Citra Puluhulawa, 613410003, Dibimbing oleh Moh.Ikbal Bahua, Nurmi, Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG HIJAU (Vigna radiata. L) MELALUI PEMBERIAN PUPUK ORGANIK DAN ANORGANIK TUMPANG SARI DENGAN JAGUNG MANIS PADA SISTEM TANAM LEGOWO Citra Puluhulawa1, Moh.Ikbal Bahua2, Nurmi3 1
Mahasiswa Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo Jl. Jend. Sudirman No.6 Kota Gorontalo 96128 email:
[email protected] 2 Staf Pengajar Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo Jl. Jend. Sudirman No.6 Kota Gorontalo 96128 ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui Pengaruh tumpang sari 3 varietas jagung manis melalui pemberian pupuk organik dan anorganik pada pertumbuhan dan produksi kacang hijau. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Dutohe Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango, yang dimulai pada Bulan Maret sampai dengan Mei 2014. Penelitian ini menggunakan Rancangan Petak Terbagi dalam kelompok (Split Plot Design). Petak utama adalah kacang hijau dan jagung manis dengan 3 varietas yang berbeda yakni, kacang hijau dan jagung manis Master Sweet (KV1), Kacang hijau dan jagung manis Bonanza (KV2), serta kacang hijau dan jagung manis Secada (kV3). Anak petak adalah pupuk organik dan anorganik yang terdiri dari tanpa pupuk (P0), urea 75 kg/ha + phonska 150 kg/ha (P1), urea 50 kg/ha + phonska 100 kg/ha + pukan ayam 15 ton/ha (P2), dan urea 25 kg/ha + phonska 50 kg/ha + pukan ayam 20 ton/ha. Perlakuan diulang sebanyak 3 kali sebagai kelompok. Sehingga seluruhnya terdapat 36 satuan kelompok. Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan Analisis Of Varians (ANOVA) dan dilanjutkan dengan uji BNT jika terdapat pengaruh perlakuan terhadap pertumbuhan dan produksi kacang hijau. Hasil penelituan menunjukkan bahwa tumpang sari 3 varietas jagung manis dan pemberian pupuk organik dan anorganik pada pertumbuhan dan produksi kacang hijau memberikan pengaruh yang nyata yakni pada parameter tinggi tanaman, jumlah polong, jumlah biji, panjang polong, dan produksi perpetak. Perlakuan 3 varietas jagung manis dan pupuk organik dan anorganik terbaik yang berpengaruh pada pertumbuhan kacang hijau yakni KV1 P1, KV3 P3 dan pada produksi kacang hijau yakni KV2 P2. Kata Kunci : Tumpang Sari, Pupuk Organik dan Anorganik, Jagung Manis, Kacang Hijau
Citra Puluhulawa, 613410003, Dibimbing oleh Moh.Ikbal Bahua, Nurmi, Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo
PENDAHULUAN Kacang hijau merupakan jenis tanaman leguminosae dan tahan akan kekeringan, sehingga mempunyai potensi besar untuk dikembangkan. Dalam hal pengembangan potensinya, kacang hijau dapat dijadikan tanaman utama maupun tanaman sela dan dapat di tumpang sarikan dengan komoditas pangan lainnya seperti Jagung. Untuk itu dalam mencapai pertumbuhan dan produktivitas yang maksimal perlu adanya pemupukan yang baik dan benar. Perkembangan produksi kacang hijau di Provinsi Gorontalo 3 tahun terakhir mengalami penurunan, berdasarkan data BPS (2014), yaitu pada tahun 2010 produksi kacang hijau dihasilkan di Provinsi Gorontalo sebesar 280 ton dengan luas panen 226 ha, kemudian pada tahun 2011 produksinya yaitu 218 ton dengan luas panen 172, pada tahun 2012 produksinya malah makin menurun yaitu menjadi 198 ton dengan luas panen 154 ha. Pemupukan merupakan faktor penting guna menunjang pertumbuhan dan produksi suatu tanaman. Pemupukan yang tepat sesuai aturan, baik dari segi jenis pupuk, dan dosis dapat meningkatkan