1
PENERAPAN INTEGRASI METODE PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MAHASISWAPADA MATA KULIAH TEORI EKONOMI MIKRO
Anna Marganingsih, Nuraini Asriati, Bambang Genjik S. Program Pasca Sarjana Pendidikan Ekonomi, FKIP Universitas Tanjungpura Pontianak Email:
[email protected]
Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan Penerapan Integrasi
Metode Hypnoteaching dan Multiple Intelligence untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa pada Mata Kuliah Teori Ekonomi Mikro di Prodi. Pendidikan Ekonomi STKIP Persada Khatulistiwa Sintang.Teknik dan alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi, soal tes, pedoman wawancara dan dokumentasi. Metode penelitian yang digunakan adalah quasy experiment dengan desain nonequvalent control group design. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Penerapan Integrasi Metode Hypnoteaching dan Multiple Mata Kuliah Teori Ekonomi Mikro di Prodi. Pendidikan Ekonomi STKIP Persada Khatulistiwa Sintang Sangat Baik. (2) Hasil Belajar Mahasiswa pada Mata Kuliah Teori Ekonomi Mikro di Prodi. Pendidikan Ekonomi STKIP Persada Khatulistiwa Sintang setelah Penerapan Integrasi Metode Hypnoteaching dan Multiple Intelligences meningkat 0,49 dalam kategori peningkatan Sedang, (3) Terdapat perbedaan signifikan Hasil Belajar Mahasiswa pada Mata Kuliah Teori Ekonomi Mikro di Prodi. Kata Kunci: Metode Pembelajaran , Hasil Belajar Abstract: The purpose of this study is to describe the method Hypnoteaching Application Integration and Multiple Intelligence to Improve Student Learning Outcomes in Subjects Theory of Microeconomics at Prodi. Economic Education STKIP Persada Equator Sintang.Teknik and data collection tools used in this study is the observation sheet, test questions, interview guides and documentation. The method used is quasy experiment with design nonequvalent control group design. The results showed that (1) Application Integration Hypnoteaching Method and Theory of Multiple Subjects Microeconomics at Prodi. Economic Education STKIP Persada Equator Sintang Very Good. (2) Student Learning Outcomes in Subjects Theory of Microeconomics at Prodi. Economic Education STKIP Persada Equator Sintang after Hypnoteaching Methods Application Integration and Multiple Intelligences increase of 0.49 in the category of Medium improvement, (3) There is a significant difference in the Student Learning Outcomes Microeconomics Theory Course at Prodi. Keywords : Method of Learning , Learning Outcomes
2
P
endidikan merupakan bagian penting dari kehidupan yang sekaligus membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya. Hewan juga belajar, tetapi lebih ditentukan oleh instinknya, sedangkan manusia belajar merupakan rangkaian kegiatan menuju pendewasaan guna menuju kehidupan yang lebih berarti. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut pembaharuan di bidang pendidikan. Pembaharuan pendidikan dilakukan disemua jenjang pendidikan termasuk jenjang pendidikan tinggi. Pembaharuan pada jenjang pendidikan tinggi ini bertujuan untuk mengoptimalkan hasil belajar mahasiswa. Salah satu bentuk pembaharuan pembelajaran adalah dengan menerapkan metodemetode yang menarik dan bermakna bagi mahasiswa. Melalui penerapan metode yang baru tersebut diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar mahasiswa. Peningkatan hasil belajar dapat tercapai melalui upaya pendidik untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya. Hal tersebut dapat dikembangkan dengan melakukan inovasi-inovasi pembelajaran. Hajar (2011: 77) menerangkan bahwa peran pendidik sangat penting dalam membina watak anak melalui pendidikan. Pendidik harus menyadari bahwa semua tindakan yang dilakukannya di kelas akan berimbas pada perilaku anak di lapangan. Oleh karena itu pendidik harus melakukan tindakan cerdas dalam mengontrol dan mempengaruhi perilaku mahasiswa. Hajar (2011: 78) menyatakan bahwa kebanyakan pendidik kurang berinteraksi dengan peserta didiknya. Hal itu mengakibatkan konsentrasi mereka terhadap materi yang disampaikan kurang maksmal. Suasana kelas yang menyenangkan merupakan tolok ukur efektivitas dalam proses belajar mengajar. Pendidik yang mengajar dengan penuh semangat dan antuisas akan memberikan pengaruh positif kepada mahasiswanya. Pendidik juga perlu memperhatikan emosi dan psikologis mahasiswanya agar suasana belajar menjadi menyenangkan. Pada dasarnya, pendidik yang berkualitas akan meningkatkan prestasi mahasiswanya. Sebaliknya, pendidik yang tidak peduli akan menciptakan momok atau ketakutan dalam kegiatan belajar sehingga membuat mahasiswa tidak menyukai materi tertentu. Menurut Hajar (2011: 78), kebanyakan pendidik kurang berinteraksi dengan mahasiswanya. Hal itu mengakibatkan konsentrasi mereka terhadap materi pelajaran tidak maksimal. Pendapat tersebut sejalan dengan penelitian yang pernah dilakukan Ismuzaroh (2013: 1) bahwa ketika proses pembelajaran berlangsung dapat menimbulkan masalah bagi pendidik maupun peserta didik. Masalah tersebut diantaranya pada umumnya proses pembelajaran di kelas masih menggunakan model balajar konvensional dimana peserta didik berperan sebagai objek, mahasiswa menjadi bosan dan jenuh karena tidak terjadi interaksi yang harmonis antara pendidik dan peserta didik. Selain itu tidak semua peserta didik memiliki minat dalam belajar, sering terjadi perhatian belajar mahasiswa kurang apabila telah lelah setelah mereka melakukan kegiatan sebelumnya dan beberapa mahasiswa menganggap materi yang berhubungan dengan hitung-hitungan itu sulit. Hampir 60% mahasiswa menyatakan “saya tidak bisa, hitung-hitungan itu sulit, saya tidak bisa”. Untuk mengatasi masalah di atas perlu dilakukan pendekatan alternatif dalam kegiatan belajar mengajar, salah satunya adalah dengan menggunakan
3
hypnoteaching. Hypnoteaching adalah metode pembelajaran yang menyajikan materi pelajaran dengan menggunakan bahasa-bahasa bawah sadar karena alam bawah sadar lebih besar dominasinya terhadap cara kerja otak. Hypnoteaching merupakan gabungan dari lima metode belajar mengajar, seperti quantum learning, accelerate learning, power teaching, Neuro-Linguistic Programming (NLP) dan hypnosis (Lucy, 2012: 3). Metode hypnoteaching juga dapat didefinisikan sebagai metode yang dalam menyampaikan materi, pendidik menggunakan bahasa-bahasa bawah sadar yang bisa menumbuhkan ketertarikan tersendiri kepada mahasiswa. Metode tersebut makin mengefektifkan pembelajaran karena mahasiswa sebelum menerima pembelajaran diajak untuk berada pada kondisi otak tenang, suasana kelas menyenangkan dan kondisi fisik relaks. Suasana kelas yang menyenangkan, kondisi otak dan panca indra yang relaks membuat mahasiswa memahami materi dengan maksimal. Hal tersebut merupakan tolok ukur efektifitas dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah maupun perguruan tinggi. Kompetensi dan komunikasi pendidik adalah salah satu penentu terciptanya pengajaran yang efektif di kelas. Oleh karena itu pendidik yang berkualitas harus menguasai materi dan memahami metode komunikasi yang baik dengan mahasiswa. Hypnoteaching (Prajoko, 2010: 2) pada dasarnya merupakan cara mengajar yang unik, kretif, dan juga imajinatif, yaitu sebelum pembelajaran berlangsung mahasiswa dikondisikan untuk siap belajar. Emosional dan psikologis mahasiswa tidak luput diperhatikan. Suasana belajar dibuat semenarik mungkin, dan yang tidak kalah penting, pendidik harus bisa menjaga stabiltas emosi dan psikologisnya. Pembelajaran ini melibatkan seluruh tubuh serta pikiran dengan segala emosi, indra dan saraf mahasiswa. Dalam hypnoteaching, seorang pendidik dianggap sebagai motivator, fasilitator, dan konselor oleh mahasiswanya. Hal tersebut dapat melahirkan suasana kegiatan belajar mengajar yang lebih baik dan kondusif yang selama ini tidak didapatkan dari metode-pembelajaran lain, seperti pada metode konvensional. Selain suasana yang menyenangkan, kondisi otak relaks dan dan panca indra yang siap, proses belajar mengajar juga tidak bisa dilaksanakan massal untuk semua mahasiswa. Rianto (2010:2) mengemukakan bahwa mayoritas pendidik baik guru maupun dosen percaya bahwa setiap perseta didik memiliki potensi dan perbedaan-perbedaan tersendiri. Mahasiswa belajar dengan cara yang berbedabeda dan ini dibuktikan dengan pengalaman-pengalaman di kelas. Lucy (2012:3) menambahkan bahwa belajar tidak hanya menggunakan otak (sadar, rasional, menggunakan otak kiri dan verbal), tetapi melibatkan seluruh tubuh serta pikiran dengan segala emosi, indra dan syarafnya. Metode hypnoteaching di atas dirasa akan lebih efektif bila diintegrasikan dengan Metode Multiple Intelligence. Pada pembelajaran menggunakan Metode Multiple Intelligence, mahasiswa tidak dapat diperlakukan sama karena mahasiswa berbeda tingkat kecakapan, kecerdasan, bakat, minat dan kreativitasnya (Multiple Intelligences). Multiple Intelligence artinya bermacam-macam kecerdasan. Setiap orang memilki bermacam-macam kecerdasan, tetapi dengan kadar pengembangan yang berbeda. Gardner (Uno, 2009:11) mengemukakan bahwa kecerdasan seseorang meliputi unsur-unsur kecerdasan matematika logis, kecerdasan bahasa, kecerdasan musikal, kecerdasan
4
visual, kecerdasan kenestetis, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal dan kecerdasan naturalis. Multiple Intelligence adalah validasi tertinggi gagasan bahwa perbedaan individu adalah penting. Pemakaiannya dalam pendidikan sangat tergantung pada pengenalan, pengakuan dan penghargaan terhadap setiap atau berbagai cara mahasiswa belajar, di samping pengenalan, pengakuan dan penghargaan terhadap setiap minat dan bakat masing-masing pembelajar (Yasmine, 2012:11-12). Semakin seorang pendidik mampu mengenali, mengakui dan menghargai perbedaan cara mahasiswa belajar, minat dan bakat masing-masing mahasiswa, makin efektiflah pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik dan berdampak pada pencapaian hasil belajar yang maksimal. Penerapan metode Multiple Intelligence dapat mengembangkan kecerdasan mahasiswa dan dapat menggali potensi yang ada pada dirinya serta mampu meningkatkan aktivitas dan kreativitas mahasiswa dalam bentuk interaksi baik antara mahasiswa dengan pendidik maupun antara mahasiswa dengan mahasiswa yang lainnya. Metode Multiple Intelligence adalah suatu metode yang menitikberatkan pembelajaran yang mengembangkan kecerdasan yang dimiliki oleh anak. Maka dari itu, baik untuk dipertimbangkan Penerapan Metode Multiple Intelligence yang sengaja dirancang dan dikembangkan oleh para ahli untuk mengakomodir tujuan pembelajaran dan membantu pendidik dalam mengeksplor Multiple Intelligence masing-masing mahasiswa. Penerapan integrasi Metode Hypnoteaching dan Multiple Intelligence yang memiliki berbagai keunggulan sebagai metode dalam pembelajaran Ekonomi pada mata kuliah Teori Ekonomi Mikro diharapkan mampu menciptakan pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan hasil belajar mahasiswa. Selain itu, integrasi metode tersebut diharapkan mampu mengakomodir terciptanya suasana kelas yang kondusif, memungkinkan interaksi yang komunikatif dan merangsang imajinatif mahasiswa. Beberapa penelitian terdahulu seperti (1) S. Ismuzaroh dalam penelitiannya yang berjudul “Penerapan Hypnoteaching melalui Neuro Linguistic Programming dalam Pembelajaran Kimia di SMAN 1 Batang”, (2) Syifa Nursyamsiah, Lucky Hermawan Y. A., dan Azis Mahfuddin dalam penelitian yang berjudul “Efektifitas Model Pembelajaran Hypnoteaching dalam Pembelajaran Deklanasi Adjektifa”, dan (3) Fibriani Endah W. Dalam thesisnya yang berjudul “The Implementation Of Multiple Intelligences On The Process Of Teaching And Learning English (A Case Study on Fourth Grade Students of SD Kristen 3 Klaten in the Academic Year of 2012/2013, telah membuktikan bahwa untuk dapat mencapai hasil belajar secara mantap dan tinggi dalam proses pembelajaran dapat dilakukan dengan menerapkan metode Hypnoteaching dan Multiple Intelligences. Fenomena yang terjadi dan melatarbelakangi penelitian ini adalah pencapaian hasil belajar mahasiswa Prodi. Pendidikan Ekonomi pada Mata Kuliah Teori Ekonomi Mikro yang belum maksimal. Tabel 1.1 berikut memberikan gambaran pencapaian hasil belajar mahasiswa dalam Ujian Tengah Semester pada mata kuliah Teori Ekonomi Mikro:
5
Tabel 1 Nilai Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Teori Ekonomi Mikro Tahun Akademik 2014/2015 Kelas A9 B9
Jumlah Mahasiswa 26 26
Nilai Rata-rata 69 67
Sumber: Data Nilai Bagian Administrasi Akademik Tahun 2014 Berdasarkan tabel 1 di atas dapat dilihat bahwa rata-rata hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah Teori Ekonomi Mikro dari kedua kelas adalah 68. Hasil ini masih belum memenuhi target yang diharapkan yaitu mencapai kriteria ketuntasan minimal yaitu 75. Berdasarkan hasil pra observasi diperoleh informasi bahwa penyebab ketidaktercapaian target hasil belajar ini adalah pembelajaran yang dilaksanakan selama ini masih menggunakan metode konvensional dan bersifat massal, artinya dosen memberikan perlakuan dan layanan pendidikan yang sama kepada semua mahasiswa, interaksi yang terjalin antara dosen dan mahasiswa atau antara mahasiswa dengan mahasiswa pun belum interaktif, peran dosen sebagai pendidik belum optimal dalam menggunakan metode pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran tidak terakomodir dengan sempurna dan kondisi kelas yang kurang kondusif yang menyebabkan mahasiswa kurang bersemangat untuk belajar. Pembelajaran pun selalu dilakukan tanpa melihat kondisi dan kesiapan otak mahasiswa. Kondisi otak yang tidak relaks menyebabkan penyerapan informasi kurang maksimal dan hanya pada ingatan jangka pendek. Kondisi tersebut menarik perhatian peneliti untuk mencoba melakukan inovasi pembelajaran dengan mengujicobakan suatu metode baru yang sebelumnya belum pernah diterapkan di STKIP Persada Khatulistiwa yaitu integrasi Metode hypnoteaching dan multiple intelligences pada mata kuliah Teori Ekonomi Mikro. Mata Kuliah Teori Ekonomi Mikro merupakan mata kuliah wajib pada kurikulum Prodi. Pendidikan Ekonomi di STKIP Persada Khatulistiwa Sintang. Mata kuliah ini bertujuan memberikan pengenalan tentang konsepkonsep dasar ilmu ekonomi. Materi-materi yang diberikan pada mata kuliah ini mencakup: mekanisme pasar, perilaku konsumen, perilaku produsen dan bentukbentuk pasar. Banyak metode-metode yang ditawarkan pada dunia pendidikan dalam rangka inovasi-inovasi pembelajaran guna meningkatkan hasil belajar mahasiswa. Metode-metode tersebut diantaranya Contextual Teaching and Learning, Cooperative Learning, Inquiry, Quantum Learning, PAIKEM dan masih banyak lagi. Namun, diantara semua metode yang disebutkan, metode yang dirasa peneliti paling cocok untuk meningkatkan hasil belajar mahasiswa pada Mata Kuliah Teori Ekonomi Mikro adalah metode Hypnoteaching dan Multiple Intelligences. Berdasarkan pendapat para ahli, fenomena yang terjadi dan penelitian-penelitian terdahulu di atas, peneliti beranggapan bahwa penlitian tentang penerapan metode Hypnoteaching dan Multiple Intelligences dalam pembelajaran dapat dikembangkan dan dilakukan terus menerus. Oleh karena itu, peneliti tertarik
6
untuk melakukan penelitian yang berjudul Integrasi Metode Hypnoteaching dan Multiple Intelligence untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa pada Mata Kuliah Teori Ekonomi Mikro di STKIP Persada Khatulistiwa Sintang. METODE Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Metode penelitian deskriptif (descriptive research) adalah penelitian untuk membuat pencandraan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Bentuk penelitian ini adalah Eksperimen Semu (Quasy-Experiment). Penelitian eksperimen semu (Quasy experimental research) merupakan pengembangan dari True Experiment, yang sulit dilaksanakan. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabelvariabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen (Sugiyono, 2011: 75). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa yang mengambil Mata Kuliah Teori Ekonomi Mikro pada semester ganjil tahun akademik 2014/2015 di STKIP Persada Khatulistiwa Sintang. Populasi tersbut terdiri dari 2 kelas yaitu kelas A9 dan B9 yang berjumlah 52 mahasiswa. Penelitian ini tidak menggunakan sampel dikarenakan seluruh anggota populasi diteliti. Maksud dari pernyataan tersebut adalah peneliti menggunakan seluruh mahasiswa dalam populasi yang terdiri dari dua kelas sebagai objek/subyek penelitian, dimana kelas B9 sebagai Kelas Eksperimen dan kelas A9 sebagai Kelas Kontrol. Alasan pemilihan tersbut adalah karena nilai rata-rata ujian tengah semester kelas B9 yaitu 67 sedikit lebih rendah dari kelas A9 yaitu 69. Sejalan dengan desain quasy experiment yang digunakan, maka penelitian ini menggunakan asumsi bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol diajar oleh dosen yang sama pada ruang kelas yang sama, jam yang sama dan menerima materi yang sama. Perbedaan dari keduanya adalah bahwa desain pembelajaran pada kelas eksperimen menggunakan Integrasi Metode Hypnoteaching dan Multiple Intelligence, sedangkan desain pembelajaran kelas kontrol menggunakan metode konvensional yaitu metode ceramah. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah 1) Pedoman Observasi untuk mengobservasi pelaksanaan pembelajaran menggunakan integrasi metode Hypnotaeching dan Multiple Intelligence, 2) Soal Tes untuk mengukur kemampuan awal(pretest) dan kemampuan akhir (posttest), 3)Pedoman wawancara untuk mengetahui respon mahasiswa dan dosen setelah penerapan integrasi metode Hypnotaeching dan Multiple Intelligence, dan 4) Dokumentasi untuk mendokumentasikan pelaksanaan integrasi metode Hypnotaeching dan Multiple Intelligence. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1) Analisis deskriptif untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran di kelas eksperimen yang menerapkan integrasi metode Hypnotaeching dan Multiple Intelligence dan di kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional. 2) Analisis data kuantitatif yaitu dengan melakukan uji prasyarat dan uji hipotesis. Uji prasyarat yang dilkukan adalah Uji normalitas dan uji homogenitas. Karna
7
data berdistribusi normal dan hmogen, maka uji hipotesis dilakukan menggunakan statistik parametrik yaitu uji t.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian ini dilaksanakan melalui tiga tahap, yaitu: tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap pengolahan serta analisis data. Hasil penelitian diperoleh dari pelaksanaan tahapan demi tahapan penelitian. Hasil penelitian meliputi: (1) hasil ujicoba instrumen, (2) hasil observasi terhadap kegiatan pembelajaran di kelas eksperimen dengan menggunakan Integrasi Metode Hypnoteaching dan Multiple Intelligences dan di kelas kontrol menggunakan model pembelajaran konvensional, (3) hasil tes pada pengukuran awal (pretest) dan pengukuran akhir (posttest), (4) hasil wawancara tentang respon dosen dan mahasiswa bila pembelajaran menggunakan Integrasi Metode Hypnoteaching dan Multiple Intelligences dan (5) hasil dokumentasi. Data-data hasil penelitian diolah secara deskriptif dan kuantitatif. 1. Persiapan penelitian Pada tahap ini dilaksanakan beberapa kegiatan yaitu: pengembangan perangkat pembelajaran, mengurus izin penelitian, penyusunan instrumen dan ujicoba instrumen. Perangkat pembelajaran yang disiapkan adalah Satuan Acara Perkuliahan dan Slide Power Point tentang pokok bahasan Teori Produksi. Instrumen yang disiapkan adalah lembar observasi, soal tes, dan pedoman wawancara. Ujicoba instrumen dilakukan pada instrumen utama yaitu soal tes. Ujicoba dilakukan di Kelas A8 dengan subyek 20 mahasiswa. Kelas A8 sudah pernah mendapat pokok bahasan Teori Produksi. 2. Tahap Pelaksanaan Observasi dilakukan untuk mengetahui keterlaksanaan pembelajaran di kelas eksperimen maupun di kelas kontrol. Observasi pada kelas eksperimen dilakukan untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran menggunakan Integrasi Metode Hypnoteaching dan Multiple Intelligences. Langkah demi langkah pelaksanaan pembelajaran menggunakan Integrasi Metode Hypnoteaching dan Multiple Intelligences di kelas eksperimen dapat dideskripsikan sebagai berikut: Dosen mengawali perkuliahan dengan sebuah sapaan ‘Salam Hebat’ Dosen : Apa Kabar? Mahasiswa : Super Semangat! Dosen : Kelas B9... Mahasiswa : Pasti Juara! Dosen : Teori Ekonomi Mikro... Mahasiswa : Mau dong....
8
Dosen mengajak mahasiswa untuk rileks sambil mendengarkan alunan musik instrumental. Pada saat ini, dosen mensugesti mahasiswa dengan katakata berikut: “Anda saat ini yang sedang mendengarkan ibu sambil duduk dengan nyaman...dapat menutup kelopak mata sekarang...Anda yang sangat ingin merasa lebih rileks, dapat mendengarkan setiap suara yang Ibu ucapkan...semakin lama...semakin membuat Anda merasa lebih santai dan merasa sangat nyaman... Saat Anda ingin merasa lebih nyaman, Anda dapat membayangkan suatu pengalaman yang menyenangkan...jangan membayangkan tempat atau orangorang yang Anda sukai jika Anda tidak ingin lebih bahagia...cukup dengarkan saja Ibu jika ini sudah mampu membuat Anda lebih tenang. Mungkin....dengan memperjelas gambarannya yang bisa menjadi seperti video yang dapat membuat Anda lebih nyaman berada dalam kebahagiaan ini. Kenyamanan pun lebih mengalir saat Anda benar-benar memunculkan dan menghadirkan perasaan bahagia ini sampai Anda benar-benar berada di puncak kebahagiaan. Kedengarannya memang unik...jangan percaya sebelum Anda membayangkan...merasakan dan mendengarkannya sendiri dalam diri Anda. Nikmatilah....(Dosen memberi cukup waktu kepada mahasiswa untuk menikmati kondisi ini) Saat Anda sudah benar-benar merasa nyaman, bahagia, bebas dari tekanan-tekanan...perlahan-lahan bayangkan Anda sedang belajar Teori Ekonomi Mikro.... Anda dapat merasakan betapa nyaman dan menyenangkannya belajar teori ekonomi Mikro seperti perasaan anda saat ini...semua terlihat sangat mengasyikkan, menantang dan menyenangkan...Anda akan belajar Teori Ekonomi Mikro bersama Ibu dengan perasaan senang dan semangat. Sekarang...Anda bebas belajar Teori Ekonomi Mikro dengan perasaan nyaman dan menyenangkan...Sekarang, saat Ibu mengatakan “Belajar Teori Ekonomi Mikro...” anda menjawab “Sangat menyenangkan...” bayangkan saat Anda menjawab “ Sangat menyenangkan...” perasaan Anda jauh lebih bahagia... Seperti sekarang BELAJAR TEORI EKONOMI MIKRO... (Dosen tes respon mahasiswa dengan menyapa, saat terlihat kurang yakin dan kedengarannya kurang keras serta kurang semangat dalam menjawab, dosen mengulangi kata kunci berkali-kali dengan meminta mahasiswa menjawab dengan lebih keras, semangat dan bahagia. Mulai sekarang Ibu mengatakan “Belajar Teori Ekonomi Mikro” Anda menjawab “Sangat menyenangkan!”. Tarik napas yang dalam....hembuskan perlahan dan rasakan betapa nyamannya Anda saat ini saat membuka mata pada hitungan kesepuluh 1, 2, 3,....10.” Dosen mempersilakan mahasiswa duduk sesuai kelompok berdasarkan potensi kecerdasan yang dimiliki masing-masing mahasiswa. Ada 5 potensi kecerdasan yang dieksplor pada pembelajaran ini, yakni: verbal, logis matematis, visual spasial, musikal, dan interpersonal. Setelah duduk di dalam kelompoknya, dosen masing-masing kelompok untuk mempelajari pokok bahasan Teori Produksi sesuai dengan potensi kecerdasan yang mereka miliki. Di kelompok verbal, dosen membantu mengarahkan mahasiswa agar membaca
9
pokok bahasan tentang Teori Produksi dengan seksama kemudian menuliskan hal-hal penting yang ditemukan ke dalam bentuk tulisan; puisi, dan pantun. Pada kelompok logis matematis, dosen mengarahkan mahasiswa untuk memahami dan menyelesaikan fungsi matematis dalam pokok bahasan yang dipelajari meliputi Fungsi Produksi, Total Product (TP), Average Product(AP), Marginal Product (MP) dan The Law of Diminishing Return (TLDR). Pada kelompok visual spasial, dosen mengarahkan mahasiswa untuk menyarikan hal-hal yang penting dari pokok bahasan Teori Produksi ke dalam bentuk peta konsep. Pada kelompok musikal, dosen mengarahkan mahasiswa untuk menuangkan hal-hal dari pokok bahasan yang dianggap penting dalam bentuk lagu. Pada kelompok interpersonal, dosen mengarahkan mahasiswa untuk mendiskusikan hal-hal penting dalam pokok bahasan yang telah dipelajarai dan mengaitkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dosen menghimbau agar diskusi dapat diorganisir dengan baik. a.
Hasil Tes
Tes diberikan pada awal sebelum pembelajaran (pretest) dan pada akhir setelah pembelajaran (posttest) dilaksanakan dimana kelas eksperimen mendapat perlakuan berupa pembelajaran menggunakan integrasi metode Hypnoteaching dan Multiple Intelligence sementara kelas kontrol tidak mendapat perlakuan atau pembelajaran tetap menggunakan metode konvensional. Hasil tes pada awal (pretest) dan akhir (posttest) kedua kelas dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2 Deskriptif Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Kelas
N
Pretest-Kontrol Posttest-Kontrol Pretest-Eksperimen Posttest-Eksperimen
26 26 26 26
Nilai Nilai Minimum Maksimum 64 84 67 90 60 76 77 93
Rata-rata 70,92 79,35 66,92 83.23
Standar Deviasi 5,803 5,520 5,161 4,169
Berdasarkan tabel 2 di atas dapat diketahui bahwa rata-rata pretest kelas eksperimen lebih rendah dibandingkan pretest kelas kontrol atau 66,92 < 70,92. Namun posttest kelas eksperimen menunjukkan rata-rata lebih tinggi dibandingkan posttes kelas kontrol atau 83,23 > 79,35. Hal ini menandakan bahwa perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen memberikan peningkatan yang lebih besar dibandingkan dengan kelas kontrol. Untuk mengetahui kualitas peningkatan pada masing-masing kelas, maka dapat dilakukan penghitungan Indeks Gain Hake sebagai berikut:
10
Indeks Gain Hake pada Kelas Kontrol 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑡 𝑡𝑒𝑠𝑡 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒 𝑡𝑒𝑠𝑡 𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝐺𝑎𝑖𝑛 = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡 79,35 − 70,92 𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝐺𝑎𝑖𝑛 = 100 − 70,92 𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝐺𝑎𝑖𝑛 = 0,29 Nilai Indeks Gain sebesar 0,29 kemudian dikonsultasikan dengan tabel intepretasi Indeks Gain masuk ke kategori g ≤ 0,3 atau dapat diintepretasikan peningkatan pada kelas kontrol Rendah. Indeks Gain Hake pada Kelas Eksperimen 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑡 𝑡𝑒𝑠𝑡 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒 𝑡𝑒𝑠𝑡 𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝐺𝑎𝑖𝑛 = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡 83,23 − 66,92 𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝐺𝑎𝑖𝑛 = 100 − 66,92 𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝐺𝑎𝑖𝑛 = 0,49 Nilai Indeks Gain sebesar 0,49 kemudian dikonsultasikan dengan tabel intepretasi Indeks Gain masuk ke kategori 0,3 < g ≤ 0,7 atau dapat diintepretasikan peningkatan pada kelas eksperimen Sedang. Berdasarkan perhitungan Indeks Gain pada kedua kelas, dapat disimpulkan bahwa kualitas peningkatan pada kelas eksperimen lebih baik jika dibandingkan pada kelas kontrol. b.
Hasil Wawancara
Peneliti melakukan wawancara dengan dosen pengampu mata kuliah Teori Ekonomi Mikro dan mahasiswa kelas eksperimen. Wawancara yang digunakan peneliti adalah wawancara tersrtuktur dengan maksud bahwa agar peneliti dan interviewee fokus pada informasi yang akan digali. Dari hasil wawancara diperoleh beberapa informasi sebagai berikut: (1) Pembelajaran yang inovatif membangkitkan minat mahasiswa untuk belajar, mendorong kreativitas pendidik dan mahasiswa, meningkatkan hasil belajar dan menambah kualitas profesionalisme pendidik, (2) pembelajaran yang berlangsung selama ini cenderung monoton, tidak variatif dan inovatif. Dosen menggunakan metode konvensional yang cenderung berorientasi pada dosen (Teacher Centered). Mahasiswa kurang dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran. Mahasiswa dianggap sama sehingga keunikan-keunikan masingmasing mahasiswa tidak dipahami. Dosen datang ke kelas, menyampaikan pokok bahasan menggunakan bantuan LCD dan memberi soal-soal latihan. Waktu yang digunakan pun sering tidak maksimal, (3) Seperti ilmu hypnotis, interviewee mengira bahwa mahasiswa dihipnotis dan semuanya tertidur di kelas. Tetapi karna digunakan dalam penelitian, maka Interviewee percaya bahwa metode ini sudah dirancang dan dipersiapkan sedemikian rupa sehingga dapat digunakan dalam pembelajaran. Mahasiswa kelas eksperimen yang sudah
11
mengalami pembelajaran menggunakan metode ini mengatakan bahwa metode ini pas digunakan dalam pembelajaran. Selain menarik, metode ini juga membuat mahasiswa senang dalam pembelajaran, tidak membosankan, punya kesempatan mempelajari sesuatu sesuai bakat dan minat yang dimiliki dan suasana yang terbangun antara dosen dan mahasiswa pun nyaman. (4) Metode ini mampu memotivasi mahasiswa agar aktif dan antusias dalam pembelajaran. Harapannya adalah bahwa ketika mahasiswa memiliki motivasi yang tinggi maka hasil belajar mereka pun akan meningkat. Terlebih lagi, penerapan metode ini diharapkan mampu membantu siswa mengingat dan memahami pokok bahasan untuk jangka panjang sehingga dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata. (5) Kendala yang dirasakan oleh para dosen kebanyakan adalah kurangnya waktu dalam menyiapkan perangkat pembelajaran yang berhubungan dengan metode-metode baru yang akan diterapkan, kurangnya penyegaran dari para pakar tentang inovasi pendidikan, proporsi beban mengajar yang overlap dan kurangnya dukungan dalam hal pendanaan untuk penelitian terkait dengan usaha pengembangan pembelajaran. c.
Hasil Dokumentasi
Dokumentasi berupa data nilai rata-rata hasil belajar mahasiswa Prodi. Pendidikan Ekonomi Semester Gasal Tahun Akademik 2014/2015. Nilai tersebut adalah nilai pretest dan posttest kelas eksperimen dan nilai petest dan posttest kelas kontrol. Selain data nilai, dokumentasi dalam penelitian ini adalah foto pelaksanaan pembelajaran di kelas eksperimen dan kelas kontrol. 2.
Tahap Pengolahan dan Analisis Data
Pada tahap ini, data yang telah diperoleh dari hasil observasi, tes, wawancara dan dokumentasi diolah dan dianalisis sesuai dengan kepentingan penelitian. a. Pengolahan dan Analisis Data Hasil Observasi Data hasil observasi pada kegiatan pembelajaran di kelas eksperimen dan kelas kontrol diolah dan dianalisis secara deskriptif agar dapat diintepretasikan dengan tepat. Berikut adalah tabel hasil observasi di kelas eksperimen dan kelas kontrol:
12
Tabel 3 Tabel Hasil Observasi Pembelajaran di Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Pertemuan Pertemuan I II Skor yang diperoleh 14 16 Skor Ideal 16 16 Persentase 87,5 100 Kategori Sangat Baik Sangat Baik Sumber: Data Primer 2015 Kelas
Kelas Eksperimen Pertemuan Pertemuan I II 15 16 16 16 93,75 100 Sangat Baik Sangat Baik
Berdasarkan tabel 3 di atas dapat ketahui bahwa pembelajaran sudah dilaksanakan dengan Sangat Baik di kelas eksperimen dan kelas kontrol. b. Pengolahan dan Analisis Data Hasil Tes Data hasil tes berupa Pretest dan Posttest pada Kelas Eksperimen dan Pretest dan Posttest pada Kelas Kontrol dianalisis sebagai berikut: 1.) Uji Normalitas Data Pengolahan Normalitas data dilakukan dengan bantuan Software SPSS Version 19. Hasil Uji Normalitas dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4 Tabel Uji Normalitas Data Pretest dan Posttest Pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Nilai Pretest- Kontrol Posttest – Kontrol Pretest-Eksperimen Posttest-Eksperimen
Df 26 26 26 26
r 0,003 0,032 0,002 0,014
Α 0,05 0,05 0,05 0,05
Keterangan Normal Normal Normal Normal
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui data berditribusi normal atau tidak berdistribusi normal. Kriteria uji yang digunakan adalah apabila r(critical value) lebih kecil atau sama dengan α (tingkat kesalahan) maka data berdistribusi normal. Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa data Pretest dan Posttest pada Kelas Eksperimen dan Pretest dan Posttest pada Kelas Kontrol berdistribusi Normal. 1) Uji Homogenitas Pengolahan Homogenitas data dilakukan dengan bantuan Software SPSS Version 19. Hasil Uji Homogenitas dapat dilihat pada tabel berikut:
13
Tabel 5 Tabel Uji Homogenitas Data Posttest Pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Nilai Pretest- Kontrol Posttest – Kontrol Pretest-Eksperimen Posttest-Eksperimen
Df 26 26 26 26
r 0,000 0,002 0,000 0,000
Α 0,05 0,05 0,05 0,05
Keterangan Homogen Homogen Homogen Homogen
Pengujian homogenitas adalah pengujian mengenai sama tidaknya nariansi-variansi dua buah distribusi atau lebih. Kriteria uji yang digunakan adalah apabila r(critical value) lebih kecil atau sama dengan α (tingkat kesalahan) maka data Homogen. Berdasarkan tabel 4.7 di atas, diketahui bahwa data Pretest dan Posttest pada Kelas Eksperimen dan Pretest dan Posttest pada Kelas Kontrol Homogen.
2) Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui keberartian suatu data. Jika data berditribusi normal dan homogen, maka uji hipotesis menggunakan statistik parametris. Analisis dilakukan menggunakan bantuan Software SPSS V19 melalui T-test related sample. Berikut adalah tabel hasil uji hipotesis yang dilakukan Tabel 6 Tabel Uji Hipotesis Data Pretest dan Posttest Pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Nilai PosttestEksperinen Posttest Kontrol
d f 2 5
thit
5,716
ttabel 2,060
R
Α
0,000
0,05
Ketera ngan Signifi kan
Berdasarkan tabel 4.8 di atas dapat diketahui bahwa pada α (5%), df = 25 uji dua pihak (two tailed) thitung > ttabel atau 5,716 > 2,060, dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya terdapat perbedaan yang signifikan Hasil Belajar Mahasiswa pada Mata Kuliah Teori Ekonomi Mikro di Prodi. Pendidikan Ekonomi STKIP Persada Khatulistiwa Sintang pada Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen yang menerapkan Integrasi Metode Pembelajaran Hypnoteaching dan Multiple Intelligences.
14
Pembahasan 1.) Penerapan Integrasi Metode Hypnoteaching dan Multiple Intelligences pada Mata Kuliah Teori Ekonomi Mikro di Prodi. Pendidikan Ekonomi STKIP Persada Khatulistiwa Sintang Pendidikan adalah salah satu cara untuk meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Saat ini pendidikan di Indonesia terus mengalami perkembangan di segala bidang. Hal ini sedikit banyak mempengaruhi kualitas para mahasiswa. Di zaman yang semakin modern ini, para mahasiswa juga dituntut untuk mampu bersaing dengan para mahasiswa dari perguruan tinggi lain, baik di dalam maupun di luar negeri. Secara tidak langsung hal ini juga menuntut para dosen agar bisa menjadi dosen yang profesional. Dosen yang profesional adalah dosen yang mampu mengembangkan potensi mahasiswanya secara alami dengan menggunakan metode pembelajarannya sendiri. Namun pada saat ini, banyak dosen yang salah dalam mengaplikasikan metode pembelajarannya itu. Hal ini akan berdampak buruk pada proses pembelajaran. Penemuan ini sejalan dengan pendapat Djamarah (2010: 97) tentang pembelajaran konvensional sebagai berikut: (1)Siswa adalah penerima informasi secara pasif, dimana siswa menerima pengetahuan dari guru dan pengetahuan diasumsikan sebagai badan dari informasi dan keterampilan yang dimiliki keluaran sesuai dengan standar, (2) Belajar secara individual, (3) Pembelajran sangat abstrak dan teoritis, (4) Perilaku dibangun atas kebiasaan, (5) Kebenaran bersifat absolute dan pengetahuan bersifat final, (6) Guru adalah penentu jalannya proses pembelajaran, (7) Perilaku baik berdasarkan motivasi ekstrinsik, (8) Interaksi di antara siswa kurang, (9) Tidak ada kelompok-kelompok kooperatif, (10) Keterampilan sosial sering tidak secara langsung diajarkan, (11) Pemantauan melalui observasi dan intervensi sering tidak dilakukan oleh guru pada saat belajar kelompok sedang berlangsung, (12) Guru sering tidak memperhatikan proses kelompok yang terjadi dalam kelompok-kelompok belajar. Berdasarkan hasil observasi terhadap dosen dan juga mahasiswa pada saat pembelajaran menggunakan metode konvensional, pelaksanaan pembelajaran sudah Sangat Baik (lihat Tabel 4.3) pada pertemuan pertama dan kedua namun aktivitas mahasiswa dalam pembelajaran hanya mencapai kategori Cukup dan Baik (lihat Tabel 4.5). Artinya pembelajaran menggunakan metode konvensional belum mampu mengoptimalkan aktivitas blajar mahasiswa sehingga berdampak pada pencapaian hasil belajar yang belum maksimal juga (Lihat Tabel 4.2 pada kolom rata-rata posttest kelas kontrol) . Pendapat peneliti ini sejalan juga dengan pendapat Djamarah(2010: 97) tentang kelemahan metode konvensional sebagai berikut: (1) Tidak semua mahasiswa memiliki cara belajar terbaik dengan mendengarkan, (2)Sering terjadi kesulitan untuk menjaga agar mahasiswa tetap tertarik dengan apa yang dipelajari, (3) Metode tersebut cenderung tidak memerlukan pemikiran yang kritis, (4)Metode tersebut
15
mengasumsikan bahwa cara belajar siswa itu sama dan tidak bersifat pribadi, (5) Kurang menekankan pada pemberian keterampilan proses (hands-on activities), (6) Pemantauan melalui onservasi dan intervensi sering tidak dilakukan oleh dosen pada saat belajar kelompok sedang berlangsung, (7) Para mahasiswa tidak mengetahui apa tujuan mereka belajar pada hari itu, (8) Penekanan sering hanya pada penyelesaian tugas, (9) Daya serapnya rendah dan cepat hilang karena bersifat menghafal. Berdasarkan hasil observasi di kelas eksperimen dimana pembelajaran menggunakan Integrasi Metode Hypnoteaching dan Multiple Intelligences, diperoleh hasil bahwa Dosen sudah menerapkan metode dengan Sangat Baik (lihat tabel 4.3) dan aktivitas mahasiswa pun Baik pada pertemuan I dan Sangat baik pada petemuan II (Lihat Tabel 4.4). Hasil amatan pada kelas eksperimen menunjukkan bahwa kegiatan belajar terlaksana dengan sangat baik, mahasiswa memiliki motivasi yang sangat tinggi, mahasiswa terlibat aktif dalam belajar, mahasiswa merasa fresh dan nyaman dalam mengikuti pembelajaran dan interaksi yang terjalin antara dosen dan mahasiswa dan antara mahasiswa dengan mahasiswa adalah interkasi yang harmonis. Hal ini berdampak pada pencapaian hasil belajar yang optimal (lihat tabel 4.2 pada kolom rata-rata posttest kelas eksperimen). Temuan ini sejalan dengan hasil penelitian Ismuzaroh (2013) bahwa : penerapan Hypnoteaching dalam pembelajaran dapat menghilangkan pikiran negatif siswa terhadap pembelajaran yang selanjutnya meningkatkan minat, motivasi dan keaktifan belajar, siswa lebih terbuka dan siswa berani mengemukakan pendapat terhadap permasalahan yang dipelajari. 2.) Hasil Belajar Mahasiswa pada Mata Kuliah Teori Ekonomi Mikro di Prodi. Pendidikan Ekonomi STKIP Persada Khatulistiwa Sintang setelah Penerapan Integrasi Metode Hypnoteaching dan Multiple Intelligences Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2013: 22). Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada dosen tentang kemajuan mahasiswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar. Selanjutnya dari informasi tersebut dosen dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan mahasiswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun individu. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor Internal (dari dalam individu yang belajar). Faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar ini lebih ditekankan pada faktor dari dalam individu yang belajar. Adapun faktor yang mempengaruhi kegiatan tersebut adalah faktor psikologis, antara lain yaitu : motivasi, perhatian, pengamatan, tanggapan dan lain sebagainya. Faktor Eksternal (dari luar individu yang belajar). Pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan belajar yang kondusif. Hal ini akan berkaitan dengan faktor dari luar siswa. Adapun faktor yang
16
mempengaruhi adalah mendapatkan pengetahuan, penanaman konsep dan keterampilan, dan pembentukan sikap. Hasil belajar yang diperoleh peserta didik adalah sebagai akibat dari proses belajar yang dilakukan oleh peserta didik, harus semakin tinggi hasil belajar yang diperoleh peserta didik. Proses belajar merupakan penunjang hasil belajar yang dicapai peserta didik, (Djamarah, 2011: 175). Hasil belajar dapat dikategorikan ke dalam ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Berkaitan dengan hasil dari proses belajar-mengajar, maka yang menjadi dasar dalam penerapan Integrasi Metode Hypnoteaching dan Multiple Intelligences adalah peningkatan hasil belajar mahasiswa pada Mata Kuliah Teori Ekonomi Mikro materi Teori Produksi. 3.) Perbedaan Hasil Belajar Mahasiswa pada Kuliah Teori Ekonomi Mikro di Prodi. Pendidikan Ekonomi STKIP Persada Khatulistiwa Sintang pada kelas kontrol dan kelas eksperimen dengan Penerapan Integrasi Metode Hypnoteaching dan Multiple Intelligences Berdasarkan hasil analisis data telah terbukti bahwa penerapan Integrasi Metode Hypnoteaching dan Multiple Intelligences dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah Teori Ekonomi Mikro. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil belajara mahasiswa setelah treatment dengan nilai rata-rata 66,92 pada saat pretest meningkat menjadi 83,23 pada saat posttest. Berdasarkan klasifikasi tingkat penguasaan menurut Purwanto (2013: 103) kategori hasil belajar mahasiswa terlihat mengalami peningkatan dari cukup menjadi sangat baik. Selain itu, hal ini didukung dengan analisis pengujian hipotesis dengan teknik uji t atau uji signifikansi pada α (5%), df = 25 uji dua pihak (two tailed) thitung > ttabel 5,716 > 2,060. Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan Hasil Belajar Mahasiswa pada kelas kotrol tanpa perlakuan dan pembelajaran di kelas eksperimen dengan menerapkan Integrasi Metode Hypnoteaching dan Multiple Intelligences. Dengan demikian dapat diartikan bahwa penerapan Integrasi Metode Hypnoteaching dan Multiple Intelligences efektif dalam meningkatkan hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah Teori Ekonomi Mikro. Hal ini terjadi karena keadaan mahasiswa pada saat proses pembelajaran dalam kondisi yang nyaman, sehingga apaun yang disampaikan dosen dapat dengan mudah diserap dalam memori bawah sadarnya dan akan tersimpan lebih lama dalam pikiran. Sejalan dengan hal tersebut, Hajar (2011:182) mengemukakan bahwa salah satu kelebihan Hypnoteaching yang dapat membuat hasil belajar siswa meningkat adalah siswa belajar dengan senang hati atau nyaman dan pokok bahasan pelajaran diserap dengan lebih cepat serta dapat diingat lebih lama.
17
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Kesimpulan secara umum dalam penelitian ini adalah Integrasi Metode Hypnoteaching dan Multiple Intelligences diterapkan dengan sangat baik sehingga Hasil Belajar Mahasiswa pada Mata Kuliah Teori Ekonomi Mikro meningkat. Secara khusus peneliti menyimpulkan: 1.) Penerapan Integrasi Metode Hypnoteaching dan Multiple Intelligences pada Mata Kuliah Teori Ekonomi Mikro di Prodi. Pendidikan Ekonomi STKIP Persada Khatulistiwa Sintang Sangat Baik. Hal ini berarti bahwa langkah-langkah pembelajaran menggunakan integrasi Metode Hypnoteaching dan Multiple Intelligence sudah dilaksanakan sangat sesuai dengan yang telah direncanakan. 2.) Hasil Belajar Mahasiswa pada Mata Kuliah Teori Ekonomi Mikro di Prodi. Pendidikan Ekonomi STKIP Persada Khatulistiwa Sintang dengan menerapkan Integrasi Metode Hypnoteaching dan Multiple Intelligences meningkat dengan Indek Gain sebesar 0,49 kategori Sedang. 3.) Terdapat perbedaan yang signifikan antara Hasil Belajar Mahasiswa pada Mata Kuliah Teori Ekonomi Mikro di Prodi. Pendidikan Ekonomi STKIP Persada Khatulistiwa Sintang pada kelas kontrol dan kelas eksperimen dengan Penerapan Integrasi Metode Hypnoteaching dan Multiple Intelligences. Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti memberikan saran sebagai berikut: 1.) Dalam rangka inovasi pembelajaran, para dosen sebaiknya menerapkan Integrasi metode pembelajaran hypnoteaching dan Multiple Intelligence dalam pembelajaran. Manfaat yang diperoleh adalah untuk meminimalkan penyampaian materi secara verbal, mengakomodir berbagai tingkat kecerdasan mahasiswa, mengoptimalkan interaksi mahasiswa dengan dosen dan mahasiswa dengan mahasiswa, menciptakan suasana yang menyenangkan dalam pembelajaran, dan meningkatkan motivasi mahasiswa. 2.) Untuk menerapkan metode ini, dosen perlu membiasakan diri menggunakan bahasa-bahasa yang positif setiap hari, biasa memberikan reward kepada mahasiswa, mengenali keunikan masing-masing mahasiswa dan membiasakan diri melakukan self hypnotis. 3.) Perlu adanya pengembangan dan kajian lebih lanjut tentang penerapan Integrasi Metode Hypnoteaching dan Multiple Intelligences pada berbagai materi yang lain sehingga dapat lebih bermanfaat bagi perguruan tinggi atau bagi peneliti yang lainnya. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Rineka Cipta Dimiyati, Mujiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta
18
Djaali dan Pudji Mulyono.(2007). Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia Hajar, Ibnu. (2011). Hypno Teaching: Memaksimalkan Hasil Proses BelajarMengajar dengan Hipnoterapi. Yogyakarta: Diva Press Irianto, A.( 2004). Statistik Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: Prenada Media Group. Jasmine, Julia. (2012). Metode Mengajar Mulitiple Intelligence. Bandung: Nuansa Cendikia Lucy, Bunda dan Ade Julius Rizky. (2012). Dahsyatnya Brain Smart Teaching. Jakarta: Penerbit Plus Noer, Muhammad. (2010). Hypnoteaching for Success Learning. Yogyakarta: Pedagogia Riduwan. (2007). Belajar Mudah Penelitian untuk Pendidik-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: AlfaBeta. Setiyoprajoko.(2010). Hypnoteaching Cara Pembelajaran dengan Mengoptimalkan Kemampuan Otak. http://setiyoprajoko.blogspot.com/2010/07/hypnoteaching-carapembelajaran-dengan.html (Tanggal Akses: 7 April 2013) Slameto. (2003). Belajar Dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta Subana, Rahardi dan Sudrajat. (2005). Statistik Pendidikan. Bandung: CV. Pustaka Setia. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta Sukardi. (2010). Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Oprasionalnya. Jakarta: Bumi Aksara. Uno, Hamzah B. dan Masri Kuadrat. (2009) Mengelola Kecerdasan dalam Pembelajaran sebuah Konsep Pembelajran Berbasis Kecerdasan. Jakarta: Bumi Aksara Susanto, Hadi. (2005). Penerapan Multiple Intelligence dalam Sistem Pembelajaran. Tersedia: http://www.bpkpenabur.or.id/files/Hal.6775PenerapanMultiple Intillegence dalam Sistem Pembelajaran.pdf. Diunduh pada 12 Desember 2013