Opini
PENGEMBANGAN KURIKULUM JURUSAN PGSD FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
M.Syarif Sumantri1 Abstract One of a primary concept to go forward is "to make a change". Of course the change we expect is to go to improve and the change is always accompanying with consequences in order to grow a wisdom curiculum. To tell the truth, initiative and effort of curriculum development, usually comes from administrators education. With its administration authority, the educational administration develop a commission curriculum. Its members consist of functionary educations, curriculum experts, etc.
i*
I. Rasional
kampus yang mencerminkan masyarakat ilmiah yang
Program Studi PGSD diarahkan untuk membentuk lulusan yang berkualitas tinggi sesuai dengan harapan/kebutuhan
akademik,
termasuk
pelaksanaan
pemantapan kemampuan profesional dan bimbingan
profesional, bermoral, dan mampu me-ngemban
skripsi, dilakukan secara melembaga dan mengacu
tugasnya sebagai guru kelas Sekolah Dasar, mampu
kepada
berperan sebagai pendidik/ pengajar maupun sebagai
pendekatan ini, maka keberhasilan studi mahasiswa
warga masyarakat yang tetap menjadi teladan, guru
tidak ditentukan oleh per-orangan, melainkan oleh
Sekolah Dasar yang mempunyai konsentrasi pada
sistem yang mempunyai komponen-komponen dan
dua bidang studi, dan sebagai peneliti dasar untuk
aturan-aturan yang baku. Di samping itu, dilakukan
meme-cahkan permasalahan ke-SD-an. Untuk men-
monitoring per-kembangan studi yang memungkinkan
capai sasaran tersebut dikembangkan langkah-
tindakan proaktif dalam membantu mahasiswa berma-
langkah strategis sebagai berikut. Pertama, di-susun
salah. Akhirnya semua kegiatan di atas, didukung oleh
kurikulum, materi pembelajaran, mengacu pada
pengelolaan Prodi PGSD yang transparan dan baku
kompetensi lulusan, tujuan, visi, misi Program Studi
berdasarkan prinsip akuntabilitas.
dan
proses
lulusan
Kegiatan
yang
PGSD,
masyarakat,
terdidik.
Etik
Akademik.
Ber-dasarkan
yang
Tujuan pendidikan diarahkan untuk meng-
mendukung. Langkah ini diikuti oleh pem-budayaan
hasilkan lulusan yang kompeten sebagai guru kelas
paradigma keilmuan dan kode etik akademik yang
Sekolah Dasar, yang berkepribadian utuh, taqwa,
mengarahkan komunitas ilmiah ke arah persepsi yang
iman, berakhlakdan berbudi pekerti luhur, serta
sama mengenai hakikat keilmuan dan nilai-nilai yang
memiliki komitmen pada profesi, menguasai bidang
terkait.
akan sangat
studi dengan mendalam dan benar, me-mahami
memudahkan proses pembelajaran dan bimbingan
peserta didik, mampu membangun relasi sosial dalam
penelitian.
era globalisasi, memiliki kemam-
Persepsi yang sama ini
penerapan
Upaya
selanjutnya,
kode
mengembangkan
1
belajar-mengajar
Kode
etik
suasana
selaras
akademik, belajar
dan
dengan adalah budaya
JURNAL PENDIDIKAN DASAR Vol. 1 No. 1-JUNI2010
puan/konsentrasi pada dua bidang studi SD se-cara
mahasiswa. Untuk penga-yaan dan pendalaman
mendalam, mampu mengembangkan kepri-badian
bidang
dan
disediakan seminar hasil penelitian yang dilaksanakan
profesi
sebagai
guru
SD,
dan
memiliki
metodologis
secara
berkesinambungan
kemampuan sebagai peneliti dasar. Dalam men-capai
setiap
tujuan tersebut, perlu diarahkan untuk membentuk
menempuh ujian skipsi. Bagi mahasiswa yang
kemandirian
inte-lektual.
memilih tugas akhir selain skripsi, maka wajib
pengu-asaan
menempuh mata kuliah pengganti skripsi yang
dan
Kemandirian
kematangan
dicerminkan
dengan
pengetahuan dasar yang memungkinkan seseorang
akhir
semester
sebelum
mahasiswa
berbobot 6 SKS.
untuk mengembangkan diri, sedang-kan kematangan
Untuk mencapai lulusan yang berkualitas tinggi
intelektual dicerminkan oleh kemampuan mahasiswa
dalam
dalam berpikir dan ber-komunikasi serta berinteraksi
mengajar dilakukan secara terarah, sistema-tis,
dalam kegiatan ilmiah secara santun.
berkelanjutan,
Substansi pengetahuan yang diberikan untuk setiap
mata
kuliah
bidang
studi
mencakup
waktu
akademik terhadap
relatif
singkat,
dan
juga
melembaga.
menerapkan
kemajuan
kegiatan
studi
Pengelolaan
sisem
yang
bela-jar-
monitoring
memungkinkan
perimbangan yang proporsional antara aspek kognitif,
tindakan proaktif untuk membantu mahasiswa dalam
afektif, dan psikomotor, dengan meliputi empat
penyelesaian studi. Diharapkan dengan adanya
tatanan pengetahuan, yakni filosofis, metodologis,
tujuan yang jelas, proses belajar-meng-ajar dan
teknis,
belajar-mengajar
suasana akademik yang kondusif serta nilai dan
ditujukan untuk menguasai pengetahuan teoretik dan
dan
praksis.
Proses
norma yang mengatur hak dan kewa-jiban setiap
sekaligus
civitas
pembelajarannya,
serta
bagaimana
penerapannya di SD dalam pemecahan masalah. Diberikan
mata
memperluas
kuliah
keahlian
cakrawala
(MKK)
pengetahuan
akademik,
kegiatan
pendidikan
dapat
dilaksanakan sesuai dengan harapan.
guna teoretik
II.
mahasiswa dan pem-bentukan kepribadian.
Rumusan Masalah Bagaimanakan proses pengembangan kurikulum
Agar mahasiswa mempunyai kompetensi dalam
S1 PGSD FIP UNJ Tahun 2008 dalam hubungannya
meneliti diberikan mata kuliah yang men-dukung pada
dengan upaya mengadaptasi kebutuhan pengguna
pencapaian kompetensi tersebut, seperti fllsafat ilmu,
lulusan?
metodologi
penelitian
pen-didikan,
metodologi
penelitian tindakan kelas (PTK), dan statistika
III.
Pembahasan
sederhana. Keempat mata kuliah ini terkait satu
1.
Kronologis Pengembangan Kurikulum
dengan
lainnya
secara
ber-sinergi
dengan
Pengembangan
kurikulum
jenjang
program
meletakkan penguasaan kemampuan epistemologis
Sarjana (S1) PGSD sudah direncanakan mulai tahun
dalam
1998 ketika Kaprodi masih dipegang oleh Dra. Ellyza
menyusun
proposal
penelitian
dan
penyelesaian skripsi.
Roosa
Harahap,
M.Ed.
Program
Studi
PGSD
Skripsi merupakan sebagian persyaratan yang
menyusun Tim pengembang kurikulum program S1
dapat dipilih untuk mendapatkan gelar sar-jana
PGSD yang terdiri dari beberapa dosen Prodi PGSD.
pendidikan dan penyelesaiannya diarahkan oleh
Dalam perjalanan waktu, kurikulum jenjang program
suatu proses bimbingan. Proses bimbingan tidak
Sarjana (S1) PGSD dipresentasikan di depan seluruh
semata-mata
perseorangan,
dosen Prodi PGSD, di depan pimpinan fakultas dan
melainkan oleh sistem yang melembaga. Guna
selanjut-nya dua kali dipresentasikan di depan Senat
memudahkan pelayanan dan meningkatkan kualitas,
Uni-versitas, yakni yang pertama pada hari Selasa,
dilakukan
oleh
maka dibentuk komisi skripsi. Komisi ini bekerja sama dengan dosen pengampu metodologi penelitian untuk bersama-sama
membim-bing
seminar
proposal
JURNAL PENDIDIKAN DASAR Vol. 1 No. 1 - JUNI 2010
2
tanggal 12 Juni 2001. Setelah diperbaiki, kemudian
2.
disosialisasikan pada stakeholders, pada hari Rabu,
StrategiPengembangan Kurikulum Pengembangan
kurikulum
diarahkan
untuk
tanggal 30 Januari 2002, yang dihadiri oleh PR I,
menghasilkan lulusan yang kompeten sebagai guru
Dekan FIP, Kepala Seksi Depdiknas Propinsi DKI
kelas Sekolah Dasar yang berkemampuan mengajar
Jakarta, Kasi Dinas Dikdas Kecamatan, wakil dari
dari kelas 1-6 SD, yang mempunyai konsentrasi pada
yayasan, dan guru-guru SD. Presentasi kedua
dua bidang studi, dengan kompetensi utama yakni:
dihadapan Senat Universitas diadakan pada tanggal
a.
21 November 2002, dengan kesepakatan arah dan fokus
program
adalah
guru
kelas
SD
Penguasaan bidang studi: 1)
Menguasai substansi, cakupan, dan tata
yang
urut materi ajar lima mata pelajaran (Bahasa
berkonsentrasi pada guru kelas rendah SD (kelas 1,
Indonesia, Matematika, Sains, IPS, dan
2, 3) atau guru kelas SD yang berkonsentrasi pada
PKn), untuk setiap tingkatan kelas dalam
dua bidang studi di kelas tinggi (4, 5, 6).
kurikulum SD/MI.
Kurikulum yang disusun juga memerlukan kajian
2)
ekologi yang sangat mendalam, dan kajian substansi
Menguasai substansi dan cara penyaji-an buku teks lima mata pelajaran SD/ Ml.
program yang dapat menjawab isu-isu otonomi
3)
Mampu memilih, menata dan merepre-
daerah. Dengan demikian diperlukan pendekatan
sentasikan materi ajar lima mata pelajaran
terhadap Pemda, khususnya Pemda Propinsi DKI
dalam kurikulum SD/MI sesuai dengan
Jakarta. Hal ini direalisasikan pada pertemuan yang
tujuan pembelajaran, tingkat kelas dan
diadakan pada hari Rabu, 19 November 2003. Tim
kebutuhan pembelajaran peserta didik.
Prodi PGSD mempresentasi-kan kurikulum program
4)
Mampu merancang dan mengembangkan
Sarjana (S1) PGSD dihadapan Bapeda Propinsi DKI
materi ajar lima mata pelajaran dalam
Jakarta. Saat itu mendapat masukan/usulan dari
kurikulum SD/MI sesuai dengan tujuan
mereka bahwa arah program S1 PGSD agartidak
pembelajaran, tingkat kelas dan kebutuhan
memisahkan antara guru kelas rendah dengan guru
pembelajaran peserta didik dalam konteks
kelas tinggi. Usulan ini dengan mempertimbangkan
pencapaian tujuan utuh pendidikan.
bahwa Pemda akan mengalami kesulitan di dalam
5)
Mampu mengaitkan materi mata pelajaran
peng-angkatan atau penempatan guru SD. Berdasar-
yang
kan usulan tersebut, program S1 PGSD, Jurusan
mengaitkan
Pendidikan Anak, FIP, UNJ diarahkan dan difo-
kehidupan sehari-hari.
satu
dengan mata
yang
lain
pelajaran
serta dengan
kuskan agar lulusan menjadi guru kelas Sekolah Dasar yang kompeten mengajardi kelas 1-6 SD, dengan memiliki dua konsentrasi bidang studi.
b.
Pemahaman tentang peserta didik: 1) Menguasai karakteristik anak usia SD/ Ml
Kurikulum jenjang program S1 PGSD telah
dalam penggalan kelompok usia ter-tentu
direvisi dengan mengadakan lokakarya seluruh
(kelas awal dan kelas lanjut), ter-masuk
dosen Prodi PGSD FIP UNJ pada tanggal 29 -31
gejala-gejala awal mengenai ke-mungkinan
Agustus 2008, dan telah diperbaiki oleh Tim bidang
kelainan yang disandang-nya.
studi
masing-masing.
jenjang
program
Pengembangan
Sarjana (S1)
PGSD
kurikulum dengan
memperhatikan dan disesuaikan dengan visi, misi, sasaran, dan tujuan Prodi PGSD, visi dan misi FIP, serta mengacu pada visi dan misi UNJ. Kurikulum program Sarjana (S1) PGSD hasil revisi tahun 2008 akan diberlakukan mulai tahun akademik 2008/2009. 3
JURNAL PENDIDIKAN DASAR Vol. 1 No. I-JUNI 2010
2)
3)
Menguasai cara belajar anak usia SD/ Ml
kuliah. Penyempurnaan kurikulum dilakukan secara
dalam penggalan kelompok usia tertentu.
periodik dan dievaluasi pada setiap akhir semester.
Menguasai kemampuan awal anak usia SD/MI, termasuk kesulitan-kesulitan belajar
4)
3.
Relevansi dengan Tuntutan dan Kebutuhan
yang dihadapinya.
Stakeholders
Menguasai latar belakang keluarga dan
Pada mahasiswa program Sarjana (S1) PGSD
masyarakat untuk menetapkan kebutuhan
Angkatan Tahun 2007/2008 akan diberla-kukan
belajar anak usia SD/MI dalam konteks
kurikulum program Sarjana (S1) PGSD tahun 2005
kebhinekaan budaya.
hasil
revisi/pengembangan.
Kurikulum
tersebut
dikembangkan berdasarkan acuan dari SPTK PGSD c.
yang disusun oleh Tim Pengembang SPTK PGSD
Penguasaan pembelajaran yang mendidik: 1)
2)
Menguasai
prinsip-prinsip
dasar
pem-
belajaran yang mendidik.
kurikulum
Mampu merancang pembelajaran yang
mengembangkan aspek-aspek yang harus dimiliki
Mampu melaksanakan pembelajaran yang
Mampu menilai proses dan hasil pembelajaran yang mengacu pada tujuan utuh
taqwa, (2) kepribadian, (3) penguasaan materi, (4)
kependidikan,
(6)
pembelajaran
yang
berbasis
Mampu menilai kinerja sendiri yang dikaitkan dengan pencapaian tujuan utuh pendidikan. Mampu berkomunikasi dengan orang tua anak dan masyarakat sebagai stakeholders dari layanan keahliannya.
3)
Mampu
mengembangkan
diri
secara
profesional. 4)
(7)
penguasaan
kelas
dan
sekolah,
(9)
kemampuan
kemampuan mendeteksi dan melayani secara dini anak-anak yang unggul dan anak-anak yang lemah taraf
mampu
didiknya.
Dengan
memperhatikan
kesebelas aspek tersebut dalam mengembangkan kurikulum program Sarjana (S1) PGSD, dan hasil usulan dari Pemda DKI Jakarta tentang arah program S1
PGSD,
ten-tunya
kebutuhan
dan
tuntutan
stakeholders untuk memperoleh hasil pendidikan yang bermutu akan terealisasikan.
