PNPM MANDIRI PERKOTAAN
Edisi Ke-4, Oktober 2011
Pengembangan Kawasan yang Berpihak pada Orang Miskin
PENGANTAR
Pengembangan Kawasan yang Berpihak Pada Orang miskin dilakukan pemerintah daerah Melalui pelaksanaan kegiatan PLPBK-PNPM Perkotaan. Dengan kegiatan ini Pemerintah Daerah dan masyarakat didorong untuk lebih kreatif, inovatif dan mandiri serta mampu menjalin kerjasama dan sinergis dengan semua pihak. Beberapa kabupaten kota dan masyarakat di beberapa daerah sudah melakukan praktekpraktek baik dalam pelaksanaan kegiatan PLPBK-PNPM Mandiri Perkotaan ini. Secara lengkap bisa dibaca pada artkel –artikel ; Ruang Terbuka Hijau bagi Warga Miskin, Dari Kesenian Lokal Hingga Lomba Kreatif Untuk memperjelas proses perkembangan kegiatan lapangan, pada buletin edisi “PLPBK”ini juga dilengkapi dengan Capaian Pelaksanaan PLPBK-PNPM Mandiri Perkotaan Tahun 2008 – 2011, serta diperkuat dengan komentarkomentar menarik dari pelaku dan pemerhati yang ditampilkan dalam rubrik “mereka Bicara”. (redaksi)
S
elama 3 tahun terakhir, Ditjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum telah menggulirkan program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK-PNPM Mandiri Perkotaan), yang terintegrasi dengan pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan . Di mana lokasi yang terpilih merupakan lokasi dampingan di PNPM Mandiri Perkotaan yang sudah lolos seleksi. Melalui Kegiatan PLPBK, Ditjen Cipta Karya PU berupaya meningkatkan kualitas lingkungan permukiman agar menjadi layak huni, produktif, serta mampu menciptakan suasana yang harmonis (living in harmony). Sejalan dengan hal tersebut, sejak 2008 lalu Ditjen Cipta Karya mulai menjalankan Kegiatan PLPBK-PNPM Perkotaan. Tujuan utama kegiatan ini adalah mendorong keterlibatan masyarakat dalam pembangunan serta menggalang kemitraan antara Pemda, swasta, dan masyarakat dalam menata lingkungan di wilayahnya. Saat ini, Kegiatan penataan lingkungan berbasis komunitas telah dilaksanakan di 18 provinsi yang tersebar di 64 kabupaten/ kota dengan lokasi dampingan mencapai 276 kelurahan. Untuk tahun 2012, pemerintah telah menyediakan dana block grant Rp. 1 Miliar untuk
Diterbitkan oleh: Tim Komunikasi Massa PNPM Mandiri Perkotaan, Konsultan Manajemen Pusat, Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum
237 kelurahan yang belum pernah menerima Kegiatan PLPBK-PNPM Perkotaan. Dana tersebut bisa di akses oleh BKM/kelurahan, dengan dilakukan seleksi terlebih dahulu. Bagi Kota/Kabupaten terpilih, diharapkan kesediaannya untuk mengalokasikan kemitraan dalam bentuk program -program yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat atau dalam bentuk dana cash (tunai). PLPBK-PNPM Perkotaan pada hakekatnya dimaksudkan sebagai upaya mendorong terwujudnya masyarakat yang hidup secara harmonis dalam lingkungan yang aman, tertib, sehat, produktif, berjati diri dan lestari (sustainable). Fokus utamanya pada penguatan dan pengembangan modal sosial melalui pengokohan nilai-nilai universal dan kearifan lokal (community attitude), penguatan pelayanan masyarakat di bidang ekonomi, lingkungan dan sosial (community services Management), serta dengan membuka ruang
2 | PNPM Mandiri - Perkotaan
kreativitas dan inovasi di masyarakat untuk menciptakan sumberdaya pembangunan permukiman mereka (Community Entrepreneurship). Melalui pelaksanaan PLPBK-PNPM Perkotaan, Pemerintah Daerah dan masyarakat didorong untuk lebih kreatif, inovatif dan mandiri serta mampu menjalin kerjasama dan sinergis dengan semua pihak, baik dengan sektor swasta maupun kelompok peduli. Kapasitas pemda dan masyarakat yang mampu menjalin kemitraan sinergis dalam penataan lingkungan permukiman itulah yang diharapkan benarbenar mampu mewujudkan kualitas lingkungan permukiman yang layak huni, aman, tertib, sehat, produktif, berjati diri dan lestari di wilayahnya (living harmony), yang pada hakekatnya adalah cita-cita tentang tatanan peradaban masyarakat di masa depan. (iroh & wildan)
Capaian Pelaksanaan PLPBK-PNPM Mandiri Perkotaan Tahun 2008 - 2011 PLPBK mulai diluncurkan sebagai pilot project pada tahun 2008. Lokasi yang terpilih sebagai pilot project tersebar di 8 provinsi 15 kabupaten/kota, 17 kecamatan dan 18 kelurahan. Total BLM yang diluncurkan sebesar 18 Milyar. Secara rinci dapat terlihat pada tabel di bawah ini: NO
Provinsi
Kota/Kab
1 2
Nusa Tenggara Barat D I Yogyakarta Jawa Timur
5
Jawa Tengah
6
Jawa Barat
8
Sulawesi Tenggara
3 4
Kalimantan Selatan
7
Sulawesi Selatan
TOTAL
8
Lombok Barat Sleman Pasuruan
KabTabalong Wonogiri Kota Pekalongan Kebumen Kendal Semarang Magelang Kota Bogor Kota Bandung Bone Sidenrang Rappang Kota Kendari 15
Kecamatan
Kelurahan
Dana Bantuan Langsung Masyarakat/ BLM (Rp)
1 1
1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1.000.000.000 2.000.000.000 2.000.000.000 1.000.000.000 1.000.000.000 1.000.000.000 1.000.000.000 1.000.000.000 1.000.000.000 1.000.000.000 1.000.000.000 1.000.000.000 1.000.000.000
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 17
1 1 1 18
1.000.000.000 1.000.000.000 1.000.000.000 18.000.000.000
Pada tahun 2010 lokasi PLPBK-PNPM Mandiri Perkotaan mulai diperluas di 17 Provinsi, 68 kabupaten/kota dan 258 kelurahan. Total dana BLM yang diluncurkan sebesar 258 Milyar. Secara rinci bisa terlihat pada tabel berikut: NO
Provinsi
Jumlah Kabupaten
1 2 3
N.A.D.
1
11 12
Banten Jawa Barat Jawa Tengah DI. Yogyakarta Jawa Timur Kalimantan Selatan Kalimantan Timur NTB Sulawesi Barat Sulawesi Selatan Sulawesi Tengah Sulawesi Utara Gorontalo
1 5 18 5 11 3
TOTAL
68
4 5 6 7 8 9 10 13 14 15 16 17
Bangka Belitung Sumatera Barat Sumatera Utara
1 2 1
1 6 1 9 1 1 1
Jumlah Kelurahan
Bantuan Langsung Masyarakat /BLM (Rp)
2 1 4 2 1 7 151 10 21 4 1 14 2 30 3 2 3
2.000.000.000 1.000.000.000 4.000.000.000 2.000.000.000 1.000.000.000 7.000.000.000 151.000.000.000 10.000.000.000 21.000.000.000 4.000.000.000 1.000.000.000 14.000.000.000 2.000.000.000 30.000.000.000 3.000.000.000 2.000.000.000 3.000.000.000
258
Progres capaian penyerapan BLM PLPBK-PNPM Mandiri Perkotaan untuk lokasi pilot dapat dilihat pada grafik di bawah ini: Grafik Capaian Penyerapan BLM Lokasi Pilot 2008 PLPBK-PNPM Mandiri Perkotaan
Capaian penyerapan dana BLM PLPBK-PNPM Mandiri Perkotaan sampai dengan september 2011 untuk lokasi 2009-2010 dapat dilihat pada grafik di bawah ini: Grafik Capaian Penyerapan BLM Lokasi 2009-2010 PLPBK-PNPM Mandiri Perkotaan
(Tries; Sumber SIM PLPBK 2011)
258.000.000.000
PNPM Mandiri - Perkotaan | 3
Ruang Terbuka Hijau Bagi Warga Miskin
S
udah menjadi permasalahan umum di wilayah perkotaan yang padat penduduk, kurangnya ruang terbuka sebagai sarana masyarakat berkumpul dan melakukan aktifitas bersama. Demikian pula yang dialami oleh masyarakat Kelurahan Kebon Dalem, Kabupaten Kendal, Provinsi Jawa Tengah.
