EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
DARSUS Volume IX, Nomor 8, Edisi Agustus 2014
2 Editorial
Volume IX, Nomor 8, Edisi Agustus 2014
Keikhlasan dan Ketaatan Takdir telah termaktub, Islam pasti akan menang melalui peran utama para pengikut Imam Mahdi, Sang Penerus Perjuangan Suci Nabi Muhammad Saw. Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as. Seberapa keras perlawanan, seberapa besar kekuatan, dan seberapa banyak dana yang dikeluarkan untuk menjegal perjuangan suci umat Muslim Akhir Zaman ini, sudah pasti akan sia‐sia dan gagal total. Memang kita pernah melewati masa‐masa susah, seolah akan dikalahkan oleh gerakan anti‐Ahmadiyah, namun Allah Ta’ala Yang Maha Perkasa memperlihatkan Kuasa‐Nya, Dia menghancurkan segala upaya dari musuh yang cerdik luar biasa itu. Usaha anti‐Ahmadiyah gagal, sirna dan kita merasa lega luar biasa. Dalam kondisi nyaman yang kita rasa saat ini, harusnya kita senantiasa lebih waspada. Waspada bukan hanya pada upaya anti‐ Ahmadiyah yang bisa muncul tiba‐tiba, me‐ lainkan pada rohani kita yang mungkin saja menjadi merana karena terlena oleh suasana yang lega. Suasana hidup yang lega dan nyaman bi‐
asanya malah menjadi ‘musuh’ rohani yang terselebung. Apalagi di zaman materialistis seperti sekarang ini, kelegaan dan kenya‐ manan itu bisa menjadi ‘selimut’ yang justru akan ‘membunuh’ potensi kemajuan rohani kita secara pelan. Kita buktikan! Coba perhatikan, saat gera‐ kan anti‐Ahmadiyah terjadi dan ‘mewabah’, konsentrasi kita memikirkan masa depan per‐ juangan kemajuan agama Islam oleh Jemaat Ahmadiyah sangat tinggi. Terlihat dari shalat yang lebih khusu, lebih banyak, dan lebih lama dalam memanjatkan doa. Begitu pula dalam pengorbanan harta dan waktu, sangat, sangat spektakuler. Dalam kondisi seperti ini, rohani serasa lebih hidup, sensitif dan sangat ber‐ gairah. Tidak jarang walau hanya baru melihat selembar sajadah yang terhampar di lantai saja, air mata kita meluncur deras, dan ingin segera sujud, menyembah Sang Maha Kuasa, Allah Ta’ala. Tapi coba lihat saat kondisi nya‐ man, semua itu terlihat hanya sekedar menun‐ aikan kewajiban belaka, kering dari ‘pendalaman’. Kondisi nyaman seperti sekarang ini, tidak melulu bersifat positif, malah sebaliknya bisa
Alamat Email DARSUS:
[email protected] PIN BB 2A060ACC
SMS Centre DARSUS 0813 1594 5751
Penerbit: Jemaat Ahmadiyah Indonesia, Pemimpin Umum: Sekr. Isyaat PB JAI, Pemimpin Redaksi: C. Sofyan Nurzaman, Editor: Rakeeman RAM Jumaan, Staff Redaksi: Dildaar Ahmad Dartono, Sukma Fadhal Ahmad, Ruhdiyat Ayyubi Ahmad Setting: Sukma Fadhal Ahmad, Distribusi: Zafarudin, Alamat Redaksi: Jl. Balikpapan I No. 10 Jakarta 10130. Fax: 0251-8617360 SMS Centre DARSUS 0813 1594 5751 email:
[email protected],
[email protected] Situs: www.darsus.info. Redaksi menerima naskah essai, opini, tinjauan buku, maupun berita-berita dari Jemaat di Indonesia. Percetakan: Gunabhakti Grafika.
Volume IX, Nomor 8, Edisi Agustus 2014
menjadi pembunuh rohani kita. Untuk ‘melindungi’ rohani kita di saat kondisi nyaman adalah dengan cara bertafa‐ kur, dzikir, melihat siapakah diri kita ini se‐ benarnya? Kita sebagai manusia adalah mahluk yang menghiasai alam semesata ini. Kita sejajar den‐ gan tumbuhan, hewan dan ‘dabbah’ (hewan melata) yang ada di planet‐planet entah beran‐ tah itu. Zat‐zat dan partikel‐partikel penyusun tubuh kita memiliki banyak kesamaan dengan tumbuhan, hewan, dan dabbah. Bahkan be‐ berapa jenis hewan disebut memiliki karakter‐ istik tubuh mirip manusia. Namun dalam hal status, kita memiliki keis‐ timewaan dari pada tumbuhan dan hewan. Manusia diberi anugerah rohani, logika, etika, estetika, dan romantika oleh Allah Ta’ala, yang kemudian menjadikannya berbeda ekstrim dengan mahluk hidup lainnya. Akan tetapi maqam di hadapan Allah Ta’ala, manusia berbeda‐beda. Manusia yang beriman akan memiliki drajat sangat tinggi di hadapan Allah Ta’ala, bahkan hingga ada yang disebut sebagai ‘Rahmatan Lil Alamiin’, yaitu Nabi Be‐ sar Muhammad Saw.. Sedangkan yang tidak beriman justru kondisinya terbalik jauh dengan yang beriman, sampai dipandang lebih rendah dari binatang. Sebagai mahluk, manusia itu miskin, tidak memiliki apa‐apa. Bahkan tubuh kasar dan ny‐ awa kita pun bukan milik kita, melainkan milik Sang Pencipta, Allah Ta’ala, yang suatu waktu sangat gampang untuk diambil kembali. Yang mutlak dimiliki manusia adalah ‘rasa memiliki’ itu sendiri. ‘Rasa memiliki’‐lah yang justru hanya miliki kita. Di sepanjang jaman yang dilalui manusia, melulu drajat dan status manusia ditentukan oleh jumlah material yang dimiliki. Rasa ‘rasa memiliki’ terhadap materi terlihat sangat me‐ manjakan dan dimanjakan. Jika mengacu pada Al‐Quran yang menyebut bahwa ‘manusia
Editorial 3 diciptakan hanya untuk beribadah kepada Al‐ lah Ta’ala’, maka sesungguhnya musuh dari maksud manusia diciptakan itu adalah monster yang bernama ‘rasa memiliki’ itu. Karena ia telah memangsa waktu dan kehormatan yang seharusnya diberikan manusia kepada Sang Maha Memiliki Segala Sesuatu itu. Sayang sekali, ‘rasa memiliki’ itu tidak bisa dihilangkan. Ia tumbuh membesar seiring den‐ gan perkembangan manusia. Ia telah menjadi semacam musuh sekaligus identitas abadi bagi manusia. Rasa ‘rasa memiliki’ kadar penampakannya pada tiap individu berbeda‐beda, namun kuali‐ tasnya selalu sama, yaitu buas. Maka tidak mengherankan jika sepanjang hidup manusia itu, tarikan untuk meluluhkan diri beribadah dan mengkhidmati agama selalu mendapat lawan tanding yang seimbang, bernama ‘rasa memiliki’. Kekuatan ‘rasa memiliki’ itu bisa diredam dominasinya dengan sikap yang sangat elegan yaitu ikhlas dan taat. Keikhlasan yang paripurna akan menaklu‐ kan ‘rasa memiliki’ dan menyadarkan kita pada kenyataan bahwa ‘manusia hanyalah milik Al‐ lah’, Lillahi. Sedangkan ketaatan yang ekstrim namun lurus, akan mengendalikan ‘rasa memiliki’ pada jalan yang benar dan bisa men‐ gantarkan rohani kita pada tingkat yang sem‐ purna. Idealnya, sikap ikhlas dan taat itu harus di‐ dasari atas kesadaran diri sebagai manusia yang diciptakan dengan tujuan utama untuk beribadah kepada Allah Ta’ala. Red [][]
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
4 Internasional
Volume IX, Nomor 8, Edisi Agustus 2014
Ahmadiyah Ikut Perangi Wabah Ebola Inggris: Pertengahan tahun 2014 ini, wabah penyakit virus Ebola (EVD) paling luas dalam sejarah berlangsung di sejumlah negara di Afrika Barat. Wabah ini menewaskan banyak orang, dengan angka kematian yang dilaporkan mencapai 71%. Wabah ini berawal di Guinea pada bulan Desember 2013 dan kemudian menyebar ke Liberia dan Sierra Leone. Wabah yang tidak terlalu luas, sekitar dua belas kasus, juga terjadi di Nigeria, dan satu kasus di Senegal. Infeksi sekunder terhadap tenaga medis juga terjadi di Amerika Serikat dan Spanyol, meskipun tidak sampai menyebar lebih luas. Satu kasus juga terjadi di Mali. Wabah Ebola yang tidak berhubungan dengan wabah utama juga ter-
catat di Republik Demokratik Kongo. Penyakit virus ebola (EVD) atau demam berdarah Ebola (EHF) adalah penyakit pada manusia yang disebabkan oleh virus Ebola. Gejalanya biasanya dimulai dua hari hingga tiga minggu setelah terjangkit virus, dengan adanya demam, sakit tenggorokan, nyeri otot, dan sakit kepala. Biasanya diikuti dengan mual, muntah, dan diare, serta menurunnya fungsi liver dan ginjal. Pada saat itu, beberapa orang mulai mengalami masalah pendarahan. Virus ini mungkin didapatkan melalui kontak dengan darah atau cairan tubuh hewan yang terinfeksi (biasanya monyet atau kelelawar). Penyebaran lewat udara belum
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
pernah tercatat dalam lingkungan alami. Kelelawar buah diyakini dapat membawa dan menyebarkan virus tanpa terjangkit. Begitu terjadi infeksi pada manusia, penyakit ini dapat menyebar pada orangorang. Pria yang selamat dari penyakit ini dapat menularkannya lewat sperma selama hampir dua bulan. Untuk membuat diagnosis, biasanya penyakit lain dengan gejala serupa, seperti malaria, kolera dan demam berdarah virus lainnya harus dikecualikan terlebih dahulu. Untuk memastikan diagnosis, sampel darah diuji untuk antibodi virus, RNA virus, atau virus itu sendiri. Pencegahannya meliputi upaya mengurangi penyebaran penyakit dari monyet dan babi
Internasional 5
Volume IX, Nomor 8, Edisi Agustus 2014
yang terinfeksi ke manusia. Hal ini dapat dilakukan dengan memeriksa hewan tersebut terhadap infeksi, serta membunuh dan membuang hewan dengan benar jika ditemukan penyakit tersebut. Memasak daging dengan benar dan mengenakan pakaian pelindung ketika mengolah daging juga mungkin berguna, begitu juga dengan mengenakan pakaian pelindung dan mencuci tangan ketika berada di sekitar orang yang menderita penyakit tersebut. Sampel cairan dan jaringan tubuh dari penderita penyakit harus ditangani dengan sangat hati-hati. Belum ada pengobatan khusus untuk penyakit ini, upaya untuk membantu orang yang terjangkit meliputi pemberian terapi rehidrasi oral (air yang sedikit manis dan asin untuk diminum) atau cairan intravena. Penyakit ini memiliki tingkat kematian yang tinggi: seringkali menewaskan antara 50% hingga 90% orang yang terinfeksi virus. EVD pertama kali diidentifikasi di Sudan dan Republik Demokratik Kongo. Penyakit ini biasanya mewabah di wilayah tropis Afrika SubSahara. Sejak tahun 1976 (ketika pertama kali diidentifikasi) hingga 2013, kurang dari 1.000 orang per tahun telah terinfeksi. Wabah terbesar hingga saat ini adalah wabah Ebola Afrika Barat 2014 yang sedang terjadi, dan melanda Guyana, Sierra Leone, Liberia dan kemungkinan Nigeria. Hingga bulan Agustus ini lebih dari 1600 kasus telah diidentifikasi. Upaya sedang dilakukan untuk mengembangkan vaksin, namun belum
Oleh karenanya Jemaat membuahkan hasil. Dalam rangka memerangi Ahmadiyah akan terus mewabah ebola Jemaat Muslim mantau perkembangan wabah Ahmadiyah Inggris telah itu dan akan membantu secara menyumbangkan dua cek maksimal. Bantuan kemanusiaan itu senilai sepuluh ribu Pounds Inggris (£ 10,000.00) untuk diberikan langsung kepada membantu Pemerintah Liberia Perwakilan Duta Besar Liberia dalam memerangi penyebaran yang bertugas di Inggris, Anvirus mematikan Ebola di thony K. Selmah. Jumlah tersebut merupakan kontribusi Liberia. Uang ini akan digunakan awal dari Jemaat Ahmadiyah untuk membeli obat-obatan dan akan terus mengupayakan p e n t i n g d a n a l a t - a l a t untuk menggalang dukungan pelindung untuk para anggota lebih banyak lagi dari anggota medis yang t e l a h Jemaat Ahmadiyah lainnya di mendedikasikan waktu dan berbagai negara. Selanjutnya cek bantuan itu tenaga mereka dalam disampaikan kepada Duta memerangi virus Ebola. Presiden Nasional Jemaat Besar Rudolf von Ballmoos, Ahmadiyah UK, Rafiq Hayat, yang kemudian diserahkan di acara penyerahan bantuan kepada perwakilan dari kemanusiaan pada Minggu Liberia Medical and Dental (17/08) di London mengata- Association Liberia Dr. kan bahwa situasi kesehatan di Kokulo Waiwaiku, dan Liberia yang kini sedang di- presiden Organisasi Unilanda wabah ebola menjadi Liberia di Inggris, Pangeran perhatian besar Jemaat Taylor. Sfa [][] Ahmadiyah. Apa lagi wabah (Sumber: Wikipedia, Liberian itu terjadi saat negara Liberia Observer, Ahmadiyya Times, Daily sedang berusaha melakukan Observer) pembangunan kembali secara besar-besaran. Terjemah Surat Additional Wakulul Mal London Yth: Amir Sahib Jemaat Ahmadiyah Indonesia Assalamu’alaikum warahmatullahi wa barakatuhu Anggota Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) yang telah melunasi Perjanjian Tarikh Jadid sebelum tanggal 29 Ramadhan daftar namanya telah diajukan ke hadapan Huzur atba untuk didoakan. Huzur atba telah mendoakan, Semoga Allah Ta’ala mengabulkan pengorbanan mereka. Amiin. Wasalam Additional Wakilul Mal London Mubarak Ahmad Zafar
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
6 Internasional
Volume IX, Nomor 8, Edisi Agustus 2014
Khalifah Islam Serukan Negara Muslim Ambil Peran Dalam Mengakhiri Kekerasan
Inggris: Hadhrat Khalifatul Masih V, Mirza Masroor Ahmad a.t.b.a. menyerukan negara-negara Muslim memegang peranan mereka untuk mengakhiri kekerasan dan menegakkan perdamaian di dunia. Seruan itu disampaikan di hadapan jamaah Shalat Jum’at di masjid Baitul Futuh Morden Inggris pada hari Jum’at (25/07). Dalam kesempatan itu Hadhrat Khalifah berbicara dengan rinci analisa konflik yang sedang terjadi antara Israel dan Palestina, serta mengecam kekerasan yang
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
tengah berlangsung di Gaza. Beliau juga membahas secara detail tentang Lailatul Qadr, yang dikenal sebagai “Malam yang ditakdirkan” yang berdasar pada ajaran Islam ini terjadi pada hari-hari terakhir Ramadhan, dan menghimbau Muslim Ahmadi untuk mengamalkan kebaikan dan meningkatkan ibadah mereka Kepada Allah Ta’ala. Hadhrat Khalifah bersabda: “Dengan kesedihan mendalam, saat ini disesalkan banyak negara Muslim tidak lagi bersatu. Bagian dari masyarakatnya saling bertikai di antara
mereka; rakyat-rakyat berseteru dengan pemerintahpemerintahnya, sedangkan pemerintah-pemerintah itu semakin meningkatkan kesewenang-wenangannya terhadap rakyat mereka. Oleh karenanya, bukan hanya persatuan yang hilang namun kekejaman-kekejaman dan ketidakadilan kini tengah terjadi. Akibat kurangnya persatuan tersebut, maka negaranegara non-Muslim saat ini percaya diri untuk melakukan tindakan apapun yang mereka inginkan terhadap Muslim dan inilah alasan kuat Israel yang
Internasional 7
Volume IX, Nomor 8, Edisi Agustus 2014
akhir-akhir ini terlibat di dalam sejumlah pembunuhan orang-orang Palestina tak berdosa dengan cara yang paling biadab. Andaikan Muslim bersatu dan mengikuti jalan Allah maka kekuatan kolektif negara -negara Muslim akan begitu besar dan kekejaman ini tidak akan pernah terjadi.” “Dibandingkan Israel, Palestina tidak memiliki kekuatan dan kelebihan. Jelas-jelas kekejaman ini salah dan jika Hamas melakukan tindakan kekejaman maka negaranegara Muslim pun harus menghentikan mereka. Namun jika anda membandingkan kekuatan dan kekejaman kedua belah pihak, ketika yang satu menggunakan pemukul sementara yang lain menggunakan perlengkapan perang penuh dalam melakukan tindakan tak berperikemanusiaannya. Baru-baru ini, Muslim Turki berkumpul dan meratap, dan dengan cara ini diharapkan negara-negara Muslim menganggap mereka telah memenuhi kewajiban mereka. Namun ternyata mereka tidak melakukan peran yang diharapkan, begitu juga dengan dunia barat yang tidak menunaikan tanggung jawab mereka. Semestinya mereka secara aktif dan tegas menghentikan kekejaman ini. Sebaliknya kami hanya berdoa ke hadapan Allah Ta’ala semoga Dia melindungi orang-orang teraniaya dan tak berdosa dari kekejaman ini sehingga perdamaian dapat berdiri tegak. Semoga Allah Yang Maha Kuasa menganugerahi kesadaran dan kebijaksanaan kepada mereka, negara -negara Muslim yang sedang
berperang satu sama lain itu dan yang tengah berada dalam kekisruhan. Semoga Allah menjadikan persatuan di antara mereka.” Dalam khutbah Jum’at yang berlangsung selama satu jam itu, Hadhrat Khalifah juga berbicara lebih gamblang tentang Lailatul Qadr, malam suci yang ditakdirkan. Beliau menjelaskan berbagai bukti terkait dengan istilah Lailatul Qadr dan bagaimana manusia bisa meraih manfaat dari Lailatul Qadr. Beliau menekankan bahwa berkat tersebut berkaitan erat dengan per-
satuan nasional dan kebersamaan. Hadhrat Khalifah Islam kemudian menutup khutbah dengan bersabda: “Hari ini menandai akhir Jum’at Ramadhan tahun ini, namun janganlah keberkatankeberkatan di bulan ini berlalu melainkan itu hendaknya selalu ada hingga akhir hidup kita. Semoga kita senantiasa mencapai tujuan-tujuan sebagaimana Al-Quranul Karim telah bukakan.” [][] (Sumber:www.alislam.org)
Obat Homoeophaty untuk Ebola, Chikungunya, dan Corona Pengobatan untuk yang sudah terkena Virus Ebola dengan obat Homoeopathy 1. Crotalus Horridus 200 2. Typhodinum 200 dan Pyro‐ genium 200 dicampur (Keduanya secara bergantian selama seminggu dimakan sekali tiap hari. Setelah jeda 3 hari, selama seminggu dua kali dua kali). 3. Bryonia + Rhustox + Eupato‐ rium + China + Ipecac potensi 5 sampai 30, sehari tiga kali. Pencegahan dari Virus Ebola: Crotalus Horridus 30 sehari sekali. Pengobatan untuk yang sudah terkena Chikungunya dengan obat Homoeopathy 1. Typhodinum 200 dan Pyro‐ genium 200 dicampur. Keduanya secara bergantian selama seminggu dimakan sekali tiap hari. Setelah jeda 3
hari, selama seminggu dua kali dua kali. 2. Bryonia + Belladona + Rhus‐ tox + China + Eupatorium po‐ tensi 5 sampai 30, sehari tiga kali. Pencegahan Chikungunya: Eupatorium 200 seminggu sekali. Obat Homoeopati untuk Virus Corona 1. Bacillinum 200 dan Influ‐ enzinum 200 sehari dua kali selama 3 s.d. 4 hari. Setelah itu baru seminggu dua kali. 2. Arsenic Alb + Arnica + Bapte‐ sia + Heper Sulph + Nat. Sulph + Chelidonium potensi 30 dicam‐ pur. Dikonsumsi sehari 3 kali. Pencegahan dari Virus Corona: Gelsemium + Aconite + Arsenic 200 dicampur, seminggu sekali. (Sumber Al‐Fazl Internasional, edisi 18‐24 Juli 2014)
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
8 Internasional
Volume IX, Nomor 8, Edisi Agustus 2014
Ramadhan Mubarak di Tuvalu Tuvalu: Ramadhan adalah bulan kesembilan menurut kalender Islam. Di Tuvalu, Ramadhan telah dimulai pada 29 Juni 2014 dan Muslim Ahmadi sudah mulai melakukan puasa sebagaimana diwajibkan bagi semua Muslim menurut Al-Quran, Kitab Suci Islam.
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
Para Ahmadi di Tuvalu menyambut bulan Ramadhan dengan berbagai program. Mereka telah berkumpul di Masjid untuk melakukan kewajiban ibadah dalam menyambut bulan Ramadhan sejak tanggal 28 Juni 2014. Imam Masjid Tuvalu yang berasal dari Indonesia, Mln.
Muhammad Idrees, telah menjelaskan tentang pentingnya puasa selama bulan Ramadhan dan mendorong semua anggota untuk melakukan itu. Setiap malam, Muslim Ahmadi melakukan shalat Tarawih yang beberkat di masjid. Beberapa anggota
Volume IX, Nomor 8, Edisi Agustus 2014
Ahmadi setempat ditunjuk memimpin shalat Tarawih. Setelah shalat Tarawih, program berikutnya adalah Dars Quran yang dipimpin Mln. Idrees. Dalam beberapa kesempatan, setelah shalat Tarawih para Mubayyin Baru diberi kesempatan untuk menceritakan pengalaman mereka melakukan ibadah puasa sebagai seorang Muslim. Rikateti, yang baru satu tahun menjadi Muslim, menceritakan pengalamannya berpuasa sebagai Muslim. Ramadhan tahun ini adalah puasa pertama baginya. Ia lahir sebagai seorang Kristen dan sejak itu ia tidak pernah tahu apa itu puasa. Rikateti mengakui bahwa tidak mudah baginya melakukan puasa itu, tapi dia mencoba dengan sebaikbaiknya untuk melakukan puasa sepenuhnya. Sebagian besar perasaan haus benarbenar membebaninya, namun ia berjanji untuk berpuasa sebulan penuh tahun ini. Dia akan mengatasi semua kesulitan dan godaan hanya demi Allah Ta’ala. Ada lagi pengalaman dari Ibrahim Richard. Dia mengatakan bahwa Ramadhan tahun ini pun adalah pertama kalinya ia melakukan puasa, karena ia telah bergabung dengan Jemaat Muslim Ahmadiyah. Sebelumnya dia tidak punya kesempatan untuk melakukan puasa. Ibrahim Richard akan berdoa untuk mendapatkan pertolongan dari Allah Ta’ala agar membantunya dengan kesehatan yang baik sehingga ia mungkin bisa melakukan puasa sepenuhnya di bulan
Ramadhan. Dia mengakui bahwa meskipun ia adalah seorang Katolik sebelumnya tapi dia tidak pernah melakukan puasa selama Paskah. Di akhir Ramadhan, dengan karunia Allah Ta’ala para Muslim Ahmadi di Tuvalu juga berhasil menunaikan ibadah lainnya di bulan Ramadhan, yaitu membayar Zakat Fitrah. Pada tahun ini mereka berhasil mengumpulkan Zakat Fitrah yang dikemas menjadi 15 buah paket yang kemudian dibagikan kepada kaum miskin. Pada perayaan hari Idul Fitri, mereka merayakannya dengan sangat sederhana namun penuh kemeriahan dan persaudaraan ala Muslim sejati. Shalat dan khutbah Idul Fitri disampaikan oleh Mln. Idrees. Mln. Idrees menguraikan: “Selama khotbahnya bahwa meskipun Ramadan berakhir, tapi kita masih harus berjuang dalam kebenaran sampai kita bertemu lagi dengan Ramadhan tahun depan. Tujuan melakukan puasa adalah untuk meningkatkan
Internasional 9
kebenaran, oleh karenanya kita harus terus mendapatkan kebenaran dan kedekatan kepada Allah Ta’ala dan menjadikannya sebagai tujuan hidup kita. Ini tidak berarti bahwa ketika Ramadhan berakhir, kita bebas untuk melakukan dosa lagi. Memang itu adalah pandangan dan pemikiran yang salah. Kita harus bergerak maju dalam Taqwa dan melakukan perbuatan baik.” Pada malam harinya, para Ahmadi merayakan Idul Fitri. Anggota Khuddamul Ahmadiyah Tuvalu telah menyiapkan semua makanan untuk pesta. Mereka telah membuat ayam panggang di sore harinya dan disantap bersama-sama. Semoga Allah Yang Maha Kuasa akan terus memberkati semua Muslim Ahmadi di Tuvalu dengan berkat dan kebajikan terpilih-Nya, Amin. Selamat Hari Raya Idul Fitri untuk Anda semua. Mln. Muhammad Idrees [][]
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
10 Internasional
Volume IX, Nomor 8, Edisi Agustus 2014
Ijtima Perdana MKA Tuvalu
Tuvalu: Majelis Khuddamul Ahmadiyah Tuvalu menorehkan sejarah. Mereka sukses menggelar Ijtima Nasional MKA Tuvalu untuk pertama kalinya. Ijtima perdana itu diadakan di
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
sebuah pulau tak berpenghuni bernama pulau Tepuka Islet yang terletak di Kepulauan Funafuti, pada hari Sabtu (16/08). Acara itu diikuti oleh 11 orang Khuddam serta 2 orang tamu undangan, Fr.
Raynaldo (Imam Gereja Katolik Tuvalu) dan Mr. Qiang Gao. Pulau Tepuka adalah salah satu pulau di
Volume IX, Nomor 8, Edisi Agustus 2014
Kepulauan Funafuti, ibukota Tuvalu. Ada lebih dari 20 pulau di Funafuti dan pulau Tepuka Islet adalah salah satunya yang merupakan pulau yang cantik dan eksotis. Ada pulau lain yang terkenal juga bernama Funafala Islaet. Masalah utama di Tepuka Islet adalah ketidaktersediaan sumber air minum sama sekali. Jika ke sana orang harus mempersiapkan air minum atau mereka dapat minum air kelapa. Meminum air kelapa adalah satusatunya pilihan andai persediaan air bersih habis. Peserta berangkat dari Funafuti dengan menggunakan satu perahu motor. Butuh 3-4 jam untuk mencapai Tepuka Islet. Saat itu ombah cukup besar. Namun mereka benar-benar menikmati perjalanan ke Tepuka Islet. Itu adalah pengalaman yang luar biasa bagi mereka semua. Walaupun para peserta sebagian besar asli Tuvalu, ternyata tidak semuanya pernah mendarat di pulau tak berpenghuni itu. Pada pukul 12.00 waktu setempat, mereka sampai di pulau Tepuka Islet dengan selamat. Selanjutnya mereka memulai acara dengan makan siang bersama, lalu Shalat berjamaah. Lomba Adzan menjadi salah satu perlombaan yang pertama kali digelar. Para Khuddam Tuvalu secara bergantian Adzan. Pada lomba Adzan ini pendeta Fr. Raynaldo menjadi juri, tentu saja hal itu sangat menarik sekaligus mengharukan.
Selepas lomba Adzan, acara dilanjutkan dengan game petualangan dengan mengitari pulau yang lumayan luas serta bersnorkeling dan diving di laut. Pada pukul 04:00, acara selesai dan peserta mulai meninggalkan pulau. Namun ketika semua orang sudah di perahu, pengemudi tidak bisa menghidupkan mesin perahu. Mesin perahu mati. Para peserta mulai khawatir, jangan-jangan mereka harus menginap di pulau itu. Sekira 40 menit usaha untuk menghidupkan mesin perahu belum berhasil juga. Mereka tidak bisa berbuat apa-apa, bahkan merekapun tidak bisa menghubungi orang untuk meminta pertolongan karena tidak ada yang memiliki ponsel. Saat itu mereka hanya mengandalkan Allah Ta’ala saja. Mereka percaya bahwa dengan bantuan Allah, sesuatu yang tidak
Internasional 11
mungkin bisa menjadi mungkin. Setelah istirahat sejenak, pengemudi berusaha untuk menghidupkan mesin lagi. Tiba-tiba, mesin itu hidup dan mereka semua sangat senang. Andai juru mudi perahu itu gagal menghidupkan mesin, mereka harus menginap di pulau yang tidak ada air minum itu dan mereka pun tidak memiliki bekal juga. Mereka semua menyaksikan betapa besar keperkasaan Allah Ta’ala. Mln. Muhammad Idris[][]
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
12 Nasional
Volume IX, Nomor 8, Edisi Agustus 2014
Silaturahmi Idul Fitri Ala Ahmadi Bontang
Bontang: Manusia sebagai mahluk sosial tentu saja tidak bisa hidup secara menyendiri atau soliter. Manusia akan selalu berinteraksi dengan manusia lainnya selama menjalani kehidupan. Bertetangga adalah salah satu interaksi antar manusia sebagai makhluk sosial adalah sesuatu hal yang mutlak harus ada dan dibina. Salah satu ayat suci AlQuran yang membahas mengenai pentingnya bertetangga terdapat dalam Surah An-Nisa ayat 36, Allah Ta’ala berfirman: ”Mengabdilah kepada Allah dan jangan mempersekutukan sesuatu dengan Dia, dan berbuat baiklah kepada ibu bapak, kerabat, anak-anak
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
yatim, orang-orang miskin, tetangga-tetangga dekat, tetangga-tetangga orang yang asing, teman yang di sampingmu, dan orang dalam perjalanan, dan yang menjadi milik tangan kananmu. Allah tidak menyukai orang yang congkak, membanggakan diri.” Dalam Hadist pun sikap bertetangga itu disinggung, seperti berikut: “Jibril 'alaihissalam senantiasa (terus-menerus) berpesan kepadaku (untuk berbuat baik) dengan tetangga, sehingga aku mengira bahwasanya dia akan memberikan hak waris kepada tetangga.” (HR. Al-Bukhari no. 6014 dan 6015, Muslim no. 6852 dan 6854, dan imamimam ahli Hadits lainnya).
Dalil-dalil di atas menunjukan betapa pentingnya berbuat baik dan menjaga silaturahmi terhadap tetangga, bahkan hingga ada orang yang berpendapat bahwa tetangga itu adalah saudara terdekat kita. Atas dasar perintah suci dari Kitab Suci Al-Quran dan Hadits itu Jemaat Ahmadiyah Bontang, Kalimantan Timur, mengimplementasikannya dengan menjalin silaturahmi secara intens kepada warga ghair Ahmadi yang ada di lingkungan Jemaat Bontang. Upaya ini pun sejalan dengan program yang sedang digalakan oleh Hadhrat Khalifatul Masih V a.t.b.a. di seluruh dunia dengan nama ‘Program Rabtah’. Pada setiap perayaan Idul Fitri, silaturahmi itu semakin terjalin erat antara Jemaat Ahmadiyah Bontang dengan masyarakat sekitar. Mereka saling bersilaturahmi dan sungkeman. Menurut Ketua Jemaat Bontang H. Abdul Latief, tradisi sungkeman saat perayaan Idul Fitri di sekitar lingkungan masjid An Nashr sudah berlangsung turuntemurun dan dilakukan oleh seluruh warga. Warga yang sebagian besar pendatang itu saling mengunjungi, bersilaturhmi, dan makan
Volume IX, Nomor 8, Edisi Agustus 2014
bersama. Tapi untuk tahun ini para Ahmadi memilih untuk lebih proaktif dan bersilaturahmi dengan sebanyak-banyaknya warga. Silaturahmi di hari Idul Fitri itu dimulai selepas shalat Id. Para Ahmadi mengunjungi tetangga, dari satu rumah ke rumah yang lainnya. Warga pun sangat antusias dikunjungi. Mereka terlihat senang ketika para Ahmadi berkunjung dan menikmati aneka kue yang dihidangkan. Bahkan sering kali sedikit memaksa agar mereka mau menyantap masakan seperti bakso, pempek, hingga nasi dengan segala macam laukpauknya. Keesokan harinya silaturahmi dilanjutkan dengan mengunjungi warga yang tinggal agak jauh. Silaturahmi itu berjalan sukses. Mereka berhasil mengunjungi hampir semua rumah warga, mulai dari warga biasa, tokoh-tokoh masyarakat, hingga alim ulama yang berada di lingkungan sekitar. Warga
umumnya menerima dengan sangat terbuka serta menyambut dengan penuh rasa kekeluargaan. Masih menurut H. Abdul Latief, yang merupakan Ahmadi awwalin dari Bontang, suksesnya silaturahmi ini merupakan buah dari Rabtah yang dilakukan oleh seluruh anggota Jemaat Bontang. Suasana kekeluargaan seperti ini mirip dengan yang terjadi sebelum terjadinya gerakan anti-Ahmadiyah di tahun 2005 dan 2010. H. Abdul Latief mengungkapkan, dulu masjid An-Nashr Jemaat Bontang merupakan tempat kegiatan tarbiyat dan ta’lim anak-anak, baik Ahmadi mau pun ghair-Ahmadi. W a r g a s u d a h mempercayakan anak-anak mereka belajar mengaji di madrasah yang dimiliki dan dikelola oleh Jemaat Bontang. Bahkan mereka pun biasa melaksanakan shalat lima waktu dan Shalat Jum’at di masjid An Nashr. Namun setelah peristiwa gerakan anti-
Nasional 13 Ahmadiyah tahun 2005, warga yang tadinya biasa melaksanakan shalat di masjid An-Nashr pelan-pelan menjaga jarak, hingga anakanak mereka pun dilarang belajar di madrasah lagi. Para Ahmadi Bontang tidak bisa lebih jauh mencampuri sikap yang diambil warga. Mereka hanya bisa memakluminya dan berharap hal itu tidak berlangsung lama. Silaturahmi yang baik tetap dijaga dengan warga sekitar, tanpa menyinggung sikap mereka yang terpengaruh gerakan anti-Ahmadiyah. Seiring dengan meredupnya gerakan antiAhmadiyah di Pulau Jawa, kedekatan dan silaturahmi dengan warga pun kembali berjalan normal. Kini para Ahmadi Bontang masih sering diundang untuk menghadiri pengajian, tahlil, bahkan kaum ibu LI aktif terlibat dalam pengajian ibu-ibu yang digelar di masjid jami’, seminggu sekali. Masyarakat Bontang mayoritas adalah masyarakat pendatang, yang berasal dari luar Kalimantan seperti Bugis Sulawesi, Jawa, Sunda dan lainya. Adapun penduduk suku asli Bontang terhitung sangat sedikit. Persamaan nasib sebagai kaum pendatang akhirnya membentuk sikap hidup yang menjunjung kerukunan dan mampu hidup berdampingan dengan berbagai perbedaan yang ada, seperti beda suku, agama dan ras. Mereka berusaha untuk tidak terlibat dengan konflik-konflik yang akan meruntuhkan sendi-sendi keberagaman, walaupun tentu saja gesekan-gesekan kecil
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
14 Nasional sering juga terjadi yang bisa ditanggulangi dengan baik oleh aparat dan pemerintah kota Bontang. Mengutip ensiklopedia bebas situs Wikipedia dapat kita temukan keterangan tentang kota Bontang sebagai berikut: “Bontang yang sebelumnya hanya merupakan perkampungan yang terletak di daerah aliran sungai, kemudian mengalami perubahan status, sehingga menjadi sebuah kota. Ini merupakan tuntutan dari wilayah yang majemuk dan terus berkembang. Pada awalnya, sebagai ka-
Volume IX, Nomor 8, Edisi Agustus 2014
wasan permukiman, Bontang memiliki tata pemerintahan yang sangat sederhana. Semula hanya dipimpin oleh seorang yang dituakan, bergelar Petinggi di bawah naungan kekuasaan Sultan Kutai di Tenggarong. Nama-nama Petinggi Bontang tersebut adalah: Nenek H. Tondeng, Muhammad Arsyad yang kemudian diberi gelar oleh Sultan Kutai sebagai Kapitan, Kideng dan Haji Amir Baida alias Bedang. Dalam perbendaharaan asli Kalimantan, tidak dikenal kata "bontang". Menurut cerita turun-temurun, "bontang" me-
Mubaligh Ahmadiyah Siaran di Radio GSP Cirebon: Ramadhan tahun ini, para Mubaligh Jemaat Ahmadiyah yang bertugas di Cirebon dan sekitarnya mendapat kesempatan mengisi acara 'Tausiyah Ramadhan' di Radio GSP, Waled, Cirebon. Tawaran menjadi penceramah di radio ini tidak lepas dari rabtah Sekr. Umur Kharijiah Ciledug, To‐ hari, dengan Bagong, pemilik Radio GSP. Sebelumnya, Bagong pernah mengeluhkan kepada Tohari tentang ketiadaan dana untuk pence‐
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
rupakan akronim Bahasa Belanda “bond” yang berarti kumpulan atau Bahasa Inggris yang artinya ikatan persaudaraan serta “tang” dari kata pendatang. Sebutan ini diberikan karena cikal bakal kampung Bontang tidak lepas dari peran pendatang. Asal Muasal nama Bontang, berdasarkan Kitab Saway yang ada di Kesultanan Kutai Kartanegara bahwa yang memberi nama Bontang Adalah Adji Batara Agung Dewa Sakti (1300-1325).” k@ng aceng. [][]
ramah yang siaran di radionya. Mendengar penjela‐ san itu Tohari memberi solusi dengan menawarkan penceramah gratis dari Jemaat Ahmadiyah. Tawaran itu diterima baik dan akhirnya selama Ramadhan para penceramah dari Mubaligh Jemaat Ahmadiyah, yaitu Mln. Attaurrahman (Ciledug), Mln. Khaerudin Atmaja (Manislor), Mln. Suparman (Cikedung, Indramayu) siaran di radio GSP. Materi tentang puasa, shalat, sedekah dan lain‐ lain yang diambil dari buku Masih Mau’ud dan khali‐ fahnya. Acara mengudara mulai pukul 17.00 sore hingga menjelang berbuka. Ata ur Rahman‐Ciledug [][].
Volume IX, Nomor 8, Edisi Agustus 2014
Bedah Buku “Meniti Kalam Kerukunan Jilid 2” Yogyakarta: Kerjasama penerbit BPK Gunung Mulia, UKDW (Universitas Kristen Duta wacana) dan UIN SUKA (Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga) Yogyakarta menghasilkan peluncuran dan diskusi buku “Meniti Kalam Kerukunan Jilid 2" pada hari Senin (16/6). Ketua panitia mengatakan penyelenggaraan launching dan bedah buku ini berdasar pada konsep Agree in disagree. “Meniti Kalam Kerukunan Jilid 2", tidak ada kata pengantar, hadirin diminta bila membeli buku ini juga diminta membeli jilid 1," gurau ketua panitia yang disambut tawa
hadirin. Ketua panitia launching dan diskusi buku “Meniti Kalam Kerukunan Jilid 2" menyampaikan sambutannya. Pembicara pada acara ini ialah Pdt. Robert Setio, PhD dari UKDW, Prof. Dr. Iskandar Zulkarnain (UIN Sunan Kalijaga) dan St. Sunardi (IRB Universitas Sanata Dharma). Sebelumnya perwakilan penerbit BPK Gunung Mulia menyampaikan apresiasinya atas peluncuran buku ini. Penyerahan secara simbolis buku “Meniti Kalam Kerukunan Jilid 2" kepada perwakilan berbagai universitas. Para pembicara memberi masukan terhadap isi buku ini, salah satunya Prof. Iskandar
Nasional 15
yang mengatakan bahwa pengantar dalam sebuah buku adalah penting untuk memberi gambaran kepada pembaca akan maksud isi buku tersebut. Prof Iskandar mengatakan, “Buku ini bisa dikatakan sebagai ‘bunga rampai’ karena merupakan kumpulan karangan dari berbagai penulis. Ke depannya perlu ada temu muka dari para penulis agar tulisan mereka mengarah satu tujuan," katanya. Hal ini diiyakan oleh Pdt. Robert Setio, yang mengatakan, pada buku jilid pertama para penulis berkomunikasi dan bertatap muka, namun pada jilid ini karena kendala teknis para penulis tidak bisa melakukan hal serupa. Katanya lagi buku jilid kedua ini dimaksudkan memberikan penjelasan mendasar, mengarahkan dan meluruskan kesalahpahaman. Tertulis pada halam kulit belakang, “ Membangun persepsi yang benar terhadap banyak konsep yang sejauh ini telah disalahpahami oleh ber-
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
16 Nasional
bagai pihak.” Dalam paparannya Pdt. Robert Setio menjelaskan buku ini memuat istilah-istilah dan konsep konsep Islam dan Kristen dengan menggunakan pola definisi, perkembangan makna secara historis, teologi dan sosiologis politis. Buku ini juga diharapkan bisa merangkul masyarakat umum karena penggunaan bahasanya adalah bahasa keseharian selain pula bahasa akademis. Ditulis di dalamnya spesifikasi agama Islam 13 macam dan Kristen termasuk Katholik 15 macam bertemakan ritual, dogma, etika, spiritualitas, identitas kelompok dan hermeneutika. Adapun St. Sunardi menyampaikan tentang istilah “komunitas” dan “jamaah” yang dibahas dalam buku tersebut yang harus dilihat pendalamannya lagi. "Perlu ada penegasan
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
Volume IX, Nomor 8, Edisi Agustus 2014
apakah buku ini berkategori ensiklopedia atau e-konsep," kata St. Sunardi. Menariknya lagi, buku ini ditulis oleh 28 penulis yang kesemuanya adalah sarjana agama sekaligus penghayat yang terdiri dari 6 perempuan dan 22 laki-laki. Berikut lembaga-lembaga asal para penulis, UIN Suka, STAI Al-Husain Magelang, Universitas Trunojoyo Madura, STIQ An-Nur Yogya, Alumnus UIN Suka, UKDW, USD dan STIKPA Rantepao Toraja. Bertempat di ruang Teaterikal Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Suka, acara ditutup pada pukul 11 setelah 2 jam berlalu meskipun ruangan tidak dipenuhi banyak pengunjung yakni kurang dari 50 orang namun acara tetap menarik diikuti. Sebelum penutup sempat ada acara tanya jawab yang
hanya dimanfaatkan satu pengunjung saja, KH. DR Sodiq dari UIN suka yang menanggapi pembicara St. Sunardi yang sebelumnya mengatakan bahwa beliau meneliti titik temu Muhammadiyah dan NU. DR. Sodik menanyakan bagaimana dengan Ahmadiyah? Kiai Sodiq juga menanyakan kapan titik temu itu dan kenapa tidak diperbincangkan oleh tokoh berbeda. Selanjutnya dijawab oleh St. Sunardi bahwa titik temu bisa dilakukan di ruang ke-3 dengan berdasar pada naluri teologis karena selain dari itu bisa terjadi inkolusi. Abdul Mustaqim mengutip apa yang dikatakan oleh Fazlur Rahman, bahwa AlQuran juga memerintahkan Muhammad supaya mempercayai Taurat dan Injil. Hal ini karena petunjuk Tuhan itu adalah universal dan tidak terbatas pada kaum tertentu saja. ”Tidak ada suatu kaum yang tidak pernah didatangi oleh seorang pembawa peringatan” (Q.S. Fathir [35]:24) dan ”Bagi setiap kaum telah disediakan petunjuk” (Q.S. arRad [13]:7). Perkataan Kitab sering dipergunakan Al-Quran bukan dengan pengertian kitab suci tertentu, tetapi sebagai istilah umum yang mempunyai pengertian keseluruhan wahyu Tuhan (Q.S. al-Bayyinah [98]:3).[21] Hal ini jelas bahwa keanekaragaman atau kamajemukan sangatlah dihormati oleh Nabi Muhammad s.a.w. Ditulis oleh: Iin Qurrotul Ain Sumber: Warta Ahmadiyah
Volume IX, Nomor 8, Edisi Agustus 2014
Nasional 17
Jemaat Ahmadiyah Indonesia Diundang Menteri Agama dalam Dialog dengan Kelompok Minoritas
Jakarta :
Kementerian Agama menggelar pertemuan untuk berdialog dengan para tokoh kelompok minoritas yang ada di Indonesia. Dialog tersebut dilakukan dalam rangka membicarakan persoalan-persoalan di bidang keagamaan. Menteri Agama RI Lukman Hakim Syaifuddin mengaku bersyukur pertemuan ini akhirnya bisa terlaksana. Dia mengatakan, dialog ini dilakukan dalam rangka untuk mendengar aspirasi kelompok yang selama ini jarang terdengar. “Saya bisa mendengar langsung komunitas beragama yang selama ini sejauh yang saya ikuti di media massa,
kelompok ini perlu lebih didengar oleh negara,” kata Lukman saat memberikan sambutan di rumah dinasnya di Jalan Widya Chandra 3, Jakarta, Selasa (15/7/2014). Selain dihadiri kelompok agama, pertemuan ini juga dihadiri oleh Wakil Menteri Agama Nasaruddin Umar dan para pejabat eselon I Kementerian Agama. Beberapa civil society yang fokus pada masalah toleransi, seperti Setara Institute, Wahid Institute, Ma’arif Institute, dan Kontras juga ikut diundang dalam dialog ini. Lukman mengatakan, pihaknya berkepentingan untuk mendengar langsung dalam rangka menjalankan misi lem-
baganya. Kementerian Agama, kata dia, memiliki misi untuk meningkatkan kualitas kehidupan dan kerukunan umat beragama. “Mungkin di bidang regulasi, kita pecahkan bersama hal-hal yang dirasa menjadi kendala menjalani keyakinan kita dalam rangka mewujudkan kebebasan menjalankan agama di Indonesia,” ucap mantan Wakil Ketua MPR-RI itu. Di tempat yang sama, Sekretaris Jenderal Kementerian Agama Nur Syam mengatakan, pertemuan ini dilakukan atas inisiatif Menteri Agama. Hal itu dilakukan untuk mendengar aspirasi dari para penganut agama dan kepercayaan di Indonesia. “Ada sekitar 60 organisasi lembaga keagamaan yang diundang. Tujuannya tidak lain untuk mendengar suara mereka,” kata Nur. Beberapa organisasi keagamaan atau kepercayaan yang diundang, antara lain, Jemaah Ahmadiyah Indonesia, Gerakan Ahmadiyah Indonesia, Ahlul Bait Syiah, Sunda Wiwitan, Kaharingan, Baha’i, dan sebagainya.[][] Sumber: Kompas.com
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
18 Nasional
Volume IX, Nomor 8, Edisi Agustus 2014
Rayakan Kemerdekaan RI Ke‐69 HF Bandung Adakan Pengobatan Gratis Bandung:
Minggu, 17 Agustus 2014 adalah hari kemerdekaan Negara Kesatuan Repubik Indonesia yang ke69. Bertepatan dengan itu, Humanity First (HF) Bandung bekerjasama dengan Kumpulan Guide Bandung (KGB) dan kampus STMIK-AMIK Bandung, mengadakan kegiatan bakti sosial (baksos) Pengobatan Homeopathy Gratis untuk masyarakat seki-
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
tar kampus STMIK-AMIK yang terletak di Jalan Jakarta nomor 28, Bandung. Hadir dalam acara tersebut adalah tokoh masyarakat sekitar kampus, rektor berseta staff, dan para profesional dari Humanity First seperti dokter Aca, dokter Saleh, dan dokter Nori. Dari asosiasi para Guide Bandung, ASITA Bdg, pihak rektorat kampus, dan para jur-
nalis ‘Salakanagara’, tabloid Kabudayaan Sunda. Walau dengan segala keterbatasan tim HF, namun, tim berusaha keras dengan berhasil melayani 170 pasien. Kesan positif disampaikan oleh panitia kampus, dengan mengharapkan dapat terlaksana kembali kegiatan pengobatan gratis ini di moment Hari Sumpah Pemuda yang akan datang. Salah satu pesan dari kegiatan tersebut adalah, melalui pengobatan gratis ini, HF ingin memerdekaan masyarakat dari penyakit. Di tengah mahalnya biaya pengobatan sekarang. Agung & Ajieb [][] (Sumber: Warta Ahmadiyah)
Volume IX, Nomor 8, Edisi Agustus 2014
Nasional 19
Para Tokoh Agama dan Kepercayaan Sepakat Tolak ISIS Masuk Indonesia Jakarta:
Para pemuka agama dan pemimpin kepercayaan lokal sepakat menyerukan penolakan organisasi Islamic State in Iraq and Syria (ISIS) masuk ke Indonesia. Seruan tersebut dinyatakan pada Senin (4/8/2014) di kawasan Taman Ismail Marzuki, Jakarta. “Dengan menyebut nama Tuhan Yang Maha Esa, kami menolak setiap kelompok yang menggunakan kekerasan atas nama agama dan menyebarkan kebencian. Dengan ini, kami menolak ISIS hadir di Indonesia dan mendesak Pemerintah Indonesia untuk menindak warga negara, baik yang berhubungan langsung maupun tidak dengan ISIS,” ujar Jalaluddin Rakhmat, pimpinan Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia (IJABI), mewakili para pemuka agama
membacakan pernyataan penolakan, Senin siang. Selain itu, lanjut Jalal, tokoh agama dan pimpinan kepercayaan lokal juga menyesalkan ketidaktegasan pemerintah dalam menanggapi aktivitas ISIS di berbagai daerah di Indonesia. “Ini jelas-jelas berbahaya karena mereka akan menukar Pancasila dengan negara Islam. Penolakan ini untuk menjaga keutuhan NKRI,” ujarnya. Mereka yang ikut menolak dan menandatangani pernyataan ini ialah Suprih Suhartono, Presidium Badan Koordinasi Organisasi-Organisasi dan Kepercayaan (BKOK), Astono Chandra dari Parisadha Hindu Darma Indonesia (PHDI), Suryanandar dari Majelis Tao Indonesia, Bhikhu Garbha Virya dari Vi-
hara Mahavira Graha Pusat, pendeta Palty Panjaitan dari HKBP Philadelphia, Romo Daniel dari Gereja Ortodox Syria, Romo Benny Susetyo dari KWI dan Setara Institute, pendeta Dr Phil Erari dari Persatuan Gereja Indonesia (PGI), Zuhayri Misrawi dari Nahdlatul Ulama, Sheila Soraya dari Majelis Rohani Bahai, Maulana Zafrullah Pontoh dari Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI), Jalaluddin Rakhmat dari OASE, pimpinan Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia (IJABI), serta Mokhtar Pakpahan. Penulis: Meidella Syahni Editor: Fidel Ali Permana (Sumber: Kompas.com)
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
20 Nasional
Volume IX, Nomor 8, Edisi Agustus 2014
Seminar Kebangsaan untuk Menciptakan Benih‐benih Perdamian Yogyakarta: Mewakili Sultan Hamengkubuwono X selaku keynote speech, Rusyanto, Kabid Kesbang Yogyakarta membacakan pesan Sultan. “Dengan keanekaragaman dan kemajemukkan bangsa Indonesia ini, maka negara telah menjamin hak-hak yang sama kepada seluruh rakyat Indonesia...” “Dengan dasar multikulturalisme ini maka prinsip “Bhineka Tunggal Ika” akan
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
terwujud. Sultan atas nama Pemerintah Daerah DIY, menyambut baik serta menyampaikan apresiasi yang tinggi atas diselenggarakannya seminar dan diskusi ini. Kata beliau kegiatan ini sangat penting di dalam menguatkan hubungan baik dan rasa persaudaraan dari seluruh masyarakat yang berlatarbelakang beda, sekaligus akan menumbuhkembangkan nuansa serta nilainilai kebhinekaan, kebersamaan dan perdamaian dalam
mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa. Selanjutnya Amir Nasional Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI), H. Abdul Basit menjadi pembicara pertama pada Seminar dan Diskusi ”Membangun Spirit Kebersamaan dan Perdamaian Menuju Terwujudnya Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab di Indonesia” tersebut, pada Selasa kemarin, 20 Mei 2014 di Convention Hall Lt. 1 UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta.
Volume IX, Nomor 8, Edisi Agustus 2014
Dari JAI berbicara pula Mln. Zafrullah Ahmad Pontoh pada seminar yang dihadiri lebih banyak mahasiswa UIN SUKA (Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga). Peserta dan undangan dari berbagai Institusi, agama maupun sosial sebanyak 250 orang namun karena animo mahasiswa khususnya juga masyarakat umum sangat besar maka Convention Hall lantai 2 UIN SUKA inipun dipenuhi 458 orang yang sangat antusias mendengarkan para pembicara seminar. Mengawali pembukaan seminar, Landi (Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga) membaca saritilawah Al Qur’anul Karim dilanjutkan menyanyikan lagu kebangsaan “Indonesia Raya” dan Hymne UIN SUKA” yang dipimpin H. Suhadi, dari Ahmadiyah yang juga pencipta hymne UIN SUKA. Seminar ini terselenggara atas kerjasama JAI dengan Dialogue Centre Program Pascasarjana UIN SUKA yang pula dihadiri perwakilan Kapolda DIY dan Rektor UIN,
turut menyimak 6 pembicara, yakni Mln, Abdul Basith Wahid Sy. (JAI), Dr. Hj. Siti Ruhaini Dzulhayatin, MA, Dr. Zafar Karim dari UGM, Dr. H. Iskandar Zulkarnain, KH.Abdul Muhaimin, Maulana Zafrullah Pontoh (JAI) dan Zuhairi Misrawi. UIN SUKA menurut Ketua Panitia, Dr. Mohammad N. sudah memulai dialog kebersamaan seperti ini dari tahun 2005 yang tujuannya adalah menyebarluaskan perdamaian. Hasil dari seminar ini rencananya akan disusun menjadi buku. H. Saifudin M.Pd. Hadir dan berbicara selaku perwakilan dari Rektor UIN SUKA yang menyatakan bahwa seminar ini merupakan upaya “Menciptakan benih-benih perdamaian”. Kapolda DIY meskipun tidak dapat hadir namun beliau menunjuk AKBP Nanang turut berpartisipasi dalam seminar yang diliput TV Internasional, MTA (Muslim Television Ahmadiyya). Acara sukses berakhir pukul setengah 2 siang.
Nasional 21 Seminar di akhir acara menghasilkan pernyataan berikut, PERNYATAAN BERSAMA 1. Penghargaan terhadap pluralitas menjadi modal utama dalam membangun dan membesarkàn Indonesia Raya. 2. Jaminan keamanan dan hak-hak dasar warga negara menjadi komitmen utama untuk mengisi kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia Raya. 3. Keteladanan para pemimpin dan tokoh agama hendaknya menjadi praktek nyata dalam menumbuhkan persaudaraan sejati setiap warga bangsa tanpa memandang latarbelakang etnik dan keagamaannya. Reportase: Iin Qurrotul Ain Editor : Rahmat Fithri Adi [][] (Sumber: Bulettin ARH)
Idul Fitri di Fak‐fak Papua Barat: Para Mubayyin Baru dari Fak‐fak, Papua‐Barat foto ber‐ sama setelah melaksanakan shalat Idul Fitri pada tanggal 29 Juli lalu di rumah seorang Ahmadi bernama Syahruddin Urbun. Walau terbilang baru, para Ahmadi dari Fak‐fak ini tidak mau tertinggal dari saudaranya yang lain, yang lebih dahulu beriman kepada sang Imam Zaman, Imam Mahdi, dan Masih Mau’ud as. [][]
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
22 Nasional
Volume IX, Nomor 8, Edisi Agustus 2014
Gathering Raja Pena dan Media Center
Bandung: Sebanyak 100 orang Khuddam beserta panitia dari wilayah DKI, Bogor, Cianjur, Bekasi, Manislor, Tasikmalaya, Garut, Ciamis, Yogyakarta dan tuan rumah Bandung berkumpul dalam acara Gathering Media Center dan Raja Pena pada hari sabtu 23 Agustus 2014 yang digagas oleh Nazim Isyaat PPMKAI. Acara bertempat di hotel Trio Bandung yang diadakan dengan konsep seminar. Acara dimulai pada pukul 08.00 dan dibuka dengan doa yang dipimpin oleh Mln. Saefullah Ahmad Farouq, Muballigh Wilayah priangan barat.
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
Ada lima orang nara sumber yang mengisi acara tersebut. Pembicara pertama adalah Sekretaris Isyaat PB, Mahmud Mubarik atau yang lebih dikenal dengan Pak Ekki. Beliau menyampaikan mengenai penerbitan dan penerjemahan buku-buku jemaat beserta kendala yang dihadapi, dalam sesi tersebut dipaparkan pula mengenai izin penerbitan sebuah tulisan baik berupa buku maupun majalah serta seluk beluk penerbitan. Kendala yang dihadapi masih sedikitnya editor dan penerjemah. Beliau juga memaparkan kendala distribusi buku-buku yang telah diterjemahkan dan diterbitkan agar dapat diterima
oleh seluruh Jemaat lokal di seluruh Indonesia. Beliau juga membagikan beberapa buku terbitan Neratja Press kepada audience yang memberikan pertanyaan. Narasumber kedua adalah Dedi Djamaludin Malik, pakar ilmu komunikasi yang juga merupakan pendiri STIKOM Bandung. Dalam pemaparannya beliu menerangkan megenai struktur dan dasar menyusun sebuah tulisan. Bagaimana kaitannya sebuah tulisan dapat menjadi argumentasi perlawanan dari opini yang menyudutkan. Sebagai seorang Muslim, perjuangan dengan menangkat pena merupakan modal utama sebagai perwujudan dari perintah agar seorang beriman untuk senantiasa membaca seperti ayat pertama yang diterima oleh Raulullah saw. Iqro’. Sebelum acara masuk ke dalam sesi break, seorang narasumber memberikan materi yang ketiga pada hari itu. Adalah Shafiq Pontoh seorang Khuddam yang ikut menjadi salah satu relawan media sosial dari Presiden terpilih RI, Joko Widodo. menyampaikan bagaimana platform sosial media dapat digunakan untuk membangun
Volume IX, Nomor 8, Edisi Agustus 2014
opini dan me mbangun jaringan untuk menyukseskan sebuah pencapaian. Berpengalaman dalam memenangkan pencalonan presiden beberapa waktu lalu, shafiq menguraikan bagaimana sebuah suatu komunitas kecil yang terkoordinasi dengan rapih dapat mengalahkan komunitas yang jauh lebih banyak namun tidak terkoordinasikan. Hal ini juga dapat diterapkan di Jemaat. Kita dapat membuat simpul-simpul relawan yang dapat memberikan efek besar untuk membentuk opini positif mengenai Jemaat. Pembicara ke empat yaitu Agus Borahima seorang praktisi yang mempunyai pengalaman dengan Optimalisasi Search Engine
(SEO). Dalam pemaparannya beliau menyampaikan teknik dasar bagaimana agar tulisan blog maupun web yang kita kelola dapat berada pada halaman utama situs pencarian Google, ini bermanfaat agar para pengguna internet yang melakukan pencarian kata kunci pada mesin pencari dapat menemukan tulisan kita di internet yang artinya tulisan kita memiliki kesempatan untuk dibaca oleh lebih banyak orang. Pemberi materi terakhir adalah Firmansyah, anggota perkumpulan 6211. Beliau menyampaikan pengalaman beliau dalam melakukan peliputan dokumentasi, apa saja yang harus dipersiapkan dan diperhatikan ketika melakukan pendokumentasian
ISIS Bertentangan dengan Al‐Quran Jakarta: Ahmadiyah Indonesia menolak keras ideologi kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah alias ISIS. Penolakan Ahmadiyah disampaikan Ketua (red:perwakilan) Jemaat Ahmadiyah Indonesia, Maulana Zafrullah Pontoh. Dikatakan Maulana, ideologi ISIS bertentangan dengan Al- Qur an dan perilaku Nabi Muhammad s.a.w. Menurut dia, selama masa kepemimpinan di Madinah, Nabi Muhammad selalu mengakomodir semua
agama dan kepercayaan yang ada. “Tidak ada yang diusir dari Madinah karena ideologi atau kepercayaannya. Yang diusir mereka yang berbuat onar. Jadi contohnya sudah sangat jelas,” ujarnya di Jakarta sesaat lalu, Senin (04/08). Dalam Al-Quran sebut Zafrullah, dengan sangat jelas Allah SWT memberikan pilihan bagi seseorang untuk memilih beriman atau tidak. “Jika Allah saja memberikan kebebasan maka siapa kita? Masa manusia yang punya
Nasional 23 sebuah peristiwa khususnya yang berpotensi konflik. Di akhir acara diadakan konsolidasi dari semua peserta hadir. PPMKAI menampung semua saran dari para peserta. Rata-rata peserta menginginkan adanya tindak lanjut dari gathering pertama yang dilakukan sekarang ini. Antusias yang menjadi modal yang cukup untuk menguatkan Media Center milik Jemaat Ahmadiyah di seluruh Indonesia. (Sumber: Warta Ahmadiyah)
wewenang lebih dari Dia? Karena itu apapun namanya, kalau ada pemaksaan wajib kita tolak,” tambahnya. Penolakan, sambung Zafrullah, penting dilakukan bukan hanya karena masyarakat Indonesia yang bermayoritas Islam, namun yang lebih penting juga untuk mempertahankan kesatuan NKRI. “Dari dulu bangsa kita adalah kekeluargaan, tidak membedakan agama dan kepercayaan, karena itu kita wajib bersatu mendukung pemerintah untuk menolak ISIS dan menjaga keamanan bangsa dan rakyat,” tutupnya. [][] (Sumber: Fajar Online)
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
24 Nasional
Volume IX, Nomor 8, Edisi Agustus 2014
ISIS Melenceng dari Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika Jakarta: Penolakan tokoh agama terhadap gerakan transnasional Negara Islam Irak dan Syria (ISIS) beserta para pengikutnya, lantaran melenceng dari Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. Demikian ujar Ketua Dewan Syura IJABI KH Jalaluddin Rakhmat. Tokoh agama sepakat kelompok mengatasnamakan agama yang menyebarkan kebencian dan permusuhan dengan tindak kekerasan sama sekali bertentangan. “Kami menolak dengan keras keberadaan ISIS dan beserta para pendukungnya di
EDARAN KHUSUS UNTUK KALANGAN SENDIRI | SEJAK 1978 | ISSN 1907-7793
NKRI,” ujar Jalaluddin dalam konferensi pers bersama tokoh agama menegaskan sikap penolakan ISIS di Jakarta, Senin (4/8/2014). Menurutnya, esensi semua agama adalah menyebarkan kasih sayang, mendorong perbuatan kebajikan, dan mencegah perbuatan buruk, bukan menyebarkan kebencian. Bukan agama sejati jika dalam ajarannya menyebarkan kebencian. Jalaluddin menuturkan, Bhinneka Tunggal Ikha yang dirumuskan pendiri bangsa telah menjadi prinsip dasar dalam modus operandi umat
dalam kehidupan beragama. Kendati berbeda keyakinan, NKRI tetap menjamin hak setiap umat beragama. “Bhinneka Tunggal Ikha dirumuskan untuk menjamin hak setiap umat beragama dalam menjalankan keyakinan dan kepercayaannya. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) harus berdasarkan Pancasila,” katanya. ISIS merupakan kelompok radikal bersenjata yang mengklaim sebagai pejuang Islam. Mereka berencana memperluas daerah kekuasaannya di wilayah Afrika Utara hingga Asia Tenggara termasuk Malaysia dan Indonesia.[][] (Sumber: Tribun News.com )