ANALYSIS OF BENEFITS AND INFLUENCE THE USE OF FACTORS OF PRODUCTION IN THE VILLAGE AT CORN FARMING TENILO VILLAGE DISTRICT OF LIMBOTO GORONTALO REGENCY
Azis Y. Habi1),Supriyo Imran SP. MS.i2), Yuriko Boekoesoe SP. MS.i3)
JURUSAN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO ABSTRACK This study aims to know determine whether farming benefited the sample of corn farmers ini Tenilo Village and influence the use of factors of production in maize farming in the TeniloVillage District of Limboto Gorontalo regency. This study was conducted in Apryl to May of 2013, The method used was a survey method. The data collected is primary data obtained from interviews. The selection of respondents (sample) used in this study were 68 corn farmers who were randomly selected (simple random sample) is selected from the Village TeniloVillage. Then Analyses were performed using Cobb-Douglas production function, total cost, total revenue, and R / C ratio. Results of data analysis showed that maize farming developed by peasants in the village sample Tenilo profitable, with a value of R / C ratio is 3,65 with an average rate of profit of Rp. 9.528.507,27/ planting. Then the use of production factors together affect the total production of maize farming. Koefisian of determination (R2 ) = 0.88 means that the production of corn farming (Y) of 88% is jointly influenced by land area, labor, seed, and fertilizer phonska, while the remaining 12% are influenced by other factors. Keywords: Corn Farming, Factors of Production, Profit
1
ANALISIS KEUNTUNGAN DAN PENGARUH PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI JAGUNG DI KELURAHAN TENILO KECAMATAN LIMBOTO KABUPATEN GORONTALO OLEH Azis Y. Habi1),Supriyo Imran SP. MS.i2), Yuriko Boekoesoe SP. MS.i3)
JURUSAN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keuntungan usahatani jagung bagi petani sampel di Kelurahan Tenilo dan pengaruh penggunaan faktor-faktor produksi pada usahatani jagung di Kelurahan Tenilo Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Mei tahun 2013 dengan menggunakan metode survey. Data yang dikumpulkan adalah data primer yang diperoleh dari hasil wawancara. Pemilihan responden (sample) yang digunakan pada penelitian ini adalah 68 orang petani jagung yang dipilih secara acak sederhana (simple random sample) dari Kelurahan terpilih adalah Kelurahan Tenilo. Kemudian Analisis dilakukan dengan menggunakan fungsi Produksi Cobb-Douglas, Total cost, Total revenue dan R/C Ratio. Hasil analisis data menunjukkan bahwa usahatani jagung yang dikembangkan oleh petani sampel di Kelurahan Tenilo menguntungkan, dengan nilai R/C Ratio adalah 3,65 dengan tingkat keuntungan rata-rata Rp. 9.528.507,27/musim tanam. Kemudian penggunaan faktor produksi secara bersama-sama berpengaruh terhadap total produksi usahatani jagung. Koefisian determinasi (R2 ) = 0,88 artinya produksi usahatani jagung (Y) sebesar 88% secara bersama-sama dipengaruhi oleh luas lahan, tenaga kerja, benih, dan pupuk phonska, sedangkan sisanya sebesar 12% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.
Kata Kunci : Usahatani Jagung, Faktor Produksi, Keuntungan
2
PENDAHULUAN Pembangunan pertanian sebagai bagian integral dari pembangunan nasional yang mempunyai peranan strategis dalam pemulihan ekonomi nasional. Peranan strategis tersebut khususnya adalah dalam penyediaan pangan, penyediaan bahan baku industri, peningkatan ekspor dan devisa Negara, penyediaan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha, serta peningkatan pendapatan petani dan kesejahteraan masyarakat. Prioritas pembangunan pertanian saat ini adalah melestarikan swasembada pangan, peningkatan ekspor non migas dan mengurangi pengeluaran devisa yang sekaligus memperluas lapangan kerja, meningkatkan kesejahteraan petani serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Pengembangan wilayah pedesaan merupakan salah satu tujuan utama pembangunan pertanian maka sangat diharapkan perkembangan agribisnis daerah khususnya jagung yang berdaya saing sesuai dengan keunggulan komparatif masing-masing daerah. Jagung merupakan salah satu komoditi tanaman pangan yang dapat mengambil peran dalam pembangunan sektor pertanian. Di Indonesia sendiri, Jagung merupakan komoditas pangan kedua setelah padi dan sumber kalori atau makanan pengganti beras, disamping itu juga sebagai pakan ternak. Tanaman jagung banyak dibudidayakan di Indonesia dan perlu dikembangkan mengingat permintaannya yang terus meningkat. Dua tahun terahir produksi jagung terus meningkat dan bahkan melewati sasaran yang ditargetkan kementrian pertanian, pada tahun 2011 produksi jagung mencapai 17.643 ton, sasaran untuk tahun 2012 harus mencapai 18.861 ton, tetapi hasil capaian di tahun 2012 sebesar 18.962 ton (BPS dan Ditjen Tanaman Pangan 2012). Selain dikonsumsi untuk sayuran, buah jagung juga bisa diolah menjadi aneka makanan. Selain itu, pipilan keringnya dimanfaatkan untuk pakan ternak. Kondisi ini membuat budidaya jagung memiliki prospek yang sangat menjanjikan, baik dari segi permintaan maupun harga jualnya. Terlebih lagi setelah pemerintah mengupayakan penggunaan benih jagung yang unggul untuk petani yang memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan benih jagung biasa. Keunggulan tersebut antara lain, masa panennya lebih cepat, lebih tahan serangan hama dan penyakit, serta produktivitasnya lebih banyak. Provinsi Gorontalo merupakan salah satu Provinsi yang memegang peranan penting dalam produksi jagung nasional. Upaya peningkatan produksi jagung di Provinsi Gorontalo dihadapkan pada beberapa masalah. salah satunya rendahnya produksi jagung. Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo dalam 3 tahun terahir terjadi penurunan produksi jagung, di tahun 2010 produksi jagung mencapai 6.902,09 ton, tahun 2011 5.261,65 ton, tahun 2012 2.879,14 ton (Dinas Pertanian Kabupaten Gorontalo 2013). Kelurahan Tenilo Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo pernah menjadi salah satu lokasi percontohan tanaman jagung di Provinsi Gorontalo. Tanaman jagung merupakan salah satu tanaman pangan yang secara rutin diusahakan oleh petani di Kelurahan Tenilo sebagai usaha agribisnis, namun pola usahatani yang dilakukan masih tradisional, terutama dari segi pengelolaan, mulai dari penggunan input produksi, pemeliharaan hingga panen. 3
Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan usahatani jagung, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal berasal dari lingkungan petani jagung antara lain tingkat harga input variabel, tingkat harga input tetap, jumlah produksi, kualitas produksi jagung serta perilaku petani dalam mengalokasikan (input-input) maupun penanganan pasca panen. Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi pendapatan usahatani jagung adalah tingkat harga yang diterima petani, jumlah pembelian hasil oleh pasar dan kebijakan pemerintah. Disisi lain, usahatani jagung adalah kegiatan untuk memproduksi yang pada akhirnya akan dinilai dari biaya yang dikeluarkan dan penerimaan yang diperoleh. Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengkaji tentang Analisis Keuntungan dan Pengaruh Penggunaan Faktor-faktor Produksi pada Usahatani Jagung di Kelurahan Tenilo Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo. Berdasarkan Latar Belakang maka penelitian ini bertujuan mengetahui : 1. Apakah usahatani jagung memberikan keuntungan bagi petani di kelurahan Tenilo Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo. 2. Bagaimana pengaruh penggunaan faktor-faktor produksi pada usahatani jagung di kelurahan Tenilo Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo. 3. Bagaimana Skala Ekonomi Usaha pada usahatani jagung di kelurahan Tenilo Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo.
METODE PENELITIAN Penelitian ini telah dilaksanakan di Kelurahan Tenilo selama 2 bulan dari bulan April sampai dengan bulan Mei tahun 2013. Lokasi ini dipilih karena umumnya petani dilokasi tersebut mayoritas mengusahakan tanaman jagung. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survey. Metode ini adalah suatu kajian terhadap sejumlah orang yang memungkinkan kita untuk memaparkan semua penduduk yang diwakilinya yang mencakup beberapa cara pengumpulan data seperti pengamatan langsung, wawancara dengan responden dan catatan yang dimiliki oleh responden. Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari petani jagung dengan menggunakan instrumen berupa daftar pertanyaan (kuesioner), sedangkan data sekunder adalah data penunjang yang dapat menambah informasi hasil penelitian yang berasal dari berbagai instansi terkait seperti Dinas Pertanian BPS dan Kantor Kelurahan Tenilo. Penarikan sampel dilakukan dengan menggunakan metode acak sederhana dengan jumlah populasi sebanyak 90 orang. Sampel ditentukan dengan menggunakan tabel dari Isaac dan Micheal (Sugiono, 2004). Dengan melihat nilai-nilai Chi Kuadrat maka nilai λ2 dengan dk=1 dan tingkat kesalahan 10% diperoleh angka 2,706 (Pabundu, 2006:35). Sehingga dari tabel penentuan jumlah sampel dari populasi diperoleh jumlah sampel sebanyak 68 orang. Selanjutnya pengambilan sampel dilakukan secara acak sederhana (SAS). Cara ini dilakukan karena populasinya homogen, dimana seluruh petani yang menjadi populasi adalah petani jagung, sehingga semua petani mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi sampel. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah menggunakan teknik wawancara. Metode wawancara dilakukan dengan cara mewawancara langsung 4
responden dengan menggunakan alat bantu kuesioner yang telah disusun sebelumnya. Pengumpulan data dilakukan selama 1 bulan (30 hari). Data yang diperoleh diolah dan dianalisis dengan menggunakan : 1. Analisis Biaya, Penerimaan, Keuntungan Usahatani Analisis Biaya, Penerimaan, Keuntungan Usahatani digunakan untuk mengetahui besarnya Biaya, Penerimaan dan Keuntungan usahatani jagung yang diperoleh petani, 2. Analisis Fungsi Produksi Cobb-Douglas Soekartawi (2011 : 204) Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh penggunaan faktor-faktor produksi pada usahatani jagung. Untuk memudahkan pendugaan dinyatakan dengan mengubah bentuk linier berganda setelah melogaritmakan persamaan-persamaan tersebut. Log Y = log a + b1 log x1 + b2 log x2 +…b4 log x4 + u Dimana setelah dilogaritmakan hasilnya sebagai berikut: Y = ax1b1 x2b2 x3b3 x4b4 eu Dimana; Y = Produk jagung(kg), X1 = Luas lahan pertanaman jagung (are), X2 = Tenaga kerja (HKSP), X3 = Penggunaan bibit (kg), X4 = Penggunaan pupuk Ponska (kg), u = Unsur sisa, e = Logaritma natural (e = 2.718), dan a.b = Besaran yang akan diduga . Setelah diperoleh koefisien regresi, maka dilakukan uji F untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas (Xi) secara bersama-sama terhadap variabel terikat (Y). Uji T untuk mengetahui hubungan masing-masing variabel tidak bebas. Elastisitas penggunaan faktor produksi diketahui dari besarnya nilai bi. Pengaruh penggunaan faktor produksi diketahui dengan menggunakan koefisien elastisitas masing-masing variabel bebas terhadap variabel tidak bebas, yaitu ∑bi, dengan kriteria penilaian : a. Jika ∑bi > 1, skala ekonomi usahatani jagung Increasing Return to Scale b. Jika ∑bi = 1, skala ekonomi usahatani jagung Constant Return to Scale c. Jika ∑bi < 1, skala ekonomi usahatani jagung Decreasing Return to Scale HASIL DAN PEMBAHASAN Biaya produksi dapat dibagi menjadi 2, yaitu biaya-biaya yang berupa uang tunai (misalnya, untuk upah kerja, persiapan atau penggarapan lahan, serta biaya-biaya untuk membeli pupuk dan obat-obatan), serta biaya-biaya yang dibayarkan dalam bentuk in-natura (misalnya, biaya panen, bagi hasil, sumbangan-sumbangan dan pajak, besar kecilnya biaya berupa uang tunai dapat mempengaruhi pengembangan usahatani (Hanafie 2010:199). Dalam penelitian ini yang termasuk dalam biaya tetap antara lain, penyusutan alat, pajak lahan, dan biaya tenaga kerja dalam keluarga. Secara lengkap biaya yang dikeluarkan oleh petani dalam proses produksi jagung dapat dilihat pada Tabel 1.
5
Tabel 1. Biaya Tetap Usahatani Jagung Dalam Satu Masa Produksi di Kelurahan Tenilo Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo, 2013 Nilai Biaya Nilai Biaya/ha No Jenis Biaya Tetap Pers. (%) (Rp) (Rp) 1. Penyusutan Alat 129.938,73 221.360,70 10,67 2. Pajak Lahan 72.206,00 123.008,52 5,93 3. Upah TK Dalam Keluarga 1.016.176,00 1.731.134,58 83,40 Total Biaya Tetap 1.218.320,73 2.075.503,80 100 Sumber : Data Diolah, 2013
Hasil analisis data menunjukkan total dari biaya tetap petani sampel adalah sebesar Rp. 1.218.320,73/musim tanam atau sebesar Rp. 2.075.503,80/ha/musim tanam. Beradasarkan Tabel 1, nilai biaya yang peling besar dalam biaya tetap adalah upah tenaga kerja dalam keluarga dengan nilai sebesar Rp. 1.016.176,00 atau mencapai 83,40% dari total biaya tetap sebesar Rp. 1.218.320,73. Upah tenaga kerja dalam keluarga diperoleh dari hasil perkalian antara upah minimum regional dengan jumlah HKSP. Upah minimum regional adalah Rp. 50.000/hari. Dalam mengelola usahataninya, petani banyak menggunakan jenis tenga kerja dalam keluarga, tenaga kerja tersebut digunakan untuk kegiatan pengolahan tanah, penanaman, penyiangan, pemupukan, pemberantasan hama penyakit dan penen. Tenaga kerja tersebut rata-rata terdiri dari pria dimana tenaga kerja pria dalam satu hari dinyatakan dalam satu HKSP (Hari Kerja Setara Pria). Selama mengelola usahataninya petani menggunakan peralatan usahataninya selama proses produksi mulai dari pengolahan tanah, penyiangan, pemupukan, penyemprotan sampai panen. Nilai penyusutan merupakan nilai baru dikurangi dengan nilai sekarang dan dibagi dengan lama pemakaian. Dari Tabel 1, nilai biaya penyusutan alat mencapai 10,67% dari total biaya tetap atau sebesar Rp. 129.938,73. Kemudian untuk pajak lahan mempunyai nilai biaya sebesar Rp. 72.206,00. biaya untuk pembelian benih, pupuk phonska, pupuk urea, gramason, upah tenaga kerja luar keluarga dan upah panen merupakan jenis biaya yang termasuk dalam biaya variabel. Tabel 2. Biaya Variabel Usahatani Jagung Dalam Satu Masa Produksi di Kelurahan Tenilo Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo, 2013 No Nilai Biaya Nilai Biaya/ha Jenis Biaya Pers. % (Rp) (Rp) 1. Benih 581.618,00 990.831,35 24,51 2. Pupuk Phonska 400.809,00 682.809,20 16,89 3. Pupuk Urea 125.120,00 213.151,62 5,27 4. Gramason 60.956,00 103.843,27 2,57 5. Tenaga Kerja Upah 737.206,00 1.255.887,56 31,06 6. Upah Panen 467.647,00 796.672,91 19,70 Total Biaya Variabel 2.373.356,00 4.043.195,91 100 Sumber : Data Diolah, 2013
Dari Tabel 2, menunjukkan total biaya keseluruhan untuk biaya variabel dalam satu masa produksi adalah sebesar Rp. 2.373.356,00/musim tanam atau sebesar Rp 4.043.195,91/ha/musim tanam. Biaya untuk pembelian benih yang dikeluarkan oleh petani rata-rata sebesar Rp. 581.618,00 atau mencapai 24,51%
6
