e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
MODEL GROUP INVESTIGATION DALAM PENDEKATAN SAINTIFIK BERPENGARUH TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD GUGUS MOCH HATTA DENPASAR SELATAN TAHUN AJARAN 2015/2016 Ni. K. Tiwik Nuryani1, I. Wayan.Wiarta2, Made.Suara3 123Jurusan
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
email:
[email protected],
[email protected],
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA antara kelompok siswa yang dibelajarkan melalui model group investigation dalam pendekatan saintifik dengan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui Pendekatan Saintifik pada siswa kelas V SD Negeri di Gugus Moch Hatta Denpasar Selatan Tahun Ajaran 2015/2016. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan rancangan non-equivalen control group desain. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas V SD Negeri di Gugus Moch Hatta denpasar selatan yang terdiri dari 298 orang siswa. Sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 77 orang siswa, 39 orang siswa kelas V SD Negeri 5 Panjer sebagai kelompok eksperimen dan sebanyak 38 orang siswa kelas V SD Negeri 2 Panjer sebagai kelompok kontrol. Pengumpulan data hasil belajar IPA dilakukan dengan metode tes dengan tes berbentuk pilihan ganda biasa. Berdasarkan hasil analisis diperoleh Nilai rata-rata hasil belajar IPA pada kelompok eksperimen yaitu = 81,79 dan rata-rata hasil belajar IPA kelompok kontrol yaitu = 72,42. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis uji-t. Berdasarkan hasil analisis diperoleh thitung = 4,18 > ttabel = 2,00 pada taraf signifikansi 5%, sehingga H 0 ditolak dan Ha diterima yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA antara kelompok siswa yang dibelajarkan melalui model group investigation dalam pendekatan saintifik dan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik konvensional. Dengan demikian, dapat disimpulkan model group investigation dalam pendekatan saintifik berpengaruh terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SD Gugus Moch Hatta Tahun Ajaran 2015/2016. Kata-kata kunci: model Group Investigation dalam pendekatan saintifik, hasil belajar IPA. Abstract This research has the aims to determine significant differences between groups Science learning outcomes of students that learned through the model group investigation in a scientific approach with a student group that learned through a scientific approach to the fifth grade students of SD Gugus Moch Hatta Denpasar Selatan in academic year 2015/2016. This research was deceive experiment with non-equivalen control group design. Population of this research was all the students at the fifth grade of SD Gugus Moch Hatta Denpasar Selatan that consist of 298 students. Sample of this research was 77 students, 39 students from SD Negeri 5 Panjer as the experimental group and 38 students from SD Negeri 2 Panjer as the control group. Data collection of learning science was done with test method and used multiple choice. Based on the result of analysis, the average mark of students in learning science in the experimental group is = 81,79, and the average of control group in learning science is = 72,42. The data analysis is done with t-tes analysis. Based on the result of analysis was found that thit = 4,18 > ttab = 2,00 in significance standart 5% with dk 75, so H0 was refuce and Ha was receive which means that there is significant difference in students science learning process
1
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016 between group which taught through group investigation model in scientific approach and group which taught through conventional scientific approach. Therefore, it can be conclude that the model group investigation in a scientifik approach affect the result of students science learning at the fifth grade of SD Gugus Moch Hatta Denpasar Selatan in academic year 2015/2016. Key word : group investigation in scientific approach, science learning outcomes
PENDAHULUAN Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dalam menjamin kemajuan suatu bangsa. Kemajuan suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh kualitas pendidikan di negara tersebut. Seiring dengan perkembangan dunia pendidikan yang semakin pesat, pemerintah terus berupaya meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Salah satu usaha pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan yaitu dengan melakukan perubahan kurikulum dari KTSP menjadi kurikulum 2013. Kurikulum 2013 ditujukan untuk menyempurnakan kurikulum KTSP yang diterapkan sejak tahun 2006. Kurikulum 2013 menuntut para insan Indonesia untuk mampu menyeimbangkan antara sikap spiritual, social, pengetahuan, dan keterampilan yang dimilikinya, serta mampu menerapkannya dalam berbagai situasi dan kondisi di sekolah dan di lingkungan masyarakat. Hal pokok yang mendasari kegiatan pembelajaran pada Kurikulum 2013 adalah pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik dalam pembelajaran kurikulum 2013 meliputi kegiatan mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membentuk jejaring untuk semua muatan pelajaran yang menyentuh tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan (Sunarti dan Rahmawati, 2014). Proses pembelajaran yang sesuai di Sekolah Dasar dalam penerapan kurikulum 2013 adalah dengan mengaitkan konsep materi pelajaran dalam satu kesatuan yang berpusat pada tema. Tema pada kurikulum 2013 berperan sebagai pemersatu kegiatan pembelajaran dengan memadukan beberapa muatan pelajaran sekaligus.
Salah satu muatan pelajaran yang dipadukan dalam pembelajaran tematik ini adalah muatan pelajarana IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). IPA menurut Trianto (2010;141) mengatakan bahwa “Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah sebagai salah satu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematik yang di dalamnya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam”. Pada sekolah dasar mata pelajaran IPA menanamkan keingintahuan pada diri siswa tentang alam sekitar, serta dapat memahami penjelasan-penjelasan ilmiah tentang fenomena alam. Hal ini sesuai dengan salah satu tujuan pendidikan IPA yaitu bahwa IPA harus mampu memberikan pengetahuan kepada siswa tentang dunia dimana kita hidup, dan bagaimana kita sebagai makhluk hidup harus bersikap terhadap alam. Namun sebagian besar peserta didik beranggapan bahwa mata pelajaran IPA adalah mata pelajaran yang sulit untuk dipahami, sehingga hal tersebut mempengaruhi hasil belajar siswa. Kurangnya minat siswa terhadap mata pelajaran IPA, tidak lepas dari peran guru dalam proses pembelajaran. Salah satunya adalah kurang maksimalnya penerapan model pembelajaran yang menarik dalam proses pembelajaran yang menjadikan hasil belajar siswa rendah. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, peranan guru sangatlah penting. Guru dituntut untuk mampu memodifikasi proses pembelajaran tersebut sehingga membuat semua siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran sekaligus membuat siswa dapat memahami materi yang sedang dipelajari. Salah satu model yang dapat menumbuhkan kreatifitas dan keaktifan siswa sekaligus melatih siswa untuk dapat menerima keragaman individu adalah
2
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
model pembelajaran Group Investigation (GI). Model pembelajaran Group Investigation menitikberatkan pada interaksi siswa, pemecahan masalah, dan siswa aktif dalam membangun pengetahuannya sendiri. Metode ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok (Kunarsih, Sani:2015). Salah satu keunggulan dalam model pembelajaran Group Investigation adalah melatih siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi, membentuk sebuah kelompok dengan suasana saling bekerjasama secara aktif dan berinteraksi dengan kelompok lainnya sehingga siswa dapat secara nyata mengetahui apa yang terjadi di lingkungan sosialnya. Dengan menggunakan model Group Investigation dalam pendekatan saintifik kurikulum 2013, siswa dapat mengamati kenyataan sesungguhnya dalam masyarakat dan kehidupan masyarakat yang bersifat komplek. Pembelajaran ini mengembangkan pengalaman, pengetahuan yang praktis, siswa bekerja sama dalam kelompok yang bersifat heterogen, yang dapat menumbuhkan sikap sosial siswa sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Berdasarakan pemaparan di atas, perlu adanya kajian empiris tentang Pengaruh model group investigation dalam pendekatan saintifik. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas V SD Negeri di Gugus Moch Hatta Denpasar Selatan. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA antara siswa yang dibelajarkan menggunakan model Group investigation dalam pendekatan sintifik dengan siswa yang dibelajarkan menggunakan pendekatan saintifik pada kelas V SD Negeri di Gugus Moch Hatta Denpasar Selatan Tahun Ajaran 2015/2016.
signifikan hasil belajar IPA antara siswa yang dibelajarkan menggunakan model group investigation dalam pendekatan saintifik dengan siswa yang dibelajarkan menggunakan pendekatan saintifik pada kelas V SD Negeri di Gugus Moch Hatta Denpasar Selatan Tahun Ajaran 2015/2016. Penelitian ini menggunakan desain eksperimental yaitu quasi eksperimen (Eksperimen semu). “Desain ini memiliki kelompok kontrol, tetapi tidak bisa sepenuhnya mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen” (Sugiyono,2009:114). Desain yang digunakan yaitu melibatkan dua kelompok, yaitu kelompok pertama sebagai kelompok eksperimen yang mendapatkan perlakuan khusus dengan penerapan model group investigation dalam pedekatan saintifik dan kelompok kedua sebagai kelompok kontrol dengan menggunakan pendekatan saintifik. Tahapan-tahapan yang ditempuh dalam penelitian ini terdiri dari 3 tahapan yaitu (1) tahap persiapan eksperimen seperti Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), mempersiapkan media dan sumber belajar (alat peraga, LKS, silabus, kurikulum) yang digunakan selama proses pembelajaran pada kelompok eksperimen, menyusun instrument penelitian berupa tes hasil
belajar ranah kognitif untuk mengukur hasil belajar IPA siswa kelas V, mengadakan validasi instrument penelitian yaitu tes hasil belajar IPA siswa kelas V, (2) tahap pelaksanaan eksperimen yaitu menentukan sampel dan memberikan perlakuan, (3) akhir eksperimen yaitu dengan memberikan post tes kepada kedua kelompok sehingga mendapatkan hasil belajar pengetahuan IPA siswa. Populasi merupakan kelompok yang digunakan peneliti sebagai subjek penelitian. Menurut Sugiyono (2013:117), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Berdasarkan pendapat tersebut, populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri di
METODE Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas V SD Negeri di Gugus Moch Hatta Denpasar Selatan. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan yang
3
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
Gugus Moch Hatta Denpasar Selatan tahun ajaran 2015/2016 yang terdiri dari enam sekolah yaitu SD Negeri 1 Panjer, SD Negeri 2 Panjer, SD Negeri 3 Panjer, SD Negeri 4 Panjer, SD Negeri 5 Panjer, dan SD Negeri 6 Panjer. Dari populasi siswa kelas V SD Negeri di Gugus Moch Hatta Denpasar Selatan tahun ajaran 2015/2016, untuk menentukan sampel penelitian teknik yang digunakan adalah random sampling Menurut Sugiyono (2011:62) sampel adalah “bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi tersebut”. sedangkan menurut Agung (2011:47) adalah “sebagian dari populasi yang diambil, yang dianggap mewakili seluruh populasi dan diambil dengan menggunakan teknik tertentu. Jadi menurut pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili angota populasi. Sampel mewakili populasi sebagai sumber data penelitian.Penggunaan sampel bertujuan untuk menghemat waktu, tenaga, dan biaya dalam melakukan penelitian. Pemilihan sampel pada penelitian ini tidak dilakukan dengan cara pengacakan individu, melainkan hanya mengacak kelas. Pengambilan sampel acak sederhana dapat dilakukan dengan cara undian. Setelah dua kelas terpilih melalui pengundian, maka dilakukan uji kesetaraan untuk mengetahui tingkat kesetaraan kedua kelas yang dijadikan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan menggunakan nilai hasil belajar pengetahuan siswa pada tema sebelumnya. Data rata-rata dari hasil belajar pengetahuan siswa pada tema sebelumnya dilakukan uji analisis dengan uji beda rerata antar kelompok kelas. Hasil belajar pengetahuan siswa dianalisis dengan uji beda (uji-t), varians homogen dengan n1 ≠ n2 untuk sampel yang tidak berkorelasi. Selanjutnya, apabila kedua kelas sudah setara maka dilakukan pengundian kembali untuk menentukan kelas yang akan menjadi kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Adapun yang menjadi kelompok
eksperimen adalah kelas V SD Negeri 5 Panjer dan yang menjadi kelompok kontrol adalah kelas V SD Negeri 2 Panjer. Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data hasil belajar pengetahuan IPA siswa. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode tes. Jenis tes yang digunakan adalah tes objektif pilihan ganda biasa dengan 4 pilihan A, B, C, D yang mengandung satu jawaban yang paling benar. Tes ini dikembangkan melalui prosedur penyusunan kisi-kisi, pembuatan butirbutir soal, uji validitas ahli dan praktisi (uji Gregory), revisi, uji coba lapangan, analisis hasil uji coba lapangan dan penulisan akhir. Setiap butir soal diberi skor 1 apabila siswa menjawab dengan benar. Serta skor 0 untuk siswa yang menjawab salah. Agar instrument tes ini dapat mengumpulkan data secara tepat, maka harus dilakukan uji validitas, uji reliabilitas, uji daya beda, dam uji indeks kesukaran. Dalam penelitian ini, teknik analisis yang digunakan untuk menganalisis data hasil penelitian adalah teknik analisis statisik deskriptif kuantitatif dan statistik inferensial. Metode analisis deskriptif kuantitatif ialah suatu cara pengolahan dalam bentuk angka-angka dan atau presentase, mengenai suatu objek yang diteliti, sehingga diperoleh kesimpulan umum (Agung,2010). Analisis deskriptif kuantitatif dimaksdkan untuk menentukan rata-rata (mean), median, modus, standar deviasi, varian, nilai minimum, nilai maksimum, rentangan, panjang kelas, banyak kelas, dan presentase rata-rata dari masing-masing kelompok dan menggambarkannnya dalam bentuk diagram. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian ini memaparkan tentang mean, median, modus, standar deviasi, varians nilai minimum, nilai maksimum, dan rentangan dari nilai akhir hasil belajar pengetahuan IPA untuk siswa kelas V SD Negeri 2 Panjer yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik, dan siswa kelas V SD Negeri 5 Panjer
4
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
yang dibelajarkan dengan model group investigation dalam pendekatan saintifik. Untuk tes hasil belajar IPA yang digunakan sebagai instrumen penelitian ini adalah berjumlah 23 butir soal pilihan ganda biasa yang telah diuji validitas, daya beda, tingkat kesukaran, dan reliabilitas. Post test diberikan setelah 6 kali treatment (perlakuan) baik di kelas
eksperimen maupun di kelas kontrol. Banyaknya siswa pada kelas eksperimen adalah 39 orang siswa dan pada kelas kontrol adalah 38 orang siswa. Maka jumlah siswa dalam penelitian ini adalah 77 orang. Hasil deskripsi data dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 1. Tabel Deskripsi Data Hasil Belajar IPA Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Hasil Analisis Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Mean 81,79 72,42 Standar Deviasi 10,16 9,94 Varians 103,26 98,89 Median 84,55 69,25 Modus 86,65 67,61 Nilai minimum
59
47
Nilai maksimum
98
88
Rentangan
40
42
Panjang kelas
7
7
Banyak kelas
7
7
Berdasarkan tabel diatas, rata-rata nilai akhir hasil belajar pengetahuan IPA kelompok eksperimen adalah 81,79 dengan standar deviasi sebesar 10,16 dan varian sebesar 103,26. Sedangkan ratarata nilai akhir hasil belajar pengetahuan kelompok kontrol adalah 72,42 dengan standar deviasi sebesar 9,94 dan varian sebesar 98,89. Dari data tersebut menunjukkan rata-rata nilai akhir kelompok eksperimen yang dibelajarkan menggunakan model group investigation dalam pendekatan saintifik lebih tinggi daripada kelompok kontrol yang dibelajarkan menggunakan pendekatan saintifik.
Adapun data nilai hasil belajar IPA kelompok eksperimen yaitu siswa kelas V SD Negeri 5 Panjer yang dibelajarkan dengan model group investigation dalam pendekatan saintifik dan kelas kontrol yaitu siswa kelas V SD Negeri 2 Panjer yang dibelajarkan dengan menggunakan pendekatan saintifik disajikan dalam gambar diagram batang distribusi frekuensi hasil belajar IPA kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah sebagai berikut.
5
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
18 16 14 Axis Title
12 10 8 6 4 2 0 98-104
91-97
84-90
77-83
70-76
63-69
56-62
Gambar 1. Gambar Diagram Batang Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Kelas Eksperimen Berdasarkan hasil perhitungan eksperimen yang terletak di sekitar ratapada grafik diatas, pengelompokkan rata sebesar 56,4%, di bawah rata-rata distribusi frekuensi untuk hasil belajar sebesar 28,2%, dan diatas rata-rata pengetahuan IPA siswa kelompok sebesar 15,37%. 14 12 10 8 6 4 2 0 84-90
77-83
70-76
63-69
Gambar 2. Gambar Diagram Batang Distribusi Berdasarkan hasil perhitungan pada grafik diatas, pengelompokkan distribusi frekuensi untuk hasil belajar pengetahuan IPA siswa kelompok kontrol yang terletak di sekitar rata-rata sebesar 52,62% di bawah rata-rata sebesar 13,5% dan diatas rata-rata sebesar 34,2%. Pengujian normalitas data dilakukan pada kedua kelompok data meliputi data kelompok eksperimen yang dibelajarkan dengan menggunakan model group investigation dalam pendekatan saintifik dan kelompok kontrol yang
6
56-62
49-55
42-48
Frekuensi Hasil Belajar IPA Kelas Kontrol dibelajarkan dengan menggunakan pendekatan saintifik. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran frekuensi skor pada setiap variabel berdistribusi normal atau tidak. Berdasarkan hasil pengujian
c2
diketahui nilai hitung yang diperoleh dari kelas ekperimen adalah 6,30. Nilai tersebut kemudian dibandingkan dengan nilai
2
tabel
dengan dk = 5 dan taraf
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
signifikan 5% sehingga diperoleh nilai
2
2
Ha diterima. Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai Fhitung < Ftabel (1,04 < 1,78) maka H0 diterima dan Ha ditolak. Ini berarti varians data hasil belajar IPA antara kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah homogen. Hipotesis penelitian yang diuji adalah Hipotesis nol (H0) yaitu tidak terdapat pengaruh model group investigation dalam pendekatan saintifik terhadap hasil belajar pengetahuan IPA siswa kelas V SD Gugus Moch Hatta Denpasar Selatan dan Hipotesis alternatif (Ha) yaitu terdapat pengaruh model group investigation dalam pendekatan saintifik terhadap hasil belajar pengetahuan IPA siswa kelas V SD Gugus Moch Hatta Denpasar Selatan. Berdasarkan hasil uji normalitas dan uji homogenitas varian diperoleh data berdistribusi normal dan homogen. Dengan demikian, uji hipotesis yang digunakan pada penelitian ini adalah uji beda mean (uji-t). Uji-t adalah teknik statistic parametric yang digunakan untuk membandingkan 1 variabel bebas dan 1 variabel terikat. Uji hipotesis dilakukan pada taraf signifikansi 5% dengan derajat kebebasan dk = ( n1 + n2 - 2). dengan kaidah hipotesis H0 ditolak jika thitung > ttabel. Dan H0 diterima jika thitung < ttabel. Hasil analisis Uji-t data hasil belajar pengetahuan IPA siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan pada tabel berikut.
2
tabel = 11,07, karena hitung < tabel (6,30 < 11,07) maka H0 diterima dan Ha ditolak. Ini berarti sebaran data nilai hasil belajar IPA kelas eksperimen berdistribusi normal. Sedangkan kelas kontrol
2
diperoleh adalah 2,84. Nilai hitung tersebut kemudian dibandingkan dengan harga
2 tabel
= 11,07, karena
2 hitung
<
2
tabel (2,84 > 11,07) maka H0 diterima dan Ha ditolak. Ini berarti sebaran data nilai hasil belajar IPA kelompok kontrol berdistribusi normal. Uji homogenitas varian dilakukan berdasarkan data hasil belajar pengetahuan IPA kedua kelompok. Berdasarkan hasil pengujian homogenitas varians data kelompok eksperimen dan kelas kontrol diperoleh Fhitung = 1,04, nilai tersebut kemudian dibandingkan dengan nilai Ftabel yang diperoleh dari tabel nilainilai distribusi F dengan derajat kebebasan pembilang (dk pembilang) = 39 – 1 = 38 dan derajat kebebasan penyebut (dk penyebut) = 38 – 1 = 37 pada taraf signifikansi 5%. Berdasarkan tabel nilai-nilai distribusi F diperoleh Ftabel sebesar 1,78. Adapun ketentuan yang berlaku adalah apabila Fhitung < Ftabel maka H0 diterima dan Ha ditolak, dan sebaliknya apabila Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak dan
Tabel 2. Tabel Hasil Analisis Uji-t Data Hasil Belajar IPA thitung ttabel No. Sampel N Dk S2 Status Kelas 1 39 81,79 103,26 Eksperimen 75 4,18 2,00 H0 ditolak Kelas 2 38 72,42 98,89 Kontrol Hasil analisis data diperoleh thitung = 4,18 dengan menggunakan taraf signifikansi 5% dan dk = 75 diperoleh batas penolakan hipotesis nol ttabel = 2,00. Hal ini berarti thitung > ttabel (4,18 >2,00) maka hipotesis nol yang menyatakan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok siswa yang dibelajarkan melalui model group investigation dalam pendekatan saintifik dan siswa yang
dibelajarkan melalui pendekatan saintifik ditolak, dan menerima hipotesis alternatif. Maka dapat diinterpretasikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model group investigation dalam pendekatan saintifik dengan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan saintifik pada siswa
7
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
kelas V Gugus Moch Hatta Denpasar Selatan. Dari perolehan nilai rata-rata pada kedua kelompok, kelompok eksperimen memperoleh nilai rata-rata lebih tinggi dari kelompok kontrol yaitu kelompok eksperimen 81,79 dan kelompok kontrol 72,42. Hal ini disebabkan karena model group investigation dalam pendekatan saintifik peserta didik secara aktif mengkronstruksi konsep, hukum atau prinsisp dalam mengenal berbagai materi yang berasal dari mana saja dan kapan saja melalui proses investigasi kelompok. Model group investigation dalam pendekatan saintifik memiliki titik tekan pada partisifasi siswa dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi atau segala sesuatu mengenai materi pelajaran yang dipelajari, sehingga siswa bersemangat dan termotivasi untuk memilih materi belajar. Dengan memilih materi sendiri siswa bersemangat untuk memahami, mempelajari, dan menyelesaikan materi yang telah mereka pilih. Keunggulan Model pembelajaran Group Investigation berpusat pada siswa, guru hanya bertindak sebagai fasilitator atau konsultan sehingga siswa berperan aktif dalam pembelajaran, Pembelajaran yang dilakukan membuat suasana saling bekerjasama dan berinteraksi antar siswa dalam kelompok tanpa memandang latar belakang, setiap siswa dalam kelompok memadukan berbagai ide dan pendapat, saling berdiskusi dan berargumentasi dalam memahami satu pokok bahasan serta memecahkan suatu permasalahan yang dihadapi kelompok. Karena semua kelompok akan menyajikan suatu presentasi yang menarik dari berbagai topik yang telah dipelajari, maka secara tidak langsung siswa harus melatih kemampuan yang baik dalam berkomunikasi. Siswa aktif dalam proses belajar mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran. Model Group Investigation (GI) dalam pendekatan saintifik dengan lima pengalaman belajar pokok proses pembelajaran akan mampu membangkitkan kreatifitas dan keterampilan siswa karena siswa diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk mengemukakan pikiran, sikap,
perasaan dan pengalamannya dalam memahami, mengidentifikasi, memecahkan masalah, serta mengaplikasikan materi-materi IPA yang didapatkan dalam proses pembelajaran. Berdasarkan pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa penerapan model group investigation dalam pendekatan saintifik berpengaruh terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SD Gugus Moch Hatta Tahun Ajaran 2015/2016. SIMPULAN DAN SARAN Hasil penelitian analisis data post test menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil belajar pengetahuan IPA siswa kelas V SD Negeri 5 Panjer sebagai kelompok eksperimen yang dibelajarkan melalui model Group Investigation dalam pendekatan saintifik sebesar 81,79 berada pada kategori baik sebesar 28,20% dan berada pada kategori sangat baik sebesar 71,79%. Dan nilai rata-rata hasil belajar pengetahuan IPA siswa kelas V SD Negeri 2 Panjer sebagai kelompok kontrol yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik konvensional sebesar 72,42 berada pada kategori cukup sebesar 11%, kategori baik sebesar 53% dan yang termasuk kategori sangat baik sebesar 37%. Berdasarkan hasil analisis uji-t diperoleh thitung sebesar 4,18 dan ttabel dengan dk = 39 + 38 – 2 = 75 pada taraf signifikansi 5% adalah 2,00 karena thitung > ttabel (4,18 > 2,00), maka H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini membuktikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA antara kelompok siswa yang dibelajarkan melalui model group investigation dalam pendekatan saintifik dengan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik. Jadi dapat disimpulkan model Group Investigation dalam pendekatan saintifik berpengaruh terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SD Gugus Moch Hatta Tahun Ajaran 2015/2016. Adapun saran yang dapat disampaikan berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut: (1) Guru hendaknya dapat menambah wawasannya mengenai inovasi pembelajaran sehingga mampu menerapkan ataupun mengembangkan 8
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
Daryanto. 2014. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013.Yoyakarta:Gava Media. Emzir, 2010.Metodologi Penelitian Pendidikan kuantitatif dan kualitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Hamalik, Oemar. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara Huda, Miftahul. 2014. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Kosasih, E. 2014.Strategi Balajar dan Pembelajaran.Bandung:Yrama Widya. Koyan, I Wayan. 2012. Statistik Pendidikan.Singaraja:Universitas Pendidikan Ganesha Press. Kunandar. 2013. Penilaian Autentik. Jakarta:Rajawali Pers. Kurniasih, Imas. Berlin Sani. 2014. Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013. Jakarta:Kata Pena. Sagala, Syaiful. 2012. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta. Samatowa, Usman. 2010. Pembelajaran IPA Di SekolahDasar. Jakarta:Indeks Sanjaya, Wina. 2013. Penelitian Pendidikan Jenis Metode dan Prosedur. Jakarta : Kencana Prenanda Media Group. Sudijono, Anas. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Sugiyono.2014. Metode Penelitian Pendidikan . Bandung:Alfabeta. Susanto, Ahmad. 2014. Teori Belajar Pembelajaran di sekolah dasar. Jakarta: Kencana. Winarsunu, Tulus. 2009. Statistik dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan. Malang: Universitas Muhamadyah malang
pembelajaran di kelas secara lebih inovatif dan bervariasi agar dapat memberikan dampak positif dalam meningkatkan penguasaan kompetensi pengetahuan siswa. Salah satu model pembelajaran yang dapat direkomendasikan untuk guru dalam menciptakan pembelajaran yang bervariasi adalah model pembelajaran Group Investigation dalam pendekatan saintifik. (2) Siswa dapat berpartisipasi secara aktif dalam proses pemeblajaran serta mampu meningkatkan motivasinya dalam belajar sehingga dapat memberikan dampak positif bagi penguasaan kompetensinya, (3) Sekolah hendaknya dapat berkontribusi penuh dalam meningkatkan kualitas serta mengoptimalkan proses pembelajaran, sehingga berdampak positif pada hasil belajar pengetahuan siswa khususnya di sekolah dasar. (4) Peneliti lain agar dapat mengembangkan berbagai model pembelajaran lain pada subyek penelitian yang berbeda sehingga proses pembelajaran IPA dapat berlangsung optimal dan memberikan dampak positif bagi hasil belajar pengetahuan IPA siswa. DAFTAR PUSTAKA Agung, A.A Gede.2012. Metodologi Penelitian Pendidikan. Singaraja: Jurusan Teknologi Pendidikan FIP Undiksha. Al-Tabany, Trianto Ibnu Badar. 2014. Mendesain Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan Kontekstual : Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum 2013 (Kurikulum Tematik Integratif/TKI). Jakarta: Kencana. Aly, Abdulah &Rahma, Eny. 2008. Ilmu Alamiah Dasar Edisi Kelima Belas. Jakarta : Bumi Aksara. Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Dantes, Nyoman. 2012. Metode Penelitian. Yogyakarta: Andi Daryanto. 2010. Belajar dan Mengajar. Bandung: Yarma Widya
9