FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYALAHGUNAAN MINUMAN KERAS OLEH PEMUDA DI DESA BULONTALA KECAMATAN SUWAWA SELATAN KABUPATEN BONE BOLANGO
JURNAL
OLEH HUSAIN ABDULLAH NIM. 121 408 013
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH 2015
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYALAHGUNAAN MINUMAN KERAS OLEH PEMUDA DI DESA BULONTALA KECAMATAN SUWAWA SELATAN KABUPATEN BONE BOLANGO Husain Abdullah Mahasiswa Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan UNG Dr. Misran Rahman, M.Pd Drs. Yakob Napu, M.Pd ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh masalah keluarga, ketidakpercayaan diri, dan pengaruh lingkungan masyarakat terhadap penggunaan minuman keras oleh pemuda di Desa Bulontala Kecamatan Suwawa Selatan Kabupaten Bone Bolango. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan menggunakan wawancara tidak berstruktur dan observasi dalam menjaring data penelitian. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan yakni faktor hubungan keluarga yang kurang harmonis merupakan salah satu faktor yang menyebabkan pemuda untuk mengonsumsi minuman keras. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kondisi keluarga yang tidak harmonis, rasa perhatian terhadap anggota keluarga semakin berkurang, sehingga aktivitas pemuda yang kurang positif tidak dapat dikendalikan melalui lingkungan keluarga. Faktor kurangnya rasa percaya diri merupakan faktor lain yang menyebabkan penggunaan minuman keras. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian pemuda yang memiliki rasa rendah diri, malu dan gugup, tidak berani tampil dihadapan orang banyak jika tidak minum minuman keras. Sebaliknya mereka telah mengonsumsi minuman keras, daya perangsang atau stimulus dalam diri mereka semakin bertambah sehingga memiliki keberanian untuk tampil dihadapan orang banyak. Faktor lingkungan masyarakat juga merupakan faktor yang menyebabkan pemuda mengonsumsi minuman keras. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh lingkungan yang menyebabkan pemuda sehingga mengonsumsi minuman keras cenderung berkumpul dengan teman-teman sebayanya dan mengonsumsi minuman keras. Sesuai hasil penelitian ini disarankan hendaknya orang tua untuk selalu menciptakan hubungan yang harmonis dalam lingkungan keluarga sehingga pemuda tidak terjerumus dalam penggunaan minuman keras. Untuk mengantisipasi permasalahan ini penting hendaknya bagi pemerintah desa untuk terjun langsung terhadap pemuda produktif untuk melakuan kegiatan-kegiatan kepemudaan serta bermanfaat, baik dalam segi kesenian dan keagamaan, sehingga pemuda disibukkan dengan kegiatan yang bermanfaat, guna untuk menanggulangi pemuda yang sering menggunakan minuman keras. Untuk mencegah dan mengatasi perilaku pemuda dalam mengonsumsi minuman keras perlu adanya kerjasama yang sistematis dan terencana terutama tokoh agama untuk lebih meningkatkan kegiatan keagamaan di desa tersebut sebagai pembinaan kepada pemuda yang mengonsumsi minuman keras dapat diminimalkan. Kata kunci: Faktor-Faktor, Penyalahgunaan, Minuman Keras, Pemuda.