dari total biaya. Setiap pembelian petani mengeluarkan biaya sebesar Rp. 50.000/Kg, Varietas benih yang digunakan oleh petani adalah BISI-2. Jenis pupuk anorganik yang digunakan oleh petani adalah terdiri dari pupuk phonska dan pupuk urea. Dari kedua pupuk anorganik ini yang paling banyak digunakan oleh petani sampel adalah pupuk phonska. Setiap pembelian pupuk phonska petani sampel mengeluarkan biaya sebesar Rp. 2.300/Kg. biaya pupuk phonska yang ditunjukkan pada Tabel 8, rata-rata mencapai 16,89% dari biaya total atau sebesar Rp. 400.809,00, dan untuk penggunaan pupuk urea petani sampel mengeluarkan biaya sebesar Rp. 1.600/Kg, sehingga besaran biaya ratarata mencapai 5,27% dari total biaya atau sebesar Rp. 125.120,00. Disamping pemberian pupuk, petani juga menggunakan obat-obatan untuk pengendalian hama dan penyakit. Dalam penggunaan obat untuk penyiangan, petani sampel hanya menggunakan satu jenis obat yaitu Gramason. Dalam penggunaan gramason petani sampel mengeluarkan biaya sebesar Rp.50.000/liter, sehingga besaran biaya untuk pembelian gramason rata-rata mencapai 2,57% dari total biaya atau sbesar Rp. 60.956,00. Selain tenaga kerja dalam keluarga, biasanya petani juga dalam usahataninya menggunakan tenaga kerja tambahan, tenga kerja tambahan ini dinamakan tenaga kerja luar keluarga. Tenaga kerja luar keluarga ini dibayar dengan upah tertentu. Tenaga kerja dalam usahatani ini paling banyak digunakan dalam proses pengolahan tanah, karena petani yang ada di Kelurahan Tenilo paling banyak tidak memiliki alat untuk mengolah tanah sehingga petani harus menyewa tenaga kerja luar keluarga. Dari Tabel 2, menunjukkan rata-rata biaya upah tenaga kerja luar keluarga mencapai 31,06% dari total biaya atau sebesar Rp. 737.206,00. Panen merupakan hasil ahir dari proses usahatani yang dilakukan oleh petani sampel, pada saat panen juga petani memerlukan tenaga kerja tambahan atau tenaga kerja luar keluarga yang dibayar dengan upah tertentu. Upah panen rata-rata mencapai 19,70% dari total biaya atau sebesar Rp. 467.647,00. Berdasarkan dari hitungan masing-masing biaya, yaitu biaya tetap dan biaya variabel, maka dapat dihitung total biaya keseluruhan yang dikeluarkan oleh petani sampel selama satu masa proses produksi, yang disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Biaya Total Usahatani Jagung Dalam Satu Masa Produksi di Kelurahan Tenilo Kecamtan Limboto Kabupaten Gorontalo, 2013 Nilai Biaya Nilai Biaya/ha No Jenis Biaya Pers. % (Rp) (Rp) 1. Biaya Tetap 1.218.320,73 2.075.503,80 33,29 2. Biaya Variabel 2.373.356,00 4.043.195,91 66,71 Total Biaya 3.591.676,73 6.118.699,71 100 Sumber : Data Diolah, 2013
Dari Tabel 3, menunjukkan rata-rata biaya tetap yang dikeluarkan oleh petani sampel adalah sebesar Rp. 1.218.320,73/musim tanam atau sebesar Rp. 2.075.503,80/ha/musim tanam, dan biaya variabel yang dikeluarkan oleh petani sampel adalah sebesar Rp. 2.373.356,00/musim tanam atau sebesar Rp. 4.043.195,91/ha/musim tanam, sehingga diperoleh biaya total yang dikeluarkan oleh petani sampel rata-rata sebesar Rp. 3.591.676,73/musim tanam atau sebesar Rp. 6.118.699,71/ha/musim tanam.
