PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STRUCTURED NUMBERED HEADS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM EKSKRESI (Studi Eksperimen di kelas VIII SMPN 17 Tasikmalaya) (The Influence of Cooperative Learning Model Type Structured Numbered Heads on Students’ Learning Result in Excretion System Material)
Nur Sovia Ramdhani, Purwati Kuswarini Suprapto, Endang Surahman
[email protected] Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Siliwangi, Jl. Siliwangi No. 24 Tasikmalaya-Jawa Barat
ABSTRACT The purpose of this research is to knowing about existence of the influence of cooperative learning model type structured numbered heads on students’ learning result in excretion system material (the experiment of research in 8th grade of the 17th public junior high school Tasikmalaya). This research conducted in January 2015 – April 2015. The research method used is true experimental design. The technique form of collected data are the result of the test learning which conducted before and after the process of teaching-learning are completed. Instrument used is the test learning in form multiple choice in 35 questions with 4 options. The population entire in 8th grade of the 17th public junior high school Tasikmalaya consist of 9 classes. From 9 population classes, 2 classes are used as a sample by using cluster random sampling technique. Based on the result of the research, analyzing the data and hypothesis testing obtained that there was the influence of cooperative learning model type structured numbered heads on students’ learning result in excretion system material.
Keyword: Cooperative Learning, excretion system, structured numbered heads
ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe structured numbered heads terhadap hasil belajar siswa pada materi sistem ekskresi (Studi Eksperimen di Kelas VIII SMP Negeri 17 Tasikmalaya) Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2015 – April 2015. Metode penelitian yang digunakan adalah true experimental design. Teknik pengumpulan data berupa tes hasil belajar yang dilakukan sebelum dan sesudah kegiatan belajar mengajar selesai. Instrumen yang digunakan adalah tes hasil belajar yang berbentuk pilihan ganda dengan 4 options sebanyak 35 butir soal. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VIII SMP Negeri 17 Kota Tasikmalaya yang terdiri dari 9 kelas. Dari 9 kelas populasi, digunakan 2 kelas sebagai sampel yang diambil dengan cara cluster random sampling. Berdasarkan hasil penelitian, analisis data dan pengujian hipotesis diperoleh hasil bahwa ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe structured numbered heads terhadap hasil belajar siswa pada materi sistem ekskresi yang dilihat dari aspek kognitif (pengetahuannya).
Kata Kunci : model pembelajaraan kooperatif, structured numbered heads, sistem ekskresi,
Pendahuluan Pendidikan merupakan aspek yang sangat berpengaruh terhadap kemajuan suatu bangsa. Indonesia sebagai negara berkembang harus senantiasa memperbaiki kualitas pendidikan agar bisa menghasilkan generasi penerus bangsa yang berprestasi untuk memajukan negaranya. Hal tersebut sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yaitu untuk menyiapkan siswa agar berperan penting dalam kehidupan di masa yang akan datang. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pelajaran dan pelatihan, secara umum untuk menempuh pendidikan dapat diperoleh di lembaga pendidikan, dan sekolah merupakan lembaga pendidikan formal. Pernyataan tersebut menekankan bahwa sekolah mempunyai arti dan peranan penting terhadap kemajuan suatu bangsa. Dalam hal ini sekolah merupakan tempat dimana harapan dan cita-cita bisa terwujud. Untuk mewujudkan harapan dan cita-cita tersebut sekolah harus menyediakan berbagai faktor pendukung. Faktor pendukung tersebut diantaranya ialah sarana dan prasarana, tenaga pengajar (guru), kedua faktor tersebut merupkan faktor utama untuk mendukung mewujudkan cita-cita yang ingin dicapai. Sarana dan prasarana diantaranya adalah ruangan kelas, media untuk belajar seperti buku paket, papan tulis, proyektor, infocus, ruangan laboratorium, meja dan kursi untuk siswa semua harus memadai. Ketidak tersediaan sarana dan prasarana di suatu sekolah bisa menghambat proses belajar mengajar dan sekolah tersebut tidak bisa maksimal dalam menghasilkan lulusannya untuk bisa berperan penting dalam kehidupan di masa yang akan datang. Selain sarana dan prasarana, tenaga pengajar (guru) bisa menjadi faktor penghambat proses belajar mengajar. Diantaranya guru yang pendidikannya belum sesuai dengan yang ditetapkan pemerintah guru yang kurang kompeten dan lain-lain. Namun selain faktor-faktor diatas, masih ada faktor yang sangat berpengaruh terhadap jalannya proses belajar mengajar di sekolah. Faktornya ialah siswa, kurangnya kemauan atau motivasi belajar yang datang dari diri siswa sehingga proses belajar mengajar terhambat. Kurangnya keterampilan guru dalam menyampaikan materi, bisa juga membuat siswa kurang tertarik terhadap pelajaran tersebut. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa dan guru IPA kelas VIII di SMPN 17 Tasikmalaya, diperoleh beberapa permasalahan yang dihadapi oleh siswa diantaranya dalam proses pembelajaran lebih di dominasi oleh guru, sehingga siswa kurang aktif bahkan cenderung pasif. Selain itu, guru jarang sekali menggunakan model pembelajaran yang bervariasi. Model pembelajaran yang sering digunakan guru yaitu model pembelajaran langsung, sehingga siswa merasa jenuh dalam proses belajar mengajar. Akibatnya proses pembelajaran hanya berlangsung pada satu arah. Pada saat kegiatan pembelajaran yang mengharuskan siswa ditempatkan secara berkelompok, seringkali ditemukan hanya satu atau dua orang yang aktif mengerjakan tugas yang diberikan, sehingga berdampak pada pemahaman peserta didik dalam pelajaran IPA. Akibatnya siswa tidak mampu menyelesaikan pertanyaan atau soal-soal yang diberikan. Nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) mata pelajaran IPA yang mencapai 75 pada skala 100, 3,00 pada skala 4 tidak dapat dicapai oleh siswa. Pada semester ganjil tahun ajaran 2014/2015 siswa hanya mampu mencapai nilai 70 pada skala 100 sedangkan skala 4 mendapat 2,80 dengan predikat B. Dengan situasi guru yang
berperan aktif, siswa seoah-olah diarahkan ke titik kejenuhan untuk melakukan aktivitas belajarnya. Hal ini menjadi hambatan terhadap pencapaian hasil pembelajaran yang berkualitas. Untuk memecahkan masalah pembelajaran tersebut, diperlukan upaya pembelajaran yang berpusat pada siswa, menekankan pada kemampuan siswa agar membangun pengetahuannya. Penggunaan model belajar yang bervariasi dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan oleh guru agar siswa menjadi aktif dalam belajar adalah dengan pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif memfokuskan pada pengaruh-pengaruh pengajaran selain pembelajaran akademik, khususnya menumbuhkan penerimaan antar kelompok serta keterampilan sosial dan kelompok. Salah satu model pembelajaran kooperatif yang dinilai dapat mengatasi permasalahan di atas ialah model pembelajaran kooperatif tipe Structured numbered heads, siswa diberikan kesempatan untuk mencari sendiri pemecahan masalah dengan kerja sama kelompok sehingga siswa lebih mudah memahami materi.
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Structured Numbered Heads terhadap hasil belajar siswa pada materi sistem ekskresi di kelas VIII SMPN 17 Tasikmalaya.
Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah true experimental design. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh kelas VIII SMPN 17 Tasikmalaya Tahun Pelajaran 2014/2015 sebanyak 9 kelas dengan jumlah siswa 335. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 2 kelas yang diambil dengan menggunakan cluster random sampling (teknik random atas himpunan) yang diambil dari populasi. Pada penelitian ini terpilih kelas VIII E sebagai kelas eksperimen dan keas VIII B sebagai kelas kontrol. Disain penelitian yang dilakukan adalah pre test-post test control group design. Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random, kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adalah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil Penelitian dan Pembahasan a. Hasil Penelitian Dari penelitian menunjukkan bahwa rata-rata skor pre test kelas eksperimen adalah 12,03 rata-rata skor post test adalah 28,05 dan N-gain 0,70. Sedangkan rata-rata skor pre test kelas kontrol adalah 11,33 rata-rata skor post test adalah 22,97 dan N-gain 0,49. Untuk lebih jelas lihat tabel berikut:
Pre test
Post test
N-gain
Eksperimen
12,03
28,05
0,70
Kontrol
11,33
22,97
0,49
Selanjutnya hasil Uji t dependent pada pre test dan post test eksperimen menunjukkan thitung 2 lebih kecil dari 2,0 2,03. Dan pada pre test – post test kontrol thitung < ttabel yaitu -26,39 <+ttabel yaitu -43,32 lebih kecil dari 2,03.. Sedangkan pada hasil Uji t independent thitung < ttabel yaitu 10,5 lebih kecil 1,99.
Pre-test -Pos-test eksperimen (Uji t dependent) Pre-test–Post-test kontrol (Uji t dependent) N-gain eksperimen – Ngain control (Uji t independent)
t hitung
t tabel
Hasil Analisis
-43,32
2,03
thitung < ttabel
Tolak H0
-26,39
2,03
thitung < ttabel
Tolak H0
10,5
1,99
thitung < ttabel
Kesimpulan
Tolak H0
Kesimpulan Analisis Hasil pre-test tidak sama dengan Hasil post-test Hasil pre-test tidak sama dengan Hasil post-test ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe structure numbered heads terhadap hasil belajar siswa pada materi Sistem Ekskresi di kelas VIII SMP Negeri 17 Tasikmalaya Tasikmalaya.
b. Pembahasan Dari hasil penelitian yang dilakukan di SMP Negeri 17 Tasikmalaya menunjukkan bahwa ada pengaruh terhadap hasil belajar peserta didik di kelas VIII E sebagai kelas eksperimen yang proses pembelajarannya menggunakan m model pembelajaran kooperatif tipe structure numbered heads dan dikelas
VIII B sebagai kelas kelas kontrol yang proses pembelajarannya menggunakan model m
pembelajaran discovery learning. learning
Gambar 1 : Diagram Skor Rata Rata-rata pre test, post test, dan N-gain Hasil Belajar Siswa yang Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Structured Numbered Heads (kelas Eksperimen) dan Hasil Belajar Siswa yang Menggunakan Model Pembelajaran Discovery Learning (Kelas Kontrol)
Berdasarkan diagram di atas diketahui bahwa rata-rata N-gain di kelas eksperimen adalah 0,70 (kategori sedang), sedangkan rata-rata N-gain di kelas kontrol adalah 0,49 (kategori sedang). Hal tersebut menunjukan N-gain di kelas eksperimen lebih besar dari N-gain di kelas kontrol, walaupun sama-sama mempunyai kategori sedang. Rata-rata post- test di kelas eksperimen 28,05 sedangkan rata-rata post-test di kelas kontrol 22,97. Untuk KKM di kelas VIII untuk mata pelajaran IPA SMPN 17 Tasikmalaya hasil konversi 26,25. Dari data tersebut diketahi bahwa kelas eksperimen telah mencapai KKM sedangkan kelas kontrol belum mencapai KKM. Hal ini menegaskan bahwa pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe structure numbered heads dapat memotivasi siswa dalam belajar sehingga memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa. Model pembelajaran discovery learning merupakan model pembelajaran yang menempatkan siswa dalam kelompok dan berdiskusi. Namun siswa kurang aktif bahkan pasif dalam berjalannya proses diskusi, siswa hanya menyimak temannya mempresentasikan hasil diskusi dan menyimak apa yang disimpulkan guru diakhir pertemuan sehingga berdampak pada hasil belajar siswa. Model pembelajaran kooperatif tipe Structured Numbered Heads merupakan model pembelajaran yang terstruktur dalam pembagian tugas kelompok, sehingga siswa terfokus terhadap penyelesaian soal yang diberikan sesuai dengan nomornya dan cara tersebut dapat mengurangi ketidakaktifan siswa saat berdiskusi. Siswa mempunyai tanggung jawab sendiri untuk menyelesaikan soal, dan siswa diberikan kebebasan untuk mengeluarkan pendapat. Selain itu, siswa bisa berdiskusi dengan kelompok lain untuk menambah pengetahuan siswa pada materi sistem ekskresi. Simpulan Berdasarkan hasil pengolahan data, analisis data dan pengujian hipotesis maka penulis berkesimpulan bahwa ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe structure numbered heads terhadap hasil belajar siswa pada materi Sistem Ekskresi di kelas VIII SMP Negeri 17 Tasikmalaya tahun ajaran 2014/2015. Saran 1. dalam proses pembelajaran guru hendaknya menggunakan pembelajaran yang inovatif, yang memberikan pengalaman belajar bermakna bagi siswa sehingga siswa senang belajar terutama belajar IPA, salah satu pembelajaran yang dapat digunakan yaitu model pembelajaran kooperatif tipe structure numbered heads, 2. dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe structure numbered heads guru harus memperhatikan waktu, pembagian tugas, kinerja siswa dalam kelompok karena jika satu siswa tidak mengerjakan tugasnya, maka akan menghambat tugas siswa lain, dan 3. bagi penelitian selanjutnya, dapat mencoba menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe structure numbered heads pada materi yang berbeda dari materi yang telah peneliti gunakan.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta : PT. Bumi Aksara. Sugiyono. (2012). Metode Peneletian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung : CV. Alfabeta. DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nur Sovia Ramdhani adalah Mahasiswa angkatan 2011 pada program studi biologi, fakultas keguruan dan ilmu keguruan dan ilmu pendidikan yang sedang menyelesaikan skripsi untuk memperoleh gelar sarjana.