MENINGKATKAN KETERAMPILAN SISWA MENULIS PUISI MELALUI MEDIA LINGKUNGAN DI KELAS V SDN 2 TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO
Oleh : ANA JARANA Pembimbing I : Dra. Hj. Sumarni Mohammad, S.Pd, M.Pd Pembimbing II : Dra. Hj. Salma Halidu, S.Pd. (Mahasiswa Program Studi S1 – PGSD) UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO ABSTRAK Keterampilan Menulis merupakan salah satu Keterampilan dalam berbahasa yang perlu dimiliki oleh siswa dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi.Pada Siswa kelas V khusunya di SDN 2 Tapa Keterampilan Menuliis menunjukkan hasil yang kurang memuaskan.Dari hasil pengamatan pada observasi awal yang memiliki Kemampuan pada keterampilan menulis 20,83% Berdasarkan hal itu,maka penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan meningkatkan keterampilan siswa menulis puisi melalui media lingkungan. Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SDN 2 TAPA kab.Bone Bolango,yang jumlah siswanya 24 orang.Hasil penelitian ini me nunjukkan bahwa menuliis puisi melalui media lingkungan dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan menulis dalam pembelajaran bahasa indonesia.Hal ini nampak pada hasil siklus dengan rincian pada observasi awal siklus
I. 20,83% (5 orang),yang mampu menulis puisi.siklus II 19 orang
(79,16),tidak mampu. Dari seluruh pelaksanaan Kegiatan penelitian tindakan kelas ini banyak hambatan yang ditemui,oleh sebab itu diharapkan hasil penelitian ini bukanlah akhir tetapi justru merupakan awal dari usaha untuk meningkatkan Keterampilan menulis sebagai aspek terpadu dengan keterampilan berbahasa lainnya.
PENDAHULUAN Keterampilan menulis sebagai salah satu dari empat keterampilan berbahasa ,mempunyai peranan yang penting di dalam kehidupan manusia. Menulis merupakan
kemampuan
seseorang
mengungkapkan
ide-ide,
pikiran
,pengetahuan, ilmu, dan pengalaman-pengalaman hidupnya dalam bahasa tulis yang jelas,enak dibaca dan dipahami oranglain. Menulis adalah kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan secara tertulis kepada pihak lain. Aktivitas menulis melibatkan unsur penulis sebagai penyampai pesan, pesan atau isi tulisan, saluran atau media tulisan dan pembaca sebagai penerima pesan (Suparno, dkk. 2008:29). Dalam penulisan puisi memerlukan pemilihan kata yang paling tepat, hal ini dimaksudkan untuk memperindah pembaca dalam memahami arti yang terkandung di dalam puisi. Pemilihan kata-kata yang dalam penulisan puisi secara hati-hati dan teliti supaya lebih tepat.Seseorang dalam menulis puisi ingin melukiskan atau menceritakan suatu objek yang ada dalam pikiranya, yakni objek yang ada dalam angan di dalam ataupun di luar dirinya. Dalam penulisan puisi memerlukan pemilihan kata yang paling tepat, hal ini dimaksudkan untuk memperindah pembaca dalam memahami arti yang terkandung di dalam puisi. Pemilihan kata-kata yang dalam penulisan puisi secara hati-hati dan teliti supaya lebih tepat.Seseorang dalam menulis puisi ingin melukiskan atau menceritakan suatu objek yang ada dalam pikiranya, yakni objek yang ada dalam angan di dalam ataupun di luar dirinya. Media lingkungan yang bagi anak merupakan hal yang
sangat
membantu dirinya dalam mengekspresikan dibenak pikirannya
