Jurnal Hatim Moha
PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR PADA PEMBELAJARAN IPA DI KELAS V SDN 13 KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO
JURNAL
OLEH HATIM MOHA
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR 2015
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2015
Jurnal Hatim Moha
LEMBAR PERSETUJUAN JURNAL
Skripsi Yang Berjudul Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar Pada Pembelajaran IPA Di Kelas V SDN 13 Kabila Kabupaten Bone Bolango
OLEH HATIM MOHA
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2015
Jurnal Hatim Moha
PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR PADA PEMBELAJARAN IPA DI KELAS V SDN 13 KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO Hatim Moha 1) , Abdul Haris PanaI 2), Irvin Novita Arifin 3) Hatim Moha Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
[email protected] Abdul Haris PanaI Irvin Novita Arifin
ABSTRAK Rumusan masalah dalam peneltian ini adalah bagaimanakah pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar pada pembelajaran IPA di kelas V SDN 13 Kabila Kabupaten Bone Bolango?. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar pada pembelajaran IPA di kelas V SDN 13 Kabila Kabupaten Bone Bolango . Penelitian ini termasuk jenis penelitian Deksriptif Kualitatif yaitu peneliti mendeskripsikan hasil pengamatan tentang pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar pada pembelajaran IPA di kelas V SDN 13 Kabila Kabupaten Bone Bolango. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru di SDN 13 Kabila Kabupaten Bone Bolango khusunya di kelas V sudah memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar dengan baik sehingga dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi siswa, serta dapat memotivasi siswa dalam belajar. Pemanfaatan lingkungan dengan membawa siswa ke lingkungan melakukan survey, karyawisata, berkemah, praktek di lapangan dan sebagainya, selain mengajak siswa ke lingkungan dalam upaya memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar juga dilakukan dengan cara membawa sumber belajar dari lingkungan ke dalam kelas. Kata Kunci: Lingkungan, Sumber Belajar, Pembelajaran IPA
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2015
Jurnal Hatim Moha
1.
PENDAHULUAN Pada umumnya guru dalam memberikan pelajaran hanya bertumpu pada media pembelajaran dan yang sering digunakan guru selama ini adalah buku teks sebagai sumber belajar. Tanpa disadari bahwa masih banyak sumber yang berasal dari lingkungan yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar. Sumber belajar merupakan kebutuhan penting yang bisa dijadikan sebagai sumber informasi. Menurut Winataputara (Djamarah dan Zain, 2010 : 48) Sumber belajar adalah sebagai sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat dimana bahan pengajaran terdapat atau asal untuk belajar seseorang.. Dengan demikian, sumber belajar itu merupakan bahan atau materi untuk menambah ilmu pengetahuan yang mengandung hal-hal baru bagi siswa. Sebab pada hakikatnya belajar adalah untuk mendapatkan hal-hal baru (perubahan). Belajar adalah suatu proses interaksi antara diri manusia dengan lingkungannya. Menurut Hamalik (2012: 194) Belajar pada hakikatnya adalah suatu interaksi antara individu dan lingkungan. Lingkungan menyediakan rangsangan (stimulus) terhadap individu dan sebaliknya. Individu memberikan respon terhadap lingkungan. Dalam proses interaksi itu dapat terjadi perubahan pada diri individu berupa perubahan tingkah laku. Dapat juga terjadi, individu menyebabkan terjadinya perubahan pada lingkungan, baik yang positif atau bersifat negatif. Hal ini menunjukan bahwa fungsi lingkungan merupakan faktor yang penting dalam proses belajar-mengajar. Dunia pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan lingkungan, lingkungan adalah sumber belajar yang vital, pembelajaran yang menjadikan lingkungan sebagai sumber belajar dapat
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2015
memberikan pengalaman nyata dan langsung kepada peserta didik. Lingkungan sebagai sumber belajar dapat bermakna sebagai segala sesuatu yang ada di sekitar atau di sekeliling kita misalnya (benda mati dan makhluk hidup) yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Lingkungan yang ada disekitar anak-anak merupakan salah satu sumber belajar yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Dan apabila seorang guru mengajar dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar maka akan lebih bermakna karena para siswa dihadapkan pada kenyataan dan peristiwa yang sebenarnya, Anita (Potale,2014: 2) Mata pelajaran yang berhubungan erat dengan lingkungan yaitu mata pelajaran IPA. Karena IPA adalah membelajarkan tentang Alam. Proses pembelajaran alam dapat diperoleh seseorang sejak orang tersebut berinteraksi dengan alam melalui pengalaman. Banyak hal yang dapat diperoleh melalui pengalaman dan hal tersebut menjadi pengetahuan awal ketika seseorang memasuki pendidikan formal. IPA sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasi. Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk terhadap lingkugan. Di tingkat SD/MI diharapkan ada penekanan pembelajaran Salingtemas (Sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat) yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancarng dan membuat satu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana. Adapun tujuan pembelajaran IPA di SD menurut kurikulum KTSP (Depdiknas, 2006) yaitu : (a)
Jurnal Hatim Moha
Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaannya, (b) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, (c) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat, (d) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan, (e) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan, dan (f) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP atau MTs. Untuk mendukung tercapainya tujuan pembelajaran salah satu faktor yang penting adalah tersedianya sumber belajar yang cukup bagi siswa. Dengan melihat tujuan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar yang erat kaitannya dengan perkembangan lingkungan sekitarnya, maka sumber belajar untuk proses pembelajaran di Sekolah Dasar tidak cukup dengan hanya mengandalkan ketersediaan buku teks yang ada. Sumber belajar IPA di Sekolah Dasar akan lebih optimal jika didukung dengan sumber belajar yang berasal dari lingkungan tempat tinggal siswa, atau lingkungan di mana sekolah itu berada. Dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar IPA, maka diharapkan dapat membantu dalam peningkatan mutu pembelajaran siswa dalam proses pembelajaran IPA. Namun sampai saat ini masih banyak guru yang
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2015
belum memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar, kebanayakan guru hanya menggunakan buku sebagai sumber belajar. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan suatu penelitian deskriptif dengan judul “ Pemanfaatan Lingkungan sebagai Sumber Belajar pada Pembelajaran IPA di kelas V SDN 13 Kabila Kabupaten Bone Bolango”. 2.
LANDASAN TEORI Lingkungan adalah segala sesuatu yang dapat ditemui disekitar kita, berupa lingkungan alam, sosial dan budaya yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar. Menurut Hamalik (2012: 194) ada dua istilah yang sangat erat kaitannya tetapi berbeda secara gradual, ialah “alam sekitar” dan “lingkungan”. Alam sekitar mencakup segala hal yang ada di sekitar kita, baik yang jauh maupun yang dekat letaknya, baik masa silam maupun yang akan datang tidak terikat pada dimensi waktu dan tempat. Lingkungan adalah sesuatu yang ada di alam sekitar yang memiliki makna dan/atau pengaruh tertentu kepada individu. Istilah lain yang erat kaitannya dengan lingkungan adalah “ekologi” atau sering disebut “ lingkungan hidup”. Ekologi terdiri dari bio-ekologi, geoekologi, dan kultur-ekologi. Bio-ekologi mencakup unsur lingkungan yang hidup meliputi manusia, tumbuh-tumbuhan, dan sebagainya. Geo-ekologi mencakup alam seperti seperti bumi, air, matahari, dan sebagainya. Kultur-ekologi mencakup budaya dan teknologi. Lingkungan hidup sangat berpengaruh terhadap kehidupan manusia, dan sebaliknya manusia dapat mengubah ekologi itu, baik secara positif (konstruktif) ataupun negative (destruktif). Ekologi yang rusak pada gilirannya dapat merusak kehidupan manusia itu sendiri,
Jurnal Hatim Moha
padahal kerusakan lingkungan tersebut sebagai akibat ulah dan perilaku manusia yang tak bertanggung jawab. Dapat disimpulkan bahwa lingkungan belajar adalah suatu tempat yang berfungsi sebagai wadah atau lapangan terlaksananya proses belajar mengajar atau pendidikan yang bisa menambah konsentrasi dan pengetahuan siswa secara efisien. Tanpa adanya lingkungan pendidikan tidak akan berlangsung. Lingkungan dibagi menjadi 3 yaitu : a. Lingkungan alam atau luar (external or physical environment) b. Lingkungan dalam (Internal environment) Lingkungan dalam adalah segala sesuatu yang termasuk dalam diri kita, yang dapat mempengaruhi pertumbuhan fisik. c. Lingkungan sosial adalah semua orang atau manusia lain yang sangat mempengaruhi. Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar memeberikan pembelajaran yang nyata bagi siswa. Menurut Djuanda (Potale, 2014) dalam memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar akan membuat siswa merasa senang dalam menerima pembelajaran. Dengan menggunakan lingkungan ini siswa tidak selalu harus di luar kelas. Bahan dari lingkungan bisa diambil atau dibawa ke ruang kelas untuk menghemat waktu maupun biaya. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar dapat mengembangkan potensi siswa serta keterampilan yaitu melihat, mengamati, mencatat, serta merumuskan
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2015
pertanyaan, berhipotesis, mengklasifikasikan, membuat gambar atau denah, dan sebagainya. Ada beberapa alasan mengapa lingkungan bisa dipilih sebagai sumber belajar di SD: (a) Lingkungan adalah sumber belajar yang sangat kaya, (b) Lingungan adalah tempat yang nyata bagi kehidupan siswa, sehingga diharapkan akan menjadi relevan dengan kehidupannya kelak, (c) Lingkungan adalah suatu yang dekat dengan dunia siswa, dan sudah dikenal dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa jenis lingkungan yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar yaitu lingkungan alam asli, lingkungan alam buatan, dan lingkungan sosial. Menurut Basuki (Rasdawati, 2012: 4) lingkungan yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar terdiri dari : (1) Lingkungan sosial dan (2) lingkungan fisik (alam). Lingkungan sosial dapat digunakan untuk memperdalam ilmu-ilmu sosial dan kemanusiaan, sedangkan lingkungan alam dapat digunakan untuk mempelajari tentang gejala-gejala alam dan dapat menumbuhkan kesadaran peserta didik akan cinta alam dan partisipasi dalam memelihara dan melestarikan alam. Adapun manfaat lingkungan dijadikan sebagai sumber yaitu: a. Mengatasi kebosanan dalam belajar Dalam belajar dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar akan meredakan atau menghilangkan kebosanan siswa dalam belajar. Karena mereka langsung berhadapan dengan objek yang sedang dipelajari b. Memberikan suasana belajar yang menyenangkan bagi siswa
Jurnal Hatim Moha
Dalam variasi yang digunkan untuk belajar antara di dalam dan di luar kelas akan memberikan suasana yang lebih unik serta menyenangkan bagi siswa. c. Siswa dapat belajar mandiri Belajar di luar kelas sebetulnya dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar lebih mandiri. Agar tidak tergantung pada guru. d. Kesempatan untuk menerapkan teori Tidak banyak yang dilakukan diruang kelas yang sempit jika fasilitas dan sumber belajar tidak memadai selain mencatat berbagai teori-teori disiplin ilmu. Dengan memanfaatkan lingkungan, siswa dapat menguji teori yang diperolehnya dengan mempraktikan langsung di lingkungannya secara nyata. e. Memperluas berfikir siswa Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar akan memperluas wawasan berfikir siswa tentang alam, sosial dan lingkungan sesungguhnya. f. Meningkatkan Prestasi Belajar Prsetasi belajar siswa akan dapat ditingkatkan secara optimal apabila memanfaatkan sumber belajar yang mendukung, termasuk lingkungan alam, sosial dan budaya. Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar akan tercapai dengan baik jika dilakukan sesuai prosedur dari pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar. Menurut (Hamalik, 2012 : 194), Sebelum memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar, maka guru harus memepersiapkan dan menentukan beberapa hal sehingga pemanfaatan lingkungan akan optimal dalam kegiatan
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2015
belajar mengajar yang dilakukannya. Beberapa langkah-langkah dibawah ini patut diperhatikan oleh guru, yaitu sebagai berikut: a. Menentukan tujuan pembelajaran Belajar dengan menggunakan sumber apapun, termasuk lingkungan harus memperhatikan tujuan pembelajaran. Jika guru memilih menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk pokok bahasan atau topic tertentu, maka ia harus menentukan tujuan pembelajaran apa yang akan dicapai oleh siswa. Selain itu dengan menentukan tujuan pembelajaran yang tepat kegiatan pembelajaran akan lebih terarah. b. Menentukan lingkungan yang akan dijadikan sebagai sumber belajar Setelah guru menentukan tujuan pembelajaran yang akan dicapai oleh siswa, maka langkah selanjutnya yang penting sekali untuk diperhatikan adalah pemilihan lingkungan itu sendiri sebagai sumber belajar. Dalam tahap ini, guru mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan setiap alternatif sumber belajar. Lingkungan yang bagaimana yang sekiranya dapat membantu siswa lebih mudah mencapai kompetensi yang diharapkan, maka lingkungan itulah yang paling baik untuk dijadikan sebagai sumber belajar. c. Memilih metode pembelajaran Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar kadangkadang memerlukan pemilihan metode mengajar yang tepat. Pemilihan metode mengajar tidak dapat dilakukan asal-asalan
Jurnal Hatim Moha
karena dapat mengakibatkan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang seharusnya dikuasai siswa tidak tercapai. Beberapa metode yang sekiranya dapat dipertimbangkan untuk pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar telah diuraikan pada tulisan ini sebelumnya, yaitu metode survey, karyawisata, praktek lapangan, dan pengabdian masyarakat. d. Mempersiapkan perizinan Mengajak siswa untuk belajar dari lingkungan seringkali harus melibatkan perizinan. Siswa yang diajak keluar kelas atau keluar lingkungan sekolah, bahkan seringkali di luar jam belajar dan melibatkan instansi lain. Perizinan akan menjamin pemanfaatan waktu yang lebih efisien karena ketika siswa telah tiba di lokasi sumber belajar akan langsung diterima oleh pihak yang berwenang di sana. Selain itu, jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya kecelakaan dan sebagainya, akan lebih mudah dimaklumi oleh pihak orang tua siswa/wali dan sekolah. e. Mempersiapkan teknis pelaksanaan apa saja yang mungkin diperlukan dalam pembelajaran, misalnya megaphone, transportasi dari sekolah ke lokasi, bagaimana pengaturan siswa saat tiba di lokasi dan sebagainya. f. Menentukan tindak lanjut Setelah siswa selesai belajar memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajarnya, maka tindak lanjut apa yang harus dilakukan? Apakah siswa nantinya akan diminta membuat
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2015
laporan perjalanan atau hasil observasi mereka. Bagaimana penilaian terhadap hasil belajar siswa diberikan, dan hal-hal lainnya perlu ditentukan sebelum pembelajaran dilaksanakan. Sumber belajar merupakan kebutuhan penting yang bisa menjadi sumber informasi, sumber alat, sumber peraga, serta kebutuhan lain yang diperlukan dalam pembelajaran. Guru dituntut mampu menganalisis kebutuhan, merancang, mendesain, menemukan, memproduk, dan menggunakan berbagai jenis sumber belajar. Berkenan dengan sumber belajar, Hamalik (Faizah, 2012: 71) menegaskan; “sumber belajar adalah semua sumber yang dapat dipakai oleh siswa (baik sendiri-sendiri atau bersamasama dengan para siswa lainnya) untuk memudahkan belajar”. Dalam mendukung tercapainya tujuan pembelajaran salah satu faktor yang penting adalah pemilihan sumber belajar yang tepat bagi siswa. Menurut Muhibin (sumber belajar harus memperhatikan dalam artian murah, namun tidak terpatok pada harga yang selalu rendah, tapi dapat juga pemanfaatannya dalam jangka waktu yang panjang, (b) Praktis dan sederhana, artinya tidak memerlukan pelayanan sampingan yang sulit dan langka, (c) Mudah diperoleh, dalam artian sumber belajar itu dekat, tersedia dimana-mana dan tidak perlu diadakan dan dibeli, (d) Bersifat fleksibel, artinya dapat dimanfaatkan untuk berbagai tujuan intruksional dan dipengaruhi oleh faktor luar misalnya kemajuan teknologi, nilai, budaya dan lainnya. Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar merupakan pelajaran yang amat penting yang dimasukan ke dalam kurikulum suatu sekolah sebab IPA sangat berfaedah bagi kehidupan atau pekerjaan anak dikemudian hari, melatih anak untuk
Jurnal Hatim Moha
berpikir kritis dan mempunyai potensi dan dapat membentuk pribadi anak berpikir kritis. Menurut Samatowa (Hendro Darmojo 2007: 2) pengertian alam sudah jelas artniya adalah pengetahuan tentang alam semesta dengan segala isinya. Adapun pengetahuan itu sendiri artinya segala sesuatu yang diketahui oleh manusia. Jadi secara singkat IPA adalah pengetahuan yang rasional dan obyektif tentang alam semesta dengan segala isinya. 3. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SDN 13 Kabila kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango. Alasan peneliti memilih sekolah ini karena berdasarkan observasi awal ditemukan bahwa pemanfaan lingkungan sebagai sumber belajar masih kurang khususnya pada pembelajaran IPA. Sehingga sekolah ini dijadikan sebagai tempat penelitian. Pendekatan penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode deskriptif dan jenis penelitian secara kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang lebih mengarah pada pengungkapan suatu masalah atau keadaan yang sebagaimana adanya yang mengungkapkan fakta-fakta yang ada. Data dalam peneilitian ini adalah data mengenai gambaran umum tentang sekolah, keadaan guru, dan pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar pada pembelajaran IPA di Kelas V SDN 13 Kabila Kabupaten Bone Bolango. Sumber data dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari sumber yang dapat dipercaya mengenai pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar pada pembelajaran IPA, yaitu: Kepala sekolah,Guru, dan Siswa. Sebelum melakukan observasi peneliti membuat pedoman observasi, setelah Pedoman observasi dibuat peneliti
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2015
melakukan observasi. Teknik ini dilakukan dengan cara mengamati langsung tentang kejadian-kejadian atau tingkah laku yang terjadi di lokasi penelitian. Yang menjadi observasi dalam penelitian ini yaitu observasi kegiatan guru dalam proses pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar di kelas V SDN 13 Kabila Kabupaten Bone Bolango. Sebelum melakukan wawancara peneliti membuat pedoman wawancara, setelah melakukan wawancara peneliti menganalisis data yang diperoleh dari hasil wawancara.Teknik ini dilakukan untuk memperoleh data dalam bentuk Tanya jawab antara peneliti dengan responden. Jumlah responden yang diwawancarai 1 orang yaitu guru kelas V SDN 13 Kabila Kabupaten Bone Bolango. Dokumen adalah catatan kejadiankejadian yang telah berlalu. Dokumen ini bisa berbentuk dalam gambar, tulisan dan karya-karya dari seseorang. Dokumen yang berbentuk adalah sketsa, foto dan lain-lain. Yang menjadi dokumentasi dalam penelitian ini yaitu dokumentasi wawancara dan dokumentasi proses pembelajaran tentang pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar pada pembelajaran IPA di kelas V SDN 13 Kabila Kabupaten Bone Bolango. Sesuai dengan prosedur pengumpulan data yang dilakukan peneliti, maka analisis data dalam penelitian ini adalah teknik analisis deksriptif kualitatitif. Yang merupakan deskripsi dari pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar pada pembelajaran IPA. Setelah data dikumpulkan kemudian diuraikan secara singkat dan sederhana dalam penyajian data. Hal terakhir yang dilakukan dalam analisis data yaitu penarikan kesimpulan dari seluruh data yang telah diperoleh selama pengumpulan data.
Jurnal Hatim Moha
Penelitian ini dilakukan dengan melalui tahapan-tahapan sebgai berikut: 1. Penelitian pendahuluan Dalam penelitian ini ada beberapa tahap yang digunakan oleh peneliti sebelum melakukan penelitian tindak lanjut, diantaranya observasi dan wawancara. Dalam hal ini peneliti mempersiapkan tahap awal dari pelaksanaan penelitian selain itu juga peneliti dapat mempersiapkan diri agar dapat menyesuaikan diri dengan keadaan lapangan, menjaga etika dan memperhatikan waktu penelitian. Adapun hal yang harus dilakukan oleh peneliti dalam rangka persiapan antara lain kelengkapan identitas peneliti, pengecekan kelengkapan data, dan menyiapkan instrument pengumpulan data. 2. Penegembangan desain Dalam tahap ini peneliti melakukan penelitian tindak lanjut yang menjadi objek peneliti. Dimana peneliti dapat mendesain langkah-langkah yang akan dilakukan selanjutnya untuk pengembangan penelitian. 3. Penelitian sebenarnya Peneliti melakukan pengamatan secara langsung, artinya peneliti memperhatikan dan mengamati proses pembelajaran. Dalam hal ini pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar pada pembelajaran IPA di Kelas V SDN 13 Kabila Kabupaten Bone Bolango. 4. Penulisan laporan Setelah pengumpulan data telah dilaksanakan maka peneliti dapat menyusun menjadi sebuah laporan yang disertai dengan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2015
lampiran-lampiran dokumentasi yang dipertanggungjawabkan.
atau dapat
4. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian kualitatif ini dilakukan untuk mengetahui bagaimanakah pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar pada pembelajaran IPA di Kelas V SDN 13 Kabila Kabupaten Bone Bolango. Berdasarkan observasi yang dilakukan, peneliti menemukan bahwa guru dikelas V SDN 13 Kabila Kabupaten Bone Bolango telah memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar dengan baik yaitu pada materi Sumber daya Alam dan jenis-jenis batu. Pada materi sumber daya alam guru menggunakan lingkungan sekitar sekolah yaitu siswa mengamati beberapa sumber daya alam yang dapat diperbaharui dan yang tidak dapat diperbaharui. Sedangkan pada materi jenis-jenis batu yaitu guru memanfaatkan lingkungan secara tidak langsung, artinya proses pembelajaran dilakukan di dalam kelas tetapi menggunakan sumber yang berasal dari lingkungan. Proses pembelajaran berjalan dengan baik saat memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar. Dalam memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar tidak hanya mengajak siswa ke lingkungan dan membiarkan siswa belajar sendiri di lingkungan akan tetapi guru juga mengawasi siswa disaat berada di lingkungan yang dijadikan sebagai sumber belajar. Selain observasi peneliti juga melakukan wawancara dengan guru kelas V yaitu Ibu. Mariati Rauf, A.Ma.Pd. Dari hasil wawancara peneliti memiliki informasi tentang pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar pada pembelajaran IPA di kelas V SDN 13 Kabila Kabupaten Bone Bolango.
Jurnal Hatim Moha
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas V SDN 13 Kabila Kabupaten Bone Bolango bahwa pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar sudah dilakukan dengan baik sesuai dengan prosedur dari pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar. Sehingga dapat meningkatkan motivasi siswa dalam proses belajar mengajar khusunya pada pembelajaran IPA. PEMBAHASAN Harapan yang tidak pernah sirna dan selalu guru tuntut adalah, bagaimana bahan pelajaran yang disampaikan guru dapat dikuasai oleh anak didik secara tuntas. Untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan efektif yaitu dengan memilih sumber belajar dengan baik. Sumber belajar merupakan kebutuhan penting yang bisa menjadi sumber informasi, sumber alat, sumber peraga, serta kebutuhan lain yang diperlukan dalam pembelajaran. Lingkungan merupakan suatu yang paling dekat dengan dunia siswa, dan sudah dikenal dalam kehidupannya seharihari. Dengan menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar akan membuat anak merasa senang dalam belajar. Berdasarkan observasi yang dilakukan, peneliti menemukan bahwa guru kelas V SDN 13 Kabila Kabupaten Bone Bolango sudah memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar yaitu pada materi Sumber daya Alam dan jenisjenis batu. Pada materi sumber daya alam guru menggunakan lingkungan sekitar sekolah yaitu siswa mengamati beberapa sumber daya alam yang dapat diperbaharui dan yang tidak dapat diperbaharui yang ada disekitar sekolah, Sedangkan pada materi jenis-jenis batu yaitu guru memanfaatkan lingkungan secara tidak langsung, artinya proses pembelajaran dilakukan di dalam kelas
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2015
tetapi menggunakan sumber yang berasal dari lingkungan. Dalam proses pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar tidak hanya mengajak siswa ke lingkungan dan membiarkan siswa belajar sendiri tetapi guru juga mengawasi siswa disaat berada di lingkungan yang dijadikan sebagai sumber belajar. Berdasarkan pengamatan peneliti bahwa guru dikelas V SDN 13 Kabila kabupaten Bone Bolango pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar pada materi sumber daya alam dan jenis-jenis batu sudah sesuai dengan langkah-langkah atau prosedur dari pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar, adapun langkah-langkah dari pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar yaitu, menentukan tujuan pembelajaran, menentukan lingkungan yang akan dijadikan sebagai sumber belajar, memilih metode pembelajaran, mempersiapkan perizinan, mempersiapkan teknis pelaksanaan, dan menentukan tindak lanjut. Selain observasi peneliti melakukan wawancara dengan guru Kelas V SDN 13 Kabila Kabupaten Bone Bolango tentang pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar pada pembelajaran IPA. Dari hasil wawancara peneliti menemukan bahwa guru di kelas V SDN 13 Kabila Kabupaten Bone Bolango sudah memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar dengan baik sehingga dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi siswa, serta dapat memotivasi siswa dalam belajar. Pemanfaatan lingkungan dilakukan dengan kegiatan membawa siswa ke lingkungan seperti survey, karyawisata, berkemah, praktek di lapangan dan sebagainya, selain mengajak siswa ke lingkungan dalam upaya memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar dilakukan pula dengan cara
Jurnal Hatim Moha
membawa sumber dari lingkungan ke dalam kelas. 5. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa guru di SDN 13 Kabila Kabupaten Bone Bolango khusunya di kelas V sudah memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar dengan baik sehingga dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi siswa, serta dapat memotivasi siswa dalam belajar. Pemanfaatan lingkungan dilakukan dengan kegiatan membawa siswa ke lingkungan seperti survey, karyawisata, berkemah, praktek di lapangan dan sebagainya, selain mengajak siswa ke lingkungan dalam upaya memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar dilakukan pula dengan cara membawa sumber dari lingkungan ke dalam kelas. 6. REFERENSI Anonim. 2014. Panduan Karya Tulis Ilmiah. Gorontalo. Arifin Dzainal. 2010. skripsi Pemanfaatan Lingkungan sebagai Sumber Belajar IPA Kelas IV. Gorontalo: tidak dit erbitkan. Asmani Jamal Ma’mur. 2012. “7 Tips Aplikasi PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif,Efektif, dan Menyenangkan”. Yogyakarta : DIVA Press Djamarah dan Zain.2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta Djuanda, Dadan. 2006. Pembelajaran Bahasa Indonesia Yang Komunikatif Dan Menyenangkan. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional Faizah. 2012. Pemanfaatan Sumber Belajar dalam Pembelajaran SAINS Kelas V SD. Jurnal Penelitian Pendidikan. Vol. 13 No 1 Hamalik, Oemar. 2012. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : PT Bumi Aksara
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2015
Nana Djumhana. 2009. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departemen Agama RI Potale, Nining. 2014. Skripsi. Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar Pada Pembelajaran IPA Di SDN 04 Batudaa Pantai. Universitas Negeri Gorontalo. Tidak diterbitkan Purwanto, Ngalim. 2005. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung: PT. Remaja Rasdawati. 2011. Mengoptimalkan Pemanfaatan Lingkungan Alam sebagai Sumber Belajar Kelas IV MIN. Jurnal Kreatif Tadulako online. Vol. 1 No. 4 Rohani, Ahmad. 2007. Media Intruksional Edukatif. Jakarta: PT Rineka Cipta Samatowa, Usman. 2007. Bagaimana Membelajarakan IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: PT. Pustaka Indonesia Press Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta Susilowaty. 2009. Pembelajaran Kelas Rangkap. Jakarta: Depdiknas Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu Dalam Teori Dan Praktek. Jakarta : Prestasi Pustaka Winataputra. 2006. Strategi Belajar Mengajar IPA. Jakarta: Universitas Terbuka Wuri Wuryandari. 2010. Jurnal Pemanfaatan lingkungan sebagai sumbel belajar PKn di sekolah Dasar. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta