THE DIFFERENCES BETWEEN THE STUDENTS’ LEARNING OUTCOMES USING COOPERATIVE LEARNING MODEL OF TEAM GAME TOURNAMENT TYPE AND TWO STAY TWO STRAY TYPE IN SUB-CONCEPT OF HUMAN DIGESTIVE SYSTEM. (An Experimental Study at the XI Class of SMA Negeri 1 Ciawi Tasikmalaya) Arin Juliana Apandi, Rakatika ABSTRACK Human digestive system is the subject matter of biology at the high school level who learn about the process of change complex food molecules into simpler molecules with the help of enzymes that are easily digested by the body. In the learning process which includes a sub concept of human digestive system there are some obstacles that students have difficulty understanding the material because the lack of master teachers learning process innovations concerning the application of learning models. Selection of appropriate learning models will help students more easily understand the material in the human digestive system, one using cooperative learning model and the type of team game tournament two stay two stray. Cooperative learning model team tournament games have the advantage of not only make students of high academic ability is more prominent in learning, but students lower academic ability were also active and has an important role in the group, while the cooperative learning model two stay two stray has the advantage students will dare to express his opinion. The problems that arise "whether there are differences in student learning outcomes of the learning process using cooperative learning model and the type of team games tournament two stay two stray in sub-concept of the human digestive system?". The study concluded there is a difference in student learning outcomes of the learning process using cooperative learning model and the type of team games tournament two stay two stray in sub-concept of the human digestive system.
Keywords: team game tournament, two stay two stray, learning outcomes, Human Digestive System.
1
PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAME TOURNAMENT DAN TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA SUB KONSEP SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA. (Studi Eksperimen di Kelas XI SMA Negeri 1 Ciawi Kabupaten Tasikmalaya) Arin Juliana Apandi, Rakatika ABSTRAK Sistem pencernaan pada manusia merupakan materi pelajaran biologi pada jenjang SMA yang mempelajari mengenai proses pememecahan molekul makanan yang kompleks menjadi molekul yang sederhana dengan bantuan enzim sehingga mudah dicerna oleh tubuh. Dalam proses pembelajaran yang mencakup sub konsep sistem pencernaan makanan pada manusia masih terdapat suatu kendala yaitu siswa sulit memahami materi karena dalam proses pebelajaran guru kurang menguasai berbagai inovasi mengenai penerapan model pembelajaran. Pemilihan model pembelajaran yang tepat akan membantu siswa lebih mudah memahami materi sistem pencernaan makanan pada manusia, salah satunya dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe team game tournament dan tipe two stay two stray. Model pembelajaran kooperatif tipe team game tournament memiliki keunggulan tidak hanya membuat siswa yang berkemampuan akademis tinggi lebih menonjol dalam pembelajaran, tetapi siswa yang berkemampuan akademik lebih rendah juga ikut aktif dan mempunyai peranan penting dalam kelompoknya, sedangkan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray memiliki keunggulan siswa akan berani mengungkapkan pendapatnya. Permasalahan yang timbul “apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe team games tournament dan tipe two stay two stray pada sub konsep sistem pencernaan pada manusia?”. Hasil penelitian menyimpulkan terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe team games tournament dan tipe two stay two stray pada sub konsep sistem pencernaan pada manusia. Kata kunci: team game tournament, two stay two stray, hasil belajar, sistem pencernaan pada manusia.
2
PENDAHULUAN Latar Belakang Dewasa ini dunia pendidikan dihadapkan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat seiring dengan kemajuan zaman. Hal tersebut memacu dunia pendidikan untuk menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Pendidikan akan sangat berpengaruh terhadap kemajuan suatu Bangsa dan Negara. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan maka diperlukan dari berbagai pihak untuk menganalisis dan melihat perlunya strategi mengajar yang tepat dalam proses pembelajaran. Saat ini banyak sekolah yang telah memilih untuk menerapkan kurikulum yang baru yaitu kurikulum 2013. Penerapan kurikulum 2013 siswa dituntut untuk lebih mandiri dan aktif dalam proses pembelajaran di kelas sementara guru hanya berperan sebagai fasilitator. Namun pada aplikasinya di lapangan guru merasa kesulitan dengan penerapan kurikulum ini dimana guru masih saja sulit untuk membangun motivasi siswa dan membuat siswa lebih aktif untuk memahami materi dalam proses pembelajaran. Hal tersebut dikarenakan proses pembelajaran yang diterima siswa selama ini lebih menekankan kepada guru sebagai sumber belajar, sehingga siswa cenderung lebih pasif. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran Biologi kelas XI di SMA Negeri 1 Ciawi Kabupaten Tasikmalaya dapat diketahui salah satu permasalahan yang dihadapi dalam proses pembelajaran yaitu sulitnya membangun pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran di kelas. Permasalahan tersebut diakibatkan karena kurangnya fasilitas buku sumber mata pelajaran Biologi dimana siswa hanya memanfaatkan sumber dari internet sebagai referensi pembelajaran biologi. Selain itu kurangnya pengetahuan guru mengenai inovasi model pembelajaran menjadi penyebab lain dalam pemasalahan belajar mengajar di kelas. Hal tersebut dapat terlihat dari rata-rata hasil ulangan siswa kelas XI pada sub konsep sistem pencernaan manusia yang berada di bawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Berdasarkan permasalahan tersebut diperlukan penerapan model pembelajaran yang bervariatif agar siswa dapat memahami materi dengan baik. Salah satu cara untuk melibatkan siswa untuk lebih aktif dalam proses belajar mengajar di kelas yaitu dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif. Penerapan model pembelajaran kooperatif akan merangsang siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran dan akan tercipta interaksi baik antara guru dan siswa ataupun siswa yang satu dengan siswa lainnya. Pada kesempatan kali ini peneliti mencoba membedakan model pembelajaran kooperatif tipe team game tournament dan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray, dimana model pembelajaran kooperatif tipe team game tournament merupakan suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa kedalam game dan tournament untuk melawan kelompok lain sehingga mendapatkan point. Model pembelajaran ini akan membangkitkan semangat siswa untuk belajar dan saling berbagi ilmu dalam anggota kelompoknya agar menjadi yang terbaik. Sedangkan model pembelajaran kooperatif tipe two stau two stray merupakan model pembelajaran yang bisa diterapkan di semua tingkatan usia
3
siswa. Model pembelajaran ini bertujuan melatih siswa untuk belajar berkomunikasi dengan baik dalam menyampaikan materi, menumbuhkan kerja sama dan tanggung jawab siswa. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe team games tournament dan tipe two stay two stray pada sub konsep sistem pencernaan pada manusia di kelas XI SMA Negeri 1 Ciawi Kabupaten Tasikmalaya?”. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe team games tournament dan tipe two stay two stray pada sub konsep sistem pencernaan pada manusia di kelas XI SMA Negeri 1 Ciawi Kabupaten Tasikmalaya. Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Teoretis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dalam penggunaan model pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar khususnya pada pembelajaran biologi. 2. Kegunaan Praktis a. Bagi Peneliti Peneliti mendapatkan tambahan pengalaman dan ilmu pengetahuan mengenai model-model pembelajaran serta sistem pembelajaran di kelas sehingga permasalahan-permasalahan di kelas dalam proses pembelajaran dapat diminimalisir. b. Bagi Sekolah Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan terhadap sekolah mengenai penerapan model-model pembelajaran yang sesuai dalam proses belajar mengajar. c. Bagi Guru Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dan informasi bagi guru terutama dalam pembelajaran biologi serta membantu guru menciptakan suasanan belajar yang ekfektif dan efisien dalam kegiatan belajar mengajar. d. Bagi Siswa Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi, semangat dan minat siswa dalam kegiatan pembelajaran karena ketertarikan siswa pada model pembelajaran yang digunakan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
4
PROSEDUR PENELITIAN Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu (quasi experiment research). Pre eksperimental seringkali dipandang sebagai eksperimen yang tidak sebenarnya. Oleh karena itu, sering disebut juga dengan istilah quasi experiment atau eksperimen pura-pura. Disebut demikian karena eksperimen ini belum memenuhi persyaratan seperti cara eksperimen yang dapat dikatakan ilmiah mengikuti peraturan-peraturan tertentu. Variabel Penelitian 1. Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu hasil belajar siswa pada sub konsep sistem pencernaan pada manusia di kelas XI SMA Negeri 1 Ciawi Kabupaten Tasikmalaya. 2. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu model pembelajaran kooperatif tipe team games tournament dan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 1 Ciawi Kabupaten Tasikmalaya sebanyak empat kelas dengan jumlah siswa 108 orang pada Semester II tahun ajaran 2014/2015. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa sebanyak dua kelas yang diambil dengan teknik cluster random sampling. Disain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu one shot case study. Dalam melakukan penelitian dengan desain ini maka peneliti hanya mengadakan treatment satu kali yang diperkirakan sudah mempunyai pengaruh. Kemudian diadakan post test. Dari hasil post test diambil kesimpulan. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah menggunakan teknik tes. Tes yang digunakan adalah tes tertulis berupa soal pilihan ganda sebanyak 50 soal dengan 5 option. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan yaitu tes tertulis berupa soal pilihan ganda berjumlah 50 butir soal dengan alternatif jawaban sebanyak lima option pada sub konsep sistem pencernaan pada manusia. Aspek hasil belajar yang diukur dalam penelitian ini pada ranah kognitif yang dibatasi pada jenjang mengingat (C1), mengerti (C2), dan memakai (C3). Kemudian dilakukan uji coba instrumen penelitan yang bertujuan untuk mengetahui validitas dan reabilitas instrumen penelitian yang akan digunakan. Berikut ini rumus dari perhitungan validitas dan reabilitas.
5
1. Uji Validitas Butir Soal (∑ ) − (∑ )(∑ ) = { (∑ ) − (∑ ) }{ (∑ ) − (∑ ) } 2. Uji Reabilitas =
− ∑ −
Teknik Analisis Data Setelah data-data hasil penelitian diperoleh, kemudian dilakukan analisis data dengan menggunakan uji t (uji statistik parametik) untuk mengetahui perbedaan rata-rata post test dan uji t deskriptif untuk mengetahui apakah nilai post test sudah mencapai KKM atau belum pada sub konsep sistem pencernaan pada manusia yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe team game tournament dan tipe two stay two stray. PEMBAHASAN Model Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar mulai dari kegiatan awal hingga akhir yang dilakukan oleh guru. Model pembelajaran memberikan petunjuk bagi guru di kelas dan mengatur materi. Slavin, E. Robert (2005:8) mengatakan “Dalam model pembelajaran kooperatif, siswa akan duduk bersama dalam kelompok yang beranggotakan empat orang untuk menguasai materi yang diajarkan oleh guru”. Sutiko, M Sobry (2014 : 58) mengatakan “Model pembelajaran dapat didefinisikan sebagi kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur sistematik dalam pengorganisasian pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu”. 1. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Team Game Tournament Model pembelajaran kooperatif tipe team game tournament menurut Sohimin, Aris (2014:203) “Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu tipe model pembelajaran kooperatif dimana siswa dibentuk dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri tiga sampai lima siswa yang heterogen dan siswa berkompetisi sebagai wakil dari timnya melawan anggota tim yang lain”. Slavin, E. Robert (2011:169) mengemukakan langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe team games tournament adalah sebagai berikut: 1) persiapan materi Materi dalam team games tournament pertama-tama diperkenalkan dalam persentasi kelas. Ini merupakan pengajaran langsung seperti yang sering kali dilakukan atau diskusi pelajaran yang dipimpin oleh guru;
6
2) menempatkan para siswa ke dalam tim Tim-tim dalam team games tournament mewakili seluruh bagian di dalam kelas; langkah-langkah menempatkan siswa kedalam tim adalah sebagai berikut: a) membuat satu buah kopian dari lembar rangkuman tim setiap empat siswa di dalam kelas; b) susun urutan peringkat siswa di dalam kelas dari urutan tertinggi sampai urutan terendah; c) menentukan tim yang akan dibentuk, jumlah siswa yang ada di dalam kelas dibagi empat, hasil bagi tersebut tentunya merupakan jumlah tim yang beranggotakan empat dalam setiao kelompoknya; dan d) setiap tim terdiri atas level yang kinerjanya berkisar dari yang rendah, sedang dan tinggi. Level kinerja yang sedang dari semua tim yang ada di kelas hendaknya setara. Gunakan daftar peringkat siswa berdasarkan kinerjanya. 3) menenpatkan para siswa ke meja turnamen Membuat kopian lembar penempatan meja turnamen. Tulislah daftar nama siswa dari atas ke bawah sesuai urutan kinerja mereka sebelumnya, gunakan peringkat yang sama sperti yang digunakan untuk membentuk tim. Hitunglah jumlah siswa dikelas; 4) memulai team games tournament Pada awal periode permainan, umumkanlah penempatan meja turnamen dam mintalah mereka memindahkan meja-meja bersama atau menyusun meja sebagai meja turnamen. Mintalah salah satu siswa menarik kartu untuk menentukan pembaca yang pertama mengocok kartu dan mengambil kartu teratas. Dia lalu membacakan soal dengan keras soal yang berhubungan dengan nomor pada kartu. Pembaca yang tidak yakin akan jawabannya diperbolehkan untuk menebak tanpa dikenai sanksi. Setelah si pembaca memberikan jawaban, siswa yang berada di sebelah kiri atau kanannya (penantang pertama) punya opsi untuk menantang dan memberikan jawaban yang berbeda denga dua peseta pertama, maka peserta kedua boleh menantang. Akan tetapi penantang harus berhati-hati karena mereka harus mengembalikan kartu yang telah dimenangkan sebelumnya jika jawabannya salah. Untuk mengetahui jawaban yang benar penantang di sebelah kanan pembaca memeriksa jawaban dan membacakan jawaban yang benar dengan keras. Si pemain yang memberikan jawaban benar menimpan kartunya. Untuk putaran berikutnya, semua bergerak satu posisi ke kiri: penantang pertama menjadi pembaca, penantang kedua menjadi penantang pertama dan si pembaca menjadi penantang ke dua. Apabila permainan sudah berakhir para pemain mencatat nomor yang telah mereka menangkan pada lembar skor permainan;
7
5) menentukan skor tim Setelah turnamen selesai, tentukan skor tim dan persiapkan sertifikat tim untuk memberi rekognisi kepada tim peraih skor tertinggi periksalah poin-poin turnamen yang ada pada lembar skor permainan. Lalu, pindahkan poin-poin turnamen dari tiap siswa tersebut ke lembar rangkuman dari timnya masing-masing, tambahkan seluruh skor anggota tim dan bagilah dengan jumlah anggota tim yang bersangkutan; dan 6) merekognisi tim Dalam team games tournament diberikan tiga tingkatan penghargaan yang didasarkan pada skor rata-rata tim. 2. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Two Stay Two Stray Suprijono, Agus (2014:93) berpendapat mengenai model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray yaitu: pembelajaran dengan model ini diawali dengan pembagian kelompok . setelah kelompok terbentuk guru memberikan tugas berupa permasalahan-permasalahan yang harus mereka diskusikan jawabannya. Setelah diskusi intrakelompok usai, dua orang dari masing-masing kelompok meninggalkan kelompoknya untuk bertamu kepada kelompok lain. Huda, Miftahul (2013:207) mendefinisikan langkah-langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray yaitu : 1) guru membagi siswa dalam beberapa kelompok yang setiap kelompoknya terdiri dari empat siswa. Kelompok yang dibentuk pun merupakan kelompok heterogen, misalnya satu kelompok terdiri dari 1 siswa berkemampuan tinggi, 2 siswa berkemampuan sedang, dan satu siswa berkemampuan rendah. Hal ini dilakukan karena pembelajaran kooperatif tipe TS-TS bertujuan untuk memberikan kesempatan pada siswa untuk saling membelajarkan (peer tutoring) dan saling mendukung; 2) guru memberikan subpokok bahasan pada tiap-tiap kelompok untuk dibahas bersama-sama dengan anggota kelompok masing-masing; 3) siswa bekerja sama dalam kelompok yang beranggotakan empat orang. Hal ini bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat secara aktif dalam proses berpikir; 4) setelah selesai, dua orang dari masing-masing kelompok meninggalkan kelompoknya untuk bertamu ke kelompok lain; 5) dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi mereka kepada tamu dari kelompok lain; 6) tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri untuk melaporkan temuan mereka dari kelompok lain; 7) kelompok mencocokan dan membahas hasil-hasil kerja mereka; dan 8) masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja mereka.
8
Hasil Penelitian Tentang Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team GameTtournament dan Tipe Two Stay Two Stray pada Sub Konsep Sistem Pencernaan pada Manusia. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe team game tournament dan tipe two stay two stray pada sub konsep sistem pencernaan pada manusia di kelas XI SMA Negeri 1 Ciawi Kabupaten Tasikmalaya. Berdasarkan uji normalitas hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe team game tournament diperoleh hasil perhitungan L (0,1121) < L (0,162) maka data tersebut berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Begitu pula data hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray diperoleh perhitungan L (0,1121) < L (0,162) maka data tersebut berasal dari populasi yang berdistribusi normal. untuk mengetahui apakah kedua data hasil tes belajar tersebut homogeny atau tidak maka dilakukan uji homogenitas dua varians dengan menggunakan uji F maksimum, dengan hasilF (1,36) < F (1,93), maka kedua varians tersebut homogen. Dari pengujian uji t komparatif didapat nilai thitung = -2,13 dan t table= 2,12 maka berada di daerah penolakan Ho, dengan demikian terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang proses belajarnya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe team game tournament dan tipe two stay two stary pada sub konsep sistem pencernaan pada manusia. Selain uji t komparatif dilakukan juga uji t deskriptif. Berdasarkan hasil pengolahan data model pembelajaran koopeeratif tipe team game tournament diperoleh kesimpulan analisis, yaitu terima H0, artinya nilai post test telah mencapai KKM. Berikut disajikan diagram yang menunjukan perbedaan rata-rata skor siswa setelah melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang berbeda, yaitu model pembelajaran kooperatif tipe team game tournament pada kelas XI MIA 2 dan tipe two stay two stray pada kelas XI MIA 3 di SMA Negeri 1 Ciawi Kabupaten Tasikmalaya.
9
31
30
30.4
30 29 28 26.57
27 26 25 24 KKM
XI IPA 2
XI IPA 3
Diagram Perbedaan Skor Rata-rata Hasil Postest pada Proses Pembelajaran Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Game Tournament dan Tipe Two Stay Two Stray Karena KKM yang ditentukan adalah 30 sedangkan nilai rata-rata post test yang diperoleh adalah 30,4. maka KKM terpenuhi. Sedangkan untuk model pembelajaran koopeeratif tipe two stay two stray berdasarkan hasil pengolahan data sebagaimana terlihat pada diagram di atas diperoleh kesimpulan analisis, yaitu tolak H0, artinya nilai post test belum mencapai KKM. Karena KKM yang ditentukan adalah 30 sedangkan nilai rata-rata post test yang diperoleh adalah 26,57. maka KKM belum terpenuhi. Setelah melakukan penelitian menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe team game tournament dan tipe two stay two stary dapat diketahui kelebihannya dan kelemahan. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Game Tournament dan Tipe Two Stay Two Stay Model pembelajaran kooperatif team game tournament
Kelebihan
Kelemahan
a. Membuat siswa yang memiliki kemampuan akademis tinggi lebih menonjol dalam pembelajaran namun siswa yang berkemampuan akademik lebih rendah juga ikut aktif dan mempunyai
a. Membutuhkan waktu yang lama. b. Guru dituntut untuk pandai memilih materi pelajaran yang cocok untuk model ini. c. Guru harus mempersiapkan model ini dengan baik
10
two stay two stary
peranan penting dalam kelompoknya. b. Menumbuhkan rasa kebersamaan dan saling menghargai sesama anggota kelompoknya. c. Siswa lebih bersemangat mengikuti pelajaran karena guru menjanjikan sebuah penghargaan pada siswa atau kelompok terbaik.
sebelum diterapkan. Seperti membuat berbagai soal untuk setiap meja turnamen, dan guru harus mengetahu urutan akadaemis siswa dari yang tertinggi hingga terendah.
a. Dapat diterapkan pada semua kelas/tingkatan. b. Lebih banyak tugas yang bisa dilakukan. c. Kecenderungan belajar siswa lebih bermakna.
a. Membutuhkan waktu yang lama. b. Siswa cenderung tidak mau belajar dalam kelompok. c. Guru cenderung kesulitan dalam pengelolaan kelas.
Berdasarkan kelebihan dan kekurangan serta kendala-kendala yang ditemukan pada saat proses pembelajaran selama penelitian, maka ada beberapa saran, yaitu: a. pada saat menjelaskan tahapan pembelajaran guru harus memastikan seluruh siswa benar-benar memahami agar belajar berjalan lancar; b. pada saat menyampaikan materi pokok, dan model pembelajaran yang digunakan guru harus memperhatikan pengaturan waktu agar semua tahapantahapan dalam penerapan model pembelajaran terlaksana dengan baik dan mencapai tujuan yang diharapkan; dan c. sebaiknya guru mengawasi jalannya diskusi dengan memantau setiap kelompok dengan menanyakan apakah terdapat kesulitan atau tidak dalam berdiskusi kelompok agar siswa memahami materi dengan benar. PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, diperoleh simpulan bahwa: 1. terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe team game tournament dan tipe two stay two stary pada sub konsep sistem pencernaan pada manusia.; dan 2. proses pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe team game tournamnet lebih baik serta unggul dibandingkan proses
11
pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray yang diterapkan pada sub konsep sistem pencernaan pada manusia di kelas X IMIA SMA Negeri 1 Ciawi Kabupaten Tasikmalaya. Saran Berdasarkan simpulan dari hasil penelitian sebagaimana disebutkan di atas, penulis mengajukan saran-saran sebagai berikut: 1. dalam penerapan metode pembelajaran khususnya metode pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray guru hendaknya lebih komunikatif dalam diskusi agar peserta didik mendapatkan pemahaman materi yang matang dan tidak merasa jenuh dalam kegiatan pembelajaran; 2. guru hendaknya melakukan persiapan yang matang sebelum melakukan proses pembelajaran, dan benar-benar memahami langkah-langkah dalam menerapkan suatu model pembelajaran sebab penggunaan model pembelajaran yang menarik pun akan sulit untuk menggugah rasa ingin tahu siswa apabila persiapan guru kurang; 3. untuk meningkatkan antusiasme siswa dalam proses pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe team game tournament guru diusahakan untuk memilih berbagai kartu soal yang bervariatif dan sesuai dengan kemampuan siswa serta sesuai dengan pokok materi yang disampaikan; dan 4. guru hendaknya lebih jeli dalam memilih dan menggunakan model pembelajaran, sehingga model pembelajaran yang digunakan dapat meningkatkan motivasi siswa untuk belajar dan mudah membuat siswa memahami materi. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Huda, Miftahul. (2013). Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.. Slavin. Robert E. (2009). Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media. Sohimin, Aris. (2014). 68 Model Pembelajaran Inovativ dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media Suprijono, Agus. (2010).Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sutikno, Sobry. (2014). Metode &Model-Model Pembelajaran. Lombok: Holistica. Riwayat Hidup Arin Juliana Apandi adalah mahasiswa angkatan 2011 pada program studi pendidikan Biologi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi yang sedang melaksanakan penyususnan skripsi untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan (lulus tahun 2015).
12