Mampu berkontribusi terhadap perkembangan pendidikan di sekolah dan ma-
4.
syarakat. 5)
mendidik,
metodologi
dan pemahaman keprofesi-an guru SD, dan (11)
fesionalan:
2)
penguasaan
berkomunikasi dan membangun relasi, (10) wawasan
Pengembangan kepribadian dan kepro-
1)
untuk
manajemen kelas, (8) penguasaan evaluasi belajar
pendidikan.
d.
dimaksudkan
pemahaman peserta didik, (5) pemahaman landasan
mendidik. 4)
standar,
oleh guru kelas SD antara lain mencakup: (1) iman dan
mendidik. 3)
Dirjen Dikti. Acuan tersebut memuat rambu-rambu
Struktur dan Isi Kurikulum Untuk memenuhi visi, misi, sasaran, dan tujuan
Selalu menampilkan diri sebagai pendidikan profesional.
yang
telah
dirumuskan,
secara
keseluruhan
Kurikulum Program Sarjana (S1) PGSD, Jurusan Pendidikan Anak, Fakultas Ilmu Pendidikan tahun
Pengembangan kurikulum dilakukan secara
2008 terdiri dari 80 SKS:
terus menerus sesuai perkembangan ilmu. Pengembangan
kurikulum
diarahkan
pada
empat
sasaran di atas. Pengembangan kurikulum dititikberatkan pada penyempurnaan substansi mata
JURNAL PENDIDIKAN DASAR Vol. 1 No. 1 -JUNI2010
Rancangan Bobot SKS 1.
MKU
0 SKS (Sudah diambil di D-ll PGSD)
4
tahun 2.
3.
MKDK :
MKKI :
2008
disusun
dengan
memperhatikan
0 SKS (Sudah diambil di D-ll
lokasi/letak kampus UNJ di Jakarta, misalkan dengan
PGSD)
adanya
48 SKS (Termasuk
Infsrmasi dan Komunikasi.
mata
kuliah
Pengembangan
Teknologi
konsentrasi dua bidang studi 4.
MKK II
= 24 SKS) 24 SKS 2 SKS 6
PPL
SKS
6.
Skripsi
OSKS
7.
Komprehenship
5.
8.
Mata Kuliah Pilihan Pada Kurikulum Program Sarjana (S1) PGSD
tahun 2008 disediakan mata kuliah pilihan pengganti
Bagi
mahasiswa yang
menempuh
jalur
kom-
skripsi yang wajib diambil oleh mahasiswa yang memilih
penyelesaian
studinya
lewat
jalur
prehenship sebagai tugas akhirnya, maka diwajibkan
komprehenship. Mata kuliah pengganti tersebut
mengambil mata kuliah pengganti skripsi berbobot 6
diambil pada mata kuliah bidang studi konsentrasi
SKS (Daftar mata kuliah dan deskripsi selengkapnya
lain, selain bidang studi konsentrasi yang dipilihnya.
pada lampiran).
5.
Kompetensi dan Etika Lulusan yang
9.
Buku Konsultasi Akademik Guna memonitor perkembangan studi ter-utama
Diharapkan Kurikulum Program Sarjana (S1) PGSD tahun
penulisan skripsi, mahasiswa diberi buku konsultasi
2008 dikembangkan dengan memperhatikan SK
akademik. Buku konsultasi harus di-bawa setiap
Mendiknas
berkonsultasi dengan dosen pem-bimbing. Kegiatan
No.
penyusunan penilaian
232/U/2000
kurikulum
hasil
tentang
pendidikan
belajar
mahasiswa,
pedoman tinggi
dan
serta
SK
dalam rangka berkonsultasi dicatat dalam buku tersebut.
Mendiknas No. 045/U/2002 tentang kurikulum inti pendidikan
tinggi,
dengan
kompetensi.
Harapannya,
tujuan
keutuhan
10. Kaitan Dosen dengan Kurikulum
sesuai
Dosen pengampu mata kuliah di Program
dengan sasaran dan tujuan yang telah dirumuskan di
Sarjana (S1) PGSD diutamakan dosen yang telah
atas.
berkualifikasi S2, kecuali bagi dosen-dosen ter-tentu
etika
lulusan
yang memiliki kemampuan yang dapat di-andalkan 6.
Derajat Integrasi Materi Pembelajaran (Intra
berdasarkan data empirik yang ter-amati, serta
dan Antardisiplin Ilmu)
memiliki pengalaman mengajar cukup panjang di
Derajat integrasi materi pembelajaran inter dan
bidang dan jenjang pendidikan ke-SD-an.
antar disiplin ilmu mengikuti peta/matriks yang menghubungkan
antara
rumpun
kompetensi
11. Peluang Bagi Mahasiswa untuk Me-
(penguasaan bidang studi, pemahaman tentang
ngembangkan Diri
peserta
yang
Kurikulum Program Sarjana (S1) PGSD tahun
mendidik, dan pengembangan kepribadian dan
2008 dikembangkan dengan memberi peluang bagi
keprofesionalan)
mahasiswa
didik,
penguasaan
dengan
pembelajaran
elemen
kompetensi
untuk
mengembangkan
diri,
(pengembangan kepribadian, penguasaan ilmu dan
mengembangkan pribadi (dapat dilihat pada tujuan
keterampilan,
ber-karya,
Program Sarjana PGSD), memperoleh pengetahuan
penguasaan perilaku berkarya, dan pemahaman
dan pemahaman materi khusus sesuai bidang studi
berkehidupan bermasyarakat).
(sebagai
penguasaan
keahlian
bekal
menjadi
guru
kelas
SD),
mengembangkan keterampilan yang dapat dialihkan 7.
Kurikulum Lokal
(baik bagi dirinya sendiri, teman
Kurikulum Program Sarjana (S1) PGSD 5
JURNAL PENDIDIKAN DASAR Vol. 1 No. 1-JUNI2010
sejawat,
maupun
pada
anak
didiknya
kelak),
terorientasi ke arah karir (misalnya melalui mata
yang berguna bagi tugas akhirnya dalam menyusun skripsi dan kenaikan pangkatnya kelak).
kuliah Bahasa sebagai Sarana Komunikasi Ilmiah,
Berdasarkan uraian tentang kurikulum Program
Bahasa Inggris Lanjutan - sebagai sarana komunikasi
D-ll PGSD di atas, dapat dianalisis kekuatan,
ilmiah - diharapkan dapat melakukan penelitian
kelemahan, peluang, dan ancaman, dapat ditentukan
tindakan kelas dan atau membuat karya tulis ilmiah
strategi pemecahannya sebagai berikut:
STRENGTHS (S)
WEAKNESSES (W) * Kurikulum
* Kurikulum Program S1 PGSD
belum optimal dikembangkan
telah dikembangkan berda-
menjadi bahan ajar, handout,
sarkan SK Mendiknas No.
lembar kerja, modul, dan
232/U/2000 dan No. 045/U/ 2002 sebagainya \ IFAS EFAS \
* Kurikulum dikembangkan dengan mempertimbangkan masukan dari stakeholders * Mampu mengantisipasi tuntutan, dinamika, dan perkembangan kemajuan dalam dunia ke-SDan, jauh ke masa depan
OPPORTUNITIES (0)
STRATEGI (S-O)
STRATEGI (W-O) * Direncanakan
* Perguruan Tinggi memiliki oto-
* Melakukan pengembangan
dikembangkan bahan ajar, handout,
nomi akademik dalam mengembangkan kurikulum
substansi kajian secara rutin * Melakukan diskusi dengan
* Perhatian dari Pemda dalam
lembar kerja, modul, dan sebagainya
stakeholders secara rutin
mencermati arah program S1 PGSD * Minat dan kebutuhan mahasiswa bervariasi THREATS (T)
STRATEGI (S-T) * Bila mahasiswa STRATEGI (W-T)
* Perkembangan pengetahuan dan terdaftar se-dikit, hanya
* Disediakan buku-buku terkini
kebutuhan, serta kebi-jakan
menyelenggara-kan konsentrasi
guna penyusunan bahan ajar,
pemerintah sering ber-ubah
bidang studi yang banyak
handout, lembar kerja, modul,
* Jumlah calon mahasiswa lam-bat peminatnya
dan sebagainya
*
laun berkurang * Adanya kebutuhan guru SD yang
* Disediakan komputer yang dapat mengakses internet
menuntut kualifikasi internasional
JURNAL PENDIDIKAN DASAR Vol. 1 No. 1 - JUNI 2010
6
Model Pengembangan Kurikulum Pengembangan
kurikulum
dapat
dilakukan
melalui dua pendekatan yaitu : (1) pendekatan topdown the administrative model dan (2) the grass root model.
