1
Upaya Meningkatkan Kemampuan Mengdentifikasi bangun Datar Yang Simetris Di SDN 3 Tapa Kabupaten Bone Bolango, Martianty Nalole, Samsiar RivaI Jurusan PGSD, Program Studi S1. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo
Baso Pallawalepu. 151409441 ”Upaya meningkatkan kemampuan mengidentifikasi bangun datar yang simetris di SDN 3 Tapa kabupaten Bone Bolango”. Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SDN 3 Tapa Kabupaten Bone Bolango. Skripsi Jurusan PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo (pembimbing I : Dra. Martianty Nalole, M.Pd dan pembimbing II Dra. Samsiar RivaI, S.Pd, M.Pd). Permasalahan yang diungkapkan dalam penelitian yaitu bagaimana upaya meningkatkan kemampuan mengidentifikasi bangun datar yang simetris dan tujuan dalam penelitian yaitu untuk mengetahui bagaimana upaya meningkatkan kemampuan mengidentifikasi bangun datar yang simetris di SDN 3 Tapa Kabupaten Bone Bolango (pada siswa Kelas IV SDN 3 Tapa).Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif. Adapun subyek dalam penelitian adalah siswa kelas IV SDN 3 Tapa Kabupaten Bone Bolango. Metode deskriptif kualitatif adalah metode yang digunakan dalam penelitian ini untuk memudahkan peneliti dalam pengumpulan data deskriptif berupa kata-kata tertulis/lisan dari guru dan siswa yang diamati. Dari hasil penelitian melalui wawancara guru menunjukkan bahwa upaya meningkatkan kemampuan mengidentifikasi bangun datar yang simetris di kelas IV SDN 3 Tapa Kabupaten Bone Bolango yaitu guru menggunakan metode deduktif-deskriptif, metode ekspositori, tanya jawab dan metode latihan, memberikan bimbingan, melakukan kontrol secara teratur dan
menggunakan media pembelajaran
sehingga kemampuan mengidentifikasi bangun datar yang simetris rata-rata mencapai standar ketuntasan minimal. tetapi dari hasil wawancara dengan siswa bahwa guru tidak menggunakan
media
pembelajaran
sebagai
upaya
meningkatkan
kemampuan
mengidentifikasi bangun datar yang smetris. Berdasarkan data tersebut disimpulkan bahwa upaya yang dilakukan dalam meningkatkan kemampuan mengidentifikasi bangun datar yang simetris di kelas IV SDN 3 Tapa Kabupaten Bone Bolango yaitu guru menggunakan metode deduktif-deskriptif, metode ekspositori, tanya jawab dan metode latihan, kontrol secara
2
teratur, memberikan bimbingan setelah selesai pembelajaran, dan tidak menggunakan media pembelajaran pada saat proses pembelajaran berlangsung, khususnya pada materi bangun datar yang simetris. Kata Kunci: Upaya, Meningkatkan, Kemampuan, Mengidentifikasi, Simetris.
I.
