PENGARUH PROFITABILITAS CORE BUSINESS BADAN USAHA MILIK DAERAH (BUMD) TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) (Studi Kasus pada PDAM Tirta Sukapura KotaTasikmalaya) Slamet Azis Muzakir (093403014) E-mail:
[email protected] Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi universitas Siliwangi
ABSTRACT The objectives of this research were to know the core business profitability of Regional-Owned Business Entities at PDAM Tirta Sukapura Tasikmalaya, the Regional Income of Tasikmalaya, and to know the influence of core business profitability of Regional-Owned Business Entities on Regional Income of Tasikmalaya City. Method used in this research was descriptive method analysis with approach of case study. The collected data are primary data and technic analyze data used simply linear regression analysis. The result of this research showed that the core business profitability of Regional-Owned Business Entities at PDAM Tirta Sukapura Tasikmalaya has significant effect to Regional Income of Tasikmalaya City. Keyword : Core Business Profitability, Regional Income.
ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui profitabilitas core business pada BUMD Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM) Tirta Sukapura Tasikmalaya, Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Tasikmalaya, dan mengetahui pengaruh profitabilitas core business Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM) Tirta Sukapura Tasikmalaya terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Tasikmalaya. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan studi kasus. Data yang dikumpulkan berupa data primer dan teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linear sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa profitabilitas core business BUMD Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM) Tirta Sukapura Tasikmalaya berpengaruh signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Tasikmalaya. Kata Kunci : Profitabilitas core business, Pendapatan Asli Daerah
PENDAHULUAN Tujuan utama suatu perusahaan, pada umumnya, adalah mencapai laba yang optimal. Laba atau profit merupakan salah satu indikator kesuksesan perusahaan agar perusahaan tetap bertahan hidup dan berkembang lebih lanjut. Pengukuran tingkat perolehan laba yang dihasilkan perusahaan dapat dilakukan dengan mengetahui seberapa besar rasio profitabilitas yang dimiliki. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Untuk mencapai profitabilitas yang baik maka perusahaan harus selalu berusaha menjalankan core business-nya. Core business organisasi (perusahaan) adalah sebuah aktivitas utama atau penting dari sebuah organisasi (perusahaan). Core business merupakan area utama, dimana perusahaan mengembangkan atau mengoperasikan aktivitas utamanya. Core Business berarti pula bahwa keberhasilan suatu perusahaan tidak hanya tergantung pada seberapa baik masing-masing departemen melakukan pekerjaannya, tetapi juga pada seberapa baik perusahaan mengelola untuk mengkoordinasikan kegiatan departemen untuk melakukan proses core business.
Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis dengan pendekatan studi kasus. Metode deskriptif analitis adalah suatu metode yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data atau sampel yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa melakukan analisis dan memuat kesimpulan yang berlaku umum (Sugiyono; 2011:29). Variable yang digunakan dalam varisbel ini terdiri dari Variabel Bebas (X) dan Variabel Terikat (Y). Yang menjadi Variabel Bebas (X) adalah profitabilitas core business Badan Usaha
Milik Daerah (BUMD). Yang menjadi Variabel Terikat (Y) adalah
Pendapatan Asli Daerah (PAD). Hubungan kedua variabel dapat digambarkan dalam paradigma sebagai berikut:
Variabel X Variabel Y Profitabilitas Core Business BUMD
Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Gambar 3.1 Paradigma Penelitian “Pengaruh Profitabilitas Core Business BUMD terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD)” Di bawah ini dijelaskan variabel-variabel yang akan dijadikan sebagai acuan dalam penelitian, dalam Tabel operasionalisasi variabel berikut: Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel “Pengaruh Profitabilitas Core Business BUMD terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD)” Variabel Profitabilitas Core Business BUMD (X)
Konsep variabel
Indikator
Kemampuan - Earning Before Tax perusahaan - Total Asset memperoleh labadalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Kemampuan laba (profitabilitas) merupakan hasilakhir bersihdari berbagai kebijakan dan keputusan manajemen
Ukuran
Skala
%
Rasio
(Agnes Sawir, 2005 : 25),
Pendapatan Asli Daerah (PAD) (Y)
Merupakan semua penerimaan daerah yang berasal dari sumber ekonomi daerah (Abdul Halim,2012:101)
-
Pajak daerah Retibusi daerah Bagian laba usaha Lain-lain PAD yang sah Pendapatan transfer Hasil pengelolaan yang dipisahkan
Rp
Rasio
Teknik Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder. Data Primer Yaitu data yamg diperoleh dengan cara peninjauan langsung terhadap suatu objek penelitiandari hasil wawancara dengan dokumen-dokumenyang berhubungan dengan topik suatu penelitian. Data Sekunder Yaitu data yang diperoleh dari pihak luar dinasyang menjadi objek penelitian.Data ini dapat diperoleh dari studi kepustakaan yaitu mencari literatur yang berhubungan dengan topik penelitian.