PENDAHULUAN Pemuda memiliki kedudukan yang sangat penting untuk melakukan kegiatan dalam pembangunan terutama pembangunan di desa. Pemuda merupakan bagian yang integral dari warga Negara Indonesia yang mempunyai kewajiban yang sama untuk mengabdikan diri guna mempersiapkan masa depan. Oleh karena itu hendaknya mereka diikut sertakan dalam kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan, sehingga mereka tidak jadi penonton tetapi menjadi pelaku yang aktif dalam pembangunan. Peran pemuda sebagai potensi bangsa sangat penting dan sungguh berarti terhadap pembangunan apabila diri mereka memiliki kemampuan berkreasi, berpikir kritis, berani, mandiri, disiplin, terdidik dan patriotisme. Tidaklah berlebihan bila dikatakan bahwa pemuda adalah salah satu unsur yang menentukan berhasil tidaknya pembangunan bangsa pada umumnya dan pembangunan desa pada khususnya. Uraian di atas menunjukan bahwa pemuda merupakan generasi penerus bangsa yang diharapkan dapat menggantikan generasi-generasi terdahulu dengan kualitas kinerja dengan mental yang lebih baik. Namun demikian kondisi real yang tidak terbantahkan bahwa pemuda kaya dengan potensi akan tetapi memiliki masalah dalam mengaktualisasikan dirinya sebagai generasi penerus harapan bangsa. Hal ini dibuktikan bahwa dalam kurun waktu kurang dari satu dasawarsa terakhir kenakalan pemuda semakin menunjukan kecenderungan yang amat memperihatinkan. Kenakalan pemuda yang diberitakan dalam berbagai forum dan media dianggap semakin membahayakan, seperti perkelahian secara perorangan atau kelompok, mabuk-mabukan, pemerasan, pencurian, perampokan, penganiyayan, dan penyalahgunaan obat-obatan terlarang seperti narkoba, sabu-sabu dan sejenisnya. Kenakalan pemuda merupakan hasil dari suatu proses yang menujukan penyimpangan tingkah laku atau pelanggaran terhadap norma-norma yang ada di masyarakat yang berakibat negatif terhadap kelangsungan hidupnya serta dapat
menimbulkan kerawanan sosial. Kenakalan pemuda disebabkan oleh berbagai faktor,baik faktor pribadi,faktor keluarga yang merupakan lingkungan utama, maupun faktor lingkungan sekitar yang secara potensial dapat membentuk perilaku seseorang. Uraian di atas senada dengan pendapat Darajat (2001:25) bahwa intensitas dan frekuensi kenakalan pemuda semakin hari semakin bertambah buruk dari segi jenis maupun dari aspek jumlahnya. Bahkan sudah sebagian besar kenakalan pemuda tersebut menjurus pada tindakan kriminal yang melawan hukum dan cenderung merugikan pihak lain. Berbagai analisis menunjukan bahwa pengaruh yang paling besar terhadap tindakan kekerasan dikalangan pemuda merupakan akibat dari penggunaan minuman keras. Akibat dari minuman keras ini bukan saja merugikan diri sendiri tetapi juga dapat merusak tatanan kehidupan sosial kemasyarakatan, seperti lingkungan masyaraskat yang rawan perkerlahian, terjadi keributan dimana-mana dan berbagai kerawanan sosial lainnya dalam masyarakat. Jika dicermati faktor penyebab minuman keras oleh pemuda pada dasarnya dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal terkait dengan segala aspek yang berada dalam diri pemuda seperti gejolak psikis, ketidak percayaan diri, emosi yang kurang terkendali, motifasi, sikap, serta berbagai faktor lainnya. Sedangkan faktor eksternal terkait dengan masalah rumah tangga, pemanfaatan waktu luang, lingkungan masyarakat sebagai pengguna minuman keras. Dari berbagai faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi pemuda dalam menggunakan minuman keras, maka kajian ini difokuskan pada faktor ketidak percayaan diri, ,faktor masalah keluarga, serta faktor lingkungan masyarakat. Kajian terhadap faktor-faktor tersebut dilakukan degan pertimbangan bahwa pada umumnya memiliki pengaruh terhadap kecendurungan penggunaan minuman keras dikalangan pemuda. Faktor Ketidak percayaan diri bagi seorang pemuda dipandang memiliki pengaruh besar terhadap penggunaan minuman keras. Karena faktor ini terkait erat dengan rendahnya percaya diri yang berimplikasi terhadap usaha untuk
membantu memulihkan kepercayaan diri melalui penggunaan minuman keras. Kondisi
tersebut
diperkuat
oleh
pengalaman
sebagian
pemuda
bahwa