terutama lingkungan alam sekitar, keadaan alam sekitar sangat mempengaruhi perkembangan dan tingkah laku mahluk hidup (Nurkodim, 2001 : 44). Media lingkungan yang memadai bisa membantu anak dalam membuat puisi, antara lain media lingkungan alam sekitar, lingkungan kehidupan yang meliputi keadaan sistem nilai budaya, cara hidup masyarakatyang mengelilingi hidup seseorang mencakup kekuatan masyarakat serta berbagai sistem nama disekitar individu atau kelompok yang mempengaruhi tingkah laku mereka. Berdasarkan observasi awal yang dilakukan bahwa dari 24 siswa yang memiliki kemampuan menulis puisi yakni 5 siswa atau 20.83%. Sedangkan 19siswa atau 79.16%% belum
memiliki kemampuan menulis puisi dan masih perlu bimbingan untuk lebih paham terhadap materi. Kurangnya kemampuan siswa menulis puisi disebabkan siswa sulit menentukan tema yang diangkat dalam sebuah puisi, relevansi isi dengan gagasan, pemilihan kata, dan pembentuk larik dan bait. Larik atau baris pengertian berbeda dengan kalimat dalam prosa. Larik bisa berupa satu kata saja., bisa frase, bisa pula seperti sebuah kalimat. Pada puisi lama, jumlah kata dalam sebuah larik biasanya empat buah, pada puisi baru tak ada batasan. Sedangkan bait merupakan kumpulan larik yang tersusun hermonis. Pada bait inilah biasanya empat buah, tetapi pada puisi baru tidak dibatasi. Dengan pembentukan larik dan bait ini terkadang siswa masih merasa bingung karena keterbatasan kata dan bahasa dalam merangkai sebuah kalimat. Penggunaan lingkungan sebagai media belajar terutama dalam penulisan puisi memiliki dua sudut pandang.Sudut pandang pertama menunjukkan lingkungan sebagai tema sentral dan kedua sebagai tema bawahan. Lingkungan sebagai tema sentral maksudya masalah lingkungan menjadi ide dasar dalam suatu puisi.Lingkungan dijadikan suatu alat penyampai ide.
Seringkali anak tidak dapat menulis puisi karena kurangnya
kemampuan guru dalam menggunakan media lingkungan sebagai sumber belajar. Adapun alasan menggunakan media lingkungan karena lingkungan sebagai tema sentral dimana lingkungan bisa digunakan sebagai ide dasar dalam suatu puisi. Dengan adanya media lingkungan membuat siswa menemukan ide atau gagasan menetukan tema yang akan dijadikan suatu puisi. Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk mengadakan peneliitian dan memformulasikan ke dalam judul “Meningkatkan KeterampilanSiswa Menulis Puisi Melalui Media Lingkungan Di Kelas V SDN 5 Tapa Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango”. PEMBAHASAN Keterampilan menulis merupakan salah satu dari komponen berbahasa yang mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia. Dengan menulis seseorang dapat mengungkapkan pikiran dan gagasan untuk mencapai maksud dan tujuannya. Menulis dapat diartikansebagai menempatkan simbol-simbo l grafis yang menggambarkan suatu bahasa yang dimengerti oleh seseorang,
kemudian
dapat
dibaca
oleh
orang
lain
yang
memahamibahasatersebutbesertasimbol- simbol grafisnya. Dengan kata lain menulis merupakan kegiatan melahirkan pikiran dan perasaan dengan tulisan (Suriamiharja,
dkk.,
1996:
1).
Pendapat
berbeda
dikemukakan
oleh
Tarigan(1986:3),menurutnya menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secaratidaklangsung, tidak secara tatap mukadengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif, dalam kegiatan menulis ini maka sang penulis harus trampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa,dankosakata.Tarigan(1986:21) juga mengemukakan bahwa
menulisadalam menurunkan atau melukiskan lambang-
lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang,sehinggaorang lain dapatmembacalambang-lambang grafik tersebut kalaumereka memahamibahasa menulis
merupakan
suatu
dan gambaran
grafik itu.
