EFFECT OF THE USE OF LEARNING MODEL COOPERATIVE TYPE Numbered Heads Together RESULTS OF LEARNING IPS VII CLASS STUDENTS AT SMP 7 DISTRICT TEBO Asrul Sani1), Rahmat Murbodjono2), Siti Syuhada3) 1)
Alumni Prodi Pendidikan Ekonomi Jurusan PIPS FKIP Univ. Jambi Email:
[email protected]
2) 3)
Pembimbing Utama, Dosen Prodi Pendidikan Ekonomi Jurusan PIPS FKIP Unja. Pembimbing Pendamping, Dosen Pengajar Prodi Pendidikan Ekonomi FKIP Unja.
ABSTRACT
One of the problems in learning in schools is the low student learning outcomes. Many factors that influence learning outcomes, one of which is a model of learning and teacher. Type Numbered Heads Together is one koopertif learning model (cooperative learning) are used by teachers to create conditions for active learning and help students better master the subject matter being studied. This study was conducted in SMP 7 Tebo Regency, which aims to determine the effect of the use of cooperative learning model Numbered Heads Together on learning outcomes of IPS. This research was conducted by using experimental methods pretest-posttest design. Now we know the population is homogeneous samples subsequently taken two classes from four classes into the population. Subjects of this study were students of class VII C as a control class D and class VII as a class experiment. The treatment given is to use cooperative learning model Numbered Heads Together for the experimental class and the conventional learning models for classroom control. Data processing techniques using sample t-test related. After learning the results of research conducted experimental class turned out higher than the control class. From the t-test results revealed that 20.4 t count> t table 1.99, we conclude that Ho is rejected and Ha accepted. The findings of this study indicate that there are significant use of cooperative learning model Numbered Heads Together on learning outcomes of students of class VII social studies at SMP 7 Tebo regency.
Based on the findings of this study, it is suggested that social studies teachers in making teaching using a variety of learning models one using cooperative learning model Numbered Heads Together.
Keywords: Type Numbered Heads Together, Learning Outcomes
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VII DI SMPN 7 KABUPATEN TEBO Asrul Sani1), Rahmat Murbodjono2), Siti Syuhada3) 4)
Alumni Prodi Pendidikan Ekonomi Jurusan PIPS FKIP Univ. Jambi Email:
[email protected]
5) 6)
Pembimbing Utama, Dosen Prodi Pendidikan Ekonomi Jurusan PIPS FKIP Unja. Pembimbing Pendamping, Dosen Pengajar Prodi Pendidikan Ekonomi FKIP Unja.
ABSTRAK
Salah satu masalah dalam pembelajaran di sekolah adalah rendahnya hasil belajar siswa. Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, salah satunya adalah model pembelajaran dan guru. Tipe Numbered Heads Together merupakan salah satu model pembelajaran koopertif (cooperative learning) yang digunakan oleh guru untuk menciptakan kondisi belajar yang aktif dan membantu siswa lebih menguasai materi pelajaran yang dipelajari. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 7 Kabupaten Tebo, yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap hasil belajar IPS. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen dengan desain pretes-postes. Setelah diketahui populasi bersifat homogen selanjutnya diambil dua kelas sampel dari empat kelas yang menjadi populasi. Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas
VII C sebagai kelas control dan kelas VII D sebagai kelas eksperimen. Perlakuan yang diberikan adalah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together untuk kelas eksperimen dan model pembelajaran konvensional untuk kelas kontrol. Teknik pengolahan data menggunakan uji t-test sampel related. Setelah penelitian dilakukan ternyata hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. Dari hasil uji-t, diketahui bahwa thitung 20,4 > ttabel 1,99 maka disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap hasil belajar IPS siswa kelas VII di SMPN 7 Kabupaten Tebo. Berdasarkan temuan penelitian ini, maka disarankan kepada guru mata pelajaran IPS dalam melakukan pengajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang bervariasi salah satunya dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together.
Kata Kunci: Tipe Numbered Heads Together, Hasil Belajar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan hasil observasi di SMPN 7 Kabupaten Tebo diketahui bahwa pelaksanaan proses belajar mengajar IPS belum mencapai tingkat keberhasilan yang diinginkan, hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai ulangan harian. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru, terungkap bahwa selama proses belajar mengajar IPS hasil siswa dalam belajar masih kurang, kurangnya hasil yang dimaksud adalah keaktifan siswa dalam memperhatikan pelajaran, bertanya, mengemukakan pendapat, dan kurangnya keberanian dan keterampilan siswa dalam mengungkapkan pengetahuannya. Selain itu juga guru kurang melakukan variasi dalam pembelajaran, kegiatan belajar mengajar yang dilakukan selama ini masih didominasi oleh metode ceramah dan cenderung bersifat berpusat pada guru (Teacher Center) Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, diperlukan suatu usaha yang dapat membuat suasana pembelajaran lebih menarik yaitu Model Pembelajaran Kooperatif NHT dapat dilakukan dengan menerapkan sistem kerja dalam kelompok, dengan bekerja dalam kelompok siswa dapat mengaplikasikan dan menjelaskan pengetahuan yang dimilikinya secara terbuka kepada teman sekelompoknya.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together terhadap hasil belajar IPS siswa kelas VII di SMPN 7 Kabupaten Tebo?
1.3 Batasan Masalah Agar penelitian ini lebih terarah maka penulis membatasi permasalahan yang akan diteliti yaitu: 1. Model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together yang dicobakan. 2. Materi pelajaran yang diajarkan adalah pelajaran IPS pada bab kegiatan pokok tindakan ekonomi berdasarkan motif dan prinsip ekonomi dalam berbagai kegiatan sehari-hari yang disampaikan pada enam kali pertemuan.
3. Hasil belajar yang dimaksud adalah nilai yang diperoleh siswa pada saat tes akhir (posttes) dilakukan dengan menggunakan tes formatif tertulis bentuk objektif.
1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together terhadap hasil belajar IPS siswa kelas VII di SMPN 7 Kabupaten Tebo.
1.5 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain: 1. Secara Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam usaha pengembangan ilmu pengetahuan terutama untuk menambah khasanah kajian pustaka bagi penelitian selanjutnya yang berkenaan dengan model pembelajaran di kelas. 2. Secara Praktis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi guru agar dapat mengaplikasikan model pembelajaran ini dalam kegiatan mengajar dan bahan masukan bagi pelaku-pelaku pendidikan lainnya untuk peningkatan mutu pendidikan.
1.6 Definisi Konseptual Untuk menghindari salah penafsiran penggunaan istilah, maka perlu ditetapkan definisi operasional sebagai berikut: 1. Model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis yang digunakan untuk merancang bahan-bahan pembelajaran dalam melaksanakan aktivitas pembelajaran. 2. Hasil belajar dalam penelitian ini adalah berupa nilai yang diperoleh setelah dilakukan tes akhir (posttes) pada kedua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan menggunakan tes formatif tertulis bentuk objektif pada materi pembelajaran.
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Model Pembelajaran Menurut Moedjiono dan Dimyati (1993:109) model pembelajaran salah satu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (suatu rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pengajaran dan membimbing pengajaran di kelas. Sedangkan menurut Aunurrahman (2008:112) model pembelajaran dimaknai sebagai perangkat atau pola yang dapat dipergunakan untuk merancang bahan-bahan pembelajaran serta membimbing aktivitas pembelajaran di kelas atau di tempat-tempat lain yang melaksanakan aktivitas-aktivitas pembelajaran. Lebih lanjut Brady dalam Aunurrahman (2008:113) mengemukakan bahwa model pembelajaran diartikan sebagai blueprint yang dapat dipergunakan untuk membimbing guru di dalam mempersiapkan dan melaksanakan pembelajaran. Dari beberapa teori di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis yang digunakan untuk merancang bahan-bahan pembelajaran dalam melaksanakan aktivitas pembelajaran.
2.2. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) 2.2.1 Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together atau penomoran berpikir bersama adalah merupakan jenis pembejaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional. numbered heads together pertama kali dikembangkan oleh Kagen dalam Trianto (2007:62) untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang mengcakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadapa isi pelajaran tersebut. Dalam mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas, guru menggunakan struktur empat fase sebagai sintaks numbered heads together: a. Fase 1 : Penomoran Guru membagi siswa menjadi beberapa tim beranggota tiga sampai lima orang dan memberi nomor sehingga setiap siswa pada masing-masing tim memiliki nomor antara 1 sampai 5. b. Fase 2 : Mengajukan pertanyaan Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan dapat bervariasi, bisa sangat spesifik dan dalam bentuk pertanyaan, seperti “Apa sajakah yang termasuk ke dalam
kegiatan pokok ekonomi?” atau berbentuk arahan, misalnya “Pastikan setiap orang mengetahui contoh barang yang dikonsumsi dalam kehidupan sehari-hari”. c. Fase 3 : Berpikir bersama Siswa menyatukan pendapatnya untuk menemukan jawabannya dan memastikan bahwa semua orang tahu jawabannya. d. Fase 4 : Menjawab Guru memanggil sebuah nomor dan siswa dari masing-masing kelompok yang memiliki nomor itu mengangkat tangannya dan memberikan jawabannya ke hadapan seluruh kelas.
2.3. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Terhadap Hasil Belajar Model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together merupakan salah satu cara pendekatan atau serangkaian strategi yang khusus dirancang untuk memberi dorongan kepada peserta didik agar bekerja sama selama proses pembelajaran. Dalam melaksanakan pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together, guru harus berusaha menanamkan dan membina sikap berdemokrasi diantara para siswa. Maksudnya suasana kelas harus diwujudkan sedemikian rupa sehingga dapat menumbuhkan kepribadian siswa yang demokratis dan dapat diharapkan suasana yang terbuka dengan kebiasaan-kebiasaan kerja sama, terutama dalam memecahkan kesulitan-kesulitan. Sebagai siswa harus dapat menerima pendapat dari siswa yang lainnya, seperti siswa satu mengemukakan pendapatnya lalu siswa yang lainnya mendengarkan dimana letak kesalahan, kekurangan atau kelebihan, kalau ada kekurangannya maka perlu ditambah. Penambahan ini harus disetujui semua anggota, yang satu harus saling menghormati pendapat yang lain. Melalui teknik saling menghargai pendapat orang lain dan saling membetulkan kesalahan secara bersama, mencari jawaban yang tepat dan baik, dengan cara mencari sumber-sumber informasi dari mana saja seperti buku paket, buku-buku yang ada di perpustakaan dan buku penunjang lainnya, dijadikan pembantu dalam mencari jawaban yang baik dan benar serta memperoleh pengetahuan tentang pemahaman terhadap materi pelajaran yang diajarkan semakin luas dan semakin baik. berkualitas, dapat memotivasi siswa untuk meningkatkan prestasi belajarnya. Dengan melaksanakan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together, siswa memungkinkan dapat meraih keberhasilan dalam belajar, di samping itu juga bisa
melatih siswa untuk melatih keterampilan, baik keterampilan berpikir (thinking skill) maupun keterampilan sosial (social skill), seperti keterampilan untuk mengemukakan pendapat, menerima saran dan masukan dari orang lain, bekerja sama, rasa setia kawan, dan mengurangi timbulnya perilaku yang menyimpang dalam kehidupan kelas (Stahl dalam Isjoni 2007:23).
2.4. Belajar dan Hasil Belajar 2.4.1 Pengertian Belajar Menurut Biggs dalam Syah (2007:83) belajar dapat didefinisikan dalam tiga macam rumusan, salah satunya secara kuantitatif (ditinjau dari sudut jumlah), bahwa belajar berarti kegiatan pengisian atau pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta yang sebanyakbanyaknya. Berdasarkan definisi di atas, dapat dipahami bahwa belajar itu sebagai tahapan perubahan tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.
2.4.2 Hasil Belajar Seperti yang dikemukakan oleh Syaodih, N (1984: 24) bahwa, “ Hasil belajar dengan segala perilaku yang dimiliki sebagai akibat dari proses belajar yang berlangung di sekolah yang bersifat kognitif, efektif maupun psikomotor disengaja atau tidak disengaja”. Tipe-tipe hasil belajar yang diterjemahkan oleh Syaodih, N (1983: 126) adalah sebagai berikut: 1) Tipe hasil belajar bidang kognitif, yang mencakup pada hafalan, pemahaman , aplikasi stimulus dan evaluasi. 2) Tipe hasil belajar bidang afektif, yang berkenan dengan sikap dan nilai yang terdiri dari beberapa tujuan dan tipe hasil belajar, yaitu kepekaan dalam menerima rangsangan dari luar. 3) Tipe hasil belajar bidang psikomotor, tampak dalam bentuk keterampilan, kemampuan bertindak dari individu. Hasil belajar erat kaitannya dengan kuantitas dan intensitas pengalaman belajar yang diperoleh siswa dalam rangka menginternalisasikan materi yang relevan selama pengajaran berlangsung. Di sekolah wujud hasil belajar itu pada umumnya dikaitkan dengan nilai yang dicapai seorang siswa (Piyati, 2006:19).
Jadi hasil belajar adalah tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan yang dapat dinyatakan dalam bentuk nilai (angka). Pada penelitian ini hasil belajar yang dimaksud adalah nilai yang diperoleh setelah dilakukan tes akhir (posttes) pada kedua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan menggunakan tes formatif tertulis bentuk objektif.
2.5. Pengertian IPS Berdasarkan penjelasan para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yaitu mata pelajaran yang merupakan suatu perpaduan dari sejumlah disiplin ilmu sosial seperti geografi, sosiologi, sejarah, ekonomi, hukum, politik, kewarganegaraan dan masih banyak lagi. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) lebih banyak menekankan hubungan antara manusia dengan masyarakat, hubungan manusia didalam masyarakat, disamping hubungan manusia dengan lingkungan fisiknya.
2.9. Kerangka Berpikir Dalam penelitian ini model yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together dan model pembelajaran konvensional dengan menggunakan dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Penilaian hasil belajar diberikan pada akhir kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan tes formatif tertulis bentuk objektif. Hasil belajar yang diperoleh untuk menentukan apakah terdapat pengaruh yang lebih baik terhadap hasil belajar siswa antara yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together dengan yang menggunakan model pembelajaran konvensional.
2.10. Hipotesis Penelitian Ha = Terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together terhadap hasil belajar IPS siswa kelas VII di SMPN 7 Kabupaten Tebo. Ho = Tidak terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together terhadap hasil belajar IPS siswa kelas VII di SMPN 7 Kabupaten Tebo.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Jenis penelitian yang saya teliti adalah penelitian eksperimen semu (quasi eksperimental) dimana dalam pengontrolannya hanya dilakukan terhadap satu variabel saja yaitu variabel yang dipandang paling dominan, (Sukmadinata: 2007, 59).
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Kabupaten yaitu kelas VII. Dengan Alamat Jalan Padang Lama, Kel. Pulau Temiang, Kec. Tebo Ulu, Kab. Tebo.
3.2.2 Waktu Penelitian Waktu penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014, yaitu tepatnya pada tanggal 13 Januari 2014 sampai 03 Maret 2014.
3.3. Subjek Penelitian Berdasarkan permasalahan dalam penelitian ini dibutuhkan dua kelas dimana kelas tersebut adalah VII C dan VII D dimana kelas VII C adalah yang menjadi kelas kontrol dan kelas VII D sebagai kelas perlakuan yang ditetapkan dengan melihat kelas yang memiliki karakteristik dan kemampuan yang sama atau homogen
3.4. Prosedur Penelitian 1. Tahap Persiapan Pada tahap ini penulis menyiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan penelitian 2. Tahap Pelaksanaan Melakukan tes pendahuluan Melaksanakan proses pengajaran 3. Tahap Akhir Setelah selesai proses pembelajaran maka diadakan tes akhir. Setelah itu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas
3.5. Instrumen Penelitian Adapun alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi, pre test, dan post test berupa tes objektif dengan lima pilihan jawaban (a, b, c, d, dan e), yang dapat dijawab dengan memilih salah satu dari lima alternatif jawaban yang tersedia
3.6. Teknik Analisis Data Untuk menguji hipotesis yang telah dikemukakan dalam bab II, maka teknik analisis data yang digunakan adalah:
3.6.1 Uji Normalitas Uji normalitas sangat berguna untuk menentukan apakah data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Pada penelitian ini menggunakan uji Liliefors (L) dan persyaratan normal ialah .
3.6.2 Uji Homogenitas Uji homogenitas adalah uji yang digunakan apakah data yang diteliti homogen atau tidak. Menurut Sugiyono (2008:276) untuk pengujian varian digunakan uji F dengan rumus sebagai berikut:
3.6.3 Uji Hipotesis Untuk menguji hipotesis yang diajukan, yaitu “terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together terhadap hasil belajar IPS siswa kelas VII di SMP Negeri 7 Kabupaten Tebo”. Teknik statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis tersebut adalah teknik t-test sampel ralated varians (Sugiyono, 2012:138) sebagai berikut:
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Data Dari hasil pre-test yang dilakukan pada awal penelitian dapat dilihat pada lampiran dan hasil post-test yang dilakukan pada akhir penelitian dapat dilihat pada lampiran dengan rata-rata dan simpangan baku pre-test dan post-tes. Pada kelas eksperimen rata-rata hasil pre-test (x) = 50,82 dan rata-rata hasil post-test (x) 80,94, sementara pada kelas kontrol rata-rata hasil pre-test (x) = 50,47 dan rata-rata hasil post-test (x) = 71,76 dengan demikian terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar kelas eksperimen dengan kelas kontrol.
4.2. Pembahasan Dari hasil analisis penelitian seperti yang telah dikemukakan dapat dilihat beberapa hasil penelitian yaitu adapun rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah: apakah terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together terhadap hasil belajar IPS siswa kelas VII di SMPN 7 Kabupaten Tebo. Berdasarkan permasalahan di atas, maka menimbulkan hipotesis kerja yang menyebutkan “Terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together terhadap hasil belajar IPS siswa kelas VII di SMPN 7 Kabupaten Tebo.
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis, maka dapat disimpulkan: Rata-rata hasil belajar IPS siswa kelas VII yang diajarkan dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together adalah 80,94 lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata hasil belajar siswa kelas VII pada mata pelajaran IPS yang diajarkan secara konvensional adalah 71,76. Hasil uji t-test diperoleh hasil kooefisien > atau 20,4 > 1,997. Dengan demikian dapat diartikan terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together terhadap hasil belajar IPS siswa kelas VII di SMPN 7 Kabupaten Tebo. 5.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian ini maka penulis menyarankan kepada guru, terutama guru mata pelajaran IPS sebaiknya dalam melakukan pengajaran menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi salah satunya dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together dan jangan hanya berpatok dengan gaya menjelaskan, berceramah dan membaca buku yang secara tidak langsung membuat murid menjadi tidak aktif dengan kegiatan belajar. Banyak cara sederhana yang digunakan dalam meningkatkan hasil belajar siswa dan menumbuhkan semangat siswa salah satunya yaitu pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together.
DAFTAR PUSTAKA
Aunurrahman. (2008). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Dimyati & mudjiona. (2009). Belajar dan pembelajaran:jakarta: pt rineka cipta
Isjoni.(2010). Coopertif Learning.Bandung. Alfabeta
Slameto. (2010). Belajar dan faktor yang mempengaruhinya.jakarta:rineka cipta
Solihatin dan Raharjo. (2008). Coopertaive Learning Analisis Pembelajaran IPS. Jakarta: Bumi Aksara.
Sugiyono. (2008). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Trianto. (2007). Model-model pembelajaran inovatif beroriantasi konstruktivistik:jakarta: tim prestasi pustaka