laju pertumbuhan tanaman. Kacang hijau dalam pertumbuhannya mampu mengikat Nitrogen (N) dari udara bebas, karena mempunyai bintil akar yang berfungsi sebagai bakteri rhizobium. Untuk itu pemberian pemupukan N perlu diperhatikan pada proses budidaya kacang hijau. Terdapat dua jenis pupuk yang digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman, yaitu: pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari pupuk kandang atau kotoran hewan yang sudah mengalami dekomposisi oleh mikroorganisme tanah, sedangkan pupuk anorganik adalah pupuk yang dibuat dari pabrik yang unsur haranya sengaja ditambahkan ke dalam pupuk tersebut sebagai suatu unsur hara yang dikandung oleh pupuk itu. Pemberian pupuk organik ke dalam tanah berfungsi dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Sedangkan pemberian pupuk anorganik urea, dapat berfungsi sebagai sumber hara N yang dapat meningkatkan produktivitas kacang hijau. Pupuk urea sebagai sumber hara N dapat memperbaiki pertumbuhan vegetatif tanaman, yaitu batang, daun dan akar, sehingga tanaman lebih kelihatan hijau dan kuat (Hardjowigeno, 1987). Kacang hijau selain di tanam dengan menggunakan sistem tanam monokultur, dapat juga di tanam secara tumpang sari. Pada lahan kering, kacang hijau sering ditanam secara tumpang sari dengan jagung atau tanaman ubi kayu (Suprapto, 2004). Sistem tanam tumpang sari adalah sistem bercocok tanam dengan memanfaatkan dua atau lebih jenis tanaman yang berbeda dalam satu lahan yang di tanam secara Citra Puluhulawa, 613410003, Dibimbing oleh Moh.Ikbal Bahua, Nurmi, Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo
bersama. Tumpang sari kacang hijau dan jagung manis pada sistem tanam legowo sering mengalami persaingan dalam kebutuhan sinar matahari. Pada segi ketersediaan hara, kacang hijau mampu mengsuplai N dari dalam tanah maupun dari udara bebas guna untuk memenuhi kebutuhan jagung manis akan unsur hara N. Selain itu juga dengan sistem tanam legowo berguna dalam meningkatkan populasi kacang hijau dan tidak berdampak pada penurunan produksinya. METODOLOGI Penelitian ini dilaksanakan di Desa Dutohe Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan bulan Mei 2014. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, terdiri dari: cangkul, tajak, potongan bambu sebagai patok atau sebagai penanda (sampel), tali rapia, gunting, meteran, tugal, timbangan, wadah plastik, kantong plastik, atm dan kamera. Bahanbahan yang digunakan dalam penelitian ini, terdiri dari: Benih Kacang Hijau varietas Vima 1, benih jagung manis (varietas Sweet Corn, Bonanza, dan Sweet Boy) Pupuk Organik (pukan kotoran ayam), Pupuk Urea dan Phonska. Penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan Rancangan Petak Terbagi (Split Plot Design) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Terbagi atas 36 plot. Petak utama adalah varietas tanaman kacang hijau Vima-1 (K) dan jagung manis varietas Master Sweet (V1), Bonanza (V2), dan Secada (V3) yakni : KV1 = Kacang Hijau dan jagung manis varietas Sweet corn, KV2 = Kacang Hijau dan jagung Manis varietas Bonanza, KV3 = Kacang Hijau dan Jagung manis varietas Sweet boy. Anak petak adalah pupuk organik dan anorganik (P) terdiri dari beberapa perlakuan yakni: P0 = Tanpa pupuk (Kontrol), P1 = Urea 75 kg/ha + Phonska 150 kg/ha, P2 = Urea 50 kg/ha + Phonska 100 kg/ha + Pukan Ayam 15.000 kg/ha, P3 = Urea 25 kg/ha + Phonska 50 kg/ha + Pukan Ayam 20.000 kg/ha. Pembuatan plot yakni dengan ukuran 2 m x 3,2 m, jarak