Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD SARASWATI 2 DENPASAR
[email protected], I Wyn. Sujana2, I. Gst. A. Oka Negara 3 1,2,3
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail:
[email protected], Wayan
[email protected],
[email protected] 3. Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA antara siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe course review horay berbantuan media audio visual dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional pada siswa kelas V SD Saraswati 2 Denpasar Tahun Ajaran 2013/2014. Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (quasi eksperiment) dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design. Jumlah populasi SD Saraswati 2 Denpasar adalah 147 siswa, sedangkan jumlah sampel adalah 98 siswa yang dipilih secara random kelas. Pengumpulan data dilakukan dengan metode tes dan observasi. Didapat ratarata hasil belajar IPA kelas eksperimen yaitu = 76,43 dan kelas control = 70,75. Selanjutnya data yang didapatkan dianalisis dengan teknik analisis uji-t. Dari hasil analisis uji-t diperoleh thit = 8,35 sedangkan berdasarkan tarap signifikan 5% dan dk= 96 diperoleh t tab sebesar 2,000 Berarti hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan hasil belajar IPA yang signifikan antara siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe course review horay berbantuan media audio visual dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. Selain itu dilihat dari rata-ratanya bahwa nilai hasil belajar IPA siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe course review horay berbantuan media audio visual lebih baik dari pada hasil belajar IPA siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. Hal ini berarti terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe course review horay berbantuan media audio visual terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SD Saraswati 2 Denpasar. Kata kunci : Course Review Horay, Audio Visual, Hasil Belajar IPA. Abstract The purpose of this study was determined differences of significant students‟ science learning result. Between the following of cooperative learning course riview horay model through audio visual media in taking conventional learning by titth grade students of SD saraswati 2 Denpasar in academic year 2013/2014. This research is a quasi-experimental study and designed in form Nonequivalent Control Group. They were 147 students in titth grades whith were chosen randomly from 98 students this data was collected through testing and observation control method. The result of grade science experiment learning that were = 76.43 and in the class control there were = 70.75. Futhermore, the data obtained were analyzed by ttest analysis techniques. In general these research findings of t-test analysis there were thit = 8.35, whereas based on taraf significant by 5% and df = 96 is obtained by 2, 000 the result revealed that there were differences in learning result between the significant students‟ science who is following cooperative learning course horay model through review audio-visual equipment media in taking conventional learning. Besides that, it is means that the average of value students‟ science learning result in taking the course cooperative learning review horay model through audio-visual media is better than student‟s science learning result in taking convensional learning in conclusion, there is the influence application of cooperative learning course riview horay model through audio-visual media in learning result by titth grade students of SD 2 Saraswati Denpasar. Keywords : Course Review Horay , Audio Visual , Learning Outcomes IPA .