Teknis Analisis Data dan Rancangan Pengujian Hipotesis Teknis analisis Data Dalam analisis ini ada dua variabel penelitian pertama variabel bebas (independent variable) yaitu profitabilitas core business Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) (X) dan variabel terikat (dependent variable) yaitu Pendapatan Asli Daerah (PAD) (Y). Dalam menganalisis data yang diperoleh dalam rangka pengujian hipotesis, data tersebut diolah terlebih dahulu kemudian dianalisis dengan menggunakan metode statistic parametric (skala yang digunakan adalah rasio) untuk menguji hipotesis yang diajukan. Hipotesis dalam penelitian ini akan dianalisis kuantitatif dimana Profitabilitas Core Business Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD). Adapun paradigma penelitian sebagai berik:
X
Y
Gambar 3.2 Hubungan Struktur antara Variabel X dan Variabel Y Keterangan: X = Profitabilitas Core Business BUMD Y = Pendapatan Asli Daerah E = Faktor lain yang tidak diteliti Analisis Regresi Linear Sederhana Analisis regresi linear sederhana yaitu untuk menguji hubungan fungsional antara variabel X (profitabilitas Core Business Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)) dengan variabel Y (Pendapatan Asli Daerah) yang dinyatakan dalam bentuk persamaan yang dikemukakan Sudjana (2005:315) dengan rumus: Ŷ = a + bX
Dengan nilai a dan b dapat dicari dengan menggunakan rumus:
=
(∑ )(∑ ) − (∑ )(∑ (∑ ) − (∑ )
=
(∑ ) − (∑ )(∑ ) (∑ ) − (∑ )
)
Keterangan : X = Profitabilitas Core Business BUMD (variabel bebas) Y = Pendapatan Asli Daerah (variabel terikat) a= Konstanta b= Koefesien arah regresi yang menunjukkan seberapa besar profitabilitas Core Business BUMD di PDAM terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) n= Ukuran sampel yang diambil Ʃ = Jumlah Analisis Koefesien Korelasi Sederhana Koefesien korelasi saderhana digunakan untuk mengetahui keeratan hubungan antara Variabel X (profitabilitas Core Bsiness BUMD) dengan Variabel Y (Pendapatan Asli Daerah), erat tidaknya hubungan tersebut dinyatakan dengan rumus r (koefesien korelasi) menurut Sudjana (2005:369) sebagai berikut:
=
(∑ { (∑
) − (∑ )(∑ )
) − (∑ ) }{ (∑ ) − (∑ ) }
Keterangan: r = korelasi koefisien X = Variabel dependen (Profitabilitas Core Business BUMD) Y = Variabel independen (Pendapatan Asli Daerah) n = Banyaknya sampel Analisis Koefesien Determinasi Analisis koefesien determinasi merupakan suatu alat uji yang digunakan untuk mengetahui besarnya persentase (%) pengaruh variabel bebas (Pengaruh Profitabilitas Core
Business BUMD) terhadap variabel terikat (Pendapatan Asli Daerah), dengan rumus menurut Sudjana (2005:369) sebagai berikut: KD = r2 X 100% Keterangan: KD = Koefisien Determinasi r
= Koefisien korelasi
Rancangan Pengujian Hipotesis Untuk mengetahui apakah variabel X dan variabel Y berkorelasi atau tidak, maka dalam menguji hipotesis penelitian perlu dilakukan berbagai langkah-langkah yaitu sebagai berikut:
1)
Penetapan Hipotesis Penelitian Ho : = 0 Profitabilitas core business BUMD berpengaruh tidak signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD). Ha: ≠ 0 Profitabilitas core business BUMD berpengaruh signifikan
terhadap
Pendapatan Asli Daerah (PAD). 2)
Uji Signifikansi Untuk menguji signifikansi dari koefisien korelasi dengan menggunakan rumus menurut Sugiyono (2005:377):
=
√ −2 √1 −
Keterangan: t = nilai uji t r = nilai koefisien korelasi n = periode waktu 3)
Kriteria Hasil Uji Hipotesis Terima Hoatau tolak Habila
≤
≤
berartiprofitabilitas core business
BUMD tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Terima Ha atau tolak Hobila
<−
>
,artinya Profitabilitas
Core Business BUMD berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan asli daerah (PAD). 4)
Penarikan Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian diatas, penulis akan melakukan analisis
baik bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Analisis tersebut akan membahas pengaruh profitabilitas core business BUMD terhadap Pendapatan Asli Daerah. Kemudian dari hasil analisis ini akan ditarik kesimpulan mengenai diterima atau ditolaknya hipotesis yang diajukan.
