HUBUNGAN ANTARA STATUS EKONOMI, TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PENYAKIT KECACINGAN DENGAN INFESTASI CACING PADA SISWA KELAS IV, V DAN VI DI SD NEGERI 47 KOTA MANADO Eka Muriani Limbanadi*, Joy A.M.Rattu*, Mariska Pitoi *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ABSTRACT The prevalence of intestinal worms in Indonesia in general is still very high, especially for children. It is estimated more than 60% of children in Indonesia suffer from a worm infection. One factor is the high prevalence of worm infestation socioeconomic circumstances and inadequate education.The purpose of this study was to determine whether there is a relationship between economic status, level of education and mother's knowledge about the disease worm in grade IV, V and VI in SD Negeri 47 Manado City. This study was conducted in March and April 2013. The population in this study is class IV, V and VI in Manado City Elementary School 47. 111 total number of samples that have been determined based on inclusion and exclusion criteria.Data obtained through laboratory testing, interview and observation using questionnaires. This study uses statistical chi square test with α = 0.05. The results showed that 4.4% of students worm positive, there was no relationship with the economic status of worm infestation in students (p-value = 0.523), no association with the mother's education level worm infestation in students (p-value = 0.633 and no association with worm infestation maternal knowledge in students (p-value = 1.00). Keywords: Economic Status, Education Level Mother, Mother knowledge, worm infestations ABSTRAK Prevalensi cacingan di Indonesia pada umumnya masih sangat tinggi terutama untuk anakanak. Diperkirakan lebih dari 60% anak-anak di Indonesia menderita suatu infeksi cacing. Salah satu faktor penyebab tingginya prevalensi kecacingan adalah keadaan sosial ekonomi dan pendidikan yang belum memadai. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara status ekonomi, tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu tentang penyakit kecacingan pada siswa kelas IV, V dan VI di SD Negeri 47 Kota Manado. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai April 2013. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV, V dan VI di SD Negeri 47 Kota Manado. Jumlah sampel bejumlah 111 yang telah ditentukan berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi. Data diperoleh melalui uji laboratorium, wawancara dan observasi menggunakan kuesioner. Penelitian ini menggunakan uji statistik chi square dengan α = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 4,4% siswa positif kecacingan, tidak ada hubungan status ekonomi dengan infestasi cacing pada siswa (pvalue= 0,523), tidak ada hubungan tingkat pendidikan ibu dengan infestasi cacing pada siswa (p-value=0,633 dan tidak ada hubungan pengetahuan ibu dengan infestasi cacing pada siswa (p-value=1,00). Kata Kunci: Status Ekonomi, Tingkat Pendidikan Ibu, pengetahuan Ibu, Infestasi cacing
PENDAHULUAN Di Indonesia, penyakit cacing adalah penyakit rakyat yang umum. Prevalensi cacingan di Indonesia pada umumnya masih sangat tinggi terutama untuk anak-anak. Diperkirakan lebih dari 60% anak-anak di Indonesia menderita suatu infeksi cacing (Zulkoni, 2011). Hasil survei SubDirektorat Diare Departemen Kesehatan RI pada tahun 2002 dan 2003 pada 40 sekolah dasar di 10 provinsi menunjukkan prevalensi tingkat kecacingan berkisar antara 2,2%- 96,3% (Depkes RI, 2006). Menurut Data Dinas Kesehatan Manado, jumlah kasus kecacingan dari bulan Januari-Desember tahun 2012 sebanyak 103 kasus. Pada daerah wilayah kerja Puskesmas Tuminting jumlah kasus kecacingan sebanyak 21 kasus. Penyakit cacingan tersebar luas, baik di pedesaan maupun di perkotaan dan terdapat luas di seluruh Indonesia yang beriklim tropis, terutama di pedesaan, daerah kumuh, dan daerah yang padat penduduknya.Penyakit cacingan juga berhubungan dengan kemiskinan. Besar dan tingginya prevalensi infeksi cacing di Indonesia menurut Sutanto (1988), terutama disebabkan oleh beberapa faktor: 1) Indonesia terletak di daerah beriklim tropis dan lembab; 2) keadaan sanitasi dan higiene yang kurang memenuhi syarat kesehatan; 3) keadaan sosial ekonomi dan pendidikan yang belum memadai; dan 4) kepadatan penduduk di beberapa daerah yang berlebihan; serta 5) perilaku dan kebiasaan hidup sehat yang belum membudaya (Gusti, 2004 dalam Sutoto dan Indriyono, 1992). Infestasi cacing positif dapat ditemukan pada berbagai golongan umur, namun prevalensi tertinggi ditemukan pada
anak balita dan anak usia sekolah dasar, dimana pada usia ini anak masih sering kontak dengan tanah terutama kelompok anak yang mempunyai kebiasaan defekasi di saluran air terbuka dan sekitar rumah, makan tanpa cuci tangan, bermain-main ditanah yang tercemar telur cacing tanpa memakai alas kaki. Dalam hubungan dengan cacingan, beberapa penelitian ternyata menunjukkan bahwa anak usia sekolah merupakan golongan yang sering terkena penyakit cacingan karena sering berhubungan dengan tanah. Cacingan memang tidak mematikan, namun jika diabaikan maka cacingan dapat menurunkan kecerdasan anak (Gandahusada dkk, 2003). Menurut Refirman DJ (1998) Faktor yang menjadi pendukung transmisi STH adalah kebiasaan buang air besar di halaman, cuci tangan sebelum makan, pemakaian alas kaki, keadaan sosial ekonomi dan pendidikan orang tua. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Wiguna di SDN 03 Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang mengenai hubungan antara status ekonomi dengan infeksi soil transmitted helminth menyatakan bahwa sosial ekonomi merupakan faktor resiko penyebab infeksi cacing usus pada anak (Wiguna, 2008). Penelitian mengenai hubungan status ekonomi dengan kejadian infeksi cacing Enterobius vermicularis pada siswa sekolah dasar negeri panggung Kelurahan Mangunharjo, Kecamatan Tugu, Semarang, Jawa Tengah mendapatkan bahwa status ekonomi merupakan faktor resiko untuk kejadian infeksi cacing Enterobius vermicularis pada siswa SDN Panggung (Widayanti, 2008). Penelitian lain yang dilakukan oleh Ginting (2003) pada murid sekolah dasar di 5 sekolah dasar Desa Suka, Kecamatan Tiga Panah, Sumatera Utara tidak terdapat
antara status ekonomi dengan kejadian kecacingan. Penelitian tingkat pendidikan ibu dengan infeksi cacing dilakukan oleh Sumanto (2010) mengenai faktor resiko infeksi cacing tambang pada anak sekolah dasar di Desa Rejosari, Demak, menemukan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan infeksi cacing tambang pada anak sekolah dasar. SD 47 Manado terletak di Kelurahan Sumompo Kecamatan Tuminting, Manado. SD 47 Manado dipilih untuk menjadi tempat studi disebabkan karena terletak di daerah yang tergolong pinggiran, rawan banjir pada saat musim penghujan, lokasinya tidak jauh dengan tempat pembuangan akhir (TPA) yang berada di sumompo, kondisi status sosial ekonomi penduduk serta kondisi sanitasi dan higiene yang rendah, dan di lokasi tersebut belum pernah dilakukan penelitian ilmiah sejenis. Berdasarkan uraian di atas dan terdorong oleh masih tingginya angka infeksi cacing maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui hubungan antara status ekonomi, tingkat pendidikan ibu dan pengetahuan ibu tentang penyakit kecacingan dengan kejadian infestasi cacing pada anak.
Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui gambaran kecacingan pada siswa SD Negeri 47 Kota Manado 2. Untuk menganalisis hubungan antara status ekonomi dengan infestasi cacing pada siswa SD Negeri 47 kota Manado 3. Untuk menganalisis hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan infestasi
cacing pada siswa SD Negeri 47 Kota Manado 4. Untuk menganalisis hubungan antara pengetahuan ibu tentang penyakit kecacingan dengan infestasi cacing pada siswa SD Negeri 47 Kota Manado METODE PENELITIAN 1.
Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan rancangan penelitian adalah cross sectional study 2. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 47 Kelurahan Sumompo Kecamatan Tuminting Kota Manado, pada bulan Maret sampai dengan bulan April 2013. 3. Populasi dan Sampel Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas IV, V, dan VI Sekolah Dasar Negeri 47 Manado sebanyak 162 siswa. Sedangkan sampel dalam penelitian ini sebanyak 116 siswa yang diambil secara simple random sampling. 4. Kriteria Inklusi dan Ekslusi Kriteria inklusi : - Seluruh murid kelas dari kelas 4 sampai 6 yang hadir saat pengambilan data - Dapat berkomunikasi dengan baik - Mendapatkan persetujuan dengan menandatangani lembar persetujuan (informed consent) dan membawa kuesioner yang telah diisi. - Tidak meminum obat cacing selama 6 bulan terakhir Kriteria ekslusi : - Murid yang tidak mendapat persetujuan dari orang tua dengan tidak menandatangani lembar persetujuan (informed consent) - Tidak hadir pada saat penelitian
5. Variabel Penelitian Variabel bebas : - Status Ekonomi Keluarga - Tingkat Pendidikan ibu - Pengetahuan ibu tentang penyakit kecacingan Variabel Terikat : infestasi cacing pada siswa Sekolah Dasar Negeri 47 Manado HASIL PENELITIAN Hubungan antara status ekonomi dengan inefestasi cacing pada siswa kelas IV, V dan VI di SDN 47 Manado Tabel 1 Cacingan SE
Total
Positif N %
Negatif N %
N
%
Rendah
4
3,6
92
82,9
96
86,5
Tinggi Total
1 5
0,9 4,5
14 106
12,6 95,5
15 111
13,5 100
P Value
0,523
tabel 1 menunjukkan bahwa siswa dengan infestasi cacing negatif terdistribusi pada status ekonomi keluarga rendah yaitu berjumlah 92 orang (82,9.%) dan 14 orang (12,6%) pada status ekonomi keluarga tinggi, sedangkan siswa yang positif cacingan terdistribusi pada status ekonomi keluarga rendah sebanyak 4 orang (3,6%) dan 1 orang (0,9%) pada status ekonomi keluarga tinggi. Berdasarkan uji statistik didapatkan nilai probabilitas sebesar 0,523 (p > 0,05), artinya tidak terdapat hubungan antara status ekonomi dengan infestasi cacing pada siswa kelas IV, V dan VI di SDN 47 Kota Manado. Hubungan anatara tingkat pendidikan ibu dengan infestasi cacing pada siswa kelas IV, V dan VI di SDN 47 Manado
Tabel 2 Cacingan TP
Dasar Lanjut/ Tinggi Total
Total
P Value
Positif N %
Negatif N %
N
%
3
2,7
75
67,6
78
46,9
2
1,8
31
27,9
33
53,1
5
4,5
106
95,5
111
100
0,633
tabel 2 di atas menunjukkan bahwa siswa dengan infestasi cacing negatif terdistribusi pada kategori tingkat pendidikan Ibu dasar yaitu berjumlah 75 orang (67,6%) dan 31 orang (27,9%) pada kategori tingkat pendidikan ibu lanjut/tinggi, sedangkan siswa yang positif cacingan terdistribusi pada kategori tingkat pengetahuan ibu dasar sebanyak 3 orang (2,7) dan 2 orang (1,8) kategori tingkat pendidikan ibu lanjut/tinggi. Berdasarkan uji statistik didapatkan nilai probabilitas sebesar 0,633 (p > 0,05), artinya tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan infestasi cacing pada siswa kelas IV, V dan VI di SDN 47 Manado. Hubungan antara pengetahuan ibu dengan infestasi cacing cacing pada siswa kelas IV, V dan VI di SDN 47 manado Tabel 3 Cacingan Pengetahuan
Total
Positif N %
Negatif N %
n
%
Baik
2
1,8
50
45,1
52
46,9
Tidak Baik Total
3 5
2,7 4,5
56 106
50,4 95,5
59 111
53,1 100
tabel 3 menunjukkan bahwa siswa dengan infestasi cacing negatif terdistribusi pada kategori pengetahuan Ibu baik yaitu berjumlah 50 orang (45,1%) dan 56 orang
P Val ue 1,00
(50,4%) pada kategori pengetahuan ibu tidak baik, sedangkan siswa yang positif cacingan terdistribusi pada kategori pengetahuan ibu baik sebanyak 2 orang (1,8) dan 3 orang (2,7) kategori pengetahuan ibu tidak baik. Berdasarkan uji statistik didapatkan nilai probabilitas sebesar 1,00 (p > 0,05), artinya tidak terdapat hubungan antara pengetahuan ibu tentang penyakit kecacingan dengan infestasi cacing pada siswa kelas IV, V dan VI di SDN 47 Kota Manado. PEMBAHASAN Hubungan antara status ekonomi dengan inefestasi cacing pada siswa kelas IV, V dan VI di SDN 47 Manado Hasil analisa yang didapat berdasarkan penelitian mengenai status ekonomi dengan infestasi cacing yang dilakukan pada siswa SD Negeri 47 Manado didapatkan probabilitas sebesar 0,523 (p>0,05) yang berarti bahwa tidak ada hubungan antara status ekonomi dengan infestasi cacing pada siswa SD Negeri 47 Manado. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ginting (2003) terhadap 120 murid sekolah dasar di 5 sekolah dasar Desa Suka, Kecamatan Tiga Panah, Sumatera Utara, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara status ekonomi dengan kejadian kecacingan. Meskipun tidak ditemukan adanya hubungan status ekonomi dengan inestasi cacing pada siswa SD Negeri 47 Manado, namun status ekonomi juga dapat berperan penting dengan terjadinya infestasi cacing pada anak. Hubungan anatara tingkat pendidikan ibu dengan infestasi cacing pada siswa kelas IV, V dan VI di SDN 47 Manado
Hasil analisa yang didapatkan mengenai tingkat pendidikan ibu dengan infestasi cacing ditemukan bahwa pada kategori ibu dengan pendidikan dasar ditemukan 3 anak yang positif kecacingan, sedangkan pada ibu dengan kategori pendidikan lanjut/tinggi ditemukan 2 siswa yang positif kecacingan dengan nilai signifikan 0,633 yaitu p > 0,05, yang berarti tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan infestasi cacing pada siswa SD Negeri 47 Manado. Hasi penelitian lain yang dilakukan oleh Sumanto (2010) menemukan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan infeksi cacing tambang pada anak sekolah dasar dengan nilai signifikan yang didapat 0,657 atau p > 0,05 yang berarti tingkat pendidikan bukan merupakan salah satu faktor resiko terjadinya infeksi cacing pada anak sekolah dasar. Hubungan antara pengetahuan ibu dengan infestasi cacing cacing pada siswa kelas IV, V dan VI di SDN 47 manado Berdasarkan hasil penelitian pengetahuan Ibu tentang penyakit kecacingan dengan infestasi cacing pada siswa SD Negeri 47 didapatkan 2 (1,8%) siswa positif kecacingan dengan pengetahuan ibu baik dan 3 (2,7%) siswa positif kecacingan dengan pengetahuan ibu tidak baik. Dari hasil analisa didapatkan nilai signifikan 1,00 yang berarti p > 0,05. Hal ini berarti tidak ditemukan hubungan yang bernakna antara tingkat pengetahuan ibu tentang penyakit kecacingan dengan infestasi cacing pada siswa SD Negeri 47 Manado.
KESIMPULAN 1. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SD Negeri 47 Kota Manado didapatkan dari 111 siswa terdapat 5 (4,4%) siswa yang positif kecacingan 2. Tidak ada hubungan atara status ekonomi dengan infestasi cacing pada siswa SD Negeri 47 Kota Manado 3. Tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan infestasi cacing pada siswa SD Negeri 47 Kota Manado 4. Tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang penyakit kecacingan dengan infestasi cacing pada siswa SD Negeri 47 kota manado