RENCANA KERJA DAN STRATEGI PEMBANGUNAN HORTIKULTURA TAHUN 2015
Disampaikan oleh:
Direktur Jenderal Hortikultura
Musrenbangtan Jakarta, 13 Mei 2014
Amanah UU 13 tahun 2010 tentang Hortikultura 1. Fasilitasi terhadap penyelenggaraan hortikultura terpadu dengan kegiatan lain (pasal 40 dan 42) 2. Menetapkan produk unggulan yang berdaya saing dan memperhatikan kearifan lokal (pasal 43) 3. Pengembangan Kawasan Hortikultura Bab V (Pasal: 44, 45 & 47) 4. Usaha Hortikultura Ramah Lingkungan Pasal 2, 17, 32, 33 5. Usaha Hortikultura dapat/wajib dilakukan dengan Pola Kemitraan Pasal 56
RUJUKAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. UU No 13 Tahun 2010 tentang hortikultura 2. Strategi Induk Pembangunan Pertanian (SIPP) 2013-2045 3. Cetak Biru Pembangunan Hortikultura 2011-2025 4. Hasil Musrenbangnas dan Musrenbangtan
ANALISIS SWOT PENGEMBANGAN HORTIKULTURA Kekuatan (S)
Kelemahan (W)
1. Tersedianya payung hukum (UU Hortikultura, PP, Permentan, dll.) 2. Kebijakan pengelolaan hortikultura secara ramah lingkungan dan berkelanjutan 3. Keanekaragaman hayati (hortikultura) sebagai sumber plasma nutfah 4. Ekosistem mendukung pengembangan hortikultura yang beragam dan bervariasi 5. Permintaan pasar hortikultura yang besar dan cenderung meningkat 6. Hasil riset hortikultura yang banyak dan mendukung 7. Pelaku usaha dan champion yang banyak dan handal
1. Belum optimalnya keberpihakan terhadap usaha hortikultura dalam negeri (terutama infrastruktur, perhubungan dan perdagangan) 2. Kekurangan penyuluh lapang, POPT dan PBT hortikultura (Kuantitas dan kualitas) 3. Kelemahan dalam jejaring kerja dan sistem informasi agribisnis 4. Kawasan hortikultura terpadu belum terbentuk 5. Lemahnya koordinasi dan sinergisme antar institusi pusat, daerah dan pelaksana 6. Sarana pascapanen dan fasilitas SCM masih terbatas 7. Biaya logistik, sistem distribusi dan pemasaran yang tidak efisien.
Lanjutan…
Peluang (O)
Ancaman (T)
1. Adanya tata ruang dan konsep urban fariming yang memberi peran pada pengembangan hortikultura 2. Adanya kondisi lingkungan konsensus pertanian berkelanjutan (go green, back to nature) 3. Kemajuan teknologi yang mendukung pengembangan hortikultura 4. Penyerapan tenaga kerja cukup tinggi 5. Terbukanya pasar bebas yang memperluas akses pasar produk hortikultura 6. Pelaku usaha inovatif dan kreatif 7. Tumbuhnya kesadaran mengkonsumsi produk hortikultura sebagai gaya hidup sehat
1.Pemberlakuan pasar bebas dan minimnya hambatan non tarif (standar mutu dan karantina) 2.Konversi lahan dan issue perusakan lingkungan (erosi, pestisida, dll.) 3.Perubahan pola iklim dan bencana alam yang tidak menentu 4.Persyaratan standar mutu Internasional pada produk hortikultura semakin tinggi 5.Meningkatnya tuntutan kualitas, kuantitas dan kontinuitas pasokan dari pasar dalam negeri dan pasar internasional 6.Harga produk hortikultura Indonesia berfluktuasi dan relatif mahal 7.Banyak konsumen masih berorientasi pada produk hortikultura impor
VISI HORTIKULTURA 2015-2019 : “Industri Hortikultura Ramah Lingkungan yang Kuat dan Kokoh untuk Kesejahteraan Rakyat”
Program: “Peningkatan Produktivitas
Produksi dan Tanaman
”
Hortikultura Ramah Lingkungan
Keywords: Ramah Lingkungan, IPTEK, Jejaring Kerja, Pemberdayaan, Kelembagaan, Kearifan Lokal, Profesionalisme
STRATEGI PELAKSANAAN 1. 2.
3. 4.
5. 6.
Pengembangan Budaya Unggul dan Profesionalisme Pengembangan Pertanian Hayati (biofarming, zero waste, pertanian konservasi, hemat energi, Low External Input Sustainable Agriculture-LEISA) Peningkatan pengetahuan, IPTEK mutakhir dan apresiasi kearifan lokal Penguatan Pengetahuan Kelembagaan Petani di bidang produksi, sistem perbenihan, sistem perlindungan, kawasan, GAP/GHP, pasar dan permodalan Penguatan jejaring kerja intra dan antar pelaku usaha hortikultura Peningkatan investasi dan promosi
FOKUS KOMODITAS •
50% APBN untuk komoditas: Aneka Cabai dan Bawang Merah (Pemicu inflasi) Jeruk (Substitusi Impor & Pengembangan keunggulan lokal)
•
Sisanya untuk komoditas lainnya yang dipromosikan (buah tropis unggul baru, bawang putih, jamur, tan. obat dan florikultura)
BUAH 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Mangga Jambu Kristal Durian Manggis Pisang Nenas Melon Salak Buah Naga
SAYUR 1. Bawang Putih 2. Jamur 3. Kentang 4. Tomat 5. Sayuran Daun 6. Wortel
TANAMAN OBAT 1.Temulawak 2.Jahe 3.Kapulaga 4.Kencur 5.Lidah Buaya 6.Purwoceng
FLORIKULTURA 1.Melati 2.Krisan 3.Palem/Raphis 4.Sedap malam 5.Mawar 6.Anggrek 7.Heliconia 8.Leather Leaf 9.Dracaena
*
JAMBU KRISTAL
PURWOCENG
HELICONIA
KEGIATAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA PENGEMBANGAN SISTEM PERLINDUNGAN RAMAH LINGKUNGAN
PENGEMBANGAN SISTEM PERBENIHAN
PENGEMBANGAN KOMODITAS RAMAH LINGKUNGAN
1. Surveilans OPT untuk menghaslkan Pest List buah dan sayuran potensial ekspor 2. Peningkatan jumlah dan kualitas pelaksanaan SLPHT 3. Memperbanyak gerakan pengendalian OPT endemik di kawasan hortikultura 4. Pemasyarakatan penerapan pengendalian OPT ramah lingkungan di kawasan hortikultura 5. Pemantauan dan analisis residu buah dan sayur 6. Teknologi Ramah Lingkungan 7. Klinik PHT, Puspa Hayati
1) Penguatan Balai Benih Hortikultura 2) Penyediaan Benih Bermutu (Sayuran, Buah, Florikultura, Tanaman Obat 3) Jambore varietas unggul / Pemasyarakatan benih bermutu 4) Fasilitasi prasarana dan sarana penangkar benih 5) Pengawasan dan sertifikasi benih 6) Penguatan laboratorium perbenihan
1) Pengembangan kawasan
SUKUN
MATOA
2) Fasilitasi Registrasi Kebun/Lahan Usaha 3) Sekolah Lapang Good Agriculture Practices (GAP) 4) Peningkatan Penanganan Pascapanen 5) Sekolah Lapang Good Handling Practices (GHP) 6) Pengembangan Kelembagaan dan Kemitraan 7) Pemasyarakatan produk bermutu (Promosi) 8) Pengembangan Sentra Baru (cabai dan bawang) 9) Urban Farming (Hortipark) 10) Optimasi Pekarangan, (GPOP)
JENGKOL
PETAI
Rimau Gerga
RUJUKAN REGULASI KAWASAN HORTIKULTURA
Kentang di Merangin
Jeruk Kintamani
Bawang Merah Bangli
UU No. 13 tahun 2010 tentang Hortikultura Pasal 44 - 47
Kawasan Hortikultura : hamparan sebaran usaha hortikultura yang disatukan oleh faktor pengikat tertentu, baik faktor alamiah, sosial budaya, maupun faktor infrastruktur fisik buatan 11
1. Pemerintah dan PEMDA menetapkan kawasan hortikultura, hortikultura, dengan memperhat memperhatikan Sumber Daya Hortikultura, Hortikultura, potensi unggulan, unggulan, potensi pasar, pasar, dukungan masyarakat dan kekhususan wilayah 2. Kawasan memperhatikan dan sinkron dengan Rencana Tata Ruang Wilayah 3. Menyediakan prasarana dan sarana , teknologi serta data dan informasi 4. Dilakukan secara terpadu dengan melibatkan masyarakat 12
1.
2. 3.
Serapan anggaran tersendat dikarenakan: mekanisme lelang dan ULP di Sekretariat daerah. Untuk sementara sambil menunggu peraturan yang kompatibel: Minimal 40% dirancang memenuhi syarat Penunjukan Langsung agar dapat dilaksanakan di TW I. Sebar kegiatan di semua unit kerja dan UPTD (BPSBTPH, BPTPH, BBH). Perkuat Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP) Pengembangan Cabai (utamanya rawit merah dalam pot) Pembagian tugas antar direktorat: Dit. Komoditas mengembangkan sentra baru, teknologi ramah lingkungan, perluasan di areal luar pulau jawa, demplot penerapan teknologi. Dit. Benih bekerja di urban farming, GPOP, Jambore varietas, demplot uji varietas baru, informasi tentang benih unggul di eksisting area. Dit. Perlindungan membuat percontohan agensia hayati, 1 unit per kecamatan, Penerapan PHT di eksisting area.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Tidak menambah SATKER, menghindasi Satker In-Aktif, bila ada yag baru akan dititipkan pada Satker Dekon/TP Provinsi Pengembangan kawasan baru di luar pulau Jawa (terutama aneka cabai dan bawang merah) dengan prinsip swasembada disetiap pulau Pada eksisting area fokus pada fasilitasi kegiatan perbenihan, pengendalian OPT dan demplot budidaya ramah lingkungan Pengembangan urban farming, pertanian perkotaan dengan pendekatan GPOP, Gerakan Tanam Cabai dalam Pot, melibatkan KWT dan PKK, Kegiatan dibuat dalam satuan kecil dan dirinci menurut kebutuhan sesuai dengan jenis komoditas dan lokasi. Sekitar 30% dana untuk pengembangan kawasan hortikultura terpadu (aneka Cabai, Bawang dan Jeruk) Melaksanakan kegiatan lebih awal sehingga sesuai musim, kebutuhan petani dan meningkatkan penyerapan anggaran Menerapkan prinsip reward and punishment berdasarkan performan, laporan fisik dan keuangan. Kesesuaian alokasi kegiatan dengan usulan pada e-proposal dan keterpaduan Dukungan dan perhatian Pemda (organisasi, SDM Satker, anggaran dan pembinaan).
TERIMAKASIH
Jan
Feb
March
April
May
June
July
Aug
Sep
“Yes We Can, Together We Can”
Oct
Nov
Dec
Lokasi Kawasan Komoditas Hortikultura Prioritas No Komoditas 1 Jeruk 2 Aneka Cabai 3 Bawang Merah
Ha 3.621 2.390 1.462
Provinsi 21 32 29
Kab./Kota 56 99 64