PERBEDAAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK YANG MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO-VISUAL DENGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA MATERI EKOLOGI (Studi Eksperimen di Semester Genap Kelas X MIPA SMA Negeri 2 Tasikmalaya Tahun Ajaran 2016/2017) (The Differences of Students Learning Outcomes Between The Use Of AudioVisual Media and Interactive Multimedia in Subject Ecology) Sela Setiani, Purwati Kuswarini Suprapto dan Suharsono Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Jl Siliwangi No 24 Tasikmalaya-Jawa Barat. E-mail:
[email protected] ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar peserta didik kelas X MIPA yang pada proses pembelajarannya menggunakan media pembelajaran audio-visual dengan multimedia interaktif pada materi ekologi di SMA Negeri 2 Tasikmalaya Tahun Ajaran 2016/2017. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2017 sampai dengan bulan Mei 2017 di SMA Negeri 2 Tasikmalaya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode pre-eksperimental. Populasi pada penelitian ini adalah kelas X SMA Negeri 2 Tasikmalaya sebanyak 7 kelas dengan jumlah 264 siswa. Sampel diambil dengan mengunakan teknik cluster random sampling sebanyak 2 kelas. Instrumen yang digunakan adalah teknik tes hasil belajar siswa pada materi ekologi berupa pilihan majemuk dengan lima option. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji t dengan 0.05. Hasil penelitian dan uji hipotesis diperoleh bahwa ada perbedaan hasil belajar peserta didik yang proses pembelajarannya menggunakan media audiovisual dengan multimedia interaktif pada materi ekologi di kelas X MIPA SMA Negeri 2 Tasikmalaya. Hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan media pembelajaran multimedia interaktif cenderung lebih baik dari pada hasil belajar yang proses pembelajarannya menggunakan media audiovisual. Kata Kunci : Media Audio-Visual, Multimedia Interaktif, Hasil Belajar Siswa.
1
ABSTRACT This research aims at knowing the differences of students learning outcomes between the use of audio-visual media and interactive multimedia in subject ecology at the 10th Grade Math Science of Senior High School 2 Tasikmalaya in academic year 2016/2017. This research was conducted in December 2016 to May 2017 in SMAN 2 Tasikmalaya. The research methodology used was preexperimental method. The population of this research was 7 classes at the 10 th grade of SMAN 2 Tasikmalaya with the total of 264 students. The sample was chosen by using cluster random sampling technique which comprised 2 classes. The instrument used was test technique on students learning outcomes in subject ecology in the form of multiple choice with five options. The data was analysed by using t-test with 0.05. The result and hypothesis test showed that there is differences on students learning outcomes who used audio-visual media and interactive multimedia in subject ecology at the 10th Grade Math Science of Senior High School 2 Tasikmalaya. The students learning outcomes which is learning process used interactive multimedia tended to be better than the students learning outcomes which used audio-visual media. Keywords : audio-visual media, interactive multimedia, students’ learning outcome
Pendahuluan Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Interaksi yang terjadi selama proses belajar yang dilakukan salah satunya dipengaruhi oleh media pembelajaran. “Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian minat, dan kemauan serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa” (Saberan, Riduan 2012:2). Pemilihan media pembelajaran harus sesuai dengan materi yang akan di sampaikan dan sesuai dengan karakter peserta didik, karena penentuan media pembelajaran merupakan salah satu aspek yang penting dalam proses belajar mengajar sehingga dapat mencapai hasil yang di harapkan. “Jika guru dapat menentukan media pembelajaran yang tepat, maka hal tersebut dapat mendukung 2
keberhasilan peserta didik dalam kegiatan belajarnya sehingga mencapai hasil belajar yang optimal” (Azhar, Arsyad 2013:1). Berdasarkan wawancara dengan guru kelas X SMA Negeri 2 Tasikmalaya tahun pelajaran 2015/2016 pada tanggal 23 Desember 2016, rata-rata nilai ulangan MIPA khususnya pada materi ekologi di kelas X semester 2 adalah 68, sedangkan KKM yang harus dicapai adalah 76. Hal ini menunjukan kurangnya kemampuan pemahaman peserta didik dalam pembelajaran MIPA khususnya pada materi ekologi, sehingga peserta didik tidak mampu memecahkan dan menyelesaikan soal-soal yang diberikan. Dalam proses pembelajaran di kelas, guru SMA Negeri 2 Tasikmalaya umumnya menggunakan media pembelajaran yang biasa seperti power point, tidak mencoba menggunakan media pembelajaran yang terbaharukan yang membuat peserta didik lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran dan guru tidak mendominasi pembelajaran di kelas. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan
mengevaluasi
kembali
media
pembelajaran
yang
digunakan.
“Keberhasilan dalam pencapaian tujuan pembelajaran salah satunya ditentukan oleh media pembelajaran” (Aripin, Ipin 2012:1). Dalam penelitian ini penulis menggunakan media pembelajaran audio-visual dan multimedia interaktif. Media tersebut menuntut peserta didik untuk belajar lebih aktif dan mandiri dalam proses pembelajaran pada materi Ekologi. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode pre experimental, karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 2 Tasikmalaya sebanyak 7 kelas dengan jumlah 274 siswa. Sampel diambil dengan menggunkan teknik cluster random sampling sebanyak 2 kelas, yaitu kelas X MIPA 1 dan X MIPA 2. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah one-shot case study, dimana penulis hanya mengadakan perlakuan satu kali yang diperkirakan sudah memiliki pengaruh yang dilakukan pada kelompok yang menggunakan media audio-visual dan kelompok yang menggunakan multimedia 3
interaktif. Perbedaan pencapaian dilihat dari hasil post-test kelas dari dua kelompok tersebut. Tes yang digunakan adalah tes tertulis dalam bentuk pilihan majemuk dengan lima option. Soal yang diberikan telah teruji validitas dan reabilitasnya. Penelitian ini dilaksanakan di kelas X SMA Negeri 2 Tasikmalaya. Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil Penelitian Data yang diperoleh dari penelitian ini yaitu data post-test kelas yang menggunakan media audio-visual dan kelas yang menggunakan multimedia interaktif. Semua data diuji dengan menggunakan uji prasyarat yaitu uji normalitas dengan menggunakan chi kuadrat (χ2) dan uji homogenitas dengan menggunakan uji F maksimum. Setelah dilakukan perhitungan data post-test kelas yang menggunakan media audio-visual dan kelas yang menggunakan multimedia interaktif semua data berdistribusi normal dan homogen. Dari hasil perhitungan, maka diketahui sebagai berikut: Tabel 1. Data Hasil Penelitian Data Multimedia interaktif Media audio-visual
N 38 40
S2
X
30,08 28,65
Sd
8,68 8,69
2,95 2,95
Tabel 1 memperlihatkan data hasil penelitian kelas yang menggunakan multimedia interaktif dengan media
audio-visual. Multimedia interaktif
mempunyai hasil rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan dengan media audiovisual namun mempunyai nilai varians yang sama, sedangkan standar deviasi diperoleh nilai yang sama dari kedua kelompok tersebut. Setelah data memenuhi persyaratan normalitas dan homogenitas maka dilakukan pengujian hipotesis dengan uji t. Ringkasan perhitungan uji Hipotesis sebagai berikut: Tabel 2. Ringkasan uji hipotesis Data Post-test media audiovisual
thitung 2.47
ttabel 1.99
Hasil Analisis thitung > ttabel
4
Kesimpulan Tolak H0
Kesimpulan Analisis Ada perbedaan hasil belajar peserta didik yang proses pembelajarannya menggunakan media
audio-visual dengan multimedia interaktif pada materi ekologi di kelas X SMA Negeri 2 Tasikmalaya
Tabel 2 memperlihatkan bahwa berdasarkan nilai yang diperoleh yaitu thitung lebih besar dari ttabel, maka kesimpulan penelitiannya yaitu ada perbedaan hasil belajar peserta didik yang proses pembelajarannya menggunakan media audio-visual dengan multimedia interaktif pada materi ekologi di kelas X SMA Negeri 2 Tasikmalaya. Pembahasan Dari penelitian yang telah di lakukan dengan menggunakan media pembelajaran audio-visual dan multimedia interaktif penulis menyimpulkan kedua media pembelajaran tersebut dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik, karena dari media pembelajaran tersebut memiliki kelebihan tersendiri dalam proses pembelajaran. Multimedia interaktif merupakan gabungan dari berbagai media berupa teks, gambar, audio, video, dan animasi yang memungkinkan siswa berinteraksi dengan bahan ajar tersebut. “Beberapa keunggulan multimedia diantaranya adalah adanya keterlibatan organ tubuh seperti telinga (audio), mata (visual), dan tangan (kinetik)” (Aripin, Ipin 2012:3). Sedangkan media audiovisual merupakan gabungan dari audio (suara) dan visual (gambar) untuk menyampaikan informasi. “Audio-visual pembelajaran berbasis teknologi dapat digunakan sebagai sarana alternatif dalam melaksanakan proses pembelajaran, dikarenakan beberapa aspek antara lain mudah dikemas dalam proses pembelajaran dan lebih menarik untuk pembelajaran”. (Haryoko, Sapto 2009: 2). Adapun KKM mata pelajaran MIPA di kelas X SMA Negeri 2 Tasikmalaya adalah 76,00. Dari hasil konversi, skor rata-rata di kelas X MIPA 2 SMA Negeri 2 Tasikmalaya pada materi Ekologi adalah 80, sedangkan skor ratarata di kelas X MIPA 1 adalah 84. Jika dilihat dari skor rata-rata maka proses pembelajaran yang menggunakan media audio-visual dan multimedia interaktif telah mencapai skor KKM yang telah ditentukan. Rata-rata hasil belajar peserta didik dapat dilihat dari diagram berikut ini: 5
86
84
84 82
80
80 78
76
76 74 72 Multimedia Interaktif
Media Audio-Visual
Multimedia Interaktif
Rata-rata KKM
Media Audio-Visual
Rata-rata KKM
Gambar 1. Daftar Skor Rata-rata Media Audio-visual, Multimedia Interaktif dan KKM Gambar
1
memperlihatkan
bahwa
peserta
didik
yang
proses
pembelajarannya menggunakan media pembelajaran multimedia interaktif memiliki skor rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan dengan peserta didik yang proses pembelajarannya menggunakan media audio-visual. Hal tersebut menunjukan terdapat perbedaan hasil belajar peserta didik yang proses pembelajarannya menggunakan media pembelajaran multimedia interaktif dengan media audio-visual. Dan skor rata-rata aspek koginitif yang menggunakan media pembelajaran audio-visual dan multimedia interaktif dapat dilihat pada gambar berikut: 1
0.95 0.95
0.85 0.83
Skor
0.8
0.77 0.76
0.86 0.85
0.77
0.63
0.6 0.4 0.2 0 C1
C2
C3
C4
C5
Aspek Kognitif Multimedia Interaktif
Audio-Visual
Gambar 2 Diagram Rata-rata Aspek Kognitif Media Audio-visual dan Multimedia Interaktif 6
Gambar 2 memperlihatkan bahwa pembelajaran yang menggunakan media pembelajaran multimedia interaktif dan audio-visual dapat merangsang minat belajar siswa dan bahwa angka di gambar tersebut dihitung persiswa. Dari gambar dapat terlihat ada perbedaan hasil belajar peserta didik yang menggunakan media audio-visual dengan multimedia interaktif. Dilihat dari setiap aspek kognitif soal C1, C2, C3, dan C5 mempunyai rata-rata yang hampir sama antara multimedia interaktif dengan audio-visual. namun berbeda pada soal C4, hal tersebut disebabkan karena pada soal C4 dibutuhkan kemampuan analisis soal untuk dapat menjawab dengan benar. Proses pembelajaran di kelas X SMA Negeri 2 Tasikmalaya dilihat dari hasil belajar cenderung lebih baik menggunakan media pembelajaran multimedia interaktif, hal ini disebabkan selama proses pembelajaran tidak membosankan karena penyampaiannya dalam media yang interaktif dan menarik dan guru tidak perlu banyak menerangkan tentang materi yang disampaikan karena materi yang akan disampaikan sudah disajikan dalam media pembelajaran multimedia interaktif. “Multimedia interaktif menyajikan materi dalam bentuk teks, gambar, audio, video, animasi, serta menggabungkan link dan tool yang memungkinkan siswa berinteraksi dengan bahan ajar tersebut” (Jupriyanto 2016: 54). Sedangkan hasil belajar peserta didik dengan menggunakan media audiovisual juga mencapai KKM yang telah ditentukan namun memiliki nilai rata-rata yang lebih rendah dibandingkan dengan media pembelajaran multimedia interaktif, karena dalam proses pembelajaran yang menggunakan multimedia interaktif, siswa belajar berhadapan dan berinteraksi secara langsung dengan komputer yang berisi materi ekologi yang dapat dioperasikan secara mandiri sehingga membuat siswa lebih interaktif dalam proses pembelajaran. Sedangkan dengan media audio-visual siswa tidak dapat berinteraksi secara langsung karena dalam penggunaannya media audio-visual tidak dapat dioperasikan secara mandiri oleh siswa dan video hanya dapat dilihat dengan jarak pandang jauh dengan komunikasi yang searah. Selain itu jumlah anggota kelompok yang menggunakan audio-visual lebih banyak dibandingkan dengan multimedia interaktif. Hujair (Riduan Saberan, 2012:23) mengemukakan bahwa 7
“Audio-visual memiliki beberapa kelemahan yaitu pengadaannya memerlukan biaya mahal, tergantung pada energi listrik, sehingga tidak dapat dihidupkan dalam segala tempat, sifat komunikasi searah, sehingga tidak memberi ruang untuk terjadinya umpan balik”. Sehingga dalam proses pembelajarannya kurang efektif. Berdasarkan hasil penelitian di SMA Negeri 2 Tasikmalaya pada materi Ekologi sebaiknya digunakan media pembelajaran multimedia interaktif. Simpulan Berdasarkan penelitian, pengolahan data, dan pengujian hipotesis maka penulis berkesimpulan bahwa ada perbedaan hasil belajar peserta didik yang proses pembelajarannya menggunakan media audio-visual dengan multimedia interaktif pada materi ekologi di kelas X SMA Negeri 2 Tasikmalaya. Dan proses pembelajaran yang menggunakan media pembelajaran multimedia interaktif menunjukan hasil belajar yang cenderung lebih baik dari pada hasil belajar yang proses pembelajarannya menggunakan media audio-visual. Daftar Pustaka Arikunto, Suharsimi. (2013). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Aripin, Ipin. (2012). “Penggunaan Multimedia Interaktif (MMI) untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep, Berpikir Kritis, dan Retensi Konsep Sistem Reproduksi Manusia pada Siswa SMA”. Jurnal Scintiae Educatia (November, II). Jatiwangi. Arsyad, Azhar. (2013). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Basuki, Ismet dan Hariyanto, M.S. (2014). Asesmen Pembelajaran. Bandung. PT Remaja Rosdakarya. Haryoko, Sapto (2009). “Efektifitas Pemanfaatn Media Audio-Visual Sebagai Alternatif Optimalisasi Model Pembelajaran”. Jurnal Edukasi. (Maret, I). Makasar. Hernawan, Edi. (2012). Pengantar Statistika Parametrik Untuk Penelitian Pendidikan. Bahan Ajar Mata KuliahPengantar Statistika Parametrik Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya: Tidak dipublikasikan.Tidak dipublikasikan.
8
Jupriyanto. (2016). “Bahan Ajar Multimedia Interaktif Ilmu Pengetahuan Alam Sebagai Media Pembelajaran Inovatif.”.Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar. (Juli, II)”. Semarang. Riduwan. (2013). Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Mulia. Bandung: Alfabeta Saberan, Riduan (2012). “Penggunaan Media Audio Visual dalam Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa”. Lentera Jurnal Ilmiah Kependidikan. (Desember, II). Banjarmasin. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
9