PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DI KELAS V SD NEGERI 02 PAKAN SELASA KECAMATAN PAUH DUO KABUPATEN SOLOK SELATAN Marliyus1, Wince Hendri1,Ashabul Khairi1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Email:
[email protected] Abstract This research highest background low-self activity and study result of the students. Researchers still not use the method or model of learning cooperative which corresponds to matter in the learning process, do not give direct experience to students, still use the methods and an approach that is traditional for example, are still using a method of lectures. This research aims to improve the activity and results of the learn IPA in class V SD Negeri 02 Subdistrict Pakan Selasa Pauh Duo with cooperative learning model type of NHT. This research is in SD Negeri 02 Pakan Selasa, the subject of research grade V of 24 people. This research was conducted in 2 cycle. The findings of the study showed an increase of (1) the average results of the Cognitive aspect of student learning cycle I, 67 increased to 79.5 in cycle II. (2) average of the observations the implementation process of learning the teacher on a cycle I 66,25 increased to 94.5 per cycle II. (3) an increase in the activity of students with average in cycle I, 55,25 increased to 75 in cycle II. Based on the research findings and the results of the above, it can be concluded that cooperative learning model type, NHT can increase the activity and results of the learn IPA in class V SD Negeri 02 Pakan Selasa, and can be used as an alternative to implement learning IPA in elementary school. Key words: Cooperative Learning Model Type NHT, activity and cognitive aspects of Student Learning Outcomes PENDAHULUAN
manusia.
A. Latar Belakang Masalah
pendidikan
Pendidikan merupakan suatu kegiatan universal dalam kehidupan
pendidikan
Setiap
penyelenggaraan
memiliki yang
hendak
tujuan dicapai.
Adapaun tujuan pendidikan nasional
1
menyatakan
“Mencerdaskan
kehidupan
bangsa
dan
adalah rendahnya hasil belajar dan aktifitas
siswa
dalam
kegiatan
mengembangkan manusia seutuhnya,
pembelajaran. Siswa hanya datang ke
manusia yang beriman dan bertaqwa
sekolah, duduk dan diam di kelas, dan
kepada Tuhan YME, serta berbudi
mendengarkan ceramah dari guru.
pekerti luhur, memiliki pengetahuan,
Rendahnya hasil belajar dapat dilihat
keterampilan, kesehatan jasmani dan
dari rendahnya hasil Ujian Akhir
rohani, kepribadian yang mandiri serta
Semester (UAS) semester 1 Kelas V
bertanggung
Tahun Ajaran 2012-2013 pada mata
jawab
sendiri,masyarakat
kepada dan
diri
bangsa.”
(UUSPN Nomor 20 Tahun 2003).
pelajaran IPA yaitu
sebesar
5,5.
Dimana hanya 10 orang siswa yang
Berdasarkan hasil pengalaman
mencapai KKM. Jadi, dari hasil UAS
guru mengajar, menunjukkan bahwa
diperoleh data bahwa sebagian besar
pembelajaran IPA di kelas V SD
nilai siswa tidak mencapai Kriteria
Negeri 02 Pakan Selasa Kecamatan
Ketuntasan Mengajar (KKM) yang
Pauh Duo Kabupaten Solok Selatan
telah ditetapkan yaitu sebesar 60.
masih
dan
permasalahan inilah upaya dilakukan
pendekatan yang tradisional, misalnya
terhadap pembelajaran yang dilakukan
masih menggunakan metode ceramah
guru
menggunakan
metode
Pada umumnya pelajaran IPA
dengan
pendekatan
mengembangkan
keterampilan
hampir selalu disajikan secara verbal
melalui
melalui kegiatan ceramah dan book
dengan
oriented. Dengan keterlibatan siswa
Together, sebab pembelajaran ini lebih
yang sangat minim. Guru belum
menjadikan kegiatan belajar mengajar
menggunakan
lebih
alat
peraga
dalam
pembelajaran
proses
metode
variatif
kooperatif
Numbered
dan
Heads
menyenangkan
pembelajaran sekalipun di sekolah
sehingga anak tidak bosan ketika
tersedia KIT IPA.