2.
The grass root model; Model pengembangan ini merupakan lawan dari
model pertama. Inisiatif dan upaya pengembangan kurikulum, bukan datang dari atas tetapi dari bawah, yaitu guru-guru atau sekolah. Model pengembangan
1.
The administrative model;
kurikulum yang pertama, digunakan dalam sistem
Model ini merupakan model pengembangan kurikulum yang paling lama dan paling banyak digunakan.
Gagasan
pengembangan
kurikulum
datang dari para administrator pendidikan dan menggunakan
prosedur
administrasi.
Dengan
wewenang administrasinya, membentuk suatu Komisi atau
Tim
Pengarah
pengembangan
kurikulum.
Anggotanya, terdiri dari pejabat di bawah-nya, para ahli pendidikan, ahli kurikulum, ahli disiplin ilmu, dan para tokoh dari dunia kerja dan perusahaan. Tugas tim ini adalah merumuskan konsep-konsep dasar, landasan-landasan,
kebi-jaksanaan
dan
strategi
utama dalam pengembangan kurikulum. Selanjutnya administrator membentuk Tim Kerja terdiri dari para ahli pendidikan, ahli kurikulum, ahli disiplin ilmu dari
pengelolaan pendidikan/ kurikulum yang bersifat sentralisasi, sedangkan model grass roots akan berkembang dalam sistem pendidikan yang bersifat desentralisasi. Dalam model pengembangan yang bersifat grass roots seorang guru, sekelompok guru atau kese-luruhan guru di suatu sekolah mengadakan upaya pengembangan kurikulum. Pengembangan atau penyempurnaan ini dapat berkenaan dengan suatu komponen kurikulum, satu atau beberapa bidang studi ataupun seluruh bidang studi dan seluruh komponen
kurikulum.
Apabila
kondisinya
telah
memungkinkan, baik dilihat dari kemampuan guruguru,
fasilitas
biaya
maupun
ba-han-bahan
kepustakaan, pengembangan kurikulum model grass root tampaknya akan lebih baik.
per-guruan tinggi, dan guru-guru senior, yang bertu-
Hal itu didasarkan atas pertimbangan bahwa
gas menyusun kurikulum yang sesungguhnya yang
guru adalah perencana, pelaksana, dan juga pe-
lebih operasional menjabarkan konsep-konsep dan
nyempurna dari pengajaran di kelasnya. Dialah yang
kebijakan dasar yang telah digariskan oleh Tim
paling tahu kebutuhan kelasnya, oleh karena itu dialah
pengarah, seperti merumuskan tujuan-tujuan yang lebih operasional, memilih sekuens materi, memilih
yang paling kompeten menyusun kurikulum bagi kelasnya.
