EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
DARSUS Volume IX, Nomor 11, Edisi November 2014
2 Editorial
Volume IX, Nomor 11, Edisi November 2014
Hari Pahlawan Ketika Republik Indonesia baru berusia dua minggu, tepatnya tanggal 31 Agustus 1945, pemerintah baru Republik Indonesia menerbitkan maklumat yang berisi perintah agar pada tanggal 1 September 1945 di setiap wilayah Republik Indonesia dikibarkan terus bendera MerahPutih sebagai penegasan resmi bahwa kini Indonesia telah berdaulat, merdeka dan menjadi sebuah negara baru yang lahir di dunia. Maklumat ini disambut suka cita oleh rakyat di seluruh wilayah yang bergabung dengan Republik Indonesia. Mereka mengibarkan bendera Merah -Putih di berbagai tempat, terutama tempattempat penting dan strategis. Namun, pada tanggal 18 September 1945 ujian pertama terhadap kedaulatan Republik Indonesia terjadi di Surabaya dengan terjadinya insiden perobekan bendara Belanda (MerahPutih-Biru) di Hotel Yamato oleh masyarakat Surabaya. Waktu itu, sehari sebelum insiden terjadi, beberapa orang Belanda pimpinan W.V.Ch Ploegman dari AFNEI (Allied Forces Netherlands East Indies) dengan sengaja mengibarkan bendera Belanda di tiang bendera Hotel Yamato, sebagai tanda bahwa kota Surabaya masih berada di bawah kekuasaan Belanda. Pagi harinya, tanggal 18 September 1945, masyarakat Surabaya marah demi melihat bendera Belanda berkibar di Hotel Yamato. Kemarahan masyarakat Surabaya atas ulah
orang Belanda itu berujung dengan insiden perobekan kain warna biru yang ada pada bendera Belanda yang berkibar. Kita memaklumi kemarahan masyarakat Surabaya waktu itu sebagai tindakan benar yang didasari atas rasa cinta dan loyal terhadap negara yang baru saja lahir. Apalagi ternyata diketahui bahwa Belanda yang sudah terusir dari Indonesia ketika dikalahkan oleh tentara Jepang pada bulan Maret 1942, mencoba untuk menguasai Indonesia kembali dengan cara mendompleng pasukan Sekutu untuk wilayah Asia Tenggara pimpinan Inggris yang mendapat tugas melucuti persenjataan pasukan Jepang yang menyerah tanpa syarat setelah dua buah bom atom milik Amerika menghancurkan dua kota penting di Jepang, Nagasaki dan Hirosima. Upaya mempertahankan kedaulatan negara Republik Indonesia kembali dilakukan oleh masyarakat Surabaya ketika pasukan The Fighting Cock 49 Indian Infantery Brigade (dikenal dengan sebutan Brigade 49) pimpinan Brigadir Jendral Aubertin Mallaby, sebanyak 6000 orang berlabuh di Pelabuhan Tanjung Perak, pada tanggal 25 Oktober 1945. Kedatangan mereka yang awalnya bertujuan untuk melucuti senjata dari pasukan Jepang, ternyata kemudian dibelokan untuk melucuti persenjataan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan masyarakat Surabaya, pasalnya persenjataan pasukan Jepang telah terlebih dahulu di-
Alamat Email DARSUS:
[email protected] PIN BB 2A060ACC
SMS Centre DARSUS 0813 1594 5751
Penerbit: Jemaat Ahmadiyah Indonesia, Pemimpin Umum: Sekr. Isyaat PB JAI, Pemimpin Redaksi: C. Sofyan Nurzaman, Editor: Rakeeman RAM Jumaan, Staff Redaksi: Dildaar Ahmad Dartono, Sukma Fadhal Ahmad, Ruhdiyat Ayyubi Ahmad Setting: Sukma Fadhal Ahmad, Distribusi: Zafarudin, Alamat Redaksi: Jl. Balikpapan I No. 10 Jakarta 10130. Fax: 0251-8617360 SMS Centre DARSUS 0813 1594 5751 email:
[email protected],
[email protected] Situs: www.darsus.info. Redaksi menerima naskah essai, opini, tinjauan buku, maupun berita-berita dari Jemaat di Indonesia. Percetakan: Gunabhakti Grafika.
Volume IX, Nomor 11, Edisi November 2014
kuasi TKR. Bagi TKR dan masyarakat Surabaya, menyerahkan senjata kepada pasukan Sekutu sama saja dengan merobohkan kembali kedaulatan negara Republik Indonesia yang baru saja berdiri. Maka akhirnya mereka melakukan perlawanan sengit pada tanggal 28 Oktober 1945 dan mampu mengalahkan Inggris, hingga akhirnya Inggris meminta bantuan Presiden Soekarno membujuk masyarakat Surabaya untuk melakukan gencatat senajata. Tapi kematian Brigadir Jendral Mallabi akibat sebuah ledakan granat tangan yang berasal dari anak buahnya sendiri pada tanggal 30 Oktober 1945 telah memicu serangan besar-besaran dari pasukan Inggris di Surabaya pada tanggal 10 Nopember 1945. Serangan besar-besaran itu ternyata tidak semudah yang dibayangkan Inggris. Masyarakat Surabaya melakukan perlawanan maksimal walau pun sebagian besarnya dari mereka hanya bersenjatakan bambu runcing dan clurit. Sekira 16.000 orang warga Surabaya gugur dan ribuan lainnya mengalami luka-luka. Pihak Inggris mengakui bahwa Perang Surabaya adalah perang terberat yang dialami tentara Inggris setelah Perang Dunia II berakhir. Bahkan pasukan Inggris telah menjuluki Perang Surabaya sebagai ‘Inferno di Timur Jawa’. Diperkirakan lebih dari 2000 orang tentara
Editorial 3 pasukan Inggris tewas, yang dua orang diantaranya berpangkat jendral, Jendral Aubertin Mallaby dan Brigadir Jendral Robert Guy Loder Symonds. Dalam sejarah Bangsa Indonesia, tercatat bahwa semangat perlawanan sengit masyarakat Surabaya terhadap pihak asing yang dianggap akan merobohkan kedaulatan negara menjadi inspirasi yang kemudian melahirkan sikapsikap patriotisme luar biasa. Peristiwa itu kemudian diabadaikan sebagai Hari Pahlawan. Sebagai bangsa yang merdeka kita bersyukur memiliki moment yang mampu membangkitkan jiwa patriotik kita, yaitu Hari Pahlwan 10 Nopember. Negara tanpa pahlawan sama artinya negara tanpa kebanggaan. Jika sebuah negara tidak memiliki tokoh yang bisa dibanggakan, negeri itu miskin harga diri. Ia bahkan bisa menjadi bangsa kelas teri. Pahlawan menjadi penting karena ia memberi inspirasi. Inspirasi untuk selalu mengabdi pada negeri. Inspirasi agar bangsa terus bangkit. Selamat Hari Pahlawan! Red[][] *Editorial ini dimuat juga dalam majalah Bulanan Sinar Islam Volume I Edisi 9 Nubuwah 1393 HS / November 2014
Ahmadiya Mosque, adalah masjid pertama yang dibangun di Ekrafu, Ghana, Af‐ rika. Masjid ini mampu menampung 750 orang jamaah shalat. [][]
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
4 Internasional
Volume IX, Nomor 11, Edisi November 2014
Peace Symposium ke‐11 Khilafat, Perdamaian dan Keadilan
Inggris: Khalifah Islam, Pemimpin Internasional Jemaat Muslim Ahmadiyah, Yang Mulia Hadhrat Mirza Masroor Ahmad atba. memberikan pidato penting pada acara Peace Symposium Nasional ke-11 bertemakan “Khilafat, Perdamaian dan Keadilan” yang diadakan Jemaat Muslim Ahmadiyya UK di Masjid Baitul Futuh, Morden, London, Inggris. Sabtu (08/11). Mengawali pidatonya, Hadhrat Khalifah menyinggung tentang peningkatan ancaman terorisme dan ekstrimisme di dunia saat ini. Hadhrat Khalifah bersabda:
“Lebih dari setahun terakhir ini, sebuah kelompok keji telah menyebarkan jaringan teror dan menjadi penyebab perhatian utama dunia. Saya berbicara tentang kelompok ekstrimis yang dikenal sebagai ‘ISIS’ atau ‘I.S.’ Aksi-aksi kelompok teroris ini tidak hanya mempengaruhi negaranegara Muslim namun juga negara-negara di Eropa yang selanjutnya menjadi menyimpang dan terpengaruh oleh kebrutalan-kebrutalan mereka. “Sangat mengganggu pikiran ketika ratusan pemuda Muslim dari semua bagian dunia tertarik pada ISIS dan pergi ke Suriah dan Irak untuk berperang bersama mereka.
