PENERAPAN TEKNIK BERCERITA DALAM MENENTUKAN UNSUR INTRINSIK DONGENG SISWA KELAS V SDN 1 SUWAWA KABUPATEN BONE BOLANGO Lisliarty Pantolay Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Pembimbing I Dr.Yusuf Jafar M.Pd Pembimbing II Dra.Hawa Pattiiha S.Pd, M.Pd ABSTRAK Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana Penerapan Teknik Bercerita Dalam Menentukan Unsur Intrinsik Dongeng Siswa Kelas V SDN I Suwawa Kabupaten Bone Bolango?. Adapun tujuan penelitian adalah Untuk mengetahui Penerapan Teknik Bercerita Dalam Menentukan Unsur Intrinsik Dongeng Siswa Kelas V SDN 1 Suwawa Kabupaten Bone Bolango. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik bercerita efektif diterapkan dalam menentukan unsur intrinsik dongeng siswa kelas V SDN I Suwawa Kabupaten Bone Bolango. Hal ini tampak pada peolehan nilai yang didapatkan siswa sebagian besar memperoleh nilai di atas kriteria ketuntasan maksimal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan teknik bercerita dapat membantu pemahaman siswa dalam menentukan unsur intrinsik dongeng siswa kelas V SDN I Suwawa kabupaten Bone Bolango. Kata Kunci: Teknik Bercerita, Unsur Intrinsik Dongeng.
PENDAHULUAN Dalam kehidupan dan pergaulan sehari-hari fungsi utama bahasa adalah sebagai sarana komunikasi untuk menyampaikan pesan dari seseorang kepada orang lain untuk berbagai keperluan dan situasi pemakaian. Untuk itu penggunaan bahasa sangatlah penting. Jadi bahasa lebih berfungsi sebagai suatu bentuk kinerja atau sebagai alat penyampaian pesan. Pandangan ini membawa konsekuensi bahwa pembelajaran bahasa haruslah lebih menekankan fungsi bahasa sebagai alat komunikasi. Oleh karena itu untuk memberikan pemahaman yang solutif kepada setiap manusia dalam menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi yang baku adalah melalui proses belajar mengajar di bangku pendidikan formal. Bahasa Indonesia adalah salah satu dari sejumlah mata pelajaran yang diberikan disekolah dasar (SD) dalam mempelajari bahasa terdapat empat aspek keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh siswa itu sendiri. Keempat aspek keterampilan yang dimaksud tersebut yaitu, keterampilan menyimak dan keterampilan berbicara, keterampilan membaca, keterampilan menulis. Untuk meningkatkan keempat aspek keterampilan berbahasa tersebut maka diperlukan kompetensi guru dalam merancang suatu kegiatan pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan berbahasa siswa baik dari aspek membaca, menulis, menyimak, dan berbicara. Dalam buku Tarigan, Sty Slamet (2007:12) menjelaskan berbicara atau bercerita adalah kegiatan mengekspresikan gagasan, perasaan, dan kehendak pembicara yang perlu diungkapkan pada orang lain dalam bentuk ujaran. Salah satu yang telah disebutkan diatas yaitu berbicara. Siswa diharapkan dapat menguasai ragam keterampilan berbicara yang tercakup dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Bercerita Bercerita adalah kegiatan berbahasa lisan untuk mengambarkan secara jelas tentang keadaan, peristiwa, orang, benda, dan lain-lain. Dengan bercerita seseorang dapat menyampaikan berbagai macam cerita, ungkapan perasaan yang dialami, dirasakan, dilihat, dibaca, dan ungkapan kemauan dan keinginan membagikan pengalaman yang pernah diperoleh ( Mulyoutomo 2011 : 147 ).
Teknik Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dinyatakan bahwa teknik merupakan cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan dikehendaki. Jadi, sebuah teknik merupakan usaha untuk melakukan suatu pekerjaan yang melibatkan unsur pengetahuan dan keterampilan dalam rangka menghasilkan dalam sebuah keputusan mengenai suatu yang lebih baik dan dapat dipertanggungjawabkan. Menurut Saliwangi (1989:45) Teknik adalah cara-cara mengajar yang telah disusun berdasarkan prinsip dan sistem tertentu. Hakikat teknik pengajaran bahasa Indonesia sesungguhnya tidak lain dari persoalan pemilihan bahan yang akan diajarkan, penentuan cara-cara penyajiannya dan cara mengevaluasi atau dengan perkataan lain bahwa teknik pengajaran bahasa Indonesia ditentukan oleh beberapa faktor yang semuannya diorentasikan pada tujuan pengajaran yang ingin dicapai. Berdasarkan beberapa pengertian teknik tersebut, penulis menyimpulkan bahwa teknik adalah cara yang sitematik yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Teknik Bercerita Dalam pelaksanaan pembelajaran. Teknik bercerita dilaksanakan dalam upaya memperkenalkan, memberikan keterangan, atau menjelaskan tentang hal baru dalam rangka menyampaikan pembelajaran yang dapat mengembangkan berbagai kompetensi dasar anak. Ada beberapa macam teknik bercerita yang dapat dipergunakan antara lain, guru dapat membaca langsung dari buku, menggunakan ilustrasi dari gambar, bermain peran dalam suatu cerita. Manfaat Teknik Bercerita Menurut Tampubulon (dalam Diheni, 2006:68) yaitu: 1) Melatih daya serap anak, artinya anak dapat dirangsang untuk mampu memahami isi atau ide pokok dalam cerita secara keseluruhan. 2) Melatih daya pikir anak, Untuk melatih memahami proses cerita, mempelajari hubungan bagian-bagian dalam cerita termasuk hubungan sebab-akibatnya.
