1
REZIM MEDIS DAN PENGOBATAN TRADISIONAL ( Etnografi di Kecamatan Suwawa Tengah Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo ) ABSTRAK Nirmawati R. Abas. Nim: 281410073. Rezim Medis dan Pengobatan Tradisional (Etnografi di Kecamatan Suwawa Tengah Kabupaten Bone Bolango provinsi gorontalo). Skripsi, Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Ridwan Ibrahim, S.pd.,M.Si dan pembimbing II Yowan Tamu, S,Ag.,MA Penelitian ini di lakukan di Kecamatan Suwawa Tengah Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo. Untuk mendekskripsikan bagaimana perilaku masyarakat, kondisi sosial ekonomi masyarakat, serta pola pemikiran masyrakata terhadap pengobatan tradisional dan medis. Adapun teori yang di pakai dalam penelitian ini adalah teori fungsional struktural. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan etnografi. Teknik pengumpulan data di lakukan denga cara observasi, wawancara secara mendalam, dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini mengambarkan bagaimana perilaku masyarakat terhadap sistem pengobatan. Pengobatan tradisional tetap bertahan sampai dengan sekarang di karenakan kebutuhan dari masyarakat. Hal ini tetap bertahan karena. Yang menggunakan pengobatan tradisional ini pun tidak hanya masyarakat kalangan ekonomi bawah saja, akan tetapi ada juga masyarakat ekonomi kalangan menengah sampai dengan kalangan atas datang berobat ke dukun yang ada di Kecamatan Suwawa Tengah. Selain itu juga mengapa masyarakat lebih memilih pengobatan tradisonal semua itu di sebabkan oleh faktor ekonomi dan kebiasaan masyarakat untuk melakukan pengobatan tradisional. Selain faktor-faktor tersebut dalam penelitian ini juga di temukan ada beberapa kalangan menengah keatas yang mengunakan penggobatan tradisional, dan datang kedukun dengan keluhan-keluhan yang bermacam-macam. Kata kunci. Dukun dan pengobatan tradisional Nirmawati R. Abas. Nim: 281410073. Pembimbing I Ridwan Ibrahim, S.pd.,M.Si dan pembimbing II Yowan Tamu, S,Ag.,MA Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan yang mendasar bagi keberlangsungan hidup manusia. Disamping kebutuhan-kebutuhan lainnya seperti pangan, tempat tinggal dan pendidikan, karena hanya dalam keadaan sehat manusia dapat hidup, tumbuh berkembang, berkarya dan mengaplikasikan ide-ide yang dimilki dengan baik. Salah satu strategis adaptasi manusia mengaplikasikan ide-ide yang dimiliki dengan cara untuk menguasai lingkungan dibidang kesehatan. Strategi ini tumbuh dan berkembang dalam 2
usaha manusia untuk menghindari dan menanggulangi penyakit. Seperti dinyatakan oleh Fostor Foster dan Anderson (1979: 13)1 dalam menghadapi penyakit ini, manusia telah mengembangkan suatu pengetahuan yang luas dan komplek, yang mencakup kepercayaan, teknik, peranan, norma, nilai ideologi, sikap, kebiasaan, ritus, dan berbagai lambang (simbol) yang satu sama lain bertalian erat dan membentuk suatu kekuatan. Inilah yang melahirkan suatu sistem kesehatan, yang merupakan keseluruhan pengetahuan, kepercayaan, keterampilan, dan praktek yang secara komprehensif mencakup seluruh aktivitas klinis dan nonklinis serta melibatkan institusi formal dan informal. Dengan demikian seperti yang dijelaskan di atas bahwa tingkah laku manusia dalam menghadapi masalah kesehatan sifatnya terencana atau terpola dalam suatu sistem kesehatan yang merupakan salah satu bagian dari budaya masyarakat yang bersangkutan. Salah satu budaya masyarakat gorontalo yakni dalam sistem pengobatan penyakit yang di derita oleh masyarakat, pengobatanya menggunakan jasa dukun. Masyarakat gorontalo sejak dulu sudah mengenal dukun sebagai