PEMBAHASAN Profitabilitas Core Business di PDAM Tirta Sukapura Tasikmalaya Untuk mengetahui kenaikan atau penurunan kemampuan PDAM Tirta Sukapura Tasikmalaya dalam memperoleh laba dapat dilihat dalam Tabel 4.3. Tabel 4.3 Perubahan Return On Asset (ROA) PDAM Tirta SukapuraTasikmalya Tahun 2003 – 2012 Perubahan No Tahun ROA (%) ROA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
14,01 14,53 13,22 9,93 15,65 16,98 14,69 11,04 12,14 22,20
Jumlah
144,39
Rata-rata
14,44
Sumber:PDAM Tirta Sukapura Kab.Tasikmalalaya
0 0,52 -1,31 -3,29 5,72 1,33 -2,29 -3,65 1,1 10,06
Berdasarkan data Tabel 4.3dapat dilihat bahwa profitabilitas core business dengan indicator Return On Asset (ROA) pada Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Sukapura Tasikmalaya, selama sepuluh tahun yaitu dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2012, sangat bervariasi dengan rata-rata (ROA) sebesar14,44% dengan total nilai ROA selama sepuluh tahun sebesar 144,39%. Hal inimembuktikanbahwa rata-rata ProfitabilitasCore business Perusahaan Air Minum Tirta Sukapura Kabupaten Tasikmalaya mampu menghasilkan laba bersih sebesar 14,44% dari total asset yang dimiliki dari tahun 2003 sampai dengan 2012. Dalam tahun-tahun tertentu, PDAM Tirta Sukapura Tasikmalaya dapat menghasilkan laba diatas rata-rata (ROA) secara keseluruhan. Nilai ROA terendah terjadi pada tahun 2006, yaitu sebesar 9,93%. Sedangkan nilai ROA tertinggi terjadi pada tahun 2012, yaitu sebesar 22,20%. Penurunan ROA tertinggi terjadi di tahun 2010, menurun sebesar 3,65% dari tahun sebelumnya, semula nilai ROA 14,69% (tahun 2009) menjadi 11,04% (tahun 2010). Sedangkan peningkatan ROA tertinggi terjadi di tahun 2012, meningkat sebesar 10,06%, yang semula nilai ROA 12,14% (tahun 2011) menjadi 22,20% (tahun 2012). Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Tasikmalaya Pendapatan Asli Daerah terdiri dari hasil pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan serta lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Untuk mengetahui perkembangan Pendapatan Asli Daerah selama sepuluh tahun yakni dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2012, berdasarkan komponen data dari PDAM Tirta Sukapura KabupatenTasikmalaya yang diperoleh penulis, dari hasil penelitian dapat dilihat padaTabel 4.4. Tabel 4.4. Kenaikan dan Penurunan PAD Tahun 2003 – 2012 (Dalam Rupiah) Pendaptan Asli Naik/Turun Daerah
NO
Tahun
1
2003
2
2004
1.067.563.221,00
92.480.009,00
9,50%
3
2005
1.250.857.467,00
183.294.246,00
17,17%
975.083.212,00
0
Persentase 0
-339.246.091,00
-27,12%
1.197.879.512,00
286.268.136,00
31,40%
2008
1.372.145.733,00
174.266.221,00
14,55%
7
2009
1.528.825.747,00
156.680.014,00
11,42%
8
2010
1.114.191.683,00
-414.634.064,00
-27,12%
9
2011
1.183.875,791,00
69.684.108,00
6,25%
10
2012
2.236.168.538,00
1.052.292.747,00
88,89%
4
2006
5
2007
6
911.611.376,00