strategi pembelajaran dan evaluasi, serta menyusun pedoman-pedoman pelaksanaan kurikulum bagi guru-
Pengembangan kurikulum yang bersifat grass
guru. Setelah Tim Kerja selesai melaksanakan
roots, mungkin hanya berlaku untuk bidang studi
tugasnya, hasilnya dikaji ulang oleh Tim Pengarah
tertentu atau sekolah tertentu, tetapi mungkin pula
serta para ahli lain yang berwenang atau pejabat yang
dapat digunakan untuk seluruh bidang studi pada
kompeten.
sekolah atau daerah lain. Pengembangan kurikulum yang bersifat desentralistik dengan model grass
Setelah
mendapatkan
beberapa
penyem-
purnaan dan dinilai telah cukup baik, administrator pemberi tugas menetapkan berlakunya kurikulum tersebut. Karena datangnya dari atas, maka model ini disebut
juga
model
Top-
Down.
rootsnya, memungkinkan terjadinya kompetisi dalam meningkatkan mutu dan sistem pendidikan, yang pada gilirannya akan melahirkan manusia-manusia yang lebih mandiri dan kreatif.
Dalam
pelaksanaannya, diperlukan monitoring, pengawasan dan bimbingan. Setelah berjalan beberapa saat perlu dilakukan evaluasi. 7
JURNAL PENDIDIKAN DASAR Vol. I No. I - JUNI 2010
Terkait Tingkat
dengan
Satuan
cenderung
pengembangan
Pendidikan,
dilakukan
Kurikulum
tampaknya
dengan
lebih
menggunakan
the top down administrative model dan the grass root model
yang
kurikulum
diharapkan
yang
lebih
mampu
lentur
men-jadikan
atau
meme-nuhi
pendekatan the grass-root model. Kendati demikian,
kebutuhan berbagai pihak dengan meng-akumulasi
agar pengembangan kurikulum dapat berjalan efektif
kondisi kebijakan pemerintah dari sentralistik menuju
tentunya harus ditopang oleh kesiapan sumber daya,
desentralistik.
terutama sumber daya manusia yang tersedia di
pertimbangan
sekolah.
perubahan kondisi global. Diharapkan, perubahan
Perubahan untuk
dilakukan
atas
meng-hadapi
dasar
dinamika
kurikulum Pendidikan Guru Sekolah Dasar ini tidak saja akan dapat meme-nuhi standar nasional tetapi
IV. Kesimpulan
juga standar global yaitu Asia Tenggara. Proses pengembangan kurikulum PGSD FIP UNJ tahun 2008 dilakukan dengan mengkombinasikan dua model pengembangan kurikulum yaitu
DAFTAR PUSTAKA
Beanne, James A (ed). Toward A Coherent Curriculum. Alexandria, Virginia: ASCD. Beauchamp,
George
A.,
Curriculum
Bacon. 1993. Miller, John P dan Seller, Wayne. Curriculum :
Theory.
Wilmette, Illinois : The KAGG press. 1975. Hlebowitsh, Peter S. Radical Curriculum Theory Reconsidered. New York: Teachers Colleges Press. 1993. Joice, Bruce et all. Models of Teaching. Boston : Allynand Bacon. 2000. Lapp, Diane, et all. Teaching and learning: Philo-
Perspective and Practic. New York: Longman. 1985. Oliva.P.F. Developing the curriculum. New York: HarperCollins Publishers. 1992 Schubert, William H. Curriculum : Perspective, paradigma and Possibility. New York: MacMillan Publishing Co. 1986. Slattery, Patrick. Curriculum Development in the
sophical, Psychological, Curricular Application.
Postmodern Era. New York: Garland Publishing, Inc.
New york: Macmillan Publishing Co,inc. 1975.
1995 Sukmadinata, Nana Sy. Pengembangan
Longstreet, WS and Shane, HG. Curriculum for a New Millenium. Boston, London: Allyn and
JURNAL PENDIDIKAN DASAR Vol. 1 No. 1 -JUNI2010
Kurikulum : Teori dan praktek. Bandung: PT Remaja Roosdakarya. 2001
8