MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGUBAH BILANGAN ASLI KE BILANGAN ROMAWI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS IV SDN 4 SUWAWA SELATAN KABUPATEN BONE BOLANGO Maryam Daud1, Martianty Nalole2, Samsiar RivaI3 Mahasiswa Jurusan PGSD, 2)Dosen Jurusan PGSD, 3)Dosen Jurusan PGSD Jurusan PGSD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo Email : wiwindaud13.yahoo.com
1)
ABSTRAK Maryam Daud, NIM. 151413282. Meningkatkan Kemampuan Mengubah Bilangan Asli Ke Bilngan Romawi Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match pada Siswa Kelas IV SDN 4 Suwawa Selatan Kabupaten Bone Bolango. Skripsi, 2014. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Dra.Martianty Nalole, M.Pd dan Pembimbing II Dra. Samsiar RivaI, S.Pd, M.Pd. Yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini “Apakah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match kemampuan mengubah bilangan asli ke bilangan romawi dapat meningkat?”. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mengubah bilangan asli ke bilangan romawi melalui model pembelajaran kooperatif tipe make a match pada siswa kelas IV SDN 4 Suwawa Selatan Kabupaten Bone Bolango. Subyek penelitian adalah siswa kelas IV dengan jumlah siswa sebanyak 15 orang yang terdiri dari 10 orang siswa laki-laki 5 orang siswa perempuan. Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus melalui 4 tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, tahap pemantauan dan evaluasi, dan tahap analisis dan refleksi. Tehnik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, tes, dan dokumentasi. Hasil penelitian tindakan kelas menunjukkan untuk siklus I yaitu terdapat 6 siswa atau 40 % memperoleh nilai 65 keatas yang mampu mengubah bilangan asli ke bilangan romawi dan 9 siswa atau 60 % memperoleh nilai 65 kebawah belum mampu mengubah bilangan asli ke bilangan romawi. Namun pada siklus II meningkat menjadi 13 siswa atau 86,66 % memperoleh nilai 65 keatas yang mampu mengubah bilangan asli ke bilangan romawi dan hanya 2 siswa atau 13,33% memperoleh nilai 65 kebawah yang belum mampu mengubah bilangan asli ke bilangan romawi. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan disimpulkan bahwa melalui model pembelajaran kooperatif tipe make a match kemampuan mengubah bilangan asli ke
bilangan romawi pada siswa kelas IV SDN 4 suwawa Selatan Kabupaten Bone Bolango meningkat. Kata Kunci: Kemampuan, Bilangan asli, bilangan romawi, model kooperatif make a match
ABSTRACT Maryam Daud, 2014. Increasing Student’s ability to Change Original Number into Roman Number by using Cooperative Teaching Learning Model Make A Match Type On Student grade IV SDN 4 South Suwawa Regency Bone Bolango. Paper, study program THE S1 PGSD Elementary School Teacher Education Department,Education Knowledge Faculty, Gorontalo State University. Counsellor I Dra Martianty Nalole, M.Pd and Counsellor II Dra. Samsiar RivaI, S.Pd. M.Pd. One as problem in this research is “Is cooperative learning model Make A Match type student ability in change original number into roman number can increase?”. The aims of This research is to increase ability changes original number into roman number via model cooperative Make A Match type on student grade IV SDN 4 South Suwawa Regency Bone Bolango. The subjects of this study is the students grade IV SDN 4 South Suwawa Regency Bone Bolango with a number of students consist of 10 boys and 5 girls. This research design uses a class action researchers conducted in two cycle. Class Action observational result shows that the first cycle which is available 6 students or 40% ones can change original numbers goes to roman number and 9 students or 60% can’t yet change original number go to roman numbers, but on cycle II Worked up as 13 students or 86,66% ones can change original number go to roman number and just 2 students or 13,33% ones can’t yet change original number go to roman numbers. Based on these results we can conclude that through make a match cooperative learning model the ability changes original number into roman number on students grade IV SDN 4 south Suwawa Regenzy Bone Bolango has been improved. Keywords : Ability, original number, romawi number, cooperative model make a match. I.
PENDAHULUAN Matematika merupakan salah satu ilmu universal yang mempunyai peranan yang cukup besar dalam kehidupan sehari–hari maupun dalam pengembangan ilmu dan teknologi. Karena matematika sering dipandang sebagai bahasa ilmu, alat komunikasi antara ilmu dan ilmuwan serta merupakan alat analisis. Pembelajaran matematika umumnya didominasi oleh pengenalan rumus serta konsep–konsep secara
verbal, tanpa ada perhatian yang cukup terhadap pemahaman siswa. Pembelajaran matematika sering dijadikan sebagai aktifitas utama yang dilakukan guru yaitu guru mengenalkan materi, dan meminta siswa yang pasif untuk aktif dengan mengerjakan latihan dari buku teks yang dimiliki oleh masing-masing siswa. Demi terlaksananya pembelajaran matematika yang baik dan menyenangkan maka diperlukan guru yang terampil merancang dan mengelola proses pembelajaran, agar dapat mengajarkan matematika dengan baik. Mengajarkan matematika mengandung makna aktivitas guru mengatur kelas dengan sebaik-baiknya dan menciptakan kondisi kelas yang kondusif sehingga siswa dapat belajar matematika dengan nyaman. II. KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1Hakikat Kemampuan Mengubah Bilangan Asli ke Bilangan Romawi 2.1.1.1 Pengertian Bilangan Asli Mutaqin (2010).Bilangan asli merupakan bilangan yang pertama kali dikenal manusia. Hal ini karena secara alamiah manusia akan melihat berbagai benda/objek dan kemudian untuk keperluan terentu mereka harus menghitungnya. Mereka memiliki uang, anak, saudara, dan lain-lain.untuk menghitung benda-benda tersebut bilangan yang digunakan adalah bilangan asli.Tentu saja mereka tidak menyadari bahwa bilangan yang mereka gunakan untuk menghitung tersebut adalah bilangan asli. Penamaan tersebut dilakukan setelah jaman modern unuk keperluan pengembangan ilmu pengetahuan. 2.1.1.2 Pengertian Bilangan Romawi Angka romawi atau bilangan romawi (dalam Azhar, 2011:1) adalah system penomoran yang berasal dari Romawi kuno.System penomoran ini memakai huruf Latin untuk melambangkan numeric. Angka Romawi sangat umum digunakan sekarang ini,antara lain digunakan pada jam, bab buku, penomoran sekuel film, penomoran seri event olah raga seperti Olimpiade. Tabel 1.1.Tabel Contoh Angka Romawi SIMBOL HASIL I 1 (satu) (unus) V 5 (lima) (qinque) X 10 (sepuluh) (decem) L 50 (lima puluh) (quinquaqinta) C 100 (seratus) (centum) D 500 (lima ratus) (quingenti) M 1000 (seribu) (mille)
2.1.1.2 Pengertian Kemampuan Robbins (dalam Yusdi, 2011:1) menjelaskan bahwa “kemampuan berarti kapasitas seseorang individu untuk melakukan berberagam tugas dalam suatu pekerjaan. lebih lanjut Robbins (2000,P,46-48) menyatakan bahwa kemampuan terdiri dari dua faktor yaitu : 1). Kemampuan intelektual (Intellectual Ability) merupakan kemampuan melakukan aktifitas secara mental, 2). Kemampuan Fisik (Pyscal Ability) merupakan kemampuan melakukan aktivitas berdasarkan stamina dan karakteristik fisik.(http://www.artikata.com/arti-mampu-php-kemampuankesanggupan-kecakapan.html ). 2.1.2
Mengubah Bilangan Asli ke Bilangan Romawi Menurut Astuti (dalam Mustaqim, 2008:195) bahwa “mengubah bilangan asli ke bilangan romawi lebih mudah menggunakan cara penjumlahan bentuk panjang”. Langkah-langkahnya adalah : a. Ubahlah bilangan asli ke bentuk panjang b. Tulislah dengan menggunakan bilangan romawi ke setiap angkanya. c. Gabungkanlah bilangan-bilangan tersebut Dalam menulis bilangan ada aturan yang mengikat diantaranya: 1. Hanya boleh berurutan 3 lambang bilangan yang sama Contoh: 3 ditulis III 30 ditulis XXX Angka 4 tidak boleh ditulis III tetapi IV. 2. Ketentuan penulisan lambang bilangan romawi Apabila angka disebelah kanan kurang atau sama dengan angka yang disebelah kiri artinya lambang bilangan itu “dijumlahkan”. Contoh: II artinya 1+1 =2 VI artinya 5+1 =6 VII artinya 5+1+1 =7 III artinya 1+1+1 =3 XI artinya 10 + 1 = 11 XV artinya 10 + 5 = 15 3. Aturan penulisan bilangan romawi Untuk angka romawi I hanya bisa mengurangi untuk angka romawi V dan X. Untuk angka romawi C hanya bisa mengurangi untuk angka romawi D dan M. Untuk angka romawi X hanya bisa mengurangi untuk angka romawi L dan C. Untuk penjumlahan bisa dilakukan berulang kali.
2.1.3 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match 2.1.3.1 Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Menurut Slavin (1997:5) model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok, siswa dalam satu kelas dijadikan kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 sampai 5 orang untuk memahami konsep yang difasilitasi oleh guru. Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerja sama di antara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Muslimin dkk (2000:7) pembelajaran kooperatif merupakan pendekatan pembelajaran yang mengutamakan kerja sama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran, 2.1.2 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match 2.1.2.1 Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Curran (dalam Widodo 2009:1) menjelaskan bahwa “model pembelajaran kooperatif tipe make a matchyaitu model pembelajaran mencari pasangan” dimana siswa mendapat sebuah kartu (bisa soal atau jawaban),lalu secepatnya mencari pasangan yang sesuai dengan kartu yang ia pegang.Kartu berisi pertanyaanpertanyaan dan kartu-kartu lainnya berisi jawaban dari pertanyaan tadi. Lie (2002:55) menyatakan bahwa make a match adalah teknik mengajar mencari pasangan. Salah satu keunggulan teknik ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik tertentu dalam suasana yang menyenangkan. Huda (2012:135) juga menyatakan bahwa make a match adalah pembelajaran mencari pasangan sambil mempelajari suatu konsep atau topik tertentu dalam suasana menyenangkan. 2.1.2.2 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Langkah-langkah penerapan metode make a matchyang dikembangkan oleh Curran (dalam Ramadhan, 2008:2) adalah sebagai berikut : 1). Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi kartu soal dan kartu jawaban, 2). Guru membagi siswa menjadi dua kelompok yang terdiri dari kelompok pemegang kartu soal dan pemegang kartu jawaban, 3). Selanjutnya guru memposisikan kelompok-kelompok tersebut secara berhadapan, 4). Guru menetapkan waktu yang disediakan, 5). Guru membagi kartu masing-masing siswa mendapat satu buah kartu. 6). Guru menugaskan siswa untuk mencari pasangan dan 7). Guru membunyikan pluit saat waktu diskusi habis. 2.1.2.3 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Curan menjelaskan kelebihan model pembelajaran make a match(dalam Ilahude, 2011:35) sebagai berikut : 1). Dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa baik secara kognitif maupun fisik, 2). Menyenangkan bagi siswa, karena ada unsur permainan didalamnya, 3). Meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari, 4). Dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, 5). Efektif sebagai sarana
melatih keberanian siswa untuk tampil presentasi dan 6). Efektif melatih kedisiplinan siswa menghargai waktu untuk belajar. (http://www.metode-make-match-tujuan-persiapan-dan html). Beberapa kekurangan atau kelemahan dari model pembelajaran make a match adalah sebagai berikut : 1). Jika tidak dirancang dengan baik, maka banyak waktu yang terbuang, 2). Pada awal-awal penerapan metode ini, banyak siswa yang malu bila berpasangan dengan lawan jenisnya, 3). Jika tidak mengarahkan siswa dengan baik, saat presentasi banyak siswa yang kurang memperhatikan, 4). Harus hati-hati dan bijaksana saat memberi hukuman pada siswa yang tidak mendapat pasangan (bisa saja karena malu), 5). Menggunakan metode ini secara terus menerus akan menimbulkan kebosanan dan 6). Guru perlu persiapan alat yang memadai. (http://www.metode-make-match-tujuan-persiapan-dan html). 2.1.3
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match Pada Materi Mengubah Bilangan Asli ke Bilangan Romawi
Penerapan model make a match dalam mengubah bilangan asli ke bilangan romawi diawali dengan memilih dan menetapkan materi yang akan dibahas, kegiatan berikutnya guru menyiapkan kertas karton yang berbeda warna untuk membuat kartu soal dan kartu jawaban kemudian kertas karton tersebut dipotong berbentuk segi empat (seukuran kartu remi). Setelah itu guru menulis pertanyaan pada kartu soal dan jawaban pada kartu jawaban, kartu soal dan kartu jawaban dibuat dalam jumlah yang sama disesuaikan dengan jumlah siswa agar dapat dipasangkan. Kemudian guru membagi siswa menjadi dua kelompok yang terdiri dari kelompok pemegang kartu soal dan pemegang kartu jawaban. Selanjutnya guru memposisikan kelompokkelompok tersebut saling berhadapan. Setelah itu guru menetapkan waktu yang disediakan kemudian guru membagikan kartu yang bertuliskan soal dan jawaban, masing-masing siswa mendapat satu buah kartu kemudian guru meniup pluit sebagai tanda permainan dimulai yaitu siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya, yang memegang kartu soal mencari pasangan jawabannya setelah masingmasing mendapat pasangan yang cocok kemudian pasangan tersebut berbaris sesuai dengan pasangan yang sudah terbentuksetelah waktu yang ditetapkan telah habis guru kembali membunyikan pluit sebagai tanda permainan berakhir dan setiap pasangan dipersilahkan untuk membacakan soal dan jawaban secara bergiliran sementara pasangan yang lain memperhatikan hasil persentase sambil memberikan komentar. 2.2
Kajian Penelitian Yang Relevan Adapun kajian penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Nofyanti Saleh, tahun ajaran 2011/2012 dengan judul penelitian “Meningkatkan Kemampuan Mengubah Bilangan Asli ke Bilangan Romawi Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Siswa Kelas IV SDN 2 Suwawa Selatan Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo”.
Penelitian tersebut membahas tentang mengubah bilangan asli ke bilangan romawi, akan tetapi perbedaannya dengan penelitian yang saya lakukan ini lebih pada penerapan model pembelajaran, pada intinya penelitian ini dapat meningkatkan antusias siswa dalam belajar, dengan penerapan model pembelajaran kooperatif make a match siswa dapat bekerja sama dalam kelompok serta dapat melatih siswa untuk bertanggung jawab terhadap tugasnya. 2.3
Hipotesis Tindakan Hipotesis tindakan penelitian ini adalah, “jika menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match maka kemampuan mengubah bilangan asli ke bilangan romawi pada siswa kelas IV SDN 4 Suwawa Selatan Kabupaten Bone Bolango akan meningkat”. 2.4
Indikator Kinerja Adapun indikator keberhasilan dalam penelitian ini minimal 75% dari jumlah siswa yang di kenai tindakan memperoleh nilai 65 keatas. III METODE PENELITIAN Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas IV SDN 4 Suwawa Selatan Kecamatan Suwawa Selatan Kabupaten Bone Bolango yang berlokasi di Desa Libungo Kecamatan Suwawa Selatan Kabupaten Bone Bolango. Subyek dalam penelitian ini adalah kelas IV SDN 4 Suwawa Selatan Tahun Ajaran 2013/2014, dengan jumlah siswa 15 orang yang terdiri dari siswa laki-laki 10 orang dan perempuan 5 orang yang memiliki karakteristik yang berbeda. Karakteristik siswa yang diharapkan akan terbentuk dalam penelitian ini jika menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match adalah komunikatif, perhatian, tanggung jawab dan ketelitian serta melatih kerja sama membahas dan memaparkan materi di depan kelas. Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan dengan mengikuti prosedur tindakan kelas dan disesuaikan dengan langkah-langkah model kooperatif tipe make a match. Untuk mengetahui nilai dari siswa selanjutnya dikonversikan sebagai berikut: Nilai = Adapun skala yang digunakan dalam penilaian ini yaitu 100. Dengan demikian rumus yang digunakan untuk menghitung nilai yaitu : Nilai = Hasil perhitungan yang diperoleh berdasarkan persamaan yang elah diuraikan, akan dikonversikan pada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran Matematika sebesar 65
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SDN 4 Suwawa Selatan Kabupaten Bone Bolango.Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV dengan jumlah siswa sebanyak 15 siswa yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan. Pelaksanaan tindakan kelas siklus I dilaksanakan pada hari Senin tanggal 19 Mei 2014 pada jam pertama dan kedua. Pada saat pelaksanannya tindakan siklus I, seluruh siswa diwajibkan hadir seluruhnya yaitu berjumlah 15 siswa kelas IV yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan. 1) Hasil Pengamatan kegiatan Guru Siklus I Pada kegiatan guru dalam pembelajaran terdapat 15 aspek yang diamati dengan kriteria penilaian Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C) dan Kurang (K). Hasil pengamatan kegiatan guru dijabarkan padatable 4.1 Penjabaran aspekaspek yang diobservasi dapat dilihat pada lampiran6 halaman Tabel 4.1. Data Hasil Rekapitulasi Pengamatan Kegiatan Guru Siklus I Aspek yang diamati Pada Kegiatan Guru Persentase Kriteria Jumlah SB 3 20% B 9 60% C 3 20% K Jumlah 15 100% 2)
Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa Siklus I Pada kegiatan siswa dalam pembelajaran terdapat 6 aspek yang diamati dengan kriteria penilaian Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), dan Kurang (K),. Hasil pengamatan kegiatan siswa dijabarkan pada table 4.2. Penjabaran aspekaspek yang diobservasi dapat dilihat pada lampiran 7 halaman 46 Tabel 4.2. Data Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa Siklus I Aspek yang diamati Pada Kegiatan Siswa Persentase Kriteria Jumlah SB B 4 66% C 2 33% K Jumlah 6 100% 3) Hasil Evaluasi Kemampuan Mengubah Bilangan Asli Ke Bilangan Romawi pada Siklus I Sesuai dengan data yang diperoleh terdapat beberapa siswa yang mampu dan belum mampu mengubah bilangan asli ke bilangan romawi. Setelah dilakukan penilaian, diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 4.3. HasilRekapitulasi Evaluasi Kemampuan Mengubah Bilangan Asl;I Ke Bilangan Romawi No Aspek yang dinilai Kriteria Jumlah Siswa Persentase
1
2
Kemampuan mengubah bilangan asli ke bilangan romawi
Kemampuan mengubah bilangan romawi ke bilangan asli
M
6
40%
KM
5
33,3%
TM
4
26,7%
M
6
40%
KM
5
33,3%
TM
4
26,7%
Pelaksanaan tindakan kelas pada siklus II dilakukan pada hari Jumat tanggal 23 Mei 2014. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II masih dengan materi yang sama namun contoh soal yang berbeda dan tingkat kesulitan lebih tinggi pada evaluasi. Pada pelaksanaan pembelajaran siklus II terlihat bahwa peneliti sudah dapat melakukan apersepsi sesuai dengan materi yang dibahas dan sudah dapat mengkondisikan waktu dengan baik kemudian siswa sudah berani untuk mengajukan pertanyaan tentang materi yang belum dimengerti dan kerja sama dalam mencari pasangan sudah maksimal setelah diberi arahan kembali. Pada kegiatan peneliti dalam pembelajaran siklus II terdapat 15 aspek yang diamati dengan kriteria penilaian Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), dan Kurang (K) Hasil pengamatan kegiatan guru dijabarkan pada tabel 4.4 Penjabaran aspekaspek yang diobservasi dapat dilihat pada lampiran 13 halaman 60 Tabel 4.4. Data Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Siklus II Aspek yang diamati Pada Kegiatan Guru Persentase Kriteria Jumlah SB 13 86,66% B 2 13,33% C K Jumlah 15 100% 2). Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa Siklus II
Pada pengamatan kegiatan siswa siklus II telah terjadi peningkatan, sebab seluruh siswa sudah berani bertanya tentang materi yang dipahami dan kerja sama dalam mencari pasangan sudah terjalin dengan baik . Pada kegiatan siswa dalam pembelajaran terdapat 6 aspek yang diamati dengan kriteria penilaian Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), dan Kurang (K) Hasil pengamatan kegiatan siswa dijabarkan pada tabel 4.5 Penjabaran aspekaspek yang diobservasi dapat dilihat pada lampiran 13 Tabel 4.5.Data HasilRekapitulasi Kegiatan Siswa Siklus II Aspek yang diamati Pada Kegiatan Siswa Persentase Kriteria Jumlah SB 4 66,7% B 2 33,3% C K Jumlah 6 100% Adapun hasil evaluasi pada pembelajaran siklus II dapat dilihat pada tabel 4.6. Penjabaran kemampuan masin-masing siswa dapat dilihat pada lampiran 14 halaman 62 Tabel 4.6. Kemampuan Mengubah Bilangan Asli ke Bilangan Romawi Pembelajaran Siklus II No
Aspek yang dinilai
Kriteria
Jumlah Siswa
Persentase
M
13
86,7%
1
Kemampuan mengubah bilangan asli ke bilangan romawi
KM
2
13,3%
TM
-
-
M
13
33,33%
KM
-
-
TM
2
13,33%
2
Kemampuan mengubah bilangan romawi ke bilangan asli
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa pada kedua aspek yang dinilai terdapat 13 siswa atau 86,66% yang mampu terdapat 2 siswa atau 13,33% yang tidak mampu. Adapun peningkatan kemampuan mengubah bilangan asli ke bilangan romawi melalui model pembelajaran kooperatif tipe make a match pada pelaksanaan siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel rekapitulasi dibawah ini.
Tabel 4.7. Rekapitulasi Siklus I, dan Siklus II Kriteria Penilaian Kurang Tidak NO Tahap Pelaksanaan Mampu mampu Mampu 1 2
Siklus I Siklus II
40% 89,99%
30% 5,05%
30% 4,96%
Curan (dalam Ilahude, 2011:35) menjelaskan bahwa model pembelajaran make a match dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa baik secara kogniif maupun fisik, menyenangkan bagi siswa, karena ada unsur permainan serta meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari.
V. SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan disimpulkan bahwa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match kemampuan mengubah bilangan asli ke bilangan romawi pada siswa kelas IV SDN 4 suwawa Selatan Kabupaten Bone Bolango meningkat 5.2
Saran Sesuai simpulan penelitian ini, ada beberapa saran yang dapat diutarakan peneliti dalam rangka pengembangan dan penyempurnaan penelitian ini : 1.
Bagi Siswa Siswa hendaknya ikut berperan aktif dalam pembelajaran, berani bertanya tentang materi yang belum diketahui, menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan guru, dan bekerja sama
2.
Bagi Guru Hendaknya dalam membelajarkan matematika khususnya di kelas IV tentng mengubah bilangan asli ke bilangan romawi guru dapat menggunakan model kooperatif tipe make a match.
3.
Bagi Sekolah Khususnya SDN 4 Suwawa Selatan Kabupaten Bone Bolango, penggunaan model kooperatif tipe make a match dapat dijadikan sebagai salah satu alternative dalam upaya meningkatkan kemampuan mengubah bilangan asli ke bilangan romawi.
4. Bagi Peneliti Menjadi salah satu masukan bagi peneliti dimana peneliti selanjutnya mendapat ilmu pengetahuan tambahan dan wawasan khususnya pada pembelajaran matematika terutama dalam penelitian.
DAFTAR PUSTAKA Astuti, A Y dan Miyanto.2010. Panduan Pendidik Matematika untuk SD dan MI. Intan Pariwara. Huda. 2011. Kooperatif Learning Teknik, Struktur, dan Model Penerapan. Yogyakarta:Pustaka Belajar
Lie, Anita. (2002). Kooperatif Learning Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas. Jakarta:PT Gramedia Muslimin, dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Unesa Mustaqim, Burhan dan Ary Astuty. 2008. Ayo Belajar Matematika 4. Jakarta: Pusat Perbukuan Pendidikan Nasional. Azhar,
Rudy, 2011. Jenis-jenis bilangan. (online).http://www.ilmushare.com/2011/01/jenis-jenis-bilangan-pada matematika.html.diakses tanggal 17 Maret 2014
Ramadhan, Tarmizi. 2008. Pembelajaran Kooperatif “Make A Match. Artikel (Online). (http://tarmizi. Wordpress. Com/2008/12/03/pembelajarankooperatif-make-a-match/, diakses tanggal 17 Maret 2014 Widodo, Rachmad. 2009. Model Pembelajaran Make a Match (Lorna Curran,1994). Artikel (On-line) (http://wywld. Wordpress.com/2009/11/06/modelpembelajaran-make-a-match-lorna-curran-1994.htm, diakses tanggal 05 April 2014 Yusdi, Milman. 2011. Pengertian Kemampuan. Artikel (0nline). (http://milmanyusdi.blogspot.com/2011/07/pengertian-kemampuan.html, diakses 05 April 2014