Menurutnya,
Representasi bagian dari kesatuan-kesatuan
ekspresi bahasa.Sementaraitu, Akhadiah, dkk.(1996:8) mengemukakan beberapa pengertian menulis, yaitu: (1) menulis merupakan suatu bentuk komunikasi; (2) menulis merupakan suatu proses pemikiran yang dimulai dengan pemikiran tentang gagasan yang akan disampaikan; (3) menulis adalah bentuk komunikasi yang berbeda dengan bercakap-cakap (dalam
tulisan tidak terdapat intonasi
ekspresi wajah, gerakan fisik, serta situasi yang menyertai percakapan); (4) menulis merupakan suatu ragam komunikasi yang perlu dilengkapi dengan“alatalat” penjelas serta aturan ejaan dan tanda baca; dan (5) menulis merupakan bentuk komunikasi untuk menyampaikan gagasan penulis kepada khalayak pembaca yang dibatasi oleh jarak tempat dan waktu. Tarigan(1986:22) mengemukakan bahwa pada prinsipnya fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi tidak langsung. Hal ini mengandung pengertian bahwa dengan tulisan dapat membantu menjelaskan pikiranpikirankita melalui sebuah tulisan tanpa saling bertatap muka. Dalam dunia pendidikan menulis mempunyai fungsi sebagai alat bantu dalam berfikir bagi para pelajar. Selain itu, menulis dapat memudahkan kita merasakan dan menikmati hubungan-hubungan, memperdalam daya tanggap atau persepsikita,
memecahkan masalah-masalah yang kita hadapi, menyusun urutan bagi pengalaman. Tulisan dapat membantu kita menjelaskan pikiran-pikiran kita. Tidak jarang kita menemui apa yang sebenarnya kita pikirkan dan rasakan mengenaiorang-orang,gagasan-gagasan, masalah-masalah, dan kejadian-kejadian hanya dalam proses menulis yang faktual (Tarigan, 1986: 23). Akhadiah, dkk (dalam Suriamiharja, dkk, 1996:
4) mengemukakan delapan
fungsi menulis bagi penulis sebagai berikut. 1. Penulis dapat mengenali kemampuan dan potensi dirinya. 2.
Penulis dapat terlatih dalammengembangkan berbagai gagasan.
3. Kegiatan menulis dapat memperluas wawasan penulisan secara teoritis mengenai fakta-fakta yang berhubungan. 4. Penulis dapat terlatih dalam mengorganisasikan gagasansecara sistematis serta mengungkapkannya secara tersurat. 5. Penulis dapat meninjau serta menilaigagasannyasendirisecara objektif. 6. Denganmenulis,penulislebihmudahmemecahkanpermasalahanyang ada. 7. Penulis terdorong untuk terus belajar secara aktif 8. Membiasakan penulis berpikir serta berbahasa secara tertib dan teratur. Selain mempunyai fungsi, menulis juga mempunyai tujuan. Hugo Hartig (dalamTarigan, 1986: 24) merangkumkan beberapa tujuan penulisan suatu tulisan sebagai berikut. 1. Tujuan penugasan (assignment purpose), tujuan penugasan ini sebenarnya tidak mempunyai tujuan sama sekali. Penulis menulis sesuatu karena ditugaskan, bukan atas kemauan sendir 2. Tujuansaltruistik (altruisticpurpose),penulisbertujuanuntukmenyenangkan
para
pembaca, menghindarkan kedukaan para pembaca, ingin menolong para
pembacamemahami,menghargaiperasaan
inginmembuat
hidup
pembaca
menyenangkan dengankaryanya itu.
