EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
DARSUS Volume IX, Nomor 6, Edisi Juni 2014
2 Editorial
Volume IX, Nomor 6, Edisi Juni 2014
Tur Jerman dan Rabtah Tur Hadhrat Khalifah ke Jerman memberi‐ kan catatan penting bagi kemajuan Jemaat se‐ cara umum dan pribadi Ahmadi secara khusus. Catatan secara umum, peresmian mesjid Al Mahdi di Nuefahrn, Munich, dan mesjid Darul Aman di Friedberg serta peletakan batu per‐ tama untuk pembangunan dua mesjid lainnya, menandakan bahwa saat ini Jerman telah men‐ jadi salah satu rumah yang aman bagi Ahmadi‐ yah dan lahan produktif bagi perkembangan agama Islam. Di samping itu, gelaran Jalsah Salanah Jer‐ man ke‐39 yang dihadiri oleh puluhan ribu Ahmadi dan ratusan undangan khusus yang berasal dari para pejabat lokal, nasional hingga internasional menjadi bukti nyata bahwa Je‐ maat Ahmadiyah sudah diterima sebagai bagian dari komunitas sosial yang legal di Jer‐ man. Fakta lainnya, pada tahun 2012 saja di Jer‐ man tercatat ada 225 Jemaat lokal dengan jumlah anggota mencapai puluhan ribu orang. Jumlah sebanyak ini sangat menggembirakan, pasalnya Jerman yang dikenal sebagai negara modern, memiliki penduduk yang sebagian be‐ sarnya sama sekali tidak memiliki perhatian
kepada agama. Sebagaimana diketahui, Jerman dulunya merupakan dua negara yang memiliki pandan‐ gan politik dan keyakinan sosial yang berbeda. Jerman Timur yang berbentuk negara Republik Demokratik memiliki pandangan politik sosialis dan komunis. Hal ini disebabkan karena penga‐ ruhi Uni Soviet yang pernah menguasai Jerman Timur saat Perang Dunia II terjadi. Tidak heran jika dari awal terbentuknya, yaitu dari tanggal 7 Oktober 1949 hingga bergabung dengan Jer‐ man Barat pada tanggal 3 Oktober 1990, Jer‐ man Timur menjadi negara yang tidak memiliki perhatian terhadap suatu agama tertentu sama sekali.
Alamat Email DARSUS:
[email protected] PIN BB 2A060ACC
SMS Centre DARSUS 0813 1594 5751
Penerbit: Jemaat Ahmadiyah Indonesia, Pemimpin Umum: Sekr. Isyaat PB JAI, Pemimpin Redaksi: C. Sofyan Nurzaman, Editor: Rakeeman RAM Jumaan, Staff Redaksi: Dildaar Ahmad Dartono, Sukma Fadhal Ahmad, Ruhdiyat Ayyubi Ahmad Setting: Sukma Fadhal Ahmad, Distribusi: Zafarudin, Alamat Redaksi: Jl. Balikpapan I No. 10 Jakarta 10130. Fax: 0251-8617360 SMS Centre DARSUS 0813 1594 5751 email:
[email protected],
[email protected] Situs: www.darsus.info. Redaksi menerima naskah essai, opini, tinjauan buku, maupun berita-berita dari Jemaat di Indonesia. Percetakan: Gunabhakti Grafika.
Volume IX, Nomor 6, Edisi Juni 2014
Sementara Jerman Barat yang berbentuk negara Republik Federal sangat terbuka. Mereka telah menjadi sebuah negara paling maju di benua Eropa. Namun dalam hal ke‐ hidupan beragama, masyarakat Jerman Barat tidak jauh berbeda dengan masyarakat Jerman Timur. Sekitar 30% masyarakat Jerman mengklaim tidak memiliki agama, dan sebagian besarnya berada di eks‐Jerman Timur. Adapun masyara‐ kat Jerman sekarang yang mengklaim memiliki agama, terutama Protestan Evangelikal, karena akibat kemajuan zaman; persaingan hidup di negara maju; dan penafsiran agama yang dianggap sudah tidak up‐to date dan sudah tidak menarik lagi, cendrung meninggalkan agamanya. Faktor lain yang membuat masyarakat Jer‐ man kurang meminati agama adalah pengaruh sejarah dari terbentuknya golongan Protestan di Jerman yang diprakarsai oleh Martin Luther pada awal abad ke‐16. Martin Luther adalah orang yang mewarisi pemikiran kritis kepada masyarakat Jerman terhadap suatu agama, terutama Kristen Kato‐ lik Roma. Efeknya, masyarakat Jerman tidak atau terlalu kritis terhadap dogma ajaran agama. Dalam kondisi masyarakat seperti ini, pen‐ capaian prestasi yang diraih Jemaat Ahmadi‐ yah Jerman patut dibanggakan. Bagi Jemaat Ahmadiyah Jerman program Rabtah yang mereka lakukan adalah Jihad fi Sabilillah. Adapun catatan khusus yang bisa diambil dari Tur Khalifah ke Jerman adalah sabda Hadhrat Khalifah yang menyebutkan bahwa Islam telah mengajarkan kepada kita untuk menanggapi cacian dengan doa‐doa. Islam te‐ lah mengajarkan kita untuk menanggapi mereka yang telah membuat kita menderita dengan cinta dan kepedulian. Dan Islam telah mengajarkan agar kita menanggapi keangku‐ han hanya dengan kerendahan hati. Kita di Indonesia, telah dan sedang men‐ galami mengalami kondisi seperti yang disab‐ dakan oleh Hadhrat Khalifah. Karenanya, solusi yang paling jitu dari masalah itu, yang sesuai dengan tuntunan Allah Ta’ala, adalah dengan sabar dan doa.
Editorial 3 Sebenarnya tantangan yang kita hadapi re‐ latif memiliki kesamaan dengan saudara‐ saudara Ahmadi kita di Jerman. Jika di Jerman para Ahmadi mendapat kemudahan secara bi‐ rokratis untuk mengadakan suatu gelaran ke‐ Islam‐an atau ke‐Ahmadiyah‐an, namun sangat sulit untuk menarik minat massa agar mau mengikutinya, maka di Indonesia malah ke‐ balikkannya. Di Indonesia justru kesulitannya ada pada upaya untuk melegalisasi suatu acara yang kita adakan. Dalam hal massa, Jemaat Ahmadiyah Indonesia memiliki anggota lebih banyak dari Jemaat Ahmadiyah Jerman, dan lebih antusias untuk mengikuti berbagai acara, terutama yang berlevel nasional. Namun kita terhambat oleh birokrasi yang masih terwarnai oleh unsur ‐unsur diskriminasi. Para Ahmadi di Indonesia sebanarnya sudah mengetahui letak masalah tersebut dan Hadhrat Khalifah pun sudah menyetujui ntuk merealisasikan solusi yang dibentuk untuk ma‐ salah itu. Cara jitu untuk mendobrak birokrasi yang diskriminatif di Indonesia itu adalah dengan Rabtah juga. Selama ini, Rabtah yang diadakan di berba‐ gai tingkatan sudah cukup baik dan mampu meminimalisir sikap diskriminasi birokrat. Su‐ dah banyak pihak yang akhirnya tercerahkan dan bersikap simpatik terhadap Ahmadiyah. Bahkan di beberapa daerah ada pejabat‐ pejabat tertentu yang menjadikan individu‐ individu Ahmadi sebagai rujukan atau nara‐ sumber. Hal ini memberikan harapan di masa depan bahwa Rabtah yang dilakukan di daerah ‐daerah itu akan mampu mewarnai kebijakan pemerintah di tingkat pusat. Apalagi dalam jangka waktu belasan tahun ke depan kita akan merayakan Tasyakur 100 Tahun Jemaat Ahmadiyah Indonesia. Maka dengan waktu yang tersisa itu, selain doa dan menjaga ke‐ kompakan dalam Jamaah, lobi‐lobi kepada pi‐ hak‐pihak terkait lewat program Rabtah bisa lebih ditingkatkan lagi di berbagai tingkatan. Red [][]
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
4 Internasional
Volume IX, Nomor 6, Edisi Juni 2014
Peresmian Mesjid‐mesjid Baru di Jerman
“Islam telah Mengajarkan kepada Kita untuk Menanggapi Cacian dengan Doa‐doa” Jerman: Khalifah Islam, Hadhrat Mirza Masroor Ahmad a.t.b.a., meresmikan mesjid baru yang dibangun oleh Jemaat Ahmadiyah Jerman di kawasan Nuefahrn, yang terletak 20 kilometer dari Munich, Jerman, pada Senin (09/06). Kawasan yang sudah dibeli sejak tahun 1986 itu, awalnya difungsikan oleh Jemaat Ahmadiyah Jerman sebagai shalat centre atau mushala,
yang ukurannya relatif kecil. Namun pada tahun 2013 yang lalu, diprogramkan pembangunan mesjid dan sarana pendukung lainnya untuk perkembangan Islam di kawasan tersebut yang pembangunannya selesai tahun ini. Resepsi peresmian mesjid yang bernama Al-Mahdi itu diadakan di Oskar-Maria-Graf School dan dihadiri sebanyak 260 tamu undangan khusus. Sejumlah pejabat dan tokoh
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
masyarakat hadir, antara lain Walikota Neufahrn Franz Heilmeier, anggota dewan Bundestag Freising Erich Irlstorfer dan Professor Heiner Bielefeldt dari Pemantau Khusus PBB Untuk Kebebasan Beragama. Pada kesempatan itu, Hadhrat Khalifah menyampaikan pidato utama yang salah satu isinya menyinggung tentang komitmen para Ahmadi dalam mengkampanyekan se-
Internasional 5
Volume IX, Nomor 6, Edisi Juni 2014
mangat serta kegiatan interfaith atau dialog lintas iman. Hadhrat Khalifah menambahkan, acara dialog lintas iman telah dilaksanakan di seluruh dunia oleh Jemaat Ahmadiyah. Tujuannya untuk memupuk saling pengertian antar individu yang berasal dari berbagai keyakinan. Beliau mencontohkan salah satunya adalah kegiatan Konferensi Internasional Agamaagama Dunia yang diselenggarakan oleh Jemaat Muslim Ahmadiyah pada bulan Pebruari lalu di Guildhall, London, Inggris. Selama Konferensi tersebut, Hadhrat Khalifah menjelaskan, perwakilan dari agama
-agama berbicara tentang agama mereka masing-masing di hadapan sekitar seribuan tamu, dan beliau sendiri mendapat kesempatan berbicara tentang Islam. Konferensi berlangsung dalam suasana yang sangat damai dan hangat. Lebih lanjut Hadhrat Khalifah bersabda, “Al-Quran meng atakan bahwa tidak boleh ada paksaan dalam agama dan sehingga tidak ada yang memiliki hak untuk menjelekkan kepercayaan atau iman orang lain.” Menanggapi demonstrasi lokal yang terdiri dari segelintir orang yang memprotes terhadap pembangunan mesjid tersebut, Hadhrat Khalifah menjelaskan bahwa Muslim Ahmadi tidak akan menanggapi protes tersebut dengan unjuk rasa serupa. Tetapi, hanya menanggapinya dengan damai sambil menjunjung tinggi slogan “Liebe für Alle,Hass für Keinen” (Love for All, Hatred for None). “Islam telah mengajarkan kepada kita untuk menanggapi cacian dengan doa-doa. Ia telah mengajarkan kita untuk menanggapi mereka yang telah menyedihkan kita tersebut hanya dengan cinta dan kepedulian kita. Ia telah mengajar-
