IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TARI PENDIDIKAN UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN KINESTETIK ANAK USIA DINI MELALUI METODE PEMBELAJARAN AKTIF ( Pengembangan Model di Taman Kanak-Kanak Labschool Jakarta pada Kelompok B)
ELINDRA YETTI1), INDAH JUNIASIH2) 1 Program Studi Pendidikan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Jakarta email:
[email protected] 2 Fakultas Ilmu Pendidikan,Universitas Negeri Jakarta email:
[email protected]
Abstract : This study aims to determine the effectiveness of dance learning model of education as an increase in early childhood kinesthetic intelligence. This study uses research and development method that conducted in Labschool kindergarten, Rawamangun, East Jakarta and the group B students as the subjects. This study has steps as follows: (1) analysis of needs, (2) create design models, (3) the development of the model, (4) the trial phase 1, (5) the revised model 1, (6) the trial stage model 2, (7) the revised model 2, (8) the field trials, (9) the revision and finalization. The results of the implementation model showed that the effectiveness of the model obtained an average pre-test score was 1.89, while the average post-test score was 2,38. Changes score pre-test and posttest showed significant improvement kinesthetic intelligence, so the dance learning model of education is very effective for improving early childhood kinesthetic intelligence. Keywords: Educational dance, kinesthetic intelligence, early childhood Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran tari pendidikan sebagai upaya peningkatan kecerdasan kinestetik anak usia dini. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan yang dilaksanakan pada siswa kelompok B TK LabschoolJakarta, Rawamangun, Jakarta Timur. Penelitian ini memiliki langkah-langkah sebagai berikut : (1) analisis kebutuhan, (2) membuat desain model, (3) pengembangan model, (4) uji coba tahap 1, (5) revisi model 1, (6) uji coba model tahap 2, (7) revisi model 2, (8) uji coba lapangan, (9) revisi dan finalisasi. Hasil penelitian implementasi model ini menunjukkan bahwa efektivitas model diperoleh rata-rata skor pre-test adalah 1,89, sedangkan rata-rata skor pos-test adalah 2,38. Perubahan skor pre-test dan post-test menunjukkan adanya peningkatan kecerdasan kinestetik secara signifikan, sehingga model pembelajarantari pendidikan sangat efektif untuk meningkatkan kecerdasan kinestetik anak usia dini. Kata Kunci: Tari pendidikan, kecerdasan kinestetik, anak usia dini
385
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 10 Edisi 2, November 2016
Anak adalah individu yang
meningkat apabila praktisi anak usia
aktif. Selain asupan gizi dan nutrisi
dini kembali mengingat pentingnya
yang baik untuk pertumbuhanya,
gerakan
bergerak
Penggalaman gerak anak berfungsi
merupakan
kebutuhan
utama setiap anak. Terutama dimasa
bagi
anak
usia
dini.
meningkatkan respon motor.
golden age, dimana perkembangan
Hal tersebut sudah mulai di
otaknya mencapai 90%, bergerak
sadari oleh praktisi anak usia dini di
menjadi
dalam
Indonesia, khususnya yang terjadi di
mengoptimalkan fungsi kerja otak.
Lembaga TK Labschool Jakarta.
Gerakan yang dilakukan oleh anak
Pentingnya
dapat
untuk anak usia dini, merupakan
kebutuhan
menyeimbangkan
kedua
keterampilan gerak
belahan otak kanan dan kiri. Ketika
alasan
kerja otak kanan dan kiri seimbang
membuat program kegiatan sentra
maka perkembangan otak semakin
outbound atau sentra kinestetik. Guru
pesat.
yang bertanggungjawab merupakan “New
research
in
the
guru
TK
Labschool
profesional
Jakarta
yang
berlatar
Pendidikan
Ilmu
development and function of the
belakang
human brain is encouraging early
Keolahragaan.
childhood practitioners to revisit the
observasi dan wawancara di dapati
importance
of
encouraging
bahwa
movement
activities
for
keterampilan
children.
