Nomor : 038/07/63/Th. XVIII, 01 Juli 2014
PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN KEADAAN MARET 2014 Tingkat kemiskinan Provinsi Kalimantan Selatan selama periode September 2013 – Maret 2014 mengalami penurunan yaitu dari 4,76 persen (September 2013) menjadi 4,68 persen (Maret 2014). Selama periode September 2013 – Maret 2014, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan bertambah sebanyak 1.203 orang (dari 61.306 orang pada September 2013 menjadi 62.509 orang pada Maret 2014), sementara di daerah perdesaan berkurang sebanyak 2.626 orang (dari 122.993 orang pada September 2013 menjadi 120.367 orang pada Maret 2014). Persentase penduduk miskin di daerah perkotaan pada September 2013 sebesar 3,75 persen, naik menjadi 3,79 persen pada Maret 2014. Sedangkan persentase penduduk miskin di daerah perdesaan turun, yaitu dari 5,50 persen pada September 2013 menjadi 5,33 persen pada Maret 2014. Peranan komoditi makanan terhadap Garis Kemiskinan masih lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan). Pada Maret 2014, peranan Garis Kemiskinan Makanan (GKM) terhadap Garis Kemiskinan (GK) sebesar 71,71 persen sedangkan pada bulan September 2013, relatif sama yaitu sebesar 71,81 persen. Menurut status kemiskinan, penduduk dibagi menjadi empat kategori yaitu penduduk Sangat Miskin (SM), Miskin (M), Hampir Miskin (HM), dan Rentan Miskin Lainnya (RML) dan Tidak Miskin (TM). Penduduk miskin merupakan gabungan dari penduduk dengan kategori sangat miskin dan miskin. Persentase penduduk sangat miskin di perkotaan lebih banyak dibandingkan di daerah pedesaan. Sebaliknya persentase penduduk miskin di daerah perdesaan lebih banyak dibandingkan di perkotaan. Pada Maret 2014, penduduk sangat miskin di perkotaan 1,44 persen dan di pedesaan 1,05 persen.
Pada periode September 2013 – Maret 2014, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) mengalami kenaikan. Pada Maret 2014, Indeks P1 sebesar 0,629 sedangkan pada September 2013 sebesar 0,606. Kemudian Indeks P 2, pada Maret 2014 sebesar 0,141 sedangkan pada September 2013 sebesar 0,114. 1
1. Perkembangan Tingkat Kemiskinan September 2013 - Maret 2014 Tingkat kemiskinan Provinsi Kalimantan Selatan pada periode September 2013 – Maret 2014 mengalami penurunan sebesar 0,08 persen. Penduduk miskin pada bulan Maret 2014 sebesar 4,68 persen, sedangkan September 2013 sebesar 4,76 persen. Bila diamati secara absolut, penduduk miskin di Kalimantan Selatan berkurang sebanyak 1.423 orang yaitu dari 184.299 orang (September 2013) menjadi 182.876 orang (Maret 2014). Jika dilihat menurut daerah tempat tinggal, selama periode September 2013 – Maret 2014, maka jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan bertambah sebanyak 1.203 orang (1,66 persen), sebaliknya untuk di daerah perdesaan berkurang sebanyak 2.626 orang (2,14 persen). Tabel 1 Jumlah dan Persentase Penduduk Menurut Daerah Tempat Tinggal Miskin di Kalimantan Selatan September 2013 - Maret 2014 Daerah/Periode
Penduduk Miskin (Orang)
Persentase Penduduk Miskin
(1)
(2)
(3)
September 2013
61.306
3,75
Maret 2014
62.509
3,79
September 2013
122.993
5,50
Maret 2014
120.367
5,33
September 2013
184.299
4,76
Maret 2014
182.876
4,68
Perkotaan
Perdesaan
Perkotaan + Perdesaan
2
2. Perubahan Garis Kemiskinan (GK) September 2013 - Maret 2014 Garis Kemiskinan dipergunakan sebagai suatu batas untuk menentukan miskin atau tidaknya seseorang. Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan (Rp/Kapita/Bulan) di bawah Garis Kemiskinan. Tabel 2 Garis Kemiskinan dan Perubahannya Menurut Daerah Tempat Tinggal Di Kalimantan Selatan, September 2013 - Maret 2014 Daerah Tempat Tinggal/Tahun (1)
Garis Kemiskinan (Rp/Kapita/Bulan) Makanan
Bukan Makanan
Total
(2)
(3)
(4)
Perkotaan September 2013
203.237
110.454
313.691
Maret 2014
208.073
113.933
322.006
Perubahan
2,38
3,15
2,65
September 2013
224.759
65.817
290.576
Maret 2014
230.871
67.785
298.656
Perubahan
2,72
2,99
2,78
September 2013
215.678
84.651
300.329
Maret 2014
221.249
87.263
308.512
Perubahan
2,58
3,09
2,72
Perdesaan
Perkotaan + Perdesaan
Selama September 2013 – Maret 2014, garis kemiskinan naik sebesar 2,72 persen, yaitu dari Rp. 300.329,- perkapita perbulan pada September 2013 menjadi Rp.308.512,- perkapita perbulan pada bulan Maret 2014.