dan menumpahkan kotak-kotak sampah rumah tangga di areal kosong bantaran saluran irigasi, selain juga bangunan liar di daerah larangan karena masuk wilayah sempadan sungai pun semakin melengkapi kekumuhan dan berpengaruh besar pada wajah pemukiman penduduk Kelurahan Kebondalem.
Kebutuhan ruang publik menjadi prioritas perencanaan PLPBK Kelurahan Kebon Dalem, dimana anak dan remaja membutuhkan fasilitas bermain dan mengembangkan potensi, demikian pula warga dewasa membutuhkan sarana tempat melakukan musyawarah untuk membahas permasalahan bersama. Saat uji publik di tingkat Kabupaten, Dewan Kesenian Kabupaten Kendal yang selama ini mengorganisir Komunitas Kantung-kantung Budaya juga mempunyai kebutuhan serupa.
Selanjutnya warga Kebon Dalem sepakat untuk membagun RTH (Ruang Terbuka Hijau) Kalireyeng dengan dukungan penuh dari pemerintah daerah. TIPP (tim Inti Perencanaan Partisipatif) yang terdiri dari berbagai dinas pemerintah kabupaten Kendal dan Tim fasilitator PLPBK memulai proses perencanaan pembangunan RTH Kalireyeng.
Kelurahan Kebon Dalem memiliki permasalahan lingkungan “kumuh” di wilayah yang semula adalah saluran irigasi Trompo-Kanan, lebih populer dengan sebutan Kalireyeng, tempat dimana penduduk sekitar melepas hajat Buang Air Besar (BAB)
B. RTH YANG MEMBANGGAKAN Saat ini di lokasi saluran irigasi Trompo-Kanan ini telah terbangun RTH Kab. Kendal sepanjang 365 m akan dilanjutkan sepanjang sekitar 750 meter. Perencanaan detail memperluas Mock up hampir menjadi dua kali lipatnya telah selesai dan proyek pelaksanaannya senilai 1 miliar rupiah akan di realisasikan di Tahun 2012. Proyek lanjutan ini akan menyatukan area Stadion yang menjadi land mark Kabupaten Kendal dengan RTH Kalireyeng. Mestinya harapan masyarakat akan tumbuhnya pusat ekonomi baru di Kebondalem tinggal menunggu waktu. RTH Kalireyeng saat ini telah memiliki panggung rakyat, los PKL, Panti pemuda dan bangunan bambu yang dimanfaatkan untuk POLINDES dan di lantai 2 untuk perpustakaan yang mulai berdenyut oleh aktifitas warga. Taman masyarakat, lintasan jogging sepanjang saluran irigasi yang semula dijuluki tempat “jin buang anak” ini telah bermetamorfosa menjadi arena warga untuk mengembangkan potensinya. Hot Spot internet gratis yang disediakan Pemda turut menjadi “gula” sehingga mampu mengundang para pelajar dan penikmat internet, aktifitas tiap sore
4 | PNPM Mandiri - Perkotaan
ini merupakan buah dari keberhasilan masyarakat memanfaatkan PLPBK sebagai sarana belajar menangani permasalahan dan mengolah potensinya. Satu dua pedagang makanan-minuman dan mainan anak dari masyarakat setempat pun mulai tumbuh dengan sendirinya, dan akan lebih banyak lagi pada saat ada even-even keramaian yang mulai sering diadakan, misalnya pentas barongsai yang bertepatan dengan Hari Jadi Kabupaten Kendal beberapa waktu lalu. Bupati Kendal yang dikenal energik, getol membanggakan RTH Kalireyeng, salah satunya saat menjamu 8 Bupati/Walikota dari berbagai daerah yang tengah orientasi lapangan dalam rangka kursus di Lemhamnas, RTH Kalireyeng menjadi tempat mereka belajar tentang pemberdayaan masyarakat dan penataan pemukiman di sepanjang sungai. RTH Kalireyeng, saat ini juga tengah mewakili mewakili lomba pemeliharaan Saluran Irigasi yang diselenggarakan PSDA Propinsi Jawa Tengah mewakili Kabupaten Kendal, salin rupa itu ternyata telah menumbuhkan kebanggaan (alfita : diadaptasi dari best Practice PNPM Mandiri Perkotaan, sudah ditayangkan di web. www.pnpmperkotaan.org )