The
more
young
movement
Berdasarkan
guru
kelompok
B
masih kinestetik belum
melihat anak
sepenuhnya
experiences children have, the more
berkembang
efficient their brain become at
anak ada yang
mutually enhancing process, and
kendala saat melakukan kegiatan
using
disentra kinesteik.
the
neural
muscullar
mechanism facilities developmen.”
maksimal.
hasil
Beberapa
masih memiliki
Pengembangan
kemampuan
(Crossley dalam Dietze, 2006: 80).
fisik difokuskan pada pengembangan
Hasil
tersebut
kemampuan kinestetik anak usia 5 –
menyebutkan bahwa perkembangan
6 tahun karena pada usia ini anak
dan
dapat melakukan gerak melompat,
386
penelitian
fungsi
otak
manusia
akan
Implementasi Model pembela . . . Elindra, Indah
berlari,
berguling,
dan
berputar
membangun hubungan yang penting
sambil
mengontrol
keseimbangan
antara pikiran dengan tubuh, yang
gerak (Elizabeth Hurlock, 1978).
memungkinkan
tubuh
untuk
Kecerdasan
memanipulasi
objek
atau
suatu
kinestetik
kemampuan
merupakan
anak
dalam
menciptakan gerakan. Kemampuan
menyelesaikan
masalah
yang
ini ditandai dengan keterampilan
menggunakan
seluruh
badan
motorik
yang
dimiliki
yaitu
seseorang, atau sebagian badan untuk
keseimbangan (balance), kecepatan,
bergerak (Gardner, 1987) Kecerdasan
kekuatan,
kinestetik
ketangkasan.
amat
penting
karena
koordinasi
dan
bermanfaat untuk (a) Meningkatkan
Pendidikan anak usia dini
kemampuan psikomotorik anak, (b)
adalah suatu upaya pembinaan yang
Meningkatkan kemampuan sosial dan
ditujukan kepada anak sejak lahir
sportivitas, (c) Membangun rasa
sampai dengan usia delapan tahun
percaya diri dan harga diri, dan (d)
yang dilakukan melalui pemberian
Meningkatkan kesehatan.
rangsangan
pendidikan
membantu
pertumbuhan
Gardner menyatakan bahwa kinestetik kemampuan
merupakan yang
suatu
melibatkan
untuk dan
perkembangan fisik dan psikis agar anak
memiliki
kesiapan
dalam
perasaan berupa pemberian kesadaran
memasuki pendidikan lebih lanjut.
atas posisi gerak dengan pengontrolan
Periode ini merupakan periode yang
yang dilakukan oleh otak. Kecerdasan
kondusif
kinestetik
kembangkan berbagai kemampuan
berhubungan
dengan
untuk
kognitif,
menumbuh
gerakan tubuh yang dihasilkan oleh
fisik,
bahasa,
sosio
otak berupa pengetahuan tentang
emosional, spiritual serta seni dan
pengaturan gerak tubuh (Howard
kreativitas. Tari pendidikan merupakan
Gardner. 1983: 210). Berdasarkan beberapa konsep
tari yang berfungsi sebagai media
di atas dapat ditarik kesimpulan
pendidikan yang menekankan pada
bahwa kecerdasan kinestetik adalah
kreatifitas siswa, yang berorientasi
kemampuan
pada proses namun tidak berorientasi
seseorang
untuk
387
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 10 Edisi 2, November 2016
kepada hasil akhir yang berupa
Penerapan
pertunjukan megah atau pertunjukan
pendidikan menggunakan tahapan
yang mengandung nilai-nilai seni
eksplorasi, improvisasi dan juga
yang
yang
komposisi. Anak terlibat secara aktif
tari
dalam proses pembelajaran terutama
tinggi.
Aktivitas
menguntungkan
dalam
pembelajaran
pendidikan yaitu dapat menyumbang
pada
kepada perkembangan kepribadian,
improvisasi.