mengonsumsi minuman keras dapat memulihkan kepercayan diri, sebagai akibat dari sifat adiksi alkohol yang dapat memaksa jantung untuk memompa diluar kapasitas yang sebenarnya, sehingga menumbuhkan kepercaan diri yang tinggi. sementara kurang disadari bahwa alkohol hanya memberikan kenikmatan sesaat yang menyebabkan rusaknya jaringan saraf dan proses kerja jantung. Faktor Masalah keluarga juga merupakan faktor lain yang mempunyai pengaruh terhadap mengonsumsi minuman keras. Dalam konteks ini keluarga yang berantakan sangat memengaruh motivasi pemuda untuk beregerak dalam dunia hitam dan bergelut dengan minuman keras. Hal tersebut dimaksudkan untuk menghilangkan sesaat dari berbagai permasalahan keluarga yang terhimpit. Demikian pula dengan faktor lingkungan masyarakat menyebabkan sebagian pemuda terjun untuk menggunakan minuman keras. Kebiasaan kumpul dengan teman-teman digunakan oleh sebagian pemuda pada beberapa hal yang kurang bermanfaat seperti menggunakan minuman keras. Berbagai faktor yang mempengaruhi penggunaan minuman keras diatas perlu dikaji secara mendalam sehingga diperoleh gambaran real tentang realitas penggunaan minuman keras. Untuk mendapatkan informasi maka dilakukan wawancara dengan beberapa pemuda di Desa Bulontala Kecamatan Suwawa Selatan Kabupaten Bone Bolango yang sedang berkumpul di salah satu tempat diperoleh informasi bahwa pemuda yang terlibat menggunakan minuman keras ini pada mulanya hanya ikutikutan saja. Tetapi lama kelamaan kebiasaan tersebut telah membudaya dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari perilaku sebagian pemuda. Sebagian pemuda
yang
menggunakan
minuman
keras
karena
didorong
untuk
mengembalikan rasa percaya diri. Bagi pemuda lain mengonsumsi minuman keras karena lingkungan masyarakat, sementara bagi pemuda yang lain meggunakan minuman keras karena ada ketidah harmonisan dalam keluarga sehingga menyebabkan mereka terjebak dalam lingkungan penggunaan minuman keras.
Sesuai sumber data kependudukan yang diperoleh dari Desa Bulontala serta kepala Dusun pada saat observasi bahwa pemuda produktif yang umur 17-25 tahun yang terdiri dari 3 (tiga) dusun yaitu dusun suka Damai, Mana suka, dan dusun suka maju, sebanyak 45% atau 35 orang tidak menggunakan minuman keras. Hal ini yang terlihat bahwa mereka terarah serta berperilaku baik di tengahtengah masyarakat. Dari jumlah tersebut teridentifikasi bahwa sekitar 55% atau 45 orang sebagai pengguna minuman keras. Dampak dari perilaku pemuda yang suka mengonsumsi minuman keras ini menimbulkan keresahan masyarakat, sering terlihat aksi kekerasan serta tindak kejahatan lainya. Selain itu pengguna minuman keras oleh pemuda ini pun telah menyebabkan terbentuknya kelompokkelompok tertentu yang ada di desa, dimana aktifitas sebagian kelompok ini terjerumus pada tindak negatif, sehingga lebih menambah kerawanan sosial dalam masyarakat. Bila kondisi di atas dibiarkan berlanjut dan belum dilakukan upaya untuk mencegah dan mengatasinya maka akan menimbulkan berbagai kerawanan sosial di masyarakat seperti saling terjadi keributan atau pun perkelahian. Kondisi ini menunjukan bahwa rasa aman bagi warga masyarakat untuk beraktivitas akan terganggu. Disamping itu juga sebagai generasi penerus bangsa akan kehilangan identitasnya sebagai pemuda yang bernilai moral yang melekat pada diri mereka. Pada sisi lain gambaran rill tentang faktor-faktor yang mendorong pemuda untuk mengonsumsi minuman keras tidak dapat diketahui dengan jelas. Dari berbagai faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi pemuda dalam menggunakan minuman keras, maka penelitian ini difokuskan pada faktor, ketidak kepercayaan diri, masalah keluarga, dan faktor lingkungan masyarakat. Dalam penelitian terhadap faktor-faktor tersebut dilakukan dengan pertimbangan bahwa pada umumnya memiliki pengaruh terhadap kecenderungan penggunaan minuman keras. Berdasarkan hasil pengalaman tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian yang diformulasikan dengan judul: Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Penyalahgunaan Minuman Keras Oleh Pemuda Di Desa Bulontala Kecamatan Suwawa Selatan Kabupaten Bone Bolango.