BerdasarkanTabel 4.4 tentang Pendapatan Asli Daerah Kota Tasikmalaya diatas dapat dijelaskan sebagai berikut: Pendapatan Asli Daerah pada tahun 2003 sebesar Rp. 975.083.212,00 Pendapatan Asli Daerah pada tahun 2004 sebesar Rp.1.067.563.221,00 tejadi kenaikan sebesar Rp.92.480.009,00 atau mengalami peningkatan sebesar 9,50%. Pendapatan Asli Daerah pada tahun 2005 sebesar Rp.1.250.857.467,00 mengalami kenaikan sebesar Rp.183.294.246,00 atau mengalami peningkatan sebesar 17,17%. Pendapatan Asli Daerah pada tahun 2006 sebesar Rp.911.611.376,00 mengalami penurunan sebesar Rp.-339.246.091,00 atau mengalami penurunan sebesar 27,12%. Pendapatan Asli Daerah pada tahun 2007 sebesar Rp.1.197.879.512,00 mengalami kenaikan sebesar Rp.286.268.136,00 atau mengalami peningkatan sebesar 31,40%. Pendapatan Asli Daerah pada tahun 2008 sebesar Rp.1.372.145.733,00 mengalami kenaikan sebesar Rp.174.266.221,00 atau mengalami peningkatan sebesar 14,55%. PendapatanAsli Daerah padatahun 2009 sebesarRp.1.528.825.747,00 atau mengalami peningkatan sebesar 156.680.014,00 atau mengalami peningkatan sebesar 11,42%. Pendapatan Asli Daerah pada tahun 2010 sebesar Rp.1.114.191.683,00 mengalami penurunan sebesar Rp.414.634.064,00 atau mengalami penurunan sebesar 27,12%. PendapatanAsli Daerah padatahun 2011 sebesarRp.1.183.875,791,00 mengalami kenaikan sebesar Rp.69.684.108,00 atau mengalami peningkatan sebesar 6,25%. Pendapatan Asli Daerah pada tahun 2012 sebesar Rp.2.236.168.538,00 mengalami kenaikan sebesar Rp.1.052.292.747,00 atau mengalami peningkatan sebesar 88,89%.
Dari penjelasan tersebut terjadi penurunan Pendapatan Asli Daerah Kota Tasikmalaya pada tahun 2006 dan tahun 2010 yaitu sebesar 27,12%, hal ini disebabkan profitabilitas core business PDAM Tirta Sukapura Kabupaten Tasikmalaya mengalami penurun sehingga pendapatan asli daerahnya ikut menurun. Sedangkan pada tahun 2012 pendapatan asli daerah meningkat hingga sebesar 88,895% peningkatan tersebut merupakan peningkatkan yang paling tinggi, disebabkan profitabilitas core business di PDAM Kabupaten Tasikmalaya mengalami kenaikan yang cukup tinggi dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, sehingga dari hasil yang cukup tinggi maka pendapatan asli daerahpun ikut meningkat. Tabel 4.4 menunjukkan bahwa pertumbuhan realisasi pendapatan asli daerah selalu mengalami banyak peningkatan. Peningkatan pendapatan asli daerah tertinggi terjadi pada tahun 2012 sebesar Rp. 1.052.292.747,00 atau mengalami peningkatan sebesar 88,89% disebabkan profitabilitas core business laba bersih di PDAM mengalami kenaikan yang cukup tinggi dikarenakan pada saat itu, tingkat kebocoran pada emergensi sudah teratasi atau tingkat kehilangan air rendah.
Pengaruh Profitabilitas Core Business BUMD Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Berdasarkan hasil analisis statistik dengan program SPSS Versi 16 diperoleh persamaan regresi sebagai berikut (hasil perhitungan dapat dilihat dalam Lampiran 2): Y = 1,135E8 + 0,439 X+ e Dalam persamaan regresi diatas, konstanta adalah sebesar 1,135E8 atau 1,135 x 108 (113.500.000). Hal iniberarti jika tidak ada variabel X (Profitabilitas core business BUMD PDAM Tirta Sukapura Tasikmalaya), maka Pendapatan Asli Daerah Kota Tasikmalaya (Y) hanya sebesar Rp 113.500.000,-. Nilai koefisien regresi profitabilitas core business BUMD PDAM Tirta Sukapura Tasikmalaya adalah 0,439 yang menunjukkan besarnya peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kota Tasikmalaya sebagai akibat adanya peningkatan setiap satu satuan profitabilitas core business BUMD PDAM Tirta Sukapura Tasikmalaya.
