PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PADA MATA PELAJARAN PKn MATERI KEBEBASAN BERORGANISASI KELAS V SDN 2 TAPA KEC. TAPA KAB. BONE BOLANGO. Oleh : Stivan Saleh 1. Pembimbing I Dra. Elmia Umar, M.Pd 2. Pembimbing II Nurhayaty Tine, S.Pd.I. M.HI Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar ABSTRAK Stivan Saleh, 2013 . Penerapan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran PKn Materi Kebebasan Berorganisasi di Kelas V SDN 2 Tapa Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango. Program Studi S1 PGSD, Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo, Pembimbing I Dra. Elmia Umar, M.Pd Dan Pembimbing II Nurhayaty Tine, S.Pd.I. M.HI. Permasalahan dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana penerapan metode demonstrasi pada mata pelajaran PKn materi kebebasan berorganisasi di kelas V SDN 2 tapa kecamatan Tapa Kabupaten Bone bolango. (2) Apa saja kendala yang di hadapi dalam penerapan metode demonstrasi pada mata pelajaran PKn materi kebebasan berorganisasi di kelas V SDN 2 tapa kecamatan Tapa Kabupaten Bone bolango. (3) Bagaimana cara mengatasi kendala yang di hadapi dalam penerapan metode demonstrasi pada mata pelajaran PKn materi kebebasan berorganisasi di kelas V SDN 2 tapa kec. Tapa Kab. Bone bolango. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif, dengan tujuan diarahkan untuk menggambarkan penerapan metode demonstrasi pada mata pelajaran PKn materi kebebasan berorganisasi atas dasar kejadian yang diperoleh ketika penelitian lapangan berlangsung. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa penerapan metode demonstrasi pada mata pelajaran PKn materi kebebasan berorganisasi di kelas V SDN 2 tapa kecamatan Tapa kabupaten Bone bolango sangat baik, karena penerapan metode demonstrasi sangat maksimal oleh guru mata pelajaran dan sangat tepat dengan materi yang diberikan. dan juga terdapat kendala dan solusi pada penerapan dengan menggunakan metode demonstrasi. Hal ini terlihat bahwa dengan menggunakan metode demonstrasi sangat menarik perhatian siswa serta mampu untuk membuat siswa lebih aktif meskipun tidak semua siswa yang aktif. Kata Kunci : Metode, Demonstrasi
1
BAB I PENDAHULUAN Mutu pendidikan yang tinggi merupakan harapan bagi semua pihak yang mengerti arti dan makna pendidikan. Pendidikan sangat penting artinya karena mencakup segala usaha dan perbuatan dari seseorang untuk mengalihkan pengalamanya kepada orang lain, melalui fungsi hidup dalam pergaulan bersama dengan sebaik-baiknya. Pilihan pelajaran atau media pembelajaran merupakan bagian yang penting dan membutuhkan kejelian serta inovasi guru dalam proses transformasi ilmu pengetahuan atau nilai-nilai. Pada dasarnya manusia membutuhkan pendidikan formal maupun pendidikan non formal, agar dengan pendidikan potensi dirinya dapat berkembang melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan dilakukan oleh masyarakat. Dalam proses belajar mengajar guru harus mampu mengatur dan mengelola pembelajaran. guru merupakan kunci kesuksesan peserta didik karena ditangan gurulah membentuk dan mengelola peserta didik agar memahami konsep yang disampaikan perlu ada pengkajian lebih jauh seberapa besar pemahaman siswa tentang materi yang disampaikan. Berdasarkan hasil observasi awal dimana pembelajaran PKn, khususnya di SD belum sepenuhnya disenangi oleh siswa, permasalahan ini terlihat pada rendahnya respon dan partisipasi siswa karena penyajian meteri yang kurang tepat dan cenderung monoton pada metode lama. bahwa pada pembelajaran PKn di kelas V, siswa-siswa cenderung menurun semangat belajarnya yang bermuara pada rendahnya nilai hasil belajar siswa. Hal ini terlihat ketika guru sedang membelajarkan PKn dengan metode ceramah dan penugasan dari awal hingga akhir kegiatan belajar mengajar tentang materi kebebasan berorganisasi. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian kualitatif deskriptif, dengan formulasi judul : Penerapan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran PKn Materi Kebebasan Berorganisasi di kelas V SDN 2 TAPA Kec. TAPA Kabupaten Bone Bolango.
