TRIAL APPLICATION OF LEARNING MODEL TYPE OF STUDENT AND COOPERATIVE EXPLAINING FACILITATOR THE CONCEPT OF HUMAN REPRODUCTIVE SYSTEM IN CLASS XI IPA SMA KHZ MUSTAFA SUKAMANAH DISTRICT TASIKMALAYA Nurtika,Rakatika
ABSTRACT One of the concepts learned in high school biology is the human reproductive system. Human reproductive system is one of the characteristics of living things to reproduce. Its main purpose is to preserve species that are not extinct. Although these materials are learned from students in junior high school but, learning the human reproductive system in high school is still considered difficult by most learners. Therefore, to improve the learning outcomes of students, the selection of appropriate models pembeajaran will help learners to more easily absorb learning material one using cooperative learning model. Cooperative learning is a learning model that enable learners with the teacher giving an opportunity to the students to discuss the material in the groups. Therefore, the teacher as a facilitator who is able to develop the potentials involved in the learning process. So that cooperative learning model Student Facilitator and Explaining this suitable to be applied to the process of learning the concept of the human reproductive system because with this model learners are able to optimize the ability to fill out a worksheet learners. Keywords: Cooperative Learning Model Type of Student Facilitator and Eplaining, learning outcomes, the human reproductive system
1
UJI COBA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING PADA KONSEP SISTEM REPRODUKSI MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA KHZ MUSTHAFA SUKAMANAH KABUPATEN TASIKMALAYA Nurtika, Rakatika ABSTRAK Salah satu konsep Biologi yang dipelajari di SMA adalah sistem reproduksi manusia. Sistem reproduksi manusia adalah salah satu ciri makhluk hidup untuk berkembangbiak. Tujuan utamanya adalah untuk melestarikan jenisnya agar tidak mengalami kepunahan. Meskipun materi ini dipelajari sejak peserta didik duduk di bangku SMP akan tetapi, pembelajaran sistem reproduksi manusia di SMA masih dianggap sulit oleh sebagian peserta didik. Oleh karena itu, untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik, pemilihan model pembelajaran yang tepat akan membantu peserta didik untuk lebih mudah menyerap materi pembelajaran salah satunya dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif. Pembelajaran koperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mngaktifkan peserta didik dengan cara guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mendiskusikan materi secara kelompok. Maka dari itu, guru sebagai fasilitator yang mampu mengembangkan potensi-potensi yang terlibat dalam proses pembelajaran. Sehingga model pembelajaran kooperatif tipe Student Facilitator and Explaining ini cocok diterapkan pada proses pembelajaran konsep sistem reproduksi manusia karena dengan model ini peserta didik mampu mengoptimalkan kemampuannya dalam mengisi lembar kerja peserta didik. Kata Kunci: Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Facilitator and Eplaining, hasil belajar, sistem reproduksi manusia PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Pendidikan pada hakekatnya adalah proses terus menerus manusia untuk menanggulangi masalah-masalah yang dihadapi sepanjang hayat karena itu peserta didik harus benar-benar dilatih dan dibiasakan berfikir secara mandiri. Oleh sebab itu, setiap manusia wajib untuk belajar baik melalui jalur pendidikan formal, informal, maupun non formal karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Biologi merupakan bagian dari pendidikan sains dan merupakan salah satu mata pelajaran sekolah yang dapat mencapai tujuan pendidikan nasional. Unsur yang paling menentukan terhadap pendidikan adalah guru dan peserta didik. Guru sebagai pengajar bertugas dalam membantu mengembangkan intelektual, kreatifitas, afektif, psikomotor, melalui penyampaian pengetahuan, pemecahan masalah, keterampilan, dan latihan. Oleh karena itu guru harus memiliki strategi agar peserta didik dapat terlibat aktif dalam pembelajaran. Guru sebagai fasilitator yang mampu mengembangkan potensi-potensi yang terlibat dalam proses pembelajaran. Akan tetapi, potensi-potensi tersebut tidak akan 2
berkembang baik tanpa pengaruh dari luar. Salah cara megoptimalkan kemampuan peserta didik tersebut yaitu melalui penerapan model pembelajaran. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran Biologi di XI IPA SMA KHZ Musthafa Sukamanah Kabupaten Tasikmalaya diperoleh data bahwa tahun ajaran 2011/2013 pada konsep Sistem Reproduksi Manusia ditemukan permasalahan bahwa dalam proses belajar mengajar, diantaranya penyampaian materi biologi yang banyak dilakukan dengan pembelajaran konvensional, yakni ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas. Hal ini disebabkan oleh kurang optimalnya penerapan model-model pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi. Sehingga peserta didik menjadi kurnag aktif bahkan cenderung pasif. Untuk memecahkan masalah pembelajaran yang demikian, diperlukan upaya berupa pengembangan pembelajaran oleh guru sebagai pemandu belajar. Pengembangan pembelajaran yang diperlukan sekarang adalah pembelajaran yang inovatif dan kreatif, serta teknik pembelajaran tersebut berpusat pada peserta didik, yaitu pembelajaran yang menekankan bahwa peserta didik sendirilah yang akan membangun pengetahuannya. Dalam penerapannya, model pembelajaran kooperatif tipe Student Facilitator and Explaining untuk menekankan keaktifan peserta didik sebagai fasilitator dalam meningkatkan hasil belajar. Model Pembelajaran Student Facilitator and Explaining mendorong peserta didik belajar dengan aktif dan kreatif supaya peserta didik lebih memahami dan tidak merasa bingung dengan materi yang disampaikan. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: “apakah model pembelajaran kooperatif tipe Student Facilitator and Explaining cocok diterapkan untuk menjelaskan konsep Sistem Reproduksi Manusia di kelas XI IPA SMA KHZ Musthafa Sukamanah Kabupaten Tasikmalaya?”. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kecocokan model pembelajaran kooperatif tipe Student Facilitator and Explaining jika diterapkan pada proses pembelajaran konsep Sistem Reproduksi Manusia di kelas XI IPA SMA KHZ Musthafa Sukamanah Kabupaten Tasikmalaya. Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Teoretis Untuk menambah pengetahuan mengenai model pembelajaran dalam rangka memberikan kemudahan untuk mempelajari suatu konsep khususnya dalam pelajaran Biologi sehingga belajar yang efektif tepat tercapai. 2. Kegunaan Praktis a. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman khususnya yang berkaitan dengan penerapan 3
model-model pembelajaran yang selama ini telah dipelajari serta penyusunan suatu rancangan pembelajaran Biologi yang efektif. b. Bagi guru, memberikan informasi untuk mencoba menggunakan model kooperatif tipe Student Facilitator and Explaining dalam mata pelajaran Biologi khususnya pada konsep Sistem Reproduksi Manusia juga memperoleh model pembelajaran alternatif teknik penyampaian materi dalam pembelajaran Biologi di kelas. c. Bagi peserta didik, mampu mengatasi kejenuhan belajar juga mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran Biologi terutama pada konsep Sistem Reproduksi Manusia. d. Bagi sekolah, sebagai bahan pertimbangan dalam upaya meningkatkan dan menentukan kebijakan penetapan kurikulum dimasa yang akan datang. MOTODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode preexperimental. Pada metode Pre-experimental ini tidak terdapat variabel control dan sampel tidak dipilih secara random. Variabel Penelitain Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. 1. Variabel terikat, dalam penelitian ini adalah hasil belajar peserta didik. 2. Variabel bebas, dalam penelitian ini adalah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Student Facilitator and Explaining. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XI IPA SMA KHZ Musthafa Sukamanah Kabupaten Tasikmalaya sebanyak 1 kelas, dengan jumlah peserta didik 30 orang. Populasi dianggap homogen dilihat dari nilai ratarata ulangan harian Biologi. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XI IPA yang diambil dengan teknik Sampling Jenuh. Desain Penelitian Disain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah one group pretest posttest design. Dalam penelitian ini menggunkaan satu kelompok subjek. Pada awal penelitian dilakukan pengukuran (pretest) kemudian dilakukan perlakuan (treatment) selama 3 kali pertemuan. Selain itu dilakukan pengukuran untuk kedua kalinya (posttest). Desain ini dapat digambarkan sebagai berikut: O1 X O2 keterangan: O1= skor pretest X= treatment yang diberikan O2= skor posttest
4
Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan. Sehingga peneliti dapat membandingkan hasil belajar peserta didik sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Facilitator and Explaining dan setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Facilitator and Explaining. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: tes, obserbvasi, dan studi literatur. Tes, dilakukan untuk memperoleh hasil belajar peserta didik pada konsep Sistem Reproduksi Manusia. Tes yang digunakan pada penelitian ini adalah tes tertulis dalam bentuk pilihan ganda dengan 5 option. Hasil tes belajar berdasarkan tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest). Observasi, dilakukan untuk memperoleh data dan informasi mengenai situasi pada saat proses pembelajaran berlangsung selama penelitian dengan menghadirkan rekan sebagai observer. Studi literature, dilakukan untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh tentang apa yang sudah dikerjakan orang lain agar penelitian terarah. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar peserta didik pada konsep Sistem Reproduksi Manusia. Bentuk tes berupa soal pilihan ganda dengan 5 option dengan jumlah 50 soal. Hasil belajar yang diukur adalah ranah kognitif yang dibatasi hanya pada jenjang mengingat (C1), mengerti (C2), dan memakai (C3). Selanjutnya soal yang jawabannya benar diberi skor satu (1), jawaban yang salah diberi skor nol (0). Kemudian dilakukan uji coba instrument yang bertujuan untuk mengetahui apakah intrumen yang telah disusun tersebut memiliki validitas dan reliabilitas yang baik. 1. Uji Validitas rxy
=
2. Uji Reliabilitas rxy
=
k Vt pq k 1 Vt
Teknik Analisis Data Data yang diperoleh diolah dengan Uji t komparatif untuk mengetahui perbedaan Pretest dan Posttest dan Uji t deskriptif dilakukan untuk mengetahui rata-rata hasil belajar sama atau lebih besar dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
5
PEMBAHASAN Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Untuk mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi dalam melaksanakan pembelajaran, tentu diperlukan model-model pembelajaran yang dipandang mampu mengatasi kesulitan dalam melaksanakan tugas mengajar, Menurut Suprijono, Agus (2011:54) menyatakan bahwa “Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru”. Sementara itu, Menurut Slavin (dalam Isjoni, 2011:17) menyatakan bahwa “Cooperative learning merupakan model pembelajaran dimana pada saat itu guru mendorong para peserta didik untuk melakukan kerja sama dalam kegiatankegiatan tertentu seperti diskusi atau pengajaran oleh teman sebaya (peer teaching)”. Jadi model pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang menekankan kerja sama diantara peserta didik yang dibentuk dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan yang berbeda sehingga dapat menyelesaikan masalah bersama-sama. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Facilitator and Explaining Model pembelajaran kooperatif tipe Student Facilitator and Explaining adalah model pembelajaran kooperatif yang mengaktifkan peserta didik dengan cara guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengemukakan ide yang ada difikirannya mengenai materi tersebut, kemudian mempersentasikannya atau menjelaskan pada rekan peserta lainnya. Menurut Heriawan, Adang, dkk. (2012:118) Adapun langkah-langkahnya adalah: 1. guru melakukan apersepsi, motivasi dan menyampaikan garis-garis besar materi pembelajaran; 2. guru membagi peserta didik menjadi 6 kelompok heterogen yang terdiri dari 5 orang; 3. guru memberikan lembar kerja peserta didik (LKPD) berupa soal kemudian mempersilahkan peserta didik untuk mempelajari soal tersebut; 4. guru mempersilahkan masing-masing kelompok untuk mendiskusikan dan menyelesaikan lembar kerja peserta didik (LKPD) yang telah diberikan. Pada saat berdiskusi kelompok, guru berkeliling untuk mengarahkan apabila ada kelompok yang mengalami kesulitan; 5. guru memberikan kesempatan kepada setiap perwakilan kelompok untuk menjelaskan hasil diskusinya; 6. guru menyampaikan semua materi yang telah dibahas; dan 7. guru bersama peserta didik menarik kesimpulan mengenai materi yang telah dibahas.
6
Model pembelajaran kooperatif tipe Student Facilitator and Explaining memiliki kekuatan dan kelemahan sebagai berikut: 1. kekuatan a. peserta didik diajak untuk dapat menerangkan kepada peserta didik lain;dan b. peserta didik dapat mengeluarkan ide-ide yang dipikirannya sehingga lebih dapat memahami materi tersebut. 2. kelemahan a. adanya pendapat yang sama sehingga hanya sebagian saja yang tampil;dan b. banyak peserta didik yang kurang aktif. Kecocokan Model Pembelajaran Kooperaif Tipe Student Facilitator and Explaining Berdasarkan hasil penelitia yang dilakukan untuk menguji kecocokan mdel pembelajaran kooperatif tie student facilitator and explaining diperoleh hasil pretest, data tersebut diuji normalitasnya dengan Uji Lilliefors dan diuji homogenitasnya dengan Fmaksimum. Kedua uji ini menunjukan bahwa data yang diperoleh berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan kedua variansnya homogen. Kemudian berdasarkan pengujian hipotesis diuji dengan uji t, uji t komparatif dilakukan untuk mengetahui perbedaan antara pretest dengan posttest. Dan uji t deskriptif dilakukan untuk mengetahui rata-rata hasil belajar peserta didik sama atau lebih besar dari KKM. Berdasarkan perhitungan menunjukkan bahwa terdapat peningkatan yang signifikan antara nilai rata-rata peserta didik sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe student facilitator and explaining (pretest) dengan nilai rata-rata setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe student facilitator and explaining (posttest). 35 29,9
30 25 20
skor
15 10
9,63
5 0 pretest
posttest
Gambar 1 Diagram Rata-rata Pretest dan Posttest Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan uji t deskriptif hasil belajar peserta didik setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student 7
Facilitator and Explaining meperoleh nilai rata-rata yang lebih besar dari KKM. Dengan demikian nilai belajar peserta didik pada konsep Sistem Reproduksi Manusia telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Berdasarkan pengamatan observer pada pertemuan pertama dengan menggunakan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining pada sub konsep organ reproduksi laki-laki, spermatogenesis dan kelainan pada organ reproduksi laki-laki terlaksana dengan baik,disamping itu salah satu kemudahannya peserta diidk lebih mudah berinteraski dengan temannya. Model pembelajaran Student Facilitator and Explaining menarik untuk dilakukan karena sebelumnya peserta didik belum pernah melakukannya, sehingga peserta didik lebih aktif dalam proses pembelajaran tersebut. Pengamatan observer pada pertemuan kedua dengan menggunakanmodel pembelajaran Student Facilitator and Explaining pada sub konsep organ-organ reproduksi perempuan,oogenesis dan kelainan organ reproduksi perempuan terlaksana dengan waktu yang sedikit berlebih, hal ini terjadi karena saat proses pembelajaran berlangsung, terjadi ketidakaturan peserta didik dalam penjelasan materi karena peserta didik dituntut untuk menjadi fasilitator sehingga banyak peserta didik yang tidak mau menjadi fasilitator. Akan tetapi kemudahannya peserta didik lebih aktif dan berinteraksi dengan teman sekelasnya. Menurut observer pertemuan ketiga dengan menggunakan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining pada sub konsep kehamilan dan penyakit/kelainan sistem reproduksi manusia terlaksana secara efektif dengan waktu yang pas sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditentukan dalam RPP. Respons peserta didik yang baik sehingga materi lebih terarah, karena ketika guru menjabarkan materi, peserta didik fokus pada saat pembelajaran berlangsung. Selain itu hanya sebagian kecil peserta didik yang belum bisa menjawab pertanyaan hasil diskusi yang diberikan oleh guru. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan observer, penggunaan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihan dan kekurangan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. kelebihan: a. peserta didik diajak untuk dapat menerangkan kepada peserta didik lain; b. peserta didik dapat mengeluarkan ide-ide yang ada dipikirannya sehingga lebih dapat memahami materi tersebut; c. dapat memperdalam dan pempertajam pengetahuan peserta didik melalui adanya fasilitator dan penjelasan melalui temannya;dan d. dapat meningkatkan keaktifan peserta didik, sebab masing-masing peserta didik dimintai aktif atas KBM yang diberikan kepadanya. 2. kekurangan: a. adanya pendapat yang sama sehingga sebagian peserta didik yang tampil; b. banyak peserta didik yang kurang aktif; dan c. kemampuan peserta didik untuk menyampaikan materinya pada temannya kurang sesuai dengan apa yang diharapkan.