Pendahuluan Pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan anak-anak bangsa, sebagai generasi
penerus yang nantinya bisa membangun serta membangkitkan negeri ini dari keterpurukan. Hal ini sesuai dengan yang tercantun dalam UUD 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu mempersiapkan sekolah sebagai wadah pendidikan formal dengan segala sarana maupun prasarana pendidikan seperti perbaikan kurikulum, meningkatkan kualitas guru dan peningkatan pelayanan sekolah pada masyarakat merupakan pekerjaan yang utama selain pekerjaan-pekerjaan yang lainnya. Tugas guru dalam kegiatan belajar mengajar yaitu membuat persiapan atau perencanaan pengajaran, melaksanakan pengajaran, dan mengevaluasi hasil pengajaran. Pada waktu guru memutuskan akan mengajarkan sesuatu kepada siswa-siswanya, maka di dalam dirinya terjadilah suatu proses berfikir tentang apa yang akan diajar, prosedur atau materi apa yang akan diperlukan, serta bagaimana mengetahui bahwa siswa-siswanya itu telah belajar. Guru sebagai pendidik harus menguasai materi yang digunakan dalam pengajaran. Hal itu dimaksudkan agar para guru dapat melakukan penerapan yang tepat untuk diterapkan pada tingkat perkembangan intelektual siswa. Sebagai tenaga pendidik yang professional, haruslah mampu menguasai materi yang diajarkan, apalagi untuk mata pelajaran yang membutuhkan penanaman konsep seperti matematika. Matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang dituangkan dalam kurikulum matematika sekolah dasar antara lain bertujuan (1 ) untuk menyiapkan siswa SD sanggup bertindak atas dasar pemikiran secara logis, sistematis, kritis, cermat, kreatif dan efektif, (2) menyiapkan siswa SD dapat menggunakan pola pikir matematika dalam memecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari, (Depdiknas. 2006:12). Kenyataan dilapangan menunjukan bahwa hasil pembelajaran matematika disekolah dasar belum mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Hal ini telah ditandai dengan rendahnya hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran matematika jika dibandingkan dengan
3
hasil belajar mereka terhadap mata pelajaran lain. Keadaan ini akan membawa pandangan siswa terhadap matematika dianggap sebagai salah satu mata pelajaran yang sulit dipelajari, membosankan, bahkan menakutkan sehingga dapat mengurangi motivasi dan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika. Mencermati rendahnya hasil belajar dalam pembelajaran matematika disekolah dasar, untuk itu upaya-upaya telah dilakukan pemerintah dalam meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran matematika di sekolah dasar. antara lain : (1) mengadakan pelatihan atau penataran bagi guru matematika sekolah dasar baik ditingkat lokal, regional, maupun secara nasional, dan (2) meningkatkan mutu pendidikan guru sekolah dasar minimal berijasah S1, (Suharjana, 2011:12). Namun kenyataan hingga saat ini menunjukan bahwa upaya-upaya tersebut belum membuahkan hasil sebagaimana yang diharapkan. Dilihat dari faktor-faktor yang menjadi kesulitan siswa belajar matematika di SD dalam mutu proses dan hasil pembelajran matematika di SD, terdapat tiga factor utama yang mempengaruhinya. Tiga faktor tersbut meliputi (1) materi ajar matematika yang berkenaan dengan penelaahan objek yang bersifat abstrak, (2) perkembangan tingkat berfikir siswa SD yang masih dalam berfikir kongkret, dan (3) kemampuan guru dalam memilih metode atau model pembelajran yang sesuai (Polapa, 2010:4). Berdasarkan pengaruh tiga faktor di atas maka yang menjadi tantangan bagi guru untuk mengajar matematika di sekolah dasar adalah adanya kondisi objektif pembelajran tentang bagaimana cara mengajarkan materi ajar matematika kepada siswa SD yang cara belajarnya menurut Brunner meliputi tahap enaktif, ikonik, kemudian simbolik serta kemampuan berfikirnya masih pada taraf konkret, Terutama pada materi bangun datar yang simetris. Dalam kaitannya dengan pembelajaran bangun datar yang simetris pada siswa SD sudah tentu guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajrannya akan mengalami kesulitan yang sama seperti kondisi objektif pembelajaran sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya. Hal ini disebabkan karena materi ajar bangun datar yang simetris berkenaan dengan objek penelaahnya bersifat abstrak sedangkan siswa SD masih pada taraf berfikir konkret.
a.