Potret “kumuh” di sekitar saluran irigasi Trompo-Kanan, yang lebih populer dengan sebutan Kalireyeng, dimanfaatkan penduduk sekitar untuk melepas hajat Buang Air Besar (BAB), membuang kotak-kotak sampah rumah tangga , dan mendirikan bangunan liar meski wilayah sempadan sungai adalah kawasan terlarang
Ruang Terbuka Hijau Kalireyeng sesudah direnovasi, sering digunakan sebagai lokasi penyelenggaraan event-event Desa Kebondalem, dan musyawarah desa juga dipakai sebagai perpustakaan, panggung rakyat dan ruang publik yang dilengkapi wifi. Selain mengundang anak-anak muda, para pedagang sektor informalpun mulai mendapatkan lokasi pemasaran PNPM Mandiri - Perkotaan | 5
Peluncuran PLPBK
Beragam cara dilakukan untuk mendekatkan PLPBK baik kepada masyarakat maupun Pemda setempat. Media yang dipilihpun menjadi beragam. Ada yang memanfaatkan kesenian lokal hingga menggali kreativitas individual.
Dari Kesenian Lokal Hingga Lomba Kreatif
J
uli 2011 lalu, sebagian warga Kelurahan Sonorejo Kabupaten Sukoharjo Jateng tengah sibuk. Mereka sedang punya gawe besar. Ini bermula dari keinginan warga Sonorejo untuk mendatangkan Bupati Sukoharjo dalam acara pameran program Penataan Lingkungan Berbasis Komunitas (PLPBK). Kehadiran sang bupati ini menjadi bagian penting agar Pemda setempat mendukung penuh pelaksanaan PLPBK di sana. “Demi merawuhkan orang besar direwangi mbrangkang,” seloroh sejumlah warga Sonorejo. Ungkapan Bahasa Jawa itu berarti, demi menghadirkan orang besar, kami pun rela jalan merangkak. Kerja keras warga Sonorejo untuk menggelar pameran PLPBK ini dimotori Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Sumber Makmur. Untuk mengundang perhatian warga dan meramaikan suasana, para pegiat seni di desa ini juga dilibatkan. Pameran PLPBK yang digelar pada 8-10 Juli 2011 ini sengaja dikemas dengan rangkaian pentas seni. Ada seni rakyat permainan lesung, jathilan hingga Sendratari Ramayana. Pementasan sendratari ini menjadi daya tarik tersendiri serta mampu memukau
6 | PNPM Mandiri - Perkotaan
sejumlah tamu yang diundang mulai dari camat hingga bupati Sukorharjo. “Keberadaan pentas seni dalam pameran PLPBK ini juga sejalan dengan visi Sonorejo untuk mewujudkan Sonorejo yang maju sebagai desa wisata berbasis seni budaya, pertanian dan industri kecil menegah yang berwawasan lingkungan menuju masyarakat madani. Diharapkan juga melalui penyusunan rencana penataan lingkungan permukiman ini pembangunan Sonorejo ke depan akan menjadi terarah dan terkendali,” tegas Tenaga Ahli Perencanaan Partisipatif (TAPP) Diah. Apa yang dinyatakan Diah kiranya bisa menjelaskan bahwa kesenian lokal bisa menjadi saluran yang ampuh untuk menyampaikan pesan-pesan pembangunan kepada masyarakat. Terbukti, banyak warga yang hadir ke lokasi pameran dan mengenal lebih dekat program PLPBK yang akan dilaksanakan di Sonorejo. Hal terpenting dari kegiatan pameran PLPBK ini adalah dukungan Pemda Sukoharjo. Dalam sambutannya, bupati Sukoharjo Wardoyo Wijaya meminta agar dinasdinas terkait di Kabupaten Sukoharjo turut mendukung program -program PLPBK dan dapat bermitra dan
