PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DIBANTU DENGAN METODE MIND MAPPING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA SUB KONSEP SISTEM REPRODUKSI (Studi Eksperimen di kelas XI SMA Negeri 10 Tasikmalaya Tahun ajaran 2015/2016) The Influence of Numbered Heads Together Model on Students’ Result Learning Achievement in Reproduction System sub Material Nur Aini, Purwati Kuswarini, dan Suharsono Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Jl Siliwangi No 24 Tasikmalaya-Jawa Barat. E-mail:
[email protected] ABSTRACT This research aims to determine the effect of cooperative learning model Numbered Heads Together (NHT), assisted by the mind mapping method to the study of students in sub concept of reproductive system in public senior high school 10 Tasikmalaya. This research was conducted in January 2016 to the month of october 2016 at public senior high school 10 Tasikmalaya. The method used is the true experimental method with a population of students of XI grade public senior high school 10 Tasikmalaya, with the number of 52 people. Samples were taken using saturation sampling technique as much as two classes, namely as an experimental class and control class. The instrument used was a technique achievement test students on the concept of Reproductive System. The written test is multiplechoice with four options. Data analysis technique used is the t test with α of 0.05. The results showed thitung is the rejection region of Ho. This shows that there us influence learning model Numbered Heads Together assisted dengn Mind mapping method to the study of students in sub material reproductive system in XI grade public senior high school 10 Tasikmalaya. Keywords: Numbered Heads Together, Mapping Method, Students Result Learning.
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dibantu dengan metode mind mapping terhadap hasil belajar peserta didik pada sub konsep Sistem Reproduksi di kelas XI SMA Negeri 10 Tasikmalaya. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2016 sampai dengan bulan oktober 2016 di SMA Negeri 10 Tasikmalaya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode true eksperimental dengan populasi peserta didik kelas XI SMA Negeri 10 Tasikmalaya, dengan jumlah 52 orang. Sampel diambil dengan menggunakan teknik sampling jenuh sebanyak 2 kelas, yaitu sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol. Instrumen yang digunakan adalah teknik tes hasil belajar peserta didik pada konsep Sistem Reproduksi. Tes tertulis ini berupa pilihan ganda dengan empat option. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji t dengan α 0,05. Hasil penelitian menunjukkan thitung berada didaerah penolakan H0. Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh model pembelajaran numbered heads together dibantu dengn metode Mind mapping terhadap hasil belajar peserta didik pada sub materi sistem reproduksi di kelas XI SMA Negeri 10 Tasikmalaya. Kata Kunci : Numbered Heads Together, Mind Mapping, Hasil Belajar Peserta Didik.
Pendahuluan Proses pembelajaran di kelas umumnya ditentukan oleh peran pendidik dan peserta didik yang terlibat langsung didalam proses tersebut. Kesulitan maupun kegagalan yang terjadi dalam proses pembelajaran tidak hanya bersumber dari kemampuan peserta didik yang kurang maksimal. Faktor lain yang turut menentukan keberhasilan dalam belajar salah satunya kurang perhatian peserta didik saat pendidik menyampaikan materi khususnya pada materi IPA. IPA merupakan ilmu yang mempunyai peran yang sangat besar dalam pendidikan dan kehidupan sehari-hari, sehingga IPA memiliki karakteristik yang berbeda dengan ilmu lainnya dalam hal objek persoalan dan proses pembelajarannya. Proses Pembelajaran IPA harus menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung yang mengakibatkan banyak permasalahan yang berkaitan dengan proses pembelajaran IPA di sekolah-sekolah saat ini. Salah satu permasalahan yang sering terjadi yaitu kurangnya perhatian peserta didik pada saat proses pembelajaran yang menyebabkan rendahnya hasil belajar. Untuk mengatasi hal tersebut maka pendidik harus selalu meningkatkan kualitas profesionalismenya pada saat penyampaian materi pembelajaran. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada sebagaian siswa kelas XI SMA Negeri 10 TASIKMALAYA, dalam kegiatan pembelajaran biologi masih mendapat kesulitan dalam proses belajarnya. siswa kurang aktif dan merasa pembelajaran tidak menarik membuat siswa jenuh dalam proses pembelajaran sehingga pemahaman terhadap materi pembelajaran pun kurang. Hal ini berdampak pada hasil belajar yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 75. Hasil belajar dilihat dari rata-rata nilai ulangan peserta didik dari seluruh kelas IPA yaitu 72 masih di bawah KKM. Berdasarkan kenyataan tersebut, perlu usaha untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dengan mengembangkan berbagai variasi. Salah satu cara untuk melibatkan siswa lebih aktif adalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif dan metode pembelajaran. Dalam model ini siswa diarahkan untuk bisa bekerjasama dengan lingkungan sosialnya, mengembangkan diri dan bertanggung jawab secara individual. Melihat permasalahan di atas, maka
diperlukan suatu solusi untuk menghadapi kendala tersebut yaitu dengan menggunakan model Numbered Heads Together dan metode Mind Mapping dalam penyampaian materi. Penerapan ke dua metode ini dilakukan untuk melihat adanya perbedaan keberhasilan proses pembelajaran dan melihat perbedaan peningkatan hasil belajar dengan menggunakan ke dua model dan metode tersebut, karena salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran yaitu penggunaan metode pembelajaran. Pemilihan metode pembelajaran yang tepat pada proses pembelajaran dapat memberikan hasil yang maksimal. Metode Penelitian Penelitian ini menggunkan metode true experimental design dengan adanya kelompok lain yang tidak dikenal eksperimen dan ikut mendapatkan pengamatan. dengan adanya kelompok lain yang disebut kelompok pembanding atau kelompok kontrol. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas XI IPA SMA Negeri 10 Tasikmalaya dengan jumlah peserta didik 52 orang. Sampel diambil dengan menggunkan teknik sampling jenuh dikarenakan populasi dalam penelitian ini ada dua kelas, maka seluruh anggota kelas XII IPA dipakai sebagai sampel, yaitu kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre-test post-test control group desigen yang dilakukan pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, perbedaan pencapaian dilihat dari pencapaian antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang diambil dari hasil pretest dan posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen, serta perbandingan nilai gain yang dinormalisasi (N-gain) antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol . Tes yang digunakan adalah tes tertulis dalam bentuk pilihan majemuk dengan lima option. Soal yang diberikan telah teruji validitas dan reliabilitasnya. Penelitian ini dilaksanakan di Kelas XI IPA SMA Negeri 10. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis dalam bentuk pilihan majemuk dengan empat option yang dilakukan sebelum dan setelah proses pembelajaran selesai satu pokok bahasan. Tujuan dari
pelaksanaan tes ini adalah untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan belajar yang telah dicapai peserta didik. Teknik Pengolahan dan Analisis Data 1. Teknik Pengolahan data Data yang diambil dari penelitian ini meliputi pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen, posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen, serta perbandingan nilai gain yang dinormalisasi (N-gain) antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Menurut Hake (Meltzer, 2002:2) N-gain dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut. Ng = Spost-Spre Smax-Spre Keterangan: Ng
: Nilai gain yang dinormalisasi (N-gain) dari kedua pendekatan
Spost : Skor tes akhir Spre
: skor tes awal
Smax : skor maksimum Tabel 3.7 Kriteria Nilai N-Gain Perolehan N- gain
Keterangan
N- gain > 0,70
N – gain tinggi
0,30 ≤ N- gain ≤ 0,70
N – gain sedang
N- gain < 0,30
N – gain rendah
Sumber: (Meltzer, 2002:3) 2. Teknik Analisis Data a. Uji Prasyarat 1)
Uji normalitas.
2)
Uji homogenitas.
b. Uji Hipotesis Jika semua data berdistribusi normal dan homogen maka analisis akan dilanjutkan ke langkah pengujian hipotesis dengan uji statistik parametrik (uji t) sedangkan jika data tidak berdistribusi normal dan tidak homogen maka analisis dilanjutkan dengan uji statistika non-parametrik yaitu uji U Man-Whitney. Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil Penelitian 1. Data Hasil Penelitian di Kelas Eksperimen a. Skor Pretest 1) Data statistik Tabel 4.2 Data Statistik Pretest di Kelas Eksperimen No Statistik Skor 1 Skor minimum 16 2 Skor maksimum 30 3 Rata-rata 22,25 4 Varians 11,25 5 Standar deviasi 3,35 Sumber: Hasil pengolahan data
Frekuensi
2) Histogram dan Polygon 8 7 6 5 4 3 2 1 0
7 5
4
3 1 15,518,518,5 21,5 21,5 24,5 24,5 27,5 27,5 30,5 30,5 15,5 Batas Kelas
Gambar 4.1 Histogram dan Polygon Frekuensi Pretest Kelas Eksperimen
Gambar 4.1 menjelaskan skor hasil pretest pada kelas eksperimen. Dari gambar tersebut dapat diketahui bahwa skor pretest paling rendah berkisar antara 16,5 - 18,5 yaitu sebanyak 3 orang, sedangkan skor pretest paling tinggi berkisar antara 27,5 – 30,5 sebanyak 1 orang, dan frekuensi skor pretest paling banyak berkisar antara 21,5 – 24,5 sebanyak 7 orang. b. Skor Posttest 1) Data statistik Tabel 4.4 Data Statistik Posttest di Kelas Eksperimen No Statistik Skor 1 Skor minimum 27 2 Skor maksimum 38 3 Rata-rata 31,6 4 Varians 7,8 5 Standar deviasi 2,78 Sumber: Hasil pengolahan data
Frekuensi
2) Histogram dan polygon 7 6 5 4 3 2 1 0
6 4
4
3 2 1
34,536,5 36,538,538,5 26,526,528,528,430,530,532,532,534,5 Batas Kelas Gambar 4.2 Histogram dan Polygon Frekuensi Posttest Kelas Eksperimen Gambar 4.2 menjelaskan skor hasil posttest pada kelas eksperimen. Dari gambar tersebut dapat diketahui bahwa skor posttest paling rendah berkisar antara 27,5 - 28,5 yaitu sebanyak 3 orang, sedangkan skor posttest paling tinggi berkisar antara 36,5 –
38,5 sebanyak 1 orang, dan frekuensi skor posttest paling banyak berkisar antara 30,5 – 32,5 sebanyak 6 orang. c. Skor N-Gain 1) Data statistik Tabel 4.6 Data Statistik N-Gain di Kelas Eksperimen No Statistik Skor 1 Skor minimum 0,46 2 Skor maksimum 0,80 3 Rata-rata 0,57 4 Varians 0,01 5 Standar deviasi 0,1 Sumber: Hasil pengolahan data
Frekuensi
2) Histogram dan polygon 8 7 6 5 4 3 2 1 0
7 6 4 2 1 0,525 0,665 0,4550,455 0,525 0,5950,595 0,665 0,7350,735 0,8050,805 Batas Kelas
Gambar 4.3 Histogram dan Polygon Frekuensi N-Gain Kelas Eksperimen Gambar 4.3 menjelaskan skor hasil N-gain pada kelas eksperimen. Dari gambar tersebut dapat diketahui bahwa skor Ngain paling rendah berkisar antara 0,465-0,525 yaitu sebanyak 7 orang, sedangkan skor N-gain paling tinggi berkisar antara 0,735 – 0,805 sebanyak 1 orang, dan frekuensi skor N-gain paling banyak berkisar antara 0,465-0,525 yaitu sebanyak 7 orang. 2. Data Hasil Penelitian di Kelas Kontrol a. Skor Pretest 1) Data statistik
Tabel 4.8 Data Statistik Pretest di Kelas Kontrol No Statistik Skor 1 Skor minimum 7 2 Skor maksimum 21 3 Rata-rata 12,95 4 Varians 14,47 5 Standar deviasi 3,80 Sumber: Hasil pengolahan data
Frekuensi
2) Histogram dan polygon 7 6 5 4 3 2 1 0
6 5 4 3 2
6,5 7,59,5 10,5 12,5 13,5 15,5 16,5 18,5 19,5 21,5 22,5 Batas Kelas Gambar 4.4 Histogram dan Polygon Frekuensi Pretest di Kelas Kontrol Gambar 4.4 menjelaskan skor hasil pretest pada kelas kontrol. Dari gambar tersebut dapat diketahui bahwa skor pretest paling rendah berkisar antara 6,5 - 9,5 yaitu sebanyak 4 orang, sedangkan skor pretest paling tinggi berkisar antara 18,5 – 21,5 sebanyak 2 orang, dan frekuensi skor pretest paling banyak berkisar antara 9,5 – 12,5 sebanyak 6 orang. b. Skor Posttest 1) Data statistik Tabel 4.10 Data Statistik Posttest di Kelas Kontrol No Statistik Skor 1 Skor minimum 15 2 Skor maksimum 28 3 Rata-rata 21,55
Frekuensi
4 Varians 5 Standar deviasi Sumber: Hasil pengolahan data 2) Histogram dan polygon 7 6 5 4 3 2 1 0
13,52 3,68
6 5 4 3 2
14,514,517,517,520,5 20,523,523,526,5 26,5 29,5 29,5 Batas Kelas Gambar 4.5 Histogram dan Polygon Frekuensi Posttest Kelas Kontrol Gambar 4.5 menjelaskan skor hasil posttest pada kelas kontrol. Dari gambar tersebut dapat diketahui bahwa skor posttest paling rendah berkisar antara 14,5 - 17,5 yaitu sebanyak 3 orang, sedangkan skor posttest paling tinggi berkisar antara 26,5 – 29,5 sebanyak 2 orang, dan frekuensi skor posttest paling banyak berkisar antara 20,5 – 23,5 sebanyak 6 orang. c. Skor N-Gain 1) Data statistik Tabel 4.12 Data Statistik N-Gain di Kelas Kontrol No Statistik Skor 1 Skor minimum 0,24 2 Skor maksimum 0,58 3 Rata-rata 0,38 4 Varians 0,008 5 Standar deviasi 0,089 Sumber: Hasil pengolahan data
Frekuensi
2) Histogram dan polygon 7 6 5 4 3 2 1 0
6 5 4
4
1 0,235
0,305
0,235 0,305
0,375
0,445
0,515
0,375 0,445 0,515 Batas Kelas
0,585
0,585
Gambar 4.6 Histogram dan Polygon Frekuensi N-Gain Kelas Kontrol Gambar 4.6 menjelaskan skor hasil N-gain pada kelas kontrol. Dari gambar tersebut dapat diketahui bahwa skor N-gain paling rendah berkisar antara 0,235 - 0,305 yaitu sebanyak 4 orang, sedangkan skor N-gain paling tinggi berkisar antara 0,515 – 0,585 sebanyak 1 orang, dan frekuensi skor N-gain paling banyak berkisar antara 0,305 - 0,375 yaitu sebanyak 6 orang. A. Analisis Uji Prasyarat 1. Uji Normalitas Untuk menguji kenormalan data digunakan uji lilliefors. Hipotesis yang diuji adalah: Ho : Sampel telah diambil dari populasi yang berdistribusi normal Ha : Sampel telah diambil dari populasi yang tidak berdistribusi normal Kaidah pengujian hipotesis yang digunakan adalah: Tolak Ho jika Lo > Lkritis Hasil analisis dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.14 Ringkasan Hasil Uji Normalitas Hasil Lkritis Kesimpulan analisis
Data
L0
Skor pretest eksperimen
0,0985
0,190
L0 < Lkritis
Terima H0
Kesimpulan analisis Data berasal dari populasi yang berdistribusi normal
Kesimpulan analisis Data berasal dari Skor posttest 0,14 0,190 L0 < Lkritis Terima H0 populasi yang eksperimen berdistribusi normal Data berasal dari Skor N-gain 0,1554 0,190 L0 < Lkritis Terima H0 populasi yang eksperimen berdistribusi normal Data berasal dari Skor pretest 0,0995 0,190 L0 < Lkritis Terima H0 populasi yang control berdistribusi normal Data berasal dari Skor posttest 0,1049 0,190 L0 < Lkritis Terima H0 populasi yang control berdistribusi normal Data berasal dari Skor N-gain 0,1129 0,190 L0 < Lkritis Terima H0 populasi yang control berdistribusi normal Keterangan : Perhitungan secara lengkap dapat dilihat pada lampiran Data
L0
Lkritis
Hasil analisis
Kesimpulan
2. Uji Homogenitas Untuk mengetahui apakah kedua data hasil tes belajar tersebut variansnya homogen atau tidak, dilakukan uji homogenitas dua varians dengan menggunakan uji Fmaksimum. Hipotesis yang diuji adalah: H0 : kedua varians homogen Ha : kedua varians tidak homogen Kaidah pengujian hipotesis yang digunakan adalah: Tolak H0 jika Fhitung ≥ Ftabel Hasil analisis dapat dilihat pada tabel berikut:
Data Skor pre – post test eksperimen Skor pre – post test control N-gaineksperimen N-gaincontrol
Tabel 4.15 Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Fmaksimum Hasil Fhitung Ftabel Kesimpulan analisis
Kesimpulan analisis
1,44
2,16
Fhitung < Ftabel
Terima H0
Kedua varians homogeny
1,07
2,16
Fhitung < Ftabel
Terima H0
Kedua varians homogeny
1,25
2,16
Fhitung < Ftabel
Terima H0
Kedua varians homogeny
Keterangan : Perhitungan secara lengkap dapat dilihat pada lampiran B. Pengujian Hipotesis 1. Skor Pretest – Posttest Kelas Eksperimen Karena kedua kelompok data telah diambil dari populasi yang berdistribusi normal dan kedua variansnya homogen, maka pengujian dilanjutkan dengan uji t dependent. Hipotesis yang diuji adalah: H0 : hasil pretest sama dengan hasil posttest Ha : hasil pretest tidak sama dengan hasil posttest Kaidah pengujian hipotesis yang digunakan adalah: Terima H0 jika - ttabel < thitung ≤ +ttabel Hasil analisisnya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.16 Ringkasan Hasil Uji t dependent Pretest – Posttest Kelas Eksperimen thitung
ttabel
-20,2
2,09
Hasil Analisis thitung < -ttabel
Kesimpulan
Kesimpulan Analisis
Hasil pretest tidak sama dengan hasil posttest Keterangan : Perhitungan secara lengkap dapat dilihat pada lampiran Daerah Penolakan Ho (daerah kritis)
-20,2
Tolak Ho
Daerah Penerimaan Ho
-2,09
Daerah Penolakan Ho (daerah kritis)
+2,09 Gambar 4.7
Kurva Hasil Uji t Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen Berdasarkan grafik tersebut di atas thitung = -20,2 terletak di daerah penolakan H0, kesimpulan analisis tolak H0. Dengan demikian, hipotesis yang diajukan, “hasil pretest tidak sama dengan hasil posttest” dapat diterima.
2. Skor Pretest – Posttest Kelas Kontrol Terima H0 jika - ttabel < thitung ≤ +ttabel Hasil analisisnya dapat dilihat pada tabel berikut:
thitung
ttabel
-4,52
2,09
Tabel 4.17 Ringkasan Hasil Uji t dependent Pretest – Posttest Kelas Kontrol Hasil Kesimpulan Kesimpulan Analisis Analisis thitung < -ttabel Tolak Ho Hasil pretest tidak sama dengan hasil posttest
Daerah Penolakan Ho (daerah kritis)
-4,52
Daerah Penolakan Ho (daerah kritis)
Daerah Penerimaan Ho
-2,09
+2,09 Gambar 4.8
Kurva Hasil Uji t Pretest dan Posttest Kelas Kontrol Berdasarkan grafik tersebut di atas thitung = -4,52 terletak di daerah penolakan H0, kesimpulan analisis tolak H0. Dengan demikian, hipotesis yang diajukan, “hasil pretest tidak sama dengan hasil posttest” dapat diterima. 3. Skor N-gain Kelas Eksperimen – Kelas Kontrol Tabel 4.18 Ringkasan Hasil Uji t independent N-gain Eksperimen - N-gain Kontrol thitung 6,3
ttabel 2,024
Hasil Analisis thitung > +ttabel
Kesimpulan Tolak Ho
Kesimpulan Analisis Ada pengaruh model pembelajaran cicuit learning terhadap hasil belajar peserta didik pada sub materi sistem pencernaan pada manusia di kelas XI IPA SMA Negeri 10 Tasikmalaya
Daerah Penolakan H0 (daerah kritis)
Daerah Penerimaan Ho
-2,024
Daerah Penolakan H0 (daerah kritis)
+2,024
6,3
Gambar 4.9 Kurva Hasil Uji t N-gain Eksperimen - N-gain Kontrol Berdasarkan grafik tersebut di atas thitung = 6,3 terletak di daerah penolakan H0, Kesimpulan analisis tolak H0. Dengan demikian, hipotesis yang diajukan, “Ada pengaruh model pembelajaran numbered heads together dibantu dengan metode mind mapping terhadap hasil belajar peserta didik pada sub materi sistem reproduksi di kelas XI IPA SMA Negeri 10 Tasikmalaya” dapat diterima. C. Pembahasan 1. Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar Peserta Didik yang Menggunakan Model Pembelajaran Numbered Heads Together Dibantu dengan Metode Mind Mapping (Kelas Eksperimen) Berdasarkan hasil uji hipotesis perbedaan antara skor pretest dan posttest di kelas eksperimen yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran numbered heads together dibantu dengan metode mind mapping diperoleh thitung -20,2 dan ttabel 2,09 dengan kesimpulan hipotesis ada perbedaan hasil belajar peserta didik sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran numbered heads together dibantu dengan metode mind mapping pada materi sistem reproduksi di kelas XI IPA SMA Negeri 10 Tasikmalaya. Adapun diagram hasil penilaian peta konsep pada dua pertemuan yang dilaksanakan di kelas eksperimen adalah sebagai berikut:
100 80 60 40 20
70
77
75 81
75
86
77 83
72
81
0 Kel 1
Kel 2
Kel 3
Pertemuan 1
Kel 4
Kel 5
Pertemuan 2
Gambar 4.10 Diagram Batang Hasil Penilaian Peta Pikiran Peserta Didik dalam Kelompok Keterangan : perhitungan secara lengkap dapat dilihat pada lampiran Berdasarkan data di atas pada pertemuan pertama kelompok 1 mendapatkan skor 70, kelompok 2 mendapatkan skor 75, kelompok 3 mendapatkan skor 75, kelompok 4 mendapatkan skor 77, dan kelompok 5 mendapatkan skor 72. Pada pertemuan kedua kelompok 1 mendapatkan skor 77, kelompok 2 mendapatkan skor 81, kelompok 3 mendapatkan skor 86, kelompok 4 mendapatkan skor 83, dan kelompok 5 mendapatkan skor 81.
Gambar 4.11 Peta Pikiran Hasil Peserta Didik pada Pertemuan Pertama Materi Sistem Reproduksi Pria dan Wnita
Gambar 4.12 Peta Pikiran Hasil Peserta Didik pada Pertemuan Kedua Materi Siklus Menstruasi Adapun hasil pembelajaran antara pretest, posttest dan N-gain peserta didik di kelas eksperimen disajikan dalam gambar berikut ini: 32
40 Skor
30
21
20 0,56
10 0
Pretest Posttest N-Gain Kelas Eksperimen Gambar 4.12 Diagram Batang Skor Rata-rata Pretest, Posttest dan N-gain Hasil Belajar Peserta Didik di Kelas Eksperimen Gambar 4.12 menjelaskan skor hasil rata-rata pretest, posttest sdan N-gain pada kelas eksperimen. Dari gambar tersebut dapat diketahui bahwa rata-rata skor pretest yaitu 21, rata-rata skor posttest yairu 32, dan rata-rata skor N-gain yaitu 0,56.
2. Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar Peserta Didik yang Menggunakan Model Pembelajaran Langsung (Kelas Kontrol) Hasil pembelajaran antara pretest, posttest dan N-gain peserta didik di kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran langsung disajikan dalam gambar berikut ini: 22,4 25
Skor
20
12,5
15 10 0,375
5 0 Pretest
Posttest N-Gain Kelas Kontrol
Gambar 4.13 Diagram Batang Skor Rata-rata Pretest, Posttest dan N-gain Hasil Belajar Peserta didik di Kelas Kontrol Gambar 4.12 menjelaskan skor hasil rata-rata pretest, posttest sdan N-gain pada kelas kontrol. Dari gambar tersebut dapat diketahui bahwa rata-rata skor pretest yaitu 12,5, rata-rata skor posttest yairu 22,4, dan ratarata skor N-gain yaitu 0,375. 3. Penerapan Model Pembelajaran Numbered Heads Together dibantu dengan metode Mind Mapping Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Pada Sub Materi Sistem Reproduksi Berdasarkan Hasil Uji t Skor NGain Eksperimen dan N-Gain Kontrol Berdasarkan hasil uji t skor N-gaineksperimen - skor N-gainkontrol maka diperoleh thitung 6,3 dan ttabel 2,024. Maka hasil analisis menunjukan thitung berada didaerah penolakan H0, artinya ada pengaruh model pembelajaran numbered heads together dibantu dengan metode mind mapping pada materi sistem reproduksi di kelas XI IPA SMA Negeri 10 Tasikmalaya. Sedangkan untuk nilai rata-rata N-gain kelas eksperimen 0,56 dan untuk
N-gain kontrol 0,375. Hal ini membuktikan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar, dimana hasil belajar kelas eksperimen yang proses pembelajarannya menggunkan model pembelajaran numbered heads together dibantu dengan metode mind mapping lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar di kelas kontrol yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran langsung. Untuk melihat rata-rata hasil belajar peserta didik antara N-gain kelas eksperimen dan N-gain kelas kontrol, disajikan dalam gambar berikut:
Skor
0,56 0,6 0,5 0,4 0,3 0,2 0,1 0
0,375
N-gain Eksperimen
N-gain Kontrol
N-gain Gambar 4.14 Diagram Batang Perbandingan Rata-rata Skor N-gain Kelas Eksperimen dan N-gain Kelas Kontrol
Pembahasan Berdasarkan hasil uji t skor N-gaineksperimen - skor N-gainkontrol maka diperoleh thitung 6,3 dan ttabel 2,024. Maka hasil analisis menunjukan thitung berada didaerah penolakan H0, artinya ada pengaruh model pembelajaran numbered heads together dibantu dengan metode mind mapping terhadap hasil belajar peserta didik pada sub materi sistem pencernaan pada manusia di kelas XI IPA SMA Negeri 10 Tasikmalaya. Sedangkan untuk nilai rata-rata N-gain kelas eksperimen 0,57 dan untuk N-gain kontrol 0,38. Hal ini membuktikan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar, dimana hasil belajar kelas eksperimen yang proses pembelajarannya menggunkan model pembelajaran numbered heads
together dibantu dengan metode mind mapping lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar di kelas kontrol yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran langsung. Hal tersebut disebabkan karena dalam model pembelajaran numbered heads together dibantu dengan metode mind mapping guru terlebih dahulu menyajikan materi melalui peta pikiran sehingga peserta didik dapat dengan mudah melihat, membaca dan mengerti makna materi pelajaran secara lebih lengkap dalam setiap komponen poin-poin materi dan mengenali hubungan antara poin-poin materi, selain itu peserta didik juga secara berkelompok diberikan kesempatan untuk mengembangkan peta pikiran yang telah disediakan oleh guru yang akan meningkatkan pemahaman dan kreativitas peserta didik serta daya ingat belajarnya. Sedangkan dalam model pembelajaran langsung guru menyampaikan materi dengan metode ceramah sehingga materi yang dikuasi peserta didik terbatas pada apa yang telah dikuasai dan disampaikan oleh guru, selain itu peserta didik hanya memiliki sedikit kesempatan untuk terlibat secara aktif. Oleh karena itu proses pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran numbered heads together dibantu dengan metode mind mapping lebih baik dari pada proses pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran langsung. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis, maka diperoleh simpulan bahwa ada pengaruh model pembelajaran numbered heads together dibantu dengan metode mind mapping terhadap hasil belajar peserta didik pada sub materi sistem reproduksi di kelas XI IPA SMA Negeri 10 Tasikmalaya. Daftar Pustaka Al-Tabany, Trianto Ibnu Badar. (2014). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif dan Kontekstual. Jakarta: Prenadamedia group Anonym. (2014). Pengertian manfaat dan membuat mind mapping. [Online]. Tersedia: http://www.kajianpustaka.com/2014/01/pengertian-manfaat-danmembuat-mind.html. [22 Januari 2015] Arikunto, Suharsimi. (2013). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Aqib, Zainal. (2014). Model-model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual. Bandung: Penerbit Yrama Widia Balaban, Naomi E dan James E. Bobick. (2014). Seri Ilmu Pengetahuan Anatomi dan Fisiologi. Jakarta: PT Indeks Buzan, Tony. (2008). Buku Pintar Mind Map. Jakarta: Gramedia Creswell, John (2013). Riset Pendidikan Perencanaan Pelaksanaan dan Evaluasi Riset Kualitatif dan Kuantitatif. Jakarta: Rineka Cipta DePorter, Bobbi, et.al. (2010). Quantum Teaching: Mempraktikan quantum Learning di Ruang-Ruang Kelas. Terjemahan Ary Nilandari. Bandung: Kaifa. Hamalik, Oemar. (2004). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara Huda, Miftahul. (2013). Model-model Pengajaran dan Pembelajaran.Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Said, Alamsyah dan Andi Budimanjaya. (2015). 95 Strategi Mengajar Multiple Intelligences. Jakarta: Prenadamedia Group Suharsono, dan Popo Muatofa Kamil. (1012). Biologi Umum. Tidak diterbitkan