tempat berobat sebelum adanya tenaga medis yang mengatasi keluhan-keluhan atau penyakit, maka dari itu budaya pengobatan dukun agar kiranya dapat dilestarikan keberadaanya. Serta dapat diwariskan kepada masyarakat gorontalo. Pewarisanya pun dapat dilakukan melalui keluarga dan dengan beriringnya waktu proses tradisi itu sendiri dapat berkembang melalui lembaga pendidikan dan lembaga sosial masyarakat dari sinilah masyarakat dibelajarkan dan akan mengetahui seberapa pentingnya tradisi itu untuk dipertahankan. Warisan budaya pada intinya adalah suatu pengetahuan yang dapat berfungsi menghadapi tantangan kehidupan. Dalam masyarakat tradisional pengetahuan umumnya diperoleh dengan cara belajar dan mewarisinya secara turun temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya. 1
Fostor Foster dan Anderson dalam T. Sianipar (DKK), 1992. Dukun Mantra Dan Kepercayaan. PT Gratikatama Jaya 1992. Hal , 2
3
Sebagai salah satu unsur kebudayaan daerah yang bersifat universal yang telah diwarisi secara turun tenurun oleh masyarakat pendukungnya, salah satu diantaranya adalah pengetahuan yang berkenaan dengan kesehatan khususnya pengobatan tradisional.2 Setiap kelompok etnis relatif telah menguasai dan mengembangkan pengetahuan kesehatan. Pengetahuan kesehatan tradisonal dengan pengetahuan medis modern memiliki persamaan dan juga perbedaan, namun secara umum pengobatan kesehatan tradisional yang dikenal dan dipahami oleh dukun berbeda dengan pengobatan kesehatan medis modern.3 Dukun merupakan seseorang yang membantu masyarakat dalam upaya penyembuhan penyakit melalui tenaga supranatural, dan dukun ini pula dikenal dengan orang yang dapat meringgankan penyakit yang diderita oleh pasien model penyembuhanya pula dilakukan dengan cara model penyembuhan kesehatan tradisional, alat yang digunakan, obat yang digunakan terkadang memakai ritual, iringan musik tradisional, tari-tarian, penggunaan mantra, mengenal kemali (pantangan), atau dengan kata lain penyembuhan dengan menggunakan keterampilan tangan seperti cara mengalun, bagian-bagaian tertentu, di samping itu memberikan berbagai obatobatan dari macam-macam ramuan yang berasal dari dedaunan, akar tumbuh-tumbuhan, dan umbi-umbian yang keseluruhan jarang dijumpai dalam sistem kesehatan medis modern.4 Sudah menjadi pengetahuan umum dimana-mana di indonesia selalu ada terdapat dukun. Dukun sendiri pun tidak lepas dari pengalaman peraliahan itu. Percampuran konsep lama dan baru (modern) tentang penyakit, seperti terungkap dalam praktek pengobatan sanro menunjukan gejala ini. Namun dapat pula dikatakan, bahwa dukun merupakan agen penerus dan pengawet segi tertentu dari kebudayaan asli masyarakat.5
2
Ilham, 2012, Skripsi. Eksistensi Pengobatan Dukun Patah Tulang . Studi Pada Masyarakat Gayo. Universitas Negeri Medan. Hal, 1 3 Ilham. Ibid, Hal, 2 4 5
http://www.artikata.com/arti-325741-dukun.html. Di Akses Tanggal 25 Januari, 19.45. 2014 T. Sianipar (DKK), Ibid, hal, 107
4
Berdasarkan latar belakang diatas maka, yang menjadi rumusan masalah adalah 1. Bagamana perilaku masyarakat mengenai pengobatan tradisional? 2. Bagaimana kondisi sosial ekonomi masyarakat di Kecamatan Suwawa Tengah? 