PENGARUH KINERJA KEUANGAN, UKURAN BANK, UMUR LISTING, DAN REPUTASI AUDITOR TERHADAP INTERNET FINANCIAL REPORTING PADA PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun oleh: Diogi Putra Akhirra 109082000196
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H / 2013 M
i
ii
iii
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Data Pribadi 1. Nama
: Diogi Putra Akhirra
2. Tempat Tanggal Lahir
: Jakarta, 3 Januari 1992
3. Alamat
: Jl. Pedati Selatan RT 009/ RW 006 Cijantung, Pasar Rebo, Jakarta Timur
4. Agama
: Islam
5. Nama Ayah
: Bambang Widhi Untoro
6. Nama Ibu
: Sri Wiyati
7. Nomor Telepon
: 081298877226
8. E-mail
:
[email protected]
B. Data Pendidikan Formal 1. 1996 - 1997
: TK. Islam Al-Ikhlas Bekasi
2. 1997 - 2003
: SDN Cipinang Melayu 04 Jakarta
3. 2003 - 2006
: SMPN 109 Jakarta
4. 2006 - 2009
: SMAN 61 Jakarta
5. 2009 - 2013
: Fakultas
Ekonomi
dan
Bisnis
Jurusan
Akuntansi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (Audit).
v
ABSTRACT
This research has the objective analyze the effect of variable liquidity ratio, leverage ratio, profitability ratio, bank size, listing age and reputation of the auditor on the internet financial reporting.. The sampling method use sampling techniques purposive. This research conducted on 25 banking companies listed in Indonesia Stock Exchange in the period 2008-2011. The hypothesis test use logistic regression. Result showed that the bank size and reputation of the auditor has a positive and significant influence on internet financial reporting and listing age has a negative and significant influence on internet financial repoting while the liquidity ratio, leverage ratio, and profitability ratio has not significant effect on internet financial reporting. Keywords: liquidity ratio, leverage ratio, profitability ratio, bank size, listing age and reputation, internet financial reporting
vi
ABSTRAK
Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis pengaruh variabel rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, ukuran bank, umur listing, dan reputasi auditor terhadap internet financial reporting. Metode pengambilan sampel dengan menggunakan tekhik purposive sampling. Penelitian ini dilakukan pada 25 perusahaan perbankan yang listing di Bursa Efek Indonesia pada periode 2008-2011. Uji yang digunakan adalah regresi logistik. Hasil penelitian menunjukan bahwa ukuran bank dan reputasi auditor memiliki pengaruh positif secara signifkan terhadap internet financial reporting dan variabel umur listing memiliki pengaruh negatif secara signifikan terhadap internet financial reporting, sedangkan rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap internet financial reporting.
Kata kunci: rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, ukuran bank, umur listing dan reputasi auditor, internet financial reporting
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT atas nikmat iman, islam dan karunia-Nya yang telah diberikan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Kinerja Keuangan, Ukuran Bank, Umur Listing, Dan Reputasi Auditor Terhadap Internet Financial Reporting Pada Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. Shalawat beserta salam semoga terus tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabat. Peneliti sangat bersyukur atas selesainya penyusunan skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan program Sarjana (S1) pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Selama proses penyusunan skripsi ini peneliti banyak mendapatkan bimbingan, arahan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan karunia-Nya serta tetap menuntun peneliti dijalan yang benar sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 2. Ayahanda dan ibunda tercinta yang selalu memberikan limpahan kasih sayang, perhatian, dan do’a yang tak pernah putus-putusnya untuk penulis, serta adik-ku dan seluruh keluarga yang telah menyemangati, memberikan keceriaan, do’a dan semangat untuk terus berusaha memberikan yang terbaik. 3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni selaku Dosen Pembimbing I yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberi bimbingan, arahan, dan ilmu pengetahuannya kepada peneliti selama penyusunan skripsi hingga akhirnya skripsi ini bisa terselesaikan. Terima kasih atas segala masukan guna
viii
penyelesaian skripsi ini serta semua motivasi dan nasihat yang telah diberikan selama ini. 5. Ibu Erika Amelia, SE.,M.Si, selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberi bimbingan, arahan, semangat, dan ilmu pengetahuannya kepada peneliti selama penyusunan skripsi hingga akhirnya skripsi ini bisa terselesaikan. Terima kasih atas segala bimbingan dan konsultasi yang telah diberikan selama ini. 6. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang sangat luas kepada peneliti selama perkuliahan, semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan menjadi amal kebaikan bagi kita semua. 7. Seluruh Staff Tata Usaha Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu peneliti dalam mengurus segala kebutuhan administrasi dan lain-lain. 8. Teman-teman seperjuangan khususnya Akuntansi E angkatan 2009 yang sama-sama berjuang dan saling membantu dalam menyelesaikan tugas-tugas akhir kuliah. Seluruh sahabat terbaik terima kasih atas bantuan, semangat dan do’anya. 9. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah banyak membantu dan memberi masukan dan inspirasi bagi peneliti, suatu kebahagiaan telah dipertemukan dan diperkenalkan dengan kalian semua, terima kasih banyak. Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan, oleh karena itu kritik dan saran sangat peneliti harapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat digunakan sebagai tambahan informasi dan pengetahuan bagi semua pihak yang membutuhkan. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 20 Juni 2013
ix
(Diogi Putra Akhirra) DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan Skripsi ...................................................................... i Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif ................................................ ii Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ............................................................. iii Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ............................................ iv Daftar Riwayat Hidup ............................................................................... v Abstract ....................................................................................................... vi Abstrak ....................................................................................................... vii Kata Pengantar ........................................................................................... viii Daftar Isi .................................................................................................... x Daftar Tabel ............................................................................................... xiii Daftar Gambar ........................................................................................... xiv Daftar Lampiran ........................................................................................ xv BAB I
PENDAHULUAN ...................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1 B. Perumusan Masalah ................................................................. 11 C. Tujuan dan Manfat Penelitian .................................................. 12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 13 A. Landasan Teori ........................................................................ 13 1. Teori Agensi (Agency Theory) ............................................ 13 2. Teori Sinyal (Signalling Theory) ......................................... 14 3. Pengungkapan Laporan Keuangan ...................................... 16 4. Pelaporan Sukarela (Voluntary Disclosure) ......................... 17 5. Akuntansi Perbankan .......................................................... 18 6. Internet Financial Reporting (IFR) ..................................... 20 x
7. Analisis Kinerja Perbankan ................................................. 25 8. Ukuran Bank ....................................................................... 30 9. Umur Listing ...................................................................... 31 10. Reputasi Auditor ................................................................. 33 B. Penelitian Terdahulu ................................................................ 33 C. Perumusan Hipotesis Penelitian ............................................... 36 D. Kerangka Pemikiran ................................................................ 43 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................ 44 A. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................... 44 B. Metode Penentuan Sampel ....................................................... 45 C. Metode Pengumpulan Data ...................................................... 45 1. Studi Pustaka ...................................................................... 45 2. Observasi Website ............................................................... 46 D. Metode Analisis Data .............................................................. 46 1. Statistik Deskriptif .............................................................. 46 2. Uji Hipotesis ....................................................................... 47 E. Operasionalisasi Variabel Penelitian ........................................ 51 1. Rasio Likuiditas .................................................................. 51 2. Rasio Solvabilitas ............................................................... 52 3. Rasio Profitabilitas .............................................................. 53 4. Ukuran Bank ....................................................................... 54 5. Umur Listing ...................................................................... 55 6. Reputasi Auditor ................................................................. 55 7. Internet Financial Reporting (IFR) ..................................... 56 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................... 57 A. Gambaran Umum Objek Penelitian ......................................... 57 1. Deskripsi Objek Penelitian .................................................. 57 2. Deskripsi Sampel Penelitian ................................................ 57 B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian ............................................ 58 1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ............................................... 58 2. Hasil Uji Hipotesis Penelitian ............................................. 62
xi
a. Menilai Kelayakan Model Regresi .................................. 63 b. Hasil Uji Overall Model Fit ............................................ 64 c. Hasil Uji Koefisien Determinasi ..................................... 65 d. Hasil Uji Tabel Klasifikasi ............................................. 66 e. Hasil Matriks Penelitian ................................................. 66 C. Analisis .................................................................................... 74 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN ................................................... 81 A. Kesimpulan ............................................................................. 81 B. Implikasi ................................................................................. 82 C. Saran ...................................................................................... 83
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 84 LAMPIRAN .............................................................................................. 88
xii
DAFTAR TABEL
Nomor
Keterangan
Halaman
1.1
Statistik Pengguna Internet Dunia .......................................... 3
2.1
Penelitian Terdahulu ............................................................. 36
4.1
Proses Seleksi Populasi Perusahaan Perbankan ...................... 58
4.2
Hasil Uji Statistik Deskriptif .................................................. 59
4.3
Identifikasi data ..................................................................... 62
4.4
Data Yang Diproses .............................................................. 62
4.5
Kelayakan Model Regresi ..................................................... 63
4.6
Hasil Uji Overall Model Fit (Block Number = 0) .................... 64
4.7
Hasil Uji Overall Model Fit (Block Number = 1) .................... 65
4.8
Hasil Uji Koefisien Cox & Snell R Square dan Negelkerke R Square ................................................................................ 65
4.9
Hasil Uji Klasifikasi .............................................................. 66
4.10
Hasil Uji Signifikasi data........................................................ 67
4.11
Ringkasan Hasil Uji Signifikasi .............................................. 67
xiii
DAFTAR GAMBAR
Nomor
2.1
Keterangan
Halaman
Kerangka Pemikiran Penelitian .............................................. 43
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Keterangan
Halaman
1
Daftar Nama Perusahaan ....................................................... 88
2
Data Mentah Perhitungan Variabel ........................................ 89
3
Hasil Pengolahan Data Regresi Logistik Dengan SPSS 20 ..... 96
xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Perbankan merupakan inti dari sistem keuangan pada setiap negara, termasuk di Indonesia. Menurut pasal 1 undang–undang RI No. 10 Tahun 1998, perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Secara umum pengertian bank sendiri adalah salah satu lembaga keuangan sebagai tempat bagi perusahaan, badan-badan pemerintah swasta maupun perorangan untuk menyimpan dana-dananya. Melalui kegiatan perkreditan dan berbagai jasa yang diberikan bank untuk melayani kebutuhan pembiayaan serta meluncurkan mekanisme sistem pembangunan bagi semua faktor perekonomian Indonesia, kedudukan bank itu sendiri adalah sebagai penghimpun dana dari masyarakat, sebab bank itu sendiri memperoleh pendapatan dan modalnya dari simpanan masyarakat pada bank tersebut. Pada saat ini seluruh institusi keuangan menghadapi tantangan untuk menyesuaikan diri dengan berbagai perubahan dalam model bisnis yang terjadi saat ini, tidak terkecuali perbankan. Perubahan-perubahan tersebut menuntut adanya perbaikan dan peningkatan kualitas dalam berbagai aspek pada seluruh komponen di institusi keuangan. Hal ini merupakan konsekuensi dari tuntutan
1
perubahan zaman serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada berbagai sektor kehidupan. Salah satu perubahan yang paling menantang yang saat ini sedang dihadapi oleh perbankan ialah tantangan untuk beradaptasi dengan laju perubahan teknologi informasi dan komunikasi. Teknologi informasi dan komunikasi mengandung pengertian luas yaitu segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan dan pemindahan informasi antar media (Haryanto, 2008:1). Salah satu perkembangan terbesar di bidang teknologi informasi dan komunikasi dalam kurun waktu setengah abad ini adalah perkembangan internet. Internet merupakan sebuah teknologi yang mempunyai kekuatan untuk mengubah laporan eksternal secara besar-besaran (Xiao, et al., 2005:131). Internet merupakan suatu media yang tepat untuk digunakan sebagai sarana mengakomodasi perubahan yang dibutuhan dalam pelaporan perusahaan. Internet mempunyai beberapa karakteristik dan keunggulan seperti mudah menyebar (pervasiveness), tidak mengenal batas (borderless-ness), real-time, berbiaya rendah (low cost), dan mempunyai interaksi yang tinggi (high interaction) (Ashbaugh, et al. 1999). Beberapa keunggulan penggunaan internet tersebut berdampak pada semakin tingginya angka penggunaan internet di seluruh dunia. Berdasarkan data, jumlah pemakai internet di Asia pada tahun 2011 mencapai 44.8 % dari total jumlah penduduk dan tingkat pertumbuhan pemakai dari tahun 2000 2011 mencapai 789.6%. Data dapat dilihat pada tabel 1.1.
2
Tabel 1.1 Statistik Pengguna Internet Dunia WORLD INTERNET USAGE AND POPULATION STATISTICS 31-Dec-11 Population
Internet Users
Internet Users
Penetration
Growth
Users %
( 2011 Est.)
Dec. 31, 2000
Latest Data
(% Population)
2000-2011
of Table
Africa
1.037.524.058
4.514.400
139.875.242
13,50%
2988,40%
6,20%
Asia
3.879.740.877
114.304.000
1.016.799.076
26,20%
789,60%
44,80%
Europe
816.426.346
105.096.093
500.723.686
61,30%
376,40%
22,10%
Middle East
216.258.843
3.284.800
77.020.995
35,60%
2244,80%
3,40%
North America
347.394.870
108.096.800
273.067.546
78,60%
152,60%
12,00%
597.283.165
18.068.919
235.819.740
39,50%
1205,10%
10,40%
35.426.995
7.620.480
23.927.457
67,50%
214,00%
1,10%
6.930.055.154
360.985.492
2.267.233.742
32,70%
528,10%
100,00%
karena
banyak
World Regions
Latin America / Carib. Oceania / Australia WORLD TOTAL
Sumber : www.internetworldstats.com, 2012 Peningkatan
pengguna
internet
sendiri
terjadi
keuntungan yang dapat diperoleh oleh pengguna internet itu sendiri, ditambah lagi bagi para pemakai laporan keuangan yang sangat membutuhkan informasi keuangan suatu perusahaan yang bersifat up to date. Dari tabel di atas juga dapat terlihat peningkatan jumlah pengguna internet dalam jangka waktu 10 tahun dan uniknya peningkatan tersebut terjadi pada setiap benua. Perkembangan internet yang semakin pesat, dan jumlah pengguna internet yang semakin meningkat, merupakan tantangan tersendiri bagi dunia perbankan. Tingginya jumlah pengguna internet ini akan menjadi peluang bagi institusi keuangan, khususnya perbankan, jika institusi tersebut mampu memanfaatkan situasi dan menyesuaikan diri dengan tuntutan perkembangan. Sebaliknya, hal ini dapat menjadi permasalahan jika institusi tersebut belum siap bersaing dan beradaptasi dengan tuntutan yang ada.
3
Salah satu isu yang berkembang pesat seiring dengan pesatnya perkembangan internet dan tingginya angka pengguna internet tersebut adalah transparansi informasi. Berbagai penelitian telah membuktikan pentingnya keterbukaan dan transparansi informasi di sektor perbankan, antara lain, Cinca, et al. (2006:31) menemukan bahwa asimetri informasi antara bank dan perusahaan deposan dapat menyebabkan kemacetan dalam menjalankan bank atau bahkan kebangkrutan. Dalam penelitian yang lain, Chen, et al. (2006:307) menyimpulkan bahwa perbaikan dalam sistem transparansi perbankan dapat memberikan kesempatan dalam mempercepat laju pertumbuhan perbankan. Abdelsalam, et al. (2007:1) menjelaskan bahwa internet menawarkan suatu bentuk unik pengungkapan yang menjadi media bagi perusahaan dalam menyediakan informasi kepada masyarakat luas sesegera mungkin. Atas dasar itulah muncul suatu media tambahan dalam penyajian laporan keuangan melalui internet atau website yang lazim disebut Internet Financial Reporting (IFR). Pengungkapan informasi keuangan dalam website perusahaan (Internet Financial Reporting- IFR) merupakan suatu bentuk pengungkapan sukarela yang telah dipraktekkan oleh berbagai perusahaan. Survei dari Carol (1999) dalam Khan (2006) terhadap 1000 perusahaan besar di Eropa menunjukkan bahwa 67% perusahaan telah mempunyai website dan 80% dari perusahaan yang mempunyai website tersebut mengungkapkan laporan keuangan di Internet. Hingga tahun 2006, lebih dari 70% perusahaan besar di dunia menerapkan IFR (Kahn, 2006).
4
Praktik IFR pada perbankan sendiri di proksikan dengan melihat kinerja keuangan dari bank itu sendiri, ukuran bank tersebut apakah tergolong bank dengan ukuran besar atau kecil. Di samping itu praktik IFR dilihat dari umur listing dan yang terakhir reputasi dari auditor juga harus harus diperhatikan dalam melihat pratik IFR. Menganalisis kinerja keuangan suatu perbankan merupakan suatu hal yang sangat penting, karena dengan mengetahui hal tersebut para pihak yang berkepentingan dapat mengetahui keberlangsungan usaha dari perbankan itu sendiri serta untuk melihat apakah ada pengaruhnya terhadap praktik IFR yang terjadi di perbankan. Analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan rasio keuangan menurut standar yang berlaku, menurut Kasmir (2004) rasio tersebut terdiri dari rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas. Likuiditas suatu perusahaan perbankan menunjukan bahwa suatu perusahaan mampu membayar kewajiban jangka pendeknya dengan likuid (lancar) yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Likuiditas perbankan juga menunjukan kemampuan sebuah bank untuk menyediakan alat – alat lancar guna membayar kembali titipan yang jatuh tempo dan memberikan pinjaman kepada nasabah yang membutuhkannya. Secara umum, syarat likuiditas untuk permodalan menetukan bahwa modal yang diperlukan harus ditarik perusahaan untuk jangka waktu yang sekurang – kurangnya sama dengan waktu modal itu dibutuhkan. Likuiditas perbankan dalam penelitian ini diproksikan oleh Loan to Deposit Ratio (LDR).
5
Solvabilitas perbankan menunjukan kemampuan suatu perusahaan untuk membayar kewajibannya dalam jangka panjang ataupun ketika suatu entitas perbankan dilikuidasi. Solvabilitas dalam penelitian ini diproksikan oleh Capital Adequacy Ratio. Apabila rasio CAR suatu bank kecil maka besar kemungkinan bank tersebut gagal menutupi kerugiannya di dalam kegiatan perkreditan
maupun
dikegiatan
perdagangan
surat
berharga
dengan
kemampuan yang dimiliki bank tersebut. Profitabilitas suatu perusahaan menunjukan pendapatan yang mampu dihasilkan oleh perusahaan perbankan dalam suatu periode tertentu. Dalam penelitian ini tingkat profitabilitas akan dilihat dengan mengukur Return On Asset (ROA). Perusahaan yang besar memiliki agency cost yang tinggi karena perusahaan yang besar memiliki kewajiban yang lebih besar pula dalam menyampaikan pelaporan keuangannya secara lengkap dan cepat kepada shareholder sebagai wujud pertanggungjawaban manajemen kepada para shareholder-nya. Menurut Oyelere, et al. (2003:26), agency cost tersebut berupa biaya penyebarluasan laporan keuangan, termasuk biaya cetak dan biaya pengiriman laporan keuangan kepada pihak-pihak yang dituju oleh perusahaan. Sama halnya dengan perbankan, Lembaga keuangan dengan ukuran besar cenderung untuk mengungkapkan informasi perusahaan di internet daripada lembaga keuangan dengan ukuran yang lebih kecil. Salah satu cara yang dilakukan perusahaan untuk mengurangi agency cost tersebut adalah dengan menerapkan praktik IFR dalam menyebarluaskan laporan keuangan perusahaan.
6
Perusahaan yang telah listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) akan melakukan pelaporan keuangan yang lebih lengkap dibandingkan dengan perusahaan yang belum listing di BEI. Selain itu perusahaan yang telah lama listing di BEI akan cenderung mengubah metode pelaporan informasi keuangan sesuai dengan perkembangan teknologi untuk menarik investor salah satunya melalui IFR. Dengan demikian umur listing perusahaan dapat mempengaruhi pengaruh terhadap keputusan perusahaan dalam menerapkan praktik IFR. Penggunaan Kantor Akuntan Publik (KAP) yang bereputasi merupakan salah satu sinyal positif bagi perusahaan karena perusahaan akan dianggap memiliki informasi yang tidak menyesatkan dan melaporkan informasi keuangannya secara lebih transparan. Hal tersebut akan meningkatkan citra perusahaan dan mendorong perusahaan untuk menyebarluaskan laporan keuangan melaui IFR dalam rangka menggalang kepercayaan investor karena laporan keuangan perusahaan dapat dipercaya. Dalam institusi keuangan, beberapa penelitian mengenai IFR antara lain dilakukan oleh Maingot, et al (2008:2) yang mengungkapkan mengenai praktik IFR di perbankan Kanada. Kesimpulan dari penelitian ini mengungkapkan bahwa semakin besar ukuran perbankan, semakin luas informasi yang diungkap. Selain itu, praktik IFR di perbankan Kanada sangat erat kaitannya dengan kebijakan strategi perbankan dari manajemennya. Dalam penelitian yang lain, Ashbaugh, et al. (1999:241) mengungkapkan bahwa praktik IFR sangat dipengaruhi secara signifikan oleh ukuran institusi keuangan. Hasil ini dikuatkan dengan penelitian serupa dalam Lai, et al. (2002:1) meneliti kualitas
7
IFR dan menyimpulkan bahwa kualitas berhubungan positif dengan ukuran perusahaan yang dinyatakan dalam bentuk kepemilikan saham atau nilai kapitalisasi perusahaan. Dalam penelitian lain, Al-Shammari (2007) yang melakukan penelitian terhadap perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Kuwait Stock Exchange mengenai praktik IFR. Hasil dari penelitian tersebut menyimpulkan bahwa tingkat likuiditas suatu perusahaan serta reputasi auditor berpengaruh positif terhadap praktik IFR, lalu menurut Agyei-Mensah (2011) yang melakukan penelitian terhadap perusahaan-perusahaan yang terdapat di Ghana menyatakn bahwa tingkat solvabilitas dan tingkat profitabilitas suatu perusahaan mempengaruhi praktik IFR pada perusahaan tersebut. Di Indonesia, beberapa penelitian mengenai IFR antara lain dilakukan oleh Chariri, et al. (2005) berkesimpulan bahwa faktor seperti profitabilitas tidak mempengaruhi praktik IFR. Dalam penelitian lain, Almilia (2008) menyimpulkan bahwa tingkat kepemilikan asing mempengaruhi dari praktik IFR. Dari penelitian-penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa kaitan antara IFR dengan dunia institusi keuangan cukup erat. Beberapa teori telah dijadikan landasan untuk menjelaskan motivasi sebuah institusi dalam melakukan pengungkapan sukarela melalui internet. Teori-teori tersebut antara lain ialah teori agensi (Agency theory) dan teori sinyal (Signalling theory). Dalam teori sinyal dikemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini
8
berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik. Sinyal dapat berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik daripada perusahaan lain. Perusahaan besar memiliki agency cost yang besar karena perusahaan besar harus menyampaikan pelaporan keuangan yang lengkap kepada shareholders sebagai wujud pertanggungjawaban manajemen. Agency cost tersebut berupa biaya penyebarluasan laporan keuangan, termasuk biaya cetak dan biaya pengiriman laporan keuangan kepada pihak-pihak yang dituju oleh perusahaan. Semakin besar perusahaan maka akan cenderung melakukan praktik IFR dalam penyebarluasan laporan keuangan merupakan usaha untuk mengurangi besarnya agency cost Chariri (2007). Hasil yang didapatkan dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan mengungkapkan beberapa faktor yang mempengaruhi aplikasi IFR di beberapa institusi, baik institusi berupa perusahaan maupun institusi keuangan. Diantara faktor-faktor tersebut, faktor ukuran institusi menjadi faktor yang dominan. Selain itu, terdapat faktor-faktor lain seperti likuiditas, profitabilitas, solvabilitas. Namun dari berbagai penelitian yang dilakukan, khususnya di Indonesia, masih sedikit penelitian yang mengkhususkan pada faktor yang mempengaruhi praktik IFR khusus pada sektor perbankan. Beberapa penelitian mengenai aplikasi IFR di perbankan antara lain dilakukan oleh Almilia (2008:117) yang melakukan penelitian mengenai perbandingan praktik IFR
9
pada industri perbankan dan perusahaan LQ 45. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa hampir sebagian besar dari bank dan perusahaan yang diteliti memiliki website dan melakukan pelaporan keuangan secara online. Meskipun demikian, perusahaan memiliki alasan yang berbeda dalam menampilkan informasi secara online. Beberapa website di perusahaan hanya berisi produk dan iklan-iklan jasa perusahaan. Sebagian besar laporan keuangan perusahaan berbentuk pdf dan terlihat sama dengan laporan keuangan berbasis kertas. Sementara website perbankan memiliki skor yang lebih tinggi dibanding perusahaan dalam aspek teknologi dan user support. Penelitian lainnya dilakukan oleh Rahardjo (2012:2) yang berpendapat sama bahwa tingkat profitabilitas suatu perbankan tidak mempengaruhi praktik IFR sedangkan ukuran bank berpengaruh terhadap praktik IFR. Perbankan merupakan salah satu institusi keuangan yang paling dekat dengan masyarakat. Perbankan berfungsi menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali melalui berbagai media pembiayaan. Oleh karena itu, perbankan memiliki tanggung jawab moral yang lebih dalam melaporkan kinerja keuangannya ke masyarakat luas. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang berdasarkan pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Rahardjo (2012:2) yang meneliti tingkat pengungkapan informasi keuangan dan nonkeuangan melalui website perbankan di Indonesia. Hasil pada penelitian tersebut menunjukan bahwa ukuran perbankan dan status listing berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap tingkat pengungkapan informasi keuangan dan non keuangan melalui
10
website perbankan di Indonesia. Sedangkan profitabilitas, jenis bank, reputasi KAP, opini auditor tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat pengungkapan informasi keuangan dan non keuangan melalui website perbankan di Indonesia. Sehubungan dengan uraian tersebut, penulis tertarik untuk membahas seberapa besar pengaruh, kinerja keuangan bank, ukuran bank, umur listing, dan reputasi auditor terhadap IFR, khususnya perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008-2011. Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya. Pertama, menambah variabel umur listing. Yang kedua yaitu populasi, waktu dan tempat penelitian sampel yang digunakan yaitu perusahaan perbankan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2008-2011 dimana penilitan terhadap perbankan masih terbilang cukup sedikit. Oleh karena itu peneliti menuangkannya ke dalam karya tulis ilmiah yang berbentuk skripsi dengan judul: “Pengaruh Kinerja Keuangan, Ukuran Bank, Umur Listing, dan Reputasi Auditor Terhadap Internet Financial Reporting Pada Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh tingkat likuiditas bank, tingkat solvabilitas bank, tingkat profitabilitas bank, ukuran bank, umur listing, dan reputasi auditor terhadap penerapan praktik Internet Financial Reporting (IFR) dalam perbankan ?
11
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka secara rinci tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh tingkat likuiditas bank, tingkat solvabilitas bank, tingkat profitabilitas bank, ukuran bank, umur listing, dan reputasi auditor terhadap probabilitas perusahaan dalam menerapkan Internet Financial Reprting (IFR).
2. Manfaat Penelitian a. Bagi literatur teoritis perbankan, Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya literatur dan referensi yang dapat djadikan acuan dalam memahami
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
perbankan
dalam
melakukan pelaporan keuangan melalui internet (Internet Financial Reporting (IFR) dan sekaligus memahami seberapa penting implementasi pelaporan keuangan melalui internet ini bagi perkembangan kinerja perbankan. b. Bagi kalangan praktisi, Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi dalam melakukan pelaporan keuangan melalui internet (internet financial reporting) dan sekaligus mengevaluasi praktik pelaporan keuangan melalui internet yang telah atau belum diterapkan oleh perbankan sehingga dapat memacu perbankan untuk melakukan pelaporan keuangan yang lebih baik lagi. c. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai data informasi untuk melakukan penelitian selanjutnya. 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori 1. Teori Agensi (Agency Theory) Teori agensi atau teori keagenan muncul ketika terdapat dua pihak yang saling terkait dimana pihak pertama setuju untuk memakai jasa pihak tertentu. Jensen, et al (1976:305), menyatakan bahwa teori keagenan mendeskripsikan pemegang saham sebagai prinsipal dan manajemen sebagai agen. Manajemen merupakan pihak yang dikontrak oleh pemegang saham untuk bekerja demi kepentingan pemegang saham. Untuk itu manajemen diberikan sebagian kekuasaan untuk membuat keputusan bagi kepentingan terbaik pemegang saham. Oleh karena itu, manajemen wajib mempertanggungjawabkan semua upayanya kepada pemegang saham. Teori Agensi didasarkan pada 3 asumsi, yaitu asumsi sifat manusia, asumsi keorganisasian, dan asumsi informasi. Asumsi sifat manusia menekankan bahwa manusia mempunyai sifat mementingkan diri sendiri, mempunyai keterbatasan rasional dan tidak menyukai resiko. Asumsi keorganisasian menekankan adanya konflik antar organisasi, efisiensi sebagai kriteria efektifitas dan adanya asimetri informasi antara prinsipal dan agen. Asumsi teori agensi bahwa masing-masing individu termotivasi oleh kepentingannya sendiri sehingga menimbulkan konflik kepentingan antara
13
prinsipal dan agen. Prinsipal termotivasi mengadakan kontrak untuk menyejahterakan dirinya sendiri, sedangkan agen termotivasi untuk memaksimalkan pemenuhan kebutuhan ekonomi dan psikologisnya. Alasan yang mendasari perlunya praktik pengungkapan laporan keuangan oleh manajemen perusahaan kepada shareholders dijamin dalam hubungan antara prinsipal dan agen. Manajemen sebagai pengelola kekayaan perusahaan berperan sebagai agen, sedangkan investor sebagai pemilik berperan
sebagai
akuntabilitas
prinsipal.
manajemen
Laporan
keuangan
merupakan
sarana
kepada
pemilik.
Sebagai
wujud
pertanggungjawaban, agen akan berusaha memenuhi seluruh keinginan prinsipal, dalam hal ini adalah pengungkapan sukarela yang lebih luas (Anthony, et al, 2004). Dalam penelitian ini, teori agensi akan menjadi landasan dalam menjelaskan hubungan antara ukuran perbankan dengan praktik Internet Financial Reporting (IFR) pada perbankan.
2. Teori Sinyal (Signalling Theory) Teori sinyal mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik. Sinyal dapat berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik dari perusahaan lain.
14
Dalam kerangka teori sinyal disebutkan bahwa dorongan perusahaan untuk memberikan informasi adalah karena terdapat asimetri informasi antara manajer perusahaan dan pihak luar, hal ini disebabkan karena manajer perusahaan mengetahui lebih banyak informasi mengenai perusahaan dan prospek yang akan datang daripada pihak luar (Wolk, et al. 2000:7). Perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan mengurangi asimetri informasi tersebut. Salah satu cara untuk mengurangi asimetri informasi adalah dengan memberikan sinyal pada pihak luar, berupa informasi keuangan yang positif dan dapat dipercaya yang akan mengurangi ketidakpastian mengenai prospek perusahaan yang akan datang sehingga dapat meningkatkan kredibilitas dan kesuksesan perusahaan (Wolk, et al. 2000:7). Laporan keuangan seharusnya memberikan informasi yang berguna bagi investor dan kreditor terutama sekali karena kelompok ini berada dalam kondisi yang paling besar ketidakpastiannya, yang akan digunakan untuk membuat keputusan investasi, kredit dan keputusan sejenis, termasuk laporan arus kas karena laporan arus kas merupakan bagian dari laporan keuangan. Dalam penelitian ini, teori sinyal akan menjadi landasan dalam hubungan antara kinerja keuangan dengan praktik Internet Financial Reporting (IFR) di perbankan.
15
3. Pengungkapan Laporan Keuangan Laporan
keuangan
menggambarkan
posisi
keuangan
suatu
perusahaan dan kinerja perusahaan selama periode waktu tertentu. Unsurunsur yang berkaitan langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aktiva, kewajiban dan ekuitas. Sedangkan unsur yang berkaitan dengan kinerja adalah penghasilan dan beban yang termuat dalam laporan laba-rugi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan merupakan produk atau hasil akhir dari suatu proses akuntansi. Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan informasi bagi para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan keputusan. Selain sebagai informasi, laporan keuangan juga dapat digunakan sebagai sarana pertanggungjawaban perusahaan terhadap pihak-pihak yang berhubungan langsung dengan perusahaan. Laporan keuangan juga dapat digunakan sebagai salah satu indikator kesuksesan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya (Sofyan, 2002:6). Laporan keuangan tersebut harus disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang telah ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan peraturan BAPEPAM. Selanjutnya laporan keuangan tersebut harus diaudit oleh Akuntan yang terdaftar di BAPEPAM. Laporan tahunan tersebut terdiri atas: a. Neraca b. Laporan Laba Rugi c. Laporan Saldo Laba
16
d. Laporan Arus Kas e. Catatan atas Laporan Keuangan f. Laporan lain-lain
4. Pelaporan Sukarela (Voluntary Disclosure) Pengungkapan sukarela adalah pengungkapan yang dilakukan oleh perusahaan diluar apa yang telah diwajibkan oleh standar akuntansi atau peraturan badan pengawas (Suwardjono, 2005:20). Sehingga tidak semua perusahaan melakukan praktik pengungkapan yang sama, namun sesuai dengan kebutuhan perusahaan tersebut. Meek,
et.
al. (2005:555)
menegaskan bahwa pengungkapan sukarela merupakan pilihan bebas manajemen perusahaan dalam memberikan informasi akuntansi dan informasi lainnya yang dipandang relevan untuk pembuatan keputusan oleh pemakai laporan tahunannya. Manajemen selalu berusaha untuk mengungkapkan informasi private yang menurut pertimbangannya sangat diminati oleh investor dan pemegang saham, khususnya apabila informasi tersebut merupakan berita gembira (good news). Manajemen juga akan menyampaikan informasi yang dapat meningkatkan kredibilitas dan kemajuan perusahaan meskipun informasi tersebut tidak diwajibkan (Suwardjono, 2005:25). Terdapat lima manfaat pengungkapan sukarela yaitu: a. Memperbaiki reputasi perusahaan, b. Menyajikan informasi yang dapat menghasilkan keputusan investasi yang lebih baik bagi investor, 17
c. Memperbaiki akuntabilitas, d. Memperbaiki prediksi risiko yang dilakukan oleh investor, dan e. Menyajikan kewajaran harga saham yang lebih baik. Sedangkan biaya dari pengungkapan sukarela meliputi: a. biaya competitive disadvantage, dan b. biaya untuk mengumpulkan dan memproses. Praktik
pengungkapan
informasi
keuangan
dalam
website
perusahaan (Internet Financial Reporting-IFR) merupakan salah satu contoh bentuk pengungkapan sukarela.
5. Akuntansi Perbankan Secara umum, bank dapat diartikan sebagai suatu lembaga keuangan, yaitu suatu badan usaha yang berfungsi sebagai financial intermediary, atau perantara keuangann dari dua pihak, yakni pihak yang kelebihan dana dan pihak yang kekurangan dana. Peranan bank dalam masyarakat adalah sebagai lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa lainnya serta menghimpun dana dalam bentuk simpanan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Menurut Afif (1996:195) Akuntansi perbankan dapat didefenisikan seni yang secara secara sistematis mencatat, menyajikan dan menafsirkan transaksi-transaksi keuangan seperti menerima setoran, memberikan kredit, memindahkan dana-dana dan jasa lainnya yang berlaku dalam bisnis bank.
18
Dengan kata lain, akuntansi perbankan dapat diartikan sebagai akuntansi yang diaplikasikan pada perusahaan bank. Akuntansi perbankan mempunyai beberapa fungsi antara lain: a. Catatan untuk memberikan data bagi laporan pendapatan, laporan pajak serta laporan dividen. Disamping itu, catatan akuntansi harus memberikan informasi untuk laporan bagi manajemen, pemegang rekening dan memberikan informasi kepada masyarakat luas. Fungsi pencatatan ini dikenal dengan istilah pembukuan. b. Penyajian, yaitu kumpulan data mentah yang diolah menjadi suatu laporan yang informatif, acceptable dan mudah dimengerti oleh mereka yang berkepentingan, yang lazim disebut dengan laporan keuangan. c. Penafsiran, yaitu menyangkut penjelasan tentang laporan keuangan untuk suatu jangka waktu tertentu. Fungsi penafsiran ini sangat penting untuk pemanfaatan laporan sepenuhnya. Catatan akuntansi pada bank dapat dibagi dalam tiga golongan pencatatan yaitu: a. Catatan sementara, yaitu catatan yang berguna dalam operasi bank sehari-hari, khususnya pada saat penyeimbangan transaksi-transaksi keuangan. b. Catatan setengah sementara, yaitu catatan yang berupa ikhtisar ikhtisar dari catatan sementara dan mungkin berupa sumber-sumber dokumen yang asli. Catatan ini ditahan untuk sementara untuk keperluan referensi atau dokumentasi transaksi-transaksi tertentu.
19
c. Catatan permanen, yaitu catatan yang berupa jurnal dan buku besar. Jurnal adalah catatan ayat asli atau merupakan catatan dari setiap transaksi secara kronologis. Buku besar adalah catatan ayat akhir yang mencatat satu akun. Proses akuntansi perbankan merupakan tahap-tahap kegiatan yang dilakukan seorang akuntan atau bagian pembukuan dalam menyusun laporan keuangan bank. Kegiatan itu meliputi: a. Neraca b. Laporan Komitmen dan Kontinjensi c. Laporan Laba Rugi d. Laporan Arus Kas e. Catatan atas Laporan Keuangan Dalam perusahaan bank, sistem pencatatan transaksi-transaksi keuangan yang dianut adalah sistem tata buku berpasangan (double entry system). Prinsip dalam tata buku berpasangan adalah keseimbangan yang pada umumnya disebut dengan persamaan akuntansi.
6. Internet Finanacial Reporting (IFR) Internet Financial Reporting
adalah pencantuman informasi
keuangan perusahaan melalui internet atau website. berbagai format yang dapat digunakan dalam mempresentasikan laporan keuangan melalui internet yakni (Lai, et al. 2002:1):
20
a. Portable Document Format (PDF) Merupakan sebuah format file yang dikembangkan oleh Adobe Corporation untuk membuat dokumen-dokumen yang dibutuhkan untuk mewakili dokumen yang asli. Semua elemen dalam dokumen asli disimpan sebagai gambaran elektronik. b. Hypertext Markup Language (HTML) HTML
merupakan
standar
yang
biasa
digunakan
untuk
mempresentasikan informasi melalui internet. c. Graphics Interchange Format (GIF) GIF adalah sebuah format file berbentuk grafik, dengan meringkas mengenai gambaran informasi tanpa mengurangi informasi tersebut, yang dapat dibaca oleh kebanyakan pengguna. d. Joint Photograpic Expert Group (JPEG) Sebuah format grafik yang digunakan untuk meringkas foto agar mempunyai ukuran yang dapat digunakan dalam website. e. Microsoft Excel Spreadsheet Sebuah aplikasi komputer yang berupa spreadsheet dengan menyimpan, memperlihatkan dan memanipulasi data yang disusun dalam kolom dan lajur. f. Microsoft Word Ms. Word merupakan aplikasi program komputer yang paling banyak digunakan dalam IFR
21
g. Zip Files WinZip adalah program windows yang mengizinkan para pengguna untuk menyimpan dan meringkas dokumen informasi segingga mereka dapat menyimpan dan mendistribusikan informasi tersebut dengan lebih efisien. h. Macromedia Flash Softwatre Merupakan standar untuk mengirim informasi dengan cepat. i. Real Networks Real Player Software Format yang menggunakan efek video. j. Macromedia Shockwave Software Shockwave merupakan bagian dari multimedia player. The Steering Committee of the Business Reporting Research Project (FASB, 2000) menyediakan beberapa motif perusahaan dalam meyajikan informasi melalui internet : a. Mengurangi biaya cetak dan posting laporan tahunan (annual report). b. Akses yang lebih luas daripada Praktik tradisional c. Memberikan informasi yang terkini. d. Mempercepat waktu dalam distribusi informasi. e. Menjalin komunikasi dengan konsumen yang tidak teridentifikasi sebelumnya. f. Menambah praktik pengungkapan tradisional. g. Meningkatkan jumlah dan data yang diungkapkan. h. Memperbaiki akses pada investor potensial untuk perusahaan kecil.
22
Beberapa kendala yang harus diperhatikan dalam praktik IFR oleh perusahaan, menurut Poon, et al. (2003:1), yakni: a. Apa yang harus dilaporkan Isu penting dalam aspek ini meliputi: 1) Informasi yang memadai: Apa jenis informasi keuangan yang seharusnya disampaikan oleh perusahaan secara online. Apakah jenis informasi keuangan memadai dan cukup untuk berbagai diharapkan pengguna? Jika tidak, apa lagi yang harus dilaporkan. 2) Kedalaman informasi : Informasi yang subjektif atau objektif. Apakah pengguna disediakan dengan fitur untuk "menelusuri" ke informasi yang dilaporkan. Fitur-fitur ini akan mendukung beberapa presentasi sesuai dengan penggunaan informasi. b. Kapan melaporkan Frekuensi dan waktu pelaporan akan tergantung pada jenis informasi keuangan yang dilaporkan. Beberapa isu penting adalah: 1) Apakah informasi dilaporkan pada kuartalan atau tahunan. 2) Berapa lama jangka waktu kinerja keuangan akan dipublikasikan ke web perusahaan setelah data tersedia. c. Bagaimana cara melaporkan 1) Apakah pengguna dapat men-download data keuangan online dalam format yang memfasilitasi analisis berikutnya (misalnya, dalam bentuk spreadsheet elektronik).
23
2) Apakah informasi keuangan ditempatkan di bagian yang sesuai di situs web perusahaan. 3) Seberapa dalam dari halaman home dari situs web yang pengguna gunakan untuk mengambil informasi keuangan yang relevan. 4) Apakah informasi keuangan online diatur dalam format layar untuk menghindari volume data yang terlalu besar. 5) Apakah halaman web yang berisi informasi keuangan online saling berhubungan melalui hyperlink. d. Siapa yang bertanggung jawab untuk melaporkan Orang-orang atau bisnis unit di perusahaan yang terlibat dalam IFR akan berdampak pada keakuratan informasi keuangan yang telah dilaporkan. Beberapa permasalahan yang sering terjadi adalah: 1) Siapa yang / bertanggung jawab untuk memutuskan dimana informasi keuangan harus diposting secara online. 2) Siapa yang / bertanggung jawab untuk memposting keuangan online informasi. 3) Siapa yang / bertanggung jawab untuk memverifikasi dan menyetujui informasi keuangan online. Dari beberapa manfaat dan kendala-kendala yang muncul berkaitan dengan praktik IFR di perusahaan, dapat diambil kesimpulan bahwa perusahaan-perusahaan di seluruh dunia mulai menaruh perhatian khusus terhadap praktik IFR dan IFR telah menjadi bagian dari media pelaporan keuangan yang berlaku di perusahaan.
24
7. Analisis Kinerja Perbankan Wild, et al (2005:16) mengatakan bahwa analisis keuangan (financial analysis) merupakan penggunaan laporan keuangan untuk menganalisis posisi dan kinerja keuangan perusahaan dan untuk menilai kinerja keuangan di masa depan. Menurut Bergevin (2002:3) financial statement analysis is the art and science of examining the components of a company’s monetary disclosures, called financial statements. People form opinions about a firm’s past, present, and future operations based on their analysis. Menurut Djarwanto (2004:11) Yang dimaksud dengan “rasio” dalam analisa laporan keuangan adalah suatu angka yang menunjukkan hubungan antara suatu unsur dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan. Hubungan antara unsur-unsur laporan keuangan tersebut dinyatakan dalam bentuk matematis sederhana”. Gallagher, et al. (2003:8) menyatakan, a financial ratio is a number that expresses the value of one financial variable relative to another. Menurut Bastian, et al. (2006:13), analisis laporan keuangan perbankan bertujuan untuk mengetahui tingkat pencapaian kinerja perusahaan bank, untuk mengetahui perkembangan perbankan dari suatu periode ke periode berikutnya,
sebagai
bahan
pertimbangan
bagi
manajemen
dalam
melaksanakan kegiatan operasional dan penyusunan rencana kerja anggaran bank, untuk memonitor pelaksanaan dari suatu kebijakan perusahaan yang telah diterapkan, sehingga dapat diadakan perbaikan penyempurnaan di masa akan datang, dan sebagainya.
25
Bastian, et al. (2006:31) juga menyatakan bahwa metode analisis laporan keuangan yang lazim dipergunakan dalam praktik perbankan, diantaranya adalah analisis rasio (ratio analysis). Analisis rasio adalah metode analisis yang dilakukan dengan cara membandingkan pos-pos tertentu dalam neraca maupun laba rugi. a. Rasio Likuiditas Kondisi likuiditas yang diukur dengan liquidity ratio akan menentukan kredibilitas dari perusahaan perbankan dan akhirnya akan mempengaruhi pertumbuhan yang akan dicapai. rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat ditagih. dengan kata lain dapat membayar kembali pencarian dana deposannya pada saat ditagih serta dapat mencukupi permintaan kredit yang telah diajukan. Semakin besar rasio ini semakin likuid bank tersebut. Dalam penelitian ini alat yang digunakan untuk mengukur rasio likuiditas adalah Loan to Deposit Ratio (LDR). Almilia (2008) Loan to Deposit Ratio (LDR) digunakan untuk menilai likuiditas suatu bank dengan cara membagi jumlah kredit dengan jumlah dana. Loan to Deposit Ratio (LDR) merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan suatu bank dalam menyediakan dana kepada debiturnya dengan modal yang dimiliki oleh bank maupun dana yang dapat dikumpulkan dari masyarakat. Loan to Deposit Ratio menunjukkan kemampuan bank didalam menyediakan dana kepada debiturnya dengan
26
modal yang dimiliki oleh bank maupun dana yang dikumpulkan dari masyarakat (Achmad, 2003:54). Menurut Dendawijaya (2005:17) Loan to Deposit Ratio (LDR) menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Jika bank dapat menyalurkan
seluruh
dana
yang
dihimpun
memang
akan
menguntungkan, namun hal ini terkait resiko apabila sewaktu-waktu pemilik dana menarik dananya atau pemakai dana tidak dapat mengembalikan dana yang dipinjamnya. Sebaliknya, apabila bank tidak menyalurkan dananya maka bank juga akan terkena resiko karena hilangnya kesempatan untuk memperoleh keuntungan, batas minimum pinjaman yang diberikan bank adalah 80% dan maksimum 110%. Rumus Loan to Deposit Ratio sebagai berikut:
x 100%
LDR =
Kredit merupakan total kredit yang diberikan kepada pihak ketiga (tidak termasuk antar bank). Dana Pihak Ketiga mencakup giro, tabungan, dan deposito (tidak termasuk antar bank).
b. Rasio Solvabilitas Solvabilitas dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan untuk membayar semua utangnya, baik dalam keadaan perusahaan masih berjalan maupun dalam
keadaan
dilikuidasi.
Solvabilitas
suatu
27
perusahaan dapat diukur dengan membandingkan jumlah utang dengan jumlah aktiva. Rasio ini juga bertujuan untuk mengukur efisiensi bank dalam dalam menjalankan aktivitasnya, selain itu juga merupakan ukuran kemampuan bank dalam mencari sumber dana untuk membiayai kegiatannya. Dalam penelitian ini rasio yang digunakan dalam mengukur solvabilitas suatu bank adalah dengan menghitung Capital Adequay Ratio atau biasa disingkat dengan CAR. Capital Adequacy Ratio merupakan rasio keuangan bank yang berguna untuk membandingkan antara jumlah modal bank dengan seluruh aktiva yang dimiliki. Melalui rasio ini akan diketahui kemampuan menyanggah aktiva bank terutama kredit yang disalurkan dengan sejumlah modal bank. Semakin tinggi rasio ini semakin besar daya tahan bank dalam menghadapi penyusutan nilai harta bank yang timbul karena adanya harta yang bermasalah. Capital Adequacy Ratio merupakan rasio permodalan yang menunjukkan kemampuan bank dalam menyediakan dana untuk keperluan pengembangan usaha serta menampung kemungkinan risiko kerugian yang diakibatkan dalam operasional bank. Semakin besar rasio tersebut akan semakin baik posisi modal (Achmad, 2003:70). Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/15/PBI/2008 pasal 2 ayat 1 tercantum bank wajib menyediakan modal minimum sebesar 8% dari aset tertimbang menurut resiko
(ATMR),
CAR adalah rasio
yang
memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung resiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada 28
bank lain) ikut dibiayai dari modal sendiri disamping memperoleh danadana dari sumber-sumber diluar bank (PBI, 2008). Perhitungan Capital Adequacy Ratio didasarkan pada prinsip bahwa setiap penanaman yang mengandung risiko harus disediakan jumlah
modal
sebesar
persentase
tertentu
terhadap
jumlah
penanamannya. Sejalan dengan standar yang ditetapkan Bank of International Settlements (BIS), seluruh bank yang ada di Indonesia diwajibkan untuk menyediakan modal minimum sebesar 8% dari ATMR (Mundrajad, et al., 2002). Rumus mencari Capital Adequacy Ratio sebagai berikut: CAR =
x 100%
c. Rasio Profitabilitas Banyak istilah yang dapat digunakan untuk menyebutkan analisis ini, antar lain analisa income statement, analisa rentabilitas usaha, analisa kegiatan usaha, dan lain–lain. Adapun maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur tingkat efisiensi suatu usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan. Dalam analisa ini akan dicari hubungan timbal balik antara pos – pos yang ada pada income statement itu sendiri maupun hubungan timbal balik dengan pos – pos yang ada pada neraca bank yang bersangkutan guna mendapatkan berbagai indikasi yang berguna untuk mengukur efisiensi dan profitabilitas bank yang bersangkutan. Dalam penelitian ini rasio yang dibahas dalam rasio profitabilitas adalah Return On Assets (ROA).
29
Menurut Bergevin (2002:28) the rate of return on assets (ROA) reports the percentage of income earned for each dollar invested in an entity’s resources. This measure provides financial statement users with the rate of return produced by the business’s assets. Rasio ini menggambarkan kemampuan manajemen bank dalam memperoleh laba dan manajerial efisiensi secara keseluruhan. Maka semakin tinggi nilai rasio ini, semakin efektif pula pengelolaaan aktiva perusahaan. Rumus untuk mencari ROA adalah sebagai berikut: ROA=
X 100%
8. Ukuran Bank Dalam teori agensi, apabila ukuran perusahaan lebih besar, maka biaya keagenan yang dikeluarkan juga lebih besar. Jadi untuk mengurangi biaya keagenan tersebut, perusahaan akan cenderung mengungkapkan informasi yang lebih luas. Perusahaan kecil umumnya berada pada situasi persaingan yang ketat dengan perusahaan lain. Mengungkapkan terlalu banyak tentang jati dirinya kepada pihak eksternal dapat membahayakan posisinya dalam persaingan, sehingga perusahaan kecil cenderung untuk tidak melakukan pengungkapan selengkap perusahaan besar lembaga keuangan dengan ukuran beasr
cenderung
untuk mengungkapkan informasi
perusahaan di internet daripada lembaga keuangan dengan ukuran yang lebih kecil. Teori keagenan mendukung hipotesis ini karena dalam teori keagenan dikatakan bahwa bank-bank besar mengakami asimetri informasi lebih tinggi antara manajer dan pemegang saham daripada bank-bank kecil. 30
Sejumlah penelitian telah membuktikan adanya kaitan yang erat antara ukuran sebuah institusi dengan penggunaan IFR di dalamnya. Antara lain, Asbaugh, et al. (1999:241) yang menyatakan bahwa hanya ukuran perusahaan yang berpengaruh terhadap praktik IFR. Dalam penelitian yang lain, Andrikopoulos (2007:141) juga menyatakan bahwa hanya ukuran perusahaan yang berpengaruh terhadap praktik modal, dan Internet reporting. Dalam penelitian ini, ukuran perbankan diukur dengan total aset, total asset merupakan jumlah aset yang dimiliki oleh bank dalam periode satu tahun pelaporan keuangan.
9. Umur Listing Umur listing merupakan umur perusahaan sejak terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahaan yang ingin mendaftarkan di BEI melakukan penawaran saham untuk pertama kalinya yang dinamakan Initial Public Offering (IPO). Setelah perusahaan go public, maka perusahaan diwajibkan untuk mempublikasikan laporan hasil operasi perusahaan selama periode waktu tertentu. Pengungkapan informasi tersebut merupakan cara terbaik untuk menyeimbangkan kepentingan dan pengetahuan akan perusahaan antara manajer dan pemilik. Semakin lama perusahaan melakukan IPO, diharapkan pengungkapan informasi yang dilakukan semakin luas pula. Menurut UU Pasar Modal No. 8 tahun 1995 menjelaskan bahwa perusahaan yang akan listing dan yang telah listing memiliki kewajiban
31
untuk melakukan pelaporan keuangan. Dari peraturan tersebut banyak perusahaan yang mulai mealukan pelaporan keuangannya bukan hanya yang bersifat mandatory namun juga pelaporan keuangan yang bersifat voluntary. Dalam menyediakan informasi perusahaan, perusahaan yang beroperasi lebih lama lebih banyak dan luas dalam menyediakan informasi perusahaan dibandingkan perusahaan yang baru berdiri. Dengan demikian akan mengurangi adanya informasi asimetri. Selain itu, perusahaan yang memiliki umur lebih mungkin akan meningkatkan praktik pengungkapkan dari waktu ke waktu. Hal ini dikarenakan perusahaan yang lebih tua dianggap telah memiliki lebih banyak pengalaman dalm pengungkapan laporan tahunannya. Perusahaan yang telah memiliki pengalaman lebih banyak akan lebih memahami kebutuhan penggunanya dan informasi yang lebih detail mengenai perusahaan yang harus dibuka kepada pihak-pihak di luar manajemen yang berkepentingan terhadap perusahaan. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) cenderung akan
melakukan
pelaporan
keuangannya
secara
lebih
transparan
dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan yang tidak atau belum terdaftar di BEI. Hal tesebut disebabkan perusahaan yang sudah lama listing di BEI memiliki lebih banyak pengalaman dalam mempublikasikan laporan keuangannya. Perusahaan yang lebih berpengalaman tersebut akan melakukan pelaporan keuangan sesuai dengan perkembangan jaman. Tidak hanya secara paper-based reporting system tetapi sudah secara paper-less reporting system.
32
10. Reputasi Auditor Penggunaan Kantor Akuntan Publik (KAP) yang bereputasi merupakan salah satu sinyal positif bagi perusahaan karena perusahaan akan dianggap memiliki informasi yang tidak menyesatkan dan melaporkan informasi keuangannya secara lebih transparan. Hal tersebut akan meningkatkan citra perusahaan dan mendorong perusahaan untuk menyebarluaskan laporan keuangan melaui IFR dalam rangka menggalang kepercayaan investor karena laporan keuangan perusahaan dapat dipercaya. Perusahaan akan cenderung menggunakan KAP yang memiliki reputasi yang baik yaitu KAP yang masuk dalam Big Four yaitu Ernst & Young, Deloite Touche Tohmatsu, KPMG, serta Price Waterhouse Copper. KAP yang berafiliasi dengan KAP Big Four tersebut dianggap memiliki kemampuan yang lebih baik untuk bertahan dari tekanan klien, lebih peduli pada reputasi mereka, memiliki sumberdaya yang lebih besar berkaitan dengan kompensasi individu dan teknologi maju yang dimiliki serta memiliki strategi dan proses audit yang lebih baik (Chariri, 2005). B. Penelitian Terdahulu Perkembangan penelitian empiris terkait dengan Internet Financial Reporting (IFR) yang merefleksikan perkembangan bentuk pengungkapan informasi perusahaan mulai berkembang pesat sejak tahun 1995. Pada umumnya penelitian ini lebih banyak berfokus pada negara-negara yang maju, seperti Inggris, Amerika, Jerman, Australia, dan Cina. Namun hanya sedikit penelitian mengenai IFR yang dilakukan di negara berkembang, seperti Indonesia. 33
Beberapa penelitian terdahulu yang telah dilakukan untuk meneliti praktik pengungkapan laporan keuangan melalui media online atau internet, antara lain seperti yang dilakukan oleh Chariri, et al. (2005) yang meneliti analisis faktor-faktor yang memperngaruhi internet financial reporting dalam website perusahaan Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa hanya ukuran perusahaan, likuiditas, solvabilitas, reputasi auditor, dan umur listing yang berpengaruh signifikan terhadap praktik IFR di perusahaan. Penelitian lain oleh Al-Shammari (2007) juga meneliti mengenai determinants of internet financial reporting by listed companies on the Kuwait Stock Exchange. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa selain ukuran perusahaan, reputasi auditor, likuiditas, dan jenis industri juga turut berpengaruh dalam praktik IFR. Sedangkan Almilia (2008) mendapatkan hasil bahwa kuran perusahaan, profitabilitas, leverage dan struktur kepemilikan luar merupakan faktor yan berpengaruh terhadap praktik IFR. Rahardjo (2012) menemukan faktor lain yang berpengaruh yakni, ukuran perbankan dan status listing berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap tingkat pengungkapan informasi keuangan dan non keuangan melalui website perbankan di Indonesia.
34
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Peneliti Judul (tahun) Chariri et all. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pelaporan Keuangan Melalui Internet (Internet Financial Reporting) Dalam Website Perusahaan (2005)
Variabel Yang Digunakan
Hasil
Ukuran perusahaan, likuiditas, leverage, ukuran auditor, profitabilitas, tipe industri, umur listing dan IFR
Ukuran perusahaan, likuiditas, leverage, ukuran auditor, umur listing berpengaruh terhadap Praktik IFR
Suripto Pengaruh Besaran, Profitabilitas, Pemilikan Saham Oleh Publik dan Kelompok Industri Terhadap Tingkat Pengungkapan Informasi Keuangan Dalam Website Perusahaan (2006) Bader Al-Shammari Determinants of Internet Financial Reporting By Listed Companies On The Kuwait Stock Exchange (2007)
Ukuran, profitabilitas, kepemilikan saham oleh publik, kelompok industri dan tingkat pengungkapan informasi keuangan dalam website perusahaan.
Tingkat pengungkapan informasi dalam website perusahaan dipengaruhi oleh ukuran perusahaan dan kelompok industri.
Ukuran perusahaan, solvabilitas, likuiditas, profitabilitas,umur perusahaan, struktur kepemilikan, reputasi auditor and aktivitas internasional
Luciana Spica Almalia Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Sukarela “Internet Financial And Sustainability Reporting” (2008)
Ukuran, profitabilitas, leverage, profitabilitas, struktur kepemilikan luar
Ukuran perusahaan, reputasi auditor, likuiditas, dan jenis industri berhubungan dengan praktik IFR. Ukuran perusahaan, profitabilitas dan struktur kepemilikan luar berpengaruh terhadap praktik IFR, sementara leverage, kepemilikan asing dan kepemilikan publik tidak berpengaruh
Bersambung Ke Halaman Berikutnya 35
Tabel 2.1 (Lanjutan) Peneliti Judul (tahun) Aly, et all Determinants Of Corporate Internet Reporting: Evidence From Egypt (2009)
Variabel yang digunakan Ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, likuiditas, tipe industri, auditor, tempat listing dan corporate reporting.
Hasil
Profitabilitas, tempat listing dan tipe industri merupakan faktor yang berpengaruh terhadap praktek corporate reporting. Indah Permata Sari Ukuran bank, performa Hasil Penelitian Analisi Faktor-Faktor Yang keuangan, dan menyatakan bahwa Mempengaruhi Praktik ketrsediaan internet kinerja keuangan Penerapan Internet Financial tidak berpengaruh Reporting (IFR) Pada sedangkan ukuran Perbankan Di Indonesia bank berpengaruh (2011) terhadap (IFR) Bagus Rahardjo Ukuran perbankan, Hanya ukuran Tingkat Pengungkapan status listing perbankan dan Informasi Keuangan Dan profitabilitas, jenis bank, status listing yang Non Keuangan Melalui reputasi KAP, opini berpengaruh Website Perbankan Di auditor terhadap tingkat Indonesia (2012) pengungkapan di website perusahaan. Sumber: Jurnal Penelitian Terdahulu C. Perumusan Hipotesis Penelitian 1. Pengaruh Tingkat Likuiditas Bank Terhadap Pelaporan Internet Financial Reporting (IFR) Likuiditas dapat diartikan sebagai kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendek. Semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk melunasi utang jangka pendeknya maka semakin likuid perusahaan tersebut. Dimana tingkat likuiditas perusahaan akan mempengaruhi investor
36
dalam mengambil keputusan investasi. Investor tidak akan menanamkan modalnya pada perusahaan yang kurang likuid karena mereka akan beranggapan bahwa perusahaan yang kurang likuid memiliki kecenderungan akan mengalami suatu kebangkrutan. Likuiditas merupakan tingkat kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek. Keadaan yang kurang/tidak likuid kemungkinan akan menyebabkan perusahaan tidak dapat melunasi utang jangka pendek pada tanggal jatuh temponya. Chariri, et al (2005) berkeyakinan bahwa kekuatan perusahaan yang ditunjukkan dengan rasio likuiditas yang tinggi akan berhubungan dengan pelaporan keuangan selengkap mungkin (Prasetya et, al, 2012:153). Belkaoui, et al. (2006) berkeyakinan bahwa kekuatan perusahaan yang ditunjukkan dengan rasio likuiditas yang tinggi akan berhubungan dengan pelaporan keuangan selengkap mungkin. Hal ini didasarkan pada harapan bahwa perusahaan dengan financial yang kuat akan cenderung melaporkan keuangan selengkap dan seluas mungkin daripada perusahaan yang memiliki kondisi financial yang lemah. Dengan demikian hipotesis yang diajukan: H1: Tingkat likuiditas bank berpengaruh positif terhadap praktik IFR di perbankan.
37
2. Pengaruh Tingkat Solvabilitas Bank Terhadap Pelaporan Internet Financial Reporting (IFR) Solvabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban lancarnya. Dalam Teori Keagenan dijelaskan bahwa semakin tinggi sovabilitas perusahaan, semakin baik transfer kemakmuran dari kreditur kepada pemegang saham perusahaan. Perusahaan yang memiliki proporsi utang lebih besar dalam struktur permodalannya akan mempunyai biaya agensi yang lebih tinggi. Oleh karena itu, perusahaan yang memiliki solvabilitas tinggi mempunyai kewajiban yang lebih tinggi untuk memenuhi kebutuhan informasi kreditur jangka panjang. Capital Adequacy Ratio merupakan rasio permodalan yang menunjukkan kemampuan bank dalam menyediakan dana untuk keperluan pengembangan usaha serta menampung kemungkinan risiko kerugian yang diakibatkan dalam operasional bank. Semakin besar rasio tersebut akan semakin baik posisi modal (Achmad, 2003:54). Salah satu cara untuk mengurangi biaya agensi serta konflik kepentingan yang muncul yaitu dengan melakukan pengungkapan informasi yang lebih banyak, yaitu dengan menyajikan pengungkapan informasi keuangan melalui website perusahaan. Dengan demikian hipotesis yang diajukan: H2: Tingkat solvabilitas bank berpengaruh positif terhadap praktik IFR di perbankan.
38
3. Pengaruh Tingkat Profitabilitas Bank Terhadap Pelaporan Internet Financial Reporting (IFR) Profitabilitas merupakan suatu aspek penting yang dapat dijadikan acuan oleh investor atau pemilik untuk menilai kinerja manajemen dalam mengelola suatu perusahaan. Perusahaan-perusahaan yang profitable akan memiliki dorongan yang lebih kuat untuk menyebarluaskan informasi perusahaan, terutama informasi keuangan. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan para investor terhadap perusahaan tersebut. Menurut Marston, et al (2004) semakin profitable suatu perusahaan maka semakin besar kemungkinan perusahaan untuk mengungkapkan informasi keuangan tambahan, termasuk melakukan praktek IFR sebagai salah satu sarana untuk menyebarluaskan good news. Karena profitabilitas yang tinggi merupakan salah satu indikasi bahwa perusahaan tersebut memiliki kinerja yang baik. Sebaliknya, perusahaan yang memiliki kinerja buruk
mungkin
akan
menghindari
menggunakan
teknik-teknik
pengungkapan sukarela, seperti IFR karena mereka berusaha untuk menyembunyikan bad news yang ada di perusahaan dan mungkin lebih memilih untuk membatasi pihak luar dalam mengakses laporan penting perusahaan, seperti laporan keuangan (Prasetya, et al., 2012:153). Dengan demikian hipotesis yang diajukan: H3: Tingkat profitabilitas bank berpengaruh positif terhadap praktik IFR di perbankan.
39
4. Pengaruh Ukuran Bank Terhadap Pelaporan Internet Financial Reporting (IFR) Sejumlah penelitian telah membuktikan adanya kaitan yang erat antara ukuran sebuah institusi dengan penggunaan IFR di dalamnya. Antara lain, Asbaugh, et al. (1999) yang menyatakan bahwa hanya ukuran perusahaan yang berpengaruh terhadap praktik IFR. Dalam penelitian yang lain, Andrikopoulos (2007) juga menyatakan bahwa Hanya ukuran perusahaan yang berpengaruh terhadap praktik modal, dan Internet reporting. Perusahaan besar memiliki agency cost yang besar karena perusahaan besar harus menyampaikan pelaporan keuangan yang lengkap kepada shareholders sebagai wujud pertanggungjawaban manajemen. Chariri, et al (2005) agency cost tersebut berupa biaya penyebarluasan laporan keuangan, termasuk biaya cetak dan biaya pengiriman laporan keuangan kepada pihak-pihak yang dituju oleh perusahaan. Praktik IFR dalam
penyebarluasan
laporan
keuangan
merupakan
usaha
untuk
mengurangi besarnya agency cost. Semakin besar ukuran perusahaan maka besar ukuran perusahaan dapat dinyatakan dalam banyaknya jumlah saham yang beredar (Prasetya, et al., 2012:153). Kesimpulan dari beberapa penelitian terdahulu yang telah dilakukan menyebutkan bahwa, semakin besar ukuran sebuah institusi, semakin baik praktik IFR yang dilakukan. Dengan demikian hipotesis yang diajukan: H4: Ukuran perbankan berpengaruh positif terhadap praktik IFR di perbankan. 40
5. Pengaruh Umur Listing Terhadap Pelaporan Internet Financial Reporting (IFR) Menurut UU Pasar Modal No. 8 tahun 1995 menjelaskan bahwa perusahaan yang akan listing dan yang telah listing memiliki kewajiban untuk melakukan pelaporan keuangan. Dari peraturan tersebut banyak perusahaan yang mulai mealukan pelaporan keuangannya bukan hanya yang bersifat mandatory namun juga pelaporan keuangan yang bersifat voluntary (Prasetya, et al., 2012:154). Umur listing diukur dari sejak tahun berdirinya perusahaan tersebut sehingga saat perusahaan mencatatkan sahamnya di lantai 5 bursa (Company Listing). Umur perusahaan menunjukkan seberapa lama perusahaan bertahan.Semakin lama umur perusahaan, maka semakin banyak informasi yang diperoleh tersebut (Anggraini, et al., 2012:4). Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) cenderung akan
melakukan
pelaporan
keuangannya
secara
lebih
transparan
dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan yang tidak atau belum terdaftar di BEI. Hal tesebut disebabkan perusahaan yang sudah lama listing di BEI memiliki lebih banyak pengalaman dalam mempublikasikan laporan keuangannya. Perusahaan yang lebih berpengalaman tersebut akan melakukan pelaporan keuangan sesuai dengan perkembangan jaman. Tidak hanya secara paper-based reporting system tetapi sudah secara paper-less reporting system (Chariri, et al., 2005). Dengan demikian hipotesis yang diajukan:
41
H5: Umur listing perusahaan berpengaruh positif terhadap praktik IFR di perbankan. 6. Pengaruh Reputasi Auditor Terhadap Pelaporan Internet Financial Reporting (IFR) Auditor skala besar memiliki insentif yang lebih kuat menghindari kritikan kerusakan reputasi dibandingkan pada auditor skala kecil. Auditor skala besar juga lebih cendrung untuk mengungkapkan masalah-masalah yang ada karena lebih kuat menghadapi resiko proses pengadilan. Argumen tersebut berarti bahwa auditor skala besar memiliki insentif lebih untuk mendeteksi dan melaporkan masalah going concern kliennya. Auditor yang berkualitas akan dihargai di pasaran dalam bentuk peningkatan permintaan jasa audit, dengan demikian auditor yang berkualitas akan memiliki reputasi yang tinggi pula. Reputasi auditor dari KAP (Kantor Akuntan Publik) yang qualified memberikan keyakinan kepaa investor akan laporan keuangan yang diauditnya (Anggraini, et al., 2012:4). Perusahaan akan cenderung menggunakan KAP yang memiliki reputasi yang baik yaitu KAP yang masuk dalam Big Four yaitu Ernst & Young, Deloite Touche Tohmatsu, KPMG, serta Price Waterhouse Copper. KAP yang berafiliasi dengan KAP Big Four tersebut dianggap memiliki kemampuan yang lebih baik untuk bertahan dari tekanan klien, lebih peduli pada reputasi mereka, memiliki sumberdaya yang lebih besar berkaitan dengan kompensasi individu dan teknologi maju yang dimiliki serta
42
memiliki strategi dan proses audit yang lebih baik (Chariri, et al., 2005). Dengan demikian hipotesis yang diajukan: H6: Reputasi auditor berpengaruh positif terhadap praktik IFR di perbankan. D. Kerangka Pemikiran Berdasarkan latar belakang masalah dan tujuan penelitian yang telah dikemukan di atas, maka kerangka pemikiran digambarkan dalam gambar 2.1 sebagai berikut: Gambar 2.1 Sistem Kerangka Pemikiran Penggunaan Internet Sebagai Media Pelaporan Keuangan Perbankan
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Praktik IFR Di Perbankan
Basis Teori: Teori Keagenan Dan Teori Sinyal
Likuiditas (X1) Solvabilitas (X2) Internet Financial Reporting (IFR) (Y)
Profitabilitas (X3) Ukuran Bank (X4) Umur Listing (X5) Reputasi Auditor (X6)
Metode Analisis: Regresi Regresi Logistik Kesimpulan dan Saran
43
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh variabel independen, yaitu likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, ukuran bank, umur listing dan reputasi auditor terhadap variabel dependen, yaitu praktik International Financial Reporting (IFR). Populasi penelitian ini adalah seluruh bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan sumber data sekunder, yaitu sumber data penelitian yang diperoleh dari dokumen-dokumen yang sudah ada. Alasan penggunaan data sekunder antara lain: (1) lebih mudah diperoleh jika dibandingkan dengan data primer, (2) tidak memakan banyak biaya, (3) data sekunder berupa laporan keuangan lebih dapat dipercaya karena telah diaudit oleh akuntan. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sumber data penelitian ini diperoleh dari : 1. Indonesia Stock Exchange (IDX) Fact 2008-2011 2. Website dari perbankan 3. Bursa Efek Indonesia (BEI) 4. Berbagai artikel, buku, dan beberapa penelitian terdahulu dari berbagai sumber.
44
B. Metode Penentuan Sampel Untuk memudahkan penelitian
perlu
diterapkan
sampel
yang
merupakan bagaian dari jumlah populasi dengan memperhatikan keabsahan dari sampel yang akan diambil. Menurut Sugiyono (2007) menyebutkan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki dari populasi tersebut. Penelitian sampel bersifat purposive sampling yaitu teknik sampling yang dilakukan oleh peneliti jika mempunyai pertimbangan - pertimbangan tertentu dalam pengambilan sampelnya. Perusahaan yang dipilih adalah perusahaan yang memenuhi kriteria - kriteria dibawah ini: 1. Bank yang listing di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008 - 2011. 2. Perusahaaan sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008. 3. Bank memiliki situs resmi sebagai media pelaporan informasi keuangan, serta tidak sedang dalam perbaikan (under construction) ataupun error
C. Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan beberapa metode: 1. Studi Pustaka Yaitu pengumpulan data sebagai landasan teori serta penelitian terdahulu. Dalam hal ini data diperoleh melalui buku-buku, penelitian terdahulu, serta sumber tertulis lainnya yang berhubungan dengan informasi yang dibutuhkan.
45
2. Observasi Website Perusahaan dengan tahap - tahap: a. Melihat alamat website perusahaan yang tercantum dalam Indonesia Stock Exchange (IDX) Fact 2011 b. Website perusahaan yang tidak tercantum dalam IDX Fact, peneliti menggunakan search engine yang umum digunakan seperti Google. c. Website perusahaan diakses untuk menguji aksesbilitasnya dan untuk keperluan pengumpulan data. d. Apabila tidak ditemukan website melalui IDX Fact dan search engine, maka perusahaan dianggap tidak mempunyai website. e. Perusahaan yang mempunyai website dan mengungkapkan informasi keuangan berupa laporan keuangan dianggap melakukan praktek IFR sedangkan perusahaan yang memiliki atau tidak memiliki website dan tidak mengungkapkan laporan keuangan di website dianggap tidak menerapkan IFR.
D. Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisa statistik dengan menggunakan software statistik yaitu SPSS 20. Analisis statistik dalam penelitian ini adalah: 1. Statistik Deskriptif Sugiyono (2007) menyatakan, statistik deskriptif berfungsi untuk mendiskripsikan atau member gambaran terhadap obyek yang diteliti mealaui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan 46
analisis dan membuat kesimpulan yang umum. Tujuan pengujian ini adalah untuk mempermudah pemahaman variabel - variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Statistik deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai rata-rata (mean), nilai tengah (median), nilai maksimum, nilai minimum, serta standar deviasi.
2. Uji Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis multivariat dengan menggunakan regresi logistik (logistic regression), yang variabel bebasnya merupakan kombinasi antara metric dan non metric (nominal) (Ghozali, 2005) dan tidak memerlukan uji normalitas dan uji asumsi klasik pada variabel bebasnya. Gujarati (2003) menyatakan bahwa regresi logistik mengabaikan heteroscedasity, artinya variabel terikat tidak memerlukan homoscedacity untuk masing-masing variabel bebasnya. Regresi logistik digunakan untuk menguji apakah variabel ukuran bank yang diproxy dengan menggunakan log of total asset, likuiditas yang diukur dengan Loan to Deposit Ratio, solvabilitas yang diukur dengan pendekatan Capitas Adequacy Ratio (CAR), profitabilitas yang diukur dengan Return On Asset (ROA), reputasi auditor yang diproksikan dengan variabel dummy, umur listing yang diukur dengan selisih antara tahun observasi laporan keuangan dengan tahun saat dilakukannya Initial Public Offering (IPO) yang mempengaruhi Internet Financial Reporting (IFR).
47
Kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis dengan logistic regression (Hidayat, et al. 2011). a. Jika hasil signifikannya < 0,10 maka H0 diterima b. Jika hasil signifikannya > 0,10 maka H0 ditolak Model regresi logistik yang digunakan untuk menguji hipotesis sebagai berikut: Ln
=
+
LIK +
SOLV +
PROF +
SIZE +
UMUR +
AUDIT + e Keterangan: Ln
: Dummy Variable, kategori 1 untuk perusahaan IFR dan kategori 0 untuk perusahaan non – IFR
α
: Konstanta
LIK
: Likuiditas (Loan to Deposit Ratio)
SOLV
: Solvabiltas (Capital Adequact Ratio)
PROF
: Profitabilitas (Return On Asset)
SIZE
: Ukuran bank (Log Of Total Asseti)
UMUR
: Umur listing
AUDIT
: Reputasi audior, Dummy variable untuk reputasi auditor, kategori 1 untuk KAP yang termasuk BIG FOUR dan kategori 0 untuk KAP NON BIG FOUR
e
: Error
48
Berdasarkan tujuan penelitian yang diteliti, analisis yang digunakan menggunakan regresi logistik. Adapun langkah dalam regresi logistik: a. Menilai Kelayakan Model Regresi Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan hosmer and lemeshow’s goodness of fit test model. Model ini untuk menguji hipotesis nol bahwa data empiris sesuai dengan model (tidak ada perbedaan model dengan data
sehingga model dapat dikatakan fit
(Ghozali, 2011). Hasil ini berarti ada perbedaan signifikasi model dengan nilai observasinya sehingga goodness fit model tidak baik karena model tidak dapat memprediksi nilai observasinya. Jika nilai statistik hosmer and lemeshow’s goodness of fit test model sama dengan atau kurang dari 0,05 maka hipotesis nol ditolak. Jika nilai statistik hosmer and lemeshow’s goodness of fit test model lebih besar dari 0,05 maka hipotesis nol tidak dapat ditolak dan berarti model dapat memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan bahwa model dapat diterima karena sesuai dengan data observasinya.
b. Menilai Model Fit (Overall Model Fit Test) Uji ini digunakan untuk menilai model yang telah dihipotesiskan telah fit atau tidak dengan data. Hipotesis untuk menilai model fit adalah (Ghozali, 2011): H0 : Model yang dihipotesis fit dengan data H1 : Model yang dihipotesis tidak fit dengan data 49
Dari hipotesis ini, agar model fit dengan data maka H0 harus diterima. Statistik yang digunakan berdasarkan likelihood. likelihood L dari model adalah probabilitas bahwa model yang dihipotesiskan menggambarkan data input. Untuk menguji hipotesis nol dan alternatif, L ditransformasikan menjadi -2 Log L. Output SPSS memberikan dua nilai -2 Log L yaitu satu untuk model yang hanya memasukkan konstanta saja dan satu model dengan konstanta serta tambahan bebas (Ghozali,2011). Adanya pengurangan nilai antara -2 Log L awal dengan nilai -2 Log L pada langkah berikutnya menunjukkan bahwa model yang dihipotesiskan fit dengan data (Ghozali, 2011). Log likelihood pada regresi logistik mirip dengan pengertian “sum of square error”pada model regresi sehingga penurunan model log likelihood menunjukkan model regresi yang semakin baik.
c. Koefisien Determinasi Koefisien Determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel - variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2011).
50
d. Tabel Klasifikasi Tabel klasifikasi akan menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan penerimaan opini audit going concern pada auditee. Tabel klasifikasinya menghitung estimasi yang benar (correct) dan salah (incorrect) (Ghozali 2011).
e. Estimasi Parameter dan Interpretasinya Estimasi parameter dapat dilihat melalui koefisien regresi. Koefisien regresi dari tiap variabel-variabel yang diuji menunjukkan bentuk hubungan antara variabel yang satu dengan yang lainnya. Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara membandingkan antara nilai probabilitas (sig). Apabila terlihat angka probabilitas hasil perhitungan pada kolom sig di keluaran variable in equation lebih kecil dari 0,10 maka signifikan secara statistik (Hidayat dan Istiadah, 2011).
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian Menurut Sugiyono (2007) variabel penelitian adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut. Berikut ini variabel - variabel yang akan dioperasionalkan dalam penelitian ini selengkapnya sebagai berikut: 1. Rasio Likuiditas (X1) Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat ditagih. dengan kata lain dapat membayar kembali pencarian dana deposannya pada saat ditagih serta dapat mencukupi permintaan kredit yang telah diajukan. Semakin besar rasio 51
ini semakin likuid bank tersebut. Untuk mengukur rasio likuiditas ada berbagai cara, salah satunya dengan loan deposit to ratio. Menurut Dendawijaya (2005) Loan to Deposit Ratio (LDR) menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Jika bank dapat menyalurkan seluruh dana yang dihimpun memang akan menguntungkan, namun hal ini terkait resiko apabila sewaktu-waktu pemilik dana menarik dananya atau pemakai dana tidak dapat mengembalikan dana yang dipinjamnya. Sebaliknya, apabila bank tidak menyalurkan dananya maka bank juga akan terkena resiko karena hilangnya kesempatan untuk memperoleh keuntungan, batas minimum pinjaman yang diberikan bank adalah 80% dan maksimum 110%. Variabel ini diukur dengan menggunakan rumus, yaitu: LDR =
x 100%
2. Rasio Solvabilitas (X2) Solvabilitas dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan untuk membayar semua utangnya, baik dalam keadaan perusahaan masih berjalan maupun dalam keadaan dilikuidasi. Solvabilitas suatu perusahaan dapat diukur dengan membandingkan jumlah utang dengan jumlah aktiva. Rasio ini juga bertujuan untuk mengukur efisiensi bank dalam dalam menjalankan aktivitasnya, selain itu juga merupakan ukuran kemampuan bank dalam mencari sumber dana untuk membiayai kegiatannya. Dalam penelitian ini alat untuk mengukur rasio sovabilitas adalah dengan Capital
52
Adequacy Ratio (CAR). Capital adequacy ratio (CAR) merupakan salah satu rasio perbankan yang digunakan untuk mengukur kemampuan permodalan yang ada di suatu bank untuk menutup kemungkinan kerugian didalam kegiatan perkreditan dan perdagangan surat-surat berharga. Untuk menghitung rasio ini perlu terlebih dahulu utntuk mengetahui besarnya estimasi resiko yang akan terjadi dalam pemberian kredit dan resiko yang akan terjadi dalam perdagangan surat berharga. Variabel ini diukur dengan menggunakan rumus, yaitu:
x 100%
CAR =
3. Rasio Profitabilitas (X3) Maksud untuk menghitung rasio profitabilitas suatu bank adalah untuk mengukur tingkat efisiensi suatu usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan. Dalam penelitian ini rasio yang dibahas dalam rasio
profitabilitas
adalah
Return
On
Assets
(ROA).
Rasio
ini
menggambarkan kemampuan manajemen bank dalam memperoleh laba dan manajerial efisiensi secara keseluruhan. Maka semakin tinggi nilai rasio ini, semakin efektif pula pengelolaaan aktiva perusahaan. Variabel ini diukur dengan menggunakan rumus, yaitu: ROA=
X 100%
53
4. Ukuran Bank (X4) Lembaga
keuangan dengan ukuran besar
cenderung untuk
mengungkapkan informasi perusahaan di internet daripada lembaga keuangan dengan ukuran yang lebih kecil. Teori keagenan mendukung hipotesis ini karena dalam teori keagenan dikatakan bahwa bank-bank besar mengalami asimetri informasi lebih tinggi antara manajer dan pemegang saham daripada bank-bank kecil. Dalam, Cinca et al. (2006) mengatakan bahwa solusi terletak pada pengungkapan informasi yang lebih lanjut pada bank yang lebih besar. Biaya politik atau teori peraturan pemerinta (Cinca, et al. 2006) mendukung hipotesis ini karena dalam teori peraturan pemerintah disebutkan bahwa perusahaan besar mengalami tekanan politik yang memaksa mereka untuk mengungkapkan informasi lebih lanjut. Dalam Cinca, et al. (2006) menunjukkan bahwa pengungkapan informasi perusahaan, baik wajib dan sukarela, mengurangi biaya politik. Hubungan positif antara pengungkapan perusahaan, baik sukarela atau wajib, dan ukuran perusahaan telah diuji secara empiris dalam banyak pemelitian. Ashbaugh, et al. (1999) juga menemukan ukuran yang memainkan peran penting dalam pengungkapan perusahaan di internet. Dalam penelitian ini, ukuran perbankan diukur dengan logaritma natural dari total aset bank. Total aset merupakan jumlah aset yang dimiliki oleh bank dalam periode satu tahun pelaporan keuangan.
54
5. Umur Listing (X6) Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) cenderung akan
melakukan
pelaporan
keuangannya
secara
lebih
transparan
dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan yang tidak atau belum terdaftar di BEI. Hal tesebut disebabkan perusahaan yang sudah lama listing di BEI memiliki lebih banyak pengalaman dalam mempublikasikan laporan keuangannya. Perusahaan yang lebih berpengalaman tersebut akan melakukan pelaporan keuangan sesuai dengan perkembangan jaman. Tidak hanya secara paper-based reporting system tetapi sudah secara paper-less reporting system. Umur listing perusahaan diukur dengan menggunakan selisih antara tahun observasi laporan keuangan dengan tahun saat Initial Public Offering (IPO). 6. Reputasi Auditor (X7) Penggunaan Kantor Akuntan Publik (KAP) yang bereputasi merupakan salah satu sinyal positif bagi perusahaan karena perusahaan akan dianggap memiliki informasi yang tidak menyesatkan dan melaporkan informasi keuangannya secara lebih transparan. Hal tersebut akan meningkatkan
citra
perusahaan dan
mendorong
perusahaan untuk
menyebarluaskan laporan keuangan melaui IFR dalam rangka menggalang kepercayaan investor karena laporan keuangan perusahaan dapat dipercaya. Reputasi auditor diukur dengan menggunakan variabel dummy dengan melihat apakah KAP tersebut berafiliasi dengan KAP Big Four atau tidak. Kode 1 untuk KAP Big Four dan kode 0 untuk KAP Non Big Four. KAP yang termasuk dalam KAP Big Four adalah Ernst & Young, Deloiitte Touche Tohmatsu, KPMG, serta Price Waterhouse Copper. 55
7. Internet Financial Reporting (IFR) (Y) Internet Financial Reporting adalah suatu cara yang dilakukan perusahaan untuk mencantumkan laporan keuangannya melalui internet, yaitu melalui website yang dimiliki perusahaan. Literatur akuntansi yang ada menyatakan bahwa IFR dikenal sebagai pengungkapan sukarela (voluntary disclosure), bukan karena isi pengungkapannya tetapi karena alat yang digunakan. Dalam penelitian ini IFR merupakan variabel dependen yang diukur dengan menggunakan angka dummy. Cara pemberian kode dummy umumnya menggunakan kategori yang dinyatakan dengan angka 1 (included group) atau 0 (excluded group). Kode 1 untuk perusahaan IFR dan kode 0 untuk perusahaan non-IFR.
56
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Deskripsi Objek Penelitian Gambaran umum objek penelitian menyajikan prosedur pemilihan sampel dan kelompok perusahaan yang menjadi populasi dari penelitian ini. Objek penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) mulai tahun 2008 sampai dengan 2011. Perusahaan sektor perbankan tersebut telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebelum 1 Januari 2009 dan selama periode penelitian tersebut tidak keluar dari Bursa Efek Indonesia atau mengalami delisting. Fokus penelitian ini adalah ingin melihat pengaruh kinerja keuangan, ukuran perbankan, umur listing, reputasi auditor terdapat internet financial reporting.
2. Deskripsi Sampel Penelitian Dalam penelitian ini, sampel dipilih dengan metode purposive sampling dengan menggunakan kriteria-kriteria yang telah ditentukan. Adapun proses seleksi sampel berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan untuk perusahaan manufaktur tampak dalam Tabel 4.1 sebagai berikut:
57
Tabel 4.1 Proses Seleksi Populasi Perusahaan Perbankan No
Kriteria Perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI dari tahun 1 2008 sampai dengan 2011. Perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI setelah 2 tanggal 31 Desember 2008 Perusahaan perbankan yang delisting setelah tanggal 1 3 Januari 2008 4 Perusahaan yang tidak melaporkan laporan audit Bank yang memiliki situs resmi sebagai media 5 pelaporan informasi keuangan, serta tidak sedang dalam perbaikan (under construction) ataupun error Total Sampel Sumber: data diolah
Jumlah 31 (4) (1) (1) (0)
25
B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model regresi logistik (logistic regression). Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai pengaruh variabel independen (rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profabilitas, ukuran perbankan, umur listing dan reputasi auditor) terhadap internet financial reporting. 1. Hasil Uji Statistik Deskriptif Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan fasilitas elektronik dengan menggunakan Microsoft Excel dan SPSS versi 20.0 untuk memudahkan perolehan data sehingga dapat menjelaskan variabel-variabel yang diteliti. Langkah pertama dalam penelitian ini adalah melakukan penentuan sampel dengan metode purposive sampling atau penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu pada perusahaan perbankan pada periode 2008 - 2011 berdasarkan kriteria yang telah ditentukan dalam 58
penelitian ini adalah bank yang memiliki situs resmi sebagai media pelaporan informasi keuangan, serta tidak sedang dalam perbaikan (under construction) ataupun error. Tabel deskriptif menjelaskan variabel - variabel independen yaitu, rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profabilitas, ukuran perbankan, umur listing, reputasi auditor dan Variabel dependen internet financial reporting (IFR). Dan data yang akan diolah adalah data laporan tahunan periode 2008 - 2011. Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif diperoleh sebanyak 100 data observasi untuk perusahaan perbankan yang berasal dari perkalian antara periode penelitian 4 tahun dari tahun 2008 sampai 2011 dengan jumlah perusahaan sampel 25 perusahaan. Berikut tabel hasil olahan data mengenai statistik deskriptif adalah sebagai berikut: Tabel 4.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif N IFR LIK SOLV PROF SIZE UMUR AUDIT Valid N (listwise)
100 100 100 100 100 100 100 100
Descriptive Statistics Minimum Maximum 0 1 .3955 1.2371 -.3962 .4648 -1.3035 .2050 3.13 5.74 1 29 0 1
Mean .90 .767727 .169020 .005249 4.3690 10.94 .67
Std. Deviation .302 .1578587 .0868368 .1352284 .75970 7.031 .473
Sumber: data diolah Tabel di atas menunjukkan statistik deskriptif masing-masing variabel penelitian. Berdasarkan Tabel di atas, hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap rasio likuiditas menunjukkan nilai minimum sebesar 0,3955, terlihat pada Bank Victoria International pada tahun 2010, Tbk hal ini membuktikan bahwa Bank Victoria 59
International memiliki rasio likuiditas yang buruk, sehingga Bank Victoria Tbk memiliki kemampuan menyediakan dana kepada debitur pada tahun 2010 kurang baik. Nilai maksimum sebesar 1,2371 dengan rata-rata sebesar 0,767727 terlihat pada Bank Himpunan Saudara 1906, Tbk, hal ini membuktikan bahwa Bank Himpunan Saudara memiliki likuiditas yang baik dan standar deviasi 0,1578587. Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap rasio solvabilitas menunjukkan nilai minimum sebesar -0,3962, terlihat pada PT. Bank Century, Tbk di tahun 2008, hal ini terjadi karena pada tahun tersebut banyak nasabah yang tidak dapat menarik dana simpanannya pada Bank Century sehingga terjadi rush. Nilai maksimum sebesar 0,4648 terlihat pada PT. Bank QNB Kesawan, Tbk,pada tahun 2011. Peningkatan rasio solvabilitas yang terjadi pada bank tersebut terjadi setelah mendapat suntikan dana dari Qatar National Bank dengan membeli saham Bank Kesawan sebanyak 70% pada akhir 2011 dan rata-rata sebesar 0,169020 serta standar deviasi 0,0868368. Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap rasio profabilitas menunjukkan nilai minimum sebesar -1,3035 terlihat pada PT. Bank Century, Tbk pada tahun 2008, dimana pada tahun tersebut terjadi rush pada bank tersebut sehingga rasio profitabilitas pada bank tersebut terbilang sangat kecil. Nilai maksimum sebesar 0,2050 terlihat pada PT. Bank Mandiri, Tbk pada tahun 2010, hal ini menunjukan bahwa bank tersebut memiliki tingkat efisiensi perusahaan dalam memperoleh laba dan rata-rata 0,005249 serta standar deviasi 0,1352284.
60
Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap ukuran perbankan menunjukkan nilai minimum sebesar 3,13 terlihat pada PT. Bank Of India Indonesia, Tbk pada tahun 2008, hal ini menunjukan bahwa bank tersebut memiliki aset yang tergolong kecil. Nilai maksimum sebesar 5,74 terlihat pada PT. Bank Mandiri, Tbk pada tahun 2011, dimana pada tahun tersebut Bank Mandiri memiliki jumlah aset paling besar diantara bank lainnya dan rata-rata 4,3690 serta standar deviasi 0,75970. Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap umur listing menunjukkan nilai minimum sebesar 1. Nilai tersebut menunjukan bahwa bank baru berumur satu tahun terdafta pada Bursa Efek Indonesia (BEI), bank tersebut, antara lain PT Bank Capital Indonesia, Tbk, PT. Bank Ekonomi Raharja, Tbk dan PT. Bank Windu Kentjana Intersional, Tbk, dimana ketiga bank tersebut baru terdaftar pada tahun 2007. Nilai maksimum sebesar 29 terlihat pada PT. Pan Indonesia Bank, Tbk yang sudah listing sejak tahun 1982 dan rata-rata 10,94 serta standar deviasi 7,031. Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap reputasi auditor menunjukkan nilai minimum sebesar 0 menunjukan reputasi auditor yang tidak tergolong dalam kategori big four, sedangkan nilai maksimum sebesar 1 menunjukan reputasi auditor yang tergolong big four dan rata-rata 0,67 serta standar deviasi 0,473. Dan untuk variabel dependen yang berupa internet financial reporting (IFR) menunjukkan nilai minimum sebesar 0, nilai maksimum sebesar 1 dengan rata-rata sebesar 0,90 dan standar deviasi 0,302. 61
2. Hasil Uji Hipotesis Penelitian Analisis regresi logistik dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi logistik dengan tipe regresi logistik biner. Regresi biner digunakan untuk memprediksi besarnya variabel tergantung atau variabel keluaran yang merupakan variabel biner dengan menggunakan variabel berskala interval yang sudah diketahui. Variabel biner adalah data dengan skala nominal (kategorial) yang hanya terdiri dari dua kemungkinan (Sarwono dan Budiono, 2012). Dalam penelitian ini untuk perusahaan perbankan variabel dependen (respons) Y bertipe kategorial atau dua pilihan yaitu: non internet financial reporting (IFR) = 0 dan internet financial reporting (IFR) = 1. Keterangan ini dapat dilihat dalam tabel identifikasi data: Tabel 4.3 Identifikasi Data Dependent Variable Encoding Original Value Non Internet Financial Reporting Internet Financial Reporting
Internal Value 0 1
Sumber: data diolah Dalam penelitian ini jumlah data yang diproses sebanyak 100 atau N=100. Untuk melihat kelengkapan daya yang diproses dalam penelitian ini dan tidak adanya missing case ditunjukkan pada tabel Case Processing Summary sebagai berikut: Tabel 4.4 Data Yang Diproses Case Processing Summary Unweighted Cases
a
N Included in Analysis Missing Cases Total
100 Selected Cases 0 100 Unselected Cases 0 Total 100 a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.
Percent 100.0 .0 100.0 .0 100.0
Sumber: data diolah 62
Tahapan dalam pengujian dengan menggunakan uji regresi logistik dapat dijelaskan sebagai berikut (Ghozali, 2011):
a. Menilai Kelayakan Model Regresi Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Model ini untuk menguji hipotesis nol bahwa data empiris sesuai dengan model (tidak ada perbedaan antara model dengan data sehingga model dapat dikatakan fit). Jika nilai statistik Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test sama dengan atau kurang dari 0,05 maka hipotesis nol ditolak, hal ini berarti ada perbedaan signifikan antara model dengan nilai observasinya sehingga Goodness fit model tidak baik karena model tidak dapat memprediksi nilai observasinya. Jika nilai statistik Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test lebih besar dari 0,05 maka hipotesis nol tidak dapat ditolak dan berarti model mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan bahwa model dapat diterima karena sesuai dengan data observasinya (Ghozali, 2011). Tabel 4.5 Kelayakan Model Regresi Hosmer and Lemeshow Test Chi-square .990
Step 1
df
Sig. 8
.998
Sumber: data diolah Untuk menguji kelayakan model regresi kita menggunakan angka probabilitas pada bagian Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Dari output yang diperoleh nilai Chi-square sebesar 0,990 dengan probabilitas 0,998 atau lebih besar dari 0,05 (p > 0,05) maka model dapat disimpulkan mampu memprediksi nilai observasinya. 63
b. Hasil Uji Overall Model Fit Adanya pengurangan nilai antara -2LogL awal dengan -2LogL pada langkah berikutnya menunjukkan bahwa model dihipotesiskan fit dengan data (Ghozali, 2011). Log likelihood mirip dengan pengertian “sum of square error” pada model regresi, sehingga penurunan model log likelihood menunjukkan model regresi yang semakin baik. Untuk melihat model yang lebih baik untuk memprediksi kemungkinan terjadinya internet financial reporting pada perusahaan perbankan menggunakan nilai -2 log likelihood. Dari hasil perhitungan terjadi penurunan nilai -2 log likelihood pada blok pertama (block number = 0) yaitu nilai -2 log likelihood sebesar 68,780 seperti yang terlihat pada tabel 4.6 dibanding -2 log likelihood pada blok kedua (block number = 1) yaitu nilai -2 log likelihood sebesar 60,192 seperti yang terlihat pada tabel 4.7. Hasil ini memberikan simpulan bahwa model regresi kedua lebih baik dari pada regresi model pertama dalam memprediksi pengungkapan internet financial reporting.
Tabel 4.6 Hasil Uji Overall Model Fit (Block Numbera,b,c = 0) Iteration
Iteration History -2 Log likelihood
Coefficients Constant
1 68.780 1.600 2 65.130 2.086 Step 0 3 65.017 2.193 4 65.017 2.197 5 65.017 2.197 a. Constant is included in the model. b. Initial -2 Log Likelihood: 65.017 c. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates changed by less than .001.
Sumber: data diolah 64
Tabel 4.7 Hasil Uji Overall Model Fit (block numbera,b,c,d = 1) Iteration History
Iteration
-2 Log likelihood
Constant .945 .153 -2.717 -7.604 -11.181 -12.475 -12.665 -12.669 -12.669
LIK -.783 -1.423 -1.654 -1.692 -1.769 -1.803 -1.809 -1.809 -1.809
Coefficients SOLV PROF -1.824 .625 -3.347 1.123 -3.995 1.345 -4.055 1.489 -4.450 1.855 -4.837 2.155 -4.914 2.214 -4.916 2.216 -4.916 2.216
SIZE UMUR AUDIT 1 60.192 .289 -.012 .640 2 49.415 .803 -.043 1.169 3 44.754 1.812 -.109 1.442 4 42.080 3.387 -.209 1.592 Step 1 5 41.296 4.569 -.280 1.884 6 41.212 5.004 -.303 2.080 7 41.210 5.069 -.306 2.116 8 41.210 5.070 -.306 2.117 9 41.210 5.070 -.306 2.117 a. Method: Enter b. Constant is included in the model. c. Initial -2 Log Likelihood: 65.017 d. Estimation terminated at iteration number 9 because parameter estimates changed by less than .001.
Sumber: data diolah c. Hasil Uji Koefisien Determinasi Besarnya nilai koefisien determinasi pada model regresi logistik pada perusahaan perbankan ditunjukkan oleh nilai nagelkerke R square yang merupakan modifikasi dari koefisien cox & snell R square untuk memastikan bahwa nilainya bervariasi dari 0 sampa 1. Nilai nagelkerke R square adalah sebesar 0,443 yang berarti variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen adalah sebesar 44,3 %. Tabel 4.8 Hasil Uji Koefisien Cox & Snell R Square dan Negelkerke R Square Step
Model Summary -2 Log likelihood Cox & Snell R Square
Nagelkerke R Square a 1 41.210 .212 .443 a. Estimation terminated at iteration number 9 because parameter estimates changed by less than .001.
Sumber: data diolah
65
d. Hasil Uji Tabel Klasifikasi Menurut prediksi, perusahaan yang mengungkapkan internet financial reporting adalah 100 perusahaan sedangkan hasil observasi menunjukkan hanya 90 perusahaan, jadi ketepatan klasifikasi yang diamati untuk perusahaan yang mengungkapkan internet financial reporting sebesar 98,9% (89/90), sedangkan prediksi untuk perusahaan non internet financial reporting adalah 100 perusahaan dan hasil observasinya hanya 10 perusahaan, maka ketepatan prediksi klasifikasi yang diamati untuk perusahaan non internet financial reporting sebesar secara keseluruhan ketepatan klasifikasi sebesar 10,0% (1/10). Tabel 4.9 Hasil Uji Klasifikasi a Classification Table
Predicted
Observed
Step 1
Non Internet Financial Reporting IFR Internet Financial Reporting Overall Percentage
IFR Non Internet Financial Reporting
Percentage Correct
Internet Financial Reporting
1
9
10.0
1
89
98.9 90.0
a. The cut value is .500
Sumber: data diolah e. Hasil Matriks Klasifikasi Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara membandingkan antara nilai probabilitas (sig). Apabila terlihat angka signifikan lebih kecil dari 0,10 maka koefisien regresi adalah signifikan pada tingkat 10 % maka berarti H0 ditolak dan H1 diterima, yang berarti bahwa variabel bebas berpengaruh secara signifikan terhadap terjadinya variabel terikat.
66
Analisis uji regresi iniuntuk menguji seberapa jauh semua variabel terikat. Hasil koefisien regresi dapat ditentukan dengan menggunakan nilai probabilitas (sig) pada tabel berikut: Tabel 4.10 Hasil Uji Signifikansi Data Variables in the Equation B S.E. Wald Df Sig. Exp(B) LIK -1.809 2.458 .542 1 .462 .164 SOLV -4.916 5.646 .758 1 .384 .007 PROF 2.216 4.527 .240 1 .625 9.167 a Step 1 SIZE 5.070 2.174 5.439 1 .020 159.176 UMUR -.306 .140 4.802 1 .028 .736 AUDIT 2.117 1.213 3.046 1 .081 8.307 Constant -12.669 7.573 2.798 1 .094 .000 a. Variable(s) entered on step 1: LIK, SOLV, PROF, SIZE, UMUR, AUDIT.
Sumber: data diolah Hasil pengujian terhadap koefisien regresi logistik menghasilkan model berikut ini:
Ln
=
+
LIK +
SOLV +
PROF +
SIZE +
UMUR +
AUDIT +
Ln
= - 12,669 - 1,809 LIK – 4,916 SOLV + 2,216 PROF + 5,070 SIZE - 0,306 UMUR + 2,117 AUDIT + Tabel 4.11 Ringkasan Hasil Uji Signifikansi
No 1
2
3
Hipotesis Rasio likuiditas berpengaruh terhadap pengungkapan internet financial reporting. Rasio solvabilitas berpengaruh terhadap pengungkapan internet financial reporting. Rasio profabilitas berpengaruh terhadap pengungkapan internet financial reporting.
Hasil Uji Signifikansi Tidak Didukung
Tidak didukung
Tidak didukung
67
Tabel 4.11 (Lanjutan) No 4
Hipotesis Ukuran bank berpengaruh terhadap pengungkapan internet financial reporting. 5 Umur listing berpengaruh terhadap pengungkapan internet financial reporting. 6 Reputasi auditor berpengaruh terhadap pengungkapan internet financial reporting. Sumber: Data skunder yang diolah 1) Tingkat
Likuiditas
Bank
Tidak
Hasil Uji Signifikansi Didukung
Didukung
Didukung
Berpengaruh
Terhadap
Pengungkapan Internet Financial Reporting Hasil menunjukkan bahwa variabel rasio likuiditas yang diproksikan dengan Z”score tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan internet financial reporting. Dengan bukti empiris bahwa nilai signifikansi (sig) dari variabel tersebut adalah 0,462 lebih besar dari 0,10 artinya bahwa H1 ditolak, hasil sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Indah Permata Sari (2011), dalam penelitian yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Praktik Penerapan Internet Financial Reporting (IFR) Pada Perbankan Di Indonesia”. Metode yang digunakan menggunakan analisis parsial least square (PLS). Hasil penelitian menyatakan bahwa kinerja keuangan tidak berpengaruh terhadap IFR dan ukuran perbankan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap IFR (Internet Financial Reporting). Namun, penelitian tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Chariri, et al. (2005) yang meneliti
68
analisis faktor-faktor yang mempengaruhi internet financial reporting dalam website perusahaan Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa hanya ukuran perusahaan, likuiditas, solvabilitas, reputasi auditor, dan umur listing yang berpengaruh signifikan terhadap praktik IFR di perusahaan. Ketidaksesuaian penelitian yang dilakukan oleh Chariri, et al. (2005), karena adanya perbedaan objek penelitian yaitu pada penelitian terdahulu menggunakan perusahaan manufaktur sedangkan penelitian ini menggunakan perusahaan perbankan.
2) Tingkat
Solvabilitas
Bank
Tidak
Berpengaruh
Terhadap
Pengungkapan Internet Financial Reporting Hasil menunjukkan bahwa variabel rasio solvabilitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan internet financial reporting. Dengan bukti empiris bahwa nilai signifikansi (sig) dari variabel tersebut adalah 0,384 lebih besar dari 0,10 artinya bahwa H2 ditolak. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Al-Shammari (2007), dalam penelitianya yang berjudul “Determinants Of Internet Financial Reporting By Listed Companies On The Kuwait Stock Exchange”. Metode yang digunakan adalah menggunakan regresi logistik, hasil penelitian menyatakan bahwa ukuran perusahaan, reputasi auditor, likuiditas, dan jenis industri berhubungan dengan praktik IFR, sedangkan leverage, company age, ownership structure tidak berpengaruh terhadap pengungkapan IFR. 69
Hasil didukung oleh penelitian lain yang dilakukan oleh Luciana Spica Almalia (2008), dalam penelitiannya yang berjudul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Sukarela Internet Financial And Sustainability Reporting”. Metode yang digunakan menggunakan regresi linier berganda. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa ukuran perusahaan, profitabilitas dan struktur kepemilikan luar berpengaruh terhadap praktik IFR, sementara leverage, kepemilikan asing dan kepemilikan publik tidak berpengaruh.
3) Tingkat Profitabilitas Bank Tidak Berpengaruh Terhadap Pengungkapan Internet Financial Reporting Hasil menunjukkan bahwa variabel rasio profitabilitas pada perusahaan perbankan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan internet financial reporting. Dengan bukti empiris bahwa nilai signifikansi (sig) dari variabel tersebut adalah 0,625 lebih besar dari 0,10 artinya bahwa H3 ditolak. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahardjo (2012) menemukan faktor lain yang berpengaruh yakni, ukuran perbankan dan status listing berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap tingkat pengungkapan informasi keuangan dan non keuangan melalui website perbankan di Indonesia. Sedangkan rasio profabilitas dan leverage tidak berpengaruh terhadap pengungkapan informasi keuangan dan non keuangan melalui website perbankan di Indonesia. Diperkuat dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Al-Shammari 70
(2007) dalam penelitianya yang berjudul company size, leverage, liquidity, profitability, company age, ownership structure, industry, auditing firm and internationality. Hasil penelitian menyatakan bahwa ukuran perusahaan, reputasi auditor, likuiditas, dan jenis industri berhubungan dengan Praktik IFR, sedangkan company age, ownership structure, industry tidak berhubungan terhadap Praktik IFR.
4) Ukuran Bank Berpengaruh Positif Terhadap Pengungkapan Internet Financial Reporting Hasil menunjukkan bahwa variabel ukuran bank pada perusahaan perbankan berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan internet financial reporting. Dengan bukti empiris bahwa nilai signifikansi (sig) dari variabel tersebut adalah 0,020 lebih kecil dari 0,10 artinya bahwa H4 diterima. Hasil sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahardjo (2012) menemukan faktor lain yang berpengaruh yakni, ukuran perbankan dan status listing berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap tingkat pengungkapan informasi keuangan dan non keuangan melalui website perbankan di Indonesia. Sedangkan rasio profabilitas dan leverage tidak berpengaruh terhadap pengungkapan informasi keuangan dan non keuangan melalui website perbankan di Indonesia. Penelitian lain juga mendukung hasil penelitian yang menyatakan bahwa ukuran perbankan berpengaruh penelitain yang mendukung adalah penelitian yang dilakukan oleh Almilia (2008), 71
dalam
penelitianya
yang
berjudul
“Faktor-Faktor
Yang
Mempengaruhi Pengungkapan Sukarela Internet Financial And Sustainability Reporting”. Metode yang digunakan menggunakan regresi linier berganda. Hasil penelitianya menyatakan bahwa ukuran perusahaan, profitabilitas dan struktur kepemilikan luar berpengaruh terhadap praktik IFR, sementara leverage, kepemilikan asing dan kepemilikan publik tidak berpengaruh.
5) Umur Listing Berpengaruh Negatif Terhadap Pengungkapan Internet Financial Reporting Hasil menunjukkan bahwa variabel umur listing pada perusahaan perbankan berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan internet financial reporting. Dengan bukti empiris bahwa nilai signifikansi (sig) dari variabel tersebut adalah 0,028 lebih kecil dari 0,10 artinya bahwa H5 diterima. Hasil sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Chariri, et al. (2005) yang meneliti analisis faktor-faktor yang memperngaruhi internet financial reporting dalam website perusahaan Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa hanya ukuran perusahaan, likuiditas, solvabilitas, reputasi auditor, dan umur listing yang berpengaruh signifikan terhadap praktik IFR di perusahaan.
72
6) Reputasi Auditor Berpengaruh Positif Terhadap Pengungkapan Internet Financial Reporting Hasil menunjukkan bahwa variabel reputasi auditor pada perusahaan perbankan berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan internet financial reporting. Dengan bukti empiris bahwa nilai signifikansi (sig) dari variabel tersebut adalah 0,081 lebih besar dari 0,10 artinya bahwa H6 diterima. Hasil sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Chariri, et al. (2005) yang meneliti analisis faktor-faktor yang memperngaruhi internet financial reporting dalam website perusahaan Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa hanya ukuran perusahaan, likuiditas, solvabilitas, reputasi auditor, dan umur listing yang berpengaruh signifikan terhadap praktik IFR di perusahaan. Hasil diperkuat dengan penelitian
yang
dilakukan
oleh
Al-Shammari
(2007)
dalam
penelitiannya yang berjudul company size, leverage, liquidity, profitability, company age, ownership structure, industry, auditing firm and internationality. Hasil penelitian menyatakan bahwa ukuran perusahaan, reputasi auditor, likuiditas, dan jenis industri berhubungan dengan Praktik IFR, sedangkan company age, ownership structure, industry tidak berhubungan terhadap Praktik IFR.
73
C. Analisis Berdasarkan hasil penelitian dan uji statistik ditemukan beberapa hasil analisa yang dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Pengaruh Tingkat Likuiditas Bank Terhadap Pengungkapan Internet Financial Reporting Hasil
penelitian
menyatakan
bahwa
rasio
likuiditas
tidak
berpengaruh dan negatif terhadap pengungkapan internet financial reporting. Hal ini membuktikan bahwa rasio likuiditas tidak mempengaruhi bank dalam mengungkapkan laporan keuangan serta semakin tingginya likuiditas maka semakin rendah pengungkapan laporan keuangan. Hal ini membuktikan bahwa bahwa bank yang memiliki rasio likuiditas yang rendah tetap melaporkan laporan keuangan di website perusahaanya. Hasil sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Indah Permata Sari (2011), dalam penelitian yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Praktik Penerapan Internet Financial Reporting (IFR) Pada Perbankan Di Indonesia”. Metode yang digunakan menggunakan analisis parsial least square (PLS). Hasil penelitian menyatakan bahwa kinerja keuangan tidak berpengaruh terhadap IFR dan ukuran perbankan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap IFR (Internet Financial Reporting). Namun, penelitian tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Chariri, et al (2005) yang meneliti analisis faktor-faktor yang memperngaruhi internet financial reporting dalam website perusahaan Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa hanya ukuran perusahaan, likuiditas,
74
solvabilitas, reputasi auditor, dan umur listing yang berpengaruh signifikan terhadap praktik IFR di perusahaan. Ketidaksesuaian penelitian yang dilakukan oleh Chariri, et al. (2005), karena adanya perbedaan objek penelitian yaitu pada penelitian terdahulu menggunakan perusahaan manufaktur sedangkan penelitian ini menggunakan perusahaan perbankan dan adanya perbedaan objek dan waktu (periode) penelitian.
2. Pengaruh Tingkat Solvabilitas Bank Terhadap Pengungkapan Internet Financial Reporting Hasil penelitian menyatakan bahwa rasio solvabilitas tidak berpengaruh dan negatif terhadap pengungkapan internet financial reporting.
Hal
ini
membuktikan
bahwa
rasio
solvabilitas
tidak
mempengaruhi bank dalam mengungkapkan laporan keuangan serta semakin tingginya solvabilitas maka semakin rendah pengungkapan laporan keuangan. Hal ini membuktikan bahwa bank yang memiliki kemampuan yang rendah dalam membayar hutangnya baik dalam keadaan perusahaan masih berjalan maupun dalam keadaan dilikuidasi tetap melaporkan laporan keuanganya di website. Hasil sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Al-Shammari (2007), dalam penelitiannya yang berjudul “Determinants Of Internet Financial Reporting By Listed Companies On The Kuwait Stock Exchange”. Metode yang digunakan adalah menggunakan regresi logistik, hasil penelitian menyatakan bahwa ukuran perusahaan, reputasi auditor, likuiditas, dan jenis industri berhubungan dengan Praktik IFR, sedangkan 75
leverage, company age, ownership structure tidak berpengaruh terhadap pengungkapan IFR. Hasil didukung oleh penelitian lain yang dilakukan oleh Luciana Spica Almalia (2008), dalam penelitiannya yang berjudul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Sukarela Internet Financial And Sustainability Reporting”. Metode yang digunakan menggunakan regresi linier berganda. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa ukuran perusahaan, profitabilitas dan struktur kepemilikan luar berpengaruh terhadap praktik IFR, sementara leverage, kepemilikan asing dan kepemilikan publik tidak berpengaruh.
Ketidaksesuaian
hasil
penelitian
dengan
penelitian
sebelumnya karena adanya perbedaan objek dan waktu (periode) penelitian.
3. Pengaruh Tingkat Profitabilitas Bank Terhadap Pengungkapan Internet Financial Reporting Hasil penelitian menyatakan bahwa rasio profitabilitas tidak berpengaruh dan positif terhadap pengungkapan internet financial reporting.
Hal ini membuktikan bahwa
rasio
profitabilitas tidak
mempengaruhi bank dalam mengungkapkan laporan keuangan serta semakin tingginya profitabilitas maka semakin tinggi pengungkapan laporan keuangan. Hal ini membuktikan bahwa bank yang memiliki rasio profitabilitas yang rendah tetap melaporkan laporan keuanganya di website karena bank listing di bursa efek indonesia memiliki kewajiban dalam melaporkan laporan keuanganya.
76
Hasil sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahardjo (2012) menemukan faktor lain yang berpengaruh yakni, ukuran perbankan dan status listing berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap tingkat pengungkapan informasi keuangan dan non keuangan melalui website perbankan di Indonesia. Sedangkan rasio profabilitas dan leverage tidak berpengaruh terhadap pengungkapan informasi keuangan dan non keuangan melalui website perbankan di Indonesia. Diperkuat dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Al-Shammari (2007) dalam penelitianya yang berjudul company size, leverage, liquidity, profitability, company age, ownership structure, industry, auditing firm and internationality. Hasil penelitian menyatakan bahwa ukuran perusahaan, reputasi auditor, likuiditas, dan jenis industri berhubungan dengan Praktik IFR, sedangkan company age, ownership structure, industry tidak berhubungan terhadap
Praktik IFR.
Ketidaksesuaian hasil penelitian dengan penelitian sebelumnya karena adanya perbedaan objek dan waktu (periode) penelitian.
4. Pengaruh Ukuran Bank Terhadap Pengungkapan Internet Financial Reporting Hasil penelitian menyatakan bahwa ukuran bank berpengaruh dan positif terhadap pengungkapan internet financial reporting. Hal ini membuktikan
bahwa
ukuran
bank
mempengaruhi
bank
dalam
mengungkapkan laporan keuangan serta semakin tingginya ukuran bank maka
semakin
tinggi
pengungkapan
laporan
keuangan.
Hal
ini
memnbuktikan bahwa semakin besarnya ukuran suatu bank, maka akan 77
semakin luas pengungkapan laporan keuangan di website untuk menarik investor. Hal ini membuktikan bahwa bank yang memiliki aset besar akan lebih luas dalam mengungkapkan laporan keuanganya. Hasil sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahardjo (2012) menemukan faktor lain yang berpengaruh yakni, ukuran perbankan dan status listing berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap tingkat pengungkapan informasi keuangan dan non keuangan melalui website perbankan di Indonesia. Sedangkan rasio profabilitas dan leverage tidak berpengaruh terhadap pengungkapan informasi keuangan dan non keuangan melalui website perbankan di Indonesia. Penelitian lain juga mendukung hasil penelitian yang menyatakan bahwa ukuran perbankan berpengaruh penelitain yang mendukung adalah penelitian yang dilakukan oleh Almilia (2008), dalam penelitianya yang berjudul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Sukarela Internet Financial And Sustainability Reporting”. Metode yang digunakan menggunakan regresi linier berganda. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa ukuran perusahaan, profitabilitas dan struktur kepemilikan luar berpengaruh terhadap praktik IFR, sementara leverage, kepemilikan asing dan kepemilikan publik tidak berpengaruh.
78
5. Pengaruh Umur Listing Terhadap Pengungkapan Internet Financial Reporting Hasil penelitian menyatakan bahwa umur listing berpengaruh dan negatif terhadap pengungkapan internet financial reporting. Hal ini membuktikan
bahwa
umur
listing
mempengaruhi
bank
dalam
mengungkapkan laporan keuangan serta semakin tingginya umur listing maka
semakin rendah
pengungkapan
laporan
keuangan.
Hal ini
membuktikan bahwa bank yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) masih tergolong muda. Hal ini membuktikan bahwa semakin lamanya umur listing suatu bank maka akan semakin rendah dalam melaporkan laporan keuangan pada website. Karena bank yang memiliki umur listing lebih lama telah memiliki kepercayaan dari nasabahnya. Hasil sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Chariri, et al. (2005) yang meneliti analisis faktor-faktor yang memperngaruhi internet financial reporting dalam website perusahaan Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa hanya ukuran perusahaan, likuiditas, solvabilitas, reputasi auditor, dan umur listing yang berpengaruh signifikan terhadap praktik IFR di perusahaan.
6. Pengaruh
Reputasi
Auditor
Terhadap
Pengungkapan
Internet
Financial Reporting Hasil penelitian menyatakan bahwa reputasi auditor berpengaruh dan positif terhadap pengungkapan internet financial reporting. Hal ini membuktikan
bahwa
reputasi
auditor
mempengaruhi
bank
dalam 79
mengungkapkan laporan keuangan serta semakin tingginya reputasi auditor maka semakin tinggi pengungkapan laporan keuangan. Hasil sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Chariri, et al. (2005) yang meneliti analisis faktor-faktor yang memperngaruhi internet financial reporting dalam website perusahaan Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa hanya ukuran perusahaan, likuiditas, solvabilitas, reputasi auditor, dan umur listing yang berpengaruh signifikan terhadap praktik IFR di perusahaan. Hal ini membuktikan semakin baiknya reputasi auditor, maka bank akan melaporkan laporan keuanganya di website, karena bank yang diaudit oleh KAP yang memiliki reputasi yang baik akan meningkatkan kredibilitas laporan keuangan dari bank tersebut. Hasil diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Al-Shammari (2007) dalam penelitiannya yang berjudul company size, leverage, liquidity, profitability, company age, ownership structure, industry, auditing firm and internationality. Hasil penelitian menyatakan bahwa ukuran perusahaan, reputasi auditor, likuiditas, dan jenis industri berhubungan dengan Praktik IFR, sedangkan company age, ownership structure, industry tidak berhubungan terhadap Praktik IFR.
80
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh likuiditas, solvabilitas, profitabiltas, ukuran bank, umur listing, dan reputasi auditor berpengaruh terhadap penerapan praktik Internet Financial Reporting (IFR). Populasi dalam peneltian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sedangkan sampel yang digunakan dalam penelitian ini dipilih secara purposive sampling dengan periode waktu 4 tahun dari tahun 2008 hingga 2011. Penelitian ini dilakukan terhadap permasalahan dengan menggunakan model regresi logistik, maka dapat diambil kesimpulan berdasarkan pengujian regresi logistik ditemukan bahwa tingkat likuiditas bank tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penerapan praktik Internet Financial Reporting (IFR), tingkat solvabilitas bank tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penerapan praktik Internet Financial Reporting (IFR) dan tingkat profitabilitas bank tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penerapan praktik Internet Financial Reporting (IFR), Sedangkan ukuran perbankan berpengaruh positif secara signifikan terhadap penerapan praktik Internet Financial Reporting (IFR), umur listing berpengaruh negatif secara signifikan terhadap penerapan praktik Internet Financial Reporting (IFR) dan reputasi auditor berpengaruh positif secara signifikan terhadap penerapan praktik Internet Financial Reporting (IFR). 81
B. Implikasi Berdasarkan
hasil
penelitian
dtemukan
bahwa
variabel
yang
berpengaruh terhadap pengungkapan internet financial reporting (IFR) adalah ukuran perbankan dan umur listing, sedangkan variabel rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas dan reputasi auditor tidak berpengaruh terhadap internet financial reporting (IFR). Dengan hasil penelitian tersebut maka dapat dibuat suatu implikasi sebagai berikut: 1. Bagi literatur teoritis perbankan, khususnya bagi para akademisi dapat mejadi referensi tambahan dalam memahami faktor-faktor apa saja yang menjadi pengruh bagi perbankan dalam melakukan pelaporan keuangan melalui internet bahwa analisis kinerja keuangan tidak berpengaruh terhadap pelaporan keuangan melalui internet. Pelaporan keuangan melalui internet juga bersifat sukarela yang merupakan cara bagi perbankan dalam menyampaikan keadaan keuangannya kepada para pengguna laporan keuangan. 2. Bagi para praktisi perbankan, dapat menjadi acuan dasar untuk mngetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pelaporan keuangan melalui internet dan dapat menganalisis hal-hal tertentu yang dapat mempengaruhi pelaporan keunagan melalui internet. Bagi para praktisi juga dapat melihat apakah ada manfaat yang timbul dari pelaporan keuangan melalui internet. 3. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan untuk dapat melanjutkan penelitian yang berkaitan mengenai pelaporan keuangan melalui internet sehingga bermanfaat bagi pihak-pihak lain yang berkepentingan.
82
C. Saran Hasil menyatakan bahwa ukuran perbankan dan umur listing berpengaruh terhadap internet financial reporting (IFR), dengan demikian peneliti akan memberikan beberapa saran untuk penelitian selanjutnya: 1. Indikator penelitian ini dapat ditambah seperti status listing, umur bank dan rasio-rasio keuangan lainnya, sehingga hasil penelitian dapat lebih memprediksi faktor yang mempengaruhi pemberian pelaporan keuangan melalui internet 2. Sampel perbankan yang digunakan keseluruhan perusahaan perbankan yang berada di Indonesia 3. Periode pengamatan lebih dari empat tahun sehingga dapat melihat kecenderungan pelaporan keuangan melalui internet dalam jangka panjang.
83
DAFTAR PUSTAKA
Abdelsalam, O.H., S. M., Bryant, dan D. L. Street. “An Examination of theComprehensiveness of Corporate Internet Reporting Provided bLondonListed Companies”. Journal of International AccountingReasearch. Vol. 6 (2). Hal. 1- 33. 2007.
Achmad, T., dan Kusuno. “Analisis Rasio-Rasio Keuangan Sebagai Indikator Dalam Memprediksi Potensi Kebangkrutan Perbankan Indonesia”. Media Indonesia dan Bisnis. Vol XV (1). Hal 54-75. 2003.
Afif, Faisal. “Strategi Dan Operasional Bank”. PT Eresco: Bandung. Hal 195. 1996.
Agyei-Mensah, Ben Kwame. “Corporate Financial Reporting: Firm Characteristics And The Use Of The Internet As A Medium Of Communication By Listed Firms In Ghana”. Swiss Management Center University. 2011.
Almilia, Luciana Spica. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Sukarela Internet Financial And Sustainability Reporting”. JAAI. Volume 12:2. Hal 117-131. 2008. Al-Shammari, Bader. “Determinants of International Financial Reporting By Listed Companies On The Kuwait Stock Exchange”. Journal of Business and Economics. 2007. Andrikopoulos, Andreas. “Financial Reporting Practices On The Internet:The Case Of Companies Listed In The Cyprus Stock Exchange”. Panteion University of Social and Political Sciences, Department of International and European Studies, Athens, Greece. 2007. Anggraini, Yulia, et,.al, “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pelaporan Keuangan Terhadap Internet (Internet Financial Reporting) Dalam Website Perusahaan”, Jurnal Akuntansi, 2012
83
Ashbaugh, H., K. Johnstone, dan T. Warfield. “Corporate Reporting On The Internet”. Accounting Horizons. Vol 13(3). Hal 241-257. 1999. Bastian, Indra dan Suharjono. “Akuntansi Perbankan”. Salemba Empat: Jakarta. 2006. Belkaoui dan Ahmed Riahi, “Teori Akuntansi”, Salemba Empat, Jakarta, 2006 Belkaoui, A dan Kahl. “A Corporate Financial Disclosure In Canada”. Research Monograph. No. 1. Canadian Certified General Accountants Association. 1978. Bergevin, Pete. In Thomas Sigel (ed), “Financial Statement Analysis: An Intregrated Approach”. Upper Saddle River, Prentice Hall: New Jersey. 2002. Chariri,
Anis dan Lestari, Hanny Sri. “Analisis Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi Pelaporan Keuangan Di Internet (Internet Financial Reporting) dalam Website Perusahaan”. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. 2005.
Chen, Y. dan Hasan, I. “The transparency of the banking system and the efficiency of information-based bank runs”, Journal Of Financial Intermediation. Volume 15. Hal 307-331. 2006. Cinca, C.S., Y, F, Callen dan B,G, Nieto. “Online Reporting By Banks: A Structural Modelling Approach”. Online Information Review. Volume 31. 2007. Damodar, N, Gujarati. “Basic Econometrics”. Mcgraw-Hill: New York. 2003. Dendawijaya, Lukman. “Manajemen Perbankan”. Ghalian Indonesia: Jakarta. 2005. Djarwanto. “Pokok-Pokok Analisis Laporan Keuangan”, Badan Penerbit Fakultas Ekonomi: Yogyakarta. 2004. Financial Accounting Standards Board (FASB) dalam Statement of Financial Concept (SFAC) No. 1.
84
Gallagher, Timothy, J dan Andrew, Joseph, D. “Financial Management Principles And Practice”. Pearson Education Inc. New jersey. 2003. Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19”. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. 2011. Haryanto, Edy. “Teknologi Informasi dan Komunikasi: Konsep dan Perkembangannya. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi Sebagai Media Pembelajaran”. Bumi Aksara: Jakarta. 2008. Hidayat, Taufik dan Nina, Istiadah. “Panduan Lengkap Menguasai SPSS 19 Untuk Mengelola Data Statistika”. Mediakita: Jakarta. 2011. Jensen, M, C dan Meckling, W, H. “Theory Of The Firm: Managerial Behavior, Agency Cost And Ownership Structure”. Journal of Financial Economics. Vol. 3. Hal 305 – 360. 1976. Kasmir. “Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya”. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta. 2004. Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-38/PM/1996 Tanggal 17 Januari 1996. Khan,
Tehmina. “Financial Reporting Disclosure On The Internet: AnInternational Perspective”. Faculty of Business and Law School ofAccounting, Victoria University, Australia. 2006.
Lai, Syou-Ching., Lin, Cecilia., Lee, Hung-Chih dan Wu, Frederick H. “An Empirical Study Of The Impact Of Internet Financial Reporting On Stock Prices”. The International Journal of Digital Accounting Research. Vol 10 Hal 1-26. 2002. Maingot. “An Analysis Of Corporate Governance Information Disclosure By Canadian Banks”. Corporate Ownership & Control. Vol 5 (2). 2008. Marston, C dan A, Polei, “Corporate Reporting On The Internet By German Companies”. International Journal Of Accounting Information Systems. Vol 5. Hal 285-311. 2004. Meek, G, K., Roberts, C, B and Gray, S.J. “Factors Influencing Voluntary Annual Report Disclosure By US, UK And Continental European Multinational Corporations”. Journal of International Business Studies. Vol. 26 (3). Hal 555 – 572. 2005. 85
Mundrajad, Kuncoro dan Suhardjono. “Manajemen Perbankan: Teori Dan Aplikasi”. BPFE: Yogyakarta. 2002. Oyelere., Peter., Fawzi, L and Fisher, R. “Determinants Of Internetfinancial Reporting By New Zealand Companies”. Journal of International Financial Management and Accounting. Vol 14 (1). Hal 26-63. 2003. Pasal 1 Undang–Undang RI No. 10 Tahun 1998. Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/15/PBI/2008. Pervan, Ivica. “Voluntary Financial Reporting On The Internet – Analysis Of The Practice Of Croatian And Slovene Listed Joint Stock Companies”. Financial Theory and Practice. Vol 30 (1). Hal 1-27. 2006. Poon, Pak-Loo dan Yu, Yuentak. “Internet Corporate Reporting By Listed Firms In Hongkong”. Information Research. Vol 17 (1). 2012. Prasetya, Mellisa dan Irwandi, Soni Agus, “Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi Pelaporan Keuangan Melalui Internet (Internet Financial Reporting) Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia”, The Indonesian Accounting Review, Volume 2, No. 2, July 2012, pages 151 – 158, 2012 Rahardjo, Bagus. “Tingkat Pengungkapan Informasi Keuangan Dan Non Keuangan Melalui Website Perbankan Di Indonesia”. Diponegoro Journal of Accounting. Vol 1 (2). 2012. Sofyan, Safri Harahap. ”Teori Akuntasi Laporan Keuangan”. PT Bumi Aksara: Jakarta. 2002. Standar Akuntansi Keuangan No.1 Tahun 2000. Sugiyono. “Metode Penelitian Bisnis”. Penerbit Alfabeta: Bandung. 2008. UU Pasar Modal No. 8 Tahun 1995.
86
Wild, John., K, R, Subramanyam dan Robert, F, Halsey. “Analisis Laporan Keuangan”. Ahli Bahasa: Yanivi dan Nurwahyu. Salembaempat: Jakarta. Hal 16. 2005. Wolk, H., M, G, Tearney dan J, L, Dodd. “Accounting Theory: A Conceptual and Institutional Approach”. South Western College Publishing. 2002. World Internet Usage and Population Statistics. www.internetworldstats.com. 2012. Xiao, J Z., Jones, M, J dan Lymer, A. “A Conceptual Framework For Investigating The Impact Of The Internet On Corporate Financial Reporting”. International Digital Account. Vol 5(10). Hal 131-169. 2005
87
Lampiran 1: Daftar Nama Perusahaan No
Nama Perusahaan
Kode
Tanggal Listing
Saham 1
PT. Bank Artha Graha Internasional, Tbk
INPC
23 Agustus 1990
2
PT. Bank Bumi Arta, Tbk
BNBA
1 Juni 2006
3
PT. Bank Capital Indonesia, Tbk
BACA
4 Oktober 2007
4
PT. Bank Bukopin
BBKP
10 Juli 2006
5
PT. Bank Central Asia, Tbk
BBCA
31 Mei 2000
6
PT. Bank CIMB Niaga
BNGA
29 November 1989
7
PT. Bank Danamon Indonesia
BDMN
8 Desember 1989
8
PT. Bank Himpunan Saudara 1906, Tbk
SDRA
15 Desember 2006
9
PT. Bank ICB Bumiputera, Tbk
BABP
15 Juli 2002
10
PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk
BNII
21 November 1989
11
PT. Bank QNB Kesawan, Tbk
BKSW
21 November 2002
12
PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk
BMRI
14 Juli 2003
13
PT. Bank Ekonomi Raharja, Tbk
BAEK
28 Desember 2007
14
PT. Bank Mayapada Internasional, Tbk
MAYA
29 Agustus 1997
15
PT. Bank Mega, Tbk
MEGA
17 April 2000
16
PT. Bank Mutiara, Tbk
BCIC
25 Juni 1997
17
PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk
BBNI
25 November 1996
18
PT. Bank Nusantara Parahyangan, Tbk
BBNP
10 Januari 2001
19
PT. Bank OCBC NISP
NISP
20 Oktober 1994
20
PT. Pan Indonesia Bank, Tbk
PNBN
29 Oktober 1982
21
PT. Bank Permata, Tbk
BNLI
15 Januari 1990
22
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk
BBRI
10 November 2003
23
PT. Bank Of India Indonesia, Tbk
BSWD
1 Mei 2002
24
PT. Bank Victoria Internasional, Tbk
BVIC
4 Juni 1999
25
PT. Bank Windu Kentjana Internasional, Tbk
MCOR
31 Juli 2007
88
Lampiran 2: Data Mentah Perhitungan Variabel Penelitian Pengungkapan Internet Financial Reporting No
Kode Saham
2008
2009
2010
2011
1
INPC
0
0
1
1
2
BNBA
0
1
1
1
3
BACA
1
1
1
1
4
BBKP
1
1
1
1
5
BBCA
1
1
1
1
6
BNGA
1
1
1
1
7
BDMN
1
1
1
1
8
SDRA
1
1
1
1
9
BABP1
1
1
1
1
10
BNII
1
1
1
1
11
BKSW
1
1
1
1
12
BMRI
1
1
1
1
13
BAEK
1
1
1
1
14
MAYA
0
0
1
1
15
MEGA
1
1
1
1
16
BCIC
1
1
1
1
17
BBNI
1
1
1
1
18
BBNP
1
1
1
1
19
NISP
1
1
1
1
20
PNBN
1
1
1
1
21
BNLI
1
1
1
1
22
BBRI
1
1
1
1
23
BSWD
1
1
1
1
24
BVIC
1
1
1
1
25
MCOR
0
1
1
1
89
Rasio Likuiditas (LDR) No
Kode
2008
2009
2010
2011
Saham 1
INPC
0.9518985658 0.852497755 0.784293502 0.826440669
2
BNBA
0.865888941
0.829495518 0.861423802 1.092176607
3
BACA
0.669666067
0.492004569 0.502612735 0.438433447
4
BBKP
0.834885678
0.542134699 0.585832091
5
BBCA
0.534447895
0.502722664 0.551196062 0.624515524
6
BNGA
0.860598497
0.930819819 0.877628128 0.934208686
7
BDMN
0.858575476
0.869184934 0.921635552 0.996692079
8
SDRA
1.237062067
0.992546432 1.153599157
9
BABP
0.942120043
10
BNII
0.811293065
0.789281207 0.837619846 0.893086443
11
BKSW
0.757571051
0.636830666 0.712945038 0.751420993
12
BMRI
0.602338077
0.61647399
0.724758953 0.955945658
13
BAEK
0.651291137
0.447429495
0.61676217
14
MAYA
1.03410533
0.856674968 0.799394976 0.823941157
15
MEGA
0.649198725
0.572506652 0.573422318 0.656015362
16
BCIC
0.692458528
0.57513459
17
BBNI
0.653350577
0.604938766 0.699146216 0.700673771
18
BBNP
0.769164698
0.805946941 0.857112436 0.908922004
19
NISP
0.754395823
0.704004264 0.779077467 0.868376406
20
PNBN
0.777643772
0.714153444 0.743234673 0.809446624
21
BNLI
0.857965787
0.956322737 0.970234014 0.893210771
22
BBRI
0.793462044
0.802330172 0.740006184 0.743734357
23
BSWD
0.817338073
0.778388898 0.854442028 0.830173124
24
BVIC
0.533311772
0.498682711 0.395464853 0.626108407
25
MCOR
0.8534516
0.658835813 0.816554746 0.897574229
0.9082609
0.851062055
0.83145765
0.81766577 0.86462638
0.693469416
0.565043904 0.818818639
90
Rasio Solvabilitas (CAR) No
Kode Saham
2008
2009
2010
2011
1
INPC
0.150257078
0.138689174 0.145221767 0.137884973
2
BNBA
0.311524464
0.284217064 0.250096513 0.199575269
3
BACA
0.285714286
0.454545455 0.277777778 0.230769231
4
BBKP
0.112034472
0.143658156 0.132873888 0.144319801
5
BBCA
0.157821207
0.15336759
6
BNGA
0.155869453
0.134854365 0.132394115 0.130850802
7
BDMN
0.13372075
0.175457449 0.132477647 0.166177661
8
SDRA
0.128606005
0.140970428 0.140970428
9
BABP
0.108695652
0.117647059 0.131147541 0.096153846
10
BNII
0.195810734
0.148346228 0.138790473 0.135210701
11
BKSW
0.10428836
0.125621163
12
BMRI
0.157242788
0.155524577 0.147077483 0.171716977
13
BAEK
0.140286348
0.217512487 0.209110392 0.188036819
14
MAYA
0.236894936
0.193655497 0.226139538 0.161396216
15
MEGA
0.161616024
0.188377058 0.150339066 0.118592592
16
BCIC
-0.396181058
0.114701131 0.122340897 0.097317476
17
BBNI
0.135871683
0.137659676 0.206403735 0.205048195
18
BBNP
0.14140854
0.125614956 0.127588042 0.134468192
19
NISP
0.17007103
0.180034798 0.172268714 0.137485204
20
PNBN
0.203056712
0.217929521 0.195838452 0.211423989
21
BNLI
0.107565165
0.121647892 0.154481277 0.149484975
22
BBRI
0.136745857
0.132988155 0.157074069 0.186425067
23
BSWD
0.332740214
0.32897407
24
BVIC
0.232223659
0.169215561 0.137166638 0.154521351
25
MCOR
0.202472609
0.178725962 0.179086538 0.126620073
0.149884973 0.146005389
0.09921564
0.288893079
0.17372134
0.464841931
0.26038364
91
Rasio Profitabilitas (ROA) No
Kode Saham
2008
2009
2010
2011
1
INPC
0.00170489
0.02708587
0.004905322
0.05233146
2
BNBA
0.013304637
0.11734354
0.010146561
0.014376835
3
BACA
0.007101773
0.006475486
0.005387098
0.005921319
4
BBKP
0.011301409
0.009743552
0.010372841
0.012967027
5
BBCA
0.023521215
0.024105473
0.02613687
0.028325648
6
BNGA
0.006571858
0.014640869
0.017737907
0.019046637
7
BDMN
0.014263301
0.015542927
0.024393731
0.024299958
8
SDRA
0.019017753
0.0148105
0.018454618
0.017696331
9
BABP
0.000302168
0.000713705
0.001408792
-0.013055152
10
BNII
0.008451309
-0.000656106
0.006135998
0.007070231
11
BKSW
0.001433725
0.001703723
0.000463338
0.001725193
12
BMRI
0.01482206
0.01813279
0.20495382
0.023004332
13
BAEK
0.14375611
0.015357611
0.013753177
0.010042762
14
MAYA
0.007255973
0.005386702
0.007612128
0.013226574
15
MEGA
0.014474523
0.013544297
0.018446809
0.017336736
16
BCIC
-1.303478401
0.035253814
0.020215321
0.019836675
17
BBNI
0.006059747
0.010918825
0.01650049
0.019421644
18
BBNP
0.00768627
0.007545427
0.008992465
0.010361196
19
NISP
0.00925369
0.011764357
0.00721757
0.012578049
20
PNBN
0.010892674
0.011756108
0.11545886
0.016457161
21
BNLI
0.008368557
0.008571699
0.013501614
0.014134855
22
BBRI
0.024213569
0.023058429
0.028518048
0.032109007
23
BSWD
0.014118685
0.024066606
0.022288735
0.023072486
24
BVIC
0.006275444
0.006278027
0.010364102
0.015877857
25
MCOR
0.001718623
0.00575226
0.006499024
0.005609968
92
Ukuran Bank (Log Total Aset) No
Kode Saham
2008
2009
2010
1
INPC
4.108747633 4.188433471 4.232057936 4.282970858
2
BNBA
3.310565872 3.380789915 3.425044875 3.471746308
3
BACA
3.231418614 3.538975672
4
BBKP
4.513658332 4.570231117 4.676596683 4.757270733
5
BBCA
5.390174957 5.450852851 5.511106415 5.581959097
6
BNGA
5.013669597 5.029806907 5.157314095
7
BDMN
5.030471398 4.993867665 5.072641726 5.152087666
8
SDRA
3.296028636 3.380880263 3.511321756 3.706359277
9
BABP
3.798505626 3.845451536 3.937512877 3.863310961
10
BNII
4.754769428 4.785086277 4.875815701 4.977353612
11
BKSW
3.334895863 3.370661098 3.413282996 3.555553904
12
BMRI
5.554414894
5.59617535
5.652994829 5.741853863
13
BAEK
4.260343333
4.33429086
4.332888681 4.383037606
14
MAYA
3.741364359 3.882518846 4.004420261
15
MEGA
4.539839835 4.598622007 4.712624451 4.791753789
16
BCIC
3.747093157 3.876858414 4.032775852 4.118172102
17
BBNI
5.304794385 5.356975674 5.395467057
18
BBNP
3.567602689 3.590663535 3.722814841 3.817737202
19
NISP
4.534607316 4.568818688 4.648114004
20
PNBN
4.80883124
21
BNLI
4.732872025 4.748264797
22
BBRI
5.391070847 5.500986645 5.604534487 5.672004798
23
BSWD
3.133506974 3.186786877 3.195982631 3.318146845
24
BVIC
3.750130248 3.866818803 4.013039567 4.071977689
25
MCOR
3.321121833 3.446987382 3.638938295 3.809748205
3.64339345
2011
3.671626346
5.22219891
4.11231001
5.47575557
4.77695094
4.891299897 5.037218864 5.096055176 4.86813521
5.005712326
93
Umur Listing No
Kode Saham
2008
2009
2010
2011
1
INPC
18
19
20
21
2
BNBA
2
3
4
5
3
BACA
1
2
3
4
4
BBKP
2
3
4
5
5
BBCA
8
9
10
11
6
BNGA
19
20
21
22
7
BDMN
19
20
21
22
8
SDRA
2
3
4
5
9
BABP
6
7
8
9
10
BNII
19
20
21
22
11
BKSW
6
7
8
9
12
BMRI
5
6
7
8
13
BAEK
1
2
3
4
14
MAYA
11
12
13
14
15
MEGA
8
9
10
11
16
BCIC
11
12
13
14
17
BBNI
12
13
14
15
18
BBNP
7
8
9
10
19
NISP
14
15
16
17
20
PNBN
26
27
28
29
21
BNLI
18
19
20
21
22
BBRI
5
6
7
8
23
BSWD
6
7
8
9
24
BVIC
9
10
11
12
25
MCOR
1
2
3
4
94
Reputasi Auditor No
Kode Saham
2008
2009
2010
2011
1
INPC
0
0
0
0
2
BNBA
1
1
1
1
3
BACA
0
0
0
0
4
BBKP
1
1
1
1
5
BBCA
1
1
1
1
6
BNGA
1
1
1
1
7
BDMN
1
1
1
1
8
SDRA
0
0
0
1
9
BABP
1
1
1
1
10
BNII
1
1
1
1
11
BKSW
0
0
0
1
12
BMRI
0
0
1
1
13
BAEK
1
1
1
1
14
MAYA
0
0
0
0
15
MEGA
1
1
1
1
16
BCIC
1
1
1
1
17
BBNI
1
1
1
1
18
BBNP
0
0
0
0
19
NISP
1
1
1
1
20
PNBN
1
1
1
1
21
BNLI
1
1
1
1
22
BBRI
1
1
1
1
23
BSWD
1
1
1
0
24
BVIC
0
0
0
0
25
MCOR
0
0
0
0
95
Lampiran 3: Hasil Pengolahan Data Regresi Logistik Dengan SPSS 20 Case Processing Summary Unweighted Cases
a
N
Percent 100 100.0 Selected Cases 0 .0 100 100.0 Unselected Cases 0 .0 Total 100 100.0 a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases. Included in Analysis Missing Cases Total
Block 0: Beginning Block a,b,c
Iteration History -2 Log likelihood
Iteration
Coefficients Constant 1.600 2.086 2.193 2.197 2.197
1 68.780 2 65.130 Step 0 3 65.017 4 65.017 5 65.017 a. Constant is included in the model. b. Initial -2 Log Likelihood: 65.017 c. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates changed by less than .001.
a,b
Classification Table
Predicted IFR Non Internet Financial Reporting
Observed
Step 0
IFR
Non Internet Financial Reporting Internet Financial Reporting
Overall Percentage
Percentage Correct
Internet Financial Reporting 0
10
.0
0
90
100.0 90.0
a. Constant is included in the model. b. The cut value is .500
96
Block 1: Method = Enter Iteration History Iteration
a,b,c,d
-2 Log likelihood Constant .945 .153 -2.717 -7.604 -11.181 -12.475 -12.665 -12.669 -12.669
LIK -.783 -1.423 -1.654 -1.692 -1.769 -1.803 -1.809 -1.809 -1.809
Coefficients SOLV PROF -1.824 .625 -3.347 1.123 -3.995 1.345 -4.055 1.489 -4.450 1.855 -4.837 2.155 -4.914 2.214 -4.916 2.216 -4.916 2.216
SIZE UMUR AUDIT 1 60.192 .289 -.012 .640 2 49.415 .803 -.043 1.169 3 44.754 1.812 -.109 1.442 4 42.080 3.387 -.209 1.592 Step 1 5 41.296 4.569 -.280 1.884 6 41.212 5.004 -.303 2.080 7 41.210 5.069 -.306 2.116 8 41.210 5.070 -.306 2.117 9 41.210 5.070 -.306 2.117 a. Method: Enter b. Constant is included in the model. c. Initial -2 Log Likelihood: 65.017 d. Estimation terminated at iteration number 9 because parameter estimates changed by less than .001. Model Summary -2 Log likelihood Cox & Snell Nagelkerke R R Square Square a 1 41.210 .212 .443 a. Estimation terminated at iteration number 9 because parameter estimates changed by less than .001. Step
Step 1
Hosmer and Lemeshow Test Chi-square df .990 8
Sig. .998 Classification Table
Predicted IFR Non Internet Financial Reporting Internet Financial Reporting
Observed
Step 1
IFR
a
Non Internet Financial Reporting Internet Financial Reporting
Percentage Correct
1
9
10.0
1
89
98.9
Overall Percentage
90.0
a. The cut value is .500 Variables in the Equation B S.E. Wald df Sig. Exp(B) LIK -1.809 2.458 .542 1 .462 .164 SOLV -4.916 5.646 .758 1 .384 .007 PROF 2.216 4.527 .240 1 .625 9.167 a Step 1 SIZE 5.070 2.174 5.439 1 .020 159.176 UMUR -.306 .140 4.802 1 .028 .736 AUDIT 2.117 1.213 3.046 1 .081 8.307 Constant -12.669 7.573 2.798 1 .094 .000 a. Variable(s) entered on step 1: LIK, SOLV, PROF, SIZE, UMUR, AUDIT.
97