Dengan
kreativitas,
pembelajaran
tari
berbagai potensi yang ada pada anak
berorientasi
pada
usia dini.
pembelajaran aktif.
multi kecerdasan, dan
Menurut Sedyawati
(2002:6) di dalam tari pendidikan faktor
guru
penting,
memegang
artinya
guru
tahap
tari
eksplorasi
dan
demikian pendidikan metode
Pembelajaran aktif atau yang
peranan
biasa disebut Active Learning adalah
sebagai
segala bentuk pembelajaran yang
narasumber harus memiliki bekal
memungkinkan
berupa kemahiran berpraktek seni
berperan
tariyang memadai untuk mampu
pembelajaran, baik dalam bentuk
menggerakkan daya kreasi tari pada
interaksi antar peserta didik ataupun
siswanya. Selain itu agar mampu
peserta didik dengan guru dalam
melaksanakan tugasnya dengan baik,
proses
pembelajaran
seorang guru tari harus memiliki
2012).
Active
kemahiran tentang ilmu pendidikan.
pertama kali diperkenalkan oleh Mel
Pembelajaran
secara
peserta
didik
aktif
dalam
(Hamruni,
learning
muncul
tari pendidikan
Silberman. Active learning memiliki
salah satunya bertujuan mendidik
nilai karekter inti yaitu peserta didik
anak agar mampu mengontrol dan
mampu
mengaktualisasikan
menginterpretasikan
secara
aktif
memanipulasi
gerak
tubuh,
benda-benda
dan
pembelajaran.
dalam Aktif
diri proses
di
sini
menumbuhkan harmoni antara tubuh
merupakan cerminan kerja keras,
dan
kemandirian, tanggung jawab dan
pikiran.
merupakan
Kemampuan salah
satu
ini aspek
kecerdasan yang perlu dikembangkan (Margareth
388
Doubler,
1985).
hasrat ingin tahu.
Implementasi Model pembela . . . Elindra, Indah
Karakteristik aktif
adalah
pembelajaran
sebagai
berikut
(Bonwell, 1995) : 1.
5.
Umpan balik dan proses dialetika yang lebih cepat akan terjadi pada
Menekankan
pada
proses
pembelajaran,
bukan
pada
Pembelajaran secara
3.
yang
tidak
dialogis, langsung
membentuk
Proses pembelajaran tidak lagi
didik yang demokratis, pluralis,
sekedar transfer of knowledge
menghargai perbedaan pendapat,
atau transfer ilmu pengetahuan,
inklusif, terbuka dan humanitas
melainkan lebih kepada transfer
tinggi.
karekter
Karakteristik
peserta
pembelajaran
yang dimaksud di sini adalah
aktif tersebut dapat teraplikasi dalam
nilai-nilai karekter secara luas,
pembelajaran
salah satunya adalah rasa ingin
Melalui pengembangan tema yang
tahu.
dalam
Peserta didik tidak boleh pasif,
memungkinkan anak untuk teribat
tetapi harus aktif mengerjakan
aktif selama proses pembelajaran.
sesuatu yang berkaitan dengan
Tari pendidikan bukan menekankan
materi pembelajaran.
pada keterampilan gerak semata
Penekanan pada eksplorasi nilai-
melainkan proses kreatif anak saat
nilai dan sikap-sikap berkenaan
mengimajinasikan
dengan materi pelajaran yang
menjadi gerakan yang ekspresif.
dipandang
selaras
dengan
Peserta
didik
dituntut menganalisis evaluasi
lebih
berfikir dan
daripada
menerima menghafalnya.
teori
tari
pendidikan.
pembelajaran
Berdasarkan
tari
sebuah
tema
penjelasan
di
atas, maka perlu dilakukan penelitian
pandangan hidupnya. 4.
pembelajaran.
penyampaian materi oleh guru.
of value atau transfer nilai. Nilai
2.
proses
banyak kritis,
melakukan sekedar dan
pengembangan
model
dan
implementasi model tersebut yang bertujuan
untuk
mengetahui
efekivitas model pembelajaran tari pendidikan
sebagai
upaya
peningkatan kecerdasan kinestetik
389
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 10 Edisi 2, November 2016
anak
usia
dini
melalui
metode
pembelajaran aktif.
kreatifitas siswa untuk menciptakan sendiri tariannya. Dalam hal ini tari pendidikan khususnya ditujukan bagi siswa-siswa
Konsep Tari Pendidikan Tari pendidikan pertama kali dicetuskan oleh
di
sekolah
umum
(Sedyawati, 2002:2).