Sedangkan nilai koefisien korelasi (r) dari hasil perhitungan (Lampiran 2) diperoleh nilai sebesar 0,919 yang menunjukkan bahwa keeratan hubungan antara profitabilitas core business BUMD PDAM Tirta Sukapura Tasikmalaya dengan Pendapatan Asli Daerah Kota Tasikmalaya termasuk dalam kategori sangat kuat. Nilai koefisien korelasi yang positif menunjukkan bahwa hubungan antara profitabilitas core business BUMD dengan Pendapatan Asli Daerah memiliki hubungan positif, yang artinya jika profitabilitas core business BUMD mengalami peningkatan maka akan diikuti pula dengan peningkatan pendapatan asli daerah, begitu pula sebaliknya, jika profitabilitas core business BUMD mengalami penurunan maka akan diikuti pula dengan penurunan pendapatan asli daerah. Sedangkan untuk mengetahui besar pengaruh profitabilitas core business BUMD PDAM Tirta Sukapura Tasikmalaya terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tasikmalaya dapat dilihat dari nilai koefisien determinasinya (Kd) atau R square, yaitu sebesar 0,844 atau 84,4% (Lampiran 2). Dan sisanya sebesar 15,6% merupakan pengaruh faktor lain yang tidak diteliti, seperti penerimaan pajak reklame, penerimaan pajak hotel dan restauran, penerimaan retribusi, dan lain-lain. Untuk menguji signifikansi besar pengaruh tersebut, maka dilakukanuji t dimana berdasarkan hasil output SPSS versi 16.00 padalampiran2, diperoleh nilai t hitung sebesar 6,573 dan pada tingkat keyakinan 95% dengan α= 0,05, diperoleh nilai ttabelsebesar 1,860. Ternyata nilai t hitung lebih besar dari t tabel, sehingga Ho ditolak atau Ha diterima. Atau dapat juga dilihat dari nilai Sig. hasil output SPSS (Tabel Coefficients pada kolom Sig.) diperoleh nilai Sig. Sebesar 0.000, dimana nilainya lebih kecil dari nilaiα= 0,05. Hal tersebut mengandung makna bahwa Ho ditolak, yang artinya menunjukkan bahwa pada tingkat keyakinan 95% hipotesis alternative diterima, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Profitabilitas Core Business BUMD berpengaruh signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah. Artinya bahwa dengan semakin tingginya Profitabilitas Core Business BUMD maka akan semakin tinggi pula Pendapatan Asli Daerah yang diterima oleh pemerintah daerah. Namun bila Profitabilitas Core Business BUMD mengalami penurunan akan diikuti pula dengan menurunnya penerimaan Pendapatan Asli Daerah.
PENUTUP Simpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan berdasarkan data-data yang diperoleh dari Perusahaan Daerah Air Minun (PDAM) Kabupaten Tasikmalaya dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut: 1.
Profitabilitas Core Business PDAM Tirta Sukapura Kabupaten Tasikmalaya cenderung mengalami peningkatan. Peningkatan profitabilitas core business di PDAM tertinggi pada tahun 2012 sebesar 14,44 % yang disebabkan pada tahun 2012 tingkat kebocoran pada pipa emergensi untuk menyalurkan air kepelanggan sudah diperbaiki sehingga tingkat kebocoran sangat rendah.
2.
Pendapatan Asli Daerah Kota Tasikmalaya, dalam waktu 10 tahun, pada umumnya mengalami peningkatan, peningkatan tertinggi terjadi pada tahun 2012 sebesarRp. 1.052.292.747,00 atau mengalami peningkatan sebesar 88,89%
disebabkan
profitabilitas core business di PDAM mengalami kenaikan yang cukuptinggi. Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa Profitabilitas Core Business BUMD PDAM Tirta Sukapura Tasikmalaya berpengaruh signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Tasikmalaya Saran Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis mencoba memberikan saran yang diharapkan bermanfaat bagi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Sukapura Kabupaten Tasikmalaya maupun peneliti selanjutnya, diantaranya: 1.
Bagi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirirta Sukapura Kabupaten Tasikmalaya. Perusahaan harus bisa meningkatkan pengelolaan aktivitas Core Business-nya dikarenakan dengan peningkatan tersebut maka Perusahanaan Daerah Air Minum (PDAM) akan mendapatkan tingkat profitabilitas yang lebih tinggi pula, dan dengan meningkatnya profitabilitas dari core business mampu memberikan kontribusi bagi peningkatan Pendapatan Asli Daerah.
2.
Bagi peneliti selanjutnya
Bagi yang akan melakukan penelitian selanjutnya mengenai Pengaruh Profitabilitas Core Business BUMD terhadap Pendapatan Asli Daerah, dapat mengganti atau menambahkan variabel yang belum diteliti sehingga memungkinkan untuk menemukan hal baru yang bermanfaat, atau melakukan penelitian di tempat/lokasi yang berbeda, misalnya Bank Pembangunan Daerah (BPD), Perusahaan Daerah Rumah Potong Hewan (PDRPH), dan sebagainya. DAFTAR PUSTAKA Agnes Sawir(2005). Analisis Kinerja Keuangandan Perencanaan keuangan Perusahaan. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama Arikunto, Suharsimi (2010). Prosedur enelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Bambang Riyanto (2001). Dasar – Dasar Pembelajaan Perusahaan. Yogyakarta Penerbit: Gajah Madha ErlinaMamastuti, Herlianti, Utami, Nur Dana, dan Susanti Repormasi Pajak dan Retribusi Terhadap Upaya Peningkatan PAD (di KabupatenCianjur). Jurnal Akuntansi dan Keuangan Sektor Publik. Volum 2.No.2 Jakarta: KASP IAI Halim, Abdul. (2002). Akuntansi Sektor Publik. Akuntans dan Pengendalian Keuangan Daerah.Yogyakarta : AMP YKPN Halim, Abdul. (2012). Akuntansi Sektor Public dan Akuntansi Keuangan Daerah. Jakarta : Salemba Empat Ketetapan MPR RI No. XV/MPR/ 1998, tetang penyelenggraan otonomi daerah, pengatura dan pemanfaatan sumber daya nasional yang berkeadalian social serta perkembangan keuangan pusatdan daerah Komite Standar Akuntansi Pemerintah Pusatdan Daerah Akuntansi Pemerintahan. Tersedia : http://www.bakun.go.id Mardioso. ( 2002). Akuntansi Sektor Publik. Jakarta : Gramedia Pusat Utama Mardioso. (2002). Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta: Andi Offset Masmudi. (2003). Laporan Keuangan Serktor Publik, Jurnal Akuntansi dan Keungan sector Publik Vol.2 No.2 Jakarta
Masmudi. (2003). Upaya Pemerintah Kota Yogyakarta dalam Meningkatkan Penerimaan Pajak Daerah. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Sektor PublikVol. 2 Peraturan Daerah Nomor 03 tahun2004 ,tentang Pajak Pengembalian Bahan Galian Golongan C Peraturan Daerah Nomor 05 Tahun 2003 tentang Pajak Peraturan Daerah Nomor 06 Tahun 2003tetang Pajak Hotel Peraturan Daerah Nomor 07 Tahun 2003 tentang Pajak Restoran Peraturan Daerah Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pajak Hiburan Peraturan Daerah Nomor 18 Tahun 2003 tentang Pajak Penerangan Jalan Peraturan Daerah Nomor 19 Tahun 2003 tentang Pajak Parkir Peraturan Pemerintah RI No. 105 Tahun 2000. Tentang pengelolaan dan pertanggung jawaban keuangan daerah. Semarang : Citra Umbaran Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatifdan R&D Bandung: Alpabeta Suparmoko.(2001) Ekonomi Publik untuk Keuangan dan pembangunan Daerah. Edisi 1.Yogyayakarta: Andi Offset Usry,Carter . (2005) akuntan Biaya. Jakarta: Salemba Empat UU Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan keuangan pemerintah pusat dan daerah. UU Republik Indopnesia No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah