1
PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT (Studi Kasus Pengrajin Mebel di Kecamatan Bulango Selatan, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo) Abstrak Imam Budi Santoso1, 2015, Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat (Studi Kasus Pengrajin Mebel di Kecamatan Bulango Selatan, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo), Skripsi, jurusan sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing: (I) Farid Th. Musa, S.Sos, MA, dan (II) Sainudin Latare, S.Pd, M.Si. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak pemerintah, masyarakat dan peneliti selanjutnya. Adapun masalah yang diungkap dalam peneltian adalah (1) Bagaimana proses pengrajinan mebel di Kecamatan Bulango Selatan, (2) Bagaimana perubahan sosial ekonomi pengrajin mebel di Kecamatan Bulango Selatan Untuk mengetahui kedua masalah tersebut , penulis menggunakan metode kualitatif, baik ntuk operasional maupun penyajan data. Samel sendiri dipilih dengan mengedepankan 1 kategori yakni pengrajin mebel. lokasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah di Kecamatan Bulango Selatan yang meliputi 10 Desa. Hasil penelitian ini merumuskan bahwa pertama: Proses pengerjaan yang dilakukan pengrajin mebel dari pemilihan kayu, pembuatan mebel, dan pemasaran mebel serta yang kedua Kedua: Perubahan sosial ekonomi masyarakat yang meniti beratkan pada kondisi Ekonomi yakni pendapatan dan etos kerja serta kondisi Sosial yakni jasa pekerjaan dan tingkat pendidikan Kata Kunci: proses pengrajin mebel, dan perubahan sosial ekonomi Imam Budi Santoso, Pembimbing I: Farid Th. Musa, S.Sos., MA, Pembimbing II: Sainudin Latare, S.Pd., M.Si
*****
1
Mahasiswa di Jurusan Sosiologi, Universitas Negeri Gorontalo
2
ABSTRACT
Imam Budi Santoso, 2015, Social Change Economic Community (Case Study South Bulango Custom Furniture in District, Bone Bolango District, Gorontalo), Skripsi, Department of Sociology Faculty of Social Sciences, State University of Gorontalo. Mentor: (I) Farid Th. Musa, S. Sos, MA, and (II) Sainudin Latare, S. Pd, M.Si. This study is expected to be beneficial to the government, the community and further research. The problem is revealed in the course of a study are (1) How is the furniture in the District pengrajinan South Bulango, (2) how socio-economic changes in the district of furniture craftsmen South Bulango To know both of these issues, the authors use qualitative methods, both operational and penyajan ntuk data. Samel own chosen by promoting one category of the craftsman furniture. location chosen in this study is in the district of South Bulango covering 10 villages. The results of this study theorized that first: Process of craftsmen who made the selection of furniture from wood, furniture manufacture, and marketing of furniture and the second Second: social and economic changes pursue emphasis on the economic conditions of income and work ethic as well as the social conditions of employment services and level of education Keywords: furniture craftsmen process, economic and social changes *****
Pendahuluan Gorontalo adalah merupakan provinsi yang ke-32 di Negara Republik Indonesia dan salah satu industri yang paling menonjol di Provinsi Gorontalo adalah kerajinan. Kerajinan dewasa ini merupakan salah satu produk andalan Provinsi Gorontalo. Berbagai produk kerajinan diproduksi oleh usaha kerajinan yang tersebar di hampir seluruh wilayah Gorontalo. Salah satu usaha kerajinan yang ada di wilayah provinsi Gorontalo adalah kerajinan mebel. Kerajinan yang berada di kecamatan Bulango Selatan Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo ini memproduksi mebel dalam berbagai bentuk, seperti lemari pakain, lemari gantung, tualet, meja, kursi, dan lain-lain yang berhubungan dengan perabotan rumah tangga. 3
Berkembangnya disebabkan adanya sumber daya alam yang tersedia, tenaga kerja yang terampil dan memiliki kemampuan untuk menunjang produksi. Kerajinan mebel yang ada di kecamatan Bulango Selatan ini merupakan usaha menengah atau usaha rumahan. Kerajinan mebel di kecamatan Bulango Selatan ini selain sebagai penggerak perekonomian juga bermanfaat lain, khususnya dalam membuka lapangan pekerjaan atau kesempatan berusaha bagi masyarakat untuk meningkatkan taraf hidup yang lebih baik, serta pula untuk meningkatkan perekonomian, usaha mebel juga dapat meningkatkan status sosial. Bepijak dari keberadaan dan peranan pasar mebel di kecamatan Bulango Selatan dalam memberikan sumbangan terhadap pembangunan daerah khususnya dan pembangunan nasional umumnya. Sehingganya dalam tulisan ini memfokuskan pada Bagaimana proses pengrajinan mebel di kecamatan Bulango Selatan Kabupaten Bone Bolango. Dan juga melihat Bagaimana perubahan sosial ekonomi pengrajin mebel di kecamatan Bulango Selatan Kabupaten Bone Bolango. Metode Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menetapkan obyek penelitian yaitu bertempat Di Kecamatan Bulango Selatan, yang berdasarkan pada pertimbangan bahwa pada lokasi ini, masyarakat Pengrajin mebel sudah terkontaminasi dengan perubahan sosial yang ada sehingganya dengan kehadiran peneliti guna mengungkapkan masalah-masalah yang ada sesuai dengan pertanyaan penelitian. Waktu Penelitian Adapun penelitian ini lakukan selama 3 bulan, yakni dari tanggal 20 Oktober 2014 sampai 20 Desember 2014, mulai dari tahap pengumpulan data sampai tahap penyusunan. Jenis Penelitian
4
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian di atas, maka bentuk penelitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif, yaitu suatu penelitian yang bertujuan menggambarkan aktivitas keseharian masyarakat pengrajin mebel dengan kesamaan suku tetapi mempunyai latar belakang sosial yang berbeda. Sumber Data Data yang dikumpulkan guna mandukung penelitian ini adalah data yang benar akurat dan dapat di percaya keabsahannya, sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Sumber lisan, yaitu melakukan wawancara kepada warga pengrajin mebel yang berada Di Kecamatan Bulango Selatan.. 2) Sumber tertulis, yaitu buku-buku literatur yang menjadi acuan dalam penelitian. 3) Tempat peristiwa, yaitu mengamati aktivitas para pengrajin yang dilakukan dalam interaksi mereka.
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: A. Observasi Observasi merupakan teknik pengumpulan data, dimana peneliti melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan2 Marshall3 menyatakan bahwa Melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut.
2 3
Dalam Riduwan. Metode Riset. Jakarta : Rineka Cipta, 2004. Hlm 104 Dalam Sugiyono. Metode Peneltian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D, Bandung : Alfabeta, 2009. Hlm
226
5
Berdasarkan beberapa pendapat diatas maka dapat dikatakan bahwa observasi adalah sesuatu proses yang kompleks, yaitu suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti secara langsung
melakukan
pengamatan terhadap aktivitas pengrajin mebel yang berada Di Kecamatan Bulango Selatan.
B. Wawancara Pada tahap ini digunakan teknik wawancara mendalam, wawancara terbuka (open ended interview) dan wawancara yang bersifat mengarah pada pengrajin mebel yang berada Di Kecamatan Bulango Selatan.. Oleh karena itu, peneliti sebagai instrument kunci (key instrument) yang akan melakukan wawancara secara langsung dan mendalam kepada narasumber atau informan dengan tujuan untuk memperoleh data serta memastikan suatu fakta penelitian. C. Dokumentasi Dokumen sebagai pelengkap diadakan studi dokumen berupa dokumen pribadi, resmi dan lain-lain. Metode ini dimaksudkan untuk mengumpulkan sejumlah data yang tersedia dan mempunyai relevansi dengan mengamati aktivitas keseharian para pengrajin serta mempelajari data-data yang menyangkut dengan keberadaan Pengrajin mebel Di Kecamatan Bulango Selatan. Teknik Analisis Data Dalam proses analisis interaktif terdapat tiga komponen yang haurs dipahami seorang peneliti yaitu: reduksi data, Sajian data merupakan rangkaian kalimat atau rangkaian Sajian data dan penarikan simpulan/verivikasi. 6
1. Reduksi Data Reduksi data merupakan bagian dari analisis data, yaitu suatu kegiatan analisis data yang dilaksanakan untuk mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuat hal-hal yang penting, dan mengatur data sedemikian rupa, sehingga memungkinkan untuk dilakukan penarikan simpulan akhir. Proses ini berlangsung terus selama pelaksanaan penelitian dan sebenarnya telah dimulai jauh sebelum pelaksanaan data, yaitu pada saat penyusunan proposal penelitian dan akhir setelah laporan akhir penelitian ini selesai ditulis. 2. Sajian data merupakan rangkaian kalimat atau rangkaian Sajian data Informasi-informasi yang di susun secara logis dan sistematis, sehingga memungkinkan peneliti untuk melakukan penarikan simpulan atau melakukan tindakan lain berdasarkan pemahamannya. 3. Penarikan simpulan/verifikasi Dalam penelitian kualitatif, peneliti dimungkinkan sudah dapat mengerti dan memahami arti dan hal-hal yang ditemui sejak awal pengumpulan data dengan melakukan pencatatan peraturan-peraturan, pola-pola, pernyataan-pernyataan, kofigurasi-konfigurasi yang mungkin, arahan sebab akibat, dan berbagai proposisi Hasil Dan Pembahasan Proses Pengrajinan Mebel Cara Pemilihan Kayu Tersedianya bahan mentah yang cukup adalah hal yang terpenting dalam proses pembuatan barang jadi atau siap pakai. Hal ini tidak bisa dipungkiri terjadi juga dalam pembuatan kerajinan mebel yakni dengan bahan mentah yang dalam hal ini adalah kayu, para pengrajin mebel dipacu untuk mendapatkan kayu yang berkualitas agar hasil yang akan dibuat sesuai dengan apa yang diinginkan. Tidak jarang para pengrajin mebel harus memutar otak dalam 7
menyediakan kayu untuk keperluan tersebut. “Dalam hal ini cara menyediakan atau mendapatkan bahan mentah (kayu) para pengrajin mebel masih sangat bergantung pada industri-industri mebel besar (tumpukan kayu atau perusahaan kayu) yang menyediakan berbagai bahan mentah (kayu) dalam jumlah besar. Pengrajin mebel masih belum mampu untuk menyediakan langsung bahan mentah dari alam atau dari hutan sebab masih terkendalanya pengurusan surat-surat izin dan belum adanya modal yang cukup dalam pemesanan secara langsung jadi penydiaan kayu masih membutuhkan jasa dari PK (Perusahaan Kayu) yang ada. Dalam pemilihan jenis kayu dalam pembuatan mebel adalah sesuai dengan permintaan para konsumen, dalam artian bahwa pemilhan jenis kayu dilakukan jika para konsumen ingin kayu mebel yang diinginkan sesuai dengan yang dinginkan. Biasanya pemilihan untuk jenis kayu yang diinginkan para konsumen yakni dalam pembuatan konsen, pintu, dan juga jendela rumah. Kayu yang digunakan dalam pembuatan konsen, pintu, dan jendela rumah tersebut yang sesuai dengan permintaan konsumen adalah jenis kayu liggua, cempaka dan dewu, dan biasanya dalam pembuatan lemari, meja, buffet, dan kursi, kayu yang digunakan bisa berbagai macam-macam jenis kayu, namun paling banyak yang digunakan adalah jenis kayu meranti, nandu (kayu merah), dan mahoni. Pembuatan Mebel. Dalam proses merubah bahan mentah menjadi bahan jadi, para pelaku atau para pekerja dihruskan untuk melakukan pekerjaan tersebut dengan menggunakan alat atau media agar proses pengerjaan dapat berjalan dengan baik sesuai dengan apa yang diinginkan. Hal ini sama seperti dialami oleh pengrajin mebel yang mempunyai keahlian khusus dan keterampilan dalam mengubah bahan mentah atau kayu menjadi bahan jadi atau produk mebel. Dalam pembuatan mebelpun tidak bisa dipungkiri adanya atau media atau alat-alat untuk menggerakan pekerjaan bisa berlangsung. Adapun alat-alat yang digunakan yakni sebagai berikut:
8
1. Gergaji, digunakan untuk memotog kayu, dalam hal ini termasuk juga gergaji jig saw, dan gergaji mesin. Untuk gergaji jig saw digunakan menggergagaji bentuk lengkungan (biasa digunakan dalam pembuatan kepala dari sebuah ranjang yang berbetuk lengkngan, 2. Mesin Serut, (sikap) digunakan dalam penghalusan kayu, time-saving dan cost-saving. Ada berbagai macam mesin serut yakni mesin serut kasar yang digunakan dalam pengambilan serat kasar kayu, mesin serut pelicin yakni digunakan dalam proses pengambilan serat kayu setelah mesin serut kasar, dan mesin serut khusus yang digunakan dalam proses penghalusan lengkungan setelah digergaji menggnakan gergaju jig saw, 3. Pahat, digunakan mengukir kayu dan juga digunakan dalam membuat lubang dalam pasangan sambungan seperti sambungan lidah serta sambungan purus, 4. Martil (palu), selain digunakan dalam memukul pahat, digunakan pula dalam memukul paku dalam proses penyambungan, 5. Mesin bor, digunakan dalam pelubangan untuk memasukan sekrup pada pemasangan hensel dan pemasangan kunci, 6. Mesin Amplas, digunakan untuk penghalusan kayu atau prodk mebel, 7. Siku, Meteran, dan alat ukur, yang digunakan dalam pengukuran kayu atau jenis produk, 8. Loter, digunakan dalam membuat motif pada pinggiran pintu dan jendela agar tampak cantik, 9. Kuas, dan spray, digunakan (biasanya digunakankan dengan menggunakan kompresor untuk menghasilkan angin agar spray gun bisa bekerja) yang digunakan dalam proses finising aau pengecatan produk mebel. Pemasaran Mebel Pemasaran adalah suatu proses yang sosial dan menajerial yang digunakan individu, rumah tangga ataupun organisasi untuk memperoleh kebutuhan dan keinginan mereka dengan cara
9
menciptakan dan mempertukarkan produk dan nilai dengan orang lain4. Dengan definisi tersebut sama halnya yang terjadi pada para pengrajin mebel, akan tetapi pemasaran yang dilakukan tidak dengan cara memasukan barang jadi kepada pihak toko atau distributor. Pemasaran yang terjadi pada para pengrajin mebel di kecamatan Bulango Selatan adalah dengan cara para konsumen datang sendiri kepada para pengrajin mebel dan melakukan pemesanan, tawar-menawar, kesepakatan dan transaksi. Setelah transaksi dilakukan barulah para pengrajin mebel melakukan pangerjaan terhadap mebel yang sudah dipesan oleh konsumen tersebut. Para konsumennyapun adalah orang-orang yang sudah lama belangganan atau sudah mengenal dekat dengan para pengrajin mebel. Ini yang terjadi pada orang-orang cina yang sudah tidak mau lepas atau berpaling dari pengrajin lainnya karena sudah percaya dengan kualitas dan cara kerja yang rapi. Selain itu pengrajn mebel, strategi yang diterapakan oleh para pengrajin mebel dalam penjualan atau melariskan sebuah mebel adalah dengan cara melakukan kredit atau dengan cara para konsumen membayarnya secara angsuran setiap bulannya dan adapun cara lain yang dilakukan agar sebuah barang bisa laris dan tidak rugi dalam pembuatannya pengrajin mebel membuat arisan. Perubahan Sosial Ekonomi Ekonomi A. Pendapatan Pendapatan yang dialamatkan pada pengrajin mebel sudah bisa menghidupi kehidupan keluarga para pengrajin mebel dan adapula yang sampai bisa membangun usaha mereka ke arah kemajuan atau bisa mengembangkan usaha kerajinan milik mereka sendiri. Hal lain yang terjadi sebagai akibat perubahan pendapatan yang terjadi pada pengrajin mebel adalah peningkatan ekonomi sebagian rumah tangga para pengrajin mebel yaitu sifat konsumerisme5
4 Simamora, Bilson. Memenangkan Pasar Dengan Pemasaran Efektif dan Profitabel, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2001. Hlm. 20. 5 Konsumerisme adalah paham atau ideologi yang menjadikan seseorang atau kelompok melakukan atau menjalankan proses konsumsi atau pemakaian barang-barang hasil produksi secara berlebihan atau tidak sepantasnya secara sadar dan berkelanjutan. Hal tersebut menjadikan manusia menjadi pecandu dari suatu produk, sehingga ketergantungan tersebut tidak dapat atau susah untuk dihilangkan
10
yang muncul pada pribadi masyarakat pengrajin mebel. Ini dibuktikan dengan adanya usaha kepemilikan barang misalnya: sepeda motor, mobil, barang-barang dan elektronik. Penilaian konsumerisme tidak akan muncul ketika barang-barang tersebut digunakan sebagaimana mestinya. Kepemilikan barang tersebut lebih banyak didorong oleh motivasi persaingan antar pengusaha sebagai akibat adanya persaingan dalam berusaha. B. Etos Kerja Meskipun dengan latar belakang keahlian yang berbeda dalam dibidang pengrajin mebel, tapi mereka sangat mencintai pekerjaannya bekerja dengan sungguh-sungguh, disiplin dalam pengerjaan pesanan konsumen, teliti dalam semua yang dikerjakannya, tekun dan bertanggung jawab dalam arti bisa mempertanggung hasil yang dkerjakannya sangat bekualitas. Sosial A. Jasa Pekerjaan Dengan begitu banyaknya para pengrajin mebel yang berkapasitas besar dalam artian yang memiliki usaha kerajinan mebel berskala besar. Namun, yang terjadi di Kecamatan Bulango Selatan meskipun dunia usaha yang digeluti hanya berkapsitas usaha rumahan atau usaha kecil dan tidak bisa dipungkiri memiliki persaingan dalam menyenangkan para pelanggan dari segi kualitas pekerjaan yang diberikan tapi mereka tetap bertahan. Hubungan sosialpun yang terjadi pada pengrajin mebel dengan orang lain sangat berkaitan erat demi terciptanya sesuatu perubahan sosial kearah kemajuan. Hubungan sosial tersebut terjadi pada para pengrajin mebel dengan para konsumen dan juga pada pengrajin mebel yang lain dalam menciptakan jasa pekerjaan yang baik demi melayani para konsumen. B. Tingkat Pendidikan Pengrajin mebel bisa juga dapat dikatakan sebagai realitas sosial yakni jaringan sosial khusus atau jaringan sosial yang mengikat orang menjadi suatu kehidupan bersama. Tidak bisa dipungkiri perubahan yang terjadi terdapat pula dalam dunia pendidikan, ini dikarenakan 11
karena pengrajin mebel memberikan pengetahuan tentang tatacara pembuatan atau ide dalam membuat mebel pada keturunan dan juga pada pemula yang ingin bekerja dalam kerajinan mebel. Dalam konteks yang sebenarnya tidak jarang dari semua pengrajin mebel yang karena anaknya meskipun melanjutkan sekolah ketingkatan yang lebih tinggi tapi memberikan pengetahuan tentang keterampilan dalam kerajian membuat prabotan rumah tangga kepada anaknya. Dari uraian masalah perubahan sosial tersebut yang kompleks itu diperlukan tipologi proses sosial. Tipologinya didasarkan atas empat kriteria utama berikut: (1) bentuk proses sosial yang terjadi; (2) hasilnya; (3)
kesadaran tentang proses sosial di kalangan anggota
masyarakat bersangkutan; (4) kekuatan menggerakan proses itu 6. Dari konsep ini dapat dijelaskan dan dikorelasikan dengan pengrajin mebel adalah bentuk proses sosial yang terjadi kepada pengrajin mebel bagaimana cara mereka berinteraksi dengan pelanggan dan juga dengan para penrajin mebel pemula yang ingin melakukan kerjinan mebel, hasilnya yang didapat dalam pembuatan kerajinan mebel, kesadaran yang terjadi kepada pengrajin mebel yang dimana menciptakan perubahan baru dalam usaha untuk menciptkan lapangan pekerjaan yang baru dan kekuatan yang menggerakan para pengrajin mebel adalah kerja keras dan ulet. Disisi lain Sole Soemardjan dan Sole Soemardi7 (Basrowi. M.S. 2005: 158-162) mengatakan, bahwa secara umum penyebab dari perubahan sosial dibedakan menjadi dua golongan besar, yakni: a.
Perubahan yang berasal dari masyarakat itu sendiri
b.
Perubahan yang berasal dari luar masyarakat
Dari penuturan Sole Soemardjan dan Sole Soemardi jika disingkroniasasikan dengan pengrajin mebel sangat berkaitan erat karena perubahan yang berasal dari masyarakat itu sendiri yang dalam hal ini pengetahuan yang semakin luas meghasilkan teknologi canggih yang
kemudian 6 7
mengubah
kehidupan
manusia.
Penemuan-penemuan
baru
akibat
Dalam Sztompka, Piotr, Sosiologi Perubahan Sosial, Prenada Media Group, 2010. Hlm 13. M.S. Basrowi, Pengantar Sosiologi, Bogor: Ghalia Indnesia, 2005. Hlm 158-162.
12
perkembangan ilmu pengetahuan baik berupa teknologi yang maupun gagasan menyebar kemasyarakat, dikenal, diakui, dan selanjutnya diterima serta menimbulkan perubahan sosial. Kemajuan teknologi didapatkan berupa yang dulunya alat yang mereka pakai masih berupa alat manual dalam mengerjakan produk mebel, sekarang mereka bisa mendapatkan alat yang lebih modern (serba listrik). Kemudian untuk perubahan yang berasal dari luar masyarakat adanya interaksi langsung antara satu masyarakat dengan masyarakt lain akan menybabkan saling berpengaruh. Di samping itu pengaruh dapat berlangsung pula melalui komunikasi satu arah, yakni komunikasi masyarakt dengan media-media massa. Penutup Kesimpulan Kerajinan mebel yang berada di Kecamatan Bulango Selatan meskipun merupakan kerajinan tingkat kecil atau rumahan, namun disisi lain perubahan yang dihasilakan dari sektor ekonomi memberikan dampak yang strategis dalam roda perkonomian yang berada di Kecamatan Bulango Selatan dan menjadi tonggak dalam pembangunan ekonomi nasional adapun hal-hal yang menjadi kesimpulan dari penelitian ini adalah: A. Proses pengrajin mebel 1) Cara pemilihan kayu adalah pemilihan atau untuk mendaptkan kayu para pengrajin mebel, masih membutuhkan jasa dari para pengusaha atau perusahaan kayu dalam kapasitas besar untuk mendapatkan kayu, 2) Pembuatan mebel meliputi bagaimana para pengraji mebel merubah bahan mentah (kayu), menjadi barang jadi dengan menggunakan alat-alat atau peralatan seperti Gergaji, Mesin Serut, (sikap) Pahat, Martil (palu), Mesin bor, Mesin Amplas, Siku, Meteran, dan alat ukur, Loter, Kuas, dan spray,
13
3) Pemasaran mebel yang dilakukan oleh pengrajin mebel adalah dengan cara, konsumen datng langsung kepada para pengrajin mebel atau dengan cara membuat sebuah perkumpulan arisan.
B. Perubahan sosial ekonomi Dalam perubahan sosial ekonomi dapat dilahat sebagai berikut: a) Dalam Bidang Ekonomi 1) Dalam hal Pendapatan adalah pengrajin mebel mampu untuk menghidupi keluarga dan sampai bisa membangun usaha mereka kearah kemajuan, 2) Dalam Etos Kerja adalah pengrajin mebel melakukan prilaku kerja keras, disiplin, teliti, tekun, dan bertanggung jawab dalam mencapai kesuksesan serta mencintai pekerjaannya.
b) Dalam Bidang Sosial
1) Jasa Pekerjaan adalah dimana para pengrajin mebel mampu menciptakan lapangan pekerjaan terhadap peminat atau membuka lapangan pekerjaan kepada para peminat yang ingin bekerja sebagai pengrajin mebel, 2) Tingkat pendidikan adalah para pengrajin mebel mampu memberikan pengetahuan tentang kerajinan mebel kepada keturunan dan para pemula yang ingin belajar menjadi pengrajin mebel agar kerajinan mampu bertahan.
Saran 1. Untuk pemerintah usaha kecil dalam meningkatkan pendapatan daerah agar lebih stabil dengan adanya sektor usaha kecil dan membantu untuk menciptakan lapangan pekerjaan baru dan mengurangi pengangguran, oleh karena itu usaha kecil harus mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah agar usaha kecil bisa lebih berkembang
14
2. Meskipun penulisan ini masih dianggap kurang tetapi setidaknya temuan peneliti bisa memberikan informasi yang praktis dalam kajian-kajian selanjutnya tentang pengrajin mebel dan bermanfaat bagi masyarakat luas.
DAFTAR PUSTAKA Amri.
(2013). Perubahan Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Pesisir di Kecamatan Bokan Kepulauan, Kabupaten Banggai Laut. Gorontalo: Universitas Negeri Gorontalo.
Arsyad, Lincoln. (2004). Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta: STIE YKPN. Bulango Selatan. 2013. Bulango Selatan Dalam Angka 2013. Bone Bolango: Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bone Bolango. M.S. Basrowi (2005). Pengantar Sosiologi, Bogor: Ghalia Indnesia. Mustopa, Zaenil (2011) Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Alih Fungsi Lahan Pertanian di Kabupaten Demak. Semarang: Universitas Diponegoro. Nirtasari (2013) Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat desa Tanah Abang Kecamatan Batang Hari Leko Kabupaten Musi Banyuasin Setelan Berdirinya PT. Perkebunan Mitra. Palembang: Universitas Sriwijaya Riduwan. (2004) Metode Riset. Jakarta : Rineka Cipta. Setyaningsih, Sari Ika (2009). Perkembangan pasar mebel dan pengaruhnya terhadap penigkatan status sosial ekonomi masyarakat. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Simamora, Bilson. (2001) Memenangkan Pasar Dengan Pemasaran Efektif dan Profitabel, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, Sugiyono (2009). Metode Peneltian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung : Alfabeta. Syani, Abdul (tanpa tahun). Sosiologi dan Perubahan Mayarakat: Pustaka Jaya Sztompka, Piotr (2010), Sosiologi Perubahan Sosial. jakarta Prenada Media Group Sumber dari Internet: Dalam blog Edi Kusmayadi tentang pembangunan masyarakat diakses tanggal 12 oktober 2014 Dalam blog Indrawati 2 Januari 2012 tentang faktor penghambat usaha. Diakses tanggal 12 oktober 2014
15
Dalam blog Muhammad Anshori 2009 tentang pembengunan masyarakat yang diakses tanggal 12 oktober 2014 http://perencanaankota.blogspot.com/2013/02/perubahan-sosial-ekonomi-masyarakat.html. Diakses pada tanggal 19 September 2014 http://news.universitasazzahra.ac.id/pemberdayaan-koperasi-usaha-mikro-usahadan-usaha-menengah. Diakses pada tanggal 19 September 2014
kecil-
http://www.stan.ac.id/kategori/index/9/page/aspek-aspek-etos-kerja-dan-faktor-faktor-yangmempengaruhinya. Diakses pada tenggal 19 Desember 2014. Makalahdanskripsi.blogspot.com. Diakses pada tanggal 8 November 2014
16
Ucapan Terima Kasih Penulis menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya serta ucapan terima kasih kepada yang terhormat : 1.
Bapak Dr. Sastro M.Wantu, SH, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo.
2.
Bapak Drs. Revotlje O.W. Kaunang, M.Pd, selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik.
3.
Bapak Sutrisno Mohammad, S.Pd, M.Pd, selaku Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo.
4.
Ibu Yowan Tamu, S.Ag, MA, selaku Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo.
5.
Bapak Farid Th. Musa, S.Sos, MA selaku Ketua Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Gorontalo dan sekaligus sebagai Dosen pembimbing I yang telah memberikan nasehat dan maskan kepada penulis.
6.
Bapak Rudi Harold, M.Si selaku Sekertaris Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Gorontalo
7.
Bapak Sanudin Latare, S.Pd, M.Si selaku Dosen pembimbig II Skripsi yang memberikan nasehat dan masukan kepada penulis. Bapak Dr. Rauf Hatu, M.Si, selaku Dosen penguji I dan sekaligus dosen penasehat akademik yang telah memberikan saran dem kesempurnaan penyusunan skripsi ini.
8.
9.
Bapak Funco Tanipu, ST, MA selaku Dosen penguji II yang telah memberikan saran dem kesempurnaan penyusunan skripsi ini.
10. Seluruh dosen pengajar dan staf di Jurusan Sosiologi (Dr. Rauf Hatu, M.Si, Farid Th. Musa, MA, Sainudin Latare, M.Si, Ridwan Ibrahim, M.Si, Basri Amin MA, Funco Tanipu, MA, Bapak Harun Blongkod, Yoan Tamu, MA, Rudi Harold, M.Si, Dondick Wicaksono W, S.IP, M.Si, dan Saudara Evan Trisno Tulie). 11. Kepada ayah, ibu, yang telah memberikan motifasi dan bantuan finansial dalam penyusunan skripsi ini. 12. Kepada adik-adiku (Ato, Aldi, Lia) yang telah memberikan motifasi saya ucapkan terima kasih. 13. Segenap Keluarga, Kerabat dan Sahabat-Sahabat yang tidak sempat penulis sebutkan satu persatu terima kasih ‘ku’ ucapakan semuannya. 14. Kepada teman-teman Mahasiswa Sosiologi angkatan 2010 seperjuangan yang tidak bisa disebutkan namanya satu-persatu. 15. Kepada saudara Muhamad Taurid Yahya dan Sukardi Jumati yang telah memberikan bantuan berupa saran dalam penulisan skripsi ini.
17
16. Kepada Camat Bulango Selatan yang elah memberikan rekomendasi kepada penulis untuk melakukan penelitian. Akhirnya kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu kiranya dapat memaafkan segala kekhilafan dan kesalahan selama ini, serta bantuan dan dorongan dari semua pihak tak dapat penulis balas, hanya do’a yang selalu ku ucapkan adalah semoga kebaikan dari semua pihak dibalas setimpal oleh yang maha kuasa. Amien..
Gorontalo, 12 Januari 2015 Penulis
Imam Budi Santoso
18