8
Adapun kendala dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. konsentrasi dan daya tangkap setiap peserta didik yang bervariasi, hanya sebagian peserta didik yang daya tangkapnya baik, sehingga guru harus menjelaskan alur KBM secara berulang; 2. peserta didik selalu gaduh pada saat pembelajaran terutama pada saat temannya menjelaskan materi; 3. peserta didik yang berdiskusi dengan temannya bukan membahas materi pelajaran tetapi malah bercerita tentang masalah lain;dan 4. peserta didik malah tidak mau menjadi fasilitator, pada saat menjelaskan materi. Adapun saran dari observer yang juga menjadi bahan pertimbangan dari peneliti dan berbagai pihak untuk menyempurnakan model pembelajarna kooperatif tipe Student Facilitator and Explaining. Saran-saran tersebut sebagai berikut: 1. harus mampu mengondisikan peserta didik sehingga pembelajaran dapat terlaksana secara teratur, dan waktupun dapat digunakan secara efektif; 2. guru harus mampu untuk mengkondisikan peserta didik, ruangan, mengefektifkan waktu serta merencanakan secara matang sehingga pembelajaran dapat terlaksana dengan lancer dan kondusif; dan 3. guru harus mampu untuk mengkondisikan peserta didik, ruangan, mengefektifkan waktu serta merencanakan secara matang sehingga pembelajaran dapat terlaksana dengan lancar. Berdasarkan uraian di atas maka secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Student Facilitator and Explaining cocok diterapkan untuk menjelaskan konsep Sistem Reproduksi Manusia di kelas XI IPA SMA KHZ Musthafa Sukamanah Kabupaten Tasikmalaya. PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil pengolahan data dan pengujian hipotesis, maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Student Facilitator and Explaining cocok diterapkan untuk menjelaskan konsep Sistem Reproduksi Manusia di kelas XI IPA SMA KHZ Musthafa Sukamanah Kabupaten Tasikmalaya. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis menyarankan: 1. dalam penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe student facilitator and explaining diharapkan guru lebih bisa memperhitungkan waktu sehingga semua peserta didik dapat mendapatkan kesempatan yang sama; 2. untuk melakukan pembelajaran kooperatif tipe student facilitator and explaining diharapkan guru bisa memfasilitasi bahan materi yang menarik perhatian peserta didik; 3. sebaiknya guru memberikan perhatian yang sama kepada semua peserta didik, agar proses pembelajaran lebih terkontrol; 9
4. untuk peserta didik yang kemampuannya dibawah rata-rata, sebaiknya guru membimbing setiap langkah-langkah dalam pembelajaran; 5. untuk menumbuhkan kepercayaan diri pada peserta didik, sebaiknya guru memberikan reward agar peserta didik lebih bersemangat;dan 6. untuk kedepannya model ini diharapkan digunakan juga pada pembelajaran konsep yang lainnya. Daftar Pustaka Anonim.(2008).Sistem Reproduksi pada Manusia Pria.http://gurungeblog. wordpress.com/2008/10/31/sistem-reproduksi-pada-manusia-pria/.[online] diakses pada tanggal 13 Desember 2012. (sumber: http://gurupkn. wordpress. com/2007/11/04 numbered-headstogether.) Anonim. (2008). Sistem Reproduksi pada Manusia-Wanita. http://gurungeblog. wordpress.com/2008/10/31/sistem-reproduksi-pada-manusia-wanita/. [online] diaksespadatanggal 13 Desember 2012. Arikunto, Suharsimi, (2010).Prosedur Penelitian Satu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta. Campbell, dkk .(2010). Biologi edisi kedelapan jilid 3. Jakarta: Erlangga. Dimyati dan Mudjiono.(2010). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud. Heriawan, Adang,dkk. (2012). Metodologi Pembelajaran. Serang Banten: LP3G. Isjoni. (2011). Cooperative Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: Alfabeta. Pratiwi,D.A,Sri Marya,Srikini.2006.biologi untuk SMA kelas XI. Jakarta:Erlangga. Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suprijono, Agus. (2010). Cooperatif Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Syah, Muhibbin. (2010). Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosda. Yamin, Martinis. (2010). Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta : Gaung Persada Press. Yuniasari, Isnaeni (2011). Perbandingan model pembelajaran kooperatiftipe Team Games Tournament dengan Student Facilitator and Explaining pada sub konsep Ciri-ciri Makhluk Hidup di SMP Negeri 2 Cihaurbeuti”.Skripsi. Tasikmalaya. Riwayat Penulis Nurtika, adalah mahasiswa angkatan 2009 pada Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi yang sedang melaksanakan penyusunan skripsi untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan (lulus tahun 2013).
10