KAJIAN TEORETIS Pemuda sebagai pewaris, penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sebagai sumber insani bagi pembangunan nasional, ibarat mata rantai yang tergerai panjang. Posisi dalam masyarakat menempati mata rantai yang paling sentral dalam arti bahwa berperan sebagai pelestari nilai budaya, pelopor dan perintis pembaharuan melalui karsa, karya dan dedikasi. Selain itu pemuda juga mempunyai peran
dalam
menggerakkan
pembangunan
sekaligus menjadi pelaku aktif dalam proses pembangunan nasional serta berperan dalam memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa. Dalam pengertian umum adalah golongan manusia berusia muda. Dilihat dari sudut ideologis politis, maka pemuda adalah calon pengganti generasi terdahulu, dalam hal ini berumur antara 17 sampai 25 tahun, dan kadang-kadang sampai umur 30 tahun." Pengertian ini menitikberatkan pada segi usia yang dimiliki oleh generasi muda. Sumantri dan Affadi (1986:13) mengatakan bahwa : "Dari sejumlah ciri, arti dan kepentingannya maka dapat diartikan bibit yang potensial, modal pembangunan dan generasi penerus. Hal ini akan sangat bermanfaat bila ditangani dengan sungguh-sungguh, terarah dan sistematik". Mempertegas pengertian di atas Abdullah (1994 : 1) mengemukakan bahwa "adalah konsep-konsep yang sering diberi arti oleh nilai-nilai. Hal ini terutama disebabkan karena keduanya bukanlah semata-mata istilah ilmiah tetapi sering lebih merupakan pengertian ideologis atau kulturil "pemuda harapan bangsa, pemuda pemilik masa depan, atau pemuda harus dibina, dan sebagainya, memperlihatkan beberapa syaratnya nilai yangtelah melekat pada kata pemuda tersebut." Kesimpulan dari beberapa pengertian di atas tentang pemuda yaitu golongan manusia yang memiliki potensi, dan berusia muda sebagai penerus
yang sangat menunjang pelaksanaan pembangunan bangsa pada umumnya dan pembangunan desa khususnya. Dalam perkembangannya berada dalam proses pembangunan dan moderenisasi di dalam mengemban visi dan misinya. Mereka berfungsi sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa yang telah diletakkan oleh generasi sebelumnya dan bertanggung jawab mengisi kemerdekaan. Di dalam mengisi kemerdekaan pemuda perlu melaksanakan pembangunan terutama pembangunan yang ada di desa, sebagai basis pembangunan nasional. TUJUAN PENELITIAN Adapun tujuan penelituan ini untuk lebih mengetahui pengaruh faktor masalah keluarga, faktor ketidak percayaan diri, faktor lingkungan masyarakat terhadap penggunaan minuman keras oleh pemuda di Desa Bulontala Kecamatan Suwawa Kabupaten Bone Bolango yaitu: Keluarga
merupakan
fundamental sifatnya.
Pada
lingkungan keluarga
pendidikan anak
yang primer
dibesarkan,
dan
memperoleh
penemuan-penemuan dan belajar yang memungkinkan dirinya untuk berkembang lebih lanjut. Melalui keluarga anak pertama kali akan mendapat kesempatan menghayati pertemuan-pertemuan dengan sesama manusia bahkan memperoleh perlindungan yang pertama. Gunawan (1988:
101) mengatakan bahwa : " Keluarga
merupakan pusat ketenangan hidup dan pangkalan (home base) yang paling vital. Keluarga merupakan pusat pendidikan dan pusat kebudayaan dan agama. Hubungan antara anggota keluarga harus selalu harmonis, merasakan ketenangan, kegembiraan, kenyamanan dan keamanan dalam keluarganya. Sebaliknya masalah keluarga sumber dari kenakalan anak." Masalah keluarga merupakan kondisi dimana keluarga tidak hidup rukun dan kedamaian didalamnya tidak dapat dipertahankan lagi. Masalah keluarga pada umumnya disebabkan karena tidak utuhnya struktur keluarga.
Ketidak kepercayaan diri merupakan faktor lain yang cukup memberi
pengaruh
terhadap
penggunaan
minuman
keras.Ketidak
kepercayaan diripada dasarnya merujuk pada definisi rasa percaya diri yang kurang. Rasa percaya diri yang kurang tersebut biasanya disebabkan oleh faktor psikologis, yaitu karena perasaan minder (malu) yang berlebihan, sehingga merasa risih untuk berada di depan orang banyak. Untuk menumbuhkan rasa percaya diri pada seseorang sangat sulit. Menurut Mahmud (1999 : 160) mengartikan “Ketidak kepercayaan diri yaitu merupakan standar-standar bagi tingkah laku seseorang dan kemampuan mengamati diri sendiri. dan merespons terhadap diri sendiri.” Respon itu dapat berupa hadiah, bagi tingkah laku yang dinilai positif dan dapat diterima, dapat pula berwujud reaksi - reaksi negatif terhadap tingkah laku yang tidak sesuai dengan standar. Salah satu masalah yang timbul dalam diri seseorang adalah hilangnya rasa kepercayaan diri atau rasa rendah diri. Menurut Rahim (2001:49) bahwa masalah rendah perasaan menganggap terlalu rendah pada dirinya merupakan salah satu faktor timbulnya kurang percaya diri dari seseorang. Pendapat di atas menunjukkan bahwa orang yang rendah diri berarti menganggap diri sendiri tidak mempunyai kemampuan yang berarti. Rasa rendah diri berarti perasaan kurang berharga yang
timbul
karena
ketidakmampuan psikologis atau sosial maupun karena keadaan jasmani yang kurang sempurna. Pengaruh lingkungan sangat berpengaruh dan sangat berperan aktif berhadap terjadinya perubahan tingkah laku pemuda dalam kehidupan sosial, lingkungan yang tidak sehat tersebut cenderung memberikan dampak yang kurang baik bagi perkembangan pemuda itu sendiri dan sangat mungkin mereka akan mengalami kehidupan yang tidak nyaman. Pada umumnya kehidupan pemuda tergantung pada lingkungan yang memiliki peran yang sangat penting, terutama di kalangan pemuda itu sendiri. Tergantung
bagaimana
pemuda
memahami
dan
berinteraksi
dengan
lingkungannya, sehingga pemuda tersebut tidak akan terjerumus pada pergaulan yang tidak baik. Dari uraian di atas Asep & Ahmad Taufik (2004 : 108) mengemukakan bahwa : “Banyak pemuda yang menggunaan minuman keras berawal dari mencoba sampai akhirnya terbiasa untuk menggunakanya dengan teman – temanya. Pemuda yang terbiasa menggunakan minuman keras dan terlebih untuk mudah mendapatkannya, maka pemuda akan merasa terdorong sampai ketagihan untuk menggunakan minuman keras dan sulit untuk dihilangkan, karena sudah kebiasaan dengan lingkungan serta terpengaruh untuk menggunakan minuman keras dibandingkan sebelumnya.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologis. Adapun pendekatan dan jenis penelitian ini bermaksud yakni mendeskripsikan tentang Pengaruh Lingkungan Terhadap Penggunaan minuman keras oleh pemuda di Deasa Bulontala Kecamatan Suwawa Selatan Kabupaten Bone Bolango. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Bulontala Kecamatan Suwawa Selatan Kabupaten Bone Bolango. Dengan asumsi peneliti terhadap lokasi penelitian dikarenakan lokasi penelitian mudah dijangkau dan strategis dalam penelitian. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan yaitu dari bulan Februari 2014 sampai dengan April 2014 dengan tahapan penelitian
sebagai berikut: 1) observasi awal, 2)
pengumpulan data, 3) analisis data, dan 4) penulisan laporan.
HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam pembahasan hasil penelitian meliputi tiga hal meliputi: (1) Faktor keluarga, (2) Faktor Ketidak Percayaan Diri, (3) Faktor Lingkungan Masyarakat: Berdasarkan hasil informasi yang diperoleh responden yang berasal dari berbagai macam sumber bahwa sejumlah pemuda yang terlibat dalam
menggunakan minuman keras. Hasil wawancara oleh peneliti di peroleh informasi bahwa penyebab pemuda yang sering mengonsumsi minuman keras itu juga melakukan perbuatan yang mengganggu ketentraman hidup masyarakat. Berdasarkan hasil temuan dan inti sari di atas menunjukan bahwa penyebab penggunaan minuman keras di kalangan pemuda terjadi akibat faktor keluarga, faktor ketidak percayaan diri, dan faktor lingkungan masyarakat. Dalam rangka untuk memperoleh informasi faktor penyebab dari perilaku menggunakan minuman keras oleh pemuda ini peneliti melakukan wawancara dengan responden dan hasil pengamatannya Berdasarkan hasil temuan dan inti sari dari pendapat di atas menunjukan bahwa penyebab penggunaan minuman keras di kalangan pemuda terjadi akibat faktor keluarga, faktor ketidak percayaan diri, dan faktor lingkungan masyarakat. Keutuhan keluarga merupakan salah satu aspek dalam membangun keluarga yang saling memahami satu sama lain serta kebersamaan dan kerukunan berkeluarga juga sangat berpengaruh positif dalam keharmonisan keluarga. Hubungan antara anggota keluarga yang harmonis merupakan kunci utama kesuksesan dalam membina sebuah keluarga yang sederhana dan bahagia. Temuan hasil penelitian menunjukan bahwa hubungan keluarga
responden
cenderung tidak kondusif, hubungan ini menyebabkan mudahnya timbul percekcokan, pertentangan, perbedaan pendapat di antara anggota keluarga. Pada gilirannya kondisi ini mengakibatkan munculnya sikap tidak saling berbicara diantara anggota keluarga. Faktor ketidak percayaan diri merupakan faktor lain yang cukup memberi pengaruh terhadap penggunaan minuman keras. Rasa percaya diri yang kurang tersebut biasanya disebabkan oleh faktor psikologis, yaitu karena perasaan minder yang berlebihan, sehingga merasa risih untuk berada didepan orang banyak. Untuk menumbuhkan rasa percaya diri pada seseorang sulit, sehingga pemuda cenderung menggunakan minuman keras. Faktor lingkungan masyarakat juga merupakan faktor lain yang menyebabkan pemuda untuk mengkonsumsi minuman keras. Hasil wawancara dan observasi menunjukan bahwa lingkungan masyarakat sangat berpengaruh
terhadap kehidupan pemuda yang cenderung untuk berkumpul dengan teman sebaya dan bersenang-senang. Berdasarkan hasil temuan dan inti sari dari pendapat di atas menunjukan bahwa tidak dapat dipungkiri bahwa lingkungan dapat memberikan pengaruh secara langsung maupun tidak langsung bagi seorang pemuda untuk melakukan hal-hal yang negatif termasuk didalamnya mengonsumsi minuman keras. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa faktor lingkungan merupakan variabel yang dapat mendorong seorang pemuda untuk mengkonsumsi minuman keras.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Sesuai hasil temuan pada penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Faktor kondisi hubungan keluarga yang tidak utuh serta keluarga yang kurang harmonis merupakan salah satu faktor yang menyebabkan pemuda untuk mengkonsumsi minuman keras. Hasil temuan penelitian menunjukan bahwa kondisi keluarga yang tidak utuh dan tidak harmonis rasa perhatian terhadap anggota keluarga semakin berkurang, sehingga berbagai aktivitas pemuda yang kurang positif tidak dapat dikendalikan melalui lingkungan keluarga. 2. Faktor kurangnya rasa percaya diri merupakan salah satu faktor penyebab minuman keras. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian pemuda yang memiliki rasa rendah diri atau minder, malu dan gugup tidak berani tampil dimuka orang banyak jika tidak mengkonsumsi minuman keras. Sebaliknya bila mereka telah mengkonsumsi minuman keras, daya perangsang atau stimulus dalam diri mereka semakin bertambah sehingga memiliki keberanian untuk tampil dihadapan orang banyak. 3. Faktor lingkungan masyarakat merupakan salah satu faktor yang menyebabkan pemuda mengkonsumsi minuman keras. Hasil temuan penelitian ini menunjukan bahwa responden yang terlibat lebih cenderung berkumpul dengan teman sebaya dan mengkonsumsi minuman keras dari pada digunakan untuk berkumpul dengan keluarga.
Saran Sesuai hasil temuan penelitian ini disarankan bahwa: 1. Hendaknya orang tua untuk selalu menciptakan hubungan yang harmonis dalam lingkungan keluarga, sebab hasil temuan penelitian ini faktor hubungan keluarga merupakan faktor yang dominan untuk menjerumuskan pemuda mengkonsumsi minuman keras. 2. Untuk mengantisipasi permasalahan ini penting hendaknya bagi pemerintah untuk terjun langsung terhadap pemuda produktif untuk melakuan kegiatankegiatan kepemudaan serta bermanfaat, baik dalam segi kesenian dan keagamaan, sehingga pemuda disibukkan dengan kegiatan yang bermanfaat, guna untuk menanggulangi pemuda yang sering menggunakan minuman keras. 3. Untuk mencegah dan mengatasi perilaku pemuda dalam mengonsumsi minuman keras perlu adanya kerjasama yang sistematis dan terencana terutama tokoh agama untuk lebih meningkatkan kegiatan keagamaan di desa tersebut sebagai pembinaan kepada pemuda yang sering menggunakan minuman keras.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah Taufik. 1994 Pemuda Dan Perubahan Sosial. Jakarta LP3ES. Ahmad Taufik, 2009, Pembangunan dan Problema Masyarakat, Surabaya: CV.Media Nusantara. Asep Suhbi, Pembangunan Jiwa Kepemudaan, Jakarta CV. Media Nusantara. Darajat Djakaria. 2001. Pembnaan Akhlak Ditingkat SMTA dan Perguruan Tinggi . Jakarta. Logos Wacana Ilmu. Gunawan Ary. 1986. Kebijakan-Kebijakan Pendidikan Di Indonesia. Jakarta. Bina Aksa. Mahmud Dimiati, 1991. Psikologi Pendidikaan Suatu Pendekatan Terapan. Jogjakarta, Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP. Rahim Husni. 2001. Pendidikan Agama Dalam Pembinaan Moral Ahlak. Jakarta. Logos wacana ilmu.