EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
DARSUS Volume IX, Nomor 5, Edisi Mei 2014
2 Editorial
Volume IX, Nomor 5, Edisi Mei 2014
Sedikit Tertawa, Banyak Menangis
D
alam acara Seminar Media bertemakan
"Meningkatkan Kepedulian terhadap Gang‐ guan Bipolar di Indonesia: Kekhawatiran men‐ genai angka bunuh diri yang tinggi di DIY" yang diadakan di Hotel Grand Aston pada Selasa (25/04), terungkap; pada tahun 2000, satu juta orang di dunia melakukan bunuh diri, setiap 40 detik orang melakukan bunuh diri dan setiap tiga detik seseorang mencoba melakukan tin‐ dakan bunuh diri. Para pakar menyimpulkan, penyebab yang cukup signifikan orang melakukan bunuh diri di zaman ini yakni: Kehilangan status pekerjaan dan mata pencaharian, kehilangan sumber pendapatan secara mendadak karena migrasi, gagal panen, krisis moneter, kehilangan peker‐ jaan, bencana alam dan lain‐lain. Tapi jika diperhatikan lebih jauh lagi, tern‐ yata faktor utama dari meningkatnya tindakan bunuh diri itu adalah hilangnya keyakinan ter‐ hadap hal yang Ghaib. Kata ‘ghaib’ di sini bisa mengacu kepada Tuhan, Malaikat, hari Kiamat, hingga masa depan manusia itu sendiri. Adapun ketiadaan dan hilangnya keimanan seseorang terhadap hal yang ghaib itu justru
tergantung dari prilaku orang itu sendiri. Hadhrat Masih Mau’ud a.s. menyebut, hal itu disebabkan karena kelalaian. “Sekarang lihatlah, betapa kehidupan ber‐ jalan dengan penuh kelalaian. Dan betapa su‐ litnya jalan keimanan, seolah‐olah di satu segi telah mati. (Malfuzat, Add. Nazir Isyaat, Lon‐ don, 1984, jilid 6, hal. 175) Tidak bisa dipungkiri, persaingan mencari kebahagiaan bersifat duniawi sudah sangat ketat, yang kemudian telah mengantarkan manusia untuk melalaikan keberadaan yang ‘Ghaib’. Tidak salah jika kemudian para pakar meny‐ impulkan bahwa tindakan bunuh diri seseo‐ rang itu salah satunya dipicu oleh hilangnya pekerjaan atau mata pencaharian. Memang kita masih melihat tempat‐tempat ibadah dipenuhi jamaah dan hari‐hari raya pun semarak dirayakan, seolah memberitahukan kepada kita bahwa kondisi keimanan manusia tidak ada masalah sama sekali. Namun tern‐ yata semua itu hanya sebatas ritual dan tradisi belaka, yang jauh dari ‘penampakan iman se‐ jati’. Karena faktanya tingkat kejahatan se‐ makin tinggi, tindakan a moral semakin massif
Alamat Email DARSUS:
[email protected] PIN BB 2A060ACC
SMS Centre DARSUS 0813 1594 5751
Penerbit: Jemaat Ahmadiyah Indonesia, Pemimpin Umum: Sekr. Isyaat PB JAI, Pemimpin Redaksi: C. Sofyan Nurzaman, Editor: Rakeeman RAM Jumaan, Staff Redaksi: Dildaar Ahmad Dartono, Sukma Fadhal Ahmad, Ruhdiyat Ayyubi Ahmad Setting: Sukma Fadhal Ahmad, Distribusi: Zafarudin, Alamat Redaksi: Jl. Balikpapan I No. 10 Jakarta 10130. Fax: 0251-8617360 SMS Centre DARSUS 0813 1594 5751 email:
[email protected],
[email protected] Situs: www.darsus.info. Redaksi menerima naskah essai, opini, tinjauan buku, maupun berita-berita dari Jemaat di Indonesia. Percetakan: Gunabhakti Grafika.
Volume IX, Nomor 5, Edisi Mei 2014
dan kreatif, hingga angka aksi bunuh diri se‐ makin meningkat. Hadhrat Masih Mau’ud a.s. memberikan solusi jitu yang sesuai dengan Sunnah Nabi, Sahabat dan contoh para Wali Allah, untuk menumbuhkan keimanan yang sejati, yaitu dengan ‘Sedikit tertawa dan banyak menangis’. Hadhrat Masih Mau’ud a.s. menulis: “Para Sufi menuliskan, bila selama empatpuluh hari seseorang tidak menangis, maka ketahuilah bahwa kalbunya telah keras. Allah Ta’ala ber‐ firman: ‘falyadh‐hakuu qaliilaw wal yabkuu katsiiraa’ (At‐Taubah : 82). Yakni sedikitlah ket‐ awa, dan banyaklah menangis. Sekarang lihatlah bagaimana keadaan zaman? Hal ini tidak berarti bahwa manusia setiap saat harus mencucurkan air matanya terus menerus, melainkan, seseorang yang kal‐ bunya sedang menangis dari dalam, dia itulah yang sebenarnya menangis. Manusia hen‐ daknya menutup pintu dan masuk ke dalam lalu sibuk memanjatkan doa dengan khusu’ dan merendahkan hati, serta menjatuhkan diri dengan serendah‐rendahnya di hadapan sing‐ gasana Allah Ta’ala, supaya dia jangan terma‐ suk di dalam apa yang dimaksudkan oleh ayat itu tadi. Seseorang yang banyak tertawa bu‐ kanlah Mukmin. Jika jiwa disimak setiap hari, maka akan diketahui bahwa timbangan ketawa dan ber‐ canda adalah lebih berat, sedangkan menangis sangat sedikit. Bahkan, di kebanyakan orang tidak ada sama sekali. Sekarang lihatlah, be‐ tapa kehidupan berjalan dengan penuh kela‐ laian. Dan betapa sulitnya jalan keimanan, seo‐ lah‐olah di satu segi telah mati. Dan se‐ benarnya memang itulah yang dinamakan iman.” (Malfuzat, Add. Nazir Isyaat, London, 1984, jilid 6, hal. 175) Lalu menangis seperti apakah yang menim‐ bulkan keimanan sejati itu? Hadhrat Ibnu Hajar Al Asqalani, dalam bu‐ kunya ‘Nashaihul Ibad’ menguraikan 3 jenis menangis yang bersumber dari keterangan Hadhrat Ali ra. Hadhrat Ali ra. menerangkan, menangis itu ada 3 (tiga) macam, yaitu; menangis karena takut akan siksaan Allah, menangis karena ta‐ kut akan kebencian Allah, dan menangis
Editorial 3 karena takut akan putus dari Rahmat Allah. Menangis yang pertama dapat menghapus macam‐macam dosa. Menangis yang kedua dapat membersihkan macam‐macam keaiban. Dan tangis yang ketiga berarti kerendahan diri seseorang di hadapan Allah Ta’ala. Buah tangisan yang dapat menghapus dosa akan membuat dia selamat dari berbagai siksa. Buah tangisan yang dapat membersihkan diri dari keaiban ialah memperoleh kenikmatan dan derajat tinggi. Sedangkan buah tangisan karena merasa rendah di hadapan Allah Ta’ala yang dia cintai adalah memperoleh kegembiraan dari Allah, dengan keridhaan‐Nya dan melihat terhadap Zat Allah tanpa ada bandingannya serta men‐ dapat kunjungan kehormatan dari malaikat dan bertambahnya kebaikan. Red [][]
Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya aku mengetahui sesuatu yang tidak kalian ketahui, dan mendengar apa yang tidak kalian dengar. Sesungguhnya langit merintih dan diberikan kepadanya hak untuk merintih, karena tidaklah dalam posisi empat jari kecuali ada Malaikat yang meletakkan keningnya bersujud kepada Allah. Demi Allah, seandainya kalian mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis, dan kalian tidak akan merasakan enaknya di atas kasur bersama isteri, dan kalian akan keluar menuju bukit-bukit untuk berdoa dengan suara keras kepada Allah. Demi Allah, aku sangat ingin seandainya aku menjadi sebatang pohon yang ditebang. (HR. Ibnu Majah Hadits No.4180).
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
4 Internasional
Volume IX, Nomor 5, Edisi Mei 2014
Konferensi Internasional MTA Ke‐3, “...Anda Sangat Beruntung”
Inggris: K o n f e r e n s i Internasional ke-3 Muslim Television Ahmadiyya International (MTA) diakhiri pada 13 April 2014 dengan pidato dari Khalifah Islam, Imam Jemaat Ahmadiyah Hadhrat Mirza Masroor Ahmad atba. Sebanyak 39 delegasi dari 2 0 n e g a r a me n g h a d i r i konferensi tiga hari yang diadakan di Mesjid Baitul Futuh, London. Selama acara para delegasi menghadiri berbagai workshop dan presentasi yang diselenggara kan oleh MTA International. Para delegasi juga dapat mengambil bagian dalam sesi satu persatu dengan perwakilan dari departemen yang berbeda dari MTA
International. Puncak dari konferensi adalah pidato penutup yang diberikan oleh Hadhrat Mirza Masroor Ahmad atba. yang isinya desakan kepada semua Studio MTA untuk terus meningkatkan standar produksi mereka dan mengingatkan para delegasi dari tanggung jawab mereka untuk mempromosikan ajaran sejati dan damai Islam di seluruh dunia. Berbicara tentang jenis program yang harus dihasilkan MTA, Hadhrat Khalifah bersabda: "Ingat, setiap program yang Anda hasilkan harus berstandar tertinggi dan harus memenuhi kebutuhan orangorang saat itu. Di satu sisi,
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
kita harus membuat program yang merupakan sarana Tarbiyyat (pelatihan moral) bagi semua orang, baik muda atau tua, pria atau wanita, dewasa atau anak. Di sisi lain, kita harus membuat program yang merupakan sarana memberitaan kebenaran Islam dan menghapus semua keraguan dan kecurigaan yang dapat timbul dalam pikiran orang-orang muda pada khususnya. Dengan demikian program-program yang menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan zaman modern masyarakat dan isuisu kontemporer harus diproduksi secara teratur oleh MTA." Hadhrat Khalifah bersabda bahwa dalam Al-Quran Allah
Internasional 5
Volume IX, Nomor 5, Edisi Mei 2014
Ta’ala telah memuji orangorang yang menyebarkan kebenaran, dan di era ini MTA sedang memainkan peran yang sangat penting dalam menyebarkan ajaran yang benar dan damai tentang Islam di seluruh dunia. Hadhrat Khalifah bersabda: "Di era Hadhrat Masih Mau'ud a.s. diutus untuk m e m b a n g u n d a n menghidupkan kembali ajaran Al-Quran; Nabi Suci Muhammad saw. dan sebagainya dalam upaya besar ini dan dalam misi besar ini, Anda memiliki kesempatan untuk membantu dan membantu. Dengan demikian Anda semua yang beruntung, yang mampu untuk berbagi dalam berkat dan manfaat dari misi mulia dan ilahi ini, selalu ingat betapa beruntungnya Anda, di mana pun di MTA Anda mampu melayani." Selanjutnya Hadhrat
Khalifah bersabda: "Jika Anda adalah seorang relawan yang berdiri diamdiam di belakang kamera, Anda sangat beruntung. Jika Anda adalah anggota staf yang bekerja di setiap departemen MTA, maka Anda sangat beruntung. Jika Anda seorang presenter atau panelis dalam setiap program MTA, maka Anda sangat beruntung. Jika Anda bekerja di bidang produksi dan mengembangkan teknikteknik baru atau mengedit rekaman, maka Anda sangat beruntung. Jika Anda akan dikenakan biaya dengan program MTA penyiaran dari Departemen Transmisi, maka Anda juga sangat beruntung. Memang, jika Anda mampu untuk melayani dalam kapasitas apa pun dan terkait dengan MTA dalam bentuk apapun maka Anda benarbenar diberkati. Dan alasan
Anda sangat beruntung adalah bahwa Anda bekerja untuk menyebarkan kebenaran. Anda membawa cahaya spiritual ke dalam rumah orang di seluruh dunia." Dalam acara ini pun disampaikan laporan tahunan yang disampaikan oleh Managing Director MTA International, Munir-ud-din Shams, yang mengatakan selama setahun terakhir MTA telah menghasilkan lebih dari 5.000 program, yang menyumbang lebih dari 2.500 jam program yang unik. Para delegasi juga diperlihatkan video berdurasi 15 menit menyoroti kemajuan bersejarah MTA selama 20 tahun. Sfa [][] (Sumber: Ahmadiyya Times)
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
6 Internasional
Volume IX, Nomor 5, Edisi Mei 2014
Jemaat Ahmadiyah Australia Rayakan Ulang Tahun Perak Mesjid Al‐Huda
Australia: Jemaat Ahmadiyah Australia mengumumkan perayaan Perak Mesjid Baitul Huda pada jalsah Salanah ke-25 yang diselenggarakan dari tanggal 18 sampai 20 April di Marsden Park, Blacktown. Lahan untuk Mesjid Baitul Huda di Marsden Park dibeli pada tahun 1983. Khalifatul Masih IV Hadhrat Mirza Tahir
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
Ahmad r.h., meletakkan batu pondasi pada tanggal 30 September, saat kunjungan pertamanya ke Australia tahun 1983. Jemaat Muslim Ahmadiyah di Australia terdaftar sebagai The Ahmadiyya Muslim Association of Australia Inc pada tanggal 7 September 1987. Mesjid ini dibuka pada
kunjungan kedua Hadhrat Khalifatul Masih IV r.h. pada bulan Juli 1989. Nama Baitul Huda berarti ‘Rumah Petunjuk’. Selama periode masa lalu 25 tahun, mesjid Baitul Huda telah memainkan beberapa peran penting. Mesjid tersebut telah menjadi tempat untuk salat 5 kali sehari; pusat konvensi di mana para Ahmadi dari seluruh Australia datang untuk menghubungkan dan ikatan satu sama lain; tempat untuk menyebarkan pesan Islam yang benar dan damai seperti yang diajarkan oleh Nabi Muhammad saw.; tempat untuk perayaan di mana para Ahamdi berkumpul untuk merayakan hari-hari besar Islam; dan tempat pendidikan untuk anak-anak dan remaja dengan menerima pelatihan spiritual dan pendidikan keagamaan. Dalam Jemaat Ahmadiyah fungsi mesjid tidak hanya sebatas untuk shalat lima waktu, tapi lebih dari itu berfungsi juga untuk tempat silaturrahmi, pertemuan, dan pusat pendidikan, di mana para Muslim Ahmadi bisa berinteraksi dengan semua lapisan masyarakat dan menguntungkan satu sama lain. Mesjid Baitul Huda juga telah digunakan untuk pertemuan-pertemuan lintas agama lainnya dan perayaanperayaan nasional Australia seperti Australia Day, Cleanup Australia Day, Red Cross Door Knock Appeal, Peace Symposium, Donor Darah dan ‘Support for the Deaf and Blind’. Sfa [][] (Sumber: Ahmadiyya Times)
Internasional 7
Volume IX, Nomor 5, Edisi Mei 2014
Walikota Liverpool Dihadiahi Al‐Quran
Inggris: Walikota Liverpool Cllr Gary Millar mendapat cendramata Kitab Suci AlQuran dan buku ‘Life of Muhammad’ dari Imam Mesjid Fazl, London, Imam Attaul Mujib Rasheed, setelah keduanya memberikan sambutan di acara seminar bertema ’Ajaran Islam Dalam Kehidupan Keluarga Ideal’ yang digagas Jemaat Ahmadiyah
Liverpool, Inggris di Devonshire House Hotel, Liverpool pada Kamis (17/04). Dalam sambutan yang diberikan, Walikota Gary Millar menyampaikan rasa terima kasih kepada Jemaat Muslim Ahmadiyah yang telah mengundangnya ke acara yang dianggapnya luar biasa itu.
Dia pun tak ragu memuji motto dari Jemaat Ahmadiyah ‘Love for all, hatred for none’ dan sangat menghormati upaya Jemaat Ahmadiyah dalam mempromosikan perdamaian di masyarakat. Acara seminar yang menampilkan pembicara tunggal, yaitu Imam Mesjid London, Imam Attaul Mujib Rasheed, dihadiri seratus orang lebih yang berasal dari berbagai kalangan. Selain Walikota Liverpool tercatat nama-nama tokoh terkemuka setempat seperti Mr. Nisar Orchard (National Secretary Religious Upbringing), dan Malik Muhammad Akram (Imam Mesjid Darul Aman Manchester). S e l a ma p e n y a mp a i a n materi, Imam Mesjid London menjelaskan ajaran Islam tentang kehidupan keluarga yang ideal. Dia mengutip berbagai ayat dari Kitab Suci Al-Quran dan Hadits Nabi Muhammad saw. yang menjelaskan betapa pentingnya kehidupan dari sebuah keluarga yang ideal. Dia juga menekankan pentingnya menunjukkan cinta, kasih sayang dan menghormati hubungan yang berbeda dalam kehidupan keluarga. Sfa [][] (Sumber: Ahmadiyya Times dan Liverpool Echo)
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
8 Internasional
Volume IX, Nomor 5, Edisi Mei 2014
Pesan Khalifah Islam untuk Generasi Muda Ahmadi Inggris: “Jangan pernah menyembunyikan iman Anda, tetapi perlihatkanlah kepada dunia bahwa kita adalah Muslim sejati,” sabda Khalifah Islam, Hadhrat Mirza Masroor Ahmad atba. di acara penutupan Pekan Pelatihan Moral (Kelas Tarbiyat) yang dilaksanakan oleh Majelis Khuddamul Ahmadiyah Inggris di Haslemere, Surrey, Inggris pada tanggal 7 sampai 14 April 2014. Hadhrat Khalifah menyampaikan, sebagai Muslim Ahmadi hendaknya anak-anak dan pemuda Ahmadi bangga terhadap keimanan mereka. Beliau atba. menjelaskan pula kenapa mereka harus bangga menjadi Muslim, yaitu karena Islam adalah agama
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
yang sangat indah dan sangat mengagumkan. Arti sesungguhnya dari kata 'Islam' adalah 'perdamaian', 'cinta' dan 'keamanan', sehingga, menurut Hadhrat Khalifah, tidak ada orang waras yang bisa menentang atau menolak keindahannya ketika mereka belajar ajaran Islam. Hadhrat Khalifah menekankan agar setiap Ahmadi untuk menegaskan diri dalam keyakinan kepada Al-Quran, yang merupakan Kitab Suci yang lengkap dan sempurna, yang tidak hanya memerintahkan umat Islam untuk menyembah Allah Ta’ala; shalat lima kali dalam sehari; serta untuk meningkatkan pengetahuan spiritual mereka, namun
juga memberikan wawasan pengetahuan duniawi yang luas dan panduan bagi manusia untuk memecahkan masalah hidup sehari-hari. Hadhrat Khalifah mengatakan bahwa Al-Quran adalah "Harta karun spiritual" yang penuh dengan pengetahuan yang tak terbatas. "Al-Quran me nyinari dengan cahaya terangnya pada ilmu pengetahuan, sejarah, ekonomi, dan lain-lain. AlQuran mengajarkan kepada kita tentang hak asasi manusia, seperti hak-hak perempuan, hak-hak kaum miskin dan tersisihkan dan hak-hak anak. Al-Quran mendidik kita tentang masalah keluarga dan sekitar pemenuhan hak-hak satu sama
Internasional 9
Volume IX, Nomor 5, Edisi Mei 2014
lain. Sebenarnya, semua jenis pengetahuan terdapat dalam Al-Quran," jelas Hadhrat Khalifah. Menyinggung soal pendidikan bagi para anak dan pemuda Ahmadi demi masa depan yang cerah Hadhrat Khalifah bersabda: "Jangan sia-siakan kesempatan emas untuk belajar ini, tapi genggamlah mereka dan berusahalah untuk mencapai keunggulan dalam bidang yang anda pilih, apakah itu ilmu pengetahuan atau bidang yang lainnya.” Di akhir sambutannya Hadhrat Khalifah menekankan tentang betapa pentingnya doa. Beliau atba. bersabda, “Allah mendengarkan dan menjawab doa-doa yang tulus”. Mengutip pengalamannya
sendiri tentang pentingnya doa, Hadhrat Khalifah bersabda: "Sejak saya masih kecil, saya telah melihat bahwa di mana pun saya meminta dengan tulus kepada Allah Ta’ala untuk apa pun dan menangis di hadapan-Nya, Dia
selalu memenuhi kebutuhan dan keinginan saya. Dia telah menjawab doa saya dengan cara yang lebih baik daripada yang saya harapkan atau diharapkan." Sfa [][] (Sumber: Ahmadiyya Times)
Anggota DPR Australia Puji Pengkhidmatan Jemaat Ahmadiyah Australia: Pengkhidmatan tanpa pandang bulu kepada umat manusia yang dilakukan Jemaat Ahmadiyah Internasional menuai berbagai pujian. Salah satu pujian itu diungkapkan oleh Hon. Anthony Byrne, politikus terkemuka dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Parlemen Negara Australia dari Holt. Hon. Anthony Byrne, di depan sidang parlemen di
gedung Parlemen Canberra, pada Kamis (20/03) memuji aksi sosial yang dilakukan Jemaat Ahmadiyah di Victoria dan tempat-tempat lainnya di seluruh dunia. Dia pun menyinggung pertemuan ‘tak terlupakan’ dengan Khalifah Islam, Hadhrat Mirza Masroor Ahmad atba., saat beliau berkunjung ke Australia tahun lalu.
Hon. Anthony menungkapkan bahwa pidato dan presentasi dari Khalifah Islam Ahmadiyah yang memukau mengenai keyakinan yang damai dari Jemaat Ahmadiyah dan komitmen mereka untuk terus menerus mendukung perdamaian di seluruh dunia, patut diteladani. “Komunitas Muslim Ahmadiyah memegang perdamaian, rekonsiliasi, har-
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
10 Internasional
moni, cinta dan saling menghormati sebagai nilai-nilai utama mereka dan, yang penting, mempromosikan dialog lintas agama terbuka untuk menghilangkan kesalahpahaman dan untuk mencapai kerukunan antar umat beragama,” katanya. Hon. Anthony menambahkan, Jemaat Ahmadiyah telah tanpa lelah menyampaikan pesan damai Islam dan melawan segala bentuk pelecehan terhadap Islam seperti aksi-aksi terorisme atau ekstremisme. Jemaat Muslim Ahmadiyah, yang memiliki motto “Love for All, Hatred for None”, menurutnya, sangat berkomitmen untuk menegakkan ajaran Islam yang damai ini. “Secara global Jemaat Muslim Ahmadiyah telah membangun lebih dari 15.000 mesjid, 500 sekolah dan 300 rumah sakit; menerjemahkan Al-Quran Suci ke dalam 70 bahasa; dan menyebarkan ajaran sejati Islam dan pesan perdamaian dan toleransi melalui internet, media cetak dan saluran televisi satelit 24 jam (MTA Internasional).
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
Volume IX, Nomor 5, Edisi Mei 2014
Jemaat Ahmadiyah banyak terlibat dalam kegiatan kesejahteraan sosial, tidak hanya untuk kepentingan anggota mereka saja, tetapi juga untuk masyarakat luas. Mereka menjalankan sejumlah sekolah dan fasilitas medis di seluruh Afrika dan Asia,“ paparnya. Se mentara menyor oti persekusi terhadap Muslim Ahmadiyah, yang memiliki ajaran agama yang damai dan toleran, Hon. Anthony Byrne mengatakan, “Jemaat Ahmadiyah menghadapi penganiayaan di banyak negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia, Pakistan, Malaysia, Bangladesh, dan Arab Saudi, di mana mereka dianggap non-Muslim dan, sebagai akibatnya, hak asasi mereka dilanggar; seperti tidak memiliki hak untuk memilih dan kehidupan mereka dalam keadaan berbahaya karena keyakinan mereka yang moderat. Sayangnya, untuk masalah mereka ini, di negara-negara lain yang telah saya sebutkan, mereka sedang dianiaya, mereka bahkan benar-benar dibunuh. Presiden Obama menyebutkan hal ini dalam pidato saat acara di
Washington.“ Di kesempatan itu ia juga memuji Jemaat Ahmadiyah Victoria dan mengatakan bahwa Jemaat Muslim Ahmadiyah Victoria adalah bagian terbesar di Australia dan secara aktif terlibat mendukung masyarakat yang lebih luas. “Orang-orang Ahmadiyah ini tidak hanya berbicara, namun mereka juga berkarya, mengulurkan tangan, mencoba untuk menyambung silaturahmi lintas agama dan seluruh masyarakat, mempromosikan toleransi dan pemahaman. Mereka adalah komunitas besar, mereka adalah komunitas di mana kita seharusnya memegang dan mempromosikannya. Saya mengucapkan selamat kepada mereka dalam usaha mereka dan berharap untuk bekerja dengan mereka di masa depan,” tutup Hon. Anthony Byrne Hon. Anthony Byrne adalah Anggota Parlemen Federal untuk daerah pemilih Holt di Dewan Perwakilan Rakyat Parlemen Australia. Hon. Anthony terpilih dalam pemilihan sela pada tahun 1999, dan terpilih kembali pada tahun 2001, 2004, 2007, 2010 dan 2013. Jemaat Muslim Ahmadiyah adalah gerakan kebangkitan rohani internasional yang dinamis, reformis dan cepat tumbuh dalam Islam. Didirikan pada tahun 1889, Komunitas mencakup lebih dari 200 negara dengan keanggotaan melebihi puluhan juta. Sfa [][] (Sumber: Ahmadiyya Times)
Internasional 11
Volume IX, Nomor 5, Edisi Mei 2014
Jalsah Salanah Jemaat Ahmadiyah Gambia Ke‐38
Amir Trawally: Jalsah untuk Mempererat Hubungan Manusia dengan Tuhan
Gambia: Jemaat Ahmadiyah Gambia menyelenggarakan Jalsah Salanah ke-38 dari tanggal 11 sampai 13 April 2014 di Masroor Senior Secondary School, Old Yundum. Jalsah Salanah ini diikuti oleh para Ahmadi dari berbagai tempat di Gambia dan negara tetangga lainnya. Dalam Jalsah salanah itu, Amir Jemaat Ahmadiyah Gambia Baba F. Trawally, mengatakan Jalsah diadakan untuk memperkuat hubungan antara individu dan manusia dengan penciptanya, yaitu Allah Ta’ala. Hubungan ini hanya bisa langgeng jika mengikuti pesan Ilahi dari Al-Quran, katanya. Baba F. Trawally menambahkan, pesan mulia dan beberkat diturunkan lebih dari 1.400 tahun yang lalu kepada Insan terbaik dari umat
manusia, manusia sempurna, Nabi Besar Muhammad saw. Pesan itu demi untuk kepentingan manusia. Dia mengatakan, banyak kitab suci telah diturunkan sebelum Al-Quran tetapi aspek mendasarnya adalah wahyu, yang dianggap sebagai pesan persiapan untuk turunnya wahyu Al-Qur'an. Amir Trawally lebih lanjut mengemukakan bahwa AlQuran membahas setiap zaman dan manusia saat wahyu diturunkan, dan itu membatalkan semua ajaran yang tidak diperlukan untuk pengembangan sosial, moral dan spiritual manusia dan menegakkan semua ajaran yang diperlukan. Al-Quran diturunkan dalam jangka waktu dua puluh tiga tahun dan membawa reformasi dunia yang belum pernah dilihat sebelumnya, katanya. Al-Quran berhasil menghidupkan spiritual yang mati menjadi sumber cahaya. Mengomentari Jalsah yang sedang berlangsung Amir Trawally menyebutnya sebagai pertemuan spiritual yang mulia, dan dia berdoa, semoga setiap kata yang terucap dalam pertemuan itu akan menjadi pencerahan spiritual. Pertemuan tersebut hanya memiliki satu tujuan, yaitu
untuk mencapai cinta dan ridha dari Allah yang Maha Perkasa, kata Amir Trawally. Sementara itu, Walikota Kiang Central, Demba Sanyang, mengatakan bahwa Muslim Ahmadiyah selalu berupaya menegakkan perdamaian dan stabilitas yang Islami. Ia menambahkan Amir Baba F. Trawally selalu mengajarkan perdamaian dan menanamkan disiplin pada pemuda. Alhagie Momodou Lamin Jatta, Alkalo desa Jalangbang, menyoroti berbagai perkembangan yang dilakukan oleh Jemaat Muslim Ahmadiyah, mulai dari pendidikan dan kesehatan. Ia pun mengucapkan terima kasih kepada Amir Trawilly atas usahanya yang teguh terhadap perdamaian dan stabilitas. Islam, katanya, adalah tentang hati yang bersih, cinta, kesatuan dan kemajuan. Sfa [] [] (Sumber Ahmadiyya Times)
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
12 Internasional
Volume IX, Nomor 5, Edisi Mei 2014
Da’wat Ilallah Ahmadiyah Bangalore di Komplek Elit India: Banyak kalangan menilai, kekacauan yang terjadi di negara-negara yang berpenduduk mayoritas Islam membuat sebagian besar penduduk dunia melihat Islam dengan pandangan yang benar -benar salah. Dalam meminimalisir pandangan negatif terhadap Islam itu, Jemaat Ahmadiyah di seluruh dunia melakukan berbagai usaha untuk memberikan penjelasan tentang Islam sejati, salah satunya yang baru-baru ini dilakukan oleh para Ahmadi yang ada di kawasan Bangalore, India. Pada hari Minggu (20/04), sekira 20-an orang anggota Jemaat Ahmadiyah Bangalore berkumpul untuk melakukan kegiatan rutin Da’wat Ilallah. Target Dakwah mereka hari itu adalah sebuah kawasan elit
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
yang bernama Kormangala. Dalam kegiatan Dakwah tersebut, para Ahmadi dibagi kedalam 6 kelompok yang masing-masing bertugas menyebarkan paket pamplet ke setiap rumah yang ada di komplek itu. Lebih dari lima jam lamanya mereka berhasil menyebarkan paket pamplet berisi pesan “Islam Damai” ke hampir seluruh rumah di komplek tersebut, yang jumlahnya lebih dari 250 rumah. Shahid Parvez Badruddin melaporkan, masyarakat sangat menghargai karya Jemaat Muslim Ahmadiyah. Mereka mengatakan bahwa hal seperti itu memang yang dibutuhkan sekarang. Banyak yang mengungkapkan bahwa seluruh dunia melihat Islam dan Muslim dalam cara yang benar-benar salah dan gerakan
seperti yang dilakukan oleh Muslim Ahmadiyah diharap b i s a me mb a n t u d a l a m menghilangkan sejumlah besar kesalahpahaman dan kecurigaan. Banyak orang yang rumahnya dikunjungi berbicara tentang komunitas Ahmadiyah, bertanya bagaimana mereka berbeda dari umat Islam lainnya, dan tentang upaya mereka untuk kemajuan masyarakat, dan lain -lain. Beberapa orang bahkan me n g a j u k a n p e r t a n y a a n teologis lainnya yang mampu dijawab dengan memuaskan dijawab oleh anggota tim. Sfa [][] (Sumber: Ahmadiyya Times)
Internasional 13
Volume IX, Nomor 5, Edisi Mei 2014
Petisi Dukung Kebebasan Beragama di Pakistan Inggris: Sebuah petisi online ditujukan kepada Perdana Menteri (Inggris) Rt Hon David Cameron MP, dibuat untuk mendesak sang Perdana Menteri sebagai ‘friend of Pakistan’ agar mengangkat issue‐ issue tersebut dengan Pemerintah Pakistan dan mendesak Pakistan agar mencabut undang‐undang mengerikan terhadap Muslim Ahmadi. Pakistan menoreh sejarah pada tahun 1974 dengan menjadi negara pertama di dunia yang mengaman‐ demen konstitusi menyatakan Mus‐ lim Ahmadi sebagai non‐Muslim. Tiga puluh tahun lalu di tahun 1984, Ordinansi XX dikeluarkan dan menjadikannya sebagai tekanan kriminal bagi Ahmadi yang menye‐ but dirinya Muslim. “Tindakan kriminal” berupa hukuman kurun‐ gan 3 bulan. Atas dasar undang‐ undang anti‐Ahmadi yang buruk, kekerasan yang dilakukan para ek‐ strimis semakin berkembang den‐ gan jatuhnya korban korban dari Muslim Ahmadi , Muslims Shia, Kristen, Hindu dan lainya karena alasan keyakinan. Undang‐undang tersebut telah menyebabkan ratusan Muslim Ahmadi terbunuh karena keyaki‐ nannya. Pada Mei 2010, sebuah serangan mematikan ke dua mesjid Ahmadiyah di Lahore menyebabkan korban meninggal sebanyak 86 orang. Selain itu mesjid‐mesjid Muslim Ahmadiyah dirusak, diser‐ ang, dan ditutup oleh pihak pemer‐ intah. Undang‐undang itu pun menjadi bentuk penolakan hak memberikan suara kepada Muslim Ahmadiyah. Undang‐undang tersebut mengha‐
langi Muslim Ahmadi untuk mem‐ berikan suara kecuali mereka men‐ yatakan diri sebagai non‐Muslim. Muslim Ahmadi tidak diberi penghormatan setelah kematian. Massa dan polisi merusak dan menghancurkan kuburan‐kuburan Ahmadi. Ratusan orang terbunuh di tan‐ gan dingin para ektrimis. Tempat tinggal, mesjid‐mesjid dan kuburan‐ kuburan kerap diserang dan ribuan orang termasuk anak‐anak dipen‐ jara atas tuduhan hukum tak lum‐ rah Pakistan. Tak ada satupun pen‐ yerang Muslim Ahmadi dijerat hu‐ kum. Akibat undang‐undang dan persekusi tersebut, pemimpin dunia Jemaat Muslim Ahmadiyah terpaksa meninggalkan Pakistan. Pemimpin dunia saat ini, Hadhrat Mirza Masroor Ahmad, tinggal di London dan beliau terus menerus menyerukan perdamaian di Paki‐ stan. Hadhrat Mirza Masroor Ahmad, Pemimpin Tertinggi Jemaat Muslim Ahmadiyah bersabda: "Al‐Quran mengajarkan kepada kita bahwa mereka yang me‐ megang kekuasaan harus bertang‐ gung jawab dengan memberikan keadilan dan mereka akan dimintai pertanggungjawabannnya oleh Tu‐ han. Dalam lingkup kebebasan ber‐ agama, Al‐Quran dengan sangat jelas menyatakan 'Tidak ada pak‐ saan dalam agama’ jadi pemegang kekuasaan seperti halnya di Paki‐ stan yang mengklaim mengikuti ajaran Islam untuk mengimplemen‐ tasikan ajaran‐ajaran mulianya ini. Kemajuan suatu bangsa terletak pada penegakkan hukum dan ter‐
penuhinya kehormatan hak asasi setiap individu. Tanpa ini tidak akan ada perdamaian. Dengan demikian kami menyerukan Pakistan untuk menegakkan hak‐hak semua rakyatnya dan menyerukan kepada dunia untuk menunaikan kewajiban ‐kewajibannya dalam mengusung perdamaian internasional." Bagian dari kampanye yang menyoroti permasalahan‐ permasalahan ini dalam bentuk iklan halaman penuh tampil di su‐ rat kabar Independent tertanggal 2 May 2014. Undang‐undang (Ordinance XX) menyatakan bahwa Ahmadi Mus‐ lim tidak dapat: Menyebut diri mereka seba‐ gai Muslims Menghubungkan keimanan mereka dengan Islam Menyebut tempat ibadah mereka sebagai ‘Mesjid’ Mengumandangkan suara adzan Mengucapkan salam Islam, 'Assalamu alaikum' Menyebarkan atau men‐ yampaikan ajaran mereka Setiap pelanggaran atas yang tersebut di atas yang dilakukan oleh Ahmadi, dikenai hukuman tiga tahun penjara dan denda. Jika “pelanggaran’ tersebut ber‐ lapis dengan hukuman pe‐ nodaaan agama. Maka Ahmadi tersebut dikenai hukuman mati. (Sumber: Ahmadiyya Times)
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
14 Internasional
Volume IX, Nomor 5, Edisi Mei 2014
Jum’atan di Monrovia Penulis: Professor Dr. Nasaruddin Umar *
Liberia: Shalat Jum’at adalah shalat yang difardukan bagi kaum pria beragama Islam. Jika umat Islam tanpa alasan berturut-turut tiga kali tidak melaksanakan shalat Jum’at menurut Hadits Nabi saw. dikhawatirkan mati dalam keadaan mati jahiliyah, yang agamanya tidak jelas. Atas dasar hadits ini terkadang Sahabat Nabi harus meninggalkan rumah pagi hari mencari mesjid terdekat untuk menunaikan shalat Jum’at dan kembali ke rumahnya di malam hari. Untuk Indonesia pemandangan seperti ini mungkin jarang terjadi. Akan tetapi di negara-negara minoritas sering terjadi. Di Monrovia, ibukota Liberia, dalam kesempatan ikut mendampingi kunjungan kerja Presiden RI ke negara ini, penulis menjumpai sejumlah umat Islam harus menempuh perjalanan jauh untuk mengakses shalat Jum’at. Meskipun ibukota, tetapi situasi sosial-ekonomi masyarakatnya masih sangat sederhana. Kita tidak menjumpai bus umum atau mikrolet atau ojek. Yang ada hanyalah taksi yang bisa diisi beberapa penumpang berbeda tujuan. Mesjid di kota
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
ini juga sangat terbatas, karena memang populasi penduduk Muslimnya hanya 12,2 %. Selebihnya Kristen (85%) dan agama-agama lain (2,2%).
Produk domestik bruto (PDB) perkapitanya juga masih sangat sederhana, hanya US$500. Ketika penulis berusaha mencari mesjid untuk shalat
Mesjid Baitul Mujeeb, mesjid Jemaat Ahmadiyah di Monrovia, Liberia.
Internasional 15
Volume IX, Nomor 5, Edisi Mei 2014
Jum’at, diinformasikan hanya ada dua mesjid. Satu mesjid milik Jemaat Ahmadiyah dan yang satu lagi Islamic Center yang di dalam kompleknya ada mesjid. Penulis shalat Jum’at di Mesjid ini dengan pertimbangan lebih dekat dari hotel tempat kami menginap. Ada sejumlah jamaah yang membawa pakaian ganti setelah menempuh perjalanan cukup jauh. Di mesjid mereka membersihkan diri dan mengganti pakaianya yang mirip dengan pakaian Afrika bagian utara, yang gombrang. Menjelang shalat Jum’at mesjid diramaikan dengan pasar kaget untuk halal food, busana Muslim, buku-buku agama Islam dan aksesoris Islam seperti kaligrafi, tasbih, dan permainan anak-anak. 30 menit sebelum Jum’atan dimulai, diisi dengan ceramah agama yang menggunakan tiga bahasa, yaitu bahasa asli setempat (sekitar 30 macam), bahasa Arab, dan bahasa Inggris. Seorang di antaranya tampil menerjemahkan ke dalam bahasa Inggris. Kelihatannya mereka bermazhab kombinasi antara Syafi’i dan Hanafi. Hal ini terlihat dari segi adzan shalat Jum’at dilaksanakan dua kali, rukun dan tatacara khutbahnya mirip kita di Indonesia. Hanya di dalam shalatnya tidak kelihatan ada yang melipat tangannya. Umumnya mereka tangannya lurus. Kaum perempuan juga ramai di bagian belakang mengikuti shalat Jum’at dan anak-anak kecil dikumpulkan ruang khusus di samping kiri Ketika Imam menyampaikan khutbah, mungkin karena ada delegasi Indonesia ikut
Kunjungan Presiden SBY di Liberia (Photo: www.setkab.co.id)
shalat Jum’at di mesjid, maka mereka mengangkat tema persaudaraan sesama muslim tanpa membedakan warna kulit (mereka semuanya berwarna hitam) dan jenis kelamin. Yang mengesankan di dalam materi khutbah itu, ia memuji dan sekaligus membanggakan Indonesia sebagai negara Asia yang kaya dan disetarakan dengan RRC dan Jepang. Mereka mengenal pertumbuhan ekonomi Indonesia, kebesaran ibu kota Jakarta, dan dominannya jamaah haji dan umrah dari Indonesia di Saudi Arabia. Mereka bangga dengan kehadiran pemimpin negara Muslim terbesar di dunia di negerinya. Apalagi Pak SBY dalam kesempatan kunjungannya ke Liberia dalam kapasitasnya sebagai salah seorang ketua High Level Panel on Post 2015 yang ditunjuk langsung oleh Pimpinan Perserikatan Bangsa-bangsa. Seusai shalat Jum’at kami diajak berbincang-bincang dengan pengurus mesjid dan madrasah. Ia menunjukkan lahan kosong yang dipersiap-
kan untuk pengembangan madrasah, rumah sakit, dan panti asuhan. Mereka menyampaikan harapannya kalau bisa diberikan beasiswa untuk belajar di Indonesia. Maklum perguruan tinggi bekas jajahan Amerika Serikat ini hanya memiliki sebuah universitas. Perguruan Tinggi Islam di negeri ini belum ada. Bahkan pelajaran agama (Islam) di sekolah-sekolah juga belum diadakan. Hari Sabtu-Minggu mereka gunakan mesjid untuk memberikan wawasan keagamaan kepada anak-anak mereka. Anak-anaknya di dalam kelas khusus dan para orang tua yang mengantar anak-anaknya juga diberikan ceramah agama. [][] *Penulis adalah Wakil Menteri Agama RI Tulisan ini pernah dimuat di website www.inilah.com.
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
16 Nasional
Volume IX, Nomor 5, Edisi Mei 2014
Pendidikan dan Komite Ta’lim Nasional JAI Penulis: H. Abdulbasith Anwar, SE ‐ Ketua Komite Ta’lim Nasional
“Dan andaikata semua pohon yang ada di bumi ini dijadikan pena, dan laut – ditambah pula kepadanya tujuh samudra – menjadi tinta, kalimat Allah itu tidak kunjung habisnya. Sesungguhnya Allah itu Maha perkasa dan Mahabijaksana” (Surah Luqman:28)
Pendahuluan Saya awali tulisan ini dengan Surah Luqman: 28, untuk mengingatkan kita betapa luas dan tak berhingganya Kalimat Allah Ta’ala dalam Al- Quran yang diwahyukan 14 abad silam kepada Yang Mulia Hadhrat Nabi Besar Muhammad, Rasulullah saw., dan merupakan syariat terakhir bagi umat manusia. Dalam surah Al A’raf: 159 dikatakan bahwa Nabi Muhammad saw. sebagai Nabi ummi (buta huruf), namun beliau seorang Insan Kamil (manusia sempurna pilihan Tuhan), Allah Ta’ala sendiri yang memberikan ilmu dan membimbing beliau saw. dengan perantaraan Malaikat Ji-
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
bril. Hasilnya, dalam 23 tahun, dengan izin Allah Ta’ala, Nabi Muhammad saw. berhasil merubah bangsa Arab yang jahiliyah menjadi bangsa terpandang. Saat ini, agama Islam telah tersebar ke seluruh dunia, sehingga sangat tepat jika dikatakan Al-Quran sebagai rahmatan lil alamin. Berkaitan dengan pendidikan, ilmu pengetahuan, dan proses ajar mengajar, kita bisa membaca berapa ayat Surah Al-Quran (tafsir diberikan oleh Hadhrat Khalifatul Masih Tsani Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad r.a.) sebagai berikut; Surah Muhammad: 5, “Kemudian sesudah itu lepaskanlah mereka sebagai tindakan belas kasihan atau dengan mengambil tebusan – hingga perang melepaskan bebannya.” Tafsirnya: sesudah perang Badar, uang tebusan bagi tawanan perang diterima, dan mereka yang tidak dapat membayar tebusan dalam bentuk uang, akan tetapi dapat bacatulis, diminta supaya mengajar orang orang Muslim membaca dan menulis. Surah Al Mujadilah: 12, “Dan apabila dikatakan ke padamu ‘Berdirilah’, maka hendaklah kamu berdiri; Allah Ta’ala akan mengangkat orang
orang yang beriman dan berilmu dari antara orang orang yang diberi ilmu pengetahuan ke beberapa derajat kepangkatan.” Tafsir; Peraturan sopan santun dan tatakramanya pun dibentangkan, dan penjelasan mengenai peraturan ini dilaksanakan di dalam ayat ini. Surah Bani Israil: 32 ; “Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kami-lah yang memberi rezeki kepada mereka dan kepada kamu…” Tafsir; Ibu-bapak yang bakhil, yang tidak memberi pendidikan atau memberi makan dan pakaian yang pantas kepada anak anak mereka, sebenarnya membantu datang nya kematian jasmani dan akhlak mereka. Ayat ini dengan keras mencela “pembunuhan’ yang dilakukan terhadap anak anak tak berdosa semacam itu; pada hal jika anak anak itu diberi pendidikan yang layak serta diberi kesempatan-kesempatan yang tepat untuk membuat mereka dapat berkembang dengan sempurna, besar kemungkinan mereka akan menjadi anggota masyarakat yang sangat berguna. Hadits yang terkenal tentang pentingnya ilmu, diriwayatkan; Rasulullah saw. bersabda: “Tuntutlah ilmu
Nasional 17
Volume IX, Nomor 5, Edisi Mei 2014
walaupun jauh nun di negeri Cina”. Kita tentu memahami betapa sulit dan bahaya dalam berpergian dari Jazirah Arab ke negeri Cina 14 abad silam.
Manfaat Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Di masa modern ini, peran pendidikan dan ilmu pengetahuan manfaatnya makin dirasakan. Melalui pendidikan, manusia dapat memiliki ilmu pengetahuan di berbagai bidang, yang memunculkan berbagai penemuan baru yang bermanfaat, antara lain; Roda: yang memudahkan orang untuk membawa barang dari suatu tempat ke tempat lain. Uang: (medium of exchange); memudahkan orang dalam mempertukarkan barang, karena ada standar (ukuran) nya. Listrik: oleh Thomas Alva Edison, yang memudahkan orang untuk melihat atau bekerja di tempat yang gelap atau di malam hari. Komputer: yang terus berkembang dari waktu ke waktu sampai saat ini, sangat membantu manusia menyelesaikan tugasnya, terutama sejak dikembangkannya electronic digital computer sekitar tahun 1940 -1945. Tahun 1969, Neil Amstrong menggunakan pesawat ruang angkasa Apollo 11, menjadi manusia pertama yang menjejakkan kakinya di bulan. Saat ini, Stasiun Angkasa Luar, memungkinkan para astonot tinggal lebih lama di Angkasa Luar melakukan penelitian bersama sama, yang hasilnya, InsyaAllah, bermanfaat bagi manusia.
Pemikir atau Ilmuwan Muslim di Abad Pertengahan Sejarah mencatat, di abad pertengahan, saat kekhalifahan Bani Umayyah di Andalusia (Jazirah Iberia, Spanyol), Cordoba ibukota kekhalifahan menjadi pusat peradaban dunia. Pada masa itu banyak pemuda Eropa yang belajar di Perguruan Tinggi di Cordoba dan Alhambra, menyerap berbagai ilmu, dan mengembangkannya lebih lanjut. Literatur Barat mengenal nama pemikir besar, seperti; Avecina dan Averous yang sebenarnya pemikir Muslim bernama; Ibnu Sina dan Ibnu Rusyid. Dalam Ilmu Pengetahuan; Ilmu Aljabar awalnya dikembangkan oleh pemikir Islam, dalam bahasa Inggeris disebut Algebra. Ilmu Perbintangan (Ilmu Falaq atau Atronomi), bukan mustahil awalnya juga dikembangkan oleh bangsa Arab. Dalam Surah Al An’Am : 98 dikatakan; “Dan Dia-lah Yang telah menjadikan bagimu bintang bintang supaya kamu dapat mengikuti arah yang benar dengannya dalam kegelapan daratan dan lautan.” Ilmu Perbintangan telah membawa berkah bagi bangsa Indonesia, dengan masuknya Islam melalui pedagang Islam yang berlayar ke Aceh (Samudra Pasai). Terbukti dengan temuan prasasti pemakaman Islam bertarikh abad ke 13. Padahal Columbus baru memulai perjalanan melalui laut sekitar tahun 1490-an, dan menemukan benua Amerika pada tahun 1492, yang disangkanya negeri Hindia sehingga penduduk setempat dina-
makannya bangsa Indian (Columbus menamakan benua yang baru tersebut “Amerika”, sesuai nama temannya Americo Vespuqi). Dalam bidang Ekonomi, 700 tahun sebelum Adam Smith (Bapak Ilmu Ekonomi) menulis bukunya yang terkenal “The Wealth of Nations”, Abu Hamid Al Ghazali telah membahas fungsi uang, dan berpendapat; “Uang berfungsi memperlancar perdagangan dan menetapkan nilai yang wajar dalam pertukaran, uang ibarat cermin yang tidak berwarna, tetapi dapat merefleksikan semua warna”. Dalam buku The Wealth of Nations vol. 5 tersebut, Adam Smith menjelaskan; “perekonomian yang maju ketika itu adalah perekonomian Arab yang dipimpin oleh Mahomet and his immediate successors”. Ironisnya, The Wealth of Nations ternyata terjemahan dari judul buku Imam Abu Ubayd “Al Amwal”. Sayang sekali kontribusi Islam dalam pemikiran ekonomi seakan hilang ditelan peradaban Barat, sehingga tidak ditemukan buku-buku sejarah pemikiran ekonomi Islam. Dalam bahasa, sejumlah istilah dalam bahasa Inggeris berasal dari bahasa Arab; bay salam è buy; talifun ètelephone; sitar è star, rizqièrisk. Orang bijak mengatakan bahwa: “Generasi muda merupakan generasi penerus”, karena masa depan suatu bangsa terletak pada generasi muda. Tidaklah berlebihan jika dikatakan; ‘Pendidikan bagi generasi muda (anak anak), merupakan suatu human investment (investasi kemanusiaan), karena dengan
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
18 Nasional
menginvestasikan dana untuk pendidikan, akan diperoleh return (hasil) berupa anak anak yang insya Allah lebih terdidik, kehidupan lebih baik, dan diharapkan lebih taqwa kepada Allah Ta’ala. Seorang pendidik mengatakan: Ibaratkan buku, anak laksana “edisi perbaikan” dari orangtuanya, karena dengan memberikan pendidikan yang baik, kehidupan anak anak tersebut akan lebih baik daripada orang tuanya. Memperhatikan manfaat pendidikan dan ilmu pengetahuan tersebut, semua bangsa di dunia ini berlomba lomba meraih dan mengembangkannya. Alfred Nobel, penemu dinamit dari Swedia, setiap tahun memberikan Hadiah Nobel kepada pemuncak segala bidang ilmu di samping bidang perdamaian. Pada tahun 1979 sejarah mencatat peraih Hadiah Nobel bidang Fisika adalah; Prof, DR Abdussalam, seorang Ahmadi dari Pakistan. Beliau adalah umat Muslim pertama yang meraih Hadiah Nobel.
Pendidikan
anak-anak
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
Volume IX, Nomor 5, Edisi Mei 2014
dan tanggung orang-tua
jawab
Memperhatikan Surah Bani Israil ayat 32 dan tafsir yang diberikan Hadhrat Khalifatul Masih Tsani ra., jelas pendidikan anak-anak merupakan tanggung jawab orang tua. Sehingga selain doa, juga penting merencanakan pendidikan anak-anak dalam arti luas termasuk pendanaannya, karena hal tersebut berkaitan dengan masa depan mereka.
Permasalahan Pendidikan yang bermutu berbanding lurus dengan mahalnya biaya pendidikan. Pemerintah telah meluncurkan program-program yang berkaitan dengan Pendidikan (lihat; Pendidikan di Indonesia pada bagian lain tulisan ini). Sekalipun program program Pemerintah tersebut berjalan baik, tidak bisa dipungkiri, kondisi perekonomian saat ini dirasakan sulit bagi sebagian masyarakat. Mahalnya biaya pendidikan di Indonesia, berakibat tidak semua orang-tua bisa memenuhi tanggung-jawabnya terhadap pendidikan anak-anaknya.
Komite Ta’lim Nasional Awalnya Hadhrat Khalifatul Masih IV, Mirza Tahir Ahmad rh. menyaksikan dalam kasyaf, bahwa beliau harus mengorganisir para siswa Ahmadi. Untuk mewujudkan kasyaf tersebut, beliau menginstruksikan pembentukan Central Ta’lim Board (CTB) yang mengorganisir pendidikan bagi seluruh Ahmadi di seluruh dunia, sehingga tidak seorang pun luput dari manfaat pendidikan, apapun kemampuan mereka. Hudhur menginstruksikan: 1. Membentuk suatu Komite di tiap negara yang tugasnya hanya untuk mengamati pelajar atau mahasiswa Ahmadi yang miskin dan pantas dibantu, dan membantu mereka untuk mendapatkan potensi akademis, dengan demikian kemiskinan tidak menghalanginya mendapatkan pendidikan lanjutan. 2. Menyediakan informasi terkini tentang organisasi atau badan atau institusi yang menawarkan hibah dan atau beasiswa, serta persyaratan
Nasional 19
Volume IX, Nomor 5, Edisi Mei 2014
persyaratannya. Kemudian membantu para pelajar ataumahasiswa tersebut agar dapat memanfaatkan tawaran organisasi itu. 3. Bagi mereka yang tidak berhasil mendapatkan hibah dan atau beasiswa pendidikan, Jemaat sebaiknya menyediakan bea siswa secukupnya. 4. Sebaiknya ada suatu sistem untuk mengamati anakanak yang menonjol diseluruh dunia, agar perkembangan mereka dapat dimonitor sejak dini. Sebaiknya diformulasikan secara garis besar suatu skema dengan tepat, dan berlaku di seluruh dunia. Afrika, Eropa membutuhkan sistem tersebut. 5. Skema tersebut, terpisah sama sekali, dan tidak boleh dicampur-adukan dengan rencana perkawinan atau permintaan suaka. 6. Sebaiknya didirikan suatu Layanan Konseling bagi pelajar/mahasiswa yang akan menilai bakat serta memberikan bimbingan kepada mereka bagi perkembangan karir mereka. Berdasarkan instruksi tersebut, sejak tahun 2001 Indonesia sudah membentuk Komite Ta’lim Nasional (KTN), yang secara organisatoris berada di bawah CTB, dengan bimbingan Amir Nasional. Sesuai dengan arahan Amir Nasional, mulai Tahun Anggaran 2011/2012: (A) Sumber dana BDP dari Dana Pendidikan Nasional yang dihimpun dari Anggota, (B) Penyaluran BDP harus tepat sasaran, dengan prinsip mendahulukan yang lebih
membutuhkan, dan diajukan melalui satu pintu (KTN) dengan menggunakan Formulir KTN (Form KTN-01/1406). Dalam rangka merespon arahan Amir Nasional, dalam melaksanakan tugasnya, KTN bersikap ”sami’ na wa ta’ana”, berpegang kepada Nizam Jemaat, serta setiap mengambil kebijakan dan keputusan, dilaksanakan secara musyawarah dan mufakat. Tugas KTN, ibarat 2 sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan, yaitu 1. Mensosialisasikan agar anggota ikut berkontribusi dalam Dana Pendidikan Nasional. 2. an membantu para anggota yang karena kemiskinan atau tidak mampu menyekolahkan anak. KTN menyadari sulitnya pelaksanaan tugas tersebut, dan membutuhkan bantuan dari pihak pihak lain di lingkungan Jemaat; 1. Sekr. Ta’lim, para Ketua Badan (exofficio) di Jemaat Lokal, yang paling mengetahui kondisi Anggotanya; a. Membantu pengisian Formulir, b. Pengajuan BDP (Form KTN 01/1406), c. Memberikan pendapat atau rekomendasi atas setiap Formulir Pengajuan BDP, menyampaikan BDP kepada Anggota yang berhak sesuai Daftar Penerima BDP yang dikirim KTN. 2. Ketua Jemaat Lokal :a. Menanda tangani Form KTN 01/1406 sebagai
tanda persetujuan, b. Mengirim Form KTN 01/1406 yang disetujui menggunakan Form KTN 02/1406 kepada KTN, c. Mengirimkan kembali photo copy Daftar Penerima BDP sebagai Tanda Terima, Kepada semua Jemaat Lokal (sekalipun tidak mengajukan BDP), mengirimkan Laporan Semester (Form KTN03/1406) yang akan dikompilasi KTN sebagai Laporan kepada CTB London. 3. Muballigh setempat: a. Menanda tangani Form KTN 01/1406 sebagai tanda mengetahui, b. Sekali waktu sebelum Tahun ajaran dimulai, mohon memberikan khutbah tentang Pentingnya Pendidikan bagi Generasi Muda Jemaat, dan Pentingnya kontribusi Anggota dalam penghimpunan Dana Pendidikan Nasional. 4. Sekr Ta’lim Badan Badan tingkat Pusat, atau pihak yang ditunjuk Sadr Badan, dan pihak lain sebagai nara sumber, dalam rangka mendapatkan masukan, dan mensosialisasikan pentingnya Dana Pendidikan Nasional bagi kesinambungan pendidikan anak anak Anggota Jemaat yang membutuhkan
Bersambung
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
20 Nasional
Volume IX, Nomor 5, Edisi Mei 2014
Ahmadiyah di Jawa Barat: Sejarah yang Dilupa
Bandung: Sehari setelah saan Malaysia. Tapi, alih-alih suku gegap gempita pesta demokrasi digelar, ada peristiwa menarik di Aula Fakultas Budaya Unpad Jatinangor, pada Kamis (10/04) lalu. Peristiwa tersebut mengingatkan kita tentang kiprah warga bangsa yang belakangan posisinya termarginalkan. Warga bangsa itu adalah Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI). Sementara, peristiwa menarik yang dimaksud adalah bedah buku bertajuk “Tinjauan Kritis Jemaat Ahmadiyah Indonesia”. Buku karya Kunto Sofianto, Ph.D ini diangkat dari disertasinya pada program doktoral di Universitas Kebang-
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
menjelaskan kondisi Jemaat Ahmadiyah secara nasional, buku ini lebih memfokuskan pembahasannya mengenai kronologis sejarah JAI di Jawa Barat dari tahun 1931 hingga 2000. Kemungkinan Jawa Barat dipilih karena populasi JAI sebagian besarnya berada di tanah Priangan ini. Yang menarik adalah pernyataan dari Dra. Popong Otje Djundjunan, pada awal acara. Menurut Ceu Popong para Founding Fathers kita mendirikan negara ini bukanlah berideologi komunis, bukan negara kapitalis, bahkan bukan negara agama. Negara kita yang luas ini terdiri dari 400
bangsa, 759 bahasa daerah, 534 panji daerah, sekian macam agama, sekian macam filosofi lokal dan kesemuanya itu disatukan dalam suatu wadah negara berdasarkan Pancasila. Di negara Pancasila ini tidak boleh ada satu warga negara pun yang diperlakukan tidak adil. Tak terkecuali dengan warga JAI. Sebagai pembicara kunci, Dr. Reiza D.Dienaputra, menyatakan bahwa buku ini adalah salah satu karya monumental dan berani. Reiza menyamakan Kunto Sofianto dengan Hoessein Djajadiningrat. Yang disebut terakhir adalah doktor pertama yang dimiliki bangsa ini. Disertasinya yang berjudul
Nasional 21
Volume IX, Nomor 5, Edisi Mei 2014
“Chritische Beschouwing van de Sadjarah van Banten (1913) adalah karya sejarah kritis pertama dalam historiografi Indonesia. Bukan kebetulan, seabad kemudian pada 2013- buku Kunto yang sedang dibedah ini -menurut Reiza- dapat memperkaya khazanah kategorisasi sejarah Indonesia yang belum ada, yakni sejarah agama. Kemudian Rieza menjelaskan bahwa karya ini tergolong berani karena tema seputar “Ahmadiyah” belum banyak diteliti. Yang mengagumkanmenurut Rieza- penggunaan baik sumber kolonial maupun sumber pribumi lebih memerkuat prestise buku Kunto ini. Penulisnya sendiri, Kunto Sofianto memaparkan awal ketertarikannya pada Ahmadiyah. Menurutnya, Ia merasa tertarik mengapa Ahmadiyah bisa survive di tengah tindakan persekusi yang bertubitubi selama ini? Dari ketertarikan inilah Ia tak ragu menceburkan diri meneliti tentang Ahmadiyah. Butuh rentang waktu 5 tahun untuk memungkaskan penelitian. Selain sejarah, pembahasan bergerak ke ranah ajaran Ahmadiyah. Drs. Pitoyo, M.Ikom, CEO Tribun Jabar berani menelisik hal ini. Ia sependapat dengan penulis buku, bahwa untuk mempelajari Ahmadiyah kita harus tahu terlebih dahulu sosok sentralnya, yaitu Mirza Ghulam Ahmad (MGA). Setelah hampir empat semester mempelajari dari sumbernya langsung, Pitoyo menemukan kebingungan di mana letak kesesatan Ahmadiyah? Masalah yang selalu dijadikan keber-
atan, misal soal Kalimat Shahadat atau Ahmadiyah memiliki kitab suci tandingan, yakni Tadzkirah ternyata terbantahkan. Dari orang-orang Ahmadi-lah, Pitoyo menemukan bahwa Kalimat Shahadat mereka dengan Muslim lainnya tidak berbeda. Kemudian, Tadzkirah bukanlah kitab suci seperti yang ditudingkan. Di rumah-rumah orang Ahmadi yang ada adalah Al-Quran, bukan Tadzkirah. Pembedah ketiga, yakni Drs. Mahmud Mubarik, M.M atau lebih dikenal dengan Kang Eki, dari Pengurus Besar JAI. Kang Eki menjelaskan bahwa pada masa kolonial (1933) pernah terjadi beberapa perdebatan besar yang dihadiri 2000-an orang antara Pembela Islam (Persis) dengan Ahmadiyah, baik yang berlangsung di Bandung (Naripan Weg) dan Jakarta (Gang Kenari). Uniknya, meski yang hadir cukup banyak, namun acara tersebut berlangsung damai. Point lain yang dijelaskan adalah andil JAI dalam Perjuangan Kemerdekaan. Diperlihatkan bagaimana kedekatan hubungan tokohtokoh Ahmadiyah awal dengan Proklamator Bung Karno dan Bung Hatta. Bagaimana himbauan Khalifatul Masih II (Imam tertinggi Ahmadiyah Internasional) pada waktu itu, agar para Ahmadi Indonesia turut berjuang memertahankan Kemerdekaan. Yang mengejutkan dan belum banyak diketahui adalah WR. Soepratman, pencipta lagu kebangsaan kita ternyata adalah seorang Ahmadi. Terakhir sebagai pembanding adalah Dr. Ade Kosasih, M.Ag Dosen Sastra Arab yang
menekankan bahwa jangankan negara, seorang ayah pun tidak boleh memaksakan keyakinan kepada anaknya. Dalam sesi tanya jawab, beliau menduga jangan-jangan konflik yang terjadi belakangan ini sebenarnya bukan pada tataran agama, namun bisa jadi karena kesenjangan ekonomi yang seringkali dibungkus dengan label-agama. Baik MUI, Pemerintah, maupun pihak Ahmadiyah adalah manusia biasa. Masing-masing harus selalu melakukan introspeksi. Di tengah euforia pesta demokrasi yang baru saja kita lalui, kita tidak boleh lupa kepada komponen bangsa satu ini, yakni Ahmadiyah. Mereka telah ada di tanah air jauh sebelum kemerdekaan (1925) dan bersama komponen bangsa lainnya turut aktif mempertahankan kemerdekaan. salah satu cara untuk memperkuat kohesifitas di antara berbagai komponen masyarakat adalah dengan dialog. Hal ini menjadi -seperti dikatakan Saudara Kuntocounter hegemoni terhadap issue yang terdistorsi dan berat sebelah. Sehingga ke depannya tidak ada lagi kasuskasus kekerasan yang menimpa saudara-saudara kita dari Ahmadiyah, Syiah dan lainnya. Akhmad Faizal RezaBandung[][]
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
22 Nasional
Volume IX, Nomor 5, Edisi Mei 2014
Kiprah Pemuda Menjaga Kerukunan Beragama
Markaz: Saung di dalam Kampus Mubarak KemangBogor itu dipenuhi oleh belasan pemuda. Mereka duduk mengelilingi meja triplek putih yang terletak di tengah. Tiga buah bangku besi panjang itu terisi penuh. Di sebelah mereka tampak gerobak mie ayam yang terpasang di atas sepeda motor. Beberapa tamu undangan itu sebelumnya sudah mencicipi mie ayam racikan Arip Rahmansyah, khudam Kemang asal Ciaruteun. "Setidaknya ada beberapa hal yang perlu dibahas," suara Maskur Hasan kembali terdengar. Aktifis The Asian Muslim Action Network alias AMAN Jakarta itu melanjutkan, "Di antaranya mengenai bentuk
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
seminar, undangan, narasumber, waktu dan lokasi.". Maskur juga memberikan semacam pengantar kronologis sehingga pertemuan ini bisa terlaksana. Pengantar ini disampaikan karena dalam pertemuan inipun terlihat ada wajah -wajah baru. Beberapa orang terlihat memberikan saran terkait bentuk seminar. Akhirnya semua setuju, Seminar Publik menjadi pilihan. Anugerah Rahadian Firdaus, yang ditunjuk sebagai Ketua Panitia dalam pertemuan sebelumnya di Kampus STAINU Hambulu kemudian memimpin acara. Mahasiswa Jamiah Ahmadiyah Indonesia (JAMAI) Bogor lalu membacakan susunan panitia yang sudah terbentuk
sebelumnya. Beberapa nama dimasukkan untuk melengkapi yang sudah ada. Dalam pertemuan kali ini, ada lima organisasi yang hadir. Yaitu, dari Perhimpunan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) PK Kampus STAINU Jakarta di Hambulu, Lembaga Bantuan Hukum Kebangkitan Bogor (LBH-KBR), The Asian Muslim Action Network (AMAN) Jakarta, The Wahid Institute (WI) dan tuan rumah dari Majlis Khudamul Ahmadiyah Indonesia (MKAI) Markaz yang juga mahasiswa Jamiah Ahmadiyah Indonesia (JAMAI) Bogor. Setelah bentuk seminar disepakati, pembahasan berikutnya adalah mengenai audi-
Nasional 23
Volume IX, Nomor 5, Edisi Mei 2014
ens. Para tamu yang akan diundang pun bermunculan, mulai dari yang mewakili lembaga hingga perorangan. Dari pejabat pemerintahan hingga tokoh masyarakat dan ormas kepemudaan. Estimasi peserta dan panitia sendiri disepakati maksimal hanya 110 orang. Untuk narasumber, tentu saja akan dicarikan yang menguasai permasalahan kebebasan beragama dan berkeyakinan di Bogor. Di antaranya, direncanakan ada seorang narasumber perempuan untuk memaparkan ekses traumatik terkait kekerasan atas nama agama bagi perempuan atau ibu dan anak-anaknya. Pembicara lainnya akan membahas dari sudut pandang lain lagi, misalnya dari segi hukum dan perundang-undangan. Muncul lima nama sebagai calon narasumber. Terkait dengan waktu dan lokasi, akhirnya disepakati juga meski pembahasannya agak alot. Setelah melalui berbagai pertimbangan, acara Seminar Publik akan diselenggarakan pada 29 Mei 2014.
Mengenai tempatnya sendiri, sudah ada empat lokasi yang akan dijajagi. Satu lokasi di Kabupaten Bogor dan tiga tempat lainnya berada di Kota Bogor. Tidak terasa, jadwal pertandingan sepakbola sudah tiba. Peserta rapat kemudian membubarkan diri untuk berganti pakaian. Sementara itu Tim Tuan Rumah sejak sedari tadi sudah stand by di lapangan. Dengan mengenakan kostum berwarna orange mereka telah melakukan pemanasan sejak satu jam yang lalu. Posisi mereka berada di gawang sebelah selatan. Awalnya, cuaca masih terlihat cerah dan bersahabat. Namun menjelang 30 menit pertama, suasana menjadi berubah. Awan hitam tampak bergulung-gulung menutupi angkasa di atas Kampus Mubarak. Kegelapan mulai menyelimuti kawasan ini. Sesekali bunyi petir membahana didahului oleh kilat yang membutakan mata. Suara petir sambung-menyambung memekakkan telinga.
Secara spontan, pemain kemudian membubarkan diri. Mereka berlindung dari guyuran air hujan yang turun sangat lebatnya. Pemain tuan rumah langsung menuju Asrama, sedangkan pemain tamu sebagian ada yang berteduh di bawah saung depan langgarkhanah dan lainnya langsung kembali ke tempat masingmasing. Angin kencang menerbangkan dedaunan pohon jati sejauh lebih dari sepuluh meter. Dinginnya udara mulai terasa, sebagian orang bahkan sudah menggigil. Kumandang adzan Magrib dari Masjid Al-Nashr mulai memecah senja menjelang malam. Suaranya sesayup sampai di tengah derasnya bunyi angin dan gemuruh hujan. Para tamu bergegas menuju kamar mandi untuk bilas dan berganti pakaian. Tidak lama kemudian shalat Magrib jamak Isya pun ditunaikan. Santap malam disediakan di dining room Jamiah Ahmadiyah Indonesia yang terletak di sebelah selatan masjid. RAM [][]
Sambungan dari hal 24 pencakar langit yang ada di Jawa Barat yaitu Gunung Ciremay, Galunggung, dan Cikuray yang sempat ditunjukan oleh pendaki lain yang juga ikut menikmati keindahan tersebut. Ada satu lagi misi yang harus rombongan tunaikan. Saat itu waktu menunjukan pukul 08.00 WIB rombongan yang berada dalam perjalanan pulang ini berusaha menyelesaikan misi dari Amir Jerman, Mr. Abdullah Uwe Wagishauser yaitu menuliskan
kalimat “Love for All” pada salah satu spot dijalur pendakian Gunung Papandayan yang biasa dimanfaatkan oleh para pendaki sebagai sarana memorabilia yaitu sebuah lahan luas di bawah jalur pendakian dimana kita bisa menyusun bebatuan menjadi tulisan yang kita inginkan. Kemudian atas inisiatif dari rombongan, akhirnya ditulis pulalah tulisan “AHMADIYAH” dalam ukuran jumbo, sehingga memungkinkan para pendaki
lain ketika mendaki melalui jalur itu dapat melihat tulisan tersebut dengan sangat jelas. Seperti itulah cara anak asrama SMA Plus Al-wahid dalam menyongsong Hari Khilafat yang tinggal beberapa hari lagi. Semoga hal ini dapat menjadi motivasi dan penyemangat bagi pembaca. Khususnya dalam menyebarkan ajaran Khilafat kapan dan dimana saja kita berada. Kontributor: Mln. Syihab Ahmad-Sanding [][]
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
24 Nasional
Volume IX, Nomor 5, Edisi Mei 2014
Pendakian untuk Hari Khilafat
Garut: Bertepatan dengan hari libur Nasional yakni Hari Waisak yang jatuh pada tanggal 15 Mei 2014, beberapa anak asrama SMA Plus Al-Wahid beserta Mubaligh Pembimbingnya, yaitu Mln. Mubarak Ahmad melakukan Hiking atau pendakian ke salah satu puncak gunung berapi yang ada di daerah Garut yakni Gunung Papandayan. Dengan beberapa Misi yang sudah direncankan, rombongan yang berjumlah 17 orang, 3 di antaranya adalah Mubaligh, memulai perjalanan dari Mesjid Sanding yang kebetulan satu arah dengan lokasi di mana Gunung Papandayan berada. Rombongan berangkat pada pukul 05.30 WIB dengan
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
menggunakan mobil bak terbuka. Dalam perjalanan tidak semuanya dapat dilalui tanpa hambatan. Mulai dari mobil yang susah melaju akibat jalanan aspal yang hancur sehingga beberapa anak asrama harus mendorong bahkan ada yang sampai yang terjatuh, ada juga yang harus berkorban berjalan kaki untuk mengurangi beban. Hal yang sama dirasakan pada saat pendakian yang berlangsung selaman 2,5 jam dengan alur pendakian jalan bebatuan, menyebrangi sungai dan melewati hutan dengan jalanan yang licin. Namun ketika sampai di tempat perkemahan yaitu Pondok Saladah, rasa capek yang sudah bertumpuk kembali
luruh dikarenakan keinginan yang menggebu untuk segera mendirikan tenda. Meskipun harus ada tenda yang didirikan ulang karena hujan lebat yang terus menerus sehingga membuat tenda runtuh dan kebanjiran. Pada malam hari, acara dilanjut acara dari hati ke hati sembari duduk mengelilingi api unggun sebagai penghangat jasmani. Anakanak asrama pun bercerita mengenai kisah dan kesan mereka selama tinggal dan bersekolah di SMA Plus AlWahid. Yang tidak pernah tertinggal yaitu shalat berjamaah di tengah hamparan luas gunung Papandayan. Ketika hari mulai berganti, dan mentari mulai bersiap-siap menunjukan kehangatannya, rombongan tidak ingin melewatkan moment yang sudah menjadi hal wajib untuk dinikmati oleh para pendaki, yaitu menyaksikan matahari terbit (sunrise). Meskipun tidak menyaksikan di Puncak, cukup dengan menaiki sedikit lagi dataran yang lebih tinggi dari tempat berkemah, mata ini sudah dimanjakan dengan begitu banyaknya keindahan Tuhan. Dari sana dapat dilihat puncak dari beberapa Gunung Bersambung ke hal. 23