Volume 6, Nomor ln April 2014
ISSN 2087-6394
$rK
Sanitarian Jurnal Kesehatan ISSN z 2087-6394 Volume 6, Nomor 1, April 2014, hlm. l-144
DAFTAR ISI Efektivitas Tanaman Akar Wangi (Vetiveria Zizanoides) Sebagai Repellent
l-6
Nyamuk Bakar
Eko Hadma Dewantara (Poltekkes Pontianok), Hajimi (Poltekkes Pontianak) Lama Kontak Aerasi Menggunakan Cone Aerator Untuk Menurunkan Fe Pada Air Sumur Gali di Kelurahan Tanjung Hulu Heni Citrawati (Poltekkes Pontianak), Bambang Prayitno @oltekkes Pontianak)
7-ll
Evaluasi Instalasi Pengolahan Air Linbah Cafe AlllaPontianak Tahun 2013 Nurul Huda (Poltekkes Pontianak), Asmadi (Poltekkes Pontianak)
l2-l
Pengelolaan Sampah di Pasar Puring Pontianak Utara Kota Pontianak Tahun 2013 Rahma Ayu Wulan Oktavianti, (Poltekkes Pontianak), Suharno (Poltekkes Pontianak)
t9-23
Pembuatan Kompos Campuran Lumpur Limbah Karet dan Sekam Padi AktivatorEM4 Rina (Poltekkes Pontianak), Iswono (Poltekkes Pontianak)
dengan
8
24-30
Kadar Debu dan Faktor Lingkungan Fisik dengan Kejadian ISPA pada Balita di Puskesmas Perumnas I Sherli Meidianti (Poltekkes Pontianak), Aryanto Purnomo (Poltekkes Pontianak)
3l-36
Rencana Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di Laboratorium Kimia Terpadu Politeknik Pontianak
3746
Slamet Wardoyo (Poltekkes Pontianak), Nurul Amaliyah (Poltekkes Pontianak) Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Pemakaian Kelambu Berinsektisida dengan Kejadian Malariadi Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Durian
47-50
Vika Retdionto (Poltekkes Pontianak), Khayan (Poltekkes Pontianak) Hubungan antara Tekanan Panas, Kebisingan dan Lama Kerja dengan Kelelahan Kerja pada Polisi Lalu Lintas di Kota Pontianak Wdiya Sekarrani (Poltekke.s Pontianak), Paulina (Poltekkes Pontianak) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Positif Jentik Nyamuk di Desa Limbung
I edes Aegtpti
5l -56
57-62
Sellya Wardhani(Poltekkes Pontianak), Mohammad Nasip (Poltekkes Pontianak) Hubungan arLtara Lama Kerja, Pengetahuan dan Perilaku dengan Kerja pada Kuli Angkut di Pelabuhan Dwikora
Kelelahan
63-68
Okta Yulita (Poltekkes Pontianak), Malik Saepudin (Poltekkes Pontianak) Resiko Pencemaran Sarana
Air Bersih
terhadap Kejadian Diare dalam Keluarga
di Desa Tangaran Kecamatan Tangaran Kabupaten Sambas Widya Ayuningtyas (Poltekkes Pontianak), Fathmowati (Poltekkes Pontianok)
69-72
HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PEMAKAIAN KELAMBU BERINSEKTISIDA DENGAN MALARIA DI PUSKESMAS SUNGAI DURIAN Vika Retdianto, Khayan Poltekkes Pontianak, Jurusan Kesehatan Lingkungan Jl. 28 Oktober - Siantan Hulu, Pontianak e -m ai l'.
[email protected]
Abstrak : Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Pemakaian Kelambu Berinsektisida dengan Kejadian Malaria di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Durian. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis hubungan pengetahuan, sikap dan perilaku pemakaian kelambu berinsektisida dengan kejadian malaria di wilayah kerja Puskesmas Sungai Durian Kabupaten Sintang. Jenis penelitian adalah observasional analitik dengan desain penelitian case control pendekatan retrospektif. Jumlah sampel yaitu 68 sampel dengan kasus 34 responden dan kontrol 34 responden, teknik pengambilan sampel yarg digunakan adalah Non Probability Sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antarapengetahuan dengan kejadian malaria Qt:0,734\, tidak ada hubungan antara sikap dengan kejadian malaria (p:1,000), tidak ada hubungan antara perilaku pemakaian kelambu berinsektisida dengan kejadian malaria (p:0,280).
Kata Kunci : pengetahuan, sikap, kelambu berinselrtisid4 malaria
Abstract : Related Knowledge, Attitude and Behavior Insecticide-treated Nets use with Malaria In The Event of River Ilealth Durian District. The purpose of this study was to analyze the relationship of knowledge, attitudes and behaviors concerning the use of insecticidetreated nets in malaria incidence Puskesmas Sintang Durian River. The study was an observational analytic design approaches retrospective case-control study. The research used 68 samples the case of 34 respondents and 34 control respondents, sampling using Non Probability Sampling. The
results showed that there was no relationship between the incidence of malaria knowledge fu = 0.734),there was no relationship between attitude with malaria incidence (p : 1.000), and there is no relationship between the behavior and the use of insecticide-treated bed nets to malaria incidence (p = 0.280).
Keywords : Knowledge, attitude, insecticide-treated bed nets, malaria
Berdasarkan data dari Profil Drnas Kesehatan Sintang (2012), di wilayah kerja
M al aria m erupakan salah satu penyakit yang tidak
pernah hilang (emerging) yang menunjukkan kecenderungan meningkatnya kasus di beberapa negara. Di dalam negeri sendiri, penyakit malaria kini setiap tahun meledak di berbagai daerah. Hubungan interaktif antara manusia serta perilaku dengar komponen lingl.ungan yang memiliki potensi bahaya penyakit malaria, juga dikenal sebagai proses kejadian penyakit. Upaya dilakukan untuk
Puskesmas Sungai Durian mengalami peningkatan dan penurunan kasus malaria. Tahun 2007 terd,apat 2.137 kasus malaria klinis dan l.l 12 kasus dengan
sediaan darah positif, pada tahun 2008 terdapat 2.238 kasus malaria klinis dan 1.304 kasus dengan sediaan darah positif, pada tahun 2009 terdapat307 kasus malria klinis dan 959 kasus dengan sediaan darah positif, padatahun 2010 terdapat 1.673 kasus malria klinis dan 478 kasus dengan sediaan darah positif, pada tahun 2011 tnrdapat9l2 kasus malaria
mencegah timbulnya habitat nyamuk, pemberantasan
jentik maupun nyamuk dewasa,
yang terkait pula dengan perilaku masyarakat dalam
klinis dan 95 kasus dengan sediaan darah positif. hogram kelambunisasi ini sendiri bau dilaksanakan yaitu pada akhir tahun 2010 dalam upaya pencegahan malaria. Dan pada tahun 20l l terdapat adanya penurunan kasus malaria sebesar 80%yaitu
mengelola lingkungannya. Tujuan dari pencegahan
penyakit malaria adalah menurunkan angka kesakitan dan kematian, sehinggapenyaki itu tidak
lagi menjadi masalah utama bagi masyarakat. Tujuan tersebut akan tercapai bila didukung oleh peran serta aktif masyarakat.
dan478 kasus menjadi 95 kasus. Penurunan kasus 47
4E Sanitarian, Valume 6 I'lomor I,,4pril 2014, hlm. 47-50
malaria ini menggambarkan bahwa program kelambunisasi tersebut berjalan dengan lancar. Hal ini membuat peneliti tertarik untuk membuktikan hal lersebut. Berdasarkan survei pendahuluan di wilayatt kerjaPuskesmas Sungai Durian dari 17 orang yang ditanya, hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa
dari segi pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat yang menerima kelambu tersebut masih dikategorikan kurang. Karena dari 17 orurgtersebut yang mengerti tentang kelambu berinsektisida serta cara pencucian kelambu berinsektisida sebanyak I 1 orang (64,7Yo) .
METODE PENELITIAN Jenis penelitian adalah observasional analitik
Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Penelitian No. Variabel Kasus Kontrol p OR ("/") ("/") l. Pengetahuan gg,2 0,734 0,622 82,4 Kurang 17,6 11,8 Baik 2. Sikap
Kurang
82,4
85,3
Baik
17,6
14,7
5. Perilaku
79,4 64,7 0,280 2,104 20-6 35.3
Kurang
Baik
Tabel
1,000 0,805
I
menunjukkan bahwa responden
dengan tingkat pengetahuan kurang pada kelompok kasus hampir sama banyaknya dengan kelompok
dengan desain penelitian case control pendekatan
kontrol dengan jumlah 28 orang (82,40
retrospektif.
Berdasarkan hasil analisis
Populasi dalam penelitian ini adalah semua penduduk yang hasil pemerilsaan sediaan darah tepi oleh petugas kesehatan Sungai Durian ditemukan
diperoleh nilai p:9,73 4 artnyapengetahuan tidak signifi kan mempengaruhi kej adian m al aria. Hasil ORyang diperoleh yaitu 0,622 artnyapengetahuan bukan merupakan faktor resiko kej adian m alaria.
parasit plasmodium (+) dan orang yang tidak menderita malaria atau yang hasil pemeriksaan darah tepi oleh petugas kesehatan Sungai Durian tidak ditemukan parasit plasmodium G). Sampel kasus adalah sebagian dari penduduk yang hasil pemeriksaan sediaan darah tepi oleh petugas kesehatan Puskesmas Sungai Durian ditemukan parasit plasmodi'rm (+) sebanyak 34 responden dan sampel kontrol adalah orang terdekat dari kasus (tetangga) yang tidak menderita malaria atau yang hasil pemeriksaan sediaan darah tepi oleh petugas
kesehatan Puskesmas Sungai Durian tidak ditemukan parasit plasmodium (-) sebanyak 34 responden.
Teknik dalam pengambilan sampel pada ini dengan retrospective yaitu sampel
).
uji statistik chi square
Responden dengan tingkat sikap kurang pada
kelompok kasus hampir sama banyaknya dengan kelompok kontrol dengan jumlah 28 orang (82,4yo). Berdasarkan hasil analisis uji statistik chi square diperoleh nilai p:1,000 atinya sikap tidak signifikar
mempengaruhi kejadian malaria. Hasil OR yang
diperoleh yaitu 0,805 artinya sikap bukan merupakan faktor resiko kejadian malaria. Responden dengan tingkat perilaku kurang
pada kelompok kasus hampir sama banyaknya dengan kelompok kontrol dengan jumlah 27 orang (79,4%). Berdasarkan hasil analisis uji statistic c&l s(Wre diperoleh nilai p:0,280 artinyaperilaku tidak signifikan m empengaruhi kej adian m alaria. Hasil
penelitian
OR yang diperoleh yaitu 2,104 artinya resiko
di ambil dari kasus m alaria y ang ditemukan/datang berobat ke Puskesmas sungai durian dan memenuhi kriteria sebagai sampel sampai sejumlah 34 orang. Kontrol adalah orang terdekat dari kasus (tetangga/ keluarga), dan memenuhi kriteria sebagai konfol sejumlah 34 orang.
kejadian malaria pada responden dengan kategori perilaku kurang 2 kali lebih besar dibandingkan dengan kategori perilaku baik.
HASIL Hasil hubungan pengetahuan, sikap dan perilaku pem akaian kelambu berinsektisida dengan kejadian malariadi wilayah kerja Puskesmas Sungai Durian Kabupaten Sintang terdapat pada tabel l.
PEMBAIIASAN Hubungan Pengetahuan dengan Kejadian Malaria Pengetahuan memang merupakan faktor yang penting mendasari pada perubahan perilaku kesehatan, tetapi kadang walaupun masyarakat tahu tentang kelambu berinsektisida belum tentu mereka mau melaksanakannya dalam bentuk upaya
pencegahan terutama pemakaian kelambu berinsektisida.
Retdianlo, dkk, Hubungan Pengetahuan, Sikap
Menurut Notoatmodjo (2003) mengatakan
sikap juga sering
menyebabkan perubahan perilaku. Pada penelitian ini ditemukan bahwa masih banyak respondenyang memiliki pengetahuan kurang yang mempengaruhi perilaku pem akaian kelam bu berinsektisid a y ang
dapat berasal dari
Minat menjadikan seseorang untuk mencoba menekuni suatu hal dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam. Pada dasarnya pengalaman mungkin saja menyenangkan atau tidak menyenangkan bagi individu yang melekat menjadi pengetahuan pada individu secara subjektif. Kemudahan seseorang untuk memperoleh informasi dapat membantu
mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru.
Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kelambu berinsektisida yaitu petugas kesehatan
melakukan penyuluhan tentang kelambu berinsektisida, sehingga kemudahan seseorang untuk mendapat informasi dapat membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru, karena pada pembagian kelarnbu berinsektisid4 petugas kesehatan tidak
melakukan penyuluhan tentang kelambu berinsektisida.
Hubungan Sikap dengan Kejadian Malaria
49
Menurut WHO dalamNotoabnodjo (2003),
bahwa peningkatan pengetahuan tidak selalu
berjumlah 47 orang.
do*
dipengruhi oleh pengalaman ymg
diri sendiri maupun dari orang
lain yang paling dekat. Seseorang yang bersikap mendukung dalam berperilaku sehat karena mereka merasakan sendiri bahwa melakukan pencegahan dan pengobatan akan menjadikannya terhindar dari kesakitan dan komplikasi.
Menerima diartikan bahwa seseorang atau subjek menerima stimulus yang diberikan (objek). Menanggapi disini diartikan memberikan jawaban atau tanggapan terhadap pertanyaan atau objek yang dihadapi. Menghargai diartikan subjek, atau seseorang memberikan nilai yang positif terhadap objek atau stimulus, dalam arti membahasnya
dengan orang lain dan bahkan mengajak atau mempenganrhi atau menganjurkan orang lain merespon. Sikap yang paling tinggi tingkatannya adalah bertanggung jawab terhadap apa yang telah diyakininya Seseorang yang telah mengambil sikap tsrtentu berdasarkan keyakinanny4 dia harus berani
mengambil resiko bila ada orang lain yang mencemoohkan atau adanya resiko lain. Hal ini berbanding terbalik dengan penelitian
yang dilakukan oleh Ahmad,. dkk (2012) yang menyatakan bahwa adahubungan bermakna antara sikap dengan kejadian malaria. Berdasarkan hal tersebut, upayayang dapat dilakukan untuk meningkatkan sikap masyarakat yaitu memberikan kepercayaan atau keyakinan, ide
dan konsep terhadap masyarakat tentang
Sikap responden dengan kategori kurang ini juga dikarenakan pada saat progmm pembagian kelambu berinsektisida, petugas kesehatan tidak melakukan penyuluhan tentang kelambu
pemakaian kelambu berinsektisida sehingga masyarakat cenderung ancang-ancang untuk
berinsektisida. Sehingga sikap responden terhadap
bertindak atau berperilaku terbuka.
kelambu berinsektisida dikategorikan kurang, karena responden tidak bisa merespon secara
positif terhadap kelambu berinsektisida tersebut. Dalam pendistribusian kelambu berinsektisida tersebut, petugas kesehatan memberikan kepada RT/RW setempat untuk kemudian dibagikan kepada masyarakat.
pencegahan penyakit malaria terutama dalam
Hubungan Perilaku Pemakaian Kelambu Berinsektisida dengan Kejadian Malaria Berdasadcan hasil penelitian bahwa perilaku responden tentang kelambu berinsektisida tidak
mempenganrhi kejadian malaria. Artinya ada
Menurut Notoatmodjo (2003) sikap
penurunan kejadian malaria, tetapi perilaku
seseorang secara langsung dapat membentuk persepsi dan perilaku. Hal ini berarti sikap secara lang sung dap at m empengaruhi perilaku seseorang
responden dikaegorikan kurang. Ini dikarenakan responden memiliki tingkat pengetahuan dan sikap
dalam hal ini perilaku masyarakat
dalam
pencegahan penyakit m alaria.
Menurut Newcoumb dalam Notoatmodjo (2007), sikap merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tet4i suafir pendukung dari tindakan atau perilaku.
yang kurang. Berdasarkan distribusi jawaban responden, bahwa perilaku responden tentang pencucian kelambu menunjukkan masih banyak responden yang mencuci kelambu I bulan sekali (70,6%).
Hal ini dapat mengakibatkan insektisida yang terd,apat dalam kelambu berinsektisida
50 Sanitorian,
Volume 6 ilomor I,
April
2014, hlm.47-50
menyebabkan penurunan efektifitas dalam membunuh nyamuk. Tidak adanya penyuluhan tentang kelambu berinsektisida mengakibatkan perilaku responden tentang pemakaian kelambu berinsektisida dikategorikan kurang. Perilaku yatg dikategorikan kurang ini juga dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan dan sikap responden yang kurang. Pengetahuan dan sikap masyarakat tentang
kelambu berinsektisida berpengaruh terhadap partisipasi masyarakat dalam program pencegahan penyakit mal aria, terutam a berpengaruh terhadap
perilaku pemakaian kelambu berinsektisida.
Berhasilnya suatu penyuluhan yang diadakan
dalam pelaksanaan program pencegahan malaria
terkait dengan ketersediaan tenaga kesehatan dan fasilitas yang digunakan, materi yang diberikan juga disesuaikan dengan kebudayaan setempat. Selain itu dukungan dari tokoh-tokoh masyarakat dalam pendampingan penyuluhan pada saat di lapangan sangat diperlukan.
Berdasarkan hal tersebut, tpaya yang dapat dilakukan untuk meningkalkan penlaku yang baik yaitr dengan meningkatkan pengetahuan dan sikap terlebih dahulu dengan carapenyuluhan yang dilakukan petugas kesehatan tentang perilaku pencegahan penyakit (kelam bu berinsektisida) terutam a tentang pencucian
Responden Keberhasilan pengembangan partisipasi masyarakat dalam program pencegahan penyakit
kelambu sehingga masyarakat dapat merespon
malaria terkait dengan ketersediaan tenaga kesehatan dan fasilitas yang digunakan dalam
mengqlikasikannya.
terhadap penyuluhan tersebut dan dapat
program pencegahan malaria, khususnya dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan.
Berkaitan dengan pencegahan malaria, peran individu sebagai anggota masyarakat sangat ditentukan o leh kesad aran m asing-m as ing, namun kesadaran itu bisa didorong oleh rangsangan dari luar dirinya antara lain dengan penyuluhan, karena kadangkala mereka tidak berbuat apa-apa krena memang tidak tahu, sehingga perlu peningkatan pengetahuan melalui penyuluhan khusus tentang malaria supaya masyarakat yang dimulai dari individu bisa ikut berperan serta dalam upaya penanggulangan malaria.
Salah satu upaya pencegahan malaria
adalah melalui peningkatan pengetahuan masyarakat melalui kegiatan peryuluhan. Ceramah
dengan cara bertatap muka kepada penduduk merupakan penyuluhan yang tepat guna untuk daerah endemis malaria seperti di wilayah kerja Puskesmas Sungai Durian Kabupaten Sintang. Penluluhan yang dilakukan dengan tahap muka, diskusi dengan alat bantu media tentang malaria dapat dilakukan secara mudah dan praktis, dibardingkan dengar menggunakar fihn atau video, serta dapat dilakukan sectra interpersonal maupun kelompok.
KESIMPULAN Tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan kejadian malaria, tidak ada hubungan antara sikap dengan kejadian malaria" tidak ada hubungan antara perilaku pemakaian kelambu berinsektisida dengan kejadian malaria.
Disarankan bagi masyarakat, agar tetap memakai kelambu berinsektisida secara rutin untuk
mencegah terjadinya kejadian malaria dan meningkatkan pengetahuarq sikap dan perilaku tentang kelambu berinsektisida terutama cara pencucianny a
dengan cara membaca aturan pakai yang terdapat as an kelambu berinsektisida yang dibagikan oleh petugas puskesmas. pada kem
Bagi petugas kesehatan, untuk melakukan penyuluhan tentang kelambu berinsektisida kepada m asyarakat dalam upaya meningkatkan pengetahuan bahwa mencuci kelambu berinsektisida berbeda
dengan kelambu biasa, sikap tentang pencucian kelambu berinsektisida setidaknya dicuci setiap 4 bulan
sekali, dan perilaku responden tentang pencucian kelam bu menunj ukkan m asih bany ak responden yang
mencuci kelambu I bulan sekali serta pada saat menjemur kelmbu tidak boleh kontak langsung dengan sinar matahari.
DAFTAR PUSTAKA Dinas Kesehatan Sintang, 2012. Proftl Dinas Kesehatan, Sintang.
Notoatmodj o, 2003. Pendidikan dan Periloku Kesehatan. Rineka Cipta. Jaharta.
Notoatmodj o, 2007.
P romosi
Kesehatan dan llmu
Perilaku. Rineka Cipta. Jakarta