PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SCIENCE TECHNOLOGY SOCIETY (STS) TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN (Studi Eksperimen di Kelas VII SMP Negeri 10 Tasikmalaya) The Influences of Science Technology Society (STS) Model Learning to Student Result Learning on Pollution Environment Material Ariska, Purwati Kuswarini dan Diana Hernawati. E-mail:
[email protected] Biology Department Faculty of Educational Sciences and Teacher’s Training Siliwangi University Tasikmalaya Jl. Siliwangi No. 24 Post Code 164 Tlp. (0265) 330634 Tasikmalaya 46115 E-mail:
[email protected] ABSTRACT The purpose of this research is to know the influences of Science Technology Society (STS) model learning to student result learning on pollution environment material at the 10th public Junior High School at Tasikmalaya. This research is conducted in November 2015 to April 2016 at the 10th public Junior High School at Tasikmalaya. True experimental is the method used of this research with population the students in 7th grade of the 10th public Junior High School at Tasikmalaya, in number of 376 students. Sample was took using cluster random sampling at the rate of 2 classes. The research instrument used is the test result in pollution environment material. The written test is the form of multiple choice with four options. The technique of analyzing the data is used ttest with α = 0,05. The results showed tcount is the rejection region H0. This indicates that there is the influences of Science Technology Society (STS) model learning to student result learning on pollution environment in 7th grade of the 10th public Junior High School at Tasikmalaya. Keywords : Science Technology Society (STS) model, student result learning, pollution environment. ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Science Technology Society (STS) jika diterapkan pada proses pembelajaran mengenai materi pencemaran lingkungan di kelas VII SMP negeri 10 Tasikmalaya. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2015 sampai dengan bulan April 2016 di SMP negeri 10 Tasikmalaya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode true eksperimental dengan populasi peserta didik kelas 1
VII SMP negeri 10 Tasikmalaya, dengan jumlah 376 orang. Sampel diambil dengan menggunakan teknik cluster random sampling sebanyak 2 kelas. Instrumen yang digunakan adalah teknik tes hasil belajar peserta didik pada materi pencemaran lingkungan. Tes tertulis ini berupa pilihan ganda dengan empat option. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji t dengan α = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan thitung berada didaerah penolakan Ho. Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh model pembelajaran Science Technology Society (STS) terhadap hasil belajar peserta didik pada materi pencemaran lingkungan di kelas VII SMP negeri 10 Tasikmalaya. Kata Kunci : Model Science Technology Society (STS), Hasil Belajar Peserta Didik, Pencemaran Lingkungan. PENDAHULUAN Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Kualitas pendidikan terletak pada berbagai faktor–faktor dalam pembelajaran seperti tenaga pendidik, prasarana, peserta didik, serta proses dalam pembelajarannya. Faktor–faktor tersebut harus menjadi satu kesatuan utuh yang harus senantiasa berjalan secara sistematis agar kualitas pendidikan semakin membaik. Menurut Wirtha & Rapi (Smarabawa, et.al., 2008:2) “masih banyak peserta didik belajar hanya menghafal konsep-konsep, mencatat apa yang diceramahkan guru, pasif, dan jarang menggunakan pengetahuan awal sebagai dasar perencanaan pembelajaran”. Hal senada juga diungkapkan oleh Suastra (Smarabawa, et.al., 2007:2) “bahwa dalam kenyataannya masih terdapat beberapa hambatan yang menyebabkan guru belum mampu melakukan perubahanperubahan terhadap pola pembelajaran yang konvensional secara konsisten”. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru IPA kelas VII SMP Negeri 10 Tasikmalaya khususnya untuk materi pencemaran lingkungan pada tahun ajaran 2014/2015 permasalahan yang dihadapi oleh pendidik adalah sulitnya menyampaikan materi–materi biologi yang harus dipahami oleh peserta didik dan pembelajaran yang digunakan disekolah. Pembelajaran langsung yang hanya bersifat satu arah tanpa melibatkan peserta didik secara langsung membuat peserta didik menjadi kurang termotivasi dan kurang memperhatikan materi yang