PENDAHULUAN Pendidikan sebagai salah satu usaha manusia mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan. Pendidikan menjadi pilar utama dalam mewujudkan perubahan manusia kearah yang positif dan menuju pencapaian potensi kemanusiaan tertinggi. Hal tersebut berarti bahwa pendidikan harus menjadi skala prioritas yang utama manusia agar manusia mempunyai arah dan tujuan yang jelas mengenai apa yang dikerjakan dan dipilih untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam Undang-Undang RI No. 20 Pasal 3 Tahun 2003 yang mengatur mengenai sistem pendidikan nasional menyebutkan tujuan pendidikan, yakni, pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa, mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Tilaar, 2006:5). Untuk mencapai tujuan tersebut maka diselenggarakan serangkaian kegiatan pembelajaran yang bersifat formal, nonformal maupun informal dengan berbagai jenjang mulai dari pendidikan usia dini hingga pendidikan tinggi (Amri, dkk, 2011:10). Namun sampai saat ini rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, khususnya pendidikan dasar masih menjadi persoalan yang dialami oleh ilmu pengetahuan alam. Begitu pentingnya peranan dan tujuan pendidikan, maka mutu pendidikan haruslah ditingkatkan. Menurut permendiknas No 22 Tahun 2006 pasal 1 ayat 1 dan juga permendikbud No 64 Tahun 2013 pasal 1 ayat 1, menyatakan bahwa standar isi
adalah cakupan lingkup materi minimal dan tingkat kompetensi minimal untuk mencapai kompetensi lulusan minimal pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Disebutkan bahwa ada 4 elemen perubahan dari KTSP 2006 ke kurikulum 2013 yaitu (1) standar isi, (2) standar proses, (3) standar penilaian dan (4) standar kompetensi lulusan. Dalam hal ini, siswa diajarkan strategi belajar yang dapat memahami bagaimana belajar, berpikir, dan memotivasi diri sendiri. Dimana aspek-aspet tersebut merupakan kunci keberhasilan dalam satu pembelajaran. Dalam kegiatan proses pembelajaran, khususnya pada mata pelajaran IPA perlu menerapkan suatu strategi pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk memahami materi ajar dan aplikasi serta relevansinya dalam kehidupan sehari-hari. Mata pelajaran IPA merupakan mata pelajaran yang menanamkan dan mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai ilmiah pada siswa. Pendidikan IPA merupakan cara yang digunakan untuk mengetahui alam semesta secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan proses penemuan (Depdiknas, 2006:2). Guru hendaknya menyadari bahwa tujuan pembelajaran IPA bukan hanya menyediakan peluang kepada siswa untuk belajar fakta dan teori saja, tetapi diharapkan agar lebih mengembangkan kebiasaan dan sikap ilmiah siswa. Beberapa kenyataannya, siswa cenderung beranggapan bahwa pelajaran IPA merupakan pelajaran yang rumit dan sulit karena banyaknya penelitian yang membuat siswa tidak sabar dalam melakukannya. Siswa juga merasa tidak mampu untuk melakukan penelitian secara bertahap dan rutin, sehingga menimbulkan kejenuhan dan kurang
termotivasi pada pembelajaran IPA dan akhirnya berdampak negatif pada hasil nilai yang di dapat siswa. Dalam proses pembelajaran guru hendaknya menerapkan suatu metode, model, trik, agar porses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan lancar. Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti di SD Saraswati 2 Denpasar pada tanggal 8 Januari 2013 pada siswa kelas VA, VB dan VC dengan mewawancarai wali kelas VA, wali kelas VB dan wali kelas VC didapatkan data hasil belajar IPA pada tahun 2012/2013 masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70. Hasil belajar IPA siswa dikatakan tuntas bila memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Guru cenderung masih menggunakan metode ceramah dan penugasan sehingga menyebabkan proses pembelajaran IPA menjadi belum optimal. Hal ini dilakukan karena terbatasnya pengetahuan guru tentang pembelajaran inovatif, sehingga proses pembelajaran dikelas tidak sesuai dengan harapan. Untuk mengatasi masalah tersebut dilakukan penelitian sebagai solusi untuk memecahkan permasalahan. Untuk itu perlu diadakan situasi pembelajaran yang menyenangkan dan merangsang minat siswa untuk lebih antusias berperan aktif dalam proses pembelajaran. Pada penelitian ini model pembelajaran kooperatif tipe course review horay diharapkan tepat dalam melaksanakan pembelajaran siswa agar hasil belajar dapat tercapai optimal pada mata pelajaran IPA. Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe course review horay merupakan model pembelajaran yang dapat menciptakan suasana kelas menjadi meriah dan menyenangkan karena setiap siswa yang dapat menjawab benar maka siswa tersebut diwajibkan berteriak „hore‟ atau yel-yel lainnya yang disukai (http, armi, 2012).
Model pembelajaran yang dapat digunakan guru agar dapat tercipta suasana pembelajaran di dalam kelas yang lebih menyenangkan, sehingga siswa merasa lebih tertarik. Hal ini dikarenakan model pembelajaran kooperatif tipe course review horay merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk membuat pembelajaran di kelas lebih menyenangkan, sehingga siswa tertarik untuk melaksanakan pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran siswa sering kali dihadapkan pada hal-hal yang bersifat kompleks dan abstrak yang sulit dipahami, untuk itu diperlukan suatu alat bantu berupa media. Media pembelajaran dapat membantu pendidik untuk memfasilitasi proses belajar siswa (Asyhar, 2012:29). Melalui media suatu proses pembelajaran bisa lebih menarik dan menyenangkan, dengan menggunakan media audio visual. Menurut (Asyhar, 2012:73) “media audio visual ini dapat menampilkan unsur gambar (visual) dan suara (audio) secara bersamaan pada saat mengkomonikasikan pesan atau informasi”. Media audio visual dapat memberikan dimensi lain pada pembelajaran dan selain itu media audio visual efektif menjangkau pembelajaran denga gaya belajar yang berbeda-beda. Media audio visual memegang peranan yang sangat penting dalam proses pembelajaran karena dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan. Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut “apakah terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA antara siswa yang dibelajarkan melalui model kooperatif tipe course review horay berbantuan media audio visual dengan siswa yang dibelajarkan secara konvensional pada
siswa kelas V SD Saraswati 2 Denpasar Tahun Ajaran 2013/2014? Pembelajaran kooperatif (cooprative learning) merupakan sistem pengajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur. Pembelajaran kooperatif dikenal dengan pembelajaran secara berkelompok. Tetapi belajar kooperatif lebih dari sekedar belajar kelompok atau kerja kelompok karena dalam belajar kooperatif ada struktur dorongan atau tugas yang bersifat kooperatif sehingga memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka dan hubungan yang bersifat interdepedensi efektif di antara anggota kelompok (Taniredja, 2011:55). Pembelajaran kooperatif berbeda dengan pembelajaran konvensional. Proses pembelajaran konvensional sepenuhnya ada pada kendali guru, dimana dalam pembelajaran konvensional pembelajaran masih berpusat pada guru. Dalam hal ini penggunaan pembelajaran konvensional siswa tidak menjadi aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Sumber belajar dalam pembelajaran konvensional lebih banyak menggunakan informasi yang dilakukan secara verbal maupun ceramah. Trianto (2011:58) menyatakan “dalam pembelajaran konvensional guru sering membiarkan adanya siswa yang mendominasi kelompok atau menggantungkan diri pada kelompok, selain itu pembagian kelompok bersifat homogen dan guru kurang memperhatikan proses dalam kelompok”. Secara umum, ciri-ciri pembelajaran konvensional sebagai berikut. (1) siswa adalah penerima informasi secara pasif, (2) pembelajaran sangat abstrak dan teoretis, (3) perilaku dibangun atas kebiasaan, (4) kebenaran bersifat absolute dan pengetahuan bersifat final, (5) guru adalah penentu jalannya proses pembelajaran, (6) interaksi diantara siswa
kurang, (7) guru sering tidak memperhatikan siswa dalam kelompokkelompok belajar (Sudjana, 2011:45). Pembelajaran kooperatif berbeda dengan strategi pembelajaran yang lain. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari proses pembelajaran yang lebih menekankan kepada proses kerjasama dalam kelompok. Salah satu model pembelajaran kooperatif adalah course review horay. Menurut Suprijono (2009) menyatakan bahwa “model pembelajaran kooperatif tipe course review horay merupakan model pembelajaran yang dapat menciptakan suasana kelas menjadi meriah dan menyenangkan karena setiap siswa yang dapat menjawab benar maka siswa tersebut diwajibkan berteriak „hore‟ atau yel-yel lainnya yang disukai”. Model pembelajaran kooperatif tipe course review horay ini merupakan suatu model pembelajaran yang dapat digunakan guru agar dapat tercipta suasana pembelajaran di dalam kelas yang lebih menyenangkan, sehingga siswa merasa lebih tertarik. Karena dalam model pembelajaran kooperatif tipe course review horay ini, apabila siswa dapat menjawab secara benar maka siswa tersebut diwajibkan meneriakkan kata “hore” ataupun yel-yel yang disukai dan telah disepakati oleh kelompok maupun individu. Model pembelajaran kooperatif tipe course review horay juga merupakan suatu model pembelajaran dengan pengujian pemahaman siswa menggunakan soal dimana jawaban dituliskan pada kartu atau kotak yang telah dilengkapi nomor dan untuk siswa atau kelompok yang mendapatkan jawaban yang benar terlebih dahulu harus berteriak „horay‟ atau menyanyikan yelyel kelompoknya. Model pembelajaran kooperatif tipe course review horay merupakan salah satu pembelajaran kooperatif yaitu kegiatan belajar mengajar
dengan cara pengelompokkan siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil. Menurut Suyatno (2009:71) menyatakan bahwa langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe course review horay diantaranya: informasi kompetensi, sajian materi, Tanya jawab untuk pemantapan, siswa atau kelompok menuliskan nomor sembarang dan dimasukkan ke dalam kotak, guru membacakan soal yang nomornya dipilih acak, siswa yang punya nomor sama dengan nomor soal yang dibacakan guru berhak menjawab, jika jawaban benar maka diberi skor dan siwa menyambutnya dengan yel hore atau yang lainnya (pemberian reward), penyimpulan dan evaluas. Menurut Armi (2012) kelebihan dari pembelajaran kooperatif tipe course review horay antara lain. (1) Siswa ikut aktif dalam belajr, (2) melatih kerjasama dan kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah, (3)suasana belajar dan interaksi yang menyenangkan membuat siswa lebih menikmati pelajaran sehingga siswa tidak mudah bosan untuk belajar, (4) melatih siswa untuk mencapai tujuan-tujuan hubungan sosial yang pada akhirnya mempengaruhi prestasi akademik siswa. Pembelajaran kooperatif tipe course review horay juga memiliki kekurangan antara lain. (1) Siswa aktif dan pasif nilainya disamakan, (2) adanya peluang untuk curang. Media audio adalah media yang isi pesannya hanya diterima melalui indera pendengaran saja. Media audio berfungsi merekam dan memancarkan suara manusia, binatang, dll dan untuk tujuan interview.Media audio digunakan dalam pengembangan keterampilanketerampilan mendengarkan untuk pesan-pesan lisan (Asyhar, 2012:71). Sedangkan, menurut Sanjaya (2009:211) media visual yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak mengandung
unsur suara.Yang termasuk ke dalam media ini adalah film slide, foto, transparansi, lukisan, gambar, dan berbagai bentuk bahan yang dicetak seperti media grafis. Jadi, Menurut Asyhar (2012:73) menyatakan, Media audio visual ini dapat menampilkan unsur gambar (visual) dan suara (audio) secara bersamaan pada saat mengkomonikasikan pesan atau informasi. Media audio visual terbagi dua macam , yakni: (1) Audio visual murni yaitu baik unsur suara maupun unsur gambar berasal dari satu sumber seperti video kaset; dan (2) Audio visual tidak murni yaitu unsur suara dan unsur gambarnya berasal dari sumber yang berbeda . misalnya film bingkai suara yang unsur gambarnya berasal dari slides proyektor dan unsur suaranya berasal dari tape recorder. Media video dapat diklasifikasikan sebagai media audio-visual. Walaupun bentuk fisiknya berbeda, media ini memiliki kesamaan dengan film, yakni sama-sama mampu menayangkan gambar bergerak. Media video merupakan rekaman gambar dan suara dalam kaset pita video ke dalam pita magnetik. Rekaman gambar dan suara dalam pita kaset video dapat ditayangkan ke dalam layar televisi dengan menggunakan perangkat keras bernama video tape recorder (VCR). Berdasarkan uraian di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA antara siswa yang dibelajarkan melalui model kooperatif tipe course review horay berbantuan media audio visual dengan siswa yang dibelajarkan secara konvensional pada siswa kelas V SD Saraswati 2 Denpasar Tahun Ajaran 2013/2014.
