Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo Program Studi Keperawatan Skripdi, Maret 2016 Marfu’ah Gambaran Kepatuhan Pasien Diabetes Mellitus Dalam Diet, Latihan Fisik dan Terapi Obat di UPTD Pringapus Kabupaten Semarang ( xvii + 89 halaman + 2 gambar + 11 Tabel + 12 lampiran ABSTRAK Kepatuhan pada pasien Diabetes Mellitus dalam program diet, latihan fisik dan terapi obat dapat mencegah terjadinya komplikasi secara makro vaskuler maupun mikro vaskuler.Upaya yang dapat dilakukan agar terhindar dari penyakit DM yaitu pola makan, latihan fisik atau olahraga dan pengecekan atau kontrol kadar glukosa darah secara rutin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kepatuhan pasien diabetes mellitus dalam diet, latihan fisik dan terapi obat di UPTD Pringapus Kabupaten Semarang. Jenis penelitian ini menggunakan desain deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Adapun variabel yang diukur adalah kepatuhan pasien diabetes mellitus dalam diet, latihan fisik dan terapi obat. Penelitian dilakukan terdiri dari 35 responden yang diambil dengan tehnik accidental sampling. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner kepatuhan pasien diabetes mellitus dalam diet, latihan fisik dan terapi obat. Analisa data univariat dengan hasil distribusi. Hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar responden mempunyai perilaku patuh dalam menjalankan program diet sejumlah 25 responden (71,4%), patuh dalam menjalankan latihan fisik sejumlah 18 responden (51,4%), dan patuh dalam menjalankan terapi minum obat sejumlah 27 responden (77,1%). Disarankan pasien diabetes lebih mengetahui kepatuhan pasien diabetes dalam menjalankan diet, latihan fisik dan terapi obat yang dilakukan sesuai anjuran dari tenaga kesehatan. Kemudian pada pasien DM senantiasa melakukan pengobatan secara rutin, sehingga kualitas kesehatan tetap terjaga. Kata kunci
: kepatuhan pasien diabetes mellitus, diet, latihan fisik dan terapi obat Daftar pustaka : 38 (2004 -2014).
Ngudi Waluyo School of Health Ungaran Nursing Study Program Final Assignment, March 2016 Marfu’ah The Description of Diabetes Mellitus Patient Obedience in Diet, Physical Exercise, and Drug Therapy at UPTD Pringapus Semarang Regency ( xvii + 89 pages + 2 pictures + 11 tables + 12 appendices)
ABSTRACT
The obedience of patients with diabetes mellitus in diet, physical exercise and drug therapy can prevent macro vascular and micro vascular complications. The efforts to avoid the DM disease are diet, physical exercise or sport and check, or control blood glucose levels regularly. The purpose of this study is to describe, diabetes Mellitus patient obedience in diet, Physical exercise, and drug therapy health centers Uptd Pringapus Semarang regency. This research used descriptive design with cross sectional approach. The variables measured were diabetes mellitus patient obedience in diet, physical exercise and drug therapy. The study was conducted consisting of 35 respondents taken by accidental sampling technique. Data were collected by using a questionnaire on diabetes mellitus patient obedience in diet, physical exercise and drug therapy. Univarate data analysis with distribution result. The result show that most respondents have a submissive behavior in a diet program as many as 25 respondents (71,4%), obey in doing physical exercise as many as 18 respondents (51, 4%), and obey in taking medication therapy as many as 27 respondents (77,1%). It is suggested that diabetic patients are more aware of compliance of in diet, physical exercise and drug therapy as recommended by health practitioner. The diabetic patients always take medication on a regular basis, to maintain health quality. Keywords Bibliographies
: diabetes mellitus patient obedience, diet, physical exercise and drug therapy : 38 (2004-2014)
Pendahuluan Penyakit Diabetes Mellitus merupakan suatu penyakit menahun yang ditandai oleh kadar glukosa darah melebihi normal dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang disebabkan oleh kekurangan hormon insulin secara relatif maupun absolut. Bila hal ini dibiarkan tidak terkendali dapat terjadi komplikasi metabolik akut maupun komplikasi vaskuler jangka panjang, baik mikroangiopati maupun makroangiopati (Darmono, 2007). Menurut laporan World Health Organization (WHO), Indonesia menempati urutan ke-4 terbesar dari jumlah penderita Diabetes Mellitus dengan prevalensi 8,6% dari total penduduk, sedangkan posisi urutan diatasnya yaitu India, China dan Amerika Serikat. WHO memprediksikan kenaikan jumlah penyandang DM di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030. Senada dengan WHO, International Diabetes Foundation (IDF) pada tahun 2009 memprediksikan kenaikan jumlah penyandang DM dari 7 juta pada tahun 2009 menjadi 12 juta pada tahun 2030. Dari laporan tersebut menunjukkan peningkatan jumlah penyandang DM sebanyak 2-3 kali lipat pada tahun 2030 (Perkeni, 2011). Profil Kesehatan Kota Semarang tahun 2010 – 2014 kasus PTM (Penyakit Tidak Menular) , dimana angka tertinggi selama lima tahun pada Diabetes mellitus. Persentase penyakit diabetes mellitus dari tahun 2010 sebanyak 20,5% menjadi 19,7% pada tahun 2011. Sedangkan pada tahun 2012 Diabetes terjadi kenaikan sebanyak 20,7% menjadi 20,6% tahun 2013, dan tahun 2014 Diabetes Mellitus mengalami penurunan yang cukup tinggi dengan jumlah 9,461% (Profil Kesehatan Semarang, 2014). Menurut Sachet Niven (2008), mendefinisikan kepatuhan pasien sebagai sejauh mana perilaku pasien sesuai dengan
ketentuan yang diberikan oleh petugas kesehatan. Faktor faktor yang mempengaruhi kepatuhan, adalah penderita atau individu (sikap dan motivasi pasien ingin sembuh, keyakinan), dukungan keluarga, dukungan sosial dan dukungan petugas kesehatan (Niven, 2008). Kepatuhan Diet adalah penatalaksanaan gizi paling penting pada penderita DM. prinsip gizi dan perencanaan makan merupakan salah satu kendala pada pelayanan diabetes. Tanpa pengaturan jadwal dan jumlah makanan serta kualitas makanan sepanjang hari, sulit mengontrol kadar gula darah agar tetap dalam batas normal. Penderita DM sangat dianjurkan untuk menjalankan diet sesuai yang dianjurkan, yang dapat pengobatan anti diuretik atau insulin, harus mentaati diet secara terus menerus baik dalam jumlah kalori, komposisi dan waktu makan harus diatur. Pengaturan makanan bagi penderita DM secara umum bertujuan menjaga dan memelihara tingkat kesehatan optimal sehingga dapat melakukan aktivitas seperti biasanya dan diet adalah awal untuk mengendalikan diabetes (Perkeni, 2006). Kepatuhan dalam menjalankan Latihan fisik sangat penting dalam penatalaksanaan diabetes karena efeknya dapat menurunkan kadar glukosa darah dan mengurangi faktor resiko kardiovaskuler. Latihan fisik dapat menurunkan kadar glukosa darah dengan meningkatkan pengambilan glukosa oleh otot. Selain itu pelaksanaan olahraga atau latihan fisik yang teratur, dianjurkan pada penderita yang mengalami komplikasi diabetik serta latihan dengan menghindari kemungkinan terjadinya trauma ektermitas bawah sangat penting bagi pasien yang mengalami rasa baal akibat neuropati (Smeltzer & Bare, 2013). Tujuan dari latihan olahraga untuk meningkatkan kepekaan insulin, mencegah kegemukan memperbaiki aliran darah,
merangsang pembentukan glikogen baru dan mencegah komplikasi lebih lanjut (Hasdianah, 2013). Penatalaksanaan diabetes mellitus selain diet dan latihan fisik yaitu dengan terapi insulin pada penderita diabetes tipe I, tubuh kehilangan kemampuan untuk memproduksi insulin. Dengan demikian, insulin eksogenus harus diberikan dalam jumlah tak terbatas. Pada diabetes tipe II, insulin mungkin diperlukan sebagai terapi jangka panjang untuk mengendalikan kadar glukosa darah jika obat dan obat hipoglikemia oral tidak berhasil mengontrolnya (Suzanne & Brenda, 2013). Berdasarkan data dari UPTD Puskesmas Pringapus Kab.Semarang, didapatkan data penderita diabetes mellitus pada bulan November 2015 sebanyak 35 orang. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada penderita Diabetes Mellitus di UPTD Puskesmas Pringapus Kab. Semarang tanggal 8 Desember 2015, yang peneliti dapat pada pasien Diabetes Mellitus dari 10 pasien yang patuh pada diet sejumlah 7 orang dan yang tidak patuh pada diet 3 orang. Kemudian pasien yang patuh melakukan olahraga 6 dan yang tidak patuh 4 pasien, serta jumlah pasien yang teratur minum obat 10 pasien. Berdasarkan uraian diatas dan mengingat pentingnya peranan kepatuhan diet, latihan fisik serta kepatuhan obat diabetes mellitus untuk mengontrol kadar gula darah, baik dalam pengobatan farmakologi maupun non farmakologi pada diabetes. Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Gambaran Kepatuhan Pasien Diabetes Mellitus dalam Diet, Latihan Fisik dan Terapi Obat Diabetes Mellitus Di UPTD Puskesmas Pringapus Kab. Semarang”.
Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu “Bagaimana Gambaran Kepatuhan Pasien Diabetes Mellitus dalamDiet, Latihan Fisik dan Terapi Obat di UPTD Puskesmas Pringapus Kab. Semarang? Tujuan Penelitian Untuk mengetahui Gambaran Kepatuhan Pasien Diabetes Mellitus dalam Diet, Latihan Fisik dan Terapi Obat di UPTD Puskesmas Pringapus Kabupaten Semarang. Metode Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan suatu fenomena yang terjadi di dalam masyarakat (Notoadmodjo, 2012). Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran kepatuhan pasien dalam diet, latihan dan terapi obat diabetes mellitus di UPTD Puskesmas Pringapus Kabupaten Semarang. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional yaitu subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel subjek pada saat penelitian. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Karakteristik Responden Kepatuhan Pasien Diabetes Mellitus Berdasarkan Umur, Jenis Kelamin dan Pekerjaan di UPTD Puskesmas Pringapus Kabupaten Semarang Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 35 responden sebagian besar berusia 45-64 tahun sejumlah 15 responden (42,8%), berdasarkan karakteristik jenis kelamin sebagian besar adalah perempuan sejumlah 21 responden (60%) dan berdasarkan karakteristik
pendidikan sebagian besar adalah SD sejumlah 31 responden (88,5%). Hasil penelitian Setyawan (2007) yang menyatakan bahwa variabel usia, tingkat pendidikan, pekerjaan, status pernikahan, keterlibatan dalam masalah hukum dan kepribadian sosial merupakan variabel yang berpotensi sebagai variabel perancu terhadap kepatuhan pasien. 2. Gambaran Kepatuhan Pasien Diabetes Mellitus dalam Diet Di UPTD Puskesmas Pringapus Kabupeten Semarang Hasil penelitian didapatkan bahwa responden sebagian besar mempunyai perilaku patuh dalam menjalankan program diet sejumlah 25 responden (71,4%) dan tidak patuh sejumlah 10 responden (28,6%). Hal tersebut menunjukkan bahwa kesadaran responden yang menjalankan diet cukup baik. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian dari Haryono dalam penelitian yang berjudul “Kepatuhan Dalam Menjalani Diet Diabetes Mellitus di Poliklinik RSUD Kota Tidore Kepulauan Provinsi Maluku Utara Tahun 2009” dimana ditemukan hasil dari gambaran kepatuhan diet pasien diabetes mellitus adalah sebanyak 36 responden (59%) dan tidak patuh diet sebanyak 25 responden (41%). Dari hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa mayoritas pasien patuh terhadap dietnya. Kepatuhan dalam diet dapat dipengaruhi salah satunya dukungan keluarga yang diberikan kepada penderita diabetes mellitus. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Shofiyah dan Kusuma (2014) yang menemukan bahwa sebagian besar penderita DM mengatakan patuh (81,7%). Banyak faktor yang mempengaruhi kepatuhan responden. Faktor lingkungan juga sangat berpengaruh terhadap kepatuhan penderita DM, lingkungan, seperti
dukungan sosial, dengan adanya posyandu, kemudahan dalam mengakses informasi, semakin meluasnya pelayan komunitas yang diberikan tim kesehatan baik melalui penyuluhan, selebaran ataupun lainnya dan semakin banyaknya praktik komunitas dimasyarakat, hal ini tentu sangat berpengaruh terhadap bagaimana penderita bersikap sehingga mempengaruhi kepatuhan dari penderita tersebut. Usia dan jenis kelamin juga berpengaruh terhadap kepatuhan penderita (Zhang, Chen, & Chen, 2008). Kepatuhan diet merupakan suatu perubahan perilaku yang positif dan diharapkan, sehingga proses kesembuhan penyakit lebih cepat dan terkontrol. Tanpa pengaturan jadwal dan jumlah makanan serta kualitas makanan sepanjang hari, sulit mengontrol kadar gula darah agar tetap dalam batas normal. Penderita DM sangat dianjurkan untuk menjalankan diet sesuai yang dianjurkan, yang dapat pengobatan anti diuretik atau insulin, harus mentaati diet secara terus menerus baik dalam jumlah kalori, komposisi dan waktu makan harus diatur. Pengaturan makanan bagi penderita DM secara umum bertujuan menjaga dan memelihara tingkat kesehatan optimal sehingga dapat melakukan aktivitas seperti biasanya dan diet adalah awal untuk mengendalikan diabetes (Perkeni, 2011). 3. Gambaran kepatuhan Pasien Diabetes Mellitus dalam Latihan Fisik di UPTD Puskesmas Pringapus Kabupaten Semarang Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden sebagian besar mempunyai perilaku patuh dalam menjalankan latihan fisik sebanyak 18 responden (51,4%) dan tidak patuh yaitu 17 responden (48,6%). Hal ini menunjukkan kesadaran pasien dalam menjalankan olahraga atau latihan fisik
sudah dalam kategori patuh. Pada pasien diabetes mellitus yang patuh melakukan latihan fisik sebagian besar berupa jalan kaki selama 30 menit setiap harinya (94,3%). Kepatuhan latihan fisik adalah seseorang yang patuh dan rutin dalam melakukan latihan fisik sesuai anjuran dari tenaga medis (Perkeni, 2011). Latihan fisik pada penderita DM memiliki peranan yang sangat penting dalam mengendalikan kadar gula dalam darah, dimana saat melakukan latihan fisik terjadi peningkatan pemakaian glukosa oleh otot yang aktif sehingga secara langsung dapat menyebabkan penurunan glukosa darah (Riskesdas, 2007). Responden yang melakukan latihan fisik jalan kaki secara rutin tersebut sebagai mengisi kegiatan di pagi hari dan mencari keringat serta menyegarkan atau merilekskan otot-otot yang kaku. Selain itu dengan melakukan latihan fisik jalan kaki sangat penting manfaatnya yaitu menurunkan kadar glukosa darah dan mengurangi faktor resiko kardiovaskuler (Smeltzer & Bare, 2013). Penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelum berjudul “Kepatuhan Melakukan Latihan Fisik Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 1 di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Dr. Abdoer Rahem Situbondo“. Dari 58 responden yang patuh melakukan latihan fisik sejumlah 33 responden (56, 9%) dan yang tidak patuh sejumlah 25 responden (43,1%). Dari hasil penelitian tersebut bahwa mayoritas pasien diabetes mellitus patuh terhadap latihan fisiknya. Hal tersebut bisa dilakukan secara rutin jika dapat dukungan dari keluarga dan memahami intruksi dari tenaga kesehatan.
4. Gambaran Kepatuhan Pasien Diabetes Mellitus dalam Terapi Obat Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar berperilaku patuh dalam mengkonsumsi obat DM sejumlah 27 responden (77,1%) dan tidak patuh sejumlah 8 responden (22, 9%). Dari hasil terapi obat yang dilakukan setiap hari menunjukkan kepatuhan pada penderita diabetes mellitus sudah baik. Dengan minum obat DM secara teratur dapat mengontrol kadar glukosa yang tidak normal. Pasien yang patuh sebagian besar minum obat DM pada pagi dan siang hari sejumlah 31 responden (88,5%). Hal tersebut bahwa pasien diabetes mellitus sudah teratur minum obat sesuai anjuran jadwal, jenis dan waktu yang sudah ditentukan oleh tenaga kesehatan (Askandar, 2009). Hasil penelitian tersebut mendukung pendapat Asti (2006) yang berpendapat bahwa dukungan keluarga dapat menjaga kepatuhan minum obat pada orang dengan diabetes melitus. Selanjutnya dikatakan bahwa dukungan keluarga akan dianggap sebagai dorongan oleh diabetesi sehingga akan memotivasi diabetesi untuk patuh minum obat. Penelitian ini sesuai dari Tegar (2014), dengan judul “ Gambaran Kepatuhan Minum Obat Antidiabetes dan Antihipertensi Pada Pasien Diabetes Mellitus Disertai Hipertensi Diklinik Kesehatan Gereja St. Servarius Bekasi. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 23 responden (56, 09%) sudah patuh dalam meminum obat antidiabetik dan antihipertensi, dan tidak patuh sebanyak 18 responden (43, 91%). Dari penelitian bahwa pasien diabetes mellitus mayoritas sudah patuh dan rutin mengonsumsi obat DM. Berdasarkan penelitian tersebut, sebagian responden patuh dalam minum obat antidiabetes dan antihipertensi,
meskipun begitu perawat masih perlu ikut dalam memberikan motivasi dan edukasi pada pasien diabetes mellitus disertai hipertensi agar lebih memperhatikan kepatuhan saat menjalankan pengobatan (Niven, 2008) Simpulan dan Saran Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan maka kesimpulan penelitian ini adalah: 1. Gambaran kepatuhan pasien Diabetes Mellitus dalam menjalankan diet di UPTD Puskesmas Pringapus Kab. Semarang. Pasien Diabetes Mellitus yang berkunjung ke Puskesmas Pringapus Kabupaten Semarang sebagian besar patuh dalam diet yaitu sebanyak 25 orang (71,4%) dan Pasien Diabetes Mellitus yang tidak patuh dalam diet yaitu 10 orang (28,6%). 2. Gambaran kepatuhan pasien Diabetes Mellitus dalam menjalankan latihan fisik di UPTD Puskesmas Pringapus Kab. Semarang. Pasien Diabetes Mellitus yang berkunjung ke Puskesmas Pringapus Kabupaten Semarang yang patuh dalam latihan fisik yaitu sebanyak 18 orang (51,4%) dan yang tidak patuh dalam latihan fisik yaitu 17 orang (48,6%). 3. Gambaran kepatuhan pasien Diabetes Mellitus dalam menjalankan terapi obat di UPTD Puskesmas Pringapus Kab. Semarang. Pasien Diabetes Mellitus yang berkunjung ke Puskesmas Pringapus Kabupaten Semarang sebagian besar patuh dalam terapi obat yaitu 27 orang (77,1%) dan yang yidak patuh dalam terapi obat yaitu 8 orang (22, 9%).
Saran 1. Bagi Institusi Pendidikan Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan sumbangan dalam ilmu pengetahuan terutama dalam bidang medical bedah mengenai kepatuhan pasien diabetes mellitus dalam diet, latihan fisik dan terapi obat. 2. Bagi Peneliti Selanjutnya Disarankan untuk meneliti variabel lain yang mempengaruhi kepatuhan pasien DM terhadap penatalaksanaan diabetes mellitus. DAFTAR PUSTAKA Darmono. (2007). Diabetes Mellitus dari Berbagai Aspek Penyakit Dalam. Semarang: CV Agung. Perkeni. (2011). Konsesus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia tahun 2011. Balitbang Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. (2013). Riset Kesehatan dasar (RISKESDAS). Jakarta. Niven, N. (2008). Psikologi Kesehatan: Pengantar Untuk Perawat & Profesional Kesehatan Lain. Jakarta : EGC. Hasdianah. 2012. Mengenal Diabetes Mellitus: Pada Orang Dewasa dan Anak-Anak dengan Solusi Herbal. Yogyakarta: Nuha Medika. Novitasari, R. 2012. Diabetes Mellitus: Dilengkapi Senam DM. Yogyakarta: Nuha Medika. Smeltzer S & Bare B. (2013). “Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8. Jakarta: EGC. Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Radi, B. (2007). Diabetes mellitus sebagai faktor resiko penyakit jantung.
http://www. pjnhk. go. Id, diunduh pada tanggal 10 Juli 2016 Delamater, A. L. (2006). Improving adherence. Clinical Diabetes. Alexandria: Spring, 24 (2),71-75 Hee Lee T and Seol Kim Y, 2009. The Influence of Race, Society, Diet and Exercise on Treatment Outcome. In: Diabetes in the New Millenium. Editor: John R. Turtle. The Endocrinology and Diabetes Research Foundation of the Univertsity of Sydney. LeMone, P., Burke, K., Bauldoff, G., 2011. Medical surgical nursing; Critical thinking in patient care. 5th Ed. New Jersey: Pearson Education. Inc (hal. 520-43). Setyawan AB., 2007, Hubungan Antara Fungsi Keluarga Dengan Kepatuhan Berobat Pasien Program Terapi Rumatan Metadon RSU Dr. Soetomo
Surabaya, Bagian Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma, Surabaya. Shofiyah, S., & Kusuma, H., (2014), Hubungan Antara Pengetahuan Dan Dukungan Keluarga Terhadap Kepatuhan Penderita Diabetes Melitus (DM) Dalam Penatalaksanaan Di Wilayah Kerja Puskesmas Srondol Kecamatan Banyumanik, Semarang, Prosiding Konferensi Nasional II PPNI Jawa Tengah. Zhang, C., Chen, Y, M., Chen, W., 2008. Association of psychosocial factors with anxiety and depressive symptoms in Chinese patients with type 2 diabetes, Received 18 March 2007 Accepted 5 October 2007 Published on line 19 November 2007 journalhomepage:www.elsevier.com/l ocate/diabres, diunduh pada 17 Juni 2016.