3) Melatih daya konsentrasi anak, Untuk memusatkan perhatiannya kepada keseluruhan cerita karena dengan pemusatan perhatian tersebut anak dapat melihat hubungan bagian-bagian cerita sekaligus menangkap ide pokok dalam cerita. 4) Mengembangkan daya imajinasi anak. 5) Menciptakan situasi yang menggembirakan serta mengembangkan suasana hubungan yang akrab sesuai dengan tahap perkembangan anak. Dongeng Dongeng termasuk prosa lama yang berbentuk cerita prosa rakyat (Danandjaja, 2007 : 83). Cerita ini bersifat anonim karena tidak diketahui siapa pengarangnya dan beredar secara lisan dimasyarakat (Siswanto, 2008 : 141). Dongeng diceritakan terutama untuk hiburan karena cerita dongeng dianggap tidak benarbenar terjadi (Danandjaja, 2007 : 83). Walaupun ceritanya dianggap tidak benarbenar terjadi, dongeng berisi nilai-nilai kebenaran, pelajaran moral, atau bahkan sindiran (Danandjaja, 2007 : 83). Dongeng merupakan cerita mengenai suatu hal yang tidak pernah terjadi dan juga tidak mungkin terjadi, cerita dalam dongeng bersifat khayalan belaka, isi dongeng serinng berhubungan dengan kepercayaan kuno, keajaiban alam atau kehidupan binatang ( Uti Darmawati 2010 : 44 ). Dengan demikian dapat disimpulkan, dongeng merupakan karya sastra lama yang beredar secara turun temurun yang tidak benar-benar terjadi akan tetapi mengandung nilai-nilai moral. Unsur Intrinsik Dongeng Seperti yang kita ketahui pada penjelasan di atas bahwa dongeng termasuk kedalam jenis prosa lama. Sama halnya dengan jenis prosa yang lainnya dongeng juga memiliki unsur-unsur yang dapat membangun suatu cerita yang disebut dengan unsur intrinsik. Dongeng memiliki unsur-unsur yang mirip dengan prosa fiksi. Unsur-unsur tersebut adalah : (a). Tema dan amanat; (b). Alur; (c). Tokoh; (d). Latar.
Penerapan Teknik Bercerita Dalam Menentukan Unsur Intrinsik Dongeng Pada pembelajaran materi menentukan unsur intrinsik dongeng, ada banyak metode yang diterapkan. Dalam penelitian ini guru memilih salah satu teknik yaitu teknik bercerita. teknik bercerita ini diharapkan mampu membantu pemahaman siswa dalam menentukan unsur intrinsik dongeng. Akan tetapi dari seluruh siswa yang menerima materi ini, ada sebagian siswa yang mampu menerima materi dengan baik ada juga yang sulit menerima. Hal ini dikarenakan tingkat pengetahuan siswa yang berbeda-beda, ada yang mampu, kurang mampu, bahkan ada yang tidak mampu sama sekali. Dalam hal ini peran guru sangat diharapakan demi tercapainya tujuan pembelajaran yang diinginkan. METODE PENULISAN Pendekatan penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif. Penelitian Deskriptif adalah penelitian yang lebih mengarah pada pengungkapan suatu masalah atau keadaan yang sebagaimana adanya yang mengungkapkan fakta-fakta yang ada. HASIL DAN PEMBAHASAN Temuan Umum Adapun gambaran umum yang ditemui peneliti yakni kendala siswa dalam kegiatan belajar mengajar, yang dimaksud disini yakni Penelitian yang dilaksanakan di SDN I Suwawa Kabupaten Bone Bolango tentang proses belajar bahasa indonesia, tentang yang sebenarnya terjadi ketika anak-anak diminta bercerita kemudian menentukan unsur intrinsik cerita tersebut, menekankan besarnya konteks belajar atau situasi belajar tidak terlaksana dengan baik. Adapun faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan dalam menentukan unsur intrinsik pada materi cerita dongeng faktor yang dominan dalam proses peningkatan materi tersebut adalah siswa. Apapun usaha yang dilakukan guru tetapi siswanya tidak memperhatikan penjelasan atau tugas-tugas yang diberikan oleh guru maka akan susah dalam usaha penerapan teknik bercerita dalam menentukan unsur intrinsik cerita dongeng. Kesulitan Siswa Dalam Memahami Materi, siswa merupakan objek yang menjadi sasaran dalam pembelajaran, dalam materi menentukan unsur
