PENGARUH PENGELOLAAN KELAS TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI KELAS XI SMA.N.1. TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO
ARTIKEL Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam mengikuti Ujian Akhir Sarjana Pendidikan
Oleh Sri Wahyuni Dai NIM. 911 411 178
JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 2015
PENGARUH PENGELOLAAN KELAS TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI KELAS XI SMA.N.1. TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO TAHUN 2015 Sri Wahyuni Dai, PEMBIMBING 1 Hais Dama, SE.,M.Si, PEMBIMBING 2 Herwin Mopangga, S.E.,M.Si , Jurusan Pendidikan Ekonomi ABSTRAK Sri Wahyuni Dai, 2015. ‘’ Pengaruh Pengelolaan Kelas Terhadap Aktivitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Di Kelas XI Ips SMA.N.1 Tapa Kabupaten Bone Bolango ’’. Skripsi. Program studi S1 Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo Tahun 2015. Dibawah Bimbingan Bapak Hais Dama, SE.,M.Si selaku pembimbing 1 dan Bapak Herwin Mopangga, SE.,M.Si selaku pembimbing 2. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, dengan jumlah populasi 120 orang siswa, dari populasi dilakukan pengambilan sampel sebesar 55 orang dengan cara Simple Random Sampling. Adapun tehnik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Analis Regresi Sederhana dan untuk mengukur tingkat signifikansi dan linieritas regresi sederhana dengan menggunakan uji T dan korelasi Determinasi (r2). Dengan variabel X yaitu Pengelolaan Kelas, dan variabel Y Aktivitas Belajar Siswa. Sesuai dengan metode penelitiannya, maka data yang diperoleh dari penyebaran angket yang dianalisis secara statistik dengan menggunakan uji regresi dan korelasi. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasannya, penulis dapat menyimpulkan bahwa “ pengelolaan kelas terhadap aktivitas belajar siswa “. Hal ini terlihat dimana pengaruh pengelolaan kelas sebesar 40%. Kata Kunci : Pengelolaan Kelas Dan Aktivitas Belajar Siswa Sri Wahyuni Dai. Mahasiswa Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri Gorontalo. Hais Dama, SE., M.Si. Dosen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri Gorontalo. Herwin Mopangga, SE., M.Si. Dosen Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri Gorontal
PENDAHULUAN Peningkatan kesadaran masyarakat untuk mencari ilmu pengetahuan atau memperluas pendidikan sudah menjadi alat ukur betapa pentingnya kualitas pendidikan tersebut. Dunia pendidikan pada umumnya merupakan suatu masalah yang sangat mendasar untuk secepatnya diselesaikan karena sangat berdampak pada masalah-masalah lain seperti masalah politik, ekonomi dan sebagainya. Umar Tirtarahardja (April: 2008) Menjelaskan bahwa sasaran pendidikan adalah manusia, artinya pendidikan bermaksud membantu peserta didik untuk menumbuh kembangkan potensi-potensi kemanusiannya. Pesatnya perkembangan zaman dan adanya era globalisasi menuntut setiap manusia untuk siap menghadapi persaingan dengan manusia lain. Pendidikan merupakan salah satu bentuk upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dalam kontes ini jelaslah bahwa pendidikan itu sangatlah penting bagi semua orang karena hanya dengan pendidikan seseorang akan memiliki berbagai perubahan yang dimiliki itu dapat dijadikan sebagai modal utama untuk lebih kompotitif lagi di era globalisasi ini. Proses pendidikan diharapkan mampu membentuk dan menciptakan tenaga yang dapat mengikuti dan melibatkan diri dalam proses perkembangan guna mewujudkan tenaga yang trampil, kreaktif dan berkualitas, serta mampu mengikuti perkembangan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi ). Salah satu cara untuk menjadikan tujuan pendidikan adalah proses kegiatan belajar mengajar. Interaksi dalam setiap peristiwa belajar mengajar mempunyai arti yang lebih luas, dalam hal ini bukan hanya terbatas pada hanya penyampain pesan berupa materi pembelajaran melainkan penanaman sikap dan nilai pada diri siswa yang merupakan proses pembelajaran.(Sardiman, 2008:22). Kegiatan belajar yang melahirkan unsur-unsur manusiawi adalah suatu proses dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Dalam proses pembelajaran dapat melibatkan guru dan siswa yang sangat berperan dalam proses pembelajaran tersebut. Peran guru dalam dalam meningkatkan mutu pendidikan sangat penting, sehingga guru dituntut untuk mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Oleh karena itu, guru harus dapat mengikuti perkembangan IPTEK sehingga dalam kegiatan belajar mengajar dalam hal ini guru dapat menerapkan fungsi dan perannya sebagai mediator, fasilitator dan juga sebagai motivator. Suasana yang menyenangkan dapat tercipta jika guru melakukan pengelolaan kelas yang baik. Dari proses pembelajaran tersebut siswa dapat melaksanakan suatu perubahan yang bertahap dalam dirinya, baik dalam bidang
pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Kegiatan belajar mengajar adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang memadukan secara sistematis dan bersinambungan kegiatan pendidikan yang dilakukan di dalam lingkungan sekolah maupun di luar sekolah dalam wujud penyediaan beragam pengalaman belajar untuk semua peserta didik. Proses pendidikan merupakan suatu sistem yang terdiri dari input, proses dan output. Input merupakan pserta didik yang akan melaksanakan aktivitas belajar, proses merupakan kegiatan dari belajar mengajar, sedangkan output merupakan hasil dari proses yang dilaksankan. Belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang terjadi di dalam situasi, bahkan dalam suatu ruang hampa, sedangkan memgajar adalah segala upaya yang disengaja dalam rangka memberi keringanan bagi siswa untuk terjadinya proses belajar sesuai dengan tujuan yang di rumuskan. Jadi proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang sangat kompleks, karena dalam proses tersebut siswa tidak dapat hanya sekedar menerima dan menyerap informasi yang di sampaikan oleh guru, tetapi siswa dapat melibatkan diri dalam kegiatan pembelajaran dan tindakan pedadogis yang harus di lakukan, agar hasil belajarnya lebih baik dan sempurna. Seorang guru harus mampu mengelolah proses pembelajaran dan memberikan rangsangan kepada siswa, sehingga mereka belajar dengan baik dan efektif. Kondisi belajar yang efektif di tandai adanya siswa dalam aktivitas belajar. Arikunto, (1987:68). Pengelolaan kelas adalah kegiatan mengatur tata ruang kelas untuk pengajaran dan menciptakan iklim belajar mengajar yang serasi. Terampilnya guru dalam pengelolaan kelas ini tidak hanya diukur oleh terampilnya guru mengelola kelas akan tetapi bagaimana kemudian guru dalam mengelolah kelas ini mampu merangsang (stimulus) bagi aktivitas siswa dari yang tadinya pasif, kemudian menjadi aktif karena dalam belajar sangat diperlukan aktivitas, tanpa aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar tidak mungkin berlangsung dengan efektif. Dengan demikian pengelolaan kelas yang efektif adalah syarat bagi pengajaran yang efektif pula.
Pengelolaan kelas adalah salah satu tugas guru yang tidak pernah di tinggalkan, pengelolaan kelas yang di maksudkan adalah menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi anak didik sehingga tercapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien, ketika kelas terganggu guru berusaha mengembalikan agar tidak menjadi penghalang bagi proses belajar mengajar. Pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar mengajar atau yang membantu dengan maksud agar dicapai kondisi optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar seperti yang diharapkan. Pengelolaan kelas yang baik dan efektif, dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Karena keberhasilan siswa dalam belajar bergantung pada aktivitas yang dilakukan selama proses pengajaran, sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku, melakukan kegiatan. Tanpa adanya kegiatan aktivitas maka proses belajar tidak akan berlangsung dengan baik. Aktivitas belajar siswa tidak hanya menulis saja, namun diharapkan siswa dapat bertanya, menjawab, aktif dalam berdiskusi, rajin menyelesaikan tugas tepat pada waktunya, dan sebagainya. Namun dengan melihat kenyataannya dari proses belajar mengajar yang berlangsung, ada pula aktivitas belajar yang masih kurang efektif dikarenakan pengelolaan kelas yang kurang baik. Hal ini berdasarkan hasil pengamatan oleh peneliti di SMA Negeri 1 Tapa Kab.Bone Bolango yang kebetulan juga disekolah ini merupakan lokasi meneliti saat melaksanakaan ppl 2 bahwa adanya aktivitas belajar siswa yang kurang efektif, seperti, kurangnya siswa yang aktif dalam berdiskusi seperti kurangnya mereka bertanya, maupun menjawab pertanyaan. Ada juga siswa yang mengerjakan tugas yang guru berikan yang seharusnya dikerjaan dirumah, tetapi dikerjakan disekolah tepat pada hari berlangsungnya pelajaran tersebut. Selain itu ada siswa yang malas mencatat materi pelajaran dan hanya keluar masuk kelas disaat guru berada didalam kelas. Beberapa masalah diatas disebabkan oleh kurangnya pengelolaan kelas guru yang baik dalam kegiatan pembelajaran.
METODOLOGI PENELITIAN Untuk menguji kuesioner penelitian, menggunakan uji validitas butir instrumen, dikatakan memiliki validitas apabila mempunyai dukungan besar terhadap skor total. Untuk mengukur validitas butir kuesioner dengan menggunakan rumus korelasi product moment dikemukakan oleh pearson.
Untuk mencari reliabilitas digunakan rumus Alpha, dimana rumus ini digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan satu dan nol, misalnya angket atau soal bentuk uraian Arikunto (1998:193). Rumus Alpha:
Analisis regresi sederhana adalah suatu metode analisis yang digunakan untuk menentukan ketepatan prediksi dari pengaruh yang terjadi antara variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y). Formula untuk regresi sederhana sebagai berikut : Ý=+βX Untuk mengetahui signifikansi dari hipotesis dalam penelitian ini maka perlu dilakukan uji t. Uji t yaitu suatu uji untuk mengetahui signifikasi dari pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara individual dan menganggap dependen yang lain konstan. Signifikansi pengaruh tersebut dapat diestimasi dengan membandingkan antara nilai ttabel dengan nilai thitung. Apabila nilai thitung lebih besar dari pada ttabel maka variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen, sebaliknya jika nilai thitung lebih kecil dari pada ttabel maka variabel independen secara individual tidak mempengaruhi variabel dependen. Tahap-tahap yang digunakan: Ho : β = 0, yaitu X tidak berpengaruh positif terhadap Y. Ha : β ≠ 0, yaitu X berpengaruh positif terhadap Y. Koefisien β th =
standar error
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Kemampuan
pengelolaan
kelas
sangat
menentukan
keberhasilan
pembelajaran. Tanpa kemampuan pengelolaan kelas yang efektif, segala kemampuan guru memberikan pengaruh atau dampak positif terhadap pembelajaran siswa. Kemampuan pengelolaan kelas sering juga disebut kemampuan menguasai kelas dalam arti seorang guru harus mampu mengontrol atau mengendalikan perilaku para muridnya sehingga mereka terlibat seraca aktif dalam proses mengajar. Menurut E. Komar dan Uus Rusnadi 1993. Pengelolaan kelas adalah usaha dari pihak guru untuk menata kehidupan kelas yang dimulai daari perencanaan kurikulumnya, penataan prosedur dan sumber belajarnya, lingkungannya untuk memaksimalkan efesiensi, memantau kemajuan siswa dan mengantisipasi masalah-masalah yang mungkin timbul. Menurut Cece Wijaya dan A. Tabrani Rusyar, Proses Belajar Mengajar, (1992 : 113). Pengelolaan kelas adalah penciptaan kondisi yang memungkinkan terselenggaranya kegiatan belajar dengan baik. Menurut Dr. Suharsimi Arikunto, Pengelolaan Kelas dan siswa : 1987 : 68). Pengelolaan kelas adalah kegiatan mengatur tata ruang kelas untuk pengajaran dan menciptakan iklim belajar mengajar yang serasi. Menurut Muljani A.Nurhadi,1983:162). Pengelolaan kelas merupakan upaya mengelola kelas yang dilakukan untuk menciptakan dan mempertahankan suasana(kondisi) kelas, menunjang program pengajaran, menciptakan dan mempertahankan motivasi siswa untuk selalu terlibat dan berperan serta dalam proses pendidikan. Dari semua uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengelolaan kelas adalah upaya yang dilakukan guru dalam mengelola anak didiknya di kelas
dengan mempertahankan suasana atau kondisi kelas yang mendukung program pengajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Secara etimolgis aktivitas belajar berasal dari kata ‘Aktif‘ yang berarti giat ‘rajin‘. Dalam aktivitas dapat diartikan sebagai suatu kegiatan atau keberhasilan seseorang dalam mengerjakan suatu pekerjaan yang melibatkan fisik dan mental seseorang. Sedangkan belajar pada prinsipnya adalah berbuat uantuk mengubah tingkah laku menjadi kegiatan. Tidak ada belajar jika tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip atau azaz yang sangat penting di dalam interaksi belajar mengajar. Secara alami anak didik memang berhak untuk mencipta. Anak adalah suatu organisme yang berkembang dari dalam. Untuk memberikan motivasi dipopulerkan sebuah semboyan ‘berpikir dan berbuat’. Dalam dianmika kehidupan manusia, berpikir dan berbuat adalah suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan, begitu juga dalam belajar sudah barang tentu juga tidak mungkin meninggalkan kedua kegiatan itu yaitu berpikir dan berbuat. Aktivitas merupakan segala kegiatan yang dilaksankan baik secara jasmani maupun rohani. Dengan beraktivitas manusia dapat menemukan hal-hal baru serta dapat meningkatkan kemampuan-kemampuan fisik, (otot-otak) dan kemampuan phisikis (jiwa) atau rohani manusia. Begitu juga dengan pendidikan, aktivitas adalah hal yang mutlak dibutuhkan tanpa melakukan aktivitas maka pembelajaran dapat dikatakan tidak ada atau nol. Belajar yang berhasil harus melalui berbagai macam aktivitas, baik aktivitas fisik, maupun phsikis. Aktivitas fisik adalah peserta didik giat, aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain maupun bekerja. Ia tidak hanya duduk mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Peserta didik yang memiliki aktivitas psikis (kejiwaan) adalah jika bekerjanya sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi dalam rangka pengajaran. Seluruh peranan dan kemampuan dikerahkan dan diarahkan supaya daya itu tetap aktif untuk
mendapatkan hasil pengajaran yang optimal sekaligus mengikuti proses pengajaran ( proses peolehan hasil pengajaran ) secara aktif. Menurut Mulyasa (2005:108) mengemukakan bahwa aktivitas belajar siswa dalam belajar sangat bergantung pada, aktivitas guru dalam mengembangkan modul, dan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Guru dapat menggunakan berbagai pendekatan dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa. Hasil temuan dari penelitian ini mengenai deskripsi variabel pengelolaan kelas dan aktivitas belajar siswa dimana siswa menilai bahwa semua indikator didominasi oleh jawaban kadang-kadang dan pernah, selalu dan sering. Hasil pengujian instrumen validitas dan reliabilitas tentang kedua variabel diatas rtabel yaitu 0,396 artinya sah atau valid dan untuk pengujian relibilitas berada di antara 0,6 sampai dengan 0,80 artinya reliabel, kesimpulannya dari kuesioner tersebut bisa mengungkapkan hasil instrumen yang baik, dari hasil tersebut selanjutnya diperoleh satu variabel independen yaitu pengelolaan kelas memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas XI IPS di SMA N 1 Tapa Kab. Bone Bolango. Pengaruh pengelolaan kelas terhadap aktivitas belajar siswa Hasil dari regresi pengelolaan kelas memiliki nilai 0,504 maka aktivitas belajar siswa akan meningkat sebesar 0,504. Hal ini dipertegas oleh pengujian parsial dengan nilai thitung 5,939 dan ttabel (95% ; 55-1) sebesar 1,674, dari hasil tersebut maka kriteria pengujiannya yaitu thitung > ttabel artinya Ho ditolak dan Ha diterima. Kesimpulannya bahwa pengelolaan kelas berpengaruh positif secara parsial terhadap aktivitas belajar siswa. Pengujian regresi dan hipotesis menunjukan adanya pengaruh positif dan signifikan antara variabel pengelolaan kelas terhadap aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas XI IPS di SMA N 1 Tapa Kab. Bone Bolango. Hasil ini menunjukan bahwa penilaian yang baik mengenai indikator pengelolaan kelas yang sesuai dengan aktivitas belajar siswa akan lebih meningkatkan aktivitas belajar siswa di sekolah. Hasil koefisien determinasi (r2) antara variabel pengelolaan kelas dan variabel aktivitas belajar siswa dalam penelitian ini dikategorikan cukup kuat karena berkisar 40%. Sedangkan sisanya sebesar 60% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa pengelolaan kelas yang baik, akan meningkatkan aktivitas belajar siswa,
khususnya bagi siswa kelas XI IPS di SMA N 1 Tapa. Jika indikator pengelolaan kelas ditingkatkan maka dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dan akan mendorong siswa agar lebih giat belajar. Penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dijadikan dasar oleh peneliti dalam mengambil judul ini. Penelitian terdahulu yang menemukan bahwa pengelolaan kelas berpengaruh signifikan terhadap aktivitas belajar siswa. Semakin baik pengelolaan kelas yang diberikan, maka semakin baik pula ativitas belajar siswa di sekolah, sehingga dapat dikatakan bahwa tanpa pengelolaan kelas yang baik maka aktivitas belajar siswa disekolah akan menurun.
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis secara parsial pengelolaan kelas terhadap aktivitas belajar siswa yang sudah diuraikan pada bab sebelumnya, dimana pengelolaan kelas berpengaruh positif secara signifikan terhadap aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas XI IPS di SMA N 1 Tapa, dengan besaran variabel pengelolaan kelas dalam mempengaruhi aktivitas belajar siswa adalah sebesar 0,400 atau 40% dari pengelolaan kelas terhadap aktivitas belajar siswa, sementara sisanya 0.600 atau 60% berupa kontribusi dari faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini. Berdasarkan
kesimpulan
yang
diperoleh
hendaknya
guru
harus
meningkatkan pengelolaan kelas yang diberikan kepada siswa, karena pengelolaan kelas dapat mempengaruhi aktivitas belajar siswa di sekolah, guru dapat memberikan gambaran bagaimana performace guru yang diharapkan siswa pada umumnya yang dapat disajikan sebagai bahan pertimbangan dalam strategi belajar-mengajar di kelas khususnya bagi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Tapa Kabupaten Bone Bolango. Bagi mahasiswa dapat mengembangan pengetahuan dan keterampilan dalam penataan pengelolaan kelas yang efektif terhadap aktivitas belajar siswa, dengan memperhatikan etika penelitian dan menghindari plagiat. DAFTAR PUSTAKA Arikunto. 2010. Metedologi penelitian. Bandung. Jakarta :Rieneka Cipta
Arikunto, Dr Suharsimi. Pengelolaan kelas dan siswa: 1987:68). Jakarta: Rieneka Cipta. Mulyasa. 2005:108. Aktivitas belajar siswa. Semarang Rineke Cipta Sardiman. 2012. Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Sardiman. 2006:101. Metedologi penelitian. Bandung Sudjana, Nana. 2009. Dasar-dasar proses belajar mengajar, Bandung: Sinar baru Sugiyanto.2011. Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta Sugiyono. 2007. Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta Syaiful Bahri, Djamari. 2011. Psikologi belajar: Rineke Cipta Tirtarahardja, Umar dan S L La Sulo. 2008. Pengantar pendidikan. Jakarta Wijaya, Cece. Dan A. Tabrani Rusyar. 1992:113. Proses belajar mengajar http://banjirrembulan.blogspot.com/2013/13/09/pengertian-aktivitas-belajar.html. 11 Desember 2014, pukul 19.30 wita Samier,2008.http://banjirrembulan.blogspot.com/2013/09/pengertian
aktivitas
belajar.html. diaskes 20 januari 2015, pukul 19.30 wita Samier,2009.http://banjirrembulan.blogspot.com/2013/09/pengertian belajar siswa.html. diaskes 22 januari 2015, pukul 18.30 wita
aktivitas