Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas X Akuntansi SMK PGRI 1 Singaraja Terhadap Mata Pelajaran IPS Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Snowball Throwing Pada Semester Genap Tahun Ajaran 2013/2014 Oleh: Ni Made Ninik Susantini NIM 0914021044 Jurusan Pendidikan Sejarah e-mail:
[email protected] ABSTRAK Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah (1) Untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar IPS siswa setelah menggunakan metode snowball throwing pada siswa kelas X Akuntansi SMK PGRI 1 Singaraja, (2) Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPS siswa setelah menggunakan metode snowball throwing pada siswa kelas X Akuntansi SMK PGRI 1 Singaraja. (3) Untuk mengetahui bagaimana respon siswa kelas X Akuntansi SMK PGRI 1 Singaraja terhadap penerapan metode snowball throwing. Dalam penelitian tindakan kelas ini yang menjadi subjek adalah siswa kelas X Akuntansi SMK PGRI 1 Singaraja dengan jumlah 25 siswa. Objek penelitiannya adalah motivasi dan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini dengan metode observasi, metode tes, kuisioner dan wawancara. Dari hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan sebanyak 2 siklus dan analisis yang telah dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut (1) motivasi belajar siswa pada siklus I mendapatkan jumlah 1591 dengan rata-tara yang dicapai 63,44, terjadi peningkatan jumlah motivasi yang diperoleh siswa pada siklus II dengan jumlah yang dicapai 1786 dengan rata 71,44. Peningkatan motivasi dari siklus I ke siklus II adalah 195 dengan rata-rata peningkatan mencapai 7,8. (2) Hasil belajar yang siswa adalah 1782 dengan rata-rata 71,28% dan ketuntasan hasil belajar yang dicapai 48% pada siklus I. Terjadi peningkatan hasil belajar yang diperoleh pada siklus II yakni dengan jumlah 2231 dengan ratarata 89,24% dan ketuntasan hasil belajar yang dicapai 100%. (3) Hasil respons siswa terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif snowball throwing terjadi pada siklus I, respons siswa terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif snowball throwing yaitu 887 dengan pencapaian rata-rata 35,48. Terjadi peningkatan respons siswa terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif snowball throwing pada siklus II yaitu 969 dengan pencapaian ratarata 38,68. Jumlah peningkatan yang terjadi dari siklus I ke siklus II adalah sebesar 82 dengan pencapaian rata-rata sebesar 3,28. Berdasarkan hasil penelitian, maka jawaban dari hipotesis tindakan yaitu (1) Model pembelajaran kooperatif snowball throwing dapat berjalan dengan efektif dan efisien sehingga motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial meningkat tinggi. (2) Model pembelajaran kooperatif snowball throwing dapat berjalan dengan efektif dan efisien sehingga hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial meningkat tinggi. Kata Kunci: Pembelajaran Kooperatif Snowball Throwing, Motivasi, Hasil Belajar, Respons Siswa, Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) 1
ABSTRACT The purpose of this action research are (1) To determine the increase in students' motivation to learn IPS after throwing the snowball method in class X Accounting SMK PGRI 1 Singaraja, (2) To determine the improvement of student learning outcomes IPS after throwing the snowball method in class X Accounting SMK PGRI 1 Singaraja. (3) To determine how the response class X Accounting SMK PGRI 1 Singaraja on the application of the method of snowball throwing. In this classroom action research is the subject of class X is Accounting SMK PGRI 1 Singaraja the number of 25 students. While the research object is the motivation and learning of Social Sciences (IPS). Data collection methods used in this classroom action research with the method of observation, test methods, questionnaires and interviews. From the results of action research conducted by 2 cycles and analyzes that have been conducted, obtained the following results (1) student motivation in the first cycle to get the average number between 1591 reached 63.44, an increase in the number of student motivation obtained at second cycle with the amount achieved in 1786 with 71.44 average. Increased motivation from the first cycle to the second cycle was 195 with an average increase of 7.8. (2) The results of student learning is 1782 with an average of 71.28% and mastery of learning outcomes achieved 48% in cycle I. An increase learning outcomes obtained in the second cycle which is the number of 2231 with an average of 89.24% and mastery of learning outcomes achieved 100%. (3) The results of a student's response to the application of cooperative learning model snowball throwing occurred in the first cycle, the student response to the application of cooperative learning model snowball throwing is 887 with an average achievement of 35.48. An increase in student responses to the application of cooperative learning model snowball throwing in the second cycle is 969 with an average achievement of 38.68. The amount of the increase that occurred from the first cycle to the second cycle is the attainment by 82 with an average of 3.28. Based on the results of the research, the answer to the hypothesis that the action was previously thought (1) snowball throwing cooperative learning model to be effective and efficient and the motivation to study the subject of Social Sciences rise high. (2) snowball throwing cooperative learning model to be effective and efficient, student learning outcomes in the Social Sciences subjects increased height.
