhir dari Uaiversitas lslam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta padatanggal}T jarruarr sampai dengan 24M*ret 2014
Demikian Surat Keterangan ini dibuat dengan sesungguhnya dan sebenar-benarnya untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya. Drbuat Pada
di
Tanggal
: Drarnaga : 24 itdLaret?Ol4
M
eg
w
11071978032001
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Sumiarsih
di lahirkan di
Kabupaten
Bogor pada tanggal Bogor 01 Januri 1962 dwi pasangan orangtua yang bernama H.M.
Arief dan Hj. Siti Aminah.
Penulis merupakan anak pertama dari
8
bersaudara.
Penulis telah menikah dengan suami tercinta bernama
Babay Supriyatna, S.Pd.,
I{8A.,
dan telah memiliki 4
orang anak terdiri dari tiga putra dan seorang putri. Yang bernama: Rubi Ginanjar, M.Km., Andika Sundawijaya,
M.Kom., Shinta Sundari Pramitasari, Amd.Keb., dan Asep Maulana Yusup. pada tahun 1974 penulis lulus pendidikan sekolah dasar
III
di SDN Dramaga
kemudian melanjutkan ke PGA Baranang Siang selamat 4 tahun lulus pada
tahvn 1977, dan meneruskan ke PGAN Baranang Siang lulus pada tahUn 1981. Kemudian pada tahun 1997 penulis melanjutkan pendidikan tinggi dengan kuliah
DZ di IAIN Sunan Gunung Djati Bandung jurusan Pendidikan Agama Islam' jenjang Sl di Selanjutnya pada tahun 2011 penulis melanjutkan perkuliahannya ke jurusan Pendidikan Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta mengambil Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah.
Penulis pemah mangajar
di
SDN Manggis Dramaga dari
tahun
l983sampai dengan tahun 2013. kemudian pindah ke SDN Neglasari 2 pada tahun 2013 sampai dengan sekarang.