lebih
danpenalarannya,
mudah
dan
lebih
3. Tujuanpersuasif(persuasivepurpose),tulisanyangbertujuanmeyakink an para pembaca akan kebenaran gagasan yang diutarakan. 4. Tujuan informasi (informational purpose),
tulisan
bertujuan
memberi informasi atau keterangan/penerangan kepada pembaca. 5. Tujuan pernyataan diri (self-expressive purpose), tulisan bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri sang pengarang kepada pembaca. 6. Tujuankreatif(creativepurpose),tujuaninieratdengantujuanpernyataa n diri. Tulisan yang bertujuan mencapai nilai-nilai artistik, nilai-nilai kesenian. 7. Tujuanpemecahanmasalah(problemsolvingpurpose),dalamtulisanseperti ini sang penulis ingin memecahkan masalah yang dihadapi. Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra. Secara etimologis, kata puisi dalam bahasa Yunani berasal dari poesis yang artinya berarti penciptaan. Dalam bahasa Indonesia (Melayu) dikenal istilah poezie (puisi), yaitu jenis sastra (genre) yang berpasangan dengan istilah prosa. Sementara dalam bahasa Inggris ada istilah poetry yang artinya adalah puisi (Pradopo, 2002: 306). Pradopo (2002: 7) mengemukakan
bahwa
puisi
adalah
mengekspresikan
pemikiran
yang
membangkitkan perasaan, yang merangsang imajinasi panca indera dalam susunan yang berirama. Semua itu merupakan sesuatu yang penting, yang direkam dan diekspresikan, dinyatakan dengan menarik dan memberikesan. Puisi itu merupakan rekaman dan interpretasi pengalaman manusia yang penting kemudian diubah dalam wujud yang paling berkesan. Pendapat berbeda dikemukakan Wirjosoedarmo (dalam Pradopo,2002:309), yaitu puisi merupakan karangan yang terikat oleh banyak baris dalam tiap bait,banyak
kata dalam
tiap baris, banyak suku kata dalam tiap baris, rima, dan irama. Pendapat berbeda dikemukakan
oleh Sayuti (2002:3),
menurutnya puisi adalah“sebentuk
pengucapan bahasa yang memperhitungkan adanya aspek bunyi- bunyi di dalamnya, yang mengungkapkan pengalaman imajinatif, emosional, dan intelektual penyair yang ditimba dari kehidupan individual ldan sosialnya; yang
diungkapkan dengan teknik pilihan tertentu,
sehingga
membangkitkan pengalaman tertentu pula
dalam
puisi diri
itu
mampu
pembaca
atau
pendengar-pendengarnya” METODE PENELITIAN 1. Latar Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di SDN 2 Tapa Kabupaten Bone Bolango Alasan pemilihan tempat penelitian ini karena menurut peneliti bahwa lokasi tersebut dijangkau oleh peneliti baik dalam hal waktu,dan biaya serta mudah memperoleh izin serta adanya masalah pembelajaran menentukan kata sukur dalam teks penulisan. SDN 2 Tapa Kabupaten Bone Bolango terletak irigasi Desa Talulobutu merupakan salah satu sekolah yang ada diwilayah Kabupaten Bone Bolango yang dipimpin oleh Hj.Roslina Podungge S.Pd yang berdiri sejak 1953/1954 dan luas tanah 40 x 56 berbatasan dengan Desa Dunggala.dengan berbatasan dengan lapangan
dan mesjid.dengan
berbatasan ryumah masyarakat dan perkantoran. SDN 2 Tapa irigasi
Desa
Talulobu Kabupaten Bone Bolango memiliki Sejumlah guru II orang 4 laki-laki dan 7 Perempuan.sebagai pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.Hasil observasi menunjukkan bahwa
saat ini SDN 2 Tapa irigasi Kabupaten Bone Bolango
memiliki tenaga pengajar sebanyak II.orang (termasuk kepala sekolah ) guru tetap Sedangkan jumlah siswa 155 siswa. 2. Tahap Pelaksanaan Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus, setiap siklus dilaksanakan dengan perubahan yang ingin dicapai. Pelaksanaan tindakanakan dilaksanakan dalam 2 siklus, dengan ketentuan apabila pada siklus I tidak mencapai indikator yang diharapkan, maka penelitian akan dilanjutkan pada siklus Pelaksanaan tindakan pada siklus I sebagai berikut : a. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar. b. Menjelaskan indikator pembelajaran dan menjelaskan secara singkat proses pembelajaran yang akan dilaksanakan,