Rudolf Laban
(modern educational dance) atau
Kecerdasan Kinestetik Anak Usia
yang
Dini
dikenal
juga
dengan
tari
pendidikan (educational dance). Di dalam
berjudul
oleh kemampuan seseorang untuk
Modern Educational Dance, Laban
membangun hubungan yang penting
(1976) menuangkan pemikirannya
antara pikiran dengan tubuh, yang
mengenai pendekatan untuk mengajar
memungkinkan
tari di sekolah umum ditekankan pada
memanipulasi objek atau menciptakan
pembelajaran kreatif namun tidak
gerakan. Secara biologi ketika lahir
berorientasi kepada hasil akhir yang
semua bayi dalam keadaan tidak
berupa pertunjukan
megah atau
berdaya, kemudian berangsur-angsur
pertunjukan yang mengandung nilai-
berkembang dengan menunjukkan
nilai seni yang tinggi, sebagaimana
berbagai pola gerakan, tengkurap,
misalnya tarian yang diciptakan oleh
merangkak, berdiri, berjalan, dan
seorang koreografer. Dalam hal ini
kemudian berlari, bahkan pada usia
Laban menekankan bahwa hal-hal
remaja
yang menguntungkan dari aktifitas
berenang dan akrobatik.
tari
bukunya
kreatif
yang
Kecerdasan ini ditunjukkan
hendaknya
dapat
tubuh
berkembang
untuk
kemampuan
Gardner menyatakan bahwa
menyumbang kepada perkembangan
kinestetik
kepribadian siswa.
kemampuan
merupakan yang
suatu melibatkan
Di Indonesia pembelajaran tari
perasaan berupa pemberian kesadaran
secara kreatif dari Rudolf Laban
atas posisi gerak dengan pengontrolan
tersebut dikenal dengan istilah tari
yang dilakukan oleh otak. Kecerdasan
pendidikan, yaitu tari sebagai sarana
kinestetik
pendidikan yang menekankan kepada
gerakan tubuh yang dihasilkan oleh
390
berhubungan
dengan
Implementasi Model pembela . . . Elindra, Indah
otak berupa pengetahuan tentang
(Sugiyono, 2014 : 407). Dalam
pengaturan gerak tubuh (Howard
penelitian ini implementasi model
Gardner. 1983 : 210).
untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran tari pendidikan untuk
METODE
meningkatkan kecerdasan kinestetik
Metode penelitian yang digunakan
anak usia dini.
dalam penelitian ini adalah penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Taman
dan pengembangan. Penelitian dan
Kanak Kanak (TK) Kelompok B
pengembangan merupakan sebuah
Labschool
penelitian yang digunakan untuk
Jakarta Timur, dengan rancangan
menghasilkan produk tertentu, dan
langkah-langkah penelitian berikut
menguji keefektifan produk tersebut
ini.
Analisis Kebutuhan
Uji Coba Model Tahap II(small group valuation)
Revisi
Jakarta, Rawamangun,
Desain
Pengembangan Model
Revisi
Uji Coba Model Tahap I(one-to-one evaluation)
Uji Coba Lapangan
Revisi dan Finalisasi
Gambar 1.Langkah-Langkah Penelitian Pengembangan Model
391
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 10 Edisi 2, November 2016
Rancangan alur di atas
Uji coba ini dilakukan melalui
dapat dijelaskan berikut
telaah pakar untuk mencermati
ini:
model yang telah dihasilkan, yaitu
a.
Langkah awal yang dilakukan dalam
penelitian
pendidikan,
dan
pengembangan model ini adalah
melalui
kebutuhan. dilakukan
tahap
e.
analisis
Langkah dengan
pengamatan
B
didik
TK
Labschool
Langkah
kedua,
membuat
f.
Try-out
(uji
coba
dikembangkan menarik, apakah model dapat dilakukan dengan
dalam
baik, dan apakah model yang dikembangkan terkait dengan
Langkah
ketiga,
tersusun
dalam
bentuk desain kegiatan. Langkah keempat, melakukan uji coba model tahap I atau One toone try-out (uji coba satu-satu).
392
Langkah keenam, melakukan uji
mengetahui apakah model yang
yang
mengembangkan desain model
d.
dikembangkan
B). Uji coba ini dilakukan untuk
pada hasil dari
dikembangkan
sudah
yang
responden (10 orang siswa TK
penelitian ini.
yang
model
penyempurnaan
dilakukan pada kelompok kecil
merupakan studi pendahuluan
c.
atau
melakukan
kelompok kecil). Uji coba ini
untuk anak usia dini. Desain ini
yang
revisi
Group
pertama
kelima,
coba model tahap II atau Small
produk buku ajar tari pendidikan
langkah
Langkah
dari telaah pakar.
perencanaan atau desain model
didasarkan
desain
tahap I, yang merupakan hasil
Rawamangun. b.
pakar
tari
berdasarkan hasil uji coba model
melakukan
peserta
kelompok
ini
kecerdasan
kinestetik
pakar
pembelajaran, dan pakar PAUD.
mengetahui kebutuhan peserta didik
dengan
tujuan yang ditetapkan. g.
Langkah
ketujuh,
revisi
atau
model
yang
melakukan
penyempurnaan dikembangkan
berdasarkan hasil uji coba model tahap II. Pelaksanaan revisi ini juga berdasarkan masukan dari
Implementasi Model pembela . . . Elindra, Indah
h.
ahli desain pembelajaran dan ahli
Sebelum
hasil
tari pendidikan, agar model dapat
diimplementasikan,
digunakan dan bisa digunakan
diperlukan uji efektivitas model
pada uji coba lapangan.
dengan melakukan pre-test dan
Langkah kedelapan, melakukan
post-test.
uji coba lapangan (Field Tryout).
dinyatakan signifi kan, maka
Tahap uji coba ini dilakukan pada
hasil
kelompok besar yaitu 30 murid
diimplementasikan
TK B. Data yang diperoleh
konteks yang lebih luas.
maka
Setelah
final
ini
final
siap
model
untuk dalam
melalui uji coba pada kelompok besar ini di analisis melalui
HASIL DAN PEMBAHASAN
analisis kuantitatif dan kualitatif. Analisis
data
dilakukan
kuantitatif
dengan
metode
efektivitas
model
dilaksanakan dengan melakukan pretest
dan pos-test,
yaitu dengan
deskriptif statistik, sedangkan
melakukan uji perbedaan antara pre-
analisis data kualitatif dilakukan
test dan pos-test.
berdasarkan model Miles and Huberman dengan tahap mulai reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan (Emzir, 2010). i.
Uji
Langkah kesembilan, revisi dan finalisasi. Tahap ini dilakukan perbaikan dan finalisasi model tari
pendidikan
meningkatkan kinestetik
anak
untuk kecerdasan usia
dini.
1. Pre-test
(tes
awal)
Kecerdasan Kinestetik Uji efektivitas dilakukan di TK B Labschool Rawamangun, dimana responden terdiri dari 30 orang siswa.
Hasil
pre-test
atau
kemampuan awal dari kecerdasan kinestetik anak usia dini sebelum penerapan model ini dapat dilihat pada table berikut ini.
393
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 10 Edisi 2, November 2016
Tabel 4.6. Hasil Pre-test Kecerdasan Kinestetik siswa TK B Labschool Rawamangun NO.
SISWA
SKOR TOTAL
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.
DR BM AQ QE MR KVN OZ AM YL ZV YR OD NB NR UN YM AY NY AK WD KZ CC GYA HN YN AK LC RYO FD VT
29 29 29 26 25 25 23 25 23 28 39 20 38 36 30 33 33 31 29 14 28 23 25 24 26 20 20 21 18 25
2. Penerapan Model Pembelajaran tari
pendidikan
SKOR RATARATA 2,07 2,07 2,07 1,86 1,79 1,79 1,64 1,79 1,64 2,00 2,79 1,43 2,71 2,57 2,14 2,36 2,36 2,21 2,07 1,00 2,00 1,64 1,79 1,71 1,86 1,43 1,43 1,50 1,29 1,79
pendidikan. Model pembelajaran
setelah
tari pendidikan terdiri atas tujuh
pengambilan tes awal (pre-test)
tema yang dilaksanakan pada TK
kecerdasan
Labschool
kinetetik
siswa,
Rawamangun
dilanjutkan dengan penerapan
kelompok B1, B2, dan B3.
model
Setiap kelompok terdiri sepuluh
394
pembelajaran
tari
Implementasi Model pembela . . . Elindra, Indah
(10) siswa, jadi jumlah semua
anak seperti yang terlihat pada
responden adalah 30 siswa.
gambar 1. Gerak hasil eksplorasi
Penerapan model dengan tema
dan improvisasi yang dilakukan
“Tubuhku”
anak
dilakukan
dengan
ditujukan
proses kegiatan eksplorasi dan
mengembangkan
improvisasi
gerak anak.
gerak
oleh
anak
untuk
keseimbangan
sesuai imajinasi dan gerak pribadi
Gambar 1. Proses eksplorasi dan improvisasi tema “tubuhku” Berikutnya penerapan model dengan
eksplorasi dan improvisasi yang
tema “bermain”. Proses kegiatan
dilakukan
eksplorasi dan improvisasi gerak
mengembangkan koordinasi gerak
dilakukan oleh anak sesuai imajinasi
anak, seperti yang terlihat pada
dan gerak pribadi anak. Gerak hasil
gambar 2.
anak
ditujukan
untuk
Gambar 2. Proses eksplorasi dan improvisasi tema “bermain”
395
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 10 Edisi 2, November 2016
Selanjutnya
penerapan
model
pada gambar 3. Gerak hasil
dengan tema “Parade binatang”.
eksplorasi dan improvisasi yang
Proses kegiatan eksplorasi dan
dilakukan anak ditujukan untuk
improvisasi gerak dilakukan oleh
mengembangkan koordinasi dan
anak sesuai imajinasi dan gerak
keseimbangan gerak anak.
pribadi anak seperti yang terlihat
Gambar 3. Proses eksplorasi dan improvisasi tema “bermain
3. Pos-Test (Tes akhir) Kecerdasan Kinestetik
Hasil tes akhir kecerdasan kinestetik anak usia dini dapat dilihat pada table berikut ini.
Tabel 4.6. Hasil Pos-test Kecerdasan Kinestetik siswa TK B Labschool Jakarta
NO. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
396
SISWA DR BM AQ QE MR KVN
Pre-Test 29 29 29 26 25 25
Post-Test 36 37 32 33 34 35
Implementasi Model pembela . . . Elindra, Indah
7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.
OZ AM YL ZV YR OD NB NR UN YM AY NY AK WD KZ CC GYA HN YN AK LC RYO FD VT
23 25 23 28 39 20 38 36 30 33 33 31 29 14 28 23 25 24 26 20 20 21 18 25
Hasil analisis data dengan menggunakan uji-t
berpasangan
30 31 32 30 37 32 39 39 38 30 34 31 31 22 38 37 34 40 38 30 30 26 25 37
pendidikan
dapat
meningkatkan
kecerdasan kinestetik anak usia dini.
menunjukkan nilai |thit|= 9,78 dan
Kegiatan seni tari untuk anak
nilai t table=2.045, maka tolak H0, alias
usia dini tidak hanya sekedar hiburan
terima HA. Dengan demikian, 1≠
atau mengisi kegiatan di sela-sela
2
yaitu nilai pre-test tidak sama dengan
aktivitas bermain atau belajar, tapi
nilai post-test. Lebih lanjut, dapat
kegiatan seni tari khususnya tari
dilihat bahwa rata-rata nilai post-test
pendidikan sangat berperan dalam
lebih tinggi daripada nilai pre-test.
mengoptimalkan tumbuh kembang
Secara lengkap, dapat disimpulkan
anak usia dini, baik dari aspek
bahwa model pembelajaran tari
kognitif, fisik motorik, bahasa, sosial
397
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 10 Edisi 2, November 2016
emosional, dan moral, serta potensi
eksplorasi dan improvisasi gerak
lainnya yang dimiliki anak.
berdasarkan rangsangan gerak seperti
Tari pendidikan merupakan tari yang
berfungsi
suara,
lingkungan
dan
sarana
suasana yang diekspresikan melalui
pendidikan yang menekankan kepada
gerak pribadi anak. Rangsangan gerak
kreatifitas siswa, yang berorientasi
tersebut melalui bimbingan guru
pada proses namun tidak berorientasi
diarahkan untuk melakukan gerakan
kepada hasil akhir yang berupa
yang melatih kemampuan koordinasi
pertunjukan megah atau pertunjukan
gerak, keseimbangan gerak, kekuatan
yang mengandung nilai-nilai seni
gerak, kecepatan dan ketangkasan.
yang
yang
Gerak yang merupakan aspek dari
menguntungkan dari aktifitas tari
kecerdasan kinestetik. Aktivitas gerak
pendidikan yaitu dapat menyumbang
dalam tari pendidikan dilatih terus
kepada perkembangan kepribadian,
menerus
kreativitas, multi kecerdasan, dan
meningkatkan kecerdasan kinestetik
berbagai potensi yang ada pada siswa.
anak usia dini.
tinggi.
sebagai
tema/ide,
Hal-hal
Kecerdasan
kinestetik
adalah
kemampuan
seseorang
untuk
sehingga
dapat
KESIMPULAN
membangun hubungan yang penting
Berdasarkan pengembangan model
antara pikiran dengan tubuh, yang
awal
memungkinkan
tubuh
untuk
pembelajaran tari pendidikan untuk
memanipulasi
objek
atau
meningkatkan kecerdasan kinestetik
menciptakan gerakan. Kemampuan
anak usia dini, maka dapat diperoleh
ini ditandai dengan keterampilan
kesimpulan sebagai berikut :
motorik
1.
yang
dimiliki
yaitu
sampai
Model
model
pembelajaran
final
tari
keseimbangan (balance), kecepatan,
pendidikan yang dikembangkan
kekuatan,
bertujuan untuk meningkatkan
koordinasi
dan
ketangkasan. Dalam kegiatan pembelajaran tari pendidikan yaitu suatu proses yang dilaksanakan dengan melakukan
398
kecerdasan kinestetik anak usia dini.
Implementasi Model pembela . . . Elindra, Indah
2.
Uji efektivitas dilakukan dengan melakukan
uji-t
berpasangan,
dapat dilihat bahwa rata-rata nilai
Gardner, Howard. 2003. Multiple Intelligences. Alih bahasa Alexander Sindoro.Jakarta : Interaksara.
post-test lebih tinggi daripada nilai pre-test. Secara lengkap, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
tari
pendidikan
sangat efektif dan signifikan dapat meningkatkan kecerdasan kinestetik anak usia dini.
DAFTAR PUSTAKA Bonwell, C.C. (1995). Active Learning: Creating excitement in the classroom.Center for Teaching and Learning, St. Louis Collegeof Pharmacy Dietze, Beverlie. 2006. Foundation Of Early Childhood Education: Learning Environment And Childcare In Canada. New York: Pearson Prentice Hall.
Gardner, Howard. 1987. Multiple Intelligences: The Theory in Practice A READER. USA: BasicBooks. Gallahue, David L. and John C. Ozmun. 1998. Understanding Motor Development. USA: The McGraw-Hill Companies. Hamruni. 2012. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Insan Madani Hurlock, Elizabeth B. 1978. Perkembangan Anak. Jakarta: Penerbit Erlangga. Laban Rudolf. 1985. Modern Education Dance. London: Mac Donald and Evans.
Doubler, Margaret N.H. 1985. Dance A Creative Art Experience. Terjemahan Kumorohadi. Surabaya : STK Wilwatika.
Muhammad Yaumi & Nurdin Ibrahim.2013.Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences). Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.
Emzir. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rajawali Pers
Riyanto, Yatim. 2001. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: SIC
Gardner, Howard. 1983. Frames of Mind: The Theory of Multipple Intelligences. New York: Basic Books.
Sedyawati, Edi. 2002. Seni Pertunjukan Buku Antar Bangsa Untuk Grolier International, inc. Jakarta: PT Widyadara. 399
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 10 Edisi 2, November 2016
Smith, Jacqueline. 1994. The Art of Dance In Education. London : A & C Black. Sugiyono. 2014. Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
400
Toho Cholik Mutohir dan Gusril.2004.Perkembangan Motorik pada Masa Anak-anak. Jakarta: Depdiknas.