Volume (3) Nomor (2) Edisi Juli2015
Arsitektur dan Desain Riset Studi Perkotaan dan Lingkungan Binaan Kritik Perencanaan dan Arsitektur Binaan Elektronik Jurnal Arsitektur milik Jurusan Arsitektur-Fakultas Teknik-Universitas Udayana yang terbit dua kali dalamsetahun.www.ojs.unud.ac.id
Suarya, IM; DjajaBaruna AAG; Mudra, IK; Syamsul, AP; Yuda Manik, IW; Swanendri, NM; Rumawan Salain, IP;Sueca, NP; Suartika, GAM;Susanta, IN; Suryada, IGAB; Widja, IM; Kastawan, IW; Suryada, IGAB; Karel Muktiwibowo, A.
JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA
ISSN: 9 772338 505007
e-Jurnal Arsitektur (JA) Universitas Udayana e-Jurnal Arsitektur (JA) UNUD adalah kumpulan artikel terbitan berkala yang merupakan hasil studi menyeluruh dan inter disiplin di bidang arsitektur, perencanaan, dan lingkungan terbangun. Tujuan JA UNUD adalah untuk menghubungkan teori dan praktik nyata dunia kerja dalam bidang arsitektur dan desain riset, serta perencanaan kota dan studi lingkungan binaan. Kontributor artikel JA UNUD utamanya berasal dari para civitas akademika arsitektur, namun tetap terbuka peluang bagi pelaku dan pemerhati bidang arsitektur, seperti: arsitek bangunan, desainer interior, perencana kota, dan arsitek lansekap yang bekerja di institusi akademik, lembaga riset, institusi pemerintahan, universitas, maupun praktik swasta untuk turut berkontribusi. JA UNUD mempublikasikan studi riset, kritik dan evaluasi objek arsitektur berskala mikro maupun makro, dll. Sub bidang yang dapat menjadi topik artikel di JA UNUD terbagi atas 3 (tiga) bagian: 1. Arsitektural dan Desain Riset: Topik yang termasuk sub bidang ini, antara lain: teknologi dan desain berkelanjutan, komputer arsitektur, metoda desain dan teori, arsitektur perilaku, desain dan pemrograman arsitektur, pedagogi arsitektur, evaluasi pasca huni, aspek budaya dan sosial dalam desain, dll.Artikel biasanya merupakan hasil studi/skripsi/tugas akhir mahasiswa arsitektur. 2. Studi Perkotaan dan Lingkungan Binaan: Topik yang termasuk sub bidang ini, antara lain: konservasi perkotaan berkelanjutan, implikasi faktor administratif dan politik terhadap suatu komunitas dan ruang, kota dan daerah perkotaan, perencanaan lingkungan, kebijakan dan desain perumahan, kota baru, aplikasi GIS dalam arsitektur, dll. 3. Kritik Perencanaan Arsitektur dan Arsitektur Binaan: Topik yang termasuk sub bidang ini, antara lain: hasil diskusi mengenai proyek arsitektur yang sedang direncanakan, dalam tahap konstruksi, dan setelah dihuni. Artikel biasanya merupakan hasil pengamatan terhadap studi kasus.
JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA Kampus Bukit Jimbaran-Bali, Indonesia +62 361 703384
[email protected] @ www.ojs.unud.ac.id; www.ar.unud.ac.id eJurnal Arsitektur Universitas UdayanaVolume (3) Nomor (2) Edisi Juli 2015
i
Pengurus e-Jurnal Arsitektur (JA) Universitas Udayana
Penanggung Jawab I Made Suarya Pengarah A.A. Gde Djaja Baruna I Ketut Mudra Ketua Syamsul Alam Paturusi Sekretaris I Wayan Yuda Manik Bendahara Ni Made Swanendri Penyunting dan Reviewer Putu Rumawan Salain Ngakan Putu Sueca Gusti Ayu Made Suartika I Nyoman Susanta I Gusti Agung Bagus Suryada Tim Validasi I Ketut Mudra I Made Widja Syamsul Alam Paturusi I Wayan Kastawan I Gusti Agung Bagus Suryada
Arsitektur dan Desain Riset Studi Perkotaan dan Lingkungan Binaan Kritik Perencanaan dan Arsitektur Binaan ejurnal nasional arsitektur milik Jurusan Arsitektur-Fakultas Teknik-Universitas Udayana yang terbit dua kali dalam setahun.
Volume (3) Nomor (2) Edisi Juli 2015 ISSN No. 9 772338 505007 Hak Cipta 2015 Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana Seluruh kontributor artikel telah mengijinkan Jurnal Arsitektur UNUD untuk mereproduksi, mendistribusikan, dan mempublikasikan substansi jurnal dalam format elektronik pada website OJS Universitas Udayana www.ojs.unud.ac.id Pandangan, pendapat, dan hasil penelitian merupakan tanggung jawab kontributor. Gambar dan diagram disediakan oleh kontributor.
Tim Penerbit I Made Widja Ngakan Putu Sueca I Wayan Kastawan I Gusti Agung Bagus Suryada Desainer Cover Antonius Karel Muktiwibowo
ii
eJurnal Arsitektur Universitas UdayanaISSN No. 9 772338 505007
Penuntun Penulisan dan Pengiriman Naskah e-Jurnal Arsitektur (JA) UNUD Tata tulis naskah: 1.
Kategori naskah ilmiah merupakan hasil penelitian (laboratorium, lapangan, kepustakaan), ilmiah populer (aplikasi, ulasan, opini), diskusi, skripsi, dan stugas akhir. 2. Naskah ditulis dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris (abstrak) diketik pada kertas ukuran A-4, spasi tunggal, dengan batas atas 1,55 cm; bagian dalam 2,5 cm; bagian luar 1,5 cm; dan bawah 2,45 cm. Font yang digunakan adalah Arial 11pt. 3. Batas panjang naskah/artikel adalah 4 atau 6 halaman. 4. Judul harus singkat, jelas tidak lebih dari 10 kata, cetak tebal, huruf kapital, di tengah-tengah kertas. Untuk diskusi, judul mengacu pada naskah yang dibahas (nama penulis naskah yang dibahas ditulis sebagai referensi). 5. Nama penulis/pembahas ditulis lengkap tanpa gelar, di bawah judul, disertai institusi asal penulis dan alamat email di bawah institusi. 6. Harus ada kata kunci (keyword) dari naskah yang bersangkutan minimal 2 kata kunci. Daftar kata kunci (keyword) diletakkan setelah abstrak 7. Abstrak ditulis dalam Bahasa Indonesia dan Inggris maksimum 200 kata, dicetak miring, font Arial 10pt, spasi tunggal. Judul bab ditulis di tengah-tengah ketikan, cetak tebal huruf kapital 8. Gambar, grafik, tabel dan foto harus disajikan dengan jelas. 9. Definisi notasi dan satuan yang dipakai dalam rumus disatukan dalam daftar notasi. Daftar notasi diletakkan sebelum daftar pustaka 10. Kepustakaan diketik 1 spasi. Jarak antar judul 2 spasi dan diurutkan menurut abjad. Penulisannya harus jelas dan lengkap sesuai dengan: nama pengarang, tahun, judul, kota: penerbit. Judul dicetak miring.
Keterangan umum: 1. 2. 3.
Naskah yang dikirim sebanyak satu eksemplar dan menyerahkan soft copy dalam program pengolahan kata MS Word atau format teks/ASCII. Naskah belum pernah dipublikasikan oleh media cetak lain. Redaksi berhak menolak atau mengedit naskah yang diterima. Naskah yang tidak memenuhi kriteria yang ditetapkan akan dikembalikan. Naskah diskusi yang ditolak akan diteruskan kepada penulis naskah untuk ditanggapi.
eJurnal Arsitektur Universitas UdayanaVolume (3) Nomor (2) Edisi Juli 2015
iii
Editorial Ketika Dirjen Diki melansir suratnya No. 152/E/T/2012 yang berisikan Wajib Publikasi Ilmiah Bagi S1/S2/S3, ide dasarnya dasarnya adalah untuk mendongkrak jumlah karya ilmiah perguruan tinggi yang dipublikasikan secara luas dianggap sangat rendah. Kebijakan ini langsung mengguncang jagad perguruan tinggi di Indonesia.Media yang digunakan untuk mewujudkan kebijakan tersebut adalah jurnal cetak dan e-jurnal. Sosialisasi e-jurnal di Universitas Udayana telah dilakukan, namun dalam implementasinya bukan hal yang mudah.Untuk mewujudkannya melibatkan banyak pihak, organisasi mulai dari jurusan hingga Universitas, menempatkan orang-orang yang berkompeten (reviewer dan validator) dan badan pelaksanaannya.Selain itu, dukungan kebijakan, sumberdaya dan pengalokasiannya.Belum lagi mekanisme pemantauan, evaluasi, dan pengawasan pelaksanaannya. Ditengah kompleksitas permasalahan ini, lahirlah jurnal volume 3 nomor 2 dengan segala keterbatasannya. Sisi kualitas sebagai karya ilmiah, berkejaran dengan batas waktu yang sangat terbatas mewarnai volume kelima ini.Ini menjadi masalah tersendiri, menransformasi Tugas Akhir arsitektur yang didominasi gambar perancangan menjadi laporan dalam format jurnal ilmiah, bukan hal mudah.Namun ini adalah pilihan satu-satunya dalam keadaan keterbatasan waktu. Diharapkan pada edisi mendatang, penyumbang artikel bukan hanya dari mahasiswa yang sedang tugas akhir, tetapi seluruh mahasiswa arsitektur tanpa memandang semester.Sehingga diharapkan diperoleh keberagaman naskah yang masuk sekaligus terdistribusinya jumlah artikel di setiap penerbitan.Dalam kesempatan yang baik ini, dari dapur pelaksana e-jurnal Asitektur, mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu terwujudnya jurnal volume 3 nomor 2 ini.
Redaktur
iv
eJurnal Arsitektur Universitas UdayanaISSN No. 9 772338 505007
Daftar Isi
Halaman eJurnal Arsitektur Universitas Udayana....................................................................................................... ii Pengurus eJurnal Arsitektur Universitas Udayana ..................................................................................... ii Penuntun Penulisan dan Pengiriman Naskah e-Jurnal Arsitektur (JA) UNUD .........................................iii Editorial .......................................................................................................................................................... iv Daftar Isi .......................................................................................................................................................... v
1.
Pengembangan Fasilitas Lapangan Sepak Bola Persi Putra Jimbaran, Bali (Putu Agus Darmawan, I Gusti Bagus Budjana, I Putu Sugiantara) ...................................................................... 1-4
2.
Penerapan Konsep “High-Tech” Dalam Bentuk Sayap Terhadap Perancangan Terminal Domestik Bandara Ngurah Rai, Bali (Made Agus Dwipayana, I Wayan Yuda Manik, I Nengah Lanus) ......................................................................... 5-8
3.
Sekolah Tinggi Ilmu Komputer dan Informasi di Gianyar, Bali (Made Yostiadi, A.A. Gde Dharma Yadnya, I Ketut Muliawan Salain) ................................................................. 9-14
4.
Galeri Seni Lukis Kontemporer di Gianyar, Bali (I Kadek Priyana, Ciptadi Trimarianto, Widiastuti) ............................................................................................ 15-18
5.
Pusat Kebugaran “Luxury Club” di Denpasar, Bali (Putu Dony Priasta Bratha, I Made Adhika)...................................................................................................... 19-24
6.
Night Club di Denpasar, Bali (I Putu Cok Ngurah Anggar Giri Putra, I Gusti Budjana, Evert Edward Moniaga) .............................................. 25-30
7.
Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Pandawa Sebagai Obyek Pantai di Kabupaten Badung (I Kadek Oka S, I Wayan Gomudha, Gusti Ayu Made Suartika) ....................................................................... 31-36
8.
Restoran Perancis di Kabupaten Badung, Bali (Grandi Amedio Adrianza, Anak Agung Gde Dharma Yadnya, I Wayan Yuda Manik) ....................................... 37-40
9.
Redesain Pasar Desa Adat Mengwi Kabupaten Badung, Bali (Nyoman Sri Sukasani, A. A. Gde Dharma Yadnya, dan Ni Made Swanendri).................................................. 41-46
10. Galeri Kerajinan Tangan Bali di Gianyar, Bali (I Kadek Bayu Septyantara, I Nengah Lanus) .................................................................................................. 47-50
11. Pengembangan Desa Bongkasa Pertiwi di Bali sebagai Desa Wisata (I Gusti Ngurah Rai Prayoga Putra, Ngakan Putu Sueca, Ida Bagus Sarjana) .................................................. 51-56
12. Apartemen Ekspatriat di Badung, Bali (I Made Adi Yoga Suwandi, I Nyoman Susanta, I Wayan Gomudha) ................................................................ 57-60
13. Pusat Motor Kustom dan Motor Klasik di Denpasar (I Ketut Mariana, I Ketut Mudra dan Evert Edward Moniaga) ............................................................................ 61-64
14. Perumahan untuk Tenaga Kerja Asing di Kawasan Pariwisata Ubud, Bali (I Komang Adi Bratha Nadha, I Wayan Kastawan, Syamsul Alam Paturusi) ..................................................... 65-68
15. Rekreasi Alam di Kawasan Wisata Jatiluwih di Tabanan (I Putu Dian Suratha, I Gusti Agung Bagus Suryada, dan I Made Adhika) ........................................................ 69-74
16. Pusdiklat Kempo Bali di Gianyar (Agung Angga Wira Raditya, I Made Adhika, I Nyoman Widya Paramadhyaksa) .............................................. 75-78
17. Pengembangan Taman Kotadi Lumintang Denpasar (I Nyoman Gde Aditya Friantara, Putu Rumawan Salain, Ida Bagus Primayatna) ............................................. 79-84
18. Fasilitas Olahraga Renang di Denpasar (I Putu Windi Adnyana, Syamsul Alam Paturusi, I Putu Sugiantara) ................................................................. 85-90
eJurnal Arsitektur Universitas UdayanaVolume (3) Nomor (2) Edisi Juli 2015
v
19. Pusat Komputer di Gianyar (Kadek Edi Saputra, I Made Widja, dan Widiastuti) .......................................................................................... 91-94
20. Pengembangan Pasar Tradisional Semarapura di Kabupaten Klungkung (Anindya Sharira, Ida Bagus Sarjana, Widiastuti)............................................................................................. 95-98
21. Penataan Kawasan Pura Dalem Sakenan Depasar, Bali (Ni Made Adwi Juliantini, Ngakan Putu Sueca, Ida Ayu Armeli).......................................................................99-104
22. Lembaga Permasyarakatan Anak di Kabupaten Bangli (I Putu Agus Suryawan, I. B. N. Bupala, I Wayan Yuda Manik) ..................................................................... 105-110
23. Bali Sea Aquarium di Pulau Serangan (Michael Kusuma, I Nyoman Sudiarta, I Gusti Bagus Suryada) ..................................................................... 111-114
24. Pusat GYM dan Yoga di Denpasar (I Gede Dhyiyo Bhargah, I Made Adhika, I Gst A. Bagus Suryada)............................................................... 115-120
25. Pengembangan Kawasan Wisata Air Waduk Muara Nusa Dua di Denpasar (Ni Luh Gede Dian Rahmayanti, I Made Adhika, I Ketut Mudra) .................................................................... 121-126
26. Galeri Seni Kerajinan Klungkung di Klungkung, Bali (Ni Nyoman Thiana Kusuma Wardhani Toestha, Ida Bagus Gde Primayatna, I Wayana Wiryawan) .............. 127-130
27. Pengembangan Pasar Tradisional Negara di Kabupaten Jembrana (I Komang Yogi Tri Susandy, A. A. Gde Dharma Yadnya, A. A. Ayu Oka Saraswati) ..................................... 131-136
28. Taman Remaja di Denpasar, Bali (Savira Septi Anggraini, Nyoman Surata, I Wayan Wiryawan) ....................................................................... 137-142
29. Sekolah Khusus bagi Anak Penyandang Tunagrahita di Gianyar (I Made Gde Pasek Witha Darma, Putu Rumawan Salain, A. A. Gde Djaja Bharuna S)................................. 143-148
30. Restoran Kuliner Indonesia di Denpasar (Pande Putu Dwi Novigga Artha, Nengah Keddy Setiada, A.A. Ayu Oka Saraswati) ..................................... 149-152
31. Redesain Gelanggang Olahraga Debes Tabanan Bertipe B (Gede Yoga Suryawan, A. A. Gde Dharma Yadnya, I Nengah Lanus) .......................................................... 153-158
32. Perubahan Tata-Letak Parhyangan dalam Area Umah di Jalan Wanara Wana, Ubud (I Putu Andika Saputra, Putu Rumawan Salain, A. A. Ayu Oka Saraswati) .................................................... 159-164
33. Pusat Pelatihan Taekwondo di Denpasar (Lidya Indriani Anggita Prameswari, I Wayan Meganada, I. B. Gde Wirawibawa .......................................... 165-168
34. Pasar Barang Bekas di Denpasar (Sinta Lukitasari, A. A. Gde Dharma Yadnya, A. A. Gde Djaja Bharuna S) .................................................... 169-172
35. Penataan Daya Tarik Wisata Taman Mumbul di Sangeh, Badung (Made Ratna Witari, Ida Bagus Ngurah Bupala, I Nyoman Widya Paramadhyaksa) ...................................... 173-176
36. Gedung Kebugaran di Kuta, Bali (I Gede Agus Waisna Putra, I Made Wijaya) ................................................................................................. 177-182
37. Pusat Pengembangan Kain Endek di Badung, Bali (Putu Rista Yuliantini Dewi, Nengah Keddy Setiada, Ida Bagus Gde Wirawibawa) ........................................ 183-186
38. Pendidikan Seni dan Bahasa Mandarin di Denpasar (Ni Made Dwi Susiyanti, Syamsul Alam Paturusi dan I Nyoman Susanta) ..................................................... 187-192
39. Fasilitas Pembakaran Jenazah Hindu di Denpasar, Bali (I Made Dipayana Ardikusuma, I Made Dwija, A.A. Gde Djaja Bharuna S) .................................................... 193-196
40. Gedung Parkir dan Penataan Halaman Depan Kampus Sudirman (Made Nurjaya Subawa, I Nengah Lanus, I Ketut Muliawan Salain) .............................................................. 197-200
41. Tema Fasilitas Olahraga Renang Bertaraf Internasional di Bali (Ida Bagus Made Widyatama Mandira, I Made Suarya) ................................................................................ 201-206
42. Pusat Pendidikan Musik Modern Dengan Pendekatan Ekologi Arsitektur di Denpasar, Bali (David Inet Novana, Nengah Keddy Setiada, I Wayan Wiryawan) ................................................................. 207-210
43. Cottage di Kawasan Wisata Pantai Nyanyi Tanah Lot Tabanan, Bali (Komang Sariasih, I Ketut Muliawan Salain, dan I Wayan Yuda Manik)......................................................... 211-216
vi
eJurnal Arsitektur Universitas UdayanaISSN No. 9 772338 505007
44. Sekolah Tinggi Ilmu Agama Buddha di Singaraja (Luh Diantari, Putu Rumawan Salain, Ida Bagus Gde Wirawibawa) ............................................................. 217-220
45. Pasraman Kepemangkuan di Gianyar (I Made Sudiasa, Ngakan Putu Sueca, Ida Bagus Sarjana).......................................................................... 221-224
46. Villa Bernuansa Bali di Tabanan (Ni Putu Helsi Pratiwininsih, A. A. Gde Djaja Bharuna, I Ketut Mudra) .......................................................... 225-230
47. Skin House Beauty Centre di Badung, Bali (Sayu Putu Peny Purnama Wati, I Ketut Muliawan Salain, I Ketut Mudra) .................................................... 231-236
48. Rumah Sakit Tipe D di Kecamatan Seririt, Buleleng (Putu Pradnya Lestari Ratmayanti, I Nengah Lanus, I Ketut Mudra) ............................................................. 237-240
49. Panti Jompo Untuk Lansia Miskin dan Terlantar di Denpasar (Made Kerta, Nengah Keddy Setiada, I Wayan Wiryawan)........................................................................... 241-246
50. Cahapel and Wedding Hall di Badung (Kellin Baquita L. O. Soares, Ciptadi Trimarianto) ........................................................................................ 247-250
51. Rasunami Bagi Karyawan di Denpasar (Kadek Yusron Mulya Prasetya, Nyoman Surata) ........................................................................................ 251-254
eJurnal Arsitektur Universitas UdayanaVolume (3) Nomor (2) Edisi Juli 2015
vii
VILA BERNUANSA BALI DI TABANAN, BALI
Ni Putu Helsi Pratiwininsih1), Anak Agung Gde Djaja Bharuna2), I Ketut Mudra3) 1)
Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana
[email protected] 2) Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana 3) Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana
ABSTRACT Nuanced Bali villa in Tabanan is one of the main tourism accommodation facilities that serves as a dwelling house with some supporting facilities that are similar both visually and in taste (other senses) with Balinese architecture building. Balinese architecture used is a non-traditional Balinese architecture which do not apply the concept of traditional Balinese architecture purely so that it can adapt to the needs and potentials of tourism in Tabanan area (the location of the villa). Forming element Balinese style villas can be realized in physical and non-physical. Physically feel of Bali arising from the form of the villa which takes the form of Balinese buildings, the materials used in the building, the color is applied to the villa, ornament and decoration that is used and the arrangement of the building mass. While the feel of a non-physical Bali traveler can feel through activities associated with Balinese culture, enjoy Balinese cuisine, enjoy natural scents and fragrances and enjoy the view of Bali. Balinese style is applied to the villa will be an excess of this villa. Keywords: Nuanced Bali villa,Forming element Balinese style villas
ABSTRAK Vila bernuansa Bali di Tabananmerupakansalahsatusaranaakomodasipariwisata yang berfungsisebagairumahtinggaldenganbeberapafasilitaspenunjang yang memilikikemiripanbaiksecara visual maupunnon visual (indralainnya) denganbangunanberarsitektur Bali. Arsitektur Bali yang digunakanadalaharsitektur non tradisional Bali yang tidakmenerapkankonsepdariarsitekturtradisional Bali secarauntuhsehinggadapatmenyesuaikandengankebutuhanpariwisatadanpotensi di wilayahTabanan (lokasivila). Elemenpembentuknuansa Bali padaviladapatdiwujudkansecarafisikmaupun non-fisik. Secarafisiknuansa Bali timbuldaribentukvila yang mengambilbentukbangunan Bali, material yang digunakanpadabangunan, warna yang diterapkanpadavila, ornamendanragamhias yang digunakandanpenataanmassabangunannya. Sedangkannuansa Bali dari non-fisikdapatwisatawanrasakanmelaluikegiatan yang berhubungandenganbudayamasyarakat Bali, menikmatimasakankhas Bali, menikmati aroma alammaupunwewangiankhas Bali danmenikmati view khas Bali. Nuansa Bali yang diterapkanpadavilaakanmenjadikelebihanvila. Kata Kunci: Vila bernuansa Bali, Elemenpembentuknuansa Bali
PENDAHULUAN Vila bernuansa Bali di Tabanandilatarbelakangiolehpeningkatanwisatawan yang berkunjungkeKabupatenTabanan yang mengalamipeningkatansetiaptahunnya, padatahun 2013 mencapai 4.915.644 orang (BadanPusatStatistikKabupatenTabanan. September 2014). Dari banyaknyakunjunganwisatawankeTabananmakapembangunansaranaakomodasipariwisataterusmeningkat, fenomena tersebut didukung oleh data BVA (Bali Villa Association) yang menyatakan bahwa pertumbuhan vila di Bali mencapai 10% pertahunnya. Pembangunan vilaberkembang di kawasanpariwisataseperti di pesisirpantai Tanah Lot sampaiPantaiSokadandatarantinggiseperti Wilayah Bedugul. Vila-vila yang dibangunsaatinibanyak mengalami pro dan kontra di masyarakat, terutama permasalahan ijin. Terdapat vila yang tidakmemilikiijin, melanggarijindanbanyak yang meninggalkanarsitektur Bali padatampilanbangunanya. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 5 Tahun 2005 sudah mengatur mengenai tampilan dan bentuk bangunan yang dibangun di Bali dengan menggunkan arsitektur Bali. Arsitektur Bali yang digunakan pada bangunan vila adalah arsitektur non tradisional Bali, yaitu arsitektur Bali yang tidak menerapkan konsep tradisional Bali secara untuh. Dari ulasandiatas, makavilabernuansa Bali dibutuhkan di KabupatenTabanan. Denganadanyavilabernuansa Bali ini, diharapkandapatmenjadiacuandalampembangunanvilaselanjutnyaolehmasyarakatTabanansertasebagaipelestarianarsitektur Bali terutamaarsitekturdi Kabupaten Tabanan.
1)
2)
3)
Ni Putu Helsi Pratiwininsih (1119251010) , Anak Agung Gde Djaja Bharuna , dan I Ketut Mudra –Vila Bernuansa Bali di Tabanan, Bali 225
VILA BERNUANSA BALI DI TABANAN, BALI vilabernuansa Bali di Tabananmerupakansalahsatusaranaakomodasipariwisata yang berfungsisebagairumahtinggaldenganbeberapafasilitaspenunjang yang memilikikemiripanbaiksecara visual maupunsecara rasa (indralainnya) denganbangunanberarsitektur Bali. Arsitekturbali yang digunakanadalaharsitektur non tradisional Bali yang tidakmenerapkankonsepdariarsitekturtradisional Bali secarauntuhsehinggadapatmenyesuaikandengankebutuhanpariwisatavila.
Fungsi Pengadaan Vila Vila yang dirancang akan berfungsi sebagai tempat tinggal wisatawan yang datang dan berkunjung ke Tabanan dengan pertimbangan keamanan dan kenyamanan serta rekreasi mengenai budaya, alam dan arsitektur Bali.
Sasaran Pengadaan Vila Sasaran dari pengadaan vila bernuansa Bali di Tabanan ini adalah wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Tabanan baik domestik maupun Internasional.
Tema Vila Tema yang digunakan adalah arsitektur Bali. Arsitektur Bali yang digunakanadalaharsitektur non tradisional Bali. Arsitektur non tradisional Bali merupakanarsitektur yang tidakmenerapkannormanormaarsitekturtradisional Bali secarautuhtetapimenampilkangayaarsitekturtradisional Bali (PERDA Bali No.5 2005). Sehinggatimbulbangunanbarutanpamengesampingkanarsitekturtradisional Bali.Bentukbangunanmerupakanbentukdariarsitekturtradisional Bali yang telahberadaptasidengankebutuhanpariwisata.
Kapasitas Vila Vila terdiri dari 28 Unit Vila dengan kapasitas penghuni sebanyak 56 orang dan kapasitas pegawai sebanyak 120 orang. Dengan kebutuhan luas ruang dalam sebesar 4.079 m² dan ruang luar sebesar 5.613 m².
Fasilitas Vila Fasilitas yang ada pada vila terdiri dari fasilitas hunian, yaitu: kamar tidur, toilet, ruang keluarga, bar, ruang makan serta plunge pool. Fasilitas pengelola yang terdiri dari ruang-ruang pengelola dan lobby. Fasilitas entertainment yang terdiri dari restoran, kolam renang outdoor, spa, area pertunjukan seni, area persawahan sebagai tempat wisata bertani dan pengenalan terhadap budaya bertani pada wisatawan. Fasilitas servise yang terdiri dari areal parkir, ruang mekanikal dan elekrikal, gudang barang dan restoran. Unit vila terbagi menjadi tiga tipe berdasarkan jumlah kamarnya yaitu: unit vila dengan satu kamar tidur, unit vila dengan dua kamar tidur dan unit vila dengan tiga kamar tidur. Dari ketiga tipe tersebut, setiap unit vila memiliki tema tersendiri, tema diambil dari alam dan budaya masyarakat Setempat. Unit Vila tipe satu kamar memiliki view persawahan dan pantai sehingga tema yang diambil memiliki nuansa pantai dan sawah seperti: vila batu bulitan, vila kerang gading, vila mutiara, vila jukung, vila ombak, vila nyuh gading, vila waru, vila ketapang, vila omang-omang, vila sawangan. Vila tipe dua dengan view persawahan dan gunung Gunung Batukaru dengan nama: vila padi, vila seroja, vila tunjung, vila capung, vila kakul dan vila timun. Sedangkan unit vila dengan tiga kamar memiliki viewpersawahan dan Gunung Batukaru sehingga penamaan vila adalah: vila cerucut kuning dan vila kokokan.
Lokasi Tapak Melalui pertimbangan terhadap tapak yaitu luas tapak, kebutuhan view untuk tapak, bentuk tapak yang dinamis, memiliki infrastruktur, kemudahan akses serta kontur yang dimiliki site sehingga site yang terpilih adalah site nomor 2. Lokasi vilaberada di Desa Tibubiu, Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan .Lokasi vila berada di areal persawahan, disebelah selatan tapak terdapat Pantai Pasut dan Samudra Hindia. Tapak memiliki pemandangan berupa areal persawahan, pemdangan Gunung Batukaru dan di sebelah selatan dari tapak terlihat Pantai Pasut yang berbatasaan langsung dengan Samudra Hindia. Tapak memiliki akses jalan selebar 4 meter sehingga dapat dilalui kendaraan roda dua dan empat. Luas tapak
226
e-Jurnal Arsitektur Universitas Udayana–Volume (3) Nomor (2) Edisi Juli 2015–ISSN No. 9 772338 505007
sebesar 18.176,04m² seperti terlihat pada gambar 1. Tapak memilki kontur menurun kearah barat dan selatan sehingga view persawahan dan pantai jelas terlihat.
(a)
(b)
(c)
Gambar 1: (a) Lokasi Tapak Terpilih, (b) Tapak terpilih, (c) Bentuk Tapak Sumber: Pratiwininsih, 2015:Lampiran
PENEKANAN TERHADAP NUANSA BALI Elemen Pembentuk Nuansa Bali Nuansa Bali padaviladapatdirasakansecarafisikdan non fisik, secarafisikdapatdilihatmelaluibentukbangunanvila. Bentukbangunanberarsitektur Bali adalahbangunanpersegidenganmenerapkankonsepTri Anggapadabangunan.Konsep Tri Anggamembagibangunanmenjaditigayaitubagiankepala (atap), badan (bagiantengahatau super struktur yang terdiridaridindingdancaka) danbagian kaki bangunan (bataran) sepertipadagambar2.
KEPALA
BADAN
KAKI
Tampilan bangunanyangmenggunakan konsep Bali, mampu menampilkan nuansa atau suasana Bali dari budaya, iklim pada wilayah tapak atau lokasi vila dibangun. Bangunan di tampilkan melalui bentuk yang sederhana namun dijiwai oleh Konsep Tri Angga dan Konsep Sanga Mandala dalam penataan areal vila serta penataan atau perletakan massa bangunan pada tapak. Konsep tradisional yang diterapkan dipadaukan dengan material modern seperti kaca dan furnitur yang menyesuaikan dengan kebutuhan, kenyaman dan keamanan wisataan.
Gambar 1. Lokasi Vila Sumber: Pratiwininsih, 2015:129
Selainbentukbangunan, material bangunanjugadapatmenimbulkannuansa Bali, terutamapenggunaan material lokalsepertiatapdari material ijuk, genteng, bambu, kayu.Penggunaan material kayupada interior danstrukturbangunan.Warna yang digunakanpadabangunantimbuldari material lokal yang digunakansehinggaselarasdenganalamdanlingkungansekitarnya.Seperti pengunaan material alam pada kamar vila dapat dilihat pada gambar 3, sedangkan penggunaan material pada area pedestrian atau eksterior vila dapat dilihat pada gambar 4. Penggunaanornamendanragamhiasmerupakansalahsatuelemenpentinguntukmembentuknuansa Bali.Ornamen yang digunakanpadabangunanadalahornamendanbali yang telahdireduksiataudisederhanakansesuaidenganfungsibangunannya. Untukviladenganfungsinyasebagaihunian, ornamendanragamhias yang digunakandapatditerapkanuntukukiranpadapintu, pemilihanpatung yang mencerminkanbudaya Bali sepertipatungpenari, patungpetanisertapatung yang mencerminkanalam Bali sepertihewankhas yang menjadi mascot wilayah. Pemilihanlukisanjugaharusmencerminkanbudayadanalam Bali, sehingganuansa Bali padavila1)
2)
3)
Ni Putu Helsi Pratiwininsih (1119251010) , Anak Agung Gde Djaja Bharuna , dan I Ketut Mudra –Vila Bernuansa Bali di Tabanan, Bali 227
semakinkuat. Penataanruangdanmassabangunanjugaperludiperhatikan, nuansa Bali akanterbentukbilapenataanbangunanterdiridarimassabanyakdenganpenataan yang berpolanatah. Gubahan ruang dalam dengan menanpilkan material lokal seperti penggunaan material kayu yang diekspose dengan sistem pencahayaan yang mampu mnampilkan keindahan atap, pemberian pencahayaan juga dapat menjadi aksen baik pada plafound maupun dinding. Dinding yang diekspose menimbulkan tekstur dan warna alami, sehingga menimbulkan rasa dekat dengan alam. Tempat tidur yang digunakan pada vila mengambil bentuk dari bale dari bangunan berarsitekur Bali dengan menggunakan caka dan sendi. Lantai yang digunakan adalah lantai kayu, sehingga timbul kesan hangat dan alami. Gambar 3. Ungkapan Ruang Dalam Sumber: Pratiwininsih, 2015:131
Ruang dalam dan ruang luar pada vila saling terkait dan menyesuaikan dengan konsep yang digunakan yaitu arsitekur Bali. Eksterior bangunan dengan menggunakan tanaman lokal yang mampu menghadirkan nuansa Bali pada tapak. Pada gambar 3, penataan pedestrian pada unit vila diarahkan dengan dengan tanaman kamboja sebagai tanaman yang mampu manghadirkan nuansa Bali pada vila. Selain menggunakan tanaman, elemen lain yang dapat menghadirkan nuansa Bali adalah dengan menggunakan elemen artscapeseperti penggunaan lampu sebagai pengarah. Serta penggunaan hardcape atau perkerasan berupa beton dan batu koral hitam dan putih sebagai pengarah menuju bangunan.
Gambar 4. Tampilan Eksterior Vila Sumber: Pratiwininsih, 2015:118
Selainelemenfisikdiatas, terdapatelemen non-fisik yang dapatmembentukterjadinyanuansa Bali yaitudenganmelakukankegiatan yang biasanyadilakukanolehmasyarakatsetempatmisalnyabudayabertani yang dapatdilakukanwisatawandenganpenduduklokal.Selainmelakukankegiatannuansa Bali jugadapattimbuldari rasa, yaitudenganmencicipimasakankhas Bali sepertiayambetutu, babiguling, sate lilitdll. Nuansa Bali jugadapatdirasakanmelalui aroma dupapadakegiatanmebantenolehpengelolaviladan aroma bungasertadapatdiwujudkandenganpemilihan aroma terapiseperti aroma bungatunjung, cendana, kambojadll. Melaluipemandanganalam Bali sepertipegunungan, persawahandanpantaiakanmemberiketenanganpadapenghunivila.
Konsep Sanga Mandala Dalam Penataan Bangunan rec
U
228
UN
UM
UU
MN
MM
MU
NN
UN
NU
Konsep Sanga Mandala membagi pekarangan vila menjadi sembilan bagian, yang terdiri dari Utamaning Utama (UU), Utamaning Madya (UM), Utamaning Nista (UN), Madyaning Utama (MU), Madyaning madya (MM), Madyaning Nista (MN), Nistaning Utama (NU), Nistaning Madya (NM), Nistaning Nista (NN). Ruang-ruang utama terletak pada zona utama pada arah utara dan timur Sedangkan bangunan penunjang lainnya berada pada arah nista, seperti jineng, dapur dan bar. Pada gambar 5 disamping merupakan penerapan Konsep Sanga Mandala pada unit vila tipe satu kamar.
e-Jurnal Arsitektur Universitas Udayana–Volume (3) Nomor (2) Edisi Juli 2015–ISSN No. 9 772338 505007
Gambar 5. Landasan Penataan Vila Sumber: Pratiwininsih, 2015:Lampiran
Konsep Entrance pada Tapak Entrace pada tapak terdiri dari entrance pengunjung dan entrace pengelola.Entrance pengunjung sebisa mungkin terlihat menarik degan tampilan yang menyesuaikan terhadap alam dan lingkungan sekitar dan tema yang digunakan yaitu arsitektur Bali. sedangkan untuk entrance pengelola sebisa mungkin tidak terlihat oleh pengunjung dengan bentuk sederhana dan terkesan tidak mengundang. Meterial yang digunakan pada entrance terdiri dari material batu bata merah, batu paras hitam, batu palimanan dengan perletakan oenamen flora. Dimensi entrance pada tapak adalah 4 meter dengan perkerasan dari paving, sedangkan untuk pengelola memiliki entrance selebar 6 meter, sehingga mobil pengengkut barang dapat dengan mudah memasuki site berpapasan. Penggunaan enterance yang terkesan mengundang dapat dilihat dengan memundurkan candi bentar pada jalan utama. Entrance pengunjung ini memiliki bentuk yang dinamis dengan perletakan kolam dan signage pada area tengah menuju drop off seperti gambar 6 disamping. Dalam perletakannya, entrance terletak pada jalan akses utama menuju site sehingga pengunjung dapat dengan mudah menemukan vila.
`
DROP OFF
Gambar 6.Entrance Pengunjung Sumber: Pratiwininsih, 2015:Lampiran
Berdasarkan tema yang dipilih, maka bentuk entrance yang terpilih adalah bentuk candi bentar dengan tinggi candi bentar untuk entrance pengunjung setinggi 6 meter.
PERANCANGAN VILA Layout Vila
1)
2)
3)
Ni Putu Helsi Pratiwininsih (1119251010) , Anak Agung Gde Djaja Bharuna , dan I Ketut Mudra –Vila Bernuansa Bali di Tabanan, Bali 229
Gambar 7. Layout Plan Sumber: Pratiwininsih, 2015:Lampiran
Layout untuk vila bernuansa Bali ini mengikuti bentuk site, site memiliki kontur kearah selatan dan barat sehingga penataan hunian vila bejejer dengan bentuk dinamis kearah barat dan selatan. Sedangkan zona pengelola dan service berada pada akses jalan di sebelah utara, sehingga akses barang dan keperluan vila dapat dengan mudah didistribusikan. Untuk area intertainment mengelompok di sebelah selatan dekat dengan akses pengunjung sehingga pengunjung dapat dengan mudah menuju tempat rekreasi yang diinginkan. Dengan keterangan layout sebagai berikut: 1.Vila tipe 1 (1 ruangtidur), 2. Vila tipe 2 (2 ruangtidur), 3. Vila tipe 3 (3 ruangtidur), 4.Pengelola, 5.Gudang Alat, 6.GudangMakanan, 7.ME, 8.Loundry, 9.Lobby, 10.Spa, 11.Restoran, 12.Area bertani, 13.Yoga Outdoor, 14.Area Pertunjukan, 15.Kolamrenang, 16.ParkirPengunjung, 17.ParkirPengelola, 18.PosSatpam dan 19.Pura.
Site Plan
Gambar 8. Site Plan Sumber: Pratiwininsih, 2015:Lampiran
Dari gambar 8 tersebut terlihat penataan vila dan sirkulasi vila dari luar kedalam tapak dan perletakan bangunannya dengan berorientasi pada natah tapak yang berupa areal persawahan.
SIMPULAN DAN SARAN Vila bernuansa Bali di Tabanansebagaivila yang menggunkanarsitektur Bali padatampilanmaupunkonseppentaannya. Vila bernuansa Bali inimerupakansalahsatuakomodasipariwisata yang ditunjangolehfasilitaspenunjang.Konsepdanpengelolaanvilamenyesuaikandengankebutuhanvila. Nuansa Bali dapatterbentukdarifisikmaupun non-fisik. Sehingga kedepannya diharapkan vila bernuansa Bali ini dapat menjadi acuan dalam pembangunan vila yang sedang berkembang pesat di Kabupaten Tabanan saat ini.
DAFTAR PUSTAKA BadanPusatStatistikKabupatenTabanan. 2014. KunjunganWisatawankeTabanan 2013.Tabanan: BPS Tabanan. DinasPariwisatadanKebudayanProvinsi Bali.2014. DistribusiKedatanganWisatawanke Bali 2014.Tabanan: DinasPariwisatadanKebudayaan. Peraturan Daerah Propinsi Bali Nomor 5 Tahun2005 TentangPersyaratanArsitekturBangunanGedung.
230
e-Jurnal Arsitektur Universitas Udayana–Volume (3) Nomor (2) Edisi Juli 2015–ISSN No. 9 772338 505007
1)
2)
3)
Ni Putu Helsi Pratiwininsih (1119251010) , Anak Agung Gde Djaja Bharuna , dan I Ketut Mudra –Vila Bernuansa Bali di Tabanan, Bali 231