c. Memperkenalkan materi yang akan dilaksanakan, d. Menjelaskan secara singkat tentang media/alat peraga yang digunakan dalam proses pembelajaran nanti. e. Guru menjelaskan materi pelajaran yang akan diajarkan dengan memakai metode Demonstrasi. f. Menampilkan media yang berhubungan dengan materi menulis puisi sebagaimana diuraikan tersebut berlangsung terus pada setiap siklus pembelajaran sampai akhirnya keterampilan siswa pada materi menulis puisiakan meningkat. g. Mengevaluasi hasil tindakan pengamatan aktivitas guru, aktivitas siswa dan hasil belajar pada materi menulis puisi. Jika siklus I dipandang belum meningkat hasilnya nmaka pelaksanaan tindakan kelas dilanjutkan dengan siklus berikutnya.Pada siklus II ini, peneliti merencanakan skenario pembelajaran yang lebih menitikberatkan pada indikator yang belum tercapai pada siklus I. Dalam meningkatkan keterampilan siswa menulis puisi, maka guru melaksanakan proses pembelajaran seperti biasa yakni, mengajarkan materi dan menitikberatkan pada keterampilan siswa menulis puisi yang mengacu pada aspek yang belum tercapai. 3. Tahap Pemantauan dan Evaluasi Pada tahap ini peneliti dibantu guru mitra,mengamati pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar pengamatan yang telah ada.pada waktu observasi dilakukan mengamati kemampuan siswa dalam keterampilan menulis puisi yang ditunjukkan siswa pada waktu pembelajaran yang berlangsung.hasil observasi ini menjadi data pendukung dalam pembelajaran pada siklus berikutnya. 4. Tahap Analisis dan Refleksi Pada tahap ini semua data yang diperoleh dari hasil pemantauan dan evaluasi akan dianalisis baik secara kuantitatif maupun kualitatif dan hasilnya dimanfaatkan untuk merefleksi diri dari seluruh proses kegiatan. 5. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi
Dengan cara ini peneliti yakin dapat melihat dan mengamati sendiri dan kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana terjadi pada keadaan yang sebenarnya. Selain kegiatan ini dilaksanakan sebagai langkah yang digunakan untuk mengumpulkan data, objek penulisan yaitu mengamati secara langsung situasi dan kondisi dilapngan dengan tepat berfokus pada objek yang dikaji. b. Tes Tes merupakan pengumpulan data dalam bentuk hasil lembaran kerja siswa yang dikumpulkan atau yang diperoleh melalui kegiatan tentang hasil tulisan siswa berupa puisi. Adapun hasil tulisan siswa berupa puisi dinilai berdasarkan aspek-aspek tertentu yakni kesesuian tema dengan isi puisi, kejelasan makna, dan penggunaan kata. c. Dokumentasi Pada dasarnya dokumentasi merupakan alat utama dalam mengumpulkan data dan juga informasi bagi objek yang diteliti. Dalam kegiatan
dokumentasi
dilakukan
secara
langsung
yaitu
tentang
pelaksanaan proses pembelajaran menulis puisi Yang ditugaskan oleh guru. Selanjutnya dokumentasi tentang hasil tulisan siswa oleh guru. 6. Teknik Analisis data Analisis data dilakukan dalam dua tahap. Pertama menelaah data yang terkumpul dan mereduksi data. Kedua , menyusun dan meruduksi semua data sangat baik
mengumpulkan data yang terkumpul dalam suatu silus. Adapun
kegiatan analisis data dilakukan maelalui langkah-langkah sebagi berikut : 1. Menelaah semua data yang telah terkumpul, baik melalui hasil observasi, wawancara, dan lembaran tes, tentang hasil tulisan siswa mengenai puisi 2. Mereduksi data dengan membuang data yang tidak masalah
penelitian,
kemudian
memilah-milah
relevan
dengan
data
serta