3. Bagaimana kondisi kesehatan masyarakat? Pengobatan Tradisional Di Indonesia istilah pengobatan alternatif sering ditukar dengan istilah pengobatan tradisional. Menurut pendapat organisasi kesehatan dunia (WHO) ada beraneka-macam jenis pengobatan tradisional yang bisa dibedakan lewat cara-caranya. Perbedaan ini dijelaskan sebagai terapi yang berdasarkan cara-cara seperti terapi spiritual yang terkait hal gaib atau terapi dengan tusukan jarum. Jenis terapi yang kedua berdasarkan obat-obatan seperti jamu dan pengobatan herbal (Timmermans 2001:1).6 Pembagian ini sering dikenal sebagai jenis pengobatan yang berdasarkan mantra-mantra dan jenis pengobatan lain yang berdasarkan alat-alat. Tidak ada pendidikan formal untuk kebanyakan pengobatan alternatif, khusunya pengobatan yang pakai cara-cara. Ini tergantung pada faktor keahlian dan apakah pengobatan ini bisa ditulis atau tidaknya. Pada umumnya pengobatan yang bersifat obat-obat Cina seperti jamu dan pengobatan herbal, bisa ditulis. Kebijaksanaan bisa dipelajari dari buku-buku. Walaupun pada pihak yang lain pengobatan alternatif yang dipengaruhi supranatural atau metafisik tidak bisa dipelajari dari buku-buku, malahan pelajaran atau pendidikan pengobatan yang terkait hal gaib hanya bisa dilatih orang yang mempunyai keahlian khusus untuk menjadi dukun. Keahlian ini tidak terdapat melalui pendidikan formal tetapi lewat keturunun saja atau bakat dari tuhan, karena itu bukan setiap orang bisa memilih berlatih pengobatan alternatif yang terkait hal ghaib.
6
Timmermans 2001:1,2004, Dalam Seni Pengobatan Alternatif Pengetahuan Dan Persepsi. Tugas Studi Lapangan Diajukan Untuk Menemuhi Persyaratan Dalam Program ACICIS Studi Lapangan. Universitas Muhammadiyah Malang. Hal, 11
5
(Timmermans 2001:1).7 Akan tetapi, organisasi sistem pelayanan kesehatan, baik modern maupun tradisional, sangat menentukan dan berpengaruh terhadap perilaku mencari pengobatan (Rahmadewi, 2009).8 Secara umum Kalangie membagi sistem medis ke dalam dua golongan besar, yaitu sistem medis ilmiah yang merupakan hasil perkembangan ilmu pengetahuan (terutama dalam dunia barat) dan sistem non medis (tradisional) yang berasal dari aneka warna kebudayaan manusia (Rahmadewi, 2009).9 Pengobatan kedokteran berbasis pembuktian ilmiah, sedangkan pengobatan tradisional berdasarkan kearifan lokal yang berasal dari kebudayaan masyarakat,termasuk di antaranya pengobatan dukun, yang dalam mengobati penyakit menggunakan tenaga gaib atau kekuatan supranatural. Pengobatan maupun diagnosis yang dilakukan dukun selalu identik dengan campur tangan kekuatan gaib atau pun yang memadukan antara kekuatan rasio dan batin. Pengobatan Modern Pengobatan modern merupakan pengobatan yang mengunakan alat-alat cangih atau pun pengobatannya dilakukan oleh tenaga medis dan sudah berkompoten dalam bidangnya. Maka hal ini akan berhunbungan dengan rumah sakit dan dunia kedokteran, sehingganya menimbulkan banyak rumah sakit dibangun dengan standar internasional. Di dalam suatu ilmu kesehatan untuk menyembuhkan suatu penyakit ada dua macam pengobatan, yaitu pengobatan modern dan pengobatan tradisional. Pengobatan ini sangat berbeda satu sama lain. Pengobatan modern adalah pengobatan pengobatan yang dilakukan dengan caracara modern atau telah diuji cobakan dengan sebuah penelitian dan dapat dipertanggung jawabkan. Namun, dari cara pembuatan obat modern memiliki sedikit keunggulan, karena dibuat 7
Timmermans 2001:1,2004, Op.cit, Dalam Seni Pengobatan Alternatif Pengetahuan Dan Persepsi. Tugas Studi Lapangan Diajukan Untuk Menemuhi Persyaratan Dalam Program ACICIS Studi Lapangan. Universitas Muhammadiyah Malang. Hal, 11 8 Rahmadewi Dalam Muhammad Irfan (DKK). 2012, jurnal, Etnografi Dukun. Studi Antropologi Tentang Praktik Pengobatan Dukun Di Kota Makasar. Balai Penelitian Dan Pengembangan Agama Makassar, Universitas Hasanudin. Hal, 3 9 Op.cit.Hal, 3
6
dengan mesin dan pada umumnya dilakukan secara terukur dan melalui proses percobaan yang terkontrol. Sterilisasi atau faktor kebersihan obat modern jauh lebih terjaga. Pengobatan modern menurut hemat penulis, pada dasarnya mengunakan tenaga medis atau dengan kata lain adalah dokter. dan semua aktifitas yang terjadi pun sistem modern. Adapun alat yang digunakan oleh pengobatan medis ini merupakan alat-alat cangih. Serta sistem pengolahan obat-obatan pun sudah menggunakan teknologi modern. Sampai-sampai lembaga medis ini semakin memiliki legitimasi untuk membedakan, menentukan, bahkan memprediksi bahwa manusia yang tergolong dalam kategori sehat atau sakit. Tenaga medis (dokter) merupakan salah satu penopang penting dalam pengobatan modern. karena dengan keahlian yang dimiliki oleh seorang dokter ini dapat membantu dalam pengobatan modern salah satu contonya yakni dokter ini dapat mendeteksi penyakit yang diderita. Fungsionalisme Struktural Secara ekstrim, fungsionalis berfikir bahwa masyarakat pada awalnya disusun oleh individu yang ingin memenuhi kebutuhan biologisnya secara bersama, namun pada akhirnya berkembang menjadi kebutuhan-kebutuha masyarakat. Nah dari kolektif inilah yang membentuk nilai masyarakat, dan nilai inilah yang membuat masyarakat seimbang. Setiap manusia yang hidup pasti memiliki fungsinya masing-masing, begitu pun dengan dukun dan pengobatannya.10 Dukun memiliki fungsi dimata masyarakat guna dalam penyembuhan penyakit yg diderita. Tidak hanya dukun saja yang memiliki fungsi akan tetapi dalam pengobatannya pun ada model pengobatan tradisional yang memiliki fungsi. Contohnya adalah air, air tersebut fungsinya untuk mengobati atau meringankan penyakit, ketika air itu diminum dan diusapkan pada bagian yang sakit maka itu lah fungsi dari air tersebut. Karena
10
Ridwan Ibrahim, 2010. Bahan Ajar Pengantar Sosiologi. Universitas Negeri Gorontalo. Hal 21
7
manusia hanya dalam keadaan sehat bisa beraktifitas dengan baik, jika salah satu anggota tubuhnya tidak berfungsi maka manusia itu tidak akan berfungsi juga. Mengapa peneliti memilih fungsionalisme sebagai teori ini karena hal ini ada keterkaitannya dengan permasalahan yang ada. Karena fungsionalisme melihat sistem sosialnya dan teori ini juga berdasarkan mekanisme sosial masyarakat dan prinsip-prinsip yang ada didalam masyarakatnya. Dalam hal ini masyarakat tersusun atas bagian-bagian seperti dalam masyarakat disuwawa tengah ada yang masih mempercayai pengobatan tradisional yang mengunakan jasa dukun sebagai tempat berobat karena menurut mereka pengobatan itu memiliki fungsi untuk menyembuhkan penyakit yang diderita dan media yang dilakukan seperti air memiliki fungsi juga dimata mereka. Secara ringkas, fungsionalisme itu sendiri melihat masyarakat itu ibarat sebuah organisme, mahluk hidup yang bisa sehat atau sakit. Ia bisa sehat jika bagian-bagian dari fungsi pengobatan yang ada. Dalam hal ini perlu dibedakan dua fungsi sosial, yaitu fungsi manifes dan fungsi laten. Fungsi manifes adalah fungsi yang diketahui dan dimafhumi oleh individu-individu dalam sistem sosial tersebut, sementara fungsi laten adalah fungsi yang tak diketahui.11 METODE PENELITIAN Pelaksanaan penelitian ini adalah sembilan bulan terhitung sejak dari bulan februari 2014 hinga awal bulan oktober 2014. Dan tempat pelaksanaan penelitian ini di Kecamatan Suwawa Tengah Kabupaten Bone Bolanga Provinsi Gorontalo. Pertimbangan memilih Kecamatan Suwawa Tengah adalah. 1. Kecamatan Suwawa Tengah adalah satu Kecamatan yang masih mempertahankan budaya pengobatan tradisional (dukun) mereka sejak dulu sampai dengan sekarang. Perkembangan dunia teknologi tidak membuat masyarakat yang ada di Kecamatan Suwawa Tengah menghilangkan kebiasaan yang sudah mereka pertahankan.
11
Ridwan. Ibid, Hal 21
8
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, hal ini karena masalah yang diteliti merupakan suatu situasi sosial yang sifatnya deskriptif. Menurut Satori dan Komariah, penelitian kualitatif merupakan pendekatan penelitian yang mengungkap situasi sosial tertentu dengan cara mendeskripsikannya secara benar, dibentuk menggunakan kata-kata serta berdasarkan teknik pengumpulan dan analisis data yang relevan dan diperoleh dari situasi yang alamiah. 12 Sementara itu Bogdan dan Guba mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data-data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang ataupun dari perilaku yang diamati.13 Oleh karena itu, data dalam penelitian ini merupakan datadata deskriptif, yakni data yang berupa kata-kata dan tidak menekankan pada angka (kuantitas) tertentu. Penggunaan metode ini bertujuan untuk mengungkap dan menjelaskan makna dari peristiwa yang ada. Sugiyono mengungkapkan bahwa, “metode kualitatif digunakan untuk memperoleh data yang mendalam, yakni data yang mengandung makna”.14 Sebagaimana lazimnya penelitian kualitatif, peneliti dalam hal ini sekaligus instrumen penelitian. Penentuan informan dilakukan dengan purposive, yang terdiri dari duku, masyarakat setempat, dan pasien Informan yang dipilih adalah mereka yang mudah diajak bicara, mengerti tentang informasi yang peneliti butuhkan, dan yang senang diajak bekerja sama (Endaswara, 2006). Data pada penelitian ini dibagi atas dua yakni data primer dan data sekunder. Satori dan Komariah mengatakan bahwa data primer merupakan sumber data yang langsung memberikan data kepada peneliti, sedangkan data sekunder merupakan sumber data yang tidak langsung
Djam’an Satori dan Aan Komariah, 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Alfabeta: Bandung. Hal, 25 Dalam Uhar Suharsaputra, 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Tindakan, Bandung: Refika Hal, 181 14 Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Hal, 9 12
13
Aditama.
9
memberikan data kepada peneliti.15 Data primer diperoleh melalui proses wawancara secara mendalam antara peneliti dan informan terpilih. Sedangkan data sekunder diperoleh dari dokumen (resmi dan tidak resmi) seperti buku, internet dan profil lokasi penelitian yang memiliki keterkaitan dengan masalah dalam penelitian. Analisis data diakukan secara deskriptif etnografi, yakni berusaha mendeskriptikan subjek penelitian dan cara mereka bertindak, berkata-kata. Analisis data juga dilakukan dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yakni hasil wawancara, catatan lapangan, dokumen-dokumen, dan lain-lain. Setelah itu mereduksi data, memaparkan data dan simpulan melalui pelukisan dan verifikasi.16 Pendekatan etnografi yang digunakan dalam penelitian ini mengaju pada model pendekatan emik, yakni memandang fenomena-fenomena sosial budaya atas dasar sudut pandang masyarakat yang menjadi objek kajian, yakni dukun, masyarakat, dan pasien. Penelitian ini juga menggunakan pendekatan etnografi. HASIL PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENGOBATAN TRADISIONAL Pengobatan tradisional memang merupakan salah satu penggobatan yang di gemari oleh masyarakat pedesaan hal ini terjadi di karenakan biyayanya yang murah dan jaraknya pun tidak begitu jauh dari pemukiman warga setempat. Karena yang melakukan pengobatan tersebut merupakan masyarakat yang berada tinngal di pemukuman warga. Salah satu dari mereka memiliki keterampilan untuk melakukan pengobatan yang berorientasi terhadap penggobatan tradisioanal. Secara komprensif dapat dikatakan bahwa setiap manusia memiliki sistem kesehatan, dapat dimaklumi banwa di Indonesia memiliki berbagai sistem kesehatan,masing-masing
15
Djam’an Satori dan Aan Komariah. Ibid, hal, 103
16
Endraswara, Suwardi. (2006). Metode, Teori, Teknik Penelitian Kebudayaan. Ideologi, Epistemologi, dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Widyatama. 10
kelompok budaya etnis ini telah mengembangkan sistem kesehatan mereka, yang mungkin satu sama lain memiliki perbedaan.17 KONDISI EKONOMI SOSIAL MASYARAKAT Penelitian rezim medis dan pengobatan tradisional ini juga membahas bagaimana kondisi sosial ekonomi masyarakat yang ada di Kecamatan Suwawa Tengah sehinganya kita bisa mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan masyarakat lebih memilih pengobatan tradisional Faktor ekonomi sangat mempengaruhi setiap kehidupan manusia.
Karena hanya
dengan inilah manusia dapat melanjutkan hidup, dan dengan ini pula masyarakat bisa mencapai semua keiginan mereka. Sama halnya dengan beberapa masyarakat yang tidak memiliki uang untuk berobat, maka masyarakat tersebut memilih alternative lain. Sebab hanya dengan pergi ke dukun mendapatkan pelayanan dan biyaya berobat pun dapat dicapai oleh masyarakat. KESEHATAN
Tradisional Pengobatan tradisional ini dilakukan dengan cara yang berbeda-beda oleh masing-masing
yang mengobati penyakit, dalam pengobatan tradisional ini ada yang menggunanakan ramuan untuk berobat, rempah-rempah, dan air. Yang di gunakan di sesuaikan dengan penyakit yang dialami oleh pasien. A. Proses Pengobatan Ada beberapa hal yang harus di perhatikan dalam memilih pengobatan tradisional, harus yakin bahwa pengobatan tradisional tersebut bisa memuaskan, bisa di jangkau, tidak bertolak belakang dengan adat istiadat, dan yang paling penting adalah efek samping yang justru akan Di kutip dari Usman Pelly dalam “Dukun, Mantra dan Kepercayaan Masyarakat”. PT Gratikatama Jaya 1992. Hal, 3 17
11
merugikan kesehatan. Dalam pengobatan tradisional ada beberapa hal yang di perhatikan yaitu proses pengobatanya, karena dalam pengobatan tradisional terdapa beberapa proses yang harus dilaksanakan sebelum mendapatkan kesembuhan yang sebenarnya. Proses pengobatanya itu ada yang harus melalui Proses jangka panjang dan proses jangka pendek. Proses jangka pendek itu dalah proses yang bisa di obati hanya pada saat itu juga seperti, gurumi, sakit perut, sakit kepala karena pengobatannya ini hanya menngunakan air atau rempah-rempah di beri mantra oleh dukun setelah itu di gunakan pada bagian yang sakit. Menggunakan pengobatan tradisional sudah menjadi suatu kebiasaan bagi masyarakat, selain biyayanya yang murah, pemanfaatannya pun terjadi tidak ada efek samping bagi yang menggunakan pengobatan tradisional, sama halnya dengan tanaman daun sukun ini, siapa saja yang akan mengkomsumsi hasil dari air perasaan ini tidak akan mengalami efek samping apa pun juga karena obat ini tidak memilki rasa, seperti obat-obatan pada umumnya. Fakta di indonesia khususnya pada masyarakat suwawa tengah masih ada banyak masyarakat yang percaya dengan pengobatan tradisonal. Memang pengobatan tradisional termasuk sebagian dari kebudayaan indonesia dan bentuknya bermacam-macam mengenai pengobatan tradisonal yang terkait dengan hal gaib. Dan dalam prespektif ini masyarakat Suwawa Tengah terhadap jenis topik ini sangat di sukai oleh masyarakat. Presepsi masyarakat terhadap pengobatan tradisional khsusnya di kecamatan suwawa tengah masyarakatnya masih banyak perpandangan bahwa pengobatan tradisonal ini perlu di pertahankan, karena pengobatan ini sudah dari zaman dahulu ada. Sebelum ada pengobatan modern. Pengobatan alternatif merupakan pengobatan tradisional yang bersifat holosti. Pengobatan tradisional banyak bermunculan baik di kota maupun di desa. Hal ini karena minat masyarakat yang sadar akan kesehatan namun dengan memilih cara pengobatan lain selain 12
pengobatan modern yang bisa lebih di jangkau dari segi ekonomi. Pengobatan tradisional juga tidak kalah penting dibandingkan denagan pengobatan modern karena efek sampingnya juga tidak merugikan kesehatan dalam jangka panjang. B. Jenis-Jenis Penyakit Yang Di Obati Seringkali yang terlihat segar bugar tidak selamanya orang tersebut terhindar yang namanya penyakit. Penyakit yang dialami oleh masyarakat pun berbeda-beda. Di bawah ini adalah tabel klasifikasi penyakit yang dialami oleh masyarakat di Kecamatan Suwawa Tengah. Tabel. Klasifikasi Penyakit Yang Sering di Alami Masyarakat No Klasifikasi Penyakit 1.
usus buntu
2.
Mag
3.
Kanker payudara
4.
Kista
5
Gula
6.
Munta ber
7.
Kaki bengkak
8.
Ganguan ilmu hitam
9.
Patah tulang
10. Liper 11. Gatal-gatal atau alergi
13
kulit
Sebagai mahluk sosial, manusia akan saling membutuhkan satu sama lain, maka dari itu akan membantu jika ada salah satu dari masyarakat itu akan mengalami kesusahan. hal inilah yang membuat masyarakat suwawa tengah lebih memilih menggunakan pengobatan dibandingkan dengan pengobatan medis. Sebab pengobatan yang mengunakan jasa dukun ini sudah menjadi suatu kepercayaan masyarakat setempat, dan ini adalah salah satu budaya leluhur yang sampai kapan pun tidak akan pernah luntur dari kebiasaan masyarakat suwawa tengah. Setiap individu dalam masyarakat memiliki status sosialnya masing-masing. Status merupakan perwujudan atau pencerminan dari hak dan kewajiban individu dalam tingkah lakunya. Status sosial sering pula disebut sebagai kedudukan atau posisi, peringkat seseorang dalam kelompok masyarakatnya.
MEDIS Dalam setiap tindakan pasti ada cara atau proses untuk melaksanakan semua kegiatan itu supaya berjalan dengan apa yang kita harapkan, seperti halnya dalam penyembuhan penyakit, ada beberapa cara dan bahan yang dilakukan dalam proses pengobatan. Pengobatan modern merupakan pengobatan yang mengunakan alat-alat cangih atau pun pengobatannya dilakukan oleh tenaga medis dan sudah berkompoten dalam bidangnya. Maka hal ini akan berhunbungan dengan rumah sakit dan
dunia kedokteran, sehingganya menimbulkan banyak rumah sakit
dibangun dengan standar internasional. Di dalam suatu ilmu kesehatan untuk menyembuhkan suatu penyakit ada dua macam pengobatan, yaitu pengobatan modern dan pengobatan tradisional. Pengobatan ini sangat berbeda satu sama lain. Pengobatan modern adalah pengobatan pengobatan yang dilakukan dengan cara14
cara modern atau telah diuji cobakan dengan sebuah penelitian dan dapat dipertanggung jawabkan. Namun, dari cara pembuatan obat modern memiliki sedikit keunggulan, karena dibuat dengan mesin dan pada umumnya dilakukan secara terukur dan melalui proses percobaan yang terkontrol. Sterilisasi atau faktor kebersihan obat modern jauh lebih terjaga. Kesimpulan Kepopuleran pengobatan tradisional ini tidak hanya terjadi pada masa dahulu, tetapi pengobatan tradisional pada saat ini juga masih populer sampai dengan saat ini. Hal ini di buktikan dengan adanya masih banyaknya masyarakat percaya dan menggunakan pengobatan tradisional ini untuk berobat. Dengan bantuan dukun. Dukun sendiri sudah terkenal dari pelosok desa sampai dengan kota-kota ternama. Ada beberapa dukun yang memang sudah di kenal banyak oleh masyarakat yang ada di kecamatan suwawa tengah. Dan para dukun ini pun dapat melampaui dunia kedokteran. Para dukun ini bekerja membantu masyarakat terkait dengan pengobatan tradisional, entah itu berhubungan dengan hal gaib penyakit yang tak nyata atau dengan penyakit nyata. Penyakit tidak nyata itu yakni ganguan ilmu hitam, serta penyakit yang nyata itu adalah penyakit yang benar-benar sudah terlihat oleh dukun tersebut. Dari penelitian ini dapat di simpulkan pula faktor-faktor menyebabkan masyarakat lebih memilih pengoban tradisional di sebabkan oleh faktor ekonomi dan faktor sosial atau kebiasaan. Hal ini terjadi di karenakan masyarakat setempat masih mempercayai pengobatan tradisional dalam penangganan kesehatan. Masyarakat setempat pun pro akan pengobatan tradisional ini, sebab sejak zaman dulu daerah ini memang sudah terkenal dengan pengobatan tradisional. Sehinnganya banyak juga masyarakat yang dari luar daerah ini datang berobat. Dengan berbagai macam keluhan dan penyakit. 15
Saran Kecamatan suwawa tengah merupakan tempat yang dihuni oleh berbagai latar belakang satus sosial dan pemahan yang berbeda-beda. Untuk itu adanya perhatian dari semua pihak terutama pemerintah setempat, sehingga hubungan masyarakat tetap berjalan dengan baik tanpa ada kesalapahan yang akan terjadi Masyarakat yang ada di kecamatan suwawa tengah merupakan masyarakat yang masih mempercayai pengobatan tradisional, oleh karena itu para tokoh, agama, masyarakat, dan tokoh adat. Harys memberikan aspirasi kepada generasi penerus untuk bisa mempertahankan apa yang telah di milki oleh masyarakat saat ini (pengobatan tradisional) dengan baik serta mengimplementasikannya kepada generasi muda untuk tidak mudah melupakan kearifan lokal yang teah ada.
DAFTAR FUSTAKA Endraswara, Suwardi. (2006). Metode, Teori, Teknik Penelitian Kebudayaan. Ideologi, Epistemologi, dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Widyatama Djam’an Satori dan Aan Komariah, (2011) Mengelola Penelitian Kualitatif. Alfabeta: Bandung Ibrahim Ridwan, (2010). Bahan Ajar Pengantar Sosiologi. Universitas Negeri Gorontalo Sianipar. T Alwisol, dan Yusuf Munawir. (1992), Dukun Mantra dan Kepercayaan Masyarakat. PT Gratikatama Jaya Sugiyono, (2012). Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R & D. Alfabeta: Bandung Sumber Jurnal Muhammad Irfan (dkk), (2012), Dalam Jurnal, Etnografi Dukun. Studi Antropologi Tentang Praktek Pengobatan Dukun di Kota Makasar Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makasar. Universitas Hasanudin 16
Putriyani. (2012), Presepsi Tentang Kesehatan Diri dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Berobat Kedukun Cilik Ponari. Dalam Jurnal Universitas Ahmad Dahlan Sumber Skripsi, Thesis dan Disertasi Idah Rahmadewi, (2009), Skripsi, Pengobatan Tradisional Pada Patah Tulang Gula Guru Singa. Universitas Indonesia Ilham, (2012). Eksistensi Pengobatan Dukun Patah Tulang Studi Pada Masyarakat Gayo. Universitas Negeri Medan Sumber Internet http://www.artikata.com/arti-325741-dukun.html. Online. di Akses 25 Januari, 19:45. 2014
17