intrinsik dongeng siswa mengalami kesulitan saat diminta untuk menentukan tema, dan amanat, yang terkandung dalam cerita. Hal ini di akibatkan : 1. Kurangnya perhatian siswa pada proses belajar mengajar karena hanya banyak bermain. 2. Diskusi dengan teman sebangku yang tidak ada kaitannya dengan materi pembelajaran 3. Terlalu banyak mengahayal ketika menerima materi pembelajaran sehingganya tidak memahami materi pembelajaran yang di ajarkan oleh guru Ketidakmampuan Siswa Dalam Bercerita Sesuai Unsur Intrinsik Dongeng. bercerita merupakan keterampilan berbahasa, dalam pembelajaran ini siswa diminta untuk menceritakan kembali isi cerita yang telah dibacakan namun siswa mengalami kesulitan, hal ini diakibatkan karena siswa merasa takut dan kurang percaya diri untuk memberanikan diri maju kedepan kelas, serta kurangnya perbendaharaan kalimat yang baik dan benar yang dimiliki siswa. Temuan Khusus Adapun temuan khusus dari hasil penelitian yaitu melalui observasi dan wawancara mengenai kemampuan menentukan unsur intrinsik dongeng di kelas V, ternyata : Terdapat 8 orang siswa yang memperoleh nilai 100, 5 orang siswa memperoleh nilai 90, 5 orang siswa memperoleh nilai 80, 5 orang siswa memperoleh nilai 70, serta 7 orang siswa memperoleh nilai 60. Terdapat 3 orang siswa yang sulit menentukan tokoh, 12 orang siswa sulit menentukan sifat-sifat tokoh, 3 orang siswa sulit menentukan latar cerita, 11 orang siswa sulit menentukan tema cerita dan 6 orang siswa sulit menentukan amanat yang terkandung dalam cerita. Siswa yang belum mampu menentukan unsur intrinsik dongeng yaitu siswa yang belum bisa membedakan dan memahami tokoh, sifat-sifat tokoh, latar tema, dan amanat yang terkandung dalam cerita, hal ini di sebabkan karena kurangnya perhatian siswa pada proses belajar mengajar berlangsung sehingga materi yang diajarkan tidak di dipahami oleh siswa dengan baik dan benar.
Sesuai penjelasan dari guru kelas V SDN I Suwawa, bahwa proses belajar mengajar siswa dalam menentukan unsur intrinsik cerita dongeng dinilai berhasil karena pembelajaran yang dilakukan telah berjalan sesuai dengan tujuan yang di rencanakan atau keberhasilan siswa dalam pembelajaran rata-rata sudah mencapai ketuntasan minimal. Meskipun demikian pada awal pelaksanaannya masih terdapat kendala yaitu siswa masih banyak yang tidak memperhatikan, akan tetapi setelah dilakukan kontrol secara teratur, maka persoalan siswa menentukan unsur intrinsik cerita dongeng berangsur-angsur dapat teratasi. Walaupun masih ada beberapa siswa yang kurang memahami dengan materi tersebut hingga masih terdapat siswa yang memiliki nilai di bawah KKM. Pembahasan Observasi Guru Yang menjadi fokus observasi disini ialah guru kelas V yang bernama Ibu T.K. Ditinjau dari Persiapan dalam Pengajaran, guru terlebih dahulu mempersiapkan hal-hal yang berkaitan dengan proses belajar mengajar seperti : Silabus, RPP, serta media yang nantinya akan digunakan. Dalam kegiatan pembelajaran ini dialokasikan waktu 2 x 35 Menit. Bahan ajar yang digunakan disesuaikan dengan silabus, kurikulum dan buku-buku paket yang menjadi fokus penelitian penulis yaitu menentukan unsur intrinsik cerita (Dongeng). metode atau teknik yang digunakan guru, dalam kegiatan belajar khususnya pada materi ini yaitu penggunaan teknik bercerita. Mengawali pembelajaran guru menjelaskan materi tentang unsur-unsur intrinsik dongeng, kegiatan ini dilakukan berulang kali sampai siswa dianggap benar-benar mengerti dengan materi yang diajarkan. Dalam memudahkan pembelajaran, guru menggunakan media berupa cerita dongeng. Setelah cerita selesai dibacakan, guru meminta siswa untuk menentukan unsur yang terkandung dalam cerita yang telah dibacakan tadi baik tokoh, latar, alur, tema dan amanat cerita. Selanjutnya setiap siswa secara bergantian menceritakan kembali cerita yang dibacakan guru tadi dengan kata-katanya sendiri didepan kelas. Kegiatan ini melatih daya ingat siswa dan melatih komunikasi lisan siswa. Untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi dan teknik yang diterapkan pada akhir pembelajaran dilakukan evaluasi