METODE Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas V SD Saraswati 2 Denpasar tahun ajaran 2013/2014. Penelitian ini termasuk pada penelitian jenis kuasi eksperiment (eksperiment semu) dimana dalam penelitian ini peneliti memberikan perlakukan (treatment) kepada sekelompok subjek yang telah ditentukan (Punaji Setyosari, 2010:30). Dalam penelitian ini digunakan 2 kelompok sampel yaitu kelompok eksperiment dan kelompok kontrol (kelompok banding). Desain penelitian ini adalah desain penelitian eksperimen semu dengan desain Nonequivalent Control Group Design. Pre tes biasanya dilakukan untuk menyetarakan kelompok, yang dibandingkan hanya skor post tes saja. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas V SD Saraswati 2 Denpasar tahun ajaran 2013/2014 yang terdiri dari kelas V A, B, dan C. Jumlah keseluruhan populasi yang ada di SD Saraswati 2 Denpasar adalah 147 siswa. Dalam menentukan sampel digunakan teknik Random Sampling. Sampling adalah cara melakukan pengambilan contoh dari populasi yang diketahui, baik dari cara penentuan jumlah sampel dengan harapan agar sampel yang digunakan dapat mewakili populasinya. Pemilihan sampel pada penelitian ini tidak melakukan pengacakan individu, karena kelas yang terbentuk sebelumnya tidak dapat diubah. Kelas dipilih sebagaimana telah terbentuk tanpa campur tangan peneliti. Kelas di random untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pengumpulan data dilakukan dengan metode tes dan metode observasi. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang hasil belajar IPA adalah tes hasil belajar kognitif berupa tes objektif dan tes hasil belajar afektif berupa lembar observasi. Tes
objektif yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes objektif bentuk pilihan ganda dengan butir pertanyaan berjumlah 30 soal untuk mengukur hasil belajar siswa setelah diberikan perlakuan. Setiap soal disertai 4 alternatif jawaban (a, b, c, dan d) dan bila siswa menjawab dengan benar (jawaban dicocokkan dengan kunci jawaban) akan diberikan skor 1. Serta skor 0 untuk siswa yang menjawab soal dengan salah. Sebelum tes tersebut digunakan terlebih dahulu tes akan di uji dengan validitas, daya beda, indeks kesukaran, dan reliabilitasnya. Pertama, sebuah data atau informasi dapat dikatakan valid apabila sesuai dengan keadaan senyatanya. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat – tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Trianto, 2010:269). Kedua, setelah vaiditas tes diketahui kemudian dilanjutkan dengan uji daya beda. Menurut Surapranata (2004:23) “Indeks daya beda adalah kemampuan soal untuk membedakan antara peserta tes yang berkemampuan tinggi dengan peserta tes yang berkemampuan rendah”. Ketiga, taraf kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya sebuah soal. Selanjutnya Surapranata (2004:12) mengemuakakan bahwa “Tingkat kesukaran soal adalah jumlah peserta tes yang menjawab dengan benar pada butir soal yang dianalisis dibandingkan dengan jumlah peserta tes seluruhnya”. Keempat, uji reliabilitas dilakukan terhadap butir soal yang valid saja, dengan demikian uji reliabilitas bisa dilakukan setelah dilakukan uji validitas. Menurut Arikunto (2010:221) menyatakan bahwa “ Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu.
Lembar observasi digunakan untuk mengukur perilaku siswa atau kegiatan proses pembelajaran. Observasi harus dilakukan pada saat proses kegiatan berlangsung. Dalam penelitian ini tes hasil belajar afektif siswa yang diukur melalui lembar observasi yaitu karakter disiplin, karakter komunikatif, dan karakter tanggung jawab. Sebelum dilakukan uji hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji prsayarat analisis yaitu uji normalitas dan uji homogenitas varians. Jika dari hasil uji normalitas dan homogenitas varians diketahui bahwa sampel berdistribusi normal dan homogen maka selanjutnya dilakukan uji hipotesis.
Hipotesis statistiknya yaitu: Ha : µA1 ≠ µA2 H0 : µA1 = µA2 Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji beda mean (uji t). Uji signifikansinya adalah jika |thitung |≤ t tabel, maka H0 diterima (gagal ditolak) dan Ha ditolak, sebaliknya |thitung | t tabel, maka HO ditolak dan Ha diterima. Pengujian ini = dilakukan pada taraf signifikan 5% ( 0,50) atau taraf kepercayaan 95% dengan derajat kebebasan db = (n1 + n2 -2). Adapun rumus t-test yang digunakan adalah sebagai sebagai berikut.
t hitung =
(Sugiyono, 2012:273) Keterangan: = nilai rata-rata post-test kelompok eksperimen = nilai rata-rata post-test kelompok kontrol = simpangan baku kelompok eksperimen = simpangan baku kelompok kontrol = banyak siswa kelompok eksperimen = banyak siswa kelompok control HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil setelah perhitungan diperoleh rata-rata nilai akhir dalam pembelajaran IPA dari penggabungan nilai post test dengan rubrik penilaian afektif siswa, untuk kelompok eksperimen melalui model pembelajaran kooperatif tipe course review horay berbantuan media audio visual adalah 76,43 dengan varian sebesar 13,41 dan standar deviasi 3,66. Sedangkan ratarata nilai akhir dalam pembelajaran IPA dari penggabungan nilai post test dengan rubrik penilaian afektif siswa,
untuk kelompok kontrol melalui pembelajaran konvensional adalah 70,75 dengan varian sebesar 10,15 dan standar deviasi 3,18. Sebelum dilakukan uji hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji prsayarat. Uji prasyarat tersebut diantaranya uji normalitas dan uji homogenitas varians. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran frekuensi skor pada setiap variabel berdistribusi normal atau tidak. Berdasarkan hasil uji normalitas kelompok eksperimen,
diperoleh harga Chi-kuadrat hitung (χ2hitung) sebesar 5,14 kemudian harga tersebut dibandingkan dengan harga Chi-kuadrat tabel (χ2tabel ) sebesar 11,07. Ini menunjukkan bahwa χ2hit ≤ χ2tab berarti data hasil belajar IPA kelompok eksperimen berdistribusi normal. Sedangkan hasil uji normalitas kelompok kontrol, diperoleh harga Chikuadrat hitung (χ2hitung) sebesar 6,9 kemudian harga tersebut dibandingkan dengan harga Chi-kuadrat tabel (χ2tabel ) sebesar 11,07. Ini menunjukkan bahwa χ2hit ≤ χ2tab berarti data hasil belajar IPA kelompok kontrol berdistribusi normal. Untuk menguji homogenitas varians antar kelompok dimaksudkan untuk meyakinkan bahwa perbedaan yang diperoleh uji-t benar-benar berasal dari perbedaan antar kelompok, bukan disebabkan oleh perbedaan di dalam kelompok. Dalam penelitian ini uji homogenitas varians dilakukan dengan uji Havley. Dari hasil analisis diperoleh Fhit sebesar 1,32 dan Ftab sebesar 1,65.
Ini menunjukkan Fhit < Ftab sehingga kedua kelompok data homogen. Berdasarkan hasil uji prasyarat dengan uji normalitas dan uji homogenitas varians disimpulkan bahwa data dari semua kelompok sampel berdistribusi normal dan homogen maka untuk menguji hipotesis dapat dilakukan. Dari hasil perhitungan uji-t diperoleh thitung = 8,35 dan untuk taraf signifikan 5% dengan db= (n1 + n2) – 2 = 96 diperoleh ttabel =2,000. Dengan demikian harga thitung lebih besar dari ttabel yaitu 8,35 > 2,000 sehingga h0 ditolak dan ha diterima. Ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar dalam mata pelajaran IPA antara siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe course review horay berbantuan media audio visual dengan siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional. Data hasil uji-t dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 1. Tabel Uji Hipotesis Sampel Kelompok eksperimen
Varians 13,41
n 48
Kelompok kontrol
10,15
50
Hasil analisis data menunjukkan bahwa kelompok siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe course review horay berbantuan media audio visual memiliki nilai hasil belajar IPA rata-rata sebesar 76,43 sedangkan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional memiliki nilai rata-rata sebesar 70,75. Jadi dari hasil analisis data uji-t menunjukkan bahwa nilai hasil belajar IPA siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe course review horay berbantuan media audio visual lebih
dk
thitung
ttabel
Simpulan
96
8,35
2,000
Ha=diterima
baik dari pada hasil belajar IPA siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. Hal ini berarti terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe course review horay berbantuan media audio visual terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SD Saraswati 2 Denpasar. Berdasarkan hasil analisis data telah terbukti terdapat perbedaan hasil belajar IPA antara siswa yang dibelajarkan melalui model kooperatif tipe course review horay berbantuan media audio visualdengan siswa yang