bersinergi dengan pembangunan di wilayah Sukoharjo. Usai memberikan sambutan, bupati Sukoharjo dan tamu lainnya berkunjung ke stan–stan pameran kerajinan. Di sana para tamu bisa menyaksikan demo pembuatan paving, tatah sungging (demo membuat wayang kulit) dan lain–lain. Sonorejo sendiri juga memiliki kerajinan khas mulai dari kaligrafi, wayang kulit, meja catur, kerajinan kulit dan lain–lain. Sementara itu, kegiatan fisik yang pertama kali akan dilaksanakan di Sonorejo adalah pembuatan jalan paving. Terkait itu sudah dilaksanakan penguatan kapasitas dengan diadakannya pelatihan pembuatan paving kepada KSM yang bekerjasama dengan Akademi Teknik Warga (ATW) Surakarta. Pembukaan pameran PLPBK juga diisi dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Bank Jateng dengan ISI Surakarta dan ATW. Pameran PLPBK di Sonorejo ini digelar selama 3 hari. Pada hari kedua, di lokasi pameran digelar pentas seni krativitas anak muda setempat yang dimeriahkan oleh seluruh grup band musik di Sonorejo, C-PLUS hingga qasidahan. Malam harinya acara pameran diisi dengan pengumuman lomba dan penyerahan piala BKM Award atau lomba Kesekretariatan BKM yang diikuti oleh BKM se-kecamatan Sukoharj. Sebagai puncak acara puncak dihadirkan pagelaran wayang kulit pakeliran ringkas dengan 4 dalang. Acara pameran diakhiri dengan kegiatan sepeda santai mengelilingi wilayah Sonorejo. Kegiatan ini bertujuan agar masyarakat lebih mengenal dan mencintai desanya yang dimeriahkan. Untuk memeriahkan suasana warga dihibur dengan doorprize dan wisata kuliner setempat.
Beda Daerah Beda Cara Berbeda dengan Sonorejo, kegiatan untuk mengenalkan PLPBK di desa Teumpok Teungoh Lhokseumawe NAD justru dimulai dari ide sederhana. Di sana, anak-anak diajak memimpikan masa depan desanya 5-15 tahun mendatang. Mimpi anak-anal ini tidak muluk-muluk. Mereka berharap bisa mewarisi desa yang hijau, tertata, menunjang kemajuan pendidikan, mempermudah layanan kesehatan, serta mampu membuat masyarakatnya leluasa mengakses sumberdaya yang terawat secara ekologis. Semua mimpi anak-anak ini terlihat pada lukisan yang mereka hasilkan saat mengikuti lomba melukis yang digelar khusus pada saat peluncuran PLPBK di desa tersebut. Dalam perlombaan itu, anak-anak diminta melukis Gampong idaman Teumpok Teungoh. Kegiatan ini bertujuan untuk menggali potensi anak-anak dalam menggambarkan visi dan misi yang mereka inginkan. Pemenang lomba ini adalah mereka yang mampu menggambarkan visi misi yang cocok dengan kebutuhan masyarakat di masa mendatang. Pelibatan anak-anak maupun pelajar dalam proses kreatif ini juga dilakukan di sejumlah daerah lain seperti Polewali Mandar Sulbar dan Kelurahan Podhosugih Pekalongan Jateng. Melalui kegiatan semacam ini, tidak hanya orang tua yang tergerak untuk memahami PLPBK. Namun anak-anak juga mulai dilibatkan untuk memberikan pemahaman dini tentang arti penting pembangunan permukiman untuk meningkatkan kualitas hidup. (tomy & wildan)
PNPM Mandiri - Perkotaan | 7
a r a c i B ereka
M
“Kegiatan Penataan Lingkungan Berbasis Komunitas diharapkan dapat memuat arahan Rencana Tata Bangun dan Lingkungan (RTBL) dan program-program pembangunan lingkungan permukiman yang komperhensif, terpadu dan berkelanjutan dengan mengedepankan prinsip-prinsip perencanaan partisipatif dan pendekatan TRIDAYA (Yaitu keterpaduan antara pembangunan sosial, ekonomi dan lingkungan) yang merupakan aktualisasi dari prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan (sustainble development) sebagai upaya untuk meningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM)”. (Budi Yuwono, Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum) PLPBK; kegiatan yang memiliki keinginan untuk membuat komunitas sebagai subjek pembangunan, kegiatan ini adalah langkah maju untuk meng ”engineer” masyarakat. Mengingat selama ini kepranataan pembangunan belum berpihak pada warga miskin. Dibutuhkan Fleksibilitas /keluwesan untuk bagaimana Kegiatan ini membuka ruang yang besar bagi kreeatifitas masyarakat, karena setiap wilayah memiliki ciri khas masing-masing. (Sutan, Arsitektur SAPPK, ITB)
PLPBK Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas merupakan sebuah “MIMPI” (=cita-cita) tentang Lingkungan yang bersih, sehat, indah,dan tertata yang dapat berdaya guna bagi peningkatan ekonomi masyarakat, serta hubungan sosial yang lebih harmonis. Cita-cita tersebut tertuang dalam Perencanaan yang Komprehensif secara partisipatif yang melibatkan seluruh komponen masyarakat serta Pemda. Hasil dari perencanaan PLPBK diharapkan dapat mendukung akselerasi perwujudan visi-misi pemerintah kabupaten Boyolali 2010-2015 yaitu mewujudkan Kabupaten Boyolali yang Lebih Sejahtera, berdaya saing dan pro investasi “Membangun masyarakat boyolali yang lebih sejahtera,berdaya saing dan pro investasi melalui PNPM Mandiri Perkotaan” (Drs. Seno Samodro, Bupati Boyolali )
“Program PLPBK membantu masyarakat menggali potensi di wilayahnya sehingga masyarakat mampu mengembangkan potensinya. Dengan program ini masyarakat Desa margokaton dapat merumuskan prioritas kegiatan pengembangan masyarakat menjadi enam program yaitu pertanian organik, peternakan, perikanan, home industri, pengolahan sampah dan pemanfaatan lahan kosong. Program PLPBK membantu masyarakat meraih cita-cita dengan lebih terarah dan mandiri, karena PLPBK didasarkan pada pengembangan kemampuan dan masyarakat itu sendiri.” (Drs. Mugito, M.Pd, Koordinator BKM Margokaton)
SUSUNAN REDAKSI Penanggung Jawab: PMU P2KP Kementerian PU | Pengarah: Satker P2KP | Pemimpin Redaksi: Mita Dwi Aprini | Wakil Pemimpin Redaksi: Usman Hermanto | Redaktur Pelaksana: Iroh Rohayati Fatah | Editor: Alfita Moeljadi, Nina F | Penulis: Wildan Hakim, Tommy Rizqy, Tristiani Susanti | Data & Informasi: Edwan, Soetadi, Damar | Desainer Grafis: Ario Broto, Ferry Mustikajaya, N. Herbowo | Kontributor: OC Provinsi : Jawa Tengah, Aceh, Sulawesi Barat 8 | PNPM Mandiri - Perkotaan