dalam kegiatan pembelajaran. Selain
Akibat yang ditumbulkan dari kegiatan
pembelajaran
seperti
itu
itu, pembelajaran kooperatif dengan teknik Numbered Heads Together ini 3
juga dapat memperbaiki permasalahan
1.
terhadap materi IPA atau konsep yang
kelompok. Setiap peserta didik dalam
sedang dipelajari oleh peserta didik
setiap kelompok mendapat nomor.
selama kegiatan pembelajaran IPA
2.
sehingga sedikit demi sedikit dapat
masing-masing
diperbaiki kearah yang lebih baik yang
mengerjakannya.
dilakukan oleh guru yang bertugas
3. Kelompok memutuskan jawaban
sebagai fasilitator dan motivator bagi
yang dianggap paling benar dan
peserta didik.
memastikan
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti sebagai guru mengadakan penelitian
dengan
“Peningkatan
judul
Aktivitas
dan
Peserta
Guru
Kabupaten
tugas
dan
kelompok
setiap
anggota
adalah
Peserta didik dengan nomor yang
Hasil
dipanggil melaporkan hasil kerja
Solok
Selatan”.
sama mereka. “Kegiatan
belajar
/
aktivitas
belajar sebagi proses terdiri atas enam unsur yaitu tujuan belajar, peserta
Pengertian Numbered Heads Together
memberikan
dalam
4. Guru memanggil salah satu nomor.
tipe NHT di kelas V SD Negeri 02 Selasa
dibagi
kelompok mengetahui jawaban ini.
Belajar IPA melalui model kooperatif
Pakan
didik
adalah
pembelajaran
suatu yang
model lebih
didik
yang
kesulitan
termotivasi,
belajar,
lingkungan,
tingkat
stimulus
dari
didik
yang
pesrta
mengedepankan kepada aktivitas siswa
memahami situasi, dan pola respons
dalam
peserta didik ”(Sudjana,2005:105)
mencari,
mengolah,
dan
melaporkan informasi dari berbagai
Diedrich
(2001)
terjemahan
sumber yang akhirnya dipresentasikan
Hamalik (2005:172-173), jenis-jenis
di depan kelas (Rahayu, 2006).
aktivitas dibagi atas 8 kelompok,
Langkah-langkah model pembelajaran
antara lain:
kooperatif tipe NHT sebagai berikut:
1.
Kegiatan Visual seperti membaca, memperhatikan
gambar,
4
demonstrasi, percobaan, pekerjaan
2.
gembira, berani, tenang, gugup,
menyatakan,
dan sebagainya.
merumuskan, member
saran,
Kegiatan
Hasil
adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki
diskusi,
siswa setelah ia menerima pengalaman
interviu,
mendengar
belajarnya. Kingsley (Sudjana, 2001: seperti
22) membagi tiga macam hasil belajar,
mendengarkan uraian, percakapan,
yaitu : (a) keterampilan dan kebiasaan;
diskusi,
(b) pengetahuan dan pengertian; (c)
music,
pidato
dan
sebagainya.
sikap dan cita-cita yang masing-
Kegiatan menulis seperti menulis
masing golongan dapat diisi dengan
cerita, karangan,
bahan yang ada pada kurikulum
laporan, tes,
angket, menyalin, dan sebagainya.
sekolah.
Kegiatan
METODE PENELITIAN
menggambar
menggambar, peta
membuat
diagram,
pola,
seperti grafik, dan
sebagainya. Kegiatan
Dalam penelitian ini, model yang
digunakan
adalah
model
Penelitian Tindakan Kelas Kolaboratif, metrik
seperti
dimana peneliti melakukan observasi
melakukan percobaan, membuat
dalam kegiatan pembelajaran guru dan
konstruksi,
siswa di kelas.
model,
mereparasi,
bermain, berkebun, memelihara binatang, dan sebagainya. 7.
belajar
pendapat,
interupsi dan sebagainya.
6.
seperti
Kegaiatan lisan (oral) seperti:
mengadakan
5.
emosional
menaruh minat, merasa bosan,
mengeluarkan
4.
Kegiatan
orang lain dan sebagainya.
bertanya,
3.
8.
Kegiatan
mental
menanggap,
Pelaksanaan Tindakan
seperti
Kelas
Penelitian dapat
melalui 4 tahap yaitu :
mengingat,
a.
Tahap Perencanaan
memecahkan soal, menganalisis,
b.
Tahap Pelaksanaan
melihat
c.
Tahap Pengamatan
d.
Tahap Refleksi
hubungan,
mengambil
keputusan, dan sebagainya.
dilakukan
5
secara
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Siklus I Pada
kegiatan
pribadi,
memperhatikan
yang
menyenangkan,
interaksi
inti
yaitu
menguasai berbagai metode dan teknik
:descriptor yang tampak 1) Penomoran
mengajar
serta
menggunakannya
pada tahap ini yang dilakukan adalah
dengan tepat, menjaga suasana kelas
siswa dikelompokan dalam kelompok
jangan terjadi konflik ,menghargai
kecil untuk mengoptimalkan manfaat
siswa sesuai dengan kemampuannya.
belajar kelompok. Setiap kelompok
Adapun nilai pelaksanaan proses
beranggotakan 4-6 orang. kemudian
pembelajaran peneliti yang laporkan
guru memberikan nomor diri siswa
oleh observer pada tiap-tiap pertemuan
setiap
pada siklus I sebagai berikut :
anggota
identitas
kelompok
diri.2)
sebagai
Mengajukan
Tabel 4: Nilai Pelaksanaan Proses
pertanyaan tugas yang diberikan dapat berupa
membaca/mengerjakan
LKS.Untuk lebih jelas lihat tabel pengamatan proses pembelajaran guru
Pembelajaran Guru SiklusI Pertemuan
Siklus I
Rata-
1
Pertemu
rata
an 2 Skor
5
7
Persentase
55,5%
77%
sebagai berikut: Tabel 3: Pengamatan Pelaksanaan Proses
66,25
Pembelajaran
Guru Siklus I Berdasarkan
Siklus I
tabel
di
atas
Pertemuan
Nilai
Kriteria
terbukti bahwa peneliti sudah mulai
1
55,5
Kurang
memperbaiki
2
77
Cukup
Jumlah
132,5
Rata-rata
66,25
Peranan memberi
tentang
kekurangan-
kekurangan pada siklus I pertemuan II yang dirasakan pada saat pembelajaran
peneliti
motivasi
anak
dalam
berlangsung. Adanya inisiatif peneliti
adalah
untuk
“mengenal sikap siswa yang diajarkan
berusaha
memperbaiki
kekurangan, media yang dipakai sudah tepat dan evaluasi yang diberikan 6
kurang
bermutu,
berusaha
untuk
Untuk
lebih
jelas
lihat
memperbaiki
rekapitulasi Aktivitas Siswa sebagai
1). Aktivitas siswa Siklus I Segi aktivitas siswa pengamat
berikut: Tabel 6: Rekapitulasi Aktivitas Siswa
melaporkan sebagai berikut: selama
Siklus I
proses pembelajaran siswa sudah dapat
Siklus I
dikatakan antusias dan semangat untuk
Pertemuan
Nilai
Kriteria
belajar. Siswa menjawab LKS dalam
1
49,5
Kurang
kelompok dengan sangat baik, tetap
2
61
Cukup
Jumlah
110,5
Rata-rata
55,25
tidak
semua
melakukan
siswa
dengan
yang
baik
,hal
terbukti saat guru menyuruh seorang
siswa
pertanyaan
untuk
bisa ini salah
menjawab
kedepan kelas
karena
malu dan akhirnya diminta kepada siswa untuk menjawab dikursi saja.
Setelah
belajar siswa kelas V SDN 02 Pakan Selasa Kecamatan Pauh Duo sebagai berikut: Tabel 7: Rekapitulasi
bekerja
sendiri
sehingga
diskusi
ini
membuktikan
Jumlah
1600
Tidak Tuntas
14
10
58,3%
41,6%
tidak
terlaksana dengan baik. Hal
Hasil Belajar Siklus I Tuntas
secara
berkelompok dengan bernomor apalagi
hasil belajar
siswa siklus 1, yaitu:
aktif untuk mengikuti belajar. Siswa terbiasa
tindakan
pada siklus I, maka diperoleh hasil
Hal ini membuktikan siswa belum
belum
dilakukan
Rata-rata
siswa
Persentase
belum aktif untuk mengikuti belajar.
ketuntasan
Siswa belum terbiasa bekerja secara
67
Sumber data: Guru Kelas V SDN 02 Pakan Selasa
berkelompok dengan bernomor apalagi sendiri
sehingga
terlaksana dengan baik
diskusi
tidak
Refleksi tindakan siklus I ini mencakup
refleksi
terhadap
7
perencanaan,
pelaksanaan,
evaluasi
dan hasil yang diperoleh oleh siswa. Pelaksanaan
guru
telah
menjelaskan
langkah-
langkah kerja yang akan dilakukan
penggunaan
siswa,. Tetapi berdasarkan kolaborasi
pembelajaran
peneliti dengan guru kelas ditemui
kooperatif tipe NHT (Numbered Heads
bahwa masih terdapat beberapa siswa
Togethers
pada
yang kurang memahami cara langkah
dapat dilakukan
kerja dengan menggunakan Model
dengan baik walaupun masih terdapat
pembelajaran Kooperatif tipe NHT
sedikit
karna dianggap baru oleh siswa.Hal ini
pendekatan
model
Community
pembelajaran IPA
kekurangan
dan
kurang
sesuainya dengan perencanaan. Dalam
kegiatan
dikarenakan
percobaan
dilakukan
awal,
hanya didominan oleh siswa yang
penyampaian tujuan dan pembangkitan
lebih aktif saja. Hal ini dikarenakan
skemata
siswa belum terbiasa melakukannya.
dapat
dikatakan
tidak
terlaksana dengan baik. Namun dalam
Berdasarkan pengamatan, tes
kegiatan inti yaitu pada kegiatan
dan catatan lapangan maka tujuan
menyiapkan
yang diharapkan pada pembelajaran
kondisi
kelas
sudah
terlihat dengan baik. Hal ini terlihat
siklus I
banyak siswa yang siap menerima
demikian
upaya
menerapkan
materi.
pendekatan
model
pembelajaran
Terlaksananya kegiatan ini
belum tercapai.
Dengan
didukung oleh alat peraga yang cukup
kooperatif tipe NHT (Numbered Heads
baik,
Togethers
sehingga
dapat
mendukung
ini
dapat
direncanakan
pembangkitan skemata siswa. Alat
langkah-langkah proses pembelajaran
peraga yang ditampilkan adalah KIT
yang akan ditargetkan pada siklus II.
IPA dan media lain yang dibuat pada
Dengan demikian rencana perbaikan
sebuah kerton manila
ditargetkan pada kendala yang ditemui
Pada
kegiatan
dan
menjelaskan
LKS langkah
kerjanya
membagikan
sudah
langkah-
pada siklus I, dan akan dilaksanakan pada siklus II.
berjalan
dengan baik karena pelaksanaan ini 8
Tabel 11: Rekapitulasi Aktivitas Siswa
B. Hasil Penelitian Siklus II Proses Pembelajaran Guru pada siklus II. ini dapat dilihat pada tabel 9: Pengamatan Pelaksanaan Proses Pembelajaran Guru Siklus II Siklus II
Siklus II Siklus II Pertemuan
Nilai
Kriteria
1
72
Cukup Baik
Pertemuan
Nilai
Kriteria
2
77,5
1
89
Baik
Jumlah
149,5
2
100
Amat Baik
Rata-rata
75
Jumlah
189
Rata-rata
94,5
Dalam
melakukan
kegiatan
tersebut, siswa terlihat sangat antusias Dari Tabel di atas sudah terlihat bahwa
pelaksanaan
proses
pembelajaran dari aspek guru di siklus II sudah terlaksana sesuai dengan model kooperatife tipe NHT, di lihat dari rata-rata 94,5 sudah melebihi target
pertama
bahwa
ketuntasan
aktivitas
siswa
pengamat melaporkan siswa sudah aktif untuk mengikuti pembelajaran , hal ini dapat terlihat pada lembar observasi aktivitas siswa pada siklus II pada pertemuan 2 dengan persentase 77,5%.
sesuai dengan
LKS. Ini berarti ketepatan langkah kerja
siswa
berdiskusi
sudah siswa
baik.
Dalam
pun
telah
menunjukkan kerja sama yang baik, hal ini terbukti bahwa tiap kelompok dengan
baik walaupun masih ada yang kurang
1) Aktivitas siswa segi
melakukan kegiatan
dapat melakukan kegiatan
aktivitas guru 75%.
Dari
dan semangat sehingga siswa telah
tepat tapi dapat dibimbing oleh peneliti untuk melakukan percobaan. 2) Hasil belajar Setelah
dilakukan
tindakan
pada siklus II, maka diperoleh hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 02 Pakan Selasa Kecamatan Pauh Duo sebagai berikut :
9
Tabel 12: Rekapitulasi
hasil belajar
C. Pembahasan Umum
siswa siklus II yaitu:
Berdasarkan
22
Jumlah
1910
Rata-rata
79,5
Guru dari Siklus I dan Siklus II maka
Nilai Tertinggi
90
didapat rata-rata ketuntasan dari aspek
Nilai Terendah
60
guru sebagai berikut:
Persentase
2
pengamatan
91,6%
8,3%
Ketuntasan
Pelaksanaan
Tabel
17:
Proses
Pembelajaran
Rata-rata
Pengamatan
Pelaksanaan
Pembelajaran Guru
Hasil tes akhir menggambarkan bahwa subjek penelitian menguasai dengan baik materi pembelajaran yang disajikan.
Dari
menyimpulkan
hasil
bahwa
keberhasilan
dengan rata-rata 79,5 dan
bahkan melewati dari target yang direncanakan.
bahwa siklus II sudah memperoleh hasil yang memuaskan. Keberhasilan tindakan
pada
mencapai
91,6%.
siklus
II
Karena
penelitian
ini
sudah kriteria sudah
tercapai dengan baik dan berdasarkan hasil
Siklus II
66,25
94,5
Tabel rata- rata di atas dapat kita lihat adanya peningakatan pada siklus I rata-rata 66,25 menjadi 94,5 pada siklus II maka terjadi peningkatan ketuntasan
Dari tabel di atas dapat dilihat
keberhasilan
Siklus I
rata-rata
belajar siswa telah mencapai target yaitu
diskusi
peneliti
Proses
dengan
Pelaksanaan
Proses
Pembelajaran dari aspek guru. Hal tersebut dapat terjadi karena peneliti sudah melakukan penelitian dengan cara memperbaiki segala kekurangan yang terjadi pada Siklus I. Sedangkan di tinjau dari aspek pengamatan Aktivitas Siswa terdapat rata-rata sebagai berikut:
kolabolator maka penelitian cukup sampai disini.
10
Tabel 18 : Rata-rata
Pengamatan
Aktivitas Siswa
67 ke siklus II membuktikan
Siklus I (%)
Siklus II (%)
55,25
75
yaitu 79,5 Ini
bahwa
penelitian
tindakan kelas pada siklus II sudah dinyatakan
berhasil.
Perbandingan
Rata- rata hasil belajar dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Berdasarkan
rata-rata
Tabel 19:
pengamatan aktivitas siswa di atas, maka terjadi peningkatan dari silkus I 55,25
menjadi
75
pada
siklus
II.Penelitian sudah menunjukan bahwa
Perbandingan
Rata-rata
Hasil
Belajar
Antara
Siklus
Siswa I
dan
Siklus II Siklus I
Siklus II
67
79,5
penelitian tiundakan kelas dari aspek penilaian aktivitas siswa dinyatakan sudah berhasil. Hasil belajar adalah kemampuankemampuan
yang
setelah
menerima
tabel
di
atas
siswa
bahwa penelitian tindakan kelas dari
pengalaman
siklus I ke siklus II hasil belajar siswa
Kingsley
sudah mencapai ketuntasan secara
(Sudjana, 2001: 22) membagi tiga
klasikal 75% dengan melihat rata-rata
macam hasil belajar, yaitu : (a)
hasil belajar dari siklus I ke Siklus II
keterampilan
sudah meningkat yaitu 67 pada siklus I
ia
belajarnya.Menurut
dan
dimiliki
Berdasarkan
kebiasaan;
(b)
pengetahuan dan pengertian; (c) sikap
menjadi 79,5 pada siklus II.
dan
Kesimpulan
cita-cita
yang
masing-masing
golongan dapat diisi dengan bahan yang ada pada kurikulum sekolah.
belajar
Bedasarkan penelitian
dalam
temuan
hasil
peningkatkan
Perbandingan rata-rata hasil
aktivitas dan hasil belajar melalui
siswa pada siklus I dan II
model kooperatife tipe NHT pada
terjadi peningkatan dari siklus I yaitu
pembelajaran
IPA,
maka
11
kesimpulannya
dapat
dikemukakan
DAFTAR PUSTAKA
Pembelajaran
Ali.(2011) NHT (Numbered Heads Togethers). http://iqbalali.com/2013/03/0 3nht-numbered-headtogethers/.html
adalah : 1. Model Kooperatife
Tipe
NHT
dapat meningkatkan hasil belajar siswa dari kognitif
aspek
pada siklus I
dengan nilai 67 sedangkan pada siklus II 79,5 pada siklus II,
maka terjadi
peningkatan hasil belajar kognitif yaitu 12,5. 2. Penilaian Aktivitas siswa dengan
persentase
ketuntasan 55,25%
pada
siklus I dan persentase ketuntasan pada siklus II adalah 75%. Maka terjadi
Andriani, R (2008). “Upaya Peningkatan Partisipasi dan Hasil Belajar Siswa SD melalui Penerapan Pembelajaran Berbasis Portofolio pada Mata Pelajaran IPA.Jakarta: PT. Grafindo Anita, L (2007). Cooperative Learning ( memperkenalkan Cooperative Learning di ruang-ruang kelas). Jakarta: PT. Grafindo Ekawarna, (2009). Penelitian Tindakan Kelas, Dick, Reiser 1989, Jakarta: Gaung Persada Perss
peningkatan 19,75% 3. Penilaian Pelaksanaan
Aktivitas Proses
Pembelajaran Aspek Guru persentase ketuntasan pada siklus I yaitu 66,25%, pada siklus II yaitu 94,5% maka terjadi 28,25%.
peningkatan
Ekawarna, dkk. 2010, Penelitian Tindakan Kelas (Panduan Untuk Penulisan Skripsi). Jakarta: Gaung Persada Perss. Emosda. 2010, Psikologi Pendidikan. Jambi : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi. Etin,
S, dkk. (2008). Cooperatif Learning ( Analisis Model 12
Pembelajaran IPS). Jakarta: PT. Bumi Aksara. Hamalik, O. (2003). Psikologi Belajar dan Mengajar.Bandung: Sinar Baru Algesindo. Ibrahim, M. (2007). Pembelajaran Inquiry. Surabaya: UNESA Universitas Press. Nindiah, W. (2011). Penerapan Model Cooperative Learning Tipe NHT ( Numbered Head Together) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Materi Gaya. Skripsi: Tidak diterbitkan.
Slameto. (2003).Belajar dan Faktorfaktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Asdi Mahgasatya. Suprijono, A. (2011). Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sudjana.(2005). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Tarsito. S.Nasution, 1993, Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar,Jakarta: Bumi Aksara. Yusti, Model Pembelajaran Kooperatif http://yustiarini.blogspot.com/2 013/08/model-pembelajarankooperatif.html,
Purwanto M Ngalim, 1990, Intriduction to psychology, Morgan, 1978, Psikologi Pendidikan, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Sagala, S. (2006). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV. Alfabeta. Sanjaya,
W. (2009). Strategi Pembelajaran Berdasarkan Standar Proses Pendidikan Jakarta: Kencana Media Group.
13
14