Pengertian Upaya Upaya adalah usaha; akal; ikhtiar untuk mencapai suatu maksud, memecahkan
persoalan mencari jalan keluar (KBBI:1990:995) Berdasarkan makna dalam kamus besar bahasa Indonesia tentang upaya dapat disimpulkan bahwa kata upaya memiliki kesamaan arti dengan kata usaha demikian pula
4
dengan kata ikhtiar. Kata upaya dilakukan dalam rangka mencapai suatu maksud memecahkan persoalan mencari jalan keluar. Kemampuan berasal dari kata mampu yang menurut kamus bahasa Indonesia mampu adalah sanggup. Jadi kemampuan adalah sebagai keterampilan (skiil) yang dimiliki seseorang untuk dapat menyelesaikan sesuatu. Kemampuan menurut Danim,(1994:12) “Kemampuan adalah perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan”. Sedangkan menurut Wijaya,(1992:7) kemampuan diterjemahkan sebagai “gambaran hakekat kualitatif dari perilaku guru yang nampak sangat berarti”. Dengan demikian, suatu kemampuan dalam suatu profesi yang berbeda menuntut kemampuan yang berbeda-beda pula. Dari beberapa pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan adalah kecakapan atau kesanggupan yang dimiliki oleh setiap individu untuk melakukan sesuatu, merupakan suatu potensi yang dimiliki sejak lahir dan perlu dikembangkan dengan latihan atau praktek dalam suatu proses pembelajaran. Berdasarkan kemampuan yang dikemukakan maka yang dimaksud dengan kemampuan dalam penelitian ini adalah kesanggupan atau potensi siswa di SDN 3 Tapa dalam mengidentifikasi bangun datar yang simetris. Indentifikasi adalah upaya yang dilakukan oleh seorang individu untuk menjadi sama (identik) dengan individu lain yang ditirunya. Proses identifikasi tidak hanya terjadi melalui serangkain proses peniruan pola perilaku saja, tetapi juga melalui proses kejiwaaan yang sangat mendalam. http://annyeong-rara-imnida.blogspot.com/2011/11/pengertian-imitasiidentifikasi-sugesti.html Identifikasi adalah pemberian tanda-tanda pada golongan barang-barang atau sesuatu. Hal ini perlu, oleh karena tugas identifikasi ialah membedakan komponen-komponen yang satu dengan yang lainnya, sehingga tidak menimbulkan kebingungan. Dengan identifikasi dapatlah suatu komponen itu dikenal dan diketahui masuk dalam golongan mana. http://www.kumpulanistilah.com/2011/01/pengertian-identifikasi.htm
Dari uaraian penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa identifikasi adalah upaya yang dilakukan seorang individu untuk menggolongkan atau memebedakan komponenkomponen yang satu dengan yang lainnya.
5
Berdasarkan identifikasi yang dikemukakan maka yang di maksud dengan identifikasi dalam penelitian ini adalah kesanggupan siswa di SDN 3 Tapa dalam menggolongkan atau mengelompokkan bangun datar yang simetris. Bangun datar merupakan sebuah bangun berupa bidang datar yang dibatasi oleh beberapa ruas garis. Jumlah dan model ruas garis yang membatasi bangun tersebut menentukan nama dan bentuk bangun datar tersebut. Sedangkan bangun datar yang simetris adalah bangun datar yang dapat dilipat (dibagi) menjadi dua bagian yang sama persis baik bentuk maupun besarnya. Sedangkan bangun tidak simetris disebut bangun asimetris. Garis lipat yang menentukan benda simetris disebut garis simetri atau sumbu simetri. (Mstakim dan Astuty: 2008)
b.
Upaya Meningkatkan Kemampuan Mengidentifikasi Bngun Datar Yang Simetris Menggairahkan anak didik Dalam kegiatan rutin di kelas sehari-hari guru harus
berusaha menghindari hal-hal yang monoton dan membosankan. Peserta didik akan belajar lebih giat apabila topik yang dipelajari menarik, dan berguna bagi dirinya (Mulyasa, 2003:115). Maka dari itu sebagai upaya dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran matematika, Guru harus memberikan kepada siswa cukup banyak hal-hal yang perlu dipikirkan dan dilakukan. Memeberikan stimulus berupa kegiatan-kegiatan belajar yang dapat membuat siswa selalu bertanya-tanya dalam pikiranya. Dari beberapa pendapat yang telah diuraikan diatas maka dapat disimpulkan bahwa upaya yang dilakukan guru dalam meningkatkan kemampuan pada pembelajaran matematika yaitu guru harus bisa Memeberikan stimulus berupa kegiatan-kegiatan belajar yang dapat membuat siswa selalu bertanya-tanya dalam pikiranya, Peserta didik harus selalu diberitahu tentang hasil belajarnya, memberikan metode yang tepat dan memberikan benda-benda tertentu ketika siswa mempelajari konsep matematika
II.
