LEMBAR PENGESAHAN JURNAL
SKRIPSI YANG BERJUDUL PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN IPA DI KELAS V SDN 2 TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO
Oleh SARLIN SALEH NIM. 151 410 125
Pembimbing I
Pembimbing II
Prof. Dr. H. Abdul Haris PanaI, S.Pd, M.Pd NIP. 19600126 198803 1 007
Meylan Saleh, S.Pd, M.Pd NIP. 19810507 20091 2 2002
Mengetahui Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Dra. Hj. Hakop Walangadi, M.Si NIP. 19580712 198403 2001
0
PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN IPA DI KELAS V SDN 2 TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO SARLIN SALEH (Mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar) Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo Prof. Dr. H. Abdul Haris PanaI, S.Pd, M.Pd Meylan Saleh, S.Pd, M.Pd
ABSTRAK Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah penerapan metode demonstrasi pada pembelajaran IPA Di Kelas V SDN 2 Tapa Kabupaten Bone Bolango ?”. Tujuan penelitian ini adalah Mendeskripsikan Penerapan Metode Demonstrasi Pada Pembelajaran IPA Di Kelas V SDN 2 Tapa Kabupaten Bone Bulango. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif yang menjadi subyek penelitian adalah Guru wali kelas V SDN 2 Tapa Kabupaten Bone Bolango. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh bahwa Guru kelas V SDN 2 Tapa dalam kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode demonstrasi dari 16 aspek yang diamati yang nampak hanya 8 aspek langkah-langkah metode demonstrasi yang dilaksanakan. Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah Penerapan Metode Demonstrasi Pada Pembelajaran IPA Di Kelas V SDN 2 Tapa Kabupaten Bone Bulango tergolong kurang baik, karena Guru Kelas V dalam menerapkan metode demonstrasi tidak sesuai dengan langkah-langkah demonstrasi dan tidak pula memiliki buku pedoman model-model pembelajaran terutama buku pedoman metode demonstrasi. Sehingga pada saat pembelajaran Guru Kelas V dalam menggunakan metode demonstrasi hanya sesuai dengan caranya sendiri tanpa menggunakan buku pedoman metode demonstrasi. Kata Kunci: Metode Demonstrasi, Pada Pembelajaran IPA
Sarlin Saleh Selaku Mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar; Prof. Dr. H. Abdul Haris PanaI, S.Pd, M.PdSelaku DosenPembimbing 1 Pendidikan Guru SekolahDasar, UNG; Meylan Saleh, S.Pd, M.PdSelaku Dosen Pembimbing 2 Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
1
Namun kenyataannya yang terjadi dilapangan Di SDN 2 Tapa Kabupaten Bone Bolango khususnya pada Kelas V pada pembelajaran IPA Guru masih kurang menggunakan metode demonstrasi, Guru belum sepenuhnya melibatkan fisik dan mental Siswa dalam proses pembelajaran, Guru hanya menggunakan metode mengajar yang menonton
yaitu
metode
ceramah.
pembelajaran, Selain itu juga
Sehingga
Siswa
cenderung
bosan
dalam
kurangnya perhatian Guru pentingnya penggunaan
penerapan metode demonstrasi pada pembelajaran IPA, sehingga dalam menerapkan metode demonstari belum sesuai dengan langkah- langkah metode demonstrasi. Berdasarakan uraian Latar Belakang di atas Peneliti berinisiatif untuk melakukan penelitian dengan judul “ Penerapan Metode Demonstrasi Pada Pembelajaran IPA Di Kelas V SDN 2 Tapa Kabupaten Bone Bulango” Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah Penerapan Metode Demonstrasi Pada Pembelajaran IPA Di Kelas V SDN 2 Tapa Kabupaten Bone Bulango”. Adapun
yang
menjadi
tujuan
dalam
pelaksanaan
penelitian
ini
adalah
mendeskripsikan Penerapan Metode Demonstrasi Pada Pembelajaran IPA Di Kelas V SDN 2 Tapa Kabupaten Bone Bulango Arti kata penerapan adalah bisa berarti pemakaian suatu cara atau metode atau suatu teori atau sistem. Sedangkan menurut beberapa Ahli berpendapat bahwa, penerapan adalah suatu perbuatan mempraktekkan suatu teori, metode, dan hal lain untuk mencapai tujuan tertentu dan untuk suatu kepentingan yang diinginkan oleh suatu kelompok atau golongan yang telah terencana dan tersusun sebelumnya. (Answer 2012) Menurut Djaurhar, Dkk. (2009:20) “Metode pembelajaran adalah komponen cara pembelajaran yang harus dilakukan oleh guru dalam menyampaikan pesan/materi pembelajaran agar mencapai tujuan pembelajaran. setiap metode mengajar selalu memberikan langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan oleh guru. Oleh sebab itu sebelum pembelajaran berlangsung guru sebaiknya memilih metode pembelajaran yang tepat. Artinya metode pembelajaran yang sesui dengan tujuan, materi pembelajaran, karakteristik Siswa, dan ketersedian fasilitas pendukungnya dan ketersediaan waktu. Menurut Sanjaya, Dkk. (Dalam Abimanyu, (2009:10) Mengemukakan bahwa demonstrasi
adalah
cara
penyajian
pelajaran
dengan
memperagakan
dan
mempertunjukan pada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan
yang
dipertunjukan oleh Guru atau sumber belajar lain yang ahli dalam topik bahasan yang harus di demonstrasikan. Sedangakan menurut Muhammad (2008:84) Demonstrasi
2
berarti pertunjukan. Dalam pengajaran menggunakan metode demonstrasi dilakukan pertunjukan suatu proses, berkenaan dengan bahan pelajaran. Adapun devinisi lain Menurut
Djamarah (2005:239) Metode demonstrasi ialah
suatu metode yang digunakan untuk memperhatikan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran. Metode ini menghendaki Guru lebih aktif dari pada anak didik. Menurut Abimanyu, Dkk. (2009:6-11) “Metode demonstrasi digunakan dengan tujuan : 1. Mengerjakan suatu proses atau prosedur atau prosedur yang harus dikuasai oleh siswa. 2. Mengkongritkan informasi atau penjelasan kepada siswa. 3. Mengembangkan kemampuan pengamatan kepada para siswa secara bersamasama. Selain mempunyai Tujuan Adapun Manfaat psikologis pedagogis dari metode demonstrasi (Sandika, 2012) adalah : 1. Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan 2.
Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari.
3. Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa. Menurut Abimanyu, Dkk. (2009:12-13) Langkah-langkah pelaksanaan metode demonstrasi meliputi hal-hal berikut: 1) Kegiatan Persiapan a. Merumuskan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa b. Menyusun materi yang akan diajarkan untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan. c.
Menyiapakan
garis
besar
langkah-langkah
dilaksanakan
untuk
mempermudah
demonstrasi
penguasaan
materi
yang
akan
yang
telah
disiapkan. d. Melakukan latihan pendemonstrasi termasuk cara penggunaan peralatan yang di perlukan 2) Kegiatan Pelaksanaan Metode Demonstrasi 1. Kegiatan Pembukaan a. Atur
tempat
duduk
yang
memungkinkan
setiap
siswa
dapat
memperhatikan apa yang didemonstrasikan Guru. b. Tanyakan pelajaran sebelumnya c.
Timbulkan motivasi Siswa dengan mengemukakan anekdot atau kasus di masyarakat yang ada kaitannya dengan pelajaran yang akan dibahas
3
d. Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh Siswa dan juga tugastugas apa yang harus dilaksanakan disamping dalam demonstrasi nanti. 2. Kegiatan Inti Pembelajaran a. Mulailah melakukan demonstrasi sesuai yang telah direncanakan dan dipersiapan oleh Guru. b. Pusatkan perhatian siswa kepada hal-hal penting yang harus dikuasai dari demonsatrasi yang dilakukan oleh Guru sehingga semua Siswa mengikuti jalannya demonstrasi dengan sebaik-baiknya. c.
Ciptakan suasana kondusif dan hindari suasana menegangkan.
d. Berikan kesempatan kepada Siswa untuk aktif dan kritis mengikuti proses demonstrasi termaksuk memberi kesempatan bertanya dan komentar-komentar. 3. Kegiatan Mengakhiri Pembelajaran a. Meminta Siswa merangkum atau menyimpulkan pokok-pokok atau langakah-langakah kegiatan demonstrasi. b. Memberikan kesempatan pada Siswa untuk bertanya mengenai hal-hal yang belum dipahami c.
Melakukan evaluasi, Baik evaluasi hasil belajar maupun evaluasi bersama tentang jalannya proses demonstrasi.
d. Tindak lanjut baik berupa tugas-tugas berikutnya maupun tugas-tugas untuk mendalami materi yang baru diajarkan. Menurut Abimanyu, Dkk. (2009:11-12) Kekuatan dan kelemahan metode demonstrasi adalah : a) Kekuatan Metode Demonstrasi a. Pelajaran menjadi lebih jelas dan lebih kongrit sehingga terjadi verbalisme b. Siswa akan lebih muda memahami materi pelajaran yang didemonstrasikan itu. c.
Proses pambelajaran akan sangat menarik, sebab siswa tak hanya mendengar tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.
d. Siswa akan lebih aktif mengamati dan tertarik untuk mencobanya sendiri. e. Menyajikan materi tidak bisa disajikan oleh metode lain b) Kelemahan Metode Demonstrasi a. Tidak semua Guru dapat melakukan demonstrasi dengan baik b. Terbatasnya sumber belajar, alat pelajaran, media pembelajaran, situasi yang sering tidak mudah diatur dan terbatasnya waktu. c.
Demonstrasi memerlukan waktu yang lebih banyak dibandingkan dengan metode ceramah dan tanya jawab.
4
d. Metode demonstrasi memerlukan persiapan dan perancangan yang matang
Menurut Abimanyu, dkk (2009:12) kelemahan metode demonstrasi dapat diatasi melalui berbagai cara berikut : 1) Guru harus terampil melakukan demonstrasi. 2) Melengkapi sumber, alat dan media pembelajaran
yang diperlukan untuk
demonstrasi. 3) Mengatur waktu sebaik mungkin. 4) Membuat rancangan dan persiapan demonstrasi sebaik mungkin. Menurut Yamin (2009:65-66) penggunaan metode demonstrasi dapat diterapakan dengan syarat memiliki keahlian untuk mendemonstrasikan penggunaan alat atau melaksanakan kegiatan tertentu seperti kegiatan yang sunggu-sungguhnya. Keahlian mendemonstrasikan tersebut harus dimiliki oleh Guru dan pelatih yang ditunjuk, setelah didemonstrasikan, Siswa diberi kesempatan melakukan latihan ketrampilan seperti yang telah diperagakan oleh Guru atau Pelatih. Metode demonstrasi dapat dilaksanakan apabila Yamin (2009:65-66) : a.
Manakalah kegiatan pembelajran bersifat formal, magang, atau latihan kerja.
b.
Bila materi pembelajaran berbentuk gerak, petunjuk, sederhana untuk melakukan ketrampilan dengan menggunakan bahasa asing, dan prosedur, melaksanakan suatu kegiatan.
c.
Manakalah Guru pelatih, instruktur bermaksud menyederhanakan penyelesaian kegiatan yang panjang, baik yang menyangkut pelaksanaan suatu prosedur maupun dasar teorinya.
d.
Pengajar bermaksud menunjukan suatu standar penampilan.
e.
Untuk menumbuh motivasi siswa tentang latihan/praktik yang kita laksanakan.
f.
Untuk dapat mengurangi kesalahan-kesalahan bila dibandingkan dengan kegiatan hanya mendengar ceramah atau membaca
didalam buku, karena
siswa memperoleh gambaran yang jelas dari hasil pengamatan. g.
bila bermasalah yang menimbulkan pertanyaan pada siswa dapat dijawab lebih teliti waktu proses demonstrasi.
Menurut Djauhar (2009:9).Istilah Pembelajaran merupakan perkembangan dari istilah pengajaran, dan istilah belajar-mengajar yang dapat kita perdebatkan, atau kita dapat abaikan saja yang penting makna dari ketiganya. Pembelajaran adalah suatu upaya yang dilakukan oleh seorang guru (guru atau yang lain) untuk membelajarkan siswa yang belajar. Menurut Tia, Dkk. (2008:3) “Ilmu Pengetahuan (Sains) adalah ilmu yang mempelajari
gejala-gejala alam secara apa adanya. Sedangakan menurut Usman
5
Samatoa (2006 :3) “ilmu pengetahuan alam adalah merupakan terjemahan kata-kata inggris, yaitu natural science. Artinya ilmu pengetahuan alam (IPA).Berhubungan dengan alam atau bersangkut paut dengan alam, science artinya ilmu pengetahuan. Jadi ilmu pengetahuan alam (IPA) atau science itu pengertiannya dapat disebut sebagai ilmu tentang alam. Ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam ini. Menurut Samatoa (2006:14-15) pendekatan belajar mengajar yang paling cocok dan paling efektif dalam pembelajaran IPA di SD adalah pendekatan yang mencakup kesesuaian antara situasi dan belajar anak dengan situasi kehidupan nyata di masyarakat. Selanjutnya menemukan ciri-ciri esensial dari situasi kehidupan yang berbeda-beda akan meningkatkan kemampuan menalar, berprakarsa, dan berfikir kreatif pada anak didik. Selanjutnya model belajar yang cocok untuk anak indonesia adalah belajar melalui pangalaman langsung (learning by doing).Model Pembelajaran ini memperkuat daya ingat anak dan biayanya sangat murah sebab menggunakan alat-alat dan media belajar yang ada di lingkungan anak sendiri. Menurut Samatoa (2006:15) “IPA sebagai disiplin ilmu dan penerapanya dalam masyarakat membuat pendidikan IPA menjadi penting, tetapi pengajaran Ipa yang bagaimanakah yang paling tepat untuk anak-anak ? oleh karena struktur kognitif anakanak tidak dapat dibandingakan dengan struktur kognitif ilmuan, padahal mereka perlu diberikan kesempatan untuk berlatih ketrampilan-ketrampilan proses IPA yang perlu dimodifikasikan sesuai dengan tahap perkembangan kognitifnya. Pembejaran IPA di sekolah dasar
bertujuan agar peserta Didik memiliki
kemampuan sebagai berikut (Milya, 2012): 1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya 2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari 3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat 4. Mengembangkan
keterampilan
proses
untuk
menyelidiki
alam
sekitar,
memecahkan masalah dan membuat keputusan 5. Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam 6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan 7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA
6
METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SDN 2Tapa Kabupaten Bone Bolango. Sekolah ini di bagun pada tahun 1956, Kepala Sekolah yang memimpin sekarang ini, Misnawati Razak S,Pd,MM. Secara fisik
Sekolah SDN 2 tapa berbentuk
Huruf U
Yang bangunanya
tergabung dengan SDN 3 Tapa menghadap ke arah Timur. Di SDN 2 Tapa memiliki 11 rungan, yang terdiri dari 6 ruang belajar, 1 ruangan perpustakaan, 1 ruangan kepala sekolah, 1 ruangan dewan Guru / tata usaha, 1 ruangan UKS, 1 Ruangan Musolah. Luas Gedung 560 m² dan luas halam 3533 m². Selain bangunan-bangunan tersebut, SDN 2 Tapa memiliki WC dan kamar mandi, kantin sekolah serta fasilitas perlengkapan. Penelitian yang digunakan
merupakan jenis penelitian yang bersifat deskriftif
kualitatif dengan menggunakan pendekatan fenomenologis untuk menggambarkan keadaan yang sebenarnya dengan harapan dapat memberikan gambaran tentang Penerapan Metode Demonstrasi Pada Pembelajaran IPA Di Kelas V
SDN 2 Tapa
Kabupaten Bone Bolango. Peran peneliti sebagai pengamat langsung terhadap kegiatan- kegiatan yang akan diteliti sangat menentukan hasil penelitian, maka dengan cara riset lapangan sebagai pengamat penuh secara langsung pada lokasi penelitian, peneliti dapat menemukan langsung dan mengumpulkan data secara langsung. Jadi dalam penelitian ini, instrumen penelitian adalah peneliti itu sendiri yang sekaligus pengumpulan data. 1. Data Penelitian 2. Sumber Data Penelitian 1. Observasi 2. Wawancara 3. Dokumentasi Dalam penelitian ini, Peneliti melakukan pemeriksaan atau pengecekan keabsahan data uji Kreadibilitas data trigulasi. Yaitu observasi, Wawancara dan dokumentasi. Data Penelitian ini akan di analisis secara deskriftif kualitatif berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan. Seperti redukasi data, Penyajian data, Penarikan kesimpulan. Hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut : a. Melaksanakanobservasiawal b. Melakukan konsultasi dengan Dosen Pembimbing c.