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
Agenda dan tujuan ISIS dan yang mengaku sebagai khalifah mereka kentara mengerikan dan barbar.” Hadhrat Khalifah selanjutnya bersabda bahwa ISIS memiliki visi “untuk mengambil alih dunia” yang dianggap sebagai “keinginan yang berlebihan”. Menurut Hadhrat Khalifah, jika ISIS tidak menghentikan cara mereka maka akan menjadi penyebab kehancuran besar di dunia. “Mengingat berapa banyak penderitaan dan kerusakan yang bisa diakibatkan oleh kelompok ekstrimis ini yang menjadi penyebab frustasi dan keputusasaan bersama masyarakat seluruh dunia,
Internasional 5
Volume IX, Nomor 11, Edisi November 2014
yang akan selalu siap mengorbankan hidup mereka demi menyelesaikan penyebab ketidak-tentraman ini. Merupakan bukti nyata bahwa kelompok ini tidak hanya memiliki kepentingan pribadi namun pula dipersenjatai dengan sistem senjata dan artileri canggih. Maka tak heran bila mereka tiba-tiba mampu memiliki senjata nuklir di tangan mereka,” jelas Hadhrat Khalifah. “Semua ini terjadi bahwa tidak ada keraguan tentang adanya ancaman mengerikan terhadap dunia yang dilakukan olah ISIS dan kelompokkelompok lainnya yang seideologi dengan mereka. Fakta nyata bahwa semua yang mereka lakukan yang mengatasnamakan Islam begitu menimbulkan duka dan keperihan bagi semua Muslim sejati dan cinta damai karena ideologiideologi yang demikian brutal dan tidak berperikemanusiaan tersebut tidak ada hubungannya sama sekali dengan agama Islam. Malahan dalam setiap hal dan bagi setiap kalangan ajaran Islam sejati adalah perdamaian dan keamanan bagi semua manusia.” Hadhrat Khalifah melanjutkan menggambarkan dengan detail ajaran-ajaran Al-Quran berkenaan dengan peperangan. Al-Quran menyatakan di manapun, Muslim diijinkan berperang untuk pertahanan, izin itu diberikan sebagai dasar untuk melindungi semua agama dan bukan hanya agama Islam. Beliau juga menjelaskan upaya-upaya Nabi Besar Muhammad saw. yang tak terkalahkan dalam meyebarluaskan perdamaian ke se-antero dunia. “Kebebasan hati nurani”
adalah prinsip dasar Islam. Beliau atba. bersabda bahwa umat Islam diijinkan hanya untuk menyebarkan ajaran Islam denga cara damai. Hadhrat Khalifah bersabda: “Tidak pernah diijinkan dalam situasi apapun memaksa seseorang untuk menerima Islam atau agama manapun. Semua orang bebas untuk beriman ataupun tidak beriman. Dan begitu pula Nabi Muhammad saw. hanya diijinkan untuk menyampaikan pesan Islam dan bukan untuk hal lain. Lalu bagimana mereka yang mengaku sebagai pemimpin umat Islam saat ini berjalan di luar hal ini dan menganggap bahwa mereka memiliki kewenangan, otoritas atau hak-hak yang lebih dari Nabi Islam? Di akhir pidatonya,
Hadhrat Khalifah mempertanyakan bagaimana kelompokkelompok teror dan ektrimis tersebut mendapatkan dana dan bagaimana menarik perdamaian dunia menuju keadilan sejati? Hadhrat Khalifah bersabda: “Saya juga hendak mempertanyakan orang-orang dan organisasi-organisasi tersebut yang mengklaim bahwa Islam adalah agama kekerasan atas dasar kekejaman kelompokkelompok ekstrimis. Saya ingin bertanya kepada mereka untuk mengakui bagaimana kelompok-kelompok ini mendapatkan dana yang membuat mereka tetap melanjutkan tindakan-tindakan ekstrimnya dan berapa lama peperangan ini akan berlangsung? Dari mana mereka memperoleh
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
6 Internasional senjata-senjata canggihnya? Apakah mereka memilki industri-industri dan pabrikpabrik senjata? Cukup nyata dari mana mereka mendapatkan bantuan dan dukungan bagi kekuatankekuatan demikian. Bisa saja mereka mendapat dukungan langsung dari negara-negara kaya minyak atau bisa pula kekuatan-kekuatan besar lain yang secara terselubung membantu memasok mereka.” “ Pe n d a n a a n t e r ha d a p kelompok-kelompok ini adalah masalah utama karena melalui dana-dana ini mereka mampu memangsa kelompokkelompok atau individuindividu lemah. Makanya harus ada tindakan yang segera
Volume IX, Nomor 11, Edisi November 2014
dilakukan untuk menghentikan kelompok-kelompok ini. Negara-negara Barat saat ini telah mulai menyadari dan mengetahui bahwa ini adalah sebuah peperangan yang juga secara langsung memberikan akibat. Walaupun, Barat menganggap remeh namun kenyataannya adalah saat ini peperangan ini adalah peperangan melawan seluruh dunia.” “Hal yang paling utama yang dunia harus sadari adalah bahwa dunia telah melupakan Pencipta mereka dan mereka harus kembali kepada Tuhan. Hanya dengan ini maka perdamaian sejati di dunia dapat ditegakkan dan tanpa hal-hal ini maka tidak ada jaminan
#STOPTHECRISIS: Kampanye Ahmadi Kanada Lawan Ekstrimisme
Kanada: Jemaat Ahmadiyah Kanada meluncurkan kampanye nasional untuk mencegah dan memerangi radikalisasi pemuda dan penyebaran paham ekstrimis ISIS yang dapat mempengaruhi pemuda. EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
Berdasarkan keterangan media yang dikeluarkan oleh Jemaat, kampanye yang bertemakan STOPTHECRISIS, akan diadakan di hampir seluruh kota besar di Kanada, termasuk Toronto, Montreal, Ottawa, Brampton, Mississauga, Calgary, Saskatoon, dan Vancouver. Dengan lebih dari 35 acara yang telah disiapkan, dan lebih lagi yang sedang berlangsung, kampanye ini akan diluncurkan pertama kali di Universitas York. Acara "STOPTHECRISIS" ini akan berisi berbagai pidato, presentasi multi-media, dan tanya jawab mendalam ber-
bagi perdamaian. Saya telah berbicara berulang kali sebelumnya tentang akibat-akibat mengerikan peperangan dunia lainnya dan kemungkinan itu baru disadari setelah peperangan ini, di mana dunia akan menyadari akibat-akibat kerusakan dari kebijakankebijakan tidak adil yang dibuat hanya untuk memuaskan ambisi-ambisi perorangan dan kepentingan-kepentingan pribadi. Saya berharap dan berdoa semoga dunia menyadari sebelum bencana seperti itu datang.” Sfa[][] Sumber: AlIslam.org
sama para Cendekiawan Muslim. Acara presentasi ini akan banyak melibatkan para peserta acara, dalam menyampaikan metode-metode pencegahan dan pemulihan dari ideologi radikalisasi. Jemaat juga mengadakan konferensi pers pada pukul 10.30 pagi, pada tanggal 12 November, 2014, di Tahir Hall - 10610 Jane Street, Vaughan, ON, dimana para penyelenggara kampanye, Presiden Nasional Jemaat Ahmadiyah, dan Presiden dari Asosiasi Pemuda Ahmadiyah, menjelaskan mengenai kampanye yang akan diselenggarakan, dan memberi keterangan pada pers. Alih bahasa: Irfan S Ardiatama [][] Sumber: http:// ahmadiyyatimes.blogspot.com/2014/11/ canadian-muslims-launchstopthecrisis.html
Internasional 7
Volume IX, Nomor 11, Edisi November 2014
Komentar dan sambutan para tamu undangan acara Peace Sym‐ posium National ke‐11
luruh
d u n i a . ” d
u
n
i
a
.
”
Penerima penghargaan Jemaat Muslim Ahmadiyah tuk Pembangunan Interna‐ untuk Kemajuan Per‐ M a g n u s sional mengatakan: “Acara d a m a i a n , malam ini merupakan M a c F a r l a n e ‐ acara sangat sederhana Barrow, yang juga meru‐ namun memiliki kekuatan pakan CEO Mary’s Meals di mana orang‐orang diajak UK mengatakan: “Saya be‐ bersama untuk berbicara gitu sangat terhormat dan dan memahami satu sama takzim atas penerimaan lain dan makan bersama penghargaan ini dan uca‐ layaknya keluarga.” pan terima kasih saya haturkan kepada Yang Mu‐ Pendeta K e v i n lia Hadhrat Khalifah Mirza McDonald, dari gereja Masroor Ahmad atas ke‐ Emeritus of Southwark, hormatan ini. Pekerjaan Mary’s Meals juga membacakan pesan khusus dari Vatikan: “Saya sangatlah sederhana yakni sangat mendorong kontri‐ hanya memberikan ban‐ busi luar biasa yang dibuat tuan pangan kepada anak‐ oleh Jemaat Muslim anak dan juga bantuan se‐ Ahmadiyah dalam menye‐ hingga mereka mampu barluaskan perdamaian pergi bersekolah.”
Rt Hon Justine Green‐ Lord Tariq Ahmad dari ing, Sekretaris Negara un‐ Wimbledon,: “Jemaat Mus‐ lim Ahmadiyah adalah ko‐ munitas saya, yang meru‐ pakan rumah saya dan ini adalah tempat di mana saya b e r i b a d a h . ”
Rt. Hon E d Davey, Sekretaris Negara untuk Energi dan Peruba‐ han Iklim, menyatakan: “Pada masa ini di dunia, kita menyaksikan ‘politik‐ politik perpecahan’ di ban‐ yak tempat, namun di bawah kepemimpinan Yang Mulia Hadhrat Khali‐ fah Mirza Masroor Ahmad, Jemaat Muslim Ahmadiyah mendukung “politik per‐ satuan’ yang bertujuan me‐ negakkan persatuan di se‐
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
8 Nasional
Volume IX, Nomor 11, Edisi November 2014
Sang Khalifah, Sebuah Komunitas dan Identitas Kebersamaan Oleh: Fiyaz Mughal
Beberapa pekan lalu, se‐ buah pertemuan Muslim ter‐ besar diadakan di Inggris. Se‐ buah Peace Symposium dilak‐ sanakan di Masjid Baitul Fu‐ tuh, masjid terbesar di Eropa Barat. Masjid yang kerap saya kunjungi meskipun saya bukan seorang Ahmadi. Siapapun akan benar‐benar kagum akan
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
tekad, ketulusan, integritas dan penghkhidmatan yang kuat yang mendasari komuni‐ tas Ahmadiyah Muslim di Ing‐ gris. National Peace Symposium adalah acara tahunan dimana orang‐orang dari berbagai ke‐ yakinan dan siapapun yang tertarik dengan keyakinan
datang bersama para politisi, aktivis sosial dan banyak kalan‐ gan lainnya. Simposium yang diselenggarakan oleh komuni‐ tas Muslim Ahmadiyah, yakni sebuah komunitas yang telah menderita banyak persekusi terang‐terangan di negara‐ negara seperti Pakistan dan komunitas yang menjadi korban persangkaan karena pemikiran sempit dari banyak kalangan lainnya di Eropa. Ko‐ munitas yang tak hanya men‐ galami intoleransi dalam kalan‐ gan Muslim sendiri namun menghadapi permusuhan anti‐ Muslim dari komunitas‐ komunitas non‐Muslim. Akan tetapi Jemaat Muslim Ahmadiyah mampu menan‐ gani tantangan‐tantangan demikian dengan welas asih dan kerendahan hati yang dila‐ kukan dengan luapan kegem‐ biraan. Mereka telah mengel‐ ola kampanye‐kampanye ko‐ munitas berskala luas bagi se‐ muanya dan telah men‐ yediakan para sukrelawan pen‐ donor darah, juga mengumpul‐ kan dana bagi seruan‐seruan lokal termasuk Poppy Appeals. Komunitas ini juga senantiasa berada di depan untuk meng‐ galang dana‐dana bagi proyek‐ proyek lokal demi membantu semua komunitas yang tak hanya terdiri dari komunitas‐ komunitas Muslim. Mewarisi DNA, para ang‐ gota komunitas Ahmadiyah
Volume IX, Nomor 11, Edisi November 2014
yang sangat menginginkan berperan dalam pembangunan dalam komunitas‐komunitas lokal, berintegrasi serta men‐ yesuaikan diri dengan menjadi anggota‐anggota yang produk‐ tif di dalam masyarakat. Ke‐ banyakan hal ini terpatri di dalam diri mereka karena se‐ jarah mereka yang menjadi minoritas dalam minoritas, itulah yang membentuk aktiv‐ isme mereka dan begitu juga membuat mereka diperlukan di berbagai lapangan. Melanjutkan bahasan ten‐ tang National Peace sympo‐ sium yang berlangsung be‐ berapa minggu lalu yang di‐ hadiri oleh Khalifah Komunitas Ahmadiyah. Dengan menyebut Khalifah dalam dunia saat ini, beberapa orang mungkin akan menyimpulkan bahwa ini ter‐ kait dengan ISIS, belum lagi kata Khalifah merujuk pada istilah Khalifah yang telah menjadi konsep Islam sejak awal kemunculannya di Arabia. Secara historis “Khalifah” dihubungkan dengan ke‐ pemimpinan, perintah spiritual dan simbol Islam dan juga te‐ lah dihubungkan dengan pengertian bahwa Khalifah merupakan seseorang yang melindungi dan membimbing. Namun ISIS dan tindakan bar‐ bar mereka telah menempat‐ kan istilah “Khalifah” dalam kehancuran dan kegelapan pemikiran yang menimbulkan reaksi ketakutan di benak be‐ berapa orang yang mengkait‐ kan hal itu dengan ISIS dan tindakan sadis yang dilakukan kelompok ini. Khalifah Jemaat Ahmadi‐ yah, Yang Mulia Mirza Mas‐ roor Ahmad menyampaikan
pidato utama pada acara tersebut, beliau mendorong para pemimpin agama di dalam komunitas‐komunitas Muslim untuk menyiapkan ke‐ pemimpinan kepada generasi muda dan mampu menyelesai‐ kan ketidakpuasan yang ke‐ banyakan kalangan muda rasa‐ kan. Beliau mengajak kepada pemeluk agama lain, berbicara tentang kasih sayang, kepe‐ dulian, dialog dan empati sem‐ bari menjelaskan bahwa solusi untuk berbagai permasalahan dapat ditemukan di dalam ko‐ munitas‐komunitas itu sendiri dan bukan dari luar. Mencari di dalam dan kalian akan me‐ nemukan penyelesaian, meru‐ pakan tema yang kuat dalam pidato beliau. Jemaat Muslim Ahmadiyah di kalangan komunitas Muslim dianggap non‐Muslim dan ke‐ luar dari Islam. Beberapa orang memilih dalam posisi bertentangan sementara yang lain menyuarakan terang‐ terangan ke permukaan penentangan mereka di media sosial dengan kebencian terha‐ dap komunitas yang damai dan pro aktif ini. Ada juga komuni‐ tas Muslim lain yang menghar‐ gai kedinamisan dan sikap ke‐ manusiaan komunitas ini yang begitu jelas terlihat melalui aksi‐aksi komunitas yang di‐ maksud. Tetapi, akan tiba saatnya ketika sudut pandang dari pemikiran yang sempit dan kebencian yang diterima ko‐ munitas Muslim ini pada saat‐ nya berubah ketika komunitas ini mempertunjukkan praktek‐ praktek fundametal mereka dan nilai‐nilai kemanusiaan yang banyak Muslim hubung‐
Nasional 9 kan dengan Islam. Saat terjadi persekusi, Komunitas Ahmadi‐ yah menunjukkan kesabaran, saat mereka mendapatkan penghinaan, mereka tetap dengan tenang mendengarkan dan melakukan dialog masuk akal dan saat pemimpin mereka dihina mereka berdiri dengan wibawa dan menawar‐ kan sikap memberi maaf meskipun mereka tidak ber‐ salah. Sebagai seorang individu yang telah bekerjasama den‐ gan komunitas ini dan bukan sebagai individu Ahmadiyah, saya bangga berdiri bahu membahu dengan mereka dan dengan siapapun yang meyakini kebebasan hak beri‐ badah, berkeyakinan dan menghargai hak untuk orang‐ orang lain dan komunitas‐ komunitas agar menghidupkan kebebasan hidup mereka dari persekusi. Inilah intisari nilai‐ nilai yang terpendam di dalam komunitas Ahmadiyah ini dan itulah nilai‐nilai yang saya yakini adalah nilai‐nilai dasar Islam. Inilah komunitas minor‐ itas dalam mayoritas Sunni yang mendorong pembentuk‐ kan kesadaran kolektif bagai‐ mana Islam dipahami. Semoga mereka tetap ada sebagai check and balance terhadap prasangka dan sbagai kekua‐ tan kebaikan. Alih bahasa: Iin Qurrotul Ain [][] Sumber:http:// www.huffingtonpost.co.uk/ fiyaz‐mughal/ahmadiyya‐ muslims_b_6215778.html? utm_hp_ref=tw
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
10 Nasional
Volume IX, Nomor 11, Edisi November 2014
Simpati untuk Veteran Perang Dunia
Kanada: Sebuah Kelompok Muslim di Kanada, sekali lagi menunjukkan dukungan untuk para veteran di "Hari Pahlawan Perang Dunia" di Kanada. Jemaat Muslim Ahmadiyah
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
telah memulai kampanye "Muslim untuk Hari Pahlawan" yang ke-4, sebuah kampanye nasional yang kini dirasa memiliki makna yang lebih dalam, mengingat barubaru ini telah terjadi penyeran-
gan yang menggugurkan beberapa tentara Kanada, oleh beberapa orang yang mengaku Islam, namun memilih jalan ideologi ekstrimis dari sebuah kelompok di Timur Tengah yang kini sedang ikut diperangi oleh Kanada. Para anggota kelompok ini menjual Poppy (lambang tentara yang gugur), dengan tujuan mengumpulkan donasi untuk Royal Canadian Legion, dan ikut serta dalam upacara Hari Pahlawan Perang Dunia di seluruh negara, termasuk di Montreal. Juru bicara Jemaat Ahmadiyah Kanada, Khalid Butt mengatakan bahwa kampanye ini dilaksanakan dengan bertujuan untuk menyatakan kepada masyarakat, bahwa Jemaat ini juga adalah warga negara Kanada, bahkan ia menambahkan bahwa kesetiaan terhadap tanah air adalah juga bagian penting dari keimanan dalam beragama. "Kesetiaan pada tanah air adalah bagian dari keimanan kami," jelas Khalid Butt. "Kami mengikuti apa yang diajarkan dalam Islam, dan dengan demikian, kami menunjukkan dukungan kami untuk para pejuang berseragam di seluruh Kanada." Richard Deschamp (CJAD News) Alih bahasa: Irfan S Ardiatama [][] Sumber: http://www.cjad.com/ cjad-news/2014/11/08/canadianmuslim-group-shows-support-forveterans
Nasional 11
Volume IX, Nomor 11, Edisi November 2014
Ahmadi Australia Ikut Perangi Ebola
Australia: Sebuah perte‐ muan diadakan di Masjid Mahmoud, Adelaide, pada hari ASabtu (01/11), antara Jemaat Ahmadiyah Australia dan Ebola Task Force Advi‐ sory Comittee of Sierra Leone Welfare Foundation of Aus‐ tralia (SiLWeFA) bersama se‐ luruh anggota masing‐masing komunitas tersebut. Jemaat A h m a d i y a h menyumbangkan sejumlah dana beserta 52 paket yang sebagian besar berisi pakaian dan seprai atau alas tidur, yang akan dikirimkan kepada SiLWeFA untuk disalurkan kepada para korban Ebola di Sierra Leone, Afrika Barat. Jemaat Ahmadiyah den‐ gan mottonya: "Love for All, Hatred for None" telah ikut serta dalam berbagai kegiatan kemanusiaan di Af‐ rika Barat, yang dijelaskan
oleh sang Pemimpin Besar Jemaat, Mirza Masroor Ahmad, yang bersabda: "Dunia membutuhkan per‐ damaian, cinta, dan persau‐ daraan. Dunia membutuhkan akhir dari segala perang. Daripada mendirikan tembok ‐tembok kebencian, yang kita butuhkan untuk bertahan adalah perdamaian dan un‐ tuk dapat tercapainya hal tersebut, seluruh umat manusia, apapun keyaki‐ nannya, haruslah bersatu." Presiden Jemaat Ahmadi‐ yah Australia, Manzoor Khan berkata, "Jemaat Ahmadiyah akan selalu ada untuk mem‐ bantu dalam kemanusiaan, tak peduli keyakinannya, warna kulitnya, maupun et‐ nisnya." Ia menambahkan bahwa dukungan Jemaat Ahmadiyah untuk para korban virus Ebola bukan hanya sekedar
menyumbang, namun juga didasari "perasaan yang amat tulus dari segenap hati". “Kami berdoa semoga Tuhan Yang Maha Kuasa merin‐ gankan krisis ini dan mem‐ berkati (para korban) dengan segera kembali kepada kese‐ hatan dan juga cepat dalam pemulihan.” Mubaligh Ahmadiyah Aus‐ tralia, Mln. Imtiaz Ahmed juga menjelaskan bahwa Je‐ maat Ahmadiyah telah mere‐ spon berbagai bencana yang terjadi di seluruh dunia, dan ia mengajak SiLWeFA untuk juga ikut membantu usaha‐ usaha ini. Victor Lamin, Humas dari SiLWeFA menerima paket sumbangan dan berteri‐ makasih pada Jemaat Ahmadiyah atas segala ban‐ tuan yang tengah dilakukan untuk Sierra Leone. Alih ba‐ hasa: Irfan S Ardiatama [][] Sumber: http:// ahmadiy‐ yatimes.blogspot.com/2014/11/ australia‐ahmadiyya‐muslims‐in‐ south.html
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
12 Nasional
Volume IX, Nomor 11, Edisi November 2014
“Kami 100% Islam” Musyawir, peneliti Jemaat Ahmadiyah Indonesia, Pitoyo. Iskandar Zurkarnain mengatakan, yang menyebabkan munculnya anggapan bahwa Ahmadiyah sesat adalah ketidaktahuan masyarakat Indonesia terhadap Ahmadiyah secara akademis. Sementara itu, Maulana H. Saiful Uyun, selaku Mubaligh JAI mengatakan bahwa Ahmadiyah adalah Islam. "Ahmadiyah mempercayai bahwa Muhammad adalah Nabi terakhir dan Syahadat Ahmadiyah sama dengan syahadat yang diucapkan Muslim Suni," ungkapnya. Yang menjadi perdebatan mengenai kesesatan Ahmadiyah adalah kepercayaan dari Jemaah Ahmadiyah terhadap sang pendiri Mirza Ghulam Ahmad adalah seorang Nabi.
Yogya: Institute Of Southest Islam (ISAIs) Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta menyelenggarakan Focus Group Discusion (FGD) Mengkaji Jemaat Ahmadiyah Indonesia Dalam Prespektif Akidah, Syariat, dan Kebangsaan, di
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
Gedung Rektorat UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, Kamis (27/11/2014). Hadir menjadi pembicara dalam FGD tersebut Guru Besar UIN Sunan Kalijaga, Iskandar Zukarnain, Mubaligh Jemaat Ahmadiyah Indonesia, Syaeful Uyun dan Abdul
"Kami mempercayai Mirza Ghulam Ahmad adalah seorang pembaharu (mujadid), dan kami meyakini bahwa Mirza Ghulam Ahmad adalah bentuk kenabian baru yang hadir dengan tidak membawa syariat baru. Kami beribadah berdasarkan syariat yang dibawa oleh Nabi Muhammad," ungkap Maulana H. Saiful Uyun. Laporan Reporter Tribun Jogja, Hamim Thohari [][] Sumber: http:// jogja.tribunnews.com/2014/11/27/jai -kami-100-persen-islam/
Volume IX, Nomor 11, Edisi November 2014
Nasional 13
Masyarakat Perlu Menghargai Penafsiran Ahmadiyah
Y o g y a :
J e maah Ahmadiyah menafsirkan tentang keberadaan Nabi setelah Nabi Muhammad saw.. Penafsiran tersebut bertentangan dengan penafsiran dari kaum Muslim Sibi yang merupakan mayoritas Muslim di Indonesia. Hal inilah yang menyebabkan Jemaah Ahamadiyah dicap sesat. Dan hal tersebut dipertegas dengan dikelaurkannya Surat Keputusan Bersama (SKB) tiga menteri yang mempertegas hal tersebut. Peneliti Ahmadiyah yang sekaligus Pimpinan Perusahaan Harian Tribun Jabar, Pitoyo mengatakan perbedaan tafsir terhadap sebuah ajaran tidak sehausnya dihadapi dengan aksi kekerasan. Bahkan Al -Quran memberikan keleluasan orang untuk berfikir. “Perbedaan tafsir hendaknya diselesaikan dalam ranah ilmiah dan kajian, sehingga tidak perlu mempertemukan perbedaan tafsir terse-
but ke konflik horizontal. Dan sebaiknya pemerintah tidak perlu mencampuri terlalu jauh penafsiran sesorang terhadap keyakinan,” ungkap Pitoyo saat menjadi salah satu pembicara dalam Focus Group Discussion dengan tema “Jemaah Ahmadiyah Dalam Perspektif Aqidah, Syariah, dan Kebangsaan”. Acara ini diselenggarakan oleh Pusat Kajian Islam Asia Tenggara atau Institute Of Southeast Asian Islam (ISAIs) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Kamis (27/11/2014). Berbicara dalam konteks penelitian, Pitoyo mengatakan bahwa Jemaah Ahmadiyah mempercayai bahwa Allah Ta’ala tidak berhenti menurunkan wahyu pada Nabi Muhammad saw. dan mereka meyakini bahwa Mirzam Gulam Ahmad adalah salah satu orang yang menerima wahyu setelah masa Nabi Muhammad saw. . Berdasarkan penafsiran
tersebut, maka Jemaah Ahmadiyah mempercayai bahwa Mirza Gulam Ahmad adalah perwujudan Nabi baru yang menerima wahyu tetapi tidak membawa syariat baru. “Hal tersebut sama dengan keberadaan Nabi Isa, dimana Nabi Isa tidak menerima wahyu yang mengajarkan syariat dalam bentuk kitab suci, tetapi Injil adalah penyempurnaan Taurat,” ungkap Pitoyo. Ditambahkan Pitoyo, key a k i n a n J e maah Ahmadiyah yang meyakini bahwa Mirza Gulam Ahmad adalah seorang Nabi tak lepas dari perbedaan konstruksi makna wafatnya Isa Almasih dan turunya kembali Isa Al Masih dan Imam Mahdi. Menurutnya, Isa Al Masih dan Imam Mahdi telah turun di dunia dalam wujud Mirza Gulam Ahmad. Dan hal tersebut berbeda dengan konstruksi makna dari golongan Suni dan Syiah. Dua golongan tersebut meyakini bahwa Isa belum meninggal dan akan turun di akhir zaman bersama dengan Imam Mahdi. Laporan Reporter Tribun Jogja, Hamim Thohari [][]. Sumber: http:// jogja.tribunnews.com/2014/11/27/ masyarakat-perlu-menghargaipenafsiran-ahmadiyah/
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
14 Nasional
Volume IX, Nomor 11, Edisi November 2014
Media Centre Training Camp
Blog Goes to Village
Tasikmalaya : Media Center Priangan Timur mengadakan acara Media Center Training Camp untuk Jemaat-jemaat di Kecamatan Salawu pada Sabtu (25/10). Acara yang berlangsung di lantai tiga kampus SMA Plus Al Wahid ini menghadirkan trainer dari Tim Media Center Wilayah Priatim. Acara ini digagas sebagai t i n d a k l a n j u t instruksi Hadhrat Khalifah dalam khutbahnya agar anggota Jemaat bisa mendalami jurnalisme sebagai media penyeimbang atas minimnya informasi tentang eksistensi dan
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
banyaknya berita negatif tentang Jemaat Ahmadiyah di media massa. Acara ini juga di hadiri Mubaligh Wilayah Priangan Timur Mln. H. Syaeful Uyun dan Amir Daerah Tasikmalaya dan Ciamis Drs. Iyon Sopyan. Sambutan dari Muballigh Wilayah Priatim berisi pada pentingnya keterampilan menulis bagi Jemaat. Beliau mencontohkan seorang tokoh bernama Syafii Rajo Batuah yang sangat aktif menulis pada eranya di Buletin Sinar Islam. Sebanyak 45 orang peserta dengan penuh antusias mengikuti pelatihan yang
dipandu oleh tiga narasumber ini. Acara yang berlangsung mulai pukul 09.00 ini, di isi dengan pemaparan peran media dan keterampilan menulis di blog. Ketua Media Center, Nanang Hidayat mengawali dengan memberikan orientasi Media Center di Wilayah Priangan Timur, apa perannya dalam urusan Kharijiah Jemaat Ahmadiyah? Pembicara berikutnya Mln. S y i h a b A h m a d mempresentasikan pengenalan terhadap video jurnalistik. Pembicara ketiga yaitu Doni Sutriana, admin dari blog
Volume IX, Nomor 11, Edisi November 2014
ahmadiyyapriatim.blogspot.co m se rta a ku n t wi t t e r @jai_priatim yang memandu para peserta untuk membuat blog. Qaid Daerah Salawu, Munawarman yang sekaligus sebagai ketua pelaksana acara memaparkan bahwa tujuan utama dari acara ini adalah
untuk mengenalkan peran media sosial di masyarakat khususnya anggota Jemaat di daerah Tenjowaringin. Media sosial di ibaratkan dua sisi mata uang. Terkadang media bisa menjadi penyebar kebencian akan tetapi bisa digunakan sebagai media informasi yang membangun
RUU Kerukunan Beragama Selesai April 2015 Jakarta: Kementerian Agama menargetkan mener‐ bitkan Rancangan Undang‐ Undang Kerukunan dan Per‐ lindungan Umat Beragama pada April mendatang. Menteri Agama Lukman Hakim mengatakan UU terse‐ but akan mengatur juga soal pendirian rumah ibadah. "Titik tekannya adalah ba‐ gaimanamemberikan per‐ lindungan pada setiap warga
terkait hak kebebasan untuk memeluk dan menjalankan ajaran agamanya sebagai‐ mana yang diajarkan,” kata Lukman Hakim di Jakarta, Ju‐ mat (31/10). “Itulah kenapa kita ingin mendapat masukan dari masyarakat, ormas agama, tokoh agama, termasuk LSM dan pers tentang apa saja sebaiknya yang diatur dalam Undang‐Undang itu.”
Nasional 15 sehingga bisa kita manfaatkan sebagai media tabligh atau kampanye tentang eksistensi J e ma a t A h m a d i y a h d i Indonesia. Adapun tujuan dari acara ini adalah supaya warga masyarakat khusunya anggota jemaat Tenjowaringin “melek internet”. Salah satu peserta yang ikut berpartisipasi, Ihsan Billy dari Jemaat Cigunung Tilu, dalam pemaparanya sangat senang mengikuti acara ini, karena banyak menemukan hal yang baru tentang dunia jurnalistik khususnya Media Internet. Pemuda ini berharap hasil dari pertemuan ini dapat ia implementasikan di tempatnya sehingga anggota di sekitarnya mampu mengoptimalkan gadget yang sekarang bukan barang langka ini. Asep Diman [][]
RUU Kerukunan dan Per‐ lindungan Umat Beragama menjadi salah satu gebrakan awal Kemenag dalam Kabinet Kerja Jokowi. Gebrakan lain yang tengah disiapkan adalah rencana untuk menerbitkan rapor kerja di seluruh jajaran Kementerian. Rapor ini di‐ maksudkan untuk dorong kinerja yang lebih baik pada Pemerintahan secara menye‐ luruh. Kementerian Agama juga akan bekerja sama dengan Mahkamah Konstitusi untuk memberikan pendidikan kon‐ stitusi pada semua pesantren di Indonesia. Editor: Citra Dyah Prastuti [][] Sumber: http:// www.portalkbr.com/berita/ nasional/3362367_4202.html
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
16 Nasional
Volume IX, Nomor 11, Edisi November 2014
Youth Interfaith Camp
Membangun Pohon ‘Kebhinekaan’ Bandung: Ketika perbedaan tidak menjadi halangan untuk saling menghargai, maka harapan untuk mewujudkan perdamaian sejati bukanlah hanya sebuah mimpi. Inilah pemandangan yang dapat kita lihat pada Youth Interfaith Camp (YIC) yang terselenggara atas kerjasama Gereja Kristen Pasundan dan Jaringan Kerja Antar Umat Beragama (Jakatarub). Kegiatan ini dilaksanakan selama 3 hari mulai hari Jum’at (19/09). Sebanyak 80 orang calon Duta Perdamaian dari berbagai komunitas di Jawa Barat mengikuti rangkaian
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
kegiatan yang sudah keempat kalinya ini diadakan. Antusiasme para peserta sudah dapat dirasakan sejak hari pertama. Pada sesi keakraban para peserta didampingi oleh fasilitator yang merupakan alumni YIC sebelumnya saling memperkenalkan diri masingmasing kepada anggota dari kelompoknya dan diminta untuk mengingat nama seluruh anggota di dalam kelompoknya tersebut. Setelah itu mereka diminta menyebutkan nama temanteman dalam grup masingmasing di hadapan peserta yang lain. Setelah makan malam
acara dilanjutkan dengan sebuah sesi yang menarik yaitu Religious Cafe. Dalam sesi ini terdapat lima stand yang berisi expert dari lima keyakinan yang berbeda. Setiap kelompok diberikan kesempatan selama 10 menit untuk bertanya-tanya tentang masing-masing keyakinan itu. Lima stand tersebut adalah Islam, Kristen, Buddha, Baha’i dan Penghayat. Stand Baha’i dan Penghayat mendapat antusias lebih dari para peserta karena banyak yang baru mendengar serta mengetahui adanya dua keyakinan ini di Indonesia. Hari kedua dimulai dengan olahraga pagi di halaman
Volume IX, Nomor 11, Edisi November 2014
Griya Krida Sekesalam yang dipilih menjadi lokasi bertemunya berbagai keyakinan dalam kerukunan ini. Sesi indoor pertama pada hari ini yaitu nonton bareng film “Ketika Bung di Ende” yang menceritakan kehidupan Presiden pertama Indonesia, Soekarno ketika beliau diasingkan ke Pulau Ende di Flores oleh pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1934-1938. Terlihat bagaimana Bung Karno hendak mewujudkan cita-cita mempersatukan Indonesia yang beragam baik suku, budaya maupun agama. Setelah itu acara diisi oleh narasumber dari Wahid Institute yang juga merupaka Dosen di UIN Syarif Hidayatullah serta Koordinator Jaringan Islam Liberal (JIL), Dr. KH. Abdul Muqsid Ghazali, MA. Beliau menyampaikan bagaimana realitas keragaman agama dalam payung besar bangsa Indonesia. Selama ini terjadi stratifikasi sosial di Indonesia yang memang sudah masuk sejak zaman pendudukan kolonial Belanda di Indonesia. Setelah itu Kang Wawan, koordinator Jakatarub dan Pendeta Obertina, koordinator YIC menjelaskan permasalahan di Indonesia yang menyangkut radikalisme serta diskriminasi yang terjadi kepada beberapa keyakinan tertentu dan bagaimana kita harus menghadapinya? Acara dilanjutkan kepada sesi grup lagi. Setiap grup mendapatkan selebaran yang berbeda-beda berisikan isu-isu terhangat mengenai toleransi. Kemudian para peserta diminta untuk mengutarakan
apa yang mereka rasakan setelah melihat isi dari selebaran yang mereka dapatkan. Lalu perasaan itu diungkapkan dalam bentuk gambar. Setiap grup dapat menggambarkan apa saja yang mereka rasakan di dalam kertas A2 yang kemudian mereka presentasikan di hadapan para peserta yang lain. Setelah itu para peserta dibagi berdasarkan regional wilayah masing-masing. Mereka mendiskusikan Rencana Tindak Lanjut apa yang akan dilaksanakan setelah berakhirnya YIC ini agar kegiatan ini tidak hanya terhenti disini saja dan dapat menghasilkan sesuatu yang kongkrit. Malam harinya tidak kalah seru. Acara api unggun dikemas menarik dengan menampilkan slideshow fotofoto dokumentasi selama 2 hari acara diselenggarakan. Lagu harmoni dan rumah kita yang dibawakan bersamasama menambah hangatnya suasana malam itu. Kesempatan itu juga dimanfaatkan untuk memperkenalkan dua komunitas yang ada di Kota Bandung yaitu Fraksis yang bergerak di bidang sosial serta LBH yang bergerak di bidang advokasi. Kemudian dilanjutkan dengan pemutaran film “Alur Waktu” karya komunitas 6211 yang menampilkan perjalanan toleransi bangsa Indonesia sejak kemerdekaan RI pada tahun 1945. Banyak peristiwa yang menunjukkan masih harus dibangunnya toleransi pada diri seluruh masyarakat Indonesia.
Nasional 17 Akhirnya malam itu ditutup dengan renungan yang dipimpin oleh Mln. Syaefullah Ahmad Farouq, Muballigh Jemaat Ahmadiyah Indonesia untuk wilayah Priangan Barat. Beliau menyampaikan pentingnya motto Love For All Hatred For None dalam menyikapi keberagaman di negara kita. Pada hari terakhir para peserta diajak oleh panitia dan fasilitator YIC untuk berwisata rohani ke beberapa tempat ibadah di kota Bandung. Ada dua kelompok besar yang dibagi untuk mengunjungi Hindu Hare Krisna, Vihara Dharma Ramsi, Pesantren Darut Taubah, Kong Miao milik Kong Hu Cu serta Gereja St. Mikael yang menjadi destinasi terakhir rangkaian acara YIC ini. Sebuah pengalaman yang luar biasa mengetahui bagaimana ajaran agama dan keyakinan lain diajarkan. Dengan mengetahui langsung dari setiap agama dan keyakinan itu kita dapat menarik kesimpulan bahwa tidak ada agama yang mengajar kan kejahatan. Semua mengarahkan manusia untuk dapat menjadi manusia yang lebih baik. Hanya cara pandang serta pelaksanaan yang berbeda. Seperti pepatah banyak jalan menuju Roma, banyak cara untuk menuju Sang Pencipta sesuai dengan keyakinan yang ada di hati kita masing-masing. Berbeda itu indah karena dengan berbeda kita bisa menjadi suatu kesatuan yang berwarna. Mln. Syihab Ahmad [][]
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
18 Nasional
Volume IX, Nomor 11, Edisi November 2014
Pengobatan Gratis untuk Warga Kampung Tanjung
Garut: Kicauan burung yang mengetuk-ngetuk pagi, menemani perjalanan Tim Humanity First (HF) menuju lokasi pengobatan homeopathy gratis di Kp. Tanjung, Ds. Pasawahan Kec. Tarogong Kaler, Kab. Garut, pada Sabtu (19/11). Tim itu terdiri dari 7 orang Anshar, 2 orang Khuddam, dan 3 orang LI. Setelah dimanjakan dengan pesona pesawahan hijau dan helaan udara yang berembus lembut, akhirnya tim tiba dirumah Omay, mantan Ketua RW Kampung Tanjung pada pukul 09.00. Nampak beberapa warga telah berkumpul menemani Dr. Aca yang sudah melesah di lokasi lebih dulu. Mereka menyambut tim dengan begitu hangat dan santun. Tanpa menyaru waktu le-
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
bih lama, acara pun mulai dibuka oleh Oman, salah satu anggota HF. Oman yang akrab disapa ‘Om Menir’ ini menyampaian maksud dan tujuan serta penjelasan singkat mengenai homeopathy. Beberapa warga antusias dan asyik mengacungkan tangan untuk menanyakan hal-hal yang mereka tidak pahami mengenai pengobatan tersebut. Nampak di raut-raut wajah warga tersimpul senyum, menandakan mereka senang dan siap mengikuti pengobatan ini. 15 menit berlalu, untaian pembukaan itu diikat dengan doa yang dipimpin oleh Mln. Jafar Ahmad. Para pasien berbagai usia mendayu-dayu berdatangan terus dan terus. Kendati rerintik hujan mengintip pelan, na-
mun tak sampai menyurutkan semangat mereka untuk mengikuti pengobatan ini. Odih, Ketua Panitia Pelaksana sekaligus penggagas acara, menyatakan bahwa beliau sangat senang melihat antusiasme warga. “Saya senang acara ini mendapat respon yang baik dari warga dan saya berharap acara serupa dapat diadakan rutin di sini,” ucap laki-laki anggota Organdah ( Organisasi Angkutan Daerah) Garut yang sudah menjalin hubungan baik dengan tim HF. Alhamdulillah, berkat Nusrat dan Inayah Allah Ta’ala, tim berhasil menangani 164 pasien dengan baik. Hingga tepat pukul 15.00 acara pun selesai. Namun, ada yang menggelitik. Ketika HF bergegas pulang menyusuri jalan setapak, HF berpapasan dengan seorang ibu dan ia berucap, “Alhamdulillah, obatnya mujarap. Kaki saya langsung tidak sakit lagi, ajaiibbbb!,” katanya. Akan hal itu HF bersyukur dan merasa senang. Semoga acara sosial demi kemanusiaan semata ini terusmenerus diadakan sehingga menjadi suluh yang akan terus -menerus menyalakan api karunia-Nya. Aamiin Allahumma Aamiin. Riyanti [][]
Volume IX, Nomor 11, Edisi November 2014
Nasional 19
Di Sini Tak Ada Sinyal HP, Radio, dan Televisi “SAYA dokter, tapi di desa terpencil di Gunungkidul, Yogya. Mampir, ya, kalau ke Yogya,” ajak dr Gianne Panji Putri saat kami bertemu di Bandara London Heathrow, Kota London, September lalu. Perkenalan dengan dokter belia ini terjadi tak sengaja saat saya menunggu jemputan untuk keluar dari Bandara London Heathrow. Saat bertemu, Gianne tak sendirian. Hari itu, bersama kakak dan kedua orang tuanya, Gianne hendak berlibur di London dan melanjutkannya ke Prancis, Jerman, dan Swiss. Dalam hati terpikir, pastilah di dalam kesehariannya, dokter muda ini bekerja di klinik-klinik besar atau rumah sakit terkemuka di dalam atau di luar negeri. Karena itu, ketika
Gianne mulai bercerita bahwa tempat praktiknya berada di pelosok Gunungkidul, ada sedikit rasa tak percaya. Bagaimanapun, begitu kita menyebut Gunungkidul, yang terbayang adalah daerah kapur yang tandus karena sering kekeringan, yang dari namanya saja jelas menunjukkan itu berada di daerah pegunungan. Apalagi, berdasar pengakuannya, sejak kecil hingga lulus kuliah Fakultas Kedokteran di Universitas Yarsi di Jakarta, ia selalu tinggal di Jakarta. Kalaupun keluar kota,
hanya sesekali, itu pun hanya ke Bandung. Jadi, kenapa harus ke Gunungkidul? Didorong rasa penasaran, saya pun menyambanginya ketika kebetulan berkunjung ke Yogyakarta, akhir November lalu. Hari itu, sengaja saya tak mengontaknya lebih dahulu, biar surprise. Akan tetapi, niat tidak mengontak itu batal karena ternyata dari Kota Yogyakarta, perjalanan ke Klinik dr Gianne cukup jauh, sekitar 1,5 jam perjalanan. Khawatir saat saya datang Gianne tak ada di tempat, saya pun menelepon ke nomor telepon selulernya yang ia berikan saat bertemu Bandara London Heathrow. Namun, nomor
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
20 Nasional
tersebut tak bisa dikontak. Dengan terpaksa saya melanjutkan perjalanan ke Gunung Kidul meski dengan risiko karus kembali tanpa bertemu karena kebetulan Gianne tak ada di tempat. Syukurlah, ketika akhirnya saya tiba, Gianne ada di tempat praktiknya. Lokasi praktiknya berada di Desa Ngloro, Kecamatan Saptosari. Daerahnya benar-benar terpencil dan belum ada sarana kesehatan, kecuali klinik dr Gianne. “Wah, akhirnya datang juga ke klinikku. Inilah tempat kerjaku. Jauh, ya? Selamat datang di tempat yang tidak ada sinyal hape, radio tidak terdengar, dan TV harus pakai antene parabola,” kata wanita kelahiran 6 Juni 1987 ini sambil memperagakan, kalau mau menggunakan ponsel, ia harus keluar klinik, mencari sinyal. Karena kondisinya yang seperti itu, kata Gianne, saat pertama ia datang, Februari 2014, Camat Saptosari sempat menyebutnya sebagai bidadari, saking gembiranya.
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
Volume IX, Nomor 11, Edisi November 2014
“Kita dapat kiriman bidadari dari surga untuk jadi dokter,” kata Camat Saptosari seperti ditirukan Gianne. Klinik tempatnya kini berpraktik, ujar Gianne, diberi nama Klinik Asih Sasama. Klinik ini hanya terdiri atas ruang praktik, ruang tunggu, dan dua kamar mandi yang semuanya berukuran kecil. Di klinik ini, Gianne dibantu tiga perawat dan seorang tenaga administrasi. Untuk tempat tinggal, Gianne menempati rumah joglo yang berdampingan dengan bangunan klinik. Di rumah joglo itu ada enam kamar tidur dan satu kamar mandi. Selama delapan bulan praktik sebagai dokter umum di sana, Gianne sudah mempunyai data base pasien sebanyak 1.800 orang dengan jumlah kunjungan 2.800 kali. Ini berarti, sekalipun kecil, klinik yang ia kelola adalah klinik yang ramai. Ini menunjukkan, sekalipun ia baru delapan bulan bertugas di wilayah tersebut, banyak warga di sana su-
dah mengenalnya dan beberapa kali berobat ke kliniknya. Pasien-pasiennya, ujar dr Gianne, sangat beragam, dari anak-anak sampai kakeknenek. Mulai sakit ringan, flu, hingga yang berat yang harus dirujuk ke rumah sakit besar di Yogyakarta. “Ada yang nggak bisa pipis, ternyata infeksi, terus minta disunat. Saya bilang, wah, tidak ada alatnya, Pak. Sebaiknya Bapak ke kota saja biar tidak berisiko,” kisah Gianne sambil tertawa. Berapa biaya obatnya? Gianne mengaku bahwa sedari awal ia memang ingin melayani masyarakat yang tidak mampu. Karena itu, biaya periksa termasuk obat hanya Rp 40 ribu. Biaya itu, ujarnya, sangat minim karena harga obat juga mahal. Meski demikian, ujarnya, ada juga di antara pasiennya yang masih menawar karena tidak mampu bayar. Namun, kata Gianne, dengan bisa membantu sesama dari kalangan yang tidak mampu, ada rasa kebanggaan dan kebahagiaan tersendiri. “Bahagia kan tidak selamanya diukur dengan materi dalam bentuk uang banyak,” kata dokter yang masih lajang ini. Saat ditanya apakah akan selamanya ia mengabdi di pedalaman Gunungkidul, Gianne tak menjawab. Namun, ujarnya, sejak ada Klinik Asih Sasama, jalan menjadi diaspal hotmiks. “Masyarakat menjadi makin banyak yang tahu sehingga tidak tega rasanya bila harus meninggalkan tempat ini,” ujarnya. Pitoya--Tribun Jabar [][]
Volume IX, Nomor 11, Edisi November 2014
Nasional 21
Menteri Agama Tekankan Kerukunan Beragama Jakarta: Menteri Agama terpilih Lukman Hakim Saifuddin menyatakan sudah sepatutnya kita bersyukur atas keragaman bangsa Indonesia yang sangat majemuk. Kerukunan umat beragama secara umum, kata Lukman juga wajib disyukuri. Kendati demikian sebagai sebuah bangsa yang besar, Lukman mengajak seluruh umat beragama untuk tidak menutup mata atas kasus intoleransi yang belakangan muncul di Indonesia. "Meskipun sifatnya tidak menjadi cerminan secara keseluruhan. Namun kasus-kasus seperti FPI kemarin tetap harus menjadi perhatian kita yang serius," katanya saat dihubungi Suara Pembaruan di Jakarta, Senin (27/10). Menurutnya, nilai agama haruslah menjadi faktor perekat untuk menjalin kerukunan umat beragama. Sebab, hakikat dari semua agama adalah sama. "Agama jangan justru menjadi sebaliknya, memecahbelah kita sebagai sebuah bangsa," imbuhnya. Lukman mengungkapkan, dirinya memiliki banyak rencana program kerja sebagai Menteri Agama sebagaimana yang sudah dilakukannya selama empat bulan terakhir dia menjabat pada posisi yang sama.
Namun, dia perlu menahan diri dulu ke publik sebelum sidang kabinet dengan Presiden Joko Widodo dilakukan. Politisi PPP itu ingin terlebih dahulu mendengarkan apa yang menjadi concern Jokowi terhadap kementerian agama. "Apa yang menjadi harapan beliau (Jokowi) dan di situlah nanti saya jabarkan menjadi program-program termasuk program 100 hari kerja nanti," pungkasnya. Pelantikan Kabinet Kerja sendiri akan dilakukan pada pukul 11.00 WIB hari ini di
Istana Merdeka. Dan pelantikan hari ini menjadi pelantikan kedua kalinya untuk Lukman sebagai Menteri Agama setelah sebelumnya pada 9 Juni 2014 dia juga dilantik Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menggantikan Surya Darma Ali yang tersangkut kasus korupsi dana haji. [][] Sumber: http:// www.beritasatu.com/ nasional/220446-lukman-saefuddintekankan-kerukunan-umat.html#
Bogor: Mubaligh Jemaat Ahmadiyah Wilayah Bogor, Mln. Ghulam Wa‐ hyudi photo bersama dengan AKBP Bahtiar Ujang Purnama. AKBP Bahtiar Ujang diangkat sebagai Wakapolres Metro Jakarta Barat. Sedangkan peng‐ gantinya, AKBP Irsan dulunya adalah Kasubdit Harda Ditreskrimum Polda Metro Jaya.[][]
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
22 Nasional
Volume IX, Nomor 11, Edisi November 2014
Seminar di Indramayu,
Mengenal Ahmadiyah Lebih Dekat
Indramayu: Seminar ini telah digagas sejak bulan Mei 2014 oleh Mln. Muhammad Sulaiman (Mubaligh Sekarmulya) dan Mln. Nanang Salman (Mubaligh Indamayu) bekerjasama dengan PMII cabang Indramayu sebagai Ketua Umumnya adalah sdr. Suhendrik S.Pdi. Kemudian di sampaikan ke Panitia BPT Jawa Barat Bapak Entang. Namun terkendala dengan berbagai hal baik dalam penentuan waktu serta moment yang baik untuk seminar. Sehingga disepakati acara diadakan pada hari kamis 20 november 2014, mengingat bulan November adalah diperingatinya Hari Pahlawan, tempat acara seminar di Hotel Istana Bangun Jagad Indramayu, tepat di dekat markas PMII PC Indramayu. Dalam seminar ini telah banyak yang diundang sebagai Narasumber oleh panitia pelaksana seminar seperti Syiah
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
dan tokoh lainya, namun berhalangan untuk menjadi narasumber. Sehingga yang bisa berkenan menjadi Narasumber adalah : 1. Bapak Zaenudin Abu Bakar, Lc. Perwakilan Kaum Muda NU dengan materi : “ Peran Kaum Muda dalam Rekonsiliasi Keagamaan di Indonesia”. 2. Bapak Drs. Khambali. M.Pdi Pembantu Dekan 3 Fakultas Agama Islam Universitas Wiralodra Indramayu dengan materi : “Pandangan Akademisi Terhadap Perkembangan Keberagaman di Indonesia”. 3. Bapak Drs. Mahmud Mubarik. MM (Ekky) Perwakilan JAI dengan materi : “ Mengenal Lebih Dekat JAI dan Kontribusi JAI dalam berbangsa dan Bernegara” Acara ini dimulai pukul 13.00 oleh pembawa acara sdr. Tantowi. Dan dimoderatori oleh ketua Kopri PMII In-
dramayu sdri. Tiana Jeanita. Hadir para tamu Undangan 100 orang dari berbagai kalangan diantaranya : Akademisi Unwir, PMII Indramayu, Dayak Losarang, Bahai dll. Dalam kesempatan ini Narasumber yang pertama yakni Bapak Zaenudin Abu Bakar, Lc. mengemukakan kepada peserta seminar dengan mengutip sabda Nabi SAW. “Ketika Nabi ditanya salah satu sahabatnya, “Islam apa yang paling baik?” Beliau SAW. bersabda : “Jika engkau memberi makan orang yang lapar dan menyebarkan kedamaian di tengahtengah orang yang engkau kenal dan orang yang tidak engkau kenal”. Sikap radikal dan eksklusif lahir dari keberagaman yang tidak toleran. Tipologi semacam ini cendrung menjadikan kekerasan sebagai jalan keluar dalam memecahkan
Volume IX, Nomor 11, Edisi November 2014
persoalan, terutama yang berkaitan persoalan agama. Kebajikan tidak mungkin dicapai dengan kekerasan, karena kekerasan itu sendiri sudah merupakan kejahatan. Maka keberagaman radikal adalah akar kejahatan. Perdamaian tidak bisa terwujud dengan keberagaman radikal.Pungkasnya. Sementara Bapak Drs. Khambali. M.Pdi mengungkapkan bahwa “Format keberagaman agar saling menghargai, “Toleransi adalah konsep modern untuk menggambarkan sikap saling menghormati dan saling bekerjasama di antara kelompok-kelompok masyarakat yang berbeda baik secara etnis, bahasa, budaya, politik, maupun agama. Toleransi merupakan konsep agung dan mulia yang sepenuhnya menjadi bagian organic dari ajaran agama-agama, termasuk agama Islam.Dalam konteks toleransi antar-umat beragama, Islam memiliki konsep yang jelas. “Tidak ada paksaan dalam agama”, “Bagi kalian agama kalian, dan bagi
kami agama kami” adalah contoh popular dari toleransi dalam Islam”. Sedangkan dari Jemaat Ahmadiyah Indonesia yakni Bapak Mahmud Mubarik (ekky) memaparkan dari proses bagaimana masuknya Ahmadiyah (Qadiani) ke Indonesia hingga masa perjuangan kemerdekaan Indonesia. Beliau merunut dari berangkatnya 3 pelajar indonesia dari Sumatra Thawalib ke Hindustan dan sampai ke Lahore (kini pakistan), yang dikemudian hari 3 pelajar ini menerima baiat masuk ke dalam Jemaat Ahmadiyah di Qadian (India sekarang). Dari 3 pelajar inilah proses permintaan kepada Pemimpin Ahmadiyah Hadhrat Khalifatul Masih II , Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad R.A. putra Pendiri Jemaat Ahmadiyah agar dikirimnya seorang utusan ke nusantara untuk menyampaikan Ahmadiyah. Pada tahun 1925 dikirimlah seorang utusan (Mubaligh) ke Nusantara Mln. Rahmat Ali H.A.O.T dan berlabuh di Tapak Tuan, Sumatra.
Nasional 23 Lebih, lanjut Beliau menerangkan kiprah Jemaat Ahmadiyah dalam berbangsa dan Bernegara. Beliau memaparkan diantaranya : 1. Tentang Mln. Sayyid Syah Muhammad Al-Jaelani dan kiprahnya saat Ibukota negara berpindah ke Jogjakarta 1946. 2. Tentang Wage Rudolf Supratman dan Lagu IndonesiaRayan serta keahmadiannya. 3. Tentang pemberian AlQuran tafsir kepada Moh.Hatta oleh Hadhrat Sahibzada Mirza Mubarak Ahmad ketika kunjugannya ke indonesia tahun 60an. 4. Tentang Pahlawan Ampera Arif Rahman Hakim yang juga seorang Ahmadi. 5. Tentang bapak Entoy Muhammad Toyyib seorang Ahmadi dari SingaparnaTasikmalaya. Satu-satunya Ahmadi yang ikut dibuang/ diasingkan ke Digul Papua beserta pejuang lainnya. Dalam sesi tanya jawab bnyak para undangan yang ingin lebih tau dan ingin lebih faham tentang Ahmadiyah. Walau terlihat klasik tentang apa yang ditanyakan, diantaranya: 1. Minta penjelasan tentang kenabian Mirza ghulam ahmad. 2. Mengapa mengaku juga sebagai Nabi, Mujaddid dan Al-Masih Al-Mauud. 3. Apa itu tadzkirah. 4. Masalah Wahyu. 5. Khataman Nabiyyin. 6. Mengapa orang-orang ahmadi tidak bisa di Imami oleh bukan Ahmadi. Diakhir sesi, moderator menyimpulkan dari beberapa
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
24 Nasional statement “ apapun agamamu, apapun sukumu, apapun warna kulitmu dan siapapun kamu, kita adalah bangsa Indonesia”. Acara ini bisa terlaksana dengan baik dan lancar tentu atas kerjasama dari beberapa pihak, diantaranya : Jemaat Sekarmulya selaku pelaksana acara bekerjasama dengan PMII, Jemaat Indramayu
Volume IX, Nomor 11, Edisi November 2014
yang sudah memberikan Jamuan Tamu dari Wilayah dan Pusat, pembicara dari Pusat Bapak Mahmud Mubarik (Ekky), Crew MTA serta Bantuan Anggaran melalui Panitia BPT Jawa Barat Bapak Entang, di proses ke Ketua BPT Pusat Bapak Saifuddin Muttaqi, kemudian persetujuan akhir adalah ditangan Bapak Amir Nasional.
Wikari Amal Di Wanasigra
Wanasigra: Ada yang tidak bi‐ asa di Kampung Wanasigra di rabu (12/11) pagi ini. Ratusan orang tumpah ruah di sepanjang jalan masuk SMA Plus Al‐Wahid. Cang‐ kul, sekop, karung, dan ember me‐ rupakan benda yang paling banyak ditemukan di sana. Ya, pada hari ini
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
seluruh masyarakat di Desa Ten‐ jowaringin melaksanakan wiqari amal mengecor bangunan Masjid Al‐Fadhl yang sedang direnovasi. Bukan hanya anggota Jemaat Ahmadiyah saja, masyarakat non‐ Ahmadiyah pun ikut riung mumpu‐ lung bahu‐membahu dalam proses
Semoga Acara seminar ini adalah langkah yang baik untuk memberikan pemahaman tentang Ahmadiyah baik secara Aqidah dan peran serta Ahmadiyah dengan Negara, yang selama ini hampir masyarakat tidak memehaminya dengan benar. Kontributor: Mln. Khaeruddin Atmaja [][]
pembangunan masjid yang diperkirakan nantinya dapat menampung sampai dua ribu ja‐ ma’ah. Semua anggota badan baik dari Khuddam, Anshar, Lajnah baik yang muda maupun yang tua terlihat sangat antusias melawan rasa lelah memindahkan ember berisi batu, pasir atau hasil adukan semen dari tangan satu ke tangan yang lain. Sebuah pemandangan persauda‐ raan yang luar biasa. Inilah sikap gotong‐royong yang sudah menjadi ciri khas bangsa Indonesia sejak lama. Ini juga Ukhuwah Islamiah yang dicontohkan Rasulullah saw. dan para sahabatnya beberapa abad silam. Diperkirakan dana yang akan dikeluarkan hingga selesainya mas‐ jid yang menjadi kebanggaan ang‐ gota Wanasigra ini sebanyak Rp. 1,5 M yang berasal dari dana pem‐ bangunan pusat serta natura dari para anggota. Angka yang pantas mengingat banyaknya jumlah ang‐ gota yang bisa ditampung di masjid ini dalam kegiatan‐kegiatan di masa yang akan datang. Tidak kurang dari seribu orang bekerja pada shift pertama wiqari amal yang dibagi‐bagi berdasarkan Jemaat lokal yang berada di Ten‐ jowaringin. Murid SMA Plus Al‐ Wahid pun ikut diliburkan dari kegiatan KBM agar dapat ikut serta dalam pembangunan masjid yang pernah menjadi tuan rumah Jalsah Wilayah Priangan Timur ini. Penge‐ coran masjid Al‐Fadhl ini berlang‐ sung hingga malam hari. Mln. Syi‐ hab Ahmad [][]