2
disampaikan oleh guru. Sehingga mengakibatkan peserta didik tidak mampu memecahkan dan menyelesaikan test pada kegiatan akhir pembelajaran. Hal ini terlihat pada rata-rata nilai ulangan IPA mengenai materi pencemaran lingkungan tahun ajaran 2014/2015 mencapai 65 sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimum di SMP Negeri 10 Tasikmalaya adalah sebesar 76. Hal ini menunjukkan kurangnya kemampuan pemahaman peserta didik dalam proses pembelajaran IPA sehingga peserta didik tidak mampu memecahkan dan menyelesaikan soal-soal yang dievaluasikan. Maka guru dituntut untuk mampu mengembangkan kreativitas, ide dan gagasan peserta didik. Model pembelajaran dijadikan sebagai salah satu alternatif, dalam proses pembelajaran tersebut dengan menggunakan model pembelajaran Science Technology Society (STS). Pada model Science Technology Society (STS) peserta didik diajak secara langsung untuk melihat fenomena-fenomena alam yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Lingkungan tidak hanya berwujud lingkungan fisik yang berupa fenomena abiotik (makhluk tak hidup) maupun fenomena alam biotik (makhluk hidup). Tetapi peserta didik juga mempelajari dampaknya terhadap lingkungan masyarakat. TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Science Technology Society (STS) terhadap hasil belajar peserta didik pada materi Pencemaran Lingkungan di Kelas VII SMP Negeri 10 Tasikmalaya Tahun Ajaran 2015/2016. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunkan metode true experimental design dengan adanya kelompok lain yang tidak dikenal eksperimen dan ikut mendapatkan pengamatan, dengan adanya kelompok lain yang disebut kelompok pembanding atau kelompok kontrol. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas VII SMP Negeri 10 Tasikmalaya sebanyak 12 kelas dengan jumlah 376
3
orang. Sampel diambil dengan menggunkan teknik cluster random sampling sebanyak 2 kelas, yaitu kelas eksperimen (VII I) dan kontrol (VII L). Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah control group pretest-post test yang dilakukan pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, perbedaan pencapaian dilihat dari pencapaian antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang diambil dari hasil pretest dan posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen, serta perbandingan nilai gain yang dinormalisasi (N-gain) antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol . Tes yang digunakan adalah tes tertulis dalam bentuk pilihan ganda dengan empat option dengan jumlah 40 soal. Soal yang diberikan telah teruji validitas dan reliabilitasnya. Kemudian analisis data diolah dengan menggunakan uji t. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Data yang diperoleh dari penelitian ini meliputi data Pretest, posttest dan N-gain kelas kontrol dan kelas eksperimen sebagai berikut: Tabel 1.Data Statistik Pretest, Posttest dan N-Gaindi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Statistik
Pretest Pretest Posttest Posttest N-gain N-gain eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol eksperimen kontrol
Skor minimum Skor maksimum Rata-rata Varians Standar deviasi
14
13
26
22
0,33
0,23
25
24
37
33
0,80
0,63
19,19 9,51
18,26 9,55
31,60 9,60
27,95 11,12
0,60 0,01
0,45 0,01
3,08
3,09
3,10
3,33
0,1
0,1
Untuk menguji kenormalan data digunakan uji lilliefors, Ringkasan perhitungan uji normalitas sebagai berikut: Tabel 2.Ringkasan Hasil Uji Normalitas Data
Lo
Lkritis
Pretest eksperimen Posttest eksperimen
0,0945 0,1325
0,1634 0,1634 4
Hasil analisis Lo < Lkritis Lo < Lkritis
Kesimpulan Terima Ho Terima Ho
Kesimpulan analisis normal normal
Data
Lo
Lkritis
N-gain eksperimen Pretest kontrol Posttest kontrol N-gain kontrol
0,1493 0,0773 0,123 0,1532
0,1634 0,1634 0,1634 0,1634
Hasil analisis Lo < Lkritis Lo < Lkritis Lo < Lkritis Lo < Lkritis
Kesimpulan Terima Ho Terima Ho Terima Ho Terima Ho
Kesimpulan analisis normal normal normal normal
Untuk mengetahui apakah kedua data hasil tes belajar tersebut variansnya homogen atau tidak, dilakukan uji homogenitas dua varians dengan menggunakan uji Fmaksimum, Ringkasan perhitungan uji homogenitas sebagai berikut: Tabel 3.Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Fmaksimum Data
Fhitung
Ftabel
Hasil analisis
Kesimpulan
1,01
1,88
Fhitung< Ftabel
Terima Ho
1,16
1,88
Fhitung< Ftabel
Terima Ho
1
1,88
Fhitung< Ftabel
Terima Ho
pre – post test eksperimen pre – posttest kontrol N-gaineksperimen N-gainkontrol
Kesimpulan analisis Kedua varians homogen Kedua varians homogen Kedua varians homogen
Setelah data memenuhi persyaratan normalitas dan homogenitas maka dilakukan pengujian hipotesis dengan uji t dependent dan uji t independent. Ringkasan perhitungan uji Hipotesis sebagai berikut: Tabel 4. Ringkasan uji hipotesis Data Pretest – Posttest Eksperimen Pretest – Posttest Kontrol N-gain Eksperimen N-gain Kontrol
thitung -24,41
ttabel 2,05
Hasil Analisis thitung < -ttabel
Kesimpulan Tolak Ho
-19,44
2,05
thitung < -ttabel
Tolak Ho
7,5
2,004
thitung > +ttabel
Tolak Ho
Kesimpulan Analisis Hasil pretest tidak sama dengan hasil posttest Hasil pretest tidak sama dengan hasil posttest Ada pengaruh model Pembelajaran
science technology society (STS) terhadap hasil belajar peserta didik pada materi pencemaran lingkungan di kelas VII SMP Negeri 10 Tasikmalaya
5
PEMBAHASAN Berdasarkan hasil uji t skor N-gain eksperimen - skor N-gain kontrol maka diperoleh thitung 7,5 dan ttabel 2,004. Maka hasil analisis menunjukan thitung berada didaerah penolakan Ho, yang artinya ada pengaruh model Pembelajaran science technology society (STS) terhadap hasil belajar peserta didik pada materi pencemaran lingkungan di kelas VII SMP Negeri 10 Tasikmalaya Tahun Ajaran 2015/2016. Sedangkan untuk nilai rata-rata N-gain kelas eksperimen 0,60 dan untuk N-gain kontrol 0,45. Hal ini membuktikan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar, dimana hasil belajar kelas eksperimen yang proses pembelajarannya menggunkan model pembelajaran science technology society (STS) jauh lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar di kelas kontrol yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran langsung. Hal tersebut disebabkan karena dalam model pembelajaran science technology society (STS) memiliki 3 komponen dalam proses pembelajarannya, diantaranya pada tahap peserta didik mencari informasi dengan melakukan eksplorasi melalui wawancara kepada warga (Society) kemudian peserta didik melakukan observasi untuk mendapatkan data (Science). Kemudian peserta didik mengaitkan keadaan nyata yang ada di lapangan hasil wawancara dengan teoriteori yang dibahas didalam buku literatur (Science). Peserta didik mendiskusikan temuannya serta mencari informasi dari berbagai media media tentang tempat yang pernah mengalami masalah yang sama dengan tempat observasi serta upaya penanggulangan yang pernah dilakukan di tempat tersebut (Technology). Pada tahap pengambilan keputusan atau menentukan solusi yang tepat untuk menanggulangi permasalahan guru mengarahkan peserta didik agar pemecahan masalah didasari oleh informasi yang telah mereka dapatkan (Science). Hasil pembelajaran antara pretest dan posttest peserta didik di kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Science Technology Society (STS) disajikan dalam gambar berikut ini:
6
(%) 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
89,6
84,4 68,6 49,5
C1
62
47,1
C2
87,9
42,2
C3
C4
51,7 41,3
Pretest Post test
C5
Gambar 1 Diagram Batang Perbedaan Nilai Kognitif Pretest dan Posttest Peserta Didik di Kelas Eksperimen (%) Berdasarkan diagram pada gambar 1 di atas, terlihat perbedaan nilai peserta didik sebelum (pretest) dan sesudah (posttest) proses belajarnya menggunakan model pembelajaran Science Technology Society (STS). Tingkat keberhasilan pretest peserta didik dalam menjawab soal C1 sebesar 49,5%, soal C2 sebesar 47,1%, C3 sebesar 62%, C4 sebesar 42,2%, dan C5 sebesar 41,3%. Sedangkan tingkat keberhasilan posttest dalam menjawab soal C1 sebesar 84,4%, soal C2 sebesar 68,6%, C3 sebesar 89,6%, C4 sebesar 87,9%, dan C5 sebesar 51,7%. Dari nilai presentase pretest dapat dilihat bahwa jumlah jawaban peserta didik yang paling menonjol adalah pada aspek kognitif C3. Namun dari nilai presentase posttest jawaban peserta didik dari aspek kognitif C1 sampai C5 mengalami peningkatan yang signifikan, selain itu jawaban yang menonjol tidak hanya pada satu aspek kognitif saja diantaranya C 1, C3, dan C4. Hal tersebut membuktikan bahwa peserta didik sudah mampu mengingat apa yang disampaikan guru maupun apa yang mereka lihat saat berada di lapangan. Tidak hanya mengingat tapi peserta didik juga mulai mengaplikasikan apa yang mereka dapatkan saat mengikuti pembelajaran. Setelah mengaitkan dengan teoriteori yang ada peserta didik menganalisis kembali untuk lebih mendalami konsepkonsep tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa proses belajar dengan menggunakan model pembelajaran Science Technology Society (STS) mampu membuat peserta didik lebih memahami termotivasi untuk memahami materi. 7
Hasil pembelajaran antara pretest dan posttest peserta didik di kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran langsung disajikan dalam gambar berikut ini: (%) 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
89 79,7 64,4 48,7
46,7
63,7 Pretest
48,2 41,3
39,6 31
C1
C2
C3
C4
Posttest
C5
Gambar 2 Diagram Batang Perbedaan Nilai Kognitif Pretest dan Posttest Peserta Didik di Kelas Kontrol (%) Berdasarkan diagram pada gambar 2 di atas, terlihat perbedaan nilai peserta didik sebelum (pretest) dan sesudah (posttest) proses belajarnya menggunakan model pembelajaran langsung. Tingkat keberhasilan pretest peserta didik dalam menjawab soal C1 sebesar 48,7%, soal C2 sebesar 46,7%, C3 sebesar 48,2%, C4 sebesar 41,3%, dan C5 sebesar 31%. Sedangkan tingkat keberhasilan posttest dalam menjawab soal C1 sebesar 79,7%, soal C2 sebesar 64,4%, C3 sebesar 89%, C4 sebesar 63,7%, dan C5 sebesar 39,6%. Dari nilai presentase pretest dan posttest tersebut terlihat bahwa pemahaman peserta didik dari aspek kognitif C1 sampai C5 hanya menonjol pada aspek kognitif C1 dan C3. Hal ini menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran dengan model pembelajaran langsung peserta didik hanya mengingat apa yang telah disampaikan oleh guru. Setelah mendapatkan penjelasan dari guru di sekolah peserta didik mengaitkan dan mengaplikasikannya dengan kegiatan kesehariaan mereka. Adapun data hasil belajar peserta didik dari setiap kategori N-gain di kelas yang menggunakan model pembelajaran Science Technology Society (STS) dan model pembelajaran langsung dapat dilihat dari diagram berikut ini. 8
30
26 25
21 20 15
8
10
3
5 0
0
0 Rendah
Sedang
Tinggi
Model Pembelajaran Science Technology Society (STS) Model Pembelajaran Langsung
Gambar 3 Diagram Kategori N-gain dari Model Pembelajaran Technology Society (STS) dan model pembelajaran langsung
Science
Gambar 3 menjelaskan data hasil belajar peserta didik dari setiap kategori N-gain di kelas yang menggunakan model pembelajaran Science Technology Society (STS) dan model pembelajaran langsung. Dari diagram tersebut dapat diketahui bahwa data hasil belajar peserta didik dari setiap kategori N-gain di kelas yang menggunakan model pembelajaran Science Technology Society (STS) yaitu kategori tinggi sebanyak 8 orang, kategori sedang sebanyak 21 orang, dan kategori rendah tidak ada. Sedangkan di kelas yang menggunakan model pembelajaran langsung yaitu kategori tinggi tidak ada, kategori sedang sebanyak 26 orang, dan kategori rendah sebanyak 3 orang. Setelah melakukan penelitian dengan menggunakan model pembelajaran Science Technology Society (STS) terdapat beberapa kelebihan diantaranya menarik untuk dilakukan karena peserta didik langsung melakukan identifikasi masalah ke lingkungan sekitarnya, melatih peserta didik untuk berinteraksi secara baik dengan teman sekelasnya dan masyarakat disekitarnya, proses belajar lebih menyenangkan karena tidak hanya dilakukan di kelas dan terpaku pada buku karena peserta didik langsung diajak terjun ke lapangan sehingga membuat peserta didik memperdalam pengetahuan dari pengalaman secara nyata.
9
Pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Science Technology Society (STS) juga memiliki kekurangan atau kendala dalam pelaksanaannya yaitu materi yang digunakan harus yang bisa diamati di kehidupan sehari-hari agar bisa dilakukan observasi secara langsung, memerlukan waktu yang lama untuk melakukan pemecahan masalah karena terlalu banyak dipakai proses observasi ke lapangan. Sehingga pembelajaran atau penugasan laporan akhir setelah proses observasi dikerjakan diluar jam pelajaran sekolah atau dikerjakan di rumah masing-masing yang memungkinkan pengerjaan hanya dilakukan oleh sebagian anggota kelompok. Selain itu, saat pelaksanaan presentasi dapat terlihat peserta didik yang mampu menguasai materi dan yang tidak menguasai materi karena proses pengerjaan laporan dilakukan oleh sebagian anggota kelompok. SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis, maka diperoleh simpulan bahwa ada pengaruh model pembelajaran science technology society (STS) terhadap hasil belajar peserta didik pada materi pencemaran lingkungan di kelas VII SMP Negeri 10 Tasikmalaya Tahun Ajaran 2015/2016.
SARAN 1. Dalam penggunaan model pembelajaran Science Technology Society (STS) guru sebaiknya membatasi waktu saat peserta didik melakukan observasi ke lapangan. 2. Guru harus dapat menanamkan rasa percaya diri, rasa tanggung jawab, serta saling menghargai antar peserta didik agar seluruh proses pembelajaran berlangsung dengan lancar, terutama dalam proses presentasi. 3. Dalam penggunaan model pembelajaran Science Technology Society (STS) guru hendaknya memilih materi yang bisa dikaitkan dengan dunia nyata.
10
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Meltzer, David E. (2002). “The Relationship Between Mathematics Preparation and Conceptual Learning in Physics: A possible “hidden variable” in diagnostic pretest score”. American Association of Physics Teachers. (Desember XII). Amerika. Poedjiadi, Anna. (2010). Sains Teknologi Masyarakat Metode Pembelajaran Kontekstual Bermuatan Nilai. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset. Putra, Sitiava Rizema. (2012). Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains. Yogyakarta: DIVA Press. Sagala, Syaiful (2013). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabetta. Slameto. (2013). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Smarabawa, et.al,. (2007). Pengaruh Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat terhadap Pemahaman Konsep Biologi dan Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa SMA. (Volume 3 Tahun 2013). Singaraja. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Wati, Icha Kurnia., dkk (2013). Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat(STM) Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X SMA Negeri 3 Boyolali Tahun Pelajaran 2012/2013. Volume 7, Nomor 1. Surakarta. Widaningsih, Dedeh. (2013). Modul Evaluasi Pembelajaran Matematika. Tasikmalaya: Tidak Diterbitkan. Widodo, A. (2005). Taksonomi Tujuan Pembelajaran. Didaktis. 4(2), 61-69. Jurnal. FPMIPA – Universitas Pendidikan Indonesia. Winataputra, Udin S. dkk (2008). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.
11