Keywords: Snowball Throwing Cooperative Learning, Motivation, Learning Outcomes, Student Response, Social Science (IPS)
2
A. Pendahuluan
selama proses belajar, antara lain
Pendidikan kebutuhan
merupakan
bagi
sebagai
mahluk
individu
agar
suatu
manusia, sosial dapat
terdiri atas murid, guru, materi
baik
pelajaran
dan
berbagai
sumber
maupun
belajar dan fasilitas, seperti, radio,
bertahan
televisi,
komputer,
perpustakaan,
ditengah–tengah perkembangan dan
laboratorium, dan sumber belajar
kemajuan Ilmu pengetahuan dan
yang berbentuk audio video (Arsyad,
teknologi. Pendidikan merupakan
2009 : 1).
usaha
manusia
untuk
membina
Menurut
Djamarah,
kepribadian sesuai dengan nilai-nilai
(2005:43-48),
di dalam masyarakat atau sebagai
aktivitas
upaya untuk mengembangkan dan
sebagai korektor,
meningkatkan
informator, organisator, motivator,
pengetahuan,
peran
guru
dalam
pembelajaran
adalah inspirator,
kecakapan, nilai, sikap dan pola
inisiator,
tingkah laku yang berguna bagi
demonstrator,
hidup.
bangsa
mediator, supervisor, dan evaluator.
ditandai dan diukur dari kemajuan
Guru dituntut untuk memainkan
pendidikannya. Oleh karena itu
berbagai
pendidikan
mencapai keberhasilan dalam proses
Kemajuan
strategis
suatu
merupakan untuk
sarana
meningkatkan
Guru
juga
guna
harus
berbagai dan
mengasah
dan
pengetahuannya agar dapat menjadi
dilengkapi
guru yang diidolakan dan ideal bagi
metode, model pembelajaran dan
anak didiknya. Kehadiran guru yang
media pembelajaran. Belajar adalah
ideal sangatlah dibutuhkan dalam
suatu proses yang kompleks yang
mensukseskan
terjadi
mengajar (PBM), khususnya pada
pembelajaran
pada
belajar
keterampilannya
kelas,
tersebut
mengembangkan
Pendidikan dikenal dengan proses
pembimbing,
pengelola
peran
pembelajaran.
kualitas suatu bangsa.
adanya
fasilitator,
yang
diri
setiap
orang
mata
itu terjadi karena adanya interaksi
mendapat perhatian siswa,
antara
satunya adalah pada mata pelajaran
dengan
lingkungannya. Interaksi yang terjadi
IPS.