antar plot 0,5 m x 1 m, terdapat 40 tanaman dengan jarak legowo 120 cm, jarak tanam yang digunakan cukup jarang yaitu 40 cm x 20 cm (40 cm antar baris dan 20 cm dalam barisan) dengan setiap lubangnya di tanam 2 butir benih. Pupuk yang diaplikasikan pada kacang hijau adalah pupuk organik dan pupuk Urea, dan Phonska. Pemupukan kacang hijau diberikan 2 kali dan masing-masing perlakuan berbeda dosisnya, berikut dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Citra Puluhulawa, 613410003, Dibimbing oleh Moh.Ikbal Bahua, Nurmi, Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo
Tabel 1. Takaran/dosis pupuk organik dan anorganik pada tanaman kacang hijau Takaran / Dosis Pupuk (kg/ha) Perlakuan
Pupuk Anorganik
Pupuk Organik
Urea
Phonska
Pukan Ayam
P0
-
-
-
P1
75
150
-
P2
50
100
15000
P3
25
50
20000
Urea dan Phonska diberi pada saat umur 14 dan 31 hst. Setelah pemberian pupuk anorganik (urea dan phonska) seminggu kemudian diberikan pupuk organik pada P2 dan P3 dengan dosis yang berbeda yakni 15.000 kg/ha dan 20.000 kg/ha. Pupuk diberikan dengan cara ditugal dan diletakkan disetiap lubang disamping kacang hijau. Komponen variabel yang diamati pada penelitian ini adalah :1. Pertumbuhan, Tinggi Tanaman (cm) : Tinggi tanaman dihitung sebanyak dua kali yakni saat 30 hst dan saat panen atau berumur 57 hst, dimulai dari pangkal sampai titik tumbuh tanaman atau ujung daun yang terpanjang dengan menggunakan meteran. Pengukuran dilakukan saat masa vegetatif berakhir, dan Jumlah Tangkai (cabang) : Jumlah tangkai dihitung pada saat umur tanaman 30 hst. Pengamatan ini dilakukan dengan menghitung jumlah cabang yang terdapat pada batang utama yaitu cabang yang produktif. 2. Produksi Jumlah polong setiap tangkai (polong) : Jumlah polong dihitung pertanaman dari masing-masing sampel pada saat panen, Jumlah biji perpolong (biji) : Jumlah biji perpolong dihitung dari masing-masing sampel setelah panen, Panjang polong (cm) : Panjang polong diukur dari masing-masing sampel setelah panen, dan Produksi perpetak (gr) : Produksi real dihitung dengan cara menimbangan berat produksi perplot. Data hasil penelitian ini dianalisis dengan menggunakan Analisis Of Variance (ANOVA). Selanjutnya untuk menguji hipotesis dilakukan dengan menggunakan Uji Fhitung dengan nilai Ftabel pada taraf α = 0,05 (95%). Beda nyata antar perlakuan diuji lanjut dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf nyata yang sama.
Citra Puluhulawa, 613410003, Dibimbing oleh Moh.Ikbal Bahua, Nurmi, Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Tinggi Tanaman Berdasarkan hasil pengamatan analisis sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan varietas dan perlakuan pupuk organik dan anorganik maupun interaksi memberikan pengaruh yang nyata pada pertumbuhan tinggi tanaman kacang hijau tumpang sari dengan jagung manis pada sistem jajar legowo. Hal ini ditunjukkan pada tabel dibawah ini. Table 2. Rata-rata tinggi tanaman (cm) tanaman kacang hijau 30 HST dan 50 HST berdasarkan varietas dan pupuk organik dan anorganik Varietas Tinggi PUPUK Tanaman (KV1) (KV2) (KV3) P0
54,107 b
43,773 a
51,440 ab
P1
56,913 b
50,273 ab
40,526 a
P2
51,050 a
53,716 b
52,997 b
P3
42,027 a
42,860 a
53,607 b
BNT 5 %
8,07
8,07
8,07
30 HST
P0
96,913 ab
81,387 a
101,580 ab
P1
103,467 ab
97,303 ab
86,330 a
50 HST P2
97,773 ab
104,053 ab
97,053 ab
P3
91,053 a
84,527 a
109,553 b
BNT 5 %
14,94
14,94
14,94
Keterangan : angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji BNT 5 %. Berdasarkan uji BNT 5 % hasil penelitian tinggi tanaman umur 30 HST memberikan perbedaan yang nyata dalam perlakuan kacang hijau dan jagung manis Citra Puluhulawa, 613410003, Dibimbing oleh Moh.Ikbal Bahua, Nurmi, Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo
varietas Secada dengan pupuk Urea 50 kg/ha + Phonka 100 kg/ha + 15.000 kg/ha yakni KV3 P2 = 52,997. Hasil tertinggi dapat dilihat pada perlakuan KV1 P1 dan hasil terendah ditunjukkan pada perlakuan KV1 P3 = 42,027. Pada umur 50 HST memberikan pengaruh yang nyata pada perlakuan kacang hijau dan jagung manis varietas Scada dengan pupuk Urea 25 kg/ha + Phonska 50 kg/ha + Pukan 20.000 kg/ha yakni KV3 P3 = 109,553 cm dan hasil terendah ditunjukkan pada perlakuan KV2 P0 = 81,387. Tinggi tanaman merupakan indikator pertumbuhan tanaman yang didasarkan pada bertambahnya tinggi tanaman pada setiap fase pertumbuhan. Hasil pengamatan tinggi tanaman pada umur 30 HST dan 50 HST menunjukkan bahwa perlakuan varieatas maupun pupuk organik dan anorganik pada tanaman kacang hijau memberikan pengaruh yang nyata. Hal ini diduga karena penyerapan unsur hara melalui akar yang cukup bagus oleh tanaman kacang hijau maupun jagung manis. Purnama (2013) menyatakan bahwa bahan organik mampu meningkatkan infiltrasi air kedalam tanah, meningkatkan daya pegang tanah terhadap air karena dengan adanya bahan organik struktur tanah menjadi remah atau agregat tanah menjadi stabil. Maka dari itu lengas tanah yang tersedia lebih banyak dan dapat menstimulir pertumbuhan tinggi tanaman menjadi lebih baik. Secara umum pupuk kandang ayam sebanyak 10 ton/ha meningkatkan pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman kedelai yang dibudidayakan secara organik (Melati, 2005). Jumlah Tangkai Hasil penelitian jumlah tangkai pada tanaman kacang hijau tumpang sari dengan jagung manis pada sistem jajar legowo berdasarkan analisis sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan varietas dan pupuk organik dan anorganik tidak berbeda nyata pada pertumbuhan jumlah tangkai pada umur 30 HST. Hal ini dapat dilihat pada tabel 3 dibawah. Jumlah tangkai yang rendah yang berpengaruh pada jumlah daun ini juga dapat disebabkan oleh kekeringan terutama pada periode kritis, sehingga pengairan sangat diperlukan.
Citra Puluhulawa, 613410003, Dibimbing oleh Moh.Ikbal Bahua, Nurmi, Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo
Tabel 3. Rata-rata jumlah tangkai (cabang) tanaman kacang hijau umur 30 Hari setelah tanam berdasarkan perlakuan varietas dan pemupukan Jumlah Tangkai (cabang) Pemupukan
BNT 5%
Varietas (KV1)
(KV2)
(KV3)
P0
5,77
5,11
5,72
P1
6,83
5,89
5,22 -
P2
5,94
5,94
5,78
P3
4,94
5,55
5,89
Jumlah tangkai pada kacang hijau ini tidak memberikan perbedaan atau tidak berpengaruh yang nyata pada pertumbuhan jumlah tangkai, hal ini disebabkan oleh jarak tanam antara jagung dan kacang hijau relatif rapat. Herlina (2011) menyatakan bahwa jarak tanam pada jagung 50 x 20 relatif rapat, sehingga terjadi persaingan yang tinggi dalam pengambilan unsurhara, air, maupun cahaya. Hasil terbaik jumlah tangkai ditunjukkan pada perlakuan KV1 dan P1 yakni 6,83 dan yang terendah pada perlakuan KV1 dan P3 yakni 4,94. Selain itu tumpangsari diduga menjadi sebab rendahnya jumlah tangkai yang dihasilkan, karena tanaman kacang hijau ternaungi oleh jagung yang daunnya cukup lebar, hal itu dibuktikan dengan tanaman kacang hijau tanpa tumpang sari lebih tinggi hasil jumlah tangkainya, dibandingkan dengan jumlah tangkai kacang hijau yang ditumpangsarikan. Hasil penelitian Herlina (2011) menjelaskan bahwa suatu tanaman ternaungi, maka intensitas cahaya yang diterima akan berkurang sehingga menyebabkan fotosintesis tidak berlangsung secara optimal. Bila jumlah fotosintat tidak terpenuhi pada pertumbuhan dan perkembangan, maka akan berpengaruh pada produksi tanaman. B. Produksi Jumlah polong Hasil penelitian jumlah polong pada analisis sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan varietas kacang hijau dan jagung manis serta perlakuan pupuk organik dan anorganik berpengaruh nyata pada parameter yang diamati. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 3. Aktivitas mikroorganisme pada penggunaan pupuk organik baru akan
Citra Puluhulawa, 613410003, Dibimbing oleh Moh.Ikbal Bahua, Nurmi, Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo
terlihat pada fase generatif tanaman, sehingganya pada tanaman kacang hijau terlihat berpengaruh pada jumlah polong seperti dibawah ini Tabel 4. Rata-rata Jumlah polong (polong) tanaman kacang hijau berdasarkan varietas dan pupuk organik dan anorganik Jumlah Polong (polong) Pemupukan
BNT 5%
Varietas (KV1)
(KV2)
(KV3)
P0
10,51 ab
7,28 a
10,49 b
P1
15,77 c
11,61 bc
9,83 ab
P2
16,11 d
11,99 bc
11,11 b
P3
11,16 a
8,27 a
11,27 b
1,61
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji BNT 5 %. Berdasarkan uji BNT 5 % hasil pengamatan parameter jumlah polong pada tanaman kacang hijau tumpang sari dengan jagung manis pada sistem jajar legowo menunjukkan perbedaan yang nyata pada perlakuan varietas dan perlakuan pupuk organik dan anorganik, hal yang sama ditunjukkan pada interaksi keduanya yang berbeda nyata. Perlakuan varietas maupun perlakuan pupuk organik dan anorganik berbeda nyata yang ditunjukkan oleh perlakuan KV1 P2 = 16,11 . Hasil terendah ditunjukkan pada perlakuan KV2 pada P0 atau perlakuan tanpa pupuk yakni 7,28. Hal ini diduga bahwa penambahan bahan organik pada tanaman kacang hijau mampu meningkatkan hormon pembentukan polong. Linda dkk,. (2009) dalam penelitiannya menyatakan bahwa dengan pemupukan NPK tanpa pupuk organik jumlah polong pertanaman relatif lebih rendah dibandingkan dengan adanya penambahan pupuk organik, hal ini dikarenakan penambahan bahan organik yang relatif tinggi mengakibatkan bertambahnya unsur nitrogen untuk vegetatif awal relatif banyak, sehingga berpengaruh pada pembentukan polong dan biji. Rhizobium pada tanaman kacang hijau berperan dalam pembentukan nodul, nodul membantu penyediaan unsur hara N sehingga N ini sendiri memicu pembentukan protein dan protoplasma yang dapat merangsang pembentukan polong. Unsur-unsur dalam urea dan phonska merupakan unsur makro yang mutlak dimiliki oleh setiap tanaman. Nitrogen membantu dalam proses vegetatif tanaman, phosfor Citra Puluhulawa, 613410003, Dibimbing oleh Moh.Ikbal Bahua, Nurmi, Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo
sebagai sumber energi dan bagian dari sel, dan kalium berfungsi sebagai katalisator pada tanaman dan berperan dalam mentranslokasikan karbohidrat dari daun menuju bagian vegetatif dan generatif tanaman (Rizwan, 2010) Jumlah Biji Perlakuan varietas dan perlakuan pupuk organik dan anorganik memberikan pengaruh yang nyata terhadap parameter produksi jumlah biji tanaman kacang hijau tumpang sari dengan jagung manis dengan sistem jajar legowo. Hal ini pula ditunjukkan pada interaksi yang berbeda nyata antar perlakuan tersebut. Rata-rata jumlah biji pada penelitian ini dijelaskan pada Tabel 4 dibawah ini. Tabel 5. Rata-rata jumlah biji (biji) tanaman kacang hijau berdasarkan varietas dan pupuk organik dan anorganik Jumlah Biji (biji) BNT 5%
Varietas
Pemupukan KV 1
KV 2
KV 3
P0
8,61 a
8,89 b
9,72 c
P1
11,22 e
10,27 d
9,83 cd
P2
11,33 e
11,89 f
10,49 d
P3
9,56 c
9,05 b
11,17 e
0,26
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak hberbeda nyata pada uji BNT 5 %. Berdasarkan uji BNT 5% pengamatan jumlah biji pada pola tumpang sari tanaman kacang hijau dengan jagung manis jajar legowo menunjukkan bahwa interaksi perlakuan varietas dan perlakuan pupuk organik dan anorganik memberikan pengaruh yang nyata, hal ini ditunjukkan pada perlakuan KV2 P2 dengan hasil tertinggi 11,89, kemudian perlakuan KV1 P1 dengan hasil sebesar 11,22, diiukuti dengan perlakuan KV3 P3 dengan hasil 11,17, hasil terendah ditunjukkan pada perlakuan KV1 P0. Hal ini disebabkan selain ditranslokasikan kebagian vegetatif tanaman, hasil fotosintesis juga digunakan oleh tanaman untuk bagian generatif yakni pada pembentukan biji. Banyaknya jumlah karbohidrat yang diterima oleh polong berpengaruh terhadap berat polong yang akan semakin bertambah. Selain itu tanaman
Citra Puluhulawa, 613410003, Dibimbing oleh Moh.Ikbal Bahua, Nurmi, Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo
yang mensuplai air dan unsur hara yang cukup untuk pertumbuhan tanaman menghasilkan jumlah biji perpolong yang tinggi (Polnaya dan Patty, 2012). Panjang Polong Berdasarkan hasil penelitian analisis sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan varietas dan perlakuan pupuk organik dan anorganik memberikan pengaruh atau perbedaan yang nyata pada parameter panjang polong. Hal ini dapat dilihat pada tabel 5 dibawah ini. Penyerapan unsur hara oleh tanaman yang diserap melalui akar tanaman, dimanfaatkan dengan baik oleh kacang hijau yang ditunjukkan oleh fase generative yakni pemebentukan biji yang cukup bagus sehingga memberikan pengaruh pada panjang polong. Tabel 6. Rata-rata Panjang Polong (cm) tanaman kacang hijau berdasarkan perlakuan varietas dan pupuk organik dan anorganik Panjang Polong (cm) Pemupukan
BNT 5%
Varietas (KV1)
(KV2)
(KV3)
(P0)
9,22 ab
8,75 a
8,25 a
(P1)
9,95 b
8,91 a
8,89 a
(P2)
8,86 a
9,99 b
9,22 ab
(P3)
9,13 ab
8,97 a
9,86 b
0,82
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji BNT 5 %. Berdasarkan hasil uji BNT 5 % menunjukkan interaksi perlakuan varietas dan perlakuan pupuk organik dan anorganik pada tumpang sari tanaman kacang hijau dan jagung manis pada sistem jajar legowo memberikan perbedaan yang nyata pada panjang polong. Terlihat pada tabel diatas bahwa perbedaan yang nyata ditunjukkan pada perlakuan KV2 P2 sebesar 9,99 cm. kacang hijau dengan jagung manis varietas yang lain menunjukan pengaruh pada panjang polong tanaman, namun tidak berbeda nyata. Hasil terendah ditunjukkan pada perlakuan KV3 P0 yakni 8,25 cm. Hal ini sesuai dengan literatur Rukmana (1997), yang menyatakan bahwa Buah berpolong panjang antara 6 cm sampai dengan 15 cm. Tiap polong berisi 6 sampai 16 butir, berat tiap butir 0,5 mg sampai dengan 0,8 mg atau berat per 100 butir 36 g sampai Citra Puluhulawa, 613410003, Dibimbing oleh Moh.Ikbal Bahua, Nurmi, Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo
dengan 78 g, berwarna hijau –sampai hijau mengkilat. Diduga pemberian pupuk organik kandang ayam pada tanaman kacang hijau ini mampu menambah hasil panjang polong pada tanaman kacang hijau, karena pada pupuk kandang ayam mengandung posfor dan kalium yang cukup tinggi, yakni mengandung 0,42 % P2O5 dan 0,32 % K2O dapat mensuplai unsur hara yang terkandung dalam tanah, sehingga dapat merangsang pembentukan polong yang berpengaruh pada panjang polong tanaman. Produksi Perpetak Hasil analisis ragam pada parameter produksi perpetak tanaman kacang hijau tumpang sari dengan jagung manis pada sistem jajar legowo menunjukkan pengaruh yang nyata, namun pada interaksi tidak berpengaruh nyata. Hal ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 6. Rata-rata produduksi perpetak (gr) tanaman kacang hijau berdasarkan varietas dan pupuk organik dan anorganik Perlakuan Produksi perpetak (gr) Varietas kacang hijau dan jagung master sweet
94,17
kacang hijau dan jagung bonanza
77,08
kacang hijau dan jagung manis scada
113,75
BNT 5 %
-
Pupuk Organik dan Anorganik Tanpa pupuk
74,44 a
Urea 75 kg/ha + Phonka 150 kg/ha
99,44 a
Urea 50 kg/ha + Phonka 100 kg/ha + 15.000 kg/ha
127,78 ab
Urea 25 kg/ha + Phonka 50 kg/ha + 20.000 kg/ha
78,33 a
BNT 5 %
37,23
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji BNT 5 %. Citra Puluhulawa, 613410003, Dibimbing oleh Moh.Ikbal Bahua, Nurmi, Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo
Berdasarkan uji BNT 5 % parameter produksi perpetak tanaman kacang hijau tumpang sari jagung manis pada sistem jajar legowo pada perlakuan pupuk organik dan anorganik memberikan pengaruh yang nyata namun pada perlakuan 3 varietas jagung manis memberikan pengaruh tidak nyata. Hasil terbaik ditunjukkan pada perlakuan pupuk organik dan anorganik yakni Urea 50 kg/ha + Phonka 100 kg/ha + 15.000 kg/ha P2 sebesar 127,78 gr, dan hasiil terendah ditunjukkan pada perlakuan P0 sebesar 74,44 gr. Sistem tanam jajar legowo pada tanaman kacang hijau dengan jagung manis menjadi salah satu faktor rendahnya hasil produksi perpetak sebagaimana jarak tanam yang dipakai tanaman kacang hijau 40 x 20 cm dan untuk tanaman jagung manis 50 x 20 cm, jarak tanam yang terlalu rapat ini menyebabkan persaingan antara kedua tanaman tersebut. Oleh karena itu jarak tanam harus diperhatikan untuk mendapatkan jumlah populasi yang optimum. Tanaman membutuhkan jarak tanam yang renggang untuk mencegah terjadinya overlapping yang dapat mengakibatkan terjadinya kompetisi dalam pengambilan cahaya matahari, hal inilah yang biasa menyebabkan rendahnya produksi pada tanaman pola tumpang sari. Pengaturan kerapatan tanaman atau populasi tanaman merupakan salah satu faktor yang dapat menekan kompetisi tanaman (Syatrianty, 2011). KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka pada penelitian ini dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu: 1. Varietas jagung terbaik yang ditumpangsarikan pada tanaman kacang hijau pada pertumbuhannya yakni Jagung Manis varietas Master Sweet KV1 dan varietas Secada KV3 (tinggi tanaman 30 HST dan 50 HST), pada produksi yakni jagung manis varietas Bonanza KV2 (jumlah biji dan panjang polong). 2. Pupuk anorganik dan organik yang terbaik pada pertumbuhan kacang hijau diberikan oleh perlakuan P1 dan P3 (30 HST dan 50 HST) dan pada Produksi kacang hijau hasil terbaik diberikan oleh perlakuan P2 (jumlah polong, jumlah biji, panjang polong dan produksi perpetak). 3. Interaksi antara 3 varietas jagung manis dan pupuk organik dan anorganik terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau yang terbaik yakni KV3 P3 (30 HST) dan KV1 P1 (50 HST). Pada Produksi yang terbaik yakni KV2 P2 (jumlah polong, jumlah biji, dan panjang polong).
