Strategi Volume 4, No. 6, April 2014
ISSN : 2089-6948
PENGARUH KEPEMIMPINAN, KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA DINAS PENERANGAN JALAN, PERTAMANAN DAN PEMAKAMAN KOTA PALEMBANG Kamsrin Sa’i *), Rizal Ilhamdi**) Dosen MM UTP*) dan Dinas Penerangan Jalan **)Program Pascasarjana Program Studi Magister Manajemen Universitas Tridinanti Palembang Jl. Kapten Marzuki No.2446 Kamboja Palembang Telp. 0711-372164-360717, Fax. 0711-360725 Wab site : www/mm-utp.com ; E-mail :
[email protected]
ABSTRACT From the results of this study are significant effects Leadership, Interpersonal Communication and Discipline to Performance Information Office Work Street, Landscape and Cemetery Palembang. With the regression model Ŷ = 3,957 + 0,514 X1 + 0,316 X2 + 0,250 X3 + e. The three independent variables goes along with the dependent variable means higher Leadership, Interpersonal Communication and the higher the Discipline Work Performance Street Lights Office, Landscape and Cemetery Palembang. There is a significant influence Leadership to Performance Street Lights Office, Landscape and Cemetery Palembang. The correlation (R) variable to Performance Leadership at 0.470. value of the coefficient of determination R Square of 0.221 or 22.1%. There is a significant influence on Interpersonal Communication Performance Street Lights Office, Landscape and Cemetery Palembang. The correlation (R) variable Interpersonal Communication on Performance of 0.391. value of the coefficient of determination R Square of 0.153 or 15.3%. There is a significant influence Discipline to Performance Information Office Work Street, Landscape and Cemetery Palembang. correlation (R) variable Work Discipline to Performance by 0.347. value of the coefficient of determination R Square of 0.120 or 12%. Kata Kunci : Pengaruh Kepemimpinan dan Komunikasi, Disiplin Kerja
PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Pada berbagai bidang khususnya kehidupan berorganisasi, faktor manusia merupakan masalah utama disetiap kegiatan yang ada didalamnya. Organisasi merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar dengan sebuah batasan yang reaktif dapat diidentifikasikan, bekerja secara terus menerus untuk mencapai tujuan (Robbins, 2006 : 42). Semua tindakan yang diambil dalam setiap kegiatan diprakarsai dan ditentukan oleh pegawai. Adanya faktor sumber daya manusia yang potensial baik pemimpin maupun pegawai pada pola tugas dan pengawasan yang merupakan penentu tercapainya tujuan organisasi. Sumber daya manusia merupakan tokoh sentral dalam organisasi maupun perusahaan. Agar aktivitas manajemen berjalan dengan baik, organisaasi harus memiliki pegawai yang berpengetahuan dan berketrampilan tinggi serta usaha untuk mengelola organisasi seoptimal mungkin sehingga kinerja pegawai meningkat. Menurut Budi Setiyawan dan Waridin (2006 : 12 ) kinerja pegawai merupakan hasil atau prestasi kerja pegawai yang dinilai dari segi kualitas maupun kuantitas berdasarkan standar kerja yang ditentukan oleh pihak organisasi. Kinerja yang baik adalah kinerja yang optimal, yaitu kinerja yang sesuai standar organisasi dan mendukung tercapainya tujuan organisasi. Organisasi yang baik
497
adalah organisasi yang berusaha meningkatkan kemampuan sumber daya manusianya, karena hal tersebut merupakan faktor kunci untuk meningkatkan kinerja pegawai. Terdapat faktor negatif yang dapat menurunkan kinerja pegawai, diantaranya adalah menurunnya keinginan pegawai untuk mencapai kinerja, kurangnya ketepatan waktu dalam penyelesaian pekerjaan sehingga kurang menaati peraturan, pengaruh yang berasal dari lingkungannya, teman sekerja yang juga menurun semangatnya dan tidak adanya contoh yang harus dijadikan acuan dalam pencapaian kinerja yang baik. Semua itu merupakan sebab menurunnya kinerja pegawai dalam bekerja. Faktor-faktor yang dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja diantaranya adalah Kepemimpinan, komunikasi interpersonal dan disiplin kerja. Kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain (Suranta, 2002). Gaya kepemimpinan cocok apabila tujuan organiasi atau instansi pemerintahan telah dikomunikasikan dan bawahan telah menerimanya. Seorang pemimpin harus menerapkan kepemimpinannya untuk mengelola bawahannya, karena seorang pemimpin akan sangat mempengaruhi keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya (Waridin dan Bambang Guritno,
Strategi Volume 4, No. 6, April 2014
ISSN : 2089-6948
2005). Organisasi atau instansi pemerintahan menggunakan penghargaan atau hadiah dan ketertiban sebagai alat untuk memotivasi karyawan. Pemimpin mendengar ide-ide dari para bawahan sebelum mengambil keputusan. Kepemimpinan yang tepat akan menimbulkan motivasi seseorang pegawai untuk berprestasi. Sukses tidaknya pegawai dalam prestasi kerja dapat dipengaruhi oleh kepemimpinan atasannya. Komunikasi adalah penyampaian (transfer) informasi dan pengertian dari satu orang kepada orang lain. Komunikasi merupakan cara menyampaikan gagasan, fakta, pikiran, perasaan dan nilai kepada orang lain (Soelaiman Sukmalana, 2007 : 225). Komunikasi yang lancar adalah komunikasi terbuka dimana informasi mengalir secara bebas dari atas ke bawah atau sebaliknya. Dalam seluruh organisasi, umpan balik dapat diutarakan dalam suasana saling percaya, orang saling tertarik, saling memperhatikan dan saling menghormati. Untuk meningkatkan kinerja atasan perlu senantiasa menciptakan kondisi yang memungkinkan terjalinnya Komunikasi Interpersonal yang efektif antara atasan dengan bawahan dan antara pegawai itu sendiri serta dengan yang lainnya. Dengan terjalinnya komunikasi Interpersonal yang baik, suasana kerja dapat berlangsung secara nyaman, pendelegasian tugas dapat berlangsung secara jelas, hubungan antar individu dapat terjalin dengan baik sehingga diharapkan dapat memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan kinerja pegawai di kantor tersebut. Konsep disiplin merupakan sikap ketaatan terhadap suatu aturan atau ketentuan yang berlaku dalam organisasi yaitu menggabungkan diri dalam organisasi itu atas dasarnya adanya kesadaran dan keinsyafan, bukan karena unsur paksaan (Wursono, 2005 : 32). Sementara itu pendapat lain mengatakan bahwa suatu kedisiplinan penting bagi suatu organisasi sebab adanya kedisiplinan akan dapat ditaati oleh sebagian besar para karyawan akan dilakukan secara efektif. Bilamana kedisiplinan tidak dapat ditegakan maka kemungkinan tujuan yang telah ditetapkan tidak dapat dicapai secara efektif dan efisien (Nitisemito, 2002). Jadi dapat ditekankan pada unsur kesadaran dan penyesuaian diri secara sukarela bukan atas dasar paksaan. Disiplin itu sendiri diartikan sebagai keadilan seseorang yang timbul dengan kesadaran sendiri untuk mengikuti peraturan-peraturan yang berlaku dalam organisasi. Dari pendapat dan uraian-uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa apabila
498
suatu organisasi ingin mengusahakan agar kinerja pegawai meningkat maka salah satu usaha yang harus dilakukan adalah menegakkan disiplin kerja. Dalam menegakkan disiplin unsur pemimpin diharapkan dapat selalu menciptakan, menegakkan dan memelihara kedisiplinan yang baik dari para anggota sehingga produktivitas yang diinginkan dapat terwujud. Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara, 2001 : 67). Selain itu kinerja juga dapat diartikan sebagai suatu hasil dan usaha seseorang yang dicapai dengan adanya kemampuan dan perbuatan dalam situasi tertentu. Pengukuran kinerja adalah suatu proses mengkuantifikasikan secara akurat dan valid tingkat efisiensi dan efektifitas suatu kegiatan yang telah terealisasi dan membandingkannya dengan tingkat prestasi yang direncanakan (Susilo, 2002 : 28). Dengan berbagai regulasi yang terus berubah seiring dengan perubahan dinamika pegawai Dinas Penerangan Jalan, Pertamanan dan Pemakaman Kota Palembang yang selalu menuntut pelayanan yang prima, maka setiap pegawai pada Dinas Penerangan Jalan, Pertamanan dan Pemakaman Kota Palembang dituntut untuk memiliki kepemimpinan, komunikasi interpersonal dan disiplin kerja dan yang baik teraktualisasi melalui optimalisasi kinerja sesuai dengan bidang tugas dan tanggung jawab masing-masing. Dengan berbagai dinamika yang terjadi, secara kontekstual harapan sebagaimana dijelaskan diatas belum sepenuhnya terwujud sehingga optimalisasi kinerja pegawai di Dinas Penerangan Jalan, Pertamanan dan Pemakaman Kota Palembang masih belum menunjukan hasil yang hasil yang optimal. Apabila dikaji lebih mendalam kondisi yang demikian disebabkan oleh kepemimpinan, komunikasi interpersonal dan disiplin kerja yang masih rendah sehingga berdampak pada rendahnya kinerja. Belum optimalnya kinerja pegawai di Dinas Penerangan Jalan, Pertamanan dan Pemakaman Kota Palembang dapat dilihat dari kepemimpinan yang belum mendukung terciptanya iklim kerja yang baik, komunikasi interpersonal antara atasan dan bawahan belum terjalin dengan harmonis dan optimal, kurangnya ketaatan para pegawai terhadap peraturan organisasi dan rasa
Strategi Volume 4, No. 6, April 2014
ISSN : 2089-6948
tanggung jawab terhadap organisasi masih rendah. Keseluruhan faktor tersebut, semakin menampakan dimensinya secara luas apabila pimpinan setiap satuan kerja tidak memberikan reward dan punishment sesuai dengan regulasi yang telah ditetapkan sehingga semakin memberikan peluang pada setiap pegawai untuk mengabaikan tugas dan tanggung jawabnya. Dari aspek manajemen, kondisi yang demikian akan menyebabkan tujuan organisasi menjadi kabur, disebabkan oleh rendahnya kinerja setiap karyawan, padahal secara konseptual, keberhasilan setiap organisasi dalam upaya mencapai tujuannya termasuk organisasi pemerintahan sangat ditentukan oleh dukungan yang optimal setiap anggota atau pegawai organisasi tersebut. Dari penjelasan diatas, maka untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan, komunikasi interpersonal dan disiplin kerja terhadap kinerja dapat dilakukan melalui penelitian dengan judul “Pengaruh Kepemimpinan, Komunikasi Interpersonal dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja Dinas Penerangan Jalan, Pertamanan dan Pemakaman Kota Palembang” a. Perumusan Masalah Adapun masalah yang akan diselesaikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah Kepemimpinan, Komunikasi Interpersonal dan Disiplin Kerja secara bersama-sama berpengaruh terhadap Kinerja Dinas Penerangan Jalan, Pertamanan dan Pemakaman Kota Palembang? 2. Apakah Kepemimpinan berpengaruh terhadap Kinerja Dinas Penerangan Jalan, Pertamanan dan Pemakaman Kota Palembang? 3. Apakah Komunikasi Interpersonal berpengaruh terhadap Kinerja Dinas Penerangan Jalan, Pertamanan dan Pemakaman Kota Palembang? 4. Apakah Disiplin Kerja berpengaruh terhadap Kinerja Dinas Penerangan Jalan, Pertamanan dan Pemakaman Kota Palembang? b. Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka berpikir hipotesis penelitian yang akan diajukan dalam penelitian ini adalah : 1. Diduga kepemimpinan, komunikasi interpersonal dan disiplin kerja secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja Dinas Penerangan Jalan, Pertamanan dan Pemakaman Kota Palembang. 2. Diduga kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja Dinas Penerangan Jalan, Pertamanan dan Pemakaman Kota Palembang.
499
3.
4.
Diduga komunikasi interpersonal berpengaruh terhadap kinerja Dinas Penerangan Jalan, Pertamanan dan Pemakaman Kota Palembang. Diduga disiplin kerja berpengaruh terhadap kinerja Dinas Penerangan Jalan, Pertamanan dan Pemakaman Kota Palembang?.
METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Dinas Penerangan Jalan, Pertamanan dan Pemakaman Kota Palembang. Dalam penelitian ini dilaksanakan selama 3 (bulan) bulan dari bulan Oktober 2012 sampai Desember 2013. B. Teknik Analisis Data Data yang telah terkumpul dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan teknik : 1. Uji Instrumen meliputi : a) Uji Validitas b) Uji Reliabilitas 2. Analisis Deskriptif a) Statistik Deskriptif b) Analisis Butir Instrumen 3. Analisis Persyaratan a) Uji Normalitas b) Uji Homogenitas c) Uji Linearitas 4. Uji Asumsi Klasik a) Uji Multikolinearitas b) Uji Autokorelasi c) Uji Heteroskedastisitas 5. Analisis Inferensial Analisis Regresi, Korelasi dan Determinasi 6. Uji Hipotesis Statistik
HASIL PENELITIAN DAN INTERPRETASI A. Uji Instrumen 1. Uji Validitas a. Uji Validitas Variabel Kinerja (Y) Dari hasil uji coba 20 pertanyaan yang diajukan kepada 20 orang responden ternyata variabel kinerja, ada item (pertanyaan) yang tidak valid yaitu pertanyaan nomor 10 dan 11. Item tersebut tidak digunakan di dalam data penelitian
Strategi Volume 4, No. 6, April 2014
ISSN : 2089-6948
b. Uji Validitas Variabel Kepemimpinan (X1) Dari hasil uji coba 18 pertanyaan yang diajukan kepada 20 orang responden ternyata variabel Kepemimpinan, ada item (pertanyaan) yang tidak valid yaitu pertanyaan 14 dan 17. Item tersebut tidak digunakan di dalam data penelitian.
tersebut berturut-turut dari nikai skor terendah, nilai skor tertinggi, nilai rata-rata, simpangan baku, median dan modusnya pada tabel dibawah ini : Tabel 2. Data Deskriptif Variabel Penelitian Statistics
c.
Uji Validitas Variabel Komunikasi Interpersonal (X2) Dari hasil uji coba 16 pertanyaan yang diajukan kepada 20 orang responden ternyata variabel Komunikasi Interpersonal, tidak ada item (pertanyaan) yang tidak valid yaitu pertanyaan 14 dan 17. Item tersebut tidak digunakan di dalam data penelitian. d. Uji Validitas Variabel Disiplin Kerja (X3) Dari hasil uji coba 18 pertanyaan yang diajukan kepada 20 orang responden ternyata variabel Disiplin Kerja, ada item (pertanyaan) yang tidak valid yaitu pertanyaan 8 dan 14. Item tersebut tidak digunakan di dalam data penelitian. 2.
Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dilakukan setelah item butirbutir kuesioner dinyatakan valid. Setelah dinyatakan valid dilakukan uji reliabilitas. Reliabilitas artinya item kuesioner mempunyai nilai yang benar-benar mengukur secara andal. Pengujian reliabilitas menggunakan Metode Alph Cronbach. Nilai alpha cronbach yang lebih besar dari 0,6 maka dapat dinyatakan reliabel. Perhitungan data yang didapat bahwa ketiga variabel dalam penelitian yaitu X1, X2, X3 dan Y ketiga-tiganya menunjukkan instrument reliabel.
Kinerja (Y) Kepemimpinan (X1) Komunikasi Interpersonal (X2) Disiplin Kerja (X3)
Nilai Alpha Cronbach 0,969 0,967 0,959 0,963
Valid Missing
Mean Std. Error of Mean Median Mode Std. Dev iation Variance Skewness Std. Error of Skewness Kurtosis Std. Error of Kurtosis Range Minimum Maximum Sum
Kepemim pinan 40 0 63,48 1,030 63,50 63 6,516 42,461 -,174 ,374 -,332 ,733 28 48 76 2539
Komunikasi Interpersonal 40 0 62,38 1,008 63,00 63 6,376 40,651 -,491 ,374 -,692 ,733 24 49 73 2495
Disiplin Kerja 40 0 62,90 1,294 63,00 55a 8,183 66,964 -,583 ,374 ,320 ,733 35 39 74 2516
Kinerja 40 0 72,00 1,084 71,50 71a 6,854 46,974 ,133 ,374 -,633 ,733 28 58 86 2880
a. Multiple modes exist. The smallest v alue is shown
a.
Variabel Kinerja (Y) Untuk mengetahui diskripsi data dari variabel Kinerja (Y), sesuai data pada tabel diatas, seluruh data lengkap, tidak ada yang cacat, ditandai tidak adanya data missing. Variabel Kinerja dengan 40 responden memiliki nilai rata-rata 72,00, median 71,50, mode 71, standar deviasi 6,854, nilai minimum 58, nilai maksimum 86 dan total 2880. b. Variabel Kepemimpinan (X1) Variabel Kepemimpinan dengan 40 responden memiliki nilai rata-rata 63,48, median 63,50, mode 63, standar deviasi 6,516, nilai minimum 48, nilai maksimum 76 dan total 2539. c.
Tabel 1. Uji Reliabilitas Variabel
N
N of Items
Keterangan
18 16 16 16
Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel
B. Analisis Deskriptif 1. Analisis Statistik Deskriptif Penelitian ini ada tiga variabel bebas yaitu variabel Kepemimpinan (X1), Komunikasi Interpersonal (X2) dan Disiplin Kerja (X3) sedangkan untuk variabel terikat atau tak bebas yaitu Kinerja (Y). Masing-masing variabel diukur dengan memberikan pertanyaan kepada 40 responden, beberapa item pertanyaan sebagai indikator terhadap variabel-variabel tersebut. Secara terperinci deskripsi variabel-variabel
500
Variabel Komunikasi Interpersonal (X2) Variabel Komunikasi Interpersonal dengan 40 responden memiliki nilai rata-rata 62,38, median 63,00, mode 63, standar deviasi 6,376, nilai minimum 49, nilai maksimum 73 dan total 2495. d. Variabel Disiplin Kerja (X3) Variabel Disiplin Kerja dengan 40 responden memiliki nilai rata-rata 62,90, median 63,00, mode 55, standar deviasi 8,183, nilai minimum 39, nilai maksimum 74 dan total 2516. 2. a.
Analisis Butir Instrumen Variabel Kinerja (Y) Berdasarkan statistik diskriptif tersebut menunjukkan bahwa indikator-indikator Kinerja sudah cukup optimal, karena berada pada
Strategi Volume 4, No. 6, April 2014
ISSN : 2089-6948
interval nilai 3,00-4,00 yaitu 2,9,12,13,15,16,18 telah berkategori baik, sedangkan pada pertanyaan lainnya telah berkategori sangat baik dengan interval nilai 4,00-5,00. b. Variabel Kepemimpinan (X1) Berdasarkan statistik diskriptif tersebut menunjukkan bahwa indikator-indikator Kepemimpinan sudah cukup optimal, karena berada pada interval nilai 3,00-4,00 yaitu 2,5,6,8,9,11,12,16 telah berkategori baik, sedangkan pada pertanyaan lainnya telah berkategori sangat baik dengan interval nilai 4,005,00. c.
Variabel Komunikasi Interpersonal (X2) Berdasarkan statistik diskriptif tersebut menunjukkan bahwa indikator-indikator Komunikasi Interpersonal sudah cukup optimal, karena berada pada interval nilai 3,00-4,00 yaitu 1,2,3,4,5,6,9,11,12,13,16 telah berkategori baik, sedangkan pada pertanyaan lainnya telah berkategori sangat baik dengan interval nilai 4,005,00.
b. Uji Homogenitas Tabel 4. Hasil Pengujian Homogenitas Kepemimpi nan
Komunikasi Interpersona l
Disiplin Kerja
Kinerja
15,200
17,600
11,300
12,500
22 ,854
17 ,414
18 ,881
20 ,898
ChiSquare(a,b,c,d) df Asymp. Sig.
Dari nilai Chi Square masing-masing variabel Kinerja sebesar 0,898, Kepemimpinan sebesar 0,854, Komunikasi Interpersonal sebesar 0,414 dan Disiplin Kerja sebesar 0,818. Kesemua nilai Chi Square masing-masing variabel lebih besar dari α sebesar 5% maka dapat disimpulkan bahwa data populasi memiliki varians homogen. c. a.
Uji Linearitas Uji Linearitas antara Variabel Kepemimpinan (X1) dengan Kinerja (Y) Tabel 5. Hasil Uji Linear Variabel Kepemimpinan (X1) dengan Kinerja (Y) ANOVA
d. Variabel Disiplin Kerja (X3)
Kinerja
Berdasarkan statistik diskriptif tersebut menunjukkan bahwa indikator-indikator Disiplin Kerja sudah cukup optimal, karena berada pada interval nilai 3,00-4,00 yaitu 2,3,4,5,9,10,13,14,15 telah berkategori baik, sedangkan pada pertanyaan lainnya telah berkategori sangat baik dengan interval nilai 4,00-5,00.
Between Groups
C. Analisis Persyaratan a. Uji Normalitas Tabel. 3 Hasil Pengujian Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N Normal Parameters a,b Most Extreme Dif f erences
Mean St d. Dev iation Absolute Positiv e Negativ e
Kolmogorov -Smirnov Z Asy mp. Sig. (2-tailed)
Kepemim pinan 40 63,48 6,516 ,096 ,053 -,096 ,607 ,855
Komunikasi Interpersonal 40 62,38 6,376 ,164 ,104 -,164 1,038 ,232
Disiplin Kerja 40 62,90 8,183 ,132 ,087 -,132 ,836 ,487
Kinerja 40 72,00 6,854 ,105 ,081 -,105 ,667 ,766
a. Test distribution is Normal. b. Calculated f rom data.
Dari hasil uji normalitas maka didapat suatu kesimpulan bahwa Asymp. Sig. (2-tailed) merupakan nilai p variabel Kinerja sebesar 0,766, Kepemimpinan sebesar 0,855, Komunikasi Interpersonal sebesar 0,232 dan Disiplin Kerja sebesar 0,487 dengan probabilitas diatas 0,05, maka fungsi distribusi populasi yang diwakili sampel distribusi data normal.
(Combined) Linear Term
Weighted Dev iation
Within Groups Total
Sum of Squares 1156,533 404,066
df 22 1
Mean Square 52,570 404,066
F 1,323 10,169
Sig. ,281 ,005
752,467
21
35,832
,902
,594
675,467 1832,000
17 39
39,733
Uji linearitas variabel bebas dengan variabel terikat dilakukan menggunakan One Way Anova program SPSS dengan taraf signifikan 5% (α=0,05). Berdasarkan perhitungan uji linearitas dengan Anova didapatkan nilai sig pada baris Deviation sebesar 0,594 nilai yang diperoleh > α 5% maka H0 diterima berarti variabel Kepemimpinan (X1) dengan Kinerja (Y) mempunyai hubungan yang linear. b. Uji Linearitas antara Variabel Komunikasi Interpersonal (X2) dengan Kinerja (Y) Tabel 6. Hasil Uji Linear Variabel Komunikasi Interpersonal (X2) dengan Kinerja (Y) ANOVA Kinerja
Between Groups
Within Groups Total
(Combined) Linear Term
Weighted Dev iation
Sum of Squares 986,167 280,621
df 17 1
Mean Square 58,010 280,621
F 1,509 7,299
Sig. ,180 ,013
705,546
16
44,097
1,147
,376
845,833 1832,000
22 39
38,447
Uji linearitas variabel bebas dengan variabel terikat dilakukan menggunakan One Way Anova program SPSS dengan taraf signifikan 5%
501
Strategi Volume 4, No. 6, April 2014
ISSN : 2089-6948
(α=0,05). Berdasarkan perhitungan uji linearitas dengan Anova didapatkan nilai sig pada baris Deviation sebesar 0,376 nilai yang diperoleh > α 5% maka H0 diterima berarti variabel Komunikasi Interpersonal (X2) dengan Kinerja (Y) mempunyai hubungan yang linear. c.
Uji Linearitas antara Variabel Disiplin Kerja (X3) dengan Kinerja (Y)
ANOVA Kinerja
Within Groups Total
(Combined) Linear Term
Weighted Dev iation
Sum of Squares 676,250 220,005
df 18 1
Mean Square 37,569 220,005
F ,683 3,997
Sig. ,791 ,059
456,245
17
26,838
,488
,931
1155,750 1832,000
21 39
55,036
Uji linearitas variabel bebas dengan variabel terikat dilakukan menggunakan One Way Anova program SPSS dengan taraf signifikan 5% (α=0,05). Berdasarkan perhitungan uji linearitas dengan Anova didapatkan nilai sig pada baris Deviation sebesar 0,931 nilai yang diperoleh > α 5% maka H 0 diterima berarti variabel Disiplin Kerja (X3) dengan Kinerja (Y) mempunyai hubungan yang linear. D. Analisis Regresi Linier Berganda a. Uji Asumsi Klasik 1) Uji Multikolinearitas Tabel 8.
Hasil Uji Multikolinearitas VariabelVariabel Bebas Coeffi cientsa
Model 1
Kepemimpinan Komunikasi Interpersonal Disiplin Kerja
Model Summaryb Model 1
R ,669a
R Square ,448
Adjusted R Square ,402
St d. Error of the Estimate 5,301
DurbinWat son 1,163
a. Predictors: (Constant), Disiplin Kerja, Kepemimpinan, Komunikasi Interpersonal b. Dependent Variable: Kinerja
Dari tabel Model Summary diatas diperoleh nilai Durbin Watson sebesar 1,163 karena nilai Durbin Watson masih mendekati nilai 2 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi.
Tabel 7. Hasil Uji Linear Variabel Disiplin Kerja (X3) dengan Kinerja (Y)
Between Groups
2) Uji Autokorelasi Tabel 9. Hasil Uji Autokorelasi
Collinearity Statistics Tolerance VI F ,992 1,008 ,909 1,100 ,904 1,106
3). Uji Heteroskedastisitas Tabel 10. Hasil Uji Heteroskedastisitas Correlations
Spearman's rho Kepemimpinan
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Komunikasi Interpersonal Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Disiplin Kerja Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N absx1 Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N absx2 Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N absx3 Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
Kepemim Komunikasi pinan Interpersonal Disiplin Kerja absx1 1,000 ,093 -,083 -,028 . ,569 ,611 ,865 40 40 40 40 ,093 1,000 ,300 -,289 ,569 . ,060 ,070 40 40 40 40 -,083 ,300 1,000 -,085 ,611 ,060 . ,603 40 40 40 40 -,028 -,289 -,085 1,000 ,865 ,070 ,603 . 40 40 40 40 ,295 -,128 -,460** ,219 ,064 ,430 ,003 ,175 40 40 40 40 -,110 ,261 ,058 -,145 ,501 ,104 ,723 ,372 40 40 40 40
absx2 absx3 ,295 -,110 ,064 ,501 40 40 -,128 ,261 ,430 ,104 40 40 -,460** ,058 ,003 ,723 40 40 ,219 -,145 ,175 ,372 40 40 1,000 -,183 . ,258 40 40 -,183 1,000 ,258 . 40 40
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
a. Dependent Variable: Kinerja
Pada tabel di atas, diketahui bahwa nilai VIF dari masing-masing variabel independen lebih kecil dari pada 5, yaitu nilai VIF Variabel Kepemimpinan sebesar 1,008, nilai VIF Variabel Komunikasi Interpersonal sebesar 1,100 dan nilai VIF Variabel Disiplin Kerja sebesar 1,106. Sedangkan pada bagian Coefficient Correlations, dapat dilihat bahwa nilai korelasi di antara variabel independen dapat dikatakan mempunyai korelasi yang lemah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa di antara variabel independen tersebut tidak ada korelasi atau tidak terjadi Multikolinearitas pada model regresi linier.
502
Dari tabel hasil perhitungan korelasi Spearman diatas diperoleh nilai korelasi antara variabel bebas dengan nilai residu absolutnya masing-masing sebesar -0,028 dengan nilai sig sebesar 0,865 untuk korelasi variabel Kepemimpinan (X1) dengan absx1 (Residual X1), sebesar -0,128 dengan nilai sig sebesar 0,430 untuk korelasi variabel Komunikasi Interpersonal (X2) dengan absx2 (Residual X2), sebesar 0,058 dengan nilai sig sebesar 0,723 untuk korelasi variabel Disiplin Kerja (X3) dengan absx3 (X3). Kesemua nilai peluang kesalahan dengan tingkat signifikan > 0,05 maka diinterpretasikan tidak terjadi Heteroskedastisitas.
Strategi Volume 4, No. 6, April 2014
ISSN : 2089-6948
b. Pengaruh Kepemimpinan, Komunikasi Interpersonal dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja
Tabel 11. Hasil Regresi Kepemimpinan, Komunikasi Interpersonal dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja Coefficientsa
Model 1
(Constant) Kepemimpinan Komunikasi Interpersonal Disiplin Kerja
Unstandardized Coeff icients B Std. Error 3,957 12,673 ,514 ,131 ,316 ,140 ,250 ,109
Standardized Coeff icients Beta ,489 ,294 ,298
t ,312 3,928 2,265 2,289
Sig. ,757 ,000 ,030 ,028
a. Dependent Variable: Kinerja
Dari tabel diatas ditemukan persamaan regresi berganda yaitu : Ŷ = 3,957 + 0,514 X1 + 0,316 X2 + 0,250 X3 + e Konstanta sebesar 3,957 menyatakan bahwa jika tidak ada peningkatan variabel Kepemimpinan, Komunikasi Interpersonal dan Disiplin Kerja maka Kinerja tetap sebesar 3,957 unit skor, sedangkan dengan melihat besarnya koefisien regresi bahwa variabel Kepemimpinan sebesar 0,514 Komunikasi Interpersonal sebesar 0,316 dan Disiplin Kerja sebesar 0,250 artinya kecenderungan proyeksi perubahan antara variabel Kepemimpinan, Komunikasi Interpersonal dan Disiplin Kerja dengan variabel Kinerja menunjukkan bahwa setiap perubahan atau peningkatan variabel Kepemimpinan, Komunikasi Interpersonal dan Disiplin Kerja sebesar 100% maka mengakibatkan peningkatan pula pada variabel Kinerja sebesar 51,4%, 31,6% dan 25%. Sedangkan jika dilihat dari uji F terhadap variabel Kepemimpinan, Komunikasi Interpersonal dan Disiplin Kerja sebesar 9,734 secara simultan mempengaruhi Kinerja dengan tingkat signifikan yang lebih kecil dari α yaitu 0,000 < 0,05. Tabel 12. Hasil Uji F Kepemimpinan, Komunikasi Interpersonal dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja ANOVAb Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 820,475 1011,525 1832,000
df 3 36 39
Mean Square 273,492 28,098
F 9,734
Sig. ,000a
bersikap positif (searah). Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh tersebut dapat dilihat dari nilai koefisien determinasinya R Square sebesar 0,448 atau 44,8% variabel Kinerja dapat dijelaskan atau terdapat pengaruh dengan variabel Kepemimpinan, Komunikasi Interpersonal dan Disiplin Kerja sedangkan sisanya berpengaruh dengan faktor lain yang tidak diteliti. Berdasarkan tabel Model Summary di atas menunjukkan besarnya korelasi (R) variabel Kepemimpinan terhadap Kinerja sebesar 0,470 artinya menunjukkan korelasi yang sedang dan bersikap positif (searah). Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh tersebut dapat dilihat dari nilai koefisien determinasinya R Square sebesar 0,221 atau 22,1% variabel Kinerja dapat dijelaskan atau terdapat pengaruh dengan variabel Kepemimpinan sedangkan sisanya berpengaruh dengan faktor lain yang tidak diteliti. Berdasarkan tabel Model Summary di atas menunjukkan besarnya korelasi (R) variabel Komunikasi Interpersonal terhadap Kinerja sebesar 0,391 artinya menunjukkan korelasi yang rendah dan bersikap positif (searah). Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh tersebut dapat dilihat dari nilai koefisien determinasinya R Square sebesar 0,153 atau 15,3% variabel Kinerja dapat dijelaskan atau terdapat pengaruh dengan variabel Komunikasi Interpersonal sedangkan sisanya berpengaruh dengan faktor lain yang tidak diteliti. Berdasarkan tabel Model Summary di atas menunjukkan besarnya korelasi (R) variabel Disiplin Kerja terhadap Kinerja sebesar 0,347 artinya menunjukkan korelasi yang rendah dan bersikap positif (searah). Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh tersebut dapat dilihat dari nilai koefisien determinasinya R Square sebesar 0,120 atau 12,0% variabel Kinerja dapat dijelaskan atau terdapat pengaruh dengan variabel Disiplin Kerja sedangkan sisanya berpengaruh dengan faktor lain yang tidak diteliti. E.
a. Predictors: (Const ant), Disiplin Kerja, Kepemimpinan, Komunikasi Interpersonal b. Dependent Variable: Kinerja
c. Analisis Korelasi dan Determinasi Berdasarkan tabel Model Summary di atas menunjukkan besarnya korelasi (R) variabel Kepemimpinan, Komunikasi Interpersonal dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja sebesar 0,669 artinya menunjukkan korelasi yang kuat dan
503
Uji Hipotesis Statistik Melakukan interpretasi hasil analisis penelitian tesis ini yaitu melakukan penafsiran terhadap pengujian hipotesis. Pengujian Hipotesis statistik untuk hipotesis pertama dilakukan dengan Uji F dan untuk hipotesis kedua, ketiga dan keempat dilakukan dengan uji t.
Strategi Volume 4, No. 6, April 2014
ISSN : 2089-6948
1.
Pengaruh Kepemimpinan, Komunikasi Interpersonal dan Disiplin Kerja secara bersama-sama terhadap Kinerja Dinas Penerangan Jalan, Pertamanan dan Pemakaman Kota Palembang. Bardasarkan tabel F hitung variabel Kepemimpinan, Komunikasi Interpersonal dan Disiplin Kerja mempunyai pengaruh yang signifikan secara simultan terhadap variabel Kinerja dengan nilai sig F sebesar 0,000 < α (0,05) artinya ada Pengaruh Kepemimpinan, Komunikasi Interpersonal dan Disiplin Kerja secara bersamasama terhadap Kinerja Dinas Penerangan Jalan, Pertamanan dan Pemakaman Kota Palembang. 2. Pengaruh Kepemimpinan, terhadap Kinerja Dinas Penerangan Jalan, Pertamanan dan Pemakaman Kota Palembang Berdasarkan nilai t hitung terlihat bahwa t hitung variabel Kepemimpinan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap variabel Kinerja yang ditunjukan nilai sig t sebesar 0,000 < α (0,05) artinya terdapat pengaruh Kepemimpinan terhadap Kinerja Dinas Penerangan Jalan, Pertamanan dan Pemakaman Kota Palembang. 3. Pengaruh Komunikasi Interpersonal terhadap Kinerja Dinas Penerangan Jalan, Pertamanan dan Pemakaman Kota Palembang Berdasarkan nilai t hitung terlihat bahwa t hitung variabel Komunikasi Interpersonal mempunyai pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap variabel Kinerja yang ditunjukan nilai sig t sebesar 0,030 < α (0,05) artinya terdapat pengaruh Komunikasi Interpersonal terhadap Kinerja Dinas Penerangan Jalan, Pertamanan dan Pemakaman Kota Palembang. 4. Pengaruh Disiplin Kerja terhadap Kinerja Dinas Penerangan Jalan, Pertamanan dan Pemakaman Kota Palembang Berdasarkan nilai t hitung dari terlihat bahwa t hitung variabel Disiplin Kerja mempunyai pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap variabel Kinerja yang ditunjukan nilai sig t sebesar 0,028 < α (0,05) artinya terdapat pengaruh Disiplin Kerja terhadap Kinerja Dinas Penerangan Jalan, Pertamanan dan Pemakaman Kota Palembang. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dipaparkan pada Bab IV maka ditarik kesimpulan yaitu sebagai berikut : 1. Terdapat pengaruh yang signifikan Kepemimpinan, Komunikasi Interpersonal dan
504
2.
3.
4.
5.
Disiplin Kerja terhadap Kinerja Dinas Penerangan Jalan, Pertamanan dan Pemakaman Kota Palembang. Dengan model regresi Ŷ = 3,957 + 0,514 X1 + 0,316 X2 + 0,250 X3 + e. Ketiga variabel bebas tersebut berjalan seiring dengan variabel terikat artinya makin tinggi Kepemimpinan, Komunikasi Interpersonal dan Disiplin Kerja makin tinggi pula Kinerja Dinas Penerangan Jalan, Pertamanan dan Pemakaman Kota Palembang. Terdapat pengaruh yang signifikan Kepemimpinan terhadap Kinerja Dinas Penerangan Jalan, Pertamanan dan Pemakaman Kota Palembang. Korelasi (R) variabel Kepemimpinan terhadap Kinerja sebesar 0,470. nilai koefisien determinasinya R Square sebesar 0,221 atau 22,1%. Terdapat pengaruh yang signifikan Komunikasi Interpersonal terhadap Kinerja Dinas Penerangan Jalan, Pertamanan dan Pemakaman Kota Palembang. Korelasi (R) variabel Komunikasi Interpersonal terhadap Kinerja sebesar 0,391. nilai koefisien determinasinya R Square sebesar 0,153 atau 15,3%. Terdapat pengaruh yang signifikan Disiplin Kerja terhadap Kinerja Dinas Penerangan Jalan, Pertamanan dan Pemakaman Kota Palembang. korelasi (R) variabel Disiplin Kerja terhadap Kinerja sebesar 0,347. nilai koefisien determinasinya R Square sebesar 0,120 atau 12,0%. Variabel Kepemimpinan mempunyai pengaruh yang lebih dominan terhadap kinerja.
B. Implikasi Berdasarkan uraian kesimpulan diatas, diketahui bahwa kempat hipotesis yang diajukan semuanya diterima hal ini menunjukkan bahwa upaya untuk meningkatkan Kinerja Dinas Penerangan Jalan, Pertamanan dan Pemakaman Kota Palembang dapat dilakukan melalui upaya peningkatan Kepemimpinan, Komunikasi Interpersonal dan Disiplin Kerja. 1. Upaya meningkatkan Kepemimpinan, seperti peranan bawahan dalam tugas, pelaksanaan tugas sehari-hari, kemampuan memecahkan masalah, interaksi dan berkerja sama, perhatian dan bimbingan, lingkungan, kepercayaan pada bawahan, tanggung jawab bawahan terhadap tugas,
Strategi Volume 4, No. 6, April 2014
2.
3.
ISSN : 2089-6948
pendelegasian tugas, inisiatif bawahan, sasaran Organisasi dan pelaksanaan Kebijakan. Upaya meningkatkan Komunikasi Interpersonal, seperti hubungan kerja vertikal, hubungan kerja horizontal, hubungan kerja diagonal, adanya interaksi sosial antar pegawai dalam jam kerja dan adanya interaksi sosial antar pegawai diluar jam kerja. Upaya meningkatkan Disiplin Kerja, seperti Pegawai patuh terhadap tata tertib, pegawai patuh terhadap peraturan-peraturan, pegawai taat terhadap pedoman kerja, pegawai memenuhi kebutuhan kerja dan Pegawai mempertahankan standar kerja secara konsisten i.
C.
Saran Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian seperti dipaparkan sebelumnya maka pada bagian berikut perlu diberikan beberapa saran pada pihak-pihak yang terkait dengan penelitian ini. 1. Bagi Dinas Penerangan Jalan, Pertamanan dan Pemakaman Kota Palembang, disarankan untuk lebih meningkatkan lagi kinerja yang sudah berjalan baik sekarang ini, terutama indikator yang masih rendah yaitu bekerja sesuai dengan prosedur dan aturan yang ada dan memahami pedoman kerja dengan baik. 2. Bagi Pimpinan Dinas Penerangan Jalan, Pertamanan dan Pemakaman Kota Palembang agar dapat lebih meningkatkan Kepemimpinan, Komunikasi Interpersonal dan Disiplin Kerja dan Kinerja yang sudah terlaksana saat ini, hal ini perlu diperbaiki dan dilakukan dalam upaya meningkatkan Kepemimpinan, Komunikasi Interpersonal dan Disiplin Kerja secara optimal yaitu : a. Kepemimpinan, terutama indikator yang masih rendah yaitu tugas yang telah dipercayakan kepada bawahan hendaknya pimpinan memperhatikan ide dari bawahan dan Pimpinan saya akan marah jika tugas yang diperintahkannya tidak dilaksanakan b. Komunikasi Interpersonal, terutama indikator yang masih rendah yaitu Kondisi hubungan kerja antara pegawai dengan pimpinan berjalan normal dan mengerti setiap instruksi pimpinan dalam menyelesaikan pekerjaan c. Disiplin Kerja, terutama indikator yang masih rendah yaitu selalu memperhatikan uraian tugas sebelum melaksanakan tugas di kantor dan melakukan perbaikan proses
505
dan hasil kerja dalam melaksanakan tugas di kantor Bagi peneliti lain, untuk menindaklanjuti lebih jauh hasil penelitian ini dengan mengembangkan variabel-variabel bebas yang lain sehingga dapat meningkatkan Kinerja Dinas Penerangan Jalan, Pertamanan dan Pemakaman Kota Palembang. DAFTAR PUSTAKA Dharma 2001. Dasar-Dasar Prilaku Organisasi, Andi Offset, Yogyakarta. Faisal. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Cintya Press, Jakarta. Faustino Cardos Gomes, 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia, Andi Offset, Yogyakarta. Gibson, 2005. Prilaku Dalam Organisasi, Erlangga, Jakarta Griffin. 2005, Human Resources Management, Salemba Empat, Jakarta Handoko, 2003. Prilaku Keorganisasian, BPFE, Yogyakarta. Hasibuan, 2000. Organisasi dan Motivasi : Dasar Peningkatan Produk, Jakarta. Bumi Aksara. Haryono, Siswoyo, 2004. Metodologi Penelitian Bisnis. Unanti, Palembang. Heidjracman Ranupandajo dan Suad Husnan, 2000, Manajemen Personalia. Yogyakarta. Hodgetts, 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung. Juanda. 2003. Metodologi Penelitian. Gunung Agung, Jakarta. Kartono, 2001. Organisasi dan Motivasi : Dasar Peningkatan Produk, Jakarta. Bumi Aksara Kreitner, Robert, 2005. Prilaku Organisasi, Salemba Empat, Jakarta Mangkunegara, 2001. Riset Sumber Daya Manusia dalam organisasi, Edisi Revisi, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Maryoto, Susilo. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. BPFE, Yogjakarta. Moh As’ad, 2003. Dasar-Dasar Prilaku Organisasi, UII Press, Yogyakarta Mudjahirin Tohir, 2002. Metode Penelitian. Rineka Cipta, Jakarta. M.Sinungan 2002. Produktifitas, Apa dan Bagaimana. Bumi Aksara, Jakarta Nawawi, 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Bisnis Yang Kompetitif, Yogyakarta, Gajah Mada University Press..
Strategi Volume 4, No. 6, April 2014
ISSN : 2089-6948
Miftah, Thoha, 2006. Prilaku Organisasi, Konsep dan Aplikasinya. PT.Rajagrafindo Persada, Jakarta Notoatmojo, Soekidjo. 2003. Analisis Serta Perumusan Kebijaksanaan dan Strategi Organisasi. Gunung Agung, Jakarta Ranupandojo dan Husnan, 2002. Manajemen Personalia. Penerbit, Yogyakarta Sarwoto, 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. PT. Bumi Aksara, Jakarta Schuller dan Jackson. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Menghadapi Abad ke-21. Erlangga. Jakarta. Siagian, 2004. Organisasi Kepemimpinan Perilaku Administrasi. Gunung Agung. Jakarta. Santoso, Singgih. 2009. SPSS Statistik Multivariat. Elik Media Komputindo, Jakarta Simamora, 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia, Sekolah Tingi Ilmu Ekonomi YKPN. Yogyakarta. Soelaiman, Sukmalana. 2005. Langkah dan Kebijakan Evaluasi Kinerja, Universitas Tridinanti Palembang. Soejono, 2003. Sistem dan Prosedur Kerja. Bumi Aksara, Jakarta. Sugiono, 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara, Jakarta. Sukma, 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Sulita, Bandung Sulbahri Madjir dkk, 2011. Pengolahan Data dengan Program SPSS, Unsri, Palembang. Sritua Arif, 2006. Riset Sumber Daya Manusia dalam organisasi, Edisi Revisi, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Stephen P. Robbins, 2006. Prilaku Organisasi, PT. Prenhallindo, Jakarta Terry, 2001. Prilaku Organisasi, Salemba Empat, Jakarta. T. Hani Handoko, 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta. Liberty Thomson. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia : Salemba Empat, Jakarta. Wahyusumidjo. 2002. Kepemimpinan dan Motivasi. Ghalia Indonesia, Jakarta Winardi. 2000. Kepemimpinan dalam Manajemen. PT. Remika Cipta, Jakarta Wursanto, 2001. Manajemen Kepegawaian. Kanisius, Yogyakarta Young, 2001. Metodologi Penelitian. PT.Rajagrafindo Persada, Jakarta.
506