UNTUK KALANGAN SENDIRI
KHAD MESJID RAYA BAITURRAHMAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keindahan hakiki bukanlah keindahan yang sanggup tergambar oleh bayangan semu dalam pikiran insan, tetapi ia tercipta dari sesuatu yang tak mampu akal untuk menjangkaunya, namun demikian Islam telah menggambarkan bagaimana seorang muslim yang baik sanggup menciptakan keindahan bagi diri sendiri atau orang disekitarnya sehingga tercipta sebuah keadaan yang mampu membawa kedamaian dan ketentraman jiwa bagi siapa saja yang melihatnya. Kesenian merupakan sebuah langkah awal dalam tercipta sebuah keindahan, karena dengan kesenian sesuatu akan lebih berwarna untuk dipandang, maka dari itulah banyak ulama mengganggap keindahan itu merupakan bagian dari manifestasi keimanan seseorang, maka mereka mulai merangka sesuatu yang dapat dianggap sebagai penghias dari sesuatu hisan yang lain. Salah satu kemukjizatan Al-Quran adalah tentang seninya dalam menyampaikan segala sesuatu, dan kesenian itu akan lebih lagi bila ditata dengan rapi dan indah agar mampu menumbuhkan kesenian baru yang luar biasa sehingga membawa kepada ketentraman dan luluhnya hati yang beku. Berkaitan dengan kesenian dalam Islam salah satunya adalah penulisan kaligrafi yang berasal dari ayat-ayat suci Al-Quran yang ditulis dan di tata begitu rapi, dimana tulisan tersebut sering didapati dalam mesjid-mesjid sebgai hiasan yang begitu menakjubkan salah satunya seperti didalam Mesjid Raya Baiturrahman Banda Aceh.
Media Belajar Untuk Kalangan Sendiri https://sufyanilyas.wordpress.com
UNTUK KALANGAN SENDIRI
Mesjid Raya Baiturrahman memiliki banyak kaligrafi yang begitu menakjubkan sehingga penulis mengambil sample hanya kaligrfi yang ada didepan mihrab tempat imam berdiri.
B. Rumusan Masalah Masalah pokok dalam penulisan ini adalah tentang penulisan ayat-ayat yang ada pada kaligrafi tersebut, dimana penulis melihat sekilas kaligrafi tersebut begitu indah dan sangat menarik perhatian sehingga banyak pengunjung menatap dan memperhatikan seni dari ayatayat yang dipaparkan tersebut, namun disisi lain kebanyakan jamaah yang memperhatikan dengan daya tarik tersendiri tersebut, ternyata mayoritas dari mereka tidak mampu membaca atau tidak tau ayat dari surah apakah itu. Maka dari itulah penulis menarik beberapa masalah yang perlu dipecahkan untuk menelusuri dan meluruskan pemahaman dalam melihat kaligrafi tersebut, yaitu: 1. Ayat-ayat apakah yang digunakan dalam penulisan kaligrafi tesebut ? 2. Bagaimana tanggapan jamaah Mesjid Raya Baiturrahman terhadap kaligrafi ?
C. Tujuan Penulisan Berdasarkan masalah yang telah penulis paparkan diatas, maka tujuan dari peneitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui ayat-ayat apa saja yang digunakan dalam penulisan kaligrafi Mesjid Raya Biturrahman. 2. Untuk mengetahui tanggapan masyarakat terhadap kaligrafi.
Media Belajar Untuk Kalangan Sendiri https://sufyanilyas.wordpress.com
UNTUK KALANGAN SENDIRI
D. Manfaat Penulisan Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat menjadi sebuah pedoman dan rujukan bagi masyarakat dalam melihat seni kaligrafi yang ada di mesjid-mesjid khususnya Mesjid Raya Baiturrahman, sehingga masyarakat tidak hanya vaqum melihat tetapi harus mampu membaca dan memahami maknanya serta mengetahui tata letak dalam Al-Quran.
Media Belajar Untuk Kalangan Sendiri https://sufyanilyas.wordpress.com
UNTUK KALANGAN SENDIRI
BAB II RETORIKA KHAT MESJID RAYA BAITURRAHMAN
A. Sejarah Mesjid Raya Baiturrahman Masjid Raya Baiturrahman sejak berdirinya hingga kini pernah mengalami sekaligus menjadi saksi bisu sejarah yang teramat panjang bagi kegigihan rakyat Aceh. Sejak didirikan oleh Sultan Iskandar Muda lalu dihancurkan oleh Pasukan “kafe” Belanda namun kemudian Belanda harus membayar teramat mahal atas tindakan brutal itu dengan tewasnya Jendral Kohler di halaman Masjid ini oleh Aceh.
seorang
penembak
jitu
Rakyat Aceh pun kemudian
mengharamkan jazad Jenderal Kohlel dimakamkan kemudian
di
tanah
diabadikan
Aceh
yang tempat
tertembaknya pada sebuah monument kecil dibawah pohon ketapang/geulumpang dekat pintu masuk sebelah utara mesjid. Ribuan tentara Belanda berkalang tanah dan sampai Republik ini merdeka di tanggal 17 Agustus 1945, Belanda tak pernah benar benar berkuasa di tanah Aceh. Masjid ini juga menjadi saksi kerelaan dan ketulusan rakyat, ulama dan umara
Aceh
mendukung
perjuangan
Media Belajar Untuk Kalangan Sendiri https://sufyanilyas.wordpress.com
UNTUK KALANGAN SENDIRI
Kemerdekaan Indonesia ketika rakyat Aceh bahu membahu menyumbangkan harta mereka berupa emas, perhiasan, uang dan benda berharga mereka demi menyokong pemerintahan RI yang baru berdiri. Amal yang tulus itu yang kemudian menjadi cikal bakal
pendirian
penerbangan
Garuda
Maskapai Indonesia
dengan pesawat Seulawah (RI-1) sebagai pesawat pertama yang dibeli dari sumbangan rakyat Aceh bagi negeri ini. Pemberontakan Daud Berueh terhadap pemerintah RI berahir damai juga di masjid ini. Proklamator dan Presiden pertama RI, Bung Karno, tak sekali dua datang berkunjung ke Masjid ini dimasa beliau berkuasa. Presiden presiden penerus beliau pun tak absen datang dan bersilaturrahmi dengan rakyat Aceh di masjid ini. Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh, merupakan Masjid yang memiliki lembaran sejarah tersendiri, yang kini merupakan Masjid Negara yang berada di jantung kota Propinsi Nanggro Aceh Darussalam. Nama Masjid Raya Baiturrahman ini berasal dari nama Masjid Raya yang dibangun oleh Sultan Iskandar Muda pada tahun 1022 H/1612 M. Mesjid raya ini memang pertama
Media Belajar Untuk Kalangan Sendiri https://sufyanilyas.wordpress.com
UNTUK KALANGAN SENDIRI
kali dibangun oleh pemerintahan Sultan Iskandar Muda. Namun demikian setelah terbakar habis pada agresi tentara Belanda kedua pada bulan shafar 1290/April 1873 M, dimana dalam peristiwa tersebut tewas Mayjen Khohler yang kemudian diabadikan tempat tertembaknya pada sebuah monument kecil dibawah pohon ketapang/geulumpang dekat pintu masuk sebelah utara mesjid.Empat tahun setelah Masjid Raya Baiturrahman itu terbakar, pada pertengahan shafar 1294 H/Maret 1877 M, dengan mengulangi janji jenderal Van Sweiten, maka Gubernur Jenderal Van Lansberge menyatakan akan membangun kembali Masjid Raya Baiturrahman yang telah terbakar itu. Pernyataan ini diumumkan setelah diadakan permusyawaratan dengan kepala-kepala Negeri sekitar Banda Aceh. Dimana disimpulakan bahwa pengaruh Masjid sangat besar kesannya bagi rakyat Aceh yang 100% beragama Islam. Janji tersebut dilaksanakan oleh Jenderal Mayor Vander selaku Gubernur Militer Aceh pada waktu itu. Dan tepat pada hari Kamis 13 Syawal 1296 H/9 Oktober 1879 M, diletakan batu pertamanya yang diwakili oleh Tengku Qadhi Malikul Adil. Masjid Raya Baiturrahman ini siap dibangun kembali pada tahun 1299 Hijriyah bersamaan dengan kubahnya hanya sebuah saja. Pada tahun 1935 M, Masjid Raya Baiturrahman ini diperluas bahagian kanan dan kirinya dengan tambahan dua kubah. Dan pada tahun 1975 M terjadinya perluasan kembali. Perluasan ini bertambah dua kubah lagi dan dua buah menara sebelah utara dan selatan. Dengan perluasan kedua ini Masjid Raya Baiturrahman mempunyai lima kubah dan selesai dekerjakan dalam tahun 1967 M. Dalam rangka
Media Belajar Untuk Kalangan Sendiri https://sufyanilyas.wordpress.com
UNTUK KALANGAN SENDIRI
menyambut Musabaqah Tilawatil Qur‟an (MTQ) Tingkat Nasional ke-XII pada tanggal 7 s/d 14 Juni 1981 di Banda Aceh, Masjid Raya diperindah dengan pelataran, pemasangan klinkers di atas jalan-jalan dalam pekarangan Masjid Raya. Perbaikan dan penambahan tempat wudhuk dari porselin dan pemasangan pintu krawang, lampu chandelier, tulisan kaligrafi ayat-ayt Al-Qur‟an dari bahan kuningan, bagian kubah serta intalasi air mancur di dalam kolam halaman depan. Dan pada tahun 1991 M, dimasa Gubernur Ibrahim Hasan terjadi perluasan kembali yang meliputi halaman depan dan belakang serta masjidnya itu sendiri. Bagian masjid yang diperluas,meliputi penambahan dua kubah, bagian lantai masjid tempat shalat, ruang perpustakaan, ruang tamu, ruang perkantoran, aula dan ruang tempat wudhuk, dan 6 lokal sekolah. Sedangkan. perluasan halaman meliputi, taman dan tempat parkir serta satu buah menara utama dan dua buah minaret. Dilihat dari sejarah, Masjid Raya Baiturrahman ini mempunyai nilai yang tinggi bagi rakyat Aceh, karena sejak Sultan Iskandar Muda sampai sekarang masih berdiri megah di tengah jantung kota Banda Aceh. Mesjid Raya ini mempunyai berbagai fungsi selain shalat, yaitu tempat mengadakan pengajian, perhelatan acara keagamaan seperti, peringatan 1 Muharram, Musabaqah Tilawatil Qur‟an, maulid Nabi Besar Muhammad SAW (yang baru selesai 25-01-2013), tempat berteduh bagi warga kota serta para pendatang, dan menjadi salah satu obyek wisata Islami.
B. Jenis Khat Dan Sejarah Seni Islam Sejarah singkat munculnya seni hias Islam yang merupakan salah satu unsur penting dalam penampilan akhir sebuah masjid. Perlunya mengetahui sejarah seni hias Islam tersebut didasari atas pendapat Arkoun yang menyatakan bahwa pola dan bentuk-bentuk khusus dari Media Belajar Untuk Kalangan Sendiri https://sufyanilyas.wordpress.com
UNTUK KALANGAN SENDIRI
bangunan masjid merupakan hasil perulangan yang terus menerus dari abad-abad yang lalu sebagai akibat dari adanya konsep tradisional yang telah tertanam pada pikiran individuindividu.
Orang Arab mempunyai keahlian yang tidak perlu diragukan lagi dalam hal seni rupa sebagai salah satu kekayaan seni tradisionalnya. Mereka memiliki perasaan yang halus berdasarkan rasa sastra dalam bidang syair. Sifat perasaan emosional mereka dalam bersyair sangat berkaitan dengan ekspresi dalam bidang seni rupa. Kemampuan berekspresi tersebut mereka salurkan dalam bidang seni ornamen berupa hiasan yang awalnya mereka terapkan pada tenda-tenda dan alat-alat perlengkapan kehidupan. Setelah Islam datang dan berkembang serta adanya toleransi Islam terhadap kebudayaan setempat, membuat seni tradisional menjadi dasar yang kuat bagi seni hias Islam. Bangsa Arab telah terbiasa menghiasi alat-alat perang dan perkemahan dengan ukirukiran yang bersifat alamiah, berupa motif tumbuh-tumbuhan dan bunga yang dibuat melingkar-lingkar dan meliuk-liuk mengikuti pola ornamen yang kemudian dikenal dengan nama hiasan Arabesk. Selain itu, mereka juga sering menggunakan seni hias geometris dan seni kaligrafi bahasa Arab. Huruf Arab ini sangat cocok untuk menampilkan lafadz-lafadz Al Quran. Seni hias ornamen tersebut merupakan salah satu jalan keluar dari adanya larangan bagi umat Islam untuk memvisualkan makhluk hidup, yakni manusia dan hewan sebagai motif, terutama dalam mendesain masjid. Kemudian seni hias tersebut menjadi unsur penting dalam mendesain masjid hingga saat ini di negara-negara tempat penyebaran agama Islam, sebagai suatu konsep tradisional yang telah tertanam dalam pikiran individu-individu selama berabad-abad sebagaimana telah dijelaskan di awal. Indonesia sebagai salah satu tempat
Media Belajar Untuk Kalangan Sendiri https://sufyanilyas.wordpress.com
UNTUK KALANGAN SENDIRI
penyebaran agama Islam secara tidak langsung juga mendapat pengaruh dalam seni hias masjid, contohnya Masjid Raya Baturrahaman Banda Aceh. Terdapat delapan jenis seni khat yang wujud dalam tamadun Islam, yaitu: 1. Khat Kufi Berasal dari Kufah (Iraq). Pada zaman pemerintahan dinasti Bani Abbasiyah, seni Khat Kufi telah digunakan untuk menghiasi bangunan seperti masjid, gedung, kubah dan sebagainya. Tulisan Khat Kufi di tulis menggunakan seni ukiran timbul. 2. Khat Farisi Dikembangkan di Parsi. Hurufnya condong sedikit ke kanan. Digunakan untuk menghiasi hasil-hasil kesusasteraan, tajuk karangan pada majalah dan akhbar dan nama. 3. Khat Nasakh Khat Nasakh lebih jelas penulisannya dan mudah dibaca. Paling banyak digunakan dalam penulisan buku-buku agama. 4. Khat Thuluth Kebanyakan digunakan untuk menghiasi kitab al-Qur‟an naskhah rasm „Utsmani. Khat jenis ini juga digunakan untuk menulis nama buku, nama orang dan bahan rujukan yang lain. 5. Khat Diwani Khat Diwani bearti catatan atau koleksi karangan. Digunakan secara meluas pada zaman pemerintahan Sultan Khedewry di Mesir. Khat Diwani digunakan sebagai penulisan rasmi surat perjanjian, surat penghargaan dan lain-lain. 6. Khat Riq’ah Khat Riq‟ah Sering digunakan dalam penulisan surat atau mengambil catatan di majlis-majlis ilmu. Media Belajar Untuk Kalangan Sendiri https://sufyanilyas.wordpress.com
UNTUK KALANGAN SENDIRI
7. Khat Diwani Jali Khat Diwani Jali tulisannya lebih indah dan penuh dengan nilai estetika. Khat Diwani Jali terdapat pelbagai bentuk. Lazimnya, tulisan khat ini ditulis dalam bentuk ikan, burung dan lain-lain. 8. Khat Raihani Lebih menyerupai khat Tsuluts.Bentuk huruf-hurufnya lebih lebar dan panjan
C. Kaligrafi Mesjid Raya Baiturrahman Kesenian yang menakjubkan dalam seni Al-Quran salah satunya tentang bentuk dan cara penulisan yang memiliki kevariasian yang beragam sehingga menumbuhkan semangat positif bagi sebagian besar orang melihat, baik dari seni keindahan secara lahiriah ataupun kesenangan bathiniah, karena Al-Quran bukan hanya untuk dibaca atau dilihat dengan indra saja, tetapi ia diturunkan oleh Dzat Suci lebih dari apa yang telah kita bayangkan. Al-Quran yang diturunkan Allah ±XV abad yang lampau mampu menjadi obat diera modern yang serba kecanggihan, ia mampu memberi penawar bagi hati yang luka sakit, jiwa yang sakit dan pikiran yang telah disibukkan dengan keduniawian. Oleh karena demikian jangankan manusia sebagai mahkluk mulia, airpun sebagai sebuah benda mampu membentuk molekulmolekul yang beraturan bila berada dalam wadah berukir ayat-ayat suci, apalagi manusia yang memiliki hati, jiwa dan perasaan akan lebih lagi bila ia sering dan kontinu berinteraksi dengan kalamkalam agung tersebut, karena seluruh anggota tubuh akan ikut memberi makna dalam penghayatan ayatayat yang berada disekitarnya. Maka dari itulah salah satu sebab kaligrafi menjadi sebuah simbol agung dalam penghiasan kesenian mesjid, karena penulis telah mengunjungi beberapa mesjid yang ada di kota Banda Aceh
Media Belajar Untuk Kalangan Sendiri https://sufyanilyas.wordpress.com
UNTUK KALANGAN SENDIRI
ternyata sebagian besar dari mesjid tersebut menggunakan kesenian kaligrafi yang begitu mempesona, dimulai dari tulisan tangan, ukiran kayu, relief dinding tembok hingga terbuat dari cetakan besi atau seng yang dilapisi tembaga ataupun tinta emas. Oleh karena demikianlah salah satu mesjid kebanggan rakyat Aceh yaitu Mesjid Baiturrahman yang terletak di Kota Radja yang merupakan pusat sentral bagi pengunjung yang melangkah ke Aceh telah tersimpan sebuah kemegahan yang tiada tara yaitu sebuah kaligrafi terbuat dari cetakan seng yang dilapisi tinta emas berasal dari negara Arab, yang merupakan penghias ka‟bah yaitu kiblat seluruh umat muslim sedunia, yang kaligrafi tersebut posisinya terletak dimihrab depan tempat imam berdiri. D. Jenis Ayat Yang Digunakan
Penulisan kaligrafi yang berada dalam blok kaligrafi
sumbangan
negara
Arab
tersebut
menggunakan ayat-ayat yang sangat bervariasi, dalam
kedudukan
ayat-ayat
tersebut
juga
menggunakan corak yng begitu indah dimulai dari sebuah nama Yang Maha Agung Allahurabbi, dan diikuti dengan potongan-potongan ayat maupun surah yang ditata begitu rapi dan sangat indah, berikut penulis menggambarkan skema kedudukan ayat-ayat yng telah penulis beri nomor masing masingnya.
Media Belajar Untuk Kalangan Sendiri https://sufyanilyas.wordpress.com
UNTUK KALANGAN SENDIRI
Nomor 1-10 merupakan surah Al-Fatihah yang disusun dari sisi atas samping kanan, bawah dan berakir diatas sisi samping kiri berikut gambarnya:
Gambar 1-10: QS. Al-Fatihah
1. 2. 3. 4. 5.
Dengan nama Allah, Yang Maha Pengasih, lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan Yang memelihara dan mentadbirkan sekalian alam. Yang Maha Pemurah, lagi Maha Mengasihani. Yang Menguasai pemerintahan hari Pembalasan (hari Akhirat). Engkaulah sahaja (Ya Allah) Yang Kami sembah, dan kepada Engkaulah sahaja Kami memohon pertolongan. 6. Tunjukilah Kami jalan Yang lurus. 7. Yaitu jalan orang-orang Yang Engkau telah kurniakan nikmat kepada mereka, bukan (jalan) orang-orang Yang Engkau telah murkai, dan bukan pula (jalan) orang-orang Yang sesat.
Nomor 11 setelah penulis lihat merupakan kalimat Allahurabbi, karena bila itu merupakan kata Allahurabbana tidak seharusnya ada peninggalan huruf dalam penulisan tersebut apalagi kalimat ini terulang sebannyak 8 (delapan) kali, sebagai pemisah potongan ayat-ayat dalam surah Al-Fatihah., Pada penulisan Allahu Rabbana, seharusnya meliputi alif ()ا, lam dua kali ()ل, ha ()ه, ra ()ر, ba ()ب, nun ( )نdan alif ()ا. Akan tetapi bila itu lafadz Allahu Rabbana Media Belajar Untuk Kalangan Sendiri https://sufyanilyas.wordpress.com
UNTUK KALANGAN SENDIRI
yang terlihat di khat tersebut banyak kesalahan dalam penulisan, karena tulisan yang benar menurut Rasm Quran itu seperti :هللا ربنا Gambar 11: Allahurabbi Nomor 12-13 merupakan surah Al-Baqarah ayat 144, namun ayat ini merupakan penggalan yang tidak ditulis sempurna, “Kerap kali Kami melihat Engkau (Wahai Muhammad), berulang-ulang menengadah ke langit, maka Kami benarkan Engkau berpaling mengadap kiblat Yang Engkau sukai”.
Gambar 13 : Falanualliannaka Qiblatan Tardhaha
Gambar 12: Qadnara Taqalluba Wajhika Fissama’
Nomor 14 adalah surah Ali Imran ayat 133, ayat ini juga tidak ditulis sempurna hanya penggalan saja yang ditulis, sedangkan sebagiannya lagi tidak ada dalam penulisan tersebut. “Dan segeralah kamu kepada (mengerjakan amal-amal Yang baik untuk mendapat) keampunan dari Tuhan kamu, dan (mendapat) syurga Yang bidangnya seluas Segala langit dan bumi”
Gambar 14 : QS. Ali Imran:133 Media Belajar Untuk Kalangan Sendiri https://sufyanilyas.wordpress.com
UNTUK KALANGAN SENDIRI
Gambar nomor 15 merupakan tulisan sama yang dipisahkan menjadi 4 (empat) bagian, setelah penulis lihat tulisan ini merupakan kalimat Wa Faudhal Hayyil Ladzi, hanya saja tulisan ini belum bisa penulis pastikan kebenaran dari argument tersebut.
Gambar 15: Wa Faudhal Hayyil Ladzi Gambar nomor 16, 17, 20, merupakan surah Al-Baqarah ayat 255, yang sering disebut dengat ayat kursi, dimana ayat kursi ini merupakan ayat yang sering sekali muncul dalam penulisan kaligrafi dimesjid-mesjid yang pernah penulis kunjungi,
“Allah, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang tetap hidup, Yang kekal selama-lamanya mentadbirkan (sekalian makhlukNya). Yang tidak mengantuk usahkan tidur. Yang memiliki Segala Yang ada di langit dan Yang ada di bumi. tiada sesiapa Yang dapat memberi syafaat (pertolongan) di sisiNya melainkan Dengan izinNya. Yang mengetahui apa Yang ada di hadapan mereka dan apa Yang ada di belakang mereka, sedang mereka tidak mengetahui sesuatu pun dari (kandungan) ilmu Allah melainkan apa Yang Allah kehendaki (memberitahu kepadanya). Luasnya Kursi Allah (ilmuNya dan kekuasaanNya) meliputi langit dan bumi; dan tiadalah menjadi keberatan kepada Allah menjaga serta memelihara keduanya. dan Dia lah Yang Maha tinggi (darjat kemuliaanNya), lagi Maha besar (kekuasaanNya)”
Media Belajar Untuk Kalangan Sendiri https://sufyanilyas.wordpress.com
UNTUK KALANGAN SENDIRI
Gambar 16, 17, 20 : Ayat Kursi, QS. Al-Baqarah:255 Gambar nomor 18 merupakan kalimat Hasbiy Allah yang ditulis secara terulang sebanyak 3 (tiga) kali, yang pertama terletak ditengah atas sebagai pemisah surah Al-Baqarah ayat 144, yang kedua
posisinya
sebagai pemisah dua blok
ayat kursi dan yang terakir
dibagian tengah bawah
sebagai pemisah ayat kursi
surah
255 dengan ayat 256.
Al-Baqarah
ayat
bagian
tengah
Gambar 18 : Hasbiy Allah Gambar nomor 21 merupakan surah Al-Baqarah ayat ke 256 “Tidak ada paksaan Dalam agama (Islam), karena Sesungguhnya telah nyata kebenaran (Islam) dari kesesatan (kufur). oleh itu, sesiapa Yang tidak percayakan Taghut, dan ia pula beriman kepada Allah, maka Sesungguhnya ia telah berpegang kepada simpulan (tali ugama) Yang teguh Yang tidak akan putus. dan (ingatlah), Allah Maha Mendengar, lagi Maha mengetahui”.
Gambar 21: Al-Baqarah:256
Media Belajar Untuk Kalangan Sendiri https://sufyanilyas.wordpress.com
UNTUK KALANGAN SENDIRI
Gambar nomor 22 merupakan gambar surah Al-Iklas yang ditulis double: 1. Katakanlah (Wahai Muhammad): "(Tuhanku) ialah Allah Yang Maha Esa; 2. "Allah Yang menjadi tumpuan sekalian makhluk untuk memohon sebarang hajat; 3. "Ia tiada beranak, dan ia pula tidak diperanakkan; 4. "Dan tidak ada sesiapapun Yang serupa denganNya".
Gambar 22 : QS. Al-Ikhlas
Gambar nomor 23 pada dua blok yang pertama merupakan surah Al-„Araf ayat 23 “Mereka berdua merayu: "Wahai Tuhan kami, Kami telah menganiaya diri Kami sendiri, dan kalau Engkau tidak mengampunkan Kami dan memberi rahmat kepada kami, nescaya menjadilah Kami dari orang-orang Yang rugi".
Hanya saja dua huruf yang pertama tidak masuk dalam kaligrfi tersebut, selanjutnya pada dua blok selanjutnya merupakan surah Al-Baqarah ayat 201
Media Belajar Untuk Kalangan Sendiri https://sufyanilyas.wordpress.com
UNTUK KALANGAN SENDIRI
“Dan di antara mereka pula ada Yang (berdoa dengan) berkata: "Wahai Tuhan kami, berilah Kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah Kami dari azab neraka".
Dari kaligrafi diatas juga kita dapati ada kalimat yang tidak tertulis pada khat tersebut hanya ditulis sebuah ayat yang sering disebut dengan induk segala doa. Disebut demikian mungkin menurut penulis sendiri, kita hidup didunia ini dengan tujuan ibadah kepada Allah, dan salah satu bentuk penghambaan kita terimplikatif dalam bentuk doa atau permohonan. Semua yang kita minta pada dasarnya hanya bertumpu pada dua keinginan baik itu merupakan kebaikan ketika kita masih hidup di duni ini dan ataupun kebaikan bila telah berada di alam akhirat kelak. Gambar nomor 24 merupakan surah Al-Quraisy. 1. Karena kebiasaan aman tenteram kaum Quraisy (penduduk Makkah) 2. (Yaitu) kebiasaan aman tenteram perjalanan mereka (menjalankan perniagaan) pada musim sejuk (ke negeri Yaman), dan pada musim panas (ke negeri Syam), 3. Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Yang Menguasai Rumah (Kaabah) ini, 4. Tuhan Yang memberi mereka penghidupan: menyelamatkan mereka dari kelaparan, dan mengamankan mereka dari ketakutan.
Media Belajar Untuk Kalangan Sendiri https://sufyanilyas.wordpress.com
UNTUK KALANGAN SENDIRI
Gambar 24: QS. Al-Quraisy
Gambar nomor 25 merupakan penulisan kalimah syahadah yaitu syahadah Tuhid dan Syahadah Rasul yang ditulis beriringan dua buah blok.
ال أله أال هللا الملك الحق المبيه محمد رسول هللا صادق الوعد األميه
Gambar 25 : Kalimah Syahadah
Gambar nomor 26 merupakan surah Ibrahim ayat 41-42 "Wahai Tuhan kami! berilah ampun bagiku dan bagi kedua ibu bapaku serta bagi orang-orang Yang beriman, pada masa berlakunya hitungan amal dan pembalasan. Dan janganlah Engkau (Wahai Muhammad) menyangka Allah lalai akan apa Yang dilakukan oleh orang-orang Yang zalim; Sesungguhnya
Media Belajar Untuk Kalangan Sendiri https://sufyanilyas.wordpress.com
UNTUK KALANGAN SENDIRI
ia hanya melambatkan balasan mereka hingga ke suatu hari Yang padanya terbeliak kaku pemandangan mereka, (kerana gerun gementar melihat keadaan Yang berlaku)”.
Gambar 26 : QS. Ibrahim:41-42
Gambar nomor 27 dan nomor 28 merupakan alamat tertulis Fahd bin Abdul Aziz AsSaud yang memiliki nama lengkap Saud bin Abdul Aziz bin Abdurrahman bin Faisal bin Turki bin Abdullah bin Muhammad bin Saud yang merupakan seorang raja Arab Saudi yang pertama, Ia berasal dari pasangan Abdurrahman bin Faisal dan Sara Ahmad Al-Kanbir Suadyri, beliau lahir pada tanggal 9 November 1953 M/ 1880 H.
Menurut penulis, hal ini menjadi salah satu pendukung bagi kita disaat melihat kaligrafi tersebut akan terbayang bagi kita akan hiasan yang terdapat di dinding ka‟bah, hal ini didukung dengan adanya alamat raja arab yang berada dalam kaligrafi yang ada di Mesjid Baiturrahaman Banda Aceh, menandakan bahwa kaligrafi yang berada dalam mesjid raya tersebut bisa diasumsikan berasal dari tanah suci.
E. Tanggapan Jamaah Terhadap Kaligrafi Mesjid Raya Baiturrahman Kepada sekretarisnya, Muawiyah ra, Rasulullah SAW menyarankan: “Tuangkan tinta, raut-miringkan pena, tepatkan posisi ba’, renggangkan sin, jangan sumbat mim,
Media Belajar Untuk Kalangan Sendiri https://sufyanilyas.wordpress.com
UNTUK KALANGAN SENDIRI
indahkanlah Allah, panjangkan Ar-Rahman, dan baguskan Ar-Rahim.” (HR Al-Qadi Iyad dari Ibnu Abi Sufyan dalam Al-Syifa’) “Barangsiapa meninggal dunia, sedangkan warisannya adalah catatan dan tinta, ia niscaya masuk surga.”(HR Dailami dalam Irsyad al-Qulub) “Kaligrafi adalah pengikat akal pikiran.”(Plato). “Akal manusia utama berada di ujung penanya.” (Garar al-Hikam) “Kalau bukan karena pena, dunia tidak akan berdiri, kerajaan tidak akan tegak.” (Iskandar Zulkarnain dari Macedonia). Melihat beberapa sumber diatas, sangat jelaslah bagi kita betapa pentingnya menulis, apalagi ditata sedemikian rupa untuk menghasilkan karya terindah, namun terkadang dalam menulis khususnya dalam penulisan kaligrafi ada sebagian ulama yang tidak setuju karena hal tersebut membuat ayat-ayat Al-Quran mengurangi norma-norma nilai rasm, seperti yang dikemukakan oleh Muhammad Thahir Al-Khudri dalam kitab Al-Muqnik, “Penulisan kaligrafi adalah perbuatan yang keji”.
Hal ini juga sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Rasulullah Saw kepada Abdullah: “Wahai Abdullah, renggangkan jarak spasi, susunlah huruf dalam komposisi, peliharalah proporsi bentuk-bentuknya, dan berilah setip huruf hak-haknya.” Hadits ini bukan berarti Rasul melarang kaligrafi, tetapi beliau hanya mengingatkan sahabat disaat menulis jangan sampai keluar dari tatanan yang telah ditetapkan. Masyarakat sendiri begitu tertarik dengan adanya kaligrafi-kaligrafi, namun kebanyakan dari mereka hanya bisa melihat tanpa tau membaca, karena begitu sulit penulisan yang ditata dalam kaligrafi tersebut atau kurangnya ilmu tentang itu, hal ini seperti yang disampaikan beberapa jamaah Mesjid Raya Baiturrahman Banda Aceh, “saya merasa Media Belajar Untuk Kalangan Sendiri https://sufyanilyas.wordpress.com
UNTUK KALANGAN SENDIRI
senang bila melihat kaligrafi tapi saya ndak bisa membaca” papar mulyadi seorang penjual sepatu di pasar aceh. “Saya ga bisa baca uga tulisannya cuman saya seneng jha sama keindahan kaligrafinya”
tambah jamaah lain disampingnya. Hal ini hampir sama seperti yang
disampaikan oleh Andi seorang jamaah yang kerja dipercetakan Melati: “saya dulu memang pernah ikut lomba menulis khat tapi saya kurang bisa, kalo disuruh baca agak sulit nih, tuturnya sambil tersenyum. Lain halnya yang disampaikan oleh Anto pengunjung mesjid “Menurut saya tulisantulisan itu terlalu lebay tau ga, bikin orang pusing ajha, napa ndak ditulis biasa ja kan enak dibaca ia ga” sambil nyeleneh kawannya disamping. Ada juga jamaah yang begitu awam tentang kaligrafi, sehingga keluar ucapan yang sangat menggelikan, “napa sih ayat-ayat Quran dibolak-balik gituan, mungkin ga takut dosa orang nulis tu yaaaa!”.! Misalnya mesjid ga dicoret-coret kan indah kelihatannya bersih apalagi catnya berwarna putih” sahut istrinya menambahkan pendapat sang suami.
Tapi setelah penulis lihat kebanyakan dari jawaban jamaah yang berada di Mesjid Raya Baiturrahaman tidak dapat membaca kaligrafi di Mihrab mesjid, tetapi mereka membaca bukan karena ada ilmu tentang khat tetapi karena seringnya ayat-ayat yang ditulis itu berada dalam kehidupan sehari-hari seperti Al-Fatihah, Ayat Kursi, doa, dan beberapa ayat lainnya. Apalagi setelah penulis bertanya pada seorang jamaah yang selalu rutin di mesjid, beliau sendiri tidak mampu membacanya.
Media Belajar Untuk Kalangan Sendiri https://sufyanilyas.wordpress.com
UNTUK KALANGAN SENDIRI
Namun demikian, kebanyakan dari mereka bila mengambil perbandingan lebih nyaman bila berada dalam sebuah mesjid yang banyak kaligrafi didalamnya bila dibandingkan dengan mesjid yang kosong atau kurang hiasan kaligrafi. Seperti yang disampaikan oleh Riatmi anak Tarbiyah Kimia, “saya sendiri lebih seneng sama mesjid yang indah-indah, apalagi kaligrafinya banyak”. Mesjid kelihatan indah dan mewah” tambahnya lagi. Maka jelaslah bagi kita betapa minimnya ilmu masyarakat terhadap kesenian Islam, khususnya masyarakat Aceh yang telah nampak secara dhahirnya mereka masih begitu awam dalam melihat penulisan kaligrafi, maka sangat baiklah pemerintah telah menjalankan pencanangan lomba-lomba penulisan kaligrafi bagi generasi sehingga kedepan Aceh menjadi daerah yang diselimuti oleh ilmu-ilmu Al-Quran.
BAB III PENUTUP Hal yang menarik bagi kita sebagai seorang muslim yang mencintai keindahan adalah kaligrafi yng berada dalam mesjid Baiturrahman, tepat yang berada di mihrab tempat
Media Belajar Untuk Kalangan Sendiri https://sufyanilyas.wordpress.com
UNTUK KALANGAN SENDIRI
berdirinya imam, yang merupakan kesenian yang agung yaitu hiasan yang biasanya menjadi penghias ka‟bah bewarna kuning keemasan. Dalam kaligrafi tersebut menggunakan beberapa ayat agung yang dijadikan sumber penulisan khat kaligrafi tersebut, seperti : QS. Al-Fatihah, yang merupakan pembuka atau ummul kitab, selanjutnya QS. Al-Baqarah:255 yang sering disebut dengan ayat kursi, diselingi dengan asma Allah, juga ada QS. Al-Quraisy dan QS.Al-Ikhlas serta beberapa penggalan dari ayat-ayat Qurn lainnya. Namun demikian keindahan tersebut tidak akan lengkap bila hanya menatap dengan indra penglihatan saja, tetapi ia harus dipahami dan diresapi bagi siapa saja yang melihatnya, sehingga akan menumbuhkan kekuatan iman dan kebesaran jiwa bagi setiap insan. Maka dari itulah semoga penulisan ini bisa dimamfaatkan, setidaknya bisa dijadikan rujukan atau panduan untuk melihat kaligrafi-kaligrafi khususnya di Mesjid Baiturrahaman sehingga akan bisa mudah dipahami dan dibaca bagi saudara-saudara jamaah di Mesjid Raya Baiturrahaman.
Media Belajar Untuk Kalangan Sendiri https://sufyanilyas.wordpress.com