dalam bentuk pemberian soal (test). Dari hasil evaluasi yang dilakukan menunjukan bahwa siswa mampu memahami dan menceritakan kembali dengan baik materi yang diajarkan sehingga hasilnya meningkat. Observasi Siswa Materi yang diajarkan memberikan pengetahuan yang mampu diserap oleh siswa sehingga menimbulkan perubahan positif yang cukup signifikan baik Secara Kognitif, Afektif, Psikomotor, dan setelah dilakukan evaluasi menunjukan bahwa siswa mampu memahami dan menceritakan kembali dengan baik materi yang diajarkan sehingga hasilnya meningkat. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa penerapan teknik bercerita dalam menentukan unsur intrinsik dongeng siswa kelas V SDN I Suwawa Kabupaten Bone Bolango, Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik bercerita efektif diterapkan dalam menentukan unsur intrinsik dongeng siswa kelas V SDN I Suwawa Kabupaten Bone Bolango. Hal ini tampak pada peolehan nilai yang didapatkan siswa sebagian besar memperoleh nilai di atas kriteria ketuntasan maksimal. Saran Berdasarkan pengalaman selama melaksanakan penelitian di kelas V SDN I Suwawa Kabupaten Bone Bolango, maka dapat diajukan saran, Hendaknya pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di kelas V SDN I Suwawa Kabupaten Bone Bolango lebih ditingkatkan dengan selalu memberikan pelatihan kepada siswa dalam memahami unsur intrinsik cerita dongeng. Karena Dengan melalui penerapan teknik bercerita dapat meningkatkan pemahaman siswa dan memotivasi siswa dalam belajar. Penerapan teknik bercerita ini pula dapat digunakan guru dalam variasi mengajar pada materi-materi pembelajaran lainnya.
DAFTAR RUJUKAN Aminuddin.2004.Pengantar Apresiasi Karya Sastra : Sinar Baru Algensindo ---------------. 2010.Pengantar Apresiasi Karya Sastra : Sinar Baru Algensindo Darmawati,Uti dan Suparyanto, Anton.2010.Buku Panduan Pendidikan Bahasa Indonesia : PT Intan Pariwara Gani,Lilisandri.2012.Meningkatkan Kemampuan Berbicara Siswa Menggunakan Kata-Kata Sendiri Melalui Cerita Guru Hemeto,Meiske.2010.Meningkatkan Keterampilan Mengapresiasikan Karsa Sastra
Bercerita
Dengan
Dalam
Resimi,Novi dan Dadan, Juanda.2007.Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Di Kelas Tinggi : UPI PRESS http :// Beefamilys Blog Khairul Anwar Kingbee : Pembelajaran Dengan Menggunakan Metode Bercerita Dan Berdialog Diakses tanggal 14 februari 2013 http: // Article : Teknik Bercerita Dan Guru diakses tanggal 14 februari 2013 http://Naswaralos.Blogspot.com/2011/10/skripsi-keefektifan-teknik-bercerita.html diakses tanggal 14 februari 2013 http://repository.upi.edu/operator/upload/s_c0151_0603339_chapter1.pdf Nugraha,Ratna Chynthia.2012.Keefktifan Penerapan Teknik Bercerita Berpasangan Dalam Pembelajaran Apresiasi Dongeng Yang Diperdengarkan (Online) tersedia di http://repository.upi.edu/operator/upload/s_ind_0807241_chaper2_pdf diakses tanggal 14 februari 2013 Nurhasanah.2012.Meningkatkan Kemampuan Siswa Dalam Mengidentifikasi Unsur Intrinsik Cerita Rakyat Dengan Pendekatan Komunikatif Siswa Kelas V SDN Rancailat II Kec.Kresek Kd Upi Serang (Online) tersedia di http://repository.upi.edu/kampus daerah/fulltext/upload/s_bhs_0801747_chapter1.pdf diakses tanggal 14 februari 2013