Citra Puluhulawa, 613410003, Dibimbing oleh Moh.Ikbal Bahua, Nurmi, Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo
Saran Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan agar dapat dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap tanaman kacang hijau melalui pemberian pupuk organik dan anorganik tumpang sari dengan jagung manis pada sistem tanam legowo ini dengan tepat, guna memberikan peningkatan hasil produktivitas yang lebih baik. DAFTAR PUSTAKA Badan Litbang Pertanian RI. 2013. Model Tanaman Legowo mulai diterapkan pada Tanaman Jagung. http://www.litbang.deptan.go.id/berita/one/1641/. Diakses pada tanggal 21 februari 2014 Badan Pusat Statistik.2014.Gorontalo dalam Angka. BPS Gorontalo Epetani, 2013. Dosis dan komposisi pupuk NPK Pelangi disesuaikan dengan kondisi tanah setempat serta jenis tanaman yang dibudidayakan. Pada http://www.pupukkaltim.com/. Diakses tanggal 22 Februari 2014 Etika, Y. V. 2007. Pengaruh Pemberian Kompos Kulit Kopi, Kotoran Ayam dan Kombinasinya Terhadap Ketersediaan Unsur N, P, dan K pada Tanah Inceptisol. Skripsi. Universitas Brawijaya : Malang Fitrina, 2005 : 2 Pengaruh Kerapatan Awal Umbi Teki (Cyperus rotundus L.) dan Dosis Pupuk K terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Kacang hijau (Phaseolus radiatus L.) Artikel : Instansi Badan Bimas Ketahanan Pangan Provinsi Sumatra Barat Jalan Raden Saleh No. 4 Padang. Hardjowigeno, S. 1987. Ilmu Tanah. PT. Medyatama sarana Perkasa. Jakarta. Hartono, 2008. Bertanam Kacang Hijau. PT. Penebar Swadaya. Jakarta. Linda, Indrayati,. 2011. Pengaruh Pemupukan NPK dan Bahan Organik Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kedelai Di Lahan Sulfat Masam Bergambut. Jurnal Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa, 15 (3) : 94 - 101 Lingga, P. dan Marsono., 2000. Petunjuk Penggunaan Pupuk (edisi revisi). Penebar Swadaya, Jakarta.
Citra Puluhulawa, 613410003, Dibimbing oleh Moh.Ikbal Bahua, Nurmi, Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo
Melati, Maya., 2005. Pengaruh Pupuk Kandang Ayam dan Pupuk Hijau Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kedelai Panen Muda yang Dibudidayakan Secara Organik. Jurnal Agronomi, 33 (3) : 8 -15 Nyakpa, M. Yusuf, et al. 1988. Kesuburan Tanah. Penerbit Universitas Lampung. Lampung. Purnama, Jian M., 2013. Kajian Teknologi Parit Berbahan Organik Pada Produktivitas Tumpang Sari Jagung Dengan Kacang Hijau Di Lahan Kering. Jurnal, 2 (2) : 40 – 49 Polnaya, F dan J.E Patty,. 2012. Kajian Pertumbuhan dan Produksi Varietas Jagung Lokal dan Kacang Hijau dalam Sistem Tumpang Sari. Jurnal Fakultas Pertanian, 1 (1) : 42 – 50 Rizwan, Muhammad., 2010. Evaluasi Pupuk NPK dan Pupuk Organik terhadap pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kacang. Jurnal Fakultas Pertanian, 3 (2) : 427 – 428 Sunantara. I. M. M. 2000. Teknik produksi benih kacang hijau. No. Agdex: 142/35. No. Seri: 03/Tanaman/2000/September 2000. Diakses tanggal 19 februari 2014. Suprapto,H, 2004. Bertanam Kacang Hijau. Penebar Swadaya. Jakarta Syaiful, Syatrianty A., 2011. Respon Tumpang Sari Tanaman Jagung Manis dan Kacang Hijau Terhadap Sistem Olah Tanahdan Pemberian Pupuk Organik. Jurnal Fakultas Pertanian, 1 (1) : 13 -18 Taufik. B. P. 2010. Kaji terap tanaman kacang hijau varietas vima i dan no. 129 di balai penyuluhan kecamatan godong. http://bbpkatitang.go.id. Di akses tanggal 22 Feb 2014 Turmudi, 2002. Kajian pertumbuhan dan hasil pertumbuhan tanaman sistem tumpangsari jagung dengan empat kultivar kedelai pada berbagai waktu tanam. Pada http : //Agribisnis.deptan.go.id//layanan_info/view,php. Diakses tanggal 20 Februari 2014
Citra Puluhulawa, 613410003, Dibimbing oleh Moh.Ikbal Bahua, Nurmi, Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo
Warsana, 2009. Introduksi teknologi tumpang sari jagung dan kacang tanah. Pada http : //introduksi-teknologi-tumpangsari-jagung-dan-kacang-tanah-html, diakses pada tanggal 21 Februari 2014. Widowati, L.R, dan Hartati. 2004.”Pupuk kandang” . JURNAL : Dipublikasikan. Laporan Proyek Program Pengembangan Agribisnis, Balai Penelitian Tanah, TA 2004
Citra Puluhulawa, 613410003, Dibimbing oleh Moh.Ikbal Bahua, Nurmi, Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo