41
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA ANIMASI DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI BENTUK-BENTUK MUKA BUMI Nila Rahmatiah, Fitryane Lihawa*, Nurfaika** Jurusan Fiska, Program Studi S1 Pend. Geografi F.MIPA Universitas Negeri Gorontalo
[email protected]
ABSTRACK This research is an experiment studying in SMP Negeri 1 Tolinggula, in first grade students. The objective of study for know the influence of using animation media in geography teaching and learning toward student’s learning outcomes in the forms of earth surface material using research design, that is posttest only control design. In this research engage in two classes as the objects of research. The first is experiment class and the second is control class. All of students in first grade students in SMP Negeri 1 Tolinggula as population in this research, with two classes as a sample. The technique takes the sample using cluster random sampling. After doing a research and get the data, the researcher processing the data as statistic. It is aims to know the different learning outcomes between experiment class and control class. Based on the result of analysis show that the average score of learning outcomes of experiment class by using Animation media is 72 than the student’s learning outcomes by using picture media is 68,41. It is show that there is a significant difference from the result of analysis. In addition, based on test analysis t, show that the criteria hypothesis testing get is thitung = 3,068 > ttabel = 2,042, with meaning H0 is leaved, and H1 is take.
Keywords: Animation media, learning outcomes
1.
PENDAHULUAN
Proses pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan berbagai upaya yang harus dilakukan untuk mengembangkan potensi peserta didik secara maksimal sehingga peserta didik dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi serta dapat menciptakan manusia yang berpotensi, kreatif dan memiliki ide cemerlang sebagai bekal untuk memperoleh masa depan yang lebih baik. Pendidikan erat kaitannya dengan
42
pengembangan pengajaran dan proses pembelajaran khususnya pada pembelajaran geografi. Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi. Dalam suatu proses komunikasi selalu melibatkan tiga komponen pokok yaitu komponen pengirim pesan (guru), komponen penerima pesan (siswa), dan komponen pesan itu sendiri yang
biasanya
berupa
materi
pelajaran.
Kadang-kadang
dalam
proses
pembelajaran terjadi kegagalan komunikasi antara siswa dengan guru. Artinya, materi pelajaran atau pesan yang disampaikan guru tidak dapat diterima siswa dengan optimal, artinya tidak seluruh materi pelajaran dapat dipahami dengan baik oleh siswa sebagai penerima pesan salah menangkap isi pesan yang disampaikan. Untuk menghindari semua itu, maka guru dapat menyusun strategi pembelajaran dengan memanfaatkan berbagai media dan sumber belajar. Mengingat demikian besarnya pengaruh proses pembelajaran serta kondisi yang dihadapi siswa terhadap perolehan materi dan keterampilan siswa sangat diperlukan strategi untuk memungkinkan siswa lebih memahami mata pelajaran geografi dengan baik, diantaranya dengan menggunakan media pembelajaran. Media pembelajaran merupakan alat komunikasi yang dapat menyampaikan pesan serta merangsang peserta didik untuk belajar. Media pembelajaran pada umumnya terdiri dari berbagai macam, antara lain media animasi, media power point, macromedia flash dan media gambar. Media animasi merupakan salah satu media visual, yang dapat menyampaikan pesan serta merangsang peserta didik untuk belajar. Penggunaan
media animasi
oleh
pendidik diharapkan
mampu
meningkatkan hasil belajar. 2.
KAJIAN PUSTAKA
Hasil Belajar Dalam Suprijono (2011: 6) menurut Bloom, hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, psikomotorik. Dominan kognitif adalah knowledge (pengetahuan, ingatan), comperehensioni (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), application (menerapkan), analysis (menguraikan, menentukan hubungan),
43
synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru), dan evaluation (menilai). Domain afektif adalah receiving (sikap menerima), responding (memberikan resspons), valuing (nilai), organization (organisasi), characterization (karakterisasi). Domain psikomotor meliputi initiatory, preroutine, dan rountinized. Psikomotor juga mecakup keterampilan produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial dan intelaktual. Menurut Lindgren hasil pembelajaran meliputi kecakupan, informasi, pengertian dan sikap. Dalam Sudjana (2008: 22) Horward Kingsley membagi tiga macam hasil belajar, yakni (a) keterampilan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikap dan cita-cita. Sedangkan Gadne membagi lima kategori hasil belajar, yakni (a) informasi herbal, (b) keterampilan intelektual, (c) strategi kognitif, (d) sikap, dan (e) keterampilan motoris. Hamalik (2008: 27) belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Menurut pengertian ini belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu yakni mengalami sedangkan hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan. Media Animasi Menurut Sanjaya (2008: 163) media merupakan kata jamak dari “medium” yang berarti perantara atau pengantar. Kata media berlaku untuk berbagai kegiatan atau usaha, seperti media dalam penyampaian pesan, media pengantar magnet atau panas dalam bidang teknik. Istilah media juga digunakan dalam bidang pengajaran atau pendidikan sehingga istilahnya menjadi media pendidikan. Dalam Arsyad (2007: 3) Gerlach dan Ely (1971) mengatakan bahwa media adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alatalat grafis, photografis atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau herbal.
44
Media berfungsi untuk tujuan instruksi dimana iniformasi yang terdapat dalam media itu harus melibatkan siswa baik benak atau mental maupun dalam bentuk aktivitas yang nyata sehingga pembelajaran dapat terjadi. Materi harus dirancang secara lebih sistematis dan psikologis dilihat dari segi prinsip-prinsip belajar agar dapat menyiapakan instruksi yang efektif. Dalam Yusuf (2011: 2) menurut Ibiz Fernandes dalam bukunya Macromedia Flash Animation & Cartooning: A creativ Guide: animasi didefenisikan sebagai berikut: “Animation is the process of recording and playing back a sequence of still to achieve the illusion of continues motion” (Ibiz Fernandez McGrawHill/Osborn, California,2002) yang artinya kurang lebih adalah : animasi adalah sebuah proses merekam dan memainkan kembali serangkaian gambar statis untuk mendapatkan sebuah ilusi pergerakan. 3.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di kelas VII siswa SMP Negeri 1 Tolinggula pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen.
Dalam metode ini akan dilihat hubungan sebab akibat dari
penggunaan perlakuan pada kelas eksperimen yang menggunakan media animasi dan membandingkan hasilnya dengan kelas kontrol yang diberi perlakuan dengan menggunakan media gambar. Desain penelitian yang digunakan adalah posttestonly control group design dengan satu macam perlakuan. Dalam desain ini kelompok terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random (R). Kelompok yang diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelas kontrol. Dengan demikian hasil perlakuan akan diketahui lebih akurat karena membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan.
45
4.
HASIL PENELITIAN
Deskripsi data hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data/
N
Sumber Kelas
Skor
Skor
Min
Max
Mean
Modus
Median
St. Dev.
(Mo)
(Me)
(S)
76
18,01
68,1
17,70
18
39
97
71,28
69,17
17
37
95
67,35
76,5
Eskperimen Kelas Kontrol
Data hasil penelitian yang telah dikumpulkan selanjutnya diolah secara statistik dengan menggunakan teknik analisis data berupa pengujian normalitas data, uji homogenitas varians dan pengujian hipotesis. Pengujian normalitas data yang digunakan adalah uji chi kuadrat dengan kriteria pengujian normalitas data ini adalah terima hipotesis H0 jika χ2hitung ≤ χ2 (1-α) (K 1), dengan χ2 (1 - α)(K - 1) diperoleh dari daftar distribusi nilai persentil untuk dk = (k - 1) dan taraf α = 0,05. Pengujian homogenitas varians ini diuji dengan menggunakan uji F dengan kriteria pengujian adalah terima hipotesis nol (H0) jika F(1-α)(n 1 -1) < F 1/2 α(n 1 -1.n 2 -1). Dari data hasil post test kedua sampel dapat dilakukan pengujian homogenitas pengujian hipotesis penelitian ini dengan menggunakan uji statistik parametrik dengan statistik uji t dengan kriteria pengujian pada taraf signifikan α = 0.05 dengan dk = n1 + n2 – 2 terima Ho jika –t(1-1/2α) < thitung < t(1-1/2α) dimana t(1-1/2α) didapat dari daftar tabel distribusi t dengan dk = = n1 + n2 – 2 dan peluang (11/2α), untuk harga lainnya Ho ditolak 5.
PEMBAHASAN
Berdasarkan analisis deskriptif dan pengujian hipotesis menggunakan uji t pada taraf signifikan α = 0,05 dan dk = 33, diperoleh nilai thitung = 3,068. Sedangkan dari hasil perhitungan di dapat nilai ttabel = 2.042. Skor rata-rata yang diperoleh juga menunjukkan perbedaan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan masing-masing skor rata-rata 72 dan standar deviasi 18,01 untuk kelas eksperimen
46
dan skor rata-rata 68,4 dan standar deviasi 17,70 untuk kelas kontrol. Dari hasil perhitungan diperoleh rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan media animasi lebih tinggi dari pada rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan media gambar. Adanya perbedaan hasil belajar menunjukkan bahwa siswa yang diberikan perlakuan atau kelas eksperimen (pembelajaran dengan menggunakan media animasi) memiliki pemahaman yang lebih terhadap materi yang diajarkan dibandingkan dengan kelas yang menggunakan media gambar atau kelas kontrol. Hal ini dikarenakan pada pembelajaran dengan menggunakan media animasi pada kelas eksperimen siswa lebih memahami materi yang disampaikan dalam bentuk gambar biasa siswa menjadi termotivasi dalam belajar sehingga mereka lebih tertarik dan lebih konsentrasi pada saat belajar. 6.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa
yang
menggunakan media animasi dengan hasil belajar siswa yang menggunakan media gambar pada materi bentuk-bentuk muka bumi di SMP Negeri 1 Tolinggula. Hal ini terlihat pada hasil pengujian hipotesis bahwa thitung > ttabel, dimana thitung = 3,068 > ttabel = 2,042. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa yang diajar menggunakan media animasi lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan media animasi. Hal ini terlihat pada rata-rata hasil belajar eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan rata- rata hasil belajar kelas kontrol, dimana x1 = 72 > x2 =68,41.
47
Saran Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian di atas, maka dapat dikemukakan saran sebagai berikut: 1. Penggunaan media animasi pada materi bentuk-bentuk muka bumi memperoleh hasil belajar siswa yang lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan media gambar, jadi sebaiknya guru menggunakan media animasi dalam pembelajaran geografi. 2. Menjadikan media animasi sebagai salah satu media pembelajaran IPS Geografi yang dapat membantu siswa dalam menyelesaikan permasalahan yang berhubungan dengan materi yang masih sulit untuk dimengerti.
48
DAFTAR PUSTAKA Adriyanto, B (2009) Modul Pembuatan Animasi dengan Macromedia Flash 8. Ebook Arikunto, S (2007) Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Arsyad, A (2007) Media Pembelajaran. Jakarta: Rajagrafindo Persada Bahri, S. A (2008) Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Hamalik, O (2008) Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara Al Fatakh, M. I (2010). Pengaruh Media Animasi Terhadap Hasil Belajar Siswa. (Skripsi). (Online). (repository.uinjkt.ac.id/.../98332M.%20IKHWANUDIN%20A%2 0FATA. Diakses pada tanggal 17 Juli 2013) Sanjaya,W (2008) Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Sudjana, N (2008) Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya ....................... (2002) Metode Statistika. Bandung. Tarsito Sugyono (2009) Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta ...................... (2011) Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta Suprijono, A (2011) Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Waluyo, S. Feryanto, A dan Haryanto, T. (2008) Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: Pusat Perbukuan Yusuf (2011) Modul Macromedia Flash. Gorontalo