Metodologi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN 3 Tapa Jln. Abdullah Amu, Desa Keramat, Kecamatan Tapa, Kabupaten Bone Bolango. Untuk menuju ke sekolah peneliti harus menempuh perjalanan 20 menit menggunakan kendaraan bermotor. SDN 3 Tapa Kabupaten Bone Bolango merupakan salah satu sekolah yang berada di Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango yang sekarang ini di pimpin oleh ibu Elvira Gobel, S.Pd, Mm. Di dalam lingkungan sekolah SDN 3 Tapa terdapat satu sekolah lain yaitu SDN 2 Tapa, kedua sekolah tersebut berdiri dalam satu halaman yang berbentuk U. Adapun bangunan yang mengelilingi sekolah
6
SDN3 Tapa yaitu: sebelah Utara dan Barat : rumah-rumah penduduk, Timur : lapangan Ipot Tapa dan Selatan : SDN 2 Tapa. Kondisi lingkungan sekolah sangat baik, aman, dan tertata rapi serta nyaman. Sekolah SDN 3 Tapa ini dibangun pada tahun 1952 dan yang menjabat kepalah sekolah pertama di SDN 3 Tapa adalah pak Hasan k Jusuf dan yang sekarang ini dipimpin oleh ebi Elvira Gobel, S.Pd, Mm,
a.
Keadaan sarana dan prasarana SDN 3 Tapa memliki kapasitas dengan jumlah 10 ruangan, 6 ruangan di gunakan
sebagai ruangan belajar, 1 ruangan kepalah sekolah, 1 ruangan staf dewan guru,
1
ruanganper pustakaan dan 1 ruangan ruang UKS. Dengan luas bangunan 16 m dan panjang bangunan 25 m, luas tanah 929 m2
Sedangkan bangunan selain ruang kelas adalah
WC/Kamar mandi kantin sekolah. a. Ruang kelas Berdasarkan hasil pengamatan, ruang kelas 1 sampai kelas VI sudah tertata dengan baik dan rapi disamping itu setiap ruangan sangat memenuhi syaratsebagai tempat terselanggaranya pendidikan, karena mempunyai pintu, jendela dan fasilitas yang merupakan tempat keluarnya udara dan cahaya sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan baik. b. Kantor Kantor yang ada di SDN 3 Tapa Kabupaten Bone Bolango terdiri dari kantor staf dewan guru dan kepala sekolah. Ruangan guru dan kepala sekolah jika di perhatikan sudah sangat strategis sebab staf dewan guru dapat mengawasi secara langsung anak didik pada waktu istirahat apabila ada yang ingin keluar halaman sekolah.ruangan staf dewan guru dilengkapi dengan meja dan kursi masing-masing berjumlah 10 meja dan 10 kursi. Ruangan kepala sekolah dilengkapi dengan 1 buah meja kepala sekolah, 1 buah kuri kepala sekolah, dan 1 set kursi tamu dan 2 lemari administrasi kepala sekolah. c. Fasilitas belajar Dari hasil pengamatan yang dilakukan, fasilitas belajar di SDN 3 Tapa Kabupaten Bone Bolango sebagian besar tersedia diantaranya, papan tulis, meja dan kursi guru, meja dan kursi siswa, lemari, alat-alat bantu pembelajaran serta hal-hal yang dapat menunjang kelancaran proses belajar mengajar di setiap kelas.
b.