dibelajarkan secara konvensional. Dalam pembelajaran IPA, pembelajaran kooperatif tipe course review horay secara keseluruhan lebih baik dibandingkan pembelajaran konvensional. Model pembelajaran kooperatif tipe course review horay merupakan model pembelajaran yang dapat menciptakan suasana kelas menjadi meriah dan menyenangkan karena setiap siswa yang dapat menjawab benar maka siswa tersebut diwajibkan berteriak „hore‟ atau yel-yel lainnya yang disukai. Model pembelajaran kooperatif tipe course review horay ini merupakan suatu model pembelajaran yang dapat digunakan guru agar dapat tercipta suasana pembelajaran di dalam kelas yang lebih menyenangkan, sehingga siswa merasa lebih tertarik untuk mengikuti pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif tipe course review horay lebih efektif apabila dalam penerapannya di dukung dengan menggunakan media audio visual. Media audio visual merupakan media pembelajaran yang dapat memberikan demensi lain pada pelajaran dan selain itu media audio visual efektif menjangkau pelajaran dengan gaya belajar yang berbedabeda. Menurut Kemendiknas(2011:12) tujuan ilmu pengetahuan alam adalah. (1) memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya, (2) mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, (3) mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat, (4) mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan, (5) meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam
memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam, (6) meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan, (7) memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikaan ke SMP/MTs. Pembelajaran IPA dengan pembelajaran kooperatif tipe course review horaymemiliki kelebihanyaitu (1) siswa ikut aktif dalam belajr, (2) melatih kerjasama dan kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah, (3)suasana belajar dan interaksi yang menyenangkan membuat siswa lebih menikmati pelajaran sehingga siswa tidak mudah bosan untuk belajar, (4) melatih siswa untuk mencapai tujuantujuan hubungan sosial yang pada akhirnya mempengaruhi prestasi akademik siswa. Pembelajaran kooperatif tipe course review horay juga memiliki kekurangan antara lain. (1) Siswa aktif dan pasif nilainya disamakan, (2) adanya peluang untuk curang. Penelitian ini didukung oleh penelitian Pratiwi (2011) yang berjudul penerapan model course review horay untuk meningkatkan pembelajaran IPA siswa kelas IV SDN Merjo Sari 1 Malang. Dengan demikian penerapan model course review horay dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA. Hal ini terbukti dari peningkatan persentase rata-rata hasil belajar yang mengalami peningkatan hasil belajar mencapai 69%.Dan penelitian yang dilakukan Anggraeni (2011) dengan judul peningkatan kualitas pembelajaran IPS melalui model pembelajaran kooperatif tipe course review horay pada siswa kelas IV SD Negeri Sekaran 1 Semarang.
SIMPULAN DAN SARAN Dari hasil analisis uji-t diperoleh thit = 8,35sedangkan ttab = 2,000. Selain itu dilihat dari rata-ratanya bahwa nilai hasil belajar IPA siswa yang dibelajarkan melalui model kooperatif tipe course review horay berbantuan media audio visual lebih baik dari pada hasil belajar IPA siswa yang dibelajarkan secara konvensional. Hal tersebut ditunjukan dengan M1 = 76,43 sedangkan M2 = 70,75, ini berarti dalam penelitian ini menunjukkan terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe course review horay berbantuan media audio visual terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SD Saraswati 2 Denpasar. Adapun saran yang dapat disampaikan setelah melaksanakan dan memperoleh hasil dari penelitian yaitu. Karena hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara model pembelajaran kooperatif tipe cours review horay berbantuan mediaaudio visual terhadap hasilbelajar siswa. Untuk itu, para guru hendaknya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe course review horay berbantuan media audio visualsebagai alternative untuk meningkatkan hasil belajar siswa terutama pada mata pelajaran IPA. Bagi siswa disarankan agar mampu untuk berinteraksi dan bekerjasama dengan teman-temannya, saling bahu-membahu dalam membangun pengetahuan dalam proses pembelajaran IPA sehingga hasil belajar menjadi optimal melalui model pembelajaran kooperatif tipe course review horay berbantuan media audio visual. Bagi instansi terkait disarankan agar lebih kritis menyikapi hasil penelitian ini, sebab penelitian ini
dilakukan oleh peneliti pemula yang masih banyak memiliki kekurangan dan jauh dari sempurna.
DAFTAR RUJUKAN Arikuanto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi 2010. Jakarta: Rineka Cipta. Armi. 2012. model pembelajaran Course Review horay. (Online), http://armirifi.blogspot.com/2012/1 2/course-review-horay.html, diakses tanggal 20 Januari 2013. Asyhar, Rayandra. 2012. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Referensi Jakarta. Setyosari, Punaji. 2010. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta: Kencana. Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning TeoridanAplikasiPaikem. Surabaya: PustakaPelajar. Suraprata, Sumadi. 2004. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Suyatno. 2011. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Jakarta :BumiAksara. Taniredja, Tukiran dkk. 2011. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Bandung: Alfabeta. Tilaar, H. 2006. Standarisasi Pendidikan Nasional: Suatu Tinjauan Kritis. Jakarta: Rineka Cipta. Trianto. 2011. Mendesain Model PembelajaranInovatifProgresifKonsep, Landasan, danImplementasinyaPadaKurikulu m Tingkat SatuanPendidikan (KTSP). Surayaba: kencana.