PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ANALISIS PENERIMAAN WAJIB PAJAK TERHADAP PENGGUNAAN E-FILING SEBAGAI SARANA PELAPORAN PAJAK SECARA ONLINE DAN REALTIME (Studi Kasus di Wilayah Kota Yogyakarta)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi
Oleh : Septi Dharniati Ndraha NIM : 092114062
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ANALISIS PENERIMAAN WAJIB PAJAK TERHADAP PENGGUNAAN E-FILING SEBAGAI SARANA PELAPORAN PAJAK SECARA ONLINE DAN REALTIME (Studi Kasus di Wilayah Kota Yogyakarta)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi
Oleh : Septi Dharniati Ndraha NIM : 092114062
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013 i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEMBAHAN Kupersembahkan untuk: Tuhan Yesus Kristus Pengharapanku, Orang tua tercinta, Frater Dion Lamere CMM Abang dan adik-adik tersayang, Teman dan Sahabat terkasih Keluarga Besar Universitas Sanata Dharma
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO “Permulaan Hikmat Adalah Takut Akan TUHAN dan Mengenal Yang Maha Kudus Adalah Penegertian” (Amsal 9;10) “Be the best that you can be, and GOD will take care of your critics” ( Joel Osteen)
“Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan didalam segala sesuatu dan malah berkelebihan didalam pelbagai kebajikan” (2 Korintus 9:8) “Jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu” (2 Timotius 4 : 12) “Sebab Aku ini mengetahui rancangan –rancangan apa yang ada padaKU mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan” (Yeremia 29; 11)
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma. Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada: 1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu menyertai dan memberkati serta menguatkan penulis dalam setiap proses kehidupan yang dijalani. 2. Romo Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis. 3. Ibu M. Trisnawati Rahayu, SE., M.Si., Akt. QIA selaku Dosen Pembimbing yang telah membantu serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 4. Seluruh dosen dan karyawan Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi yang telah memberikan bimbingan dan bantuan selama belajar di Universitas Sanata Dharma. 5. Papa tercinta Tahali Ndraha dan mama tercinta Riana Bawamenewi, abang Elfinus, adik Berkat, Ridha dan Niscaya yang selalu sabar, memotivasi, mendukung dan mendoakan penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6. Frater Dion Lamere CMM yang selalu membimbing dan memberi dukungan. 7. Drs. F.Soenamo, Ak., M.Sc, selaku Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP) Yogyakarta dan seluruh staf atas kerjasamanya dalam penyusunan skripsi ini. 8. Sahabatku Margareta Deciana dan Tasya Merlin Maitimu yang senantiasa mendoakan dan menyemangati penulis. 9. Teman-teman akuntansi (Michel, Yuli, Ratna, Indri, Tota, Chika, Yuni, Rosa, Feny, Sari, Tika, Dian) dan Gaby Ruga yang selalu membantu, memberi semangat dan dukungan dan juga teman-teman akuntansi 2009 semua yang tidak bisa disebutkan satu per satu. 10. Teman-teman BEM FE ( bang Jo, mbak Sari, kak Titin, kak Elsa, Tina, kak Derma, Dhimas, mas Very, Risa, Octa, bang Leo, Hendra, Marro, mas Artha) yang memberi semangat dan dukungannya. 11. Teman-teman seperjuangan MPT (Mbak Vira, Dita, Natalia, ika, Domas, Fenike, Niken, Angga, Putri, Anis, yoga, Wahyu dan Tiara) yang telah memberikan masukan, semangat dan dukungan kepada penulis. 12. Adek-adek kos Pringgodani No. 10 (Winey, Dita, Afen, Mili, Stela dan Sari) dan Lola Permatasari Dihamri, yang selama ini menyemangati penulis. 13. Teman-teman Warrior Prayer dan komsel Faithfull and Excellent Woman GBI Keluarga Allah Yogyakarta yang dengan luar biasa mendoakan dan menyemangati penulis. ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu atas segala dukungan baik secara langsung maupun tidak langsung. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Yogyakarta, 05 April 2013
Penulis
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL..................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ................. iv HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... v HALAMAN MOTTO ................................................................................... vi HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ...................... vii HALAMAN KATA PENGANTAR ............................................................. viii HALAMAN DAFTAR ISI ........................................................................... xi HALAMAN DAFTAR TABEL ................................................................... xiii HALAMAN DAFTAR GAMBAR ............................................................... xiv ABSTRAK .................................................................................................... xv ABSTRACT .................................................................................................. xvi BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1 B. Rumusan Masalah ................................................................. 4 C. Batasan Masalah.................................................................... 5 D. Tujuan Penelitian .................................................................. 5 E. Manfaat Penelitian ................................................................ 6 F. Sistematika Penulisan ........................................................... 7 BAB II LANDASAN TEORI .................................................................. 9 A. Penerimaan Pemakai Terhadap Sistem Teknologi Informasi 9 B. Theory of Reasoned Action (TRA)........................................ 11 C. Thechnology Acceptance Model (TAM) ............................... 13 D. Persepsi 1. Persepsi Kegunaan (Perceived Usefulness) .................... 16 2. Persepsi Kemudahan Penggunaan (Perceived Ease of Use)17 3. Sikap Terhadap Perilaku (Attitude Toward Behavvior) .. 17 4. Minat Perilaku (Behavioral Intention) ............................ 18 5. Penggunaan Senyatanya (Actual Use) ............................ 18 6. Kerumitan (Complexity) .................................................. 18 E. E-filing .................................................................................. 19 F. Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (ASP)............................. 24 G. Penelitian yang Relevan ....................................................... 26 H. Partial Least Square (PLS) .................................................. 30 1. Model Pengukuran atau Outer Model ............................. 33 2. Model Struktural atau Inner Model ................................. 34 3. Uji Hipotesis ................................................................... 35 BAB III METODE PENELITIAN ............................................................ 43 A. Jenis Penelitian ...................................................................... 43 B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................... 43 C. Data yang Diperlukan Dari KPP Pratama Yogyakarta ......... 43 xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
D. Data dan Metode Pengumpulan Data .................................... E. Populasi dan Sampel ............................................................. F. Devinisi Operasional dan Variabel Penelitian ...................... G. Teknik Analisis Data ............................................................. BAB IV GAMBARAN UMUM .............................................................. A. Profil Kantor Pelayanan Pajak Pratama Yogyakarta ............ B. Struktur Organisasi ............................................................... C. Visi, Misi dan Motto ............................................................. D. Wajib Pajak ........................................................................... BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ................................ A. Gambaran Umum Responden ............................................... B. Analisis Data ......................................................................... 1. Merancang Model Struktural (Inner Model) ............. 2. Merancang Model Pengukuran (Outer Model) ......... 3. Menghitung Pengukuran Outer Model ..................... a. Outer Model dengan indicator reflektif ........ 1) Convergent Validity ............................ 2) Discriminant Validity.......................... 3) Uji Reliabilitas .................................... b. Outer Model dengan indikator formatif ....... 4. Pengujian Model Struktural (Inner Model) ............... 5. Pengujian Hipotesis ................................................... C. Pembahasan ........................................................................... BAB VI PENUTUP ................................................................................... A. Kesimpulan ........................................................................... B. Keterbatasan Penelitian ......................................................... C. Saran ...................................................................................... DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... LAMPIRAN ..................................................................................................
xii
44 44 45 50 53 53 57 58 60 61 61 63 63 63 64 65 65 70 73 74 76 78 82 99 99 101 101 102 105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1 Data Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi ....................................... 60 Tabel 2 Distribusi Kuesioner Penelitian ..................................................... 62 Tabel 3 Outer Lodings (Convergent Validity)............................................. 66 Tabel 4 Modifikasi Outer Loadings (Convergent Validity) ........................ 67 Tabel 5 Laten Variable Corelation ............................................................. 71 Tabel 6 AVE dan akar AVE ......................................................................... 71 Tabel 7 Cross Loading ................................................................................ 72 Tabel 8 Composite Reliability ..................................................................... 73 Tabel 9 Outer Weights (Mean, STDEV, T-Values) ..................................... 75 Tabel 10 R Square ......................................................................................... 76 Tabel 11 Path Coefficients (Mean, STDEV, T-Values) ................................. 78
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3 Gambar 4 Gambar 5 Gambar 6 Gambar 7 Gambar 8
Halaman Theory of Reasoned Action (TRA)........................................... 12 Hubungan Antara Komponen Dalam TAM ............................. 14 Indikator Reflektif .................................................................... 31 Indikator Formatif .................................................................... 32 Skema Kerangka Pemikiran ..................................................... 36 Struktur Organisasi KPP Pratama Yogyakarta ........................ 57 Inner Model .............................................................................. 63 Outer Model ............................................................................. 64
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK ANALISIS PENERIMAAN WAJIB PAJAK TERHADAP PENGGUNAAN E-FILING SEBAGAI SARANA PELAPORAN PAJAK SECARA ONLINE DAN REALTIME (STUDI KASUS DI WILAYAH KOTA YOGYAKARTA) Septi Dharniati Ndraha NIM : 092114062 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2013 Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan Wajib Pajak terhadap e-filing di kota Yogyakarta, dengan menggunakan model yang pernah digunakan oleh Amoroso dan Gardner (2004) dalam penelitiannya terhadap penggunaan internet. Model tersebut menggunakan Technology Accaptance Model (Davis, 1989). Penggunaan model TAM didasarkan pada kenyataan bahwa sejauh ini TAM merupakan sebuah konsep yang dianggap paling baik dalam menjelaskan perilaku pengguna terhadap sistem teknologi informasi baru. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari persepsi kegunaan (perceived usefulness), persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use), sikap (attitude), minat (intention), penggunaan senyatanya (actual use) dan kerumitan (complexity). Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Data diperoleh dengan melakukan wawancara langsung dengan petugas Kantor Pelayanan Pajak Pratama Yogyakarta dan mengirimkan kuesioner kepada Wajib Pajak yang sudah menggunakan e-filing. Analisis data dilakukan dengan PLS (Partial Least Square) dengan software Smart PLS 2.0 M3. Hasil penelitian ini membuktikan 3 hipotesis diterima dan 2 hipotesis ditolak. Hipotesis 1 menunjukkan bahwa kerumitan (complexity) e-filing berpengaruh negatif terhadap persepsi kegunaan (perceived usefulness) dan penggunaan sesungguhnya (actual use). hipotesis 2 menunjukkan bahwa persepsi kegunaan (perceived usefulness) berpengaruh positif terhadap sikap menggunakan (attitude to use) e-filing dan tidak berpengaruh positif terhadap minat menggunakan (intention to use) e-filing. Hipotesis 3 menunjukkan bahwa persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use) berpengaruh negatif terhadap persepsi kegunaan (perceived usefulness) dan sikap untuk menggunakan (attitude to use) efiling. Hipotesis 4 menunjukkan bahwa sikap untuk menggunakan (attitude toward using) e-filing tidak berpengaruh positif terhadap minat perilaku menggunakan (intention to use) e-filing. Hipotesis 5 menunjukkan bahwa minat menggunakan (intention to use) e-filing berpengaruh positif terhadap penggunaan sesungguhnya (actual use) e-filing.
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT THE ANALISIS OF TAXPAYER REVENUE TOWARD THE USE OF EFILING AS THE MEANS OF ONLINE AND REALTIME TAX REPORT (A Case study in Yogyakarta) Septi Dharniati Ndraha NIM : 092114062 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2013 The purpose of this research was to know some factors which influence the taxpayer acceptance to e-filing in Yogyakarta. This research use the model which is used by Amoroso and Gardner (2004) in their research about using internet. That model use Technology Acceptance Model (Davis, 1989). The use of TAM model was based on the fact that TAM was the best concept to explain the user behavior about new information technology system. Some variables which are used in this research including perceived usefulness, perceived ease of use, attitude, intention, actual use, and complexity. This research was a case study. The data was obtained by interviewing with the official of Pratama Tax Service in Yogyakarta and sent the question’s list to the taxpayers who use e-filing. The data analysis was made by PLS (Partial Least Square) with Smart PLS 2.0 M3 software. The result of this research proved that 3 hypothesis were accepted whether 2 hypothesis were rejected. The first result showed that the complexity of e-filing has a significance negative effect to the perceived usefulness and the actual use. The second result showed that the perceived usefulness has a significance positive effect to the attitude use of e filing and it doesn’t have a significance positive effect to the intention use of e-filing. The third result showed that the perceived ease of use has a significance negative effect to the perceived usefulness and the attitude use of e-filing. The fourth result showed that the attitude toward using of e-filing hasn’t a significance positive effect to the intention use of e-filing. The fifth result showed that the intention use of e-filing has a significance positive effect to the actual use of e-filing.
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Teknologi internet memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap perkembangan informasi dunia. Saat ini, informasi menjadi kunci terpenting dalam kehidupan manusia. Pengaruh perkembangan dan penerapan teknologi informasi dan komunikasi tersebut sampai ke aspek-aspek lain di pemerintahan salah satunya adalah aspek perpajakan. Lembaga perpajakan menggunakan teknologi ini untuk memberikan kemudahan dalam memberikan pelayanan dan informasi kepada pelanggannya. Serupa dengan perkembangan informasi, penerimaan pajak menjadi sumber pendapatan Negara yang semakin hari semakin penting. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan Negara terbesar. Penerimaan pajak ini sangat berperan dalam kesejahteraan masyarakat di Indonesia. Menurut Direktur Jendral Pajak, A. Fuad Rahmany, "Realisasi Penerimaan pajak lima tahun terakhir mengalami kenaikan diatas 15% tiap tahunnya”. Seiring dengan hal tersebut maka berbagai usaha telah dilakukan oleh segenap aparat Direktorat Jendral Pajak dalam meningkatkan penerimaan pajak dari wajib pajak dengan cara melakukan pembaharuan-pembaharuan dalam sistem perpajakan.
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
Pembaharuan dalam sistem perpajakan ditandai dengan penerapan teknologi informasi terkini dalam pelayanan perpajakan. Peningkatan pelayanan perpajakan ini terlihat dengan dikembangkannya administrasi perpajakan modern dan teknologi informasi diberbagai aspek kegiatan. Perubahan mendasar yang berkaitan dengan modernisasi pajak terjadi diawal tahun 2005 yaitu dilaksanakannya jenis pelayanan kepada wajib pajak yang baru dalam rangka penyampaian surat pemberitahuan dan penyampaian perpanjangan surat pemberitahuan tahunan menggunakan elektronik (e-filing). Tepatnya pada tanggal 24 Januari 2005 bertepatan di Kantor Kepresidenan, Presiden Republik Indonesia bersama-sama dengan Direktorat Jendral Pajak meluncurkan produk e-filing atau Electronik Filing sytem yaitu sistem pelaporan/penyampaian pajak dengan Surat Pemberitahuan (SPT) secara elektronik (e-filing) yang dilakukan secara on-line dan realtime. Dengan adanya sistem ini, para wajib pajak akan lebih mudah menunaikan kewajibannya tanpa harus mengantri di kantor-kantor pelayanan pajak sehingga dirasa lebih efektif dan efisien. Selain itu, pengiriman data Surat Pemberitahuan (SPT) dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja, data akan dikirim langsung ke database Direktorat Jendral Pajak dengan fasilitas internet yang disalurkan melalui satu atau beberapa Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (ASP). Dengan menggunakan e-filing dapat mengurangi beban proses administrasi laporan pajak menggunakan kertas. Dengan adanya kemudahan untuk memenuhi kewajiban perpajakan diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Selain itu, transisi dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
cara penyampaian dan Pelaporan SPT dapat memudahkan dan memberi manfaat bagi Direktorat Jendral Pajak (DJP) sendiri dalam pengelolaan perpajakan. Oleh karena itu perlu dukungan semua pihak secara terus menerus agar peningkatan pelayanan kepada wajib pajak terus berjalan dan sekaligus terciptanya administrasi perpajakan yang modern. Namun saat ini belum semua wajib pajak menggunakan e-filing karena kurangnya sosialisasi dari Direktorat Jendral Pajak atau wajib pajak belum bisa menerima sebuah teknologi baru dalam pelaporan pajaknya. Wajib Pajak menganggap bahwa dalam
penggunaan
sistem
komputer
dalam
pelaporan
SPT
sangat
membingungkan dan menyulitkan, hal ini dikarenakan kemampuan wajib pajak untuk menggunakan e-filing masih minim. Padahal pelaporan SPT secara komputerisasi memiliki manfaat yang lebih besar bagi wajib pajak maupun DJP. Selain kemampuan wajib pajak, adanya perbedaan persepsi mengenai kemudahan penggunaan, persepsi kegunaan, sikap, minat, pengguna e-filing sesungguhnya dan kerumitan menjadi penentu sistem ini dapat diterima atau tidak. Sehubungan dengan hal tersebut, penelitian ini dilakukan untuk menguji perilaku penerimaan teknologi internet dalam hal ini e-filing dan mengambil sampel wajib pajak di wilayah KPP Pratama Yogyakarta karena Wajib Pajak yang menggunakan e-filing relatif masih sedikit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka yang menjadi rumusan masalah adalah sebagai berikut: 1. Apakah kerumitan (complexity) berpengaruh negatif terhadap persepsi kegunaan (perceived usefulness) dan penggunaan sesungguhnya (actual use) dalam penggunaan e-filing? 2. Apakah persepsi kegunaan (perceived usefulness) berpengaruh positif terhadap sikap terhadap penggunaan e-filing (attitude toward using) dan minat perilaku untuk menggunakan e-filing (behavioral intention to use)? 3. Apakah persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use) berpengaruh positif terhadap persepsi kegunaan (perceived usefulness) dan sikap untuk menggunakan e-filing (attitude toward using)? 4. Apakah sikap terhadap penggunaan e-filing (attitude towards using) berpengaruh positif terhadap minat perilaku untuk menggunakan e-filing (behavioral intention to use)? 5. Apakah minat perilaku untuk menggunakan e-filing (behavioral intention to use) berpengaruh positif terhadap penggunaan e-filing sesungguhnya (actual use)?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
C. Batasan Masalah Untuk saat ini fasilitas e-filing melalui Direktorat Jendral Pajak (www.pajak.go.id) diberikan hanya untuk dua jenis SPT saja, yaitu SPT tahunan orang pribadi formulir 1770S dan 1770SS oleh sebab itu, untuk menghindari penafsiran yang tidak diinginkan atas hasil penelitian, maka peneliti memfokuskan pada wajib pajak orang pribadi yang menyampaikan SPT Tahunan 1770S dan 1770SS.
D. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah: 1. Menguji pengaruh kerumitan (complexity) terhadap persepsi kegunaan (perceived usefulness) dan penggunaan sesungguhnya (actual use) dalam penggunaan e-filing. 2. Menguji pengaruh persepsi kegunaan (perceived usefulness) terhadap sikap terhadapa penggunaan e-filing (attitude toward using) dan minat perilaku untuk menggunakan e-filing (behavioral intention to use). 3.
Menguji pengaruh persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use) terhadap persepsi kegunaan (perceived usefulness) dan sikap untuk menggunakan e-filing (attitude toward using).
4. Menguji pengaruh sikap terhadap penggunaan e-filing (attitude towards using) terhadap minat perilaku untuk menggunakan e-filing (behavioral intention to use).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
5. Menguji pengaruh minat perilaku untuk menggunakan e-filing (behavioral intention to use) terhadap penggunaan e-filing sesungguhnya (actual efiling use).
E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis diharapkan dapat memberi manfaat bagi pihak-pihak yang terkait, yaitu: 1. Bagi penulis Penelitian ini sebagai sarana untuk menambah pengetahuan dan wawasan
dalam
penerapan
teori-teori
yang
diperoleh
dibangku
perkuliahan dengan keadaan sebenarnya yang terjadi dilapangan. 2. Bagi Direktorat Jendral Pajak Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi dalam membantu penerapan sistem yang baik dan efektif untuk penggunaan e-filing. 3. Bagi wajib pajak Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan wajib pajak mengenai sistem informasi dan penggunaan e-filing. 4. Bagi Universitas Sanata Dharma Penelitian ini diharapakan dapat menjadi tambahan pengetahuan kepustakaan dibidang informasi dan perpajakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
F. Sistematika Penulisan Skripsi Skripsi ini disusun atas 6 (enam) bab agar mempunyai suatu susunan yang sistematis, dapat memudahkan untuk mengetahui dan memahami hubungan antara bab yang satu dengan yang lain sebagai suatu rangkaian yang konsisten. Adapun sistematika yang dimaksud adalah: BAB I :
PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang pendahuluan yang menguraikan latar belakang ditulisnya karya ilmiah ini, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.
BAB II : LANDASAN TEORI Bab ini menguraikan landasan teori yang melandasi tiap-tiap variabel, ringkasan hasil-hasil penelitian sebelumnya yang sejenis, kerangka pemikiran, dan hipotesis. BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini menguraikan tentang deskripsi dan devinisi operasional variabel-variabel penelitian, penentuan populasi dan sampel, jenis dan sumber data, metode pendumpulan data, dan teknik analisis data. BAB IV : GAMBARAN UMUM Bab ini menguraikan tentang profil kantor pajak Pratama Yogyakarta, struktur organisasi KPP Pratama Yogyakarta, Visi, Misi dan Motto dan wajib pajak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
BAB V : ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan tentang deskripsi
data, analisis data,
interpretasi hasil data dan argumentasi terhadap hasil penelitian. BAB VI : PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan-kesimpulan yang diperoleh dari hasil pengolahan data penelitian, selain itu, dalam bab ini juga berisi saran-saran bagi penelitian lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI
A. Penerimaan Pemakai Terhadap Sistem Teknologi Informasi Penerimaan pemakai terhadap sistem teknologi informasi dapat didefinisikan sebagai kemauan yang nampak didalam kelompok pengguna untuk menerapkan sistem teknologi informasi tersebut dalam pekerjaannya. Semakin menerima sistem teknologi informasi yang baru, semakin besar kemauan pemakai untuk merubah praktik yang sudah ada dalam penggunaan waktu serta usaha untuk memulai secara nyata pada sistem teknologi informasi yang baru (Succi and Walter, 1999 dalam Shinta, 2009). Tetapi jika pemakai tidak mau menerima sistem teknologi informasi yang baru, maka perubahan sistem tersebut menyebabkan tidak memberikan keuntungan yang banyak bagi organisasi/perusahaan (Davis, l989; Venkatesh and Davis, 1996 dalan Shinta, 2009) menurutnya ada lima karakteristik dalam penerimaan teknologi yaitu: a.
Keuntungan relatif/relative advantage (teknologi menawarkan perbaikan).
b.
Kesesuaian/compatibility (konsisten dengan praktek sosial dan norma yang ada pada pemakai teknologi).
c.
Complexity (kemudahan untuk menggunakan atau mempelajari teknologi).
d.
Trialability (kesempatan untuk melakukan inovasi sebelum menggunakan teknologi itu)
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
e.
Observability (keuntungan teknologi bisa dilihat secara jelas).
Sistem informasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sistem efiling yang merupakan sebuah layanan pengiriman atau penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) secara elektronik untuk Wajib Pajak Orang Pribadi ke Direktorat Jendral Pajak melalui sebuah Application Service Provider (ASP) atau Penyedia Jasa Aplikasi dengan memanfaatkan jalur komunikasi internet secara online dan realtime. Penerapan sistem e-filing ini dapat memudahkan Wajib Pajak dalam melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) di mana dan kapan saja. Selain itu, sistem e-filing ini dapat digunakan oleh Direktorat Jendral Pajak sebagai pengendalian dalam mencegah terjadinya praktek Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN). Lina (2007) dalam Gita (2010) menyatakan bahwa jika pengguna memiliki pengalaman yang cukup memadai dalam menggunakan e-filing, maka kepercayaan diri pengguna tersebut terhadap penggunaan e-filing semakin tinggi sehingga akan menganggap pengoperasian e-filing cukup mudah. Faktor-faktor
yang mempengaruhi perilaku penerimaan dan
penggunaan sistem e-filing oleh pemakai yang terlibat langsung dalam penggunaan sistem informasi harus diperhatikan dalam penyusunan, pengembangan, dan penerapannya agar sistem e-filing berhasil dan sukses walaupun reaksi pengguna sistem e-filing seringkali tidak dapat diprediksi. Sistem informasi yang baik dan bermutu dari e-flling akan berpengaruh terhadap kebiasaan dan perilaku pengguna dalam meningkatkan kinerja individu dan organisasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
Menurut Malone (1997) dalam Gita (2010), berdasarkan teori keperilakuan, diajukan teori yang mengatakan bahwa teknologi informasi mampu mengubah hierarki dari pengambilan keputusan pada organisasi dengan cara menekan biaya yang diperlukan oleh informasi dan memperluas distribusi informasi. Terkait dengan e-filing, dengan diciptakannya e-filing dalam Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dapat merampingkan posisi-posisi dalam organisasi tersebut. Teknologi informasi mampu membawa informasi langsung dari unit-unit operasi ke atasan, dengan demikian mengurangi pekerja data yang terkait. Teknologi informasi juga dapat mendistribusikan informasi secara langsung kepada para pekerja di level yang lebih rendah. Aspek keperilakuan dalam implementasi teknologi informasi juga berkaitan dengan penerimaan pengguna terhadap teknologi informasi yang diterapkan. Teori penerimaan pengguna terhadap suatu teknologi informasi disebut Technology Acceptance Model (TAM). Beberapa model telah dibangun untuk menganalisis dan memahami faktor-faktor diterimanya penggunaan teknologi informasi. B. Theory of Reasoned Action (TRA) TRA adalah model yang secara umum menjelaskan dan memprediksi tujuan berperilaku/behavioral intentions pada berbagai setting. Model ini didasarkan atas asumsi bahwa manusia membuat keputusan rasional didasarkan atas informasi yang tersedia pada mereka. Ada tiga komponen dalam model ini yaitu behavioral intention (BI), attitude (A), and subjective norm (SN), BI = A + SN (Fishbein & Ajzen, 1975 dalam Shinta, 2009).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
Behavioral intention mengukur kekuatan tujuan untuk melakukan tindakan tertentu. Attitude menggambarkan perasaan positif atau negatif individu (menilai dampak/evaluative affect) tentang kinerja dari target suatu tindakan. Subjective norm mengarah pada persepsi seseorang tentang kebanyakan orang yang akan bertanya mengenai apakah dia harus atau tidak melakukan tindakan tersebut (Fishbein & Ajzen, 1980 dalam Jogiyanto, 2007).
Sikap terhadap perilaku (attitude towards behavior)
Minat perilaku (behavioral intention)
Perilaku (behavioral)
Norma subyektif (subjective norm)
Gambar 1: Theory of Reasoned Action (TRA) Sumber : Ajzen dan Fishbein, 1980 dalam Jogiyanto, 2007) Teori tindakan beralasan (theory of reasoned action) ini menjelaskan tahap-tahapan manusia
melakukan perilaku. Pada tahap awal, perilaku
(behavioral) diasumsikan ditentukan oleh minat (intention). Pada tahap berikutnya minat-minat dapat dijelaskan dalam bentuk sikap-sikap terhadap perilaku (attitude toward the behavioral) dan norma-norma subyektif (subjective norm). tahap ketiga mempertimbangkan sikap-sikap (attitudes) dan norma-norma subyektif (subjective norm) dalam bentuk kepercayaankepercayaan tentang konsekuensi melakukan perilakunya dan tentang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
ekspektasi- ekspektasi normatif dari orang yang direferensi (referent) yang relevan. Secara keseluruhan, berarti perilaku seseorang dapat dijelaskan dengan pertimbangan-pertimbangan kepercayaan. Karena kepercayaankepercayaan seseorang mewakili informasi yang mereka peroleh tentang dirinya sendiri dan tentang dunia disekeliling mereka, ini berarti bahwa perilaku terutama ditentukan oleh informasi ini.
C. Technology Acceptance Model (TAM) TAM merupakan adaptasi dari Theory of Reasoned Action Model (TRA) yang secara khusus telah disesuaikan dengan model penerimaan system informasi oleh pengguna (user) (Davis et al. 1986). TAM memiliki dua sisi yaitu sisi pertama atau yang biasa disebut keyakinan (beliefs) yang terdiri atas persepsi
kegunaan
(perceived
usefulness)
dan
persepsi
kemudahan
penggunaan (perceived easy of use) dan sisi yang kedua terdiri dari sikap (attitude), minat perilaku menggunakan (behavioral intention to use) dan perilaku penggunaan (usage behavioral) (Straub, 1995 dalam Shinta, 2009). Berikut adalah gambar tentang TAM:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
Perveived Usefulness (PU)
External Variables
Attitude Toward Using (ATU)
Actual System Use (AU)
Behavioral Intention to Use (BI)
Perceived Ease Of Use (PEOU)
Gambar 2 : Hubungan antar komponen dalam TAM Sumber: Davis (1986) dalam Szana (1996). TAM menjelaskan hubungan antara keyakinan (beliefs) yang terdiri atas persepsi
kegunaan
(perceived
usefulness)
dan
persepsi
kemudahan
penggunaan (perceived ease of use) dengan sikap (attitude), tujuan (intention) pemakai serta pengguaan nyata dari sistem. Perspesi kegunaan (perceived usefulness) didefinisikan oleh Davis et al. (1986)
sebagai suatu tingkat
dimana seseorang percaya bahwa penggunaan system secara khusus akan meningkatkan kinerjanya. Sedangkan persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use) didefinisikan sebagai suatu tingkat dimana seseorang percaya bahwa penggunaan sistem secara khusus akan mengarah pada suatu usaha. Wiyono (2008) menggunakan konstruk asli TAM yang dibuat oleh Davis (1989), yaitu persepsi kegunaan (perceived usefulness), persepsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
kemudahan penggunaan (perceived ease of use), sikap (attitude), minat perilaku (behavioral intention), penggunaan senyatanya (actual use) dan ditambahkan beberapa konstruk eksternal yaitu, pengalaman (experience), kerumitan (complexity), Jenis kelamin (Gender), kesukarelaan (voluntariness). Sun (2003) dalam Gardner dan Amoroso (2004) melakukan studi analisa untuk hasil-hasil penelitian modal TAM. Dari hasil studi analisa diperoleh hasil bahwa persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use) menunjukkan hubungan yang signifikan dengan persepsi kegunaan (Perceived Usefulness) pada 15 hasil penelitian, tapi ada 2 hasil penelitian yang menunjukkan tidak signifikan. Faktor gender dan pengalaman merupakan faktor eksternal yang berdampak pada persepsi kegunaan (Perceived Usefulnes). Sun, Heshan dan Zhang, Ping., (2006) dalam Shinta (2009) juga melakukan studi analisa lagi pada 54 artike jurnal diperoleh hasil sebagai berikut: 1. Construct berbeda-beda, sebagai contoh beberapa studi menggunakan attitude sedangkan yang lain menggunakan behavioral intension dan actual usage sebagai indikator penerimaan pemakai. 2. Untuk beberapa hubungan utama hasilnya tidak konsisten, sebagai contoh pada beberapa penelitian perceived ease of use mempunyai hubungan yang signifikan dengan behavioral intention sedangkan pada beberapa penelitian yang lain tidak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
D. Persepsi Persepsi adalah bagaimana seseorang melihat atau menginterprestasikan suatu kejadian, objek dan manusia. Individu bertindak berdasarkan pada persepsinya tanpa memperhatikan apakah persepsi tersebut akurat atau tidak dalam meggambarkan kenyataan. Penjelasan mengenai kenyataan mungkin akan sangat berbeda dari
individu yang satu dengan individu yang lain.
Persepsi didefinisikan dalam kamus besar bahasa Indonesia (1995) sebagai tanggapan atau penerimaan langsung dari sesuatu atau proses seseorang mengetahuai beberapa hal melalui panca indera. Persepsi bersifat sangat subyektif dan situasional karena bergantung pada suatu kerangka ruang dan waktu. Persepsi ditentukan oleh faktor personal (sikap, motivasi, kepercayaan, pengalaman dan pengharapan) dan faktor situasional (waktu, keadaan sosial dan tempat kerja). Berdasarkan beberapa definisi diatas, persepsi merupakan suatu proses aktivitas seseorang dalam memberikan kesan, penilaian dan pendapat tehadap suatu objek berdasarkan informasi yang diterima. Persepsi dalam penelitian ini adalah suatu proses penilaian seseorang terhadap sistem e-filing. 1. Persepsi Kegunaan (Perceived Usefulness) Persepsi
kegunaan
(perceived
usefulness)
merupakan
suatu
tingkatan dimana seseorang percaya bahwa pengguna suatu sistem tertentu akan dapat meningkatkan kinerjanya (“as the extent to which a person believes that using a technology will enhance her or his performance”) (Davis, 1989 dalam Jogiyanto, 2007)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
2. Persepsi Kemudahan Penggunaan (Perceived Ease of Use) Suatu sistem informasi dapat dikatakan berkualitas jika sistem tersebut dirancang untuk memenuhi kepuasan pengguna melalui kemudahan dalam menggunakan sistem informasi tersebut. Persepsi kemudahan penggunaan (perveived ease of use) merupakan tingkat dimana seseorang percaya bahwa teknologi mudah untuk dipahami. Davis (1989) mengungkapakan kemudahan yang dipersepsikan adalah tingkat dimana seseorang percaya bahwa penggunaan suatu sistem tertentu dapat menjadikan orang tersebut bebas dari uasaha (free of effort). Bebasa dari usaha yang dimaksud adalah bahwa saat seseorang menggunkan sistem, ia hanya memerlukan sedikit waktu untuk mempelajari sistem tersebut karena sistem tersebut sederhana, tidak rumit, dan mudah dipahami, sudah dikenal (familiar). 3. Sikap Terhadap Menggunakan (Attitude Toward Using) Menurut Davis et al. (1989), “sikap (attitude) merupakan cermin perasaan suka atau tidak suka tentang kinerja dari target perilaku yang telah dilakukan (“an individual’s positive or negative feelings about performing the target behavioral”)”. Sikap terhadap perilaku (attitude towards behavioral) juga didefinisikan oleh Mathieson (1991), “sebagai evaluasi pemakai tentang ketertarikannya menggunakan sistem (“the user’s evaluation of the desirability og his or her using the system”.)”. Mathieson, (1991) juga menemukan variabel attitude secara statistik signifikan untuk menjelaskan variabel behavior intention to use. Shinta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
(2009) juga mendapatkan hasil yang sama yaitu variabel attitude mempunyai hubungan yang kuat dengan variabel behavior intention to use. 4. Minat Perilaku (Behavioral Intention) Minat perilaku (behavioral intention) adalah suatu keinginan seseorang untuk melakukan suatu perilaku tertentu. Minat-itensi berhubungan dengan perilaku-perilaku atau tindakan-tindakan volitional dan dapat memprediksi mereka dengan akurasi yang tinggi. Akan tetapi, minat-minat dapat berubah menurut waktu. Semakin lebar interval waktu, semakin mungkin terjadi perubahan-perubahan di minat-minat. Suatu pengukur dari minat yang diperoleh sebelum perubahan terjadi tidak dapat diharapkan memprediksi perilaku secara akurat. Akurasi dari prediksi biasanya akan menurun dengan jumlah waktu yang terjadi antara pengukuran minat tersebut dengan observasi dari perilaku. 5. Penggunaan Sesungguhnya (Actual Use) “Penggunaan sesungguhnya (actual use) adalah kondisi nyata penggunaan sistem (Davis, 1989)”. Seseorang akan puas menggunakan sistem jika mereka meyakini bahwa sistem tersebut mudah digunakan dan akan meningkatkan produktifitas mereka, yang tercermin dari kondisi nyata penggunaan (Natalia Tangke, 2004). 6. Kerumitan (Complexity) Kerumitan (complexity) didefinisikan sebagai seberapa sulit suatu teknologi komputer untuk dipahami dan digunakan yang dipersiapkan oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
pemakai (Rogers dan Shoemaker, 1971). Davis (1989) dan Igbaria et al. (1996) mengukur kerumitan ini dalam bentuk waktu yang dihabiskan untuk melakukan tugas-tugas, integrasi dari hasil Komputer
kedalam
pekerjaan yang sedang dilakukan, dan vulnerability. Thompson et al. (1991) menemukan bahwa semakin rumit suatu inovasi, semakin rendah tingkat penerimaan inovasi tersebut.
E. E-Filing E-filig adalah sebuah layanan pengiriman atau penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) secara elektronik ke Direktorat Jendral Pajak melalui sebuah ASP (Application Service Provider atau Penyedia Jasa Aplikasi) dengan memanfaatkan jalur komunikasi internet secara online real time, sehingga Wajib Pajak (WP) tidak perlu lagi melakukan pencetakan semua formulir laporan dan menunggu tanda terima secara manual. Online berarti bahwa Wajib Pajak dapat melaporkan pajak melalui internet dimana saja dan kapan saja, sedangkan kata realtime berarti bahwa konfirmasi dari Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dapat diperoleh saat itu juga apabila data-data Surat Pemberitahuan (SPT) yang diisi dengan lengkap dan benar telah sampai dikirim secara elektronik. E-filing ini sengaja dibuat agar tidak ada persinggungan Wajib Pajak dengan aparat pajak dan kontrol Wajib Pajak bisa tinggi karena merekam sendiri SPT nya. E-filing ini bertujuan mencapai transparansi dan bisa menghilangkan praktek-praktek Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
Direktorat Jenderal Pajak telah mengeluarkan sebuah peraturan mengenai efiling ini yaitu Peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor PER-47/PJ./2008 tentang Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan dan Penyampaian Pemberitahuan Perpanjangan Surat Pemberitahuan Tahunan secara Elektronik (e-filing) melalui Penyedia Jasa Aplikasi (ASP). Wajib Pajak tidak perlu lagi datang ke Kantor Pelayanan Pajak jika sudah menggunakan fasilitas e-filing sehingga penyampaian SPT menjadi lebih mudah dan cepat. Hal ini karena pengiriman data SPT dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja serta dikirim langsung ke database Direktorat Jenderal Pajak dengan fasilitas internet yang disalurkan melalui satu atau beberapa perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (ASP) yang ditunjuk oleh Direktorat Jenderal Pajak. E-filing mempermudah penyampaian SPT dan memberi keyakinan kepada Wajib pajak bahwa SPT itu sudah benar diterima Direktorat Jenderal Pajak serta keamanan jauh lebih terjamin. Alat kelengkapan e-filing meliputi Penyedia Jasa Aplikasi (ASP), Surat permohonan memperoleh e-FIN, e-FIN atau Electronic Filling Identification Number, Digital Certificate, e-SPT, bukti penerimaan E-SPT. Penjelasan mengenai alat kelengkapan e-filling adalah sebagai berikut: ASP atau Application Service Provider atau Penyedia Jasa Aplikasi adalah perusahaan yang telah ditunjuk oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP) yang dapat menyalurkan penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) secara elektronik langsung ke Direktorat Jenderal Pajak (DJP). Surat Permohonan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
memperoleh e-FIN adalah surat yang diajukan oleh Wajib Pajak sebagai permohonan untuk melaksanakan e-filing. e-FIN atau Electronic Filling Identification Number adalah nomor identitas yang diberikan oleh Kantor Pelayanan Pajak (KPP) tempat terdaftar kepada Wajib Pajak (WP) yang mengajukan permohonan e-filing. E-FIN ini tidak sama dengan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Digital Certificate adalah sebuah sertifikat berbentuk digital yang diberikan oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP) untuk kepentingan pengamanan data SPT. Sertifikat ini mirip dengan sertifikat yang diberikan oleh pihak yang berkompeten untuk menjamin validitas transaksi saat melakukan pembayaran secara on-line. Sertifikat ini digunakan untuk proteksi data SPT dalam bentuk encryption (pengacakan) sehingga hanya bisa dibaca oleh sistem tertentu (dalam hal ini sistem penerimaan SPT ASP dan Direktorat Jenderal Pajak) dengan nama dan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) tertentu pula. e-SPT adalah Surat Pemberitahuan Masa atau Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) yang berbentuk formulir elektronik (Compact Disk) yang merupakan pengganti lembar manual SPT. E-SPT ini tersedia untuk berbagai jenis laporan dan dapat diperoleh di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dimana wajib pajak terdaftar. E-SPT ini juga dapat dibeli melalui layanan pajak. Bukti Penerimaan SPT Elektronik adalah bukti penerimaan Surat Pemberitahuan (SPT) yang dikirimkan lewat Penyedia Jasa Aplikasi (ASP) secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
on-line. Fungsi bukti penerimaan ini adalah sama dengan bukti penerimaan SPT secara off line. Berikut ini merupakan prosedur penggunaan e-filling adalah sebagai berikut: 1. Wajib Pajak menyampaikan Surat Permohonan memperoleh e-FIN atau melaksanakan e-filing kepada Direktorat Jenderal Pajak yaitu kepada Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar. 2. Direktorat Jenderal Pajak via Kantor Pelayanan Pajak memberikan e-FIN 3. Wajib Pajak mendaftar ke Penyedia Jasa Aplikasi (ASP) dan meminta Digital Certificate ke Direktorat Jenderal Pajak melalui Penyedia Jasa Aplikasi (ASP) 4. Direktorat Jenderal Pajak melalui Kantor Pelayanan Pajak memberikan Digital Certificate melalui Penyedia Jasa Aplikasi (ASP) 5. Wajib Pajak melakukan e-filing ke Penyedia Jasa Aplikasi (ASP) yang diteruskan ke Kantor Pelayanan Pajak 6. Direktorat Jenderal Pajak melalui Kantor Pelayanan Pajak memberikan bukti penerimaan e-SPT yang mengandung informasi berupa : NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak), tanggal transaksi, jam transaksi, Nomor Transaksi Penyampaian SPT (NTPS), Nomor Transaksi Pengiriman ASP (NTPA), nama ASP. Wajib Pajak menyampaikan print out dari Penyedia Jasa Aplikasi (ASP) berupa induk SPT yang sudah diberi bukti penerimaan elektronik, ditandatangani dan dilampiri sesuai ketentuan Kantor Pelayanan Pajak. Penyampaian Surat Pemberitahuan secara elektronik (e-filing) dapat dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
selama 24 (dua puluh empat) jam sehari dan 7 (tujuh) hari seminggu dengan standar waktu adalah Waktu Indonesia Bagian Barat. Dengan demikian, Surat Pemberitahuan yang disampaikan secara elektronik (e-filing) pada akhir batas waktu penyampaian Surat Pemberitahuan yang telah jatuh pada hari libur, dianggap disampaikan tepat waktu. Untuk saat ini fasilitas e-filing melalui www.pajak.go.id diberikan hanya untuk 2 jenis SPT saja, yaitu: 1) SPT Tahunan OP Formulir 1770S Bagi wajib pajak yang mempunyai penghasilan dari satu atau lebih pemberi kerja; dari dalam negeri lainnya; dan/atau yang dikenakan Pajak Penghasilan final dan/atau bersifat final) dan; 2) SPT Tahunan OP Formulir 1770SS Bagi wajib pajak yang mempunyai penghasilan hanya dari satu pemberi kerja dengan jumlah penghasilan bruto dari pekerjaan tidak lebih dari Rp60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah) setahun dan tidak mempunyai penghasilan lain kecuali penghasilan berupa bunga bank dan/atau bunga koperasi). Melaporkan SPT kini bisa dilakukan 24 jam sehari dan 7 hari seminggu dan dapat dilakukan di mana saja sepanjang Anda terhubung dengan internet dan dapat mengakses ke www.pajak.go.id Anda Tidak perlu membayar untuk layanan pengiriman SPT melalui website ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
F. Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (ASP) Dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan secara online (e-Filing) Wajib Pajak dapat menggunakan jasa dari Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (Application Service Provider) yang ditunjuk oleh Direktorat Jenderal Pajak. Syarat-syarat perusahaan penyedia jasa aplikasi yang dapat ditunjuk oleh Direktorat Jenderal Pajak, yaitu : 1. Berbentuk badan 2. Memiliki izin usaha penyedia jasa aplikasi 3. Mempunyai Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP) 4. Menandatangani perjanjian dengan Direktorat Jenderal Pajak Perusahaan penyedia jasa aplikasi yang memenuhi syarat-syarat di atas, dapat mengajukan permohonan kepada Direktorat Jenderal Pajak agar ditunjuk sebagai perusahaan penyedia jasa aplikasi yang dapat menyalurkan Surat Pemberitahuan secara online (e-Filing). Terdapat 4 perusahaan penyedia jasa aplikasi yang ditunjuk oleh Direktorat Jenderal Pajak, antara lain : 1. PT. Garuda Mitra Utama (www.laporpajak.com) 2. PT. Mitra Pajakku (www.pajakku.com) 3. PT. Travelgare Indonesia (www.layananpajak.com) 4. PT. Sarana Prima Telematika (www.SPT.co.id) Menurut keputusan Direktorat Jenderal Pajak No.KEP-05/PJ/2005 Tentang Tatacara Penyampaian Surat Pemberitahuan Secara Elektronik (e-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
Filing) Melalui Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (ASP), yang dimaksud dengan : a. Surat Pemberitahuan adalah Surat Pemberitahuan Masa atau Surat Pemberitahuan Tahunan yang berbentuk formulir elektronik dalam media komputer (e-SPT). b. Penyampaian Surat Pemberitahuan secara elektronik (e-Filing) adalah suatu cara penyampaian Surat Pemberitahuan yang dilakukan melalui sistem online yang real time. c. Penyedia Jasa Aplikasi atau Application Service Provider (ASP) adalah Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi yang telah ditunjuk oleh Direktorat Jenderal Pajak sebagai perusahaan yang dapat menyalurkan penyampaian Surat Pemberitahuan secara elektronik ke Direktorat Jenderal Pajak d. Electronic Filing Identification Number (EFIN) adalah nomor identitas yang diberikan oleh Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar kepada Wajib Pajak yang mengajukan permohonan untuk menyampaikan Surat Pemberitahuan secara e-Filing. e. Sertifikat (Digital Certificate) adalah alat yang berfungsi sebagai pengaman data Wajib Pajak dalam setiap proses e-Filing melalui suatu ASP kepada Direktorat Jenderal Pajak. f.
Kode Aktivasi adalah kode yang diberikan kepada Wajib Pajak untuk mengaktifkan software e-SPT.
g. NTPA (Nomor Transaksi Pengiriman ASP) adalah bukti penerimaan Surat Pemberitahuan secara elektronik oleh ASP.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
h. NTPS (Nomor Transaksi Penyampaian SPT) adalah bukti penerimaan Surat Pemberitahuan secara elektronik yang menyatakan bahwa Surat Pemberitahuan telahditerima oleh Direktorat Jenderal Pajak. G. Penelitian Yang Relevan Davis et al. (1989) mengembangkan model Technology Acceptance Model (TAM) untuk meneliti faktor-faktor determinan dari penggunaan Teknologi Informasi oleh pengguna. Menurut Davis, penggunaan Teknologi Informasi dipengaruhi oleh minat (intention) pemanfaatan Teknologi Informasi. Dalam penelitian Davis, minat ini dipengaruhi oleh perceived usefulness dan perceived ease of use. DeLone dan McLean (1992) melakukan studi yang mendalam mengenai kesuksesan sistem informasi menyatakan bahwa kesuksesan sistem informasi dipengaruhi oleh perceived information quality dan perceived system quality merupakan prediktor yang signifikan bagi user satisfaction. User satisfaction juga merupakan prediktor yang signifikan bagi intended use dan perceived individual impact. Penelitian tentang sistem e-filling juga telah dilakukan yaitu mengenai penerimaan Wajib Pajak terhadap penggunaan e-filling dengan menggunakan model Technology Acceptance Model (TAM) yang berbeda variabel. Studi yang dilakukan Wiyono (2008) terhadap para Wajib Pajak yang telah mencoba atau menggunakan e-filling di Indonesia menunjukkan hasil bahwa sikap penggunaan e-filling berpengaruh signifikan terhadap minat perilaku penggunaan e-filling. Kerumitan berpengaruh signifikan terhadap penggunaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
senyatanya, sedangkan kerumitan tidak berpengaruh signifikan terhadap persepsi kegunaan. Pengalaman tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap persepsi kegunaan maupun minat perilaku. Jenis kelamin hanya berpengaruh signifikan pada persepsi kemudahan. Persepsi kemudahan berpengaruh signifikan terhadap sikap dan persepsi kegunaan. Sedangkan persepsi kegunaan terhadap penggunaan actual tidak signifikan pada tingkat kepercayaan. Persepsi kegunaan berpengaruh signifikan pada tingkat kepercayaan 90% terhadap sikap Wajib Pajak. Persepsi kegunaan berpengaruh signifikan terhadap minat perilaku Wajib Pajak. Sedangkan minat perilaku, persepsi kegunaan, dan kesukarelaan tidak berpengaruh signifikan terhadap penggunaan e-filling. Gita (2010) juga melakukan studi empiris terhadap perilaku penerimaan wajib pajak terhadap penggunaan e-filling di wilayah kota Semarang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Information quality mempunyai pengaruh positif terhadap user Satisfaction, System quality berpengaruh
positif
terhadap
user
satisfaction,
Information
Quality
berpengaruh positif terhadap use, System quality berpengaruh positif terhadap use, User Satisfaction berpengaruh positif terhadap use, Use berpengaruh positif terhadap user satisfaction, Use memiliki pengaruh yang positif terhadap individual impact, User satisfaction berpengaruh positif terhadap individual
impact,
organizational impact.
Individual
impact
berpengaruh
positif
terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
Penelitian Tjhai (2003) menggunakan variabel kesesuaian tugas (job fit) sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi pemanfaatan teknologi oleh akuntan publik. Tjai juga menggunakan variabel kerumitan, variabel yang juga digunakan oleh Wiyono (2008) serta Amoroso dan Gadner (2004) sebagai faktor yang mempengaruhi pemanfaatan teknologi. Kharisma (2011) melakukan penelitian terhadap karyawan perusahaan penggunaan software akuntansi MYOB. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Kharisma menunjukkan hasil bahwa pengalaman tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap persepsi kegunaan maupun persepsi kemudahan penggunaan. Kerumitan tidak berpengaruh signifikan terhadap persepsi kegunaan maupun persepsi kemudahan penggunaan. Sedangkan kesesuaian tugas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap persepsi kegunaan, persepsi kemudahan penggunaan memliki pengaruh yang signifikan terhadap persepsi kegunaan.
Persepsi
kegunaan
dan
persepsi
kemudahan
penggunaan
berpengaruh signifikan terhadap sikap terhadap penggunaan. Persepsi kegunaan berpengaruh signifikan terhadap minat perilaku penggunaan. Sikap terhadap penggunaan berpengaruh signifikan terhadap minat perilaku penggunaan. Minat perilaku penggunaan berpengaruh signifikan terhadap penggunaan senyatanya. Shinta (2009)
melalukan penelitian penerimaan Sistem Informasi
iCons pada karyawan PT. Bank Negara Indonesia (persero) Tbk. Di Kota Semarang dengan menggunakan Technology Acceptance Mode. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Self-Efficacy mempunyai hubungan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
positif dengan perceived usefullnes dalam penggunaan sistem informasi iCons. Self-Efficacy mempunyai hubungan yang positif dengan perceived ease of use sistem informasi iCons. Perceived ease of use tidak berhubungan dengan Perceived usefulness dalam penggunaan sistem informasi iCons. Perceived ease of use tidak berhubungan dengan attitude dalam penggunaan sistem informasi iCons. Perceived usefullness mempunyai hubungan yang positif dengan attitude dalam penggunaan sistem informasi iCons. Perceived usefulness tidak berhubungan dengan Behavioral Intention to use sistem informasi iCons. Attitude tidak mempunyai hubungan dengan behavioral intention to use sistem informasi iCons. Internalization tidak berpengaruh terhadap behavioral intention to use sistem iCons. Internalization tidak berpengaruh terhadap attitude pengguna sistem iCons. Internalization tidak berpengaruh terhadap perceived ease of use pengguna sistem iCons. Internalization tidak berpengaruh terhadap perceived usefullness pengguna sistem iCons. Identification tidak berpengaruh terhadap behavioral intention to use sistem informasi iCons. Identification berpengaruh positif terhadap attitude sistem informasi iCons. Identification berpengaruh positif terhadap perceived ease of use pengguna sistem iCons. Identification berpengaruh positif terhadap perceived usefullness pengguna sistem iCons. Compliance tidak berpengaruh terhadap behavioral intention to use informasi pada iCon.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
H. Partial Least Square (PLS) Partial Least Square merupakan metode analisis yang powerful karena dapat diterapkan pada semua skala data, tidak membutuhkan banyak asumsi dan ukuran sampel tidak harus besar. PLS selain dapat digunakan sebagai konfirmasi teori juga dapat digunakan untuk membangun hubungan yang belum ada landasan teorinya atau untuk pengujian proposisi (Ghozali, 2006). PLS digunakan untuk mengetahui kompleksitas hubungan suatu konstruk dan konstruk yang lain, serta hubungan suatu konstruk dan indikator –indikatornya. PLS didefinisikan oleh dua persamaan, yaitu inner model dan outer model. Inner model menentukan spesifikasi hubungan antara konstruk dan konstruk
yang lain, sedangkan outer model menentukan spesifikasi
hubungan antara konstruk dan indkator-indikatornya. Konstruk terbagi menjadi dua yaitu konstruk eksogen dan konstruk endogen. Konstruk eksogen merupakan konstruk penyebab, konstruk yang tidak dipengaruhi oleh konstruk lainnya . konstruk eksogen memberikan efek kepada konstruk lainnya, sedangkan konstruk endogen merupakan konstruk yang dijelaskan oleh konstruk eksogen. Konstruk endogen adalah efek dari konstruk endogen (Yamin dan Kurniawan, 2009) dalam Denny (2012). 1. Ciri-ciri model Indikator reflektif: a. Arah hubungan kausalitas dari konstruk ke indikator. b. Antar indikator diharapkan saling berkorelasi (instrumen harus memiliki internal consistency reliability).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
c. Menghilangkan satu indikator, tidak akan merubah makna dan arti konstruk yang diukur. d. Kesalahan pengukuran (error) pada tingkat indikator. Contoh Indikator reflektif :
VARIABEL LATEN
INDIKATOR
INDIKATOR
Gambar 3 : Indikator Refleksif Sumber : Wiyono (2011: 397)
2. Ciri-ciri model indikator formatif : a. Arah hubungan kausalitas dari indikator ke konstruk. b. Antar indikator diasumsikan tidak berkorelasi (tidak diperlukan uji reliabilitas konsistensi internal). c. Menghilangkan satu indikator berakibat merubah makna dari konstruk. d. Kesalahan pengukuran berada pada tingkat variabel laten (zeta)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
Contoh Indikator formatif :
VARIABEL LATEN
INDIKATOR
INDIKATOR
Gambar 4: Indikator Formatif Sumber : Wiyono (2011: 397)
1. PEMODELAN di dalam PLS: a. Inner model model struktural yang menghubungkan antar konstruk. b. Outer model model pengukuran yang menghubungkan indikator dengan konstruknya. 2. Langkah – langkah dalam PLS : a. Merancang Model Struktural (inner model). b. Merancang Model Pengukuran (outer model). c. Mengkonstruksi Diagram Jalur. d. Konversi Diagram Jalur ke Sistem Persamaan. e. Estimasi: Koef. Jalur, Loading dan Weight. f. Evaluasi Goodness of Fit. g. Pengujian Hipotesis (Resampling Bootstraping). Tujuan PLS adalah membantu peneliti untuk tujuan prediksi. Model formalnya mendefinisikan variabel laten adalah linear agregat dari indikator-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
indikatornya. Weight estimate untuk menciptakan komponen skor variable laten didapat berdasarkan bagaimana inner model (model struktural yang menghubungkan antar variabel laten) dan outer model (model pengukuran yaitu hubungan antara indikator dengan konstruknya) dispesifikasi (Ghozali, 2006). Estimasi parameter yang didapat dengan PLS dapat dikategorikan menjadi tiga. Pertama, adalah weight estimate yang digunakan untuk menciptakan skor variabel laten. Kedua, mencerminkan estimasi jalur (path estimate) yang menghubungkan variabel laten dan antar variabel laten dan indikatornya (loading). Ketiga, berkaitan dengan means dan lokasi parameter (nilai konstanta regresi) untuk indikator dan variabel laten. Untuk memperoleh ketiga estimasi ini, PLS menggunakan proses iterasi tiga tahap dan setiap tahap iterasi menghasilkan estimasi. Tahap pertama, menghasilkan weight estimate, tahap kedua menghasilkan estimasi untuk inner model dan outer model, dan tahap ketiga menghasilkan estimasi means dan lokasi (Ghozali, 2006). 1. Model Pengukuran atau Outer Model Model ini digunakan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas dari indikator. Indikator dalam penelitian ini adalah reflektif karena indikator varibel laten mempengaruhi indikatornya, untuk itu digunakan 3 cara pengukuran, yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
a. Convergent validity : dinilai berdasarkan korelasi antara item skor/komponen skor dengan konstruk skor yang dihitung dengan PLS, Korelasi dikatakan tinggi jika melebihi 0,70. b. Discriminant validity : dinilai berdasarkan cross loading pengukuran dengan konstruk. Jika korelasi konstruk dengan item pengukuran lebih besar daripada ukuran konstruk lainnya, maka akan menunjukkan bahwa konstruk laten memprediksi ukuran pada blok yang lebih baik dari pada ukuran blok lainnya. Direkomendasikan nilai AVE harus lebih besar 0,50 (Fornnel dan Larcker, 1981 dalam Ghozali, 2006). Jika semua indikator di standardized, maka ukuran ini sama dengan average communalities dalam blok. Fornnel dan Larcker (1981) menyatakan bahwa pengukuran ini dapat digunakan untuk mengukur reabilitas component score variabel laten dan hasil lebih konservatif di bandingkan dengan composite reability (ρс). Direkomendasikan nilai AVE harus lebih besar 0,50. c. Composite realibility : dengan mengunakan output yang dihasilkan PLS. Nilai dari composite realibity harus diatas 0,70 2. Model Struktural atau Inner Model Inner model (inner relation, structural model dan substantive theory) menggambarkan hubungan antar variabel laten berdasarkan pada teori substantif. Model struktural dievaluasi dengan menggunakan Rsquare untuk konstruk dependen, Stone-GeisserQ-square test untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
predictive relevance dan uji t serta signifikansi dari koefisien parameter jalur struktural.
I. Pengembangan Hipotesis Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Andrianto Sugiartono Wiyono (2008) tentang Evaluasi Penerimaan Wajib Pajak Terhadap Penggunaan e-filing Sebagai Sarana Pelaporan Pajak Secara On-line dan Realtime. Konstruk-konstruk pada penelitian tentang e-filing ini terdiri dari satu konstruk eksternal yang dikembangkan oleh Andrianto Sugiartono Wiyono (2008) dan Amoroso dan Gardner (2004) yaitu kerumitan (complexity), 4 (empat) konstruk original TAM yang dikembangkan oleh Davis et al. (1989). kerumitan (complexity)
Persepsi Kegunaan (perceived usefulness) Sikap penggunaan (Attitude towards using)
Minat Perilaku (Behavioral intention)
Persepsi Kemudahan (Perceived Ease of use)
Gambar 5: Skema Kerangka Pemikiran Sumber: Gambar diolah
Penggunaan Senyatanya (Actual use)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
1. Pengaruh kerumitan (complexity) terhadap persepsi kegunaan (usefulness) dan penggunaan sesungguhnya (actual use) Kerumitan didefinisikan sebagai seberapa sulit suatu teknologi komputer untuk dipahami dan digunakan yang dipersepsikan oleh pemakai (Rogers dan Shoemaker, 1971). Davis (1996) dan Igbaria et al. (1996) mengukur kerumitan ini dalam bentuk waktu yang dihabiskan untuk melakukan tugas-tugas, integrasi dari hasil komputer kedalam pekerjaan yang sedang dilakukan, dan vulnerability. Thompson et al. (1991) menemukan bahwa semakin rumit suatu inovasi, maka semakin rendah tingkat peneriamaan inovasi tersebut. Dari hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh Gardner dan Amoroso (2004) menemukan bahwa kerumitan (complexity) berpengaruh negatif terhadap persepsi kegunaan (perceived usefulness) dan penggunaan sesungguhnya (actual use). Penggunaan suatu teknologi informasi dapat di tunjukan dalam konteks penerimaan atas inovasi, jika suatu inovasi semakin sulit untuk dipahami dan digunakan maka akan menurunkan fungsi dan kegunaan dari suatu inovasi tersebut yang mempengaruhi keputusan pemakai untuk menggunakan. maka hasil ini mendukung sebuah hubungan yang negatif antar kompleksitas dengan penggunaan teknologi informasi. Peneliti ingin menguji kembali hubungan antara kerumitan terhadap penggunaan sesungguhnya dan persepsi kegunaan. H1a: Kerumitan (complexity) berpengaruh negatif terhadap persepsi kegunaan (perceived usefulness) dalam penggunaan e-filing.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
H1b: Kerumitan (complexity) berpengaruh negatif terhadap penggunaan sesungguhnya (actual use) dalam penggunaan e-filing.
2. Pengaruh persepsi kegunaan (perceived usefulness) terhadap sikap untuk menggunakan e-filing (attitude toward using) dan minat perilaku untuk menggunakan e-filing (behavioral intention to use) Persepsi kegunaan (perveived usefulness) adalah sejauh mana individu percaya bahwa dengan menggunakan teknologi dapat membantu meningkatkan kinerja tugasnya (Gardner & Amoroso, 2004). Davis (1989) mendefinisikan
persepsi
kegunaan
(perceived
usefulness)
sebagai
tingkatan sejauh mana seseorang yakin bahwa menggunakan sebuah sistem akan meningkatkan kinerjanya. Penelitian Davis, et al (1989) menunjukkan bahwa persepsi kegunaan (perceived usefulness) dengan pemakaian (usage) mempunyai hubungan yang kuat. Dari definisinya, diketahui bahwa persepsi kegunaan (perceived usefulness) merupakan suatu kepercayaan (belief) tentang proses pengambilan keputusan. Dengan demikian jika seseorang merasa percaya bahwa sistem informasi berguna maka dia akan menggunakannya. Sebaliknya jika seseorang merasa percaya bahwa sistem informasi kurang berguna maka dia tidak akan menggunakannya. Pernyataan Sun (2003) mendukung hasil penelitian Davis (1989) bahwa hubungan perceived usefulness dengan attitude, behavior intention to use mempunyai hasil yang konsisten. ini dapat dilihat dari hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
penelitiannya, 8 studi memperoleh hasil bahwa persepsi kegunaan (perceived usefulness) mempunyai hubungan yang signifikan dengan attitude, 13 studi memperoleh hasil bahwa persepsi kegunaan (perceived usefulness) mempunyai hubungan yang signifikan dengan
behavior
intention to use. Wiyono (2008) menguji pengaruh persepsi kegunaan terhadap penggunaan e-filing diwalayah kota semarang. Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa sikap dan minat dipengaruhi oleh persepsi kegunaan (Perceived usefulness). Dalam penelitian ini peneliti ingin menguji kembali hubungan antara persepsi kegunaan (perceived usefulness) terhadap sikap menggunakan (attitude toward using) dan minat perilaku menggunakan (behavioral intention to use).
Atas dasar ini, maka
dikembangkan hipotesis sebagai berikut: H2a: Persepsi kegunaan (perceived usefulness) berpengaruh positif terhadap sikap menggunakan e-filing (attitude toward using) H2b: Persepsi kegunaan (perceived usefulness) berpengaruh positif terhadap minat perilaku untuk menggunakan e-filing (behavioral intention to use)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
3. Pengaruh persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use) terhadap persepsi kegunaan (perceived usefulness) dan sikap untuk menggunakan e-filing (attitude toward using). Persepsi kemudahan penggunaan e-filing (perceived ease of use e-filing) didefinisikan sebagai suatu tingkat kepercayaan individu bahwa dengan menggunakan teknologi akan membawa mereka terbebas dari usaha secara fisik dan mental (Gardner & Amoroso, 2004). Menurut konsep TAM, attitude secara bersama-sama dipengaruhi oleh perceived usefullness, perceived ease of use dan variabel eksternal seperti commitment to system use dan self efficacy, (Warsaw et al, 1989 dalam Shinta, 2009) Persepsi
kemudahan
penggunaan
(perceived
ease
of
use)
berpengaruh terhadap persepsi kegunaan (perceived usefulness), sikap (attitude), minat (intention), dan pengguna sesungguhnya (actual use) (Chau, 1996). Davis et al. (1989) membuktikan bahwa persepsi kemudahan penggunaan (Perceived ease of use) mempunyai dampak baik secara langsung atau tidak langsung pada persepsi kegunaan (perceived usefulness), melalui attitude. Menururt
Davis
(1989),
persepsi
kemudahan
penggunaan
(perceived ease of use) menjelaskan persepsi user terhadap usaha yang diperlukan
untuk
memanfaatkan
sebuah
sistem.
Davis
(1989)
menambahkan jika seseorang cenderung menggunakan sebuah sistem, apabila mereka percaya bahwa sistem akan membantu dalam mencapai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
kinerja yang diinginkan. Meskipun demikian, kepercayaan terhadap manfaat sistem tidak akan membantu dalam pemanfaatan apabila mereka meyakinan bahwa sistem sulit digunakan sehingga usaha ekstra yang dikeluarkan untuk mencapai kinerja tidak sepadan dengan hasil yang dicapai. Hal ini menunjukkan bahwa perceived ease of use mempengaruhi perceived usefulness dan attitude. Atas dasar ini, maka dikembangkan hipotesis sebagai berikut: H3a : Persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use) berpengaruh positif terhadap persepsi kegunaan (perceived usefulness) dalam penggunaan e-filing. H3b : Persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use) berpengaruh positif terhadap sikap untuk menggunakan e-filing (attitude toward using).
4.
Pengaruh sikap menggunakan e-filing (attitude towards using) terhadap minat perilaku untuk menggunakan e-filing (behavioral intention to use) Sikap terhadap perilaku (attitude towards behavior) didefinisikan oleh Davis et al. (1989) sebagai perasaan positif atau negatif dari seseorang jika harus melakukan perilaku yang akan ditentukan (“an individual’s positive or negative feelings about performing the target behavior”). Sikap terhadap perilaku (attitude towards behavior) juga didefinisikan oleh Mathieson, (1991) sebagai evaluasi pemakai tentang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
ketertarikannya menggunakan system (“the user’s evaluation of the desirability of his or her using the system”) dan juga menemukan variabel sikap (attitude) secara statistik signifikan untuk menjelaskan variabel minat perilaku menggunakan (behavior intention to use). Wiyono (2008) juga mendapatkan hasil yang sama yaitu variabel sikap (attitude) mempunyai hubungan yang kuat dengan variabel minat perilaku menggunakan (behavior intention to use). Sun (2003) melakukan penelitian untuk menganalisis TAM. Dia menemukan hasil bahwa dari hasil-hasil penelitian sebelumnya untuk hubungan attitude dengan behavior intention to use menunjukkan hasil bahwa dari hasil penelitan terdapat 3 penelitian yang signifikan sedangkan yang tidak signifikan ada 4 penelitian. Kharisma (2011) secara empris juga membuktikan bahwa attitude mempengaruhi minat perilaku penggunaan MAYOB (behavioral intention to use). Hal ini menunjukkan bahwa perilaku seseorang mempengaruhi mereka dalam memutuskan untuk menggunakan atau tidak menggunakan sebuah sistem/teknologi. Atas dasar ini, maka dikembangkan hipotesis sebagai berikut: H4 : Sikap menggunakan e-filing (attitude towards using) berpengaruh positif terhadap minat perilaku untuk menggunakan e-filing (behavioral intention to use e-filing).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
5. Pengaruh minat perilaku untuk menggunakan e-filing (behavioral) terhadap penggunaan e-filing sesunggunnya (actual use) Minat perilaku ( bahavioarl intention) adalah suatu keinginan (minat) seseorang untuk melakukan suatu perilaku yang tertentu. Seseorang akan melakukan suatu perilaku (behavior) jika mempunyai keinginan atau minat (behavioral intention) untuk melakukannya. Kesulitan untuk mengukur penggunaan senyatanya membuat banyak penelitian berhenti sampai pada minat perilaku meskipun minat perilaku merupakan pengukur kekuatan dari minat seseorang untuk melakukan suatu perilaku. Penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa minat perilaku (behavioral intention) merupakan pemrediksi yang baik dari penggunaan teknologi oleh pemakai sistem (Davis et al., 1989; Taylor dan Todd, 1995; Venkatesh dan Davis, 2000 dalam Jogiyanto, 2007). Kharisma (2011) juga membuktikan bahwa minat perilaku (behavioral intention) mempengaruhi pengguna senyatanya (actual use) MYOB. Hal ini menunjukkan bahwa minat seseorang mempengaruhi mereka dalam memutuskan untuk menggunakan atau tidak menggunakan sebuah sistem/teknologi. Atas dasar ini, maka dikembangkan hipotesis sebagai berikut: H5: Minat perilaku untuk penggunaan e-filing (behavioral intention to use e-filing)
berpengaruh
positif
sesungguhnya (actual e-filing use).
terhadap
penggunaan
e-filing
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Jenis penelitan ini yaitu studi kasus yaitu penelitian yang memusatkan pada suatu objek dengan mempelajarinya sebagai suatu kasus. Objek dalam penelitan ini yaitu wajib pajak di wilayah kota Yogyakarta. Kesimpulan yang diperoleh dalam penelitan ini hanya berlaku pada kota Yogyakarta. B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Untuk mengetahui wajib pajak yang sudah menggunakan e-filing maka peneliti melakukan penelitian di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Yogyakarta yang berlokasi di Jalan Panembahan Senopati No.20, Yogyakarta. 2. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari-Februari 2013. C. Data Yang Diperlukan Dari KPP Pratama Yogyakarta 1. Wajib pajak yang sudah menggunakan e-filing 2. Nama wajib pajak 3. Alamat Wajib Pajak D. Data dan Metode Pengumpulan Data 1. Jenis Data Jenis data dalam penelitian ini adalah Data primer, yaitu informasi yang diperoleh secara langsung dari sumber asli. Data penelitian ini
43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
diperoleh dengan metode pembagian kuesioner kepada wajib pajak yang sudah menggunakan e-filing. 2. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan beberapa cara, yaitu untuk bisa mengetahui siapa saja wajib pajak di kota Yogyakarta yang sudah menggunakan e-filing, peneliti melakukan wawancara langsung dengan petugas atau pejabat kantor pelayanan pajak kota Yogyakarta dan untuk data utama dikumpulkan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada responden dengan cara mengirim kuesioner kepada wajib pajak yang sudah menggunakan e-filing sesuai dengan informasi yang diperoleh penulis dari kantor pelayanan pajak secara langsung dan melalui e-mail. E. Populasi dan Sampel 1. Populasi Penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2002 ; hal. 72). Populasi dalam penelitian ini adalah para Wajib Pajak orang pribadi di Yogyakarta. Alasan penggunaan setting penelitian di Yogyakarta adalah karena penelitian ini lebih berfokus terhadap perilaku penerimaan Wajib Pajak orang pribadi terhadap penggunaaan e-filing dan ingin mengetahui keefektifan penggunaan e-filing di Kota Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
2. Sampel Penelitian Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2002;hal 73). Sampel dalam penelitian ini adalah para Wajib Pajak orang pribadi yang menggunakan e-filing di wilayah Kota Yogyakarta. F. Definisi Operasional dan Variabel Penelitian Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian ini adalah kuesioner yang dikembangkan dan digunakan oleh Amoroso dan Gardner (2004) dan juga yang dipakai oleh Wiyono (2008) dalam penelitiannya sehingga memungkinkan untuk meningkatkan validitas dan realibilitas pengukuran. Pengukuran masing-masing variabel menggunakan skala Likert 1 sampai dengan 5 yang masing-masing mempunyai arti sebagai berikut : 1 = sangat tidak setuju (STS) 2 = tidak setuju (TS) 3 = Netral (N) 4 = setuju (S) 5 = sangat setuju (SS) 1. Persepsi Kegunaan (Perceived Usefulness) Persepsi kegunaan adalah sejauh mana individu percaya bahwa dengan menggunakan teknologi dapat membantu meningkatkan kinerja tugasnya (Gardner & Amoroso, 2004). Davis (1989) mendefinisikan persepsi kegunaan (perceived usefulness) sebagai tingkatan sejauh mana seseorang yakin bahwa menggunakan sebuah sistem akan meningkatkan kinerjanya. Persepsi kegunaan dalam penelitian ini diartikan sebagai suatu tingkat dimana wajib pajak KPP Pratama Yogyakarta percaya bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
menggunakan sistem e-filing akan membantu mereka dalam melaporkan SPT. Variabel ini diukur dengan Indikator didalamya yaitu: a. Peningkatan performa kinerja b. Peningkatan efektivitas kinerja c.
Menyederhanakan proses kinerja Instrumen pengukuran dengan menggunakan tiga item pernyataan
dengan skor satu sampai lima (menyatakan sangat tidak setuju sampai dengan sangat setuju) dengan menggunakan skala Likert (Davis, 1989). 2. Persepsi Kemudahan Penggunaan (Perceived Ease of Use) Persepsi kemudahan penggunaan (Perceived ease of use) didefinisikan sebagai suatu tingkat kepercayaan individu bahwa dengan menggunakan teknologi akan membawa mereka terbebas dari usaha secara fisik dan mental (Gardner & Amoroso, 2004). Persepsi kemudahan penggunaan dalam penelitian ini diartikan sebagai suatu tingkat kepercayaan wajib pajak KPP Pratama Yogyakarta bahwa menggunakan sistem e-filing akan membebaskan mereka dari usaha ekstra dalam mengerjakan tugas mereka akan membebaskan mereka dari usaha ekstra dalam melaporkan SPT.
Variabel ini diukur dengan Indikator didalamnya yaitu: a. Mempelajari e-filing mudah b. Mengunakan e-filing mudah c. Interaksi dapat dengan jelas dan terpahami d. Mudah beradaptasi e. Keseluruhan mudah digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
Instrumen pengukuran dengan menggunakan enam item pernyataan dengan jumlah skor antara satu sampai lima (menyatakan sangat tidak setuju sampai dengan sangat setuju) dengan menggunakan skala Likert (Davis,1989). 3. Sikap Terhadap Penggunaan (Attitude Toward Using) Sikap terhadap penggunaan (attitude toward using), merupakan cermin perasan suka atau tidak suka terhadap system (Davis et a1., 1989). Attitude dalam penelitian ini diartikan sebagai perasaan suka atau tidak suka wajib pajak KPP Pratama Yogyakarta terhadap penggunaan sistem e-filing dalam melaporkan SPT. Variabel ini diukur dengan Indikator didalamnya yaitu:
a. Kenyamanan berinteraksi b. Senang menggunakan c.
Menikmati penggunaan
d. Tidak membosankan Instrumen pengukuran dengan menggunakan empat item pernyataan dengan jumlah skor antara satu sampai lima (menyatakan sangat tidak setuju sampai dengan sangat setuju) dengan menggunakan skala Likert (Amoroso dan Gardner,2004). 4. Minat Perilaku Menggunakan (Behavioral Intention to Use) Minat
perilaku
menggunakan
(Behavioral
intention
to
use)
menunjukkan keinginan individu untuk menggunakan kembali sesuatu yang sama apabila suatu waktu memerlukan kembali (Taylor & Baker, 1994), dalam penelitian ini behavioral intention to use diartikan sebagai keinginan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
wajib pajak KPP Pratama Yogyakarta untuk menggunakan sistem e-filing suatu waktu saat mereka memerlukan. Penelitian-penelitian sebelumnya
menunjukkan bahwa minat perilaku (behavioral intention) merupakan pemrediksi yang baik dari penggunaan teknologi oleh pemakai sistem (Davis et al., 1989; Taylor dan Todd, 1995; Venkatesh dan Davis, 2000 dalam Jogiyanto, 2007). Variabel ini diukur dengan indicator didalamnya yaitu: a. Mempunyai fitur yang membantu b.
Selalu mencoba menggunakan
c. Berlanjut dimasa datang Instrumen pengukuran dengan menggunakan lima item pernyataan dengan jumlah skor antara satu sampai lima (menyatakan sangat tidak setuju sampai dengan sangat setuju) dengan menggunakan skala Likert (Amoroso dan Gardner, 2004). 5. Penggunaan Sesungguhnya (Actual System Usage) Davis (1989) dalam Jogiyanto (2007: 117), menggunakan pengukuran pemakaian sesungguhnya (actual system usage) dan Igbaria et al. (1995) menggunakan pengukuran pemakaian persepsian (perceived) yang diukur sebagai jumlah waktu yang digunakan untuk berinteraksi dengan suatu teknologi dan frekuensi penggunaanya. Penggunaan sesungguhnya dalam peneltian ini merupakan wajib pajak KPP Pratama Yogyakarta yang menggunakan sistem e-filing. Variabel ini diukur dengan indikator didalamnya yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
a. Pengguna selalu mencoba menggunakan b. Berkehendak untuk melanjutkan menggunakan c. Selalu menggunakan dimasa yang akan datang. Instrumen pengukuran dengan menggunakan tiga item pernyataan dengan jumlah skor antara satu sampai dua (menyatakan ya dan tidak) dengan menggunakan skala Likert (Davis Fred D, 1989). 6. Kerumitan (Complexity) Kompleksitas
didefinisikan
sebagai
tingkat
di
mana
inovasi
dipersepsikan sesuatu yang relatif sulit diartikan dan digunakan (Tjhai, 2003). Rogers dan Shoemakers (1971) dalam Kharisma (2011) mendefinisikan Persepsi Kerumitan sebagai tingkatan persepsi terhadap teknologi komputer yang dipersepsikan sebagai hal yang relatif sulit dipahami dan digunakan. Variabel penelitian ini merupakan variabel independen dalam model TAM untuk melihat pengaruh kerumitan terhadap persepsi kegunaan dan penggunaan senyatanya. Instrumen diukur dengan indikator didalamya yaitu: a. Banyak menyita waktu b.
Sulit dipadukan
c. Berbahaya bagi komputer dan data Instrumen pengukuran dengan menggunakan tiga item dengan skor satu sampai lima (menyatakan sangat tidak setuju sampai dengan sangat setuju) dengan menggunakan skala Likert (Davis, 1989).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
G. Teknik Analisis Data Langkah-langkah yang dilakukan oleh penulis dalam melakukan analisis data adalah sebagai berikut: 1. Merancang Model Structural (inner model) 2. Merancang Model pengukuran (outer model) 3. Menghitung pengukuran outer model: a. Outer model dengan indikator refleksif 1)
Convergent validity
2)
Discriminant validity
3)
Uji reliabilitas
b. Outer model dengan indikator formatif 4. Pengujian model structural (inner model) Model struktural (inner model) dalam PLS dievaluasi dengan menggunakan R² untuk konstruk dependen, nilai koefisien path atau tvalues tiap path untuk diuji signifikan antar konstruk dalam model struktural. Nilai R² digunakan untuk mengukur tingkat variasi perubahan variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian hipotesis yang menyangkut pengaruh suatu konstruk terhadap konstruk yang lain digunakan uji t dan pengukuran hubungan koefisien korelasi digunakan koefisien jalur (path coefficient). Uji t yang dilakukan menggunakan tingkat kepercayaan 5% untuk melihat tingkat signifikan dan koefisien korelasi yang positif menunjukkan pengaruh yang positif antar konstruk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
sedangkan koefisien korelasi yang negatif menunjukkan pengaruh yang sebaliknya antar konstruk. Adapun hipotesis yang akan dibuktikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Hipotesis 1a : Kerumitan (complexity) berpengaruh negatif terhadap persepsi kegunaan (perceived usefulness) dalam penggunaan e-filing. Hipotesis 2b : Kerumitan (complexity) berpengaruh negatif terhadap penggunaan sesungguhnya (actual use) dalam penggunaan e-filing. b. Hipotesis 2a : Persepsi kegunaan (perceived usefulness) berpengaruh positif terhadap sikap menggunakan (attitude toward using) dalam penggunaan e-filing. Hipotesis 2b: Persepsi kegunaan (perceived usefulness) berpengaruh
positif
terhadap
minat
perilaku
untuk
menggunakan e-filing (behavioral intention to use). c. Hipotesis 3a : Persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use) berpengaruh positif terhadap persepsi kegunaan (perceived usefulness) dalam penggunaan e-filing. Hipotesis 3b : Persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use) berpengaruh positif terhadap sikap untuk menggunakan e-filing (attitude toward using).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
d. Hipotesis 4: Sikap menggunakan e-filing (attitude towards using) berpengaruh positif terhadap minat perilaku untuk menggunakan e-filing (behavioral intention to use e-filing). e. Hipotesis 5 : Minat perilaku untuk penggunaan e-filing (behavioral intention to use e-filing) berpengaruh positif terhadap penggunaan e-filing sesungguhnya (actual e-filing use).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV GAMBARAN UMUM
A. Profil Kantor Pelayanan Pajak Pratama Yogyakarta KPP Pratama Yogyakarta terletak di Jalan Panembahan Senopati No 20 Yogyakarta.KPP
Pratama
merupakan
instansi
pemerintah
di
bawah
Departemen Keuangan RI dan termasuk dalam Direktorat Jendral Pajak Kantor Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Sejarah KPP Pratama Yogyakarta pada intinya sama dengan keberadaan kantor Pelayanan Pajak lainnya di seluruh Indonesia dimana terkait erat dengan perjalanan sejarah yang dialami oleh Bangsa Indonesia. Nama Kantor Pelayanan Pajak sendiri berubah-ubah mulai dari zaman belanda, pada zaman penjajahan jepang di Indonesia sampai dengan zaman era globalisasi sekarang ini. Pada zaman pemerintah kolonial belanda, Kantor Pajak bernama Inspektien Yan financien yang bertahan sampai dengan penjajahan Jepang di Indonesia. Pada zaman penjajahan Jepang, Kantor Pajak diubah namanya menjadi kantor penetapan pajak. Penggunaan nama ini berlangsung terus sampai dengan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Pada masa perjuangan fisik, kata “Penetapan Pajak” dirasakan kurang sesuai dengan tugas dan fungsi yang seharusnya dilakukan oleh Kantor Pajak.Untuk menyesuaikan, maka pada masa pemerintahan Indonesia Kantor Penetapan Pajak diganti dengan Kantor Inspeksi Keuangan. Pada tahun 1960 sesuai dengan arti pemungutan pajak yang merupakan tugas dari kantor pajak maka
53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
nama Kantor Inspeksi Keuangan diubah menjadi Kantor Inspeksi Pajak. Tanggal 1 April 1989 nama Kantor Pajak diubah kembali, dari Kantor Inspeksi Pajak menjadi Kantor Pelayanan Pajak. Hal ini dimaksudkan untuk menyesuaikan fungsi dan pokok yang diemban oleh Kantor Pajak, yaitu melayani masyarakat di bidang Perpajakan. Seiring
modernisasi
Pajak,
dimana
terjadi
perubahan
paradigm
perpajakan, dari semula berbasis jenis pajak, sehingga terkesan ada dikotomi, menjadi berbasis fungsi, dengan lebih mengedepankan aspek pelayanan kepada masyarakat yang kemudian didukung oleh fugsi pengawasan, pemeriksaan maupun penagihan pajak, maka dilandasi oleh terbitnya Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 62/PMK.01/2009 nama Kantor Pelayanan Pajak satuYogyakarta diubah menjadi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama. Perubahan nama menjadi KPP Pratama ini merupakan tahapan penting untuk memacu Instansi Pajak lebih memperbaiki diri dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dengan tujuan menghimpun penerimaan dalam negeri dari sektor pajak melalui konsep modernisasi. Konsep modernisasi itu sendiri meliputi pelayanan prima dan pengawasan intensif dengan pelaksanaan Good Governance yang tujuannya untuk meningkatakan kepatuhan dan kepercayaan terhadap perpajakan, serta memacu produktivitas pegawai yang tinggi.Konsep modernisasi yang menekankan pada pelayanan prima dan pengawasan intensif tersebut menuntut instansi pajak dalam hal ini KPP Pratam untuk melakukan restrukturisasi atau perubahan, pengembangan, maupun penataan organisasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
Pada dasarnya ada 2 alasan yang melatar belakangi terjadinya testrukturisasi di KPP Pratam; yang pertama, adanya perubahan paradigma perpajakan sebagai tindak lanjut dari proses modernisasi pajak yang mengedepankan pelayanan prima sesuai dengan kebijakan dari organisasi tingkat yang lebih tinggi (dalam hal ini Dirjen Pajak) dan sesuai dengan tuntuan masyarakat sebagai Wajib Pajak dalam rangka mengoptimalkan penerimaan pajak sehingga dibutuhkan organisasi yang hemat struktur tetapi kaya kaya funsi serta efisien, afektif dan rasional; yang kedua, restrukturisasi ini dilatar belakangi oleh terjadinya perubahan-perubahan dalam diri organisasi itu sendiri yang meliputi volume kegiatan yang bertambah banyak, dimana sebelum menjadi KPP Pratama, instansi ini hanya melayani jenis pajak PPh (Pajak Penghasilan) dan PPN (Pajak Perambahan Nilai) maka setelah menjadi KPP Pratama melayani PPh, PPN, PBB (Pajak Bumi dan Bangunan) BPHTB (Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan) tapi mulai dari tahun 2012 KPP Pratama Yogyakarta tidak lagi melayani jenis Pajak PBB dan BPHTB karena Pemerintah Daerah dan Kota Yogyakarta yang melayani PBB dan BPHTB; selain volume kegiatan yang bertambah banyak, restrukturisasi juga dilakukan karena perubahan wilayah kerja, dimana sebelum menjadi KPP Pratam maka wilayah kerjanya meliputi Kabupaten Bantul dan Kota Yogyakarta, tetapi setelah menjadi KPP Pratama wilayah kerjanya meliputi Kota Yogyakarta saja. Adapun tujuan dari proses restrukturisasi ini adalah agar KPP Pratama bias menjalankan fungsi-fungsinya sacara efektif dan efisien.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
KPP Pratama mempunyai tugas pokok yaitu melakukan kegiatan operasional di bidang Pajak Negara, di dalam daerah dan wewenangnya. Berdasarkan kebijaksanaan teknis yang ditetapkan oleh Direktorat Jendral Pajak, Pajak Negara yang dimaksudkan adalah Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Tidak Langsung Lainnya (PTLL). Sedangkan yang dimaksud kebijaksanaan teknis adalah kegiatan operasional dalam penetapan pajak, misalnya pemebrian Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), pemungutan pajak dan restitusi. KPP Pratama mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan kegiatan operasional bidang PPh, PPn, PTLL, dalam daerah
wewenangnya
berdasarkan
kebijaksanaan
teknis-teknis
yang
ditetapkan oleh Dirjen Pajak, yakni sebagai berikut: 1. Pengumpulan dan pengolahan data, penyajian informasi perpajakan, pengamatan potensi perpajakan, serta ekstensifikasi Wajib Pajak; 2. Buku dan pinatauasahaan SPT Tahunan, SPT masa serta berkas Wajib Pajak; 3. Pengawasan pembayaran masa PPh, PPN dan PPnBM, dan PTLL; 4. Penatausahaan piutang pajak, penerimaan, penagihan, penyelesaian keberatan, penatausahaan banding, dan penyelesaian restitusi PPh, PPN dan PPnBM, dan PTLL; 5. Pemeriksanaan sederhana dan penerapan sanksi perpajakan; 6. Penerbitan NPWP; 7. Penerbitan Surat Ketetapan Pajak (SKP); 8. Pembetulan Surat Ketetapan Pajak;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
9. Pengurangan sanksi pajak; 10. Penyuluhan dan konsultasi perpajakan; 11. Pelaksanaan administrasi. B. Struktur Organisasi
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Gambar: Struktur Organisasi KPP Pratama Yogyakarta Sumber: KPP Pratama Yogyakarta tahun 2013
Untuk mendukung tugas dan fungsi dari KPP Pratama, maka disusunlah struktur organisasi. Jika sebelumnya struktur organisasi lebih didsarkan pada jenis pajak, saat ini struktur organisasi di KPP Pratama didasarkan pada fungsinya. Saat ini, struktur organisasi di KPP Pratama didasarkan pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
fungsinya. Saat ini, ada tujuh seksi/bagian dalam struktur organisasi KPP Pratama, yaitu: 1. Seksi Umum, fungsinya melaksanakan administrasi, kepegawaian. 2. Seksi Pengolahan Data dan Informasi, fungsinya melakukan pengolahan data, perekaman, pemeliharan terhadap sarana pendukung, pemeliharaan dan penyediaan jaringan komputer dan aplikasinya. 3. Seksi pengawasan dan Konsultasi (Intensifiksi), fungsinya melakukan pengawasan pembayaran masa PPh, PPn dan PPnBM, dan PTLL; penyuluhan dan konsultasi perpajakan; dengan kelompok Account Representative (AR) yang secaa khusus melayani tiap Wajib Pajak secara personal. 4. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan, fungsinya melakukan pengamatan potensi perpajakan, serta ekstensifikasi Wajib Pajak. 5. Seksi Pelayanan, fungsinya memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam pelaporan dan penyampaian SPT, serta pembayaran pajak. 6. Seksi Pemeriksanaan, fungsinya melaksanakan pemeriksaan sederhana dan penerapan sanksi perpajakan. 7. Seksi Penagihan, fungsinya melaksanakan penagihan dengan tindakan aktif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
C. Visi, Misi dan Motto 1. Visi Visi KPP Pratama sesuai dengan visi Dirjen Pajak, yaitu Menjadi Model Pelayanan Masyarakat Yang Menyelenggarakan Sistem dan Manajemen Perpajakan Kelas Dunia, Yang Dipercaya dan Dibanggakan Masyarakat. Dengan demikian pada dasarnya dalam visi tersebut terkandung 3 cita-cita utama yang ingin dituju, yaitu: a. Menjadi model pelayanan masyarakat yang merefleksikan cita-cita untuk menjadi contoh pelayanan masyarakat bagi unit instansi pemerintah lainnya. b. Berkelas dunia (world class) yang merefleksikan cita-cita untuk mencapai tingkatan atau standar internasional baik untuk kulaitas aparatnya maupun kualitas kinerja dan hasilnya. c. Dipercaya dan dibanggakan masyarakat yang merefleksikan cita-cita untuk mendapatkan pengakuan dari masyarakat bahwa eksistensi dan kinerjanya memang benar-benar berkualitas tinggi dan akurat mampu memenuhi harapan serta cita-cita yang baik dan bersih. 2. Misi Misi dari KPP Pratama yaitu: a. Di Bidang Fiskal, Menghimpun penerimaan dalam negeri dari sektor pajak yang mampu menunjang kemandirian pembiayaan pemerintah berdasarkan Undang-Undang Perpajakan dengan tingkat efektivitas dan efisiensi yang tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
b. Di Bidang Ekonomi, Mendukung kebijaksanaan Pemerintah dalam mengatasi permasalahan ekonomi bangsa dengan kebijakan yang meminimalkan distorsi atau penyimpangan. c. Di Bidang Politik, Mendukung proses demokratisasi bangsa. d. Di Bidang Kelembagaan, Senantiasa memperbaharui diri, selaras dengan
aspirasi
masyarakat
dan
demokrasi
perpajakan
serta
administrasi perpajakan mutakhir. 3. Motto Motto dari KPP Pratama adalah “Bersama Anda (Wajib Pajak) Membangun Bangsa” D. Wajib Pajak Tabel 1. Data Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Yogyakarta Periode 2008-2012 No Tahun 1 2008 2 2009 3 2010 4 2011 5 2012 Sumber : KPP Pratama Yogyakarta tahun 2013
Jumlah WPOP 34.303 56.800 65.285 70.347 78.187
Wajib pajak orang pribadi yang terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Yogyakarta terus bertambah dari tahun ke tahun. Pda tahun 2008 wajib pajak yang terdaftar sejumlah 34.303 wajib pajak. Pada tahun 2009 jumlah wajib pajak orang pribadi mengalami kenaikan yang sangat signifikan yaitu sebanyak 56.800 wajib pajak. Pada tahun 2010 hingga 2012 jumlah wajib pajak terus mengalami kenaikan yaitu dari 56.800 menjadi 78.187 wajib pajak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Responden Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wajib pajak orang pribadi yang masuk didalam wilayah KPP Pratama Yogyakarta. Sampel yang digunakan adalah wajib pajak orang pribadi yang terdaftar sebagai pengguna e-filing di wilayah kota Yogyakarta. Metode pengumpulan sampel dengan menggunakan kuesioner, baik dikirim langsung maupun dengan menggunakan pos (mail survey) dan melalui e-mail dengan responden wajib pajak orang pribadi yang telah menggunakan e-filing sebagai sarana pelaporan pajak.Ketika kuesioner dikirim langsung ternyata ada beberapa wajib pajak menolak untuk mengisi kuesioner karena isi kuesioner menyangkut perpajakan dan dianggap sebagai rahasi pribadi. Perolehan data dilakukan pada bulan Januari-Februari 2013. Pada table dijelaskan bahwa kuesioner yang dikirim sebanyak 72 kuesioner. Menurut Jogiyanto (2009), jumlah sampel minimal yang dapat diolah dengan menggunakan model Partial least square (PLS) adalah sebanyak 30 sampai 50 sampel atau sampel besar di atas 200. Mengacu pada hal tersebut, penulis membagikan kuesioner sebanyak 72 kuesioner sesuai dengan jumlah populasi pengguna e-filing yang diperoleh langsung dari seksi Pengolahan Data dan Informasi (Seksi PDI) di KPP Pratama Yogyakarta dengan harapan kuisioner yang kembali bisa mencapai sampel minimal yang akan diolah dengan model PLS. Sebanyak 72 kuisioner tersebut dibagikan kepada wajib pajak orang
61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
pribadi di kota Yogyakarta. Kuesioner yang dikembalikan sebanyak 60 kuesioner. Kuesioner yang rusak atau tidak lengkap sebanyak 8 kuesioner. Jadi jumlah sampel pengamatan sebanyak 52 pengamatan.Banyaknya kuesioner yang tidak kembali disebabkan karena responden bersikap protektif terhadap hal-hal yang menyangkut tentang perpajakan seperti yang telah dijelaskan di atas. Tabel 2: Distribusi Kuesioner Penelitian Keterangan
Jumlah Kuesioner
Jumlah kuesioner yang dikirim
72
Kuesioner yang kembali
60
Kuesioner yang tidak kembali
12
Kuesioner yang tidak lengkap
8
Sampel akhir pengamatan Sumber :Data diolah
52
Berdasarkan surat Nomor : S-360/WPJ.23/KP.0201/2013 yaitu tentang izin penelitian di wilayah KPP Pratama Yogyakarta dengan syarat data yang diperoleh tidak untuk dipublikasikan dan tidak menyangkut rahasia jabatan /Negara sebagaimana diatur dalam ketentuan pasal 34 UU KUP. Berdasarkan ketentuan tersebut maka peneliti tidak menlampirkan nama wajib pajak yang menggunakan e-filing demi menjaga kerahasiaan dan tidak melanggar undangundang perpajakan tentang kerahasiaan identitas wajib pajak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
B. Analisis data 1. Merancang Model Struktural (inner model) Inner model adalah model structural yang menghubungkan antara variabel laten.
Gambar 7 : Inner model Sumber : Gambar diolah
Ket: a. Comp = Complexity b. PU
= Perceived Usefulness
c. PEOU = Perceived Ease Of Use d. ATU = Attitude Towards Using e. BI
= Behavioral Intention to Using
f. AU
= Actual Use
2. Merancang model pengukuran (outer model) Outer model adalah model pengukuran yang menghubungkan antara indikator dengan variabel latennya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
Gambar 8: outer model Sumber : Gambar diolah
3. Menghitung pengukuran outer model Model pengukuran atau outer model dengan indikator reflektif dievaluasi dengan convergent dan discriminant validity dari indikatornya dan composite realibility untuk blok indikator. Sedangkan outer model dengan indikator formatif dievaluasi berdasarkan pada substantive content-nya yaitu dengan membandingkan besarnya relative weight dan melihat signifikansi dari ukuran weight tersebut (Jogiyanto, 2009).Outer model sering juga disebut dengan outer relation atau measurment model
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
yang didefenisikan bagaimana setiap blok indikator berhubungan dengan variabel latennya. a. Outer model dengan indikator reflektif
Secara umum uji validitas adalah untuk melihat apakah item pertanyaan yang dipergunakan mampu mengukur apa yang ingin diukur. Suatu item pertanyaan dalam suatu kuesioner dipergunakan untuk mengukur suatu konstruk (variabel) yang akan diteliti. Uji reliabilitas adalah untuk melihat apakah rangkaian kuesioner yang dipergunakan untuk mengukur suatu konstruk tidak mempunyai kecenderungan tertentu. Nilai yang lazim dipakai adalah 0,6. 1) Convergent validity Korelasi antara skor indikator refleksif dengan skor variabel latennya.Indikator individu dianggap reliable jika memiliki nilai korelasi atau loading 0.5 sampai 0.6, karena merupakan tahap awal pengembangan skala pengukuran dan jumlah indicator per konstruk berkisar antara 1 – 6 indikator.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
Tabel 3. Outer Loadings (convergent validity) ATU
ATU1 ATU2 ATU3 ATU4 AU1 AU2 AU3 BI1 BI2 BI3 BI4 BI5 COMP1 COMP2 COMP3 PEOU1 PEOU2 PEOU3 PEOU4 PEOU5 PEOU6 PU1 PU2 PU3
AU
BI
Comp
PEOU
PU
0,9250 0,8506 0,6654 0,6776 0,9545 0,9243 0,8802 0,8614 0,7415 0,8412 0,683 0,6123 0,9861 0,7856 0,9861 -0,8342 -0,5689 0,6866 0,7665 0,6784 0,8420 0,9647 0,9167 0,8783
Sumber: Output SmartPLS 2.0 M3 Berdasarkan tabel 3 diatas, menunjukkan bahwa indikator persepsi kemudahan penggunaan e-filing (PEOU1 dan PEOU2) melalui uji convergent validity ternyata tidak valid karena nilai loadingnya berada dibawah 0,50 dan harus dieliminasi dari analisis. Menurut Ghozali (2008), model fit suatu konstruk yang dianalisis dengan PLS dipersyaratkan memenuhi nilai convergent validity
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
yaitu indikator dengan faktor loading diatas 0,50 sehingga indikator dengan faktor loading dibawah 0,50 dinyatakan tidak valid sebagai konstruk variabel pemberdayaan dan harus kembali dieliminasi (didrop) dari analisis. Gambar modifikasi model dapat dilihat kembali pada lampiran, dan hasil outer loadingnya seperti tampak dalam tabel 4 sebagai berikut; Tabel 4. Modifikasi Outer Loadings (convergent validity) ATU ATU1 ATU2 ATU3 ATU4 AU1 AU2 AU3 BI1 BI2 BI3 BI4 BI5 COMP1 COMP2 COMP3 PEOU3 PEOU4 PEOU5 PEOU6 PU1 PU2 PU3
AU
BI
COMP
PEOU
PU
0,9270 0,8543 0,6597 0,6719 0,9545 0,9243 0,8802 0,8615 0,7414 0,8411 0,6830 0,6124
Sumber: Output SmartPLS 2.0 M3
0,9861 0,7858 0,9861 0,7586 0,9179 0,9125 0,9787 0,9636 0,9162 0,8800
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
Berdasarkan tabel 4 diatas, tidak ada indikator dari konstruk yang memiliki loading factor dibawah 0,50. Maka dapat disimpulkan bahwa indikator sikap terhadap penggunaan e-filing (attitude towards using e-filing) yang disimbolkan dengan ATU1, ATU2, ATU3, ATU4, penggunaan e-filing sesungguhnya (actual efiling use) yang disimbolkan dengan AU1, AU2, AU3, minat perilaku menggunakan e-filing (behavioral intention to use e-filing) yang disimbolkan dengan BI1, BI2, BI3, BI4, BI5, kerumitan (complexity) yang disimbolkan dengan Comp1, Comp2, Comp3, persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use ) yang disimbolkan dengan PEOU3, PEOU4, PEOU5, PEOU6, dan persepsi kegunaan (perceived usefulness) yang disimbolkan dengan PU1, PU2, dan PU3 merupakan indikator yang mampu menjelaskan dan mendefinisikan konstruk penggunaan e-filing sesungguhnya (Actual e-filing use), sikap peradap penggunaan e-filing (Attitude Toward using), minat perilaku menggunakan e-filing (Behavioral Intention to use e-filing), kerumitan (Complexity), persepsi kemudahan penggunaan (Perceived Ease of Use) dan persepsi kegunaan (Perceived Usefulness) serta masing-masing indikator tersebut memenuhi convergent validity. Hasil model struktural yang diteliti menunjukkan hubungan antara indikator dengan masing-masing variabel yang ditunjukkan dengan besarnya nilai bobot faktor. Variabel AU (Actual Use) di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
ukur dari tiga item indikator yakni selalu mencoba menggunakan (AU1) dengan bobot faktor 0,9545; melanjutkan menggunakan (AU2) dengan bobot 0,9243; selalu menggunakan (AU3) dengan bobot 0,8802. Variabel ATU (Attitude toward using) diukur dari empat indikator yaitu kenyamanan berinteraksi (ATU1) dengan bobot faktor 0,9270; senang menggunakan (ATU2) dengan bobot faktor 0,8543; menikmati penggunaan (ATU3) dengan bobot faktor 0,6597; tidak membosankan (ATU4) dengan bobot faktor 0,6719. Variabel Behavioral Intention (BI) diukur dari lima indikator yaitu mempunyai fitur yang bagus (BI1) dengan bobot faktor 0,8615; selalu mencoba menggunakan (BI2) dengan bobot faktor 0,7414; merencanakan menggunakan dimasa depan (BI3) dengan bobot faktor 0,8411; berlanjut dimasa datang (BI4) dengan bobot faktor 0,6830 dan mengharapkan penggunaan terus berlanjut (BI4) dengan bobot faktor 0,6124. Variabel Complexity (Comp) diukur dari tiga indikator yaitu banyak menyita waktu (Comp1) dengan bobot faktor 0,9861; sulit dipadukan (Comp2) dengan
bobot faktor 0,7858;
berbahaya bagi computer dan data (Comp3) dengan bobot faktor 0,9861. Variabel Perceived ease of use (PEOU) diukur dengan empat indikator yaitu mudah dipelajari (PEOU3) dengan bobot indikator 0,7586; interaksi dengan e-filing jelas dan terpahami (PEOU4) dengan bobot indikator 0,9179; mudah beradaptasi (PEOU5) dengan bobot indikator 0,9125; keseluruhan mudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
digunakan (PEOU6) dengan bobot indikator 0,9787. Variabel Perceived usefulness (PU) diukur dengan tiga indikator yaitu peningkatan performa kinerja (PU1) dengan bobot indikator 0,9636; peningkatan efektivitas kinerja (PU2) dengan bobot indikator 0,9162; menyerdehanakan proses kinerja (PU3) dengan bobot indikator 0, 8800. Melihat hasil indikator dengan variabelnya telah memenuhi Convergent validity karena semua loading factor berada diatas 0,5. Loading factor merupakan korelasi antara indikator tersebut
dengan
variabelnya
(konstruknya)
semakin
tinggi
korelasinya, menunjukkan tingkat validitas yang lebih baik (Sofyan, 2011;174). 2) Dicriminant validity Discrimant validity merupakan pengukuran indicator dengan indikator itu sendiri. Pengukuran discriminant validity dilakukan dengan cara membandingkan nilai square root of average variance extracted (Akar AVE) setiap konstruk dengan korelasi dengan korelasi antara konstruk tersebut terhadap konstruk lainnya dalam model. Jika nilai akar AVE suatu konstruk lebih besar dibandingkan dengan nilai korelasi konstruk terhadap konstruk lainnya dalam model maka dapat di simpulkan kosntruk tersebut memiliki
nilai
discriminant
validity
yang
baik
dan
sebaliknya.Direkomendasikan nilai pengukuran AVE harus lebih besar dari 0.5.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
Tabel 5. Latent Variable Correlation ATU AU BI 1 0.8543 1 0.2627 0.2685 1 -0.2012 -0.3056 -0.1452 -0.491 -0.3564 -0.0708 0.7586 0.8944 0.2667 Sumber: Output SmartPLS 2.0 M3 ATU AU BI COMP PEOU PU
COMP
PEOU
PU
1 0.1138 -0.2957
1 -0.3683
1
Tabel 6. AVE dan akar AVE AVE ATU 0,6189 AU 0,8468 BI 0,5682 Comp 0,8542 PEOU 0,8021 PU 0,8475 Sumber: Output SmartPLS 2.0 M3
Akar AVE 0,7867 0,9202 0,7538 0,9242 0,8956 0,9206
Dari tabel 5 dan 6 diatas, disimpulkan bahwa akar AVE konstruk Actual Use (AU) sebesar 0,9202 lebih tinggi dari nilai korelasi antara konstruk AU dengan konstruk lainnya yaitu AU dengan ATU sebesar 0,8543. Akar AVE konstruk Attitude Toward Using (ATU) sebesar sebesar 0,7867 lebih tinggi dari nilai korelasi antara konstruk ATU dengan konstruk lainnya. Akar AVE konstruk Complexityi (Comp) sebesar 0,9242 lebih tinggi dari nilai korelasi antara konstruk Comp dengan konstruk lainnya. Akar AVE konstruk Perceived Usefulness (PU) sebesar 0,9206 lebih besar dari nilai korelasi antara konstruk PU dengan konstruk lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72
Discrimant validity indicator reflektif dapat dilihat pada cross loading antara indicator dengan konstruknya: Tabel 7. Cross Loadings ATU ATU1 ATU2 ATU3 ATU4 AU1 AU2 AU3 BI1 BI2 BI3 BI4 BI5 COMP1 COMP2 COMP3 PEOU3 PEOU4 PEOU5 PEOU6 PU1 PU2 PU3
AU
BI
0.9270 0.9116 0.2357 0.8543 0.8586 0.2621 0.6597 0.3064 0.1508 0.6719 0.3228 0.1432 0.8629 0.9545 0.2470 0.7868 0.9243 0.2706 0.7130 0.8802 0.2179 0.3096 0.2785 0.8615 0.1006 0.1083 0.7414 0.2446 0.2576 0.8411 0.0605 0.1169 0.6830 0.0965 0.1207 0.6124 -0.2157 -0.3196 -0.1669 -0.0936 -0.1720 -0.0260 -0.2157 -0.3196 -0.1669 -0.3221 -0.2632 -0.1204 -0.4015 -0.2953 -0.0337 -0.4173 -0.2424 -0.0347 -0.5656 -0.4314 -0.0727 0.8629 0.9545 0.2470 0.7868 0.9243 0.2706 0.7130 0.8800 0.2179 Sumber: Output SmartPLS 2.0 M3
COMP
PEOU
PU
-0.1109 -0.2154 -0.1515 -0.1938 -0.2103 -0.3312 -0.2835 -0.0329 -0.2656 -0.1134 -0.1791 -0.1198 0.9861 0.7858 0.9861 0.1438 0.0877 0.0378 0.1340 -0.2103 -0.3312 -0.2835
-0.4193 -0.2419 -0.5194 -0.5562 -0.4400 -0.2661 -0.3002 -0.1316 0.0972 -0.0416 0.0364 -0.1222 0.1026 0.1252 0.1026 0.7586 0.9179 0.9125 0.9787 -0.4400 -0.2661 -0.3002
0.9197 0.8491 0.3173 0.3341 0.9636 0.9162 0.8800 0.2748 0.1028 0.2585 0.1188 0.1201 -0.3093 -0.1662 -0.3093 -0.2705 -0.3131 -0.2494 -0.4416 0.9636 0.9162 0.8802
Dari tabel 7 diatas, terlihat bahwa korelasi konstruk AU dengan indikator-indikatornya (AU1, AU2 dan AU3) lebih besar dibandingkan korelasi indikator AU (AU1, AU2) dengan konstrukkonstruk lainnya (ATU, BI, Comp, PEOU, PU) demikina juga korelasi konstruk ATU dengan indikator-indikatornya (ATU1,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
ATU2, ATU3, ATU4) lebih besar dibandingkan korelasi indikatorindikator ATU (ATU1, ATU2, ATU3, ATU4) dengan konstruk lainnya (AU, BI, Comp, PEOU, PU). Begitu juga korelasi konstruk BI, Comp, PEOU dan PU dengan indikatornya masing-masing lebih besar dibandingkan korelasi indikatornya dengan konstrukkonstruk lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa konstruk laten memprediksi indicator pada blok mereka lebih baik baik dibandingkan dengan indicator di blok lainnya. 3) Uji reliabilitas Uji reliabilitas dapat dilihat dari nilai cronbach’s alpha dan nilai composite reliability. Untuk dapat dikatakan suatu konstruk reliable, maka nilai cronbach’s alpha harus >0,6 dan composite reliability harus > 0,7. Tabel 8. Composite reliability Composite Reliability ATU AU BI Comp PEOU PU Sumber: Output SmartPLS 2.0 M3
0,8641 0,9430 0,8662 0,9456 0,9415 0,9433
Hasil output composite reliability pada tebel 8 diatas, untuk konstruk AU (Actual Use) adalah sebesar 0,9430; konstruk ATU
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
(Attitude Toward Using) sebesar 0,8641; konstruk BI (Behavioral Intention) sebesar 0,8662; konstruk Complexity sebesar 0,9454; konstruk PEOU (Perceived Ease Of Use) sebesar 0,9415; dan konstruk PU (Perceived Usefulness) sebesar 0,9433. Semua nilai composite reliability tersebut berada diatas 0,70. Jadi dapat disimpulkan bahwa konstruk AU, ATU, Comp, dan PU memiliki reliabilitas yang baik. b. Outer model dengan indikator formatif
Outer model dengan indikator formatif dievaluasi berdasarkan pada substantive content-nya yaitu dengan membandingkan besarnya relative weight dan melihat signifikansi dari ukuran weight tersebut (Solimun, 2007). Menurut Jogiyanto (2009) konstruk dengan indicator formatif tidak dapat dianalisis dengan melihat convergent validity dan composite reliability. Oleh karena konstruk formatif pada dasarnya merupakan hubungan regresi dari indicator ke konstruk maka cara menilainya adalah dengan melihat nilai koefisien regresi dan signifikansi dari koefisien regresi tersebut. Selanjutnya Imam ghozali (2011) juga menyatakan bahwa indikator formatif tidak ada uji reliabilitas dan uji validitasnya, tapi dapat dilakukan dengan melihat nilai t statistik apakah signifikan atau tidak dengan perhitungan bootsraping.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75
Chin (1998) menyarankan menggunakn weight setiap indicator sebagai kriteria menilai seberapa besar kontribusi indicator tersebut terhadap konstruk. Nilai weight untuk semua indicator formatif adalah semua signifikan yang mengindikasikan bahwa indicator memberikan kontribusi dalam pembentukan konstruk. Tabel 9. Outer Weights (Mean, STDEV, T-Values) Original Sample (O)
0.4303 ATU1
Sample Mean (M)
Standard Deviation (STDEV)
T Statistics (|O/STERR|)
0.4317 0.3915 0.1911 0.2029 0.3186 0.4174 0.3525 0.4350 0.1277 0.3676 0.1338 0.1327 0.4248 0.2003 0.4248 -0.2355 -0.1146 0.0776 0.1118 0.1038 0.1474 0.4015 0.3608 0.3209
0.0407 0.0389 0.0373 0.0346 0.0249 0.0461 0.0437 0.1417 0.1558 0.1075 0.1653 0.1811 0.0416 0.1228 0.0416 0.3405 0.2246 0.1096 0.1168 0.1133 0.1743 0.0179 0.0165 0.0166
10.5666 9.9206 5.2973 6.0705 12.6505 9.1396 8.0489 2.9571 0.9933 3.4928 0.9297 0.9337 10.0344 1.8259 10.0344 1.2076 1.0919 1.2392 1.4062 1.3525 1.3235 22.5319 21.7153 19.4365
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76
Tabel outer weight diatas menunjukkan hasil regresi masingmasing indikator terhadap variabel latennya. Suatu konstruk formatif dinyatakan lulus uji validitas konstruk ketika semua indikatornya memiliki nilai T-statistik lebih besar dari 1,96 (tingkat signifikan 5%). Dari tebel diatas terlihat ada konstruk formatif yang tidak memenuhi nilai T-statistik diatas 1,96. Ada kemungkinan indicator diatas signifikan pada α 10% atau 20%. 4. Pengujian model structural ( inner model) Model structural atau inner model dievaluasi dengan melihat persentasi variance yang dijelaskan yaitu dengan melihat nilai R2 untuk konstruk laten dependen. Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat besarnya koefisien jalur strukturalnya dan stabilitas dari estimasi di evaluasi dengan menggunakan uji t–statistic yang didapat lewat prosedur bootstrapping. Berikut hasil perhitungan R Square : Tabel 10. R Square
ATU AU BI Comp PEOU PU Sumber: Output SmartPLS 2.0 M3
R Square 0,7725 0,1447 0,0755
0,2008
Berdasarkan tabel 10 diatas nilai R² konstruk sikap terhadap menggunakan e-filing (Attitude Toward Using-ATU) adalah 0,7725.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77
Artinya, konstruk persepsi kegunaan (Perceived Usefulness) dan persepsi kemudahan (Perceived Ease Of Use) secara simultan mampu menjelaskan variability konstruk sikap terhadap menggunakan e-filing (Attitude Toward Using-ATU) sebesar 77,25% sisanya sebesar 22,75% dipengaruhi faktor lain yang tidak terdapat dalam model. Nilai R² konstruk penggunaan e-filing sesungguhnya (Actual e-filing Use-AU) adalah 0,1447. Menunjukkan bahwa penggunaan e-filing sesungguhnya (Actual e-filing Use) dipengaruhi oleh minat menggunakan e-filing (Behavioral Intention to use e-filing) dan kerumitan (complexity) secara simultan mampu menjelaskan variability konstruk penggunaan sesungguhnya (actual use) sebesar 14,47% sisanya sebesar 85,53% dipengaruhi faktor lain yang tidak terdapat dalam model. Nilai R² konstruk minat menggunakan e-filing (Behavioral Intention to use e-filing) sebesar 0,0755. Artinya, konstruk persepsi kegunaan (Perceived Usefulness) dan sikap terhadap penggunaan (Attitude toward using) mampu menjelaskan konstruk minat perilaku menggunakan (Behavioral Intention) sebesar 7,55% sisanya 92,45% dipengaruhi faktor lain yang tidak terdapat dalam model. Nilai R² persepsi kegunaan (Perceived Usefulness) sebesar 0,2008. Menunjukkan
bahwa
persepsi
kegunaan
(Perceived
Usefulness)
dipengaruhi oleh kerumitan (Complexity) dan persepsi kemudahan (Perceived ease of using) secara simultan mampu menjelaskan variability konstruk persepsi kegunaan (Perceived Usefulness) sebesar 20,08%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78
sisanya sebesar 79,92% dipengaruhi faktor lain yang tidak terdapat dalam model. Tabel 11. Path Coefficients (Mean, STDEV, T-Values) Original Sample (O)
Sample Mean (M)
ATU -> BI 0.1285 0.1386 BI -> AU 0.2290 0.2611 COMP -> AU -0.2723 -0.2706 COMP -> PU -0.2571 -0.2546 PEOU ->ATU -0.2022 -0.1936 PEOU -> PU -0.3390 -0.3465 PU -> ATU 0.7841 0.7867 PU -> BI 0.1564 0.1769 Sumber: Output SmartPLS 2.0 M3
Standard Deviation (STDEV)
Standard Error (STERR)
0.1406 0.0872 0.0827 0.0863 0.0411 0.0756 0.0495 0.1266
0.1406 0.0872 0.0827 0.0863 0.0411 0.0756 0.0495 0.1266
T Statistics (|O/STER R|) 0.9140 2.6272 3.2934 2.9797 4.9170 4.4827 15.8269 1.2353
Berdasarkan nilai Koefisien parameter (original sample) dan nilai Tstatistic diatas, maka hasil uji untuk masing-masing hipotesis adalah sebagai berikut ini. Hipotesis 1a yang menyatakan kerumitan (complexity) menggunakan efiling berpengaruh negatif terhadap penggunaan sesungguhnya (actual use) dalam penggunaan e-filing. Hasil perhitungan software Smart PLS 2.0 M3 menunjukkan bahwa kerumitan (complexity) berpengaruh negatif signifikan terhadap penggunaan sesungguhnya (actual use) dengan nilai koefisien parameter -0,2723 dan t-value 3,2934 (>1,96). Artinya, hipotesis pertama terdukung. Hipotesis 1b menyatakan bahwa Kerumitan (complexity) menggunakan e-filing berpengaruh negatif terhadap persepsi kegunaan (perceived usefulness) dalam penggunaan e-filing. Hasil uji hipotesis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79
menunjukkan path antara kerumitan (complexity) dengan persepsi kegunaan (perceived usefulness) memiliki nilai koefisien parameter -0,2571 dan t-value 2,9797 (>1,96). Artinya, hipotesis 1b terdukung. Hipotesis 2a yang menyatakan bahwa Persepsi kegunaan e-filing (perceived usefulness e-filing) berpengaruh positif terhadap sikap menggunakan e-filing (attitude toward using e-filing). Hasil pengujian hipotesis
menunjukkan
persepsi
kegunaan
(perceived
usefulness)
perpengaruh positif signifikan terhadap sikap menggunakan (attitude toward using) dengan nilai koefisien parameter 0,7841 dan t-value 15,8269 (>1,96). Artinya hipotesis 2a terdukung. Hipotesis 2b yang menyatakan bahwa
Persepsi
kegunaan
e-filing
(perceived
usefulness
e-filing)
berpengaruh positif terhadap minat perilaku menggunakan e-filing (behavioral
intention
to
use e-filing). Hasil
pengujian
hipotesis
menunjukkan bahwa konstruk persepsi kegunaan (perceived usefulness) tidak berpengaruh positif terhadap minat penggunaan e-filing (behavioral intention to use e-filing). Hal ini ditunjukkan oleh nilai koefisien parameter 0,1564 dan nilai t-value 1,2353 (<1,96). Artinya hipotesis 2a tidak terdukung. Hipotesis 3a menyatakan bahwa Persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use) berpengaruh positif terhadap persepsi kegunaan (perceived
usefulness).
Hasil
uji
hipotesis
menunjukkan
persepsi
kemudahan penggunaan (perceived ease of use) berpengaruh negatif terhadap persepsi kegunaan e-filing (perceived usefulness e-filing). Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80
ditunjukkan oleh nilai koefisien parameter yang negatif -0,3390 dan nila tvalue 4,4827 (>1,96). Artinya, hipotesis 3a ditolak. Hipotesis 3b menyatakan bahwa Persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use) berpengaruh positif terhadap sikap menggunakan (attitude toward using) dalam penggunaan e-filing. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa ternyata persepsi kemudahan penggunaan berpengaruh negative terhadap sikap menggunakan e-filing. Hai ini ditunjukkan oleh nilai koefisien parameter yang negatif -0,2022 dan nilai t-value 4.9170 (>1,96). artinya, hipotesis 3b ditolak. Hipotesis 4 menyatakan Sikap menggunakan e-filing (attitude towards using e-filing) berpengaruh positif terhadap minat perilaku menggunakan efiling (behavioral intention to use e-filing). Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa sikap menggunakan e-filing tidak berpengaruh positif terhadap minat perilaku menggunakan e-filing. Hal ini ditunjukkan oleh keofisien parameter
0,1285 dan nilai t-value 0,9140 (<1,96). Artinya,
hipotesis tidak terdukung. Hipotesis 5 menyatakan bahwa minat perilaku penggunaan e-filing (behavioral intention to use e-filing) berpengaru9ih positif terhadap penggunaan e-filing sesungguhnya (actual e-filing use). Hasil pengujian hipotesis menunjukkan minat menggunakan berpengaruh signifikan terhadap penggunaan e-filing sesungguhnya. Hal ini ditunjukkan oleh koefisien parameter 0,2290 dan nilai t-value 2,6272 (>1,96).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81
Hal tersebut menunjukkan bahwa dalam penelitian ini dibuktikan bahwa: 1. Hipotesis 1a : Kerumitan (complexity) menggunakan e-filing berpengaruh negatif terhadap persepsi kegunaan (perceived usefulness) dalam penggunaan e-filing, diterima. Hipotesis 2b : Kerumitan (complexity) menggunakan e-filing berpengaruh negatif
terhadap
penggunaan
sesungguhnya
(actual
use)
dalam
penggunaan e-filing, diterima. 2. Hipotesis 2a : Persepsi kegunaan e-filing (perceived usefulness e-filing) berpengaruh positif terhadap sikap untuk menggunakan e-filing (attitude toward using e-filing), diterima. Hipotesis 2b: Persepsi kegunaan e-filing (perceived usefulness e-filing) berpengaruh positif terhadap minat perilaku untuk menggunakan e-filing (behavioral intention to use e-filing), ditolak. 3. Hipotesis 3a : Persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use) berpengaruh positif terhadap persepsi kegunaan (perceived usefulness), ditolak. Hipotesis 3b : Persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use) berpengaruh positif terhadap sikap untuk menggunakan e-filing (attitude toward using) ditolak. 4. Hipotesis 4: Sikap menggunakan e-filing (attitude towards using e-filing) berpengaruh positif terhadap minat perilaku untuk menggunakan e-filing (behavioral intention to use e-filing), ditolak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82
5. Hipotesis 5 : Minat perilaku untuk penggunaan e-filing (behavioral intention to use) berpengaruh positif terhadap penggunaan e-filing sesungguhnya (actual e-filing use), diterima. C. Pembahasan Pengujian terhadap lima (5) hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini empat (4) hipotesis
yang diterima dan satu (1) hipotesis yang ditolak.
Pembahasan berikut ini bertujuan menjelaskan secara teoritis dan dukungan empiris terhadap analisis pengujian hipotesis dan analisis pengaruhnya.
1. Kerumitan (complexity) berpengaruh negatif terhadap persepsi kegunaan (perceived usefulness) dan penggunaan sesungguhnya (actual use) Penerimaan hipotesis pertama (H1a) yang menyatakan bahwa kerumitan (complexity) memiliki pengaruh negatif terhadap persepsi kegunaan (perceived usefulness) mengindikasikan bahwa semakin rumit suatu sistem maka akan menurunkan kegunaan dari sistem tersebut. Begitu pula sebaliknya, semakin tidak rumit suatu sistem maka semakin mempunyai banyak kegunaan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Thompson et al. (1991) yang menyatakan bahwa semakin rumit suatu inovasi, semakin rendah tingkat penerimaan inovasi tersebut. Hasil penelitian ini juga serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Wiyono (2008), dan Tjai Fung Jin (2003), dan Amoroso dan Gardner (2004) bahwa persepsi kegunaan (perceived usefulness) dipengaruhi oleh kerumitan (complexity).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83
Penerimaan H1a ini juga didukung oleh data lapangan, dalam hal ini kuesioner yang telah diisi oleh responden. Statistik frekuensi respon terhadap pernyataan untuk konstruk kerumitan (complexity) yang terdiri dari 3 pernyataan yang mewakili dimensi waktu yang dihabiskan pada saat menggunakan, kesulitan ketika dipadukan dengan pekerjaan, keamanan komputer dan data dan penyajian informasi dengan skala likert dapa dilihat pada lampiran. Berdasarkan jawaban responden untuk merespon ke arah yang tidak setuju yang diwakili oleh angka 1 dan 2 berkisar 28,85% sampai 51,92%. Jawaban untuk kearah netral yang diwakili oleh angka 3 berkisar 9,62% sampai 13,46%. Sedangkan frekuensi jawaban responden untuk merespon ke arah yang setuju yang diwakili oleh angka 4 dan 5 berkisar 1,92% sampai 11,54%. Dari presentase jawaban responden dapat disimpulkan bahwa e-filing tidaklah begitu rumit dan sulit untuk digunakan. Untuk presentase respon responden terhadap konstruk persepsi kegunaan (perceived usefulness) dapat dilihat dari lampiran. Berdasarkan frekuensi jawaban responden untuk merespon ke arah setuju diwakili oleh angka 4 dan 5 berkisar 7,69% sampai 67,31%. Sedangkan frekuensi jawaban responden untuk merespon ke arah yang tidak setuju yang diwakili oleh angka 1 dan 2 berkisar 1,92%. Jawaban untuk ke arah netral yang diwakili oleh angka 3 berkisar 21,16% sampai 28,85%. Dari presentase jawaban respon dapat disimpulkan bahwa responden merasa percaya bahwa dengan menggunakan efiling dapat meningkatkan kinerja pekerjaan wajib pajak dalam hal melaporkan SPT dan Perpanjangan SPT.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84
Berdasarkan hasil uji hipotesis jika kedua variabel diuji pengaruhnya dengan menggunakan PLS 2.0 M3, menghasilkan pengaruh yang negatif pada α = 0,05 (1,96) sehingga penelitian ini menerima hipotesis alternatif (H1a) yang menyatakan bahwa kerumitan (complexity) berpengaruh negatif terhadap persepsi kegunaan (perceived usefulness) yang artinya semakin rumit e-filing maka wajib pajak memilih melakukan pelaporan SPT secara manual tanpa mengutamakan kegunaan dari e-filing. Penerimaan
hipotesis
H1b
yang
menyatakan
bahwa
kerumitan
(complexity) berpengaruh negatif terhadap penggunaan senyatanya (actual use) mengindikasikan bahwa kerumitan berpengaruh signifikan terhadap penggunaan senyatanya, hal ini menunjukkan bahwa meskipun e-filing berguna bagi wajib pajak namun apabila semakin rumit penggunaanya akan menyebabkan wajib pajak tidak akan mau menggunakannya. Penggunaan senyatanya (actual use) adalah kondisi nyata penggunaan sistem (Davis, 1989). Seseorang akan puas menggunakan sistem jika mereka meyakini bahwa sistem tersebut mudah digunakan dan akan meningkatkan produktifitas mereka, yang tercermin dari kondosi nyata penggunaan (Natalia Tangke, 2004). Jadi, semakin rumit e-filing menyebabkan wajib pajak tidak menggunakan e-filing dan akan menurunkan kepuasan penggunaan wajib pajak terhadap e-filing. Menurut penelitian Thompson et al. (1991), semakin rumit suatu inovasi, semakin rendah tingkat penerimaan inovasi tersebut. Pernyataan tersebut serupa dengan hasil penelitian Gardner dan Amoroso (2004), Wiyono (2008), dan Igbaria Et al. (1995) .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85
Penerimaan hipotesis H1b ini juga didukung oleh data lapangan, dalam hal ini kuesioner yang telah diisi oleh responden. Statistik frekuensi respon terhadap pernyataan untuk konstruk kerumitan (Complexity) yang terdiri dari 3 pernyataan yang mewakili dimensi waktu yang dihabiskan pada saat menggunakan, kesulitan ketika dipadukan dengan pekerjaan, keamanan komputer dan data dan penyajian informasi dengan skala likert dapa dilihat pada lampiran. Berdasarkan jawaban responden untuk merespon ke arah yang tidak setuju yang diwakili oleh angka 1 dan 2 berkisar 28,85% sampai 51,92%. Jawaban untuk kearah netral yang diwakili oleh angka 3 berkisar 9,62% sampai 13,46%. Sedangkan frekuensi jawaban responden untuk merespon ke arah yang setuju yang diwakili oleh angka 4 dan 5 berkisar 1,92% sampai 11,54%. Dari presentase jawaban responden dapat disimpulkan bahwa e-filing tidaklah rumit dan sulit untuk digunakan. Untuk presentase respon responden terhadap konstruk penggunaan senyatanya (actual use) dapat dilihat dari lampiran. Berdasarkan frekuensi jawaban responden untuk merespon ke arah setuju diwakili oleh angka 4 dan 5 berkisar 9,62% sampai 82,69%. Sedangkan frekuensi jawaban responden untuk merespon ke arah yang tidak setuju yang diwakili oleh angka 1 dan 2 berkisar 3,85% sampai 5,77%. Jawaban untuk ke arah netral yang diwakili oleh angka 3 berkisar 28,85% sampai 34,62%. Dari presentase jawaban respon dapat disimpulkan bahwa e-filing tidaklah sulit untuk digunakan dan wajib pajak akan terus mencoba dan berkehendak untuk terus menggunakan e-filing dalam melaporkan SPT.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86
Berdasarkan hasil uji hipotesis jika kedua variabel diuji pengaruhnya dengan menggunakan PLS 2.0 M3, menghasilkan pengaruh yang negatif pada α = 0,05 (1,96) sehingga penelitian ini menerima hipotesis alternatif (H1b) yang menyatakan bahwa kerumitan (complexity) berpengaruh negatif terhadap penggunaan senyatanya (actual use).
2. Persepsi kegunaan (perceived usefulness) berpengaruh positif terhadap sikap terhadap menggunakan (attitude toward using) dan minat keperilakuan (behavioral intention). Penerimaan hipotesis kedua (H2a) yang menyatakan bahwa persepsi kegunaan (perceived usefulness) berpengaruh positif terhadap sikap terhadap menggunakan (attitude toward using) mengindikasikan bahwa jika wajib pajak merasa sistem e-filing berguna dan memiliki manfaat maka wajib pajak akan merasa nyaman dan menikmati penggunaan e-filing. Menurut penelitian (Davis, 1989; Chau, 1996; Igbaria et al., 1997; Sun, 2003) menunjukkan bahwa konstruk persepsi kegunaan (perceived usefulness) mempengaruhi secara positif dan signifikan terhadap sikap terhadap menggunakan (attitude toward using), penelitian-penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa persepsi kegunaan (perceived usefulness) merupakan konstruk yang paling signifikan dan penting yang mempengaruhi sikap (attitude) didalam menggunakan teknologi. Penerimaan H2a ini juga didukung oleh data lapangan, dalam hal ini kuesioner yang telah diisi oleh responden. Statistik frekuensi respon terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87
pernyataan untuk konstruk persepsi kegunaan e-filing (perceived usefulness e-filing) yang terdiri dari 3 pernyataan yang mewakili dimensi peningkatan performa kinerja, peningkatan efektivitas kinerja, dan menyederhanakan proses kinerja dan penyajian informasi dengan skala likert dapa dilihat pada lampiran. Berdasarkan frekuensi jawaban responden untuk merespon ke arah setuju diwakili oleh angka 4 dan 5 berkisar 7,69% sampai 67,31%. Sedangkan frekuensi jawaban responden untuk merespon ke arah yang tidak setuju yang diwakili oleh angka 1 dan 2 berkisar 1,92%. Jawaban untuk ke arah netral yang diwakili oleh angka 3 berkisar 21,16% sampai 28,85%. Dari presentase jawaban respon dapat disimpulkan bahwa responden merasa percaya bahwa dengan menggunakan e-filing dapat meningkatkan performa kinerja, peningkatan efektivitas kinerja, dan menyederhanakan proses kinerja pekerjaan wajib pajak. Statistik frekuensi respon terhadap pernyataan untuk konstruk sikap terhadap menggunakan e-filing (attitude towards using e-filing) dapat diliahat dari table. Berdasarkan frekuensi jawaban responden untuk merespon ke arah setuju diwakili oleh angka 4 dan 5 berkisar 9,62% sampai 57,69%. Sedangkan frekuensi jawaban responden untuk merespon ke arah yang tidak setuju yang diwakili oleh angka 1 dan 2 berkisar 1,92% sampai 3,85%. Jawaban untuk ke arah netral yang diwakili oleh angka 3 berkisar 30,77% sampai 32,69%. Dari presentase jawaban respon dapat disimpulkan bahwa wajib pajak merasa bahwa e-filing mempunyai kegunaan sehingga wajib pajak akan merasa nyaman dalam menggunakan e-filing.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88
Berdasarkan hasil uji hipotesis jika kedua variabel diuji pengaruhnya dengan menggunakan PLS 2.0 M3, maka akan menghasilkan pengaruh yang positif dan signifikan pada 0,05 sehingga penelitian ini menerima hipotesis alternatif (H2a) yang menyatakan bahwa persepsi kegunaan (perceived usefulness) berpengaruh positif terhadap sikap menggunakan (attitude toward using). Pada hipotesis H2b dinyatakan bahwa persepsi kegunaan e-filing (perceived
usefulness)
berpengaruh
positif
terhadap
minat
perilaku
menggunakan e-filing (behavioral intention to use e-filing). Berdasarkan tabel 11 diketahui bahwa nilai koefisien parameter pada hubungan persepsi kegunaan e-filing (perceived usefulness) dengan minat perilaku menggunakan e-filing (behavioral intention to use e-filing) adalah sebesar 0,1564 dan t tabel sebesar 1,2353 (<1,96) yang menunjukkan bahwa persepsi kegunaan e-filing (perceived usefulness) tidak berpengaruh terhadap minat perilaku untuk menggunakan e-filing (behavioral intention to use). Secara deskriptif tidak adanya pengaruh persepsi kegunaan e-filing (perceived usefulness) terhadap minat perilaku menggunakan e-filing (behavioral intention to use e-filing) berkaitan dengan kecenderungan kekurang yakinan wajib pajak apakah sistem e-filing bermanfaat. Disisi lain wajib pajak yakin bahwa mereka sepenuhnya mau terhadap system e-filing, sehingga perasaan mau menggunakan bukan dikarenakan oleh persepsi kegunaan system e-filing, namun lebih dijelaskan oleh kerelaan dan kemauan wajib pajak untuk menggunakan system e-filing dan kemampuan mereka untuk memutuskan mereka untuk menggunakan e-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89
filing. Dari hasil disimpulkan bahwa tinggi rendahya persepsi wajib pajak terhadap kegunaan atau manfaat system e-filing tidak mempengaruhi keinginan mereka untuk menggunakan system. Hal ini mengindikasikan bahwa wajib pajak menggunakan e-filing lebih dikarenakan oleh peraturan Direktorat Jendral Pajak yang mewajibkan untuk menggunakan system efiling dalam setiap pelaporan pajak. Peraturan ini tertuang dalam Peraturan Dirjen Jendral Pajak
Nomor : PER - 39/PJ/2011 Tentang Tata Cara
Penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Bagi Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Menggunakan Formulir 1770S atau 1770SS Secara E-filing Melalui Website Direktorat Jenderal Pajak (www.pajak.go.id). Oleh karena itu untuk meningkatkan minat para wajib pajak untuk terus menggunakan e-filing maka DJP bertanggungjawab untuk mensosialisasikan secara lebih menyeluruh tentang manfaat dari e-filing ini. Penerimaan H2b ini juga didukung oleh data lapangan, dalam hal ini kuesioner yang telah diisi oleh responden. Untuk presentase respon responden terhadap konstruk minat perilaku menggunakan e-filing (behavioral intention tto use e-filing) dapat dilihat dari lampiran. Berdasarkan frekuensi jawaban responden untuk merespon ke arah setuju diwakili oleh angka 4 dan 5 berkisar 5,77% sampai 59,62%. Sedangkan frekuensi jawaban responden untuk merespon ke arah yang tidak setuju yang diwakili oleh angka 1 dan 2 berkisar 1,92% sampai 5,77%. Jawaban untuk ke arah netral yang diwakili oleh angka 3 berkisar 28,85% sampai 53,85%. Dari presentase jawaban respon dapat disimpulkan bahwa wajib pajak dalam penggunaan e-filing menunjukkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90
bahwa wajib pajak akan selalu mencoba menggunakan e-filing setiap kali akan melaporkan SPT. Berdasarkan hasil uji hipotesis jika kedua variabel diuji pengaruhnya dengan menggunakan PLS 2.0 M3 menghasilkan, tidak ada pengaruh yang positif pada α = 0,05 (1,96) sehingga penelitian ini menolak hipotesis alternatif (H2b) yang menyatakan bahwa persepsi kegunaan e-filing (perceived usefulness)
berpengaruh positif terhadap minat perilaku
menggunakan e-filing (behavioral intention to use e-filing).
3. Pengaruh persepsi kemudahan penggunaan e-filing (perceived ease of use e-filing) terhadap persepsi kegunaan e-filing (perceived usefulness e-filing) dan sikap menggunakan e-filing (attitude toward using e-filing). Hipotesis H3a dalam penelitian menyatakan bahwa persepsi kemudahan penggunaan e-filing (perceived ease of use e-filing) berpengaruh positif terhadap persepsi kegunaan e-filing (perceived usefulness e-filing). Dari analisis tabel 11 diketahui keofisien parameter sebesar -0,3390 pada pengaruh persepsi kemudahan penggunaan e-filing (perceived ease of use e-filing) terhadap persepsi kegunaan e-filing (perceived usefulness e-filing) dengan nilai t hitung sebesar 4,4827 (>1,96). Nilai koefisien parameter dan t-statistik ini menunjukkan bahwa persepsi kemudahan penggunaan e-filing (perceived ease of use e-filing) berpengaruh negatif terhadap persepsi kegunaan e-filing (perceived usefulness e-filing). Dengan demikian hipotesis dalam penelitian ini ditolak dan disimpulkan tidak adanya hubungan positif antara persepsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91
kemudahan penggunaan e-filing (perceived ease of use e-filing) terhadap persepsi kegunaan e-filing (perceived usefulness e-filing). Penolakan hipotesis ini mengindikasikan bahwa peningkatan atau penurunan persepsi mengenai kemudahan sistem e-filing digunakan tidak berdampak terhadap pada peningkatan atau penurunan persepsi mengenai manfaat sistem e-filing. Dengan demikian hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Shinta (2009) yang menemukan adanya hubungan negatif antar perceived ease of use iCons dengan perceived usefulness iCons. Penolakan H3a Secara deskriptif juga diketahui bahwa persepsi responden terhadap variabel perceived usefullnes dan perceived ease of use adalah sedang, namun jawaban pada variabel tersebut cenderung heterogen. Statistik responden terhadap kedua variabel ini dapat dilihat pada lampiran. Heterogenitas jawaban pada kedua variabel berdampak pada penolakan dugaan bahwa persepsi kemudahan (perceived ease of use) berpengaruh pada persepsi kegunaa (perceived usefulness). Jawaban yang relatif heterogen juga mengindikasikan bahwa wajib pajak memiliki keyakinan yang relatif berbeda apakah e-filing mudah digunakan dan bermanfaat bagi mereka dalam melaporkan SPT. Berdasarkan hasil uji hipotesis jika kedua variabel diuji pengaruhnya dengan menggunakan PLS 2.0 M3, maka menghasilkan pengaruh yang negatif pada α = 0,05 (1,96) sehingga penelitian ini menolak hipotesis alternatif (H3a) yang menyatakan bahwa persepsi kemudahan penggunaan e-filing (perceived
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92
ease of use e-filing) berpengaruh positif terhadap persepsi kegunaan e-filing (perceived usefulness e-filing). Hipotesis H3b dalam penelitian menyatakan bahwa persepsi kemudahan penggunaan e-filing (perceived ease of use e-filing) berpengaruh positif terhadap sikap menggunakan e-filing (attitude toward using e-filing). Dari analisis tabel 11 diketahui keofisien parameter sebesar -0,2022 pada pengaruh persepsi kemudahan penggunaan e-filing (perceived ease of use e-filing) terhadap sikap menggunakan e-filing (attitude toward using e-filing) dengan nilai t hitung sebesar 4,9170 (>0,05) yang menunjukkan hipotesis 3b ditolak. Nilai koefisien parameter dan t-statistik ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh negatif dan signifikan antara persepsi kemudahan pnggunaan e-filing (perceived ease of use e-filing) terhadap sikap menggunakan e-filing (attitude toward using e-filing). Dengan demikian disimpulkan tidak adanya hubungan yang berarti antara persepsi kemudahan penggunaan e-filing (perceived ease of use) terhadap sikap menggunakan e-filing (attitude toward using e-filing). Hasil ini mendukung hasil penelitian Shinta (2009) yang menemukan adanya hubungan negatif antar perceived ease of use iCons dengan attitude toward using iCons. Penolakan hipotesis ini berkaitan dengan kecenderungan jawaban responden yang memiliki persepsi yang relatif heterogen pada variabel perceived usefullness dan attitude. Persepsi yang seragam mengenai variabel perceived ease of use dan attitude berdampak pada inkonsistensi pengaruh persepsi manfaat terhadap sikap wajib pajak atas sistem e-filing. Secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93
empiris penolakan hipotesis ini mengindikasikan bahwa perasaan wajib pajak untuk suka dan tidak suka terhadap sistem baru tidak dapat dijelaskan oleh persepsi mengenai kemudahan sistem untuk dioperasikan. Untuk itu Direktorat Jendral Pajak diharapkan melakukan sosialisasi mengenai manfaat sistem baru, sehingga wajib pajak berperilaku positif terhadap sistem baru. Tindakan ini perlu dilakukan mengingat sikap wajib pajak terhadap sistem baru tidak dipengaruhi oleh kemudahan sistem untuk dioperasikan. Berdasarkan hasil uji hipotesis jika kedua variabel diuji pengaruhnya dengan menggunakan PLS 2.0 M3, menghasilkan pengaruh yang negatif pada α = 0,05 (1,96) sehingga penelitian ini menolak hipotesis alternatif (H3b) yang menyatakan bahwa persepsi kemudahan penggunaan e-filing (perceived ease of use e-filing) berpengaruh positif terhadap sikap menggunakan e-filing (attitude toward using e-filing).
4. Sikap terhadap menggunakan e-filing (attitude towards using e-filing) berpengaruh positif terhadap minat perilaku menggunakan e-filing (behavioral intention to use e-filing). Hipotesis keempat (H4) menyatakan bahwa sikap terhadap menggunakan e-filing (attitude towards using e-filing) berpengaruh positif terhadap minat perilaku menggunakan e-filing (behavioral intention to use e-filing). Berdasarkan tabel 11 diketahui bahwa nilai koefisien parameter sebesar 0,1285 dengan nilai t-tabel sebesar 0,9140 (<1,96) yang menunjukkan bahwa sikap terhadap menggunakan e-filing (attitude towards using e-filing) tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94
berpengaruh terhadap minat perilaku menggunakan e-filing (behavioral intention to use e-filing) hal ini mengindikasikan bahwa perasaan positif yang dirasakan oleh wajib pajak dalam menggunakan e-filing bukanlah suatu alasan untuk mempengaruhi minat wajib pajak untuk terus menggunakan e-filing dalam menyampaikan SPT atau pemberitahuan perpanjangan SPT melainkan karena e-filing sifatnya wajib bagi wajib pajak. Davis et al. (1989) menunjukkan bahwa sikap (attitude) berpengaruh secara positif keminat perilaku (behavioral intention). Hasil yang serupa juga ditunjukkan oleh Amoroso dan Gardner (2004), Wiyono (2008) dan Kharisma (2011). Penerimaan H4 ini juga didukung oleh data lapangan, dalam hal ini kuesioner yang telah diisi oleh responden. Statistik frekuensi respon terhadap pernyataan untuk konstruk sikap terhadap menggunakan e-filing (attitude towards using e-filing) terdiri dari 4 pernyataan yang mewakili dimensi kenyamanan berinterkasi, senang menggunakan, menikmati penggunaan, dan tidak membosankan dan penyajian informasi dengan skala likert dapat dilihat pada lampiran. Berdasarkan frekuensi jawaban responden untuk merespon ke arah setuju diwakili oleh angka 4 dan 5 berkisar 9,62% sampai 57,69%. Sedangkan frekuensi jawaban responden untuk merespon ke arah yang tidak setuju yang diwakili oleh angka 1 dan 2 berkisar 1,92% sampai 3,85%. Jawaban untuk ke arah netral yang diwakili oleh angka 3 berkisar 30,77% sampai 32,69%. Untuk presentase respon responden terhadap konstruk minat perilaku menggunakan e-filing (behavioral intention tto use e-filing) dapat dilihat dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95
lampiran. Berdasarkan frekuensi jawaban responden untuk merespon ke arah setuju diwakili oleh angka 4 dan 5 berkisar 5,77% sampai 59,62%. Sedangkan frekuensi jawaban responden untuk merespon ke arah yang tidak setuju yang diwakili oleh angka 1 dan 2 berkisar 1,92% sampai 5,77%. Jawaban untuk ke arah netral yang diwakili oleh angka 3 berkisar 28,85% sampai 53,85%. Berdasarkan respon dari responden terhadap kedua konstruk ini, secara deskriptif dikatahui variabel attitude dan bahaviour intention to use masuk kedalam kriteria tinggi, sehingga mau tidaknya wajib pajak dalam menggunakan sistem e-filing tidak dijelaskan oleh perasaan suka dan tidak suka terhadap sistem e-filing, namun lebih dikarenakan oleh sifat e-filing yang merupakan keharusan untuk digunakan oleh wajib pajak. Attitude (sikap) untuk menggunakan e-filing tidak berpengaruh signifikan terhadap behavior intention to use (minat menggunakan) e-filing. Secara frekuensi juga diketahui bahwa secara umum wajib pajak suka (dimana jawaban lebih banyak mengarah ke skala setuju) terhadap sistem e-filing, namun demikian adanya pengaruh yang tidak signifikan mengidikasikan bahwa wajib pajak yang memiliki perasaan suka atau kurang suka tidak memberikan tanggapan secara serius terhadap keinginan untuk menggunakan sistem e-filing, karena pamanfaatan sistem merupakan keharusan. Berdasarkan hasil uji hipotesis jika kedua variabel diuji pengaruhnya dengan menggunakan PLS 2.0 M3, bahwa sikap (attitude) tidak berpengaruh positif terhadap minat (intention) pada α = 0,05 (1,96) sehingga penelitian ini menolak hipotesis alternatif (H4) yang menyatakan bahwa sikap terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96
menggunakan e-filing (attitude towards using e-filing) berpengaruh positif terhadap minat perilaku menggunakan e-filing (behavioral intention to use efiling).
5. Minat perilaku menggunakan e-filing (behavioral intention to use e-filing) berpengaruh positif terhadap penggunaan e-filing sesungguhnya (actual e-filing use) Penerimaan hipotesis kelima (H5) yang menyatakan bahwa minat perilaku menggunakan e-filing (behavioral intention to use e-filing) berpengaruh positif terhadap penggunaan e-filing sesungguhnya (actual e-filing use) mengindikasikan bahwa minat wajib pajak dalam menggunakan e-filing akan mempengaruhi wajib pajak untuk menggunakan e-filing. Penelitian yang dilakukan oleh Davis et al. (1989), Taylor dan Todd (1995) serta Verkantesh dan Davis (2000) menyatakan bahwa minat perilaku adalah pemrediksi yang baik terhadap penggunaan senyatanya. Hasil yang serupa juga ditunjukkan oleh Kharisma (2011). Penerimaan H5 ini juga didukung oleh data lapangan, dalam hal ini kuesioner yang telah diisi oleh responden. Statistik frekuensi respon terhadap pernyataan untuk konstruk minat perilaku menggunakan e-filing (behavioral intention to use e-filing) terdiri dari 5 pernyataan yang mewakili dimensi selalu mencoba menggunakan, merencanakan menggunakan, berkehendak menggunakan dan mengharapkan penggunaan berlanjut
dan penyajian
informasi dengan skala likert dapa dilihat pada lampiran. Berdasarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97
frekuensi jawaban responden untuk merespon ke arah setuju diwakili oleh angka 4 dan 5 berkisar 5,77% sampai 59,62%. Sedangkan frekuensi jawaban responden untuk merespon ke arah yang tidak setuju yang diwakili oleh angka 1 dan 2 berkisar 1,92% sampai 5,77%. Jawaban untuk ke arah netral yang diwakili oleh angka 3 berkisar 28,85% sampai 53,85%. Dari presentase jawaban respon dapat disimpulkan bahwa kenyamanan menggunakan e-filing menyebabkan keinginan wajib pajak untuk terus menggunakan e-filing. Untuk presentase respon responden terhadap konstruk penggunaan e-filing sesungguhnya (actual e-filing use) dapat dilihat dari lampiran. Berdasarkan frekuensi jawaban responden untuk merespon ke arah setuju diwakili oleh angka 4 dan 5 berkisar 9,62% sampai 82,69%. Sedangkan frekuensi jawaban responden untuk merespon ke arah yang tidak setuju yang diwakili oleh angka 1 dan 2 berkisar 3,85% sampai 5,77%. Jawaban untuk ke arah netral yang diwakili oleh angka 3 berkisar 28,85% sampai 34,62%. Dari presentase jawaban respon dapat disimpulkan bahwa wajib pajak yang telah menggunakan sistem e-filing dan telah merasakan manfaat dari sistem efiling selalu berkeinginan untuk menggunakan e-filing guna mempermudah menyampaikan SPT atau pemberitahuan perpanjangan SPT selanjutnya. Berdasarkan hasil uji hipotesis jika kedua variabel diuji pengaruhnya dengan menggunakan PLS 2.0 M3, maka menghasilkan pengaruh yang positif pada α = 0,05 (1,96) sehingga penelitian ini menerima hipotesis alternatif (H5) yang menyatakan bahwa minat perilaku menggunakan e-filing (behavioral
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98
intention to use e-filing) berpengaruh positif terhadap penggunaan e-filing sesungguhnya (actual e-filing use).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan anlisis data dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Kerumitan (complexity) memiliki pengaruh negatif terhadap persepsi kegunaan (perceived usefulness) dalam penggunaan sistem e-filing. Hal ini ditunjukkan dari nilai koefisien parameter sebesar -0,2571 dan t-hitung sebesar 2,9795 yang lebih besar dari nilai t-tabel sebesar 1,96. Kerumitan (complexity) memiliki pengaruh negatif terhadap penggunaan senyatanya (actual use). Hal ini ditunjukkan dari nilai koefisien parameter sebesar -0,2723 dan t-hitung sebesar 3,2934 yang lebih besar dari nilai ttabel sebesar 1,96. 2. Persepsi kegunaan (perceived usefulness) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap sikap terhadap menggunakan (attitude toward using) dalam penggunaan sistem e-filing. Hal ini ditunjukkan dari nilai koefisien parameter sebesar 0,784 dan t-hitung sebesar 15,8269 yang lebih besar dari t-tabel sebesar 1,96. Persepsi kegunaan e-filing (perceived usefulness) tidak memiliki pengaruh positif terhadap minat perilaku menggunakan e-filing (behavioral intention to use e-filing). Hal ini ditunjukkan dari nilai koefisien parameter sebesar 0,156 dan t-hitung sebesar 1,2353 yang lebih kecil dari t-tabel sebesar 1,96. 99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100
3. Persepsi kemudahan penggunaan e-filing (perceived ease of use e-filing) memiliki pengaruh negatif terhadap persepsi kegunaan e-filing (perceived usefulness e-filing). Hal ini ditujukkan dari nilai koefisien parameter sebesar -0,3390 dan t-hitung sebesar 4,4827 lebih besar dari t-tabel sebesar 1,96. Persepsi kemudahan penggunaan e-filing (perceived ease of use e-filing) memiliki pengaruh negatif terhadap sikap menggunakan e-filing (attitude toward using e-filing). Hal ini ditunjukkan dari nilai koefisien parameter sebesar -0,2022 dan t-hitung sebesar 4,9170 lebih besar dari t-tabel sebesar 1,96. 4. Sikap terhadap menggunakan e-filing (attitude towards using e-filing) tidak
memiliki
pengaruh
yang
positif
terhadap
minat
perilaku
menggunakan e-filing (behavioral intention to use e-filing). Hal ini ditunjukkan dari nilai koefisien parameter sebesar 0,1285 dan t-hitung sebesar 0,9140 lebih kecil dari t-tabel sebesar 1,96. 5. Minat perilaku menggunakan e-filing (behavioral intention to use e-filing) memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap penggunaan efiling sesungguhnya (actual e-filing use). Hal ini ditunjukkan dari nilai koefisien parameter sebesar 0,2290 dan t-hitung sebesar 2,6272 lebih besar dari t-tabel 1,96.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101
B. Keterbatasan Penelitian 1. Penelitian ini hanya menggunakan satu dari variabel eksternal dari penelitian yang sebelumnya pernah dilakukan oleh Wiyono (2008) dari model TAM yang di kembangkan oleh Amoroso dan Gardner (2004) sehingga memungkinkan ada faktor-faktor lain yang berpengaruh menjadi terabaikan. 2. Penelitian ini hanya memfokuskan kepada wajib pajak orang pribadi yang sudah menggunakan e-filing, peneliti tidak melakukan survey terhadap wajib pajak yang belum menggunakan e-filing. 3. Penelitian ini hanya berskala pribadi tidak berskala badan ataupun organisasi
sehingga
diperlukan
kehati-hatian
dalam
melakukan
generalisasi hasil penelitian. C. Saran 1. Rekomendasi untuk penelitian mendatang adalah untuk memperluas cakupan wilayah responden. 2. Peneliti mendatang sebaiknya menambah variabel eksternal sehingga penelitian menggunakan TAM bisa menambah jelas hasil penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Amoroso, Donald L. and Gardner, Christina. 2004. “Development of an Instrument to Measure the Acceptance of Internet Technology by Consumers”. Proceeding of the 37th Hawaii International Conference on System Science, 2004: 1-10. Davis, F.D. “Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use and User Acceptance of Information Technology,” MIS Quarterly (13;3), 1989, pp. 319-340. Davis, F.D., Bagozzi, R.P., dan Warshaw, P.R. “User Acceptance of Computer Technology: A Comparison of Two Theoretical Models,” Management Science (35:8), 1989, pp. 982-1003. Davis, F.D. “Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use and Usage of Information Technology: A Replication,” MIS Quarterly, 1992, pp. 227-247. Fishben, M., and Ajzen, I. Believe, Attitude, Intention and Behavior An Introduction to Theory and Research, Addison Wesley, Reading, MA. 1975. Gozali, Imam. 2008. Structural Equation Modelling: Metode Alternatif dengan Partal Least Square (PLS). Badan Penerbit Universitas Diponegoro: Semarang. Hamzah, Ardi. 2009. “Evaluasi kesesuaian Model Keperilakuan Dalam Penggunaan Teknologi Sistem Informasi di Indonesia”. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi, 2009. Yogyakarta. http://www/smartpls.de “SmartPLS 2.0 M3” Igbaria, M., Parasuraman, S., and Baroudi, J.J. ”A Motivational Model of Microcomputer Esage”. Jurnal of Management Information System (13), 1996, pp. 127-143. Igbaria, M., Guimaraes, T., & Davis, G.B. “ Testing the Determinants of Microcomputer Usage Via A Structural Equation Model”. Journal of Management Information System (11), 1995, pp. 87-114. Jogiyanto, H.M., (2007). Sistem Informasi Keperilakuan. Edisi Pertama. Penerbit Andi, Yogyakarta. Jogiyanto, H.M., (2009). Konsep dan Aplikasi PLS (partial least square) untuk Penelitian Empiris. Edisi Pertama.BPFE, Yogyakarta.
102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103
Kartika, Shinta Eka. 2009. “Analisis Proses Penerimaan Sistem Informasi iCons Dengan Menggunakan Technology Acceptance Model Pada Karyawan PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Di kota Semarang”. Tesis, Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-88/PJ./2004 tanggal 14 Mei 2004 tentang Penyampaian Surat Pemberitahuan secara Elektronik. Khakim, Kharisma Nur (2011). “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Dan Penggunaan Software Akuntansi Myob Dengan Menggunakan Pendekatan Technology Acceptance Model (TAM)”. Skripsi, Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Kirana, Gita Gowinda. 2010. “Analisis Perilaku Penerimaan Wajib Pajak Terhadap Penggunaan E-filing”. Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Peraturan Direktur Jendral Pajak Nomor : KEP-05/PJ./2005 Tentang Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan Secara Elektronik (e-filing) Melalui Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (ASP). Peraturan Direktur Pendral Pajak Nomor : PER-39/PJ/2011 Tentang Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Bagi Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Menggunakan Formulir 1770S Atau 1770SS Secara e-Filing Melalui Website Direktorat Jendral Pajak (www.pajak.go.id). Sanusi Anwar. 2011. Metodologi Penelitian Bisnis. Edisi Pertama.Jogja: Salemba empat. Saputro, Agung N. 2010. ”Analisis Persepsi Penerapan Sistem Informasi Pada PT. UPS Dengan Menggunakan Metode Technology Acceptance Model (TAM)”. Tesis, Program Magister Manajemen Sistem Informasi Universitas Guna Dharma. Sjazna, Bernadetta. 1996. “Emprical Evaluation of the Revised Technology Acceptance Model“. Manajement Science /Vol. 42, No. 1, January 1996, pp. 85-92. Sugiyono (2002), Statistika Untuk Penelitian, Penerbit CV Alfabet, Bandung. Suhandi, I. Tesavrita, C. dan Sadiyoko Ali. 2009. “Penggunaan Technology Acceptance Model Sebagai Dasar usulan Perbaikan Fasilitas Pada Layanan Mobile Internet”. Simposium Nasional RAPI VIII 2009. Bandung. Szajna.B. “Emprical Evaluation ot the Revised Technology Acceptance Model”. Management Science. (42:1), 1996, pp 85-92.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104
Undang-undang RI No. 6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah dengan undang-undang nomor 16 tahun 2009. Venkatesh, Viswanath and Davis F.D. 2000. A Theoretical Extnetion of the Technology Acceptance Model: Four Longitudinal Field Studies. Management Sciensce, Vol. 46, No.2, February 2000, pp. 186-204. Wanabakti, Angih P. dan Dwihardo, Nelman H. 2011. “Pengaruh Pelatihan, Penerapan SOP, Reward System, Lingkungan Kerja dan Peralatan Terhadap Produktivitas Teknisi”. Skripsi, Fakultas Teknik Universitas Hassanuddin. Widiyastuti, Sari Murti. 2012. Partial Least Square. Universitas Atmajaya Yogyakarta. Wiyono, Adrianto Sugiarto. 2008. “Evaluasi Penerimaan Wajib Pajak terhadap Penggunaan E-filling sebagai Sarana Pelaporan Pajak secara Online dan Realtime. “ Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 11, No. 2, h. 117-132. Wiyono, Gedro. 2011. Merancang Penelitian Bisnis Dengan Alat Analisis SPSS dan Smart PLS. Edisi Pertama. UPP STIM YKPN, Yogyakarta. www.pajak.go.id “e-filing”. Yamin, Sofyan dan Heri Kurniawan. 2011. “Generasi Muda Mengolah Data Penelitian Dengan Partial Least Square Path Modeling”. Jakarta: Salemba Infotek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 111
Lampiran 3. Tabulasi jawaban responden RES 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
PU 13 13 13 11 12 12 9 12 13 11 13 12 12 10 13 12 11 12 11 11 12 13 10 10 12 12 13 10 11 12 10 10 11 13 12 9
PEOU 25 27 18 26 25 19 22 23 28 20 24 19 26 19 25 19 21 21 22 20 22 20 27 22 23 21 23 20 26 22 21 16 20 23 20 22
ATU 17 17 9 15 14 16 14 14 17 14 16 14 16 18 16 12 16 18 16 12 15 14 14 14 16 14 16 16 17 13 12 16 17 16 14 14
BI 20 19 20 19 18 19 18 18 14 22 18 17 18 21 15 19 12 19 17 18 18 18 22 16 18 18 19 15 21 17 18 17 17 20 17 18
COMP 3 5 5 3 6 4 6 4 5 4 4 4 6 6 3 6 3 5 5 6 3 5 3 5 5 3 7 3 5 7 6 3 3 6 3 6
AU 13 12 8 10 12 11 11 14 12 9 11 14 12 12 12 11 13 12 10 12 11 12 11 12 10 11 12 12 11 11 12 10 13 12 11 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 112
37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52
12 10 10 11 11 10 11 12 10 12 13 12 11 11 13 13
20 16 20 21 22 20 21 20 23 22 23 21 23 21 26 18
14 14 14 14 14 17 15 14 15 16 10 18 17 15 19 18
18 19 18 16 15 20 16 20 17 16 23 17 18 18 17 22
5 6 3 5 3 3 5 3 3 5 3 6 3 6 5 6
11 11 13 12 12 12 10 12 11 13 8 13 11 11 12 13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 113
Lampiran 4. Statistik responden Skor Frekuensi Item Survey Perceived Usefulness Item Survey
Skala Likert
PU1
2
1,92%
3
PU2
PU3
21,16%
23.08%
28.85%
4
69.23%
67.31%
63.46%
5
7.69%
9.62%
7.69%
Jumlah
100.00%
100.00%
100.00% N=52
Skor Frekuensi Item Survey Perceived Ease Of Use Skala Likert 2 3 4 5 Jumlah
PEOU1 5.77% 48.08% 34.62% 11.54% 100.00%
PEOU2 3.85% 44.23% 42.31% 9.62% 100.00%
Item Survey PEOU3 PEOU4 PEOU5 PEOU6 3.85% 1.92% 3.85% 5.77% 46.15% 9.62% 36.54% 38.46% 42.31% 76.92% 46.15% 50.00% 7.69% 11.54% 13.46% 5.77% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% N=52
Skor Frekuensi Item Survey Attitude Toward Using Skala Likert 2 3 4 5 Jumlah
ATU1 3.85% 32.69% 53.85% 9.62% 100.00%
Item Survey ATU2 ATU3 1.92% 1.92% 30.77% 30.77% 57.69% 51.92% 9.62% 15.38% 100.00% 100.00%
ATU4 3.85% 32.69% 51.92% 11.54% 100.00% N=52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 114
Skor Frekuensi Item Survey Behavioral Intention to Use Skala Likert 2 3 4 5 Jumlah
BI1 3.85% 28.85% 59.62% 7.69% 100.00%
Item Survey BI3 BI4 3.85% 5.77% 53.85% 50.00% 36.54% 34.62% 5.77% 9.62% 100.00% 100.00%
BI2 1.92% 30.77% 57.69% 9.62% 100.00%
BI5 3.85% 42.31% 42.31% 11.54% 100.00% N=52
Skor Frekuensi Item Survey Complexity Skala Likert 1 2 3 4 5 Jumlah
COMP1 51.92% 28.85% 13.46% 3.85% 1.92% 100.00%
Item Survey COMP2 48.08% 38.46% 7.69% 3.85% 1.92% 100.00%
COMP3 44.23% 25.00% 9.62% 9.62% 11.54% 100.00% N=52
Skor Frekuensi Item Survey Actual System Use Skala Likert 2 3 4 5 Jumlah
AU1 3.85% 28.85% 57.69% 9.62% 100.00%
Item Survey AU2
82.69% 17.31% 100.00%
AU3 5.77% 34.62% 50.00% 9.62% 100.00% N=52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 115 Lampiran 5. Model Struktur dengan Smart PLS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 116 Lampiran 6. Calculate dengan PLS Algorithm Sebelum Uji Indikator
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 117 Lampiran 7. Calculate dengan Bootstraping Sebelum Uji Indikator
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 118 Lampiran 8. Calculate dengan PLS Algorithm SetelahUji Indikator
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 119
Lampiran 9. Calculate dengan Bootstraping Setelah Uji Indikator
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 120
Lampiran 10. Calculate dengan PLS Algorithm dan Boothstraping sebelum uji indikator
KONSTRUK
ATU
ATU1 ATU2 ATU3 ATU4 AU1 AU2 AU3 BI1 BI2 BI3 BI4 BI5 COMP1 COMP2 COMP3 PEOU1 PEOU2 PEOU3 PEOU4 PEOU5 PEOU6 PU1 PU2 PU3
0.9250 0.8506 0.6654 0.6776
AU
BI
COMP
PEOU
PU
0.9545 0.9243 0.8802 0.8614 0.7415 0.8412 0.683 0.6123 0.9861 0.7856 0.9861 -0.8342 -0.5689 0.6866 0.7665 0.6784 0.8420 0.9647 0.9167 0.8783
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 121
CROSS LOADINGS (DISCRIMINANT VALIDITY)
ATU1 ATU2 ATU3 ATU4 AU1 AU2 AU3 BI1 BI2 BI3 BI4 BI5 COMP1 COMP2 COMP3 PEOU1 PEOU2 PEOU3 PEOU4 PEOU5 PEOU6 PU1 PU2 PU3
ATU
AU
BI
COMP
PEOU
PU
0.9250 0.8506 0.6654 0.6776 0.8611 0.7832 0.7113 0.3093 0.1012 0.2446 0.0592 0.0955 -0.2158 -0.0946 -0.2158 0.8468 0.5220 -0.3240 -0.4050 -0.4191 -0.5673 0.8611 0.7832 0.7113
0.9116 0.8586 0.3064 0.3228 0.9545 0.9243 0.8802 0.2785 0.1083 0.2576 0.1169 0.1207 -0.3196 -0.1720 -0.3196 0.9489 0.5514 -0.2632 -0.2953 -0.2424 -0.4314 0.9545 0.9243 0.8802
0.2356 0.2620 0.1508 0.1432 0.2470 0.2706 0.2178 0.8614 0.7415 0.8412 0.6830 0.6123 -0.1669 -0.0261 -0.1669 0.2680 0.2926 -0.1203 -0.0336 -0.0346 -0.0727 0.2470 0.2706 0.2178
-0.1109 -0.2154 -0.1515 -0.1938 -0.2103 -0.3312 -0.2835 -0.0329 -0.2656 -0.1135 -0.1791 -0.1198 0.9861 0.7856 0.9861 -0.2440 -0.0817 0.1438 0.0877 0.0378 0.1340 -0.2103 -0.3312 -0.2835
-0.7632 -0.5911 -0.5253 -0.5788 -0.8178 -0.6586 -0.6000 -0.2381 -0.0380 -0.2215 -0.0306 -0.1913 0.1961 0.1213 0.1961 -0.8342 -0.5689 0.6866 0.7665 0.6784 0.8420 -0.8178 -0.6586 -0.6000
0.9204 0.8492 0.3179 0.3349 0.9647 0.9167 0.8783 0.2744 0.1026 0.2587 0.1194 0.1203 -0.3085 -0.1652 -0.3085 0.9579 0.5539 -0.2711 -0.3141 -0.2503 -0.4427 0.9647 0.9167 0.8783
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 122
AVE,COMPOSITE RELIABILITY
ATU AU BI COMP PEOU PU
AVE
Composite Reliability
R Square
Cronbachs Alpha
Communality
Redund -ancy
0.6202 0.8468 0.5682 0.8540 0.5413 0.8474
0.8649 0.9430 0.8662 0.9456 0.4726 0.9433
0.7749 0.1447 0.0754 0.0000 0.0000 0.5988
0.8128 0.9095 0.8221 0.9147 0.5912 0.9095
0.6202 0.8468 0.5682 0.8540 0.5413 0.8474
0.2433 0.0591 0.0237 0.0000 0.0000 0.0578
LATEN VARIABLE CORELATION
ATU AU BI COMP PEOU PU
ATU 1 0.8517 0.2623 -0.2015 -0.7819 0.8587
AU 0 1 0.2685 -0.3056 -0.7463 0.9993
BI 0 0 1 -0.1453 -0.2259 0.2666
COMP 0 0 0 1 0.1910 -0.2948
PEOU 0 0 0 0 1 -0.7586
PU 0 0 0 0 0 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 123
OUTERS Weight (Mean, STDEV,T-Values)
ATU1 <- ATU ATU2 <- ATU ATU3 <- ATU ATU4 <- ATU AU1 <- AU AU2 <- AU AU3 <- AU BI1 <- BI BI2 <- BI BI3 <- BI BI4 <- BI BI5 <- BI COMP1 <- COMP COMP2 <- COMP COMP3 <- COMP PEOU1 <- PEOU PEOU2 <- PEOU PEOU3 <- PEOU PEOU4 <- PEOU PEOU5 <- PEOU PEOU6 <- PEOU PU1 <- PU PU2 <- PU PU3 <- PU
Original Sample (O)
Sample Mean (M)
0.4303 0.3854 0.1978 0.2103 0.3152 0.4213 0.3518 0.4190 0.1547 0.3755 0.1537 0.1691 0.4177 0.2243 0.4177 -0.4112 -0.2452 0.1359 0.1643 0.1532 0.2308 0.4024 0.3581 0.3228
0.4317 0.3915 0.1911 0.2029 0.3186 0.4174 0.3525 0.4350 0.1277 0.3676 0.1338 0.1327 0.4248 0.2003 0.4248 -0.2355 -0.1146 0.0776 0.1118 0.1038 0.1474 0.4015 0.3608 0.3209
Standard Standard T Statistics Deviation Error (|O/STERR|) (STDEV) (STERR) 0.0407 0.0389 0.0373 0.0346 0.0249 0.0461 0.0437 0.1417 0.1558 0.1075 0.1653 0.1811 0.0416 0.1228 0.0416 0.3405 0.2246 0.1096 0.1168 0.1133 0.1743 0.0179 0.0165 0.0166
0.0407 0.0389 0.0373 0.0346 0.0249 0.0461 0.0437 0.1417 0.1558 0.1075 0.1653 0.1811 0.0416 0.1228 0.0416 0.3405 0.2246 0.1096 0.1168 0.1133 0.1743 0.0179 0.0165 0.0166
10.5666 9.9206 5.2973 6.0705 12.6505 9.1396 8.0489 2.9571 0.9933 3.4928 0.9297 0.9337 10.0344 1.8259 10.0344 1.2076 1.0919 1.2392 1.4062 1.3525 1.3235 22.5319 21.7153 19.4365
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 124
PATH COEFFICIENT(Mean, STDEV,T-Values)
ATU -> BI BI -> AU COMP -> AU COMP -> PU PEOU -> ATU PEOU -> PU PU -> ATU PU -> BI
Original Sample (O)
Sample Mean (M)
Standard Deviation (STDEV)
Standard Error (STERR)
T Statistics (|O/STERR|)
0.1274 0.2290 -0.2723 -0.1555 -0.3109 -0.7289 0.6208 0.1575
0.1401 0.2624 -0.2691 -0.1505 -0.1950 -0.4415 0.6132 0.1826
0.1592 0.0585 0.0774 0.0633 0.2535 0.5985 0.0736 0.1570
0.1592 0.0585 0.0774 0.0633 0.2535 0.5985 0.0736 0.1570
0.8004 3.9155 3.5203 2.4579 1.2267 1.2179 8.4320 1.0035
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 125
Lampiran 11. Calculate dengan PLS Algorithm dan Boothstraping setelah uji indikator OUTER LOADINGS (CONVERGENT VALIDITY)
ATU ATU1 ATU2 ATU3 ATU4 AU1 AU2 AU3 BI1 BI2 BI3 BI4 BI5 COMP1 COMP2 COMP3 PEOU3 PEOU4 PEOU5 PEOU6 PU1 PU2 PU3
AU
BI
COMP
PEOU
PU
0.9270 0.8543 0.6597 0.6719 0.9545 0.9243 0.8802 0.8615 0.7414 0.8411 0.683 0.6124 0.9861 0.7858 0.9861 0.7586 0.9179 0.9125 0.9787 0.9636 0.9162 0.8800
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 126
CROSS LOADINGS (DISCRIMINANT VALIDITY)
ATU1 ATU2 ATU3 ATU4 AU1 AU2 AU3 BI1 BI2 BI3 BI4 BI5 COMP1 COMP2 COMP3 PEOU3 PEOU4 PEOU5 PEOU6 PU1 PU2 PU3
ATU
AU
BI
COMP
PEOU
PU
0.9270 0.8543 0.6597 0.6719 0.8629 0.7868 0.7130 0.3096 0.1006 0.2446 0.0605 0.0965 -0.2157 -0.0936 -0.2157 -0.3221 -0.4015 -0.4173 -0.5656 0.8629 0.7868 0.7130
0.9116 0.8586 0.3064 0.3228 0.9545 0.9243 0.8802 0.2785 0.1083 0.2576 0.1169 0.1207 -0.3196 -0.1720 -0.3196 -0.2632 -0.2953 -0.2424 -0.4314 0.9545 0.9243 0.8800
0.2357 0.2621 0.1508 0.1432 0.2470 0.2706 0.2179 0.8615 0.7414 0.8411 0.6830 0.6124 -0.1669 -0.0260 -0.1669 -0.1204 -0.0337 -0.0347 -0.0727 0.2470 0.2706 0.2179
-0.1109 -0.2154 -0.1515 -0.1938 -0.2103 -0.3312 -0.2835 -0.0329 -0.2656 -0.1134 -0.1791 -0.1198 0.9861 0.7858 0.9861 0.1438 0.0877 0.0378 0.1340 -0.2103 -0.3312 -0.2835
-0.4193 -0.2419 -0.5194 -0.5562 -0.4400 -0.2661 -0.3002 -0.1316 0.0972 -0.0416 0.0364 -0.1222 0.1026 0.1252 0.1026 0.7586 0.9179 0.9125 0.9787 -0.4400 -0.2661 -0.3002
0.9197 0.8491 0.3173 0.3341 0.9636 0.9162 0.8800 0.2748 0.1028 0.2585 0.1188 0.1201 -0.3093 -0.1662 -0.3093 -0.2705 -0.3131 -0.2494 -0.4416 0.9636 0.9162 0.8802
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 127
AVE, Composite Reliability, R Square, Cronbach's Alpha
ATU AU BI COMP PEOU PU
AVE
Composite Reliability
R Square
0.6189 0.8468 0.5682 0.854 0.8021 0.8475
0.8641 0.9430 0.8662 0.9456 0.9415 0.9433
0.7725 0.1447 0.0755 0 0 0.2008
Cronbachs Commu- RedunAlpha nality dancy 0.8128 0.9095 0.8221 0.9147 0.9152 0.9095
0.6189 0.8468 0.5682 0.854 0.8021 0.8475
0.1073 0.0591 0.0239 0 0 0.0735
PEOU 0 0 0 0 1 -0.3683
PU 0 0 0 0 0 1
LATEN VARIABLE CORRELATION
ATU AU BI COMP PEOU PU
ATU 1 0.8543 0.2627 -0.2012 -0.491 0.7586
AU 0 1 0.2685 -0.3056 -0.3564 0.8994
BI 0 0 1 -0.1452 -0.0708 0.2667
COMP 0 0 0 1 0.1138 -0.2957
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 128
OUTERS Weight (Mean, STDEV,T-Values)
ATU1 <- ATU ATU2 <- ATU ATU3 <- ATU ATU4 <- ATU AU1 <- AU AU2 <- AU AU3 <- AU BI1 <- BI BI2 <- BI BI3 <- BI BI4 <- BI BI5 <- BI COMP1 <- COMP COMP2 <- COMP COMP3 <- COMP PEOU3 <- PEOU PEOU4 <- PEOU PEOU5 <- PEOU PEOU6 <- PEOU PU1 <- PU PU2 <- PU PU3 <- PU
Origina l Sample (O) 0.9270 0.8543 0.6597 0.6719 0.9545 0.9243 0.8802 0.8615 0.7414 0.8411 0.6830 0.6124 0.9861 0.7858 0.9861 0.7586 0.9179 0.9125 0.9787 0.9636 0.9162 0.8800
Sample Mean (M)
Standard Deviation (STDEV)
Standard Error (STERR)
T Statistics (|O/STERR|)
0.9293 0.8603 0.6496 0.6619 0.9550 0.9247 0.8782 0.8347 0.6893 0.8046 0.6191 0.5545 0.9843 0.7708 0.9843 0.7561 0.9182 0.9094 0.9799 0.9643 0.9183 0.8770
0.0131 0.0307 0.1103 0.1070 0.0111 0.0192 0.0376 0.1280 0.1584 0.1406 0.2209 0.2372 0.0199 0.1004 0.0199 0.1033 0.0269 0.0330 0.0042 0.0068 0.0201 0.0410
0.0131 0.0307 0.1103 0.1070 0.0111 0.0192 0.0376 0.1280 0.1584 0.1406 0.2209 0.2372 0.0199 0.1004 0.0199 0.1033 0.0269 0.0330 0.0042 0.0068 0.0201 0.0410
70.9053 27.8427 5.9823 6.2767 86.2480 48.2358 23.4372 6.7313 4.6806 5.9843 3.0918 2.5819 49.6111 7.8264 49.6111 7.3407 34.1274 27.6139 230.7972 141.5985 45.5624 21.4831
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 129
PATH COEFFICIENT(Mean, STDEV,T-Values)
ATU -> BI BI -> AU COMP -> AU COMP -> PU PEOU -> ATU PEOU -> PU PU -> ATU PU -> BI
Original Sample (O)
Sample Mean (M)
Standard Deviation (STDEV)
0.1285 0.2290 -0.2723 -0.2571 -0.2022 -0.3390 0.7841 0.1564
0.1386 0.2611 -0.2706 -0.2546 -0.1936 -0.3465 0.7867 0.1769
0.1406 0.0872 0.0827 0.0863 0.0411 0.0756 0.0495 0.1266
Standard T Statistics Error (|O/STERR|) (STERR) 0.1406 0.0872 0.0827 0.0863 0.0411 0.0756 0.0495 0.1266
0.9140 2.6272 3.2934 2.9797 4.9170 4.4827 15.8269 1.2353