7
Penerimaan merupakan nilai uang yang diperolah dari hasil produksi dikalikan dengan harga produk atau komoditi, sedangkan pendapatan merupakan pangurangan antara penerimaan kotor yang diterima oleh petani sampel dengan biaya-biaya produksi yang dikeluarkan oleh petani sampel selama satu masa produksi usahatani jagung. Penerimaan yang diterima oleh petani jagung sangat dipengaruhi oleh jumlah produksi dan harga yang didapatkan oleh petani sampel. Dari hasil penelitian, rata-rata produksi jagung yang dihasilkan oleh petani sampel selam ± 3 bulan mencapai 3.224 Kg/musim tanam dengan rata-rata harga Rp. 4.190/Kg dengan kisaran harga dari Rp. 3.000 sampai dengan Rp. 5.000/Kg. Nilai penerimaan dan pendapatan bersih dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Nilai Penerimaan, Biaya dan Pendapatan Rata-rata dari Usahatani Jagung Petani Sampel di Kelurahan Tenilo Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo, 2013 No Uraian Nilai (Rp) Nilai/Ha (Rp) 1. Penerimaan 13.120.184,00 22.351.250,42 2. Biaya Total 3.591.676,73 6.118.699,71 Pendapatan Bersih (1-2) 9.528.507,27 16.232.550,72 Sumber : Data Diolah, 2013
Umumnya, tujuan akhir dari usahatani adalah untuk memperoleh pendapatan dan tingkat keuntungan yang layak dari usahataninya. Berdasarkan Tebel 4, diketahui rata-rata penerimaan total usahatani adalah sebesar Rp.13.120.184,00/musim tanam atau sebesar Rp. 22.351.250,42/ha/musim tanam, sedangkan pendapatan bersih atau keuntungan dari usahatani jagung yang diperoleh petani sampel adalah Rp. 9.528.507,27/musim tanam atau sebesar Rp. 16.232.550,72/ha/musim tanam. Keuntungan usahatani dapat dianalisis dengan menggunakan R/C Ratio. R/C Ratio ini digunakan untuk mengetahui apakah usahatani jagung petani sampel menguntungkan atau tidak. Hasil R/C Ratio petani sampel adalah 3,65. Berdasarkan perhitungan R/C Ratio dengan nilai 3,65 dapat disimpulkan bahwa usahtani jagung di Kelurahan Tenilo berada pada posisi menguntungkan, karena nilai R/C Ratio yang diperoleh lebih besar dari 1. Artinya bahwa setiap pengeluaran satu rupiah dapat memberikan penerimaan sebesar 3,65 rupiah.
Analisis Fungsi Produksi Cobb-Douglas Melalui analisis fungsi produksi Cobb-Douglas pada usahatani jagung petani responden, dapat diketahui pengaruh panggunaan faktor-faktor produksi, skala ekonomi usaha, dan efisiensi penggunaan faktor produksi. Pengaruh penggunaan faktor produksi pada usahatani jagung dapat diketahui melalui analisis fungsi produksi Cobb Douglas. Dengan analisis fungsi produksi ini, melalui nilai koefisien regresi (elastisitas) dapat diketahui seberapa besar pengaruh input atau faktor produksi yang diberikan terhadap jumlah produk yang dihasilkan. Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui nilai koefisien regresi (bi) atau nilai elastisitas dari masing-masing faktor produksi seperti pada Tabel 5.
8
Tabel 5. Nilai Elastisitas dan Pengaruh Penggunaan Faktor Produksi (Input) pada Usahatani Jagung di Kelurahan Tenilo Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo, 2013 Uraian F-hitung Sig. Nilai a Elastisitas Faktor-faktor Produksi (input) 116,699 0,000 (bi) Jenis Input (Xi) t-hitung Sig. 1. Luas Lahan 3,898 0,000 0,535 2. Tenaga Kerja 3,189 0,002 0,216 3. Benih 0,767 0,446 0,079 4. Pupuk Phonska 2,267 0,027 0,214 Jumlah 1,044 Koefisien Korelasi (R) = 0,93 Koefisien Determinasi ( R2 ) = 0,88 Nilai a = 46,34 Sumber : Data Diolah, 2013
Berdasarkan Tabel 5, dapat dilihat hasil signifikan uji F menerangkan bahwa penggunaan faktor-faktor produksi atau input secara bersama-sama berpengaruh sangat nyata terhadap total produksi usahatani jagung. Ini berarti bahwa penggunaan faktor-faktor produksi memberikan dampak terhadap jumlah produksi. Dari Tabel 5, diperoleh persamaan fungsi produksi Cobb-Douglas yang menunjukkan hasil sebagai berikut : 𝒀 = 𝟒𝟔, 𝟑𝟒. 𝐗𝟏𝟎.𝟓𝟑𝟓. 𝐗𝟐𝟎.𝟐𝟏𝟔. 𝐗𝟑𝟎,𝟎𝟕𝟗. 𝐗𝟒𝟎.𝟐𝟏𝟒 Selanjutnya dari Tabel tersebut, diperoleh koefisien deteminasi (R2 ) = 0,88 yang berarti koefisien determinasi sebesar 88 persen. artinya produksi usahatani jagung (Y) sebesar 88% secara bersama-sama dipengaruhi oleh luas lahan, tenaga kerja, benih, pupuk phonska, sedangkan sisanya sebesar 12% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Hubungan antara produksi dan faktor produksi dapat diketahui melalui koefisien korelasi (R) yang bernilai 0,93 yang berarti memiliki hubungan positif yang sangat kuat. Selanjutnya pengaruh masing-masing faktor produksi terhadap hasil produksi dapat diketahui dengan menggunakan uji t. pengaruh penggunaan dari masing-masing faktor produksi adalah sebagai berikut : Hasil signifikan uji t menunjukkan bahwa penggunaan luas lahan berpengaruh sangat nyata, karena nilai sig lebih kecil dari nilai 0,01. Besaran elastisitasnya (b1 ) menunjukkan bahwa setiap penambahan satu are luas lahan tanaman jagung akan memberikan tambahan produksi sebesar 0.535 kilogram. Penjelasan diatas juga didukung oleh teori (Daniel 2001:56) bahwa dalam usahatani, pemilikan atau penguasaan lahan yang sempit sudah pasti kurang efisien dibanding lahan yang lebih luas. Semakin sempit lahan usaha, semakin tidak efisien usahatani yang dilakukan, begitu pula sebaliknya. Hasil signifikan uji t menunjukkan bahwa penggunaan tenga kerja berpengaruh sangat nyata, karena nilai sig lebih kecil dari nilai 0,01. Besaran elastisitasnya (b1 ) menunjukkan bahwa setiap penambahan satu HKSP akan memberikan tambahan produksi sebesar 0.216 kilogram. Penjelasan diatas diperkuat oleh teori dari (Soekartawi 1990:7), bahwa Faktor produksi tenaga kerja, merupakan faktor produksi yang penting dan perlu diperhitungkan dalam 9
proses produksi dalam jumlah yang cukup bukan saja dilihat dari tersedianya tenaga kerja tetapi juga kualitas dan pengalaman tenaga kerja perlu pula diperhatikan. Hasil signifikan uji t menunjukkan bahwa penggunaan benih berpengaruh tidak nyata, karena nilai sig lebih besar dari nilai 0,05. Besaran elastisitasnya (b1 ) menunjukkan bahwa setiap penambahan satu kilogram benih menyebabkan tambahan produksi sebesar 0.079 kilogram. Dalam teori dapat dijelaskan bahwa setiap penambahan input benih maka akan menyebabkan pertambahan produksi, artinya semakin banyak benih yang digunakan maka petani akan memperoleh sejumlah produksi yang cukup menguntungkan (Soekartawi 1990 : 41). Hasil signifikan uji t menunjukkan bahwa penggunaan pupuk phonska berpengaruh nyata, karena nilai sig lebih kecil dari nilai 0,05. Besaran elastisitasnya (b1 ) menunjukkan bahwa setiap penambahan satu kilogram pupuk phonska akan menyebabkan tambahan produksi sebesar 0.214 kilogram. Dalam teori dijelaskan bahwa secara ekonomis, pertambahan input pupuk akan menyebabkan pertambahan output (Daniel 2001:128). Skala Ekonomi Usaha Berdasarkan fungsi produksi Cobb-Douglas pada usahatani jagung tersebut, maka skala ekonomi petani sampel pada usahatani jagung dapat ditentukan dengan menjumlahkan nilai elatisitas (b1 + b2 + b3 + b4). Tabel 5, menunjukkan bahwa nilai dari elastisitas (b = 1,044) yang berarti bahwa nilai tersebut lebih besar dari nilai satu. Dengan demikian skala ekonomi usaha petani sampel pada usahatani jagung di Kelurahan Tenilo Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo berada pada skala “Increasing Return to Scale”. Artinya bahwa setiap penambahan satu satuan input akan memberikan tambahan produksi yang semakin meningkat sebesar 1,044 kilogram jagung. Lebih jelasnya, kisaran daerah dan skala produksi jagung petani sampel di Kelurahan Tenilo Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo dapat dilihat pada Gambar berikut.
10
Y
TP
Daerah I
Produksi Jagung
Daerah III
Daerah II
X (Faktor Produksi)
Increasing Produksi Jagung
Decreasing Return to Scale
Return to Scale
Negatife Return to Scale AP EP>1
1,044
EP = 1
PM = 0
PM EP<0 X (Faktor Produksi)
Gambar Kisaran Daerah dan Skala Produksi Usahatani Jagung Petani Sampel di Kelurahan Tenilo Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo
KESIMPULAN Berdasakan hasil analisis yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan beberapa hal dari penelitian ini, yaitu : Pertama, Usahatani jagung di Kelurahan Tenilo Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo memberikan keuntungan bagi petani. Hal ini dapat dilihat dari hasil R/C Ratio 3,65 dan rata-rata keuntungan Rp. 9.528.507,27/musim tanam atau sebesar Rp. 16.232.550,72/ha/musim tanam. Kedua, Faktor-faktor produksi (luas lahan, tenaga kerja, benih dan pupuk phonska) secara Simultan (bersamasama) berpengaruh sangat nyata terhadap total produksi usahatani jagung, 11
sedangkan secara Parsial (Sendiri-sendiri), luas lahan dan tenaga kerja berpengaruh sangat nyata, serta benih dan pupuk phonska masing berpengaruh tidak nyata dan berpengaruh nyata terhadap total produksi jagung. Ketiga, Skala ekonomi usahatani jagung di Kelurahan Tenilo Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo berada pada posisi Increasing Return to Scale, Artinya bahwa setiap penambahan satu satuan input akan memberikan tambahan produksi yang semakin meningkat sebesar 1,044 kilogram jagung.
DAFTAR PUSTAKA Abas, Sofya 2012. Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor Produksi dan Keuntungan Usahatani Tomat Di Desa Hulawa Kecamatan Talaga Kabupaten Gorontalo,Skripsi Universitas Negeri Gorontalo. BPS Kabupaten Gorontalo.2013. Kabupaten Gorontalo Dalam Angka. Gorontalo. BPS dan Ditjen Tanaman Pangan 2013. Capaian Produksi Swasembada Pangan. Jakarta Daniel, M. 2001. Pengantar Ekonomi Pertanian. PT Bumi Aksara, Jakarta. Dewi, M. 2012. Analisis Efisiensi Tehnis Penggunaan Faktor Produksi Pada Usahatani Jagung Di Kabupaten Bangkalan, (Studi Kasus Desa Kramat, Kecamatan Bangkalan, Kabupaten Bangkalan, Madura).Skripsi Universitas Brawijaya, Malang. Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Gorontalo 2013. Kabupaten Gorontalo Dalam Angka. Gorontalo. Endang Sudaryati, 2004, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Rakyat Di Kabupaten Temanggung” (Studi Kasus Di Kecamatan Candiroto, Kabupaten Temanggung). Tesis Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro, Semarang Hanafie, R. 2010. Pengantar Ekonomi Pertanian. CV Andi, Yogyakarta. Imran, Supriyo. 2007. Analisis Faktor-Faktor Produksi Pada Usahatani Cabe Rawit Dengan Pendekatan Agribisnis Di Kabupaten Gorontalo. Laporan hasil penelitian jurusan teknologi pertanian. UNG. Mubyarto, 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. PT Pustaka LP3ES Indonesia, Jakarta. Pabundu. M. 2006. Metodologi riset bisnis, PT Bumi Aksara, Jakarta.
Suryana, Sawa 2007. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi jagung Di Kabupaten Blora Tesis MIESP Undip Semarang. Soekartawi, 1990. Teori Ekonomi Produksi. CV Rajawali, Jakarta Soekartawi, 1995. Analisis Usahatani. Universitas Indonesia, Jakarta Soekartawi, 2011. Ilmu Usahatani. UI.Press.Jakarta.
12
Togatorop, Rodo (2010), Analisis Efisiensi Produksi Dan Pendapatan Pada Usahatani Jagung Di Kecamatan Wirosari, Kabupaten Grobogan,Skripsi Undip Semarang. Warsana. 2007. Analisis efisiensi dan keuntungan Usaha tani jagung. Tesis MIESP Undip Semarang. Zulkifli,A. 2009. Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Usaha tani jagung (Studi kasus petani jagung di Kel. Panreng Kec. Baranti Kab.Sidrap).
13