mengklarifikasikannya berdasarkan permasalhan penelitian misalnya data tentang pembelajaran yang difokuskan Meningkatkan Keterampilan siswa
menulis puisi melalui pengamatan lingkungan di kelas V SDN 2 Tapa Kabupaten Bene Bolango. 3. Menyajikan data, yakni dengan mengorganisasikan dan menyusun data yang telah direduksi kedalam satuan pembelajaran tahap perencanaan dan pelaksanaan. Hal ini untuk memudahkan peneliti untuk memahami dan menyimpulkan data penelitian, yakni membuat simpulan berdasarkan data. 4. Menyimpulkan data,yakni membuat penjelasan berdasarkan data yang telah tersusun Menyimpulkan data ini kemudian diikuti dengan pengesahan keabstrakan data. Tabel 3.1Penafsiran Acuan Patokan
Presentasi
Penafsiran
90% - 100%
Sangat baik
80% - 89%
Baik
65% - 79%
Cukup
55% - 64%
Kurang
Kurang dari 55%
Kurang sekali
Penafsiran diatas digunakan untuk menetapkan tingkat penguasaan masingmasing siswa pada materi. Skor tertinggi (ideal) yang dapat dicapai siswa adalah 100 sedangkan rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : Jumlah skor yang diperoleh x 100% Jumlah siswa HASIL PENELITIAN 1. Siklus I Saat proses pembelajaran, peneliti melakukan pemantauan terhadap pelaksanan pembelajaran, peneliti memantau kegiatan siswa dalam menulis puisi melalui media lingkungan, selain melakukan pemantauan, peneliti juga melakukan evaluasi untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis puisi melalui media lingkungan dengan mengacu pada aspek yang dinilai yakni kesesuaian tema
dengan isi puisi, kejelasan makna, dan penggunaan kata. Dari evaluasi yang yang dilaksanakan peneliti memperoleh hasil kemampuan siswa dalam menulis puisi melalui media lingkungan. Hasil kemampuan siswa menulis puisi melalui media lingkungan dapat dilihat pada tabel berikut ini: Akumulasi Hasil Kemampuan Siswa Menulis Puisi Melalui Media Lingkungan Siklus I Rentang Nilai Jumlah Siswa Kemampuan Presentasi 90-100 0 0% 70-89 10 Mampu 41.66% 65-69 14 Tidak Mampu 58.33% 55-64 0 0% Kurang dari 55 0 0% Sumber : Hasil Pengamatan Tindakan Siklus I diatas dapat disimpulkan bahwa dari 24 siswa yang memiliki kemampuan menulis puisi dengan 3 aspek yang dinilai hanya 10 siswa atau 41.66%, sedangkan 14 siswa atau 58.33% yang belum memiliki kemampuan menulis puisi. Berdasarkan hasil refleksi bersama dengan guru sebagai mitra kerja, bahwa untuk memeperbaiki kelemahan-kelemahan yang terjadi pada pelaksanaan tindakan pada siklus I dalam meningkatkan kemampuan menulis puisi melalui media lingkungan, maka akan disempurnakan pada pelaksanaan tindakan siklus berikutnya, yaitu pelaksanaan tindakan siklus II. 2. Siklus II Peneliti melakukan pemantauan terhadap pelaksanan pembelajaran, peneliti memantau kegiatan siswa dalam menulis puisi melalui media lingkungan, selain melakukan pemantauan, peneliti juga melakukan evaluasi untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis puisi melalui media lingkungan dengan mengacu pada aspek yang dinilai yakni kesesuaian tema dengan isi puisi, kejelasan makna, dan penggunaan kata. Dari evaluasi yang yang dilaksanakan peneliti memperoleh hasil kemampuan siswa dalam menulis puisi melalui media lingkungan. Hasil kemampuan siswa menulis puisi melalui media lingkungan dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Akumulasi Hasil Kemampuan Siswa Menulis Puisi Melalui Media Lingkungan Siklus II Rentang Nilai 90-100 70-89 65-69 55-64 Kurang dari 55
Jumlah Siswa Kemampuan 0 19 Mampu 5 Tidak Mampu 0 0 Sumber : Hasil Tindakan Siklus II
Presentasi 0% 86.36% 20.83% 0% 0%
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 24 siswa yang memiliki kemampuan menulis puisi dengan 3 aspek yang dinilai ada 19 siswa atau 86.36%, sedangkan 5 siswa atau 20.83 % yang telah memiliki kemampuan menulis puisi. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa menulis telah meningakat dan telah mencapai indikator kinerja. 3. Pembahasan Hasil penelitian terkait upaya meningkatkan kemampuan siswa menulis puisi pada siswa kelas V menunjukan hasil yang signitifikan.Dari observasi awal menunjukan bahwa hanya 6 orang siswa atau 25% dari 24 orang siswa kelas V yang memiliki keterampilan baik. dalam menulis puisi. Kondisi riil yang ditemukan siswa sebagian besar kurang tertarik dengan penjelasan guru sehingga hasil tulisan puisi siswa sangat rendah. Kegiatan pembelajaran yang diamati yakni kegiatan guru dan siswa dalam pembelajaran pada siklus I belum mencapai target yang diharapkan yakni dari 24 aspek yang diamati yang hanya 7 aspek atau 30.43%, kemudian pada siklus II telah mencapai target yang diharapkan yakni 22 aspek atau 91.66%, kemudian kegiatan siswa dalam pembelajaran pada siklus I dari 22 aspek yang diamati hanya 7 aspek atau 31.81% , kemudian pada siklus II meningkat yakni 20 aspek atau 90.90%. Hasil kemampuan dalam menulis puisi melalui media lingkungan pada siklus I hanya 10 siswa atau 41.66%, kemudian pada siklus II meningkat menjadi 19 siswa atau 86.36%. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan tersebut menunjukan bahwa penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar dapat digunakan sebagai media untuk mengembangkan keterampilan siswa dalam menulis. Temuan hasil penelitian ini merupakan indikasi dari perlunya kreaktifitas guru untuk mengembangkan media
lingkungan dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis.Dengan demikian, menyatakan
bahwa
ternyata
hipotesis
penelitian tindakan
yang
“Jika guru menggunakan media lingkungan maka
keterampilan menulis puisi pada siswa kelas V SDN 2 Tapa akan meningkat”, teruji kebenarannya. PENUTUP 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa: a. Dari kegiatan observasi awal menunnjukkan bahwa hanya 5 anak atau 20,83% dari 24 anak kelas V SDN 2 Tapa yang memiliki keterampilan baik dalam menulis. b. Dalam siklus I mengalami peningkatan dari 5 anak atau 20,83%
yang
mempunyai kemampuan yang baik. c. Pada pelaksanaan siklus II terjadi peningkatan yang signitifan yakni sebesar 79,16 % atau sudah 19 anak yang mempunyai kemampuan baik dalam menulis puisi di kelas V SDN 2 Tapa. d. Jika digunakan media lingkungan sebagai sumber belajar,maka keterampilan siswa kelas V dalam menulis puisi dapat meningkat. 2. Saran Berdasarkan simpulan tersebut dapat dikemukakan beberapa saran berikut: a. Kiranya pelaksanaan dan hasilpenelitian ini dapatdijadikan acuan bagi rekanrekan guru dalam menyajikan materi yang dipandang bersesuaian dengan teknik atau pun media yang digunakan dalam proses pembelajaran b. Diharapakan kepada semua pihak terutama guru agar dapat menerapkan pembelajaran dengan berbagai metode atau teeknik yang menyenangkan agar tercipta ruang kelas yang aktif dan efektif sehingga tujuan pembelajaran yang telah direncanakan berhasil.
DAFTAR PUSTAKA Nurkodim. 2001. Lingkungan Kita Dalam Puisi. Wahana Ilmu. Pradopo, Rachmat Djoko. 2002. Pengkajian Puisi(Analisis Strata Norma dan Analisis Struktural dan semiotik. Yogyakarta: Gadjah Mada UniversityPress. Sayuti, Suminto A. 2002. Berkenalan dengan Puisi. Yogyakarta: Gama Media. Suparno. Dkk. 2008. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka Suriamiharja, Agus, dkk. 1996. Petunjuk Praktis Menulis. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III Tahun1996/1997. Tarigan, H.G. 1986. Berbicara sebagai suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa Akhadiah.2003 Tehnik belaajar Mengajar