Keadaan Guru
7
Keberadaan guru pada suatu tingkat pendidikan sangat menentukan bagi kelancaran tugas, fungsi serta keberlangsungan proses pendidikan dilembaga tersebut.adapun Jumlah guru di SDN 3 Tapa Kabupaten Bone Bolango sebanayak 10 Orang, yaitu :
TABEL 1. KEADAAN GURU DI SDN 3 TAPA Sumber administrasi SDN 3 Tapa Kab. Bone Bolango
No
1
Nama
L
Pendidikan
Golongan
Jabatan
Nip
/P
Elvira Gobel, S.Pd, MM
P
S1
IV/A
Kepala Sekolah
P
S1
IV/A
Guru kelas II
L
S1
IV/A
Guru Agama
P
SPG
IV/A
Guru kelas I
P
S1
III/D
Guru kelas VI
P
S1
III/B
Guru Penjas
P
S1
III/A
Guru kelas V
P
S1
III/A
Guru kelas III
NIP. 196601261990052001 2
Ha. Sriwati Yusuf, S.Pd NIP. 195605101978012006
3
Abdullah Djamalu, S.Pd,I NIP. 195504171986041001
4
Hasni Talani NIP. 195905041981102002
5
Zumriaty Aliwu, S.pd NIP. 196805021993122001
6
Nastin Sude, S.Pd NIP. 196410031994012001
7
Hadjirah Amrain, S.Pd NIP. 196905032006042006
8
Fanny Yahya, S.Pd NIP. 197102122005012017
9
Nurhayati Usman
P
SMA
-
Guru kelas IV
10
Maryam Datau
P
SMK
-
Tata Usaha
c. Keadaan Siswa Keberadaan siswa pada suatu lembaga pendidikan sama hal dengan keberadaan guru. Untuk mengetahui lebih jelas keadaan siswa SDN 3 Tapa Kabupaten Bone Bolango dapat dilihat pada tabel berikut. TABEL 2. KEADAAN SISWA no
Kelas
Jenis
Jumlah
8
Kelamin 1
I
L : 10
Siswa 23
P : 13 2
II
L : 11
23
P : 12 3
III
L:9
18
P:9 4
IV
L : 15
20
P:5 5
V
L : 10
21
P : 11 6
VI
L:6
19
P : 10
Penelitih memilih lokasi di SDN 3 Tapa Kabupaten Bone Bolango. alasan peneliti memimilh lokasi ini karena lokasi peneitian ini sesuai dengan tujuan penelitian dan objek penelitian yang dapat memeberikan keterangan yang di jadikan sebagai data guna melengkapi penelitian yang disusun. a.
Pendekatan dan Jenis Penelitian Dalam penelitian ini digunakan metode pendekatan kualitatif fenomenologis,
maksudnya bahwa peneliti berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan-aitannya terhadap objek penelitian. Penelitian kualitatif atau disebut penelitian naturalistik, dimana data pada penelitian jenis ini didasarkan pada peristiwa-eristiwa yang terjadi secara alamiah, dilakukan dalam situasi yang wajar tanpa dipengaruhi dengan sengaja oleh peneliti. b.
Kehadiran Peneliti Dalam penelitian ini, kehadiran peneliti sangatlah penting dalam mengumpulkan data
untuk melengkapi prosedur-prosedur penelitian. karena peneliti bertindak sebagai pelaku utama dalam pengumpulan data, peneliti akan senantiasa berhubungan dengan subjek yang akan diteliti. Kehadiran peneliti dilakuan secara transparan atau terbuka, artinya sebagai tujuan maupun kegiatan peneliti dalam melakukan observasi, wawancara, dokumentasi atau
9
pengumpulan data diketahui oleh guru di SDN 3 Tapa Kabupaten Bone Bolango yang menjadi informan penelitian. c. Data dan Sumber Data 1. Data Data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah data mengenai gambaran umum sekolah SDN 3 Tapa, keadaan guru, keadaan siswa dan bagaimana upaya meningkatkan kemampuan mengidentifikasi bangun datar yang simetris di kelas IV SDN 3 Tapa Kabupaten Bone Bolango. 2. Sumber Data Dalam penelitian ini data yang dikumpul terdiri atas data primer dan data sekunder. 1.
Data primer, merupakan informasi utama dalam penelitian, meliputi seluruh data kualitatif yang diperoleh. Dalam hal ini sumber pertama atau data primer dari penelitian ini adalah guru dan siswa. Keadaan atau Suasana yang terjadi pada saat penelitian.
2.
Data sekunder, merupakan data yang diperoleh melalui buku-buku referensi berupa pengertian-pengertian dan teori-teori yang ada hubungannya dengan permasalahan yang sedang diteliti
d.
Prosedur Pengumpulan Data Data yang diperoleh melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi 1. Observasi Yaitu suatu cara pengambilan data melalui pengamatan dan pencatatan dengan sistematis fenomena-fenomena yang diselidiki secara langsung ataupun tidak langsung. Teknik ini digunakan penulis untuk mengetahui secara langsung gambaran utuh tentang proses pembelajaran Matematika pada siswa kelas IV, bagaimana kemampuan belajar siswa, serta bagaimana usaha seorang guru dalam meningkatkan kemampuan belajar anak dalam mengidentifikasi bangun datar yang simetris. Selain itu juga teknik ini penulis gunakan untuk memperoleh data tentang sejarah berdirinya sekolah SDN 3 Tapa , letak geografisnya, dan lain sebagainya. 2. Wawancara Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu pembicaraan atau Tanya jawab antara peneliti dan guru, peneliti dan siswa untuk bisa mendapatkan data yang diperulukan guna melengkapi prosedur-prosedur dalam penelitian dekriptif kualitatif yang dilaksanakan di SDN 3 Tapa Kabupaten Bone Bolango. 3. Dokumentasi
10
Pengambilan foto dan dokumen lain untuk dijadikan sebagai bukti fisik dalam penelitian ini, bahwa dokukmen yang diambil benar-benar terjadi di lapangan guna untuk pengumpulan data dalam penelitian deksriptif kualitatif yang di laksanakan di SDN 3 Tapa Kabupaten Bone Bolango
III.
Hasil Penelitian Dan Pembahasan Pelaksanaan ini di laksanakan di SDN 3 Tapa Kabupaten Bone Bolango pada siswa
kelas IV dengan jumlah siswa 20 orang. Adapun penelitian ini mengenai upaya meningkatkan kemampuan mengidentifikasi bangun datar yang simetris di kelas IV SDN 3 Tapa Kabupaten Bone Bolango tahun ajaran 2012/2013 Pengumpulan data dilakukan mulalui observasi awal keberadaan sekolah pada hari senin tanggal 20 Mei 2013, ketika siswa mulai berdatangan ke sekolah dan ketika berada didalam kelas mengikuti proses belajar mengajar seperti biasa yang dilaksanakan setiap hari. Kemudian pada hari rabu tanggal 22 mei 2013 dilakukan observasi lanjutan. pada kunjungan selanjutnya lebih tepatnya hari kamis 23 Mei 2013, peneliti melanjutkan observasi. Pada hari jum’at 31 mei 2013 peneliti melakukan wawancara dengan guru dan siswa yang di lanjutkan sampai hari senin 3 juni 2013. Wawancara dilakukan untuk melengkapi data. a.
Temuan Umum Temuan umum yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu temuan yang dihasilkan dari
pengumpulan data melalui wawancara pada guru kelas IV yang bernama NU dan siswa kelas IV. Temuan yang akan dijelaskan disini yaitu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan mengidentifikasi bangun datar yang simetris dan faktor-faktor yang menyebabkan beberapa siswa kurang mampu mengidentifiakasi bangun datar yang simetris. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dari hasil wawancara guru kelas IV yang bernama NU di SDN 3 Tapa Kabupaten Bone Bolango, bahwa upaya yang di lakukan guru dalam meningkatkan kemampuan mengidentifikasi bangun datar yang simetris adalah sebagai berikut a. Yaitu dengan menggunakan metode deduktif-deskriptif, metode ekspositori, tanya jawab dan metode latihan, memberikan media gambar dan kongkrit dan memberikan bimbingan setelah selesai pembelajaran sebagai upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan mengidentifikasi bangun datar yang simetris dan melakukan kontrol secara teratur kepada siswa.
11
b. Dengan mengajak mereka bermain ketika mereka sudah mulai bosan menerima pelajaran yang diberikan, dan memberi latihan untuk mengidentifikasi bangun datar yang simetris sehingga siswa tidak mengalami kebosanan. Dari data yang didapatkan melalui instrumen wawancara guru kelas IV yang bernama NU, bahwa upaya yang dilakukan sehingga proses belajar mengajar berjalan sesuai dengan yang direncanakan yaitu dengan menerapkan metode, media, memberikan bimbingan dan kontrol secara teratur. Metode yang digunakan adalah metode deduktif-deskriptif, metode ekspositori, tanya jawab dan metode latihan ketika pelaksanaan pembelajaran berlangsung dan menggunakan media gambar dan mdia kongkrit sebagai penunjang keberhasilan belajar siswa.
Beberapa faktor penyebab siswa kurang mampu mengidentifikasi bangun datar yang simetris : 1. Kurangnya perhatian siswa pada proses belajar mengajar karena hanya benyak bermain. 2. Diskusi dengan teman sebangku yang tidak ada kaitannya dengan materi pembelajaran 3. Terlalu banyak mengahayal ketika menerima materi pembelajaran sehingganya tidak memahami materi pembelajaran yang diajarkan oleh guru
b.
Temuan Khusus Adapun temuan khusus dari hasil penelitian yaitu mengenai upaya meningkatkan
kemampuan mengidentifkasi bangun datar yang simetris di kelas IV, berdasarkan penelitian yang diteliti dari hasil wawancara guru kelas IV yang bernama NU bahwa upaya yang dilakukan yaitu dengan menggunakan metode deduktif-deskriptif, metode ekspositori, tanya jawab dan metode latihan, memberikan bimbingan, kontrol secara teratur dan menggunakan media pembelajaran sehingga kemampuan mengidentifikasi bangun datar yang simetris berhasil sesuai yang di rencanakan, walaupun masih ada beberapa siswa yang belum mampu mengidentifikasi bangun datar yang simetris tetapi temuan yang peneliti dapatkan dari hasil wawancara siswa berbeda dengan hasil yang diwawancari dari guru yaitu dalam proses pembelajaran guru tidak menggunakan media dalam proses pembelejaran sehingga beberapa siswa masih mengalami kesulitan dalam mengidentifkasi bangun datar yang simetris. Siswa yang belum mampu mengidentifikasi bangun datar yang simetris yaitu siswa yang belum mampu menentukan bangun yang simetris dan tidak simetris , dan menentukan sumbu
12
simetris pada bangun datar, hal ini disebabkan karena kurangya perhatian siswa pada proses belajar mengajar berlangsung dan kurangnya perhatian guru dalam penggunaan media pembelajaran sehingga materi yang diajarkan tidak dipahami oleh beberapa siswa. Sesuai penejelasan dari guru kelas IV SDN 3 Tapa, bahwa proses belajar mengajar siswa dalam mengidentifikasi bangun datar yang simetris dinilai berhasil karena pembelajaran yang dilakukan telah berjalan sesuai dengan tujuan yang di rencanakan atau keberhasilan siswa dalam pembelajaran rata-rata sudah mencapai ketuntasan minimal. Meskipun demikian pada awal pelaksanaannya masih terdapat kendala yaitu siswa masih banyak yang tidak memperhatikan, akan tetapi setelah dlakukan kontrol secara teratur, maka persoalaan siswa mengidentifikasi bangun datar yang simetris berangsur-angsur dapat teratasi. Walaupun masih ada beberapa siswa yang kurang memahami dengan materi tersebut.
c.
Pembahasan Untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran yang efektif maka gurulah yang sangat
memeliki peranan penting dalam bentuk upaya meningkatkan kemampuan siswa mengidentifikasi materi bengun datar yang simetris dan keberhasilan belajar siswa disaat proses belajar mengajar berlangsung. Oleh sebab itu sebelum guru masuk pada kegiatan pembelajaran terlebih dahulu guru membuat suatu perencanaan yang disebut dengan Renca Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan media pembelajaran guna untuk keberhasilan belajar siswa. Penggunaan
metode
pembelajaran
yang
sesuai
dengan
karakteristik
dan
perkembangan serta kebutuhan untuk meningkatkan kemampuan belajar siswa sekolah dasar adalah upaya yang dilakukan oleh guru dalam rangka penyediaan kondisi optimal agar proses belaja mengajar berlangsung secara efektif dan efisien, (Hamzah B.Uno, 2009:2) Metode pembelajaran didefinisikan sebagai cara yang digunakan guru, yang dalam menjalankan fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian dari wawancara dengan guru ataupun kepala sekolah SDN 3 Tapa Kabupaten Bone Bolango bahwa upaya yang dilakukan guru untuk meningkatkan kemampuan mengidentifikasi bangun datar yang simetris pada siswa kelas IV SDN 3 Tapa Kebupaten Bone Bolango dapat di lakukan dengan menggunakan media pembelajaran, memberikan bimbingan, kontrol secara teratur dan menggunakan metode. Metode yang digunakan adalah metode deduktif-deskriptif, metode ekspositori, tanya jawab dan metode latihan. Menurut Roestiyah (2001) metode latihan yaitu suatu cara mengajar
13
dimana siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan, agar siswam memiliki ketangkasan dan keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang dipelajari. http://www.sarjanaku.com/2013/05/pengertian-metode-latihan-drill.html
Tetapi berdasarkan hasil wawancara pada siswa kelas IV SDN 3 Tapa bahwa disini guru pada materi bangun datar yang simetris tidak menggunakan media dalam proses pembelajaran berlangsung, sehingga beberapa siswa mendapat kesulitan dalam memahami pembelajaran tersebut. dari perbandingan hasil wawancara yang saya dapatkan, dapat di simpulkan bahwa upaya yang dilakukan guru dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam mengidentifikasi bangun datar yang simetris tidak sesuai dengan apa yang dijawab melalui wawancara guru, yaitu guru menggunakan media gambar dan media kongkrit untuk memepermudah siswa dalam memahami materi yang diajarkan.
IV.
PENUTUP
a.
Simpulan Berdasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasan, maka disimpulkan bahwa upaya
meningkatkan kemampuan mengidentifikasi bangun datar yang simetris di kelas IV SDN 3 Tapa Kabupaten Bone Bolango yaitu guru hanya menggunakan metode deduktif-deskriptif, metode ekspositori, tanya jawab dan metode latihan, melakukan bimbingan dan kontrol secara teratur ketika proses pembelajaran berlangsung. Walaupun hasil wawancara bahwa guru menggunakan media pembelajaran, tetapi dari hasil wawancara siswa yaitu guru tidak menggunakan media pembelajaran yang menjadi pendukung dalam keberhasilan belajar siswa atau sebagai upaya meningkatkan kemampuan mengidentifikasi bangun datar yang simetris, sehingga beberapa siswa masih mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi bangun datar yang simetris. b.
Saran Berdasarkan hasil penelitian melalui wawancara yang di laksanakan di kelas IV SDN
3 Tapa Kabupaten Bone Bolango, disarankan sebagai upaya meningkatkan kemampuan mengidentifikasi bangun datar yang simetris yaitu guru harus lebih memperhatikan dalam menggunakan metode dan media pembelajaran sebagai upaya meningkatkan kemampuan siswa dalam mengidentifikasi bangun datar yang simetris. 1. Bagi Siswa
14
Siswa harus lebih memperhatikan penjelasan dari guru ketika proses belajar mengajar berlangsun agar siswa lebih memahami materi yang diajarkan oleh guru terutama materi bangu datar yang simetris. 2. Bagi Guru Guru harus lebih memeperhatikan metode dan media yang digunakan pada saat proses pembelajaran berlangsung, agar dalam upaya meningkatkan kemampuan mengidentifikasi bangun datar yang simetris akan mencapai keberhasilan yang memuaskan. 3. Bagi Sekolah Dalam upaya meningkatkan kemampuan mengidentifikasi bangun datar yang simetris yaitu sekolah harus memfasilitasi alat-alat peraga yang bisa digunakan secara langsung oleh siswa terutama pada mata pelajaran matematika pada pokok bahasan bangun datar yang simetris sebaga upaya dalam meningkatkan kemampuan mengidentifikasi bangun datar yang smetris. 4. Bagi Peneliti Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat berguna bagi peneliti berikutnya.