2
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Hakikat Metode Demonstrasi 2.1.1 Pengertian Demonstrasi Sagala (2009:210) mengemukakan metode demonstrasi merupakan metode yang paling sederhana di bandingkan metode-metode mengajara lainya. Roestiyah (2008:83) dengan demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna. Mulyani Sumantri (dalam Roetiyah 2001 : 8 ). Sedangkan Rusyan (1993 : 106) mengatakan bahwa Metode Demonstrasi merupakan pertunjukan tentang proses terjadinya suatu peristiwa atau benda sampai pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan. Pendapat lain menyatakan bahwa metode demonstrasi adalah cara mengajar dimana seorang instruktur atau tim guru menunjukkan, memperlihatkan suatu proses Roestiyah (2001 : 83). Menurut Udin (2004 : 424) “Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan mempertunjukkan secara langsung objek atau cara melakukan sesuatu untuk memperunjukkan proses tertentu. Dari beberapa pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan memperagakan secara langsung proses terjadinya sesuatu yang disertai dengan penjelasan lisan. 2.1.2 Tujuan Penggunaan Metode Demonstrasi Tujuan pengajaran menggunakan metode demonstrasi adalah untuk memperlihatkan proses terjadinya suatu peristiwa sesuai materi ajar, cara pencapaianya, dan kemudahan untuk dipahami oleh siswa dalam pengajaran di kelas. Tujuan Demonstrasi memberikan pengalaman belajar melalui melihat, mendengarkan, yang di ikuti dengan meniru pekerjaan yang di demonstrasikan. Moeslichatoen (2004:117). 2.1.3 Manfaat metode demonstrasi Metode demonstrasi dapat di pergunakan untuk memberikan ilustrasi dalam menjelaskan informasi kepada anak. Bagi anak melihat bagaimana sesuatu peristiwa berlangsung, lebih menarik, dan merangsang perhatian, dan lebih menantang dari pada hanya mendegar penjelasan guru. Moeslichatoen (2004:113). 2.1.4 Kelebihan Dan Kelemahan Metode Demonstrasi 2.1.4.1 Kelebihan Metode Demonstrasi 3
Metode demonstrasi mempunyai kelebihan yaitu perhatian murid dapat dipusatkan kepada hal-hal yang dianggap penting oleh guru sehingga hal yang penting itu dapat diamati secara telliti. Disamping itu perhatian siswa pun lebih mudah dipusatkan kepada proses belajar mengajar dan tidak kepada yang lainya. . (Sagala, 2009:9) 2.1.4.2 Kelemahan Metode Demonstrasi Metode demonstrasi mempunyai kelemahan yaitu dalam mengadakan pengamatan terhadap hal-hal yang di demonstrasikan diperlukan pemusatan perhatian. Dalam hal ini banyak diabaikan murid-murid.( Sagala, 2009:10) 2.1.5 Cara mengatasi kelemahan metode demonstrasi Sanjaya (2009:97) cara yang dapat dilakukan dalam mengatasi kelemahan-kelemahan metode demonstrasi, yakni: tentukan terlebih dahulu hasil yang ingin dicapai dalam jam pelajaran itu, guru mengarahkan demonstrasi itu sedemikian rupa sehingga siswa siswi memperoleh pengertian dan penggambaran yang benar, pembentukan sikap dan kecakapan praktis. 2.1.6 Langkah-Langkah Metode Demonstrasi Mahmud Abas (2012) langkah-langkah menggunakan metode demonstrasi yaitu : (a) Tahap persiapan, (b) Tahap Pelaksanaan, (c) Tahap mengakhiri demonstrasi, 2.1.7 Penerapan Metode Demonstrasi Penggunaan metode demonstrasi dapat diterapkan dengan syarat memiliki keahlian untuk mendemonstrasikan penggunaan alat atau melaksanakan kegiatan tertentu seperti kegiatan yang sesungguhnya. Yamin (2008:154). 2.2 Hakekat Pembelajaran PKn 1.2.1. Pengertian PKn Kewarganegaraan dalam bahasa latin disebut “Civis”, selanjutnya dari kata “Civis” ini dalam bahasa Inggris timbul kata “Civic” artinya mengenai warga Negara atau
4
kewarganegaraan. Dari kata “Civic” lahir kata “Civics”, ilmu kewarganegaraan dan Civic Education, pendidikan kewarganegaraan.(Tukiran, 2009: 2). Adapun Penelitian ini dilaksanakan di SDN 2 Tapa, Kec. Tapa, Kab. Bone Bolango dengan berdasarkan pertimbangan bahwa lokasi sekolah
tersebut mudah dijangkau