3
yang
belajar
sepanjang hidupnya. Proses belajar
seseorang
pelajaran
proses
kurang salah
IPS
pada
mengkaji
jenjang
seperangkat
SMK
Meskipun
peristiwa,
pembaharuan
kurikulum telah dilakukan untuk
fakta, konsep, dan generalisasi yang
meningkatkan
berkaitan dengan isu sosial. Pada
IPS, namun pembelajaran IPS masih
kelas X, mata pelajaran IPS hanya
memiliki beberapa hambatan yang
memuat kajian dasar-dasar sosiologi
menjadikan pembelajaran IPS tidak
dan sejarah. Melalui mata pelajaran
berhasil
IPS, peserta didik diarahkan untuk
membosankan. Adapun penyebabnya
dapat
yaitu, sebagian besar guru IPS belum
menjadi
Indonesia
warga
yang
bertanggung
negara
demokratis,
jawab,
serta
dan
bahkan
terampil
warga
penguasaan
materi
cenderung
menggunakan
pembelajaran
model
yang
dapat
dunia yang cinta damai. Dimasa
merangsang motivasi belajar siswa,
yang akan datang peserta didik akan
ketersediaan alat dan bahan belajar di
menghadapi
sebagian
tantangan
bersyarat
besar
sekolah
ikut
karena kehidupan masyarakat global
mempengaruhi proses belajar IPS,
selalu mengalami perubahan setiap
proses belajar mengajar IPS masih
saat.
dilakukan
Karena
itu
pelajaran
IPS
dalam
bentuk
dirancang untuk mengembangkan
pembelajaran konvensional, sehingga
pengetahuan,
dan
peserta didik hanya memperoleh
kemampuan analisis terhadap kondisi
hasil faktual saja dan tidak mendapat
sosial masyarakat dalam memasuki
hasil
kehidupan masyarakat yang dinamis.
implementasi
Dan salah satu tujuan mata pelajaran
pelaksanaan kurikulum ini guru yang
IPS
Tingkat
mendapat sosialisasi dalam bentuk
Satuan Pendidikan ( KTSP ) adalah
penataran atau diklat sangat terbatas
agar
memiliki
sekali, sehingga faktor ini juga
kemampuan dasar untuk berfikir
menyebabkan mereka masih belum
logis, kritis, rasa ingin tahu, inkuiri,
memahami hakekat kurikulum baru
memecahkan
sebagaimana
dalam
peserta
keterampilan
pemahaman,
Kurikulum
didik
masalah dalam
dan
kehidupan
proses,
dan atau
mestinya
dalam
hal
proses
(Oktaseiji,
2011).
sosial.
Hal yang sama juga terjadi di SMK PGRI 1 Singaraja khususnya
4
kelas X Akuntansi. Berdasarkan
sebagai pendengar dan penerima apa
observasi yang dilakukan, dipilihnya
yang diberikan oleh guru. Ketika
kelas
guru menjelaskan pelajaran di depan,
X
Akuntansi
karena
pembelajaran IPS masih rendah. Hal
siswa
tersebut tercermin dari hasil analisis
sendiri seperti mengobrol dengan
ulangan akhir semester ganjil masih
teman
belum mencapai Kriteria Ketuntasan
mengganggu
Minimal (KKM) yang ditetapkan
dan tidak memperhatikan apa yang
oleh pihak sekolah yaitu 70 untuk
telah disampaikan guru di depan
mata pelajaran IPS (sumber: SMK
kelas. Siswa yang kurang fokus dan
PGRI 1 Singaraja). Pembelajaran
tidak memperhatikan pembelajaran
IPS di kelas X Akuntansi
yang
yang
sibuk
dengan
sebangku,
menggambar,
temannya,
berlangsung
urusannya
bercanda
menyebabkan
masih rendah juga dinyatakan oleh
pembelajaran tersebut hanya satu
guru mata pelajaran IPS dari hasil
arah, maka pelajaran IPS sangat
observasi
yang
kurang diminati oleh siswa karena
dilakukan peneliti pada tanggal 25
pelajaran IPS merupakan pelajaran
November 2013 dengan Bapak Drs.
yang dianggap membosankan dan
Ketut Mangku sebagai guru pengajar
sifatnya hanya mengulang hal yang
IPS, beliau mengatakan “hasil belajar
sudah lewat. Siswa yang kurang
yang
fokus
dan
wawancara
diperoleh
Akuntansi
siswa
yang
kelas
masih
X
rendah
dan
pelajaran
tidak
memperhatikan
dikarenakan
sarana
dibuktikan dengan analisis nilai yang
pembelajaran seperti Lembar Kerja
dicapai siswa kelas X Akuntansi
Siswa
mencapai
mendukung
rata-rata
64,52
dan
ketuntasan klasikal mencapai 40%. Rendahnya
hasil
(LKS)
dan
proses
modul
yang
pembelajaran
masih kurang. Hal itu berdasarkan
belajar
dari hasil wawancara yang dilakukan
siswa disebabkan oleh beberapa
pada tanggal 12 Desember 2013
faktor, yaitu proses pembelajaran
dengan Drs. I Ketut Mangku sebagai
yang kurang menarik hal tersebut
guru pengampu mata pelajaran IPS.
terlihat pada saat terjadi proses
Dengan adanya permasalahan
belajar mengajar, guru lebih dominan
seperti yang telah diungkapkan di
aktif daripada siswa. Siswa hanya
atas, maka perlu dicari pemecahan
5
dari permasalahan tersebut. Dengan
dalam pembelajaran ini semua siswa
menerapkan
dituntut
model
pembelajaran
untuk
membuat
aktif, kreatif yang menyenangkan
menjawab
bagi siswa akan menyebabkan siswa
demikian semangat dan minat siswa
menjadi
dan
untuk belajar khususnya pada mata
siswa
pelajaran IPS akan datang secara
dalam proses pembelajaran Model
sendiri dari diri siswa sehingga
pembelajaran
tujuan pembekajaran IPS akan sesuai
bersemangat
membangkitkan
motivasi
ialah
pola
yang
digunakan sebagai pedoman dalam
Adapun
maupun tutorial (Suprijono, 2010: Berdasarkan
hasil
peneliti dengan guru IPS
Dengan
dengan yang diharapkan.
merencanakan pembelajaran di kelas
46).
pertanyaan.
dan
rumusan
masalah
yang diangkat yaitu :
diskusi
1. Apakah terdapat peningkatan
yang
motivasi belajar siswa dalam
mengajar di kelas X Akuntasi pada
mata
pelajaran
Ilmu
12
Pengetahuan Sosial
setelah
Desember
2013,
model
pembelajaran yang dapat diterapkan
penerapan metode snowball
untuk mengatasi masalah tersebut
throwing pada siswa kelas X
adalah salah satu dengan model
Akuntansi
pembelajaran Snowball Throwing.
Singaraja?
Model pembelajaran ini menerapkan
SMK
PGRI
1
2. Apakah terdapat peningkatan
cara belajar yang menyenangkan,
hasil
efektif, dan juga tidak membosankan
pelajaran Ilmu Pengetahuan
melalui suatu permainan yaitu bola
Sosial
salju. Bola salju yang dimaksud
metode snowball throwing
adalah kertas yang berisi pertanyaan
pada
yang
Akuntansi
dibuat
oleh
siswa
yang
belajar
dalam
setelah
siswa
kemudian dilempar-lempar kepasa
Singaraja?
siswa lainnya untuk dijawab. Dengan
3. Bagaimana
penerapan
kelas
X
PGRI
respons
1
siswa
diterapkannya model pembelajaran
kelas
Snowball Throwing secara tidak
PGRI 1 Singaraja terhadap
langsung siswa akan berpartisipasi
penerapan metode snowball
aktif dalam pembelajaran karena
throwing?
6
X
SMK
mata
Akuntansi SMK
B. METODE PENELITIAN Jenis
penelitian
C. HASIL PENELITIAN DAN ini
PEMBAHASAN
merupakan penelitian tindakan kelas
Hasil Penelitian Tindakan Kelas
(Classroom action research). Tujuan
1. Pelaksanaan dan Pemaparan
dari penelitian ini adalah untuk memperbaiki
Hasil Penelitian Siklus I
pembelajaran,
khususnya meningkatkan motivasi
Angket motivasi pada siklus I
dan hasil belajar siswa. PTK adalah
disebarkan pada tanggal 3 Februari
“penelitian yang bersifat aplikasi
2014 sebanyak 25 angket motivasi.
(terapan),
dan
Pada siklus I rata-rata yang diperoleh
hasilnya untuk memperbaiki dan
oleh siswa adalah 63,64. Pada saat
menyempurnakan
proses
batasan,
segera,
program
yang
pembelajaran
yang
telah
sedang berjalan”(Agung,2010). (1)
dilaksanakan situasi kelas masih
Seting dalam penelitian ini meliputi:
ribut yang dirasakan peneliti ketika
tempat penelitian, waktu penelitian
menjelaskan
dan siklus PTK. (2) Subjek dalam
beberapa siswa yang asik sendiri
penelitian ini adalah siswa kelas X
ngobrol dengan temannya, siswa
Akuntansi SMK PGRI 1 Singaraja
kurang memperhatikan dan belum
yang terdiri dari 25 orang siswa. (4)
ada siswa yang bertanya pada saat
Sumber data dalam penelitian ini
proses
terdiri dari beberapa sumber yakni
melakukan
data obserbasi, data dokumen, dan
snowball throwing cenderung ribut,
data
Tehnik
karena siswa bercanda pada saat
pengumpulan data yang digunakan
kegiatan (game) menukar pertanyaan
dalam penelitian ini dengan metode
dengan
observasi, metode tes, kuisioner dan
situasi ini dilakukan pembenahan
wawancara.
berupa pemberian arahan kepada
wawancara.
(5)
materi,
pembelajaran. pembelajaran
kelompok
lain.
tampak
Ketika dengan
Melihat
masing-masing kelompok agar tidak bercanda
dalam
kegiatan
pembelajaran khususnya pada saat penukaran
pertanyaan
kelompok lain.
7
dengan
Jumlah nilai yang diperoleh
Hasil belajar yang diperoleh
dari 25 orang siswa yang mengikuti
siswa pada siklus II adalah 2231
tes adalah 1782 dengan perolehan
dengan rata-rata siswa 89,24, dan
rata-rata siswa 71,28, sedangkan
rata-rata persentase yang diperoleh
rata-rata persentase yang diperoleh
adalah 89,24%, 25 siswa sudah
adalah 71,28%, jumlah siswa yang
mencapai KKM yang ditentukan dari
belum mencapai KKM sebanyak 13
sekolah.
Dengan
orang dan 12 orang siswa sudah
ketuntasan
belajar
mencapai kriteria ketuntasan belajar
diperoleh pada siklus II adalah
(KKM)
100%.
yang
sekolah.
ditentukan
Dengan
oleh
demikian
Respons
penerapan
demikian siswa
siswa
model
yang
terhadap
pembelajaran
ketuntasan belajar yang dapat dicapai
kooperatif snowball throwing kelas
siswa adalah 48%. Respons siswa
X SMK PGRI 1 Singaraja adalah
terhadap
38,68.
penerapan
model
pembelajaran kooperatif Snowball
Pembahasan
Throwing mencapai rata-rata 35,48
1. Motivasi dan Hasil Belajar
2. Pelaksanaan dan Pemaparan
Siswa Mata Pelajaran IPS
Hasil Penelitian Siklus II Hasil
penyebaran
Melalui
angket
Penerapan
Pembelajaran
motivasi pada siklus II terdapat
Model
Kooperatif
Snowball Throwing
peningkatan dari rata-rata yaitu 63,64
Motivasi belajar siswa dari
meningkat menjadi rata-rata 71,44. diberikan
siklus I ke siklus II dapat dilihat
kekurangan
adanya peningkatan motivasi belajar
yang terdapat pada siklus I seperti
siswa dari siklus I ke siklus II. Pada
penguasaan siswa yang tidak lagi
siklus I jumlah motivasi siswa
ribut
mencapai
Hal
ini
penekanan
dikarenakan terhadap
ketika
menerima
materi,
1591
dengan rata-rata
penerapan metode sesuai dengan
63,64 dan pada siklus II jumlah
rancangan
motivasi
yang
sudah
dibuat,
siswa
mencapai
1786
sehingga hasil yang diperoleh pada
dengan rata-rata 71,44.
siklus II sesuai dengan apa yang
peningkatan motivasi siswa dari
diinginkan.
8
Terdapat
siklus I ke siklus II yaitu 195
peningkatan respons siswa terhadap
mencapai rata-rata 7,8.
penerapan
model
pembelajaran
kooperatif snowball throwing pada
Hasil belajar siswa dari siklus I
siklus
ke siklus II dapat dilihat peningkatan
II
yaitu
969
dengan
pencapaian rata-rata 38,68. Jumlah
hasil belajar siswa yang dicapai
peningkatan yang terjadi dari siklus I
siswa.. Peningkatan hasil belajar
ke siklus II adalah sebesar 82 dengan
siswa terjadi dari siklus I ke siklus II,
pencapaian rata-rata sebesar 3,28.
hasil belajar yang dicapai siswa pada siklus I adalah 1782 dengan rata-rata
Berdasarkan hasil penelitian
yang diperoleh adalah 71,28 dan
dan pembahasan, maka hipotesis
pada siklus II hasil belajar yang
tindakan yang telah diperkirakan
dicapai siswa adalah 2231 dengan
sebelumnya dapat dijawab sebagai
perolehan rata-rata 89,24. Terjadinya
berikut.
peningkatan dari siklus I ke siklus II
1. Model
adalah 449 dengan perolehan rata-
kooperatif snowball throwing
rata peningkatan 17,96. Peningkatan
dapat berjalan dengan efektif
hasil belajar siswa terjadi pada setiap
dan efisien sehingga motivasi
siswa di kelas X Akuntansi SMK
belajar
PGRI 1 Singaraja. 2. Respons
Terhadap
Penerapan
2. Model
Model
penerapan
model
dan efisien sehingga hasil
terhadap
belajar
pembelajaran
siswa
pada
mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial meningkat tinggi.
dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I
D. SIMPULAN DAN SARAN
respons siswa terhadap penerapan pembelajaran
pembelajaran
dapat berjalan dengan efektif
kooperatif snowball throwing terjadi
model
mata
kooperatif snowball throwing
Kooperatif
Snowball Throwing. siswa
pada
Sosial meningkat tinggi.
Mata Pelajaran IPS Melalui
Respons
siswa
pelajaran Ilmu Pengetahuan
Siswa
Pembelajaran
pembelajaran
Simpulan
kooperatif
snowball throwing yaitu 887 dengan
Penerapan model pembelajaran
pencapaian rata-rata 35,48. Terjadi
kooperatif snowball throwing dapat 9
meningkatkan motivasi belajar siswa
dengan Pedoman PAP Skala Lima
kelas X Akuntansi SMK PGRI 1
berada pada rentangan 0-54 yaitu
Singaraja pada mata pelajaran IPS.
kategori “Sangat rendah”. Jumlah
Ini dapat dilihat dari hasil siklus I
nilai yang diperoleh siswa dari 25
jumlah motivasi siswa mencapai
siswa yang mengikuti tes pada siklus
1591 dengan rata-rata 63,64. Jika
II adalah 2231 dengan rata-rata siswa
dilihat
dari kriteria penggolongan
89,24, dan rata-rata persentase yang
tingkat
motivasi
siswa,
diperoleh adalah 89,24%, Dengan
berada diantara 52,5 X 67,5
demikian ketuntasan belajar siswa
dengan kategori ”tinggi”. Pada siklus
yang diperoleh pada siklus II adalah
II jumlah motivasi siswa mencapai
100%. Jika dibandingkan dengan
1786 dengan rata-rata 71,44. Jika
pedoman PAP Skala Lima berada
dilihat
dari kriteria penggolongan
pada rentangan 90-100 yaitu dengan
tingkat
motivasi
kategori
belajar
belajar
siswa,
“sangat
tinggi”.
berada diantara 67,5 X dengan
Peningkatan nilai hasil belajar siswa
kategori motivasi belajar siswa ”
dari siklus I ke siklus II adalah 449, peningkatan
sangat tinggi”. Peningkatan motivasi
peningkatan
dari siklus I ke siklus II adalah 195 dengan
rata-rata
terhadap
persen
siklua II. Pada siklus I respons siswa
kelas X Akuntansi SMK PGRI 1
terhadap
Singaraja pada mata pelajaran IPS.
throwing
jumlah semua nilai yang didapat dari
model
yaitu
887
dengan
pencapaian rata-rata 35,48. Terjadi
25 siswa adalah 1782, rata-rata yang
peningkatan respons siswa terhadap
dicapai siswa adalah 71,28 dan
penerapan
persentasenya adalah 71,28% dengan
Jika
penerapan
pembelajaran kooperatif snowball
Ini dapat dilihat dari hasil siklus I
yang
model
throwing terjadi dari siklus I ke
meningkatkan hasil belajar siswa
belajar
penerapan
pembelajaran kooperatif snowball
kooperatif snowball throwing dapat
48%.
rata-rata
dan
Peningkatan respons siswa
Penerapan model pembelajaran
adalah
17,96
mencapai 17,96%.
peningkatan
mencapai 7,8.
ketuntasan
rata-rata
model
pembelajaran
kooperatif snowball throwing pada
dicapai
siklus
dibandingkan
10
II
yaitu
969
dengan
pencapaian rata-rata 38,68. Jumlah
mencermati
peningkatan yang terjadi dari siklus I
kekurangan
ke siklus II adalah sebesar 82 dengan
sehingga
pencapaian rata-rata sebesar 3,28.
menyempurnakan
Dengan
adanya
peningkatan
kelebihan yang
dan
ditemukan
akan
lebih hasil
penelitian berikutnya.
motivasi belajar dan hasil belajar
2. Kepada
guru
IPS
pada
siswa kelas X Akuntansi SMK PGRI
umumnya,
1 Singaraja, maka penerapan model
mengembangkan metode, model
pembelajaran kooperatif snowball
maupun strategi pembelajaran
throwing pada mata pelajaran IPS
baru yang dapat membuat siswa
semester
merasa senang dalam proses
genap
tahun
ajaran
2013/2014 dikatakan berhasil.
agar
pembelajaran
dapat
atau
dalam
Saran
mempelajari
Berdasarkan hasil penelitian di
berdampak pada hasil belajar
lapangan,
maka
peneliti
dapat
dengan
menambah
ini
khasanah
snowball
bisa
oleh
pembaca
upaya
menambah
dalam
3. Bagi
dengan
bidang
acuan
meningkatkan
sekolah, sarana
untuk dan
pembelajaran seperti penyediaan
model
sumber belajar yaitu buku ajar yang dapat meningkatkan hasil
yang lain, hasil penelitian ini dijadikan
dapat
prasarana yang dapat menunjang
pembelajaran kooperatif ataupun
bisa
upaya
menyediakan
model
pembelajaran yang sejenis baik dalam
throwing
motivasi dan hasil belajar siswa.
ingin melaksanakan penelitian
menerapkan
kooperatif
alternatif metode pembelajaran
wawasan.
kelas
Model
digunakan sebagai salah satu
dalam
Bagi peneliti dan guru yang
tindakan
throwing.
snowball
model
kooperatif
pembelajaran
ilmu
pengetahuan yang bisa dipakai acuan
menggunakan
pembelajaran
1. Secara teoretis, peneliti berharap penelitian
sehingga
yang memuaskan salah satunya
menyampaikan saran sebagai berikut
hasil
IPS
belajar.
dalam
11
IPS di Indonesia”. Tersedia pada http://oktaseiji.wordpress.c om/2011/04/24/upayapembaharuan-pendidikanips-di-indonesia (diakses tanggal 16 Januari 2012).
Daftar Pustaka Agung, 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan Suatu Pengantar. Singaraja: UNDIKSHA. Arsyad,
Azhar. 2009. Media Pembelajaran. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada.
Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Belajar
Djamarah. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Oktaseiji. 2011. Pembaharuan
“Upaya Pendidikan
12