Mengadakanpertemuan
dengan
kepala
sekolah
SD
dan
guru
mitrauntukkerjasamadalampelaksanaankegiatan d. Mengumpulkan data di lokasi dengan melakukan, observasi, wawancara dan dokomentasi.
7
e. Pengkajianmasalahsekaligusmembuatlembarpengamatanberisinamaana k, jugakegiatan yang dikembangkan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sekolah SDN 2Tapa Kabupaten Bone Bolango di bagun pada tahun 1956, Kepala Sekolah yang memimpin sekarang ini, Misnawati Razak,S,Pd,MM. Secara fisik Sekolah SDN 2 tapa berbentuk
Huruf U Yang bangunanya tergabung dengan SDN 3 Tapa
menghadap ke arah Timur.Di SDN 2 Tapa memiliki 10 rungan, yang terdiri dari 6 ruang belajar, 1 ruangan perpustakaan, 1 ruangan kepala sekolah / ruangan dewan Guru , 1 ruangan UKS, 1 Ruangan Musolah. Luas Gedung 560 m² dan luas halam 3533 m². Selain bangunan-bangunan tersebut, SDN 2 Tapa memiliki WC dan kamar mandi, kantin sekolah serta fasilitas perlengkapan. Untuk memperoleh informasi yang jelas tentang penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran IPA di kelas V SDN 2 Tapa Kabupaten Bone Bulango, Peneliti melakukan wawancara
dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan
yang
dapat
memberikan gambaran secara jelas mengenai penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran IPA di kelas V. Setelah melakukan wawancara peneliti melakukan observasi pembelajaran guna mendapatkan informasi yang lebih jelas lagi tentang penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran IPA. Berdasarkan hasil wawancara antara Peneliti dan Guru kelas V SDN 2 Tapa, Peneliti dapat menyimpulkan bahwa Guru Kelas V dalam menerapan metode demonstrasi pada pembelajaran IPA sudah baik karena sesuai dengan langkah-langkah demonstrasi. Selain itu pembelajaran dengan metode demonstrasi dapat memusatkan perhatian Siswa kepada hal-hal penting yang harus dikuasai dalam pembelajaran dan dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif dan kritis
termaksud
memberikan kesempatan bertanya dan komentar dalam pembelajaran. berdasarkan tabel observasi 4.1 dan tabel 4.2 Guru telah menunjukan hasil yang kurang maksimal dalam menggunakan metode demonstrasi karena belum sesuai dengan langkah-langkah demonstrasi. Dari hasil pengamatan dalam kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode demonstrasi dari 16 aspek yang diamati yang nampak hanya 8 aspek langkah-langkah metode demonstrasi yang dilaksanakan. Jadi dapat disimpulkan penerapan metode demonstrasi pada pembelajaran IPA di kelas V SDN 2 Tapa belum berjalan semaksimal mungkin. Dari hasil wawancara dan pengamatan diatas yang dilakukan di kelas V SDN 2 Tapa kabupaten Bone Bolango pada proses pembelajaran IPA dengan menggunakan metode demonstrasi terdapat perbedaan hasil wawancara dan hasil obsevasi. Dalam wawancara Peneliti menemukan gambaran Guru kelas V dalam menerapakan metode demonstrasi pada pembelajaran IPA sudah baik sesuai dengan langkah-langkah
8
demonstrasi sedangkan hasil observasi pembelajaran peneliti menemukan gambaran Guru kelas V SDN 2 Tapa dalam melakukan penerapan metode demonstrasi belum sesuai dengan langkah-langkah demonstrasi. Jadi dapat disimpulkan Guru kelas V SDN 2 Tapa dalam melakukan metode demonstrasi belum sesuai dengan langkah-langkah metode demonstrasi, Selain itu juga Guru kelas V Tidak memiliki buku pedoman model-model pembelajaran termaksud metode demonstrasi. Sehingga dalam pembelajaran dengan mengunakan metode demonstrasi Guru kelas V SDN 2 Tapa melakukan demonstrasi dengan caranya sendiri tampa ada pegangan langkah-langkah metode demonstrasi. terkadang Guru kelas V dalam melakukan metode demonstrasi dalam pembelajaran IPA tidak melakukan praktek atau tidak melakukan prademonstrasi tapi hanya melihat di buku cetak tampa melakukan praktek terlebih dahulu. Sedangkan Menurut Yamin (2009:65) penggunaan metode demonstrasi
dapat
diterapakan
dengan
syarat
memiliki
keahlian
untuk
mendemonstrasikan penggunaan alat atau melaksanakan kegiatan tertentu seperti kegiatan yang sunggu-sungguhnya. Keahlian mendemonstrasikan tersebut harus dimiliki oleh Guru dan pelatih yang ditunjuk. Selain itu ada pendapat lain dari Abimanyu. (2009:11) berpendapat bahwa Dengan menggunakan metode demonstrasi dalam pembelajaran Siswa akan lebih aktif mengamati dan tertarik untuk mencobanya. Sedangkan sesuai pengamatan peneliti Guru tidak memberikan kesempatan kepada Siswa untuk aktif dan kritis termaksud memberikan kesempatan bertanya dan komentar pada saat pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi. Sehingga Penerapan metode demonstrasi pada pembelajaran IPA di kelas V SDN 2 Tapa belum berjalan secara maksimal karena belum sesuai dengan langkah-langkah metode Demonstrasi.
9
PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan dapat disimpulkan bahwa Penerapan Metode Demonstrasi Pada Pembelajaran IPA Di Kelas V SDN 2 Tapa Kabupaten Bone Bulango tergolong kurang baik, karena Guru Kelas V dalam
menerapkan metode demonstrasi tidak
sesuai dengan langkah-langkah
demonstrasi dan tidak pula memiliki buku pedoman model-model pembelajaran terutama buku pedoman metode demonstrasi. Sehingga pada saat pembelajaran Guru Kelas V dalam menggunakan metode demonstrasi hanya sesuai dengan caranya sendiri tanpa menggunakan buku pedoman metode demonstrasi. Saran Untuk menerapkan metode demonstrasi pada pembelajaran IPA hendaknya sesuai dengan langkah-langkah demonstrasi, Dan melakukan demonstrasi hendaknya dipersiapkan secara matang apa yang akan kita demonstrasikan. Selain itu dalam pembelajaran kita harus memberikan kesempatan kepada Siswa untuk aktif dan kritis termaksud memberikan kesempatan bertanya dan komentar pada saat pembelajaran dan Guru harus memiliki buku pedoman model-model pembelajaran agar suatu model pembelajaran yang dipakai sesuai dengan langkah-langkahnya
10
DAFTAR PUSTAKA Abimanyu, Soli, dkk. 2009. Strategi Pembelajaran. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Ali, Muhammad. 2008. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Penerbit Sinar Baru Algensiondo Mutiara, Tia, dkk. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam Untuk SMK dan MAK Kelas X. Penerbit Erlangga Samatoa, Usman. 2006. Bagaimana membelajarkan IPA di Sekolah Dasar. Bungur Senen Jakarta Pusat: PT.Pustaka Indonesia Press Siddig, M, Djauhar, Dkk. 2009. Pengembangan Bahan Pembelajaran SD.
Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi Depertemen Pendidikan Nasional Yamin, Martinis. 2009. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Gaung Persada(GP) Press Jakarta Answer. 2012. Qustion/indeks?qid= 2013121154708AAAVIFy.http://.yahoo.com (Diakses minggu 9 februari 2014 pukul 17: 45 ) Milya, 2012. hakekat-pendidikan-sians.http://kajianipa.wordpress.com (Diakses minggu 31 maret 2014 pukul 12: 00 )
11