kan kita untuk menanggapi keangkuhan hanya dengan kerendahan hati.” Hadhrat Khalifah pun berbicara tentang syahidnya Dokter Mehdi Ali Qamar di Pakistan yang tercatat sebagai warga negara Amerika Serikat dan Kanada. Dokter Mehdi telah melakukan perjalanan ke Pakistan. Ia mewakafkan diri dan menjadi sukarelawan pada sebuah rumah sakit di Rabwah, namun Almarhum telah menjadi target pembunuhan hanya karena ia adalah seorang Muslim Ahmadi. Hadhrat Khalifah menjelaskan bahwa tubuh Dokter Mehdi diterbangkan ke Kanada di mana sebelum penguburannya ia diselimutkan dua bendera kewarganegaraannya;Amerika dan Kanada. Segenap warga Ahmadi dari kedua negara tersebut, juga pemerintahannya, memberikan peng hormatan kepada Almarhum. Hadhrat Khalifah bersabda: “Ketika Dokter Mehdi Ali Qamar syahid, kita sebagai Muslim Ahmadi tidak protes atau turun ke jalan. Dan kita tidak akan pernah berhenti melayani kemanusiaan. Malahan lebih dari sebelumnya, kita akan berusaha untuk
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
6 Internasional
Volume IX, Nomor 6, Edisi Juni 2014
Hadhrat Khalifah photo bersama dengan anggota Neufahrn Rifle Klub yang ikut menyambut kehadiran Beliau a.t.b.a. (Photo: www.alislam.org)
membantu bagi mereka yang papa dan yang membutuhkan. Di mana pun Muslim Ahmadi berada, mereka hanya mencari untuk mengkhidmati umat manusia. Ini adalah ruh kita dan inilah jalan kita.” Sementara itu, beberapa pejabat dan tokoh publik memberikan selamat maupun sambutannya di podium kepada Jemaat Muslim Ahmadiyah, setelah Hadhrat Khalifah memberikan pidatonya. Walikota Neufahrn, Franz Heilmeier, mengatakan, “Hari ini adalah hari yang sangat khusus di mana kita semua bergabung bersama-sama untuk meresmikan mesjid baru ini. Di sini, Jemaat Muslim Ahmadiyah sudah bagaikan berada di rumah mereka sendiri. Saya berharap dan berdoa bahwa Anda tinggal di sini dalam damai dan harmoni.” Anggota dari dewan Bundestag Freising, Erich Irlstorfer, mengatakan, “Ini merupakan suatu kehormatan besar bahwa Yang MuliaHadhrat Mirza Masroor Ahmad telah datang ke sini di Bavaria. Dan, saya berterima kasih pada beliau untuk ini.
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
Tentu saja, Anda memberitakan nilai-nilai toleransi dan hormat menghormati.” Walikota Neufahrn-era sebelumnya-Reiner Schneider mengatakan, “Hari ini adalah hari yang sangat penting. Tidak hanya untuk Komunitas Muslim Ahmadiyah, tetapi untuk kota Neufahrn dan rakyatnya. Karena, Yang Mulia-Hadhrat Mirza Masroor Ahmad telah datang ke daerah ini. Mesjid ini tidak hanya untuk Anda tetapi untuk semua orang.” Presiden Regional Lower Bavaria, Heinz Grünwald, mengatakan, “Saya telah mengenal Jemaat Muslim Ahmadiyah selama lebih dari 20 tahun. Dan sejak awal, saya telah mengembangkan rasa hormat yang besar untuk Anda dan menganggap Anda sebagai sahabat.” Yang Terhormat Walikota Freising, Tobias Eschenbacher, mengatakan, “Jemaat Muslim Ahmadiyah selalu unggul dalam hal mengkampanyekan dialog di mana ketakutan-ketakutan atau hambatan-hambatan yang disebabkan oleh kurangnya pemahaman akan sirna.” Anggota Bundestag Freis-
ing, Erich Irlstorfer mengatakan, “Mesjid baru Anda merupakan sumber kebanggaan tidak hanya untuk Anda tetapi untuk semua orang di negeri ini. Semoga kedamaian dan kemakmuran beserta Anda.” Pemantau Khusus PBB Untuk Kebebasan Beragama Profesor Heiner Bielefeldt mengatakan, “Siapapun yang percaya akan kebebasan beragama harus mengetahui tentang Jemaat Muslim Ahmadiyah karena mereka adalah umat beragama paling teraniaya. Di Pakistan, Jamaah mereka dibunuh atau dipenjara. Negara Pakistan tidaklah lagi Pakistan saat Almarhum Zafrullah Khan (seorang Ahmadi eks-Menteri Luar Negeri Pakistan) masih ada. Melainkan, apa yang kita lihat hari ini, Pakistan adalah ekstremisme dan terorisme.” Sebagai penutup acara beberkah tersebut, dipertontonkan sebuah atraksi dari Neufahrn Rifle Klub yang dikemas secara tradisional khas Bavaria. Atraksi itu dipersembahkan untuk menghormati kedatangan Hadhrat Khalifatul Masih V ke Neufahrn. Peresmian mesjid ini merupakan salah satu dari rangkaian tur Hadhrat Khalifah ke Jerman dan sekitarnya. Selain meresmikan mesjid Al-Mahdi, Hadhrat Khalifah pun meresmikan sebuah mesjid lainnya, yaitu mesjid Darul Aman di Friedberg dan melakukan peletakan batu pertama untuk pembangunan dua mesjid lainnya di Karben dan Weisbaden. Sfa [][] (Sumber: Ahmadiyya Times)
Volume IX, Nomor 6, Edisi Juni 2014
Internasional 7
Jalsah Salanah Jerman 2014
Jerman: Khalifah Islam Ahmadiyah Hadhrat menginginkan hubungan dengan Allah Ta’ala maka Mirza Masroor Ahmad a.t.b.a. menutup Jalsah Salanah ke‐39 Jemaat Ahmadiyah Jerman dengan pidato kerohanian tentang pentingnya memban‐ gun ikatan dan hubungan personal dengan Allah Ta’ala, yang disampaikan pada Minggu (15/06) di Karlsruhe, Jerman. Dalam pesannya, Hadhrat Khalifah menyampai‐ kan bahwa sementara ada orang‐orang yang meyakini bahwa Allah Ta’ala diam, namun se‐ benarnya sifat‐sifat Allah Ta’ala tetaplah mewujud pada saat ini seperti masa dulu. Beliau bersabda, Allah Ta’ala Maha Mendengar karena Dia memang selalu mendengar dan berbi‐ cara seperti halnya dahulu Dia berbicara. Juga beliau menyampaikan cara apa yang bisa dilakukan untuk meraih kecintaan Allah Ta’ala. Mengutip sabda‐sabda Pendiri Jemaat Muslim Ahmadiyah, Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad a.s., Hadhrat Khalifah bersabda bahwa bila seseorang
ia pertama‐tama harus membebaskan dirinya dari dosa dan harus mengingat Allah Ta’ala seperti hal‐ nya seseorang mengingat ayah mereka. Hadhrat Khalifah menekankan keutamaan doa sebelum beliau mengemukakan sejumlah tanda‐ tanda kebenaran samawi yang mendukung Hadhrat Masih Mau’ud a.s. Beliau a.t.b.a. menggambarkan tanda‐tanda samawi dan melalui mimpi‐mimpi benar yang karenanya orang‐orang di dunia pada masa ini ber‐ gabung dengan Jemaat Muslim Ahmadiyah. Menutup acara Jalsah, Hadhrat Khalifah ber‐ sabda: "Saya berdoa semoga kita termasuk ke dalam orang‐orang yang berusaha meningkatkan pemahamannya yang benar, dan semoga terma‐ suk yang dekat dengan Allah Ta’ala dan meraih kecintaan‐Nya. Semoga kita menjadi pewaris harta kekayaan melimpah yang Masih Mau’ud waris‐ kan.” Sfa [][] (Sumber: Alislam)
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
8 Internasional
Volume IX, Nomor 6, Edisi Juni 2014
Walikota Pedro Abad Bertemu Tiga Khalifah
Spanyol:
Al-Andalus (Arab: األندلسal-andalus) adalah nama dari bagian Semenanjung Iberia (Spanyol dan Portugal) yang diperintah oleh orang Islam, atau orang Moor, dalam berbagai waktu antara tahun 711 dan 1492. Al -Andalus juga sering disebut Andalusia, namun penggunaan ini memiliki keambiguan dengan wilayah administratif di Spanyol modern Andalusia. Masa kekuasaan Islam di Iberia dimulai sejak Pertempuran Guadalete, ketika pasukan
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
Umayyah pimpinan Tariq bin Ziyad mengalahkan orangorang Visigoth yang menguasai Iberia. Awalnya AlAndalus merupakan provinsi dari Kekhalifahan Umayyah (711-750), lalu berubah menjadi sebuah keamiran (c. 750929), sebuah kekhalifahan, (929-1031), dan akhirnya "taifa" yaitu kerajaan-kerajaan kecil pecahan dari kekhalifahan tersebut (1031-1492). Karena pada akhirnya orang-orang Kristen berhasil merebut kembali Iberia dari
tangan umat Islam (Reconquista secara harfiah "penaklukkan ulang"), nama Al-Andalus umumnya tidak merujuk kepada Iberia secara umum, tapi kepada daerahdaerah yang dikuasai para Muslim pada zaman dahulu. Pada 1236, benteng terakhir umat Islam di Spanyol, Granada menyatakan tunduk kepada Fernando III dari Kastilia, dan menjadi negara bawahan Kastilia, hingga pada 1492 Muhammad XII menyerah sepenuhnnya kepada Los Reyes Católicos (Kerajaan Katolik Spanyol) yang dipimpin oleh Fernando II dari Aragon dan Isabel I dari Kastilia. Sedangkan kekuasaan Islam di Portugal berakhir pada 1249 dengan ditaklukkannya Algarve oleh Afonso III. Kekalahan penguasa Muslim kemudian diikuti oleh penganiyaan dan pengusiran terhadap kaum Muslim dan Yahudi di Spanyol. (Sumber: www.wikipedia.org/wiki/AlAndalus) Pada tanggal 10 September tahun 1982, Jemaat Muslim Ahmadiyah berhasil membangun mesjid di sebuah kota kecil bernama Pedro Abad, provinsi Córdoba, Spanyol. Pembangunan mesjid itu menandai bahwa agama Islam yang sekira 700 tahun hilang di tanah Spanyol, kini bangkit kembali.
Internasional 9
Volume IX, Nomor 6, Edisi Juni 2014
Namun tahukah anda, siapakah pejabat Spanyol yang berjasa terhadap pembangunan mesjid yang diberinama Mesjid Basharat tersebut? Adalah Miguel García Rodriguez, Walikota Pedro Abad, yang memiliki peran cukup penting dalam pembangunan mesjid di Spanyol. Dia adalah seorang anggota partai politik sayap kiri Spanyol dari Partai Izquierda Unida (United Left) yang terpilih 6 periode sebagai Walikota Kota Pedro Abad, Kordoba, Spanyol (dari tahun 1979 sampai 2003). Perkenalannya dengan Jemaat Ahmadiyah dimulai ketika Jemaat Ahmadiyah meminta izin kepadanya untuk mendirikan mesjid di Pedro Abad di masa awal periode pertama jabatannya. Hal ini merupakan tantangan, pasalnya mendirikan mesjid di Spanyol adalah sebuah langkah yang dianggap kontroversial dan mendapat pertentangan dari pihak oposisi. Namun biar begitu ia tetap mendukung pemabangunan mesjid tersebut. Dukungan Walikota Garcia kemudian diwujudkan dalam bentuk kesediaannya untuk menghadiri upacara peletakan batu pertama pembangunan mesjid Basharat yang dilakukan oleh Khalifah Islam Ahmadiyah ke-3 Hadhrat Mirza Nasir Ahmad r.a. pada tanggal 9 Oktober tahun 1980. Pertemuan dengan Hadhrat Khalifah ke-3 membuatnya sangat terkesan dan sejak saat itu ia memiliki hubungan khusus dengan Jemaat Ahmadiyah. Pada tanggal 10 September 1982, peresmian penggunaan
mesjid Basharat dihadiri oleh Khalifah Islam Ahmadiyah ke -4 Hadhrat Mirza Tahir Ahmad r.h. dalam kesempatan itu pun Walikota Garcia berkesempatan menghadirinya. Di acara peresmian ini, Walikota Garcia mendapat cendramata berupa kaligrafi bertuliskan Kalimah Shahadat yang sudah dibingkai dari Hadhrat Khalifah ke-4. Ia mengaku sangat senang mendapat hadiah tersebut, dan hingga kini cendramata itu terpasang megah di ruang kerjanya. Setelah lebih dari 30 tahun dilewati, Walikota Miguel García Rodriguez kembali mendapat kehormatan bertemu dengan hadhrat Khalifah ke-5 Hadhrat Mirza Masroor Ahmad a.t.b.a. di acara Konferensi Internasional Agamaagama Dunia dengan Tema Tuhan di Abad 21, pada awal tahun 2014 yang lalu. Dalam kesempatan itu, Walikota Garcia mengaku cukup terkesan dengan Jemaat Ahmadiyah. Dia mengucapkan selamat kepada Jemaat Muslim Ahmadiyah dan berharap dapat mencapai citacitanya. Walikota Garcia mengaku merasa sangat terhormat telah bertemu Khalifah Ahmadiyah ke-3 pada upacara peletakan batu pertama Mesjid Basharat dan juga bertemu Khalifah ke4 pada peresmian Mesjid tersebut dan sekarang melalui konferensi ini, ia telah bertemu Khalifah ke-5. Adapun mengomentari pidato Hadhrat Khalifah di acara konferensi itu, Walikota Garcia menghargai kata-kata Hadhrat Khalifah yang telah
berbicara dengan mengacu pada masyarakat yang damai, bebas dari perang dan konflik serta telah mengecam pemerintah-pemerintah yang lebih menyukai memilih persenjataan atas nama pertahanan di atas kemanusiaan. Dia mengatakan sangat senang bahwa Hadhrat Khalifah telah membawa bersama orang-orang dari berbagai agama yang berbeda untuk menegakkan masyarakat yang didasarkan pada keadilan dan saling menghormati. “Kita hidup di dunia yang penuh dengan kontradiksi. Beberapa negara telah mencapai kemajuan yang sangat tinggi sementara sejumlah besar orang sekarat karena kelaparan dan kemiskinan. Di satu sisi kita (manusia) membuang ratusan ribu makanan di laut dan di sisi lain memiliki jutaan kesulitan untuk makan sendiri. Sementara jumlah jutawan terus mencapai peningkatan, beberapa bagian dari masyarakat kita sangat kurang mampu. Apa yang dibutuhkan adalah dunia yang meninggalkan peperangan dan menginginkan perdamaian dan yang bergerak maju dengan orang lain dan mempromosikan keadilan sosial,” jelasnya. Miguel García Rodriguez menjabat Walikota kota Pedro Abad selama enam kali berturut-turut, yang dipilih melalui pemilu yang dilakukan empat (4) tahun sekali. Sfa [][] (Sumber: Alislam, Wikipedia)
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
10 Internasional
Volume IX, Nomor 6, Edisi Juni 2014
Berantas Kelaparan, Khuddam Amerika Datangi Capitol Hill
Amerika Serikat: Dalam upaya membantu para pengangguran dan penyandang masalah sosial lain, yang setiap harinya terus meningkat di Amerika Serikat, Jemaat Ahmadiyah Amerika Serikat secara resmi meminta dukungan penuh dari ang‐ gota Parlemen Amerika untuk menyukseskan program memberi makan kepada satu juta orang. Sedikit 200 orang anggota Majelis Khuddamul Ahmadiyah Amerika Serikat bertemu dengan 50 anggota Parlemen AS di gedung Parlemen Capitol Hill, pada Jum’at (30/05). Mereka meminta satu permintaan ‘sederhana’ kepada para anggota
Parlemen, yaitu agar mereka mendukung aksi para Ahmadi untuk menyediakan makan kepada setiap k e l u a r g a A m e r i k a y a n g membutuhkan. Sadr MKA Amerika Serikat Dr Bilal Rana di depan para wartawan mem‐ berikan keterangannya sebagai beri‐ kut: “Salam damai dan terima kasih kehadirannya. Hari ini adalah hari bersejarah bagi Asosiasi Pemuda Muslim Ahmadiyah. Kami datang ke Capitol Hill untuk tidak meminta tetapi untuk memberikan. Kami ingin membantu memberi makan orang yang kelaparan di Amerika. Dan kami
Benin: Suami‐istri berkebangsaan Jer‐ man yang berprofesi sebagai dokter, dr. Fahim Ahmad Diffenthaler dan is‐ trinya dr. Aresha menjadi sukarelawan Humanity First. Pada tahun 2013 yang lalu mereka bertugas di Porto Novo, Benin. Photo dengan anak‐anak ini diambil saat mereka bertugas di sana. [][] (Sumber: Humanity Firs Benin)
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
meminta kongres untuk membantu kami mengidentifikasi organisasi di wilayah kami untuk membantu kami mencapai tujuan memberi makan 1 juta orang Amerika yang lapar. Untuk mencapai tujuan ini Pemuda Muslim Ahmadiyah telah berinisiatif untuk mengentaskan kelaparan, kami telah mengumpulkan ratusan ribu dolar untuk dimanfaatkan oleh organisasi kemanusiaan seperti Why Hunger, Humanity First, Capital Area Food Bank, dan The Boys and Girls Club of Lakeland County. A w a l t a h u n i n i , k a m i mengumpulkan 600 paket bantuan kelaparan hanya dalam waktu 3 menit, sebuah prestasi yang telah dicatat oleh Guinness Book of World Records baru‐baru ini. Kami telah bekerja dengan berbagai organisasi lokal dan hari ini kami akan merayakan program Walk for Humanity yang ke‐3 tahun setelah konferensi pers ini. Asosiasi Pemuda Muslim Ahmadiyah secara tegas percaya bahwa membantu komunitas kita adalah bagian dari iman kita. Dalam Al‐Quran, "Mereka memberi makan kepada orang yang dicintainya, fakir miskin, anak‐anak yatim, dan para tahanan." Hari ini kita berada di sini untuk mencintainya, pencipta kita, dan kasih bagi bangsa kita, Amerika Serikat. Saudara Amerika kami, kami meminta Anda bergabung dengan kami.” Sfa [][] (Sumber: Ahmadiyya Times)
Internasional 11
Volume IX, Nomor 6, Edisi Juni 2014
Humanity First Gambia Sumbang Rumah Sakit
Gambia: Humanity First (HF) Gambia baru-baru ini menyumbangkan peralatan medis ke unit perawatan darurat RS. Edward Francis Small Teaching Hospital (EFSTH) di Banjul. Sumbangan tersebut diberikan setelah seminggu sebelumnya diadakan pelatihan pada kondisi perawatan darurat yang diselenggarakan untuk dokter dan petugas kesehatan lainnya di EFSTH, oleh Humanity First Gambia yang merupakan cabang dari HF Internasional yang berpusat di Inggris. Humanity First adalah LSM internasional nonreligious yang terdaftar di 41 negara di 6 benua, dan telah bekerja pada proyek-proyek pembangunan bagi kemanusiaan dan merespon bencana sejak tahun 1994, antara lain gempa bumi di
Turki, Pakistan, Jepang, dan Iran, banjir di Afrika dan Amerika Latin, badai dan tsunami di Amerika Serikat, dan lain-lain. Dalam kesempatan itu, Dr. Azar, Ketua Tim Dokter HF dari Inggris, berbicara panjang lebar tentang pentingnya pelatihan, menyampaikan maksud dan tujuan mereka tidak hanya untuk melatih perawat dan dokter, tetapi juga untuk membantu seluruh sistem kesehatan. Dia mengatakan, mereka akan terus membantu rumah sakit, karena mereka memiliki beberapa peralatan medis yang diperlukan oleh EFSTH. Dr Azar menunjukkan b a h wa p e r a l a t a n y a n g disumbangkan akan sangat berguna untuk sektor kesehatan dan mereka ingin melanjutkan dengan pelatihan sehingga negara itu bisa
mengembangkan lebih banyak perawat dan dokter. Dr Babucarr Sowe, yang juga anggota HF Gambia, mengatakan Humanity First adalah LSM internasional yang didirikan di banyak negara, dan salah satu dari proyeknya di Gambia adalah memberikan bantuan medis. Mereka menjalankan klinik di seluruh negeri, merehabilitasi dan menggali sumur air, dan mengambil bagian dalam pelatihan pertanian di samping jenis bantuan lainnya, katanya. Dia mengatakan HF sangat bergembira telah berhasil mengadakan pelatuhan di satu -satunya rumah sakit rujukan utama di negara ini, dan juga berjanji mereka akan terus memelihara hubungan. Direktur Kepala Medis EFSTH, Dr Ammar AlJaafari, mengungkapkan kegembiraannya dalam mewujudkan kedua pelatihan dan sumbangan, dan mengatakan itu "tepat waktu". Dia meyakinkan HF bahwa pelatihan dan peralatan yang disumbangkan akan digunakan sebaik mungkin. Dia memuji organisasi untuk layanan kemanusiaan, mengatakan pintu rumah sakit selalu terbuka untuk donor dan LSM seperti Humanity First. Malamin L.m. Conteh & Sfa [][] (Sumber: Ahmadiyya Times, All Africa)
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
12 Nasional
Volume IX, Nomor 6, Edisi Juni 2014
Ahmadiyah Mengharapkan Presiden Pluralis dan Menegakkan Konstitusi Jakarta: Amir Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) H. Abdul Basit mengharapkan pemerintahan mendatang dipimpin Presiden yang pluralis, menegakkan konstitusi, dan Pancasila. "Pemimpin yang berusaha menegakkan Pancasila, pluralisme. Itu yang kami anjurkan. Karena sudah terbukti ampuh sejak kemerdekaan. Pancasila dan UUD 1945 itu tidak perlu diganti. Itu sudah bisa menampung seluruh umat beragama," kata Amir JAI di kantor Ahmadiyah Jakarta usai media gathering pada Selasa (27/5). Ahmadiyah akan terus menyebarkan perdamaian walau terus mengalami persekusi sejak reformasi 1998. Ahmadiyah akan terus bekerjasama dengan pelbagai pihak dalam menyebarkan perdamaian dan Islam damai. "Tidak ada Rasullulah mengajarkan kekerasan. Oleh karena itu kami harus terus berusaha mengkampanyekan perdamaian. Kami berusaha semaksimal mungkin. Mungkin ada yang mau, ada yang tidak." Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), organisasi keagamaan seperti NU dan Muhammadiyah, dan kalangan pers disebutkan H. Abdul Basit turut berperan penting dalam menggerakkan perdamaian. Gerakan untuk melakukan persekusi atas Ahmadiyah di Indonesia merujuk kepada peristiwa di Pakistan yang
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
menjatuhkan vonis sesat sebagai pembenaran. "Kami menyaksikan yang terjadi di Pakistan, apa kita mau (di Indonesia) seperti itu? Kenyataannya Pakistan itu negara gagal dalam memelihara perdamaian. Apa kita mau dicabik-cabik? Tidak hanya golongan Ahmadiyah saja yang menjadi korban. Syi'ah, Sunni, juga menjadi korban. Pengeboman, orang sedang ibadah ditembak. Apa kita mau seperti itu? Kami sebagai rakyat yang mencintai bangsa dan negara ini, hidup dan lahir di sini, tidak ingin hal seperti itu terjadi (di Indonesia)," ungkap H. Abdul Basit. Dia juga mengemukakan tekanan kepada Ahmadiyah makin besar setelah reformasi 1998. Ketidaktegasan Pemerintah dalam menghadapi masalah itu menjadikan masalah itu membesar. Terutama dalam 10 tahun pemerintahan Presiden SBY.
"Kalau dibiarkan berlarutlarut begini tidak akan selesaiselesai. Pemerintah seperti tidak berdaya padahal ada intelejen," keluh H. Abdul Basit berharap seharusnya intelejen juga bekerja dalam menangani masalah syiar kebencian dan anti pluralisme di Indonesia. "Kami berharap Pemerintah bisa memberikan jaminan keamanan kepada setiap warga negara. Baik itu mayoritas atau pun minoritas. Kami, orang Ahmadiyah, taat bayar pajak. Kami mengharapkan Pemerintah yang mendapat mandat dari rakyat, termasuk juga orang Ahmadiyah, harus menjaga itu," katanya. Dia menegaskan Pemerintah mendatang harus menjaga dan memelihara kebebasan melaksanakan kepercayaan dan keyakinan di Indonesia dan memberikan jaminan kepada siapa pun untuk melaksanakan kepercayaan dan keyakinannya. Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja [][]
Nasional 13
Volume IX, Nomor 6, Edisi Juni 2014
Semarang: Juru bicara Jemaat Ahmadiyah Indonesia Zafrullah Ahmad Pontoh mengatakan wajib bagi warga Indonesia untuk mengusung dan mengamalkan ajaran Islam yang penuh kedamaian. Ajaran damai baginya, terutama bagi kaum Ahmadiah, sikap tolong menolong dengan semua elemen anak bangsa harus terus dilakukan dan dipelihara. Hal demikian penting untuk menumbuh-kembangkan kedamaian yang telah diwariskan para pendahulu, demi terpeliharanya masyarakat yang cinta damai. Demikian disarikan dari uraian Zafrullah usai didaulat menjadi narasumber ‘Menggagas Pemimpin Indonesia: Pemimpin Agama Pancasila’ di Kampus IAIN Walisongo Semarang, Rabu (21/05). “Hadhrat Mirza Nasir Ahmad, Imam Ahmadiyah ke-3 yang telah memberikan moto yang baik yakni ‘Love for All Hatred for None’. Kami dituntut untuk berlaku kasih kepada siapa pun,” ungkap dia. Zafrullah menjelaskan bahwa kultur budaya bangsa Indonesia tercermin dari keragaman yang dimiliki baik suku, agama, bahasa, budaya dan kepercayaan. Sehingga, keragaman ini sulit ditemukan pada bangsa lain. “Makanya, suku-bangsa ini makin memperkaya budaya lokal,” ujarnya. Islam sendiri telah memperkenalkan kepada bangsa Indonesia dengan konsep bermasyarakat dengan menitikberatkan pada pembentukan karakter. Pembentukan itu mengacu pada Nabi Muhammad. Dikatakannya, kepribadian
Ahmadiyah: “Kita Dituntut Jaga Perdamaian”
Muslim yang terbentuk tak hanya penting bagi kehidupan pribadi. Melainkan juga penting bagi kepribadian bangsa yang bermanfaat bagi terciptanya masyarakat dunia yang damai dan harmonis. Karena itulah, pihaknya meyakini bahwa masa depan perdamaian di Indonesia adalah suatu keniscayaan. Pasalnya, spirit perdamaian ini sudah di-
tanamkan para leluhur sejak zaman dahulu. “Karena itu, merupakan kewajiban kita bersama untuk selalu bersatu merawat perdamaian dan keharmonisan,” pungkasnya. Elsa-ol/Munif-@MunifBams [][] Sumber: http://elsaonline.com/? p=3219 diakses tim @arhlibrary pada 29/5/2014 | 13:51 WIB
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
14 Nasional
Volume IX, Nomor 6, Edisi Juni 2014
Ahmadiyah Priangan Timur Jadi Objek Penelitian Mahasiswa Doktoral Kanada
Tasikmalaya:
Aktivitas Islam paska refomasi di Indonesia dan kelompok garis keras menarik perhatian Alexandre Pelletier kandidat Phd Ilmu Politik University of Toronto Canada. Topik tersebut menjadi objek penelitiannya dan salah satu objek yang ia amati adalah kelompok garis keras dan kelompok yang menjadi korban di daerah Priangan Timur. Setelah berada di Indonesia selama 8 bulan dan melakukan wawancara kepada beberapa narasumber, Alex melalui kontaknya dengan Asep Rizal dari ketua GP Ansor kota Tasikmalaya, ditemani oleh Hunaifi dari Abdurahman Wahid Center Universitas Indonesia mendatangi Jemaat
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
Ahmadiyah yang ada di daerah Priangan Timur. Diterima oleh Qaid Wilayah Jabar III Budi Badrussalam, rombongan mendatangi Jemaat Ahmadiyah Singaparna yang pernah beberapa kali mengalami kekerasan berupa perusakan 2 buah masjidnya sebanyak 6 kali paska tahun 2005 setelah terjadi penyerangan Markaz Jemaat Ahmadiyah di Kemang, Bogor yang menjadi titik tolak meningkatnya eskalasi kekerasan terahadap Jemaat Ahmadiyah secara nasional di Indonesia. Awal kedatangan di lokasi mesjid Jemaat Ahmadiyah yang terletak di Babakan Sindang Singaparna, Alex terkesan dengan ornamen bangunan
mesjid yang tampak dari luar. Gapura gerbang masuk mesjid yang masih utuh belum mengalami perombokan sejak pertama didirikan tahun 1925 menjadi kesan tersendiri. Bangunan tersebut tercatat sebagai cagar budaya yang dilindungi oleh pemerintah, dan pihak Jemaat Ahmadiyah sendiri tidak berniat untuk merombak bangunan yang menjadi cagar budaya tesebut. Di Singaparna rombongan diterima oleh salah seorang tokoh Jemaat Ahmadiyah Singaparna, H. Ii Argadiraksa. Melalui keterangan H. Ii Argadiraksa, Alex mendapat banyak informasi mengenai peristiwa kekerasan yang menimpa Jemaat Singaparna. H. Ii Argadiraksa menjelaskan bahwa awal mulanya tidak ada masalah dengan keberadaan Jemaat Ahmadiyah di Singaparna. Adapun kelompok yang mencoba mengusik datang dari luar daerah Tasikmalaya. H. Ii Argadiraksa yang berusia 79 tahun juga menuturkan bahwa dirinya adalah keturunan langsung dari keluarga yang mengelola mesjid Jemaat Ahmadiyah Singaparna dan masih memiliki pertalian saudara dengan keluarga pemilik Pesantren Cipasung, sebuah pesantren NU terbesar
Nasional 15
Volume IX, Nomor 6, Edisi Juni 2014
di Tasikmalaya yang pada tahun 1992 pernah menjadi tuan rumah Mukhtamar NU. Mesjid Jemaat Ahmadiyah Singaparna di Babakan Sindang yang awal mulanya milik keluarga, pada perjalanannya kemudian diserahkan kepada Jemaat Ahmadiyah setelah keluarga besar Argadiraksa menerima Jemaat Ahmadiyah. Pusat kegiatan Jemaat Ahmadiyah Singaparna sendiri pernah berpusat di mesjid yang ada di Jl Badakpaeh namun setelah diserang massa tahun 2008 pusat kegiatannya berpindah kembali ke mesjid yang ada di Babakan Sindang. Di Babakan Sindang sendiri Jemaat Ahmadiyah Singaparna tak luput jadi sasaran penyerangan. Ketabahan dan kegigihan dari anggota Jemaat Ahmadiyah Singaparna untuk mempertahankan dan tetap menggunakan mesjid untuk ibadah saat ini, kini berbuah manis. Saat perusakan menimpa mesjid, anggota segera membangun kembali mesjid dan menggunakannya untuk beribadah tanpa menghiraukan pihak penentang yang tidak menginginkan mesjid digunakan. Hingga sekarang anggota Jemaat Ahmadiyah masih dapat beraktivitas normal dilokasi tersebut. H. Ii menjabarkan perjalanan panjang Jemaat Ahmadiyah di Singaparna. Ia menjelaskan, pada tahun 1947 pernah terjadi kekerasan yang menimbulkan korban jiwa yang menimpa anggota Jemaat Ahmadiyah di Singaparna. Sebanyak 11 orang anggota Jemaat Ahmadiyah disyahidkan oleh gerombolan DI/TII.
Kuburan para Mujahid itu kini berada di belakang komplek mesjid bersama dengan kuburan anggota Jemaat Ahmadiyah lainnya. Menurut H. Ii, setelah ditelusuri apa motif yang melatarbelakangi pensyahidan ke-11 anggota Jemaat Ahmadiyah tersebut, besar kemungkinan karena prinsip Jemaat Ahmadiyah yang setia kepada negara tidak disukai oleh DI/ TII yang ingin mendirikan negara Islam. Sebagai upaya untuk meraih simpati warga saat itu DI/TII berkonfrontasi dengan Jemaat Ahmadiyah dengan menghembuskan isu Ahmadiyah di luar Islam. Adapun dalam hubungannya dengan perkembangan Jemaat Ahmadiyah dewasa ini, H. Ii menjelaskan bahwa hubungan Jemaat Ahmadiyah di Singaparna, yang berada tidak jauh dari komplek Pesantren Cipasung, dengan warga sekitar sangat rukun dan damai. Almarhum Kyai Ilyas Ruhiyat, tokoh Pesantren Cipasung, selalu menyampaikan amanat dalam pertemuan Bani Ghoffur bahwa keluarga keturunan Ghoffur harus hidup rukun, aman dan damai dengan tetangga siapa pun mereka dan apapun status sosial, agama dan keyakinannya. Amanat tersebut yang menjadikan warga di sekitar komplek Cipasung dapat hidup rukun dan damai tanpa ada perselisihan maupun ketegangan antar kelompok agama. Adanya fatwa MUI yang keluar sejak tahun 1980 tidak berdampak pada peristiwa kekerasan. Penyerangan yang menimpa Jemaat Ahmadiyah Singaparna baru terjadi paska
reformasi ketika muncul kelompok-kelompok garis keras yang selama era orde baru mati suri. Setelah mendapat cukup keterangan dari anggota Jemaat Ahmadiyah Singaparna, rombongan langsung menuju ke daerah Sukaraja untuk melihat mesjid Ahmadiyah Sukapura, yang sejak tahun 2007 hanya menyisakan bangunan dinding tanpa atap. Di Sukapura, rombongan mendapat keterangan bahwa massa yang anti-Ahmadiyah tidak hanya menyegal mesjid saat sekelompok massa melakukan demo di Jemaat Ahmadiyah Sukapura, tetapi mereka pun merobohkan bangunan atap mesjid. Paska kejadian tersebut anggota Jemaat Sukapura tidak dapat menggunakan mesjid untuk peribadatan, Tidak sampai di situ, shalat berjamaah di rumah pun dilarang oleh massa yang merupakan anggota sebuah ormas garis keras yang ada di daerah itu. Belum lagi tindakan diskriminasi lainnya, dari mulai tidak diikutsertakannya anggota Jemaat Ahmadiyah dalam kegiatan kemasyarakatan, dipersulitnya pencatatan pernikahan dengan adanya syarat surat bukan anggota Jemaat Ahmadiyah, jika sebagai anggota Jemaat Ahmadiyah mereka harus menandatangani surat pernyataan keluar dari Ahmadiyah, serta tindakan diskriminasi yang menimpa anak-anak Ahmadiyah di sekolah. [][] (Sumber: ahmadiyyapriatim.blogspot.com)
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
16 Nasional
Volume IX, Nomor 6, Edisi Juni 2014
Penulis: Alamsyah M. Dja'far * Undang-undang mewajibkan pejabat dan penyelenggara negara menunaikan tugas “tanpa membeda-bedakan suku, agama, ras, dan golongan”. Di pidatopidato para pejabat dan bukubuku pelajar, prinsip itu disebut berulang-ulang mirip pengumunan di stasiun kereta api. Tapi, mungkin Sutardji Calzoum Bachri benar. “Hidup adalah apa yang ada di luar buku,” kata presiden penyair Indonesia itu dalam “Menulis” (1970). Hidup kadang tak seideal apa yang ada di teks pidato dan buku-buku. Jika melongok laporan lembaga pemantau kasus-kasus kebebasan beragama, toh sejumlah pejabat jadi aktor intoleransi. Sejumlah pejabat mengeluarkan pernyataan dan tindakan intoleran dan diskriminatif. Laporan the Wahid Institute 2013, misalnya, menyebut seorang menteri yang menyesatkan Ahmadiyah dan minta mereka membuat agama baru saja. Agama baru, katanya, jalan terbaik agar kekerasan selesai. Seorang menteri lainnya setuju dengan desakan massa. Seorang lurah dipindah karena berbeda agama dengan mayoritas
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
agama yang dianut warganya. Pejabat lain lagi menyatakan pastur yang melempar kritik pedas pada presiden untuk tak mencampuri masalah mayoritas Muslim. Perilaku pejabat-pejabat di atas seperti tengah mengumumkan agar warga negara yang dipimpinnya melakukan tindakan serupa. Semakin pejabat-pejabat itu melakukannya, warga negara akan makin “terlatih” meniru. Saya tak yakin pejabatpejabat ini tak tahu usia penyakit intoleransi setua peradaban manusia. Penyakit ini jelas-jelas dihadapi di hampir semua negara di dunia. “Di pojok dunia ini tak ada yang bebas dari cemoohan,” kata psikolog Harvard University Gordon Willard Allport dalam karyanya yang tersohor The Nature of Prejudice. Seperti jaring laba-laba, 197 negara di planet ini menghadapi kasus-kasus intoleransi dengan beragam tingkatan. Menurut survei Pew Forum, lembaga riset yang berbasis di Amerika, Indonesia menempati peringkat ke-15 dalam kategori negara-negara “very high” dalam Indeks Permusuhan Sosial (The Social Hos-
tilities Index). Survei ini Indonesia masih di atas Rusia (13) dan Arab Saudi (14). Peringkat pertama diduduki Pakistan. Lantaran ini masalah “umum”, tidakkah semestinya setiap pejabat negara sadar lalu lebih kreatif dan serius mencari jalan keluar. Kita tentu tak ingin jatuh di kubangan yang sama, berkali-kali. Kesadaran itu pertamapertama harus muncul dari keyakinan, intoleransi selalu dimulai dari hal yang kadang dianggap remeh-temeh. Penggunaan kata sesat, menodai agama dan perilaku diskriminatif alias pembedaan, salah satunya. Jika tak bisa direm, dibiarkan, terjadi berulang-ulang, apalagi bercampur politik kekuasaan, ia bisa meledak dalam bentuk paling ekstrem: pembasmian. Di Rwanda pada 1994, intoleransi yang mengakar berubah jadi pembantaian. Lebih dari 8 ribu orang mati. Kebanyakan dari Tutsi, suku minoritas di negeri berpenduduk 7 juta jiwa itu. Politik kekuasaanlah biang kerok semua itu. Demi menekan perlawanan oposisi, elit penguasa yang dikuasi etnis mayo-
Nasional 17
Volume IX, Nomor 6, Edisi Juni 2014
ritas Hutu, menyebar strategi kebencian dan ketakutan teradap suku minoritas Tutsi. “Kecoak”, kata yang untuk Tutsi. Intoleransi Muslim-Kristen di Republik Afrika Tengah pada 2013 meletus jadi kekerasan antaragama. Sebuah laporan menyebut, dalam sebulan konflik menewaskan sekitar 1.000 orang. Ratusan ribu kehilangan tempat tinggal dan mengungsi. Meski dampaknya jauh lebih kecil dibanding dua kasus di atas, intoleransi sudah membuat komunitas Ahmadiyah dan Syiah hidup sebagai pengungsi hingga saat ini. Tragedi Cikeusik menyebabkan 3 orang Ahmadiyah tewas dengan cara tragis. Tantangan terberat menaklukan intoleransi memang karena ia mendekam dan bersumber dalam pikiran, bukan sekedar sikap atau tindakan. Akarnya sikap yang abai pada nilai-nilai kemanusiaaan. Intoleransi menolak kenyataan budaya dunia ini begitu beragam, begitupun dengan bentuk-bentuk ekspresi dan cara-cara menjadi manusia (being human). Intoleransi muncul dari prasangka buruk dan pembedaan-pembedaan karena agama, etnis, atau sekat lain. Karenanya, intoleransi harus dinyatakan sebagai penyakit sosial yang mengancam kehidupan (a life-threatening social illness). Tapi pikiran memang sulit diberangus. Peraturan perundang -undangan juga hanya bisa membatasi tindakan intoleran, bukan pikiran-pikirannya. Tapi pikiran bisa diubah. Selain dialog dan bertukar pikiran, pejabat yang diskriminatif dan dinilai tidak toleran bisa diubah pula dengan protes atau menempuh langkah hukum. Meski perubahan itu dinilai politis, menteri yang ser-
ing dikritik itu belakangan berusaha mengambil langkah agar dianggap menteri yang toleran. Itu juga perubahan. Di level masyarakat, pikiran intoleran dapat diubah lewat pertarungan gagasan, dialog, dan pendidikan yang membebaskan. Inilah jalan paling strategis untuk mengatasi masalah dalam jangka pandang. “Masyarakat umum sebagai satu kesatuan, kebaikan atau kejahatannya, akan ditentukan oleh proses apapun yang berlangsung di dalam pikiran individu,” kata filosof kelahiran California Amerika Serikat Josiah Royce dalam the Basic Writing of Josiah Royce. Dari perubahan pikiran intoleran ini diharapkan lahir kebiasaan-kebiasaan baru. Misalnya mari mengurangi istilah-istilah, kata-kata yang berburuk sangka,
pelabelan negatif, dan stereotip. Kita mesti bekerja untuk tak mudah menyesatkan, bahkan menggantinya dengan dialog dan konfirmasi. Kata “berbeda” lebih positif dan produktif bagi budaya toleransi ketimbang menyebut “sesat”. Maka kita pun berharap, dengan perubahan ini, public makin kritis terhadap pejabat-pejabat diskriminatif dan intoleran. Dan pemilu presiden merupakan saat paling tepat untuk mengingatkan mereka. [][] Penulis adalah peneliti the Wahid Institute dan pengajar pada Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon
Garut: Jemaat Ahmadiyah Garut sukses menggelar Jalsah Salanah 2014 di mesjid Nasir Kota Garut pada hari Jum’at hingga Minggu, (23‐25/05). Jalsah ini diikuti oleh 10 Jemaat Lokal yang ada di wilayah Garut, diantaranya: Garut, Sanding, Sukamaju, Nyalindung, Karang Pawitan, Sukawening, Cibatu, Malangbong, Cilimus, dan Samarang. Jumlah peserta yang hadir tercatat sebanyak 530 orang. Sfa [][]
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
18 Nasional
Volume IX, Nomor 6, Edisi Juni 2014
Pendidikan dan Komite Ta’lim Nasional JAI Penulis: H. Abdulbasith Anwar, SE ‐ Ketua Komite Ta’lim Nasional
Pendidikan di Indonesia
SD SLTP SLTA PT/Akademi
(Bidikmisi) Bea Siswa Mahasiswa Unggulan bagi mahasiswa miskin yang berprestasi. Mulai Th Ajaran 2014/15, Ujian Nasional SD, dihapus, siswa kelas 6 SD langsung naik ke kelas 7 SLTP.
anak-anaknya karena kemiskinan. Sejak tahun 2001, KTN sudah berkontribusi dalam menyalurkan BDP kepada anggota Jemaat yang membutuhkan, sekalipun jumlahnya belum memadai, karena belum Sumber: www.kemendikbud.go.id, optimalnya kontribusi anggota BSM, Bidikmisi, dan Permendikbud dalam Dana Pendidikan NaNo. 95 tahun 2013). sional. Awalnya sumber Dana Bantuan Dana Pendidikan diperoleh dari Anggaran Jemaat, ditambah sumbangan Sejalan dengan Surah Bani dari Anggota. Israil ayat 32 tersebut, bahwa Sejak Tahun Anggaran Pendidikan Anak-anak adalah 2011/2012, sumber dana BDP tanggung jawab orang tua, na- sepenuhnya dari Dana Penmun tidak semua orang tua didikan Nasional yang dihimm a m p u m e n y e k o l a h k a n pun dari Anggota berdasarkan anaknya karena kemiskinan. Perjanjian setiap tahun. Dalam hal inilah KTN atas Sebelumnya telah dijelasinstruksi Hadhrat Khalifatul kan bahwa Pemerintah telah Masih IV r.h. memberikan meluncurkan program untuk Bantuan Dana Pendidikan membantu biaya pendidikan (BDP), sehingga perlu dipa- bagi warga negara yang mihami bahwa Bantuan Dana skin. Jika bantuan Pemerintah Pendidikan, bukanlah proyek tersebut digabung dengan bagi-bagi uang, tapi bantuan BDP dari KTN, jumlah tersedari anggota Jemaat kepada but terlihat seperti pada Tabel anggota Jemaat lainnya yang berikut ini: tidak bisa menyekolahkan
Mulai Tahun Ajaran 2013/2014, Pemerintah meluncurkan Program Pendidikan Menengah Universal (PMU), yang diimbangi deng an ditingkatkannya Anggaran Pendidikan dalam APBN. Artinya; Seluruh warga negara Indonesia yang berusia 16 tahun sampai dengan 18 tahun dan ingin melanjutkan pendidikan, diberi kesempatan mendapat Pendidikan Menengah yang bermutu. Untuk mendukung Program tersebut, Pemerintah memberikan; Bantuan kepada sekolah masing masing; 1. Bantuan Operasional Sekolah (BOS) 2. Dana Alokasi Khusus (DAK) Kemdikbud Bantuan langsung kepada siswa/mhs (dengan syarat; memiliki Kartu Miskin dari Kelurahan) 1. Bantuan Siswa Miskin (BSM) 2. Bantuan Biaya Pendidikan Mahasiswa Miskin Jenjang pendidikan
BSM/Bidikmisi Pemerintah
(Bagian ke‐2)
Rp 450.000,Rp 750.000,Rp 1.000.000,Rp 1.200.000,-*)
BDP KTN
Jumlah
Rp 360.000,Rp 600.000,Rp 900.000,Rp 1.500.000,-
Rp 810.000,Rp 1.350.000,Rp 1.900.000,Rp 2.700.000,-
*Besar Bidikmisi Rp. 2.000.000,‐ /tahun/mahasiswa. Sebesar Rp. 600.000,‐ per semester (Rp. 1.200.000,‐ setahun) diberikan langsung kepada mahasiswa sebagai Komponen Biaya hidup. Sisanya sebesar Rp. 400.000,‐ (Rp. 800.000,‐ setahun) diserahkan kepada Perguruan Tinggi (PT) sebagai Biaya Pendidikan
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
Nasional 19
Volume IX, Nomor 6, Edisi Juni 2014
Anggota yang Bisa Mengajukan BDP Setiap Anggota yang tidak mampu menyekolahkan anaknya bisa mengajukan BDP. KTN memberikan BDP dengan memprioritaskan dan memperhatikan; 1) Penghasilan Anggota, 2) Kegiatan kerohanian anggota tersebutdan anak-anaknya dalam Jemaat (seperti shalat, puasa Ramadhan, pengajian, dan lain lain). Anak*) yang bisa diajukan untuk mendapat BDP adalah sebagai berikut; Tercantum dalam Kartu Keluarga Anggota, Jumlah anak yang diajukan maksimal 2 anak (terhitung Tahun Anggaran 2014/2015). Berusia di bawah 23 tahun, dan belum pernah menikah. Masih sekolah atau kuliah, maksimal Semester 6 PT atau D 3/Akd (terhitung Tahun Anggaran 2014/15). Jenjang Pendidikan Siswa SD, SLTP, SLTA Naik kelas L u l u s UAN SLTP Mahasiswa PT/Akd Baru Lama
bawaan dari LI berstatus janda yang dinikahi Anggota), 3. Anak Angkat berdasarkan Surat Keputusan Pengadilan Negeri. (Catatan: Diluar ketentuan ini, harus mendapat rekomendasi tertulis dari Ketua Jemaat Lokal dan Muballigh setempat dengan menyebutkan alasannya). Seandainya saat BDP diterima, kondisi penghidupan Anggota semakin baik InsyaAllah, dan tidak memerlukan lagi BDP, agar BDP yang diterima dikembalikan kepada Amin PB.
Batas Akhir Pengajuan, Lampiran Surat Pengajuan, dan Bulan Pengiriman BDP Untuk tercapainya administrasi yang baik, KTN mengatur Batas Akhir Pengajuan BDP, Lampiran Surat Pengajuan BDP, dan Bulan Pengiriman BDP sebagai berikut:
Batas Akhir Pengajuan BDP*)
30 Juni 30 Juni
Catatan: *) Yang dimaksud dengan anak yaitu; 1. Anak Kandung, 2. A n a k T i r i ( a n a k
Dana Pendidikan Nasional Untuk mengemban tugas KTN, dibutuhkan dana yang besar, yang tentunya akan membebani anggaran Jemaat. Dalam Surah Al-Baqarah: 269 kita baca:: “Syaitan menakut-nakuti kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kekejian.” Tafsir; Bila orang orang kaya tidak membelanjakan dengan sukarela dalam urusan yang baik, akibatnya ialah faqr nasional, artinya; negeri akan menderita dalam bidang ekonomi dan akan mengalami kemerosotan akhlak, karena bila kebutuhan ekonomi anggota anggota masyarakat yang kurang beruntung tidak terpenuhi secara layak, mereka
Lampiran Dokumen/Berkas Pengajuan BDP **)
Rapor terakhir Ijazah SLTP, dan Surat Ketr. dari SLTA
30 September, 31 Maret 30 September, 31 Maret
Belum bekerja atau belum memiliki penghasilan sendiri;
Selanjutnya Jemaat Lokal baru melaporkan kepada KTN deng an lampiran photocopy Surat Mutasi, dan sudah diterima KTN paling lama 30 hari setelah tanggal mutasi.
Ijazah SLTA, dan Kartu Rencana Studi (KRS) Transkrip Nilai, dan KRS Sem. berikutnya
Dalam hal Penerima BDP pindah ke Jemaat Lokal lain, agar tidak terjadi kesalahan dalam pengiriman BDP, kepindahan harus dilaporkan kepada Jemaat Lokal lama untuk mendapatkan Surat Mutasi, dan seterusnya dilaporkan kepada Jemaat Lokal baru.
Bulan Pengiriman BDP
Agustus, Januari
Oktober dan April Oktober dan April
Catatan: *) Tanggal stempel Pos/Jasa Kurir. **) Dokumen Pendidikan terakhir, dan sudah dilegalisasi oleh Sekolah/PT ter‐ kait.
akan cenderung menempuh fahsya’ (cara yang buruk dan
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
20 Nasional bertentangan dengan akhlak yang baik untuk mencari nafkah mereka). Tentu kebutuhan ekonomi bisa diartikan termasuk juga pendidikan. Awalnya direncanakan tiap Anggota membuat Perjanjian Dana Pendidikan Nasional sebesar Rp 100.000,-/tahun, dengan jumlah wajib candah + 20.000 orang anggota, diharapkan terhimpun dana sebesar 20.000 x Rp 100.000,- = Rp 2 milyar setahun. Hal ini dirasakan kurang tepat, karena ada Jemaat Lokal yang anggotanya mampu, diberi rezeki yang berlebih oleh Allah Ta’ala, namun ada juga sebaliknya. Dalam MSN 2011, disepakati; Target tetap Rp 2 milyar, namun penghimpunan Dana Pendidikan Nasional dikaitkan dengan persentase perkiraan penghimpunan can-
Volume IX, Nomor 6, Edisi Juni 2014
dah tiap Jemaat Lokal dalam setahun. Contoh perhitungan, misalnya Candah secara Nasional dalam setahun Rp 100 milyar (atau =100%). 1. Candah JL A dalam setahun sebesar Rp 1 milyar (= 1% dari Rp 100 milyar) Penghimpunan Dana Pendidikan Nasional Jemaat Lokal A = 1% x Rp 2 milyar = Rp 20 juta. Jumlah Rp 20 juta tersebut dipenuhi secara bersama sama oleh Anggota Jemaat Lokal A. 2. Candah JL B sebesar Rp 10 juta (= 0,01% dari Rp 100 milyar) Penghimpunan Dana Pendidikan Nas. Jemaat Lokal B = 0,01% x Rp 2 milyar = Rp 200 ribu. Jumlah Rp 200 ribu
tersebut dipenuhi secara bersama sama oleh Anggota Jemaat Lokal B. Terlihat, terjadi subsidi silang, dari Anggota JL A yang lebih mampu kepada Anggota JL B. Sumber: Data KTN2 tahun terakhir (Suber: AIMS)
Belum tercapainya penerimaan Dana Pendidikan Nasional, karena belum semua Anggota ikut berkontribusi dalam Dana Pendidikan Nasional, namun Alhamdulillah, terlihat semua Badan dalam Jemaat ikut berpartisipasi, termasuk anak-anak yang belum berpenghasilan. Jika diasumsikan peningkatan/pertumbuhan Dana Pendidikan Nasional 10% per tahun, dengan menggunakan formula Compound-interest 10%, jumlah Rp 2 milyar per tahun tercapai tahun 2027.
DATA KTN 2 TAHUN TERAKHIR (Sumber: AIMS)
Penjelasan
Jemaat Lokal yang mengajukan BDP Siswa/mahasiswa yang menerima BDP: -SD -SLTP -SLTA -PT/Akd Jumlah Kelompok Penerima: -Anak Anggota -Anak Mubalighin Jumlah Kontribusi Dana Pendidikan Nasional: -Ansharullah -Khuddam -Lajnah Imaillah -Athfal -Nasirat -Abna -Banath
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
TA 2012/2013
TA 2013/2014*)
80 Jemaat Lokal
84 Jemaat Lokal
318 siswa 217 siswa 176 siswa 58 mahasiswa 756 siswa/mhs
355 siswa 234 siswa 187 siswa 67 mahasiswa 843 siswa/mhs
543 siswa/mhs 226 siswa/mhs 756 siswa/mhs
584 siswa/mhs 249 siswa/mhs 843 siswa/mhs
000 anggota ( 0,00%) 00.000 anggota (100,00%)
2.477 anggota ( 22.45%) 2.164 anggota ( 19,61%) 4.999 anggota ( 45,30%) 457 anggota ( 4,14%) 467 anggota ( 4,23%) 229 anggota ( 2,08%) 242 anggota ( 2,19%) 11.035 anggota (100,00%) *) Data Januari 2014
Nasional 21
Volume IX, Nomor 6, Edisi Juni 2014
(Catatan: Formula Compound interest, digunakan para ekonom untuk mempermudah perhitungan perkiraan suatu penerimaan di masa yang akan datang). Sehubungan dengan itu, untuk kepentingan pendidikan anak-anak anggota yang tidak mampu, apalagi suatu proses pendidikan tidak bisa dihentikan ditengah jalan, KTN meng himbau seluruh anggota untuk ikut berpartisipasi dalam peng himpunan Dana Pendidikan Nasional, dan melunasinya tepat pada waktunya.
6.
7.
8.
Rencana Kerja KTN 9. Jangka Pendek 1. Mensosialisasikan KTN dan programnya secara intensif dan terus menerus, dalam setiap kesempatan; Acara Pengajian, Darsus, Media Badan-badan, dan MTA, serta himbauan kepada para Muballighin dan para Khatib. 2. Menyempurnakan Sistem Administrasi. 3. Menyalurkan BDP secara tepat sasaran secara rutin setiap awal Semester. 4. Meningkatkan besaran BDP, sesuai dengan besar Dana Pendidikan Nasional yang diterima KTN. 5. M e m b e n t u k T i m Penilai (terdiri dari para praktisi Pendidikan), yang akan menetapkan standar penilaian dalam rangka menyeleksi anak berprestasi, serta memantau dan mencermati perkembangannya dari waktu ke waktu, dan
disampaikan ke Pusat (sesuai arahan Hadhrat Khalifatul Masih V a.t.b.a). Memberikan Penghargaan kepada anak berprestasi berupa sertifikat atau piagam dan stimulus lainnya. Membentuk lembaga konseling dan bimbingan karir bagi siswa dan mahasiswa. Menginformasikan daftar dan alamat badan atau institusi yang menyediakan beasiswa (scholarship) dalam situs KTN ; Melakukan hal hal sebagai berikut; 1).Membuat situs; http// www.ktnid.org 2).Membuat e-mail dengan alamat;
[email protected], 3) Membentuk e-mail group KTN; ktni n d o n e
[email protected]
Dalam rangka untuk memudahkan komunikasi dan penyebaran informasi (antara lain daftar Perguruan Tinggi atau Badan atau Instansi yang me nawarkan beasiswa), kepada Jemaat Lokal dan Muballigh yang sudah memiliki e-mail, agar bergabung dalam e mail grup KTN dengan menghubungi Mln. Athaul Wahid Pepradi di no. HP : 081339213600 Jangka Menengah Memberikan Bea Siswa bagi 2 orang anak Waqafin Nou (1 orang anggota Khuddam dan 1 orang anggota LI) lulusan S1 (high qualified, potential) yang ingin
meneruskan pendidikan ke Program S2 untuk program studi yang dibutuhkan Jemaat (Hukum Pidana, Arsip & Perpustakaan, Komunikasi, Bahasa Mandarin, dan Kesehatan). Jangka Panjang Menghimpun dana yang tidak mengikat dari para donatur sebagai amal (charity), dalam bentuk suatu dana (funds), dana merupakan Revolving funds (dana bergulir) yang maksudnya setelah dana dilunasi peminjam, dana di pinjamkan lagi kepada yang berminat. Jika memungkinkan, dana diinvestasikan dalam bentuk investasi yang tidak bertentangan dengan syariah Islam. Dana digunakan untuk pemberian pinjaman kepada anggota Khuddam dan LI lulusan Strata-1 (high qualified, potensial), dan berusia tidak lebih dari 25 tahun, dan ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang Strata-2. Persyaratan untuk memperoleh pinjaman; 1. Wajib dijamin oleh seorang anggota Musi/ Musiah atau lebih, yang bertindak sebagai Penjamin Pribadi (personal guarantor) atas pinjaman tersebut, 2. Wajib menanda tangani Akad Pinjaman dengan KTN, dengan saksi Sekr. Maal PB dan seorang Muballigh, 3. Wajib mengembalikan pinjaman secara mencicil dalam waktu maksimum 36 bulan (3 tahun), segera setelah selesai pendidikan. Bersambung
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
22 Nasional
Volume IX, Nomor 6, Edisi Juni 2014
Peringati Hari Lingkungan Hidup Ahmadiyah Bali Tanam Mangrove
Bali: Dalam rangka memperingati hari Lingkungan Hidup 2014 yang jatuh pada hari Kamis (05/06), Majelis Khuddamul Ahmadiyah Indonesia Wilayah Bali mengadakan penanaman mangrove yang bertempat di Desa Adat Serangan, Denpasar, Bali. Pada penanaman kali ini, 1000 pohon mangrove berhasil ditanam. Penanaman dilakukan dengan metode yang disebut propagul, yaitu alat regenerasi mangrove berupa kecambah dari tanaman mangrove. Propagul berbentuk memanjang dan masih ada bentuk buah yang melekat pada kecambahnya atau biasa dikenal hipokotil. Hipokitil ini berfungsi sebagai cadangan makanan bagi propagul yang sudah terbentuk ketika masih melekat pada pohon atau vivipar. Cara ini digunakan mengingangat persediaan bibit mangrove di Balai Mangrove
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
sedang kosong maka, alternative yang ada adalah dengan propagul ini. Selain para pemuda dari Jemaat Ahmadiyah Bali, acara ini juga diikuti oleh organisasi kepemudaan lainnya seperti HMI, FPMI, dan PMII. Karena bibit yang ditanam termasuk sedikit, yaitu 1000 pohon atau propagul, penanaman selesai dilakukan dalam satu jam. Hari Lingkungan Hidup Sedunia ditetapkan dalam sidang umum PBB tahun 1972 untuk menandai pembukaan Konferensi Lingkungan Hidup di Stockholm. Hari Lingkungan Hidup Sedunia diperingati setiap tahun pada tanggal 5 Juni untuk meningkatkan kesadaran global akan kebutuhan untuk mengambil tindakan lingkungan yang positif. Hari Lingkungan Hidup seDunia merupakan instrumen penting yang digunakan PBB untuk meningkatkan kesada-
ran tentang lingkungan dan mendorong perhatian dan tindakan politik di tingkat dunia. Sebagai milik seluruh masyarakat, hari peringatan ini memberi kesempatan kepada semua orang untuk menjadi bagian aksi global dalam menyuarakan proteksi terhadap planet bumi, pemanfaatan sumber daya alam yang berkelanjutan serta gaya hidup yang ramah lingkungan. Hari itu adalah hari di mana Konferensi PBB tentang Lingkungan Hidup Manusia dimulai. Konferensi PBB tentang Lingkungan Hidup Manusia adalah pada tanggal 5-16 Juni 1972 yang didirikan oleh Majelis Umum PBB pada tahun 1972. Jemaat Muslim Ahmadiyah Internasional, telah mejadikan usaha melestarikan alam sebagai salah satu program global. Jajang & Sfa [][] (Sumber: warta-ahmadiyah.org)
Nasional 23
Volume IX, Nomor 6, Edisi Juni 2014
Sambungan dari hal. 24 kami fasilitasi,” ia menambahkan rencana pembangunan area kuburan Kristen atau Katolik di samping “bong Cina,” tempat pemakaman etnis Cina. Hal itulah yang mendorong komitmen mantan wartawan Jawa Pos ini untuk membangun harmonisasi keberagaman agama dan memberikan ruang yang setara kepada semua kelompok minoritas di Wonosobo. “Di daerah kami sudah menjadi kebiasaan bagi Banser untuk mengawal ibadah Paskah dan Natal. Sebaliknya, pemuda-pemuda Kristen dan Katolik menciptakan kenyamanan umat Islam yang menunaikan salat Idul Fitri di antaranya dengan berjaga dan menyediakan palstik-plastik hitam untuk menyelamatkan sandal dan sepatu.” Selain Kristen, Katolik, Budha, Hindu, dan Konghucu, di Wonosobo juga beragam aliran dalam Islam hidup harmonis. Selain NU yang mayoritas, Muhammadiyah juga banyak. Ahmadiyah ada 6000;
Syiah 250 dengan ragamnya masing-masing. Ada juga Aboge, Alif Rebo Wage, yang kalender puasanya tidak pernah mengikuti pemerintah, dan kelompok-kelompok Salafi, dan sebagainya. Demikian Kholiq Arif deskripsikan keberagaman di wilayahnya. Selama ini prinsip menghidupkan harmoni melalui upaya-upaya memfasilitasi lintas agama dan keyakinan di Wonosobo didukung langkahlangkah nyata bupati – yang pada bulan lalu 23 Mei 2014 diganjar “Penghargaan Pluralisme” sebagai pemimpin daerah penegak kebebasan beragama dan berkeyakinan oleh Jaringan Antariman Indonesia (JAII) – dengan mengembangkan bentuk komunikasi harian terhadap stakeholders, terutama polisi dan tentara, yakni memfasilitasi mereka untuk menciptakan ketertiban dan keamanan di tengah perbedaan. Masyarakat juga harus dilibatkan dengan mengagendakan pertemuan lintas agama
yang rutin, baik formal maupun informal. Diskusi bersama -sama penganut Sunni, Syiah, dan Ahmadiyah untuk saling memahami dan bersilaturahmi juga kerap digelar. Bersama Percik Salatiga mengembangkan pendidikan pluralisme. Kegiatan menanam pohon lintas agama dan keyakinan diselenggarakan di Bukit Maria, Kapencer, Kertek. Kemah pemuda lintas agama rutin dilakukan. Karena itu, pantang buat sang Bupati Wonosobo membubarkan Ahmadiyah. Selain adalah kekufuran, kafir, memperlakukan minoritas secara tidak adil, alasan untuk tidak mematuhi SKB tentang Ahmadiyah ia nyatakan, ”Pertama, sebelum saya lahir Ahmadiyah sudah ada di Wonosobo, bahkan sebelum Indonesia merdeka. Kedua, saya akan dicemooh sejarah!!!” Thowik SEJUK[][] (Sumber:http:// www.satuislam.org/nasional/bupatiwonosobo-saya-tidak-mau-bubarkan -ahmadiyah/)
Anggota Majelis Amilah Jemaat Ahmadiyah Garut Periode 2013‐ 2016
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
24 Nasional
Volume IX, Nomor 6, Edisi Juni 2014
Bupati Wonosobo : Saya Tidak Mau Bubarkan Ahmadiyah!
Bupati Wonosobo, Abdul Kholiq bertemu dengan Hadhrat Khali‐ fah di Singapura pada Septem‐ ber tahun lalu. [][]
Wonosobo: “Saya tidak mau bubarkan Ahmadiyah!” di depan peserta Konferensi Nasional Hak Kebebasan Bera g a ma / B e r ke y a ki na n d i Kuningan Royal Hotel3 Juni 2014 Bupati Wonosobo Drs. H. Abdul Kholiq Arif, M. Si. mengisahkan kembali sikap dan pendiriannya ketika Menteri Agama Suryadharma Ali memanggilnya ke Jakarta beberapa hari setelah dirinya tampil dalam talkshow di sebuah televisi swasta. Di program acara televisi itu bupati yang mengaku sebagai santrinya Gus Dur ini mengemukakan pandangannya bahwa Ahmadiyah mempunyai hak yang sama dan harus diberikan ruang yang setara dengan pemeluk Islam dan agama atau keyakinan lainnya di Wonosobo. Kisah ini ia sampaikan
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
menjawab pertanyaan peserta konferensi Pdt. Erde Brutu yang mewakili 16 gereja di Aceh Singkil yang ditutup paksa oleh pemerintah. Erde Brutu yang gerejanya disegel dan kerap mendapat ancaman serangan menanyakan kepada sang bupati yang Muslim ini, “Apakah pemimpin daerah yang beragama Islam memberi bantuan kepada gereja itu kafir? Di daerah kami Aceh Singkil yang penduduknya 15% Kristen, tidak pernah gereja mendapat bantuan. Pernah sekali saja pemimpin daerah menyumbang pembangunan sebuah gereja yang mau roboh 30 juta. Setelah itu tidak ada lagi karena dia dikecam dan dianggap kafir.” Sebelum peraih penghargaan “Tokoh Tempo 2012 Bukan Bupati Biasa” ini men-
yampaikan kisah di atas, Kholiq Arif memberikan jawaban yang tegas dan bernas, “Justru seorang pemimpin yang tidak memfasilitasi minoritas, itu tidak adil dan kufur.” Baginya semua warga yang sama-sama membayar pajak harus difasilitasi negara. Praktik seperti ini ia teladani dari Nabi Muhammad yang tidak berlaku diskriminatif terhadap penduduk non-Muslim yang ada di Madinah. Keteguhan prinsip yang ia kembangkan mengacu pada tuntunan agama yang memerintahkan seorang pemimpin untuk berlaku adil. “Karena mereka semua membayar pajak, maka harus difasilitasi. Sampai kuburan Kristen harus
Bersambung ke ha. 23