1
JURNAL PENELITIAN MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERBANDINGAN DAN SKALA MELALUI MEDIA VISUAL PADA SISWA KELAS V SDN 6 SUWAWA TENGAH KABUPATEN BONE BOLANGO Oleh MARTEN MOKO NIM. 151 409 089 (SDN 6 Suwawa Tengah Kabupaten Bone Bolango) Abstrak Rumusan masalah penelitian : Apakah kemampuan menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan perbandingan dan skala dapat ditingkatkan melalui media visual pada siswa kelas V SDN 6 Suwawa Tengah Kabupaten Bone Bolango?. Tujuan dari penelitian ini untuk meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan perbandingan dan skala melalui media visual pada siswa kelas V SDN 6 Suwawa Tengah Kabupaten Bone Bolango. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan sebanyak dua siklus. Setiap siklus melalui empat tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap pemantauan dan evaluasi, dan tahap analisis dan refleksi. Teknik pengumpulan data adalah observasi, tes, dan dokumentasi. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa pada siklus I dari 20 siswa hanya 12 siswa yang mampu menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan perbandingan dan skala atau 60% memperoleh nilai 70 ke atas, 8 siswa yang belum mampu atau 40% nilai 70 ke bawah. Hal ini belum memenuhi indikator kinerja, sehingga di lanjutkan pada siklus ke II. Pada siklus II mengalami peningkatan, siswa yang mampu menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan perbandingan dan skala sejumlah 17 siswa atau 85% memperoleh nilai 70 ke atas, dan siswa yang belum mampu sejumlah 3 orang atau 15% yang mendapat nilai 70 ke bawah. Dengan demikian disimpulkan bahwa melalui media visual, kemampuan menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan perbandingan dan skala pada siswa kelas V SDN 6 Suwawa Tengah Kabupaten Bone Bolango meningkat. Kata Kunci : Kemampuan, Menyelesaikan, Perbandingan, Skala, Media Visual.
2
Pembahasan Matematika, menurut Russefendi (dalam Heruman.2012:1), adalah bahasa simbol; ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara induktif; ilmu tentang keteraturan, struktur yang terorganisasi, mulai dari unsur yang tidak didefinisikan, ke unsur yang didefinisikan, ke aksioma atau postulat, dan akhirnya ke dalil. Siswa Sekolah Dasar (SD) umurnya berkisar antara 6 atau 7 tahun, sampai 12 atau 13 tahun. Menurut Piageat (dalam Heruman.2012:1) mereka berada pada fase operasional konkret. Kemampuan yang tampak pada fase ini adalah kemampuan dalam proses berpikir untuk mengoperasikan kaidah-kaidah logika, meskipun masih terikat dengan objek yang bersifat konkret. Dari usia perkembangan kognitif, siswa SD masih terikat dengan objek konkret yang dapat ditangkap oleh panca indra. Dalam pembelajaran matematika yang abstrak, siswa memerlukan alat bantu berupa media, yang dapat memperjelas apa yang akan disampaikan oleh guru sehingga lebih cepat dipahami dan dimengerti oleh siswa. Peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa terhadap mata pelajaran matematika dilakukan dengan menciptakan suasana belajar yang optimal dengan menerapkan media pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa. Dalam melaksanakan proses belajar mengajar diperlukan langkah-langkah sistematis untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Hal yang harus dilakukan adalah dengan menggunakan media yang sesuai dengan kondisi siswa agar siswa berpikir kritis, logis, dan dapat memecahkan masalah dengan sikap terbuka, kreatif, dan inovatif. Kenyataan yang ditemui di kelas V SDN 6 Suwawa Tengah Kabupaten Bone Bolango, masih sebagian besar siswa yang belum mampu menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan perbandingan dan skala. Hal ini dapat dilihat dari 20 orang siswa hanya 8 orang atau 40% yang mampu, sedangkan 8 orang atau 40% kurang mampu, 4 orang atau 20% yang tidak mampu memecahkan masalah yang berhubungan dengan perbandingan dan skala. Media Visual adalah media yang hanya dapat dilihat saja, tidak mengandung unsur suara. Jenis media yang tergolong ke dalam media visual
3
adalah : film, slide, foto, transparansi, lukisan, gambar, dan berbagai bentuk bahan yang dicetak seperti media grafis dan lain sebagainya. Melalui media visual diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa tentang pemecahan masalah yang berhubungan dengan perbandingan dan skala, dan memotivasi guru untuk melaksanakan pembelajaran yang menyenangkan. Judul yang diambil oleh peneliti dalam penelitian ini adalah “Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Masalah yang berhubungan dengan Perbandingan dan Skala melalui Media Visual pada Siswa Kelas V SDN 6 Suwawa Tengah Kabupaten Bone Bolango”
Kajian Teori Kemampuan pemecahan masalah matematika adalah kecakapan atau potensi yang dimiliki seseorang atau siswa dalam menyelesaikan soal cerita, menyelesaikan soal yang tidak rutin, mengaplikasikan matematika dalam kehidupan sehari-hari atau keadaan lain, dan membuktikan, menciptakan atau menguji
konjektur.
(http://mtkstkip.blogspot.com/2012/08/kemampuan-
pemecahan-masalah-matematika.html) (online diakses hari Kamis, 26April 2013 pukul 19.26 Wita). Skala merupakan perbandingan jarak, bentuk, dan ukuran yang tergambar di peta dengan keadaan sesungguhnya di lapangan. Skala dapat dinyatakan dalam bentuk numerik (angka), skala grafik (tongkat), dan skala verbal. Perhatikan contoh di bawah ini. Kota A dan kota B berjarak 50 km, sedangkan jarak pada peta 20 cm. Skala peta dapat ditentukan sebagai berikut. Skala = = = = Jadi, skala peta 1 : 250.000, artinya setiap 1 cm pada peta mewakili 250.000 cm = 2,5 km pada jarak sebenarnya.
4
Apabila skala dan ukuran sebenarnya diketahui maka ukuran pada peta atau denah dapat ditentukan. Apabila skala dan ukuran pada peta diketahui, ukuran sebenarnya dapat ditentukan. Sadiman (2008:6) kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harafiah berarti perantara atau pengantar. Medòëa dalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Banyak batasan yang diberikan orang tentang media. Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (Association of Education and Communication and Technology/AECT) di Amerika, membatasi media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan/informasi. Menurut Gagne’ dan Briggs (dalam Arsyad, 2011:4) secara implisit mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari antara lain buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer. Dengan kata lain, media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Burhanuddin (2009:5) menyatakan bahwa media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak mengandung unsur suara. Jenis media yang tergolong ke dalam media visual adalah : film, slide, foto, transparansi, lukisan, gambar, dan berbagai bentuk bahan yang dicetak seperti media grafis dan lain sebagainya. Arsyad (2011:91) mengemukakan bahwa Media berbasis visual (image atau perumpamaan) memegang peran yang sangat penting dalam proses belajar. Media visual dapat memperlancar pemahaman (misalnya melalui elaborasi struktur dan organisasi) dan memperkuat
ingatan.
Visual
dapat
pula
menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata. Agar menjadi efektif, visual sebaiknya ditempatkan pada konteks yang bermakna dan siswa harus berinteraksi dengan visual (image)
5
itu untuk meyakinkan terjadinya proses informasi. Bentuk visual bisa berupa (a) gambar representasi seperti gambar, lukisan atau foto yang menunjukkan bagaimana tampaknya sesuatu benda; (b) diagram yang melukiskan hubunganhubungan konsep, organisasi, dan struktur isi materia; (c) peta yang menunjukkan hubungan-hubungan ruang antara unsur-unsur dalam materi; (d) grafik seperti tabel, grafik, dan chart yang menyajikan gambaran/kecenderungan data antarhubungan seperangkat gambar atau angka-angka. Kelebihan dari media visual adalah : 1.
Lebih menarik karena ada gambar, sehingga memberikan pengalaman nyata untuk siswa.
2.
Lebih mudah mengingat dengan visual peta konsep, maid mapping dan singkatan.
3.
Media visual dapat memperlancar pemahaman (misalnya melalui elaborasi struktur dan organisasi) dan memperkuat ingatan siswa.
4.
Visual dapat pula menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata.
http://gtnheni.blogspot.com/2011/12/kelebihan-dan-kekurangan-jenis-jenis.html (online diakses hari Kamis, 25April 2013 pukul 14.08) Kelemahan media visual adalah: 1.
Akan terjadi kesulitan jika siswa mengalami masalah pada indra penglihatannya.
2.
Siswa tidak akan memahami gambar jika gambar tidak jelas atau tidak sama dengan bentuk nyatanya.
3.
Tidak dapat melayani siswa dengan gaya belajar auditif dan kinestetik.
4.
Membutuhkan waktu yang lama untuk membuat gambar dan ketrampilan khusus menyajikan gambar sesuai wujud aslinya.
http://gtnheni.blogspot.com/2011/12/kelebihan-dan-kekurangan-jenis-jenis.html (online diakses hari Kamis, 25April 2013 pukul 14.08)
6
Metode Penelitian Metode penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang mengukur kemampuan menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan perbandingan dan skala melalui media visual pada siswa kelas V SDN 6 Suwawa Tengah Kabupaten Bone Bolango. Peningkatan kemampuan menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan perbandingan dan skala melalui media visual pada siswa kelas V SDN 6 Suwawa Tengah Kabupaten Bone Bolango yang di ukur dengan indikatornya: Mampu menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan perbandingan dan skala dengan cara menghitung perbandingan untuk mengukur skala dengan melihat contoh yang divisualisasikan.
Hasil Penelitian Dan Pembahasan Pada bagian ini peneliti menyajikan tentang hasil penelitian mengenai data data yang diperoleh dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini dilaksanakan pada semester II Tahun 2012/3013, yaitu pada siswa kelas V SDN 6 Suwawa Tengah Kabupaten Bone Bolango. Siklus I Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan sesuai rencana yang telah disusun sebelumnya. Dari pelaksanaan siklus I, diperoleh data yaitu data hasil pengamatan siswa, data hasil pengamatan aktivitas guru dalam pembelajaran, hasil evaluasi siswa, serta dokumentasi pembelajaran. Adapun hasil evaluasi siswa dalam menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan perbandingan dan skala dapat dilihat pada tabel berikut ini. Hasil Evaluasi Kemampuan Siswa Menyelesaikan Masalah yang berhubungan dengan Perbandingan dan Skala melalui Media Visual Siklus I Nilai
Jumlah Siswa
30 - 40 41 – 50 51 - 70 71 - 90 91 - 100
8
Mampu
Kategori Kurang Mampu
Tidak Mampu
12 60%
6 40%
2 10%
12 Jumlah Persentase (%)
7
Dengan melihat data tersebut dapat diketahui bahwa dari jumlah 20 orang siswa kelas V SDN 6 Suwawa Tengah Kabupaten Bone Bolango diketahui bahwa kemampuan
siswa
menyelesaikan
masalah
yang
berhubungan
dengan
perbandingan dan skala melalui media visual sejumlah 12 orang atau 60% yang mampu, 6 orang atau 40% yang kurang mampu dan 2 orang atau 10% tidak mampu. Dari 20 orang siswa, 12 orang siswa mencapai kemampuan dengan persentase sebesar 60% yang mampu menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan perbandingan dan skala. Sehingga peneliti menyimpulkan bahwa tindakan yang dilakukan ini belum mencapai indikator kinerja dan akan dilanjutkan pada siklus II.
Siklus II Pelaksanaan tindakan siklus II merupakan tindak lanjut dari siklus I. Dalam hal ini kekurangan pada siklus I akan diperbaaiki pada siklus II. Pelaksanaannya sama seperti pada siklus I. Adapun hasil kemampuan siswa menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan perbandingan dan skala pada siklus II dapat disajikan pada tabel berikut ini. Hasil Evaluasi Kemampuan Siswa Menyelesaikan Masalah yang berhubungan dengan Perbandingan dan Skala melalui Media Visual Siklus II Nilai
Jumlah Siswa
30 – 40 41 – 50 51 – 70
3
71 – 90
4
91 – 100
13
Jumlah Persentase (%)
Mampu
Kategori Kurang Mampu
17 85%
3 15%
Tidak Mampu
Dengan melihat data di atas dapat diketahui bahwa dari jumlah 20 orang siswa kelas V SDN 6 Suwawa Tengah Kabupaten Bone Bolango diketahui bahwa kemampuan siswa menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan perbandingan dan skala melalui media visual sejumlah 17 orang atau 85% yang mampu, 3 orang atau 15% yang kurang mampu.
8
Berdasarkan hasil pengamatan pada aspek kegiatan guru, kegiatan siswa dan pengamatan kemampuan siswa maupun hasil skor perolehan siswa pada evaluasi kemampuan menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan perbandingan dan skala melalui media visual sebagaimana yang telah diuraikan pada tahap pemantauan dan evaluasi menunjukkan bahwa terjadi peningkatan keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran. Persentase capaian jumlah siswa yang memperoleh minimal skor 70 ke atas meningkat dari 12 siswa atau 60% menjadi 17 siswa atau 85% dari jumlah siswa sebanyak 20 orang. Untuk 3 siswa atau 15% yang belum tuntas dalam menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan perbandingan dan skala diberikan evaluasi/latihan soal (PR) untuk memantapkan kemampuan siswa tersebut dalam menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan perbandingan dan skala.
Simpulan Dengan melihat nilai yang dicapai siswa maka bisa kita bandingkan data yang diperoleh dari hasil pengamatan pada siklus I dan siklus II dengan adanya penggunaan media visual meningkatkan kemampuan siswa dari 40 % menjadi 85%. Dengan demikian hipotesis tindakan yang telah dirumuskan yaitu “Jika melalui media visual, maka kemampuan menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan perbandingan dan skala pada siswa kelas V SDN 6 Suwawa Tengah Kabupaten Bone Bolango akan meningkat”. Terbukti dan di terima. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan bahwa media visual meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan perbandingan dan skala pada siswa kelas V SDN 6 Suwawa Tengah Kabupaten Bone Bolango.
9
Daftar Pustaka Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Aunurrahman, dkk. 2009. Penelitian Pendidikan SD. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Departemen Pendidikan Nasional. Burhanudin Elita, Hari Wibowo dan Irmawati. 2009. Media. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bahasa. Heruman. 2012. Model Pembelajaran Matematika Di Sekolah Dasar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. http://gtnheni.blogspot.com/2011/12/kelebihan-dan-kekurangan-jenis-jenis.html (online diakses hari Kamis, 25April 2013 pukul 14.08) http://mtkstkip.blogspot.com/2012/08/kemampuan-pemecahan-masalahmatematika.html (online diakses hari Kamis, 26April 2013 pukul 19.26 Wita) http://studyhardisthebest.blogspot.com/2011/04/pengertian-skala-danmacamnya.html (online diakses hari Kamis, 25April 2013 pukul 12.08 Wita) http://www.plengdut.com/2013/03/pengertian-perbandingan.html ) (online diakses hari Kamis, 25April 2013 pukul 12.41 Wita) Kusumadewi, Eka Safitri. 2011. Penggunaan Media Visual Dalam meningkatkan Minat Belajar IPS Siswa Di SDN Pondok Pinang 012 Pagi Jakarta. Skripsi. Jakarta : Program Sarjana Strata Satu Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Nurnaningsih, Rofidah. 2009. Upaya Meningkatkan Kemampuan membaca dan Menulis Dengan Media Gambar Pada Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas MIN Ngawen Gunung Kidul. Skripsi. Yokyakarta. Program Sarjana Strata Satu Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. Sadiman, Arief S. 2008. Media Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. -------------- 2008. Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Sukajati. 2008. Penelitian Tindakan Kelas Di SD. Yokyakarta : Pusat Pengembangan Dan Pemberdayaan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Matematika.
10
Sumanti,Y.D, Heny Kusumawati dan Nur Aksin. 2008. Gemar Matematika 5 untuk Kelas V SD/MI. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.