dalam proses penelitian. Adapun subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SDN 2 Tapa, Kec. Tapa, Kab. Bone Bolango yang mempunyai karakteristik berbeda serta memiliki tingkatan kemampuan bervariasi. Seluruh siswa berjumlah 24 siswa yang terdiri dari siswa laki-laki 9 orang dan siswa perempuan 15 orang. Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Menurut Bodgan dan Biklen (dalam Moleong : 2013) data penelitian kualitatif adalah data yang banyak menggunakan kata-kata subjek, baik lisan maupun tulisan. Dalam penelitian ini, data yang di ambil adalah yang berkaitaan dengan Rumusan Masalah yaitu : 1) Bagaimana Penerapan metode demonstrasi pada mata pelajaran PKn materi kebebasan berorganisasi di kelas V SDN 2 Tapa?. 2) Apa saja kendala yang dihadapi dalam penerapan
metode
demonstrasi
pada
mata
pelajaran
PKn
materi
kebebasan
berorganisasi?. 3) upaya apa saja yang dilakukan dalam mengatasi kendala yang dihadapi dalam penerapan metode demonstrasi pada mata pelajaran PKn materi kebebasan berorganisasi?. Data hasil belajar yang diperoleh dari pemberian evaluasi dianalisis secara deskriptif kualitatif yaitu tentang Penerapan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran PKn materi Kebebasan Berorganisi di kelas V SDN 2 Tapaa Kec. Tapa Kab. Bone Bolango. Dimana menurut moleong (2013: 247) bahwa proses analisis data di mulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara,
5
pengamatan yang sudah di tuliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto, dan sebagainya peneliti menemukan gambaran mengenai tentang Penerapan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran PKN Materi Kebebasan Berorganisasi Di kelas V SDN 2 Tapa kec. Tapa Kabupaten Bone Bolango dapat dikatakan berhasil, Ini berdasarkan pengamatan peneliti pada observasi awal dan hasil wawancara yang dilakukan dengan Guru kelas. Sesuai dengan hasil wawancara langkah-langkah yang dilakukan oleh responden dalam melaksanaan metode demonstrasi yang dilakukan yakni pertama, menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. Kedua, menyajikan gambaran sekilas materi yang akan disampaikan. Ketiga, menyiapkan bahan atau alat yang diperlukan. Dengan adanya langkah-langkah metode ini maka siswa-siswanya dapat memahami materi yang di jelaskan dan juga akan membangkitkan semangat belajar siswa tetap ada dan mereka juga termotivasi untuk belajar. Pada mata pelajaran PKN dengan materi kebebasan berorganisasi ketertarikan siswa dalam belajar dengan menggunakan metode demonstrasi ini, sangat berpengaruh terhadap antusias siswa untuk belajar. Yakni setiap siswa dalam kelompok bekerja sama dalam menyelesaikan materi yang disajikan guru. Ini Sesuai dengan pernyataan yang dikemukakan oleh seorang responden selaku Guru kelas V
yakni Dengan adanya
penggunaan metode demonstrasi ini sebagian besar atau minimal 80% siswa yang aktif dan sangat antusias dalam menerima pelajaran. Peneliti melihat pembelajaran dengan Metode demonstrasi ini sangat menarik perhatian siswa, hal ini terlihat dari hasil wawancara peneliti dengan siswa dimana dengan belajar PKn tersebut dapat menambah pengetahuan bagi mereka terlebih lagi dengan menggunakan metode demonstrasi, itu lebih memudahkan mereka memahami pelajaran yang diberikan oleh guru.
6
Di dalam penerapan Metode Demonstrasi Khusunya di kelas V SDN 2 Tapa kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango, Guru menemui beberapa masalah dalam pelaksanaan pembelajaran yaitu sebagian besar siswa tidak dapat melihat ataupun mengamati hal-hal yang didemonstrasikan dikarenakan siswa yang kurang perhatian pada saat proses pembelajaran. sebagian besar siswa yang hanya pada saat materi dijelaskan mengerti dan paham namun beberapa saat kemudian mereka sudah lupa lagi. Sehingga hal ini membuat guru harus menjelaskan berulang-ulang sampai siswa itu sendiri paham dengan apa yang sudah diberikan oleh guru.
Penelitian ini telah dilaksanakan dalam bentuk penelitian deskriptif kualitatif melalui metode dan prosedur penelitian yang sesuai dengan sifat dan maksud untuk memperoleh hasil penelitian yang baik terutama dalam penerapan metode demonstrasi pada mata pelajaran PKn materi kebebsan berorganisasi
dikelas V SDN 2 Tapa
kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango. Demonstrasi merupakan metode yang sangat efektif dalam proses pembelajaran sebab metode ini dapat membantu anak didik untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta yang benar. Metode ini dapat diterapkan dalam pembelajaran PKn khususnya materi kebebasan berorganisasi. Dengan melihat uraian diatas Peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran metode demonstrasi kebutuhan siswa lebih dapat terpusatkan pada pelajaran yang sedang diberikan, kesalahan-kesalahan yang terjadi bila pelajaran itu di ceramahkan dapat diatasi melalui pengamatan dan contoh kongkrit. Sehingga kesan yang diterima siswa lebih mendalam dan tinggal lebih lama pada jiwanya. Akibat selanjutnya memberikan motivasi yang kuat untuk siswa agar lebih giat belajar. Jadi dengan demonstrasi itu siswa
7
dapat
partisipasi
aktif,
dan
memperoleh
pengalaman
langsung,
serta
dapat
mengembangan kecakapan. Tugas utama seorang guru adalah membelajarkan siswa. Ini berarti bahwa bila guru bertindak mengajar, maka diharapkan siswa berajar atau belajar. Namun adakalanya didalam kegiatan belajar mengajar di sekolah sering ditemukannya kendala-kendala yang berkenaan dengan belajar yang dialami siswa tersebut. Masalah-masalah yang dialami oleh siswa apabila tidak segera di atasi tentunya akan menghambat proses belajar siswa dan akan berdampak pada pencapaian tujuan dari belajar tersebut. Siswa akan berhasil dalam proses belajar apabila siswa itu tidak mempunyai masalah yang dapat mempengaruhi proses belajarnya. Jika terdapat siswa yang mempunyai masalah dan permasalahan siswa tersebut tidak segera ditemukan solusinya, siswa akan mengalami kegagalan atau kesulitan belajar a.
Guru Sulitnya memusatkan perhatian siswa pada saat proses pembelajaran karena kurangnya media pembelajaran yang di gunakan oleh guru sehingga sebagian siswa tidak dapat melihat ataupun mengamati hal-hal yang didemonstrasikan oleh guru.
b.
Siswa Tidak semua siswa dapat berperan aktif dalam proses belajar mengajar karena masih ada siswa yang tidak memperhatikan guru pada saat menjelaskan materi. Sehingga Kelemahan yang disebabkan oleh kebiasaan dan sikap salah seperti itu menyebabkan siswa malas dalam belajar.
Berdasarkan permasalahan di atas maka peneliti memberikan soslusi sebagai upaya untuk perbaikan metode demonstrasi yang diterapkan melalui deskripsi sebagai berikut :
8
a.
Guru 1.
Konsentrasi belajar merupakan kemampuan memusatkan perhatian pada pelajaran. Pemusatan perhatian tersebut tertuju pada isi bahan belajar maupun proses memperolehnya. Untuk memperkuat perhatian siswa guru melakukan berbagai strategi belajar mengajar dan memperhatikan waktu belajar serta selingan istirahat. guru tidak langsung melakukan pembelajaran namun guru melakukan istirahat selama beberapa menit. Istirahat ini tidak harus keluar kelas melainkan dapat berupa obrolan ringan yang mampu membuat siswa merasa rileks kembali. Dengan memberikan selingan istirahat, maka perhatian dan prestasi belajar dapat ditingkatkan. Sebab ketika awal masuk kelas perhatian siswa masih terpecah-pecah dengan berbagai masalah.
2.
guru menyampaikan materi secara menarik sehingga siswa akan memusatkan perhatiannya terhadap materi yang disampaikan oleh guru
b.
Siswa 1. Guru menjelaskan kembali materi yang belum dipahami siswa sehingga siswa lebih aktif lagi dalam proses belajar mengajar. 2. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya materi yang disampaikan, sehingga siswa benar-benar memahami materi yang telah disampikan 3. Guru memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan materi yang disampaikan oleh guru. Berdasarkan uraian diatas Peneliti dapat menyimpulkan dari Berbagai macam kendala yang muncul dari penerapan metode demonstrasi bahwa dalam penggunan metode demonstrasi membutuhkan teknik tertentu dari seorang guru sebagai wujud dari profesionalisme tenaga pendidik.
9
BAB III PENUTUP 3.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, diberikan simpulan sebagai berikut : 1. Penerapan metode demonstrasi Khususnya di kelas V dilakukan dengan cara melaksanakan pembelajaran dengan memberikan pembelajaran seperti bermain peran, misalnya pemilihan ketua kelas, pemilihan ketua dalam suatu kelompok diskusi. Tujuanya tak lain untuk membuat siswa lebih aktif meskipun tidak semua siswa yang aktif. 2. Untuk kendala yang dihadapi dalam menerapkan metode demonstrasi di dapat yaitu : a) kendala yang didapat oleh guru yaitu Sulitnya memusatkan perhatian siswa pada saat proses pembelajaran sehingga sebagian besar siswa tidak dapat melihat ataupun mengamati hal-hal yang didemonstrasikan oleh guru.b) Kendala yang dihadapi siswa yaitu tidak semua siswa dapat berperan aktif dalam proses belajar mengajar. 3. Upaya yang dilakukan dalam mengatasi kendala yang didapat yaitu guru : (1) Guru melakukan istirahat selama beberapa menit karena dengan memberikan selingan istirahat, maka perhatian dan prestasi belajar dapat ditingkatkan. (2) Dan untuk siswa : Guru menjelaskan kembali materi yang belum dipahami siswa sehingga siswa lebih aktif lagi dalam proses belajar mengajar serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya materi yang disampaikan, sehingga siswa benar-benar memahami materi yang telah disampikan dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan materi yang disampaikan oleh guru.
10
3.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, diberikan beberapa saran sebagai berikut : 1. Demi keberhasilan siswa baik disekolah maupun di lingkungan sekitarnya, maka disarankan kepada semua pihak sekolah terutama guru-guru pengajar agar lebih mengembangkan dan mengoptomalkan lagi penerapan metode demonstrasi dan lebih melibatkan siswa dalam proses pembelajaran. 2. Kepada orang tua peserta didik diharapkan untuk memotivasi anak untuk belajar dan terus belajar, serta menuntun mereka belajar dirumah, mengulangi pelajaran yang di dapat dari sekolah, agar supaya kemampuan pada setiap anak tersebut berkembang, dan tingkat pemahaman siswa cepat menyerap pelajaran yang dibelajarkan guru. Sehingga pada saat proses pembelajaran mereka lebih aktif lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Harun, Atma. 2012. Meningkatkan Hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKN dalam materi nilai-nilai pancasila dengan menggunakan media cerita gambar di kelas 2 SDN Laboratoriumk Universitas Negeri Gorontalo Kota Selatan Kota Gorontalo. Moeslichatoen, (2004). Metode Pengajaran. Jakarta : PT Rineka Cipta. Moleong, Lexy J. (2013). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Rosdakarya.
Remaja
Muhammad, Arni. (2009) Komunikasi Organisasi. Jakarta : PT Bumi Aksara Roestiyah, (2008). Strategi belajar mengajar. Jakarta : PT Rineka Cipta Sagala, Syaiful. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta Sulhan, Najib. 2008. Mari belajar pendidikan kewarganegaraan. Jakarta : PT Surabaya Intelectual Club Taniredja, Tukiran(2009). Pendidikan Kewarganegaraan di perguruan tinggi, Porwekerto : Alfabeta 11
Yamin, Martinis. (2008). Desain Pembelajaran Berbasis Tingakt Satuan Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada Press. Wexley, Kenneth N. 2005. Perilaku Organisasi Dan Psikologi Personalia. PT Rineka Cipta.
Jakarta
Syaiful Bahri Djamarah. 1999. Kesenian Musik Minagkabau Sumatera Barat Winata Putra, Udin S. dkk. 2004. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Universitas Terbuka
12
: