Penerapan Strategi Pembelajaran Mengelilingi Narasumber (Circle The Sage) Pada Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VII SMP N 27 Padang Desti Ilhami1 Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta E-mail:
[email protected] _______________________________________________________________ Abstract The problem of student mathematic learning outcomes at VIIth grade of SMPN 27 Padang caused by several factors, such as the process of learning still centrally to the teacher, students are still ashamed and doubt to ask, many student are unactive in discussion, and the students mathematic learning outcomes was low. The aim of this research is to figure out whether the studets mathematic learning outcomes by using circle the sage is better than using convensional learning of eight classes, choses two class sample VII 1 as experiment class and VII 2 as control class. Data in this research got by give the final test on both of sample class. To tested the hypothesis used t-test on level α=0,05. Based on the result of final test. Can concluded that students mathematic learning outcomes by using circle the sage is better than students mathematic learning outcomes using convensional learning. 1
Key words: Circle The Sage, The Students Mathematics Learning Outcomes _____________________________________________________________ Untuk itu guru memegang peranan penting
Pendahuluan Pada dasarnya
harus
terhadap pencapaian tujuan pembelajaran
menciptakan suasana belajar yang aktif,
matematika. Keberhasilan guru dapat dilihat
kreatif, efektif dan menyenangkan. Namun
dari cara guru memilih strategi, model,
untuk menciptakan suasana seperti itu,
teknik
tidaklah
pembelajaran berlangsung.
semudah
dibayangkan.
pendidikan
dengan
dalam
saat
Berdasarkan hasil observasi yang telah
hendaknya diperlukan keterlibatan aktif
dilakukan di SMP N 27 Padang pada tanggal
dalam belajar. Salah satu mata pelajaran
16 sampai 19 Januari 2015 terlihat bahwa
yang menuntut keterlibatan aktif siswa
selama proses belajar mengajar masih
adalah matematika. Menyadari pentingnya
didominasi
matematika dalam pembelajaran maka guru
menjelaskan
yang mengajar harus baik dalam mendidik
memberikan beberapa contoh soal, guru
dan
tujuan
memberikan kesempatan bertanya kepada
pembelajaran di sekolah dapat tercapai.
siswa, lalu guru memberikan latihan dan
siswanya
belajar
yang
pendekatan
tersebut
melatih
Suasana
apa
dan
agar
oleh
guru,
materi
dimana
pelajaran
guru dengan
memberikan PR, dan seterusnya. Hanya
membentuk pembelajaran dengan diskusi
sebagian siswa yang memperhatikan guru
kelompok. Namun hasilnya masih kurang
sementara siswa yang lainnya asyik dengan
efektif karena pada kenyataan yang bekerja
aktivitas masing-masing seperti mengobrol
kelompok hanya satu atau dua orang siswa
dengan teman sebangku. Pada saat guru
di dalam kelompok. Hal itu disebabkan pada
menjelaskan
pembentukan kelompok diskusi, guru tidak
materi,
guru
mencoba
melakukan interaksi dengan siswa seperti
memilih
tanya jawab terhadap materi yang sedang
Dengan demikian, pada saat temannya yang
diajarkan, namun hanya beberapa dari siswa
sudah selesai mengerjakan latihan secara
yang sering aktif untuk bertanya dan
kelompok terulang kembali beberapa siswa
merespon pertanyaan yang diberikan guru,
yang berjalan-jalan ke depan meja guru
sedangkan yang lain lebih banyak diam.
untuk
Selain itu pada kegiatan mengerjakan latihan, proses tidak erjalan efektif karena
kelompok
bertanya
mencontek
secara
dan
hasil
heterogen.
beberapa
pekerjaan
siswa
kelompok
temannya yang sudah selesai.
ada beberapa dari siswa yang berjalan-jalan
Untuk mengatasi permasalahan di atas
kedepan meja guru untuk bertanya dalam
maka peneliti perlu mencoba variasi-variasi
menjawab latihan dan sebagian besar siswa
dalam menyampaikan proses pembelajaran
lainnya terlihat berjalan-jalan dari meja
yaitu dengan menggunakan strategi, metode,
kemeja untuk menyalin jawaban temannya
dan model pembelajaran yang tepat. Salah
yang dianggapnya paham. Kondisi ini
satunya
dikarenakan pada saat guru tanya jawab
Mengelilingi Narasumber (Circle The Sage).
terhadap materi yang tidak dimengerti, siswa
Circle The Sage merupakan variasi
peneliti
pembelajaran
Strategi
lebih banyak diam. Berdasarkan informasi
dari
yang peneliti peroleh dari salah satu siswa
bertukar pendapat sehingga pembelajaran
bahwa sebenarnya dia belum mengerti
melibatkan siswa secara aktif, efektif, dan
tentang pelajaran saat itu dan dia tidak
menyenangkan. Begitu pula membuat siswa
berani untuk bertanya kepada guru.
menciptakan
Berdasarkan wawancara peneliti pada
strategi
menerapkan
mengembangkan
gagasan, kebiasaan
yang dapat
ide
serta
mengambil
tanggal 19 Januari 2015 dengan salah satu
keputusan dan berpikir secara kritis dan
guru matematika di SMP N 27 Padang
analitis. Adapun langkah-langkah strategi
mengatakan bahwa beliau pernah berupaya 2
circle the sage
menurut Sani (2013:201)
Terilihat dari tujuan penelitian di atas,
yaitu:
peneliti ingin hasil belajar siswa meningkat.
a. Guru menciptakan peserta didik untuk melihat yang memiliki pengetahuan tertentu untuk saling berbagi. Pengetahuan yang dimiliki, misalnya: peserta didik yang mampu menyelesaikan permasalahan matematika yang sulit. Tentu saja, pengetahuan tersebut harus terkait dengan mata pelajaran yang dipelajari. b. Beberapa peserta didik yang paham tersebut berdiri di depan kelas. c. Guru membagi peserta didik dalam beberapa kelompok dan meminta mereka untuk mengelilingi masing-masing ahli yang berbeda. d. Ahli menjelaskan apa yang dipahaminya, dan peserta yang mengelilingi, mendengar, mengajukan pertanyaan, dan mencatat informasi. e. Semua peserta didik kembali ke kelompoknya. f. Anggota kelompok menjelaskan apa yang dipelajarinya dan membandingkan informasi yang diperoleh dari berbagai ahli yang telah dikunjungi.
menurut Hamalik (2011:155) mengatakan
Dari langkah-langkah strategi di atas, dapat
dilihat
strategi
ini
memberi
bahwa: Hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan. Perubahan dapat diartikan terjdinya peningkatan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, sikap kurang sopan menjadi sopan, dan sebagainya. Hasil belajar juga diartikan suatu kemajuan perubahan tingkah laku siswa sebagai Fontana
hasil
proses
dalam
belajar.
Suherman
Menurut (2003:7)
“pengertian belajar adalah proses perubahan tingkah laku individu yang relatif tetap sebagai
hasil
dari
pengalaman
yang
dilakukan oleh individu yang berdampak pada perubahan tingkah lakunya”. Oleh
kesempatan seluas-luasnya kepada siswa
karena
untuk berpartisipasi aktif dalam belajar
menciptakan
sehingga tujuan pembelajaran yang telah
menyenangkan
direncanakan tercapai. Oleh karena itu
khususnya pada pembelajaran matematika.
penelitian ini bertujuan untuk melihat hasil
Nikson
belajar
mengemukakan bahwa:
matematika
siswa
dengan
menggunakan strategi pembelajaran circle the sage lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar matematika pembelajaran konvensional.
itu,
perubahan kondisi
dalam
dan
belajar yang
baik
Muliyardi
dapat
menarik,
bagi
siswa
(2002:3)
Pembelajaran matematika adalah upaya untuk membantu siswa mengintruksikan konsep-konsep atau prinsip-prinsip matematika dengan kemampuan sendiri melalui proses 3
internalisasi sehingga prinsip konsep itu terbangun kembali.
dan
dikatakan bahwa sampel adalah populasi
Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan
bahwa
pembelajaran
lebih
menekankan pada bagaimana upaya guru untuk mendorong dan memfasilitasi siswa dalam
belajar
bukan
pada
apa
populasi yang akan diselidiki atau dapat juga
yang
dipelajari. Salah satu upaya guru yaitu menerapkan strategi pembelajaran yang tepat seperti strategi circle the sage, agar terjadinya interaksi aktif dalam belajar sehingga tujuan pembelajaran yang telah
dalam bentuk mini (miniatur population)”. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara random sampling (secara acak). Dengan langkah-langkah pengambilan sampel yaitu: a) Mengumpulkan nilai ulangan tengah semester ganjil kelas VII SMP N 27 Padang Tahun Pelajaran 2014/2015, kemudian dihitung rerata dan simpangan bakunya, b) Melakukan uji kesamaan rerata terlebih dahulu dilakukan:
direncanakan tercapai.
1. Uji normalitas terhadap kelompok
Metodologi
data
Jenis penelitian yang dilakukan adalah
peneliti
dengan
mengurangi
mengeleminasi
faktor-faktor
lain
menggunakan uji barlett; 3. Melakukan
Arifin
mengemukakan
bahwa
(2012:215) “populasi
atau
universe adalah keseluruhan objek yang diteliti, baik berupa orang, benda, kejadian, hal-hal
bagian
sampel.
Arifin
bahwa
“sampel
kelas
rerata dengan
anava satu
arah;
penelitian.
Sedangkan
kesamaan
menggunakan teknik
yang
Populasi adalah keseluruhan objek dari
maupun
uji
masing-masing
atau
mengganggu”.
nilai
uji
2. Melakukan uji homogenitas dengan
untuk mencari hubungan sebab akibat antara dua fakor yang sengaja ditimbulkan oleh
menggunakan
Liliefors;
penelitian ekperimen. Arikunto (2010:9) mengatakan “eksperimen adalah suatu cara
dengan
dari
yang
populasi
(2012:215) adalah
terjadi”. yaitu
menyatakan
sebagian
Intrumen
yang
digunakan
dalam
penelitian ini adalah tes akhir hasil belajar. Analisis data tes akhir untuk menjawab apakah hasil belajar matematika siswa yang menerapkan strategi circle the sage lebih baik dari hasil belajar matematika siswa yang
menerapkan
pembelajaran
konvensional. Dapat dilihat dari perbedaan
dari 4
rerata
dengan
menggunakan
t-test.
Jenis data dalam penelitian yaitu data
Langkah-langkah uji t-test adalah:
kuantitatif. Data kuantitatif adalah data
a.
Uji normalitas terhadap masing-masing
yang berbentuk angka atau bilangan berupa
kelompok data dengan menggunakan
nilai tes akhir kelas VII SMP N 27 Padang.
uji Liliefors. Kriterianya adalah terima
Hasil dan Pembahasan
H 0 Jika 𝐿𝐿0 > 𝐿𝐿𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 selain itu hipotesis
ditolak. Dengan H 0 menyatakan bahwa
hasil
data hasil belajar matematika kedua
eksperimen lebih baik dari pada kelas
kelas sampel berdistribusi normal jika
kontrol.
𝐿𝐿0 > 𝐿𝐿𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 .
pembelajaran circle the sage memiliki
b. Uji
homogenitas
variansi,
untuk
𝐹𝐹 =
𝑆𝑆1 2
dengan kriteria pengujian
𝑆𝑆2 2
2
dampak
matematika
Ini
positif
siswa
menunjukkan
terhadap
kelas
strategi
hasil
belajar
dari rerata tes akhir yang diikuti oleh kedua kelas sampel, dimana rerata nilai kelas
terima hipotesis H 0 𝐹𝐹1−1𝛼𝛼(𝑛𝑛
belajar
matematika siswa kelas. Hal ini dapat dilihat
mengujinya dilakukan uji F.
c.
Data hasil tes akhir diketahui bahwa
1 −1,𝑛𝑛 2 −1)
< 𝐹𝐹 < 𝐹𝐹1𝛼𝛼(𝑛𝑛 2
eksperimen adalah 65,63% sedangkan kelas . 1 −1,𝑛𝑛 2 −1)
kontrol yaitu 40%. Ini terlihat bahwa rerata
kesimpulannya adalah data hasil belajar
kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan
matematika siswa pada kedua kelas
kelas kontro. Selain itu, dapat dilihat dari
sampel memiliki variansi homogen.
siswa yang tuntas dan tidak tuntas.
Untuk menguji hipotesis terlebih
dahulu dihitung harga S, selanjutnya rumus uji t. Telah diperoleh harga t dibandingkan dengan 𝑡𝑡(1−𝛼𝛼) pada tingkat kepercayaan
α=0,05. Jika diperoleh 𝑡𝑡 > 𝑡𝑡(1−𝛼𝛼) hipotesis
ditolak.
Dengan
disimpulkan matematika
bahwa siswa
demikian hasil
yang
dapat
belajar
menerapkan
strategi pembelajaran circle the sage lebih baik dari hasil belajar yang menerapkan pembelajaran konvensional.
Hasil tes akhir dapat dilihat pada Tabel 1: Data Tes Akhir Kelas Eksperimen Kontrol
𝒏𝒏
32 30
𝒙𝒙 𝒎𝒎𝒎𝒎𝒎𝒎𝒎𝒎 𝒙𝒙𝒎𝒎𝒎𝒎𝒎𝒎 100 98
48 44
Nilai siswa ≥75 <75 21 11 12 18
Berdasarkan analisis data diperoleh 𝑡𝑡 = 2,65
dan
𝑡𝑡(1−𝛼𝛼) = 1,67
dengan
𝑑𝑑𝑑𝑑 = 60 pada tingkat kepercayaan 95%. Ternyata
diterima.
𝑡𝑡 > 𝑡𝑡(1−𝛼𝛼) ,
artinya
hipotesis
5
Pada pengamatan peneliti selama penelitian,
Daftar Pustaka
terlihat
1. Arifin,
pada
kelas
eksperimen
lebih
Zainal.
2012.
Penelitian
bersemangat dan lebih aktif dalam proses
Pendidikan Metode dan Paradigma
pembelajaran. Berbeda halnya dengan kelas
Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya
materi
2. Hamalik, Oemar. 2011. Perencanaan
pelajaran dan beberapa contoh kemudian
Pengajaran Berdasarkan Pendekatan
meminta siswa untuk mengerjakan latiha
Sistem. Jakarta: Bumi Askara
kontrol,
peneliti
menerangkan
yang
3. Muliyardi. 2002. Strategi Pembelajaran
mengerjakannya hanya siswa yang sama
Matematika. Padang:Universitas Negeri
hampir pada setiap pertemuan berlangsung.
Padang
kedepan
kelas,
namun
siswa
Peneliti telah mencoba untuk meminta siswa
4. Sani, Ridwan Abdullah. 2013. Inovasi
yang berbeda untuk mengerjakan latihan
Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
tersebut tetapi tidak juga berlangsng dengan
5. Suherman,
Erman.
2003.
baik karena siswa merasa malu dan takut
Pembelajaran
salah menyelesaikan soal latihan yang
Kontemporer. Bandung: JICA
Strategi
Matematika
peneliti berikan. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa yang pembelajarannya menggunakan strategi circle the sage pada pembelajaran matematika lebih baik dari hasil belajar matematika siswa yang pembelajarannya menggunakan konvensional pada kelas VII SMP Negeri 27 Padang tahun pelajaran 2014/2015.
6