37
BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian Adapun lokasi yang menjadi tempat penelitian yaitu di Desa Boludawa Kecamatan Suwawa Kabupaten Bone Bolango. Waktu penelitian dilakukan dari tanggal 28 Mei – 09 Juni 2013.
1.2 Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan pendekatan Cross Sectional yaitu penelitian yang bertujuan menjelaskan pengaruh kualitas air sumur gali terhadap kejadian diare diare di desa Boludawa kecamatan Suwawa.
1.3 Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional 1.3.1 Variabel Penelitian 1. Variabel Terikat Variabel terikat adalah kejadian diare di Desa Boludawa Kecamatan Suwawa Kabupaten Bone Bolango. 2. Variabel Bebas a) Kualitas air sumur gali berdasarkan parameter fisik. b) Kualitas air sumur gali berdasarkan parameter kimia. c) Kualitas air sumur gali berdasarkan parameter biologi.
37
38
1.3.2 Definisi Operasional Adapun definisi operasional variabel penelitian yang akan digunakan adalah sebagai berikut : 1. Kejadian diare 1) Penderita : merupakan penderita diare di desa Boludawa yang tercatat sebagai penderita diare dari bulan Januari – Mei, yang datanya diambil dari puskesmas Suwawa. 2) Bukan penderita : merupakan orang yang tidak menderita diare. 2. Parameter fisik a. Warna Warna adalah merupakan salah satu parameter dalam menentukan kualitas fisik air. Pengukurannya melalui visual peneliti. Kategori : 1) Tidak memenuhi standar : Berwarna 2) Memenuhi standar : Tidak berwarna Standar parameter fisik warna dalam penelitian ini disesuaikan dengan Permenkes no 492 tahun 2010 tentang standar air bersih sebagai sumber air minum. b. Bau Air minum yang berbau selain tidak estetis juga tidak diterima oleh masyarakat. Bau air dapat memberi petunjuk akan kualitas air.
39
Kategori : 1) Tidak memenuhi standar : Bau 2) Memenuhi standar : Tidak bau Standar parameter fisik untuk bau dalam penelitian ini disesuaikan dengan Permenkes no 492 tahun 2010 tentang standar air bersih sebagai sumber air minum. Dikatakan memenuhi standar jika air tidak berbau dan dikatakan tidak memenuhi standar jika air berbau. c. Rasa Air minum biasanya tidak memberi rasa atau tawar. Air yang tidak tawar dapat menunjukkan kehadiran zat yang dapat membahayakan kesehatan. Kategori : 1) Tidak memenuhi standar : Berasa 2) Memenuhi standar : Tidak berasa Standar parameter fisik rasa dalam penelitian ini disesuaikan dengan Permenkes no 492 tahun 2010 tentang standar air bersih sebagai sumber air minum. Dikatakan memenuhi standar jika air tidak berasa dan dikatakan tidak memenuhi standar jika air berasa. d. Jumlah zat padat terlarut (TDS) TDS (Total Dissolved Solids) adalah jumlah zat padat terlarut yang berupa senyawa-senyawa kimia dan bahan-bahan lain dalam air sumur gali. Metode pengumpulan data menggunakan pengukuran secara
40
langsung di lokasi penelitian yaitu di tiap sarana air bersih yang menjadi sampel dengan menggunakan TDS meter. Kategori : 1) Tidak memenuhi standar : > 500 Mg/l 2) Memenuhi standar : ≤ 500 Mg/l Standar parameter fisik untuk TDS dalam penelitian ini disesuaikan dengan Permenkes no 492 tahun 2010 tentang standar air bersih sebagai sumber air minum. Dikatakan memenuhi standar jika ≤ 500 Mg/l dan tidak memenuhi standar jika > 500 Mg/l. e. Kekeruhan Air yang keruh disebabkan oleh adanya butiran-butiran koloid dari tanah liat. Semakin banyak kandungan koloid maka air semakin keruh. Kategori : 1) Tidak sesuai standar : > 5 NTU 2) Sesuai standar : ≤ 5 NTU Standar parameter fisik untuk kekeruhan dalam penelitian ini disesuaikan dengan Permenkes no 492 tahun 2010 tentang standar air bersih sebagai sumber air minum. Dikatakan memenuhi standar jika ≤ 5 NTU dan tidak memenuhi standar jika > 5 NTU.
41
3. Parameter Kimia pH merupakan derajat keasaman dari air sumur gali. Metode pengumpulan data dengan pengukuran langsung lokasi penelitian yaitu dengan menggunakan pH meter. Kategori : 1) Tidak memenuhi standar : < 6,5 dan > 8,5. 2) Memenuhi standar : 6,5 - 8,5. Standar parameter kimia dalam penelitian ini disesuaikan dengan Permenkes no 492 tahun 2010 tentang standar air bersih sebagai sumber air minum. Dikatakan memenuhi standar jika 6,5 - 8,5. dan tidak memenuhi standar jika < 6,5 dan > 8,5. 4. Parameter biologi Adanya bakteri e.coli yang terkandung dalam air sumur gali. Metode pengambilan data dengan melakukan pengamatan dilaboratorium dengan teknik MPN (Most Probability Number). Kategori : 1) Tidak memenuhi standar : Ada E.coli 2) Sesuai standar : Tidak ada E.coli Standar untuk parameter biologi dalam penelitian ini disesuaikan dengan Permenkes no 492 tahun 2010 tentang standar air bersih sebagai sumber air minum. Dikatakan memenuhi standar jika tidak ada e.coli dan tidak memenuhi standar jika ada e.coli.
42
1.4 Populasi Dan Sampel 1.4.1 Populasi Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2010: 115). Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh sumur gali yang digunakan oleh masyarakat yang ada di Desa Boludawa Kecamatan Suwawa Kabupaten Bone Bolango yaitu 204 sumur gali. 1.4.2 Sampel Sampel adalah bagian dari populasi dimana data atau informasi yang dibutuhkan dapat diperoleh secara langsung. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan cara Cluster random sampling. Berdasarkan perhitungannya didapatkan sampel sebanyak 50 sumur. Adapun caranya yaitu sebagai berikut : a) Jumlah sumur gali didusun I yaitu 46, maka penarikan sampelnya : ସ ଶସ
x 100% = 22% ଶଶ
= ଵ x 46 = 10 b) Jumlah sumur gali didusun II yaitu 44, maka penarikan sampelnya : ସସ ଶସ
x 100% = 21,5% =
ଶଵ,ହ ଵ
x 44 = 9
c) Jumlah sumur gali didusun III yaitu 56, maka penarikan sampelnya : ହ ଶସ
x 100% = 27,5% =
ଶ,ହ ଵ
x 56 = 15
43
d) Jumlah sumur gali didusun IV yaitu 58, maka penarikan sampelnya : ହ଼ ଶସ
x 100% = 28,4% =
ଶ଼,ସ ଵ
x 58 = 16
Penentuan 50 sumur gali yang diteliti dari 204 sumur gali yang ada, dilakukan secara random atau acak dari data kepemilikan sarana air bersih sumur gali milik pemerintah desa Boludawa. 1.5 Teknik Pengumpulan Data 1.5.1 Sumber Data Penelitian Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka teknik pengambilan data dilakukan menurut sumber data, yaitu data primer dan data sekunder. 1. Data Primer Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui pengukuran dan pengamatan kualitas air berdasarkan parameter fisik, parameter kimia, dan parameter mikrobiologis yang dilakukan di lokasi penelitian dan laboratorium. 2. Data Sekunder Data sekunder dalam penelitian ini berupa data jumlah sumur gali dan jumlah penderita diare yang ada di Desa Boludawa Kecamatan Suwawa Kabupaten Bone Bolango yang diperoleh dari puskesmas Suwawa dan Dinas Kesehatan Kabupaten Bone Bolango. Data ini digunakan
sebagai
dasar
dalam
melakukan
observasi
menentukan sarana air bersih yang akan diambil sampel airnya.
untuk
44
1.5.2 Instrumen Penelitian 1. Alat Tulis Adalah alat yang digunakan untuk mencatat, melaporkan hasil penelitianan. Alat tersebut adalah pulpen, kertas, pensil, dan computer. 2. TDS Meter Adalah alat yang digunakan untuk melakukan pengukuran, guna mengetahui jumlah zat padat terlarut dalam air sumur gali yang menjadi sampel dalam penelitian ini. 3. Turbidimeter Adalah alat yang digunakan untuk melakukan pengukuran, guna mengetahui tingkat kekeruhan dalam air sumur gali yang menjadi sampel dalam penelitian ini. 4. pH Meter Adalah alat yang digunakan untuk melakukan pengukuran, guna mengetahui derajat keasaman air sumur gali yang menjadi sampel dalam penelitian ini. 5. Vortex, cawan petri dish, tabung erlemenyer, dispo, inkubator, autoclave, colony counter, pembakar bunsen, dan tabung reaksi. Adalah alat-alat yang digunakan dan diperlukan dalam melakukan pengamatan untuk mengetahui keberadaan bakteri E.coli dalam air sumur gali yang menjadi sampel dalam penelitian ini.
45
1.5.3 Pengumpulan Data Langkah-langkah dan cara pengumpulan data yang dilakukan dalam proses penelitian yaitu : 1. Tahap pengumpulan data sekunder Pengambilan data sekunder sebagai data awal yang dibutuhkan dalam penelitian. 2. Tahap pelaksanaan Pengambilan data primer dilakukan melalui pengukuran
dan
pengamatan langsung dilaboratorium. Adapun prosesnya meliputi : a. Pengukuran parameter fisik 1) Prosedur pengukuran warna a) Melihat secara teliti warna air sumur gali b) Mencatat hasilnya 2) Prosedur pengukuran rasa a) Merasa dengan teliti rasa air sumur gali b) Mencatat hasilnya 3) Prosedur pengukuran bau a) Mencium secara teliti bau air sumur gali b) Mencatat hasilnya 4) Prosedur pengukuran kekeruhan a) Masukan air ke dalam tabung sampel ke dalam tabung yang telah tersedia pada alat tersebut. b) Hidupkan Turbidimeter.
46
c) Kalibrasi
alat
turbidimeter
terlebih
dahulu
dengan
menggunakan cairan standar yang tersedia. d) Masukan tabung sampel yang di uji ke dalam turbidimeter. e) Tekan tombol “READ”. f) Mencatat hasilnya. 5) Prosedur pengukuran TDS a) Tekan tombol ON untuk menghidupkan alat TDS Meter. b) Celupkan “probes” ke dalam sampel air hingga melewati batas/tanda selama beberapa menit. c) Catat hasil TDS air. b. Pengukuran parameter kimia 1) Prosedur pengukuran pH a) Tekan tombol ON untuk menghidupkan alat pH Meter. b) Celupkan alat pH meter ke dalam sampel air selama beberapa menit. c) Setelah angka yang tertera pada display stabil, catat hasil pH air. c. Pengukuran parameter biologi (E.coli) 1) Proses pengambilan sampel air sumur gali a) Mempersiapkan lembar observasi sesuai dengan nomor sumur. b) Mengikatkan tali pada botol timba yang sudah distrilkan. c) Menurunkan botol sampel kedasar sumur minimal 15 cm dari dasar air dan menariknya keatas .
47
d) Memanaskan mulut botol sampel dengan api selama 30 detik. e) Secara bersamaan memanaskan mulut botol timba dan botol sampel dengan api kemudian memindahkan air ke dalam botol sampel. f) Menutup rapat botol sampel. g) Member label pada botol sampel . h) Memasukan dan mengatur posisi botol sampel dengan rapi agar tidak miring. 2) Cara kerja dilaboratorium Cara kerja untuk proses sterilisasi botol sampel adalah sebagai berikut : a) Menyiapkan botol sampel untuk pengambilan sampel air sumur. b) Menggunakan botol-botol yamg di tutup dengan sempurna. c) Membersihkan botol dan membilasnya sebanyak 2 kali dengan air destilasi. d) Membungkus leher botol dengan aluminium foil. e) Mensterilkannya selam 60 menit pada suhu 1800C dalam oven. Cara Kerja untuk proses Uji Penduga adalah sebagai berikut : f) Membuat pengenceran dari sampel yang akan di periksa mulai dari pengenceran 10-1, 10-2, 10-3 atau 10-4, 10-5, 10-6. g) Sediakan 12 tabung reaksi, 3 tabung berisi 9 ml aquades steril, 9 tabung berisi 9 ml Broth (LB).
48
h) Sediakan sampel sebanyak 100 ml i) Ambil 1 ml dari sampel, masukan kedalam tabung pertama (isi aquades), kocok sampai homogen, hingga konsentrasi larutan dalam tabung pertama menjadi 10-1. j) Ambil 1 ml dari tabung pertama masukan ke dalam tabung kedua, kocok sampai homogen, hingga konsentrasi larutan di dalam tabung ke dua menjadi 10-2, dan buat juga pengenceran 10-3. k) Ambil larutan dari tabung 10-1, sebanyak masing-masing 1 ml untuk 3 tabung (isi LB 9 ml) 10-1, kemudian ambil larutan dari tabug 10-2, sebanyak masing-masing 1 ml untuk 3 tabung 10-2, juga untuk pengenceran 10-3. l) Inkubasi dengan suhu 370C selama 2 x 24 jam. Cara Kerja untuk proses Uji Penguat adalah sebagai berikut : a) Jarum ose disterilkan terlebih dahulu b) Diambil sampel pada uji penduga yang positif dengan menggunakan jarum ose. c) Digoreskan pada media EMBA dengan goresan sinambung. d) Di inkubasi selama 24 jam pada suhu 300 C. e) Apabila koloni bakteri berwarna hijau metalik maka positif E.coli. Rumus pengenceran : Nilai MPN x
ଵ ୟ୩୲୭୰ ୮ୣ୬ୣ୬ୡୣ୰ୟ୬ ୢ୧୲ୣ୬ୟ୦
49
1.6 Teknik Analisis Data Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Analisis Univariat Analisis univariat digunakan untuk melihat distribusi frekuensi variabel independen dan variabel dependen. 2. Analisis Bivariat Analisis
bivariat
digunakan
untuk
mengetahui
kemaknaan
hubungan/pengaruh variabel Independen dan variabel Dependen. Uji statistik yang digunakan yang digunakan untuk membantu analisis adalah uji Chi-Square dengan menggunakan bantuan statistika komputer. Hasil uji Chi-Square dapat mengetahui ada tidaknya pengaruh antara dua variabel Xdan Y yang bermakna secara statistic (Nugroho, 2009 :34). Yang menjadi dasar pengambilan keputusan penerimaan hipotesis berdasarkan tingkat signifikan (nilai α) sebesar 95%. a. Jika nilai p value ≤ α (0,05) maka H0 ditolak. b. Jika nilai p value > α (0,05) maka H0 diterima. Untuk mengetahui pengaruh kualitas air terhadap kejadian diare digunakan rumus Chi-Square dengan rumus alternatif Fisher’s Exact Test.