Komponen Garis Kemiskinan (GK) yang terdiri dari Garis Kemiskinan
Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM). Tampak bahwa peranan komoditi makanan masih jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan). Pada Maret 2014 peranan GKM terhadap GK sebesar 71,71 persen, dan pada September 2013 sebesar 71,81 persen
3
3. Penduduk Menurut Status Kemiskinan Maret 2014 Menurut status kemiskinan, penduduk dibagi menjadi empat kategori yaitu penduduk Sangat Miskin (SM), Miskin (M), Hampir Miskin (HM), dan Rentan Miskin Lainnya (RML). Penduduk miskin merupakan gabungan dari penduduk dengan kategori sangat miskin dan miskin. Tabel 3 Persentase Penduduk Menurut Status Kemiskinan dan Klasifikasi Daerah Tempat Tinggal Di Kalimantan Selatan, Maret 2014 Status Kemiskinan Daerah Tempat Tinggal
Sangat Miskin
Miskin
Hampir Miskin
Rentan Miskin Lainnya
Tidak Miskin
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Perkotaan
1,44
2,35
4,26
12,32
79,63
Perdesaan
1,05
4,28
9,43
20,32
64,92
Perkotaan + Perdesaan
1,21
3,47
7,25
16,94
71,13
4. Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan Persoalan kemiskinan bukan hanya sekadar berapa jumlah dan persentase penduduk miskin. Dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat kedalaman dan keparahan kemiskinan. Selain upaya memperkecil jumlah penduduk miskin, kebijakan penanggulangan kemiskinan juga terkait dengan bagaimana mengurangi kesenjangan diantara penduduk miskin. Pada periode September 2013 – Maret 2014, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) mengalami kenaikan. Indeks Kedalaman Kemiskinan menaik, dari 0,606 pada September 2013 menjadi 0,629 pada Maret 2014. Demikian pula Indeks Keparahan Kemiskinan menaik, dari 0,114 menjadi 0,141 pada periode yang sama (Tabel 4). Dengan demikian, selama periode September 2013 – Maret 2014 ada kecenderungan kesenjangan antar penduduk miskin semakin melebar untuk daerah perkotaan dan menyempit untuk daerah perdesaan.
4
Tabel 4 Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Menurut Daerah Tempat Tinggal di Kalimantan Selatan, September 2013 - Maret 2014 Tahun/Indikator
Perkotaan
Perdesaan
Perkotaan+Perdesaan
(1)
(2)
(3)
(4)
September 2013
0,472
0,704
0,606
Maret 2014
0,683
0,590
0,629
September 2013
0,096
0,127
0,114
Maret 2014
0,175
0,116
0,141
Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1)
Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)
5. Distribusi Pendapatan Distribusi Pendapatan merupakan suatu gambaran tentang pemerataan maupun ketimpangan pembagian pendapatan yang dihasilkan dari kegiatan ekonomi di suatu wilayah. Besar kecilnya pendapatan yang diterima oleh seseorang biasanya dipengaruhi oleh faktor-faktor ekonomi yang dia miliki. Adanya perbedaan distribusi kepemilikan faktor-faktor ekonomi tersebut tentu saja bisa menyebabkan ketimpangan dalam jumlah pendapatan yang diterima oleh masing-masing individu, karena balas jasa yang diterima dari berbagai faktor ekonomi seperti keahlian, modal dan tanah, serta investasi lainnya juga akan berbeda satu sama lain. Ketimpangan distribusi pendapatan dapat dilihat dari angka Gini Ratio. Semakin tinggi nilai angka Gini Ratio (GR) berarti ketimpangan semakin tinggi. Pengelompokan nilai koefisien Gini dibedakan menjadi 5 kelompok : GR = 0
: Pemerataan Sempurna
0 < GR < 0,3
: Ketimpangan Rendah
0,3 ≤ GR ≤ 0,5
: Ketimpangan Sedang
0,5 < GR < 1
: Ketimpangan Tinggi
GR = 1
: Ketimpangan Sempurna
Pada periode September 2013 – Maret 2014 ketimpangan distribusi pendapatan masih dalam kategori ketimpangan sedang, walaupun terjadi kenaikan. September 2013 angka Gini Ratio 0,3555 sedangkan Maret 2014 sebesar 0,3594.
5
Tabel 5 Gini Ratio Provinsi Kalimantan Selatan Menurut Daerah Tempat Tinggal Provinsi Kalimantan Selatan Periode September 2013 – Maret 2014
6.
Gini Ratio
Perkotaan
Perdesaan
Perkotaan+Perdesaan
(1)
(2)
(3)
(4)
September 2013
0,4023
0,2653
0,3555
Maret 2014
0,3883
0,3017
0,3594
Perubahan
- 0,0140
0,0364
0,0039
Rumah Tangga Penerima Raskin Penanggulangan Kemiskinan adalah kebijakan dan program pemerintah pusat dan daerah yang dilakukan secara sistematis, terencana, dan bersinergi dengan dunia usaha dan masyarakat untuk mengurangi jumlah penduduk miskin dalam rangka meningkatkan derajat kesejahteraan rakyat. Program raskin adalah salah satu upaya pemerintah untuk penanggulangan kemiskinan pada klaster I atau masyarakat kelas bawah. Tujuan program raskin adalah untuk mengurangi pemenuhan sebagian kebutuhan pokok dalam bentuk beras. Jika rumah tangga dibagi dalam dalam 5 kategori yaitu dari rumah tangga yang paling miskin (kuantail 1) sampai dengan yang paling kaya (kuantail 5). Maka yang menikmati beras miskin seharusnya adalah rumah tangga yang berada pada kuantail 1. Pada Tabel 6, dapat dilihat bahwa rumah tangga yang berada pada kuantail 5, masih menikmati pembagian beras miskin (4,32 persen). Tabel 6 Rumah Tangga Penerima Raskin (Penerima Raskin Terhadap Total Rumah Tangga di Masing-Masing Kuantail) Provinsi Kalimantan Selatan Maret 2014 Kategori
Jumlah Rumah Tangga
Jumlah Ruta Penerima Raskin
Persentase
(1)
(2)
(3)
(4)
Kuantail 1
211.778
112.628
53,18
Kuantail 2
230.650
73.285
31,77
Kuantail 3
218.659
56.825
25,99
Kuantail 4
207.172
29.589
14,28
Kuantail 5
221.009
9.545
4,32
Total
1.089.267
281.872
25,88
6
7. Tingkat Kemiskinan Kawasan Regional Kalimantan dan Nasional Penduduk miskin provinsi-provinsi di regional Kalimantan dibandingkan dengan provinsi lainnya di Indonesia termasuk yang paling sedikit. Pada periode Maret 2014, terdapat tiga provinsi di Kalimantan yang masuk kedalam kelompok 10 besar terendah, yaitu Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur. Pada Maret 2014 peringkat kemiskinan di Kalimantan Timur dan Kalimantan Barat membaik. Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur naik satu peringkat masing-masing dari peringkat 14 menjadi peringkat 13 dan peringkat 8 menjadi peringkat 7. Namun demikian, untuk Kalimantan Timur walaupun peringkatnya membaik,
angka kemiskinannya
mengalami sedikit kenaikan dibandingkan dengan keadaan September 2013. Ini menggambarkan bahwa penduduk di Pulau Kalimantan lebih sejahtera dibandingkan penduduk lainnya di Indonesia. Kondisi ini diharapkan terus membaik dari tahun ke tahun. Kekayaan alam di Pulau Kalimantan yang melimpah menjadi modal utama pembangunan di wilayah ini. Provinsi Kalimantan Selatan memiliki persentase penduduk miskin yang paling sedikit untuk regional Kalimantan (4,68 persen),
diikuti oleh Provinsi Kalimantan Tengah (6,03) persen),
Kalimantan Timur (6,42 persen) dan Kalimantan Barat (8,54 persen).
Tabel 5 Persentase Penduduk Miskin Regional Kalimantan dan Nasional Keadaan September 2013 - Maret 2014
Provinsi (1)
Persentase Penduduk Miskin
Peringkat Nasional
September 2013
Maret 2014
September 2013
Maret 2014
(2)
(3)
(4)
(5)
Kalimantan Barat
8,74
8,54
14
13
Kalimantan Tengah
6,23
6,03
6
6
Kalimantan Selatan
4,76
4,68
3
3
Kalimantan Timur
6,38
6,42
8
7
11,46
11,25
-
-
Nasional
7